Post on 07-Mar-2016
description
Tugas 2Mata Kuliah Pendidikan Teknologi dan KejuruanDosen Pengampu: Sri Waluyanti, M.PdAulia Azmi Haifani R (13520241065) |Fitria Nuri Cahyani (13520241081)
1. Sebutkan jenjang pendidikan kejuruan yang diselenggarakan di Indonesia lengkap dengan jenis-jenis kompetensi keahlian (rekayasa)!NO.BIDANG STUDI KEAHLIANPROGRAM STUDI KEAHLIANKOMPETENSI KEAHLIAN
1.TEKNOLOGI DAN REKAYASATeknik BangunanTeknik Konstruksi Baja
Teknik Konstruksi Kayu
Teknik Konstruksi Batu dan Beton
Teknik Gambar Bangunan
Teknik Furnitur
Teknik Plambing dan SanitasiTeknik Plambing dan Sanitasi
Teknik Survei dan PemetaanTeknik Survei dan Pemetaan
Teknik KetenagalistrikanTeknik Pembangkit Tenaga Listrik
Teknik Distribusi Tenaga Listrik
Teknik Transmisi Tenaga Listrik
Teknik Instalasi Tenaga Listrik
Teknik Otomasi Industri
Teknik Pendinginan dan Tata UdaraTeknik Pendingin dan Tata Udara
Teknik MesinTeknik Pemesinan
Teknik Pengelasan
Teknik Fabrikasi Logam
Teknik Pengecoran Logam
Teknik Gambar Mesin
Teknik Pemeliharaan Mekanik Industri
Teknik OtomotifTeknik Kendaraan Ringan
Teknik Sepeda Motor
Teknik Perbaikan Bodi Otomotif
Teknik Alat Berat
Teknik Ototronik
Teknologi Pesawat UdaraAir Frame dan Power Plant
Pemesinan Pesawat Udara
Konstruksi Badan Pesawat Udara
Konstruksi Rangka Pesawat Udara
Kelistrikan Pesawat Udara
Elektronika Pesawat Udara
Pemeliharaan dan Perbaikan Instrumen Elektronika Pesawat Udara
Teknik PerkapalanTeknik Konstruksi Kapal Baja
Teknik Konstruksi Kapal Kayu
Teknik Konstruksi Kapal Fiberglas
Teknik Instalasi Pemesian Kapal
Teknik Pengelasan Kapal
Kelistrikan Kapal
Teknik Gambar Rancang Bangun Kapal
Interior Kapal
Teknologi TekstilTeknik Pemintalan Serat Buatan
Teknik Pembuatan Benang
Teknik Pembuatan Kain
Teknik Penyempurnaan Tekstil
Garmen
Teknik GrafikaPersiapan Grafika
Produksi Grafika
Geologi PertambanganGeologi Pertambangan
Instrumentasi IndustriTeknik Instrumentasi Gelas
Teknik Instrumentasi Logam
Kontrol Proses
Kontrol Mekanik
Teknik KimiaKimia Analisis
Kimia Industri
PelayaranNautika Kapal Penangkap Ikan
Teknika Kapal Penangkap Ikan
Nautika Kapal Niaga
Teknika Kapal Niaga
Teknik IndustriTeknik dan Manajemen Produksi
Teknik dan Manajemen Pergudangan
Teknik dan Manajemen Transportasi
Teknik PerminyakanTeknik Produksi Perminyakan
Teknik Pemboran Minyak
Teknik Pengolahan Minyak, Gas dan Petro Kimia
Teknik ElektronikaTeknik Audio-Video
Teknik Elektronika Industri
Teknik Mekatronika
2.TEKNOLOGI INFORMASI DAN KOMUNIKASITeknik TelekomunikasiTeknik Transmisi Telekomunikasi
Teknik Suitsing
Teknik Jaringan Akses
Teknik Komputer dan InformatikaRekayasa Perangkat Lunak
Teknik Komputer dan Jaringan
Multimedia
Animasi
Teknik BroadcastingTeknik Produksi dan Penyiaran Program Pertelevisian
Teknik Produksi dan Penyiaran Program Radio
3.KESEHATANKesehatanKeperawatan
Keperawatan Gigi
Analis Kesehatan
Farmasi
Farmasi Industri
Perawatan SosialPerawatan Sosial
4.SENI, KERAJINAN DAN PARIWISATASeni RupaSeni Lukis
Seni Patung
Desain Komunikasi Visual
Desain Produk Interior dan Landscaping
Desain dan Produksi KriaDesain dan Produksi Kria Tekstil
Desain dan Produksi Kria Kulit
Desain dan Produksi Kria Keramik
Desain dan Produksi Kria Logam
Desain dan Produksi Kria Kayu
Seni PertunjukanSeni Musik Klasik
Seni Musik Non Klaasik
Seni Tari
Seni Karawitan
Seni Pedalangan
Seni Teater
PariwisataUsaha Perjalanan Wisata
