Post on 10-Jul-2016
description
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dalam dunia keteknik sipilan kita dikenalkan dengan adanya Manajemen
Proyek Konstruksi. Kata Manajemen berasal dari bahasa Perancis kuno
ménagement, yang memiliki arti seni melaksanakan dan mengatur. Manajemen
belum memiliki definisi yang mapan dan diterima secara universal. Mary Parker
Follet, misalnya, mendefinisikan manajemen sebagai seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Definisi ini berarti bahwa seorang manajer bertugas
mengatur dan mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan organisasi.
Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses
perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya
untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa
tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa
tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.
Manajemen proyek konstruksi sendiri adalah proses penerapan fungsi-
fungsi manajemen (perencanaan, pelaksanaan dan penerapan) secara sistimatis
pada suatu proyek dengan menggunkan sumber daya yang ada secara efektif dan
efisien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dalam manajemen proyek
konstruksi juga terdapat struktur organisasi proyek. Struktur organisasi proyek
secara umum dapat diartikan dua orang atau lebih yang melaksanakan suatu ruang
lingkup pekerjaan secara bersama – sama dengan kemampuan dan keahlianya
masing – masing untuk mencapai suatu tujuan sesuai yang direncanakan. Dengan
adanya organisasi kerja yang baik diharapkan akan memberikan hasil efisien,
tepat waktu serta dengan kualitas tinggi. Dalam organisasi disusun dan diletakan
dasar-dasar pedoman dan petunjuk kegiatan, jalur pelaporan, pembagian tugas,
dan tanggung jawab masing-masing kelompok dan pimpinan. Karena tujuan suatu
perusahaan berbeda-beda maka susunan organisasi pun demikian pula halnya,
artinya tidak ada satupun struktur organisasi yang dapat digunakan untuk segala
macam kegiatan dan situasi dengan hasil yang sama.
1
Pada makalah ini penulis akan membahas mengenai struktur organisasi
Proyek Ciputra World Apartement. Ciputra World Surabaya berlokasi di CBD
Mayjen Sungkono Surabaya, dibangun dengan konsep Superblock yang berdiri
diatas lahan seluas 9.9 Hektar akan menjadi salah satu superblock terbesar di
Indonesia. Superblock yang terdiri dari Mall Ciputra World, Hotel Ciputra
World, Skyloft-SOHO,The Voila Apartment, Ciputra World Office dan juga
VieLoft- a New SOHO akan melengkapi Ciputra World sebagai fungsi
entertaining, perhotelan, perkantoran, dan hunian. Superblock ini bakal memenuhi
kebutuhan akan hunian yang nyaman dan berkelas, sekaligus tempat kerja, serta
pusat gaya hidup seperti tempat belanja dan rekreasi. Benar-benar akan
menghadirkan a world in one project.
Masterplan dan desain superblock Ciputra World dirancang DP Architect
Singapura. Pengalaman mereka dalam menciptakan masterplan superblock di
berbagai kota di dunia, termasuk Singapura dan Jakarta berhasil menciptakan
image Ciputra World yang modern, artistic dan cocok dengan karakter
masyarakat Surabaya.
Ciputra World merukapan satu-satunya superblock di Surabaya yang
memiliki perencanaan sejak awal yang terintegrasi dengan baik. Hal tersebut
membuat tahap demi tahap pembangunan berlangsung lancar tanpa menganggu
operasional properti yang berjalan. Hal ini juga tidak terlepas dari peran pelaksana
proyek, dalam hal ini adalah PT. PP (Persero) Tbk.
1.2 Rumusan Masalah
Dengan melihat latar belakang yang ada, maka permasalahan yang dapat
dirumuskan adalah sebagai berikut:
1.2.1 Bagaimana struktur organisasi proyek pembangunan Ciputra World
Apartement dan S.O.H.O pada tahap II?
1.2.2 Bagaimana sistem manajemen konstruksi pada proyek pembangunan
Ciputra World Apartement dan S.O.H.O pada tahap II?
2
1.3 Tujuan
Dengan melihat rumusan masalah , maka tujuan pembuatan makalah ini
adalah sebagai berikut:
1.3.1 Mengetahui struktur organisasi proyek pembangunan Ciputra World
Apartemment dan S.O.H.O pada tahap II.
1.3.2 Mengetahui apa saja aspek manajemen konstruksi pada proyek
pembangunan Ciputra World Apartement dan S.O.H.O pada tahap II.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Struktur Organisasi
PT. PP (Persero) Tbk juga mempunyai struktur organisasi tersendiri untuk
memudahkan dalam pelaksanaan dilapangan, berikut adalah struktur
organisasinya:
Gambar 2.1 Struktur Organisasi Proyek Ciputra Apartment and SOHO
4
Tugas – tugas, unsur – unsur organisasi proyek PT PP (Persero) Tbk. adalah
sebagai berikut :
1. Project Manager
Project Manager merupakan wakil dari perusahaan yang memimpin tim
kontraktor pada sebuah proyek dengan tugas sebagai berikut:
a) Memimpin dan mengkoordinasi tim kontraktor pada suatu project.
b) Menyelenggarakan hubungan baik dengan pihak-pihak terkait untuk
mendukung kelancaran pelaksaan.
c) Menyelenggarakan pengadaan,penempatan, dan pengembangan SDM.
2. QSHE Manager
QSHE Manager merupakan wakil dari Project Manager yang membidangi
Quality Control dan K3 dalam suatu proyek. Adapun tugasnya adalah
sebagai berikut:
a) Mengkoordinir tim QC untuk menjaga ataupun mengecek
pekerjaan yang sudah dilakukan apakah sudah sesuai dengan
gambar kerja,biasanya tim QC melakukan dua kali pengecekan
dimana pengecekan pertama dilakukan checklist internal dan yang
kedua dilakukan bersama pengawas untuk mendapatkan progress
pekerjaan selanjutnya.
b) Menjaga dan mengkoordinir team safety untuk melakukan tugas
sebagai tim keselamatan di proyek.
c) Mengadakan rapat rutin untuk mengkoordinasikan pelaksanaan K3
dengan para pekerja (mandor).
