Post on 18-Jun-2015
ANALISIS OPERASI PENANGKAPAN IKAN DENGAN KAPAL PURSE SEINE DITINJAU DARI KECEPATAN
SETTING DAN HAULING TERHADAP HASIL TANGKAPAN DI PERAIRAN SELAT BALI
BANYUWANGI
PROPOSAL TUGAS AKHIR
Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Menyelesaikan Pendidikan di Bidang Konsentrasi Nautika Perikanan Laut Program Studi Manajemen
Agroindustri (D-IV) Jurusan Manajemen Agribisnis
Oleh:Zainal Sumardi
K4090744
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALPOLITEKNIK NEGERI JEMBER
2010
www.bangzabar.com
BAB 1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Ikan pelagis merupakan jenis ikan perenang cepat dan tergolong kedalam
ikan yang paling agresif yang bergerombol. Ini berarti bahwa dalam penangkapan
ikan jenis pelagis ini memerlukan kecepatan Setting dan Hauling guna mencegah
ikan lari/berenang keluar dari lingkaran jaring yang akan ditebar. Sifat ikan
pelagis yang bergerombol (Schooling) sangat tepat dan efektif apabila
penangkapannya dilakukan dengan cara melingkari jaring pada gerombolan ikan
pelagis.
Pukat cincin (Purse Seine) adalah alat penangkap ikan berbentuk hampir
segiempat hingga trapesium yang terbentuk dari sejumlah gabungan lembaran
webbing yang dipasangkan pada tali pelampung (float line) dan tali pemberat
(lead line), dilengkapi dengan tali kerut (purse line) dan sejumlah cincin (purse
ring). Pukat cincin merupakan jaring yang sangat lebar yang melingkari atau
mengurung gerombolan (Schooling) ikan. Alat tangkap Purse Seine cukup
produktif dan tergolong alat tangkap aktif. Pengoperasian alat tangkap Purse
Seine dilakukan dengan cara melingkarkan jaring pada gerombolan ikan sehingga
ikan yang terkepung tidak bisa melarikan diri dan tertangkap.
Dalam melakukan operasi penangkapan menggunakan alat penangkap ikan
dengan Purse Seine, ada 2 (dua) faktor yang mempengaruhi keberhasilan dalam
penangkapan ikan yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Yang tergolong
kedalam faktor internal adalah sumber daya manusia (SDM), kapal dan alat
penangkap ikan (jaring). Sedangkan yang tergolong kedalam faktor eksternal
adalah arus, angin dan gelombang. Sedangkan kecepatan Setting dan Hauling
dipengaruhi oleh sumber daya manusia dan kapal.
Hasil tangkapan ikan akan meningkat apabila kedua faktor tersebut
mendukung dalam melakukan operasi penangkapan ikan. Hal ini menunjukkan
bahwa keberhasilan operasi penangkapan ikan dapat dioptimalkan dengan cara
memperhatikan dan memaksimalkan kinerja dari faktor internal. Diskripsi di atas
menunjukkan bahwa perlu adanya penelitian tentang analisis faktor internal kapal
www.bangzabar.com
penangkapan ikan dengan menggunakan alat penangkap Purse Seine ditinjau dari
kecepatan Setting dan Hauling di perairan Muncar.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun batasan-batasan masalah yang dapat di rumuskan dalam penelitian
ini yaitu:
1. Bagaimana hubungan kecepatan Setting terhadap hasil tangkapan?
2. Bagaimana hubungan kecepatan Hauling terhadap hasil tangkapan?
3. Faktor apakah yang paling berperan terhadap keberhasilan operasi
penangkapan?
1.3 Tujuan Penelitian
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Mengetahui hubungan antara kecepatan Setting terhadap hasil tangkapan.
2. Mengetahui k ecepatan Hauling terhadap hasil tangkapan.
3. Mengetahui faktor yang paling berperan antara Setting dan Hauling terhadap
keberhasilan operasi penangkapan dengan menggunakan alat penangkap
Purse Seine.
1.4 Manfaat Penelitian
1. Sebagai bahan kajian lebih lanjut dalam pengembangan perikanan.
2. Sebagai bahan pertimbangan dalam pengembangan ilmu pengetahuan tentang
pengoperasiann alat penangkap Purse Seine ditinjau dari kecepatan Setting
dan Hauling.
