Post on 02-Mar-2019
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 1 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
MANAJEMEN PEMELIHARAAN TANAMAN KELAPA SAWIT
No Dokumen : SOP AGRO-07/01
No Revisi : 00 Tanggal Berlaku : 01-09-2016
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 2 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 2
DAFTAR ISI
I. PENDAHULUAN ......................................................................................................... 3
1.1. Latar Belakang ..................................................................................................... 3
1.2. Tujuan .................................................................................................................. 3
II. DEFINISI OPERASIOANAL......................................................................................... 4
III. PROSEDUR OPERASIONAL ...................................................................................... 5
3.1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM) ........................................... 5
3.1.1. Konsolidasi (Sensus - Penyisipan) ............................................................. 5
3.1.2. Pengukuran Pertumbuhan Tanaman ......................................................... 7
3.1.3. Pemeliharaan Piringan, Jalan Rintis, dan Gawangan .............................. 13
3.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM) ...................................................... 20
3.2.1. Sensus Pohon ......................................................................................... 20
3.2.2. Perawatan Piringan, Jalan Pikul, dan Jalan Kontrol ................................. 20
3.2.3. Perawatan Gawangan ............................................................................. 20
3.2.4. Perawatan Jalan, Parit, dan Jembatan .................................................... 20
3.2.5. Pengendalian Hama dan Penyakit ........................................................... 20
3.2.6. Penunasan dan Penyusunan Pelepah ..................................................... 20
3.2.7. Pemupukan ............................................................................................. 20
3.3. Manajemen Perawatan Lahan Gambut ............................................................... 21
3.3.1. Perawatan Parit ........................................................................................ 21
3.3.2. Water Management & Zoning System ...................................................... 24
3.3.3. Tahapan Kegiatan Pengelolaan Air .......................................................... 25
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 3 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 3
I. PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Tanaman kelapa sawit disebut sebagai tanaman tahunan yang biasanya
dikelompokkan ke dalam tanaman belum menghasilkan/immature atau disingkat
(TBM) dan tanaman menghasilkan/mature disingkat (TM).TBM pada kelapa sawit
adalah masa sebelum panen (dimulai dari saat tanam sampai panen pertama)
yaitu berlangsung 30-36 bulan.
1.2. Tujuan
1. Pemeliharaan TBM adalah untuk mendapatkan pertumbuhan tanaman yang
seragam dan berproduksi tinggi. Manfaat pemeliharaan TBM
mengoptimalkan pertumbuhan vegetatif tanaman sawit sebagai penunjang
pertumbuhan generatif yang berproduksi tinggi.
2. Pemeliharaan TM adalah untuk menghasilkan tanaman kelapa sawit dengan
produktivitas maksimal dengan biaya produksi serendah mungkin dan
mempertahankan produktivitas yang tinggi secara berkelanjutan dan
menjaga lingkunga perkebunan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 4 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 4
II. DEFINISI OPERASIOANAL
Sensus Tanaman : Kegiatan yang dilakukan secara berkala untuk mengetahui
kondisi semua tanaman budidaya tanaman kelapa sawit.
Sensus Penyisipan : Kegiatan yang dilakukan secara berkala untuk mengetahui
tanaman yang tidak produktif untuk digantikan dengan
tanaman baru.
Peta pohon : Peta yang menggambarkan kondisi riil dari perkebunan
kelapa sawit.
Penunasan : Kegiatan yang dilakukan dengan menjaga tajuk tanaman
yang sehat, membuang pelepah yang berlebihan, dan
mempertahankan luas daun kelapa sawit.
Kastrasi : Pembuangan bunga-bunga pertama baik jantan maupun
betina serta buah-buah pasir pada Tanaman Belum
Menghasilkan untuk memasuki masa panen normal (usia
12 bulan sejak mulai tanam) untuk memaksimalkan fase
vegetatif dan memperkokoh fase generatif.
Rudimeter Pelepah : Duri pada pangkal pelepah yang belum terbentuk menjadi
pelepah
Tindakan Spot Spraying : Tindakan yang dilakukan untuk pemberantasan alang-
alang yang tumbuh berpencar-pencar.
Wiping : Kegiatan pengendalian gulma alang-alang setelah kegiatan
spot-spraying menggunakan kain yang dicelupkan ke
dalam laritan herbisida dan selanjutnya disapukan (wiping)
pada daun alang-alang yang tumbuh kembali.
Water Management : Pengelolaan Air pada lahan bergambut
zoning system : Sistem zonasi atau adalah sistem untuk mengatur tentang
klasifikasi zona/ areal lahan
Water Level Control : adalah pengaturan tata air pada lahan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 5 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 5
III. PROSEDUR OPERASIONAL
3.1. Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan (TBM)
Pemeliharaan tanaman adalah bagian cukup penting untuk memperoleh hasil
produksi yang lebih maksimum setelah melalui proses persemaian, pembukaan
lahan dan penanaman pohon di lapangan yang diikuti dengan penanaman
penutup tanah untuk memperkecil pertumbuhan gulma maka saatnya untuk
melanjutkan pemeliharaan.