3. Site OperasionalManager (SOM)
SOM merupakan wakil dari Project Manager dalam memimpin jalanya dan
keberlangsungan proyek di lapangan. Di dalam SOM ini dibagi menjadi
2 bagian yakni SOM untuk tower SOHO dan SOM untuk tower
apartemen. Adapun tugas dari SOM adalah sebagai berikut:
a) Mengkoordinir pekerjaan yang ada di lapangan.
5
b) Memberikan masukan ataupun mengambil keputusan apabila ada
ketidak cocokan antara gambar kerja yang ada di dalam lapangan.
c) Melakukan pengawasan di lapangan agar mutu pekerjaan sesuai
dengan ketentuan yang dibuat.
d) Melaporkan kemajuan pekerjaan proyek kepada manajer proyek.
e) Meneliti dan mengesahkan tagihan – tagihan mandor dan
subkontraktor yang berhubungan dengan volume fisik dan harga
satuan.
4. Site Engineering Manager (SEM)
Adapun tugas dari Site Engineering Manager (SEM) adalah sebagai berikut:
a) Menerima dan mempelajari gambar desain dan spesifikasi teknis
proyek.
b) Berkoordinasi dengan engineer dalam pembuatan dan pengecekan
gambar kerja.
c) Berkoordinasi dengan project Manager dan enginer dalam pembuatan
time schedule dan metode pelaksanaan pekerjaan.
d) Memberikan instruksi kerja kepada ST- metode & perencanaan teknis
agar sesuai dengan gambar kerja, time schedule dan metode
pelaksanaan yang telah dibuat.
e) Melakukan safety patrol
f) Menghentikan pelaksanaan pekerjaan apabila hasil pekerjaan tidak
memenuhi standar mutu yang ditetapkan.
g) Berkoordinasi dengan pelaksana dalam hal pengadaan tenaga kerja.
h) Berkoordinasi dengan Project Manager dalam hal pelaksanaan
pekerjaan.
i) Mengatur kinerja para pekerja agar sesuai jadwal dengan mutu yang
telah ditetapkan.
j) Melakukan penilaian atas kinerja para pekerja.
k) Berkoordinasi dengan engineer dan logistik dalam pengadaan material
di lapangan dengan memperhatikan jumlah, spesifikasi teknis dan
jadwal pengiriman material oleh pemasok.
6
l) Bertanggung jawab kepada project coordinator atas keberhasilan
proyek mulai dari persiapan hingga penyerahan proyek.
5. Site Administration Manager (SAM)
Wakil dari pemimpin proyek ini membidangi masalah – masalah segala
administrasi yang terjadi dalam lingkup pekerjaan proyek.Adapun tugas
dari SAM adalah sebagai berikut:
a) Melakukan koordinasi dengan jajaran staff administrasi di proyek.
b) Berkoordinasi dengan owner kapan waktu pencairan termin
pembayaran.
c) Merekap pencatatan Laporan Sediaan Bahan (LSB) dari bagian logistic
yang selanjutya diserahkan kepada project manager sebelum
diarsipkan.
d) Berkoordinasi dengan DVO sebagai wakil dari cabang kontraktor
untuk melakukan koordinasi lanjutan mulai seperti apabila ada pekerja
baru ataupun mahasiswa - mahasiswa yang berkeinginan untuk
magang di proyek tersebut.
6. Quality Control (QC)
Berposisi di bawah naungan QSHE manager sebagai QC mempunyai tugas
sebagai berikut:
a) Mengawasi seluruh jalannya pekerjaan mengontrol mutu dan metode
pelaksanaan yang digunakan.
b) Mengontrol kualitas pekerjaan agar sesuai dengan syarat-syarat teknis
(RKS).
c) Melakuan pengujian-pengujian di laboratorium untuk mengontrol
kualitas pekerjaan.
d) Bertanggung jawab kepada project Manager dalam melaporkan hasil
kontrol kualitas yang dilakukan.
e) Memeriksa kualitas hasil dan mutu pekerjaan yang telah selesai
dikerjakan di proyek.
7
f) Memberikan saran kepada pelaksana agar hasil pekerjaan tersebut
sesuai dengan Spesifiksi Pekerjaan yang diberikan dan juga diingikan
oleh pihak Owner.
7. Safety Officeer (K3L= kesehatan, keselamatan kerja dan lingkungan
hidup)
Adapun tugas dari Safety Officeer adalah sebagai berikut :
a) Memantau setiap pelaksanaan pekerjaan dan para pekerja di lapangan
agar memenuhi standart keamanan prosedur kesehatan dan
keselamatan kerja dan lingkungan (K3L) yang berlaku.
b) Membuat laporan bulanan tentang pelaksanaan dan pengawasan K3L
di proyek.
c) Memberikan panduan ataupun instruksi pada pekerja (mandor)
mengenai keselamatan yang dilakukan dalam rapat mingguan dan
mendengan masukan – masukan apa saja komponen keselamatan yang
perlu dilakukan dari pekerja.
d) Bertanggung jawab kepada Project Manager tentang penerapan K3.
8. Koordinator NSC
Adapun tugas dari koordinator NSC adalah sebagai berikut :
a) Melakukan koordinasi dengan pihak sub - kontraktor mengenai
pelaksanaan pemasangan sistem plumbing, mechanical electrical di
lapangan.
b) Melakukan pengawasan penjaminan mutu dari sub kontraktor.
c) Melaporkan segala kemajuan pekerjaan kepada Project Manager.
9. NSC ME,NSC SIPIL – ARS,SP ME & PLUMBING
Adapun tugas dari NSC ME, NSC SIPIL – ARS, SP ME & PLUMBING adalah
sebagai berikut :
a) Bertanggung jawab atas pekerjaan mechanical electrical maupun
perpipaan di dalam proyek.
8
b) Berkoordinasi dengan koordinator NSC mengenai kemajuan pekerjaan
mechanical electrical dan plumbing.
c) Melakukan penggantian mengenai system ME dan plumbing apabila
ada perubahan dari pemilik proyek.
d) Mengawasi pekerjaan sesuai dengan gambar kerja.
e) Memberikan laporan pekerjaan kepada koordinator NSC.
