Post on 28-Nov-2015
KATA PENGANTAR
Syukur Alhamdulillah penulis panjatkan kehadirat Allah SWT. yang telah
melimpahkan rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan
makalah ini tepat pada waktunya. Penulisan makalah ini merupakan salah satu
tugas untuk menyelesaikan tugas mata kuliah Mobile Telecommunications di
Fakultas Teknik Jurusan Teknik Informatika Universitas Malikussaleh,
Lhokseumawe. Adapun yang di bahas dalam makalah ini adalah mengenai “
Teknologi 4G : Wimax & LTE ”.
Pada kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih terutama
kepada dosen pembimbing, yaitu Bapak Muhammad Daud Nurdin dan juga
kepada semua pihak yang telah membantu.
Dalam penyusunan makalah ini, penulis merasa masih banyak kekurangan
dan kesalahan baik pada teknis penulisan maupun materi, mengingat akan
kemampuan yang dimiliki penulis. Untuk itu kritik dan saran yang membangun
dari semua pihak sangat penulis harapkan demi perbaikan makalah-makalah lain
ke depannya. Semoga makalah ini bermanfaat dan dapat menambah pengetahuan
bagi kita semua.
Lhoksemawe, 2 Desember 2013
Penulis,
Kelompok IV
1
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... 1
DAFTAR ISI .............................................................................................. 2
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 4
1.1 Latar Belakang ............................................................................. 4
1.2 Sejarah 4G ................................................................................... 5
1.3 Sejarah WiMAX .......................................................................... 6
1.4 Sejarah LTE ................................................................................. 6
1.5 Pengertian 4G ..............................................................................7
1.5 1 Pengertian LTE ....................................................................8
1.5.2 Pengertian WiMax................................................................8
BAB II PEMBAHASAN ..........................................................................9
2.1 Arsitektur dan Prinsip Kerja......................................................... 9
2.1.1 Arsitektur Jaringan LTE ...................................................... 9
2.1.2 Arsitektur Mobile WiMAX ................................................. 14
2.2 Prinsip Kerja WiMAX ................................................................. 16
2.3 Prinsip Kerja Sistem 4G LTE ...................................................... 17
2.4Teknologi WiMAX ....................................................................... 19
2.5 Teknologi LTE............................................................................. 22
2
BAB III Aplikasi dan Layanan ................................................................ 24
3.1 Layanan WiMAX ........................................................................ 24
3.2 Layanan LTE ............................................................................... 24
3.3 Aplikasi Penerapan Teknologi WiMax........................................25
3.4 Aplikasi Penerapan Teknologi LTE ............................................27
BAB IV PENUTUP ...................................................................................29
4.1 Kesimpulan ..................................................................................29
DAFTAR PUSTAKA ................................................................................ 30
3
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Perangkat teknologi komunikasi mobile yang sedang tren saat ini adalah
teknologi 3G. namun kita perlu untuk mengetahui, bahwa teknologi ini sebentar
lagi harus berkompetisi dengan teknologi 4G.
Salah satu ciri khas teknologi 4G ini adalah seluruh jaringan sudah
akanberbasis IP. Teknologi yang dipakai adalah teknologi internet telepon
menggunakan Session Initiation Protocol (SIP). Teknologi SIP ini dikembangkan
oleh Internet Engineering Task Force (IETF). SIPmenjadi standar yang ‘open’
sehingga semua SDM di seluruh dunia dapat mengambil‘source code’, dan
mengimplementasikannya secara langsung secara gratis. Contoh yang nyata dari
implementasi sentral telepon 4G ini adalah VoIP Rakyat. Bila teknologi ini telah
diimplementasikan, maka bukan ponsel-ponsel berbasisGSM dengan fitur 3G
yang akan populer. Namun penggunaan laptop-laptop yangtelah dilengkapi wi-fi
dan softphone (skype, x-lite, dan sjphone) akan lebihoptimal. Bagi pengguna PDA
yang sudah dilengkapi wi-fi, PDA dapat digunakansebagai Pre-4G phone.
Softphone yang bisa digunakan untuk PDA jenis ini adalahsjphone untuk PPC.
IPAQ versi 69 sudah dapat digunakan untuk keperluan pre-4Gini.
Perangkat-perangkat mobile lain yang mendukung Push-To-Talk dan SIP
dapat juga digunakan untuk keperluan berkomunikasi dengan teknologi Pre-4G
ini. Selain berbasis IP, teknologi 4G ini memiliki ciri khas bahwa ponsel ini
masihakan berfungsi dengan baik bila penggunannya berkomunikasi dengan
menggunakanpiranti 4G di dalam kendaraan dengan kecepatan 150 Km/jam
dengan kecepatantransfer mencapai 54 Mbps.
4
1.2 Sejarah 4G
4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama resmi dari
teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics Engineers)
adalah "3G and beyond". Sebelum 4G, High-Speed Downlink Packet Access
(HSDPA) yang kadangkala disebut sebagai teknologi 3,5G telah dikembangkan
oleh WCDMA sama seperti EV-DO mengembangkan CDMA2000. HSDPA
adalah sebuah protokol telepon genggam yang memberikan jalur evolusi untuk
jaringan Universal Mobile Telecommunications System (UMTS) yang akan dapat
memberikan kapasitas data yang lebih besar (sampai 14,4 Mbit/detik arah turun).
Teknologi 4G ditemukan oleh Prof. Khoirul Anwar sekaligus pemilik paten
teknologi 4G.
Perkembangan teknologi nirkabel dapat dirangkum sebagai berikut:
a. Generasi pertama: hampir seluruh sistem pada generasi ini merupakan
sistem analog dengan kecepatan rendah (low-speed) dan suara sebagai
objek utama. Contoh: NMT (Nordic Mobile Telephone) dan AMPS
(Analog Mobile Phone System).
b. Generasi kedua: dijadikan standar komersial dengan format digital,
kecepatan rendah - menengah. Contoh: GSM dan CDMA2000 1xRTT.
c. Generasi ketiga: digital, mampu mentransfer data dengan kecepatan tinggi
(high-speed) dan aplikasi multimedia, untuk pita lebar (broadband).
Contoh: W-CDMA (atau dikenal juga dengan UMTS) dan CDMA2000
1xEV-DO.
5
1.3 Sejarah WIMAX
Perkembangan teknologi wireless saat ini sangat memiliki perkembangan.
