Post on 23-Nov-2020
PEMERINTAH KOTA SURABAYA
SOSIALISASI PROGRAM PENCEGAHAN KORUPSI BERBASIS KELUARGA
Modul ini dikutip dari Buku Panduan Pelaksanaan Program Pencegahan Korupsi Berbasis Keluarga yang disusun oleh
KOMISI PEMBERANTASAN KORUPSI
62
Agar Anak JujurPanduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
LAMPIRAN 2MODUL‘AGAR ANAK JUJUR’UNTUK ORANGTUABESERTA ALAT PERAGA DANMEDIA PEMBELAJARAN LAINNYA
Agar Anak JujurPanduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
LAMPIRAN 2MODUL‘AGAR ANAK JUJUR’UNTUK ORANGTUABESERTA ALAT PERAGA DANMEDIA PEMBELAJARAN LAINNYA
64
Agar Anak JujurPanduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
Penanggung Jawab : Dedie A. RachimSupervisi : Sandri JustianaPenyusun : Sofie DewayaniKontributor : Ilustrasi cover : Ferry MagentaIlustrasi isi : Ferry Magenta, EorGDesain : EorG
ISBN:
Diterbitkan olehKomisi Pemberantasan Korupsi Republik IndonesiaDirektorat Pendidikan dan Pelayanan MasyarakatJl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920http://www.kpk.go.id
Cetakan 1 : Jakarta, 2016
Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya,
diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya,
dan bukan untuk diperjualbelikan.
Sepatah Kata Pimpinan KPK
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Pendidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal
tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-ke-
butuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar
pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani,
dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif.
Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal
13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencega-
han menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan
seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari
serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.
Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkem-
bang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu
guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat
menjadi pejuang antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi, kepikiranpun tidak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
a.n Pimpinan KPK
Taufiqurrahman Ruki
Ketua
i
Agar Anak JujurPanduan Menumbuhkan Kejujuran kepada Anak Sejak Dini
Penanggung Jawab : Dedie A. RachimSupervisi : Sandri JustianaPenyusun : Sofie DewayaniKontributor : Ilustrasi cover : Ferry MagentaIlustrasi isi : Ferry Magenta, EorGDesain : EorG
ISBN:
Diterbitkan olehKomisi Pemberantasan Korupsi Republik IndonesiaDirektorat Pendidikan dan Pelayanan MasyarakatJl. H.R. Rasuna Said Kav C-1 Jakarta Selatan 12920http://www.kpk.go.id
Cetakan 1 : Jakarta, 2016
Buku ini boleh dikutip dengan menyebutkan sumbernya,
diperbanyak untuk tujuan pendidikan serta non-komersial lainnya,
dan bukan untuk diperjualbelikan.
Sepatah Kata Pimpinan KPK
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Salam sejahtera untuk kita semua
Pendidikan Antikorupsi untuk anak usia dini, bertujuan membiasakan perilaku-perilaku baik sejak dini. Hal
tersebut diawali dengan menanamkan nilai-nilai kasih sayang (Pedagogy of Love), memenuhi kebutuhan-ke-
butuhan dasar anak, seperti makanan sehat dan bergizi, pembelajaran yang ramah anak, serta nilai-nilai dasar
pembentuk karakter anak, seperti jujur, peduli, disiplin, mandiri, tanggung jawab, kerja keras, sederhana, berani,
dan adil. Semua itu dibangun melalui proses internalisasi dan konstruktif.
Dalam upaya menjalankan amanah UU No. 30/2002 tentang Komisi Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal
13 c, yang berbunyi “Dalam melaksanakan tugas pencegahan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 6 huruf d, Komisi Pemberantasan Korupsi berwenang melaksanakan langkah atau upaya pencega-
han menyelenggarakan program Pendidikan Antikorupsi pada setiap jenjang pendidikan”, KPK telah menerbitkan
seri buku bacaan anak Tunas Integritas. Buku tersebut merupakan media pembelajaran yang dapat digunakan
untuk menginternalisasi dan membangun karakter antikorupsi kepada anak sejak dini. Ini merupakan awal dari
serangkaian upaya yang dilakukan secara terus menerus hingga ke jenjang pendidikan berikutnya.
Untuk melengkapi penerbitan seri buku Tunas Integritas, KPK menerbitkan buku “Agar Tunas Itu Tumbuh Berkem-
bang, Panduan Penggunaan Seri Tunas Integritas”. Kami berharap penerbitan buku panduan ini dapat memandu
guru dan orangtua dalam membentuk jati diri dan karakter antikorupsi yang kuat pada diri anak sehingga dapat
menjadi pejuang antikorupsi di masa mendatang. Jangankan korupsi, kepikiranpun tidak.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
a.n Pimpinan KPK
Taufiqurrahman Ruki
Ketua
i
66
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan
Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu:
Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel.Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah fantasi.Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa dongeng.Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah bergenre fiksi realistik kontemporer.Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif.Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku aktivitas.
Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas gen-re, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan dis-kusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca ber-sama anak-anak.
Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang menge-nal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka.Secara umum, anak-anak usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam mema-hami sebuah cerita. Sementara, anak-anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapat-kan pemaknaan baru.
Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk men-jelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan membaca buku rujukan yang berkaitan.
Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan, yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat me-nerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang
baru, tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak.
1.
2.
3.
4.
iiiii
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan
Saat mempelajari panduan ini, pastikan Anda juga membuka Seri Tunas Integritas yang bersangkutan. Seri Tunas Integritas terdiri atas 6 buah buku, yaitu:
Buku 1: Byur!, berisi kisah-kisah fabel.Buku 2: Hujan Warna-Warni, berisi kisah-kisah fantasi.Buku 3: Ya, Ampun!, menghimpun beberapa dongeng.Buku 4: Wuuush!, merupakan kumpulan kisah bergenre fiksi realistik kontemporer.Buku 5: Ini, Itu?, berisi kumpulan kisah interaktif.Buku 6: Ungu, Di Mana Kamu?, adalah buku aktivitas.
Akan Anda temukan tinjauan umum tentang masing-masing buku, yang mengulas gen-re, kosakata baru, fakta menarik, Keluarga Kumbi, serta hal-hal lain yang penting dari buku tersebut. Berikutnya, Anda dapat mempelajari sinopsis setiap cerita, bahan dis-kusi, dan kemungkinan pengembangannya, untuk persiapan sebelum membaca ber-sama anak-anak.
Seri Tunas Integritas ditargetkan untuk pembaca anak-anak berusia 4-9 tahun. Rentang itu cukup luas, dan karena setiap anak unik dan memiliki kecepatan perkembangan sendiri, maka panduan ini bersifat umum. Sebagai orangtua atau guru yang menge-nal tahap perkembangan anak-anak sendiri, Andalah yang akan menyesuaikan cara Anda menggunakan Seri Tunas Integritas bersama mereka.Secara umum, anak-anak usia prasekolah tentu masih membutuhkan bantuan orangtua atau guru dalam mema-hami sebuah cerita. Sementara, anak-anak kelas 1-3 SD sudah dapat membaca sendiri dengan atau tanpa bantuan. Kisah-kisah dengan kerumitan beragam dalam seri ini memungkinkan anak-anak membacanya berulang-ulang dan setiap kalinya mendapat-kan pemaknaan baru.
Jika ada kosakata baru dan fakta menarik dalam buku, sediakanlah waktu untuk men-jelaskannya kepada anak-anak. Anda dapat mengajak anak-anak melihat kamus dan membaca buku rujukan yang berkaitan.
Bahan diskusi dan pengembangan untuk setiap cerita merupakan pemantik gagasan, yang disusun berdasarkan paradigma bahwa anak-anak itu cerdas dan membutuhkan cukup tantangan untuk meningkatkan kemampuan membaca mereka. Anda dapat me-nerapkan bahan diskusi dan pengembangan itu secara langsung atau membuat yang
baru, tergantung pada kebutuhan dan respons anak-anak.
1.
2.
3.
4.
iiiii
68
Pendahuluan
Daftar Isi
Sepatah kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan . . . . . . . . . . ii
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Mengapa Kejujuran itu Penting? . . . . . . . . . . . . . . . 4
Apakah Kejujuran Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Bagaimana Menumbuhkan Kejujuran? . . . . . . . . . 19
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Daftar Pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
1iv
Pendahuluan
Daftar Isi
Sepatah kata . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . i
Petunjuk Penggunaan Buku Panduan . . . . . . . . . . ii
Pendahuluan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Mengapa Kejujuran itu Penting? . . . . . . . . . . . . . . . 4
Apakah Kejujuran Itu? . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 11
Bagaimana Menumbuhkan Kejujuran? . . . . . . . . . 19
Kesimpulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 46
Daftar Pertanyaan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 48
REFERENSI . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
1iv
70
Berkata yang sebenarnya dan bertindak benar adalah refleksi utama kejujuran.Manusia me-merlukan rasa “percaya” kepada manusia lain agar harmoni bisa terwujud dalam kehidupan sosial.Kejujuran menjadi tumpuan dari rasa percaya ini.Sikap dan rasa percaya (trust) perlu ditumbuhkan pada anak-anak sejak dini dalam pengasuhan. Dengan tumbuhnya rasa per-caya, maka jujur pun bisa berkembang dalam sikap hidupnya.
Rasa percaya dan sikap jujur sulit tumbuh pada anak-anak yang sering dihadapkan pada ke-curangan, perkataanbohong, atau pengkhianatan dari orang dewasa di sekitarnya, terutama dari orang tuanya. Anak-anak yang tumbuh menyaksikan kecurangan-kecurangan cenderung membentuk persepsi yang salah tentang nilai moral. Hal ini lama-lama bisa mengakibatkan bergesernya nilai-nilai di dalam dirinya.Tidak jarang kita melihat orang dewasa yang berbuat curang persis di depan anak-anak, misalnya menerobos lampu merah. Apabila anak-anak tidak bisa mengenali batas antarakecurangan dan kejujuran, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang pragmatis dan mudah mendapat pengaruh negatif.