10. ST-Metode Perencanaan Teknis
Adapun tugas dari ST-Metode Perencanaan Teknis adalah sebagai berikut:
a) Memberikan solusi ataupun cara pemasangan ataupun semua
pelaksanaan dalam pekerjaan.
b) Memantau pekerjaan di lapangan apabila ada masalah mengenai
metode yang dilakukan.
c) Melaporkan metode yang akan dibuat kepada owner.
d) Mengganti metode baru apabila metode yang diajukan ditolak.
e) Rekayasa Teknik.
11. ST-Arsitek
Adapun tugas dari ST-Arsitek adalah sebagai berikut:
a) Menggambar arsitektural dalam proyek.
b) Bertanggung jawab atas gambar yang telah digambar.
c) Berkoordinasi dengan owner apabila ada perubahan mengenai
arsitektural.
d) Berkoordinasi dengan pelaksana arsitektural agar sesuai dengan
gambar rencana yang telah dibuat.
12. ST-Pengendalian Biaya
Adapun tugas dari ST-Pengendalian Biaya adalah sebagai berikut:
a) Mengolah data yang diperoleh dari QS mengenai volume yang di kurs
kan menjadi nominal uang sesuai dengan harga satuan yang dibuat
sejak awal.
9
b) Mengelola data pekerja yang berapa lama bekerja untuk di kurskan
dengan nominal uang yang sesuai dengan harga satuan pekerja yang
tertera di RAB.
c) Berkoordinasi dengan SAM untuk pencairan pembayaran gaji pekerja.
d) Melakukan berbagai simulasi kenaikan harga bahan untuk
mengantisipasi apabila ada kenaikan harga yang dapat merugikan
kontraktor.
13. Drafter Structur, Arsitek dan ME
Adapun tugas dari Drafter Structur, Arsitek dan ME adalah sebagai berikut :
a) Menggambar soft drawing sebagai pedoman kerja baik drafter
Struktur, arsitek maupun ME.
b) Melakukan koodinasi dengan pelaksana lapangan agar gambar kerja
yang telah dibuat telah terealisasikan dengan baik.
c) Mengganti gambar apabila ada perubahan yang diminta oleh owner.
d) Bertanggung jawab atas gambar yang telah disebar di lapangan.
14. ST-QS (Quality Surveyor)
Adapun tugas dari ST-QS (Quality Surveyor) adalah sebagai berikut :
a) Melakukan perhitungan volume pekerjaan yang akan dikerjakan
maupun pekerjaan yang sudah dikerjakan.
b) Berkoordinasi dengan pengendali biaya mengenai berapa besar volume
yang telah dihasilkan dalam suatu pekerjaan.
c) Melakukan perhitungan volume terhadap gambar FORCON (for
construction) dan gambar soft drawing untuk memperoleh berapa
selisih volume yang nantinya apabila ada perubahan bisa diajukan
klaim ke pihak owner.
d) Menghitung luas (m2) pekerjaan bangunan yaitu pasangan batu bata
plasteran,pekerjaan beton, screed lantai dan lain-lain.
e) Menghitung volume pekerjaan bangunan yang sudah dilaksanakan dan
sisa pekerjaan untuk keperluan pembuatan opname mandor/
10
pemborongan untuk keperluanenginering dalam membuat schedule
pekerjaan pelaksanaan pembangunan.
f) Menghitung keebutuhan material yang dibutuhkan dalam setiap
pekerjaan.
g) Bekerja sama dengan logistic atau pegadaan barang untuk member
informasi kebutuhan material yang harus didatangkan.
h) Menghitung volume (kg) pada pekerjaan besi beton bertulang,
aluminium, dan lain-lain.
i) Mengecek kesesuaian penerapan material.
15. Logistik
Adapun tugas dari Logistik adalah sebagai berikut :
a) Mengadakan material pekerjaan.
b) Berkoordinasi dengan QS tentang berapa banyak material yang harus
didatangkan.
c) Melakukan monitoring pengiriman barang untuk menjamin ketepatan
waktu.
d) Mengajukan surat permintaan material sesuai jadwal yang sudah
ditentukan.
e) Membuat laporan penerimaan material yang biasanya di koordinasikan
dengan SEM.
16. ST-PENBAR
Adapun tugas dari ST-PENBAR adalah sebagai berikut :
a) Mengontrol material yang datang dengan kecocokan data dari logistik
mengenai material – material apa saja yang didagtangkan.
b) Mengurus pengecekan laboratorium mengenai kualitas barang yang
didatangkan apakah sudah memenuhi syarat yang ditentukan.
c) Berkoordinasi dengan coordinator peralatan dimanakah akan menaruh
material agar mempermudah metode pelaksanaan.
17. Koordiantor Peralatan
11
Adapun tugas dari Koordiantor Peralatan adalah sebagai berikut :
a) Mengkoordinasikan orang – orang peralatan dan operator agar
menyiapkan segala kebutuhan pelaksanaan proyek di lapangan.
b) Berkoordinasi dengan logistik apabila ada peralatan yang kurang
ataupun penggantian peralatan yang rusak.
18. ST-Peralatan
Adapun tugas dari ST-Peralatan adalah sebagai berikut :
a) Mempersiapkan segala peralatan yang dibutuhkan dalam
memperlancar pekerjaan di lapangan,
b) Biasanya diberikan tugas tambahan sebagai tukang las untuk sepatu
kolom karena membutuhkan keahlian khusus.
c) Berkoordinasi dengan orang K3 untuk mempersiapkan segala bentuk
pengamanan yang terpasang di lokasi proyek.
19. Operator dan Riger
Adapun tugas dari Operator dan Riger adalah sebagai berikut :
a) Menjalankan semua alat – alat yang menunjang dalam pelaksanaan
pekerjaan.
b) Berkoordinasi dengan pekerja titik – titik manakah yang perlu dibantu
dengan menggunakan alat berat.
c) Riger membatu pengarahan operator TC agar mempermudah dimana
letak titik posisi waktu mengangkat ataupun menurunkan.
