Sunar

Post on 12-Jul-2015

358 views 2 download

Transcript of Sunar

MAKALAH ILMIAH LIMBAH

&

PEMANFAATANNYA

DI SUSUN OLEH :

SUNAR X Otomotif

SMK INDUSTRI NGORO

TAHUN AJARAN 2014 / 2015

Kata Pengantar

Dengan menyebut nama Allah SWT yang Maha Pengasih lagi Maha

Panyayang, kami panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah

melimpahkan rahmat, hidayah, dan inayah-Nya kepada kami, sehingga kami dapat

menyelesaikan makalah ilmiah tentang limbah dan pemanfaatannya dengan baik.

Adapun makalah ilmiah tentang limbah dan pemanfaatannya ini telah kami

usahakan semaksimal mungkin dan tentunya dengan bantuan berbagai pihak,

sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami tidak lupa

menyampaikan bayak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu

kami dalam pembuatan makalah ini.

Namun tidak lepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa ada

kekurangan baik dari segi penyusun bahasanya maupun segi lainnya. Oleh karena

itu dengan lapang dada dan tangan terbuka kami membuka selebar - lebarnya bagi

pembaca yang ingin memberi saran dan kritik kepada kami sehingga kami dapat

memperbaiki makalah ilmiah ini.

Akhirnya penyusun mengharapkan semoga dari makalah ilmiah tentang

limbah dan pemanfaatannya ini dapat diambil hikmah dan manfaatnya sehingga

dapat memberikan inpirasi terhadap pembaca.

Senin, 23 Juni 201

Penyusun

Sunar

DAFTAR ISI

Halaman Judul ..........................................................................................

Kata Pengantar .......................................................................................... II

Daftar Isi.................................................................................................... III

BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 4

A. Latar Belakang ........................................................................................ 4

B. Rumusan Masalah ................................................................... ................. 4

C. Tujuan ...................................................................................................... 4

D. Hipotesis Penelitian ...................................................................................4

BAB II PEMBAHASAN

A.Pengertian Limbah ..................................................................................... 5

B.Karakteristik Limbah ................................................................................. 5

C.Sumber Dan Jenis Limbah ......................................................................... 6

D.Komposisi Sampah ................................................................................... 9

BAB III MACAM - MACAM LIMBAH ...................................................... 14

A. Pengertian Limbah Padat ......................................................................... 14

B. Pengertian Limbah Cair ........................................................................... 18

C. Pengertian Limbah Gas ............................................................................ 18

D. Pengertian Limbah B3 ............................................................................. 19

BAB IV BAHAN DAN METODE KERJA .................................................. 23

BAB V PENUTUP ........................................................................................ 24

DAFTAR PUSTAKA .................................................................................... 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Limbah merupakan benda yang tidak diperlukan dan dibuang, limbah

pada umumnya mengandung bahan pencemar dengan konsentrasi bervariasi. Bila

dikembalikan ke alam dalam jumlah besar, limbah ini akan terakumulasi di alam

sehingga mengganggu keseimbangan ekosistem Alam

Penumpukan limbah di alam menyebabkan ketidak seimbangan

ekosistem tidak dikelolah dengan baik. Pengelolahan limbah ini merupakan upaya

merencanakan melaksanakan, memantau, dan mengevaluasi pendaya gunaan

limbah, serta pengendalian dampak yang ditimbulkannya

Upaya pengelolahan limbah tidak mudah dan memerlukan pengetahuan

tentang limbah unsur-unsur yang terkandung serta penanganan limbah agar tidak

mencemari lingkungan selain itu perlu keterampilan mengelolah limbah menjadi

ekonomis dan mengurang jumlah limbah yang terbuang ke alam.

Makalah ini akan membahas tentang pengelolahan limbah dengan tata

cara yang baik dan benar. Diharapkan dengan dilaksanakan pembelajaran ini

dapat dikembangkan manajemen limbah, khususnya limbah Padat, Cair, Gas, serta

berbahaya dan beracun.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana cara mengolah limbah agar menjadi sesuatu yang bermanfaat ?

2. Bagaimana cara memanfaatkn limbah agar berguna ?

C. Tujuan

Dengan adanya makalah ini mudah mudahan pembaca dapat menambah

wawasan tentang materi pengelolahan limbah dan agar limbah dapat di

manfaatkan untuk hal-hal yang berguna dan bukan sebagai sampah biasa.

D. Hipotesis penelitian

Jika limbah padat, cair, dan gas terus bartambah, maka akan terjadi

kerusakan ekosistem dan pencemaran lingkungan.

1. Hipotesis Nol : Tidak ada pengaruh limbah padat, cair, dan gas terhadap

kerusakan ekosistem dan pencemaran lingkungan.

2. Hipotesis Alternatif : Terdapat pengaruh limbah padat, cair, dan gas

terhadap kerusakan ekosistem dan pencemaran lingkungan.

BAB II

PEMBAHASAN

A.Pengertian Limbah

Limbah adalah buangan yang dihasilkan dari suatu proses produksi baik industri

maupun domestik (rumah tangga, yang lebih dikenal sebagai sampah) atau juga

dapat dihasilkan oleh alam yang kehadirannya pada suatu saat dan tempat tertentu

tidak dikehendaki lingkungan karena tidak memiliki nilai ekonomis. Bila ditinjau

secara kimiawi, limbah ini terdiri dari bahan kimia organik dan anorganik.

Dengan konsentrasi dan kuantitas tertentu, kehadiran limbah dapat berdampak

negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia, sehingga perlu

dilakukan penanganan terhadap limbah.penanganan limbah ini tentunya tidak

hanya sekedar mengolahnya/ mendaur ulangnya langsung tanpa memperhatikan

jenis limbah dan cara penangannanya klarena dari setiap limbah yang ada

mempunyai cirri berbeda terhadap dampak yang ditimbulkanya.

B.Karakteristik limbah :

Pada umumnya sesuatu yang ada di bumi ini memiliki suatu karakteristik

yang berbeda. Termasuk juga limbah yang mempunyai karakteristik sebagai

berikut :

Berukuran mikro

Karekteristik ini merupakan karakterisik pada besar kecilnya limbah/ volumenya.

Contoh dari limbah yang berukuran mikro atau kecil atau bahkan tidak bias

terlihat adalah limbah industri berupa bahan kimia yang tidak terpakai yang di

buang tidak sesuai dengan prosedur pembuangan yang dianjurkan.

Dinamis

Mungkin yang dimaksud dinamis disini adalah tentang cara pencemarannya

yang tidak dalam waktu singkat menyebar dan mengakibatkan pencermaran.