Akomodasi Perhotelan
Tata BogaJasa Boga
Patiseri
Tata KecantikanKecantikan Kulit
Kecantikan Rambut
Tata BusanaBusana Butik
5.AGRIBISNIS DAN AGROTEKNOLOGIAgribisnis Produksi TanamanAgribisnis Tanaman Pangan dan Hortikultura
Agribisnis Tanaman Perkebunan
Agribisnis Pembibitan dan Kultur Jaringan Tanaman
Agribisnis Produksi TernakAgribisnis Ternak Ruminansia
Agribisnis Ternak Unggas
Agribisnis Aneka Ternak
Perawatan Kesehatan Ternak
Agribisnis Produksi Sumberdaya PerairanAgribisnis Perikanan
Agribisnis Rumput Laut
Mekanisasi PertanianMekanisasi Pertanian
Agribisnis Hasil PertanianTeknologi Pengolahan Hasil Pertanian
Pengawasan Mutu
Penyuluhan PertanianPenyuluhan Pertanian
KehutananKehutanan (4 Tahun)
6.BISNIS DAN MANAJEMENAdministrasiAdministrasi Perkantoran
KeuanganAkuntansi
Perbankan
Tata NiagaPemasaran
2. Jelaskan hubungan penyelenggaraan SMK saat ini dengan Teori Prosser!Teori Prosser dicetuskan oleh Dr. Charles Allen Prosser(1871-1952), di mana beliau adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Prosser juga seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser.Prosser yakin bahwa sekolah harus membantu para siswanya untuk mendapatkan pekerjaan, mempertahankan pekerjaan tersebut dan terus maju dalam karir. Prosser yakin bahwa harus ada sekolah vokasional untuk publik sebagai alternatif terhadap sekolah umum yang sudah ada. Sekolah vokasional yang dimaksud adalah sekolah yang menyediakan pelajaran untuk berbagai jenis pekerjaan yang ada di industri. Prosser percaya bahwa pendidikan vokasional di jenjang sekolah menengah atas akan mampu menjadikan para siswa lebih independen.Dalil atau Prinsip Pendidikan Kejuruan Prosser sebagian besar sangat sulit untuk diterapkan dengan baik dalam sistem pendidikan kejuruan kita saat ini. Hal ini sangat menyedihkan mengingat semakin banyaknya sekolah kejuruan didirikan di Indonesia. Bahkan rasio sekolah umum vs sekolah kejuruan akan segera mencapai 30:70, suatu ledakan jumlah yang sangat besar, namun tidak diimbangi oleh penerapan prinsip-prinsip yang benar.Lalu, bagaimana kesesuaian Teori Prosser dengan penyelenggaraan pendidikan kejuruan di Indonesia? Berikut ulasannya:Prinsip #1Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti ia akan bekerja.Prinsip ini akan sangat sulit untuk bisa diterapkan di Indonesia karena pembuatan replika akan memerlukan biaya besar dan harus selalu mengikuti perkembangan yang terjadi di dunia industri. Melihat keadaan sekolah kejuruan di Indonesia, sangat sulit mewujudkan prinsip ini. Hal terjauh yang bisa dilaksanakan adalah menyediakan fasilitas praktek dasar sehingga lulusan nanti akan memiliki kompetensi dasar yang kuat untuk dikembangkan lebih lanjut jika sudah diterima di industri.Prinsip #2Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat dan mesin yang sama seperti yang ditetapkan di tempat kerja.Jawaban sama dengan dalil sebelumnya. Namun jika sekolah mampu menyelenggarakan praktek kerja langsung di industri secara memadai dari sisi waktu, intensitas dan dengan pengawasan yang baik, maka prinsip ini bisa terpenuhi. Dalam kenyataan sekolah kewalahan harus menempatkan siswa dalam jumlah banyak untuk melaksanakan praktek yang sesuai kurikulum langsung di lokasi industri.Prinsip #3Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir dan bekerja seperti yang diperlukan dalam pekerjaan itu sendiri.