20. General Super Intendent Project (GSP)
GSP merupakan sebutan untuk ketua peaksana yang mengkoordinir para
pelaksana sesuai dengan kapasitas masing – masing. GSP dalam proyek
ini dibagi menjadi 2 yakni GSP struktur dan GSP finishing yang
bertanggung jawab pada satu tower apartemen dan sama halnya 2 GSP
yang mempunyai beban kerja pada tower SOHO. Adapun tugas – tugas
dari GSP sendiri adalah:
12
a) Menjelaskan gambar kerja yang diberikan dari drafter kepada
pelaksana.
b) Memberikan ijin kepada mandor dan pekerja untuk melakukan
pencairan upah pekerjaan menurut berapa lama waktu bekerja dan
kehadiran.
c) Memberikan masukan kepada pelaksana apabila ada pekerjaan yang
tidak sesuai dengan gambar kerja.
21. SP/Pelaksana
Pelaksana merupakan tombak dari kontraktor untuk melakukan pengarahan
pekerjaan dan pengawasan mengenai perlakuan para pekerja dalam
sebuah proyek. Adapun tugas dari pelaksana sendiri yakni:
a) Melaksanakan pekerjaan dengan konsisten sesuai dengan rencana mutu
proyek (instruksi kerja), spesifikasi teknis dari pelanggan dan gambar
kerja yang diterimanya dengan mengarahkan tukang sub kontraktor
dan pekerjanya sehingga didapat pekerjaan yang bermutu,tentang
waktu dan biaya yang seifisien mungkin.
b) Melaksanakan tindakan koreksi dan pencegahan.
c) Membuat dan melaksanakan detail program kerja berdasarkan program
harian / mingguan dan bulanan yang ada serta melaporkan prestasi
kerja ke kepala proyek.
d) Membuat opname prestasi pekerjaan bersama-sama kepala proyek dan
sub-kontraktor yang bersangkutan untuk keperluan tagihan dan lain-
lain.
e) Menyelenggarakan pencatatan atas tindakan yang telah dikerjakan baik
qualitative maupun quantative untuk membuat laporan mingguan
mengenai pemakaian bahan, mesin-mesin, alat dalam pekerjaan yang
sedang dilaksanakan.
22. Surveyor
Adapun tugas dari Surveyor adalah sebagai berikut :
a) Membuat rencana prioritas urutan pelaksanaan pekerjaan pengukuran.
13
b) Mencari titik tetap yang telah ada di sekitar lokasi pekerjaan.
c) Melaksanakan selurh pengukuran untuk gambar pekerjaan terahir (as
built drawing).
d) Mempersiapkan alat-alat yang diperlukan untuk pengukuran di lokasi
proyek.
e) Melakukan pengukuran dan pematokan di lokasi proyek.
23. ST-Akutansi
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut :
a) Mencatat semua pengeluaran dan pemasukan keuangan yang ada
dalam proyek.
b) Berkoordinasi dengan logistic mengenai surat yang dikeluarkan dan
diterima mengenai pengeluaran dana pembelian material
c) Berkoordinasi dengan ST – pengendali biaya mengenai pencairan dana
yang dibutuhkan.
24. ST-Umum
Adapun tugas dari ST-Akutansi adalah sebagai berikut :
a) Membantu pekerjaan di divisi administrasi mengenai hal-hal yang
berhubungan dengan kegiatan administrasi.
b) Berkoordinasi dengan DVO dan biasanya menjadi wakil dari proyek
untuk bertemu dengan pihak DVO.
2.2 Sistem Manajemen Konstruksi
2.2.1 Manajemen Sumberdaya
Sumber daya diperlukan guna melaksanakan pekerjaan-pekerjaan
yang merupakan komponen proyek. Bagaimana cara mengelola (dalam hal
ini efektivitas dan efisiensi) pemakaian sumber daya ini akan memberikan
akibat biaya dan jadwal pelaksanaan pekerjaan tersebut. Khusus dalam
masalah sumberdaya, proyek menginginkan agar sumberdaya tersedia
dalam kualitas dan kuantitas yang cukup pada waktunya, digunakan secara
optimal dan dimobilisasi secepat mungkin setelah tidak diperlukan.
14
Secara umum sumber daya adalah suatu kemampuan dan kapasitas potensi
yang dapat dimanfaatkan oleh kegiatan manusia untuk kegiatan social
ekonomi.
Sehingga lebih spesifik dapat dinyatakan bahwa sumber daya proyek
konstruksi merupakan kemampuan dan kapasitas potensi yang dapat
dimanfaatkan untuk kegiatan konstruksi. Sumber daya proyek konstruksi
terdiri dari beberapa jenis diantaranya biaya, waktu, sumber daya
manusia, material, dan juga peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek, dimana dalam mengoperasionalkan sumber daya-sumber daya
tersebut perlu dilakukan dalam suatu system manajemen yang baik,
sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal.
2.2.2 Manajemen Biaya
Manajemen Biaya proyek meliputi aktivitas-aktivitas yang
dibutuhkan untuk memastikan proyek diselesaikan sesuai dengan anggaran
yang disetujui. Manajer proyek harus memastikan bahwa proyek
didefinisikan dengan baik, memiliki perkiraan waktu dan biaya yang
akurat, memiliki biaya yang realistis pada saat persetujuan dibuat.
Manajemen biaya dimaksudkan untuk mengetahui besarnya biaya yang
telah dikeluarkan dengan melihat tahap pekerjaan yang telah dicapai.
Besarnya biaya yang telah dikeluarkan dapat dibandingkan dengan
Rencana Anggaran Biaya (RAB) dan Rencana Anggaran Pelaksanaan
(RAP) yang telah disusun. Dari perbandingan ini, dapat diketahui apabila
pada pekerjaan yang telah dilaksanakan tersebut terjadi pembengkakan
biaya sehingga dapat dilakukan evaluasi biaya. Manajemen biaya ini
biasanya dilakukan dengan membuat rekapitulasi biaya yang telah
dikeluarkan. Setiap dilakukan pembelian material, bagian logistik
mencatat jumlah material yang dibeli dan besarnya biaya yang
dikeluarkan. Sedangkan manajemen biaya tenaga kerja dilakukan dengan
memeriksa daftar presensi tenaga kerja selama satu minggu dan besarnya
biaya yang dikeluarkan untuk membayar gaji para tenaga kerja. Besarnya
total biaya inilah yang akan selalu dikontrol dan dievaluasi sebagai
15
pengendalian biaya. Selain itu, total biaya yang telah dikeluarkan ini juga
dapat digunakan untuk menyusun kurva-S realisasi dan untuk
memperkirakan prosentase pekerjaan proyek yang telah dicapai.