WiMax saat ini umum diterima dan secara luas digunakan adalah standar yang
dikeluarkan oleh Institute of Electrical and Electronics Engineering (IEEE),
seperti standar 802.15 untuk Personal Area Network (PAN), 802.11 untuk
jaringan Wireless Fidelity (WiFi), dan 802.16 untuk jaringan Worldwide
Interoperability for Microwave Access (WiMAX).
Pada jaringan selular juga telah dikembangkan teknologi yang dapat
mengalirkan data yang overlay dengan jaringan suara seperti GPRS, EDGE,
WCDMA, dan HSDPA. Masing-masing evolusi pada umumnya mengarah pada
kemampuan menyediakan berbagai layanan baru atau mengarah pada layanan
yang mampu menyalurkan voice, video dan data secara bersamaan (triple play).
Sehingga strategi pengembangan layanan broadband wireless dibedakan menjadi
Mobile Network Operator (MNO) dan Broadband Provider (BP).
1.4 Sejarah LTE
LTE pertama kali diluncurkan oleh TeliaSonera di Oslo dan Srockholm
pada 14 Desember 2009. LTE adalah teknologi yang didaulat akan menggantikan
UMTS/HSDPA. LTE diperkirakan akan menjadi standarisasi telepon selular
secara global yang pertama.
Walaupun dipasarkan sebagai teknologi 4G, LTE yang dipasarkan
sekarang belum dapat disebut sebagai teknologi 4G sepenuhnya. LTE yang di
tetapkan 3GPP pada release 8 dan 9 belum memenuhi standarisasi organisasi ITU-
R. Teknologi LTE Advanced yang dipastikan akan memenuhi persyaratan untuk
disebut sebagai teknologi 4G.
LTE sudah mulai dikembangkan oleh 3GPP sejak tahun 2004. Faktor-
faktor yang menyebabkan 3GPP mengembangakan teknologi LTE antara lain
adalah permintaan dari para pengguna untuk peningkatan kecepatan akses data
dan kualitas servis serta memastikan berlanjutnya daya saing sistem 3G pada masa
depan.
6
3GPP LTE mewakili kemajuan besar didalam teknologi selular. LTE di
rancang untuk memenuhi kebutuhan operator akan akses data dan media angkut
yang berkecepatan tinggi serta menyokong kapasitas teknologi suara untuk
beberapa dekade mendatang. LTE meliputi data berkecepatan tinggi, multimedia
unicast dan servis penyiaraan multimedia. Selain itu LTE diperkirakan dapat
membawa komunikas pada tahap yang lebih tinggi, tidak hanya menghubungkan
manusia saja tetapi dapat juga menyambungkan mesin.
1.5 Pengertian 4G
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada pengembangan
teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G. Nama
resmi dari teknologi 4G ini menurut IEEE (Institute of Electrical and Electronics
Engineers) adalah "10G and beyond".
Belum ada definisi formal untuk 4G. Bagaimanapun, terdapat beberapa
pendapat yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP
terintegrasi penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat
dikonversikan dan mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik
baik dalam maupun luar ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G
akan menawarkan segala jenis layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap
handset 4G akan langsung mempunyai nomor IP v6 dilengkapi dengan
kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang berbasis Session Initiation
Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM, TDMA, EDGE, CDMA
2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan mudah dengan
radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4GHz &
5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang
sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
7
1.5.1 Pengertian LTE
Long Term Evolution atau yang biasa disingkat LTE adalah sebuah
standar komunikasi akses data nirkabel tingkat tinggi yang berbasis pada
jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSPA. Jaringan antarmuka-nya tidak
cocok dengan jaringan 2G dan 3G, sehingga harus dioperasikan melalui
spektrum nirkabel yang terpisah. Teknologi ini mampu download sampai
dengan tingkat 300mbps dan upload 75mbps. Layanan LTE pertama kali
dibuka oleh perusahaan TeliaSonera di Stockholm dan Oslo pada tanggal 14
desember 2009.
3GPP Long Term Evolution, atau lebih dikenal dengan sebutan LTE
dan dipasarkan dengan nama 4G LTE adalah sebuah standard komunikasi
nirkabel berbasis jaringan GSM/EDGE dan UMTS/HSDPA untuk aksess
data kecepatan tinggi menggunakan telepon seluler mau pun perangkat
mobile lainnya.
1.5.2 Pengertian WIMAX
WiMAX adalah singkatan dari Worldwide Interoperability for
Microwave Access, merupakan teknologi akses nirkabel pita lebar
(broadband wireless access atau disingkat BWA) yang memiliki kecepatan
akses yang tinggi dengan jangkauan yang luas. WiMAX merupakan evolusi
dari teknologi BWA sebelumnya dengan fitur-fitur yang lebih menarik.
Disamping kecepatan data yang tinggi mampu diberikan, WiMAX juga
merupakan teknologi dengan open standar. Dalam arti komunikasi perangkat
WiMAX di antara beberapa vendor yang berbeda tetap dapat dilakukan
(tidak proprietary). Dengan kecepatan data yang besar (sampai 70 MBps),
WiMAX dapat diaplikasikan untuk koneksi broadband ‘last mile’, ataupun
backhaul.
8
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Arsitektur dan Prinsip Kerja
2.1.1 Arsitektur Jaringan LTE
Gambar 1 mendeskripsikan arsitektur jaringan LTE, dimana terdapat
empat level utama yaitu :User Equipment (UE), Evolved UTRAN(E-
UTRAN), Evolved Packet Core Network (EPC), dan Service domain.Level
arsitektur yang penting adalah fungsinya ekivalen untuk system 3GPP yang
sudah ada.
Gambar 1 Arsitektur Jaringan LTE
Pengembangan arsitektur yang baru ini dibatasi antara Radio Acces
dan Core Network, yaitu E-UTRAN dan EPC.UE dan Service domain
merupakan arsitektur pelengkap, tetapi evolusi fungsinya juga dilanjutkan
pada area tersebut.
UE, E-UTRAN dan EPC koneksi layernya menggunakan Internet
Protokol (IP).Bagian dari sistem ini disebut juga Evolved Packet System
9
(EPS).Fungsi utama layer ini adalah menyediakan koneksi berbasis IP dan
bertujuan pada pengoptimalan yang tinggi. Semua layanan akan ditawarkan
berdasarkan IP, node circuit switch dan interface yang terdapat pada arsitektur
3GPP tidak terdapat pada E-UTRAN dan EPC. Teknologi IP yang paling
dominan adalah transport, dimana segala sesuatu didesain oleh operator
berdasarkan IP transport.