Biasanya limbah dalam menyerbar di perlukan waktu yang cukup lama dan

tidak diketahui dengan hanya melihat saja. Hal ini dikarenakan ukuran

limbah yang tidak dapat dilihat

Berdampak luas (penyebarannya)

Luasnya dampak yang di timbulkan oleh limbah ini merupakan efek dari

karakteristik limbah yang berukuran mikro yang tak dapat dilihat dengan

mata tellanjang. Contoh dari besarnya dampak yang ditimbulkan yaitu

adanya istilah “Minamata disease” atau keracunan raksa (Hg) di Jepang

yang mengakibatkan nelayan-nelayan mengidap paralis (hilangnya kemampuan

untuk bergerak karena kerusakan pada saraf). Kejadian ini terajadi di

Teluk Minamata dan Sungai Jintsu karena pencemaran oleh raksa (Hg).

Berdampak jangka panjang (antar generasi)

Dampak yang ditimbulkan limbah terutama limbah kimia biasanya tidak

sekedar berdampak pada orang yang terkena tetapi dapat mengakibatkan

turunannya mengalami hal serupa.

Dari karakteristik limbah di atas pencemaran limbah juga didukung oleh

adanya faktor-faktor yang mempengaruhi pencemaran limbah terhadap

lingkungan diantaranya :

1.Volume Limbah

Tentunya semakin banyak limbah yang dihasilkan oleh manusia dampak yang

akan ditimbulkan semakin besar pula terasa.

2.Kandungan Bahan Pencemar

Kandunngan yang terdapat di limbah ini mengakibatkan pencemaran

lingkungan apabila kandunganya berbahaya dapat mengakibatkan pencemaran

yang fatal bahkan dapat membunuh manusia serta mahluk hidup sekitar.

3.Frekuensi Pembuangan Limbah

Pada saat sekarang ini pembuangan limbah semakin naik frekuensinya di

karenakan banyaknya industry yang berdiri. Dengan semakin banyak

frekuensi limbah tentunya pembuanganlimbah menjadi tidak terkandali dan

usaha untuk mengolahnya tidak dapat maksimal dikarenakan pengolahan

limbah yang masih jauh dari harapan kita semua.

C.Sumber dan Jenis Limbah

1.Sumber Utama imbah

Sumber adanya limbah sebenarnya banyak sekali tetapi pada pengelompokannya

sumber limbah terdiri dari :

Aktivitas manusia

Saat manusia melakukan aktivitas untuk menghasikan sesuatu barang

produksi maka akan timbul suatu limbah karena tidak mampunya pengolahan

yang dilakukan oleh manusia menggunkan mesin dan juga sulitnya untuk

mengolah barang yang tidak berguna menjadi barang yang bias dimanfaatkan

untuk keperluan manusia. Berikut adalah limbah yang dihasilkan oleh

aktivitas manusia misalnya :

a)Hasil pembakaran bahan bakar pada industry dan juga kendaran bermotor

b)Pengolahan bahan tambang dan minyak bumi

c)Pembakaran hutan untuk membuka lahan pertanian ataupun perumahan

Aktivitas alam

Selaindari aktivitas diatas pencemaran limbah di bumi juga di timbulkan

oleh aktivitas alam walaupun jumlahnya sangat sedikit pengaruhnya

terhadap lingkungan karena lokasinya yang biasanya bersifat

lokal.berikut ini contoh dari aktivitas alam yang menghasilkan limbah

yaitu :

a)Pembusukan bahan organik alami

b)Adanya aktifitas gunung berapi

c)Banjir, longsor serta

d)Aktivitas alam yang lain

Karena kedua aktivitas ini menimbulkan limbah yang mencemari lingkungan,

manusia di bumi terus mengembangkan teknologi untuk mencegah dampak

pencemaran lingkungan. Walaupun dilain pihak limbah terus meningkat

terutamadiakibatkan oleh aktivitas manusia hal ini didorong oleh

beberapa factor sebagai berikut :

ØPerkembangan industri

Perkembangan industri yang sangat cepat baik pertambangan, transportasi

dan manufakur atau pabrik yang mengahsilkan limbah dalam jumlah yang

relative besar sehingga terjadi pembuangan limbah yang kurang terkontrol

karena kurannya teknologi untuk membuat limbah menjadi barang yang

terurai atau ramah lingkungan

Modernisasi

Pada saat sekarang perkembangan teknologi untuk menghasilkan barang

semakin marak digunakan dikalangan orang yang mengeluti bidang industry.

Hal ini bertujuan untuk menghasilkan barang dengan cepat tetapi di lain

hal perkembangan teknologi berakibat pada semakin banyaknya limbah yang

dihasilkan oleh teknologi itu sendiri.

Pertambahan penduduk

Semakin banyaknya penduduk di bumi ini mengakibatkan bertambah

meningkatnya kebutuhan akan tempat tinggal serta meingkatnya jumlah

kebutuhan akan barang. Hal ini dapat menimbulkan berberpa macam masal

seperti :

a)Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi

Pembukaan lahan untuk pemukiman dan saran transportasi berdampak

terhadap semakin berkurangnya hutan untuk mengurangi kadar pencemaran

lingkungan.

b)Penimbunan sampah

Semakin hari kita melihat banyaknya sampah yang menumpuk karena

pembuangannya yang sembarangan dan mungkin juga karena kurang mampunya

tempat pembuangan sampah untuk menampung sampah atau yang biasa disebut

TPA (Tempat Pembuangan Akhir) dalam menampung sampah sehingga sampah

menumpuk di suatu tempat yang berdampak menurunnya kualitas lingkungan

sekitar

2.Jenis Limbah

Bermacam-macam limbah mungkin akan kita temui di sekitar kita. Pernahkah

anda melihat sampah plastic, kaleng,pecahan kaca, kotoran hewan dan

lain sebagainya. Dari sekian banyaknya limbah ini dapat dikelompokan

berdasar sumber dari limbah ini berasal seperti penjelasan di bawah ini :

Garbage yaitu sisa pengelolaan atau sisa makanan yang mudah membusuk.

Misal limbah yang dihasilkan oleh rumah tangga, restoran dan hotel.

Rubbish yaitu bahan atau limbah yang tidak mudah membusuk yang terdiri dari

·bahan yang mudah terbakar seperti kayu dan kertas

·bahan yang tidak mudah terbakar seperti klaeng dan kaca

Ashes yaitu sejenis abu hasil dari proses pembakaran seperti pembakaran

kayu, batubara maupun abu dari hasil industry.

Dead animal yaitu segala jenis bangkai yang membusuk seperti bangkai

kuda, sapi, kucing tikus dan lain-lain.

