Post on 06-Mar-2019
STANDAR MUTU PENDIDIKAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jl. Menteng Raya No.9-19, Kb. Sirih, Menteng, Jakarta Pusat,
Indonesia 10340
Telp./Fax : (021) 2300313 / 2302051
KODE
BPM-STM PPM-SM-1
DOKUMEN STANDAR
STANDAR SPMI STM PPM MANAJEMEN
TANGGAL
DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
BAB 1
PENGERTIAN DAN RUANG LINGKUP SPMI PPM MANAJEMEN
1.1. Latar Belakang Sistem penjaminan mutu pendidikan tinggi di Indonesia diatur pada Pasal 52 Undang-
undang No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi yang selanjutnya dijabarkan dengan
Peraturan Mendikbud No 49 tahun 2014. Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi merupakan
kegiatan sistemik untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi secara berencana dan
berkelanjutan dan dilakukan melalui proses penetapan, pelaksanaan, evaluasi,
pengendalian, dan peningkatan standar pendidikan tinggi.
Secara umum yang dimaksud dengan penjaminan mutu adalah proses penetapan dan
pemenuhan standar pengelolaan secara konsisten dan berkelanjutan sehingga konsumen,
produsen dan pihak lain yang berkepentingan memperoleh kepuasan. Di level perguruan
tinggi, penjaminan mutu adalah proses penetapan dan pemenuhan standar pengelolaan
pendidikan tinggi secara konsisten dan berkelanjutan, sehingga stakeholders memperoleh
kepuasan.
Pasal 54 UU RI No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi, menyatakan bahwa standar
pendidikan tinggi terdiri dari: 1) standar nasional pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh
menteri atas usul suatu badan yang bertugas menyusun dan mengembangkan standar
nasional pendidikan tinggi; dan 2) standar pendidikan tinggi yang ditetapkan oleh setiap
perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Perguruan
tinggi memiliki keleluasaan mengatur pemenuhan Standar Nasional Pendidikan Tinggi
dengan mengacu pada peraturan yang ada.
Penjaminan mutu pendidikan tinggi merupakan program yang penting dan wajib
dilaksanakan oleh semua institusi penyelenggara pendidikan tinggi berdasarkan Undang-
undang No.20 tahun 2003, tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah
No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan. Adapun pelaksanaan penjaminan
mutu pendidikan tinggi telah diatur sesuai Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
No. 49 Tahun 2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No. 50 Tahun 2014 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Tinggi, serta Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia No. 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi.
Pelaksanaan dan implementasi sistem penjaminan mutu merupakan aspek yang
menentukan untuk meningkatkan daya saing perguruan tinggi.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Tinggi terdiri atas: Sistem Penjaminan Mutu Internal
(SPMI); dan Sistem Penjaminan Mutu Eksternal (SPME). SPMI direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh perguruan tinggi. SPME direncanakan, dilaksanakan,
dikendalikan, dan dikembangkan oleh BAN PT dan/atau LAM melalui akreditasi sesuai
dengan kewenangan masing-masing. Luaran penerapan SPMI oleh perguruan tinggi
digunakan oleh BAN-PT atau LAM untuk penetapan status dan peringkat terakreditasi
perguruan tinggi atau progam studi.
Perkembangan terkini tentang standar nasional pendidikan diatur oleh Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan No 49 tahun 2014. Pada BAB I Ketentuan Umum Pasal 1 ayat
1-4 telah menjabarkan Standar Nasional Pendidikan yang diperluas dengan Standar
Nasional Penelitian dan Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat. Mengacu
kepada Permendikbud No 49 tahun 2014, Sekolah Tinggi Manajemen PPM menetapkan
standar pendidikan tinggi untuk setiap satuan pendidikan. Pemilihan dan penetapan
standar itu dilakukan dalam sejumlah aspek yang disebut butir-butir mutu. Standar mutu
dibutuhkan oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM dalam kaitan:
1. Sebagai acuan dasar dalam rangka mewujudkan visi dan menjalankan misi PPM
Manajemen; 2. Untuk memacu Sekolah Tinggi Manajemen PPM agar dapat meningkatkan
kinerjanya dalam memberikan layanan yang bermutu dan sebagai perangkat untuk
mendorong terwujudnya transparansi dan akuntabilitas publik dalam
penyelenggaraan tugas pokoknya; 3. Tolok ukur kompetensi/ kualitas minimum yang dituntut dari lulusan PPM
Manajemen, yang dapat diukur dan dapat diuraikan menjadi parameter dan
indikator.
Standar mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM dirumuskan dan ditetapkan dengan
mengacu pada visi perguruan tinggi (secara deduktif) dan kebutuhan stakeholders (secara
induktif) yang dirumuskan secara spesifik dan terukur serta mengandung unsur ABCD
(Audience, Behavior, Competence, Degree). Standar mutu ini akan menjadi acuan dalam
proses pelaksanaan tugas dan pengelolaan Sekolah Tinggi Manajemen PPM sebagai sebuah
institusi perguruan tinggi. Untuk itu pengembangan standar mutu akan terus dilakukan dan
ditingkatkan secara berkelanjutan sejalan dengan peningkatan capaian pada standar mutu
tersebut. Secara rinci, mekanisme penetapan, pelaksanaan dan pemenuhan standar, serta
pengendalian dan pengembangan standar diuraikan pada Buku Manual Mutu Sekolah
Tinggi Manajemen PPM.
1.2. Komponen Standar Mutu PPM Manajemen Komponen yang menjadi jaminan mutu ditetapkan sebagai Standar Mutu PPM
Manajemen. Standar mutu ditetapkan Sekolah Tinggi Manajemen PPM dengan
berpedoman pada UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) Bab IX
Pasal 35 dan PP No 19 tahun 2005 tentang SNP dan Peraturan Mendikbud No 49 tahun
2014. Standar mutu yang ditetapkan merupakan hasil mutu kumulatif dari semua kegiatan
yang terencana, yang meliputi unsur masukan, proses dan keluaran dari sistem pendidikan.
Standar mutu pada Sistem Penjaminan Mutu Internal Sekolah Tinggi Manajemen PPM
mencakup komponen-komponen yang mencerminkan tingkat efektivitas dan efisiensi
pengelolaan pendidikan tinggi yang bermutu. Komponen yang tercakup dalam standar
mutu untuk menerapkan Sistem Penjaminan Mutu Internal di Sekolah Tinggi Manajemen
PPM adalah:
I. Standar Nasional Pendidikan yang terdiri dari:
a. Standar kompetensi lulusan; b. Standar isi pembelajaran;
c. Standar proses pembelajaran;
d. Standar penilaian pembelajaran;
e. Standar dosen dan tenaga kependidikan; f. Standar sarana dan prasarana pembelajaran;
g. Standar pengelolaan pembelajaran; dan h. Standar pembiayaan pembelajaran.
II. Standar Nasional Penelitian yang terdiri dari:
a. Standar hasil penelitian; b. Standar isi penelitian;
c. Standar proses penelitian; d. Standar penilaian penelitian;
e. Standar peneliti;
f. Standar sarana dan prasarana penelitian; g. Standar pengelolaan penelitian; dan
h. Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian
III. Standar Nasional Pengabdian kepada Masyarakat yang terdiri dari:
a. Standar hasil pengabdian kepada masyarakat;
b. Standar isi pengabdian kepada masyarakat; c. Standar proses pengabdian kepada masyarakat;
d. Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat; e. Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat;
f. Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; g. Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat; dan
h. Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat.
Semua unsur/ komponen ini harus terus diupayakan agar berada pada kondisi sebaik
mungkin untuk mencapai mutu terbaik, yang sekaligus mencerminkan mutu Sekolah Tinggi
Manajemen PPM. Upaya peningkatan kinerja dan mutu dilakukan terhadap hasil
pelaksanaan dan pencapaian 24 standar tersebut.
1.3. Pelaksanaan Standar Mutu PPM Manajemen
Keberhasilan pelaksanaan jaminan mutu berbagai aspek pendidikan sangat dipengaruhi
oleh kultur/ budaya kerja dan mindset kesadaran mutu semua dosen, karyawan dan
mahasiswa/peserta didik di PPM Manajemen. Untuk itu, sangat diperlukan kepemimpinan
yang kuat dan inisiatif manajemen dalam proses penyadaran dan perubahan kultur serta
etos kerja secara terus-menerus melalui sosialisasi, lokakarya, penerbitan pedoman
pelaksanaan dan bimbingan kendali mutu yang dikembangkan mulai dari tingkat sekolah
tinggi hingga tingkat Program Studi sehingga tercipta suasana akademik yang diharapkan.
Standar mutu yang telah ditetapkan di tingkat institusi kemudian disampaikan ke unit-unit
yang terkait. Untuk masing-masing standar mutu yang akan dicapai, unit-unit pelaksana
seperti Program Studi, Biro, dan Pusat Layanan membuat rencana kegiatan rutin maupun
pengembangan yang harus ditetapkan target-target pencapaiannya.
Langkah selanjutnya dalam pelaksanaan standar mutu adalah penetapan prosedur,
persiapan, pelaksanaan serta sumber daya yang dibutuhkan untuk setiap kegiatan yang
dirancang dalam upaya pencapaian mutu. Penyiapan sumber daya pelaksana perlu
disiapkan melalui proses pelatihan, lokakarya dan diskusi-diskusi. Dengan bekal persiapan-
persiapan ini diharapkan pelaksanaan 24 komponen Standar Mutu Sekolah Tinggi
Manajemen PPM dapat berjalan seperti yang diharapkan.
1.3.1 Strategi yang diupayakan sehingga keberhasilan pelaksanaan SPMI STM PPM
tercapai diantaranya :
1. Melakukan mobilisasi sumberdaya yang dimiliki
2. Meningkatkan kerjasama antar multistakeholder secara sinergi
3. Sosialisasi program sehingga seluruh stakeholder memahami dokumen kebijakan yang
dibuat sehingga dapat diimplementasikan dengan baik pada setiap kegiatan
4. Melakukan siklus SPMI dengan mengimplementasikan metode PPEPP (Penetapan,
Pelaksanaan, Evaluasi, Pengendalian, dan peningkatan).
1.3.2 Prinsip-prinsip atau asas-asas yang digunakan sebagai landasan dalam
melaksanakan kegiatan SPMI STM PPM:
1. Komitmen yang kuat untuk selalu memenuhi dan meningkatkan standar yang telah
ditetapkan dengan peningkatan kinerja secara terus menerus
2. Integritas dan etika akademik dalam melaksanakan SPMI
3. SPMI merupakan sistem terbuka yang terus disempurnakan secara berkelanjutan
4. SPMI dilaksanakan secara terencana dan sistematis, dengan kerangka waktu dan target-
target capaian mutu yang jelas dan terukur
5. SPMI dilaksanakan secara berkelanjutan sebagai suatu siklus yang tidak terputus,
merujuk kepada hasil monitoring dan evaluasi, serta memperhatikan perubahan
kebijakan internal dan eksternal STM PPM
6. Seluruh rangkaian implementasi SPMI terdokumentasi dengan baik
1.4 Pemantauan Standar Mutu PPM Manajemen Pada suatu sistem penjamin mutu, pemantauan merupakan langkah esensial untuk menilai
keberhasilan sistem secara keseluruhan. Pada prinsipnya, pemantauan sistem adalah upaya
agar suatu sistem dapat diterapkan sesuai dengan yang direncanakan, mencari akar
permasalahan dan menetapkan solusi untuk penyelesaian masalah yang tepat dan
mengarah pada perbaikan berkelanjutan. Pemantauan dilakukan meliputi identifikasi
faktor-faktor penghambat dan pendukung untuk menentukan tindakan koreksi yang
dibutuhkan, dan apabila diperlukan dapat mengarah pada pengkajian ulang tentang sistem
penjaminan mutu yang sedang berlaku. Untuk kebutuhan ini pada tahap perencanaan,
telah disediakan pula prosedur pemantauan, evaluasi dan perbaikan.
Siklus penjaminan mutu di STM PPM dimulai dari penetapan standar mutu yang ingin
dicapai. Standar tersebut dirumuskan untuk kemudian dilaksanakan selama periode
tertentu.
Pelaksanaan yang dilakukan akan memberikan hasil penerapan penjaminan mutu yang
direncanakan sebelumnya dan akan menghasilkan kondisi penjaminan mutu di STM PPM
melalui aktivitas evaluasi diri. Audit mutu internal dilakukan apabila ada hal yang harus
dikoreksi agar sesuai dengan penetapan standar di awal proses. Hal ini dilakukan bisa
dengan cara mengkoreksi sendiri atau dengan metode benchmarking atau membandingkan
dengan sistem penjaminan mutu serupa.
Hasil dari aktivitas tersebut memberikan masukan kepada pihak STM PPM, khususnya unit
penjaminan mutu untuk melakukan tindakan manajemen atau tindakan koreksi terhadap
standar sebelumnya. Sehingga siklus tersebut bisa terus berulang untuk mencapai suatu
hasil yang lebih baik dan sesuai dengan rencana strategis STM PPM.
Untuk memastikan pencapaian tujuan dan sasaran di bidang akademik dan non akademik
Sekolah Tinggi Manajemen PPM perlu menjalankan fungsi controlling. Controlling dilakukan
melalui aktifitas monitoring dan evaluasi, dimana setiap pimpinan unit kerja melakukan
monitoring dan evaluasi terhadap kinerja unit kerjanya masing-masing. Hasil monitoring
harus dilaporkan kepada Ketua Sekolah setiap tiga (3) bulan. Laporan berisi tentang
rencana, KPI, target, realisasi rencana dan pencapaian target, serta evaluasi terhadap
penyimpangan yang terjadi, dan rencana tindakan perbaikan yang diusulkan. Ketua akan
melakukan evaluasi terhadap kinerja masing-masing unit kerja, serta mempresentasikan
laporan triwulan dihadapan Pengurus, Pengawas, dan Pembina Yayasan.
Selain monev, Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga melakukan audit mutu internal (AMAI)
sebagai fungsi controlling, guna mengukur efektifitas implementasi sistem penjaminan
mutu internal. AMAI dilakukan berdasarkan Manual Mutu Pelaksanaan Audit Mutu Internal
Sekolah Tinggi Manajemen PPM (QM-ADT-BPM-PPM-04). Audit mutu internal di Sekolah
Tinggi Manajemen PPM dilakukan oleh Tim Audit Mutu Internal yang dibentuk oleh Badan
Penjaminan Mutu.
Selain audit mutu internal, Sekolah Tinggi Manajemen juga melaksanakan audit mutu
eksternal yang dilakukan oleh lembaga eksternal sebagai sebagai bagian dari proses
akreditasi. Semua Program Studi dan institusi Sekolah Tinggi Manajemen PPM telah diaudit
oleh BAN PT. Selain itu, Program MM Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga telah diaudit
oleh lembaga internasional ABEST21, dan telah mendapatkan akreditasi ABEST21 pada
bulan Maret 2016.
Setiap Program Studi juga menerapkan sistem evaluasi secara efektif yang terdiri dari
evaluasi internal dan evaluasi eksternal. Terdapat mekanisme evaluasi proses yang sangat
baik termasuk penilaian mengenai pembelajaran. Selain itu terdapat juga kriteria
pemberian nilai yang jelas dan pemberian nilai dilakukan sangat wajar dan konsisten
(Contoh Laporan tentang Evaluasi Pembelajaran, Evaluasi Mata Kuliah, Evaluasi Program,
Evaluasi Kerja Praktik, Evaluasi Hasil Studi Pelacakan akan diberikan saat visitasi).
1. Evaluasi internal adalah evaluasi efektivitas program dari peserta program yang masih
berstatus peserta aktif. Evaluasi terdiri dari tiga macam:
a. Evaluasi pembelajaran, yang dilakukan melalui pemberian tugas, kuis, ujian, partisipasi
dalam kelas untuk tiap-tiap mata ajaran dan saat pendadaran tesis.
b. Evaluasi setiap mata ajaran, dilakukan setiap mata kuliah berakhir.
c. Evaluasi program keseluruhan, dilakukan dua kali selama program berlangsung. Saat
pertengahan program dan saat menjelang akhir program.
2. Evaluasi eksternal terdiri dari tiga macam:
a. Evaluasi pengetahuan mahasiswa dari counterpart pada perusahaan tempat Kerja
Praktik atau dari user di perusahaan.
b. Evaluasi kinerja dan kompetensi lulusan dari atasan atau user di perusahaan yang
merekrut lulusan Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
c. Evaluasi efektivitas pelaksanaan program dari alumni melalui survei yang dilakukan
kepada alumni (tracer study).
Selain evaluasi yang dilakukan terhadap aspek akademik, dilakukan pula evaluasi atas
kinerja dan kepuasan dosen dan tenaga pendidikan, dan evaluasi atas kepuasan mahasiswa
terhadap penyelenggaraan, sarana dan prasarana pendidikan
Dari uraian diatas, bisa disimpulkan bahwa Sekolah Tinggi Manajemen PPM telah
menjalankan fungsi controlling dengan sangat baik, dimana monitoring dan evaluasi telah
berjalan secara rutin dan efektif di setiap unit kerja. Selain itu fungsi controlling juga telah
berjalan melalui aktifitas audit mutu internal dan eksternal, serta melalui sistem evaluasi
internal dan eksternal yang dilakukan oleh setiap Program Studi.
Monitoring dan evaluasi penjaminan mutu pada bidang-bidang pendidikan, penelitian,
pengabdian kepada masyarakat, Sarana-prasarana- keuangan, dan manajemen
dilaksanakan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM secara kontinu dan berkelanjutan untuk
memastikan pelaksanaan sistem penjaminan mutu dilaksanan secara benar, dan sasaran-
sasaran mutu tercapai.:
1. Pendidikan
Penjaminan mutu Sekolah Tinggi Manajemen PPM berbasis pada Program Studi dan
dikoordinasikan secara operasional oleh Sekolah Tinggi sehingga kegiatan akademik dan
non akademik untuk pemenuhan standar dan sasaran mutu yang ditetapkan dilakukan di
Program Studi. Oleh karena itu pelaksanaan monitoring dan evaluasi dilakukan ditingkat
Program Studi oleh Gugus Jaminan Mutu (GJM), kegiatan tersebut dilakukan agar
pelaksanaan proses pembelajaran sesuai dengan yang telah direncanakan, diantaranya
kesesuaian antara materi dengan SAP/GBPP, kesiapan dosen dalam memberikan kuliah,
ketersediaan peralatan, kenyamanan ruangan dan pemberian penilaian.
Monev Pendidikan dilakukan setiap tiga bulan, dan laporan Monev dibahas pada rapat
Prodi (tiap dua minggu), dan rapat Pengelola Sekolah Tinggi Manajemen (tiap minggu). Hal-
hal yang tidak sesuai dengan standar mutu harus dilakukan tindakan koreksi oleh Prodi.
2. Penelitian
Pada tingkat Sekolah Tinggi, pemenuhan standar penelitian diawali dengan menyusun
agenda penelitian melalui Research Center and Case Clearing House (RC-CCCH) dan
selanjutnya disahkan dan ditetapkan oleh Ketua Sekolah Tinggi. RC-CCCH tersebut
menetapkan sejumlah bidang prioritas untuk beberapa tahun ke depan, beserta program,
sasaran dan indikator keberhasilannya.
Monitoring atau evaluasi telah dilakukan dengan mengadakan seminar atau lokakarya
tentang perkembangan pelaksanaan penelitian yang diadakan setiap satu kali periode
penelitian sehingga para dosen peneliti mendapat masukan yang bermanfaat bagi
pencapaian tujuan dan target penelitiannya.
Dengan prinsip perbaikan terus-menerus, pelaksanaan penelitian dapat diperbaiki sesuai
dengan standar yang ditetapkan atau jika kendala terlalu besar perlu diadakan peninjauan
kembali agenda, tujuan, roadmap dan atau target capaian yang ada. Bila perlu maka
dilakukan perbaikan atau bahkan perubahan agenda penelitian untuk periode yang akan
datang.
2. Pengabdian kepada Masyarakat
Pengabdian kepada masyarakat merupakan unsur pelaksana dilingkungan Sekolah Tinggi
Manajemen PPM untuk menyelenggarakan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan
ikut mengusahakan sumber daya yang diperlukan masyarakat serta mengendalikan
administrasi sumber daya yang diperlukan.
Evaluasi kegiatan pengabdian kepada masyarakat pada dasarnya tidak berdiri sendiri tetapi
membutuhkan kegiatan lain, yaitu monitoring. Monitoring dan evaluasi merupakan dua
kegiatan yang saling melengkapi. Dengan monitoring dan evaluasi dapat diketahui berbagai
hal yang menyangkut perencanaan, proses pelaksanaan, dan hasil yang dicapai maupun
dampak yang timbul.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh Unit Pengabdian kepada
Masyarakat (yang berada dibawah Wakil Ketua Bidang Akademik) secara sinergis
melibatkan dosen/mahasiswa, masyarakat dan lembaga diharapkan dapat menimbulkan
dampak yang positif.
Monev terhadap kegiatan pengabdian kepada masyarakat dilakukan pada setiap proyek
pengabdian kepada masyarakat.
4. Sarana prasarana
Untuk pemenuhan standar sarana prasarana Sekolah Tinggi Manajemen PPM menetapkan
langkah yaitu sosialisasi standar sarana prasarana seluruh sivitas akademika, terutama
pihak pengurus yayasan, Program Studi, dan unit-unit kerja yang yang berkaitan dengan
prasarana sarana. Kegiatan sosialisasi dilaksanakan oleh Tim Penjaminan Mutu Sekolah
Tinggi Manajemen PPM bekerjasama dengan Tim Penjaminan Mutu yang berada di Sekolah
Tinggi (BPM), dan Program Studi (GJM). Monev sarana dan prasara dilaksanakan setahun
sekali.
Standar sarana prasarana yang ada telah memenuhi persyaratan teknis dan peraturan
bangunan, serta kesehatan lingkungan. Universitas juga memperhatikan keamanan dan
kenyamanan mahasiswa di dalam ruang kuliah, diperpustakaan, dan laboratorium.