IP Multimedia Sub-System (IMS) merupakan contoh yang bagus dari
kelengkapan layanan yang dapat digunakan pada layer service koneksi untuk
menyediakan layanan yang berbasis IP untuk melakukan koneksi dengan layer
yang ada dibawahnya. Contohnya, untuk mendukung layanan suara, IMS
meneyediakan Voice over IP (VoIP) dan interkoneksi pada jaringan circuit
switch PSTN dan ISDN yang dikontrol melalui Media Gateway.
Pengembangan E-UTRAN dikonsentrasikan hanya pada sebuah
node,evolved Node B (eNodeB). Semua fungsi radio terdapat pada eNodeB,
contohnya eNodeB adalah titik terakhir yang menghubungkan semua protocol
radio.Sebagai sebuah jaringan, E-UTRAN merupakan konfigurasi Mesh yang
sederhana, dimana antar eNodeB dihubungkan oleh interface X2.
Salah satu arsitektur utama yang berubah pada area core network adalah
EPC tidak terdapat circuit switch, dan tidak ada hubungan langsung pada
jaringan circuit switch tradisional seperti ISDN atau PSTN yang diperlukan
pada layer ini. Fungsi EPC ekivalen dengan domain packet switch seperti yang
terdapat pada jaringan 3GPP yang sudah ada. Meskipun ada perubahan yang
signifikan pada susunan fungsi dan node, pada bagian ini dianggap pelengkap
arsitektur yang baru.
Arsitektur jaringan LTE dan fungsinya terdapat pada 3GPP TS 23.401,
dokumen ini menunjukkan operasi interface S5/S8 menggunakan protokol
GTP. Ada juga interface S5/S8 menggunakan protokol PMIP, fungsi pada
interface ini agak sedikit berbeda. Gxc interface juga diperlukan antar Policy
and Charging Resource Function (PCRF) dan S-GW.
10
User Equipment (UE)
UE adalah device yang terdapat pada end user digunakan untuk
berkomunikasi.Khususnya sebuah device yang dapat digenggam seperti smart
phone atau sebuah kartu data seperti yang digunakan pada 2G dan 3G, atau
yang dapat disimpan seperti laptop.UE juga terdiri dari Universal Subscriber
Identity Module (USIM) yang memisahkan module dari UE saat off.USIM
merupakan tempat aplikasi smart card yang dapat dibuka disebut Universal
Integrated Circuit Card (UICC). USIM digunakan sebagai identifikasi dan
authentikasi end user dan sebagai kunci keamanan yang dapat bergerak untuk
melindungi interface transmisi radio.
UE berfungsi sebagai platform aplikasi komunikasi, dimana sinyal dan
jaringan dapat disetting, maintenanance, dan remove link komunikasi yang
diperlukan oleh end user.Ini termasuk fungsi mobility management seperti
handover dan laporan lokasi terminal, dan performansi UE diinstruksi oleh
jaringan. UE menyediakan user interface pada aplikasi end user seperti voice
client yang dapat digunakan untuk mengatur voice call.
Evolved Node B (eNodeB)
Node yang hanya terdapat pada E-UTRAN adalah Evolved Node B
(eNodeB).Sederhananya eNodeB merupakan radio base station yang
mengontrol semua fungsi yang berhubungan dengan radio di bagian sistem
yang tetap.Base station seperti eNodeB khususnya didistribusikan melalui
area coverage jaringan, tiap eNodeB letaknya berdekatan pada antenna radio
yang sebenarnya.
Fungsi eNodeB sebagai layer 2 adalah jembatan antara UE dan EPC, point
terminasi semua protocol radio yang mengarah pada UE, dan mengirimkan
data antara koneksi radio dan koneksi yang berbasis IP yang mengarah pada
EPC. Performansi eNodeB ciphering/deciphering dari data user plane, dan
juga kompresi/dekompresi IP header, yang melakukan pengiriman ulang atau
data sekuensial pada IP header.
11
eNodeB juga bertanggung jawab pada fungsi control plane. eNodeB
bertanggung jawab pada Radio Resource Management (RRM), seperti
mengontrol pemakaian interface radio, contohnya pengalokasian sumber
berdasarkan request, prioritas, dan penjadwalan trafik menurut kebutuhan
Quality of Service (QoS), dan memonitor secara konstan pada kondisi
pemakaian sumber.
Mobility Management Entity (MME)
Mobility Management Entity (MME) merupakan elemen control
utama yang terdapat pada EPC.Biasanya pelayanan MME pada lokasi
keamanan operator. Pengoperasiannya hanya pada control plane dan tidak
meliputi data user plane.
Serving Gateway (S-GW)
Pada arsitektur jaringan LTE, level fungsi tertinggi S-GW adalah
jembatan antara manajemen dan switching user plane. S-GW merupakan
bagian dari infrastruktur jaringan sebagai pusat operasional dan maintenance.
Ketika interface S5/S8 berbasis GTP, S-GW akan menjembatani ke
semua interface pada user plane. Pemetaan antara IP service flow dan GTP
tunnel dilakukan di P-GW, dan S-GW tidak memerlukan koneksi ke
PCRF.Semua kontrol dihubungkan ke GTP tunnel, dan yang datang dari
MME atau P-GW. Ketika interface S5/S8 menggunakan PMIP, performansi
S-GW akan diperlihatkan antara IP service flow pada S5/S8 dan GTP tunnel
pada interface S1-U, dan akan dikoneksikan ke PCRF untuk menerima
pemetaan informasi.
Packet Data Network Gateway (P-GW)
Packet Data Network Gateway (P-GW, juga sering dikenal sebagai
PDN-GW) adalah edge router antara EPS dan external packet data network.Ia
memiliki level tertinggi pada system, dan biasanya bertindak sebagai
pelengkap IP point pada UE. Performansinya memperoleh trafik dan fungsi
12
filtering dibutuhkan untuk menanyakan layanan.Sama seperti S-GW di
tempatkan di operator premise pada sebuah lokasi yang terpusat.
Home Subscription Service (HSS)
Home Subscription Server (HSS) merupakan tempat penyimpanan data
pelanggan untuk semua data permanen user.Ia juga menyimpan lokasi user
pada level yang dikunjungi node pengontrol jaringan, seperti MME. Ia adalah
server database yang dipelihara secara terpusat pada premises home operator.