Street sweeping yaitu segala jenis sampah atau kotoran yang berserakan di

jalan karena perbuatan orang yang tidak bertanggungjawab.

Industrial waste yaitu benda-benda padat sisa dari industry yang tidak

tepakai atau dibuang. Missal industry kaleng dengan potongan

kaleng-kaleng yang tidak terolah.

D.Contoh Dari Pencemaran Limbah dan Upaya Pengolahannya.

·Dampak Negatif Limbah Sampah Terhadap Lingkungan dan Pemanfaatannya

Kawasan wisata alam merupakan tempat yang menarik untuk dikunjungi, baik

oleh wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara yang menyenangi

nuansa alami. Selain itu kawasan wisata alam adalah sarana tempat

terjadinya interaksi sosial dan aktivitas ekonomi.

Untuk menjaring masyarakat dan wisatawan sebanyak mungkin, setiap

kawasan wisata alam harus menjaga keunikan, kelestarian, dan

keindahannya. Semakin banyak kunjungan wisatawan, maka aktivitas

dikawasan tersebut akan meningkat, baik aktivitas sosial maupun ekonomi.

Setiap aktivitas yang dilakukan, akan menghasilkan manfaat ekonomi bagi

kawasan tersebut. Namun yang harus diingat adalah bahwa limbah atau

sampah yang ditimbulkan dari kegiatan tersebut dapat mengancam kawasan

wisata alam.

Sampah apabila dibiarkan tidak dikelola dapat menjadi ancaman yang

serius bagi kelangsungan dan kelestarian kawasan wisata alam.

Sebaliknya, apabila dikelola dengan baik, sampah memiliki nilai

potensial, seperti penyediaan lapangan pekerjaan, peningkatan kualitas

dan estetika lingkungan, dan pemanfaatan lain sebagai bahan pembuatan

kompos yang dapat digunakan untuk memperbaiki lahan kritis di berbagai

daerah di Indonesia, dan dapat juga mempengaruhi penerimaan devisa

negara.

Komposisi Sampah

Berdasarkan komposisinya, sampah dibedakan menjadi dua, yaitu:

1. Sampah Organik, yaitu sampah yang mudah membusuk seperti sisa

makanan, sayuran, daun-daun kering, dan sebagainya. Sampah ini dapat

diolah lebih lanjut menjadi kompos;

2. Sampah Anorganik, yaitu sampah yang tidak mudah membusuk, seperti

plastik wadah pembungkus makanan, kertas, plastik mainan, botol dan

gelas minuman, kaleng, kayu, dan sebagainya. Sampah ini dapat dijadikan

sampah komersil atau sampah yang laku dijual untuk dijadikan produk

lainnya. Beberapa sampah anorganik yang dapat dijual adalah plastik

wadah pembungkus makanan, botol dan gelas bekas minuman, kaleng, kaca,

dan kertas, baik kertas koran, HVS, maupun karton;

Di negara-negara berkembang komposisi sampah terbanyak adalah sampah

organik, sebesar 60 – 70%, dan sampah anorganik sebesar ± 30%.

Ancaman Bagi Kawasan Wisata Alam

Dampak negatif yang ditimbulkan dari sampah yang tidak dikelola dengan baik

adalah sebagai berikut:

a. Gangguan Kesehatan:

· Timbulan sampah dapat menjadi tempat pembiakan lalat yang dapat mendorong

penularan infeksi;

· Timbulan sampah dapat menimbulkan penyakit yang terkait dengan tikus;

b. Menurunnya kualitas lingkungan

c. Menurunnya estetika lingkungan

Timbulan sampah yang bau, kotor dan berserakan akan menjadikan lingkungan

tidak indah untuk dipandang mata;

d. Terhambatnya pembangunan negara

Dengan menurunnya kualitas dan estetika lingkungan, mengakibatkan

pengunjung atau wisatawan enggan untuk mengunjungi daerah wisata

tersebut karena merasa tidak nyaman, dan daerah wisata tersebut menjadi

tidak menarik untuk dikunjungi. Akibatnya jumlah kunjungan wisatawan

menurun, yang berarti devisa negara juga menurun.

Pengelolaan Sampah

Agar pengelolaan sampah berlangsung dengan baik dan mencapai tujuan yang

diinginkan, maka setiap kegiatan pengelolaan sampah harus mengikuti

filosofi pengelolaan sampah. Filosofi pengelolaan sampah adalah bahwa

semakin sedikit dan semakin dekat sampah dikelola dari sumbernya, maka

pengelolaannya akan menjadi lebih mudah dan baik, serta lingkungan yang

terkena dampak juga semakin sedikit.

Tahapan Pengelolaan sampah yang dapat dilakukan di kawasan wisata alam

adalah:

a. Pencegahan dan Pengurangan Sampah dari Sumbernya

Kegiatan ini dimulai dengan kegiatan pemilahan atau pemisahan sampah

organik dan anorganik dengan menyediakan tempat sampah organik dan

anorganik disetiap kawasan yang sering dikunjungi wisatawan.

b. Pemanfaatan Kembali

Kegiatan pemanfaatan sampah kembali, terdiri atas:

1). Pemanfaatan sampah organik, seperti composting (pengomposan). Sampah

yang mudah membusuk dapat diubah menjadi pupuk kompos yang ramah

lingkungan untuk melestarikan fungsi kawasan wisata.

Berdasarkan hasil, penelitian diketahui bahwa dengan melakukan kegiatan

composting sampah organik yang komposisinya mencapai 70%, dapat

direduksi hingga mencapai 25%.

2). Pemanfaatan sampah anorganik, baik secara langsung maupun tidak langsung.

Pemanfaatan kembali secara langsung, misalnya pembuatan kerajinan yang

berbahan baku dari barang bekas, atau kertas daur ulang. Sedangkan

pemanfaatan kembali secara tidak langsung, misalnya menjual barang bekas

seperti kertas, plastik, kaleng, koran bekas, botol, gelas dan botol

air minum dalam kemasan.

c. Tempat Pembuangan Sampah Akhir

Sisa sampah yang tidak dapat dimanfaatkan secara ekonomis baik dari kegiatan

composting maupun pemanfaatan sampah anorganik, jumlahnya mencapai ±

10%, harus dibuang ke Tempat Pembuangan Sampah Akhir (TPA). Di

Indonesia, pengelolaan TPA menjadi tanggung jawab masing-masing Pemda.

