Post on 12-Dec-2015
description
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMAKAIAN ALAT CT SCAN
No. Dokumen08.05.1.19
No. Revisi2
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitOktober 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scanning adalah alat yang digunakan untuk mendeteksi suatu kelainan
pada pasien menggunakan energi sinar –X dengan teknik irisan (slice),
pengolahan gambaran secara komputerisasi.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat CT Scan di
Instalasi Radiologi sehingga alat lebih awet dan terpelihara
KebijakanPesawat CT Scan dihidupkan / dimatikan oleh radiographer yang menjadi
penanggung jawab ruangan CT Scan
Prosedur1. Saklar di On kan.
2. On kan saklar untuk Laser Imager
3. Tekan tombol On pada pesawat Laser Imager
4. On kan semua tombol yang ada pada trapo pesawat
5. Tekan tombol On pada CPU pesawat
6. Tunggu beberapa saat sampai ada aba-aba untuk Warming UP
7. Lakukan Warming UP selama 5 menit.
8. Setelah Warming UP, pilih program yang diinginkan.
9. Posisikan pasien sesuai dengan permintaan.
10. Lakukan scanoscopy.
11. Tentukan jumlah irisan yang diinginkan, lalu lakukan X-Ray sesuai
dengan jumlah irisan.
12. Apabila sudah selesai lakukan penyimpanan / print pada laser Imager.
13. Untuk mematikan pasawat pilih program End.
14. Tunggu beberapa saat sampai semua program tersimpan dan muncul
tanda-tanda pesawat siap untuk dimatikan
15. Off kan semua tombol-tombol yang tadi di On kan.
16. Pemeriksaan selesai.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN CT SCAN BRAIN / OTAK
No. Dokumen08.051.20
No. Revisi2
Halaman1 / 1
PROSEDUR Tanggal TerbitDesember 2002
DitetapkanDirektur,
TETAP
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan Brain / otak dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-kelainan
yang ada di kepala dan otak, seperti fraktur dan tumor.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan CT Scan
Brain/otak supaya terlaksana dengan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh dokter
spesialis radiologi menggunakan media kontras Non-Ionic
- Untuk pasien-pasien yang memerlukan anestesi dalam pemeriksaan
radiologi maka anestesi akan dilaksanakan oleh dokter spesialis
anestesi
- Setiap pemeriksaan radiologi dengan kontras atau tindakan invasive
jaringan tubuh perlu dilengkapi dengan informed consent
- Pemeriksaan radiologi tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
Prosedur1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur
yang ada.
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
3. Teknik Pemeriksaan :
- Potongan Axial dari OM Line/Reids base line sampai Vertex
- Tebal potongan 4-5 mm infratentorial, 8-10 mm supratentorial
- Potongan coronal dibuat untuk memperlihatkan adanya lesi.
4. Indikasi kontras :
tumor, infeksi, kelainan vaskuler mencari AVM, aneurysma Kontras intra vena ( non ionic contras ) 20-40 cc
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN CT SCAN HYPOFISE
No. Dokumen08.05.1.21
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitDesember 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan HYPOFISE dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-kelainan
yang ada pada kelenjar hypofise.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan CT Scan hypofise
supaya terlaksana dengan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh dokter
spesialis radiologi menggunakan media kontras Non-Ionic.
- Untuk pasien-pasien yang memerlukan anestesi dalam pemeriksaan
radiologi maka anestesi akan dilaksanakan oleh dokter spesialis
anestesi
- Setiap pemeriksaan radiologi dengan kontras atau tindakan invasive
jaringan tubuh perlu dilengkapi dengan informed consent
- Pemeriksaan radiologi tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
ProsedurPersiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang ada
Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
Teknik Pemeriksaan :
Potongan axial scan 2-5 mm dari OM Line sampai supraseller
sistern.
