Post on 01-Apr-2019
STUDI KEADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
MENJELANG PEKAN OLAHRAGA PROVINSI XIII
TAHUN 2009 DI SOLO
SKRIPSI
Oleh :
NUR ROKHIM N I M : K5 60 20 07
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
. ii
STUDI KEADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
MENJELANG PEKAN OLAHRAGA PROVINSI XIII
TAHUN 2009 DI SOLO
Oleh :
NUR ROKHIM N I M : K5 60 20 07
Skripsi Ditulis dan diajukan untuk memenuhi syarat mendapatkan gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Kepelatihan Olahraga
Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2010
. iii
PERSETUJUAN
Skripsi ini telah disetujui untuk dipertahankan dihadapan Tim penguji Skripsi
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas maret Surakarta
Surakarta, 23 April 2010
Persetujuan Pembimbing
Pembimbing I
Drs. Bambang Wijanarko, M.Kes NIP. 19620518 198702 1 001
Pembimbing II
Islahuzzaman N, S.Pd M.Or NIP. 19780113 200604 1 001
. iv
PENGESAHAN
Skripsi ini telah dipertahankan didepan Tim Penguji Skripsi Fakultas Keguruan dan
Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta dan diterima untuk memenuhi
Sebagian Persyaratan Mendapatkan Gelar Sarjana Pendidikan
Pada Hari : Jum’at
Tanggal : 23 April 2010
Tim Penguji Skripsi
( Nama Terang ) ( Tanda Tangan )
Ketua : Drs. H.Agustiyanto, M.Pd. ( )
Sekretaris : Drs. Sugiyoto, M.Pd. ( )
Anggota I : Drs. Bambang Widjanarko, M.Kes. ( )
Anggota II : Islahuzzaman Nuryuddin, S.Pd. M.Or. ( )
Disahkan oleh :
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sebelas Maret Surakarta
Dekan
Prof . Dr.H.M.Furqon Hidayatullah, M.Pd. NIP. 19600727 198702 1 001
. v
ABSTRAK Nur Rokhim STUDI KEADAAN SARANA DAN PRASARANA OLAHRAGA
MENJELANG PEKAN OLAHRAGA PROVINSI XIII TAHUN 2009 DI SOLO
Skripsi. Surakarta: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. Universitas Sebelas Maret
Surakarta, Maret. 2010.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui : (1). kesiapan prasarana dan sarana
olahraga Kota Surakarta agar pelaksanaan PORPROV XIII berjalan lancar.
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei. Menurut
Sugiyanto (1990: 52), survei adalah ”Penelitian yang dilakukan dengan cara mengumpulkan
data yang relatif terbatas dari sejumlah kasus yang jumlahnya relatif banyak. Pada dasarnya
survei berguna untuk mengetahui apa yang ada tanpa mempertanyakan mengapa hal itu
ada”.Berdasarkan pengertian tersebut, peneliti melakukan penelitian survei tentang kesiapan
sarana dan prasarana olahraga menjelang PORPROV XIII tahun 2009 di kota Solo sebanyak
20 cabang olahraga.
Berdasarkan hasil analisis data dapat disimpulkan bahwa : (1). Kurangnya
perencanaan yang matang sehingga persiapan pembangunan prasarana dan sarana untuk
pelaksanaan Porprov XIII di Solo kurang maksimal. (2). Pembangunan prasarana yang
terkesan terburu-buru sehingga prasarana yang dimiliki kurang standart baik kuantitas
maupun kualitas. (3). Persiapan prasarana dan saran untuk pelaksanaan Porprov XIII di Solo
belum memadai.
. vi
MOTTO
Janganlah ragu-ragu dalam berkorban untuk meraih cita-cita, karena cita-cita akan
tercapai membutuhkan banyak pengorbanan. (Penulis)
Usaha dan Kerja keras adalah setengah dari keberhasilan (Penulis)
Berpikirlah positif karena akan menghasilkan hal yang positif
. vii
PERSEMBAHAN
Karya ini dipersembahkan
Kepada:
Bapak dan Ibu tercinta yang selalu memberi do’a
Kakak dan Adik tersayang yang selalu mendukungku
Rekan-rekan angkatan 02 JPOK UNS
Almamater
. viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur dipanjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, skripsi ini dapat
diselesaikan dengan baik. Banyak kendala dalam penyusunan skripsi ini, namun berkat
bantuan dari berbagai pihak akhirnya kendala tersebut dapat teratasi untuk itu atas segala
bantuannya, disampaikan terima kasih kepada yang terhormat :
1. Prof. Dr. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan ijin menyusun
skripsi ini.
2. Drs. H. Agus Margono, M.Kes, selaku Ketua Jurusan Pendidikan Olahraga dan
Kesehatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Sebelas Maret Surakarta.
3. Drs. Bambang Widjanarko, M.Kes. selaku ketua Program Pendidikan Kepelatihan
Olahraga Jurusan Pendidikan dan Olahraga Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Unversitas Sebelas Maret sekaligus selaku Pembimbing I yang telah memberikan ,
petunjuk, pengarahan dan dorongan, sehingga skripsi ini dapat diselesaikan.
4. Izlahuzzaman N, S.Pd. M.Or. selaku Pembimbing II atas segala kesabaran dan
bimbingannya.
5. Drs. Mulyono, MM. Selaku Pembimbing Akademik dengan tulus dan sabar dalam
memberikan bimbingan, pengarahan dan dorongan.
6. Bapak dan Ibu dosen Jurusan Pendidikan Olahraga dan Kesehatan Fakultas Keguruan
dan Ilmu Pendidikan Unversitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan
bantuan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu.
7. Pengurus KONI Kota Surakarta dan Panpel setiap cabang Olahraga PORPROV XIII
Tahun 2009 di solo
8. Panpel setiap cabang Porprov XIII Tahun 2009 di Solo sebagai tempat penelitian
9. Ipho Adhita Wahanani ”rembulanku” yang telah memberikan.dorongan semangat kepada
penulis.
10. Teman-Teman Pattiro solo ayng telah memberikan kritikan dan saran sehingga skripsi ini
dapat sidelesaikan.
11. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu.
. ix
Atas bantuannya, Semoga amal kebaikan tersebut mendapat imbalan dari Tuhan
YME, harapan penulis, semoga skripsi bermanfaat bagi perkembangan pengetahuan
Olahraga khususnya dan masyarakat pada umumnya.
