Post on 09-Nov-2015
description
STANDAR PELAYANAN
PEMBERIAN IZIN
PINJAM PAKAI KAWASAN HUTAN (IPPKH)
Balai Pemantapan Kawasan Hutan
Wilayah XI Jawa - Madura
Tahun 2013
a. Undang:Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan
sebagaimana telah diubah dengan Undang-Undang Nomor 19 Tahun
2004;
b. Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2008 tentang PP No. 2 Tahun
2008 tentang Jenis dan Tarif PNBP Penggunaan Kawasan Hutan;
c. Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2010 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 61 Tahun 2012;
d. Instruksi Presiden Nomor 6 Tahun 2013 tentang Penundaan
Pemberian Izin Baru dan Penyempurnaan Tata Kelola Hutan Alam
Primer dan Lahan Gambut;
e. Peraturan Presiden Nomor 28 Tahun 2011 tentang Penggunaan
Kawasan Hutan Lindung untuk Penambangan Bawah Tanah;
f. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.56/Menhut-11/2008 tentang
Tata Cara Penentuan Luas Areal Terganggu dan Areal Reklamasi untuk
PNBP Penggunaan Kawasan Hutan;
g. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.18/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan sebagaimana telah beberapa
kali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.14/Menhut-II/2013;
h. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2011 tentan
Izin Pemanfaatan Kayu sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Kehutanan Nomor., P.20/Menhut-I1/2013;
i. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.63/Menhut-II/2011 tentang
Pedoman Penanaman Bagi Pemegang Izin Pinjam Pakai Kawasan
Hutan dalam Rangka Rehabilitasi DAS;
j. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.13/VII-
PKH/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Penggunaan Kawasan
Hutan untuk Kepenngan Pembangunan di luar Kegiatan Kehutanan
melalui Mekanisme Kerjasama dengan Pengelola Hutan;
k. Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor P.14/VII-
PKH/2012 tentang Petunjuk Pelaksanaan Pinjam Pakai Kawasan
Hutan yang dilimpahkan dari Menteri Kehutanan kepada Gubernur;
dan Peraturan Direktur Jenderal Planologi Kehutanan Nomor
P.15/VII-PKH/2012 tentang Petunjuk Teknis Pelaksanaan Monitoring
dan Evaluasi Penggunaan Kawasan Hutan.
Berdasarkan Pasal 12 ayat (1) Peraturan Menteri Kehutanan Nomor
P.18/Menhut-11/2011 tentang Pedoman Pinjam Pakai Kawasan Hutan
sebagaimana telah beberapakali diubah terakhir dengan Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.14/Menhut-II/2013, permohonan izin pinjam pakai
kawasan hutan wajib memenuhi persyaratanadministrasi dan teknis.
a. Persyaratan administrasi:
1) surat permohonan yang dilampiri dengan peta Iokasi kawasan hutan
yang dimohon;
2) Izin Usaha Pertambangan Eksplorasi (IUP Eksplorasi)/Izin Usaha
Pertambangan Operasi Produksi (1UP Operasi Produksi) atau
perizinan/perjanjlan lainnya yang telah diterbitkan oleh pejabat
sesuai kewenangannya, kecuali untuk kegiatan yang dak wajib
memiliki perizinan/perjanjian;
1. Dasar Hukum :
2. Persyaratan :
1) rekomendasi:
a) gubernur untuk pinjam pakai kawasan hutan bagi perizinan di
luar bidang kehutanan yang diterbitkan oleh bupa/walikota
dan Pemerintah; atau
b) bupa/walikota untuk pinjam pakai kawasan hutan bagi
perizinan di luar bidang kehutanan yang diterbitkan oleh
gubernur; atau
c) bupa/walikota untuk pinjam pakai kawasan hutan yang
dak memerlukan perizinan sesuai bidangnya;
2) pernyataan dalam bentuk akta notariil yang menyatakan:
a) kesanggupan untuk memenuhi semua kewajiban dan
kesanggupan menanggung seluruh biaya sehubungan dengan
permohonan;
b) semua dokumen yang dilampirkan dalam permohonan
adalah sah; dan
c) dak melakukan kegiatan di lapangan sebelum ada izin dari
Menteri;
5) akta pendirian dan perubahannya bagi badan usaha/yayasan;
6) dalam hal permohonan diajukan oleh badan usaha atau yayasan,
selain persyaratan sebagaimana dimaksud pada huruf a sampai
dengan huruf e ditambah persyaratan:
a) prole badan usaha/yayasan;
b) Nomor Pokok Wajib Pajak; dan
c) laporan keuangan terakhir yang telah diaudit oleh akuntan
publik.