Service Domain
Service Domain merupakan variasi sub-system, yang termasuk dalam
pelayanan node logic. Berdasarkan tipe kategori pelayanan yang akan
disediakan, dan deskripsi secara singkat apakah macam-macam infrastruktur
akan dibutuhkan untuk meneyediakannya :
IMS based operator service :IP Multimedia Sub-system (IMS) adalah
pelengkap layanan sehingga operator menyediakan layanan menggunakan
Session Initiation Protocol (SIP).
Non-IMS based operator service : arsitektur untuk non-IMS based
operator serice tidak memiliki standard. Operator secara sederhana
menempatkan server pada jaringan mereka, dan koneksi UE melalui
persetujuan protocol yang didukung oleh aplikasi UE tersebut. Pelayanan
video streaming disediakan dari streaming server.
Layanan yang lain tidak disediakan oleh operator mobile network.
Contohnya layanan yang disediakan melalui internet : arsitektur ini tidak
distandard-kan oleh 3GPP, dan arsitektur tersebut bergantung pada
pertanyaan layanan. Konfigurasi yang sesuai pada saat UE terhubung ke
server pada internet. Misalnya web-server untuk layanan web-browsing,
atau SIP server untuk layanan internet telephony, seperti VoIP.
13
Jaringan Akses Radio.
Akses radio jaringan LTE disebut E-UTRAN dan salah satu fitur utama adalah
bahwa semua layanan, termasuk real-time, akan didukung melalui berbagi
paket saluran. Pendekatan ini akan mencapai peningkatan efisien spectrum
yang akan berubah menjadi lebih tinggi kapasitas sistemnya, sehubungan
dengan UMTS dan HSPA saat ini. Yang penting,konsekuensi dari
menggunakan akses paket untuk semua layanan adalah integrasi yang lebih
baik antara semua layanan multimedia dan antara nirkabel dan layanan tetap.
2.2 Arsitektur Mobile WiMAX
Perangkat-perangkat umum yang membentuk arsitektur jaringan WiMAX
terdiri dari Base Station (BS) atau Access Point (AP), Subscriber Station (SS), dan
interface ke Core Networks, dan network management. Dalam hal interkoneksi
jaringan, WiMAX memberi dukungan penuh kepada layanan IP (Internet
Protocol), dan terutama untuk penggunaan IPv6 untuk implementasi ke depannya.
•Base Station (BS)
Base Station memiliki fungsi utama yaitu membangun hubungan dengan
mobilestation. BS juga memiliki fungsi lain yaitu mengatur micromobility
managementseperti proses handover, radio resource management.
•Access Service Network - Gateway (ASN-GW)
ASN-GW berfungsi untuk mengatur location management dan paging intra-
ASN, mengatur AAA pelanggan, serta menjalankan fungsi mobile IP.
•Connectivity Service Network (CSN)
Berfungsi menyediakan konektivitas ke internet, ASP dan fungsi jaringan
umumlainnya.
Dari segi topologi jaringan, teknologi WiMAX dapat digunakan untuk konfigurasi
jaringan “point to point”, “point to multi point” dan “mesh atau ad-hoc”. Namun
untuk konfigurasi mesh, saat ini belum diperoleh banyak dukungan dari para
vendor perangkat WiMAX.
14
Point to Point
Pada konfigurasi ini, dua node WiMAX berhubungan secara langsung.
Koneksi backhauldilalui oleh traffic keseluruhan dari traffic yang
dihasilkan di tiap wilayah kerja base station (cell). Oleh karena itu
diperlukan koneksi dengan kapasitas yang besar, dan umumnya
menggunakan media kabel serat optik atau koneksi microwave.
Penggunaan WiMAX untukbackhaul dapat memberikan solusi dengan
implementasi yang lebih murah dan cepat dibandingkan dengan
penggunaan kabel serat optik..
Point to Multi Point
Pada konfigurasi ini, node-node diorganisasikan ke struktur seluler yang
terdiri atas base stations (BS) dan subscriber stations(SS). Kanal transmisi
dibagi atas uplink (SS ke BS) dandownlink (BS ke SS), dan setiap SS harus
berada pada jarak jangkauan (coverage) paling tidak satu BS. Dengan
struktur seluler dan jumlah kanal yang terbatas, diperlukan suatu
rancangan yang optimal untuk pengulangan penggunaan kanal (channel-
reuse). Selain itu, untuk mendukung mobilitas penuh seperti halnya
mobile WiMAX, maka diperlukan koordinasi antar base station untuk
mendukung handover dan roaming.
Mesh atau ad-hoc
Pada konfigurasi ini, setiap node WiMAX dapat berfungsi sebagai router
untuk menyampaikan paket ke node tetangganya. Konfigurasi ini dapat
dibentuk secara ad-hoc dan tidak mengharuskan adanya koneksi langsung
antara base station dan subscriber station. Paket yang dikirim dari satu
node dapat mencapai node tujuan secara multihop. Kelebihan dari topologi
ini adalah dalam hal fleksibilitas, dan kecepatan dalam instalasi karena
tidak diperlukan infrastruktur base station yang tetap yang umumnya
memerlukan biaya besar. Selain itu, wilayah jangkauan juga dapat
diperluas tanpa perlu meningkatkan power untuk transmisi.
Kekurangannya, koneksitas dari topologi ini rentan dikarenakan fluktuasi
15
kanal nirkabel yang acak (fading), dan throughput tiap node berkurang
karena adanya aktivitas mengirimkan kembali paket yang diterima
(relaying).
2.3 Prinsip Kerja WiMAX
Teknologi WiMAX dapat meng-cover area sekitar 50
kilometer dimana ratusan pengguna akandi share sinyal dan
kanal untuk mentrasmisikan data dengan kecepatan sampai 155
Mbps.
Aliran trafik pada WiMAX terdiri atas tiga bagian, yaitu :
1. Pelanggan akan mengirimkan data dengan kecepatan 2-
155 Mbps dari SS ke BS.
2. BS akan menerima sinyal dari beberapa pelanggan dan
mengirimkan pesan melalui wireless atau kabel
switching pusat melalui protokol IEEE 802.16.
3. Switching centerakan mengirimkan pesan ke Internet
Service Provider (ISP) atau PSTN (Public Switch
Telephone Network).