Dengan pengelolaan sampah yang baik, sisa sampah akhir yang benar-benar

tidak dapat dimanfaatkan lagi hanya sebesar ± 10%. Kegiatan ini tentu

saja akan menurunkan biaya pengangkutan sampah bagi pengelola kawasan

wisata alam, mengurangi luasan kebutuhan tempat untuk lokasi TPS, serta

memperkecil permasalahan sampah yang saat ini dihadapi oleh banyak

pemerintah daerah.

Pengelolaan sampah yang dilakukan di kawasan wisata alam, akan memberikan

banyak manfaat, diantaranya adalah:

a. Menjaga keindahan, kebersihan dan estetika lingkungan kawasan sehingga

menarik wisatawan untuk berkunjung;

b. Tidak memerlukan TPS yang luas, sehingga pengelola wisata dapat

mengoptimalkan penggunaan pemanfaatan kawasan;

c. Mengurangi biaya angkut sampah ke TPS;

d. Mengurangi beban Pemda dalam mengelola sampah.

B. Limbah Plastik

Nama plastik mewakili ribuan bahan yang berbeda sifat fisis, mekanis,

dan kimia. Secara garis besar plastik dapat digolongkan menjadi dua

golongan besar, yakni plastik yang bersifat thermoplastic dan yang

bersifat thermoset. Thermoplastic dapat dibentuk kembali dengan mudah

dan diproses menjadi bentuk lain, sedangkan jenis thermoset bila telah

mengeras tidak dapat dilunakkan kembali. Plastik yang paling umum

digunakan dalam kehidupan sehari-hari adalah dalam bentuk thermoplastic.

Seiring dengan perkembangan teknologi, kebutuhan akan plastik terus

meningkat. Data BPS tahun 1999 menunjukkan bahwa volume perdagangan

plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995

sebesar 136.122,7 ton sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182.523,6 ton,

sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15%.

Jumlah tersebut diperkirakan akan terus meningkat pada tahun-tahun

selanjutnya. Sebagai konsekuensinya, peningkatan limbah plastikpun tidak

terelakkan. Menurut Hartono (1998) komposisi sampah atau limbah plastik

yang dibuang oleh setiap rumah tangga adalah 9,3% dari total sampah

rumah tangga. Di Jabotabek rata-rata setiap pabrik menghasilkan satu ton

limbah plastik setiap minggunya. Jumlah tersebut akan terus bertambah,

disebabkan sifat-sifat yang dimiliki plastik, antara lain tidak dapat

membusuk, tidak terurai secara alami, tidak dapat menyerap air, maupun

tidak dapat berkarat, dan pada akhirnya akhirnya menjadi masalah bagi

lingkungan. (YBP, 1986).

Plastik juga merupakan bahan anorganik buatan yang tersusun dari

bahan-bahan kimia yang cukup berahaya bagi lingkungan. Limbah daripada

plastik ini sangatlah sulit untuk diuraikan secara alami. Untuk

menguraikan sampah plastik itu sendiri membutuhkan kurang lebih 80 tahun

agar dapat terdegradasi secara sempurna. Oleh karena itu penggunaan

bahan plastik dapat dikatakan tidak bersahabat ataupun konservatif bagi

lingkungan apabila digunakan tanpa menggunakan batasan tertentu.

Sedangkan di dalam kehidupan sehari-hari, khususnya kita yang berada di

Indonesia,penggunaan bahan plastik bisa kita temukan di hampir seluruh

aktivitas hidup kita. Padahal apabila kita sadar, kita mampu berbuat

lebih untuk hal ini yaitu dengan menggunakan kembali (reuse) kantung

plastik yang disimpan di rumah. Dengan demikian secara tidak langsung

kita telah mengurangi limbah plastik yang dapat terbuang percuma setelah

digunakan (reduce). Atau bahkan lebih bagus lagi jika kita dapat

mendaur ulang plastik menjadi sesuatu yang lebih berguna (recycle).

Bayangkan saja jika kita berbelanja makanan di warung tiga kali sehari

berarti dalam satu bulan satu orang dapat menggunakan 90 kantung plastik

yang seringkali dibuang begitu saja. Jika setengah penduduk Indonesia

melakukan hal itu maka akan terkumpul 90×125 juta=11250 juta kantung

plastik yang mencemari lingkungan. Berbeda jika kondisi berjalan

sebaliknya yaitu dengan penghematan kita dapat menekan hingga nyaris 90%

dari total sampah yang terbuang percuma. Namun fenomena yang terjadi

adalah penduduk Indonesia yang masih

malu jika membawa kantung plastik kemana-mana. Untuk informasi saja

bahwa di supermarket negara China, setiap pengunjung diwajibkan membawa

kantung plastik sendiri dan apabila tidak membawa maka akan dikenakan

biaya tambahan atas plastik yang dikeluarkan pihak supermarket.

Pengelolaan Limbah Plastik Dengan Metode Recycle (Daur Ulang) Pemanfaatan

limbah plastik merupakan upaya menekan pembuangan plastik

seminimal mungkin dan dalam batas tertentu menghemat sumber daya dan

mengurangi ketergantungan bahan baku impor. Pemanfaatan limbah plastik

dapat dilakukan dengan pemakaian kembali (reuse) maupun daur ulang

(recycle). Di Indonesia, pemanfaatan limbah plastik dalam skala rumah

tangga umumnya adalah dengan pemakaian kembali dengan keperluan yang

berbeda, misalnya tempat cat yang terbuat dari plastik digunakan untuk

pot atau ember. Sisi jelek pemakaian kembali, terutama dalam bentuk

kemasan adalah sering digunakan untuk pemalsuan produk seperti yang

seringkali terjadi di kota-kota besar (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan limbah plastik dengan cara daur ulang umumnya dilakukan oleh

industri. Secara umum terdapat empat persyaratan agar suatu limbah

plastik dapat diproses oleh suatu industri, antara lain limbah harus

dalam bentuk tertentu sesuai kebutuhan (biji, pellet, serbuk, pecahan),

limbah harus homogen, tidak terkontaminasi, serta diupayakan tidak

teroksidasi. Untuk mengatasi masalah tersebut, sebelum digunakan limbah

plastik diproses melalui tahapan sederhana, yaitu pemisahan, pemotongan,

pencucian, dan penghilangan zat-zat seperti besi dan sebagainya (Sasse

et al.,1995).

Terdapat hal yang menguntungkan dalam pemanfaatan limbah plastik di

Indonesia dibandingkan negara maju. Hal ini dimungkinkan karena

pemisahan secara manual yang dianggap tidak mungkin dilakukan di negara

maju, dapat dilakukan di Indonesia yang mempunyai tenaga kerja melimpah

sehingga pemisahan tidak perlu dilakukan dengan peralatan canggih yang

memerlukan biaya tinggi. Kondisi ini memungkinkan berkembangnya industri

daur ulang plastik di Indonesia (Syafitrie, 2001).