2mm bila lesi kecil / mikroadenoma atau kelenjar Hypofise normal
5 mm bila tumor besar / makroadenoma
Potongan coronal 2-5 mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
F.O.V. Kecil ( 160-200), mulai dari processus. Clinoideus anterior sampai
dorsum sellae.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN C.T. SCAN TELINGA ( OS PETROSUM )
No. Dokumen08.05.1.22
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan telinga / os petrosum dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-
kelainan yang ada pada telinga dan tulang telinga.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan CT Scan
telinga /os petrosum supaya terlaksana dengan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman dokter
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh dokter spesialis
radiologi
- Untuk pasien-pasien yang memerlukan anestesi dalam pemeriksaan radiologi
maka anestesi akan dilaksanakan oleh dokter spesialis anestesi
- Setiap pemeriksaan radiologi dengan kontras atau tindakan invasive jaringan
tubuh perlu dilengkapi dengan informed consent
- Pemeriksaan radiologi tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
Prosedur1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang ada
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
3. Teknik Pemeriksaan : High Resolusi CT Scan / kondisi tulang
a. Kasus non-tumor / trauma basis cranii :
Potongan axial dan coronal 2 mm sejajar dengan axis os petrosum
mencakup seluruh tulang os petrosum, tanpa kontras, kondisi tulang
(WW dan WL yang tinggi ).
b. Kasus tumor / infeksi (abses) :
Potongan axial 2 - 5 mm mencakup seluruh os petrosum tanpa dan
dengan kontras, kondisi tulang dan soft tissue.
Potongan coronal 2- 5 mm sebagai tambahan, dalam kondisi tulang
dan soft tissue.
Mencakup seluruh os petrosum dan proses abnormalnya.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN CT SCAN ORBITA
No. Dokumen08.05.1.23
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan orbita dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-kelainan yang ada
pada orbita dan sekitarnya menyangkut tentang fraktur orbita dan
kelainan tumor.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan CT Scan orbita
supaya terlaksana dengan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh dokter
spesialis radiologi- Untuk pasien-pasien yang memerlukan anestesi dalam pemeriksaan
radiologi maka anestesi akan dilaksanakan oleh dokter spesialis anestesi
- Setiap pemeriksaan radiologi dengan kontras atau tindakan invasive jaringan tubuh perlu dilengkapi dengan informed consent
- Pemeriksaan radiologi tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
Prosedur1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang ada
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
3. Teknik Pemeriksaan :
a. Kasus non-tumor / fraktur orbita :
Potongan axial dan coronal 2-4 mm, tanpa kontras.
Dicetak dalam kondisi soft tissue dan tulang pada daerah fraktur.
b. Kasus tumor / infeksi :
Potongan axial 3-5 mm dari dinding inferior sampai dinding
superior cavum orbita, sudut sejajar dengan N. Opticus atau
menggunakan garis infraorbita meatal line, tanpa dan dengan
kontras.
Setelah itu dibuat potongan coronal 3- 5 mm mencakup seluruh cavum
orbita..
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN CT SCAN
NASOPHARYNX, OROPHARYNX, LIDAH
No. Dokumen08.05.1.24
No. Revisi1
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
Ditetapkan Direktur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT nasopharynx, oropharynx, lidah dilakukan untuk mendiagnosa
kelainan-kelainan yang ada pada nasopharynx, oropharynx, lidah
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan CT Scan
nasopharynx, orophaynx, lidah.
Kebijakan
- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
Prosedur 1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang
ada
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan
3. Teknik Pemeriksaan :
a. NASOPHARYNX :
Potongan axial 3-5 mm, FOV 250 mm, kondisi dengan filter
agak tinggi ( lebih tinggi dari otak ) dari palatum sampai
sinus frontalis, sudut sejajar pallatum.
Tanpa dan dengan bolus kontras.
Kemudian dilanjutkan dengan potongan axial 5 mm sejajar
corpus vertebrae cervicalis dari C 2 s/d C 6 dengan F>O>V
200 mm untuk mencari pembesaran kelenjar.
b. OROPHARYNX:
Sama dengan nasopharynx, hanya mulainya agak rendah, garis
axial dimulai dari mandibula ke atas.