3. Digunakan sebagai sumber informasi, khasanah wacana kepustakaan serta
dapat digunakan sebagai referensi bagi penelitian selanjutnya.
www.bangzabar.com
BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Beberapa Penelitian Terdahulu (Studi Empiris)
Menurut Fuad (2006) dengan judul “Analisis Efisiensi Operasi
Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Probolinggo” Alat tangkap Purse
Seine tergolong alat tangkap yang sangat produktif dibandingkan dengan pancing,
gillnet dan payang, namun biaya operasinya juga sangat tinggi. Tingginya biaya
operasi penangkapan disebabkan oleh harga bahan bakar yang mahal dan
penggunaan tenaga ABK yang banyak. Efisiensi operasi penangkapan bertujuan
untuk mengurangi biaya operasi dengan mengoptimalkan operasi penangkapan.
Operasi penangkapan akan berjalan dengan optimal apabila kapal, alat tangkap,
alat bantu penangkapan dan ABK kapal mampu menjalankan proses penangkapan
dengan cepat dan hasil tangkapannya banyak.
Dalam penelitian Mukhlisa A Ghaffar (2006) dengan judul “Optimasi
Pengembangan Usaha Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto
Provinsi Sulawesi Selatan” menyatakan Faktor ukuran kapal, kekuatan mesin,
jumlah bahan bakar minyak, panjang jaring, tinggi jaring, jumlah tenaga kerja dan
jumlah lampu yang dipergunakan dalam pengoperasian mini purse seine di
Kabupaten Jeneponto berpengaruh nyata terhadap produksi pada tingkat
kepercayaan 95%. Secara parsial, hanya kekuatan mesin, panjang jaring dan
jumlah lampu yang berpengaruh nyata terhadap produksi mini purse seine
pada tingkat kepercayaan 95%.
Edi Purnomo (2007) dengan judul “Komposisi Ikan Hasil Tangkapan
Ditinjau dari Kecepatan Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse
Seine di KM. Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi
Utara” hasil pengamatan selama praktek yang dilakukan pada bulan Maret sampai
dengan April di daerah perairan Maluku, Doi, Halmahera, Tobelo, diperoleh rata-
rata ikan hasil tangkapan yang ditinjau dari kecepatan Setting yang terdiri dari :
a. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama pelingkaran jaring adalah :
101-150 detik sebesar 19500 kg/ Setting, 151-200 sebesar 12576,92 kg/
www.bangzabar.com
Setting, 201-250 detik sebesar 4666,67 kg/ Setting, 251-300 detik sebesar
2050 kg/ Setting, dan 301-350 detik sebesar 500 kg/. Rata ikan hasil
tangkapan paling banyak pada lama pelingkaran jaring 100-150 detik
sebanyak 19.500 kg.
b. Rata-Rata ikan hasil tangkapan berdasarkan lama penarikan tali kerut adalah :
601-650 detik sebesar 16800 kg/ Setting, 651-700 detik sebesar 12666,67 kg/
Setting, 701-750 detik menghasilkan 11000 kg/ Setting, 751-800 detik sebesar
8350 kg/ Setting, 801-850 detik sebesar 3737,5 kg/Setting, 851-900 detik
sebesar 7877,78 kg/ Setting, 901-950 detik tidak menghasilkan ikan, 951-
1001 sebesar 2433,33 kg/ Setting, dan 1001-1050 detik menghasilkan ikan
200 kg/ Setting. Rata-rata ikan hasil tangkapan terbanyak pada lama
penarikan tali kerut 601-650 detik sebanyak 16.800 kg.
c. Rata-rata ikan hasil tangkapan berdasar lama Setting adalah : 701-800 detik
sebanyak 25000 kg/ Setting, 801-900 detik sebanyak 12833,33 kg/ Setting,
901-1000 detik sebanyak 11666,67 kg/ Setting, 1001-1100 detik sebanyak
5615,38 kg/Setting, 1101-1200 detik sebanyak 2614,28 kg/ Setting, dan 1201-
1300 detik sebanyak 500 kg/ Setting. Rata-rata ikan yang banyak tertangkap
adalah pada lama Setting 700-800 detik sebanyak 25.000 kg.
2.2 Landasan Teori
2.2.1 Kapal Perikanan
Menurut Kepres nomor 51 tahun 2002 Kapal adalah kendaraan air
dengan bentuk dan jenis apapun, yang digerakkan dengan tenaga mekanik,
tenaga angin, atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya dukung
dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta alat apung dan bangunan
terapung yang tidak berpindah‐ pindah.