Gambar 2 Aliran trafik pada WiMAX
Berdasarkan gambar 2 pada dasarnya sistem WiMAX
umumnya terdiri dari dua bagian base station dan WiMAX
16
receiver.Base station adalah menara yang mirip dengan konsep
menara telepon seluler yang bekerja sama dengan satu set
peralatan elektronik dalam ruangan. Sebuah menara tunggal
WiMAX dapat mnyediakan cakupan yang luas maksimal hingga
radius 30 mil, tergantung ketinggian menara, penguatan dan
daya transmisi antena. Biasanya, penyebaran akan
menggunakan sel-sel pada radius 2 hingga 6 mil, sehingga node
wireless bisa mendapatkan akses dalam jangkauan ini.
Pusat base station dihubungkan dengan sejumlah
subscriber station, yang disebut sebagai CPE (customer Premise
Equipment) receiver. Komunikasai jaringan WiMAX menggunkana
base station dan CPE untuk membangun sistem komunikasi
wireless. WiMAX receiver dapat dipasang berupa kotak kecil
diluar pintu rumah atau bangunan, atau terintegrasi dalam
komputer pribadi sebagai kartu memori, atau dibnagun ke laptop
sebagai cara akses Wi-Fi yang dilakukan saat ini.
2.4 Prinsip Kerja Sistem 4G LTE
Jaringan LTE atau disebut Evolved Packet System (EPS)
murni berbasis IP. Baik layanan real-time maupun datacom dapat
dibawa oleh protokol IP. IP address (IPv4 atau IPv6) dialokasikan
pada satu mobile handset dan akan dilepas ketika handset
dimatikan.
LTE multiple access berbasis OFDMA (Orthogonal
Frequency Division Multiple Access) yang dapat mencapai
kecepatan data yang sangat tinggi. Hal ini dikarenakan orde
modulasi yang tinggi (64 QAM), bandwidth yang besar (sampai
20 MHz), dan transmisi MIMO yang digunakan pada arah
downlink (sampai 4×4). Secara teori, kecepatan data sampai 170
17
Mbps pada arah uplink dan dengan MIMO dapat mencapai 300
Mbps pada arah downlink.
Bagian Core Ntework dari LTE yang disebut Evolved Packet
Core (EPC) telah dipersiapkan untuk teknologi lain yang tidak
dikembangkan oleh 3GPP seperti WIMAX dan WIFI. Ada yang
bersifat trusted dan non trusted, tergantung perjanjian business
antara operator.
Jaringan LTE sederhananya terdiri dari Base Station yang
disebut Evolved NodeB (eNB). Berbeda dengan sistem 3G, pada
EPS tidak terdapat controller / RNC, jadi antar eNB secara
langsung terkoneksi melalui interface X2, sedangkan koneksi ke
arah core melalui interface S1. Hal ini dimaksudkan untuk
mempercepat proses setup time dan mengurangi waktu yang
diperlukan untuk handover. Setup time sangat penting bagi
layanan realtime data seperti online gaming, begitu juga
handover pada proses call.
Keuntungan lain adalah protokol MAC yang berperan untuk
proses scheduling hanya ada di UE dan base station (eNB),
sedangkan pada UMTS, MAC dan scheduling berada pada RNC.
Pada HSDPA MAC sub-layer ditambahkan di NodeB yang
berfungsi sebagai proses scheduling.
Scheduling adalah komponen penting untuk efisiensi radio
resource. Transmission Time Interval (TTI) diset hanya 1 ms.
Selama tiap-tiap TTI, eNB scheduler melakukan proses sebagai
berikut:
- Menganalisa kondisi radio tiap UE.
UE akan mengirimkan laporan keadaan kualitas radio
yang diperolehnya sebagai input ke eNB (sebagai
scheduler) untuk menentukan Modulasi dan Coding
scheme yang digunakan. Penentuan kualitas radio ini
18
menggunakan HARQ (Hybrid Automatic Repeat Request)
dengan soft combining dan rate adaptation.
- Mengutamakan layanan QoS antar UE.
- Menginformasikan UE mengenai alokasi radio resource.
Untuk memperoleh efisiensi spektrum radio yang tinggi,
pada arah downlink digunakan OFDMA dan untuk uplink
menggunakan SC-FDMA yang disebut juga DFT (Discrete Fourier
Transform) spread OFDMA.
OFDM adalah suatu teknik modulasi dengan membagi satu
bandwidth frekuensi pembawa (carrier) wideband menjadi
beberapa subcarrier narrowband. Pada OFDMA, subcarrier ini
dapat dishare kepada banyak user. Solusi ini tentunya akan
menghemat spektrum frekuensi lebih efisien namun diperlukan
processor yang lebih cepat dalm proses signallingnya. OFDMA
juga memerlukan power amplifier yang dingan tingkat linearity
tinggi, sehingga menambah konsumsi battery. Akibatnya,
handset LTE ini menjadi sangat mahal.
2.5 Teknologi Wimax
Ada dua bentuk pancaran gelombang yang akan diberikan WiMAX yaitu :
1) Non-Line-Of-Sight (NLOS), sebagaimana halnya WiFi, sebuah antenna kecil
dari sebuah laptop tersambung ke tower WiMAX. Dalam mode ini WiMAX
menggunakan range frekuensi yg lebih rendah 2 - 11 GHz (seperti WiFi).
2) Line-Of-Sight (LOS), sebuah antenna parabola mengarah langsung ke WiMAX
tower. Transmisi ini memakai frekuensi yang lebih tinggi , dengan range
mencapai hingga 66 GHz. Di frekuensi yang lebih tinggi, interferensi lebih rendah
dan bandwidth-nya lebih tinggi.
19
Implementasi tenologi wireless memerlukan terdapatnya jalur line of sight
(LOS) antara pengirim dan penerima, bila terdapat kondisi NLOS maka dapat
menimbulkan redaman propagasi yang dapat menurunkan kualitas sinyal.
Teknologi WiMAX didesain bukan hanya untuk kondisi LOS tetapi juga NLOS.
Teknologi WiMAX mampu mengatasi atau problem pada NLOS serta memiliki
keunggulan yang disebabkan oleh penggunaan tenologi OFDM.
Teknologi WiMAX dapat mendukung peruntukan dua model penggunaan, yaitu
Fixed dan Portable.
1). FIXED, Standar IEEE 802.16 didesain untuk model penggunaan tetap (fixed).
Standar ini sebagai “fixed wireless” karena memasangkan antenna pada
lokasi pelanggan yang dipasangkan pada atap rumah atau dapat menggunakan
tiang, sama seperti penampang antenna televise satelit. IEEE 802.16-2004 juga
dapat digunakan untuk instalasi indoor, tetapi kemampuannya tidak sama dengan
instalasi outdoor. Standar 802.16 sebagai fixed broadband internet acces yang
dapat interoperable, solusi carrier-class untuk jangkauan jarak jauh. Solusi
WiMAX ini beroperasi pada pita frekuensi 2,5GHz, 3,5GHz dan 5,8GHz.