Yang dimaksud TBM pada kelapa sawit adalah masa sebelum panen (mulai dari
saat tanam sampai panen pertama) yaitu dengan periode waktu TBM pada
tanaman kelapa sawit terdiri dari:
Periode Keterangan
TBM 0 Menyatakan keadaan lahan sudah selesai dibuka, ditanami
kacangan penutup tanah dan kelapa sawit sudah ditanam pada tiap
titik panjang.
TBM 1 Tanaman pada tahun ke I (0-12 bulan)
TBM 2 Tanaman pada tahun ke II (13-24 bulan)
TBM 3 Tanaman pada tahun ke III (25-30 atau 36 bulan)
Pemeliharaan Tanaman Belum Menghasilkan adalah awal dari penentuan tinggi
rendahnya tandan yang akan dihasilkan setelah pada awal telah diikuti dengan
sistem yang telah diatur sehingga tanaman dapat disebut “TBM“. Perihal yang
menjadi fokus pada pemeliharaan ini diantaranya :
3.1.1. Konsolidasi (Sensus - Penyisipan)
Konsolidasi merupakan kegiatan perawatan tanaman yang pertama kali
dilakukan setelah penanaman. Tujuan untuk memastikan penanaman
tumbuh sempurna, tegak dan tmbuh sehat/normal.
Untuk mencapai produktivitas yang maksimum, kerapatan tanaman sesuai
standar dengan pohon yang sehat harus dicapai pada bulan ke 12 setelah
penanaman. Sensus pada TBM 1 dengan penyisipan menjadi prioritas
utama.Dari bulan ke 14 hingga ke 23, sensus tanaman non produktif
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 6 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 6
memastikan pohon yang harus dibongkar dan disisip pada bulan ke 26.
Kedua kegiatan tersebut bertujuan untuk memastikan pohon-pohon yang
ada di lapangan adalah pohon produktif.
ErectFlat top
Gambar 1. Contoh pohon non produktif yang terdapat di lapangan
1) Sensus TBM 1 dan Penyisipan
Sensus ini bertujuan untuk mengetahui tanaman yang mati, titik kosong,
pohon yang diserang berat oleh hama (tikus, Oryctes dll) maupun
tanaman abnormal.
Sensus tanaman dilakukan pada umur 6, 14, 17, 20 dan 23 bulan
setelah tanam. Untuk pohon abnormal diberi tanda silang cat warna
putih untuk dilakukan Pembongkaran pohon abnormal.
Tanaman yang doyong ditegakkan, yang mati dilakukan penyisipan
dengan tanaman yang seumur.
2) Sensus Tanaman Tidak Produktif
Pada saat dimulai kastrasi pada bulan ke 14 dan 18, bunga betina yang
ada di pohon non produktif (Ss1 s/d Ss4) tidak dibuang.
Sensus tanaman produksi rendah (low yielding) dilakukan 4 kali pada
umur 17, 20, 23 dan 26 bulan setelah tanam dengan cara :
a) Sensus pertama pada umur bulan (Ss1).
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 7 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 7
b) Pohon yang berbunga betina 17< 4 diberi tanda titik pada pelepah
ke tiga dengan warna putih.
c) Sensus kedua pada umur 20 bulan (Ss2).
d) Pohon hasil Ss1 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga betina <
3, maka diberi tanda titik pada pelepah yang sama sehingga jumlah
titiknya ada dua.
e) Sensus ketiga umur 23 bulan (Ss3).
f) Pohon hasil sensus Ss2 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga
betina < 3, maka diberi tanda titik lagi, sehingga jumlah titik ada tiga.
g) Sensus keempat pada umur 26 bulan (Ss4).
h) Pohon hasil sensus Ss3 dilihat kembali, dan apabila jumlah bunga
betina < 3, maka diberi tanda dengan titik lagi, sehingga jumlah titik
ada empat. Hasil sensus keempat dengan tanda titik 4 dianggap
tanaman tidak produktif harus dilakukan pembongkaran dan
penyisipan pada 3 bulan berikutnya (pohon umur 29 bulan). Apabila
persentase tanaman tidak produktif cukup tinggi pada umur 26
bulan, maka pelaksanaan pembongkaran tanaman tidak produktif
ditunda. Tanaman tersebut harus disensus kembali pada umur 29,
dan 32 bulan untuk memastikan bahwa tanaman tersebut benar
tidak produktif.Dengan demikian pada umur 34 bulan kerapatan
tananam sesuai dengan standar (full stand).