5. Keuangan
Pembiayaan pada Sekolah Tinggi Manajemen PPM tidak hanya diperuntukkan bagi kegiatan
pembelajaran saja melainkan juga untuk kegiatan penelitian dan pengabdian kepada
masyarakat, serta untuk kesejahteraan Dosen, Tenaga Kependidikan dan mahasiswa.
Standar mutu kegiatan pengelolaan keuangan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM disusun
berdasarkan PROGRAM STUDIAKI (Peraturan dan Standar Akuntansi Indonesia), dengan
mengacu kepada sasaran yang ingin dicapai oleh setiap kegiatan. Dengan demikian, setiap
kegiatan dapat dipertanggungjawabkan sejak dari perencanaan, pelaksanaan dan
pelaporannya.
Monitoring dan Evaluasi (Monev) terhadap keuangan Sekolah Tinggi Manajemen dilakukan
sebagai pengendalian atas pelaksanaan kegiatan dan melibatkan alokasi anggaran dalam
satuan anggaran tertentu sesuai dengan tujuan dan sasaran kegiatan. Evaluasi dilakukan
terhadap kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan kegiatan dan anggaran yang
mendukung kegiatan. Monev dilakukan setiap tiga bulan sekali (3) berdasarkan laporan
keuangan yang dikeluarkan oleh bagian Akuntansi Sekolah Tinggi Manajemen PPM
(terpusat). Selain Monev, keuangan Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga diaudit secara
internal oleh Satuan Pengawas Internal (SPI), dan secara eksternal oleh Kantor Akuntansi
Publik Tjahjadi dan Tamara secara periodeik setahun sekali.
6.Manajemen
Manajemen merupakan langkah dinamis dan sistematis menuju pencapaian tujuan dengan
menggunakan dukungan sumber daya yang tersedia (sumberdaya manusia, bahan,
peralatan, metode kerja, modal dan potensi pasar). Kegiatan manajemen pada Sekolah
Tinggi Manajemen PPM mencakup planning, organizing, staffing, leading, dan controlling.
Tujuan dalam manajemen pendidikan tinggi memiliki target yang bergerak yang ditetapkan
dengan melihat tuntutan kebutuhan internal dan eksternal serta kesiapan sumber daya
yang dimiliki. Sehubungan dengan hal itu, pengembangan manajemen perlu disertai
dengan upaya penguatan terus-menerus sumberdaya yang dimiliki sehingga dapat
mendukung pencapaian tujuan secara berkelanjutan.
Monev terhadap manajemen di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dilakukan dengan
memantau dan mengevaluasi pelaksanaan rencana kerja tahunan dan pencapaian sasaran-
sasaran yang telah ditetapkan pada RENOP atau RKAPB yang dilakukan setiap tiga bulan
melalui pelaporan yang dibuat oleh unit-unit kerja di Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
Apabila terjadi penyimpangan terhadap rencana, maka pimpinan unit kerja harus
melakukan tindakan koreksi. Dan hasil tindakan koreksi harus dilaporkan pada periode
pelaporan berikutnya.
1.5. Perbaikan Standar Mutu PPM Manajemen
Laporan audit KO-AMAI diserahkan kepada Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM atau
Program Studi untuk ditindaklanjuti apabila ditemukan Ketidaksesuaian (KTS). Ketidaksesuaian
adalah temuan auditor terhadap pelaksanaan yang tidak sesuai dengan yang direncanakan dan
KTS tersebut digolongkan berdampak terhadap penjaminan mutu. Laporan auditor memuat
analisis penyebab-penyebab terjadinya KTS. Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM atau
Program Studi harus mencari cara untuk memecahkan KTS dengan melakukan workshop atau
konsultasi dengan BPM atau Gugus Jaminan Mutu. Kemudian, pimpinan melaksanakan
rekomendasi yang dihasilkan dari kegiatan tersebut (action).
Selain dari langkah pemantauan yang memang harus dilakukan, proses penjaminan mutu
menuntut adanya suatu proses perbaikan yang didahului oleh proses evaluasi diri yang perlu
dilakukan secara berkala. Evaluasi diri ini dimaksudkan untuk mengkaji kembali faktor-faktor
yang terkait dengan perbaikan berkelanjutan yang menentukan keberhasilan dari sistem
penjaminan mutu yang dilakukan secara operasional. Proses perbaikan mutu akan melibatkan
langkah-langkah sistematis sebagai berikut: Identifikasi masalah
Langkah ini menentukan kegiatan yang akan dievaluasi, sasaran yang diharapkan, jadwal
kegiatan, mendefinisikan dengan rinci apa yang dikerjakan, langkah-langkah yang perlu
dilakukan, cara pemantauan dan evaluasi yang terfokus dan dapat dikerjakan. Menentukan status saat ini dari kegiatan yang diamati
Langkah ini dilakukan melalui Evaluasi Diri dan ditujukan untuk mempelajari masalah
yang ada dan untuk memperoleh data yang terkait dengan masalah yang dikaji. Mengkaji masalah secara mendalam untuk menentukan penyebab serta langkah-
langkah koreksi yang perlu dilakukan
Diskusi dengan pihak pihak lain yang terlibat dalam penjaminan mutu dapat dilakukan
untuk meluaskan kemungkinan-kemungkinan perbaikan. Melakukan perbaikan.
Perbaikan ditujukan untuk mengembalikan kegiatan sesuai dengan yang direncanakan. Memantau hasil perbaikan.
Pemantauan dilakukan dengan cara membandingkan hasil dengan apa yang
direncanakan. Hasil komparasi yang diperoleh dapat digunakan untuk melihat apakah
koreksi yang dilakukan sudah berhasil mengembalikan kegiatan sesuai dengan apa yang
direncanakan atau harus dicari suatu alternatif solusi yang lebih baik.
Implementasi perbaikan.
Pada saat solusi yang diajukan sudah berhasil menyelesaikan masalah yang ada, maka
langkah yang sudah diambil dapat dijadikan standar untuk dipergunakan kemudian hari.
BAB 2
STANDAR PENDIDIKAN
2.1. Standar Kompetensi Lulusan
2.1.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Kompetensi menurut Keputusan Menteri Pendidikan Nasional No. 045/U/2002 adalah
seperangkat tindakan cerdas, penuh tanggung jawab yang dimiliki seseorang sebagai syarat
untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas di bidang
pekerjaan tertentu.
Standar kompetensi lulusan menurut Pasal 25 ayat 1 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, digunakan sebagai pedoman penilaian dalam
penentuan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan. Pada ayat 2 pasal tersebut
dinyatakan bahwa standar kompetensi lulusan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 meliputi
kompetensi untuk seluruh mata kuliah atau kelompok mata kuliah. Kompetensi lulusan
tersebut mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Selanjutnya, Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
Pasal 26 ayat 4 menyatakan bahwa standar kompetensi lulusan pada jenjang pendidikan
tinggi bertujuan untuk mempersiapkan peserta didik menjadi anggota masyarakat yang
berakhlak mulia, memiliki pengetahuan, keterampilan, kemandirian, dan sikap untuk
menemukan, mengembangkan, serta menerapkan ilmu, teknologi, dan seni, yang
bermanfaat bagi kemanusiaan. Pada Pasal 27, dinyatakan bahwa standar kompetensi
lulusan pendidikan tinggi ditetapkan oleh masing-masing perguruan tinggi. Kerangka
kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) telah diatur oleh Peraturan Presiden No 8 tahun 2012
dan Permendikbud No 73 tahun 2013.
Berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia No.
44 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi, standar kompetensi lulusan
merupakan kriteria minimal tentang kualifikasi kemampuan lulusan yang mencakup sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dinyatakan dalam rumusan capaian pembelajaran
lulusan. Adapun standar kompetensi lulusan yang dinyatakan dalam rumusan capaian
pembelajaran lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar isi
pembelajaran, standar proses pembelajaran, standar penilaian pembelajaran, standar dosen
dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana pembelajaran, standar pengelolaan
pembelajaran, dan standar pembiayaan pembelajaran. Rumusan capaian pembelajaran
lulusan wajib mengacu pada deskripsi capaian pembelajaran lulusan Kerangka Kualifikasi
Nasional Indonesia (KKNI) dan memiliki kesetaraan dengan jenjang kualifikasi pada KKNI.
Adapun Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI) telah diatur oleh Peraturan Presiden
No. 8 Tahun 2012 dan Permendikbud No. 73 Tahun 2013.
2.1.2. Landasan Ideal
Berdasarkan pengertian dan ruang lingkup kompetensi seperti yang dijelaskan sebelumnya,
maka :
1. Setiap program studi harus merumuskan standar mutu dan kompetensi lulusan
berdasarkan spesifikasi/identitas program studi dan rumusan kompetensi yang telah
ditetapkan;
2. Standar mutu lulusan harus dapat dicapai melalui implementasi kurikulum yang telah
ditetapkan dan penciptaan atmosfir akademik yang kondusif;
Kompetensi lulusan setiap jenjang pada setiap program studi harus mengacu pada
Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia (KKNI). 2.1.3 Langkah Pencapaian
Untuk memastikan kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi institusi dan Program Studi,
perencanaan, pengembangan dan pemutakhiran kurikulum juga merujuk pada dua dokumen
penting yaitu dokumen Pedoman Akademik No. PA-BPM-PPM-01 mengenai Peraturan
Akademik bidang Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01 mengenai standar akademik dan KA-
BPM-PPM-01 mengenai kebijakan akademik yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi
Manajemen PPM No. 023/Ket-STM/6/13 Tahun 2013 mengenai Pedoman Akademik Sekolah
Tinggi Manajemen PPM dan dokumen Rencana Strategis Sekolah Tinggi Manajemen PPM
2010-2014 (dan 2015-2019) yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM
No. 021/Ket-STM/8/10 Tahun 2010 mengenai Pedoman Penyusunan Rencana Strategis
Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
Sistem pengendalian mutu pembelajaran, termasuk monitoring, evaluasi dan pemanfaatannya
merujuk pada dokumen yang sama dengan kegiatan penyusunan dan pengembangan
kurikulum, serta monitor evaluasinya, yaitu dokumen Pedoman Akademik Akademik No. PA-
BPM-PPM-01 mengenai Peraturan Akademik bidang Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01
mengenai Standar Akademik bidang Pendidikan dan No. KA-BPM-PPM-01 mengenai
Kebijakan Akademik bidang Pendidikan Tahun 2013 dan dokumen Pedoman Pengembangan
Kurikulum No.030/ SK/Ket-STM/03/09, terdapat dua prosedur operasi standar yang menjadi
panduan kegiatan monitoring dan evaluasi pengembangan kurikulum Program Studi termasuk
sistem pembelajarannya. Pertama adalah prosedur operasi standar penyusunan,
pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum, dan kedua adalah prosedur operasi standar
monitor dan evaluasi penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum.
Gambar 1. menunjukkan bahwa seluruh kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi yang
diselenggarakan di STM PPM saling terkait. Hasil penelitian dan hasil Pengabdian kepada
Masyarakat dapat berbentuk bahan ajar dan metode belajar yang akan meningkatkan
efektivitas penyelenggaraan kegiatan pembelajaran. Ketua Program Studi dan dosen dibantu
oleh wali kelas, pembimbing akademik, mentor, dan konselor akan memastikan bahwa
mahasiswa dapat mencapai sasaran pembelajarannya (CPL; capaian pembelajaran). Sebagai
contoh Setiap mahasiswa program mendapatkan mentoring dari mentor yang adalah dosen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM untuk membantu membangun hard dan soft competencies.
Mahasiswa juga mendapatkan satu orang pembimbing akademik yang berperan untuk
mengarahkan mahasiswa dalam pemilihan konsentrasi jurusan maupun pengarahan karir.
Selain seorang mentor dan pembimbing akademik, Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga
memfasilitasi mahasiswa untuk berkonsultasi secara pribadi dengan seorang konselor.
Konseling dapat diikuti oleh mahasiswa di Bagian Pembinaan
Gambar 1.
Integrasi Kegiatan Tridharma Pendidikan Tinggi
Setiap mahasiswa, khususnya mahasiswa Program Sarjana dibuatkan profile mahasiswa yang
masing-masing terdiri dari salah satu soft competencies yang dikembangkan di PPM serta
saran untuk pengembangannya. Adapun soft competencies yang dimaksud adalah Percaya Diri
(Self Confidence), Membina Hubungan Pribadi (Relationship Building), Kepemimpinan Tim
(Team Leadership), Semangat Bertumbuh (Passion for Growth), Kemampuan Berkomunikasi
(Communication skill). Gambar 2. menunjukkan pihak yang terlibat dalam kegiatan mentoring
mahasiswa dan koordinasi di antaranya.
.
Gambar 2.
Struktur Organisasi dan Garis Koordinasi Kegiatan Mentoring Mahasiswa
Proses pembelajaran yang dialami mahasiswa bukan hanya berasal dari interaksi dengan
para dosen saja melainkan juga melalui:
a) Diskusi kelompok yang merupakan pertukaran informasi dan wawasan mahasiswa
dalam membahas konteks pembelajaran;
b) Diskusi dengan praktisi yang terkemuka di bidangnya dan di industrinya;
c) Pembahasan kasus berisi latihan menganalisis berbagai situasi dan masalah
manajemen yang akan dihadapi mahasiswa dalam dunia nyata. Pembahasan kasus
dilakukan mahasiswa secara perorangan atau kelompok didalam maupun diluar kelas;
d) Simulasi merupakan permainan bisnis atau permainan peran yang dapat memberikan
kesempatan pada mahasiswa untuk mencobakan keputusan atau perilaku tertentu
kemudian merasakan dampak atau resikonya; dan
e) Tugas kelompok yang memberi kesempatan pada mahasiswa untuk dapat
bekerjasama dengan rekan yang mempunyai keahlian dan pengalaman yang berbeda
dalam kelompok kecil.
Konselor Ketua Program
Studi
Sekolah Tinggi
Manajemen
Badan
Penjaminan
Mutu
Wali Kelas
Mentor
Pembimbing
Akademik
Manajer Pembinaan dan
Penempatan Mahasiswa
Ketua Program
Pasca Sarjana
Wali Kelas
Mentor
Pembimbing
Akademik
Ketua Program
Studi
Ketua Program
Sarjana
2.1.4 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Program Studi menghasilkan lulusan
bermutu baik sesuai dengan KKNI
1. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi
Manajemen PPM memiliki rumusan
kualifikasi lulusan yang mencakup aspek
sikap, pengetahuan, dan keterampilan
dan sudah dituangkan di capaian
pembelajaran lulusan
2. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi
Manajemen PPM memiliki dan
melaksanakan capaian pembelajaran
lulusan yang telah mengacu pada
deskripsi capaian pembelajaran lulusan
KKNI dan memilki kesetaraan dengan
jenjang kualifikasi pada KKNI
3. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi
Manajemen PPM memiliki dan
melaksanakan pemenuhan aspek
pengetahuan dan keterampilan umum
serta keterampilan khusus sesuai jenjang
pendidikan seperti yang dituangkan di
lampiran PERMENRISTEKDIKTI No. 44
Tahun 2015
4. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif
(IPK) lulusan S1 (dalam tiga tahun
terakhir) minimal 3,00
5. Rata-rata Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
lulusan S2 (dalam tiga tahun terakhir)
minimal 3,50
6. Rata-rata masa studi mahasiswa
Program Studi S1 maksimal 4 tahun (8
semester) dalam tiga tahun terakhir
7. Rata-rata masa studi mahasiswa Program
Studi S2 maksimal 2 tahun (4 semester)
dalam tiga tahun terakhir
8. Persentase mahasiswa mengundurkan
diri atau DO untuk semua Program Studi
adalah <= 6%
9. Persentase kelulusan tepat waktu untuk
semua Program Studi >=50%
10. Rata-rata masa tunggu kerja pertama
dari lulusan semua Program Studi kurang
dari 6 bulan.
11. Kesesuaian bidang kerja dari lulusan
semua Program Studi dengan bidang
studi lebih dari 50%.
12. Lebih dari 50% Lulusan Program Studi S2
STM PPM menguasai bahasa Inggris
secara aktif (active English proficiency)
setara dengan TOEFL lebih dari 500.
13. 50% Lulusan memiliki kemampuan
penggunaan teknologi informasi dan
komunikasi dengan kategori sangat baik.
14. 50% Lulusan memiliki integritas (moral
dan etika) dan profesionalisme, serta
mampu bekerjasama dalam tim dan
memiliki kemampuan pengembangan
diri dalam kategori sangat baik.
15. Terdapat upaya yang signifikan dari STM
PPM terhadap peningkatan prestasi
mahasiswa dalam bidang akademik
maupun non akademik yaitu melalui
bimbingan peningkatan prestasi
mahasiswa, penyediaan dana, dan
pemberian kesempatan untuk
berprestasi yang dilakukan secara
terprogram
16. Pencapaian prestasi mahasiswa di tingkat
propinsi/ wilayah, nasional, dan
internasional Skor NPMHS >= 4
NA = Jumlah penghargaan tingkat propinsi/wilayah
NB = Jumlah penghargaan tingkat nasional
NC = Jumlah penghargaan tingkat internasional
N = Jumlah semua Program Studi.
NPMHS =
(2 x NA + 3 x NB + 4 x NC) / N
Standar Mutu yang ditetapkan STM PPM
NPMHS >= 4
2.2. Standar Isi Pembelajaran
2.2.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar Isi Pembelajaran adalah standar tentang kurikulum yang diberlakukan oleh suatu
penyelenggara pendidikan. Ruang lingkup standar isi juga mencakup materi dan kompetensi
sehingga standar isi Pembelajaran sangat erat terkait dengan standar-standar lain seperti
Standar Proses Pembelajaran, Standar Kompetensi Lulusan, Standar Penilaian, dan lain-lain.
Kurikulum pendidikan tinggi seperti yang tercantum pada UU No. 12 tahun 2012 pasal 35
ayat (1) tentang Pendidikan Tinggi, merupakan seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan ajar serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tinggi. Dalam
ayat (2) dinyatakan bahwa Kurikulum Pendidikan Tinggi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dikembangkan oleh setiap perguruan tinggi dengan mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan Tinggi untuk setiap Program Studi yang mencakup pengembangan kecerdasan
intelektual, akhlak mulia, dan keterampilan.
Standar Isi merupakan Standar wajib berdasarkan PP No. 19/2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan, Pasal 5, 9, 15, 17 ayat 4, dan 18. Selain itu, Landasan penyusunan Standar Isi
adalah Keputusan Mendiknas No. 232/U/2000 Tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum
Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil Belajar Mahasiswa dan Keputusan Mendiknas No.
045/U/2002 Tentang Kurikulum Inti Pendidikan Tinggi. Secara umum, Standar Isi mencakup
lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang
dan jenis pendidikan tertentu (lihat Standar Kompetensi Lulusan). Cakupan Standar Isi
adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum, beban belajar, kurikulum, dan kalender
akademik.
Standar isi merupakan standar wajib berdasarkan PP No. 19/2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan dan berdasarkan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, Dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi. Selain
itu, landasan penyusunan manual mutu isi pembelajaran adalah Keputusan Mendiknas No.
232/U/2000 tentang Pedoman Penyusunan Kurikulum Pendidikan Tinggi dan Penilaian Hasil
Belajar Mahasiswa dan Keputusan Mendiknas No. 045/U/2002 tentang Kurikulum Inti
Pendidikan Tinggi. Secara umum, standar isi pembelajaran mencakup lingkup materi dan
tingkat kompetensi untuk mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan
tertentu. Cakupan standar isi pembelajaran adalah kerangka dasar dan struktur kurikulum
serta isi kurikulum.
2.2.2. Landasan Ideal
Secara berjenjang, tujuan pembelajaran yang diselenggarakan Sekolah Tinggi Manajemen
PPM harus mengacu pada tujuan Sekolah Tinggi Manajemen PPM yang telah dirumuskan
dan ditetapkan (dicakup pada Standar Identitas), dengan memperhatikan keunggulan
akademik dan Pola Ilmiah Pokok. Oleh karena itu, penting artinya tujuan pembelajaran ini
dirumuskan secara cermat dan berjenjang mulai dari tingkat sekolah tinggi hingga
dipetakan pada tujuan pembelajaran kurikulum Program Studi dan kompetensi setiap
materi pada setiap mata kuliah. Kriteria Standar Isi Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus
melebihi kriteria yang ditetapkan Standar Nasional Pendidikan.
Kriteria Standar Isi Program Studi di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus
menunjukkan dan memiliki:
1. Kesesuaian kurikulum dengan visi dan misi Program Studi; 2. Peta kurikulum; 3. Urutan materi pembelajaran dalam peta kurikulum; 4. Urutan pelaksanaan kegiatan pembelajaran dalam kurikulum dibandingkan
dengan petakurikulum; 5. Kesesuaian keahlian dan pendidikan dosen dengan materi pembelajaran yang
diajarkan; 6. Mekanisme yang efektif untuk menjamin relevansi kurikulum; Fleksibilitas
matakuliah pilihan; 7. Kesesuaian praktikum atau kegiatan pembelajaran lain di luar kelas; 8. Kecukupan modul, peralatan dan bahan pendukung lain dalam penyelenggaraan
praktikum.
Standar isi kurikulum yang disusun oleh masing-masing Program Studi di STM PPM harus
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi (SNPT) dan yang melampaui Standar
Nasional Pendidikan Tinggi untuk dijadikan pedoman dalam pengembangan kurikulum
Program Studi.