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN CT SCAN
NASOPHARYNX, OROPHARYNX, LIDAH
No. Dokumen08.05.1.18
No. Revisi1
Halaman2 / 2
Lanjutan pemeriksaan CT SCAN NASOPHARYNX, OROPHARYNX, LIDAH
Prosedurc. LIDAH :
Pasien harus diganjal gigi/rongga mulutnya dengan sepotong
gabus, agar pada potongan coronal lidah tidak menyatu dengan
palatum.
Teknik hampir sama dengan nasopharynxs, hanya axial dan
coronalnya harus mencakup seluruh daerah lidah.
Bila tumor diduga berada di 2/3 depan lidah lebih baik dibuat
coronal dahulu tanpa dan dengan bolus kontras, baru kemudian
dibuat axialnya.
Sedangkan untuk tumor di pangkal lidah, sebaiknya dibuat
axial dahulu baru coronal.
Kontras diberikan pada potongan yang diperkirakan akan
memberikan informasi terbalik.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPROSEDUR PEMERIKSAAN
CT SCAN LARYNX / PITA SUARA
No. Dokumen08.05.1.25
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan larynx / pita suara dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-
kelainan yang ada pada larynx / pita suara.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah pemeriksaan CT Scan
larynx / pita suara
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
Prosedur1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang ada
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
3. Teknik Pemeriksaan :
Potongan pre kontras :
axial 5mm dari epiglotis sampai cincin trachea 1-2, sejajar dengan
pita suara.
Potongan dengan kontras:
axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas sampai batas
bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potongan leher 5 mm
posbolus kontras. (delayed scan ).
F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPROSEDUR PEMERIKSAAN
CT SCAN LARYNX / PITA SUARA
No. Dokumen08.05.1.25
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan larynx / pita suara dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-
kelainan yang ada pada larynx / pita suara.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah pemeriksaan CT Scan
larynx / pita suara
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
Prosedur4. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang ada
5. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
6. Teknik Pemeriksaan :
Potongan pre kontras :
axial 5mm dari epiglotis sampai cincin trachea 1-2, sejajar dengan
pita suara.
Potongan dengan kontras:
axial 2-3mm didaerah pita suara, mulai dari batas atas sampai batas
bawah lesi. Bila ada kelenjar membesar, dibuat potongan leher 5 mm
posbolus kontras. (delayed scan ).
F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG MENGHIDUPKAN / MEMATIKAN PESAWAT M. R. I.
No. Dokumen08.05.1.26
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianUntuk menjaga agar pesawat bertahan lebih lama, maka setiap alat harus
dihidupkan dan dimatikan sesuai dengan prosedur .
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk menghidupkan /
mematikan pesawat M R I sehingga bisa awet dan bertahan lebih lama
KebijakanUntuk menghidupkan / mematikan pesawat MRI dilakukan oleh
Radiographer yang bertanggung jawab di ruangan MRI
Prosedur I. Prosedur menghidupkan
1. Tekan tombol CPU pada meja operator, tunggu beberapa saat
sampai lampu indicator CPU menyala
2. Setelah lampu indicator menyala tekan MR, tunggu sampai
lampu indikator MR menyala.
3. Apabila lampu indikator MR telah menyala, pesawat siap
dipergunakan.
II. Prosedur mematikan
1. Kosongkan terlebih dahulu layar monitor.
2. Tekan select mode pada kaypad.
3. Dilayar akan tertulis menu sampai dengan 50 karakter, pilih
condensator, kemudian enter.