Menurut Kepmen nomor : KEP. 02/MEN/2002 Kapal Perikanan adalah
kapal atau perahu atau alat apung lainnya yang digunakan untuk melakukan
penangkapan ikan termasuk melakukan survai atau eksplorasi kelautan.
Kapal penangkap ikan adalah kapal atau perahu atau alat apung lainya
yang dipergunakan untuk melakukan penangkapan ikan, termasuk untuk
www.bangzabar.com
melakukan survai atau eksplorasi perikanan (Sudirman dan Achmar Mallawa,
2004).
Kapal perikanan adalah kapal yang dioperasikan di perairan air tawar,
payau atau laut untuk menangkap ikan, mengangkut, pendaratan, pengawetan atau
pengolahan ikan, kerang-kerang dan hewan air lainya (selain paus) juga termasuk
di dalamnya adalah kapal yang mempunyai fungsi lain tapi masih berhubungan
dengan perikanan seperti kapal suplay, pelindung, pemberi bantuan atau
menyelenggarakan penelitian dan pelatihan (Direktorat Jendral Perikanan
Tangkap,1994).
Supardi Ardidja (2007) Kapal pukat cincin adalah kapal yang paling
penting dan efektif untuk menangkap sekumpulan (Schooling) ikan yang berada di
dekat permukaan. Sebagai sarana pengamatan ikan dibangun tempat panjarwala
(crows nest) pada tiang utama.
2.2.2 Alat Tangkap Ikan
Purse Seine adalah alat (gear) yang digunakan untuk menangkap ikan
pelagis yang membentuk gerombolan. Purse Seine pertama kali dipergunakan di
perairan Rhode Island untuk menangkap ikan menhaden (brevoortiatyrannus).
Selanjutnya Purse Seine dipatenkan atas nama Berent Vilder dari Bergen di
Norwegia pada tanggal 12 Maret 1859. Pada tahun 1860 alat ini telah digunakan
diseluruh pantai Atlantik dan Amerika Serikat. Kemudian pada tahun 1870
panjang Purse Sine telah diubah dari 65 Fathom menjadi 250 Fathom (1=1,825
m). Dari bentuk inilah Purse Seine di perkenalkan ke negara-negara Scandinavia
pada tahun yang sama (Uktolseja dalam Muttaqin, 2009).
Berdasarkan data statistik tahun 1962, perikanan Purse Seine
menghasilkan sebanyak 15,1 % dari total hasil tangkapan sebagai alat tangkap.
Dengan demikian, Purse Seine merupakan alat penangkapan yang paling baik
untuk perikanan pantai maupun perikanan lepas pantai (off shore) (Nomura dalam
Muttaqin, 2009).
Menurut Ayodhya, (1981) ikan yang menjadi tujuan penangkapan dari
Purse Seine adalah ikan-ikan “pelagis Schooling Spesies” yang berarti ikan-ikan
www.bangzabar.com
tersebut haruslah membentuk school (gerombolan), berada dekat permukaan air
(sea Surface) dan sangatlah diharapkan pula densitas school tersebut tinggi, yang
berarti jarak ikan dengan ikan lainnya haruslah sedekat mungkin. Di mana,
perinsip menangkap ikan dengan alat tangkap Purse Seine ini adalah melingkar
gerombolan ikan dengan jaring, sehingga jaring tersebut membentuk dinding
Vertikal, dengan demikian gerakan ikan ke arah horizontal dapat dihalangi.
Setelah itu, bagian bawah jaring dikerucutkan untuk mencegah ikan lari ke arah
bawah jaring.
Menurut Usemahu dkk (2003), menyatakan bahwa penurunan alat dapat
dilakukan dengan urutan kerja sebagai berikut :
1) Mula-mula ujung tali kerut yang diberi pelampung tanda dan disatukan
dengan ujung-ujung tali ris atas dan tali ris bawah dilemparkan ke posisi yang
telah ditentukan.
2) Selanjutnya kapal penangkap segera melingkari gerombolan ikan sambil
menurunkan jaring dan peralatannya (jaring, pelampung, pemberat, ring)
menuju ke ujung tali kerut yang telah dilemparkan pada waktu permulaan
operasi.