Berikut adalah rangkuman standar isi kurikulum yang sesuai dengan Standar isi yang sesuai
dengan Standar Nasional Pendidikan Tinggi dan yang melampaui Standa Nasional Pendidikan
Tinggi untuk dijadikan pedoman pengembangan kurikulum Program Studi sebagai berikut:
Tabel. Perbandingan Standar Isi Kurikulum
Standar Isi Sesuai Standar
Nasional Pendidikan Tinggi
Standar Isi Yang Melampaui Standar Nasional
Pendidikan Tinggi
1. Struktur kurikulum 1 Kesesuaian kurikulum dengan visi
misi Program Studi
2. Cakupan kurikulum 2 Ketersediaan peta kurikulum
3. Relevansi kurikulum 3 Urutan mata kuliah dalam peta
kurikulum
4. Beban kredit kurikulum 4 Urutan pelaksanaan mata kuliah
dalam kurikulum dibandingkan
dengan peta kurikulum
5. Integrasi kurikulum 5 Kesesuaian keahlian dosen dengan
mata kuliah yang diajarkan
6. Fleksibilitas kurikulum 6 Relevansi peninjauan kurikulum
7 Fleksibilitas mata kuliah pilihan
8 Kesesuaian praktikum
9 Kecukupan modul praktikum
2.2.3. Langkah Pencapaian
Secara berkala, kurikulum disempurnakan sehingga terjaga relevansi dan kemutakhirannya
sesuai masukan dari empat sumber yaitu, (1) hasil evaluasi mahasiswa program berjalan, (2)
perusahaan-perusahaan perekrut, (3) analisis perubahan lingkungan eksternal di Indonesia dan
Asia Tenggara, dan (4) alumni. Rapat evaluasi dan penyempurnaan kurikulum dilakukan oleh
Team Kurikulum setiap dua tahun sekali. Pada saat pelaksanaan rapat kurikulum terlibat pula
penanggung-jawab atau pengampu mata kuliah yaitu staf senior yang berperan menjaga
efektifitas setiap mata kuliah.
Sesuai dengan Pedoman Akademik No. PA-BPM-PPM-01 mengenai Peraturan Akademik bidang
Pendidikan, No. SA-BPM-PPM-01 mengenai standar akademik dan KA-BPM-PPM-01 mengenai
kebijakan akademik yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No.
023/Ket-STM/6/13 Tahun 2013 mengenai Pedoman Akademik Sekolah Tinggi Manajemen dan
dokumen Pedoman Pengembangan Kurikulum No. PDM-KUR-BPM-PPM-15 Tahun 2009,
terdapat dua prosedur operasi standar yang menjadi panduan kegiatan monitoring dan evaluasi
pengembangan kurikulum Program Studi. Pertama adalah prosedur operasi standar
penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran kurikulum (Gambar 3), dan kedua adalah
prosedur operasi standar monitor dan evaluasi penyusunan, pengembangan, dan pemutakhiran
kurikulum (Gambar 4 dan Gambar 5).
Gambar 3.
Prosedur Operasi Standar Penyusunan, Pengembangan, dan Pemutakhiran Kurikulum
Ketua Sekolah Tinggi menugaskan
Waket 1 melakukan penyusunan,
pengembangan, dan pemutakhiran
kurikulum
Tim melakukan penyusunan,
pengembangan, dan
pemutakhiran kurikulum
Tim menyerahkan draf rancangan
kurikulum yang terdiri atas profil
lulusan, kompetensi lulusan, bahan
kajian dan struktur kurikulum
berdasarkan hasil analisis SWOT dan
KKNI oleh Ketua Program Studi untuk
kurikulum tingkat Program Studi
Ketua Program Studi
mengevaluasi,
menyempurnakan, memberi
kode mata kuliah, membuat blok
program
Koordinator Pengembangan
Tridharma menyerahkan kepada
Waket 1 untuk dievaluasi terkait
anggaran
Waket 1 membentuk tim
penyusunan, pengembangan, dan
pemutakhiran kurikulum yang
diketahui oleh Koordinator
Pengembangan Tridarma
Waket 1 menyerahkan kepada
Ketua Sekolah Tinggi Manajemen
PPM untuk pengesahan
Gambar 4.
Prosedur Operasi Standar Persiapan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan, Pengembangan,
dan Pemutakhiran Kurikulum
Gambar 5.
Prosedur Operasi Standar Pelaksanaan Monitoring dan Evaluasi Penyusunan, Pengembangan,
dan Pemutakhiran Kurikulum
Ketua Sekolah Tinggi
berkoordinasi dengan
Koordinator Badan Penjaminan
Mutu menugaskan Waket 1
untuk membentuk Tim
Monitoring dan Evaluasi
Kurikulum
Waket 1 membentuk Tim
Monitoring dan Evaluasi
Kurikulum. Menetapkan salah
satu dosen tetap menjadi ketua
Tim
Ketua Tim Monitoring
dan Evaluasi Kurikulum
menyusun jadwal
Ketua Tim Monitoring dan
Evaluasi Kurikulum
memberitahukan jadwal-jadwal
monitoring dan evaluasi kepada
Ketua Program Studi dan para
Ketua Kelompok Keahilain
PELAKSANAAN
Tim Monev melakukan
monitoring dan evaluasi terkait
komponen-komponen berikut :
pengajar (dosen), peserta
(mahasiswa), bahan ajar,
metode belajar-mengajar, alat
bantu mengajar, lingkungan
pembelajaran
Tim Monev menyusun
laporan sesuai format yang
sudah ditentukan
Tim Monev mengirimkan
laporan pada ketua Program
Studi dan para Ketua
Kelompok Keahlian
Tim Monev mempresentasikan
hasil monitoring dan evaluasi
pada Ketua Program Studi,
Ketua Kelompok Keahlian, dan
dosen dihadiri oleh Ketua
Sekolah Tinggi atau Waket 1
Tim Monev meminta
pengesahan laporan dari
Ketua Sekolah Tinggi
Manajemen PPM
Laporan yang sudah disahkan
dikirim ke Koordinator Badan
Penjaminan Mutu
2.2.4. Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Program Studi memiliki dokumen
kurikulum yang dimutahirkan secara
periodik dan beriorientasi ke depan
sesuai dengan visi, misi, tujuan dan
sasaran Program Studi
1. Terdapat dokumen formal yang
mencakup (a). Kebijakan, (b). Peraturan,
(c). Pedoman atau buku panduan yang
memfasilitasi Program Studi untuk
melakukan perencanaan,
pengembangan, dan pemutakhiran
kurikulum secara berkala
2. Terdapat unit atau lembaga khusus yang
berfungsi untuk mengkaji dan
mengembangkan sistem serta mutu
pembelajaran, melaksanakan fungsinya
dengan baik serta hasilnya dimanfaatkan
oleh institusi, dalam hal ini Sekolah
Tinggi Manajemen PPM memiliki Unit
Pengembangan Tri Dharma
3. Kurikulum memuat jabaran kompetensi
lulusan secara lengkap (kompetensi
utama, kompetensi pendukung, dan
kompetensi lain), serta berorientasi ke
depan sesuai dengan visi, misi, tujuan
dan sasaran Program Studi.
4. Kurikulum mencantumkan matriks/peta
kurikulum (standar kompetensi versus
mata kuliah)
5. Seluruh mata kuliah (kuliah dan
praktikum) dilengkapi dengan silabus
mata kuliah yang selalu dimutahirkan.
6. Program Studi melakukan peninjauan
kurikulum minimal 2 tahun sekali
dengan melibatkan/mempertimbangkan
masukan dan pemangku kepentingan
internal dan eksternal, serta
dimutahirkan dengan perkembangan
keilmuan dan teknologi di bidangnya.
7. Lebih dari 95% mata kuliah dilengkapi
dengan deskripsi mata kuliah, silabus dan
SAP.
8. Persentase mata kuliah yang dalam
penentuan nilai akhirnya memberikan
bobot pada tugas-tugas
praktiku /praktek, PR atau akalah 50% dibandingkan dengan jumlah total
mata kuliah wajib dan pilihan.
9. Fleksibilitas mata kuliah pilihan, jika
a. Program Magister Bobot mata kuliah
piliha SKS da yang disediakan/
dilaksanakan > 3.0 x SKS mk pilihan
yang harus diambil
b. Program Sarjana Jika BMKP 9 sks (Bobot mata kuliah pilihan) dan yang
disediaka / dilaksa aka kali sks mata kuliah pilihan yang harus
diambil, maka skor = 4.
10. Materi kuliah disusun oleh kelompok
dosen dalam satu bidang ilmu, dengan
memperhatikan masukan dari dosen lain
atau dari pengguna lulusan.
11. Terdapat dua bentuk kegiatan yaitu
Pengembangan perilaku
kecendekiawanan (kemampuan untuk
menanggapi dan memberikan solusi
pada masalah masyarakat dan
lingkungan).
Bentuk kegiatan antara lain dapat
berupa:
1. Kegiatan penanggulangan kemiskinan.
2. Pelestarian lingkungan.
3. Peningkatan kesejahteraan
2 Program Studi menentukan dosen
pembimbing akademik bagi setiap
mahasiswa dan melakukan proses
pengendalian pembimbingan
akademik mahasiswa setiap
semester
1. Program Studi memiliki mekanisme
penunjukan dosen pembimbing
akademik dan monitoring proses
pembimbingan.
2. Rata-rata jumlah pertemuan mahasiswa
per dosen pembimbing akademik
minimal 8 kali per semester
3 Program Studi menentukan dosen
pembimbing tugas akhir bagi setiap
mahasiswa dan melakukan proses
pengendalian penyelesaian tugas
akhir mahasiswa
1. Program Studi memiliki mekanisme
pembentukan dosen pembimbing tugas
akhir dan pengendalian penyelesaian
tugas akhir.
2. Seluruh dosen pembimbing tugas akhir
Program Studi S1 berpendidikan minimal
S2 dan sesuai dengan bidang
keahliannya.
3. Jabatan akademik (fungsional) dosen
sebagai ketua pembimbing tesis, semua
ketua pembimbing adalah doktor, dan
perse tase a g berpa gkat guru besar 20%.
4. Jumlah mahasiswa per dosen
pembimbing tugas akhir S1 maksimal 4
orang per angkatan.
5. Jumlah maksimum mahasiswa yang
dibimbing oleh seorang dosen
pembimbing utama tesis. Dalam hal
jumlah mahasiswa bimbingan, penilaian
berdasarkan expert judgment adalah 3
mahasiswa per tahun
6. Jumlah maksimum mahasiswa yang
dibimbing oleh seorang dosen
pembimbing baik sebagai ketua
pembimbing (pembimbing utama) dan
anggota adalah 6 mahasiswa per tahun
7. Rata-rata jumlah pertemuan /
pembimbingan selama penyelesaian
tugas akhir minimal 8 kali.
8. Rata-rata penyelesaian tugas akhir S1
mahasiswa maksimal 6 bulan.
9. Rata-rata lama penyelesaian tugas
akhir/tesis adalah maksimal 12 bulan
(rata-rata selama tiga tahun terakhir)
10. Rencana penelitian tesis dinilai oleh
komisi pembimbing dan dievaluasi oleh
suatu forum ilmiah terbuka.
11. Hasil penelitian tesis disajikan dalam
seminar nasional atau internasional
12. Tim penguji tesis terdiri dari komisi
pembimbing dan penguji dari luar komisi
pembimbing yang bidangnya sesuai
dengan topik tesis.
4 Program Studi menerapkan
kebijakan dan memiliki program
tentang peningkatan suasana
akademik yang baik
1. Program Studi memiliki program
peningkatan suasana akademik dalam
rencana operasional.
2. Terdapat dokumen formal yang lengkap
mencakup informasi tentang otonomi
keilmuan, kebebasan akademik,
kebebasan mimbar akademik, serta
dilaksanakan secara konsisten.
3. Terdapat sistem pengembangan suasana
akademik yang kondusif bagi pebelajar
untuk meraih prestasi akademik yang
maksimal berupa dalam bentuk:
(1) kebijakan dan strategi
(2) program implementasi yang terjadwal
(3) pengerahan sumber daya
(4) monitoring dan evaluasi
(5) tindak lanjut untuk langkah perbaikan
secara berkelanjutan
4. Program Studi menyelenggarakan
kegiatan yang dapat mendorong ke arah
peningkatan suasana akademik (seperti
seminar, simposium, lokakarya, atau
bedah buku) minimal sekali dalam
setahun.
2.3. Standar Proses Pembelajaran
2.3.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar Proses Pembelajaran Sekolah Tinggi Manajemen PPM adalah keseluruhan tolok
ukur pencapaian pada siklus penjaminan mutu tentang seluruh penyelenggaraan proses
pembelajaran. Tujuan penetapan standar ini adalah menjamin pemenuhan dan pencapaian
mutu seluruh proses pembelajaran agar mencapai tujuan mutu pembelajaran. Standar
Proses Pembelajaran Sekolah Tinggi Manajemen PPM mengacu kepada PP No. 19 Tahun
2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan/ SNP, BAN-PT, dan ketentuan atau prosedur lain
yang dianggap dapat mendukung proses pembelajaran yang baik.
Penerapan karakteristik/ spesifikasi kualifikasi lulusan harus jelas, tegas dan dapat diukur
derajat pencapaiannya serta harus relevan (sesuai) dengan kebutuhan. Karakteristik ini
ditentukan dari proses pengajaran dan proses evaluasi hasil pengajaran itu sendiri yang
merupakan bagian dari lingkup proses pembelajaran di PPM Manajemen.
Lingkup Standar Proses Pembelajaran meliputi perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran, evaluasi hasil pembelajaran, pelaporan hasil evaluasi pelaksanaan
pembelajaran dan sarana/ prasarana pembelajaran. Setiap proses yang ada di lingkup ini
memiliki parameter dan ditentukan standarnya agar memudahkan pengukuran disaat
proses audit berlangsung.
Pembelajaran dalam pasal 1 butir 20 UU.No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional adalah proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Di dalam lingkungan perguruan tinggi, interaksi tersebut terjadi antara
mahasiswa dengan dosen. Dalam proses pembelajaran yang berpusat pada mahasiswa terjadi
proses perubahan dalam empat ranah, yang disebut ranah kognitif, yaitu kemampuan
berkenaan dengan pengetahuan, penalaran atau pikiran; ranah afektif yaitu kemampuan yang
mengutamakan perasaan, emosi dan reaksi-reaksi yang berbeda berdasarkan penalaran,
misalnya penerimaan, partisipasi, penentuan sikap; ranah psikomotorik yaitu kemampuan
yang mengutamakan keterampilan jasmani, misalnya kreativitas; ranah kooperatif yaitu
kemampuan untuk bekerja sama.
Proses pembelajaran menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah
mencakup karakteristik proses pembelajaran, perencanaan proses pembelajaran, pelaksanaan
proses pembelajaran, dan beban belajar mahasiswa.
2.3.2. Landasan Ideal
Landasan standar proses pembelajaran tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP), BAN – PT dan Kebijakan Akademik PPM
Manajemen.
1. Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
yaitu Pasal 1 ayat 6, Pasal 19 ayat 1 dan ayat 2, Pasal 20, Pasal 23, Pasal 24, Pasal 34:
Pasal 36 Ayat 1, Pasal 42 Ayat 1 dan ayat 2, Pasal 43 Ayat 1, Ayat 2 dan Ayat 3 serta
Pasal 57.
2. Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor
44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi
3. BAN – PT
Standar akreditasi perguruan tinggi mencakup dua komitmen inti, yaitu komitmen
perguruan tinggi terhadap kapasitas institusional (institutional capacity) dan terhadap
efektivitas program pendidikan (educational effectiveness). Keseluruhan standar itu
terdiri atas 13 standar dan diantaranya adalah Proses Pembelajaran.
2.3.3 Langkah Pencapaian
Prinsip pembelajaran yang berlaku di Sekolah Tinggi Manajemen PPM mengacu pada piramida
pembelajaran yang dijelaskan dalam Dokumen Pedoman Pengembangan Kurikulum No. No.
PDM-KUR-BPM-PPM-15 yang disahkan melalui SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No.
030/Ket-STM/3/09 tahun 2009 mengenai Pedoman Pengembangan Kurikulum serta dokumen
Pedoman Pelaksanaan Kebebasan Akademik No. 030/SK/Ket-STM/12/15 yang disahkan melalui
SK Ketua Sekolah Tinggi Manajemen PPM No. 040/SK-Ket STM/8/09 Tahun 2009 mengenai
Pelaksanaan Kebebasan Akademik. Piramida pembelajaran yang dimaksud dapat dilihat pada
Gambar 6.
Gambar 6. Prinsip Pembelajaran di Sekolah Tinggi Manajemen PPM
Prinsip pembelajaran di Sekolah Tinggi Manajemen merupakan keyakinan akan peranan penting
enam komponen pembelajaran yang dapat mendorong mahasiswa untuk berfikir kritis,
bereksplorasi, berekspresi, bereksperimen dengan memanfaatkan aneka sumber. Keenam
komponen tersebut adalah:
1. Sasaran pembelajaran yang menjadi sasaran pembelajaran (learning outcomes) masing-
masing Program Studi, sesuai dengan KKNI dan selaras dengan tujuan serta misi institusi;
2. Peserta didik atau mahasiswa di ketiga Program Studi yang ada di lingkungan Sekolah Tinggi
Manajemen PPM;
3. Dosen atau pengajar yang mengampu mata kuliah, dilengkapi oleh mentor/pembimbing
akademik, serta konselor untuk memastikan mahasiswa dapat mengakuisisi,
menginternalisasi, dan menerapkan kompetensi, baik hard-competences maupun soft-
competence yang diberikan;
4. Bahan ajar yang digunakan untuk mendukung pembelajaran, yang dibagi dalam empat
kategori, yaitu bahan ajar cetak (printed) seperti antara lain handout, buku, modul, lembar
kerja, brosur, leaflet, wallchart, foto/gambar, model/maket.; bahan ajar dengar (audio)
seperti radio, dan compact disk audio; bahan ajar pandang dengar (audio visual)
seperti video compact disk, film; serta bahan ajar multimedia interaktif (interactive teaching
material) seperti CAI (Computer Assisted Instruction), compac disk (CD) multimedia
pembelajarn interaktif, dan bahan ajar berbasis web (web based learning materials).
5. Metode belajar-mengajar yang diterapkan mengikuti piramida active-passive learning yaitu:
lecturing, reading, audio-visual, demonstration, discussion, practice-doing, dan teaching
1-SASARAN PEMBELAJARAN
2-MAHASISWA
4-BAHAN AJAR
3-PENGAJAR,
MENTOR,
KONSELOR
5-METODE PEMBELAJARAN
6-
SU
AS
A
N
A
A
K
A
DE
MI
K
others. Hampir 75% metode pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM
menggunakan discussion dan practice-doing.
6. Suasana akademik memastikan terjadinya interaksi yang bermanfaat antara mahasiswa,
dosen, dan masyarakat.
Pemanfaat hasil pengkajian dan pengembangan sistem dan mutu pembelajaran kembali pada
perbaikan dan penyempurnaan keenam komponen dalam prinsip pembelajaran. Yaitu
perbaikan dan penyempurnaan: (1) sasaran pembelajaran, (2) rekrutmen dan seleksi
mahasiswa, (3) kualitas dosen, mentor, pembimbing akademik, dan konselor, (4) bahan ajar, (5)
metode pembelajaran, dan (6) strategi pengembangan suasana akademik.
Integrasi kegiatan penelitian, pengabdian, dan pendidikan di Sekolah Tinggi Manajemen PPM
merupakan hal yang menjadi keunikan sekaligus keunggulan Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
Gambar 7 menunjukkan struktur tiga direktorat yang ada di lingkungan Sekolah Tinggi
Manajemen PPM a g e jadi i duk dari Sekolah Ti ggi Ma aje e PPM.
Gambar 7. Tiga Direktorat di Bawah Koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen PPM (induk)
Ketiga direktorat di bawah koordinasi organisasi induk, PPM Manajemen, merupakan unit-unit
stratejik yang sulit dipisahkan satu dengan lainnya karena keunikan yang menjadi keunggulan
bersaing Sekolah Tinggi Manajemen PPM terletak pada jasa manajemen yang komprehensif
sebagai hasil dari integrasi kegiatan-kegiatan ketiga direktorat tersebut. Unit penelitian di
bawah koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen bertugas mengembangkan pemikiran-pemikiran,
model, dan metode melalui aneka ragam penelitian manajemen dan akuntansi. Hasil atau
keluaran dari unit penelitian kemudian diuji-cobakan melalui (1) kegiatan pengabdian
PPM Manajemen
Direktorat Jasa Pengembangan
Organisasi
Jasa Konsultansi Manajemen
Jasa Riset Komersial
Jasa Asesmen
Jasa Lokakarya Ing-Griya
Direktorat Jasa Pengembangan
Eksekutif
Lokakarya Publik
Konferensi Manajemen
Direktorat Sekolah Tinggi
Manajemen PPM
Pendidikan
SMB
SAB
MM
(Di bawah Waket 1)
Penelitian
Pengabdian kepada
Masyarakat
Pengembangan Tridharma
masyarakat di bawah koordinasi Sekolah Tinggi Manajemen PPM, (2) kegiatan riset komersial,
konsultansi, asesmen, dan lokakarya ing-griya di bawah koordinasi direktorat Jasa
Pengembangan Organisasi, dan (3) kegiatan lokakarya publik dan diskusi serta sosialisasi melalui
konferensi di bawah koordinasi direktorat Jasa Pengembangan Eksekutif. Pembelajaran atau
lessons-learned dari ketiga direktorat kemudian dikodifikasi dalam bentuk kasus bisnis,
kerangka-kerja, pendekatan, metode belajar, dan bahan ajar yang dimanfaatkan untuk
meningkatkan kualitas produk jasa di masing-masing direktorat. Mekanisme integrasi di
lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM yang signifikan bagi pengembangan Tridharma di
lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM dapat dilihat pada Gambar 8.
Gambar 8.Mekanisme Integrasi Kegiatan di Lingkungan PPM Manajemen
.