b. Persyaratan Teknis:
1) rencana kerja penggunaan kawasan hutan dilampiri dengan peta
lokasi skala 1:50.000 atau skala terbesar pada lokasi tersebut dengan
informasi luas kawasan hutan yang dimohon;
2) citra satelit terbaru paling lama liputan 2 (dua) tahun terakhir dengan
resolusi minimal 15 (lima belas) meter dan hasil penafsiran citra
satelit oleh pihak yang mempunyai kompetensi di bidang penafsiran
citra satelit dalam bentuk digital dan hard copy dan pernyataan
bahwa citra satelit dan hasil penafsiran benar;
3) izin lingkungan dan dokumen AMDAL yang telah disahkan dari
instansi yang berwenang, kecuali untuk kegiatan yang dak wajib
menyusun AMDAL, sesuai peraturan perundang-undangan atau
dokumen lingkungan sesuai peraturan perundang-undangan dan
disahkan oleh instansi yang berwenang; dan
4) permbangan teknis Direktur Jenderal yang membidangi Mineral dan
Batubara pada Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk
perizinan kegiatan pertambangan yang diterbitkan oleh gubernur
atau bupa/walikota sesuai kewenangannya, memuat informasi
antara lain bahwa areal yang dimohon di dalam atau di luar WUPK
yang berasal dari WPN dan pola pertambangan.
Ketentuan lain:
a. Permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan survei
atau eksplorasi, kelengkapan persyaratan teknis dak termasuk citra
satelit, izin lingkungan dan dokumen AMDAL, kecuali kegiatan
eksplorasi yang melakukan pengambilan contoh ruah.
b. Kelengkapan persyaratan administrasi dan teknis permohonan izin
pinjam pakai kawasan hutan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 12
berupa surat permohonan dan rencana kerja penggunaan kawasan
hutan untuk :
1) religi antara lain tempat ibadah, tempat pemakaman dan
wisata rohani;
2) pertahanan dan keamanan, antara lain pusat lahan tempur,
stasiun radar, dan menara pengintai;
3) prasarana penunjang keselamatan umum antara lain
keselamatan lalu lintas laut, lalu lintas udara dan sarana
meteorologi, klimatologi dan geosika; atau
4) penampungan sementara korban bencana alam.
c. Permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan selain
pertambangan yang luasnya dibawah 5 (lima) hektar, kelengkapan
persyaratan teknis sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dak
diperlukan citra satelit.
a. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan untuk Kegiatan Operasi Produksi
Pertambangan atau Non Pertambangan :
1) Tahap Persetujuan Prinsip :
a) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima permohonan memerintahkan secara tertulis
kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan untuk :
i. melakukan penilaian persyaratan administrasi dan teknis;
ii. mengkoordinasikan permbangan teknis dari Eselon I terkait
lingkup Kementerian Kehutanan dan Direktur Utama Perum
Perhutani dalam hal berada pada areal kerja Perum
Perhutani.
b) Dalam hal permohonan dak memenuhi persyaratan, Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja, menerbitkan surat pemberitahuan atas
persyaratan yang dak lengkap berikut pengembalian berkas
permohonan.
c) Dalam hal permohonan memenuhi persyaratan, Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima
belas) hari kerja menyampaikan surat permintaan permbangan
teknis kepada:
i. Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,
apabila lokasi yang dimohon berada pada kawasan hutan
lindung.
ii. Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan, apabila lokasi yang
dimohon berada pada kawasan hutan produksi.
iii. Direktur Utama Perum Perhutani, apabila lokasi yang
diniohon berada pada wilayah kerja Perum Perhutani.
d) Berdasarkan surat permintaan permbangan teknis Direktur
Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam atau Direktur
Jenderal Bina Usaha Kehutanan atau Direktur Utama Perum
Perhutani dalam jangka waktu paling lama 30 (ga puluh) hari
kerja, menyampaikan permbangan teknis kepada Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan.
e) Dalam hal permbangan teknis belum diterima dan jangka waktu
penyampaian permbangan teknis telah berakhir, Oirektur
Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 15
(lima belas) hari kerja memprakarsai rapat pembahasan dalam
rangka memberikan permbangan teknis kepada Menteri.