Orangtua perlu duduk bersama anak dan meluangkan waktu khusus untuk menginternalisasi nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan anak. Orangtua juga perlu memahami bahwa anak perlu mendapatkan dukungan untuk berani mengatakan hal yang benar dan melakukan tin-dakan yang benar. Selain itu, anak perlu melihat contoh perbuatan jujur dalam figur orang dewasa yang dekat dengan mereka. Oleh karena itu, orangtua adalah teladan kejujuran yang paling dekat dengan anak.
3ilustrasi “Modo Tak Mau Menari”
Berkata yang sebenarnya dan bertindak benar adalah refleksi utama kejujuran.Manusia me-merlukan rasa “percaya” kepada manusia lain agar harmoni bisa terwujud dalam kehidupan sosial.Kejujuran menjadi tumpuan dari rasa percaya ini.Sikap dan rasa percaya (trust) perlu ditumbuhkan pada anak-anak sejak dini dalam pengasuhan. Dengan tumbuhnya rasa per-caya, maka jujur pun bisa berkembang dalam sikap hidupnya.
Rasa percaya dan sikap jujur sulit tumbuh pada anak-anak yang sering dihadapkan pada ke-curangan, perkataanbohong, atau pengkhianatan dari orang dewasa di sekitarnya, terutama dari orang tuanya. Anak-anak yang tumbuh menyaksikan kecurangan-kecurangan cenderung membentuk persepsi yang salah tentang nilai moral. Hal ini lama-lama bisa mengakibatkan bergesernya nilai-nilai di dalam dirinya.Tidak jarang kita melihat orang dewasa yang berbuat curang persis di depan anak-anak, misalnya menerobos lampu merah. Apabila anak-anak tidak bisa mengenali batas antarakecurangan dan kejujuran, mereka akan tumbuh menjadi pribadi yang pragmatis dan mudah mendapat pengaruh negatif.
Orangtua perlu duduk bersama anak dan meluangkan waktu khusus untuk menginternalisasi nilai-nilai kejujuran dalam kehidupan anak. Orangtua juga perlu memahami bahwa anak perlu mendapatkan dukungan untuk berani mengatakan hal yang benar dan melakukan tin-dakan yang benar. Selain itu, anak perlu melihat contoh perbuatan jujur dalam figur orang dewasa yang dekat dengan mereka. Oleh karena itu, orangtua adalah teladan kejujuran yang paling dekat dengan anak.
3ilustrasi “Modo Tak Mau Menari”
72
Mengapa Kejujuran itu Penting?
Kejujuran tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
Bagi orangtua
Kejujuran itu penting karena:
Kejujuran menumbuhkan kepercayaan.Anak yang jujur akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, dapat dipercaya dan bahagia.
Menginternalisasi kejujuran dalam pola pengasuhan akan menciptakan masyarakat Indonesia yang aman, nyaman, makmur. Kehidupan yang baik akan mudah terwujud.
Pendidikan usia dini adalah satu fase yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai keju-juran dalam kehidupan anak. Pengetahuan dan pengajaran yang diterima anak di masa awal kehidupannya akan disimpan dan direkam anak dan akan memengaruhi kepribadiannya hingga ia beranjak dewasa.
54
Mengapa Kejujuran itu Penting?
Kejujuran tidak hanya bermanfaat bagi individu, tetapi juga untuk keluarga dan masyarakat.
Bagi orangtua
Kejujuran itu penting karena:
Kejujuran menumbuhkan kepercayaan.Anak yang jujur akan tumbuh menjadi anak yang percaya diri, dapat dipercaya dan bahagia.
Menginternalisasi kejujuran dalam pola pengasuhan akan menciptakan masyarakat Indonesia yang aman, nyaman, makmur. Kehidupan yang baik akan mudah terwujud.
Pendidikan usia dini adalah satu fase yang penting untuk menginternalisasi nilai-nilai keju-juran dalam kehidupan anak. Pengetahuan dan pengajaran yang diterima anak di masa awal kehidupannya akan disimpan dan direkam anak dan akan memengaruhi kepribadiannya hingga ia beranjak dewasa.
54
74
Bagi anak
Kejujuran itu penting karena:
Membuat hati tenang. Apabila kita jujur, kita tidak dikejar-kejar oleh perasaan bersalah. Apabila kita tidak berbohong, kita tidak perlu berusaha untuk menutupi kebohongan.
Bangga kepada diri sendiri. Kita tidak perlu menutup-nutupi perbuatan yang tidak kita lakukan ketika curang.
Kita akan disayang oleh orang-orang di sekitar kita karena mereka tidak merasa dibohongi.
Kita dapat mengikuti banyak kegiatan karena kita dipercaya oleh orang lain.
Orang lain akan menghargai prestasi kita karena mereka tahu bahwa kita meraihnya dengan jujur.
Apabila kita bohong, maka kita:
Dijauhi orang lain.
Tidak dipercaya oleh teman.
Akan kehilangan nama baik.
Dapat berurusan dengan hukum.
Diliputi perasaan was-was. Harus menutupi kebohongan yang satu dengan kebohon-gan yang lain. Ini merepotkan karena kita harus mengin-
gat kebohongan-kebohongan itu satu per satu.
76
Bagi anak
Kejujuran itu penting karena:
Membuat hati tenang. Apabila kita jujur, kita tidak dikejar-kejar oleh perasaan bersalah. Apabila kita tidak berbohong, kita tidak perlu berusaha untuk menutupi kebohongan.
Bangga kepada diri sendiri. Kita tidak perlu menutup-nutupi perbuatan yang tidak kita lakukan ketika curang.
Kita akan disayang oleh orang-orang di sekitar kita karena mereka tidak merasa dibohongi.
Kita dapat mengikuti banyak kegiatan karena kita dipercaya oleh orang lain.
Orang lain akan menghargai prestasi kita karena mereka tahu bahwa kita meraihnya dengan jujur.
Apabila kita bohong, maka kita:
Dijauhi orang lain.
Tidak dipercaya oleh teman.
Akan kehilangan nama baik.
Dapat berurusan dengan hukum.
Diliputi perasaan was-was. Harus menutupi kebohongan yang satu dengan kebohon-gan yang lain. Ini merepotkan karena kita harus mengin-
gat kebohongan-kebohongan itu satu per satu.
76
76
Absennya kejujuran membuat Indonesia tak nyaman
Kecurangan dan kebocoran soal Ujian Nasional terjadi setiap tahun. Pemerintah mengucurkan banyak dana untuk mengerahkan polisi dan mengarantina pegawai percetakan untuk mencegah kebocoran ini ter-jadi. Kalau siswa jujur dan tidak membocorkan soal, pemerintah bisa menghemat milyaran rupiah.
Banyak kecelakaan terjadi di jalan raya karena pengemudi kendaraan ugal-ugalan,kurang terampil berkendara, dan tidak mengerti peraturan lalu-lintas. Ironisnya, banyak pengendara motor yang masih di bawah umur. Mereka dapat mengendara karena memperoleh Surat Izin Menge-mudi (SIM) secara ilegal. Apabila SIM diberikan hanya kepada penge-mudi yangterampil dan mengerti etika berlalu-lintas, maka angka ke-celakaan lalu-lintas akan dapat ditekan.
Oknum-oknum pedagang menimbun barang kebutuhan pokok sehingga harganya melambung tinggi.
Oknum pegawai kantor melakukan korupsi dengan mengambil sebagian dana proyek. Jalan dan jembatan dibuat dengan material yang buruk sehingga cepat rusak.
Untuk menghindari hukuman, hakim dan jaksa disogok dengan sejum-lah uang. Rasa aman di masyarakat pun hilang karena hukum bisa dibeli.
9ilustrasi “Modo Tak Mau Menari”
Absennya kejujuran membuat Indonesia tak nyaman
Kecurangan dan kebocoran soal Ujian Nasional terjadi setiap tahun. Pemerintah mengucurkan banyak dana untuk mengerahkan polisi dan mengarantina pegawai percetakan untuk mencegah kebocoran ini ter-jadi. Kalau siswa jujur dan tidak membocorkan soal, pemerintah bisa menghemat milyaran rupiah.
Banyak kecelakaan terjadi di jalan raya karena pengemudi kendaraan ugal-ugalan,kurang terampil berkendara, dan tidak mengerti peraturan lalu-lintas. Ironisnya, banyak pengendara motor yang masih di bawah umur. Mereka dapat mengendara karena memperoleh Surat Izin Menge-mudi (SIM) secara ilegal. Apabila SIM diberikan hanya kepada penge-mudi yangterampil dan mengerti etika berlalu-lintas, maka angka ke-celakaan lalu-lintas akan dapat ditekan.
Oknum-oknum pedagang menimbun barang kebutuhan pokok sehingga harganya melambung tinggi.
Oknum pegawai kantor melakukan korupsi dengan mengambil sebagian dana proyek. Jalan dan jembatan dibuat dengan material yang buruk sehingga cepat rusak.
Untuk menghindari hukuman, hakim dan jaksa disogok dengan sejum-lah uang. Rasa aman di masyarakat pun hilang karena hukum bisa dibeli.
9ilustrasi “Modo Tak Mau Menari”
78
“Kejujuran yang menyakitkan itu
lebih baik daripada kebohongan
yang membawa manfaat.”
(Thomas Mann)
Apakah Kejujuran Itu?
1110
“Kejujuran yang menyakitkan itu
lebih baik daripada kebohongan
yang membawa manfaat.”
(Thomas Mann)
Apakah Kejujuran Itu?