Hal ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia karena budaya dan lingkungan sekolah yang sangat berbeda dengan lingkungan industri sebenarnya. Idealnya sekolah bisa menciptakan kondisi yang mendukung pembentukan pola pikir dan pola kerja bagi siswanya, namun kendala terbesar adalah bahwa manajemen sekolah tidak memiliki latar belakang industri yang kuat. Hampir semua sekolah vokasi dipimpin dan diajar oleh para profesional pendidikan yang tidak memiliki pengalaman industri cukup. Maksud latar belakang dalam hal ini adalah pengalaman bekerja dan etos kerja industri, sehingga mustahil bisa menciptakan suasana industri didalam sekolah.Prinsip #4Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.Prinsip ini sudah banyak diterapkan dan berhasil di banyak sekolah kejuruan. Sistem pendidikan kita memungkinkan bagi individu siswa untuk maju dan meraih tingkat kompetensi dan keberhasilan yang setinggi-tingginya. Ini kemungkinan akibat liberalnya sistem pendidikan kita sehingga memungkinkan siswa yang memiliki potensi, rajin dan memiliki kemauan kuat dapat melaju cepat. Namun hal ini juga berlaku bagi siswa yang lemah, dimana siswa seperti ini akan tertinggal jika tidak memiliki keinginan dan motivasi yang kuat untuk maju. Sistem pendidikan yang ada memberikan keleluasaan besar pada guru untuk menentukan kualitas proses pembelajaran. Guru akan cenderung memberikan prioritas pada siswa yang potensial dan aktif. Sistem kontrol pembelajaran kurang bisa memastikan pemerataan prioritas terhadap semua siswa untuk mendapat pelajaran yang sama kuantitas dan kualitasnya.Prinsip #5Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.Idealnya memang semua calon siswa yang masuk ke sekolah kejuruan sudah melewati seleksi potensi teknis dan non-teknis, sehingga siswa yang masuk adalah siswa yang secara bakat dan minat sesuai dengan jurusan yang dipilih serta memiliki motivasi intrinsik yang besar untuk menjalani pembelajaran. Namun ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini kurang bisa dilaksanakan di sebagian besar sekolah. Salah satu faktor penting adalah karena tidak adanya bimbingan dan konseling karir atau vokasional di level SMP sebelum masuk SMK dan juga di level SMA/SMK ke program vokasi lanjutannya. Ini menyebabkan calon siswa sekolah kejuruan tidak memiliki pengertian yang cukup mengenai dunia kerja, sehingga dalam banyak kasus terjadi ketidaksesuaian siswa yang masuk ke sekolah vokasi.Prinsip #6Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.Prinsip ini banyak diabaikan dan memang sulit untuk diterapkan sepenuhnya karena banyaknya beban kurikulum sekolah kejuruan di Indonesia. Siswa tidak hanya belajar mata pelajaran teknis namun juga pelajaran normatif dan adaptif yang memakan porsi hingga 30-40% dari total waktu pembelajaran. Waktu pembelajaran praktek kejuruan juga tidak bisa melaksanakan kegiatan berulang karena kurangnya sarana prasarana penunjang praktek sehingga harus bergantian dengan siswa lain. Pada saat Praktek Industri sebenarnya siswa mendapat waktu panjang untuk mengulang-ulang kegiatan praktek, namun banyak siswa terkendala dengan penempatan praktek yang tidak sesuai jurusan.Prinsip #7Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.Prinsip ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia. Praktisi yang sukses tidak akan memilih dunia pendidikan sebagai pilihan karir utama mereka karena banyak faktor. Pendidik di sekolah kejuruan sebagaian besar adalah pendidik murni