4 (empat) aktivitas utama dalam manajemen biaya proyek :
a) Perencanaan sumber daya, memperkirakan sumber daya (manusia,
perlengkapan, atau material) serta jumlah setiap sumber daya yang
harus digunakan untuk melakukan aktivitas proyek.
b) Perkiraan biaya, mengembangkan pendekatan atau perkiraan biaya
sumber daya yang dibutuhkan untuk menyelesaikan proyek.
c) Anggaran biaya, mengalokasikan keseluruhan perkiraan biaya pada
satuan kerja untuk membangun dasar (baseline) untuk mengatur
performa.
d) Pengendalian biaya, mengendalikan perubahan-perubahan pada
anggaran proyek.
A. Komponen Biaya
Diperlukan dua komponen, yaitu :
a) Komponen biaya
b) Komponen efektifitas
Komponen Biaya dapat diklasifikasikan :
a) Biaya pengadaan
b) Biaya persiapan operasi
c) Biaya proyek
d) Biaya operasi dan perawatan
2.2.3 Manajemen Mutu
Proyek Ciputra World Apartement & S.O.H.O yang dilakukan oleh
PT. PP (Persero) Tbk. Menggunakan standart international sistem manajemen
kualitas dengan aplikasi dari ISO 9001 – 2008. Komitmen PT. PP (Persero)
16
Tbk. Untuk kualitas dalam kebijakan perusahaan. Dalam proyek konstruksi
kontrol dasar dari kualitas mengacu pada :
a) ISO 9001 – 2008
b) Spesifikasi Teknik dari proyek
c) Target kualitas PT. PP (Persero) Tbk.
d) Kualitas manajemen
Sistem Manajemen Mutu yang diterapkan oleh PT. PP (Persero) Tbk. Sesuai
dengan Peta proses perusahaan dan standart international ISO 9001 – 2008
dengan sasaran untuk merealisasikan kebijakan mutu perusahaan dalam
bidang usaha jasa konstruksi. Penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001 –
2008 di PT. PP (Persero) Tbk. dilaksanakan dengan :
a) Menetapkan peta bisnis proses perushaan
b) Menetapkan Quality Policy atau kebijakan mutu
Roda manajemen mutu perusahaan berdasarkan siklus PDCA (Plan, Do,
Check, Action). Roda manajemen perusahaan adalah Plan – Train – Action –
Monitor – Improve – Review. Atau Perencanaan – Latihan – Tindakan –
Monitor – Peningkatan – Review.
2.2.4 Manajemen Waktu
Manajeman waktu proyek adalah proses merencanakan menyusun dan
mengendalikan jadwal kegiatan proyek. Manajemen waktu termasuk ke
dalam proses yang akan diperlukan untuk memastikan waktu penyelesaian
suatu proyek. System manejemen waktu berpusat pada berjalan atau tidaknya
perencanaan dan penjadwalan proyek. Dimana dalam perencanaan dan
penjadwalan tersebut telah disediakan pedoman yang spesifik untuk
menyelesaikanaktivitas proyek dengan lebih cepat dan efisien.
A. Aspek-Aspek Manajemen Waktu
Dasar yang dipakai pada system manajemen waktu yaitu perencanaan
operasional dan penjadwalan yang selaras dengan durasi proyek yang sudah
ditetapkan. Dalam hal ini penjadwalan digunakan untuk mengontrol aktivitas
proyek setiap harinya. Adapun aspek-aspek manajemen waktu yaitu
merencanakan penjadwalan proyek, mengukur dan membuata laporan dari
kemajuan proyek, membandingkan penjadwalan dengan kemajuan proyek
17
sebenarnya di lapangan, menentukan akibat yang ditimbulkan oleh
perbandingan jadwal dengan kemajuan di lapangan pada akhir penyelesaian
proyek, merencanakan penanganan untuk mengatasi akibat tersebut, yang
terakhir memperbaharui kembali penjadwalan proyek. Sedang aspek-aspek
manajemen waktu sendiri merupakan proses yang saling berurutan satu
dengan yang lainnya.
B. Merencanakan Penjadwalan Proyek
Penjadwalan proyek adalah daftar urutan waktu operasional proyek yang
berguna sebagai pokok garis pedoman pada saat proyek dilaksanakan. Pada
tahap ini harus dibuat suatu daftar pekerjaan sesuai dengan kesatuan aktivitas
yang mudah ditangani secara bersamaan. Tujuan memecah lingkup aktivitas
dan menyusub urutannya antara lain untuk meningkatkan akurasi kurun eaktu
penyelesaian proyek. Adapun langkah-langkah dalam menentukan
penjadwalan proyek, yaitu:
Gambar 2.2 Alur penjadwalan Proyek Ciputra Apartment and SOHO
1) Identifikasi Aktivitas (WorkBreakdownStrukture)
18
Proses penjadwalan diawali dengan mengidentifikasi aktivitas
proyek. Setiap aktivitas diidentifikasi agar dapat dimonitor dengan
mudah dan dapat dimengerti pelaksanaannya, sehingga tujuan proyek
yang telah ditentukan dapat terlaksana sesuai dengan jadwal.
Dalam mengidentifikasi kegiatan sebaiknya tidak terlalu sedikit
dalam pembagiaanya karena akan membatasi keefektifan dalam
perencanaan dan control, juga sebaiknya tidak terlalu banyak dalam
pembagiannya karena juga akan membingungkan bagi penggunanya.