1110
80
Jujur dalam perkataan
Berkata jujur berarti:
Tidak berbohong tentang perkataan atau perbuatan orang lain. Membicarakan sesuatu hal yang tidak benar tentang orang lain pasti akan menyakiti hatinya.
Berkata jujur berarti mengakui kesalahan yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak. Anak yang jujur adalah anak yang tidak takut menerima akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
Berkata jujur adalah menceritakan kejadian yang sebenarnya. Terkadang, anak tidak menceritakan hal yang sebenarnya karena takut dimarahi. Anak hendaknya didorong untuk berani berkata jujur, meskipun ini akan mengakibatkan hal yang tidak disukainya.
Berkata jujur harus dibarengi oleh tindakan yang benar. Kadang, anak mengucapkan dengan spontan hal-hal seperti “Kulit Bapakkok sangat hitam?” Atau ”Baju kamu jelek sekali hari ini” “Rumah Bude nggak bagus, temboknya rusak”, bisa dikategorikan se-bagai mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi apakah tindakan itu benar?Anak-anak hendaknya diajarkan untuk berkata hal yang sebenarnya dalam konteks yang benar.
Jujur dalam perbuatan,
misalnya:
Berbuat yang benar.
Tidak melanggar peraturan dan tidak berbuat curang.
Tidak mengambil barang yang bukan miliknya.
Tidak melakukan perbuatan yang salah untuk mencapai suatu tujuan.
Kejujuran adalah dasar bagi semua karakter baik.
1312
Jujur dalam perkataan
Berkata jujur berarti:
Tidak berbohong tentang perkataan atau perbuatan orang lain. Membicarakan sesuatu hal yang tidak benar tentang orang lain pasti akan menyakiti hatinya.
Berkata jujur berarti mengakui kesalahan yang dilakukan dengan sengaja ataupun tidak. Anak yang jujur adalah anak yang tidak takut menerima akibat dari perbuatan yang dilakukannya.
Berkata jujur adalah menceritakan kejadian yang sebenarnya. Terkadang, anak tidak menceritakan hal yang sebenarnya karena takut dimarahi. Anak hendaknya didorong untuk berani berkata jujur, meskipun ini akan mengakibatkan hal yang tidak disukainya.
Berkata jujur harus dibarengi oleh tindakan yang benar. Kadang, anak mengucapkan dengan spontan hal-hal seperti “Kulit Bapakkok sangat hitam?” Atau ”Baju kamu jelek sekali hari ini” “Rumah Bude nggak bagus, temboknya rusak”, bisa dikategorikan se-bagai mengatakan hal yang sebenarnya, tetapi apakah tindakan itu benar?Anak-anak hendaknya diajarkan untuk berkata hal yang sebenarnya dalam konteks yang benar.
Jujur dalam perbuatan,
misalnya:
Berbuat yang benar.
Tidak melanggar peraturan dan tidak berbuat curang.
Tidak mengambil barang yang bukan miliknya.
Tidak melakukan perbuatan yang salah untuk mencapai suatu tujuan.
Kejujuran adalah dasar bagi semua karakter baik.
1312
82
Contoh sikap jujur pada anak usia 4-6 tahun
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
JujurTanggung
jawabBerani Peduli Disiplin
1 Membedakan antara ba-rang milik sendiri dan milik bersama
2 Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain
3 Mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
4 Mengakui kesalahan
5 Meminta maaf bila berbuat salah dan memaafkan te-man yang bersalah
6 Tidak menukar barang milik sendiri dengan milik orang lain tanpa izin
7 Tidak berbuat curang
1514
Contoh sikap jujur pada anak usia 4-6 tahun
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
JujurTanggung
jawabBerani Peduli Disiplin
1 Membedakan antara ba-rang milik sendiri dan milik bersama
2 Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain
3 Mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
4 Mengakui kesalahan
5 Meminta maaf bila berbuat salah dan memaafkan te-man yang bersalah
6 Tidak menukar barang milik sendiri dengan milik orang lain tanpa izin
7 Tidak berbuat curang
1514
84
Contoh sikap jujur pada anak usia 7-9 tahun
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
JujurTanggung
jawabBerani Peduli Disiplin
1 Dapat dipercaya
2 Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain
3 Mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
4 Mengakui kesalahan
5 Meminta maaf bila berbuat salah dan memaafkan te-man yang bersalah
6 Tidak menukar barang milik sendiri dengan milik orang lain tanpa izin
7 Tidak berbuat curang
8 Tidak mencontek
9 Menepati janji
Catatan: adalah nilai perilaku utama
1716
Contoh sikap jujur pada anak usia 7-9 tahun
No. Indikator Kejujuran Keterkaitan dengan karakter lainnya
JujurTanggung
jawabBerani Peduli Disiplin
1 Dapat dipercaya
2 Meminta izin saat akan meminjam barang orang lain
3 Mengatakan sesuatu yang benar-benar terjadi
4 Mengakui kesalahan
5 Meminta maaf bila berbuat salah dan memaafkan te-man yang bersalah
6 Tidak menukar barang milik sendiri dengan milik orang lain tanpa izin
7 Tidak berbuat curang
8 Tidak mencontek
9 Menepati janji
Catatan: adalah nilai perilaku utama
1716
86
”Orang yang jujur adalah ciptaan Tuhan paling mulia.” (Alexander Pope)
Bagaimana Menumbuhkan
Kejujuran?
1918
”Orang yang jujur adalah ciptaan Tuhan paling mulia.” (Alexander Pope)
Bagaimana Menumbuhkan
Kejujuran?
1918
88
Menanamkan nilai moral kepada anak tidak bisa dilakukan hanyamelalui perintah dan la-rangan.Menanamkan nilai moral seharusnya dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri anak (Wilson, 2007).Salah satu caranya adalah dengan menjadi figur teladan kejujuran bagi anak. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnyaorang dewasa memberi-kanteladan bagi anak. Ini sesuai dengan amanatnya,“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbin-gan, di belakang memberi dorongan).Pepatah lain, “satu teladan lebih baik daripada seribu pidato”menegaskan bahwa mendidik anak dengan memberikan terlalu banyak petuah ser-ingkali tidak efektif.
Ketika anak berbuat salah, sebaiknya orangtua tidak langsung memarahinya. Apabila anak mengakui kesalahannya, berilah apresiasi. Tunjukkan kepada anak konsekuensi dari tinda-kannya tersebut(misalnya, apabila dia membohongi temannya, maka temannya akan merasa sedih atau kecewa). Buatlah anak merasa bahwa bersikap jujur itu menyenangkan (being honest feels good).
Anak mengakui kesalahan
Orangtua mengapresiasi kejujuran anak
Orangtua menunjukkan konsekuensi natural dari kesalahan yang
dilakukan anak
Timbul kesadaran anak untuk jujur
(being honest feels good)
Untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran dengan efektif, orangtua perlu memahami peng-etahuan tentang apa itu kejujurandan bagaimana menumbuhkannya dalam diri anak, serta pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak.
21ilustrasi “Suatu Hari di Musium Seni”
Menanamkan nilai moral kepada anak tidak bisa dilakukan hanyamelalui perintah dan la-rangan.Menanamkan nilai moral seharusnya dilakukan dengan menumbuhkan kesadaran dalam diri anak (Wilson, 2007).Salah satu caranya adalah dengan menjadi figur teladan kejujuran bagi anak. Ki Hajar Dewantara menekankan pentingnyaorang dewasa memberi-kanteladan bagi anak. Ini sesuai dengan amanatnya,“Ing Ngarso Sung Tulodo, Ing Madyo Mangun Karso, Tut Wuri Handayani” (di depan memberi teladan, di tengah memberi bimbin-gan, di belakang memberi dorongan).Pepatah lain, “satu teladan lebih baik daripada seribu pidato”menegaskan bahwa mendidik anak dengan memberikan terlalu banyak petuah ser-ingkali tidak efektif.
Ketika anak berbuat salah, sebaiknya orangtua tidak langsung memarahinya. Apabila anak mengakui kesalahannya, berilah apresiasi. Tunjukkan kepada anak konsekuensi dari tinda-kannya tersebut(misalnya, apabila dia membohongi temannya, maka temannya akan merasa sedih atau kecewa). Buatlah anak merasa bahwa bersikap jujur itu menyenangkan (being honest feels good).
Anak mengakui kesalahan
Orangtua mengapresiasi kejujuran anak
Orangtua menunjukkan konsekuensi natural dari kesalahan yang
dilakukan anak
Timbul kesadaran anak untuk jujur
(being honest feels good)
Untuk menanamkan nilai-nilai kejujuran dengan efektif, orangtua perlu memahami peng-etahuan tentang apa itu kejujurandan bagaimana menumbuhkannya dalam diri anak, serta pengetahuan tentang cara berkomunikasi yang efektif dengan anak.
21ilustrasi “Suatu Hari di Musium Seni”
90
Membangun Pola Komunikasi yang Sehat untuk Menanamkan Kejujuran
Penting bagi orangtua untuk mengembangkan cara berkomunikasi
yang jelas dan efektif, juga sehat.
2322
Membangun Pola Komunikasi yang Sehat untuk Menanamkan Kejujuran
Penting bagi orangtua untuk mengembangkan cara berkomunikasi
yang jelas dan efektif, juga sehat.
2322
92
Komunikasi untuk membangun citra diri yang positif.
Dalam berkomunikasi, orang dewasa harus menunjukkan gestur, bahasa tubuh, raut muka, pilihan kata, dan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak. Komunika-si yang positif mengembangkan kepercayaan diri anak. Anak yang memiliki percaya diri yang tinggi lebih mampu menghargai dan berempati terhadap orang lain. Anak yang percaya diri biasanya berkarakter baik.