3. Sistem, Mekanisme,
dan Prosedur :
f) Berdasarkan permbangan ieknis atau hasil pembahasan, Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 30
(ga puluh) hari kerja menyampaikan permbangan atas
permohonan pinjam pakai kawasan hutan kepada Menteri.
g) Dalam hal permohonan dak memenuhi ketentuan, Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan atas nama Menteri menerbitkan
surat penolakan.
h) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima permbangan teknis Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan menerbitIcan surat persetujuan prinsip
penggunaan kawasan hutan.
2) Tahap Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan :
a) Berdasarkan pemenuhan kewajiban dalam persetujuan prinsip
kawasan hutan, pemegang persetujuan prinsip penggunaan
kawasan hutan mengajukan permohonan izin pinjam pakai
kawasan hutan kepada Menteri.
b) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima permohonan memerintahkan secara tertulis
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan untuk melakukan penilaian
pemenuhan kewajiban.
c) Dalam hal permohonan belum memenuhi seluruh kewajiban,
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling
lama 15 (lima belas) hari kerja, menerbitkan surat pemberitahuan
kekurangan pemenuhan kewajiban.
d) Dalam hal permohonan telah memenuhi seluruh kewajiban,
Direktur Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling
lama 30 (ga puluh) hari kerja menyampaikan usulan penerbitan
izin pinjam pakai kawasan hutan berikut peta lampiran kepada
Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan.
e) Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan dalam jangka waktu
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak menerima usulan
penerbitan izin pinjam pakal kawasan hutan melakukan telaahan
hukum dan menyampaikan konsep Keputusan izin pinjam pakai
kawasan hutan dan peta lampiran kepada Menteri.
f) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima konsepKeputusan izin pinjam pakai kawasan
hutan dan peta lampiran, menerbitkan keputusan izin pinjam
pakai kawasan hutan.
b. Izin Pinjam Pakai Kawasan HutanUntuk Survei atau Eksplorasi :
1) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima permohonan memerintahkan secara tertulis
kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan untuk :
a) melakukan penilaian persyaratan administrasi dan teknis;
b) mengkoordinasikan permbangan teknis dari Eselon I terkait
lingkup Kementerian Kehutanan dan Direktur Utama Perum
Perhutani dalam hal berada pada areal keija Perum Perhutani.
2) Dalam hal permohonan dak memenuhl persyaiatan, Direktur
Jenderal Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 5
(lima) hari kerja, menerbitkan surat pemberitahuan atas persyaratan
yang dak lengkap berikut pengembalian berkas permohonan.
3) Dalam hal permohonan mernenuhl persyaiatan, Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas)
hari kerja menyampaikan surat permintaan permbangan teknis
kepada :
a) Direktur Jenderal Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam,
apabila lokasi yang dimohon berada pada kawasan hutan lindung.
b) Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan, apabila lokasi yang
dimohon berada pada kawasan hutan produksi.
c) Direktur Utama Perum Perhutani, apabila lokasi yang dimohon
berada pada wilayah kerja Perum Perhutani.
4) Berdasarkan surat permintaan permbangan teknis Direktur jenderal
Perlindungan Hutan dan Konservasi Alam atau Direktur Jenderal Bina
Usaha Kehutanan atau Direktur Utama Perum Perhutani dalam
jangka waktu paling lama 30 (ga puluh) hari kerja, menyampaikan
permbangan teknis kepada Direktur Jenderal Planologi Kehutanan.
5) Dalam hal permbangan teknis belum diterima dan jangka waktu
penyampaian permbangan teknis telah berakhir, Direktur Jenderal
Planologi Kehutanan dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas)
hari kerja memprakarsai rapat pembahasan dalam rangka
memberikan permbangan teknis kepada Menteri.
6) Direktur Jenderal Planologi Kehutanan setelah menerima
permbangan teknis atau hasil pembahasan :
a) dalam hal permohonan dak memenuhi ketentuan, atas nama
Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja,
menerbitkan surat penolakan; atau
b) dalam hal permohonan memenuhi ketentuan, dalam jangka waktu
paling lama 30 (ga puluh) hari kerja menyampaikan usulan
penerbitan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan survei
atau eksplorasi berikut peta lampiran kepada Sekretaris lenderal
Kementerian Kehutanan.
7) Sekretaris Jenderal Kementerian Kehutanan dalam jangka waktu
paling lama 15 (lima belas) hari kerja sejak menerima usulan
melakukan telaahan hokum dan menyampaikan konsep Keputusan
izin pinjam pakai kawasan hutan untuk kegiatan survei atau eksplorasi
dan peta lampiran kepada Menteri.