Pemanfaatan plastik daur ulang dalam pembuatan kembali barang-barang

plastik telah berkembang pesat. Hampir seluruh jenis limbah plastik

(80%) dapat diproses kembali menjadi barang semula walaupun harus

dilakukan pencampuran dengan bahan baku baru dan additive untuk

meningkatkan kualitas (Syafitrie, 2001). Menurut Hartono (1998) empat

jenis limbah plastik yang populer dan laku di pasaran yaitu polietilena

(PE), High Density Polyethylene (HDPE), polipropilena (PP), dan asoi.

BAB III

MACAM - MACAM LIMBAH

A.Limbah padat

Limbah padat adalah hasil buangan industri yang berupa padatan, lumpur

atau bubur yang berasal dari suatu proses pengolahan. Limbah padat berasal dari

kegiatan industri dan domestik. Limbah domestic pada umumnya berbentuk

limbah padat rumah tangga, limbah padat kegiatan perdagangan, perkantoran,

peternakan, pertanian serta dari tempat-tempat umum. Jenis-jenis limbah padat:

kertas, kayu, kain, karet/kulit tiruan, plastik, metal, gelas/kaca, organik, bakteri,

kulit telur, dll Sumber-sumber dari limbah padat sendiri meliputi seperti pabrik

gula, pulp, kertas, rayon, plywood, limbah nuklir, pengawetan buah, ikan, atau

daging. Secara garis besar limbah padat terdiri dari :

1) Limbah padat yang mudah terbakar.

2) Limbah padat yang sukar terbakar.

3) Limbah padat yang mudah membusuk.

4) Limbah yang dapat di daur ulang.

5) Limbah radioaktif.

6) Bongkaran bangunan.

7) Lumpur.

A. DAMPAK PENCEMARAN LIMBAH PADAT

Limbah pasti akan berdampak negatif pada lingkungan hidup jika tidak

ada pengolahan yang baik dan benar, dengan adanya limbah padat didalam

linkungan hidup maka dapat menimbulkan pencemaran seperti :

1) Timbulnya gas beracun, seperti asam sulfida (H2S), amoniak (NH3),

methan (CH4), C02 dan sebagainya. Gas ini akan timbul jika limbah padat

ditimbun dan membusuk dikarena adanya mikroorganisme. Adanya

musim hujan dan kemarau, terjadi proses pemecahan bahan organik oleh

bakteri penghancur dalam suasana aerob/anaerob.

2) Dapat menimbulkan penurunan kualitas udara, dalam sampah yang ditumpuk,

akan terjadi reaksi kimia seperti gas H2S, NH3 dan methane yang jika melebihi

NAB (Nilai Ambang Batas) akan merugikan manusia. Gas H2S 50 ppm dapat

mengakibatkan mabuk dan pusing.

3) Penurunan kualitas air, karena limbah padat biasanya langsung dibuang dalam

perairan atau bersama-sama air limbah. Maka akan dapat menyebabkan air

menjadi keruh dan rasa dari air pun berubah.

4) Kerusakan permukaan tanah. Dari sebagian dampak-dampak limbah padat

diatas, ada beberapa dampak limbah yang lainnya yang ditinjau dari aspek yang

berbeda secara umum. Dampak limbah secara umum di tinjau dari dampak

terhadap kesehatan dan terhadap

lingkungan adalah sebgai berikut :

1. Dampak Terhadap Kesehatan

Dampaknya yaitu dapat menyebabkan atau menimbulkan panyakit. Potensi

bahaya kesehatan yang dapat ditimbulkan adalah sebagai berikut:

a) Penyakit diare dan tikus, penyakit ini terjadi karena virus yang berasal dari

sampah dengan pengelolaan yang tidak tepat.

b) Penyakit kulit misalnya kudis dan kurap.

2. Dampak Terhadap Lingkungan

Cairan dari limbah – limbah yang masuk ke sungai akan mencemarkan airnya

sehingga mengandung virus-virus penyakit. Berbagai ikan dapat mati sehingga

mungkin lama kelamaan akan punah. Tidak jarang manusia juga mengkonsumsi

atau menggunakan air untuk kegiatan sehari-hari, sehingga menusia akan terkena

dampak limbah baik secara langsung maupun tidak langsung. Selain mencemari,

air lingkungan juga menimbulkan banjir karena banyak orang-orang yang

membuang limbah rumah tanggake sungai, sehingga pintu air mampet dan pada

waktu musim hujan air tidak dapat mengalir dan air naik menggenangi rumah-

rumah penduduk, sehingga dapat meresahkan para penduduk.

B.PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Pengolahan limbah padat dapat dilakukan dengan berbagai cara yang

tentunya dapat menjadikan limbah tersebut tidak berdampak buruk bagi

lingkungan ataupun kesehatan. Menurut sifatnya pengolahan limbah padat dapat

dibagi menjadi dua cara yaitu pengolahan limbah padat tanpa pengolahan dan

pengolahan limbah padat dengan pengolahan. Limbah padat tanpa pengolahan :

Limbah padat yang tidak mengandung unsur kimia yang beracun dan berbahaya

dapat langsung dibuang ke tempat tertentu sebagai TPA (Tempat Pembuangan

Akhir). Limbah padat dengan pengolahan : Limbah padat yang mengandung unsur

kimia beracun dan berbahaya harus diolah terlebih dahulu sebelum dibuang ke

tempat-tempat tertentu. Pengolahan limbah juga dapat dilakukan dengan cara-cara

yang sedehana lainnya misalnya, dengan cara mendaur ulang, Dijual kepasar

loakatau tukang rongsokan yang biasa lewat di depan rumah – rumah.

Cara ini bisa menjadikan limbah atau sampah yang semula bukan apa-apa

sehingga bisa menjadi barang yang ekonomis dan bisa menghasilkan uang. Dapat

juga dijual kepada tetangga kita yang menjadi tukang loak ataupun pemulung.

Barang-barang yang dapat dijual antara lain kertas-kertas bekas, koran bekas,

majalah bekas, botol bekas, ban bekas, radio tua, TV tua dan sepeda yang usang.

Dapat juga dengan cara pembakaran. Cara ini adalah cara yang paling mudah

untuk dilakukan karena tidak membutuhkan usaha keras. Cara ini bisa dilakukan

dengan cara membakar limbah-limbah padat misalnya kertas-kertas dengan

menggunakan minyak tanah lalu dinyalakan apinya. Kelebihan cara membakar ini

adalah mudah dan tidak membutuhkan usaha keras, membutuhkan tempat atau

lokasi yang cukup kecil dan dapat digunakan sebagai sumber energi baik untuk

pembangkit uap air panas, listrik dan pencairan logam.