Norma Kerja :
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan konsolidasi adalah
1-2 HK/ha.
Tenaga kerja yang dibutuhkan untuk pekerjaan penanaman
tanaman sisipan adalah 2-4 HK/ha.
3.1.2. Pengukuran Pertumbuhan Tanaman
Tingkat pertumbuhan dan kondisi tanaman dapat diketahui melalui
monitoring panjang pelepah pada berbagai tingkatan umur.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 8 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 8
Tabel 1. Standar panjang pelepah
Umur (Bulan setelah
tanam)
Pelepah yang diukur
Panjang pelepah
Bibit lokal (cm)
Bibit Unggul (cm)
6 Pelepah ke 3 130 - 140 150 – 160
12 Pelepah ke 3
dan 9 160 - 180 180 – 220
18 Pelepah ke 3
dan 9 220 - 240 240 – 270
24 Pelepah 9 dan
17 270 - 290 290 – 320
1) Jadwal Pengukuran Panjang Pelepah
Tabel 2. Jadwal pengukuran
Pengukuran Waktu
Pertama 6 bulan sesudah penanaman
Kedua 12 bulan sesudah penanaman
Ketiga 18 bulan sesudah penanaman
Keempat 24 bulan sesudah penanaman
2) Cara Pengukuran
Posisi pelepah yang diukur disesuaikan dengan umur tanamannya
(lihat Tabel 3 dan Gambar 3).
Tabel 3. Pelepah yang diukur
Bulan sesudah penanaman
Pelepah yang akan diukur
6 Pelepah 3
12 Pelepah 3 dan 9
18 Pelepah 3 dan 9
24 Pelepah 9 dan 17
Panjang pelepah diukur dari posisi rundimeter (titik C) ke ujung pelepah
(titik A), lihat Gambar 3.
Pada pangkal pelepah pohon yang diukur harus diberi tanda cat
berwarna merah.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 9 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 9
Gambar 2. Posisi pelepah dalam tajuk
titik C
titik A
titik B
Panjang pelepah
Gambar 3. Pengukuran pelepah dilakukan mulai titik A sampai ke
titik C.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 10 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 10
3) Pemilihan Pohon Contoh
Pohon yang dipilih untuk diukur panjang pelepahnya ± 36 pohon per
blok 30 ha, lihat Gambar 5.
Penentuan pohon yang akan diukur dilakukan per 10 baris. Dimulai dari
baris ke 10 pohon ke 5 dari pinggir jalan, dilanjutkan pohon ke 15 dan
pohon ke 25. Untuk baris ke 20 dimulai pohon ke 10 dari pinggir jalan,
dilanjutkan pohon ke 20 dan 30. Penentuan pohon pada baris ke 30
diambil seperti pohon pada baris ke 10 dan baris ke 40 seperti di baris
ke 20 dan demikian seterusnya.
Pohon yang diukur harus pohon normal dan bukan sisipan. Apabila
pohon yang akan diukur terletak pada titik kosong atau
abnormal/sisipan, maka pengukuran dilakukan pada pohon normal di
sebelahnya dalam barisan.
Tabel 4. Kebutuhan tenaga pekerja untuk pengukuran pelepah
Bulan
sesudah penanaman
Pelepah
yang akan diukur
Tenaga kerja
(tim/blok)
6 3 0,50
12 3 dan 9 0,50
18 3 dan 9 0,75
24 9 dan 17 0,75
Catatan :
Satu tim = 1 mandor dan 1 pekerja
Satu blok = 30 ha
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 11 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 11
123
45
678
91011
1213
141516
171819
2021
222324
252627
2829
303132
333435
3637
383940
4142
434445
464748
4950
515253
545556
5758
596061
626364
6566
676869
707172
7374
757677
7879
Gambar 4. Posisi pohon contoh pengukuran panjang pelepah per
4) Analisis Data
Data hasil pengukuran pelepah harus dicatat dalam formulir seperti
pada Tabel 3.
Hasilnya kemudian dibandingkan dengan kurva pertumbuhan standar
(lihat Gambar 5). Semua tanaman harus dibandingkan dengan kurva
pertumbuhan tanaman lokal.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 12 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 12
etiap deviasi di bawah kurva harus diselidiki untuk identifikasi faktor-
faktor yang menghambat pertumbuhan, antara lain : masalah
pemeliharaan, pemupukan, drainase, dan lain sebagainya
Tabel 4. Data hasil pengukuran panjang pelepah
KEBUN : ………………… Blok : Team :
DIVISI : ………………… ………………..
Tahun tanam : ……………. ………………..
Bulan tanam : ……………. ………………..