Dalam menentukan jumlah level detail WBS sebaiknya
berdasarkan:
a) Kebutuhan pengguna schedule
b) Tipe aktivitas (biaya, keamanan, kualitas)
c) Ukuran, kompleksitas, dan tipe proyek
d) Pengalaman
e) Persediaan informasi yang didapat
f) Karakteristik sumber daya
Dalam pengembangan WBS sebaiknya berdasarkan beberapa
pembagian:
a) Wilayah geografi
b) Area konstruksi
c) Elemen-elemen bagunan
d) Jenis pekerjaan
e) Departemen
Beberapa hal yang dapat dipakai sebagai pedoman penyusunan
WBS:
a) Susunan WBS dibuat bertingkat (level) menurut ketelitian
spesifikasi pekerjaannya.
b) Susunan WBS dibuat berdasar penguraian yang diskrit dan logis.
c) Jumlah level sesuai dengan kebutuhan tingkat pengelolanya.
d) Jumlah elemen pekerjaan tiap level sesuai dengan kebutuhan
pengelolanya.
19
e) Tiap elemen WBS diberi nomor, dengan penomoran yang sesuai
dengan tingkat level-nya,
f) Elemen pekerjaan dalam WBS merupakan pekerjaan yang terukur.
2) Penyusunan Urutan Kegiatan
Setelah diuraikan menjadi komponen-komponen, lingkup
proyek disusun kembali menjadi urutan kegiatan sesuai dengan logika
ketergantungan (jaringan kerja).
Didalam penyusunan urutan kegiatan adalah bagaimana
meletakkan kegiatan tersebut di tempat yang benar, apakah harus
bersamaan, setelah pekerjaan yang lain selesai atau sebelum pekerjaan
yag lain selesai. Pada penyusunan urutan kegiatan sendiri ada beberapa
informasi yang harus diperhatikan, yaitu :
a) Technologicalconstraints, yang meliputi metode konstrksi, prosedur,
dan kualitas.
b) Managerialconstraints, yang meliputi sumber daya, waktu, biaya
dan kualitas.
c) Externalconstraints, yang meliputi cuaca, peraturan, dan bencana
alam.
C. Perkiraan Kurun Waktu (Durasi)
Setelah terbentuk jaringan kerja, masing-masing komponen kegiatan
diberikan kurun waktu yang diperlukan untuk menyelesaikan kegiatan
yang bersangkutan, juga perkiraan sumber daya yang diperlukan untuk
menyelesaikan kegiatan tersebut.
Durasi suatu aktivitas adalah panjangnya waktu pekerjaan mulai dari
start sampai finish. Ada 2 pendekatan dalam menentukan durasi aktivitas,
yaitu:
a) Pendekatan teknik, meliputi memeriksa persediaan sumber daya,
mencatat produktivitas sumber daya, memeriksa kuantitas pekerjaan,
kemudian menentukan durasi.
b) Pendekatan praktek, meliputi pengalaman dan keputusan.
20
D. Penyusunan Jadwal (Schedule)
Jaringan kerja yang masing-masing komponen kegiatannya telah diberi
kurun waktu kemudian secara keseluruhan dianalisa dan dihitung kurun
waktu penyelesaian proyek, sehingga dapat diketahui jadwal induk dan
jadwal untuk pelaksanaan pekerjaan di lapangan.
E. Mengukur dan Membuat Laporan Kemajuan Proyek(Monitoring)
Evaluasi kemajuan proyek tergantung pada akurasi pengukuran dan
pembuatan laporan di lapangan. Laporan kemajuan di lapangan adalah
dokumen yang sangat penting dalam menganalisa kemajuan pada akhir
penyelesaian proyek. Laporan-laporan yang diperlukan meliputi
prosentase penyelesaian proyek pada tiap-tiap aktivitasnya. Beberapa
langkah yang dilakuakn dalam mengukur dan membuat laporan kemajuan
proyek, yaitu:
a) Mengukur dan mencatat hasil kerja
Dalam pengukuran dan pencatatan hasil kerja pada beberapa
informasi yang diperoleh, yaitu:
1) Pencatatan actual start dan actual completion date
2) Pencatatan kemajuan setiap aktivitas (progress)
3) Perubahan durasi dari suatu aktivitas
4) Penambahan atau penguarangan suatu aktivitas
5) Perubahan hubungan atau urutan dari suatu aktivitas
(joblogic)
6) Pencatatan laporan singkat tentang kejadian
pentinting pada saat pengerjaan proyek.
b) Mencatat pemakaian sumber daya
Dalam pencatatan pemakaian sumberdaya, informasi yang harus
diperoleh, yaitu pencatatan dari macam-macam sumber daya yang
dapat dipakai (alat berat, alat pertukangan, material).
c) Memeriksa kualitas
21
Dalam memeriksa kualitas sumber daya dan hasil pekerjaan ada
beberapa informasi yang diperoleh yaitu:
1) Pencatatan dari macam-macam kualitas sumber daya
apa saja yang diperiksa
2) Pencatatan dari kualitas pekerjaan apa saja yang
diperiksa.
d) Mencatat kinerja dan produktivitas
Dalam pencatatan kinerja dan produktivitas pekerja informasi
yang harus diperoleh yaitu pencatatan terhadap sumber daya manusia
yang melakukan aktivitas di proyek.
F. Membandingkan Jadwal dengan Kemajuan dan Menentukan Akibat
yang terjadi pada Tangga Penyelesaian (Analisis)
Menganalisa atau mengevaluasi tidak hanya dilakukan pada akhir
proyek saja, tapi bias juga dilakukan sewaktu-waktu apabila proyek
telah terlihat ketinggalan dari jadwalnya. Setalah menerima laporan
kemajuan di lapangan, informasi yang didapat kemudian di bandingkan
dengan penjadwalan proyek.
Dari perbandingan tersebut dapat dilihat aktivitas mana yang
mengalami keterlambatan, sehingga dapat ditentukan dan dianalisa
akibat-akibat yang terjadi pada tanggal penyalesaiannya. Tiap-tiap
aktivitas yang mengalami keterlambatan harus dianalisa penyebabnya,
apakah dikarenakan tingkat kesulitannya yang tinggi atau sebab
lainnya, sehingga keterlambatan dengan sebab dan pada aktivitas yang
sama tidak akan terulang kembali.
a) Membandingkan secara berkala perencanaan kemajuan proyek
dengan kenyataan di lapangan.
b) Menentukan akibat/ pengaruh yang terjadi pada tanggal penyelesaian
dan pada sasaran waktu/ tanggal-tanggal penting proyek (setelah
menerima laporan hasil perbandingan).
c) Memeriksa kemungkinan munculnya jalur kritis yang baru.