Pendidikan (Sekolah Tinggi Manajemen
PPM)
Penelitian (Sekolah Tinggi Manajemen PPM)
Pemikiran
Konsultansi, RisetKomersial, Asesmen, Lokakarya Ing-griya
(Jasa PengembanganOrganisasi)
Pembelajaran
Model
Lokakarya Pubik, Konferensi
(Jasa PengembanganEksekutif)
Pembelajaran
KODIFIKASI
Kerangka Kerja
Pengabdian kepadaMasyarakat
(Sekolah Tinggi Manajemen PPM)
Pembelajaran
2.3.4. Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Program Studi
menyelenggarakan
perencanaan proses
pembelajaran sesuai
dengan KKNI
1. Kegiatan kuliah dan praktikum dilengkapi dengan buku
referensi yang mutahir dan bahan ajar
(handout/modul/penuntun praktikum)
2. Perencanaan proses pembelajaran disusun untuk setiap
mata kuliah dan disajikan dalam rencana pembelajaran
semester (RPS)
3. Program Studi menerapkan mekanisme penyusunan
dan peninjauan materi perkuliahan dengan melibatkan
kelompok dosen dalam satu bidang ilmu setiap
semester (mencakup materi kuliah, metode
pembelajaran, penggunaan teknologi pembelajaran dan
cara-cara evaluasinya)
4. RPS/Silabus ditetapkan dan dikembangkan oleh dosen
secara mandiri atau bersama dalam kelompok keahlian
suatu bidang ilmu pengetahuan dan/atau teknologi
dalam Program Studi dan senantiasa ditinjau serta
disesuaikan secara berkala dengan perkembangan
IPTEKS
5. Rencana pembelajaran telah memuat:
a. nama Program Studi, nama dan kode mata kuliah,
semester, sks, nama dosen pengampu;
b. capaian pembelajaran lulusan yang dibebankan pada
mata kuliah;.
c. kemampuan akhir yang direncanakan pada tiap tahap
pembelajaran untuk memenuhi capaian pembelajaran
lulusan;
d. bahan kajian yang terkait dengan kemampuan yang
akan dicapai;
e. metode pembelajaran;
f. waktu yang disediakan untuk mencapai kemampuan
pada tiap tahap pembelajaran;
g. pengalaman belajar mahasiswa yang diwujudkan
dalam deskripsi tugas yang harus dikerjakan oleh
mahasiswa selama satu semester;
h. kriteria, indikator, dan bobot penilaian;
i. daftar referensi yang digunakan
RPS didistribusikan kepada mahasiswa pada awal
perkuliahan
7. Proses pembelajaran yang terkait penelitian mahasiswa
dikembangkan dan dilaksanakan mengacu pada Standar
Nasional Penelitian
8. Proses pembelajaran yang terkait pengabdian kepada
masyarakat dikembangkan dan dilaksanakan dengan
mengacu pada Standar Pengabdian Kepada Masyarakat
9. Proses pembelajaran melalui kegiatan kurikuler yang
dilakukan secara sistematis dan terstruktur pada
berbagai mata kuliah dengan beban belajar yang
terukur dengan menggunakan metode pembelajaran
yang efektif sesuai dengan karakteristik mata kuliah
seperti tercantum dalam RPS
2 Program Studi
menyelenggarakan /
melaksanakan proses
pembelajaran dengan
baik yang bersifat
interaktif, holistik,
integratif, saintifik,
kontekstual, tematik,
efektif, kolaboratif,
dan berpusat pada
mahasiswa.
1. Jumlah mahasiswa per kelas maksimal 40 orang
2. Program Studi menerapkan mekanisme monitoring
kehadiran mahasiswa, kehadiran dosen, dan kesesuaian
materi kuliah yang diajarkan dengan silabus setiap
semester.
3. Program Studi menerapkan mekanisme penjaminan
mutu soal ujian dan kesesuaiannya dengan isi silabus
sehingga menghasilkan soal ujian yang bermutu baik
dan dapat mengukur kompetensi yang dirumuskan.
4. Pelaksanaan pembelajaran memiliki mekanisme untuk
memonitor, mengkaji dan memperbaiki pelaksanaan
proses pembelajaran. Mekanisme tersebut berupa SOP
MONEV, adanya komisi/lembaga MONEV dan
efektifitasnya, serta mekanisme MONEV
MONEV dapat berupa MONEV proses penyusunan usul
penelitian dan pelaksanaan penelitian tugas akhir,
proses penulisan tugas akhir, proses pembimbingan
penelitian tugas akhir
5. 75% metode pembelajaran di lingkungan Sekolah Tinggi
Manajemen PPM menggunakan discussion dan practice-
doing.
6. Alokasi waktu pembelajaran sesuai dengan bobot SKS
mata kuliah (termasuk didalamnya seminar, praktikum,
praktik studio, praktik bengkel, praktik lapangan )
7. Jumlah tatap muka telah sesuai dengan ketentuan yang
berlaku yaitu minimal 16 pertemuan (termasuk di
dalamnya UTS dan UAS)
8. Terintegrasinya kegiatan penelitian dan pengabdian
masyarakat ke dalam kegiatan pembelajaran
3 Program Studi wajib
menerapkan beban
belajar mahasiswa
sesuai aturan yang
berlaku
1. Jumlah beban belajar seorang mahasiswa program S1
paling sedikit 144 sks.
2. Jumlah beban belajar seorang mahasiswa program S2
paling sedikit 36 SKS
3. Masa penyelenggaraan program paling lama 7 tahun
akademik untuk program S1
4. Masa penyelenggaraan program paling lama 4 tahun
akademik untuk program S2
5. Kegiatan perkuliahan dan praktikum dilaksanakan
secara penuh (16 kali pertemuan), termasuk Ujian
Tengah Semester (UTS) dan Ujian Akhir Semester (UAS)
dan sesuai dengan beban kreditnya.
6. Proses pembelajaran yang berupa kuliah, response,
tutorial untuk pelaksanaan 1 SKS dilakukan berupa
kegiatan tatap muka 50 menit per minggu per
semester, kegiatan penugasan terstruktur 60 menit per
minggu per semester dan kegiatan mandiri 60 menit
per minggu per semester
7. Proses pembelajaran yang berupa pembelajaran
seminar dan bentuk lain yang sejenis untuk
pelaksanaan 1 SKS dilakukan berupa kegiatan tatap
muka 100 menit per minggu per semester dan kegiatan
mandiri 70 menit per minggu per semester
8. Kegiatan praktikum mahasiswa menggunakan fasilitas
laboratorium yang dimiliki oleh Sekolah Tinggi
Manajemen PPM atau yang dapat diakses oleh PPM
Manajemen.
2.4. Standar Penilaian Pembelajaran
2.4.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Proses pembelajaran adalah kegiatan yang diterima oleh mahasiswa selama menempuh
pendidikan di PPM Manajemen, baik secara kurikuler maupun non-kurikuler. Proses
pembelajaran harus dievaluasi untuk meningkatkan efektivitas dan kualitas proses
pembelajaran tersebut. Penilaian terhadap proses pembelajaran tidak hanya dilakukan oleh
dosen terhadap mahasiswa, tetapi juga dilakukan oleh mahasiswa terhadap dosen. Hasil
evaluasi oleh dosen terhadap mahasiswa dinyatakan dalam nilai yang tercantum dalam
evaluasi dosen, sedangkan hasil penilaian mahasiswa terhadap dosen dievaluasi oleh unit
penjaminan mutu program studi dengan pengawasan dari BPM PPM Manajemen.
Penilaian pembelajaran menurut Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi
Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi adalah
mencakup kriteria mimimal tentang penilaian proses dan hasil belajar mahasiswa dalam
rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan.
Penilaian pembelajaran mencakup prinsip penilaian, teknik dan instrument penilaian,
mekanisme dan prosedur penilaian, pelaksanaan penilaian, pelaporan penilaian, dan
kelulusan mahasiswa.
2.4.2. Landasan Ideal
Sesuai dengan pasal 63 Peraturan Pemerintah No. 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP), penilaian pendidikan pada jenjang pendidikan tinggi terdiri atas penilaian
hasil belajar oleh pendidik dan penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan tinggi.
Selain itu landasan ideal tentang standar penilaian pembelajaran merujuk Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi
2.4.3 Langkah Pencapaian
Mahasiswa dalam hal ini turut secara aktif mengevaluasi proses pembelajaran yang ada
dengan mengisi kuesioner yang diberikan setiap berakhirnya mata ajaran dan semester.
Selain itu mahasiswa juga dapat menyampaikan masukan maupun keluhan kepada dosen
pengampu untuk seterusnya ditindaklanjuti demi perbaikan proses pengajaran selanjutnya.
Dengan proses pembelajaran yang semakin disempurnakan, diharapkan kedepannya dapat
mengurangi jumlah mahasiswa yang tidak lulus mata ajaran dengan tetap sesuai dengan
standar penilaian yang berlaku. Contoh evaluasi pembelajaran mahasiswa dapat dilihat pada
Gambar 9.
Gambar 9.
Bagan Evaluasi Pembelajaran Mahasiswa
2.4.4. Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Program Studi
menyelenggarakan penilaian
proses dan hasil belajar
mahasiswa mencakup prinsip
penilaian, teknik dan
instrument penilaian,
mekanisme dan prosedur
penilaian, pelaksanaan
penilaian, pelaporan penilaian,
dan kelulusan mahasiswa.
1. Program Studi menyelenggarakan proses
penilaian mengikuti prinsip edukatif,
otentik, objektif, akuntabel, dan
transparan yang dilakukan secara
terintegrasi
2. Teknik penilaian terdiri atas observasi,
partisipasi, unjuk kerja, tes tertulis, tes
lisan, dan angket.
T-Group
Appreciative
Inquiries
Out Bound
Talent Map
NNKOTB
Community
Awareness
Kerja Praktek
Kuis
Kerja Praktek
Presentasi
Kasus
Partisipasi
Berkualitas
Proyek
Kelompok
Paper
Individu
UTS
UAS
Evaluasi
Pembelajarann
Evaluasi Akhir
Program
Akuisisi dan
Pengembangan Soft
Competencies
Evaluasi
Mahasiswa
Evaluasi Tengah
Program
Akuisisi dan
Pengembangan
Hard Competencies
3. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi
Manajemen PPM merumuskan dan
melaksanakan prosedur penilaian proses
pembelajaran dengan mengikuti tahapan
yaitu perencanaan, pemberian tugas atau
soal, observasi kinerja, pengembalian
hasil observasi, dan pemberian nilai akhir
4. Program Studi S1 dan S2 Sekolah Tinggi
Manajemen PPM merumuskan dan
melaksanakan mekanisme penilaian
proses dan hasil pembelajaran dengan
menggunakan rubric sebagai instrument
penilaian proses pembelajaran, portfolio
atau karya desain sebagai instrument
penilaian hasil pembelajaran, dan teknik
observasi untuk penilaian penugasan
sikap mahasiswa
5. Dosen menyusun, menyampaikan,
menyepakati, dan melaksanakan teknik
penilaian, instrument penilaian, kriteria
penilaian, indikator penilaian, dan bobot
penilaian antara penilai dan yang dinilai
sesuai dengan rencana pembelajaran
6. Dosen memberikan umpan balik dan
kesempatan untuk mempertanyakan hasil
penilaian kepada mahasiswa
7. Dosen mendokumentasikan penilaian
proses dan hasil belajar mahasiswa secara
akuntabel dan transparan.
8. Dosen melakukan prosedur penilaian
mencakup tahap perencanaan, kegiatan
pemberian tugas atau soal, observasi
kinerja, pengembalian hasil observasi, dan
pemberian nilai akhir.
9. Program Studi memasukan nilai tepat
waktu untuk seluruh mata kuliah pada
semester berjalan dalam jangka waktu
maksimal 3 minggu setelah pelaksanaan
ujian.
10. Mahasiswa program S1 dinyatakan lulus
apabila:
a. Telah menempuh total SKS yang
dipersyaratkan dari maisng-masing
Program Studi
b. Minimal 144 SKS untuk Prodi Sarjana
Manajemen Bisnis dan minimal 145
SKS untuk Prodi Sarjana Akuntansi
Bisnis
c. Indeks Prestasi Kumulatif (IPK)
minimal 2,50
d. Predikat kelulusan dinyatakan dengan
Pujian jika IPK >= 3.50; nilai seluruh
mata kuliah minimal B; menyelesaikan
studi secara tepat waktu (waktu studi
yang ditempuh maksimal 8 semester
diluar cuti akademik); dan tidak
pernah mendapatkan peringatan atas
pelanggaran akademik maupun non
akademik
e. Jumlah nilai D maksimum 3 (tiga)
f. Telah menyelesaikan seluruh
kewajiban administratif, keuangan,
dan penggunaan fasilitas kampus
g. Telah menyerahkan skripsi yang telah
direvisi dan mendapat tanda tangan
persetujuan pembimbing
11. Mahasiswa program S2 dinyatakan lulus
apabila:
a. Memenuhi batas nilai minimal (lihat tabel
2)
b. IP (Indeks Prestasi) Kumulatif minimal 3,00
c. Penilaian baik (positif) atau aspek
perkembangan sikap terutama dalam
kejujuran akademik
d. Predikat kelulusan dinyatakan dengan
Pujian apabila IPK >= 3.76
e. Lulus tepat waktu dan tidak ada nilai C+
2.5. Standar Dosen Dan Tenaga Kependidikan
2.5.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Di dalam Pasal 1 Butir 5 dan 6 UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
(UU Sisdiknas), dinyatakan bahwa tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang
mengabdikan diri dan diangkat untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan. Sedangkan
pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan. Di
lingkungan pendidikan tinggi, tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai pendidik
disebut dosen, sedangkan tenaga kependidikan lainnya disebut tenaga penunjang. Tugas
masing-masing dari dosen dan tenaga penunjang disebut secara berturut-turut di dalam
Pasal 39 Ayat (1) dan (2) UU Sisdiknas.
Pasal 12 UU No. 12 Tahun 2012 menyatakan bahwa Dosen sebagai anggota Sivitas Akademika
memiliki tugas mentransformasikan Ilmu Pengetahuan dan/ atau Teknologi yang dikuasainya
kepada mahasiswa dengan mewujudkan suasana belajar dan pembelajaran sehingga
mahasiswa aktif mengembangkan potensinya. Dosen sebagai ilmuwan memiliki tugas
mengembangkan suatu cabang Ilmu Pengetahuan dan/ atau Teknologi melalui penalaran dan
penelitian ilmiah serta menyebarluaskannya. Dosen secara perseorangan atau berkelompok
wajib menulis buku ajar atau buku teks, yang diterbitkan oleh Perguruan Tinggi dan/ atau
publikasi ilmiah sebagai salah satu sumber belajar dan untuk pengembangan budaya
akademik serta pembudayaan kegiatan baca tulis bagi Sivitas Akademika.
2.5.2. Landasan Ideal
Program Studi di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM mendayagunakan dosen tetap
yang memenuhi kualifikasi akademik dan profesional serta kualitas kinerja, dalam jumlah
yang selaras dengan tuntutan penyelenggaraan program. Jika diperlukan Program Studi
mendayagunakan dosen tidak tetap (dosen matakuliah, dosen tamu, dosen luar biasa
dan/atau pakar) untuk memenuhi kebutuhan penjaminan mutu program akademik. Program Studi di lingkungan Sekolah Tinggi Manajemen PPM juga mendayagunakan tenaga
kependidikan, seperti pustakawan, laboran, analis, teknisi, operator, dan/atau staf
administrasi dengan kualifikasi dan kualitas kinerja, serta jumlah yang sesuai dengan
kebutuhan penyelenggaraan Program Studi. Program Studi memiliki sistem seleksi,
perekrutan, penempatan, pengembangan, retensi, dan pemberhentian dosen dan tenaga
kependidikan yang selaras dengan kebutuhan penjaminan mutu program akademik.Landasan
ideal Standar Dosen dan Tenaga Kependidikan tercantum dalam Permendikbud Nomor 49
tahun 2014 Pasal 25, 26, 27, 28, dan 29.
STM PPM dalam menetapkan standar pengelolaan sumber daya manusia berpedoman
dalam:
1. Undang-Undang Ketenagakerjaan No. 13 Tahun 2003,
2. Undang-Undang Tentang Guru dan Dosen No. 14 Tahun 2005,
3. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; kemudian diganti dengan Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
4. Peraturan Perusahaan Yayasan PPM,
5. Rencana Stratejik STM PPM
6. Rencana Stratejik SDM STM PPM
7. Pedoman Pengelolaan SDM PPM (SK No. 007/SK/Ket-STM/02/16)
2.5.3 Langkah Pencapaian
Langkah-langkah pencapaian standar mutu dosen dan tenaga kependidikan dicapai dengan
menetapkan kebijakan mutu sumber daya manusia (dosen dan tenaga kependidikan) STM
PPM sebagai berikut:
a. STM PPM merekrut dosen yang memiliki kualifikasi akademik dan kompetensi pendidik,
sehat jasmani dan rohani, serta memiliki kemampuan untuk menyelenggarakan
pendidikan dalam rangka pemenuhan capaian pembelajaran lulusan yang ditetapkan oleh
masing-masing Program Studi yang terdapat di STM PPM
b. STM PPM merekrut, mengelola, dan mengembangkan tenaga kependidikan yang
mencakup pustakawan; laboran/analis/teknisi/operator/programmer; administrasi;
supervisor mencakup satpam, kebersihan, kendaraan, peralatan, catering
c. STM PPM memberikan kesempatan dan fasilitas bagi dosen untuk mengembangkan
kompetensi, potensi, dan prestasi dalam bidang pendidikan, penelitian dan pengabdian
masyarakat
d. STM PPM menerapkan sistem manajemen kinerja yang didasari oleh Peraturan Menteri
Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2015 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi yang merujuk kepada sasaran dan strategi pencapaian
STM PPM. Sistem penilaian manajemen kinerja meliputi aspek pendidikan, penelitian,
dan pengabdian kepada masyarakat
e. STM PPM memberlakukan kode etik bagi dosen maupun tenaga kependidikan serta
melengkapinya dengan sanksi bilamana terjadi pelanggaran
Kebijakan mutu STM PPM juga memiliki komitmen bahwa pencapaian visi Sekolah Tinggi
Manajemen PPM dilakukan melalui pelaksanaan program dan kegiatan yang bermutu,
mengharuskan adanya pengembangan sumberdaya manusia yang terarah dan terencana.
Dalam upaya peningkatan kualifikasi pendidik, dilakukan langkah-langkah strategis untuk
peningkatan jabatan akademik pendidik untuk mengemban tugas dan kewajiban akademik.
Selain dukungan dari pendidik yang berkualifikasi, kompeten dan bermutu, Sekolah Tinggi
Manajemen PPM juga sangat membutuhkan dukungan dari tenaga kependidikan yang
kompeten dan bermutu pula. Karena itu, secara bertahap, kinerja pendidik dan tenaga
kependidikan akan dipantau dan selanjutnya ditingkatkan melalui pelatihan, peningkatan
kualifikasi dan profesionalisme, serta penataan penugasan. Sistem pemantauan kinerja
pendidik dan tenaga pendidik terus disempurnakan sehingga benar-benar dapat
meningkatkan motivasi dan mutu kerjanya. Selain itu, sistem penghargaan di Sekolah Tinggi
Manajemen PPM akan terus dikembangkan dengan berbasis pada kinerja.
Masing-masing unit dalam Sistem Layanan Manajemen Sekolah Tinggi Manajemen PPM,
sekurang-kurangnya harus memiliki meja pelayanan (help desk), sistem informasi berbasis
teknologi informasi (TI), serta mekanisme untuk menangani keluhan (complaint handling).
Secara berkala, masing-masing unit kerja akan menjalani proses monitoring, assessment,
and evaluation terhadap kinerja pencapaian mutunya secara internal maupun eksternal.
2.5.4 Standard dan indikator
No Standar Indikator
1. Dosen wajib memiliki kualifikasi
akademik dan kompetensi pendidik
serta memiliki kemampuan untuk
menyelenggarakan pendidikan
dalam rangka pencapaian
pembelajaran lulusan
1. Dosen program sarjana harus berkualifikasi
akademik paling rendah lulusan magister
atau magister terapan yang relevan dengan
Program Studi, dan dapat menggunakan
dosen bersertifikat profesi yang relevan
dengan Program Studi dan berkualifikasi
paling rendah setara dengan jenjang 8
(delapan) KKNI.
2. Dosen program magister dan program
magister terapan harus berkualifikasi
akademik lulusan doktor atau doktor
terapan yang relevan dengan Program
Studi, dan dapat menggunakan dosen
bersertifikat profesi yang relevan dengan
Program Studi dan berkualifikasi setara
dengan jenjang 9 (sembilan) KKNI.
2. Dosen wajib melakukan
penghitungan Beban Kerja Dosen
(BKD) secara periodik dan teratur.
Perhitungan Beban Kerja Dosen didasarkan
antara lain pada:
A. Kegiatan pokok dosen yang mencakup:
1. Perencanaan, pelaksanaan, dan
pengendalian proses pembelajaran
2. Pelaksanaan evaluasi hasil
pembelajaran;
3. Pembimbingan dan pelatihan;
4. Penelitian; dan
5. Pengabdian kepada masyarakat;
B. Kegiatan dalam bentuk pelaksanaan tugas
tambahan; dan
C. Kegiatan penunjang:
1. Beban Kerja Dosen paling sedikit 40
Jam/Minggu, atau setara dengan
mengelola 12 sks beban belajar
mahasiswa, bagi dosen yang tidak
mendapatkan tugas tambahan.
2. Beban kerja pada kegiatan pokok dosen
disesuaikan dengan besarnya beban
tugas tambahan, bagi dosen yang
mendapatkan tugas tambahan.
3. Jumlah mahasiswa per dosen
pembimbing tugas akhir S1 maksimal
4 orang per semester
4. Jumlah maksimum mahasiswa yang
dibimbing oleh seorang dosen
pembimbing utama tesis. Dalam hal
jumlah mahasiswa bimbingan,
penilaian berdasarkan expert
judgment adalah 3 mahasiswa per
tahun
5. Jumlah maksimum mahasiswa yang
dibimbing tesis oleh seorang dosen
pembimbing baik sebagai ketua
pembimbing (pembimbing utama)
dan anggota adalah 6 mahasiswa per
tahun
3. Dosen tetap wajib memiliki
keahlian di bidang ilmu yang
sesuai dengan disiplin ilmu pada
Program Studinya.
1. Jumlah dosen tetap pada setiap Program
Studi minimal 90% dari jumlah seluruh
dosen.
2. Jumlah dosen tetap yang ditugaskan secara
penuh waktu untuk menjalankan proses
pembelajaran pada setiap Program Studi
paling sedikit 6 (enam) orang.
4. Tenaga Kependidikan wajib
memiliki kualifikasi akademik dan
kompetensi serta memiliki
kemampuan untuk
menyelenggarakan administrasi
pendidikan dalam rangka layanan
pendidikan.