Tenologi ini menyediakan jaringan tanpa kabel sebagai alternative pengganti
menyediakan jaringan tanpa kabel sebagai alternative pengganti dari cable
modem, digital subscriber lines dengan beberapa tipe (xDSL), transmit/exchange
(Tx/Ex), dan optical carrier level (OC-x).
2). PORTABLE, Standar IEEE 802.16e
menggunakan Ortogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA) yang
bekerja dengan mengelompokan berbagai subcarrier kedalam sub-channel. Client
Tunggal atau subscriber stasion (SS) dapat ditransmisikan dengan menggunakan
seluruh sub-channels dalam suatu carrier, atau multiple client dapat
20
ditransmisikan dengan masing-masing menggunakan sebagian dari total sub-
channel secara bersama- sama.
Secara teknis WiMAX hanya membutuhkan dua buah perangkat yaitu :
1) WiMAX Tower, yang digunakan sebagai akses point, memiliki cakupan
area mencapai 50 km secara linear (hal ini dapat mengatasi masalah
blind spot yang sering ditemukan pada jaringan Wi-FI karena
menggunakan access point sebagai source). Mungkin bila diterapkan
satu buah WiMAX Tower dapat menggantikan beberapa broadband
access atau berarti dapat mencakup satu area kota kecil dan Tower ini
memungkinkan dihubungkan dengan Tower WiMAX yang lain.
WiMAX menggunakan standard nirkabel IEEE.802.16 seperti juga Wi-
FI yang menggunakan 802.11.
Gambar 3 wimax tower:
2) WiMAX Receiver, alat yang digunakan untuk menerima sinyal yang
berasal dari WiMAX Tower, perangkat ini juga dapat berupa PCI Card,
PCMCIA Card atau mungkin sebuah norebook yang sudah dilengkapi
dengan WiMAX secara built-in seperti halnya notebook yang sudah built
-in Wi-FI.
21
Gambar 4 : antena WiMAX receiver
2.6 Teknologi LTE
Skema transmisi dasar LTE adalah sebagai berikut :
1. Orthogonal Frequency Division Multiple Access (OFDMA)
Teknologi LTE Menggunakan OFDM-based pada suatu air interface yang
sepenuhnya baru yang merupakan suatu langkah yang radikal dari 3GPP.
Merupakan pendekatan evolusiner berdasar pada peningkatan advance dari
WCDMA. Teknologi OFDM-based dapat mencapai data rates yang tinggi dengan
implementasi yang lebih sederhana menyertakan biaya relatif lebih rendah dan
efisiensi konsumsi energi pada perangkat kerasnya.
Data rates jaringan WCDMA dibatasi pada lebar saluran 5 MHz. LTE
menerobos batasan lebar saluran dengan mengembangkan bandwidth yang
mencapai 20 MHz. Sedangkan nilai capaian antena pada bandwidth di bawah 10
MHz, HSPA+ dan LTE memiliki performa yang sama. LTE menghilangkan
keterbatasan WCDMA dengan mengembangkan teknologi OFDM yang
memisah kanal 20 MHz ke dalam beberap narrow sub kanal. Masing-Masing
22
narrow sub kanal dapat mencapai kemampuan maksimumnya dan sesudah itu sub
kanal mengkombinasikan untuk menghasilkan total data keluarannya.
2. Multiple Input Multiple Output (MIMO)
LTE mendukung teknik MIMO untuk mengirimkan data pada sinyal path
secara terpisah yang menduduki bandwidth RF yang sama pada waktu yang sama,
sehingga dapat mendorong pada peningkatan data rates dan throughput. Sistem
antena MIMO merupakan metode pada suatu layanan broadband sistem wireless
memiliki kapasitas lebih tinggi serta memiliki performa dan keandalan yang lebih
baik.
MIMO adalah salah satu contoh teknologi dengan kualitas yang baik dari
LTE pada kecenderungan teknologi yang berkembang saat ini. Saat ini fokus
adalah untuk menciptakan frekuensi yang dapat lebih efisien. Teknologi seperti
MIMO dapat menghasilkan frekuensi yang efisien yaitu dengan mengirimkan
informasi yang sama dari dua atau lebih pemancar terpisah kepada sejumlah
penerima, sehingga mengurangi informasi yang hilang dibanding bila
menggunakan system transmisi tunggal. Pendekatan lain yang akan dicapai pada
system MIMO adalah teknologi beam forming yaitu mengurangi gangguan
interferensi dengan cara mengarahkan radio links pada penggunaan secara
spesifik.
Fleksibilitas di dalam penggunaan spektrum adalah suatu corak utama
pada teknologi LTE, tidak hanya bersifat tahan terhadap interferensi antar sel
tetapi juga penyebaran transmisi yang efisien pada spektrum yang tersedia.
Hasilnya adalah peningkatan jumlah pengguna per sel bila dibandingkan dengan
WCDMA.
LTE dirancang untuk mampu ditempatkan di berbagai band frekuensi
dengan sedikit perubahan antarmuka radio. Juga dapat digunakan di bandwidth
1.4, 1.6, 3, 3.2, 5, 10, 15 dan 20 MHz.
3. Teknologi Evolved Packet Core (EPC)
23
Evolved Packet Core pada LTE adalah arsitektur jaringan yang telah
disederhanakan, dirancang untuk seamless integrasi dengan komunikasi berbasis
jaringan IP. Tujuan utamanya adalah untuk menangani rangkaian dan panggilan
multimedia melalui konvergensi pada inti IMS. EPC memberikan sebuah
jaringan all-IP yang memungkinkan untuk konektivitas dan peralihan ke lain
akses teknologi, termasuk semua teknologi 3GPP dan 3GPP2 serta WiFi dan fixed
line broadband seperti DSL dan GPON.
Jaringan E-UTRAN adalah jaringan yang jauh lebih sederhana daripada
jaringan sebelumnya pada jaringan 3GPP. Semua masalah pemrosesan paket IP
dikelola pada core EPC, memungkinkan waktu respons yang lebih cepat untuk
penjadwalan dan re-transmisi dan juga meningkatkan latency dan throughput.
RNC (Radio Network Controller) telah sepenuhnya dihapus dan sebagian besar
dari fungsionalitas RNC pindah ke eNodeB yang terhubung langsung ke evolved
packet core.