Bersikaplah positif ketika berkomunikasi dengan anak:
Letakkan bacaan atau perangkat elektronik, seperti telepon genggam, ketika berbicara dengannya.
Dengarkan perkataannya dan jangan menginterupsi hingga ia selesai berbicara.
Ketika mendiskusikan perilakunya, lakukan secara privat. Jangan membuatnya malu dengan membicarakan sikapnya di sekitar orang lain.
Kalau Anda marah kepadanya, redakan dulu emosi Anda sebelum berbicara dengan-nya.
Tataplah matanya ketika berbicara. Sedapat mungkin, berjongkoklah atau duduklah agar tinggi badan Anda setara dengannya.
Apabila mungkin, tahanlah diri Anda untuk bertanya dengan menghakimi. Daripada bertanya, “mengapa?” tanyakanlah, “apa yang terjadi?”
Tahanlah diri Anda untuk tidak menggurui, misalnya dengan berkata, “Kan sudah Ibu bilang, ...” “Pokoknya ikuti saja kata Ibu...” “Ibu lebih tahu, jadi kamu menurut saja.” Menunjukkan otoritas seperti ini tidak menumbuhkan rasa saling percaya.
Tidak melabeli anak dengan kata-kata: bodoh, bandel, nakal, pemalas, cengeng, dan sebagainya, yang bisa meruntuhkan harga diri anak.
Tetap menunjukkan respek dan penerimaan meskipun anak berbuat salah.
2524
Komunikasi untuk membangun citra diri yang positif.
Dalam berkomunikasi, orang dewasa harus menunjukkan gestur, bahasa tubuh, raut muka, pilihan kata, dan kata-kata yang mudah dipahami oleh anak. Komunika-si yang positif mengembangkan kepercayaan diri anak. Anak yang memiliki percaya diri yang tinggi lebih mampu menghargai dan berempati terhadap orang lain. Anak yang percaya diri biasanya berkarakter baik.
Bersikaplah positif ketika berkomunikasi dengan anak:
Letakkan bacaan atau perangkat elektronik, seperti telepon genggam, ketika berbicara dengannya.
Dengarkan perkataannya dan jangan menginterupsi hingga ia selesai berbicara.
Ketika mendiskusikan perilakunya, lakukan secara privat. Jangan membuatnya malu dengan membicarakan sikapnya di sekitar orang lain.
Kalau Anda marah kepadanya, redakan dulu emosi Anda sebelum berbicara dengan-nya.
Tataplah matanya ketika berbicara. Sedapat mungkin, berjongkoklah atau duduklah agar tinggi badan Anda setara dengannya.
Apabila mungkin, tahanlah diri Anda untuk bertanya dengan menghakimi. Daripada bertanya, “mengapa?” tanyakanlah, “apa yang terjadi?”
Tahanlah diri Anda untuk tidak menggurui, misalnya dengan berkata, “Kan sudah Ibu bilang, ...” “Pokoknya ikuti saja kata Ibu...” “Ibu lebih tahu, jadi kamu menurut saja.” Menunjukkan otoritas seperti ini tidak menumbuhkan rasa saling percaya.
Tidak melabeli anak dengan kata-kata: bodoh, bandel, nakal, pemalas, cengeng, dan sebagainya, yang bisa meruntuhkan harga diri anak.
Tetap menunjukkan respek dan penerimaan meskipun anak berbuat salah.
2524
94
Membangun empati
Prasyarat awal untuk menumbuhkan empati pada diri anak adalah menjadi orang dewasa yang empatik dan peduli terhadap perasaan mereka. Anak yang mengerti bahwa dirinya diterima dan dipahami akan mudah untuk menerima dan memahami orang lain. Begitu juga, apabila orang dewasa menunjukkan sikap tidak menghar-gai atau melecehkan orang lain (misalnya bergosip tentang orang lain), anak akan beranggapan bahwa sikap tersebut benar. Menghargai orang lain adalah dasar bagi kejujuran.
Beberapa sikap untuk menumbuhkan empati pada diri anak misalnya:
Membantu anak untuk mengidentifikasi rasa takutnya, serta menunjukkan empati. Misalnya: “Oh, suara itu terlalu keras hingga membuatmu takut ya? Itu hanya suara petir kok. Sini, Ayah peluk.” Atau, “Apa yang Ibu bisa lakukan untuk mengurangi rasa takutmu?”
Mengajak anak untuk berbicara tentang perasaan orang lain. Misalnya, “Ruri sedih ka-rena kamu tidak mengajaknya bermain. Bagaimana supaya dia tidak sedih lagi?”
Meminta anak untuk berempati kepada orang lain. Misalnya, “Yuk, kita ajak Ruri ber-main agar dia tidak sedih lagi.” Atau “Bagaimana kalau kita berikan kue ini kepada Ruri agar diatidak sedih lagi.”
Menunjukkan kepada anak bahwa sikap dan perasaan negatif seperti marah, cemburu, benci, dan sedih itu wajar. Anak boleh mengekspresikannya, namun harus menahan dirisupaya tidak mengganggu atau melukai orang lain.
2726
Membangun empati
Prasyarat awal untuk menumbuhkan empati pada diri anak adalah menjadi orang dewasa yang empatik dan peduli terhadap perasaan mereka. Anak yang mengerti bahwa dirinya diterima dan dipahami akan mudah untuk menerima dan memahami orang lain. Begitu juga, apabila orang dewasa menunjukkan sikap tidak menghar-gai atau melecehkan orang lain (misalnya bergosip tentang orang lain), anak akan beranggapan bahwa sikap tersebut benar. Menghargai orang lain adalah dasar bagi kejujuran.
Beberapa sikap untuk menumbuhkan empati pada diri anak misalnya:
Membantu anak untuk mengidentifikasi rasa takutnya, serta menunjukkan empati. Misalnya: “Oh, suara itu terlalu keras hingga membuatmu takut ya? Itu hanya suara petir kok. Sini, Ayah peluk.” Atau, “Apa yang Ibu bisa lakukan untuk mengurangi rasa takutmu?”
Mengajak anak untuk berbicara tentang perasaan orang lain. Misalnya, “Ruri sedih ka-rena kamu tidak mengajaknya bermain. Bagaimana supaya dia tidak sedih lagi?”
Meminta anak untuk berempati kepada orang lain. Misalnya, “Yuk, kita ajak Ruri ber-main agar dia tidak sedih lagi.” Atau “Bagaimana kalau kita berikan kue ini kepada Ruri agar diatidak sedih lagi.”
Menunjukkan kepada anak bahwa sikap dan perasaan negatif seperti marah, cemburu, benci, dan sedih itu wajar. Anak boleh mengekspresikannya, namun harus menahan dirisupaya tidak mengganggu atau melukai orang lain.
2726
96
Mengungkapkan perasaan dengan jujur
Anak perlu tahu bahwa perbuatannya dapat membuat orang lain merasa tidak ny-aman. Apabila anak melukai Anda, baik sengaja atau tidak, Anda harus mengakui perasaan Anda dengan cara yang baik dan tidak emosional, misalnya, “Sayang, Ibu tahu kamu tidak sengaja, tapi senggolan sikumu membuat Ibu sakit.”Dengan mengetahui perasaan orang lain, anak berusaha mengembangkan empati.
“Membuat anak-anak bisa berkata jujur
adalah permulaan pendidikan.” (John Ruskin)
2928
Mengungkapkan perasaan dengan jujur
Anak perlu tahu bahwa perbuatannya dapat membuat orang lain merasa tidak ny-aman. Apabila anak melukai Anda, baik sengaja atau tidak, Anda harus mengakui perasaan Anda dengan cara yang baik dan tidak emosional, misalnya, “Sayang, Ibu tahu kamu tidak sengaja, tapi senggolan sikumu membuat Ibu sakit.”Dengan mengetahui perasaan orang lain, anak berusaha mengembangkan empati.
“Membuat anak-anak bisa berkata jujur
adalah permulaan pendidikan.” (John Ruskin)
2928
98
Pembiasaan-pembiasaan untuk Menanamkan Kejujuran
Menjadi figur teladan kejujuran
Tidak membiasakan diri untuk berbohong ketika membujuk anak.
Berbohong Untuk Membujuk Mengatakan yang Sebenarnya
“Obat ini manis, kok!” “Ayo, Nak.Minum obatnya. Ini upaya kita untuk sembuh”.
“Kita mampir ke kantor ayah dulu sebentar saja. Nggak lama, kok.”
“Kita akan mampir ke kantor karena ayah harus menghadiri pertemuan. Kira-kira satu jam. Sambil menunggu, kamu bisa … ”
“Kalau kamu tidak mau makan, ibu akan memanggil polisi.”
“Kamu harus makan supaya badanmu mendapatkan gizi yang baik.”
Tidak membiasakan diri untuk berbohong meskipun untuk tujuan yang baik (white lies) di depan anak. Sebaliknya, apabila ada orang yang mengatakan hal yang sebenarnya yang menyakitkan Anda, janganlah menanggapinya dengan marah atau kesal.
Menceritakan suri ketauladanan anggota keluarga, teman, atau kolega yang telah berbuat jujur.
Tidak melebih-lebihkan suatu cerita hanya untuk mengesankan orang lain.
1.
2.
3.
4.
3130
Pembiasaan-pembiasaan untuk Menanamkan Kejujuran
Menjadi figur teladan kejujuran
Tidak membiasakan diri untuk berbohong ketika membujuk anak.
Berbohong Untuk Membujuk Mengatakan yang Sebenarnya
“Obat ini manis, kok!” “Ayo, Nak.Minum obatnya. Ini upaya kita untuk sembuh”.
“Kita mampir ke kantor ayah dulu sebentar saja. Nggak lama, kok.”