22
G. Merencanakan dan Menerapkan Tindakan Pembetulan
Setelah laporan kemajuan tiap aktivitas proyek dianalisa, harus
dibuat keputusan tentang bagaimana tindakan pembetulan, jika ada
aktivitas yang ketinggalan dari jadwal.
Apabila hasil analisis menunjukkan adanya indikasi penyimpangan
yang cukup berarti, maka perlu dilakukan langkah-langkah pembetulan.
Tindakan pembetulan dapat berupa:
a) Relokasi sumber daya
b) Menambah jumlah tenaga kerja
c) Jadwal alternative (lembur/ over time, shif)
d) Membagi-bagi pekerjaan ke subkontraktor
e) Merubah metode kerja
f) Worksplitting (pembagian pekerjaan dengan durasi yang lama)
H. Memperbaharui Penjadwalan Proyek
Penyimpangan dari perencanaan dan penjadwalan yang sudah
ditetapkan terkadang tidak dapat diletakkan, oleh karena itu bila tidak
dapat diatasi dengan cara-cara penanganan diatas, maka penjadwalan
proyek tersebut perlu diperbaharui kembali.
Tujuan dasar dari updating adalah mengschedule ulang pekerjaan yang
sudah dilakukan dengan menggunakan status proyek yang actual
sebagai awal mula penentuan ulang schedule proyek. Adapun beberapa
tindakan yang perlu dilakukan dalam memperbaharui penjadwalan
proyek yaitu:
a) Perhitungan float dari setiap aktivitas dari jadwal yang baru
b) Perhitungan project completion date jadwal yang baru
c) Penyesuainan jadwal yang baru dengan jadwal yang sudah
dikoreksi
I. Kendala-kendala Pelaksanaan Manajemen Waktu
23
Dalam kenyataan di lapangannya, pelaksanaan manajemen waktu
proyek konstruksi banyak menemui kendala-kendala yang
menyebabkan pelaksanaanya tidak optimal. Dari penelitian yang telah
dilakukan beberapa ahli pada perusahaan kontraktor di Indonesia
sebelumnya, disebutkan bahwa kendala-kendala yang sering di hadapi
tersebut adalah:
a) Kesulitan untuk mendapatkan supliyer dan
subkontraktor yang commit dengan schedule yang
sudah dibuat bersama.
b) Kesulitan untuk mendapatkan pengawasyang
commit dengan schedule yang sudah dibuat
bersama.
c) Desain yang sebelum selesai dan perubahan desain.
d) Kurangnya koordinasi dan komunikasi dengan
pelaksana di lapangan.
e) Keterlambatan pembayaran dari owner kepada
kontraktor.
f) Kekurangan material dan peralatan.
g) Perubahan cuaca yang tidak bisa diduga.
h) Tidak adanya kesadaran pekerja untuk mencatat
setiap pekerja yang sudah dilakuakan.
i) Kurangnya koordinasi atau pengawasan antara
pengawas dengan pekerjaan.
j) Kurangnya adanya kesadaran pekerja untuk
mencatat setiap pekerjaan yang sudah dilakukan.
k) Kurangnya komunikasi antara pelaksana
monitoring di lapangan dengan pembuat schedule.
l) Ketidakakuratan informasi yang di dapat dari
monitoring.
m)Diperlukan biaya yang besar untuk
memperkerjakan tenaga kerja khusus untuk
melakukan monitoring di lapangan.
24
n) Kurangnya sumber daya (tenaga ahli) yang mampu
menganalisis keadaan proyek.
o) Program komputer yang kurang baik.
p)
2.2.5 Manajemen K3
Untuk menjamin konstruksi dengan angka kecelakaan, PT. PP
(Persero) Tbk. Menggunakan standart sistem manajemen kualitas
international ISO: 18001 – 2007 PT. PP (persero) Tbk. Menunjukkan
komitmen keselamatan kerja dalam kebijakan perusahaan.
a) OHSAS 18001 – 2007
b) Technical Specification Of The Project
c) Safety Target Of PT. PP (Persero) Tbk.
d) Safety Management
Gambar 2.3 Program Kerja K3 Proyek Ciputra Apartment and SOHO
25
2.2.6 Manajemen Kontrak
Manajemen kontrak adalah kegiatan untuk mengelola suatu
kontrak agar kontrak tersebut dapat digunakan sebagai pedoman dan
sebagai alat pengendalian pelaksanaan pekerjaan.
Manajemen kontrak berfungsi membantu manajemen investasi,
agar proyek dapat terlaksana dengan baik sesuai kriteria "waktu, mutu
dan biaya", tanpa ketegangan karena adanya sengketa.
Pelaksanaan fungsi Manajemen Kontrak terdiri :
a) Penyusunan Kontrak
b) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman
Pelaksanaan
c) Penggunaan Kontrak sebagai Alat Pengendali
d) Pelaksanaan Administrasi Kontrak
Gambar 2.4 Alur Manajemen Kontrak Proyek Ciputra Apartment and SOHO
Fungsi Manajemen Kontrak :
1) Penyusunan Kontrak
26
a) Hukum mana yang akan diacu dan bahasa yang dipakai
(dipengaruhi oleh asal sumber dananya)
b) Keabsahan Kontrak (sepakat, cakap, hal tertentu, halal)
c) General Condition of Contract yang harus jd acuan (mis.