4. Setelah selesai condensator (dilayar tertulis komplet) maka tekan
MR, tunggu kira-kira 5 Menit, kemudian tekan CPU.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGMENGHIDUPKAN PRINTER M R I
No. Dokumen08.05.1.27
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianPrinter adalah alat yang digunakan untuk mencetak gambar yang telah di
scan terlebih dahulu di layar komputer pada pesawat MRI.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah menghidupkan printer MRI
KebijakanUntuk menghidupkan printer MRI dilakukan oleh Radiographer yang
bertanggung jawab di ruangan MRI
Prosedur a. Tekan tombol power ke posisi on ( ) Tunggu 3 menit sampai ada tulisan Ready pada Imaging pad.
b. Setelah itu tekan ( tulisan push ) sambil geser posisi tuas ke luar di magazine “ SM “.
c. Selanjutnya tekan posisi tuas ke luar sambil menekan ( push ) di magazine “ RM “.
d. Printer siap digunakan.
e. Untuk mencetak gambar, tunggu “ ready “ di Imaging pad. Tekan “ set “ 1x (satu kali) sampai film dari magazine “ SM “ pindah ke maga-zine “ RM “ dan di Imaging pad “ ready “ dan ada kotak hitam kecil berkedip- kedip di Imaging pad pada pojok kiri atas printer ready
f. Sebelum exp (expose) ditekan, terlebih dahulu atur posisi objek di monitor supaya batas kiri, kanan, atas, bawah samaUntuk memperbesar gambar di monitor tekan “ mag “ atur size dan position dengan menggunakan “ trackball ” di meja monitor. Apabila sudah dirasa cukup “ magnya dan positionnya“ tekan “exp” untuk printing. Demikian selanjutnya sampai penuh satu film.
g. Apabila dalam satu kotak ingin gambarnya lebih dari satu tekan “ multi image “ di meja operator. Nanti akan muncul format.
Select nomor berapa yang kita pilih Select 2 tekan nomor 2 akan muncul gambar 2 buah yaitu kiri dan kanan.
Select 3 tekan nomor 3 akan muncul gambar 4 buah.
Setelah di select nomor 2 atau 3 Enter, akan muncul mode yaitu :
1. A ( Auto )2. M ( Manual )
Select A ( Automatis ) lalu enter dst.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PERSIAPAN PASIEN UNTUK PEMERIKSAAN MRI
No. Dokumen08.05.1.28
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
Pengertian
Pemeriksaan MRI adalah pemeriksaan yang menggunakan magnet, untuk
itu perlu adanya persiapan dari pasien agar tidak terjadi hal-hal yang tidak
diinginkan.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah mempersiapkan pasien untuk
pemeriksaan MRI sehingga pemeriksaan bisa berjalan lancar
Prosedur1. Pasien terlebih dahulu diberitahu lamanya pemeriksaan, dan selama
pemeriksaan berlangsung supaya jangan bergerak- gerak.
2. Ada bunyi seperti mengetuk- ngetuk, jangan takut, karena itu berarti
alat sedang beroperasi.
3. Menanyakan pada pasien akan beberapa hal, yaitu :
o Apakah menggunakan alat pacu jantung.
o Pernah operasi jantung.
o Memakai gigi palsu.
o Ada alat yang dipasang di tubuh yang mengandung logam
(misalnya pen)
o Apabila tidak ada maka pasien diminta untuk mengganti baju
dengan baju yang telah disediakan.
o Melepas semua subang, kalung, jam tangan serta aksesoris
lainnya.
4. Meninggalkan kartu kredit, ATM di luar ruang pemeriksaan.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN PASIEN MRI BRAIN
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
Pengertian Pemeriksaan MRI Brain adalah pemeriksaan organ kepala untuk mendeteksi kelainan-kelainan yang ada disekitar kepala.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan MRI Brain supaya berjalan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi- Pemeriksaan tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
ProsedurProsedur pemeriksaan MRI kepala ( Brain Routine ).