2.2.3 Pengoperasian Purse Seine
Subani Waluyo dan Barus (1989) mengungkapkan pada umumnya jaring
dipasang dari bagian belakang kapal (buritan) sungguhpun ada juga yang
menggunakan samping kapal. Urutan operasi dapat digambarkan sebagai berikut :
1. Pertama-tama haruslah diketemukan gerombolan ikan terlebih dahulu. Ini
dapat dilakukan berdasarkan pengalaman-pengalaman, seperti adanya
perubahan warna permukaan air laut karena gerombolan ikan berenang dekat
dengan permukaan air, ikan-ikan yang melompat di permukaan terlihat riak-
riak kecil karena gerombolan ikan berenang dekat permukaan. Atau bisa juga
menggunakan alat bantu penangkapan modern seperti fish finder.
2. Dalam waktu melingkari gerombolan ikan kapal dijalankan cepat dengan
tujuan supaya gerombolan ikan segera terkepung. Setelah selesai mulailah
Purse Seine ditarik yang dengan demikian bagian bawah jaring akan tertutup.
www.bangzabar.com
Melingkari gerombolan ikan dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-
ikan jangan dapat melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan
menarik purse line adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan
dapat melarikan diri ke bawah. Antara dua tepi jaring sering tidak dapat
tertutup rapat, sehingga memungkinkan menjadi tempat ikan untuk melarikan
diri.
2.3 Kerangka Konseptual
Tujuan operasi penangkapan adalah untuk memperoleh hasil tangkapan
sebanyak-banyaknya dan ramah lingkungan. Ada beberapa faktor yang harus
diperhatikan untuk mengetahui pengaruh faktor-faktor internal kapal Purse Seine
yaitu: Kecepatan Setting, kecepatan Hauling dan hasil tangkapan (ikan).
Berdasarkan rumusan masalah dan tujuan penelitian maka dapat dibuat kerangka
konseptual seperti gambar 2.3.1
Gambar: 2.3.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis
Hipotesis dalam penelitian ini adalah:
1. Diduga kecepatan Setting berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.
2. Diduga kecepatan Hauling berpengaruh terhadap jumlah hasil tangkapan.
www.bangzabar.com
Kecepatan Setting Kecepatan Hauling
Hasil tangkapan ikan (berdasarkan berat)
BAB 3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Rancangan Penelitian
Penelitian tugas akhir ini dilaksanakan menggunakan metode survey
(survey research) dengan objek penelitian pada operasi penangkapan ikan dengan
menggunakan Purse Seine di perairan Muncar.
Penelitian survey adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu
populasi dengan menggunakan daftar pertanyaan (kuesioner) sebagai alat
pengumpul data yang pokok di lapang.
3.2 Populasi Penelitian, Besar dan Teknik Pengambilan Sampel
3.2.1 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah para nelayan yang menggunakan kapal Purse
Seine di perairan Muncar.
3.2.2 Besar dan Teknik Pengambilan Sampel
Pengambilan sampel dilakukan dengan menggunakan (random sampling
simple) yaitu pengambilan sampel acak sederhana dengan cara, mengambil
beberapa sampel dari jumlah populasi kapal Purse Seine di perairan Muncar
dengan kriteria:
1. Sampel digunakan keseluruhan apabila populasi berjumlah 30 (sampel kecil)
2. Sampel diambil 10% apabila jumlah populasi lebih dari 30 (sampel besar)
3.3 Variabel Penelitian
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu variabel teramati
(observed variable) dimana dapat langsung diamati atau diukur yang berupa
variabel bebas (independent variable). (X1) = kecepatan Setting, (X2) = kecepatan
Hauling. Variabel terikat (dependent variable) (Y) dalam hal ini hasil tangkapan
Purse Seine.
www.bangzabar.com
3.3.1 Klasifikasi Variabel
Variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah:
X1 = Kecepatan Setting Alat Penangkap Ikan
X2 = Kecepatan Hauling Alat Penangkapan Ikan
Y = Jumlah hasil tangkapan Ikan
3.3.2 Definisi Operasional Variabel
a) (X1) Kecepatan Setting, yaitu kecepatan kapal pada saat penurunan
jaring. Dimana jika kapal dijalankan dengan cepat maka gerombolan ikan
dapat segera terkepung.
b) (X2) Kecepatan Hauling merupakan kecepatan pada saat penarikan jaring
setelah proses Setting dilakukan. Purse Seine ditarik yang dengan
demikian bagian bawah jaring akan tertutup. Melingkari gerombolan ikan
dengan jaring adalah dengan tujuan supaya ikan-ikan jangan dapat
melarikan diri dalam arah horisontal. Sedang dengan menarik purse line
adalah untuk mencegah ikan-ikan supaya ikan-ikan jangan dapat melarikan
diri ke bawah.
c) (Y) Hasil Tangkapan, yaitu berat ikan yang tertangkap oleh Purse Seine,
dalam hal ini hasil tangkapan yang didaratkan di tempat pelelangan ikan.