FIDIC)
d) Dipelajari dokumen lelang yang relevan untuk penyusunan
kontrak (spesifikasi teknis)
2) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pelaksanaan
Kriteria dari pedoman pelaksanan diturunkan dari kontrak
dan berupa spesifikasi yang berasal dari dokumen kontrak baik
kriteria waktu, mutu dan biaya, baik bagi masukan, proses dan
produk yang berkenaan kegiatan pelaksanaan konstruksi
(kontraktor)
3) Penggunaan Kontrak sebagai Pedoman Pengendalian
Pengendalian terdiri atas pengawasan yang bisa dilakukan
oleh konsultan, dan tindak lanjut yang akan dilakukan oleh
pemilik proyek atau wakilnya/Manajemen Proyek
4) Pelaksanaan Administrasi Proyek
Administrasi Kontrak dilakukan sejak penyusunan kontrak
sampai penggunaan kontrak sebagai pedoman pelaksanaan dan
sebagai alat pengendalian sampai penutupan kontrak
Kegiatan pada tiap tahap terdiri atas :
a) Pencatatan
b) Pendokumentasian (Analisis, Evaluasi dan
Kesimpulan)
c) Masukan Sistem Retrieval
5) Kontrak Konstruksi
Kontrak kontruksi dapat digolongkan dalam tiga kontrak,
yaitu:
a) Lump-Sum Contract (kontrak pembayaran sekaligus)
27
Artinya pemilik pemberi tugas akan membayar
sejumlah uang yang disetujui kepada kontraktor
untuk menyelesaikan suatu proyek yang sesuai
dengan rencana-rencana dan spesifikasi yang telah
ditentukan dan dibuat oleh perencana. Biasanya
pemilik membayar sebagian dari jumlah uang
tersebut kepada kontraktor pada selang waktu atau
menurut bobot pekerjaan.
b) Turn Key Contract
Pada kontrak tipe ini semua pembiayaan
pelaksanaan proyek sampai selesai dan masa
pemeliharaan ditanggung semuanya oleh pihak
kontraktor. Pemilik proyek baru akan membayar
kepada kontraktor setelah proyek selesai dengan
sistem pembayaran yang telah disepakati bersama.
c) Unit Price Contract (Kontrak Harga Satuan)
Artinya pemilik akan membayar sejumlah uang
yang telah disetujui kepada pihak kontraktor untuk
unit pekerjaan yang telah diselesaikan dalam satu
proyek. Pembayaran biasanya dilakukan oleh pemilik
kepada kontraktor pada selang waktu yang telah
ditentukan selama konstruksi proyek tergantung pada
pekerjaan yang telah diselesaikan. Misalnya setiap
bulan atau berdasarkan bobot pekerjaan.
Dalam Proyek pembangunan Apartement &
S.O.H.OCiputra World Surabaya ini memakai sistem
pembayaran Lump-Sum Contract (kontrak
pembayaran sekaligus).
2.2.7 Sistem Informasi Manajemen
28
Sistem Informasi Manajemen perusahaan adalah suatu sistem
berbasis computer yang dapat melakukan semua tugas akuntansi standar
bagi semua unit organisasi secara terintegrasi dan terkoordinasi.
Sistem Informasi Manajemen Perusahaan saat ini mengakumulasi
seluruh data transaksi akuntansi dari bagian manufaktur , penjualan ,
pembelian , sumber daya manusia, dan berbagai fungsi bisnis lain. Data
itu berhubungan dengan sumber daya organisasi dan perencanaan tidak
dapat dilakukan tanpa memahami bagaimana tiap penjualan. tiap unit
yang diproduksi ,dan tiap tindakan tanpa mempengaruhi keseluruhan
organisasi.
Selain itu, salah satu Sistem Informasi Manajemen yang diterapkan
pada Proyek pembangunan Apartement & S.O.H.O Ciputra World
Surabaya adalah dengan diadakannya rapat rutin antara staff dengan
atasan untuk mengetahui progress pekerjaan yang telah dilaksanakan
sehingga informasi progress dapat diketahui ke semua staff dan atasan.
Tetapi untuk kebutuhan yang dirasa mendadak dan tidak tersedia
faximile ketika berhubungan dengan bagian lapangan maka digunakan
email.
29
BAB III
PENUTUP3.1 Kesimpulan
Dari penjelasan diatas maka dapat ditarik kesimpulan:
1. Pengorganisasian juga terdapat pada Manajemen proyek konstruksi, yang
dimaksud pengorganisasian adalah: sekelompok orang yang masuk dalam
susunan struktur organisasi, yang bertujuan untuk mengetahui tugas dan
wewenang dari masing – masing pihak, agar tercapai tujuan sesuai apa
yang direncanakan. Setiap perusahaan memiliki tujuannya masing –
masing oleh karena itu susunan organisasi setiap perusahaan pastilah
berbeda – beda.
2. Pada proyek Ciputra World Apartement and SOHO menggunakan tipikal
organisasi proyek manajemen konstruksi. Karena Ciputra World
Apartement and SOHO dibangun dengan konsep Superblock yang berdiri
diatas lahan seluas 9,9 Hektar dan menjadi salah satu superblock terbesar
di Indonesia. Selain itu disebutkan bahwa Ciputra World memiliki
perencanaan awal yang terintegrasi dengan baik, hal ini menandakan
bahwa peran MK sangat berpengaruh pada hal tersebut.
3. Manajemen proyek konstruksi adalah proses penerapan fungsi – fungsi
manajemen (perencanaan, pelaksanaan, dan penerapan) secara sistematis
pada suatu proyek dengan menggunakan sumber daya yang ada secara
efektif dan efesien agar tercapai tujuan proyek secara optimal. Dalam
maklah ini saya membahas mengenai manajemen sumberdaya, manajemen
biaya, manajemen mutu, manajemen waktu, manajemen K3, dan
manjemen kontrak.
3.2 Saran
30
1. Penulis menyarankan agar para pembaca lebih memahami mengenai
pengorganisasian suatu proyek, tugas dan wewenang pihak – pihak yag
terlibat dalam struktur organisasi.
2. Penulis menyarankan agar pembaca lebih memahami mengenai
manajemen suatu proyek, hal ini berguna agar saat kita merencanakan dan
melaksanakan suatu proyek dapat mencapai tujuan yang optimal.
DAFTAR PUSTAKA
http://sinergimuda.blogspot.co.id/2013/01/makalah-pengertian-struktur-
organisasi.html. Diakses tanggal:
http://andrieardiawan1.blogspot.co.id/2012/01/organisasi-dalam-manajemen.html
makalahtekniksipil.blogspot.co.id/2012/01/manajemen-konstruksi.html
http://ciputraworldsurabaya.com/apartment/about-us
31