1. Atur posisi kepala pasien, sehingga MSL kepala tepat di MSL meja pemeriksaan / tepat di garis lampu indicator.
2. CP tepat pada glabella.
3. Hubungkan coil warna merah dengan warna merah, warna biru dengan warna biru.
4. Coil yang digunakan coil nomor 1.
5. Tekan “clear“ pada gantry sehingga position “ooo”.
6. Tekan set sampai meja pemeriksaan bergeser ke dalam sampai position “ooo”.
7. Setelah itu pintu ditutup, dan kita menuju ruang operator.
Tekan “patien data”
N (new patient) Enter LD Number Enter
Name Nama pasien dan usia EnterSex Jenis kelamin Enter.BD Enter.Head first (H) Enter atau F (fat first) EnterSelect S (Supine) EnterSelect Rf coil number = 1 – EnterCoil name = Head coil EnterCommentary (dr. pengirim ) Enter( bag. Apa ) EnterIs this Information correct ? Y/ N = Y Enter
File space……Images
File jangan sampai dibawah 100. Kalau kurang dari 100 harus menghapus dulu
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN PASIEN MRI BRAIN
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman2 / 2
Lanjutan Pemeriksaan Pasien MRI Brain
Prosedur Scannogram sagital
1. Tekan Head 1 – Scannogram standby start + 25 second.
Tekan patien ID slice ID Display
2. Dari Scanogram sagital tekan S – SE (T1) dan “TRS”
Rubah TR dari 1000 menjadi 500 dengan menekan sel/ sel dan
/ . Tekan select slice akan keluar garis jumlahnya 12 ( multi
slice 12).
Atur penyudutan/ kemiringan dengan menekan “Angle” gerakkan
“Track ball” ke kanan atas (kemiringan) dan ke atas / ke bawah untuk
posisi dengan menekan “position” terlebih dahulu. Sehingga sejajar
OM.line.
Apabila posisi sudah OK tekan Enter, lampu standby nyala, lampu start
berkedip - kedip (tekan start) scan berjalan + 6 menit, setelah itu
rekontruksi.
3. Tekan “patien ID” “slice ID” Display.
Dari scannogram sagital ikutin langkah nomor 2, dengan tekan L –
SE (T2) “TRS”. Selesai rekontruksi.
4. Tekan “patien ID” “slice ID” Display.
Dari scannogram sagital ikutin langkah nomor 2, dengan tekan L –
SE (T2) tekan “COR” select slice akan keluar 12 garis. Atur
posisi coronal sehingga garis sejajar dengan ‘spinal cord” serta jarak
garis depan dan belakang sama, dengan terlebih dahulu menekan angle
dan position serta mengaturnya “track ballnya”.
Selesai rekontruksi, pemeriksaan selesai, pasien dikeluarkan dari ruang
pemeriksaan.
Catatan: Apabila ada kelainan patologis dan perlu kontras posisi
yang diperlukan:
Scannogram sagital
1. L – SE (T2) – TRS2. S – SE (T1) – TRS3. S – SE (T1) – TRS + Tekan Cont4. S – SE (T1) – Coronal + Cont5. S – SE (T1) – Sagital + Cont
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN PASIEN MRI SPINE
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman1 / 4
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
Pengertian Pemeriksaan MRI Spine adalah pemeriksaan organ sekitar tulang belakang mulai
dari leher sampai ke lumbal.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan MRI Spine
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter Spesialis
Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
- Pemeriksaan tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
ProsedurPEMERIKSAAN MRI THORACAL + LUMBAL
1. Scannogram Sagital
Tekan ‘spine” tekan scannogram sagital standby start +
25 detik.
2. Tekan Cor tetap scannogram Select Slice Enter.
Atur Angle + position sehingga garis terletak pada corpus vertebrae
posterior OK Enter Start + 25 detik.
3. Tekan S - SE (Short Spine Echo) atau Ti “SPINE” Sagital
Select Slice Enter Atur Angle + position hingga Fov = 280,
TR = 700. Thickness = 06,0 Interval = 06,0 MS =05,0.
Apabila sudah diatur OK Enter 1x Preset Y Enter tekan
atur position + angle hingga garis H tepat di depan Corpus vertebrae
OK Enter Start.
4. Tekan “GR” tekan “ Others” Sagital (SAG) T2Fov = 280, TR = 700, T = 06,0 1=06,0 MS=05,0.
Tekan “patien ID” “Slice ID” posisikan dengan pada
“SCO” Display.