“Kita akan mampir ke kantor karena ayah harus menghadiri pertemuan. Kira-kira satu jam. Sambil menunggu, kamu bisa … ”
“Kalau kamu tidak mau makan, ibu akan memanggil polisi.”
“Kamu harus makan supaya badanmu mendapatkan gizi yang baik.”
Tidak membiasakan diri untuk berbohong meskipun untuk tujuan yang baik (white lies) di depan anak. Sebaliknya, apabila ada orang yang mengatakan hal yang sebenarnya yang menyakitkan Anda, janganlah menanggapinya dengan marah atau kesal.
Menceritakan suri ketauladanan anggota keluarga, teman, atau kolega yang telah berbuat jujur.
Tidak melebih-lebihkan suatu cerita hanya untuk mengesankan orang lain.
1.
2.
3.
4.
3130
100
Meminta maaf, mengakui kesalahan, dan memaafkan kesalahan teman.
Anak perlu memahami bahwa berbuat salah itu wajar dan manusiawi. Apabila mereka mem-buat kesalahan, orang dewasa sebaiknya tidak menghakimi mereka, misalnya dengan men-golok-olok atau melecehkan mereka (misalnya mengatakan “Mengapa kamu selalu iri dengan punya kakak?” atau “Ayah tidak senang punya anak yang suka mencuri”). Orang dewasa perlu mengerti bahwa kadang anak berbuat kesalahan karena tidak mampu menahan diri apabila memiliki keinginan tertentu. Anak perlu dibantu untuk memenuhi keinginannya dengan baik.
Sampaikan juga bahwa berbuat salah mungkin saja dilakukan oleh setiap orang. Mintalah maaf apabila telah berbuat salah, misalnya, “Maaf ya, tadi ayah berbicara dengan nada ting-gi,” atau, “Maaf ya, tadi Ibu tidak sengaja menumpahkan air hingga bajumu basah.” Dengan demikian, anak belajar bahwa mereka perlu meminta maaf bahkan untuk kesalahan yang tidak sengaja mereka lakukan.
Akan tetapi, kepada anak juga perlu ditanamkan pemahaman bahwa yang salah adalah salah. Orangtua harus menyampaikan hal ini dengan baik dan hati-hati. Tunjukkan pula al-ternatif perbuatan yang benar dan seharusnya dilakukan. Misalnya, kepada anak yang men-coret-coret PR kakaknya, Anda dapat mengatakan, “Seharusnya kamu tidak mencoret-coret PR kakakmu. Katakan saja kepada Kakak apa yang membuatmu kesal.”
Apabila anak telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, hargailah upayanya. Sampai-kan apresiasi, misalnya “Tidak setiap anak mau mengakui kesalahan. Ayah bangga kamu su-dah melakukannya.” Tunjukkan dampak positif dari sikapnya itu, misalnya, “Kalau mengakui kesalahan, hati kita akan tenang,” atau, “Sesudah meminta maaf, temanmu tidak lagi marah kepadamu.”
Memaafkan kesalahan orang lain sama pentingnya dengan meminta maaf.
Anak bisa diajak memahami bahwa Tuhan Maha Memberi Maaf. Manu-
sia pun sebaiknya begitu. Mereka bisa diajak membayangkan bagaimana
jadinya dunia apabila manusia tidak mau saling memaafkan. Orang akan
terus berseteru dan saling menyakiti. Memaafkan juga mempererat per-
saudaraan. Apabila anak memaafkan temannya yang berbuat kesalahan,
hubungan pertemanan akan membaik.
Melakukan dialog-dialog dengan pilihan kata yang sesuai dengan kemampuan nalar anak. Apabila kosa kata anak masih terbatas, gunakan kata-kata yang sederhana seperti, “Kamu sudah memainkan boneka ini terlalu lama. Temanmu jadi sedih. Yuk, gantian.”
3332
Meminta maaf, mengakui kesalahan, dan memaafkan kesalahan teman.
Anak perlu memahami bahwa berbuat salah itu wajar dan manusiawi. Apabila mereka mem-buat kesalahan, orang dewasa sebaiknya tidak menghakimi mereka, misalnya dengan men-golok-olok atau melecehkan mereka (misalnya mengatakan “Mengapa kamu selalu iri dengan punya kakak?” atau “Ayah tidak senang punya anak yang suka mencuri”). Orang dewasa perlu mengerti bahwa kadang anak berbuat kesalahan karena tidak mampu menahan diri apabila memiliki keinginan tertentu. Anak perlu dibantu untuk memenuhi keinginannya dengan baik.
Sampaikan juga bahwa berbuat salah mungkin saja dilakukan oleh setiap orang. Mintalah maaf apabila telah berbuat salah, misalnya, “Maaf ya, tadi ayah berbicara dengan nada ting-gi,” atau, “Maaf ya, tadi Ibu tidak sengaja menumpahkan air hingga bajumu basah.” Dengan demikian, anak belajar bahwa mereka perlu meminta maaf bahkan untuk kesalahan yang tidak sengaja mereka lakukan.
Akan tetapi, kepada anak juga perlu ditanamkan pemahaman bahwa yang salah adalah salah. Orangtua harus menyampaikan hal ini dengan baik dan hati-hati. Tunjukkan pula al-ternatif perbuatan yang benar dan seharusnya dilakukan. Misalnya, kepada anak yang men-coret-coret PR kakaknya, Anda dapat mengatakan, “Seharusnya kamu tidak mencoret-coret PR kakakmu. Katakan saja kepada Kakak apa yang membuatmu kesal.”
Apabila anak telah mengakui kesalahannya dan meminta maaf, hargailah upayanya. Sampai-kan apresiasi, misalnya “Tidak setiap anak mau mengakui kesalahan. Ayah bangga kamu su-dah melakukannya.” Tunjukkan dampak positif dari sikapnya itu, misalnya, “Kalau mengakui kesalahan, hati kita akan tenang,” atau, “Sesudah meminta maaf, temanmu tidak lagi marah kepadamu.”
Memaafkan kesalahan orang lain sama pentingnya dengan meminta maaf.
Anak bisa diajak memahami bahwa Tuhan Maha Memberi Maaf. Manu-
sia pun sebaiknya begitu. Mereka bisa diajak membayangkan bagaimana
jadinya dunia apabila manusia tidak mau saling memaafkan. Orang akan
terus berseteru dan saling menyakiti. Memaafkan juga mempererat per-
saudaraan. Apabila anak memaafkan temannya yang berbuat kesalahan,
hubungan pertemanan akan membaik.
Melakukan dialog-dialog dengan pilihan kata yang sesuai dengan kemampuan nalar anak. Apabila kosa kata anak masih terbatas, gunakan kata-kata yang sederhana seperti, “Kamu sudah memainkan boneka ini terlalu lama. Temanmu jadi sedih. Yuk, gantian.”
3332
102
Tidak Berbuat Curang
Perbuatan curang pasti merugikan orang lain. Kadang-kadang anak tidak menyadari bahwa perbuatan curangnya itu merugikan. Ajak anak untuk memahami hal ini, misalnya dengan mengatakan:
“Kalau kamu curang dalam bermain, temanmu tidak akan suka kepadamu.”
“Meskipun kamu menang, kalau kamu curang, temanmu tidak akan menyukainya.”
“Mungkin nilaimu akan bagus kalau kamu mencontek dari temanmu. Tapi ini tidak adil untuk temanmu yang sudah belajar keras. Bayangkan kalau pekerjaanmu dicontek oleh teman dan temanmu itu mendapat nilai bagus. Apakah kamu merasa itu adil?”
Perbuatan curang tidak hanya bertentangan dengan prinsip kejujuran, tetapi juga me-nyebabkan anak enggan bekerja keras dan tidak peduli dengan orang lain. Untuk menga-tasi ini, orang dewasa sebaiknya lebih menghargai kejujuran anak dibandingkan dengan nilai akhir yang mereka dapatkan. Ungkapkan bahwa:
“Ayah akan senang kalau nilai ulanganmu bagus, tetapi kalau kamu mendapatkannya dengan curang, ayah akan sedih.”
“Buat Ibu, kejujuranmu lebih penting. Tidak apa-apa nilaimu jelek, asal itu hasil kerjamu sendiri.”
Menepati Janji
Orang yang jujur adalah orang yang dapat menepati janjinya kepada orang lain. Menepati janji juga adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain. Orang dewasa perlu menjadi teladan dengan tidak terlalu mudah mengumbar janji. Sebaiknya, orangtua tidak menggunakan janji untuk meredakan emosi anak (misalnya, “Nanti kalau kamu berhenti menangis, Ibu akan be-likan es krim.”) apalagi jika kemudian tidak menepatinya.
Mengapresiasi anak ketika sudah menepati janji kepada orangtua atau temannya. “Ter-ima kasih ya, kamu sudah menepati janjimu kepada Ibu.”
Mengingatkan anak untuk menepati janji.“Kamu ingat sudah berjanji kepada adik untuk bergiliran main ini?”
Apabila orangtua tidak bisa menepati janji karena suatu hal, maka minta maaflah. Apabila orangtua tidak sengaja melupakan suatu janji, berterimakasihlah kepada anak yang sudah mengingatkan.“Maaf, ayah mendadak pergi hari ini. Bagaimana kalau kita menonton besok saja?”“Ohya, ayah lupa sudah berjanji. Terima kasih ya sudah mengingatkan. Sayang, hari ini ayah ada rapat mendadak. Bagaimana kalau kita beli es krim besok saja?”
Tunjukkan bahwa tidak menepati janji itu membuat orang lain tidak nyaman. “Kamu ingat waktu ayah/ibu berjanji dan tidak bisa menepatinya. Bagaimana per-asaanmu?”