Surakarta, Februari 2010
NR
. x
DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL ………………………………………..……………...………………………...
PENGAJUAN ……………………………………………..…..…………………………
PERSETUJUAN ……………………………………………..…..………………………
PENGESAHAN ………………………………………………...……………………….
ABSTRAK……………………………………..…………………..……………………...
MOTTO ……………………………………..………………………..…………………
PERSEMBAHAN ……………………………………..……………….………………..
KATA PENGANTAR ……………………………………..……………….……………
DAFTAR ISI ……………………………………………………………….…………..
DAFTAR TABEL………………………………………………………………………..
DAFTAR LAMPIRAN ……………………………………..…………….……………..
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... ..................
B. Identifikasi Masalah.................................................................................
C. Pembatasan Masalah ................................................................. ..........
D. Perumusan Masalah..................................................................................
E. Tujuan Penelitian......................................................................................
F. Manfaat Penelitian....................................................................................
BAB II LANDASAN TEORI.....................................................................................
A. Tinjauan Pustaka......................................................................................
1. Prasarana dan Sarana Olahraga...........................................................
2. Sumber Daya Manusia........................................................................
3. Organisasi ..........................................................................................
B. Kerangka Pemikiran .................................................................................
BAB III METODE PENELITIAN.............................................................................
A. Tempat dan Waktu Penelitian....................................................................
B. Metode Penelitian ...................................................................................
I
ii
iii
iv
v
vi
vii
viii
ix
xi
xii
xiii
1
1
4
4
5
5
5
6
6
6
8
10
21
23
23
23
. xi
C. Sumber Data .......... .................................................................................
D. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................
E. Teknik Analisis Data ..............................................................................
F. Format Pengumpulan Data .....................................................................
BAB IV. HASIL PENELITIAN ……...………………………………………………..
A. Deskripsi Data ………………………………………………………….
B. Pembahasan ..............................................................................................
BAB V. SIMPULAN, IMPLIKASI,SARAN ………………………………………..
A. Simpulan ………………………………………………………………..
B. Implikasi ………………………………………………………………..
C. Saran ……………………………………………………………………
DAFTAR PUSTAKA ………………………………………………………………….
LAMPIRAN-LAMPIRAN …………………………………………………………….
24
24
24
25
26
26
32
33
33
33
34
35
36
. xii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1. Deskripsi Data Hasil Belajar Lompat Jauh Pada Siswa di SD Negeri 01
Tunggulrejo Kecamatan Jumantono Kabupaten Karanganyar Tahun 2008
Kelompok 1 dan Kelompok 2…..........................................................………...
Tabel 2. Ringkasan Hasil Uji Reliabilitas Data …………......................……………….
Tabel 3. Range Kategori Reliabilitas ……………........................….………………….
Tabel 4. Rangkuman Hasil Uji Normalitas Data ……….................................................
Tabel 5. Rangkuman Hasil Uji Homogenitas Data …...........................................…….
Tabel 6. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal Pada Kelompok 1 dan
Kelompok 2…...................................................................................................
Tabel 7. Rangkuman Uji Perbedaan Hasil Tes Awal dan Tes Akhir Pada
Kelompok 1……..…….................................................................................….
Tabel 8. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Pada Kelompok 2.
Tabel 9. Rangkuman Hasil Uji Perbedaan Tes Akhir Antara Kelompok 1
dan Kelompok 2 ................................................................................................
Tabel 10. Rangkuman Penghitungan Nilai Perbedaan Peningkatan Kemampuan
Lompat Jauh Dalam Persen Kelompok 1 dan Kelompok 2...............................
37
38
38
39
40
41
41
42
42
43
. xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1. Data tes Awal Kemampuan Lompat Jauh.…………………….………
Lampiran 2. Data tes Akhir Kemampuan Lompat Jauh.…………………….……...
Lampiran 3. Pembagian Kelompok Penelitian ....………… ……………………….
Lampiran 4. Uji Normalitas Data dengan metode Lilliefors .....................................
Lampiran 5. Uji Homogenitas ...........................................................................…..
Lampiran 6. Uji Perbedaan Tes Awal Antar Kelompok..…......................………...
Lampiran 7. Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 1...………………
Lampiran 8. Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Kelompok 2...………………
Lampiran 9 Uji Perbedaan Tes Awal dan Tes Akhir Antar Kelompok..…………...
Lampiran 10 Persentase Peningkatan Antar Kelompok …………………………....
Lampiran 11 Program Pembelajaran Lompat jauh dengan pembelajaran Inovatif dan
pembelajaran Konvensional…............................................................
Lampiran 12 Dokumentasi ........................ ………………………………………...
Lampiran 13 Perijinan Penelitian ..............................................................................
50
51
52
53
55
57
58
60
62
63
64
66
69
. xiv
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1. Awalan Lompat Jauh ..............................…………………….…….……
Gambar 2. Tumpuan Lompat Jauh Gaya Jongkok ...…………………….…….……
Gambar 3. Saat melayang dalam lompat jauh gaya jongkok....………….…….……
Gambar 4. Pendaratan Lompat Jauh Gaya Jongkok.…………………….…….……
9
10
11
12
. xv
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi semboyan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan
olahraga tidak pernah hilang, sehingga bukan hanya dirasakan namun sekarang sudah
dilaksanakan di berbagai lapisan masyarakat. Perkembangan yang terjadi baik teknologi
maupun sumber daya manusia kian pesat sehingga olahraga tidak mau ketinggalan begitu
saja. Terbukti kemajuan dibidang olahraga sangat membanggakan.
Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena
kehidupan manusia terdiri dari dua aspek, yaitu aspek jasmani dan rohani yang tidak dapat
dipisahkan. Jika kedua aspek tersebut berkembang dan tumbuh secara selaras, maka akan
timbul kehidupan yang harmonis dalam pertumbuhannya. Keselarasan kehidupan jasmani
dan rohani pada manusia dapat dicapai antara lain dengan melakukan olahraga. Dengan
adanya SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan OLIMPIADE, olahraga juga menjadi sarana untuk
mempererat hubungan antar negara di berbagai belahan benua. Selain itu olahraga juga dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan adanya PORDA, yang sekarang
berubah menjadi PORPROV. Bermacam olahraga yang berkembang di indonesia saat ini
akan dipertandingkan dalam event empat tahunan tersebut. Disamping dapat mempersatukan
semua elemen masyarakat indonesia, PORPROV juga merupakan arena unjuk kebolehan
atlet masing-masing kabupaten/kota dalam satu provinsi untuk menjadi yang terbaik.