1. Tenaga Kependidikan memiliki kualifikasi
akademik paling rendah lulusan program
diploma 3 (tiga) yang dinyatakan dengan
ijazah sesuai dengan kualifikasi tugas pokok
dan fungsinya.
2. Khusus Tenaga Kependidikan bagi Tenaga
Administrasi, memiliki kualifikasi akademik
paling rendah SMA atau sederajat.
3. Tenaga kependidikan yang memerlukan
keahlian khusus wajib memiliki sertifikat
kompetensi sesuai dengan bidang tugas
dan keahliannya.
4. Tenaga kependidikan wajib mengikuti
pelatihan dalam bidangnya minimal satu
kali dalam setahun.
5 Program Studi didukung dengan
sumberdaya dosen tetap yang
mencukupi dan memenuhi
kualifikasi pendidikan minimal
sesuai bidang.
1. Program Studi memiliki program
pengembangan dosen untuk
meningkatkan kualifikasi dan kompetensi
yang sesuai dengan kebutuhan bidang di
Program Studi.
2. Rasio jumlah mahasiswa terhadap jumlah
dosen tetap adalah rasio <= 30
3. Persentasi dosen berpendidikan tetap S3
minimal >= 50%
4. Persentase dosen tetap dengan jabatan
guru besar (untuk institut, universitas, dan
sekolah tinggi) >= 30%
5. Rasio dosen tidak tetap terhadap jumlah
seluruh dosen <= 10%
6. Proses seleksi, perekrutan, penempatan,
pengembangan, retensi dan
pemberhentian dosen sesuai dengan
peraturan/pedoman yang berlaku.
7. Persentase dosen tetap dengan
pendidikan terakhir S2 dan S3 di tingkat
Program Studi yang bidang keahliannya
sesuai lebih dari 90%.
8. Persentase dosen tetap yang menjalani
program peningkatan kompetensi melalui
tugas belajar.
Jika persentase dosen bergelar doktor/Sp-
%, aka skor = Sa gat Baik Jika tidak, gunakan aturan berikut.
SP = (0.25 NPL + 0.75 NS2 + 1.25 NS3) /
NPROGRAM STUDI
dimana:
NPL = Banyaknya dosen yang mengikuti
pendidikan tanpa gelar
NS2 = Banyaknya dosen yang mengikuti
pendidikan S2/Sp-1
NS3 = Banyaknya dosen yang mengikuti
pendidikan S3/Sp-2
NPROGRAM STUDI = Banyaknya Program Studi
Penetapan Standar mutu di Sekolah
Tinggi Manajemen PPM : SP ≥ 4
9. Persentase dosen tetap yang
berpendidikan S3 yang bidang keahliannya
sesuai dengan kompetensi Program Studi
sesuai standar BANPT
10. Persentase dosen tetap yang memiliki
jabatan lektor kepala dan guru besar yang
bidang keahliannya sesuai dengan
kompetensi Program Studi sesuai standar
BAN PT.
11. Persentase jumlah guru besar per Program
Studi sesuai standar BAN PT.
12. Persentase dosen yang memiliki Sertifikat
Pendidik Profesional lebih dari 60%.
13. Rasio dosen tetap terhadap mahasiswa
yang bidang keahliannya sesuai dengan
bidang Program Studi adalah : 1 : 30
6 Program Studi memiliki program
untuk mengundang tenaga ahli/
pakar sebagai pembicara dalam
atau luar negeri pada seminar,
pelatihan atau sebagai dosen
tamu dalam proses pembelajaran.
Jumlah Tenaga ahli/pakar sebagai
pembicara dalam seminar/pelatihan,
pembicara tamu, dsb, dari luar PPM
Manajemen.
7 Program Studi memiliki mekanisme
monitoring dan evaluasi kinerja
dosen dalam bidang tridarma dan
mendokumentasikan rekam
jejaknya.
1. Rata-rata beban dosen per semester atau
Rata-rata FTE (Fulltime Teaching
Equivalent): 12-16 SKS.
2. Rata-rata tingkat kehadiran dosen tetap
dalam mengajar adalah 100%
3. Setiap dosen tetap mengikuti kegiatan
(sebagai pembicara/ilmiah/lokakarya/
penataran/workshop/pagelaran/pameran/
4. peragaan (nasional/internasional) minimal
sekali dalam setahun (ada dalam standar isi
pembelajaran)
8 Program Studi didukung dengan
tenaga kependidikan yang
mencukupi dan
pendidikan/kompetensi yang
sesuai.
1. Program Studi memiliki perencanaan dan
program pengembangan untuk
meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan (melalui pemberian
kesempatan belajar/pelatihan, pemberian
fasilitas, dan jenjang karir). Adanya tenaga
pustakawan dengan latar belakang
pendidikan yang sesuai di tingkat sekolah
tinggi dan program studi.
2. Program Studi memiliki jumlah tenaga
teknisi/laboran minimal 1 orang yang
kompeten/kualifikasi yang sesuai di setiap
laboratorium.
3. Program Studi memiliki jumlah tenaga
administrasi yang kompeten/kualifikasi
yang sesuai minimal 1 orang per Program
Studi
4. Kualifikasi Pustakawan
nilai dihitung dengan rumus berikut:
A = (4 X1 + 3 X2 + 2 X3)/4
X1 = jumlah pustakawan yang
berpendidikan S2/S3/Special Librarian.
X2 = jumlah pustakawan yang
berpendidikan D4 atau S1.
X3 = jumlah pustaka-wan yang
berpendidik-an D1, D2, atau D3.
Penetapan Standar mutu di Sekolah
Tinggi Manajemen PPM: A ≥ 4
5. Persentase laboran/teknisi/analis/operator
/programmer yang memiliki sertifikat
kompetensi >=70%
2.6. Standar Sarana dan Prasarana Pembelajaran
2.6.1. Pengertian dan Ruang Lingkup
Adapun standar yang ditetapkan untuk sarana akademik STM PPM adalah merujuk pada
standar sarana pembelajaran yang ditetapkan oleh Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi, yang paling sedikit terdiri atas:
1. Perabot
2. Peralatan pendidikan
3. Media pendidikan
4. Buku, Buku elektronik, dan repositori
5. Sarana teknologi informasi dan komunikasi
6. Instrumentasi eksperimen
7. Sarana olahraga
8. Sarana berkesenian
9. Sarana fasilitas umum
10. Sarana pemeliharaan, keselamatan, dan keamanan
2.6.2 Landasan Ideal
STM PPM dalam menetapkan standar pengelolaan sarana dan prasarana berpedoman dalam:
1. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun
2014 tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi; kemudian diganti dengan Peraturan
Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun
2015 Tentang Standar Nasional Pendidikan Tinggi,
2. Peraturan Perusahaan Yayasan PPM
2.6.3 Langkah Pencapaian
Langkah-langkah pencapaian standar mutu dosen dan tenaga kependidikan dicapai dengan
menetapkan kebijakan mutu sarana dan prasarana STM PPM yaitu dalam menjamin
pelaksanaan standar sarana dan prasarana maka STM PPM merancang sistem pengelolaan
sarana dan prasarana maka kebijakan mutu manajemen sarana dan prasarana di STM PPM
adalah dengan secara konsisten menyediakan, memberikan pelayanan penggunaan,
pemeliharaan dan keamanan guna memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana untuk
mendukung kegiatan akademik. Dalam rangka pemenuhan standar mutu dalam penyediaan,
pelayanan, pemeliharaan dan keamanan maka manajemen sarana dan prasarana
berkomitmen untuk melakukan pemantauan, evaluasi, dan peningkatan mutu yang
disyaratkan.
Selain itu, kebijakan mutu manajemen sarana dan prasarana STM PPM juga menitik beratkan
bahwa infrastruktur Sekolah Tinggi Manajemen PPM harus memenuhi persyaratan teknis
dan peraturan bangunan, serta kesehatan lingkungan. Pengembangan infrastruktur fasilitas
harus dituangkan dalam rencana induk (master plan), yang meliputi gedung dan laboratorium
dan direncanakan secara sistematis, selaras dengan pertumbuhan kegiatan akademik. Hal
yang perlu diperhatikan dalam mengelola aset tersebut, agar dapat optimum dalam
mendukung pelaksanaan proses pembelajaran, yaitu : a) Inventarisasi lahan; b) Inventarisasi
gedung beserta semua ruang dan kegunaan ruang (kelas, laboratorium, administrasi, dll). Hal
pe ti g u tuk pe ge ba ga utu da efisie si pergurua ti ggi adalah disusu a Siste I for asi Laha da Ba gu a . For at siste i for asi i i didasarka pada keterkaitan
lahan dan bangunan dengan unsur lokasi atau unsur yang menunjukkan letak objek terhadap
suatu referensi spasial tertentu. Sistem informasi lahan dan bangunan (SILB) dapat
dikembangkan dengan pendekatan Geographic Information System (GIS), sehingga data
lahan dan bangunan dikelola dalam basis data spasial dan basis data atribut. SILB biasanya
memuat berisi informasi tentang data yuridis/legal, data penggunaan lahan, data bangunan
(kondisi fisik dan penggunaan), data ruang (kegunaan dan frekuensi penggunaannya, dll).
Ruang kelas dan laboratorium harus dilengkapi dengan peralatan yang cukup untuk
melaksanakan kurikulum, termasuk bahan dan teknologi informasi yang memadai. Perlu
disediakan papan tulis, white board, overhead projector, LCD, layar dan pengeras suara.
Peralatan teknologi pendidikan yang up to date dan terdistribusi secara efektif, perlu
disediakan, sehingga mudah diakses oleh pengguna. Pengadaan alat yang dimaksud adalah
alat bantu lengkap untuk proses perkuliahan dan praktikum di laboratorium. Peralatan untuk
proses pembelajaran termasuk alat-alat yang ditentukan dalam standar akademik perguruan
tinggi, yaitu peralatan dasar seperti papan tulis, white board, overhead projector, LCD,
pengeras suara, sampai peralatan teknologi pendidikan mutakhir, seperti viewer dan
komputer dalam kelas yang dapat dipakai untuk mengakses internet. Makin banyak ruang
kelas yang mempergunakan peralatan mutahir tersebut relatif makin baik kualitas proses
pembelajaran.
Pengelolaan prasarana dan sarana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM dilakukan secara
terpusat bersama-sama dengan direktorat lain yang berada dibawah PPM Manajemen, dan
diatur dalam Surat Keputusan Direktur Eksekutif PPM SK nomor: 29/SK/Dir-Eks/12/10
tanggal 1 Desember 2010 tentang Pedoman Pengelolaan Sarana dan Prasarana.
Sistem pengelolaan prasarana dan sarana di Sekolah Tinggi Manajemen PPM bertujuan untuk
memenuhi kecukupan prasarana dan sarana unit-unit usaha PPM Manajemen, serta
mewujudkan tertib administrasi dan menjamin kondisi prasarana dan sarana dalam keadaan
siap secara kuantitatif dan kualitatif sesuai dengan perkembangan keadaan/teknologi
sehingga akan selalu dapat mendukung pelaksanaan tugas pokok. Sistem pengelolaan
sarana dan prasarana diselenggarakan dengan azas-azas sebagai berikut: terintegrasi,
prioritas, urgensi, tepat pada sasaran, efektivitas dan efisiensi, manfaat, dan preventif,
dengan prinsip-prinsip sebagai berikut: sesuai prosedur, komprehensif, tersedia setiap
saat, dan mutakhir.
2.6.4 Standar dan Indikator
A. Bangunan dan Gedung
(sumber: PP No. 36/2005 tentang Bangunan dan Gedung)
N0 STANDAR INDIKATOR
1 Lahan Status kepemilikan adalah milik sendiri (bersertifikat)
Lokasi mudah dijangkau dan berada pada lingkungan yang
sesuai dengan master plan kota
2 Bangunan Gedung/Ruang Kekuatan Fisik
a. Struktur bangunan kuat dan kokoh
b. Memenuhi persyaratan kelayanan dengan
mempertimbangkan fungsi gedung, lokasi dan
kewawetan
Kecukupan
a. Ruang kerja pimpinan: minimal 15m2 per orang
b. Ruang kelas : 1.5-2 m2 per mahasiswa
c. Ruang kerja dosen/karyawan : minimal 2 m2 per
dosen/karyawan
d. Ruang perpustakaan : 1.6 m2 per orang
e. Ruang computer : 2 m2/orang
f. Laboratorium : sesuai dengan kurikulum dan jumlah
pemakaian yang direncanakan serta standar
kebutuhan dan pemanfataan ruang khusus
g. Mushola : sesuai de ga ju lah aksi al ja a’ah dan kegiatan keagamaan rutin
h. Toilet : memenuhi persyaratan teknis, jumlahnya
mencukup, tersedia air bersih setiap saat, berfungsi
baik , dan dilakukan pembersihan secara rutin
minimal 2 kali sehari
i. Kantin : luasan minimal 4 m2 per mahasiswa,
ventilasi baik, fasilitas penjualan dan ruang makan
memenuhi persyaratan sanitasi dengan di dukung
fasilitas air bersih untuk cuci tangan dan pencucian
peralatan yang mencukupi, pembuangan air yang
tertutup, dan penjaja makanan memenuhi
persyaratan hygiene
j. Ruang kegiatan mahasiswa: memenuhi rencana dan
jenis kegiatan mahasiswa
k. Poliklinik : tersedia mencukupi, berkualitas baik dan
memenuhi persyaratan untuk poliklinik
Kesesuaian
a. Disain dan penataan sesuai dengan fungsi bangunan
gedung/ruang dan persyaratan lingkungan
Keselamatan
Memenuhi persyaratan kemampuan bangunan gedung
untuk:
a. Mendukung beban muatan
b. Mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran dan
petir (terdapat pedoman dan standar teknis yang
berlaku) mengenai:
1. Pembebanan, ketahanan terhadap gempa dan/atau
angin
2. Sistem pengamanan kebakaran
3. Sistem penangkal petir
Kemudahan
a. Tersedia fasilitas dan aksesibilitas yang mudah,
nyaman, dan aman termasuk untuk penyandang
cacat dan lanjut usia
3 Kesehatan Lingkungan dan
Keamanan Lingkungan
Kesehatan
a. Tersedia ventilasi alami dan/atau bangunan ventilasi
mekanik/buatan sesuai dengan fungsinya dan
mempertimbangkan prinsip-prinsip penghematan
energi dalam bangunan gedung
b. Setiap gedung harus mempunyai pencahayaan alami
dan/atau pencahayaan buatan
c. Persyaratan sistem sanitasi mencakup sistem air
bersih, sistem pembuangan air kotor dan/atau air
limbah, kotoran dan sampah, serta penyaluran air
hujan termasuk sistem plumbing
d. Persyaratan bahan bangunan yaitu menggunakan
bahan bangunan yang aman menggunakan bahan
bangunan yang aman bagi kesehatan (tidak
mengandung B3) dan tidak menimbulkan dampak
negatif terhadap lingkungan (efek silau, pantulan,
peningkatan suhu, konservasi energi, serasi dan
selaras dengan lingkungan) (Memiliki dokumen
pedoman dan standar teknis yang berlaku untuk
sistem penghawaan, sistem pencahayaan, sistem
sanitasi dan penggunaan bahan bangunan gedung)
Kenyamanan
Memenuhi persyaratan:
a. Kenyamanan ruang gerak: mempertimbangkan fungsi
ruang,jumlah pengguna, perabot/peralatan,
aksebilitas ruang
b. Tempat duduk, meja memenuhi persyaratan
ergonomic
c. Kondisi udara dalam ruang (pertimbangan
temperatur dan kelembaban) nyaman, berAC
d. Pandangan: kenyamanan pandangan dari dalam
gedung ke luar
e. Tingkat getaran
f. Tingkat kebisingan
Keamanan Lingkungan
a. Adanya Program keamanan lingkungan kampus yang
dilaksanakan dan dievaluasi secara rutin
b. Tidak ada tindak kriminalitas dan asusila di
lingkungan kampus
4 Efektifitas pemakaian a. Memiliki target pemakaian
b. Memiliki data pemakaian dan dinilai efisien dalam
pemakaiannya
5 Pemeliharaan dan
perawatan bangunan
gedung
Pelaksana pemeliharaan
a. Terdapat unit dan sumber daya pemelihara dan
perawatan bangunan gedung
Pemeliharaan
Terselenggara kegiatan pemeliharaan bangunan gedung,
meliputi: pembersihan, perapian, pemeriksaan, pengujian,
perbaikan dan/atau penggantian bahan atau perlengkapan
gedung, dan kegiatan sejenis lainnya
Perawatan
Perawatan meliputi perbaikan dan/atau penggantian bagian
bangunan, bahan bangunan, dan/atau prasarana dan sarana
berdasarkan dokumen rencana teknis perawatan bangunan
gedung
Sertifikat Laik Fungsi
Terdapat laporan hasil kegiatan pemeliharaan dan
perawatan yang digunakan untuk pertimbangan penetapan
perpanjangan sertifikat laik fungsi yang ditetapkan pemda
(setiap 5 tahun).
K3
Kegiatan pelaksanaan pemeliharaan dan perawatan
bangunan gedung harus menerapkan prinsip-prinsip
keselamatan dan kesehatan kerja (K3)
Pemeriksaan Berkala
Pemeriksaan berkala dilakukan terhadap seluruh atau
sebagian bangunan gedung, komponen, bahan bangunan,
dan/atau prasarana dan sarana dalam rangka pemeliharaan
dan perawatan bangunan gedung, guna memperoleh
perpanjangan sertifikat laik fungsi
B. Prasarana Umum
N0 STANDAR INDIKATOR
1 Air Sistem penyediaan air bersih, reservoir, perpipaan, dan
perlengkapannya memenuhi persyaratan teknis, kualitas air
memenuhi persyaratan air bersih, dan air mengalir/tersedia
setiap saat di seluruh bangunan
Air mengalir/tersedia setiap saat di seluruh bangunan
2 Sanitasi a. WC/toilet memenuhi persyaratan teknis
b. Tersedia air bersih dalam jumlah cukup
c. WC/toilet dalam keadaan bersih dan berfungsi
d. Tidak ada keluhan dari pengguna
3 Drainase a. Saluran drainase dan bangunan air lainnya memenuhi
persyaratan teknis
b. Tidak terjadi genangan air/banjir
c. Saluran bersih dan terpelihara
4 Listrik a. Memenuhi persyaratan teknis dengan kondisi baik, ramah
lingkungan, dipelihara secara rutin dan tersedia setiap
saat
b. Proses pembelajaran tidak terganggu oleh kurangnya
daya listrik
c. Tersedia gardu listrik dan peralatan listrik dengan kondisi
baik (laporan pemeriksaan secara berkala)
5 Prasarana pengelolaan
sampah dan limbah
a. Memiliki pedoman perencanaan pengelolaan sampah
terpadu dan limbah
b. Memiliki peralatan dan perlengkapan pengelolaan
sampah mulai dari pewadahan sekaligus pemilahan,
pengumpulan, tempat pembuangan sampah sementara,
tempat pembuangan akhir (bila diolah dengan kualitas
baik)
c. Pengolahan sampah dengan insinerator, emisinya tidak
malampaui ambang batas
d. Pengelolaan sampah dengan komposting,
memperhatikan jarak lokasi dengan gedung kuliah dan
bangunan lainnya
6 Jaringan telekomunikasi a. Tersedia sambungan dan instalasi telepon dengan
kondisi baik
b. Tidak terganggu proses komunikasi dan informasi karena
minimnya jumlah saluran telepon
7 Parkir a. Memenuhi daya tampung kendaraan sivitas akademika
b. Tata letak dan pengaturan yang tepat
c. Keamanan kendaraan di tempat parker
8 Taman a. Pemilihan tanaman yang tepat untuk lingkungan,
keindahan dan kemudahan perawatan/pemeliharaan
C. Fasilitas Pembelajaran
N0 STANDAR INDIKATOR
1 Peralatan ruang
kuliah/Praktikum
Setiap ruang kuliah yang digunakan untuk kegiatan
perkuliahan dilengkapi dengan sarana belajar yang
mencukupi (kursi, meja, flipchart, spidol, penghapusm LCD,
desktop/laptop, AC, sound sytem, dan internet/wi fi) serta
dapat digunakan setiap hari (minimal 20 jam/minggu)
Setiap ruangan yang digunakan untuk kegiatan praktikum
dilengkapi dengan sarana praktikum (kursi, meja kerja,
papan tulis, spidol, peralatan praktikum, dan bahan) yang
mencukup, bermutu baik dan dapat digunakan setiap hari
2 Peralatan ruang
perkantoran
Tersedianya peralatan kantor yang modern dan lengkap
serta usia peralatan kantor maksimal 5 tahun
3 Bahan dan perlengkapan
perpustakaan
a. Ju lah koleksi te tbook a g sesuai bida g il u : (dalam tiga tahun terakhir)
b. Jumlah koleksi disertasi/tesis/skripsi/tugas akhir: (dalam tiga tahun terakhir)
c. Jumlah jurnal ilmiah terakreditasi Dikti yang sesuai
bida g : judul de ga o or le gkap dala tiga
tahun terakhir)
d. Jumlah jurnal ilmiah terakreditasi non-Dikti yang sesuai
bida g : judul de ga o or le gkap dala tiga tahun terakhir)
e. Jumlah jurnal ilmiah nasional tidak terakreditasi yang
sesuai bida g : judul de ga o or le gkap dala tiga tahun terakhir)
f. Ju lah jur al il iah i ter asio al a g sesuai bida g : 2 judul dengan nomor lengkap (dalam tiga tahun
terakhir)
g. Jumlah prosiding se i ar a g sesuai : judul de ga nomor lengkap (dalam tiga tahun terakhir)
h. STM PPM dan Program Studi memiliki akses yang mudah
ke perpustakaan di luar perguruan tinggi (termasuk
akses secara online)
i. Dana untuk pengadaan dan pemeliharaan bahan pustaka
tersedia memadai
4 Peralatan Laboratorim a. Luasan untuk laboratorium minimal 2 m2 per mahasiswa
b. Peralatan laboratorium lengkap, modern dan cukup
mutakhir serta sesuai dengan kebutuhan
c. Adanya perencanaan dengan dana yang memadai untuk
pengadaan, pemeliharaan dan peningkatan fasilitas
laboratorium
5 Sistem pengelolaan data
dan informasi
a. Tersedia computer dan perangkat lunak yang lengkap
dan canggih
b. Sistem teknologi informasi selalu ditata dan di-upgrade
minimal 1 tahun 1 kali
c. Adanya kebijakan pemeliharaan dan modernisasi
computer serta didukung dengan dana yang memadai
d. Komputer dihubungkan dengan jaringan lokal dan
internet
e. Rasio jumlah komputer per mahasiswa minimal 1:10
f. Pengelolaan data akademik di Program Studi didukung
oleh sistem informasi yang tertelusur, ditangani dengan
computer dan dapat diakses melalui jaringan luas
g. STM PPM memilki situs web yang berbahasa Indonesia
dan Inggris yang menyediakan informasi akademik dan
non-akademik bagi pemangku kepentingan, dan datanya
selalu dimutakhirkan secara regular
h. Perguruan tinggi memiliki kapasitas internet dengan
rasio bandwidth per mahasiswa yang memadai.