3534
Tidak Berbuat Curang
Perbuatan curang pasti merugikan orang lain. Kadang-kadang anak tidak menyadari bahwa perbuatan curangnya itu merugikan. Ajak anak untuk memahami hal ini, misalnya dengan mengatakan:
“Kalau kamu curang dalam bermain, temanmu tidak akan suka kepadamu.”
“Meskipun kamu menang, kalau kamu curang, temanmu tidak akan menyukainya.”
“Mungkin nilaimu akan bagus kalau kamu mencontek dari temanmu. Tapi ini tidak adil untuk temanmu yang sudah belajar keras. Bayangkan kalau pekerjaanmu dicontek oleh teman dan temanmu itu mendapat nilai bagus. Apakah kamu merasa itu adil?”
Perbuatan curang tidak hanya bertentangan dengan prinsip kejujuran, tetapi juga me-nyebabkan anak enggan bekerja keras dan tidak peduli dengan orang lain. Untuk menga-tasi ini, orang dewasa sebaiknya lebih menghargai kejujuran anak dibandingkan dengan nilai akhir yang mereka dapatkan. Ungkapkan bahwa:
“Ayah akan senang kalau nilai ulanganmu bagus, tetapi kalau kamu mendapatkannya dengan curang, ayah akan sedih.”
“Buat Ibu, kejujuranmu lebih penting. Tidak apa-apa nilaimu jelek, asal itu hasil kerjamu sendiri.”
Menepati Janji
Orang yang jujur adalah orang yang dapat menepati janjinya kepada orang lain. Menepati janji juga adalah bentuk penghargaan terhadap orang lain. Orang dewasa perlu menjadi teladan dengan tidak terlalu mudah mengumbar janji. Sebaiknya, orangtua tidak menggunakan janji untuk meredakan emosi anak (misalnya, “Nanti kalau kamu berhenti menangis, Ibu akan be-likan es krim.”) apalagi jika kemudian tidak menepatinya.
Mengapresiasi anak ketika sudah menepati janji kepada orangtua atau temannya. “Ter-ima kasih ya, kamu sudah menepati janjimu kepada Ibu.”
Mengingatkan anak untuk menepati janji.“Kamu ingat sudah berjanji kepada adik untuk bergiliran main ini?”
Apabila orangtua tidak bisa menepati janji karena suatu hal, maka minta maaflah. Apabila orangtua tidak sengaja melupakan suatu janji, berterimakasihlah kepada anak yang sudah mengingatkan.“Maaf, ayah mendadak pergi hari ini. Bagaimana kalau kita menonton besok saja?”“Ohya, ayah lupa sudah berjanji. Terima kasih ya sudah mengingatkan. Sayang, hari ini ayah ada rapat mendadak. Bagaimana kalau kita beli es krim besok saja?”
Tunjukkan bahwa tidak menepati janji itu membuat orang lain tidak nyaman. “Kamu ingat waktu ayah/ibu berjanji dan tidak bisa menepatinya. Bagaimana per-asaanmu?”
3534
104
“Jika kau berkata jujur, kau tidak perlu
mengingat hal (kebohongan) apapun.” (Mark Twain)
Menanamkan Nilai Kejujuran Melalui Cerita Kumbi
Salah satu cara paling efektif dalam menanamkan kejujuran kepada anak adalah melalui cerita. Cerita anak bergambar, terutama, digemari anak karena memiliki ilustrasi yang me-narik. Melalui tokoh-tokoh cerita, orang dewasa bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang dampak perbuatan curang, memakai barang orang lain tanpa izin, dan apa akibat dari ber-bohong. Semua nilai ini dapat disampaikan tanpa menggurui anak. Agar diskusi buku Kumbi berlangsung dengan efektif, orangtua perlu melakukan langkah-langkah berikut.
37
“Jika kau berkata jujur, kau tidak perlu
mengingat hal (kebohongan) apapun.” (Mark Twain)
Menanamkan Nilai Kejujuran Melalui Cerita Kumbi
Salah satu cara paling efektif dalam menanamkan kejujuran kepada anak adalah melalui cerita. Cerita anak bergambar, terutama, digemari anak karena memiliki ilustrasi yang me-narik. Melalui tokoh-tokoh cerita, orang dewasa bisa mengajak anak untuk berdiskusi tentang dampak perbuatan curang, memakai barang orang lain tanpa izin, dan apa akibat dari ber-bohong. Semua nilai ini dapat disampaikan tanpa menggurui anak. Agar diskusi buku Kumbi berlangsung dengan efektif, orangtua perlu melakukan langkah-langkah berikut.
37
106
Tahapan-tahapan membacakan buku dan berdiskusi
Pra-baca
Minta anak untuk menebak binatang apa yang ada di sampul buku Kumbi.
Minta anak untuk menebak isi cerita dengan mengamati sampul buku Kumbi.
Bacakan judul buku dan nama pengarang serta ilustrator buku Kumbi.
Membaca
Membaca buku dengan suara, intonasi, dan pelafalan yang jelas.
Berhenti membaca untuk menanggapi pertanyaan anak apabila mereka bertanya.
Berhenti membaca apabila perlu untuk meminta anak mengamati detail ilus-trasi yang menarik.
Ketika membacakan buku, fokuskan kepada emosi tokoh cerita. Misalnya, “Lihat, Ayi sedih karena teman-temannya mengambil makanannya hingga ham-pir habis,” atau, “Lihat wajah Modo. Dia kelihatan malu karena berbohong.”
Minta anak untuk memperhatikan perilaku baik tokoh cerita. Misalnya, “Lihat, Modo meminta maaf karena sudah berbohong,” atau “Lihat, Ayimeminta maaf karena sudah mengambil makanan temannya.”
Setelah Membaca
Meminta anak menceritakan ulang isi cerita.
Bertanya tentang tokoh yang mereka sukai.
Berdiskusi tentang tokoh mana yang tidak jujur, dan apa akibat dari sikap tersebut.
Mengembangkan diskusi tersebut dengan memasukkan nilai-nilai tanggung-jawab, kerjasama, kepercayaan, setia kawan, dan lain-lain.
3938
Tahapan-tahapan membacakan buku dan berdiskusi
Pra-baca
Minta anak untuk menebak binatang apa yang ada di sampul buku Kumbi.
Minta anak untuk menebak isi cerita dengan mengamati sampul buku Kumbi.
Bacakan judul buku dan nama pengarang serta ilustrator buku Kumbi.
Membaca
Membaca buku dengan suara, intonasi, dan pelafalan yang jelas.
Berhenti membaca untuk menanggapi pertanyaan anak apabila mereka bertanya.
Berhenti membaca apabila perlu untuk meminta anak mengamati detail ilus-trasi yang menarik.
Ketika membacakan buku, fokuskan kepada emosi tokoh cerita. Misalnya, “Lihat, Ayi sedih karena teman-temannya mengambil makanannya hingga ham-pir habis,” atau, “Lihat wajah Modo. Dia kelihatan malu karena berbohong.”
Minta anak untuk memperhatikan perilaku baik tokoh cerita. Misalnya, “Lihat, Modo meminta maaf karena sudah berbohong,” atau “Lihat, Ayimeminta maaf karena sudah mengambil makanan temannya.”
Setelah Membaca
Meminta anak menceritakan ulang isi cerita.
Bertanya tentang tokoh yang mereka sukai.
Berdiskusi tentang tokoh mana yang tidak jujur, dan apa akibat dari sikap tersebut.
Mengembangkan diskusi tersebut dengan memasukkan nilai-nilai tanggung-jawab, kerjasama, kepercayaan, setia kawan, dan lain-lain.
3938
108
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Piknik di Kumbinesia
Apakah kamu pernah mencicipi makanan temanmu?
Apa yang sebaiknya kamu lakukan ketika mencicipi ma-kanan temanmu?
Apakah kita perlu minta izin ketika akan mencicipi ma-kanan teman?
Apakah temanmu pernah mencicipi makananmu tanpa izin? Bagaimana perasaanmu?
Tahukah kamu bahwa makanan bisa mengandung ku-man?
Tahukah kamu bahwa berbagi makanan bisa memba-hayakan kesehatan?
Bagaimana caranya agar kuman tidak ikut tersebar mel-alui makanan?
40
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Piknik di Kumbinesia
Apakah kamu pernah mencicipi makanan temanmu?
Apa yang sebaiknya kamu lakukan ketika mencicipi ma-kanan temanmu?
Apakah kita perlu minta izin ketika akan mencicipi ma-kanan teman?
Apakah temanmu pernah mencicipi makananmu tanpa izin? Bagaimana perasaanmu?
Tahukah kamu bahwa makanan bisa mengandung ku-man?
Tahukah kamu bahwa berbagi makanan bisa memba-hayakan kesehatan?
Bagaimana caranya agar kuman tidak ikut tersebar mel-alui makanan?
40
110
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Suatu Hari di Museum Seni
Mengapa mentimun model lukisan berkurang?
Mengapa Kancil dikejar-kejar oleh binatang lain?
Bagaimana akhirnya Kancil tertangkap?
Mengapa Kancil mengambil mentimun itu?
Apa yang dilakukan Kancil setelah tertangkap?
Apakah akhirnya Kancil bisa mendapatkan mentimun yang diinginkannya? Bagaimana?
Menurutmu, apakah sebaiknya kancil minta izin lebih dulu untuk mendapatkan mentimun itu?
42
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Suatu Hari di Museum Seni
Mengapa mentimun model lukisan berkurang?
Mengapa Kancil dikejar-kejar oleh binatang lain?
Bagaimana akhirnya Kancil tertangkap?
Mengapa Kancil mengambil mentimun itu?
Apa yang dilakukan Kancil setelah tertangkap?
Apakah akhirnya Kancil bisa mendapatkan mentimun yang diinginkannya? Bagaimana?
Menurutmu, apakah sebaiknya kancil minta izin lebih dulu untuk mendapatkan mentimun itu?