Umur tanaman : ……………. bulan
Tanggal : …………………
Baris no. Pohon no. Pelepah 3 Pelepah 9 Pelepah 17
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40
Rata-rata
Standard deviasi
PENGAMATAN PANJANG PELEPAH
Pohon Panjang pelepah
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 13 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 13
400
380
360
340
320
300
280
260
240
220
200
180
160
140
120
100
0 6 12 18 24 30 36
400
380
360
340
320
300
280
260
240
220
200
180
160
140
120
100
0 6 12 18 24 30 36
Potensi pertumbuhan kelapa sawit - Socfindo
RIAU (dari LBE 14)
Panja
ng p
ele
pah (
cm
)
Bulan tanam
Potensi pertumbuhan kelapa sawit - DAMI
RIAU (dari ccpt & perkiraan)
Panja
ng p
ele
pah (
cm
)
Bulan tanam
Pelepah 3 Pelepah 9 Pelepah
17
Pelepah 3
Pelepah 9Pelepah 17
Pelepah 3 Pelepah 9 Pelepah
17
Pelepah 3
Pelepah 9Pelepah 17
KSE03 - Pelepah 9
KSE03 - Pelepah 9
Gambar 5. Data hasil pengukuran panjang pelepah
3.1.3. Pemeliharaan Piringan, Jalan Rintis, dan Gawangan
Pemeliharaan yakni dengan melakukan pengendalian gulma di kebun kelapa
sawit dilakukan pada areal piringan (lingkaran batang) dan gawangan.
Pemeliharaan piringan dan gawangan bertujuan antara lain untuk mengurangi
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 14 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 14
kompetisi gulma terhadap tanaman dalam penyerapan unsur hara, air, dan
sinar matahari dan mempermudah pekerja untuk melakukan pemupukan dan
kontrol di lapangan. Disamping itu harus dijaga supaya intensitas pengendalian
gulma jangan berlebihan hingga berdampak menggundulkan permukaan tanah
yang menjadikannya rawan terkena erosi. Pengendalian gulma pada
pelaksanaan pemeliharaan piringan dan gawangan, harus memperhatikan
beberapa ketentuan sebagai berikut:
Periode Keterangan/Kondisi Kebun
TBM 0 Menyingkirkan semua gulma, kacangan bersih dari gulma (kacangan 100%)
umur 0-6 bulan, rotasi 2 minggu.
TBM 1 kacangan 85%, rumput lunak 15%, umur 7-12 bulan, rotasi 3 minggu
TBM 2 Kacangan 70%, rumput lunak 30%, umur 12- 18 bulan, rotasi 3 minggu
TBM 3 Kacangan bercampur dengan rumput lunak, bebas dari lalang dan anakan
kayu, umur > 18 bulan rotasi 4 minggu.
1) Piringan dan Jalan Pikul
Standar pembuatan dan pemeliharaan piringan dan jalan pikul :
Piringan bebas dari gulma sampai radius 30 cm di luar tajuk daun
atau maksimal 180 cm dari pohon.
Pembuatan jalan pikul dilakukan pada umur tanaman 6 – 12 bulan
dengan ratio 1 : 2 selebar 1,2 m.
Perawatan jalan pikul dan jalan kontrol dilakukan bersamaan dengan
rawat piringan.
Perawatan piringan pada TBM 1 (umur < 12 bulan) sebaiknya
manual, kecuali ada pertimbangan lain.
Perawatan piringan secara kimiawi harus dilakukan hati-hati agar
tidak mengenai pelepah. Sampai umur tanaman 24 bulan, herbisida
glifosat tidak boleh digunakan.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 15 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 15
Penentuan jenis herbisida dan alat semprot harus disesuaikan
dengan jenis gulma yang dominan.
Apabila pada areal piringan terdapat ilalang sebaiknya dilakukan
wiping
2) Titi Panen
Titi Panen harus dibuat di setiap jalan pikul yang melewati parit
maupun saluran air, agar jalan pikul dapat dilalui tanpa hambatan.
Titi panen harus dibuat secara bertahap setelah jalan pikul tersedia.
Untuk TBM 1 dipasang titi panen pada jalan pikul 1 :2, khusus untuk
areal replanting titi panen dipasang pada jalan pikul 1 : 3.
Titi panen dapat dibuat dari kayu maupun beton.
Penggatian titi panen kayu ke beton sebaiknya sudah dimulai pada
TBM 3 dan telah selesai TM 2 (lihat Tabel 5).
Jumlah titi panen bergantung dari jumlah parit dan saluran air.
Panjang titi panen bergantung pada lebar parit dan saluran air.
Penentuan jumlah dan panjang titi panen harus didasarkan data
sensus yang benar.
Lebar titi panen bergantung pada kebutuhan dan harus dapat dilalui
angkong dengan ketentuan lebar titi panen sekitar 20 cm.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 16 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 16
3) Gawangan
Gawangan harus bebas dari gulma kelas C dan anak kayu, sedangkan
gulma yang berguna harus dikendalikan pertumbuhannya.