dengan ketrampilan teknis tingkat pemula. Solusinya adalah dengan mendatangkan pengajar tamu dari industri ke sekolah, namun karena terbatasnya waktu biasanya kegiatan ini hanya bisa memberi wawasan pengetahuan saja ke siswa dan tidak bisa sampai pada pemberian ketrampilan. Akhirnya memang kita harus realistis, sekolah kejuruan kita baru bisa memasok calon tenaga kerja yang siap latih ketika masuk ke dunia industri. Mereka dibekali pengetahuan dan ketrampilan dasar pada bidangnya. Jika industri ingin mendapat pekerja dengan level kompetensi lebih tinggi atau lebih spesifik, mereka harus melakukan pelatihan lanjutan secara in-company.Prinsip #8Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.Saat ini sudah ada standar kompetensi baku yang dipakai sebagai acuan di SMK yaitu SKKD dan Program Diploma banyak mengacu pada SKKNI. Hal ini sudah cukup memadai, namun masih ada kendala dalam implementasi di lapangan seperti tidak standarnya proses pembelajaran antar sekolah dan antar daerah dalam satu bidang keahlian. Kesulitan lain adalah pada saat uji kompetensi yang juga tidak standar antar sekolah dan antar daerah karena menggunakan penguji yang berbeda dan tidak profesional. Seharusnya uji kompetensi dilakukan oleh satu lembaga khusus dibawah asosiasi industri tertentu, namun secara kelembagaan hal ini belum bisa diwujudkan sepenuhnya di Indonesia. Masih banyak sekolah kejuruan yang tidak bisa mendapatkan mitra penguji kompetensi yang benar-benar kompeten dan layak menjadi penguji.Prinsip #9Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.Secara alamiah prinsip ini mulai berlaku dan diterapkan terutama di sekolah kejuruan yang memiliki birokrasi lebih fleksibel seperti sekolah swasta. Prinsip ekonomi supply-demand berlaku saat ini, program keahlian yang tidak dibutuhkan industri akan dengan sendirinya mendapatkan peminat yang sedikit. Jika sekolah tidak mampu menyesuaikan dengan cepat, maka besar kemungkinan sekolah akan kesulitan menjaring siswa. Namun banyak kendala yang harus dihadapi sekolah agar bisa menjadi sekolah yang mampu selalu memenuhi permintaan pasar kerja. Penghapusan program keahlian yang ada pasti akan menimbulkan konsekuensi besar dan menimbulkan kerugian bagi sekolah. Pembukaan program keahlian baru juga tidak mudah karena mahal dan rumitnya persiapan. Dalam realita, banyak sekolah yang akhirnya mengorbankan kesiapan penyelenggaraan demi mengejar permintaan pasar, hal ini sangat berbahaya dan pada akhirnya akan membuat nama baik sekolah tercemar karena gagal menghasilkan lulusan yang berkualitas.Prinsip #10Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).Secara sistem prinsip ini sudah diterapkan di sekolah kejuruan kita. Ada Praktek Industri dan Pemagangan di SMK yang diberikan alokasi waktu cukup panjang hingga 1 tahun. Kesempatan juga dibuka lebar dalam hal penempatan, bisa diluar kota, luar negeri, dll. Bahkan siswa diperbolehkan untuk masuk ke industri yang relevansinya kurang dengan jurusan yang dimiliki. Ini adalah hal yang salah dan tidak sesuai dengan prinsip pendidikan kejuruan, namun sekolah harus menghadapi kenyataan bahwa penempatan praktek lapangan siswa sangat sulit. Ini disebabkan kurangnya jumlah industri yang mau menerima siswa praktek dan semakin banyaknya jumlah siswa sekolah kejuruan pada saat ini. Sayangnya tidak ada upaya konkrit untuk memecahkan masalah rasio yang timpang ini dari pemerintah.Prinsip #11Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan oleh