42
112
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Modo Tak Mau Menari
Mengapa Modo terlihat sedih?
Mengapa Modo tak berterusterang bahwa dia tidak bisa menari?
Kalau kamu menjadi Modo, apakah kamu juga akan malu?
Apa yang disarankan teman-teman Modo kepada Modo?
Menurut kamu, apa yang harus dilakukan Modo?
Seandainya kamu menjadi teman Modo, apakah sa-ranmu untuknya?
44
Pertanyaan-pertanyaan untuk memandu diskusi tentang kejujuran
Judul Buku:
Modo Tak Mau Menari
Mengapa Modo terlihat sedih?
Mengapa Modo tak berterusterang bahwa dia tidak bisa menari?
Kalau kamu menjadi Modo, apakah kamu juga akan malu?
Apa yang disarankan teman-teman Modo kepada Modo?
Menurut kamu, apa yang harus dilakukan Modo?
Seandainya kamu menjadi teman Modo, apakah sa-ranmu untuknya?
44
114
Kesimpulan
Kejujuran adalah sikap moral yang membutuhkan pembiasaan dalam keseharian anak. Kon-sistensi sikap orang dewasa mendukung pembiasaan ini. Pembiasaan ini akan menumbuh-kan kesadaran bahwa kejujuran itu penting. Kejujuran yang terbentuk dari kesadaran akan lebih membentuk karakter positif anak. Karakter ini akan mewarnai perjalanannya hingga ia dewasa.
Menanamkan kejujuran lewat metode tradisional, seperti ceramah yang menggurui, dan menjejali nilai moral tanpa mencontohkan kejujurantidak akan membentuk karakter anak dalam waktu yang lama.Anak jujur dibesarkan oleh lingkungan yang jujur. Apabila anak jujur, perikehidupan bangsa ini akan membaik. Bangsa yang jujur adalah langkah awalmenuju ne-gara yang maju dan sejahtera.
4746
Kesimpulan
Kejujuran adalah sikap moral yang membutuhkan pembiasaan dalam keseharian anak. Kon-sistensi sikap orang dewasa mendukung pembiasaan ini. Pembiasaan ini akan menumbuh-kan kesadaran bahwa kejujuran itu penting. Kejujuran yang terbentuk dari kesadaran akan lebih membentuk karakter positif anak. Karakter ini akan mewarnai perjalanannya hingga ia dewasa.
Menanamkan kejujuran lewat metode tradisional, seperti ceramah yang menggurui, dan menjejali nilai moral tanpa mencontohkan kejujurantidak akan membentuk karakter anak dalam waktu yang lama.Anak jujur dibesarkan oleh lingkungan yang jujur. Apabila anak jujur, perikehidupan bangsa ini akan membaik. Bangsa yang jujur adalah langkah awalmenuju ne-gara yang maju dan sejahtera.
4746
116
Bagaimana menanggapi keluhan anak tentang perilaku curang/tidak jujur yang dilakukan oleh figur-figur orang dewasa yang mereka hormati (misalnya guru, kepala sekolah, nenek, kakek, atau anggota keluarga lain)?
Pertama-tama, tunjukkan kepadanya bahwa Anda bisa memahami perasaan kecewanya. Dengarkan keluhannya, dan jangan menginterupsi. Kekecewaan ini dapat menjadi media yang baik untuk menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini tidak steril. Orang mungkin ber-buat salah karena berbagai alasan. Sambil tetap menegaskan bahwa perbuatan tersebut salah, Anda menekankan bahwa dia tidak boleh melakukan hal yang sama.
Bagaimana membesarkan anak dengan nilai-nilai kejujuran di tengah lingkun-gan yang tidak memegang teguh nilai-nilai itu?
Dunia tidak steril dari kecurangan dan kebohongan. Namun demikian, anak memiliki orang-tua sebagai figur teladan yang paling dekat dengan mereka. Orang lain, bahkan anggota kelu-arga jauh, bisa berbuat curang, namun orangtua harus dapat menjadi figur teladan kejujuran.
Bagaimana cara menjelaskan kepada anak saat dia dicurangi oleh temannya?
Terkadang anak lain melakukan kecurangan dalam permainan. Anak perlu belajar mengelo-la rasa kecewanya saat dicurangi. Bantulah anak untuk mengatasi kekecewaannya itu. Se-mentara itu, tunjukkan kepadanya kekecewaan yang dirasakannya adalah bukti bahwa suatu kecurangan memang merugikan orang lain dan membuat orang lain sedih. Karenanya, dia tidak boleh curang karena itu bisa mengecewakan teman.
Daftar Pertanyaan
4948
Bagaimana menanggapi keluhan anak tentang perilaku curang/tidak jujur yang dilakukan oleh figur-figur orang dewasa yang mereka hormati (misalnya guru, kepala sekolah, nenek, kakek, atau anggota keluarga lain)?
Pertama-tama, tunjukkan kepadanya bahwa Anda bisa memahami perasaan kecewanya. Dengarkan keluhannya, dan jangan menginterupsi. Kekecewaan ini dapat menjadi media yang baik untuk menunjukkan kepadanya bahwa dunia ini tidak steril. Orang mungkin ber-buat salah karena berbagai alasan. Sambil tetap menegaskan bahwa perbuatan tersebut salah, Anda menekankan bahwa dia tidak boleh melakukan hal yang sama.
Bagaimana membesarkan anak dengan nilai-nilai kejujuran di tengah lingkun-gan yang tidak memegang teguh nilai-nilai itu?
Dunia tidak steril dari kecurangan dan kebohongan. Namun demikian, anak memiliki orang-tua sebagai figur teladan yang paling dekat dengan mereka. Orang lain, bahkan anggota kelu-arga jauh, bisa berbuat curang, namun orangtua harus dapat menjadi figur teladan kejujuran.
Bagaimana cara menjelaskan kepada anak saat dia dicurangi oleh temannya?
Terkadang anak lain melakukan kecurangan dalam permainan. Anak perlu belajar mengelo-la rasa kecewanya saat dicurangi. Bantulah anak untuk mengatasi kekecewaannya itu. Se-mentara itu, tunjukkan kepadanya kekecewaan yang dirasakannya adalah bukti bahwa suatu kecurangan memang merugikan orang lain dan membuat orang lain sedih. Karenanya, dia tidak boleh curang karena itu bisa mengecewakan teman.
Daftar Pertanyaan
4948
118
REFERENSI
Wilson, R. (2007). Fostering Goodness and Caring, dalam www.earlychildhoodnews.com
Markman, A. (2010).Kids Learn About Ownership Early On, dalam www,psychologytoday.com
50
Siapakah
Bapak
JokoSang kepala keluarga yang bersikap sabar, humoris dan bijaksana. Selalu berusaha menjadi contoh yang baik untuk keluarganya dalam menanamkan nilai kejujuran.
IbuC�raIbu rumah tangga yang cukup cerewet,
tegas, namun sangat Perhatian dan menyayangi seluruh anggota
keluarganya.
REFERENSI
Wilson, R. (2007). Fostering Goodness and Caring, dalam www.earlychildhoodnews.com
Markman, A. (2010).Kids Learn About Ownership Early On, dalam www,psychologytoday.com
50
Siapakah
Bapak
JokoSang kepala keluarga yang bersikap sabar, humoris dan bijaksana. Selalu berusaha menjadi contoh yang baik untuk keluarganya dalam menanamkan nilai kejujuran.
IbuC�raIbu rumah tangga yang cukup cerewet,
tegas, namun sangat Perhatian dan menyayangi seluruh anggota
keluarganya.
120
Mereka?
Si kakak perempuan yang lembut, baik hati, dan sangat patuh dan berbakti kepada kedua orang tuanya.
Si bungsu yang jahil, aktif dan gemar bercanda, namun sangat murah hati
dan menghargai kakak dan orang tuanya.
Dede
Menik
agi hari yang cerah di Desa yang indah ini, setiap warganya bangun
dengan suka cita dan bersemangat untuk menjalankan segala kegiatan mereka.
P
agi hari yang cerah di Desa yang indah ini, setiap warganya bangun
dengan suka cita dan bersemangat untuk menjalankan segala kegiatan mereka.
P
122
etelah sarapan, keluarga Pak Joko siap untuk berangkat, tetapi benda apa ya yang mesti mereka bawa? Hubungkanlah keluarga Pak Joko
dengan benda milik mereka yang harus mereka bawa dengan cara menarik garis pada kotak dibawah ini.
sPasangkanlah!
etelah sarapan, keluarga Pak Joko siap untuk berangkat, tetapi benda apa ya yang mesti mereka bawa? Hubungkanlah keluarga Pak Joko
dengan benda milik mereka yang harus mereka bawa dengan cara menarik garis pada kotak dibawah ini.
sPasangkanlah!
124
ah, mereka siap berangkat! Warnailah gambar di bawah
ini dan buat gambar di bawah ini semakin indah. “Selamat beraktivitas Ayah, Dede & Menik” kata Ibu mengantarkan mereka keluar rumah.
MariMewarnai!w yang hilang
Dompeti perjalanan kesekolah, Menik dan Dede menemukan dompet terjatuh, wah, milik
siapa ya? Ayo bantu Menik dan Dede untuk mengantarkan dompet yang ditemukan ke kantor polisi . Ingat, jangan mampir ke toko mainan atau malah jajan ya!
D
mulai disini
yang hilangDompet
i perjalanan kesekolah, Menik dan Dede menemukan dompet terjatuh, wah, milik
siapa ya? Ayo bantu Menik dan Dede untuk mengantarkan dompet yang ditemukan ke kantor polisi . Ingat, jangan mampir ke toko mainan atau malah jajan ya!