Ada 3 jenis gulma yang perlu dikendalikan, yaitu ilalang rumput teki –
tekian dan tumbuhan pengganggu atau anak kayu di gawangan.
Gulma utama yang tidak boleh ada di perkebunan kelapa sawit adalah
ilalang dan gulma berkayu.
Sedangkan untuk gulma lunak seperti digitaria sp dan jenis gulma
rumput lunak lainnya masih dapat ditoleran tidak perlu dikendalikan
asalkan tingginya tidak melebihi 15- 20 cm.
Ilalang pada perkebunan kelapa sawit sangat perlu dihindari. Ilalang
perlu dikendalikan karena pertumbuhannya yang cepat sehingga
penyerapan unsur hara yang cepat pula oleh ilalang akan mengganggu
pertumbuhan kelapa sawit, selain itu juga dengan kondisi populasi
ilalang yang tinggi merupakan potensi terjadinya kebakaran.
Pengendalian Gulma Secara Manual:
Menggunakan tenaga manusia lansung dengan cara
menebas/membabat dengan parang atau sabit
Rotasi 3 bulan sekali tergantung pertumbuhan gulma
Kayu dan bambu sebaiknya dengan cara di dongkel.
Pengendalian Gulma secara Kimia :
pengendalian secara Chemist menggunakan bahan kimia seperti
herbisida yakni melihat jenis gulma yang ada di sekitar gawangan
kelapa sawit yaitu sebagai berikut:
Gulma Pengendalian
Alang-Alang
Mengendalikan alang-alang yang tumbuh sporadis (terpencar-
pencar) lebih tepat secara spot-spraying, dan kemudian
dilakukan kontrol alang-alang secara ”wiping” jika
perkembangannya semakin terbatas. Penyemprotan
menggunakan bahan aktip herbisida sistemik dengan dosis 75
cc /15 liter air
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 17 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 17
Pakis (paku-pakuan) & Teki
– tekian
Jenis-jenis pakis yang
merugikan, antara lain :
- Dicrapnoteris linearis
- Stenochlaena palustris
- Pteridium osculentum
- Lygodium flexuosum
Pengendalian pakis dilakuakan dengan cara kimia yaitu
menggunakan herbisida berbahan aktif paraquat atau
herbisida kontak, dengan dosis paraquat 1,5 l/ha dan metil
metsulfuron 25 gr/ha.
Bambu & Anakan Sawit Liar
Dilakukan pembasmian dengan mengunakan Gliphosat
murni sebanyak 300 cc per kep dan atau 250 cc/kep
ditambah Ally 2,5 - 3 gr/kep.
Atau dengan menggunakan starlon 665 EC sebanyak
200 ml/kep ditambah kleen up 200 ml
Campuran Starlon 200 ml dan solar 200 ml/keps layak di
coba.
Pada kondisi bambu yang pertumbuhan ataupun
rumpun besar tidak bisa mati sekaligus perlu dilakukan
koreksi aplikasi stelah 21 hari kedepan. Dengan norma
bahan tetap
Pengendalian secara kimiawi dilakukan dengan
menggunakan herbisida garlon atau metsulindo. Untuk
penggunaan garlon dosis adalah 250 ml/ ha sedangkan
jika menggunakan metil metsulfuron maka dosisnya
adalah 75 gr/ha.
Keladi liar
Keladi liar yang sering tumbuh di rendahan umumnya sulit
dimusnahkan. Hal ini karena disamping daunnya berlilin juga
berumbi.
Metode yang efektif untuk mengendalikan keladi liar adalah
dengan penyemprotan herbisida Ally 20 WDG (konsentrasi
0,03 %) + Indostick (konsentrasi 0,2 %) dengan alat CP-15 atau
Solo, nozel cone.
4) Pengendalian Hama, Penyakit
Penjelasan lihat di Bab SOP Organisme Pengganggu Tanaman.
5) Pemupukan
Penjelasan lihat di Bab SOP Manajemen Pemupukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 18 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 18
6) Pemberantasan Lalang
Vegetasi alang-alang yang luas dan padat beresiko mengakibatkan
tanaman kelapa sawit mengalami defisiensi nitrogen (N) dan fosfat (P),
selain menjadikannya rawan terhadap bahaya kebakaran.
Basmi alang – alang ini dilakukan tergantung dari vegetasi tumbuhnya
alang- alang yakni dilakukan sebagai berikut;
Cara Kimia
Penyemprotan menggunakan bahan aktif Glyphosate dengan
konsentrasi herbisida sistemik 150 cc per 20 liter air.