sekolah kejuruan, materi belajar memang disediakan dari sumber yang cukup terpercaya. Ini disebabkan semakin mudahnya pencarian informasi melalui teknologi informasi sehingga dimungkinkan penggunaan dokumen untuk belajar yang berasal dari berbagai sumber. Bahkan saat ini hampir tidak ada perbedaan materi belajar antar sekolah dan antar daerah karena sumber yang dipakai sangat banyak dan tersedia bebas. Namun utnuk beberapa jurusan tertentu, sekolah harus lebih proaktif membangun hubungan dengan industri lokal karena adanya materi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal.Prinsip #12Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.Prinsip ini sudah didekati oleh sistem pendidikan kejuruan dengan adanya pengelompokan jurusan dan program keahlian. Sekolah juga cenderung membuka program keahlian yang serumpun agar bisa terjadi efisiensi dalam proses mengajar karena adanya kompetensi atau sub-kompetensi yang dipakai bersama dalam bidang keahlian yang berbeda.Prinsip #13Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.Prinsip ini memerlukan banyak sumber daya dalam penerapannya. Setiap bidang keahlian memerlukan materi, metode belajar dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Kebutuhan masing-masing jurusan harus dipenuhi agar hasil dari proses pembelajaran bisa maksimal. Di Indonesia sudah diterapkan dalam skala tertentu seperti adanya pelajaran Matematika khusus untuk bidang keahlian bisnis dan manajemen, ada Matematika khusus bidang Teknologi, dll. Hal yang sama juga sudah diterapkan di masing-masing rumpun seperti antar jurusan Multimedia dan Animasi ada pelajaran Gambar Grafis yang sedikit berbeda karena berbeda tujuan.Prinsip #14Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan karena karakter sosial masyarakat Indonesia yang sangat menghargai hubungan sosial yang harmonis. Hubungan antara sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa tergolong baik jika dibanding dengan negara lain. Ini adalah hal positif karena siswa dapat secara positif mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa berjalan sehat dalam proses belajar. Namun kendala utama prinsip ini adalah karena banyaknya siswa yang harus diajar oleh 1 guru, artinya rasio guru-siswa masih sangat timpang sehingga masih sulit bagi guru untuk dapat memberikan perhatian khusus pada setiap siswanya.Prinsip #15Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.Pada umumnya manajemen administrasi sekolah di Indonesia relatif fleksibel dan tidak kaku. Ini juga berhubungan dengan karakter sosial masyarakat Indonesia yang mengedepankan rasa saling percaya dan keterbukaan. Bahkan dalam banyak kasus terlalu fleksibel dan mengabaikan prinsip tertib administrasi. Namun dengan semakin banyaknya penerapan standar manajemen mutu terpadu di sekolah, hal ini semakin baik, artinya tetap luwes namun tertib.Prinsip #16Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.Prinsip ini banyak dilanggar. Prinsip sebaliknya yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup yang penting dibuka dulu. Ini adalah prinsip yang salah namun justru menjadi mainstream di kalangan sekolah kejuruan. Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan dana sangat besar, pemerintah saat ini tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta. Hanya beberapa sekolah saja, baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah yang dikelola secara memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan yang cukup.
Selesai