Faktor – faktor yang perlu kita perhatikan sebelum kita mengolah limbah padat

tersebut adalah sebagai berikut :

1. Jumlah Limbah

Sedikit dapat dengan mudah kita tangani sendiri. Banyak dapat membutuhkan

penanganan khusus tempat dan sarana pembuangan.

2. Sifat fisik dan kimia limbah

Sifat fisik mempengaruhi pilihan tempat pembuangan, sarana penggankutan

dan pilihan pengolahannya. Sifat kimia dari limbah padat akan merusak dan

mencemari lingkungan dengan cara membentuk senyawa-senyawa baru.

3. Kemungkinan pencemaran dan kerusakan lingkungan.

Karena lingkungan ada yang peka atau tidak peka terhadap pencemaran, maka

perlu kita perhatikan tempat pembuangan akhir (TPA), unsur yang akan terkena,

dan tingkat pencemaran yang akan timbul.

4. Tujuan akhir dari pengolahan

Terdapat tujuan akhir dari pengolahan yaitu bersifat ekonomis dan bersifat

non-ekonomis. Tujuan pengolahan yang bersifat ekonomis adalah dengan

meningkatkan efisiensi pabrik secara menyeluruh dan mengambil kembali bahan

yang masih berguna untuk di daur ulang atau di manfaat lain. Sedangkan tujuan

pengolahan yang bersifat non-ekonomis adalah untuk mencegah pencemaran dan

kerusakan lingkungan.

C. PROSES PENGOLAHAN LIMBAH PADAT

Dalam memproses pengolahan limbah padat terdapat empat proses yaitu

pemisahan, penyusunan ukuran, pengomposan, dan pembuangan limbah.

1. Pemisahan

Karena limbah padat terdiri dari ukuran yang berbedan dan kandungan bahan

yang berbeda juga maka harus dipisahkan terlebih dahulu, supaya peralatan

pengolahan menjadi awet. Sistem pemisahan ada tiga yaitu diantaranya :

Sistem Balistik. Adalah sistem pemisahan untuk mendapatkan

keseragaman ukuran / berat / volume.

Sistem Gravitasi. Adalah sistem pemisahan berdasarkan gaya berat

misalnya barang yang ringan / terapung dan barang yang berat /

tenggelam.

Sistem Magnetis. Adalah sistem pemisahan berdasarkan sifat magnet

yang bersifat agnet, akan langsung menempel. Misalnya untuk

memisahkan campuran logam dan non logam.

2. Penyusunan Ukuran

Penyusunan ukuran dilakukan untuk memperoleh ukuran yang lebih kecil

agar pengolahannya menjadi mudah.

3. Pengomposan

Pengomposan dilakukan terhadap buangan / limbah yang mudah membusuk,

sampah kota, buangan atau kotoran hewan ataupun juga pada lumpur pabrik.

Supaya hasil pengomposan baik, limbah padat harus dipisahkan dan disamakan

ukurannya atau volumenya.

4. Pembuangan Limbah

Proses akhir dari pengolahan limbah padat adalah pembuangan limbah yang

dibagi menjadi dua yaitu :

a) Pembuangan Di Laut

Pembuangan limbah padat di laut, tidak boleh dilakukan pada sembarang

tempat dan perlu diketahui bahwa tidak semua limbah padat dapat dibuang ke

laut. Hal ini disebabkan :

1. Laut sebagai tempat mencari ikan bagi nelayan.

2. Laut sebagai tempat rekreasi dan lalu lintas kapal.

3. Laut menjadi dangkal.

4. Limbah padat yang mengandung senyawa kimia beracun dan berbahaya dapat

membunuh biota laut.

b) Pembuangan Di Darat Atau Tanah

Untuk pembuangan di darat perlu dilakukan pemilihan lokasi yang harus

dipertimbangkan sebagai berikut :

1. Pengaruh iklim, temperatur dan angin.

2. Struktur tanah.

3. Jaraknya jauh dengan permukiman.

4. Pengaruh terhadat sumber lain, perkebunan, perikanan,

peternakan, flora atau fauna. Pilih lokasi yang benar-benar tidak ekonomis lagi

untuk kepentingan apapun.

B. Limbah cair

Limbah cair adalah sisa dari suatu hasil usaha atau kegiatan yang berwujud cair

(PP 82 thn 2001). Jenis-jenis limbah cair dapat digolongkan berdasarkan pada :

a.Sifat Fisika dan Sifat Agregat . Keasaman sebagai salah satu contoh sifat limbah

dapat diukur dengan menggunakan metoda Titrimetrik

b. Parameter Logam, contohnya Arsenik (As) dengan metoda SSA

c. Anorganik non Metalik contohnya Amonia (NH3-N) dengan metoda Biru

Indofenol

d. Organik Agregat contohnya Biological Oxygen Demand (BOD)

e. Mikroorganisme contohnya E Coli dengan metoda MPN

f. Sifat Khusus contohnya Asam Borat (H3 BO3) dengan metoda Titrimetrik

g. Air Laut contohnya Tembaga (Cu) dengan metoda SPR-IDA-SSA

C.Limbah Gas dan partikel

Pengolahan Limbah Gas

Ada beberapa metode yang telah dikembangkan untuk penyederhanaan buangan

gas. Dasar pengembangan yang dilakukan adalah absorbsi, pembakaran, penyerap

ion, kolam netralisasi dan pembersihan partikel.

Pilihan peralatan dilakukan atas dasar faktor berikut:

– Jenis bahan pencemar (polutan)

– Komposisi

– Konsentrasi

– Kecepatan air polutan

– Daya racun polutan

– Berat jenis

– Reaktivitas

– Kondisi lingkungan

Desain peralatan disesuaikan dengan variabel tersebut untuk memperoleh tingkat

efisiensi yang maksimum.

Kesulitannya sering terbentuk pada persediaan alat di pasaran.

Pilihan desain yang diinginkan tidak sesuai dengan kondisi limbah, sebab itu

harus dibentuk desain baru. Kemampuan untuk mendesain peralatan

membutuhkan keahlian tersendiri dan ini merupakan masalah tersendiri pula.

Di samping itu ada faktor lain yang harus dipertimbangkan yaitu nilai ekonomis

peralatan. Tidakkah peralatan mencakup sebagian besar investasi yang tentu harus

dibebankan pada harga pokok produksi. Permasalahannya bahwa ternyata

kemudian biaya pengendalian menjadi beban konsumen.