Ada beberapa unsur- unsur penting yang mendukung dalam upaya meningkatkan
prestasi olahraga, antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik dan pembinaan kematangan
juara. Pembinaan olahraga di Indonesia dilakukan oleh Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga. Sedangkan pembinaan dari pihak swasta dalam institusi olahraga non pemerintah
di lakukan olah KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi cabang olahraga
dan induk organisasi badan fungsional serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang
menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut. Status KONI itu sendiri, sebagai satu-
satunya organisasi induk dalam bidang keolahragaan yang mengkoordinasikan dan membina
kegiatan olahraga prestasi di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, tercantum dalam
. xvi
keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2001. Disamping unsur pembinaan masih banyak
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi,
pengurus, pelatih, atlet, dan orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.
Kelangsungan dan kelancaran dalam suatu organisasi, termasuk organisasi olahraga,
tidak dapat lepas dari pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai maka kegiatan akan
berjalan dengan baik. Suatu organisasi yang baik harus mampu mencari atau mendapatkan
sumber dana, yang dapat berasal dari dalam anggota organisasi maupun dari luar anggota
organisasi. Setelah organisasi sudah tertata, maka langkah selanjutnya adalah metode
pembinaan yang perlu diperhatikan oleh para pengurus. Hal ini dikarenakan metode yang
baik akan menghasilkan prestasi atlet yang baik pula. Metode melatih memiliki beragam
bentuk sehingga pelatih harus benar-benar jeli dalam mengamati perkembangan para
atletnya.
Kualitas atlet harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Prasarana dan sarana
yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan
sehingga prestasi maksimal dapat tercapai. Tanpa adanya prasarana dan sarana yang baik
maka akan terganggu segala kegiatan bahkan mungkin akan terhenti. Prestasi maksimal
merupakan impian setiap atlet atau klub dari berbagai macam cabang olahraga. Keberhasilan
prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, pelatih yang berkualitas memegang
peranan penting terhadap peningkatan prestasi atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan
program latihan yang sesuai dengan keadaan, memantau latihan dan membina secara teratur
dan terus menerus. Di samping itu pelatih harus mampu mengembangkan prestasi yang telah
dicapai atletnya.
Secara keseluruhan prestasi olahraga Kota Surakarta dalam PORPROV 2005
kemarin mengalami penurunan. Kota Surakarta pada PORPROV tahun 2001 menempati
peringkat ketiga. Namun dalam event olahraga empat tahunan lalu hanya menempati
peringkat kelima di bawah juara umum Banyumas, Kota Semarang, Kudus, dan Grobogan.
Meskipun prestasi menurun bukan berarti pembinaan olahraga di Surakarta menurun atau
stagnan. Hal ini terbukti dengan beberapa cabang olahraga yang diikutkan dan sebelumnya
tidak pernah mempersembahkan emas namun dalam PORPROV lalu justru memberikan
kontribusi medali yang tidak mengecewakan.
. xvii
Penurunan prestasi olahraga Kota Surakarta dalam PORPROV 2005 lebih banyak
dipengaruhi perpindahan para atlet ke luar daerah karena iming-iming bonus tinggi maupun
pekerjaan. Dari 33 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PORDA, Surakarta
mengikutsertakan 28 cabang (Suara Merdeka, 24 September 2005). Hal ini menunjukkan
bahwa perhatian pemerintah kota kurang dalam bidang olahraga, padahal Pemerintah dan
Pemerintah Daerah mempunyai hak dan kewajiban mengarahkan, membimbing, membantu,
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
serta memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya kegiatan
keolahragaan bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (UU No 3/2005, pasal 11).
PORPROV XIII 2009 yang dilaksanakan di Kota Surakarta merupakan salah satu
ajang pembuktian bagi atlet-atlet Kota Surakarta untuk memberikan sumbangsihnya. Di
event empat tahunan ini juga merupakan pembuktian bagi Kota Surakarta untuk
menunjukkan pada daerah lain bahwa pemerintahan kota Solo juga mendukung kemajuan
olahraga di Kota Solo.
Pada pasal 34 dijelaskan, pemerintah kabupaten/kota melaksanakan perencanaan,
pembinaan, pengembangan, penerapan standarisasi, dan penggalangan sumber daya
keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal (ayat 1), Pemerintah kabupaten/kota wajib
mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan
atau internasional (ayat 2). Mencermati pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah
memberikan kesempatan bagi pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengembangkan olahraga
prestasi berdasarkan kemampuan dan karakteristik daerah masing-masing. Termasuk juga
mengembangkan olahraga unggulan yang dapat dikembangkan disetiap Kabupaten/Kota.
Sehingga sebelum melakukan pembinaan olahraga perlu diketahui olahraga apa yang
menjadi unggulan di Kabupaten/Kota itu sendiri. Begitu juga di Kota Surakarta, supaya
nantinya pembinaan dan pengembangan olahraga dapat tercapai secara maksimal sehingga
menjadi olahraga unggulan di Kota Surakarta. Hal tersebut di atas yang melatar belakangi
penulis untuk mengangkat judul ”Studi Kesiapan Sarana Dan Prasarana Olahraga
Menjelang Porprov XIII Tahun 2009 Di Surakarta’’.
. xviii
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Perlunya olahraga bagi kehidupan manusia.
2. Penurunan prestasi olahraga Kota Surakarta pada PORPROV 2005.
3. Perpindahan atlet keluar daerah karena iming-iming bonus tinggi dan pekerjaan.
4. Perhatian pemerintah kota yang kurang dalam bidang olahraga.
5. Kota Solo menjadi tuan rumah PORPROV XIII 2009
6. Pembinaan olahraga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan penelitian,
masalah penelitian perlu dibatasi. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi mengenai
’’Kesiapan Keadaan Sarana Dan Prasarana Olahraga Menjelang PORPROV XIII
Tahun 2009 Di Solo’’
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam
penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimanakah kesiapan keadaan prasarana dan sarana olahraga menjelang PORPROV
XIII tahun 2009 di Kota Solo?