Tekan select Slice Enter atur garis dengan position + angle tepat
di tengah corpus vertebrae.
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN PASIEN MRI SPINE
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman2 / 4
Lanjutan Pemeriksaan MRI Thoracal + Lumbal
Prosedur Bila sudah OK Enter preset Y pilih menggunakan
tepat ditengah- tengah sequence S-SE Enter tekan
atur preset tepat didepan corpus vertebrae dengan mengatur
angle + position memakai Trackball OK Enter start
+ 5 menit.
5. Tekan “SPINE” S-SE TRS (Axial).
Atur FOV = 200, TR = 1000, Thickness = 05,0 Interval = 05,0
Multi slice = 09,0.
Tekan patien ID “Slice ID” posisikan dengan pada
pertengahan sequence GR Display.
Penampang pertengahan sagital keluar gambar “Mag”
Tekan size (mag 1,2 ) tekan position atur supaya penampang
sagital ada di pertengahan monitor.
Kalau sudah OK tekan select slice tekan No. 2 (free
Interval) Enter 3x Tekan angle 3 Enter 2x.
Posisikan garis ditengah “discus Intervertebralis yang ada
kelainan (HMP).
Atur angle + position dengan Trackball Enter 2x gerakkan
Trackball kebawah “atur angle + position” pada discus
Intervertebralis berikutnya Enter 2x gerakkan trackball
kebawah.
Atur angle + position pada discus Intervertebralis berikutnya
yang ada kelainan. Kalau sudah OK Enter Start
Catatan: Untuk potongan Axial ini jangan sampai penyudutan
antara garis yang atas dengan bawahnya terjadi persilangan
didalam objek.
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN PASIEN MRI SPINE
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman3 / 4
Lanjutan Pemeriksaan MRI Cervical
Prosedur II. PEMERIKSAAN MRI CERVICAL / NECK / LEHER
Sagital scannogram – coronal scannogram S-SE Sagital GR
Sagital GR TRS.
1. Buat scannogram sagital
Tekan Neck tekan scannogram – tekan sag – tekan standby
start.
2. Buat scannogram coronal
Tekan scannogram – tekan Cor – tekan select slice enter.
Atur posisi dengan angle dengan menggunakan Trackball,
sehingga posisi garis tepat pada corpus vertebrae bagian belakang
kalau sudah OK start
3. Buat Sagital S-SE/ T1 dari scannogram coronal.
Tekan S-SE – Tekan sagital – atur Fov – atur TR – atur Thickness,
atur Interval – atur multi slice dengan memakai sel , sel dan
/ .
Tekan select slice Enter posisikan garis sedemikian sehingga
tepat di tengah corpus vertebrae (simetris kiri/ kanan). Kemiringan
disesuaikan dengan kemiringan corpus vertebrae OK Enter
preset Y Enter keluarkan scannogram sagital menggunakan
posisikan garis preset (H) tepat didepan corpus vertebrae atur
posisi + angle memakai Trackball sudah OK Enter start.
Buat Sagital GR/T2 dari scannogram
4. Coronal.
Tekan GR – Tekan sagital (Sag) – Atur Fov – Atur Thickness -
atur Interval - Atur multislice dengan memakai sel, sel dan /
.
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN PASIEN MRI SPINE
No. Dokumen08.05.1.29
No. Revisi1
Halaman4 / 4
Lanjutan Pemeriksaan MRI Cervical
Prosedur Tekan patien ID Slice ID – posisikan dengan tanda pada
monitor tepat pada SCO (Scannogram Coronal) Display
( Scannogram Coronal akan tampil).
Tekan select slice Enter akan keluar garis preset (Y)
Enter Tekan pada keyboard sehingga gambar sagital S-Se
(T1) tepat ditengah- tengah (lihat pada monitor kiri bawah)
Enter tekan pada keyboard akan keluar preset (N) atur
position dan angle dengan menggunakan “Trackball” sehingga
garis preset (N) tepat di depan corpus vertebrae OK Enter –
Start.