Dilakukan apabila alang-alang cukup banyak dan sulit
dikendalikan maka dilakukan penyemprotan dengan cara
sporadis (spot spray) dan sebaiknya dilakukan pada musim
kemarau. Jika penyemprotan yang dilakukan dalam kurun
waktu 4 Jam hujan turun sebaiknya penyemprotan diulang.
Wiping :
Buru lalang dimulai setelah dilaksanakan penyemprotan
lalang yang seporadis (spot Spray)
Bahan aktif Glyphosate dengan Konsentrasi herbisida
sistemik : 150 cc per 20 liter air
Pakai 2 ember untuk melakukan pengadukan agar dapat
dipastikan tercampur dengan baik
Gunakan Kain yang berbahan KATUN, apabila pekerjaan
buru lalang sudah selesai patahkan ujung daunnya
Manual Dimulai setelah satu minggu selesai pekerjaan buru lalang
(wiping) pertama
Pekerjaan dilakukan dengan mencabut dan tidak
diperkenankan menggunakan Cangkul dan parang.
mencabut seluruh akar lalang sampai dengan ujung akar
dan harus diletakkan pada tempat paling atas agar mudah
dilihat bahwa areal ini telah dilakukan rotasi buru lalang
(Wiping)
7) Kastrasi
Penjelasan lihat di Bab SOP Kastrasi dan Pruning
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 19 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 19
Kebutuhan Norma Tenaga Kerja kegiatan TBM
No. Kegiatan
Norma HK/Ha
TBM-1 TBM-2 TBM-3
1 Pemupukan 3 3 6
2 Piringan Manual 13 13 16
3 Gawangan Manual 6 6 6
4 Dongkel Anak Kayu 0,4 2,4 3,6
5 Buru Lalang 6 4 4
6 Konsolidasi 1,2 0.8 4
7 Pemeliharaan Parit 5 7 7
8 Penyulaman 4 2 4
9 Hama Penyakit 1 6 2
10 Pemangkasan & Kastrasi 2 2
11 Pembuatan TPH 2
12 Lain-lain 4 4
Kebutuhan Bahan dan Alat Produski TBM
No. Kegiatan
Dosis (Kg,Lt,Ls)/Ha
TBM-1 TBM-2 TBM-3
1 Urea 100 140 136
2 RP 100 106 204
3 MOP 87 106 272
4 Kieserite 87 140 204
5 Borat 3 4 7
6 CuSO4 5 5 3
7 ZnSO4 7 7 3
8 Penyulaman 0,03 0,03
9 Kelapa Sawit 6 4 4
10 Herbisida 0 0,13 0
11 Pestisida 1 1 1
12 Rodentisida 3 3 3
13 Titi Panen 1 1
14 Alat Tambahan 1 1 1
15 Transportasi 1 1 1
16 Pemeliharaan Jalan 1 1 1
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 20 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 20
3.2. Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan (TM)
3.2.1. Sensus Pohon
Sensus pohon dengan menggunakan stiple card dimulai pada TM 1 (paling
lambat umur 36 bulan) dan diulangi setiap 5 tahun.
Hasil sensus pohon dicatat dalam form stiple card dan diupdate setiap kali
ada perubahan.
Pada TM muda selain sensus jumlah pohon, masih dilakukan juga sensus
pohon abnormal secara visual dan jika ditemukan di lapangan harus
dibongkar dan disisip.
3.2.2. Perawatan Piringan, Jalan Pikul, dan Jalan Kontrol
Memelihara akses ke dalam blok dan ke pohon untuk mempermudah
aktivitas panen, pemupukan, penunasan dan pengawasan, serta
mengurangi kompetisi dengan gulma dalam penyerapan hara, air dan
cahaya matahari.
Ketentuan :
Piringan, jalan pikul dan jalan kontrol bebas dari semua gulma.
Lebar piringan dengan jari-jari 2 m.
Perawatan piringan, jalan pikul, jalan kontrol dan TPH harus dilakukan
dalam satu paket.
Perawatan Piringan, Jalan pikul dan Jalan kontrol di sempadan sungai
mengikuti SOP yang berlaku.
3.2.3. Perawatan Gawangan Penjelasan mengenai jenis dan cara pembasmian gulma lihat butir.3.1.3.3)
3.2.4. Perawatan Jalan, Parit, dan Jembatan Penjelasan lihat di Bab SOP Manejemen Penanaman
3.2.5. Pengendalian Hama dan Penyakit Penjelasan lihat di Bab SOP Pengendalian OPT
3.2.6. Penunasan dan Penyusunan Pelepah Penjelasan lihat di Bab SOP Manajemen Kastrasi dan Pruning
3.2.7. Pemupukan Penjelasan lihat di Bab Manajemen Pemupukan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 21 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 21
NormaTenaga Kerja kegiatan Pemeliharaan Tanaman Menghasilkan [TM]
No. Kegiatan Norma HK/Ha
1 Sensus dan Peta Pokok 0.2-0.4
2 Penunasan
- Tunas ringan 0.3-0.5
- Tunas Berat 1.1-1.4
3 Pengendalian Gulma
- Gulma ringan 0.3-0.5
- Gulma Berat 2.0-3.0
4 Piringan 0.3-0.4
5 Pemupukan 1.5-3.0
6 HPT 6.0-8.0
7 Pemeliharaan Jalan 9.0-12
3.3. Manajemen Perawatan Lahan Gambut
3.3.1. Perawatan Parit
1) Jenis dan Ukuran Parit
Pembangunan saluran keliling sebagai saluran batas areal; dan
Saluran batas berfungsi untuk mengatur permukaan air tanah
dan juga merupakan saluran utama.