Tujuan Penelitian
. xix
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini untuk :
1. Mengetahui kesiapan prasarana dan sarana olahraga Kota Solo agar pelaksanaan
PORPROV XIII berjalan lancar.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Sebagai rangsangan yang positif bagi Pemerintah Kota (Pemkot), pengurus KONI dan
pengurus cabang olahraga sehingga dapat meningkatkan pembinaan olahraga di Kota
Surakarta pada umumnya.
2. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat, memberikan sumbangan
kemajuan prestasi olahraga di Kota Surakarta
3. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
. xx
BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah
Pada era globalisasi semboyan mengolahragakan masyarakat dan memasyarakatkan
olahraga tidak pernah hilang, sehingga bukan hanya dirasakan namun sekarang sudah
dilaksanakan di berbagai lapisan masyarakat. Perkembangan yang terjadi baik teknologi
maupun sumber daya manusia kian pesat sehingga olahraga tidak mau ketinggalan begitu
saja. Terbukti kemajuan dibidang olahraga sangat membanggakan.
Olahraga mempunyai arti yang penting dalam usaha untuk meningkatkan kualitas
sumber daya manusia dan olahraga tidak dapat dipisahkan dari kehidupan manusia. Karena
kehidupan manusia terdiri dari dua aspek, yaitu aspek jasmani dan rohani yang tidak dapat
dipisahkan. Jika kedua aspek tersebut berkembang dan tumbuh secara selaras, maka akan
timbul kehidupan yang harmonis dalam pertumbuhannya. Keselarasan kehidupan jasmani
dan rohani pada manusia dapat dicapai antara lain dengan melakukan olahraga. Dengan
adanya SEA GAMES, ASIAN GAMES, dan OLIMPIADE, olahraga juga menjadi sarana untuk
mempererat hubungan antar negara di berbagai belahan benua. Selain itu olahraga juga dapat
memperkokoh persatuan dan kesatuan bangsa dengan adanya PORDA, yang sekarang
berubah menjadi PORPROV. Bermacam olahraga yang berkembang di indonesia saat ini
akan dipertandingkan dalam event empat tahunan tersebut. Disamping dapat mempersatukan
semua elemen masyarakat indonesia, PORPROV juga merupakan arena unjuk kebolehan
atlet masing-masing kabupaten/kota dalam satu provinsi untuk menjadi yang terbaik.
Ada beberapa unsur- unsur penting yang mendukung dalam upaya meningkatkan
prestasi olahraga, antara lain pembinaan teknik, pembinaan fisik dan pembinaan kematangan
juara. Pembinaan olahraga di Indonesia dilakukan oleh Kementrian Negara Pemuda dan
Olahraga. Sedangkan pembinaan dari pihak swasta dalam institusi olahraga non pemerintah
di lakukan olah KONI dengan seluruh anggotanya, yaitu induk organisasi cabang olahraga
dan induk organisasi badan fungsional serta perkumpulan-perkumpulan olahraga yang
menjadi anggota induk organisasi olahraga tersebut. Status KONI itu sendiri, sebagai satu-
satunya organisasi induk dalam bidang keolahragaan yang mengkoordinasikan dan membina
kegiatan olahraga prestasi di seluruh Negara Kesatuan Republik Indonesia, tercantum dalam
. xxi
keputusan Presiden Nomor 72 Tahun 2001. Disamping unsur pembinaan masih banyak
faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan prestasi misalnya organisasi,
pengurus, pelatih, atlet, dan orang tua atlet yang mendukung serta prasarana dan sarana.
Kelangsungan dan kelancaran dalam suatu organisasi, termasuk organisasi olahraga,
tidak dapat lepas dari pendanaan. Dengan adanya dana yang memadai maka kegiatan akan
berjalan dengan baik. Suatu organisasi yang baik harus mampu mencari atau mendapatkan
sumber dana, yang dapat berasal dari dalam anggota organisasi maupun dari luar anggota
organisasi. Setelah organisasi sudah tertata, maka langkah selanjutnya adalah metode
pembinaan yang perlu diperhatikan oleh para pengurus. Hal ini dikarenakan metode yang
baik akan menghasilkan prestasi atlet yang baik pula. Metode melatih memiliki beragam
bentuk sehingga pelatih harus benar-benar jeli dalam mengamati perkembangan para
atletnya.
Kualitas atlet harus didukung prasarana dan sarana yang baik. Prasarana dan sarana
yang berkualitas merupakan tuntutan yang harus dipenuhi guna menunjang kegiatan latihan
sehingga prestasi maksimal dapat tercapai. Tanpa adanya prasarana dan sarana yang baik
maka akan terganggu segala kegiatan bahkan mungkin akan terhenti. Prestasi maksimal
merupakan impian setiap atlet atau klub dari berbagai macam cabang olahraga. Keberhasilan
prestasi tidak lepas dari dukungan berbagai pihak, pelatih yang berkualitas memegang
peranan penting terhadap peningkatan prestasi atletnya. Pelatih harus mampu menerapkan
program latihan yang sesuai dengan keadaan, memantau latihan dan membina secara teratur
dan terus menerus. Di samping itu pelatih harus mampu mengembangkan prestasi yang telah
dicapai atletnya.
Secara keseluruhan prestasi olahraga Kota Surakarta dalam PORPROV 2005
kemarin mengalami penurunan. Kota Surakarta pada PORPROV tahun 2001 menempati
peringkat ketiga. Namun dalam event olahraga empat tahunan lalu hanya menempati
peringkat kelima di bawah juara umum Banyumas, Kota Semarang, Kudus, dan Grobogan.
Meskipun prestasi menurun bukan berarti pembinaan olahraga di Surakarta menurun atau
stagnan. Hal ini terbukti dengan beberapa cabang olahraga yang diikutkan dan sebelumnya
tidak pernah mempersembahkan emas namun dalam PORPROV lalu justru memberikan
kontribusi medali yang tidak mengecewakan.