3.4 Instrumen Penelitian
Penelitian ini menggunakan desain instrument survey yaitu pengamatan
dilapangan dengan kriteria yang diamati sebagai berikut:
a. Mengadakan kuesioner dengan membuat daftar pertanyaan yang disebarkan
kepada nelayan.
b. Mengamati langsung kegiatan penangkapan ikan, dengan mengikuti kapal
nelayan.
Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur pada butir-butir pertayaan dalam
kuesioner yang kita buat. Untuk mengetahui valid tidaknya kuesioner yang telah
www.bangzabar.com
kita buat dapat diukur dangan rumus uji Validitas dan Reliabilitas yaitu sebagai
berikut:
(1). Uji Validitas dengan rumus, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).
rxy = N∑XY-(∑X)(∑Y)
[{∑X2-(∑X2}{N∑Y2-(∑Y)2}]
Keterangan :
Rxy = kolerasi product moment
N = cacah subjek uji coba
∑x = jumlah sekor butir (x)
∑y = jumlah sekor variable (y)
∑x2 = jumlah sekor butir kuadrat (x)
∑y2 = jumlah sekor variabel (y)
∑xy = jumlah perkalian butir (x) dan sekor variable (y)
(2). Uji Reliabilitas, (Singarimbun & Effendi ,1989:124).
Rtt = M 1 - Vx
M-1 Vt
Keterangan :
Rtt = Kofisien alpha
Vx = Variasi butir
Vt = Variasi total (faktor)
M = Jumlah butir
3.5 Lokasi Penelitian
Penelitian dilakukan di Pelabuhan Perikanan Pantai (PPP) Muncar
Kabupaten Banyuwangi, pada nelayan yang melakukan penangkapan ikan dengan
menggunakan Purse Seine. jangka waktu penelitian 1 bulan dilaksanakan pada
bulan April 2010. Penetapan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atas dasar
pertimbangan usaha penangkapan ikan mempunyai potensi besar untuk
dikembangkan lebih luas.
www.bangzabar.com
3.6 Prosedur Pengumpulan Data
Tahapan pengumpulan data yang dilakukan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut.
1. Tahap sebelum pengambilan data di lapangan, yaitu mengadakan
pengamatan dan penelitian pada operasi penangkapan ikan di Muncar.
2. Tahap pengumpulan data primer dengan menggunakan kuesioner (sebagai
alat pokok pengambilan data di lapangan) melalui wawancara secara
langsung.
3. Tahap pengumpulan data sekunder, yang diperoleh dari perpustakaan
maupun literatatur (dipublikasikan maupun tidak dipublikasikan) yang
berkaitan dengan operasi penangkapan ikan menggunakan Purse Seine.
3.7 Teknik Analisis
Teknik analisis yang digunakan pada penelitian ini adalah :
Untuk mengetahui pengaruh dari variabel bebas (X1X2 ) terhadap Variabel terikat
( Y ) digunakan persamaan:
1. Regresi Linier Berganda.
Rumus Regresi Linier Berganda (Singarimbun & Effendi ,1989:124).
Y = a + b1 X1+ b2 X2 + eKeterangan:
Y = Hasil tangkapan
X1 = Kecepatan Setting
X2 = Kecepatan Hauling
a = Konstanta regresi
b1,b2 = Kofisien regresi
e = Variabel pengganggu
www.bangzabar.com
2. Analisis Koefisien Determinasi Berganda
Untuk mengetahui erat tidaknya hubungan antara variabel bebas dan
terikat digunakan koefisien korelasi berganda yang merupakan akar dari
koefisien determinasi. Koefisien determinasi dapat dirumuskan sebagai
berikut: (Singarimbun & Effendi ,1989:124).
b1∑x1y+ b2∑x2y
R2 =
∑y2
Keterangan:
R2 = koefisien penentu berganda.