KBPM = Kapasitas bandwidth >= 0.75
(dalam KbProgram Studi per mahasiswa)
6 Galeri Buku a. Lokasi strategis bagi seluruh sivitas akademik dan umum
b. Jenis perlengkapan dan bahan ajar relevan dan
memenuhi kebutuhan belajar mahasiswa
c. Jama pelayanan setiap hari sesuai kebutuhan mahasiswa
7 Efektifitas pemakaian a. Mempunyai pedoman pemakaian sarana
b. Memiliki data pemakaian dan dinilai efisien dalam
pemakaiannya
8 Pemeliharaan dan
perawatan sarana
a. Tersedian unit dan sumber daya manusia yang dapat
memelihara sarana atau fasilitas pembelajaran yaitu
operator computer, pustakawan, laboran, dll
b. Terselenggaranya kegiatan pemeliharaan sarana secara
berkala meliputi: pembersihan, perapian, pemeriksaan,
pengujian, perbaikan, dan/atau penggantian bahan atau
perlengkapan sarana dan kegiatan sejenis lainnya
2.7 Standar Pengelolaan Pembelajaran
2.7.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Standar pengelolaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan
pembelajaran pada tingkat Program Studi. Standar pengelolaan pembelajaran harus
mengacu pada standar kompetensi lulusan, standar isi pembelajaran, standar proses
pembelajaran, standar dosen dan tenaga kependidikan, serta standar sarana dan prasarana
pembelajaran.
2.7.2 Landasan Ideal
STM PPM dalam menetapkan standar pengelolaan pembelajaran berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang
Standar Nasional Pendidikan Tinggi; kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Riset,
Teknologi, dan Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi.
2.7.3 Langkah Pencapaian
STM PPM melakukan penetapan standar pengelolaan pembelajaran dengan melakukan
kegiatan yaitu:
1. Perencanaan dalam penyediaan sarana, prasarana dan dana guna mendukung
terlaksananya pengelolaan pembelajaran
2. Membangun hubungan antara sivitas akademika, khususnya dosen dan mahasiswa
melalui kegiatan Tri Dharma, khususnya dharma pendidikan/pengajaran
3. Penetapan etika akademis sebagai pedoman berperilaku dan berinteraksi bagi sivitas
akademika
4. Kegiatan akademik dosen bidang pembelajaran yang berorientasi pada
pengembangan intelektualitas mahasiswa baik secara hard competency dan soft
competency
STM PPM memiliki kebijakan mutu akademik atau pendidikan yaitu program-program yang
ditawarkan STM PPM memiliki mutu akademik yang tinggi terutama didasarkan pada
penelitian yang dikembangkan oleh dosen STM PPM. Sesuai dengan perubahan orientasi STM
PPM dari suatu perguruan tinggi berbasis pendidikan menjadi perguruan tinggi berbasis
penelitian. Metode pendidikan di STM PPM secara bertahap akan berubah dari proses-proses
berbasis pengajaran yang berpusat pada dosen (teacher centered education) menuju
pengajaran yang berpusat pada mahasiswa (student centered education). Pendidikan di STM
PPM hendaknya diselenggarakan secara terencana dan memiliki indikator mutu serta
akuntabel. Program-program di STM PPM harus dapat diselesaikan oleh sebagian besar
mahasiswa secara tepat waktu. Program-program pendidikan yang ditawarkan oleh STM PPM
memiliki kesetaraan dengan program-prigram serupa dengan perguruan-perguruan tinggi
yang memiliki reputasi tinggi, yang diakreditasi oleh lembaga akreditasi nasional.
Kebijakan mutu akademik tersebut menjadi dasar bagi STM PPM dalam menyelenggarakan
pengelolaan pembelajaran yang kondusif bagi kegiatan akademik, interaksi antara dosen dan
mahasiswa, antara sesama mahasiswa, antara sesama dosen yang mendorong mereka
menjadi pribadi yang proaktif, kritis, inovatif, dinamis, dan etis.
Peningkatan suasana akademik yang mendorong pengelolaan pembelajaran yang kondusif
seperti halnya dengan peningkatan kinerja, tidak terjadi secara kebetulan, tetapi lebih
merupakan akibat dari tindakan pengelolaan/pembinaan yang direncanakan, diorganisasikan,
dilaksanakan dan dikendalikan, komprehensif dan terintegrasi. Semua komponen yang terkait
dengan pencapaian tingkat mutu, suasana akademis yang lebih baik dan dikondisikan dengan
baik.
Kondisi dan suasana akademik yang kondusif dan melibatkan komponen-komponen yang
terkait tersebut tidak dapat langsung mencapai tingkat ideal sekaligus, tetapi harus melalui
tahapan perencanaan, pengelolaan, pengendalian dan tindak lanjut yang harus dilaksanakan
secara sistematis, berkelanjutan dan memerlukan komitmen dari semua stakeholders yang
terlibat dalam proses peningkatan dan penjaminan mutu internal. Langkah perbaikan bisa
diawali dengan mengidentifikasi masalah utama dan pemetaan, yang dalam hal ini dapat
dijadikan sebagai tolak ukur kondisi suasana akademis yang diharapkan. Langkah yang
biasanya diambil adalah dengan analisis SWOT. Berdasarkan hasil analisis tersebut kemudian
dibuat strategi dan langkah perbaikan terhadap faktor-faktor yang secara signifikan bisa
menghasilkan perubahan suasana akademik yang lebih kondusif.
2.7.4 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Program Studi wajib melakukan
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan dan
evaluasi, serta pelaporan
kegiatan pembelajaran
1. Program Studi wajib melakukan penyusunan
kurikulum dan rencana pembelajaran dalam setiap
mata kuliah
2. Program Studi wajib menyelenggarakan program
pembelajaran sesuai standar isi, standar proses,
standar penilaian yang telah ditetapkan dalam
rangka mencapai capaian pembelajaran lulusan
3. Program Studi wajib melakukan kegiatan sistemik
yang menciptakan suasana akademik dan budaya
mutu yang baik
4. Program Studi wajib melakukan kegiatan
pemantauan dan evaluasi secara periodik dalam
rangka menjaga dan meningkatkan mutu proses
pembelajaran
5. Program Studi wajib melaporkan hasil program
pembelajaran secara periodik sebagai sumber data
dan informasi dalam pengambilan keputusan
perbaikan dan pengembangan mutu pembelajaran
6. Dosen harus melakukan proses input nilai secara
on-line melalui Sistem Informasi Akademik (SIAK)
7. STM PPM wajib menyusun kebijakan, rencana
strategis dan operasional terkait dengan
pembelajaran yang dapat diakses oleh sivitas
akademika dan pemangku kepentingan, serta
dapat dijadikan pedoman bagi Program Studi
dalam melaksanakan pembelajaran
8. STM PPM wajib melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap kegiatan program studi dalam
melaksanakan kegiatan pembelajaran
9. STM PPM wajib memiliki panduan perencanan,
pelaksanaan, evaluasi, pengawasan, penjaminan
mutu, dan pengembangan kegiatan pembelajaran
dan dosen
10. STM PPM wajib menyampaikan laporan kinerja
program studi dalam menyelenggarakan program
pembelajaran melalui pangkalan data pendidikan
tinggi
2.8 Standar Pembiayaan Pembelajaran
2.8.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Standar pembiayaan pembelajaran merupakan kriteria minimal tentang komponen dan
besaran biaya investasi dan biaya operasional yang disusun dalam rangka pemenuhan
capaian pembelajaran lulusan. Biaya investasi pendidikan tinggi adalah bagian dari biaya
pendidikan tinggi untuk pengadaan sarana dan prasarana, pengembangan dosen, dan tenaga
kependidikan pendidikan tinggi. Biaya operasional pendidikan tinggi adalah bagian dari biaya
pendidikan tinggi yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan pendidikan yang mencakup
biaya dosen, biaya tenaga kependidikan, biaya bahan operasional pembelajaran, dan biaya
operasional tidak langsung. Biaya operasional pendidikan tinggi ditetapkan per mahasiswa
per tahun yang disebut dengan standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi.
Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi bagi perguruan tinggi negeri ditetapkan
secara periodik oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dengan mempertimbangkan: a. jenis Program Studi; b. tingkat akreditasi perguruan tinggi dan Program Studi c. indeks kemahalan wilayah;
Standar satuan biaya operasional pendidikan tinggi menjadi dasar bagi setiap perguruan
tinggi untuk menyusun rencana anggaran pendapatan dan belanja (RAPB) perguruan tinggi
tahunan dan menetapkan biaya yang ditanggung oleh mahasiswa.
2.8.2 Landasan Ideal
STM PPM dalam menetapkan standar pembiayaan pembelajaran berpedoman pada Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 49 Tahun 2014 tentang Standar
Nasional Pendidikan Tinggi; kemudian diganti dengan Peraturan Menteri Riset, Teknologi, dan
Pendidikan Tinggi Republik Indonesia Nomor 44 Tahun 2015 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Tinggi.
2.8.3 Langkah Pencapaian
Langkah-langkah pencapaian standar mutu pembiayaan pembelajaran dicapai dengan
menetapkan kebijakan mutu pembiayaan pembelajaran STM PPM yaitu dalam menjamin
pelaksanaan standar pembiayaan pembelajaran dimana kebijakan mutu pembiayaan
pembelajaran di STM PPM adalah pengelolaan keuangan di STM PPM harus dilakukan dengan
prinsip-prinsip bijaksana (prudence), hati-hati, teliti, berimbang antara pemasukan dan
pengeluaran, dan bertanggung jawab. Pengelolaan keuangan harus berdasarkan rencana jangka
panjang (RenIP dan Renstra), dan rencana tahunan (RENOP atau RKAPB). Pengeluaran yang
tidak ada dalam rencana tidak boleh dilakukan, kecuali pengeluaran yang tidak terhindarkan
dan harus mendapat persetujuan Ketua Sekolah Tinggi. Adapun laporan keuangan harus
diaudit oleh Satuan Pengawas Internal (SPI) dan Auditor oleh Satuan Pengawas Internal (SPI)
dan Auditor Eksternal.
Dalam menyelenggarakan pembelajaran, STM PPM wajib mengupayakan pendanaan
pendidikan tinggi dari berbagai sumber di luar biaya pendidikan yang diperoleh dari mahasiswa.
Adapun komponen pembiayaan lain di luar biaya pendidikan antara lain hibah, jasa layanan
profesi dan/atau keahlian, dana lestari dari alumni dan filantropis, kerjasama kelembagaan
Pemerintah dan swasta.
Selain itu, Perguruan tinggi wajib menyusun kebijakan, mekanisme, dan prosedur dalam
menggalang sumber dana lain secara akuntabel dan transparan dalam rangka peningkatan
kualitas pendidikan.
Dalam mengelola pembiayaan pembelajaran, STM PPM wajib memiliki sistem pencatatan biaya
dan melaksanakan pencatatan biaya sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan
sampai dengan pada satuan Program Studi. STM PPM juga wajib melakukan analisis biaya
operasional pendidikan tinggi sebagai bagian dari penyusunan rencana kerja dan anggaran
tahunan STM PPM. Dalam hal ini, STM PPM juga wajib melakukan evaluasi tingkat ketercapaian
standar satuan biaya pendidikan tinggi pada setiap akhir tahun anggaran.
2.8.4 Standar Pembiayaan Pembelajaran dan Indikator
N0 STANDAR INDIKATOR
1 Program Studi
memperoleh dana
operasional
penyelenggaraan tri
dharma secara memadai
1. Program Studi memiliki perencanaan sasaran mutu,
perencaan kegiatan/kerja dan perencanaan/alokasi dan
pengelolaan dana sesuai prosedur/mekanisme yang berlaku
di STM PPM dan terdokumentasi dengan baik dan dapat
dilacak
2. STM PPM mempunyai sistem pencatatan biaya dan
melaksanakan pencatatan biaya sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan sampai pada satuan
program studi, melakukan analisis biaya operasioanal
pendidikan tinggi sebagai bagian dari penyusunan rencana
kerja dan anggaran tahunan, serta melakukan evaluasi
tingkat ketercapaian standar satuan biaya pendidikan tinggi
pada setiap tahun anggaran
3. STM PPM mengupayakan pendanaan pendidikan tinggi dari
berbagai sumber di luar pendidikan yang diperoleh dari
mahasiswa melalui dana hibah, jasa profesi dan/atau
keahlian, dana lestari dari alumni, kerjasama kelembagaan
Pemerintah dan swasta
4. STM PPM menyusun dan menetapkan kebijakan,
mekanisme, dan prosedur dalam menggalang sumber dana
lain secara akuntabel dan transparan dalam peningkatan
kualitas pendidikan
5. Persentase dana perguruan tinggi yang berasal dari
ahasis a SPP da da a lai a adalah % i stitusi 6. Penggunaan dana untuk operasional (pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, termasuk gaji dan upah, dan
i estasi prasara a, sara , da SDM Rp. 18 Juta. Jumlah
dana operasional/ mahasiswa/tahun (=DOM) (institusi & S1)
7. Penggunaan dana untuk operasional (pendidikan, penelitian,
pengabdian pada masyarakat, termasuk gaji dan upah, dan
i estasi prasara a, sara , da SDM Rp. Juta. Ju lah dana operasional/ mahasiswa/tahun (=DOM) (program S2)
8. Rata-rata dana penelitian /dosen tetap/tahun > Rp. 3.5 Juta
9. Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
/dosen tetap/tahun Rp. Juta (Institusi & S1)
10. Rata-rata dana pelayanan/pengabdian kepada masyarakat
/dosen tetap/tahun Rp. Juta (Program S2)
11. Penggunaan dana Pendidikan, Penelitian, dan Pengabdian
Kepada Masyarakat dari total pemasukan dana lebih dari
10%
12. Dana (termasuk hibah) yang dikelola >Rp. 30 juta per dosen
tetap per tahun (mencakup gaji; tunjangan fungsional; biaya
Pendidikan, Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat,
insentif kinerja dosen, tunjangan sertifikasi dosen, dan
kerjasama)
STANDAR MUTU PENELITIAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jl. Menteng Raya No.9-19, Kb. Sirih, Menteng, Jakarta Pusat,
Indonesia 10340
Telp./Fax : (021) 2300313 / 2302051
KODE
BPM-STM PPM-SM-2
DOKUMEN STANDAR
STANDAR SPMI STM PPM MANAJEMEN
TANGGAL
DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
STANDAR MUTU PENELITIAN
1. Standar Hasil Penelitian
1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Penelitian adalah kegiatan yang dilakukan menurut kaidah dan metode ilmiah secara
sistematis untuk memperoleh informasi, data, keterangan yang berkaitan dengan
pemahaman dan/atau pengujian suatu cabang pengetahuan dan teknologi. Sasaran utama
penelitian ditujukan kepada peningkatan kualitas melalui penelitian unggulan Sekolah Tinggi
Manajemen PPM yang bermanfaat bagi kemajuan bangsa dan kemanusiaan sesuai komitmen
Sekolah Tinggi Manajemen PPM untuk berperan aktif dalam perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi. Untuk itu, sangat diperlukan koordinasi pada semua strata agar
kegiatan berbagai bidang penelitian mengarah pada penelitian unggulan yang telah
ditetapkan oleh Sekolah Tinggi Manajemen PPM, yaitu manajemen yang memperkuat daya
saing bangsa.
Untuk mengisi bidang penelitian unggulan Sekolah Tinggi Manajemen PPM, ada 3 kategori
penelitian yang dapat dilaksanakan oleh peneliti Sekolah Tinggi Manajemen PPM, yaitu:
1. Penelitian dasar atau fundamental merupakan penelitian ilmu dasar yang sangat
berkaitan dengan pengembangan teori dan yang mendasari kemajuan ilmu
pengetahuan tertentu; materi penelitian dasar harus berorientasi pada luaran
penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala,
fenomena, kaidah, model atau postulat baru
2. Penelitian terapan merupakan kegiatan penelitian untuk menerapkan ilmu dasar agar
dapat menghasilkan produk teknologi yang kelak bermanfaat bagi kesejahteraan
masyarakat; materi penelitian terapan harus berorientasi pada luaran penelitian yang
berupa inovasi serta pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau industri
3. Penelitian pengembangan merupakan kegiatan penelitian pengembangan teknologi
atas permintaan masyarakat untuk meningkatkan produk yang telah ada agar dapat
memenuhi kebutuhan mereka.
Dengan merujuk pada produk yang dihasilkan maka ruang lingkup penelitian di Sekolah Tinggi
Manajemen PPM dapat dikelompokkan menjadi dua kelompok yaitu:
1. Lingkup pertama adalah penelitian yang terkait langsung dengan kegiatan pendidikan
dengan output skripsi, tesis, disertasi, dan publikasi ilmiah atau penelitian yang dipakai
untuk meningkatkan kualitas mengajar dengan output buku ajar;
2. Lingkup kedua adalah penelitian yang dilakukan untuk tujuan pengembangan teori dan
ilmu pengetahuan atau untuk tujuan pelayanan dan pengabdian pada publik dengan
output berupa produk dan paten.
Kedua lingkup penelitian ini saling terkait dan saling menopang dan dapat melibatkan semua
staf akademik Sekolah Tinggi Manajemen PPM beserta mahasiswanya dan juga berbagai
pihak luar yang berkepentingan.
1.2 Landasan Ideal
Bagian kesepuluh UU No 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi pasal 45 menyatakan:
(1) Penelitian di Perguruan Tinggi diarahkan untuk mengembangkan Ilmu pengetahuan
dan Teknologi,serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat dan daya saing bangsa,
(2) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan oleh Sivitas Akademika
sesuai dengan otonomi keilmuan dan budaya akademik, materi penelitian terapan
harus berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha,
dan/atau industry.
(3) Penelitian sebagaimana dimaksud pada ayat (2) dilaksanakan berdasarkan jalur
kompetensi dan kompetisi.
Guna meningkatkan mutu kegiatan penelitiannya, Sekolah Tinggi Manajemen PPM melalui
Lembaga Penelitian harus meningkatkan profesionalisme para penelitinya. Yang dimaksud
dengan profesionalisme disini ialah menjadikan penelitian sebagai profesi dalam pelaksanaan
dharma kedua dari Tridharma Perguruan Tinggi dengan imbalan yang pantas bagi para
peneliti. Selain peneliti sebagai individu, juga diperlukan peneliti sebagai suatu kelompok atau
tim yang bekerja bersama.
Pelaku penelitian harus mengerjakan penelitiannya dengan berpedoman pada Kode Etik
Pelaku Penelitian yang sudah disepakati dan berlaku di Sekolah Tinggi Manajemen PPM,
termasuk di dalamnya keberadaan komisi etik pelaku penelitian untuk penyelesaian berbagai
masalah terkait pelaksanaan dan produk penelitian yang melanggar kode etik pelaku
penelitian.
Landasan ideal standar hasil penelitian merujuk kepada Permenristek Dikti Nomor 44 tahun
2015.
1.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Sekolah tinggi
mengimplementasikan kode etik
penelitian
Adanya komisi etik penelitian
indikatornya berupa tinjauan (review)
aspek etik penelitian.
2 Penelitian harus memiliki
kegunaan dan relevansi dengan
pendidikan dan ilmu pengetahuan
Keterkaitan penelitian dengan pendidikan
berupa:
1. Minimal satu mahasiswa yang dilibatkan
dalam setiap penelitian
2. Jumlah penelitian yang memperoleh HaKI
minimal 1 per program studi dalam setiap 3
tahun.
3. Setiap penelitian yang dihasilkan melalui
kegiatan yang memenuhi kaidah ilmiah,
metode ilmiah dan secara sistematis
memenuhi otonomi keilmuan dan budaya
akademik
4. Hasil penelitian yang tidak bersifat rahasia,
tidak menggangu kepentingan umum atau
nasional wajib disebarluaskan dengan cara
yaitu diseminarkan,
dipublikasikan,dipatenkan, dan/atau cara
lain yang dapat digunakan untuk
menyampaikan hasil penelitian kepada
masyarakat
3 Penelitian harus memiliki nilai
komersial
Jumlah hasil penelitian yang telah
dikomersilkan minimal 1 per program studi
dalam setiap 3 tahun.
Penelitian komersial dalam bentuk
penawaran jasa penelitian kepada
perusahaan maupun organisasi untuk
penelitian-penelitian dalam bidang
manajemen yang mencakup manajemen
pemasaran, manajemen operasi,
manajemen SDM, dan manajemen
strategik. Selain itu, penelitian komersial
dalam bentuk proyek customized research
(penelitian yang disesuaikan dengan
kebutuhan klien) berupa riset industri, riset
pasar, dan riset pelanggan
4 Hasil penelitian dipublikasikan
dalam bentuk artikel ilmiah
(buku, prosiding, jurnal nasional
dan internasional, HaKI/paten)
1. Jumlah tulisan ilmiah yang dipublikasikan
dalam bentuk buku, prosiding seminar,
jurnal ilmiah nasional/internasional
minimal 1 per penelitian per dosen dalam
1 tahun.
2. Jumlah karya penelitian dosen yang
memperoleh penghargaan/award di
tingkat nasional/ internasional minimal 1
karya per program studi per 3 tahun di
tingkat nasional dan per 3 tahun di tingkat
internasional.