. xxii
Penurunan prestasi olahraga Kota Surakarta dalam PORPROV 2005 lebih banyak
dipengaruhi perpindahan para atlet ke luar daerah karena iming-iming bonus tinggi maupun
pekerjaan. Dari 33 cabang olahraga yang dipertandingkan dalam PORDA, Surakarta
mengikutsertakan 28 cabang (Suara Merdeka, 24 September 2005). Hal ini menunjukkan
bahwa perhatian pemerintah kota kurang dalam bidang olahraga, padahal Pemerintah dan
Pemerintah Daerah mempunyai hak dan kewajiban mengarahkan, membimbing, membantu,
mengawasi penyelenggaraan keolahragaan sesuai dengan peraturan perundang-undangan
serta memberikan pelayanan dan kemudahan serta menjamin terselenggaranya kegiatan
keolahragaan bagi setiap warga negara tanpa diskriminasi (UU No 3/2005, pasal 11).
PORPROV XIII 2009 yang dilaksanakan di Kota Surakarta merupakan salah satu
ajang pembuktian bagi atlet-atlet Kota Surakarta untuk memberikan sumbangsihnya. Di
event empat tahunan ini juga merupakan pembuktian bagi Kota Surakarta untuk
menunjukkan pada daerah lain bahwa pemerintahan kota Solo juga mendukung kemajuan
olahraga di Kota Solo.
Pada pasal 34 dijelaskan, pemerintah kabupaten/kota melaksanakan perencanaan,
pembinaan, pengembangan, penerapan standarisasi, dan penggalangan sumber daya
keolahragaan yang berbasis keunggulan lokal (ayat 1), Pemerintah kabupaten/kota wajib
mengelola sekurang-kurangnya satu cabang olahraga unggulan yang bertaraf nasional dan
atau internasional (ayat 2). Mencermati pasal tersebut dapat disimpulkan bahwa pemerintah
memberikan kesempatan bagi pemerintah Kabupaten/Kota untuk mengembangkan olahraga
prestasi berdasarkan kemampuan dan karakteristik daerah masing-masing. Termasuk juga
mengembangkan olahraga unggulan yang dapat dikembangkan disetiap Kabupaten/Kota.
Sehingga sebelum melakukan pembinaan olahraga perlu diketahui olahraga apa yang
menjadi unggulan di Kabupaten/Kota itu sendiri. Begitu juga di Kota Surakarta, supaya
nantinya pembinaan dan pengembangan olahraga dapat tercapai secara maksimal sehingga
menjadi olahraga unggulan di Kota Surakarta. Hal tersebut di atas yang melatar belakangi
penulis untuk mengangkat judul ”Studi Kesiapan Sarana Dan Prasarana Olahraga
Menjelang Porprov XIII Tahun 2009 Di Surakarta’’.
. xxiii
Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam
penelitian ini dapat diidentifikasi sebagai berikut :
Perlunya olahraga bagi kehidupan manusia.
2. Penurunan prestasi olahraga Kota Surakarta pada PORPROV 2005.
3. Perpindahan atlet keluar daerah karena iming-iming bonus tinggi dan pekerjaan.
4. Perhatian pemerintah kota yang kurang dalam bidang olahraga.
5. Kota Solo menjadi tuan rumah PORPROV XIII 2009
6. Pembinaan olahraga memerlukan sarana dan prasarana yang memadai
Pembatasan Masalah
Untuk menghindari penafsiran yang salah terhadap permasalahan penelitian,
masalah penelitian perlu dibatasi. Permasalahan dalam penelitian ini dibatasi mengenai
’’Kesiapan Keadaan Sarana Dan Prasarana Olahraga Menjelang PORPROV XIII
Tahun 2009 Di Solo’’
Perumusan Masalah
Berdasarkan pembatasan masalah yang telah dikemukakan di atas, masalah dalam
penelitian ini dapat di rumuskan sebagai berikut:
2. Bagaimanakah kesiapan keadaan prasarana dan sarana olahraga menjelang PORPROV
XIII tahun 2009 di Kota Solo?
Tujuan Penelitian
. xxiv
Berdasarkan latar belakang, identifikasi, pembatasan dan perumusan masalah
diatas, maka tujuan penelitian ini untuk :
2. Mengetahui kesiapan prasarana dan sarana olahraga Kota Solo agar pelaksanaan
PORPROV XIII berjalan lancar.
Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
4. Sebagai rangsangan yang positif bagi Pemerintah Kota (Pemkot), pengurus KONI dan
pengurus cabang olahraga sehingga dapat meningkatkan pembinaan olahraga di Kota
Surakarta pada umumnya.
5. Hasil penelitian ini diharapkan dapat berguna dan bermanfaat, memberikan sumbangan
kemajuan prestasi olahraga di Kota Surakarta
6. Bagi peneliti dapat menambah pengetahuan dan pengalaman dalam bidang penelitian
ilmiah untuk dapat dikembangkan lebih lanjut.
. xxv
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Untuk penelitian ini dilaksanakan di Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) yang beralamat di Stadion Manahan, Jl. Adi Sucipto No. 1 Surakarta (0271) 718196, dan seluruh Pengcab olahraga di Kota Solo.
2. Waktu Penelitian
Pengambilan data dalam penelitian ini dilaksanakan pada bulan Februari Tahun
2010 tanggal 1 sampai dengan tanggal 20 Februari .
B. Metode Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian deskriptif. Pengertian
penelitian deskriptif menurut Sugiyanto (1990: 52) menyatakan:”Penelitian yang bertujuan
untuk mencari informasi mengenai fenomena-fenomena atau situasi yang aktual atau yang
ada pada saat penelitian berlangsung. Penelitian deskriptif pada umumnya tidak menguji
hipotesis melainkan hanya untuk melihat gambaran atau deskripsi tentang apa yang sedang
terjadi.
C. Sumber Data
Data-data dalam penelitian ini berdasarkan atas dokumen hasil dari penelitian dan
sumber data yang tersedia meliputi :
1. Prasarana dan sarana
2. Data dari KONI (Komite Olahraga Nasional Indonesia) Solo.
3. Data dari 20 pengcab olahraga di Kota Solo.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik dari pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini, adalah :
. xxvi
1. Observasi dimaksudkan sebagai kegiatan pengamatan yang dilakukan secara terencana
untuk menggambarkan kejadian, perilaku, dan benda artifak yang ada di setting
penelitian yang diteliti. Observasi dapat dikategorikan kedalam: observasi tidak terlibat
(non participant observation), observasi terlibat (participant observation).