Jenis parit dan ukuran parit yang diseusiakan dengan luasan
lahan terbagi :
Parit Utama (Parit Primer) : lebar 12 meter dalam 4 meter 6
m x 3 m x 2 m
Parit Collector (Parit Pengumpul) : lebar 6 meter dalam 3
meter
Parit Cabang : lebar 4 meter dalam 2 meter 2 m x 2 m x 2 m
Parit Tersier : lebar 1 meter dalam 1 meter 1,2 m x 0,9
m x 0,6m
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 22 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 22
2) Fungsi Parit
Secara umum Parit berfungsi untuk pengaturan tata air dalam kebun
dan sekitarnya. Sedangkan kebun yang menggunakan sistem
transportasi air, maka Parit dapat difungsikan sebagai berikut :
a) Parit Utama:
Sebagai transportasi serta akses keluar masuk perkebunan dan
juga berfungsi sebagai parit collector.
b) Parit Collector
Transportasi TBS/logistik dari Parit cabang sebelum ke Parit utama
c) Parit Cabang
Transportasi TBS/logistik dai dan ke TPH
d) Parit Tersier
e) Secara khusus berfungsi sebagai Parit bantu untuk memperbaiki
aerasi tanah
3) Perawatan Parit
Tujuan :
Agar Parit dapat selalu berfungsi secara optimal, baik untuk
tanaman maupun transport
Memperlancar sirkulasi air untuk menekan pertumbuhan
gulma lain
Mencegah terganggunya kipas baling-baling kendaraan air
4) Metode Perawatan
Pencucian Parit secara Mekanis
Alat yang digunakan adalah Excavator Long Arm untuk
parit utama dan Short Arm untuk Collector dan Parit
Cabang (KCB)
Caranya dengan penggalian kembali sedimentasi dari
dasar Parit ke luar secara periodik dan dilakukan saat air
cukup
Tidak di benarkan menggali Parit terlalu dalam, karena
dapat menimbulkan longsor.
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 23 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 23
Pencucian Parit
Parit Utama dengan Excavator (PC > 200/seri 9), output 3
meter/BU
Parit Kolektor dengan Excavator (PC 200/seri 7), output 5
meter/BU
Parit Cabang dengan Excavator (PC 200/seri 7), output 10
meter/BU
Pencucian Parit secara Manual
Alat yang digunakan adalah cangkul dan parang babat.
Bertujuan untuk membersihkan gulma air (lumut/algae) dan
kayu/ sampah di parit.
Membabat semak-semak di pinggir Parit.Dianjurkan agar di
pinggir kanan-kiri Parit, ditanami tanaman perdu yang
berakar kuat (rumput vertiver, bambu, dan sejenisnya)
untuk mencegah erosi dan longsor
Pencucian Parit secara Biologis :
Pemeliharaan ikan sebagai pemakan algae/lumut Cara ini
masih perlu dikembangkan lebih lanjut
Pencucian Parit secara Kimia
Cara ini tidak di anjurkan karena berbahaya terhadap biota
air dan lingkungan
Memperlancar transportasi TBS dan logistik
Meningkatkan efektifitas pemupukan
Menekan perkembangan hama dan penyakit
Mencegah bahaya kebakaran
Ketersediaan air untuk petani
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 24 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 24
3.3.2. Water Management & Zoning System
1) Water Management
a) Water management :
“suatu sistem pengelolaan tata air yang menjaga lahan/tanaman
agar hidup secara berkesinambungan”
b) Tujuan utama :
menambah air bila kekeringan/membuang air berlebihan dari lahan
sesuai dengan kebutuhan tanaman serta mempertahankan
ketinggian muka air/water level 50 cm – 70 cm di bawah
permukaan tanah (dpt)
c) Dalam hal water managemant selain dari pada pengaturan aliran
permukaan perlu juga diperhatikan efek evapo-transpirasi dari
tanah gambut itu sendiri dengan cara mengandalkan vegetasi yang
ada datasi permukaan tanah. (Penyebab evapotranspirasi yang
tinggi di areal gambut karena suhu tinggi)
d) Dengan water managemen yang baik maka:
Air merupakan kunci sukses bagi kehidupan areal gambut
dan ekosistemnya
Memberikan kondisi yang optimal bagi pertumbuhan dan
produksi tanaman
e) Mencegah terjadinya irreversibel drying (kerusakan gambut karena
kekeringan yang tidak dapat mengikat air kembali/gambut mati
2) Zoning System
a) Pengelompokkan kawasan areal/hamparan dengan topografi lahan
dan elevasi ketinggian air (water level) yang relatif sama.