5. Buat TRS GR (T2) ambil dari pertengahan sagital (S-SE) atau
0 dari pertengahan sagital (GR).
Tekan GR – Tekan TRS (Axial) – Fov = 180, TR = disesuaikan
dengan jumlah multislice – Thickness = 05,0 Interval = 05,0
Kalau multislice banyak TR harus dinaikkan.
Tekan patien ID slice ID Tekan atau di keyboard.
Posisikan di monitor tepat di tengah sequence S-SE atau GR.
Apabila sudah ditengah- tengah tekan Display pada keyboard
akan keluar gambar pertengahan sagital
Tekan “Mag” akan keluar kotak pada monitor tekan “size”
position. Apabila gambar sagital sudah ditengah (OK) tekan select
slice Enter keluar angka pilihan, berapa jumlah slice garis
yang kita inginkan.
Kalau kita inginkan jumlah slice pertama 2 garis tekan angka 2
Enter atur position dan angle menggunakan Trackball
sudah OK Enter dan akan keluar angka lagi, berkedip- kedip
ketik berapa angka sesuai yang kita inginkan atur
position dan angka menggunakan Trackball, apabila sudah Ok
Enter
( langkah selanjutnya sama seperti diatas / sebelumnya) OK
Enter Start.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMERIKSAAN PASIEN MRI EXTREMITAS
No. Dokumen08.05.1.30
No. Revisi1
Halaman1 / 2
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitApril 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
Pengertian
Pemeriksaan MRI extremitas adalah pemeriksaan organ extremitas atas
maupun bawah untuk mendiagnosa kelainan-kelainan yang ada disekitar
tulang-tulang extremitas tersebut.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah pemeriksaan MRI Extremitas
atas maupun bawah sehingga berjalan baik dan benar
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
- Pemeriksaan tanpa zat kontras dilakukan oleh radiographer
Prosedur PEMERIKSAAN MRI LUTUT.
a. Buat scannogram axial (TRS).
b. Buat scannogram GE sagital + Coronal.
c. Buat Sequence S-SE sagital + Coronal.
d. Bila perlu posisi tambahan buat TRS (Axial) GE.
1. Membuat scannogram axial (TRS).
Tekan “ others” tekan scannogram tekan TRS tekan
standby tekan “START”.
2. Dari scannogram TRS.
Tekan S- SE tekan sagital atur Fov = 220. TR disesuaikan
dengan multi slice yang dikehendaki tekan select slice atur
“angle dan position” menggiunakan trackball. Apabila batas kiri,
kanan di objek dan penyudutan OK tekan Enter lampu start
berkedip- kedip tekan start.
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN PASIEN MRI EXTREMITAS
No. Dokumen08.05.1.30
No. Revisi1
Halaman2 / 2
Lanjutan Pemeriksaan MRI Lutut
Prosedur 3. Membuat GE sagital.
Tekan GE – tekan sagital. Atur kondisi Fov, TR, Interval,
Thickness, multi slice sama dengan pembuatan S-SE sagital.
Untuk mengeluarkan scannogram TRS tekan “ patien ID”
tekan slice ID posisikan pada monitor dengan menekan
atau pada keyboard tepat di posisi scannogram TRS.
Apabila sudah tepat tekan display pada keyboard tekan select
slice Enter lampu start berkedip- kedip tekan start.
4. Membuat S-SE Coronal.
Tekan S-SE Tekan COR.
Atur Fov 220/100 TR = disesuaikan dengan jumlah ,multislice
atau thickness = ….. interver =…… multislice=…… sesuaikan
dengan objek yang diperiksa.
Tekan “patien ID” tekan “slice ID” posisikan dengan
pada scannogram TRS di monitor dengan menekan
pada keyboard.
Apabila posisi sudah tepat di scannogram TRS tekan
display di keyboard. Tekan “mag” atau size + position
sehingga objek/ scannogram TRS tepat ditengah monitor.
Tekan select slice Enter atur position + angle dengan
menggunakan Trackball.