Atas dasar pemikiran ini maka pilihan teknologi .pengolahan harus merupakan

kebijaksanaan perlindungan konsumen baik dari sudut pencemaran itu sendiri

maupun dari segi biaya.

Pada umumnya jenis pencemar melalui udara terdiri dari bermacam-macam

senyawa kimia baik berupa limbah maupun bahan beracun dan berbahaya yang

tersimpan dalam pabrik.

D. Limbah B3 (Bahan Berbahaya dan Beracun).

A. Pengertian Limbah B3

Limbah B3 adalah sisa suatu usaha atau kegiatan yang mengandung bahan

berbahaya dan atau beracun yang karena sifat, konsentrasinya, dan jumlahnya

secara langsung maupun tidak langsung dapat mencemarkan, merusak, dan dapat

membahayakan lingkungan hidup, kesehatan, kelangsungan hidup manusia serta

makhluk hidup lainnya. Pengelolaan Limbah B3 adalah rangkaian kegiatan yang

mencakup reduksi, penyimpanan, pengumpulan, pengangkutan, pemanfaatan,

pengolahan, dan penimbunan limbah B3. Pengelolaan Limbah B3 ini bertujuan

untuk mencegah, menanggulangi pencemaran dan kerusakan lingkungan,

memulihkan kualitas lingkungan tercemar, dan meningkatan kemampuan dan

fungsi kualitas lingkungan.

Pengelolaan Limbah B3 ditetapkan berdasarkan Peraturan Pemerintah (PP)

No. 19 tahun 1994 yang dibaharui dengan PP No. 12 tahun 1995 dan diperbaharui

kembali dengan PP No. 18 tahun 1999 tanggal 27 Februari 1999 yang dikuatkan

lagi melalui Peraturan Pemerintah No. 74 tahun 2001 tanggal 26 November 2001

tentang Pengelolaan Limbah B3

Menurut PP No. 18 tahun 1999, yang dimaksud dengan limbah B3 adalah sisa

suatu usaha dan atau kegiatan yang mengandung bahan berbahaya dan atau

beracun yang karena sifat dan atau konsentrasinya dan atau jumlahnya, baik

secara langsung maupun tidak langsung, dapat mencemarkan dan atau merusakan

lingkungan hidup dan atau membahayakan lingkungan hidup, kesehatan,

kelangsungan hidup manusia serta mahluk hidup lain.

B. Tujuan pengelolaan limbah B3

Tujuan pengelolaan B3 adalah untuk mencegah dan menanggulangi pencemaran

atau kerusakan lingkungan hidup yang diakibatkan oleh limbah B3 serta

melakukan pemulihan kualitas lingkungan yang sudah tercemar sehingga sesuai

dengan fungsinya kembali.

Dari hal ini jelas bahwa setiap kegiatan/usaha yang berhubungan dengan B3, baik

penghasil, pengumpul, pengangkut, pemanfaat, pengolah dan penimbun B3, harus

memperhatikan aspek lingkungan dan menjaga kualitas lingkungan tetap pada

kondisi semula. Dan apabila terjadi pencemaran akibat tertumpah, tercecer dan

rembesan limbah B3, harus dilakukan upaya optimal agar kualitas lingkungan

kembali kepada fungsi semula.

C. Identifikasi limbah B3

Pengidentifikasian limbah B3 digolongkan ke dalam 2 (dua) kategori, yaitu:

1. Berdasarkan sumber

2. Berdasarkan karakteristik

Golongan limbah B3 yang berdasarkan sumber dibagi menjadi:

Limbah B3 dari sumber spesifik;

Limbah B3 dari sumber tidak spesifik;

Limbah B3 dari bahan kimia kadaluarsa, tumpahan, bekas kemasan dan

buangan produk yang tidak memenuhi spesifikasi.

Sedangkan golongan limbah B3 yang berdasarkan karakteristik ditentukan

dengan:

mudah meledak;

pengoksidasi;

sangat mudah sekali menyala;

sangat mudah menyala;

mudah menyala;

amat sangat beracun;

sangat beracun;

beracun;

berbahaya;

korosif;

bersifat iritasi;

berbahayabagi lingkungan;

karsinogenik;

teratogenik;

mutagenik.

Karakteristik limbah B3 ini mengalami pertambahan lebih banyak dari PP No. 18

tahun 1999 yang hanya mencantumkan 6 (enam) kriteria, yaitu:

mudah meledak;

mudah terbakar;

bersifat reaktif;

beracun;

menyebabkan infeksi;

bersifat korosif.

Peningkatan karakteristik materi yang disebut B3 ini menunjukan bahwa

pemerintah sebenarnya memberikan perhatian khusus untuk pengelolaan

lingkungan Indonesia. Hanya memang perlu menjadi perhatian bahwa

implementasi dari Peraturan masih sangat kurang di negara ini.

Limbah B3 dapat diklasifikasikan menjadi:

* Primary sludge, yaitu limbah yang berasal dari tangki sedimentasi pada

pemisahan awal dan banyak mengandung biomassa senyawa organik yang stabil

dan mudah menguap

* Chemical sludge, yaitu limbah yang dihasilkan dari proses koagulasi dan

flokulasi

* Excess activated sludge, yaitu limbah yang berasal dari proses pengolahan

dengan lumpur aktif sehingga banyak mengandung padatan organik berupa

lumpur dari hasil proses tersebut

* Digested sludge, yaitu limbah yang berasal dari pengolahan biologi dengan

digested aerobic maupun anaerobic di mana padatan/lumpur yang dihasilkan

cukup stabil dan banyak mengandung padatan organik.

D. Pengelolaan dan pengolahan limbah B3

Pengelolaan limbah B3 meliputi kegiatan pengumpulan, pengangkutan,

pemanfatan, pengolahan dan penimbunan.

Setiap kegiatan pengelolaan limbah B3 harus mendapatkan perizinan dari

Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) dan setiap aktivitas tahapan pengelolaan

limbah B3 harus dilaporkan ke KLH. Untuk aktivitas pengelolaan limbah B3 di

daerah, aktivitas kegiatan pengelolaan selain dilaporkan ke KLH juga

ditembuskan ke Bapedalda setempat.