3. Jumlah HaKI yang diregistrasi minimal 1
per program studi per 3 tahun.
5 Mahasiswa memperoleh layanan
bimbingan penelitian
1. Persentase jumlah proposal hibah
kompetisi yang diterima terhadap jumlah
mahasiswa STM PPM selama 3 tahun
terakhir minimal 5%
2. Penelitian yang dilakukan mahasiswa
harus diarahkan untuk mencapai capaian
pembelajaran lulusan yang ditetapkan
masing-masing program studi STM PPM.
6 Dosen di program studi yang
melaksanakan kegiatan penelitian
dengan melibatkan mahasiswa
Jumlah penelitian dosen yang sesuai bidang
atas biaya sendiri atau dibiayai dari dalam
atau luar negeri (sebagai ketua atau
anggota per dosen per tahun) dan
melibatkan mahasiswa minimal 2 judul per
tahun
2. Standar Isi Penelitian
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar isi penelitian merupakan kriteria minimal tentang kedalaman dan keluasan materi
penelitian. Kedalaman dan keluasan materi penelitian meliputi materi pada penelitian dasar
dan penelitian terapan. Materi pada penelitian dasar harus berorientasi pada luaran
penelitian yang berupa penjelasan atau penemuan untuk mengantisipasi suatu gejala,
fenomena, kaidah, model, atau postulat baru. Materi pada penelitian terapan harus
berorientasi pada luaran penelitian yang berupa inovasi serta pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi masyarakat, dunia usaha, dan/atau
industri. Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan mencakup materi kajian khusus
untuk kepentingan nasional. Materi pada penelitian dasar dan penelitian terapan harus
memuat prinsip-prinsip kemanfaatan, kemutahiran, dan mengantisipasi kebutuhan masa
mendatang.
2.2 Landasan Ideal
Landasan ideal standar isi penelitian merujuk kepada Permenristek Dikti Nomor 44 tahun
2015.
2.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1. Penelitian dilaksanakan sesuai
dengan mandat program
studi/kelompok keahlian
Jumlah penelitian yang sesuai dengan
mandate (roadmap) program studi masing-
masing selama 3 tahun terakhir minimal 50%.
2. Penelitian dilaksanakan harus
bermutu
1. Jumlah publikasi ilmiah yang dipublikasi
dalam jurnal terakreditasi nasional
maupun internasional minimal 50% dari
jumlah penelitian yang dilakukan oleh
dosen.
2. Penelitian yang dihasilkan merupakan
penelitian yang multidisipliner yang
memuat prinsip-prinsip kemanfaatan,
kemutahiran, dan mampu mengantisipasi
kebutuhan masa mendatang.
3. Materi penelitian mencakup materi kajian
khusus untuk kepentingan nasional
4. Publikasi yang dihasilkan dalam jurnal
terindeks, bereputasi dan atau
bereputasi dan berimpact-factor memiliki
faktor dampak.
3. Standar Proses Penelitian
3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar proses penelitian merupakan kriteria minimal tentang kegiatan penelitian yang terdiri
atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan. Kegiatan penelitian merupakan kegiatan yang
memenuhi kaidah dan metode ilmiah secara sistematis sesuai dengan otonomi keilmuan dan
budaya akademik. Kegiatan penelitian harus mempertimbangkan standar mutu, keselamatan
kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan peneliti, masyarakat, dan lingkungan.
Kegiatan penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dalam rangka melaksanakan tugas akhir,
skripsi, tesis, atau disertasi, selain harus harus mengarah pada terpenuhinya capaian
pembelajaran lulusan serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi. Kegiatan
penelitian yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam besaran satuan kredit semester.
3.2 Landasan Ideal
Landasan ideal standar proses penelitian merujuk kepada Permenristek Dikti nomor 44 tahun
2015.
3.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Perencanaan penelitian Ada perencanaan penelitian (road map)
di STM PPM melalui lembaga penelitian
dan pengabdian masyarakat (Research
Center and Case Clearing House).
2 Pelaksanaan Penelitian
1. Penelitian dilaksanakan sesuai
dengan road map
2. Penelitian dilaksanakan sesuai
dengan schedule
3. Kegiatan Penelitian harus
mempertimbangkan standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, serta keamanan
peneliti, masyarakat dan lingkungan
4. Kegiatan penelitian yang dilakukan
oleh mahasiswa STM PPM dalam
rangka melaksanakan tugas akhir
(skripsi/tesis) harus memenuhi
capaian pembelajaran lulusan yang
ditetapkan di masing-masing
program studi STM PPM
5. Kegiatan penelitian oleh mahasiswa
STM PPM dalam bentuk skripsi dan
tesis memiliki jumlah SKS yaitu 6 SKS
(skripsi) dan 4 SKS (tesis)
6. Penelitian STM PPM harus
memenuhi kaidah dan metode
ilmiah secara sistematis sesuai
dengan keilmuan dan budaya
akademik
3 Monitoring dan evaluasi penelitian
Adanya monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan penelitian
4. Standar Penilaian Penelitian
4.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar penilaian penelitian merupakan kriteria minimal penilaian terhadap proses dan hasil
penelitian. Penilaian proses dan hasil penelitian dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip
penilaian paling sedikit:
a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi peneliti agar terus meningkatkan
mutu penelitiannya;
b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria yang bebas dari pengaruh
subjektivitas;
c. akuntabel, yang merupakan penilaian penelitian yang dilaksanakan dengan kriteria dan
prosedur yang jelas dan dipahami oleh peneliti; dan
d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat diakses
oleh semua pemangku kepentingan.
Penilaian proses dan hasil penelitian harus juga memperhatikan kesesuaian dengan standar
hasil, standar isi, dan standar proses penelitian. Penilaian penelitian dapat dilakukan dengan
menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran
ketercapaian kinerja proses dan pencapaian kinerja hasil penelitian. Penilaian penelitian
yang dilaksanakan oleh mahasiswa dalam rangka penyusunan laporan tugas akhir, skripsi,
tesis, atau disertasi diatur berdasarkan ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.
4.2 Landasan Ideal
Landasan ideal Standar Penilaian Penelitian tercantum dalam Permenristek Dikti Nomor 44
tahun 2015.
4.3 Standar dan Indikator
No Standar Penilaian Penelitian Indikator
1 Perencanaan
1. Adanya rencana jangka panjang,
menengah dan tahunan.
2. Adanya perencanaan anggaran/dana yang
memadai dan berkelanjutan, termasuk
metode dan instrumen penilaian penelitian
yang relevan, akuntable, dan dapat
mewakili ukuran ketercapaian kinerja
proses serta pencapaian kinerja hasil
penelitian.
2 Pelaksanaan 1. Penilaian terhadap proses dan hasil
penelitian harus memperhatikan dengan
kesesuaian standar hasil, standar isi, dan
standar proses penelitian yang ditetapkan
oleh STM PPM
2. Adanya kesesuaian pelaksanaan penelitian
dengan proposal.
3. Adanya kesesuaian isi penelitian dengan
proposal.
4. Adanya kesesuaian waktu pelaksanaan
penelitian dengan proposal.
5. Adanya kesesuaian anggaran/dana
pelaksanaan penelitian dengan proposal.
6. Penilaian proses dan hasil penelitian
memenuhi unsur edukatif, objektif,
akuntabel, dan transparan
7. Penilaian penelitian yang dilakukan oleh
mahasiswa STM PPM dalam rangka
penyusunan laporan tugas akhir (Skripsi dan
Tesis) merujuk pada ketentuan dan
pedoman skripsi dan tesis.
3 Evaluasi dan perbaikan 1. Ada checklist penilaian kesesuaian
2. Ada tindakan koreksi terhadap
ketidaksesuaian
5. Standar Peneliti
5.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar peneliti merupakan kriteria minimal kemampuan peneliti untuk melaksanakan
penelitian. Peneliti wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan metodologi penelitian
yang sesuai dengan bidang keilmuan, objek penelitian, serta tingkat kerumitan dan tingkat
kedalaman penelitian. Kemampuan peneliti ditentukan berdasarkan: kualifikasi akademik dan
hasil penelitian. Kemampuan peneliti menentukan kewenangan melaksanakan penelitian
Standar Peneliti dapat dikembangkan berdasarkan
1. Pengalaman
2. Kredibilitas
3. Kemampuan kerjasama
4. Komitmen waktu
5. Konsultan/staf ahli
6. Terlibat dalam penelitian internasional
7. Kelompok peneliti bermutu
8. Penelitian terlaksana sesuai jadwal
5.2 Landasan Ideal
Landasan ideal Standar Peneliti tercantum dalam Permenristek Dikti Nomor 44 tahun 2015
5.3 Standar dan Indikator
No Standar Peneliti Indikator
1 Profesionalisme peneliti Ada kesesuaian bidang keilmuan peneliti
dengan tema penelitian.
2 Capaian peneliti Jumlah penghargaan yang diperoleh :
1. Minimal 1 penghargaan berskala nasional
program studi per 3 tahun.
2. Minimal 1 penghargaan berskala
internasional per program studi per 3 tahun.
3 Sumberdaya dosen yang mencukupi
dan memenuhi kualifikasi pendidikan
Persentase dosen yang mengikuti sabbatical
leave, post doc, atau kerjasama penelitian di
luar negeri > 1% (terhadap jumlah dosen di
program studi)
4 Peneliti wajib memiliki kemampuan
tingkat penguasaan metodologi
penelitian yang sesuai dengan bidang
keilmuan, objek penelitian, serta
tingkat kerumitan dan tingkat
kedalaman penelitian dalam
melaksanakan penelitian.
- Kemampuan Peneliti ditentukan
berdasarkan:
a. Kualifikasi Akademik; dan
b. Hasil Penelitian.
- Kemampuan Peneliti menentukan
kewenangan Dalam melaksanakan
penelitian.
- Setiap Dosen harus mengikuti pelatihan
metodologi penelitian Agar mampu
melaksanakan penelitian dengan baik.
5 Peneliti memperoleh prestasi dalam - Setiap Program Studi mendapatkan
mendapatkan penghargaan hibah, penghargaan hibah, pendanaan program
pendanaan program dan kegiatan dan kegiatan penelitian dari institusi
penelitian dari tingkat nasional dan
Internasional
nasional/internasional minimal 1 penelitian
dalam 2 tahun
6 Standar Sarana dan Prasarana Penelitian
6.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar sarana dan prasarana penelitian merupakan kriteria minimal sarana dan prasarana
yang diperlukan untuk menunjang kebutuhan isi dan proses penelitian dalam rangka
memenuhi hasil penelitian. Sarana dan prasarana penelitian merupakan fasilitas perguruan
tinggi yang digunakan untuk memfasilitasi penelitian paling sedikit terkait dengan bidang ilmu
program studi.
Sarana dan prasarana penelitian di perguruan tinggi juga dimanfaatkan untuk kegiatan proses
pembelajaran dan pengabdian kepada masyarakat. Oleh karena itu, sarana prasarana
penelitian harus memenuhi standar mutu keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan,
keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan.
6.2 Landasan Ideal
Landasan ideal standar sarana dan prasarana penelitian tercantum dalam Permenristek Dikti
Nomor 44 tahun 2015.
6.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 STM PPM harus menyediakan
sarana dan prasarana yang
mendukung kegiatan penelitian.
1. Tersedia sarana dan prasarana pendukung
penelitian dengan jumlah yang memadai
serta kualitas yang baik
2. Penelitian dilaksanakan dengan sarana
dan prasarana milik Institusi (seperti
laboratorium, perangkat keras dan lunak,
pangkalan data, dll. dilengkapi dengan
peralatan)
3. Sarana dan prasarana penelitian STM
PPM harus memenuhi standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, dan keamanan peneliti,
masyarakat, dan lingkungan
No Standar Indikator
2 Dana operasional
Penelitian
Rata-rata dana penelitian dosen > Rp
3.500.000,- per dosen tetap per tahun
3 Kontrak penelitian Terdapat kontrak penelitian antara peneliti
dengan penyandang dana penelitian yang
didokumentasikan di RC-CCH
4 Fasilitas - Ketersediaan insentif bagi peneliti yang
mempublikasikan hasil penelitiannya di
jurnal internasional terindeks scopus dan
jurnal nasional terakreditasi
- Ketersediaan insentif berbentuk royalti
bagi peneliti yang mempublikasikan hasil
penelitiannya dalam bentuk buku
referensi
- Ketersediaan dana bagi peneliti yang
mendaftarkan hasil penelitiannya dalam
bentuk paten
- Ketersediaan dana bagi peneliti yang
mengajukan Hak Kekayaan Intelektual
(HAKI) pada Kemenkumham
7. Standar Pengelolaan Penelitian
7.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar pengelolaan penelitian merupakan kriteria minimal tentang perencanaan,
pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan kegiatan penelitian.
Pengelolaan penelitian dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang
bertugas untuk mengelola penelitian. Kelembagaan adalah lembaga penelitian, lembaga
penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis sesuai
dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi. Kegiatan Penelitian di Sekolah Tinggi
Manajemen PPM ditangani oleh unit riset, yaitu Research Center and Case Clearing House
(RC-CCH).
RC-CCH diharapkan sebagai tempat pengembangan ilmu manajemen dan pusat pengadaan
penelitian-penelitian murni (pure research). Divisi ini dimaksudkan untuk menunjang misi
Sekolah Tinggi Manajemen PPM. Kegiatan yang dilakukan oleh RC-CCH antara lain: secara
periodik melakukan pembinaan aktivitas penelitian di sekolah, menyelenggarakan pelatihan
kuantitatif dan kualitatif bagi para dosen untuk memfasilitasi peningkatan keterampilan
Dosen dalam melakukan penelitian dan penulisan kasus, meningkatkan jumlah penelitian
dan kasus, mengadakan konferensi riset nasional serta secara rutin menerbitkan jurnal
ilmiah yang memenuhi standar DIKTI sebagai wadah bagi publikasi hasil-hasil penelitian. RC-
CCH sebagai lembaga yang mengelola penelitian wajib menyusun dan mengembangkan
rencana program penelitian sesuai dengan rencana strategis penelitian STM PPM, menyusun
dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu internal penelitian,
memfasilitasi pelaksanaan penelitian, melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan
penelitian, melakukan diseminasi hasil penelitian, memfasilitasi peningkatan kemampuan
peneliti untuk melaksanakan penelitian, penulisan artikel ilmiah, dan perolehan kekayaan
intelektual (KI), memberikan penghargaan kepada peneliti yang berprestasi, dan melaporkan
kegiatan penelitian yang dikelolanya.
Pengelolaan penelitian:
1. Institusi
2. Struktur manajemen
3. Rencana yang jelas
4. Alokasi dana
5. Fasilitas
6. Dokumentasi
7. Dikelola Lembaga Penelitian di tingkat Sekolah Tinggi Manajemen PPM dan Unit
Penelitian di tingkat STM PPM
8. Struktur organisasi, fungsi dan garis pertanggung jawaban yang jelas
9. Tersedia roadmap institusi, STM PPM, dan peneliti yang mengacu pada penelitian
unggulan Sekolah Tinggi Manajemen PPM
10. Alokasi dana Sekolah Tinggi Manajemen PPM untuk penelitian dan publikasi (seminar
dan publikasi di jurnal baik nasional maupun internasional) 20-30%
11. Fasilitas pendukung kegiatan penelitian berupa laboratorium dengan peralatan lengkap
dan laboratorium lapangan
12. Tersedianya pusat dokumentasi kegiatan
13. Penelitian yang mudah diakses IT
7.2 Landasan Ideal
Landasan ideal Standar Pengelolaan Penelitian tercantum dalam Permenristek Dikti Nomor 44
tahun 2015 .
7.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Pengelolaan penelitian 1. STM PPM melalui Research Center and Case
Clearing House (RC-CCH) menyusun rencana
strategis dan rencana induk penelitian
sebagai bagian dari renstra PPM.
2. Adanya kesesuaian kegiatan penelitian
dengan rencana strategis dan rencana induk
penelitian Sekolah Tinggi Manajemen PPM.
3. RC-CCH STM PPM memiliki kriteria dan
prosedur penilaian penelitian, menjalankan
program penelitian secara berkelanjutan
untuk mendukung adanya penemuan atau
penelitian baru di bidang ilmu pengetahuan
dan teknologi serta peningkatan jumlah dan
mutu bahan ajar, mendayagunakan dan
melakukan analisis kebutuhan sarana dan
prasarana penelitian, menyelenggarakan
program kerjasama penelitian serta memiliki
panduan tentang kriteria peneliti dengan
mengacu pada standar hasil, standar isi, dan
standar proses penelitian
4. Memiliki Gugus Penjamin atau Kendali Mutu
dengan tugas dan tanggung jawab yang jelas
dalam pengendalian mutu penelitian.
5. Adanya SOP monitoring dan evaluasi
terhadap pelaksanaan penelitian.
6. RC-CCH STM PPM menyampaikan laporan
kinerja penelitian melalui pangkalan data
pendidikan tinggi dan melalui simlitabmas
8. Standar Pendanaan dan Pembiayaan Penelitian
8.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar pendanaan dan pembiayaan penelitian merupakan kriteria minimal sumber dan
mekanisme pendanaan dan pembiayaan penelitian. Sekolah tinggi wajib menyediakan dana
penelitian internal. Selain dari anggaran penelitian internal, pendanaan penelitian dapat
bersumber dari pemerintah, kerja sama dengan lembaga lain baik di dalam maupun di luar
negeri, atau dana dari masyarakat. Pendanaan penelitian digunakan untuk membiayai:
a. perencanaan penelitian;
b. pelaksanaan penelitian;
c. pengendalian penelitian;
d. pemantauan dan evaluasi penelitian;
e. pelaporan hasil penelitian; dan
f. diseminasi hasil penelitian.
STM PPM melalui RC-CCH menjamin tersedianya dana pengelolaan penelitian yang digunakan
untuk manajemen penelitian yang terdiri atas seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi;
pelaporan penelitian; diseminasi hasil penelitian; peningkatan kapasitas peneliti; dan insentif
publikasi ilmiah atau insentif kekayaan intelektual (KI).
8.2 Landasan Ideal
Landasan ideal Standar Pendanaan penelitian tercantum dalam Permenristek Dikti Nomor 44
tahun 2015.
8.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Dana penelitian yang memadai Rata-rata dana penelitian dosen > Rp. 3,5 juta per
dosen tetap per tahun
Persentase penggunaan dana Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat > 5% total
pemasukan dana
2 Pendanaan yang berasal dari
kerjasama kegiatan penelitian
dengan instansi di dalam/luar
negeri yang relevan dengan
mandat.
1. Persentase rata-rata jumlah penelitian
dosen yang sesuai bidang per tahun
yang bekerjasama dengan institusi dalam
negeri > 10% per tahun
2. Persentase rata-rata jumlah penelitian
dosen yang sesuai bidang per tahun
yang bekerjasama dengan institusi luar negeri
> 5% per tahun
STANDAR MUTU
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jl. Menteng Raya No.9-19, Kb. Sirih, Menteng, Jakarta Pusat,
Indonesia 10340
Telp./Fax : (021) 2300313 / 2302051
KODE
BPM-STM PPM-SM-3
DOKUMEN STANDAR
STANDAR SPMI STM PPM MANAJEMEN
TANGGAL
DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT
1. Standar Hasil Pengabdian Masyarakat
1.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar hasil pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal hasil pengabdian
kepada masyarakat dalam menerapkan, mengamalkan, dan membudayakan ilmu
pengetahuan dan teknologi guna memajukan kesejahteraan umum dan mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hasil pengabdian kepada masyarakat adalah:
a. penyelesaian masalah yang dihadapi masyarakat dengan memanfaatkan keahlian
sivitas akademik yang relevan;
b. pemanfaatan teknologi tepat guna;
c. bahan pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau
d. bahan ajar atau modul pelatihan untuk pengayaan sumber belajar.
1.2 Landasan Ideal
Landasan ideal standar hasil pengabdian masyarakat adalah Permenristek Dikti No. 44 Tahun
2015.
1.3 Standar dan Indikator
No. Standar Indikator
1 Penyelesaian masalah yang dihadapi
masyarakat dengan memanfaatkan
keahlian sivitas akademik yang relevan
a. Terdapat program PkM yang dapat
menyelesaikan masalah yang dihadapi
masyarakat
2 Pemanfaatan teknologi tepat guna b. Terdapat program PkM yang
memanfaatkan penggunaan teknologi
3 Pengembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi
c. >10% program PkM menghasilkan
publikasi ilmiah
4 Bahan ajar untuk pengayaan sumber
belajar perkuliahan
d. > 10% program PkM menghasilkan bahan
ajar
5 Modul pelatihan e. >10% program PkM menghasilkan modul
pelatihan
2. Standar Isi Pengabdian Kepada Masyarakat
2.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Pengabdian kepada masyarakat diartikan sebagai pengamalan IPTEKS (Ilmu Pengetahuan,
Teknologi dan Seni) yang dilakukan oleh sivitas akademika secara melembaga melalui metode
ilmiah langsung kepada masyarakat (di luar kampus yang tidak terjangkau oleh program
pendidikan formal) yang membutuhkan, dalam upaya menyukseskan pembangunan dan
mengembangkan sumber daya manusia. Jasa kepakaran adalah layanan kepada masyarakat
yang mengandalkan kepakaran staf akademik dan dilaksanakan secara melembaga. Jasa
kepakaran yang dicakup dalam standar mutu ini adalah jasa kepakaran yang berkeadilan
untuk melindungi semua pihak yang terlibat dalam kerjasama jasa kepakaran yang dimaksud.
Pengabdian kepada masyarakat adalah dharma ketiga dari Tridharma Perguruan Tinggi.
Kegiatan Pengabdian kepada Masyarakat mencakup berbagai macam kegiatan di luar
pembelajaran dan riset yang reguler, dimana universitas/lembaga/fakultas/departemen
memberikan pelayanan secara langsung kepada masyarakat luas di luar kampus. Dharma jasa
pelayanan tersebut dilakukan melalui kepakaran akademik dengan memanfaatkan fasilitas-
fasilitas yang tersedia di universitas.