2. Wawancara, menurut Sugiyanto (1990: 76) adalah instrumen yang berbentuk
serangkaian pertanyaan lisan yang bertujuan untuk mengetahui pendapat, perasaan,
atau keadaan yang dialami oleh subyek yang diwawancarai.
E. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data merupakan bagian yang amat penting dalam penelitian, karena
analisis data dapat memberi arti dan makna yang berguna dalam memecahkan masalah
dalam penelitian. Dari data yang akan diperoleh kemudian dianalisa. Adapun teknik analisa
yang digunakan dalam penelitian ini adalah secara deskriptif yang didasarkan pada analisis
kualitatif.
F. Format Pengumpulan Data
Format dari pengumpulan data dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Data Utama adalah hasil observasi dan survey dari keadaan prasarana dan sarana
menjelang Porprov tahun 2009 di Kota Surakarta
2. Data Pendukung
a. Data dari KONI Kota Surakarta, yang berupa:
1). Kantor sekretariat.
2). Struktur organisasi.
. xxvii
BAB IV
HASIL PENELITIAN
A. Deskripsi Data Dari analisis data yang telah dilakukan dapat dipaparkan hasil penelitian sebagai
berikut :
1. Sarana
Mulai bulan juli sampai Agustus 2009 Solo akan menjadi tuan rumah Pekan Olah
Raga Provinsi (Porprov). Dari prasarana yang dimiliki, daerah ini ternyata memang menjadi
andalan Jawa Tengah. Di kompleks Manahan, misalnya, terdapat stadion yang sudah teruji
untuk penyelenggaraan rangkaian pertandingan Liga Champions Asia (LCA) tahun 2007.
Saat itu, stadion berkapasitas 24.500 penonton tersebut dipinjam Persik Kediri sebagai
markas untuk menjamu Shanghai Shenhua (China), Sydney FC (Australia), dan Urawa Red
Diamonds (Jepang). Memang sempat ada kejadian memalukan saat turun hujan menjelang
Persik menjamu Sydney FC pada 11 April 2007. Lebat dan relatif lamanya guyuran hujan
mengakibatkan hampir seluruh permukaan lapangan kebanjiran, sehingga pertandingan
terpaksa ditunda. Baru keesokan harinya dilanjutkan. Namun, saat ini kondisinya membaik.
Menggunakan APBD Surakarta sekitar Rp 2,3 miliar, jaringan drainasi di bawah tanah telah
dibenahi. Rumputnya pun diganti baru, jenis dactylon cynodon. Tetapi, perbaikan pada
bagian lain tetap diperlukan. Lintasan atletik berlapis karet sintetis yang melingkari lapangan
hijau, menggelembung di dua bagian. Padahal, ajang lari yang memiliki delapan lintasan
tersebut sudah dilengkapi peralatan canggih bantuan Kementerian Negara Olahraga untuk
merekam waktu secara otomatis saat pelari memasuki garis finis.
Balap Sepeda Di kompleks itu juga terdapat velodrome. Ajang lomba balap sepeda
itu dibangun dan diresmikan bersamaan dengan stadion utama oleh Presiden Soeharto pada
21 Pebruari 1998. Ajang adu kebut nomor-nomor track itu memiliki jarak sekali putaran 333
meter, sesuai standar internasional.
Konstruksinya sangat kokoh, cuma sayang, permukaan lintasan dinilai relatif kasar.
Sepertiga bagian bawah lintasan memang sudah diperhalus, tapi sisi bagian atas belum
tersentuh perbaikan.
. xxviii
Lapangan tenis di kompleks itu pun tak kalah berkualitas. Sembilan court yang ada,
seluruh permukaannya flexypave. Kualitasnya pun sudah teruji dengan suksesnya
penyelenggaraan pertandingan Piala Davis Grup II zona Asia-Oceania antara Indonesia
melawan Kuwait, 6-8 April 2009. Sebelumnya, arena tersebut juga digunakan sebagai venue
ITF Junior Solo Open dan Solo Women Circuit. Tetapi, sarana pendukungnya perlu dipoles
agar lebih sesuai standar internasional, terutama pada tribun dan sebagian pembatas di center
court.
Solo yang perannya dalam pentas olahraga nasional begitu berarti lewat penyelenggaraan
PON I tahun 1948, juga memiliki venue berkualitas untuk cabang basket. GOR Bhinneka
yang kini berubah nama menjadi Sritex Arena (hall A), bertahun-tahun menjadi markas klub
basket Bhinneka Solo. Sebelum kemudian merger dengan Stadium Jakarta medio Desember
2008, klub tersebut selalu menjamu lawan di gedung itu dalam ajang basket profesional
Tanah Air, Indonesian Basketball League (IBL). GOR berkapasitas sekitar 5.000 penonton
itu juga pernah digunakan untuk kejurnas bulutangkis dan ajang voli Proliga All Star.
Venues unggulan lain berada di daerah tetangga Solo. Bukit Joglo di kawasan
Waduk Gajah Mungkur Wonogiri, salah satunya. Puncak bukit berketinggian 460 meter di
atas permukaan laut (dpl) yang dikitari beberapa bukit lain itu merupakan salah satu tempat
favorit olahraga dirgantara, gantole. Lokasi launching sudah permanen. Akses jalan sudah
berlapis aspal.
Ketua Pengprov Pordirga Gantole Jateng, Oke Adrianto pun mengklaim prasarana tersebut
sebagai salah satu venue terbaik di Tanah Air.
Area parkir sebenarnya lumayan luas, tapi tidak rata. Ditambah fasilitas di lokasi start
kurang terjaga, seperti shelter atlet rusak dan tidak tersedianya toilet.
Bukit Kemuning di daerah Ngargoyoso, Karanganyar, menjadi tempat favorit para atlet
paralayang Jateng dan DIY. Berketinggian 1.600 dpl, lokasi yang terletak di lereng Gunung
Lawu tersebut berada di areal perkebunan teh. Sayangnya, akses ke lokasi masih berupa
jalan tanah sehingga sangat licin saat hujan turun dan sesudahnya.