24
BAB III
APLIKASI DAN LAYANAN
3.1 Layanan WIMAX
BWA WiMAX adalah standards-based technology yang memungkinkan
penyaluran akses broadband melalui penggunaan wireless sebagai komplemen
wireline. WiMAX menyediakan akses last mile secara fixed, nomadic, portable
dan mobile tanpa syarat LOS (NLOS) antara user dan base station. WiMAX juga
merupakan sistem BWA yang memiliki kemampuan interoperabilty antar
perangkat yang berbeda. WiMAX dirancang untuk dapat memberikan layanan
Point to Multipoint (PMP) maupun Point to Point (PTP). Dengan kemampuan
pengiriman data hingga 10 Mbps/user.
Pengembangan WiMAX berada dalam range kemampuan yang cukup
lebar. Fixed WiMAX pada prinsipnya dikembangkan dari sistem WiFi, sehingga
keterbatasan WiFi dapat dilengkapi melalui sistem ini, terutama dalam hal
coverage/jarak, kualitas dan garansi layanan (QoS). Sementara itu Mobile
WiMAX dikembangkan untuk dapat mengimbangi teknologi selular seperti GSM,
CDMA 2000 maupun 3G. Keunggulan Mobile WiMAX terdapat pada konfigurasi
sistem yang jauh lebih sederhana serta kemampuan pengiriman data yang lebih
tinggi. Oleh karena itu sistem WiMAX sangat mungkin dan mudah
diselenggarakan oleh operator baru atau pun service provider skala kecil.
3.2 Layanan LTE
Teknologi LTE secara teoritis menawarkan kecepatan downlink hingga
300 Mbps dan Uplink 75 Mbps.
LTE menggunakan Orthogonal Frequency Division Mutiplexing (OFDM)
yang mentransmisikan data melalui banyak operator spektrum radio yang masing-
masing nya sebesar 180 kHz. OFDM melakukan transmisi dengan cara membagi
aliran data menjadi banyak aliran-aliran yang lebih lambat yang ditransmisikan
secara serentak. Dengan menggunakan OFDM memperekecil kemungkinan
terjadinya efek multi path.
25
Meningkatakan kecepatan transmisi secara keseluruhan, channel transmisi
yang digunakan LTE diperbesar dengan cara meningkatan kuantitas jumlah
operator spectrum radio tanpa mengganti parameter channel spectrum radio itu
sendiri. LTE harus bisa beradaptasi sesuai jumlah bandwith yang tersedia.
LTE mengadopsi pendekatan all-IP. Menggunakan arsitektur jaringan all-
IP ini menyederhanakan rancangan dan implementasi dari antar muka LTE,
jaringan radio dan jaringan inti, hingga memungkinkan industri wireless untuk
beroperasi layaknya fixed-line network.
Agar menjadi universal, perangkat mobile yang berbasis LTE harus juga
mampu menyokong GSM, GPRS, EDGE dan UMTS. Jika dilihat dari sisi
jaringan, antar muka dan protocol di tempatkan di tempat yang memungkinkan
terjadinya perpindahan data selancar mungkin jika pengguna berpindah tempat ke
daerah yang memiliki teknologi antar muka yang berbeda.
3.3 Aplikasi Penerapan Teknologi WIMAX
Sitra WiMAX merupakan operator 4G pertama berbasis WiMAX yang
meluncurkan layanan 4G Wireless Broadband di Indonesia pada bulan Juni 2010.
Sitra WiMAX adalah bagian dari Lippo Group dan merek dagang terbaru dari PT.
Firstmedia Tbk. Sitra WiMAX akan melayani 4G Wireless Broadband pertama di
Indonesia di daerah terpadat dan sekaligus memiliki hak izin BWA termahal yaitu
di coverage Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, Bekasi, Propinsi Banten,
Sumatera Utara, dan Propinsi NAD. Teknologi Wimax terdiri dari 3 generasi,
yaitu :
a. Wimax 16.d, biasa diistilahkan wimax nomadic dengan mobilitas
terbatas hingga kecepatan 70 Mbps.
b. Wimax 16.e, merupakan wimax mobile dengan mobilitas tinggi hingga
kecepatan 144 Mbps.
c. Wimax 16.m, wimax mobile dengan mobilitas tinggi hingga mencapai
kecepatan maksimal 1 Gbps.
26
Teknologi wireless pada WiMAX memiliki banyak kelebihan, terutama
pada sisi kapasitasnya. Karena kelebihan tersebut, maka teknologi ini dapat
diaplikasikan pada banyak aplikasi, antara lain :
a. Aplikasi Backhaul
Untuk aplikasi backhaul, WiMAX dapat dimanfaatkan untuk
Backhaul WiMAX itu sendiri, Backhaul Hotspot dan Backhaul teknologi
lain, misalnya teknologi seluler.
b. Backhaul WiMAX
Dalam konteks WiMAX sebagai backhaul dari WiMAX
aplikasinya mirip dengan fungsi BTS sebagai repeater yang bertujuan
untuk memperluas jangkauan dari WiMAX.
c. Backhaul Hotspot
Pada umumnya, hotspot banyak menggunakan saluran ADSL
sebagai backhaul-nya untuk menyambungkan ke sisi koneksi internet.
Dengan keterbatasan jaringan kabel, maka WiMAX juga bisa
dimanfaatkan sebagai bakhaul hotspot untuk teknologi WiFi.
d. Backhaul Teknologi Lain
Sebagai backhaul teknologi lain, WiMAX dapat digunakan untuk
backhaul seluler. WiMAX terhubung melalui MSC/BSC ke BTS seluler.
Sebagai Penyedia Akses Broadband
Untuk akses broadband WiMAX dapat digunakan sebagai ”Last
Mile” yaitu, media sambungan antara ISP dan pelanggan yang merupakan
teknologi untuk melayani kebutuhan broadband bagi pelanggan. Dari
pelanggan perumahan maupun bisnis dapat dipenuhi oleh teknologi
WiMAX.
27
Personal Broadband
WiMAX sebagai penyedia layanan personal broadband, dapat
dibedakan menjadi 2 pangsa pasar yaitu yang bersifat nomadic dan
mobile.
Nomadic
Untuk solusi nomadic, maka user WiMAX tidak berpindah-pindah
dan bila melakukan perpindahan dalam kecepatan yang rendah dan
jarak yang tidak jauh. Perangkat yang digunakan biasanya tidak
sesimpel untuk aplikasi mobile.