Secara umum, suatu kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama adalah untuk
penerapan ilmu yang bertujuan kepada pemberdayaan atau peningkatan kemampuan
masyarakat baik untuk hal-hal yang bersifat non-profit maupun profit demi keberlangsungan
finansial kegiatan tersebut (financial sustainability). Ruang lingkup pengabdian kepada
masyarakat dan kerjasama dapat berupa kegiatan jasa konsultasi, pelatihan, lokakarya,
seminar, riset terapan dan/atau penyelenggaraan kursus yang dilengkapi analisis untuk
merumuskan serta menemukan solusi pemecahan masalah sikap inovatif dan kreatif.
2.2 Landasan Ideal
Pasal 47 UU No. 12 tahun 2012 tentang Pendidikan Tinggi menyatakan bahwa pengabdian
kepada masyarakat merupakan kegiatan Sivitas Akademika dalam mengamalkan dan
membudayakan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi untuk memajukan kesejahteraan umum dan
mencerdaskan kehidupan bangsa. Selanjutnya pasal 48 menyatakan bahwa Perguruan Tinggi
berperan aktif menggalang kerja sama antar Perguruan Tinggi dan antara Perguruan Tinggi
dengan dunia usaha, dunia industri, dan masyarakat dalam bidang Penelitian dan Pengabdian
kepada Masyarakat. Pasal 50 menyatakan bahwa Perguruan Tinggi dapat menjalin kerjasama
internasional dimana kerjasama internasional tersebut harus didasarkan pada prinsip
kesetaraan dan saling menghormati dengan mempromosikan Ilmu Pengetahuan, Teknologi,
dan nilai kemanusiaan yang memberi manfaat bagi kehidupan manusia.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berkualitas harus berdasarkan hasil kegiatan
penelitian. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan penelitian sebaiknya menjadi sarana
pembelajaran mahasiswa serta memberi peluang peningkatan pencitraan publik Sekolah
Tinggi Manajemen STM PPM (STM PPM) melalui kontribusi yang positif dan nyata dalam
pembangunan bangsa dan pemberdayaan masyarakat. Dalam rencana strategis STM PPM
tersebut juga dinyatakan bahwa kerjasama institusional merupakan perluasan dan
peningkatan efektivitas kerjasama dengan pihak pemerintah dan swasta, termasuk institusi di
luar negeri, untuk mendukung perkembangan dan penguatan STM PPM.
Pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama institusional harus dikerjakan berdasarkan
pengamalan ilmu dan teknologi, bukan sekedar memberikan bantuan atau pertolongan yang
bersifat amal atau sumbangan saja. Kegiatan tersebut harus berlandaskan pada kaidah ilmiah
secara obyektif, logis dan sistematis serta efektif dan efisien. Kegiatan pengabdian kepada
masyarakat dan kerjasama institusional harus dikerjakan secara profesional. Yang dimaksud
profesional disini ialah menjalankan kegiatan secara sungguh-sungguh sehingga benar-benar
dapat menghasilkan suatu produk yang bermanfaat dan menimbulkan kepuasan bagi
masyarakat luas. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dan kerjasama harus dilakukan
berlandaskan etika dan moral guna kebaikan kehidupan dan kesejahteraan masyarakat
banyak. Landasan ideal standar isi pengabdian masyarakat adalah Permenristek Dikti No. 44
Tahun 2015.
2.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
Isi pengabdian harus mencakup
Pengembangan ipteks, teknologi
tepat guna bagi masyarakat yang
harus memuat prinsip-prinsip
kemanfaatan, kemutakhiran, dan
mengantisipasi kebutuhan masa
datang
- Jumlah karya dosen yang memperoleh
penghargaan/award di tingkat nasional/
internasional minimal 1 karya per program
studi per 3 tahun.
- Target persentase publikasi, jumlah buku ajar
dan modul pelatihan kegiatan pengabdian min.
50% dari total kegiatan Pengabdian Kepada
Masyarakat (PKM).
- Kegiatan PKM memuat inovasi dan berguna
bagi masyarakat serta memanfaatkan teknologi
tepat guna
- Program PKM dilaksanakan sesuai jadwal
- Program PKM sesuai dengan peta jalan
(roadmap) STM PPM
3. Standar Proses Pengabdian Kepada Masyarakat
3.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar proses pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang kegiatan
pengabdian kepada masyarakat, yang terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, dan pelaporan
kegiatan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat dapat berupa:
a. pelayanan kepada masyarakat;
b. penerapan ilmu pengetahuan dan teknologi sesuai dengan bidang keahliannya;
c. peningkatan kapasitas masyarakat; atau
d. pemberdayaan masyarakat.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat wajib mempertimbangkan standar mutu, menjamin
keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan, serta keamanan pelaksana, masyarakat, dan
lingkungan. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa sebagai
salah satu dari bentuk pembelajaran harus mengarah pada terpenuhinya capaian
pembelajaran lulusan (CPL) serta memenuhi ketentuan dan peraturan di perguruan tinggi.
Kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang dilakukan oleh mahasiswa dinyatakan dalam
besaran satuan kredit semester. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat harus
diselenggarakan secara terarah, terukur, dan terprogram.
3.1 Landasan Ideal
Landasan ideal standar Proses pengabdian masyarakat adalah Permenristek Dikti No. 44
Tahun 2015.
3.2 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Proses pengabdian kepada masyarakat
merupakan kriteria minimal tentang
kegiatan pengabdian kepada masyarakat,
yang terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporan kegiatan
a. Setiap kegiatan PKM harus memiliki
proposal yang disetujui Ketua STM PPM.
b. Kegiatan PKM STM PPM, berupa:
1. Pelayanan kepada masyarakat
2. Penerapan IPTEK sesuai bidang
keahlian manajemen
3. Peningkatan kapasitas masyarakat
4. Pemberdayaan masyarakat
c. Proposal harus lolos penilaian oleh
pimpinan atau reviewer.
d. Pelaksanaan PKM wajib
mempertimbangkan standar mutu,
keselamatan kerja, kesehatan,
kenyamanan, keamanan pelaksana,
masyarakat dan lingkungan.
e. Pelaksanaan PKM harus melibatkan
mahasiswa.
f. Kegiatan PKM oleh mahasiswa STM PPM
disesuaikan dengan capaian
pembelajaran lulusan yang ditetapkan
oleh masing-masing program studi di
STM PPM dan termasuk dalam
kurikulum program studi di STM PPM.
g. Pelaporan kegiatan dalam bentuk
laporan kemajuan dan laporan akhir
yang disahkan pimpinan.
h. Terdapat dokumen hasil monev kegiatan
PKM.
i. Hasil PKM STM PPM harus
dipublikasikan dalam jurnal atau
prosiding.
4. Standar Penilaian Pengabdian Kepada Masyarakat
4.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Standar penilaian pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat. Penilaian proses dan
hasil pengabdian kepada masyarakat dilakukan secara terintegrasi dengan prinsip penilaian
paling sedikit: a. edukatif, yang merupakan penilaian untuk memotivasi pelaksana agar terus
meningkatkan mutu pengabdian kepada masyarakat; b. objektif, yang merupakan penilaian berdasarkan kriteria penilaian dan bebas dari
pengaruh subjektivitas; c. akuntabel, yang merupakan penilaian yang dilaksanakan dengan kriteria dan prosedur
yang jelas dan dipahami oleh pelaksana pengabdian kepada masyarakat; dan d. transparan, yang merupakan penilaian yang prosedur dan hasil penilaiannya dapat
diakses oleh semua pemangku kepentingan.
Penilaian proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat selain memenuhi prinsip penilaian
harus memperhatikan kesesuaian dengan standar hasil, standar isi, dan standar proses
pengabdian kepada masyarakat. Kriteria minimal penilaian hasil pengabdian kepada
masyarakat meliputi: a) tingkat kepuasan masyarakat; b) terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai
dengan sasaran program; c) dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara
berkelanjutan; d) terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan
sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi; atau e) teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh
pemangku kepentingan. Penilaian pengabdian kepada masyarakat dapat dilakukan dengan menggunakan metode
dan instrumen yang relevan, akuntabel, dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja
proses dan pencapaian kinerja hasil pengabdian kepada masyarakat.
4.2 Landasan Ideal
Landsan ideal standar Penilaian Pengabdian Masyarakat adalah Permenristek Dikti No. 44
Tahun 2015.
4.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator 1 Penilaian pengabdian
kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang penilaian terhadap proses dan hasil pengabdian kepada masyarakat
a. Adanya penilaian terhadap tingkat kepuasan masyarakat atas kegiatan PKM STM PPM
b. Terjadinya perubahan sikap, pengetahuan, dan keterampilan pada masyarakat sesuai dengan sasaran program;
c. Dapat dimanfaatkannya ilmu pengetahuan dan teknologi di masyarakat secara berkelanjutan;
d. Terciptanya pengayaan sumber belajar dan/atau pembelajaran serta pematangan sivitas akademika sebagai hasil pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi;
e. Teratasinya masalah sosial dan rekomendasi kebijakan yang dapat dimanfaatkan oleh pemangku kepentingan.
f. Penilaian pengabdian menggunakan metode dan instrumen yang relevan, akuntabel dan dapat mewakili ukuran ketercapaian kinerja proses serta pencapaian kinerja hasil pengabdian pada masyarakat.
5. Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat
5.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar pelaksana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal kemampuan
pelaksana untuk melaksanakan pengabdian kepada masyarakat. Pelaksana pengabdian
kepada masyarakat wajib memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang
sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman
sasaran kegiatan. Kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat ditentukan
berdasarkan kualifikasi akademik dan hasil pengabdian kepada masyarakat.
5.2 Landasan Ideal
Landasan ideal Standar Pelaksana Pengabdian Kepada Masyarakat tercantum dalam
Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015.
5.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Pelaksana pengabdian kepada masyarakat wajib memiliki kemampuan tingkat penguasaan yang sesuai dengan bidang keahlian, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan tingkat kedalaman sasaran kegiatan.
- Pelaksana pengabdian kepada masyarakat di STM PPM memiliki penguasaan metodologi penerapan keilmuan yang sesuai bidang keahlian manajemen, jenis kegiatan, serta tingkat kerumitan dan kedalaman sasaran kegiatan.
- Research Center and Case Clearing House (RC-CCH) STM PPM dalam menentukan kewenangan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat mengacu kepada kemampuan pelaksana pengabdian kepada masyarakat sesuai butir sebelumnya.
- Setiap Dosen harus mengikuti pelatihan metodologi pengabdian agar mampu melaksanakan pengabdian dengan baik.
2 Pelaksana pengabdian kepada masyarakat adalah dosen yang melibatkan mahasiswa
- Pelaksana harus memiliki kualifikasi sesuai dengan kriteria yang dipersyaratkan penyandang dana
6. Standar Sarana Dan Prasarana Pengabdian Kepada Masyarakat
6.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal
sarana dan prasarana yang diperlukan untuk menunjang proses pengabdian kepada
masyarakat dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada masyarakat. Sarana dan
prasarana pengabdian kepada masyarakat merupakan fasilitas perguruan tinggi yang
digunakan untuk memfasilitasi pengabdian kepada masyarakat paling sedikit terkait dengan
bidang ilmu program studi yang dikelola perguruan tinggi dan area sasaran kegiatan.
Sarana dan prasarana pengabdian di perguruan tinggi juga dimanfaatkan untuk kegiatan
proses pembelajaran dan penelitian. Oleh karena itu, sarana prasarana pengabdian kepada
masyarakat harus memenuhi standar mutu keselamatan kerja, kesehatan, kenyamanan,
keamanan peneliti, masyarakat dan lingkungan.
6.2 Landasan Ideal
Landasan ideal standar sarana dan prasarana penelitian tercantum dalam Permenristek Dikti
No. 44 Tahun 2015.
6.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Tersedianya sarana dan prasarana pengabdian
kepada masyarakat yang diperlukan untuk
menunjang proses pengabdian kepada masyarakat
dalam rangka memenuhi hasil pengabdian kepada
masyarakat.
Harus memenuhi standar
mutu, keselamatan kerja,
kesehatan, kenyamanan,
dan keamanan.
7. Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat
7.1 Pengertian dan Ruang Lingkup Standar pengelolaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pemantauan dan evaluasi, serta pelaporan
kegiatan pengabdian kepada masyarakat. Pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
dilaksanakan oleh unit kerja dalam bentuk kelembagaan yang bertugas untuk mengelola
pengabdian kepada masyarakat. Kelembagaan pengelola pengabdian kepada masyarakat
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) adalah lembaga pengabdian kepada masyarakat,
lembaga penelitian dan pengabdian kepada masyarakat, atau bentuk lainnya yang sejenis
sesuai dengan kebutuhan dan ketentuan perguruan tinggi. RC-CCH STM PPM wajib: a) menyusun dan mengembangkan rencana program pengabdian kepada masyarakat
sesuai dengan rencana strategis pengabdian kepada masyarakat perguruan tinggi; b) menyusun dan mengembangkan peraturan, panduan, dan sistem penjaminan mutu
internal kegiatan pengabdian kepada masyarakat; c) memfasilitasi pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat; d) melaksanakan pemantauan dan evaluasi pelaksanaan pengabdian kepada
masyarakat; e) melakukan diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat; f) memfasilitasi kegiatan peningkatan kemampuan pelaksana pengabdian kepada
masyarakat; g) memberikan penghargaan kepada pelaksana pengabdian kepada masyarakat yang
berprestasi; h) mendayagunakan sarana dan prasarana pengabdian kepada masyarakat pada
lembaga lain melalui kerja sama; dan i) melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana
dan prasarana pengabdian kepada masyarakat. j) menyusun laporan kegiatan pengabdian pada masyarakat yang dikelolanya.
Perguruan tinggi wajib: a. memiliki rencana strategis pengabdian kepada masyarakat yang merupakan bagian
dari rencana strategis perguruan tinggi; b. menyusun kriteria dan prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat paling
sedikit menyangkut aspek hasil pengabdian kepada masyarakat dalam menerapkan,
mengamalkan, dan membudayakan ilmu pengetahuan dan teknologi guna memajukan
kesejahteraan umum serta mencerdaskan kehidupan bangsa; c. menjaga dan meningkatkan mutu pengelolaan lembaga atau fungsi pengabdian
kepada masyarakat dalam menjalankan program pengabdian kepada masyarakat
secara berkelanjutan; d. melakukan pemantauan dan evaluasi terhadap lembaga atau fungsi pengabdian
kepada masyarakat dalam melaksanakan program pengabdian kepada masyarakat; e. memiliki panduan tentang kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat dengan
mengacu pada standar hasil, standar isi, dan standar proses pengabdian kepada
masyarakat; f. mendayagunakan sarana dan prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama
pengabdian kepada masyarakat; g. melakukan analisis kebutuhan yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi sarana
dan prasarana pengabdian kepada masyarakat; dan h. menyampaikan laporan kinerja lembaga atau fungsi pengabdian kepada masyarakat
dalam menyelenggarakan program pengabdian kepada masyarakat paling sedikit
melalui pangkalan data pendidikan tinggi.
7.2 Landasan Ideal Landasan ideal Standar Pengelolaan Pengabdian Kepada Masyarakat adalah Permenristek
Dikti No. 44 Tahun 2015.
7.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Pengelolaan pengabdian
kepada masyarakat
merupakan kriteria
minimal tentang
perencanaan, pelaksanaan,
pengendalian, pemantauan
dan evaluasi, serta
pelaporan kegiatan
pengabdian kepada
masyarakat.
a. RC-CCH STM PPM menyusun rencana strategis
pengabdian kepada masyarakat yang merupakan
bagian dari rencana strategis perguruan tinggi;
b. RC-CCH STM PPM menyusun kriteria dan
prosedur penilaian pengabdian kepada masyarakat
c. RC-CCH STM PPM menjaga dan meningkatkan
mutu pengelolaan lembaga secara berkelanjutan;
d. RC-CCH STM PPM melakukan pemantauan dan
evaluasi terhadap lembaga atau fungsi pengabdian
kepada masyarakat.
e. RC-CCH STM PPM memiliki panduan tentang
kriteria pelaksana pengabdian kepada masyarakat
dengan mengacu pada standar hasil, standar isi,
dan standar proses pengabdian kepada
masyarakat;
f. RC-CCH STM PPM mendayagunakan sarana dan
prasarana pada lembaga lain melalui kerja sama
pengabdian kepada masyarakat;
g. RC-CCH STM PPM melakukan analisis kebutuhan
yang menyangkut jumlah, jenis, dan spesifikasi
sarana dan prasarana pengabdian kepada
masyarakat;
h. RC-CCH STM PPM menyampaikan laporan kinerja
lembaga atau fungsi pengabdian kepada
masyarakat dalam menyelenggarakan program
pengabdian kepada masyarakat paling sedikit
melalui pangkalan data pendidikan tinggi.
i. STM PPM memiliki gugus kendali mutu yang
melakukan evaluasi kegiatan PKM.
j. RC-CCH STM PPM menyampaikan laporan kinerja
PKM melalui pangkalan data Pendidikan Tinggi dan
Simlitabmas.
8. Standar Pendanaan Dan Pembiayaan Pengabdian Kepada Masyarakat.
8.1 Pengertian dan Ruang Lingkup
Standar pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat merupakan kriteria
minimal sumber dan mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada
masyarakat. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana internal untuk pengabdian kepada
masyarakat. Selain dari dana internal perguruan tinggi, pendanaan pengabdian kepada
masyarakat dapat bersumber dari pemerintah, kerjasama dengan lembaga lain, baik di
dalam maupun di luar negeri, atau dana dari masyarakat. Pendanaan pengabdian kepada
masyarakat bagi dosen atau instruktur digunakan untuk membiayai: a. Perencanaan pengabdian kepada masyarakat; b. Pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat; c. Pengendalian pengabdian kepada masyarakat; d. Pemantauan dan evaluasi pengabdian kepada masyarakat;
e. Pelaporan pengabdian kepada masyarakat; dan
f. Diseminasi hasil pengabdian kepada masyarakat. Mekanisme pendanaan dan pembiayaan pengabdian kepada masyarakat diatur berdasarkan
ketentuan di perguruan tinggi. Perguruan tinggi wajib menyediakan dana pengelolaan
pengabdian kepada masyarakat. Dana pengelolaan pengabdian kepada masyarakat
digunakan untuk membiayai manajemen pengabdian kepada masyarakat yang terdiri atas
seleksi proposal, pemantauan dan evaluasi, pelaporan, dan diseminasi hasil pengabdian
kepada masyarakat; serta peningkatan kapasitas pelaksana pengabdian kepada masyarakat.
8.2 Landasan Ideal
Landasan Ideal Standar Pendanaan dan Pembiayaan Pengabdian Masyarakat adalah
Permenristek Dikti No. 44 Tahun 2015.
8.3 Standar dan Indikator
No Standar Indikator
1 Pendanaan dan pembiayaan
pengabdian kepada masyarakat
merupakan kriteria minimal
sumber dan mekanisme
pendanaan dan pembiayaan
pengabdian kepada masyarakat
1. STM PPM wajib menyediakan dana internal
untuk pengabdian kepada masyarakat,
rata-rata
2. Rata-rata dana pelayanan/pengabdian
kepada masyarakat /dosen tetap/tahun ≥ Rp. 3 Juta (Institusi & S1)
3. Rata-rata dana pelayanan/pengabdian
kepada masyarakat /dosen tetap/tahun ≥ Rp. 3 Juta (Program S2)
4. Selain dari dana internal perguruan
tinggi, pendanaan pengabdian kepada
masyarakat dapat bersumber dari
pemerintah, kerja sama dengan lembaga
lain, baik di dalam maupun di luar negeri,
atau dana dari masyarakat minimal 5%.
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
KODE
BPM-STM PPM-SM 1
DOKUMEN
STANDAR
STANDAR MUTU PENDIDIKAN (SM1) TANGGAL DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
DAFTAR DOKUMEN
NO NAMA DOKUMEN
1
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : KOMPETENSI LULUSAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : ISI PEMBELAJARAN SEKOLAH
TINGGI MANAJEMEN PPM
3
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PROSES PEMBELAJARAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
4
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PENILAIAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
5
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : DOSEN DAN TENAGA
KEPENDIDIKAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
6
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : SARANA DAN PRASARANA
PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
7
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
8
STANDAR MUTU STANDAR PENDIDIKAN : PEMBIAYAAN PEMBELAJARAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
KODE
BPM-STM PPM-SM 2
DOKUMEN
STANDAR
STANDAR MUTU PENELITIAN (SM2) TANGGAL DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
DAFTAR DOKUMEN
NO DAFTAR DOKUMEN
1
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR HASIL
PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR ISI PENELITIAN
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
3
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR PROSES
PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
4
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR PENILAIAN
PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
5
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR PENELITI
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
6
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR SARANA DAN
PRASARANA PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
7
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR PENGELOLAAN
PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
8
STANDAR MUTU STANDAR PENELITIAN: STANDAR PENDANAAN
DAN PEMBIAYAAN PENELITIAN SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
PPM
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
KODE
BPM-STM PPM-SM 3
DOKUMEN
STANDAR
STANDAR MUTU PENGABDIAN KEPADA
MASYARAKAT (SM3)
TANGGAL DIKELUARKAN
30 NOVEMBER 2017
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM Revisi 0
BADAN PENJAMINAN MUTU
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
Jalan Menteng Raya 9 - 19 Jakarta 10340
Telepon : (021) 2300313
DAFTAR DOKUMEN
NO DAFTAR DOKUMEN
1
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT : STANDAR HASIL
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
2
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR ISI
PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM
3
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
PROSES PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN PPM
4
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
PENILAIAN PENGABDIAN PADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN PPM
5
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
PELAKSANA PENGABDIAN MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN
PPM
6
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
SARANA DAN PRASARANA PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH
TINGGI MANAJEMEN PPM
7
STANDAR MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
PENGELOLAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT SEKOLAH TINGGI
MANAJEMEN PPM
8
MANUAL MUTU STANDAR PENGABDIAN MASYARAKAT: STANDAR
PENDANAAN DAN PEMBIAYAAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT
SEKOLAH TINGGI MANAJEMEN PPM