Sragen pun menyimpan prasarana olahraga unggulan, yakni Arena Pacuan Kuda
Nyi Ageng Serang yang terletak di Desa Ngargotirto Kecamatan Sumberlawang. Dibangun
dengan biaya Rp 2,7 miliar dari APBD Jateng dan APBD Sragen, tempat itu memiliki lebar
lintasan 15 meter dan panjang 1.200 meter. Dua belas kuda sekaligus dapat dipacu dalam
. xxix
sekali start.
Lapangan yang pernah digunakan untuk Kapolda Cup 2008 ini dilengkapi istal dengan daya
tampung sekitar 30 ekor kuda. Ruang tunggu joki bisa menampung 30 orang. Kapasitas
penontonnya mencapai 2.436 orang, termasuk 500 orang di tribun.
Anggota Komisi Pacuan pada Pordasi Jateng, Ali Ni’am (Sura Mereka, 21 Juni
2009) menyebut fasilitas di arena tersebut sebagai yang terbaik di Jateng. Bahkan beberapa
kalangan mengklaim sebagai yang terbaik kedua setelah Arena Pacuan Kuda Pulo Mas di
Jakarta.Memprihatinkan Di Solo dan sekitarnya memang banyak prasarana olahraga
memadai. Tetapi, bila melihat kondisi Jateng secara umum, sebagian besar fasilitas yang ada
memprihatinkan.
Kalangan DPRD Solo menilai perencanaan pembangunan venue pertandingan
untuk Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) Jawa Tengah 2009 di kompleks Gelora Manahan
asal-asalan.Temuan itu didapatkan anggota Komisi IV DPRD Solo ketika melakukan
peninjauan langsung venue, (Solopos, Senin 30/3/2009). Akibatnya, sejumlah venue
terancam gagal dipakai. Bahkan lapangan voli pantai sudah pasti tidak akan
digunakan.Dalam acara Sidak itu, anggota Dewan didampingi oleh sejumlah pengurus KONI
Solo dan Sekretaris Yayasan Gelora Manahan (selalu penanggung jawab pembangunan
venue pertandingan-red), Tjeng Haedar. Venue yang ditinjau adalah wall panjat tebing, voli
pantai, sirkuit balap motor dan velodrom untuk balap sepeda. Pertandingan panjat dinding
terancam dipindah ke Semarang karena venue belum sesuai standar, sedangkan perlombaan
voli pantai sudah pasti dipindah ke Hotel Lorin. Padahal untuk pembangunan kedua venue
itu dianggarkan Rp 950 juta, di mana Rp 700 juta untuk papan panjat tebing. Bahkan
akhirnya harus digelontorkan dana tambahan senilai Rp 100 juta guna membangun enam
boulder tambahan supaya memenuhi standar menggelar pertandingan Porprov. Sedangkan
perbaikan di velodrom balap sepeda hanya dilakukan sebagian. Guna melengkapi renovasi
keseluruhan diperlukan dana tambahan sebesar Rp 1 miliar.
Ketua Komisi IV DRPD Kota Solo, Satryo Hadinagoro (Solopos, Senin 30 Maret
2009) mengatakan ”pembangunan venue ini menunjukkan perencanaan kurang matang,
terkesan asal-asalan. Ketika hendak memulai pembangunan tidak diperhitungkan dengan
cermat segala sesuatunya. Kalau sampai tidak terpakai kan berarti pembangunannya sia-sia,”
Mengenai venue panjat dinding, Satryo mengatakan kalau perlu dilakukan relokasi. Sebab,
. xxx
kata dia, tempat yang dipakai sekarang terlalu sempit untuk menampung para atlet, pelatih
dan penonton.
2. Prasarana Pertandingan
Tabel 1. Venues Cabang Olahraga Porprov Jateng tahun 2009
No Cabang Olahraga Venues
1 Angkat besi, Binaraga dan Angkat Berat Aula SMK Negeri 8
2 Aquatik Kolam Renang Tirtomiyo Manahan
3 Anggar GOR UTP Cengklik
4 Atletik Stadio Manahan
5 Balap Motor Sirkuit Manahan
6 Balap Sepeda a. Velodrom Manahan
b. BMX: Velodrom Manahan
c. Kriterium : Jl Lingkar Luar
Manahan
7 Baseball/Softball a. Lapangan Luar Manahan
b. Lap Kota Barat
8 Billiard Masse Billiard Megaland
9 Bola Basket Sritek Arena Hall
10 a. Bola voli Indoor
b. Bola Voli Pantai
GOR Manahan
Lap Luar Manahan
11 Bridge Rumdin Wawali Surakarta
12 Bulutangkis Sritek Arena Hall B
13 Catur Pendopo Kompleks Balaikota
Surakarta
14 Dansa Rumah Makan Diamond
15 Drumband a. GOR UMS Pabelan
b. Jl Adi Sucipto
c. Stadion R Maladi
16 Gulat SMK Negeri 7
17 Judo AULA Unisri
. xxxi
18 Karate Grand Mall
19 Kempo Studen Center UNS
20 Panahan Stadion UNS Kentingan
21 Panjat Tebing Kompleks Manahan
22 Sepak Bola
a. Sepak bola
b. Futsal
a. Stadion Manahan
b. Stadion R Maladi
c. Hall Sritek Arena A
23 Sepatu Roda Jl Adi Sucipto
24 Taekwondo Graha Saba Buana
25 Tarung Drajat GOR UMS Pabelan
26 Tenis Meja GOR Suratman Kepatihan
27 Tenis Lapangan Lap Tenis Manahan
28 Tinju AULA AUB
29 Wushu GOR PMS Surakarta
Tabel 2. Venues Cabang PORPROV XIII di Kota Semarang No Cabang Olahraga Venues
1 Golf Padang Golf Gombel
2 Menembak Lap Tembak Jatidiri
3 Senam Lap OR FIK UNNES
Tabel 3. Venues Cabang PORPROV XIII di Kabupaten Karanganyar No Cabang Olahraga Venues
1 Balap Sepeda MTB Jengkrik Mojosongo
2 Paralayang Kemuning
3 Sepak Bola Stadion 45
4 Bola Voli Pantai Hotel Lor In
Tabel 4. Venues Cabang PORPROV XIII di Kabupaten Wonogiri
. xxxii
No Cabang Olahraga Venues
1 Balap Sepeda Lingk Waduk Gajah Mungkur
2 Gantole Bukit Wonogiri
Tabel 5. Venues Cabang PORPROV XIII di Kabupaten Sukoharjo No Cabang Olahraga Venues
1 Dayung Waduk Mulur
2 Sepak Bola Stadion Jombor
Tabel 6. Venues Cabang PORPROV XIII di Kabupaten Boyolali No Cabang Olahraga Venues
1 Aeromadeling Grass Stripe Bandara
2 Pencak Silat Hall Musdalifah Asrama Haji
Tabel 7. Venues Cabang PORPROV XIII di Kabupaten Klaten No Cabang Olahraga Venues
1 Sepak Takraw GOR Gelar Sena
B. Pembahasan
Kesiapan prasarana dan sarana olahraga menjelang Porprov tahun 2009 di Kota
Surakarta dapat dilihat dari pandangan-pandangan berikut :
1. Dilihat dari prasarana dan sarana yang sudah ada masih ada yang belum sesuai standart
yang ditetapkan.