3. Uji F
Atau test koefisien regresi secara menyeluruh, untuk mengetahui
apakah seluruh variabel bebas (X) berpengaruh terhadap (Y). Formulasi
yang digunakan : (Suhermin.2008.dalam.http;//blog.its.ac.id/)
R2/(K-1)
F0=
1-R2/(n-k
Dimana :
F0 = Pengujian secara serentak
R2 = Koefisien determinasi / penentuan berganda
k = Banyak variabel
n = Banyak observasi
www.bangzabar.com
4. Uji “t”
Atau test koefisien secara individu untuk mengetahui apakah setiap
variabel (X1,X2) berpengaruh terhadap Y. (Suhermin, 2008 dalam
http;//blog.its.ac.id)
bk t0 =
Sbk
Dimana :
t0 = Pengujian secara individu
bk = b1, b2
Sbk = Standart error dari b1, b2
IV. JADWAL PELAKSANAAN KEGIATAN
www.bangzabar.com
Jadwal pelaksanaan penelitian dapat diuraikan pada tabel dibawah ini:
No Uraian kegiatan Waktu pelasanaanMaret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 41 Pengajuan judul 4 Revisi dan perbaikan Proposal5 Seminar Proposal6 Pengambilan data dilapangan7 Analisis data / konsultasi data8 Pembuatan laporan tugas Akhir9 Revisi & perbaikan laporan
10 Ujian Tugas Akhir
11 Perbaikan & Penjilidan Laporan
V. PERKIRAAN BIAYA
www.bangzabar.com
Perkiraan biaya penelitian Analisis Operasi Penangkapan Kapal Purse
Seine Ditinjau dari Kecepatan Setting dan Hauling di Perairan Muncar, adalah
sebagai berikut:
1.Transportasi 200.0002.Akomodasi 350.0003.Alat tulis dan photocopy 200.0004. Pembuatan laporan 350.000Total 1.100.000 Terbilang: satu juta rupiah
DAFTAR PUSTAKA
www.bangzabar.com
Ardidja, S. 2007. Metode penangkapan ikan. Sekolah tinggi perikanan jakarta.
Ayodhya, A. U. 1981. Metode Penangkapan Ikan. Yayasan Dewi Sri Bogor.
Ayodhya, A. U. 1976 Teknik Penangkapan Ikan. Bagain Teknik Penangakapan Ikan. Bogor: institut pertanian,.
Derektorat Pengkajian Ilmu Kelautan-Badan Pengkajian Dan Penerapan Teknologi, 1996. Pengembangan Kapal Nelayan. Jakarta
Departemen Pertanian-Derektorat Jenderal Perikanan, 1991. Purse Seine Dan Lampara Dasar. Jakarta
Fuad, 2006. Analisis Efisiensi Operasi Penangkapan Kapal Purse Seine di Perairan Probolinggo. Fakultas Kelautan Institut Teknologi 10 November, Surabaya.
Ghaffar, A Mukhlisa, 2006. Optimasi Pengembangan Usaha Perikanan Mini Purse Seine di Kabupaten Jeneponto Provinsi Sulawesi Selatan. Departemen Pemanfaatan Sumberdaya Perikanan Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor: Kep.02/Men/2002 Tentang Pedoman Pelaksanaan Pengawasan Penangkapan Ikan, 2002.
Muttaqin A, 2009. Operasi Penangkapan Ikan Pelagis Dengan Alat Tangkap Purse Seine. (jurnal tidak dipublikasikan). PPPPTK. Cianjur
Nomura, M., and T. Yamazaki. Fishing Tehnigues. Compilation Of Transcript Of Lecturer Presented at the Training Departement SEAFDEC. Japan International Corperation Agency. Tokyo, 1975.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia, Nomor 51 tahun 2002, Tentang Perkapalan.
Purnomo Edi. 2007. Komposisi Ikan Hasil Tangkapan Ditinjau dari Kecepatan Setting dan Daerah Penangkapan Ikan dengan Purse Seine di KM. Nusantara Milik PT. Bintang Mandiri Bersaudara Bitung-Sulawesi Utara. Penangkapan Ikan Sekolah Tinggi Perikanan. Jakarta.
Singarimbun, M dan Efendi, S 1995. Metode Penelitian Survei. Jakarta : LP3E5.
Sudirman, dan Achmar Mallawa. 2004. Teknik Penangkapan Ikan .Rineka Cipta,Jakarta.
Suhermin.2008.uji validitas dan uji reliabilitas.http;//blog.its.ac.id/
www.bangzabar.com
Usemahu, A Rahman dan Tomasila, Leopold A. 2003. Teknik Penangkapan Ikan. Departemen Kelautan dan Perikanan. Pusat Pendidikan dan Pelatihan Perikanan. Jakarta. Hal 44-55.
Waluyo Subani dan H.R Barus.1989.Alat Penangkapan Ikan Dan Udang Laut Di Indonesia. Balai Penelitian Perikana. Jakarta
www.bangzabar.com