8) Menteri dalam jangka waktu paling lama 15 (lima belas) hari kerja
setelah menerima konsep Keputusan izin pinjam pakai kawasan
hutan untuk kegiatan survei atau eksplorasi dan peta lampiran
menerbitkan keputusan izin pinjam pakai kawasan hutan untuk
kegiatan survei atau eksplorasi.
Jangka waktu penyelesaian permohonan izin pinjam pakai kawasan hutan
adalah sebagai berikut:
a. Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk Kegiatan
Operasi Produksi Pertambangan atau Non Pertambangan selama 125
(seratus dua puluh lima) hari kerja.
b. Izin Pinjam Pakal Kawasan Hutan Hutan untuk Kegiatan Operasi
Produksi Pertambangan atau Non Pertambangan selarna 90
(sembilan puluh) hari kerja.
c. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Hutan untuk Kegiatan Survei dan
Eksplorasi Pertambangan selama 140 (seratus empat puluh) hari
kerja.
Tidak dikenakan biaya atau tarif dalam proses pemberian izin pinjam
pakai kawasan hutan.
4. Jagka Waktu Penyelesaian :
5. Biaya dan Tarif :
a. Surat Persetujuan Prinsip Penggunaan Kawasan Hutan untuk
Kegiatan Operasi Produksi Pertambangan atau Non Pertambangan.
b. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Hutan untuk Kegiatan Operasi
Produksi Pertambangan atau Non Pertambangan.
c. Izin Pinjam Pakai Kawasan Hutan Hutan untuk Kegiatan Survei dan
Eksplorasi Pertambangan.
a. Peralatan Kantor :
Peralatan kantor berupa meja kerja, kursi kerja, meja dan kursi tamu,
lemari arsip, lemari kayu, tempat sampah, papan tulis, kotak
pengaduan, dan lain-lain.
b. Perangkat Lunak :
Sistem Informasi Pelayanan Perizinan Online, Sistem Informasi Pinjam
Pakai Kawasan Hutan, Soware/perangkat lunak perkantoran,
perangkat lunak pengolah data (Arc GIS), dll.
c. Peralatan Bermesin:
1) Televisi, Dispenser, Penyejuk Udar (AC).
2) Perangkat pengolah data: personal komputer, Laptop, ploer,
printer, scanner, jaringan LAN/WAN, dan internet.
3) Alat komunikasi: telepon dan faximile
Pelaksana pelayanan pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan harus
mempunyai kompetensi minimal sebagai berikut:
a. Menger dan memahami tata hubungan kerja.
b. Menger dan memahami pedoman pinjam pakai kawasan hutan.
c. Mempunyai kemampuan teknis di bidang kehutanan.
d. Menger dan memahami hukum dan perundang-undangan bidang
kehutanan dan yang terkait.
e. Mampu mengoperasikan perangkat pengolah data.
f. Menguasai perangkat lunak perkantoran dan pengolah data (MS
Oce, Arc GIS, dll).
g. Menguasai administrasi dan tata persuratan.
Pengawasan internal lingkup Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan
dilaksanakan oleh Direktur Penggunaan Kawasan Hutan beserta staf
secara melalui pemantauan, evaluasi dan pelaporan proses pelayanan
pemberian izin pinjam pakai kawasan serta pembinaan staf secara
berkala.
Penanganan pengaduan, saran, dan masukan terkait proses pelayanan
i:in pinjam pakai kawasan hutan di Direktorat Penggunaan Kawasan
Hutan telah disedinan kotak aduan, telepon, faximile, maupun email.
6. Produk Pelayanan :
7. Sarana, Prasarana,
dan/atau Fasilitas :
8. Kompetensi Pelaksana :
9. Pengawasan Internal :
10. . Penanganan pengaduan,
saran, dan masukan :
Pelaksana pelayanan pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan adalah
sejumlah pegawai lingkup Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan.
Proses pelayanan pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan
Cil::ksanakan sesuai dengan standar pelayanan dan peraturan
perundang-undangan.
Direktorat Penggunaan Kawasan Hutan berkomitmen untuk memberikan
jaminan rasa aman, bebas dari bahaya, resiko, dan keragu-raguan dalam
proses pelayanan pemberian izin pinjam pakai kawasan hutan.
Evaluasi kinerja pelayahan dilaksanakan secara berkala.
11. Jumlah Pelaksana :
12. Jaminan Pelayanan :
13. Jaminan Keamanan
dan Keselamatan Pelayanan :
14. Evaluasi Kerja :
Page 1Page 2Page 3Page 4Page 5Page 6Page 7Page 8