2. Kondisi prasarana dan sarana yang ada tidak sesuai dengan standarisasi tiap cabang
olahraga yang dipertandingkan.
3. Pembangunan prasarana dan sarana untuk pertandingan terkesan dikejar waktu tanpa
perencanaan yang matang sehingga pembangunannya tidak sesuai
. xxxiii
BAB V
SIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN
A. Simpulan
Berdasarkan hasil analisis data, pembahasannya dan hasil wawancara dengan
ketua atau pengurus cabang olahraga pada pekan olahraga Provinsi ke XIII pada tahun 2009,
maka dapat ditarik suatu simpulan dari tiap-tiap cabang olahraga sebagai berikut :
1. PABBSI
Pelaksanaan event Angkat besi, Binaraga dan Angkat Berat pada PORPROV XIII
berjalan lancar. Akan tetapi sarana dan prasarana yang digunakan untuk event ini masih
menyewa tempat di SMKI/SMK 8 kepatihan solo adapun 4 set perlatan angkat besi dan 4
set peralatan angkat berat juga masih menyewa klub-klub angkat besi, binaraga dan
angkat berat yang ada di kota solo. Sehingga sarana dan prasarananya yang digunakan
untuk event angkat besi, binaraga dan angkat berat belum memadai.
2. PERBASI
Pelaksanaan event cabang olahraga bola basket pada Pekan Olahraga Provinsi ke XIII
dilaksanakan di gedung sritex arena, dilihat bangunan dan fasilitas yang ada digedung
sritex arena , sarana yang digunakan untuk event ini sangat memadai dan pelaksanaan
berjalan lancar
3. GABSO
Event bridge di selenggarakan di rumah dinas wakil wali kota surakarta, dari sisi
penyelenggaraan event bridge berlangsung lancar.
4. PERBASASI
5. PBVSI
6. JUDO
7. PTMSI
8. POBSI
9. PRSI
10. GULAT
11. PERBAKIN
. xxxiv
12. ISSI
13. FORKI
14. PERKEMI
15. PERCASO
16. TARUNG DERAJAD
17. WUSHU
18. TAEKWONDO
19. SEPATU RODA
20. PANAHAN
21. SEPAK TAKRAW
22. Kurangnya perencanaan yang matang sehingga persiapan pembangunan prasarana dan
sarana untuk pelaksanaan Porprov XIII di Solo kurang maksimal.
23. Pembangunan prasarana yang terkesan terburu-buru sehingga prasarana yang dimiliki
kurang standart baik kuantitas maupun kualitas.
24. Persiapan prasarana dan saran untuk pelaksanaan Porprov XIII di Solo belum memadai.
B. Implikasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah disimpulkan dapat dikemukakan implikasi
sebagai berikut :
1. Dengan diketahui persiapan prasarana dan sarana pertandingan Porprov XIII disolo dapat
segera dibenahi sehingga pelaksaaannya nanti dapat maksimal.
2. Pengurus dan panitia pelaksana Porprov khusunya di Solo dapat menjadikan penelitian
ini sebagai pertimbangan untuk memperbaiki persiapan pelaksanaan Porprov XIII di
Kota Solo.
. xxxv
C. Saran
Berdasarkan hasil penelitian maka saran yang dapat dikemukakan antara lain :
1. Untuk Pengurus Organisasi Olahraga agar lebih memberi perhatian dan penghargaan
kepada seluruh panitia pelaksana. Selain itu hendaknya pengurus mengoptimalkan
perannya dalam mendukung pelaksanaan Porprov XIII di Kota Solo ini
2. Untuk Panitia Pelaksana hendaknya melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan
baik demi suksesnya penyelenggaraan Porprov tahun 2009 di Kota Solo ini.
. xxxvi
DAFTAR PUSTAKA Alex S. Nitisemito. 1988 . Manajemen Personalia . Jakarta :Ghalia Indonesia Alo Liliweri. 1997. Sosiologi Organisasi. Bandung : Citra Aditya Bakti Arni Muhammad. 2002. Komunikasi Organisasi. Jakarta : Depdikbud Dirjendikti Depdiknas. 2004. Sain. Jakarta : Dirjen Dikti Depdiknas Dydiet Hardjito.1997. Teori Organisasi dan Teknik Pengorganisasian. Jakarta : Raja
Grafindo Persada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan. 2006. Pedoman Penulisan Skripsi. Surakarta: UNS
Press Gino, Suwarni, Suripto, Maryanto dan Sutijan. 2000. Belajar dan Pembelajaran. Surakarta:
UNS Press Hamalik Oemar. 2003. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta :
Bumi Aksara Hasibuan, Malayu S.P. 1999. Organisasi dan Motivasi. Jakarta : Bumi Aksara Masri Singarimbun. 1995. Metodologi Survei. Jakarta : PT Pustaka LP3ES Indonesia Nanang Fatah. 1997. Landasan Manajemen Pendidikan. Bandung: Remaja Rosda Karya Poerwadarminta WJS. 1985. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta : Balai Pustaka Sanafiah Faisal. 1981. Dasar dan Teknik Menyusun Angket. Surabaya : Usaha Nasional Santoso Sastroputro. 1988. Salah Satu Bentuk Komunikasi Massa. Bandung : Alumni Suharsimi Arikunto. 1998. Prosedur Penelitian : Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta : Rineka
Cipta