Pengolahan limbah B3 mengacu kepada Keputusan Kepala Badan Pengendalian

Dampak Lingkungan (Bapedal) Nomor Kep-03/BAPEDAL/09/1995 tertanggal 5

September 1995 tentang Persyaratan Teknis Pengolahan Limbah Bahan

Berbahaya dan Beracun

Pengolahan limbah B3 harus memenuhi persyaratan:

Lokasi pengolahan

Pengolahan B3 dapat dilakukan di dalam lokasi penghasil limbah atau di luar

lokasi penghasil limbah. Syarat lokasi pengolahan di dalam area penghasil harus:

1. daerah bebas banjir;

2. jarak dengan fasilitas umum minimum 50 meter;

Syarat lokasi pengolahan di luar area penghasil harus:

1. daerah bebas banjir;

2. jarak dengan jalan utama/tol minimum 150 m atau 50 m untuk jalan lainnya;

3. jarak dengan daerah beraktivitas penduduk dan aktivitas umum minimum 300

m;

4. jarak dengan wilayah perairan dan sumur penduduk minimum 300 m;

5. dan jarak dengan wilayah terlindungi (spt: cagar alam,hutan lindung) minimum

300 m.

Fasilitas pengolahan

Fasilitas pengolahan harus menerapkan sistem operasi, meliputi:

1. sistem kemanan fasilitas;

2. sistem pencegahan terhadap kebakaran;

3. sistem pencegahan terhadap kebakaran;

4. sistem penanggulangan keadaan darurat;

5. sistem pengujian peralatan;

6. dan pelatihan karyawan.

Keseluruhan sistem tersebut harus terintegrasi dan menjadi bagian yang tak

terpisahkan dalam pengolahan limbah B3 mengingat jenis limbah yang ditangani

adalah limbah yang dalam volume kecil pun berdampak besar terhadap

lingkungan.

Penanganan limbah B3 sebelum diolah

Setiap limbah B3 harus diidentifikasi dan dilakukan uji analisis kandungan guna

menetapkan prosedur yang tepat dalam pengolahan limbah tersebut. Setelah uji

analisis kandungan dilaksanakan, barulah dapat ditentukan metode yang tepat

guna pengolahan limbah tersebut sesuai dengan karakteristik dan kandungan

limbah.

Pengolahan limbah B3

Jenis perlakuan terhadap limbah B3 tergantung dari karakteristik dan kandungan

limbah. Perlakuan limbah B3 untuk pengolahan dapat dilakukan dengan proses

sbb:

1. proses secara kimia, meliputi: redoks, elektrolisa, netralisasi, pengendapan,

stabilisasi, adsorpsi, penukaran ion dan pirolisa.

2. proses secara fisika, meliputi: pembersihan gas, pemisahan cairan dan

penyisihan komponen-komponen spesifik dengan metode kristalisasi, dialisa,

osmosis balik, dll.

3. proses stabilisas/solidifikasi, dengan tujuan untuk mengurangi potensi racun dan

kandungan limbah B3 dengan cara membatasi daya larut, penyebaran, dan daya

racun sebelum limbah dibuang ke tempat penimbunan akhir

4. proses insinerasi, dengan cara melakukan pembakaran materi limbah

menggunakan alat khusus insinerator dengan efisiensi pembakaran harus

mencapai 99,99% atau lebih. Artinya, jika suatu materi limbah B3 ingin dibakar

(insinerasi) dengan berat 100 kg, maka abu sisa pembakaran tidak boleh melebihi

0,01 kg atau 10 gr

Tidak keseluruhan proses harus dilakukan terhadap satu jenis limbah B3, tetapi

proses dipilih berdasarkan cara terbaik melakukan pengolahan sesuai dengan jenis

dan materi limbah.

Hasil pengolahan limbah B3

Memiliki tempat khusus pembuangan akhir limbah B3 yang telah diolah dan

dilakukan pemantauan di area tempat pembuangan akhir tersebut dengan jangka

waktu 30 tahun setelah tempat pembuangan akhir habis masa pakainya atau

ditutup.

Perlu diketahui bahwa keseluruhan proses pengelolaan, termasuk penghasil

limbah B3, harus melaporkan aktivitasnya ke KLH dengan periode triwulan

(setiap 3 bulan sekali).

BAB IV

BAHAN DAN METODE KERJA

“Membuat Hiasan Bunga Plastik dari Sedotan Bekas”

Bahan Yang Digunakan :

Sedotan bekas (besar)

Lidi atau kawat yang agak besar (diameter ±2 mm)

Kertas krep atau dapat diganti dengan kertas pita

Bekas botol plastic sebagai tambahan aksesoris

Alat :

Gunting

Cutter

Lem

Metode Kerja :

Cuci sedotan hingga benar-benar bersih.

Potong sedotan kira-kira panjang ± 10 cm.

Setelah itu belah ujung sedotan jadi empat bagian.

Kemudian kesut sedotan yang telah dibelah hingga didapat bentuk yang lebih

mekar dan agak lemas.

Lalu gunting tiap ujung sedotan yang telah dikesut, membentuk lancip menyerupai

bentuk kelopak bunga asli.

Satukan beberapa (4-5 buah) sedotan yang telah dipotong lancip tersebut kemudian

digabungkan menjadi satu sehingga berbentuk bunga sedang mekar.

Bunga-bunga mekar dapat disatukan dengan kawat/lidi yang dibalut kertas

krep/pita warna-warni.

Untuk ornament daunnya, kita bisa membuat dari potongan kertas pita atau dari

potongan bekas gelas plastic.

Ulang cara yang sama, untuk membuat tangkai – tangkai bunga selanjutnya.

Bunga-bunga plastic siap dirangkai ke dalam pot bunga yang telah diisi spoon/

busa.

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Limbah sebagai hasil dari suatu kegiatan dan proses produksi, baik pada skala

industry, pertambangan maupun skala rumah tangga, mampu merusak stabilitas

ekosistem, mencemari lingkungan serta member kehidupan bagi kuman-kuman

penyebab penyakit. Limbah rumah tangga yang notabene dari masyarakat banyak

member kontribusi efek negative dari pembuangan limbah yang dibuang secara

sembarangan. Senyawa-senyawa kimia yang terkandung didalamnya sangat

berbahaya bagi kesehatan manusia. Untuk itulah diperlukan pengolahan atau daur

ulang limbah sebagai cara untuk mangurangi resiko pencemaran lingkungan.

Tujuan utama pengolahan limbah ialah untuk mengurangi kandungan bahan

pencemar didalam air terutama senyawa organic, padatan tersuspensi, mikroba

pathogen dan senyawa organic yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme

yang terdapat dialam. Dengan kemajuan terknologi seperti ini, kiranya tidak

terlalu susah bagi kita untuk mengupayakan pengolahan limbah RT sendiri.

B. Saran

Limbah rumah tangga yang berjenis anorganik diharap mampu diolah kembali,

meskipun dengan sederhana. Serta menerapkan penempata limbah (sampah)

dengan sesuai jenisnya, apakah limbah organic atau anorganik, agar lebih mudah

mendaur ulang.