D
mulai disini
126
Lengkapilah
di bawah iniKalimatM enik dan Dede sampai di kantor Polisi, Ibu Polwan menyambut mereka dengan
ramah. Apa yang harus Menik ceritakan ya? Bantu lah Menik dan Dede
menyampaikan pesan kepada Ibu Polwan dengan melengkapi cerita di bawah ini.
“Selamat______________Ibu Polwan. Tadi kami______________dompet ini di jalan. Kata Ibu,
jika kami menemukan benda di jalan, kami tidak boleh______________untuk diri sendiri,
kami harus______________benda tersebut kepada ______________ atau mengantarkannya
ke kantor polisi”.
Pagi MenemukanMengambilnyaMengembalikanPemiliknyaPilihan kata :
“Wah kalian anak-anak
yang jujur dan pintar,
kelak kalian pasti akan
menjadi orang yang
sukses dan baik!”
Polwan :
enik & dede akhirnya sampai di sekolah tepat pada waktunya, lalu,
ada sesuatu terjadi…M
enik & dede akhirnya sampai di sekolah tepat pada waktunya, lalu,
ada sesuatu terjadi…M
128
TemukanPerbedaa�ya!
aduh dimana ya pulpen Mira yang hilang? Yuk bantu Menik mencari
perbedaan diantara 2 gambar ini, dengan menemukan perbedaannya,
kamu bisa menemukan pulpen tersebut!
w
Berka�
Jujur
ernyata Badu yang mengambil bolpoin milik Mira. Siang itu
sebelum istirahat, Badu mengambil pulpen tersebut dari
tempat pensil Mira saat dia sedang tidak melihat. Sungguh
perbuatan yang tidak baik.
T
Berka�
Jujur
ernyata Badu yang mengambil bolpoin milik Mira. Siang itu
sebelum istirahat, Badu mengambil pulpen tersebut dari
tempat pensil Mira saat dia sedang tidak melihat. Sungguh
perbuatan yang tidak baik.
T
130
bu guru bertanya pada badu
“Badu, kenapa kamu mengambil
pulpen mira?” “Soalnya aku juga ingin
pulpen seperti mira.” Ujar badu.
“Badu, kamu tahu kan kalau mencuri
itu tidak baik?” Tanya Menik.
“Iya aku tahu, aku merasa bersalah”
I
jawab Badu. Lalu ibu guru pun berkata “Yasudah tidak apa-apa, karena kamu
mengakui kesalahan kamu, sekarang kamu minta maaf sama Mira”.
Badu : “Maafin aku ya mir, aku janji ga ngambil benda miik kamu atau
teman-teman lain nya lagi”.
Mira : “Iya tidak apa-apa kok du, aku maafin”.
Menik : “Lain kali kalau kamu mau suatu barang, coba minta dulu baik-baik kita
juga pasti mau memberi kok”.
Mira : “Sebagai teman kita kan harus saling berbagi, kamu boleh simpan pulpen
nya kok du.”
Badu : “Benarkah? Terima kasih ya mir, kamu baik sekali, padahal aku sudah jahat
sama kamu”.
Mira : “Tidak apa-apa, asal jangan kamu ulangi lagi ya”.
“Wah, murid-murid ibu memang pintar-pintar, Badu berani berkata jujur, Mira
berlapang hati, dan Menik mau membantu teman yang kesulitan, kalian
murid-murid yang ibu sayang, yuk kita kembali belajar.” Ibu guru mengakhiri
perbincangan. Mereka semua pun kembali duduk untuk menuntut ilmu dan badu
pun berjanji untuk jadi anak yang baik.
enik & Dede pun tiba di rumah setelah pulang sekolah. Ibu ternyata
membeli hadiah untuk anak-anaknya yang pintar. Karena Menik dan
Dede menjadi anak baik tanpa pamrih, imbalan datang dari tempat yang tidak
terduga.
M
+ ilu�rasibu c�ra
enik & Dede pun tiba di rumah setelah pulang sekolah. Ibu ternyata
membeli hadiah untuk anak-anaknya yang pintar. Karena Menik dan
Dede menjadi anak baik tanpa pamrih, imbalan datang dari tempat yang tidak
terduga.
M
+ ilu�rasibu c�ra
132
Iku�Nomornya!
ore itu Pak Joko sedang mengendarai sepeda motor
nya untuk kembali kerumah selepas bekerja.S
Cer�aPak Joko
Pilihlah alur ceritamu dengan pilihan yang menurut kamu benar. Jika
memilih tindakan yang salah, akan ada akibatnya loh!
Pak Joko melihat sebuah dompet jatuh dari
tas seorang penumpang motor.
Di sebuah lampu merah, ada seorang
pengendara sepeda motor yang menerobos
lampu merah tersebut.
Pak Joko melihat hal itu, dan tindakan yang
ia lakukan adalah…
Pak Joko menyadari tindakan itu, lalu Pak
Joko memilih untuk…
Ikut menerobos?
Sabar menun�u?atau
Diamkan saja?
Ambil & Kembalikan?atau
ore itu Pak Joko sedang mengendarai sepeda motor
nya untuk kembali kerumah selepas bekerja.S
Cer�aPak Joko
Pilihlah alur ceritamu dengan pilihan yang menurut kamu benar. Jika
memilih tindakan yang salah, akan ada akibatnya loh!
Pak Joko melihat sebuah dompet jatuh dari
tas seorang penumpang motor.
Di sebuah lampu merah, ada seorang
pengendara sepeda motor yang menerobos
lampu merah tersebut.
Pak Joko melihat hal itu, dan tindakan yang
ia lakukan adalah…
Pak Joko menyadari tindakan itu, lalu Pak
Joko memilih untuk…
Ikut menerobos?
Sabar menun�u?atau
Diamkan saja?
Ambil & Kembalikan?atau
134
Pak Joko mencoba
ikut menerobos lampu merah!
Pak Joko hampir saja bertabrakan dengan
sebuah mobil! Wah berbahaya sekali ya kalau
mencoba menerobos lampu merah!
Pak Joko sabar menun�u
lampu merah
Pak Joko mendiamkan saja
dompet tersebutPak Joko mengambil
& mengembalikan dompet
Mengacuhkan penerobos lampu merah tadi,
Pak Joko dengan sabar menunggu lampu
merah hingga selesai.
Karena Pak Joko mendiamkan saja kejadian
itu, ia pun merasa bersalah karena melihat
ibu itu menepi dan tampak kebingungan
karena dompetnya hilang.
Pak Joko mendapat teguran dari pengendara
lain karena ia lalai dan tidak mau menuruti
aturan yang ada
Pak Joko dengan sigap mengambil dompet
ibu tersebut dan mengembalikannya
Pak Joko pulang dengan hati tenang karena
telah melakukan hal yang baik dan selamat
sampai rumah.
Mencari
Kataetelah melalui hari dengan
semangat, keluarga Pak Joko
berkumpul bersama dan saling
berbagi cerita. Apa saja sih makna
yang kita bisa ambil dari kisah
mereka? Temukan kata-kata berikut
didalam kotak dibawah ini.
s
Sabar Dompet Jujur MaafMengembalikan
Taat Peraturan MembantuTanpa Pamrih
T
E
J
D
O
M
P
E
T
J
I
E
V
N
B
K
L
A
V
G
A
D
F
M
J
G
U
F
O
A
E
D
A
L
S
B
A
E
L
P
S
F
O
R
T
A
M
A
G
M
A
Y
A
I
R
S
P
E
F
N
M
B
U
K
B
I
S
L
E
O
B
T
T
A
N
P
A
P
A
M
R
I
H
U
N
L
A
G
R
I
H
B
A
H
C
L
P
I
A
Y
U
I
D
A
T
R
A
K
R
K
U
S
L
A
K
J
U
J
U
R
N
A
I
K
M
T
A
T
R
I
A
T
N
N
G
K
E
K
T
O
A
D
T
K
P
Y
E
K
R
I
K
G
N
O
S
A
Y
M
V
K
L
A
E
G
I
D
P
M
Mencari
Kataetelah melalui hari dengan
semangat, keluarga Pak Joko
berkumpul bersama dan saling
berbagi cerita. Apa saja sih makna
yang kita bisa ambil dari kisah
mereka? Temukan kata-kata berikut
didalam kotak dibawah ini.
s
Sabar Dompet Jujur MaafMengembalikan
Taat Peraturan MembantuTanpa Pamrih
T
E
J
D
O
M
P
E
T
J
I
E
V
N
B
K
L
A
V
G
A
D
F
M
J
G
U
F
O
A
E
D
A
L
S
B
A
E
L
P
S
F
O
R
T
A
M
A
G
M
A
Y
A
I
R
S
P
E
F
N
M
B
U
K
B
I
S
L
E
O
B
T
T
A
N
P
A
P
A
M
R
I
H
U
N
L
A
G
R
I
H
B
A
H
C
L
P
I
A
Y
U
I
D
A
T
R
A
K
R
K
U
S
L
A
K
J
U
J
U
R
N
A
I
K
M
T
A
T
R
I
A
T
N
N
G
K
E
K
T
O
A
D
T
K
P
Y
E
K
R
I
K
G
N
O
S
A
Y
M
V
K
L
A
E
G
I
D
P
M
136
Tempelkan
Stikernya! PinKeluarga
JujurKELUARGAJUJUR
KELUARGAJUJUR KELUARGA
JUJUR
KELUARGA
JUJUR
PinKeluarga
JujurKELUARGAJUJUR
KELUARGAJUJUR KELUARGA
JUJUR
KELUARGA
JUJUR
138
Gan�ngan Kunci
DedeMenik
Keluarga
JujurKeluargaJujur
Bapak
JokoIbu
C�ra
Keluarga
JujurS�cker
Keluarga
Jujur
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
S�cker
Keluarga
Jujur
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
Keluarga
Jujur
Bapak
Joko
140