Mobile
Untuk aplikasi mobile, maka user WiMAX layaknya menggunakan
terminal WiFi seperti notebook, PDA, atau smartphone. Perpindahan atau
tingkat mobilitasnya biasanya pada kecepatan tinggi dan jarak yang jauh.
3.4 Aplikasi Penerapan Teknologi LTE
LTE ditargetkan hadir pada tahun 2012, dapat digunakan di wilayah rural
ataupun hot zone. LTE juga bisa diimplementasikan operator GSM ataupun
CDMA. Perkembangan LTE di Indonesia nantinya akan bersamaan dengan
kehadiran WiMAX. Salah satu operator di Indonesia, Telkomsel, memilih
menerapkan teknologi LTE. XL juga menyatakan ketertarikannya pada LTE
karena cocok untuk jaringan 3G dan HSDPA XL. Banyaknya operator GSM di
Indonesia yang berencana mengimplementasi LTE karena LTE dianggap lebih
mudah dibandingkan WiMAX yang membutuhkan perubahan besar-besaran pada
infrastruktur operator GSM. Sehingga dari segi investasi LTE tiga kali lebih
murah. Dari segi desain, LTE dan WiMAX berasal dari pasar yang berbeda,
sehingga kehadiran keduanya tak mengancam satu sama lain.
Nokia Siemens Network (NSN) pada akhir tahun 2008 menghadirkan test
bed sebagai tempat uji coba di bidang Information and Technology (ICT) dalam
mewujudkan teknologi LTE. NSN membantu Telkomsel meningkatkan kapasitas
28
layanan broadband nirkabel bergerak dengan Direct Tunnel, yang menyiapkan
pondasi jaringan 4G berbasis IP dan LTE. Telkomsel telah mengimplementasikan
Direct Tunnel di kawasan Jabodetabek. LTE merupakan teknologi pertama yang
diratifikasi sebagai teknologi radio ‘Next Generation’ oleh Aliansi NGMN,
dimana teknologi ini memenuhi persyaratan Aliansi NGMN berupa latency yang
kurang dari 5ms dan pengaturan panggilan 100 ms disamping syarat lain seperti
kepadatan panggilan dan kecepatan laju bit maksimum. Dengan bergabungnya
LTE dengan varian Frequency Division Duplex (FDD) dan Time Division Duplex
(TDD), maka terjadi evolusi dari UMTS, HSPA, dan TD-SCDMA. Jaringan Core
yang berasosiasi dengan LTE juga memberikan jalan bagi jaringan CDMA-2000
untuk berintegrasi, sehingga dapat menjadikan LTE evolusi yang sesuai bagi
banyak operator.
Penerapan LTE terhambat pada spektrum ketersediaan spektrum
diperkirakan menjadi kendala Implementasi layanan berteknologi LTE atau
teknologi telekomunikasi generasi 4 (4G) di Indonesia, meski operator seluler
antusias melanjutkan evolusi ke teknologi tersebut. Implementasi LTE
membutuhkan spektrum baru akan menuntut modal besar bagi operator. LTE akan
digunakan operator seluler untuk mengisi kebutuhan di area yang sudah tidak
tersedia lagi spektrumnya atau untuk memenuhi permintaan khusus, misalnya
layanan internet berkecepatan 300 Mbps.. Teknologi broadband secara global
umumnya menggunakan spektrum 2.5 GHz, 2.3 GHz, dan di 700 MHz serta 900
MHz. Spektrum 2.5 GHz di Indonesia digunakan untuk satelit milik PT
Indovision dan spektrum 2.3 GHz digunakan untuk WiMax dan spektrum 700
MHz di Indonesia dialokasikan untuk transisi penyiaran televisi dari analog ke
siaran digital, sedangkan 900 MHz dimanfaatkan untuk Layanan suara.
Kemungkinan pita frekuensi lain dapat digunakan untuk LTE tetapi karena tidak
umum, maka membutuhkan perangkat khusus. Sementara itu, membuat perangkat
dengan banyak frekuensi pun membuatuhkan biaya yang mahal.
29
BAB 4
PENUTUP
4.1 Kesimpulan
Teknologi fourth generation (4G) adalah teknologi yang baru memasuki
tahap uji coba. Salah satunya oleh Jepang dimana pihak NTT DoCoMo,
perusahaan ponsel di Jepang, memanfaatkan tenaga hingga 900 orang insinyur
ahli untuk mewujudkan teknologi generasi ke 4. Dari studi yang dilakukan maka
dapat diambilbeberapa simpulan sebagai berikut:
1. Kelebihan dari LTE memiliki UE (UserEquipment) adalah suatu teknik
optimasi yangdapat meningkatkan kinerja sistem. EU padadasarnya
memiliki sebuah transmiter untukmenghemat biaya dan juga
penghematan penggunaan baterai.
2. WiMAX dan LTE pada prinsipnya merupakanteknologi yang dirancang
untuk mendukunglayanan mobilitas yang tinggi serta dengan
basisjaringan IP.
3. Memiliki kemampuan dalam menjamin kualitaslayanan (QOS) yang
baik.
4. WiMAX dikembangkan oleh WiMAX forum,sedangkan LTE
dikembangkan oleh 3GPP
5. WiMAX berkembang dari operator yangdikembangkan dari operator
komunikasi data,sedangkan LTE merupakan evolusi dari
operatorseluler 3G yang mengusung komunikasi berbasisvoice dan
data.
30
BAB 5
DAFTAR PUSTAKA
Hamilton Ortiz, J. 2012. Mobile Networks. InTech: Croatia
Faisol Riza, M. 2010. Perangkat Jaringan Wireless 802.16D (Fixed Wimax) .
1 Desember 2013
Kurniawan Helmi, dan Reza Pulungan. 2011. Arsitektur, Keamanan, dan Pasar
WiMAX. 28 November 2013.
Pratiwi Ismail, Hala. 2010. Long Term Evolution Sebagai Kandidat 4G.
1 Desember 2013
Suyuti, Saidah, dkk. 2011. Studi Perkembangan Teknologi 4G – LTE dan WiMAX
di Indonesia. Volume 09/ No. 02. 1 Desember 2013
http://dapurtelekomunikasi.blogspot.com/2012/04/kelebihan-dan-kekurangan-
jaringan-wimax.html : tanggal akses 28 November 2013
http://id.wikipedia.org/wiki/WiMAX : tanggal akses 28 November 2013
31