b) Sebagai salah satu metoda water management, dengan sasaran
water level yang terkontrol (40 cm – 70 cm dpt) berdasarkan PP
Nomor 71 Tahun 2014.
c) Fungsi:
Menghindari water defisit di musim kemarau dan bahaya banjir
di musim hujan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 25 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 25
Mempertahankan debit air tetap mencukupi bagi pertumbuhan
tanaman dan jangan sampai terjadi kebakaran
Memudahkan pengangkutan, kecepatan transportasi dan
perpindahan kendaraan air, karena level air di Parit mencukupi
pada masing-masing zona
3.3.3. Tahapan Kegiatan Pengelolaan Air (Water Management dan Zoning System
1) Pemetaan Topografi dan Elevasi
a) Tujuan untuk mengetahui kondisi ketinggian permukaan lahan
terhadap titik NOL (benchmark) yang dapat digunakan untuk
zoning system, penentuan posisi emergency dan Pintu Air (water
gate) serta penentuan lain yang berhubungan dengan water
management Alat meliputi : Criterion, Theodolit, Global Positioning
System, (GPS) dan Computer
b) Caranya dimulai dari titik NOL (benchmark), selanjutnya mengarah
ke areal perkebunan
2) Pembuatan Zoning
a) Berdasarkan data pemetaan topografi dan elevasi di atas,
selanjutnya kawasan dengan topografi dan elevasi yang relatif
sama dikelompokan dan dipetakan
b) Mengamati kecepatan dan arah aliran air/water flow serta debit air
pada setiap kawasan tersebut untuk menentukan letak bendungan
c) Membendung parit dengan bantuan alat mekanis (Excavator dan
Buldozer), selanjutnya dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
fungsinya
d) Apabila informasi kawasan zona sudah ditetapkan, pembuatan
sekat kanal yang sustainable dan over flow dapat dilakukan.
e) Pembuatannya harus dilakukan secara cermat dan kuat agar tidak
mudah rusak, sehingga water level dapat terkontrol dengan baik
f) Monitoring secara berkelanjutan untuk re-evaluasi terhadap
efektifitas posisi zoning yang telah dibuat
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR
No. Dokumen: SOP Agro - 07/01 MANAJEMEN PEMELIHARAAN
TANAMAN KELAPA SAWIT
DOKUMEN SOP-Agro
Tgl Berlaku:
01-09-2016
Revisi : 00
Hal : 26 dari 26
Dokumen SOP Agronomi Untuk milik Petani Kelapa Sawit Page 26
3) Water Level Control
a) Water Level Control adalah pengaturan tata air sehingga sasaran
elevasi 40 cm – 70 cm dpt dapat dicapai
b) Untuk pengaturan tata air tersebut perlu dibangun water gate,
emergency gate, dan over flow bund.
c) Untuk mengetahui ketinggian muka air tanah, pengukuran
dilakukan dengan Pizzo meter (pipa paralon diameter 3 inch dan
panjang 2 meter, ditanam sedalam 1,2 meter di tengah blok)
d) Pengukuran dan pencatatan dilakukan setiap minggu dengan cara
sounding pada pipa yang di tanam tersebut
e) Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Water Level Controldi areal
gambut adalah :
Tenaga khusus yaitu dari tenaga perawatan Parit beserta
peralatannya (cangkul, garpu, jaring, meteran, dll)
Tersedia alat berat (Excavator) untuk cuci dan perawatan Parit
lainnya
Monitoring tinggi muka air pada Parit menggunakan bak ukur
dari kayu, sedangkan pada blok tanaman menggunakan
4) Pizzo Meter
a) Water Gate (pintu air) harus selalu dikontrol secara periodik dan
diatur sesuai dengan ketinggian muka air.
b) Data curah hujan dan iklim lainnya sebagai acuan dalam
menentukan perilaku air.
5) Emergency Gate
a) Emergency gate artinya pintu darurat banjir, yang berfungsi
sebagai alat untuk mengeluarkan air dari suatu tempat bila terjadi
kelebihan volume air sehingga tidak terjadi BANJIR di areal
perkebunan tersebut
b) Pintu darurat banjir terdiri dari pintu air itu sendiri dan Parit yang
menghubungkan areal kebun ke sungai besar/laut.