Apabila posisi OK tekan Enter lampu start berkedip-
kedip tekan start.
5. Membuat GE Coronal
Tekan GE Tekan COR
Kondisi + langkah selanjutnya sama dengan no.4.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PROSEDUR PEMAKAIAN USG ESAOTE TECHNOS MP
No. Dokumen08.05.1.31
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitOktober 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianUSG adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi kelainan-
kelainan pada organ tubuh seperti organ abdomen, jantung dan untuk
mendeteksi umur kehamilan dan kelainan-kelainan yang ada pada
kehamilan.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat USG di
Instalasi Radiologi.
KebijakanPesawat USG dihidupkan / dimatikan oleh radiographer yang menjadi
penanggung jawab ruangan rontgen konvensional
Prosedur1. Masukkan cok pada arus listrik.
2. Tekan tombol On pada bagian belakang pesawat untuk menandakan
bahwa arus listrik sudah masuk.
3. Tekan tombol On pada pesawat USG.
4. Masukkan data pasien pada komputer pesawat USG.
5. Untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan pemeriksaan.
6. Setelah selesai matikan tombol pada pesawat USG.
7. Seterusnya tombol OFF pada bagian belakang pesawat di OFF kan.
8. Cabut Cok dari arus listrik.
9. Pesawat USG siap untuk disimpan kembali.
TOSHIBA ECHOCARDIOGRAFI
1. Masukkan cok pada arus listrik
2. Pilih probe untuk jantung
3. Tekan tombol On pada bagian belakang pesawat USG.
4. Tekan tombol On pada pesawat komputer USG.
5. Masukkan data pasien pada komputer USG.
6. Untuk selanjutnya dokter yang akan melakukan pemeriksaan
7. Apabila sudah selesai tekan tombol OFF pada pesawat USG dan
tombol OFF pada bagian belakang pesawat dan cok di cabut.
8. Pemeriksaan selesai.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN USG KIDNEY & BLADDER
No. Dokumen08.05.1.32
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianPemeriksaan USG Kidney & Bladder adalah pemeriksaan dengan
menggunakan gelombang suara ultra yang dilakukan pada daerah ginjal
dan buli-buli
Tujuan Untuk melihat struktur anatomi kedua ginjal dan buli-buli.
Kebijakana. Setiap pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman dokter
b. Expertise foto dilakukan oleh dokter spesialis radiology
Prosedur 1. Pesawat USG dinyalakan
2. Masukkan identitas pasien lalu tekan enter
3. Tekan preset lalu pilih abdominal dan abdo
4. Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan
5. Lakukan pemeriksaan pada :
- Ginjal kanan / kiri : Sub costal scanning ( posisi pasien telentang
atau lateral decubitus )
- Buli-buli : transversal dan longitudinal scanning
6. Semua hasil pemeriksaan dicetak pada high glossy printing paper
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN USG UPPER ABDOMEN
No. Dokumen08.05.1.33
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianPemeriksaan USG Upper Abdomen adalah pemeriksaan dengan
menggunakan gelombang suara ultra yang dilakukan pada daerah
abdomen atas / upper abdomen
Tujuan Untuk melihat struktur anatomi liver, GB , pancreas, limpa dan ginjal
Kebijakanc. Setiap pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman dokter
d. Expertise foto dilakukan oleh dokter spesialis radiology
Prosedur 1. Pesawat USG dinyalakan
2. Masukkan identitas pasien lalu tekan enter
3. Tekan X-ducer lalu pilih transducer 3,5 MHz atau 7,5 MHz
4. Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan
5. Lakukan pemeriksaan pada :
- Liver : scanning subcostal , intercostal dan longitudinal
- GB : scanning subcostal , intercostal dan longitudinal
- Pankreas : tansversal dan longitudinal
- Limpa : intercostal
- Ginjal : subcostal posisi telentang atau lateral decubitus
6. Semua hasil pemeriksaan dicetak pada high glossy printing paper
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMERIKSAAN USG PELVIS
No. Dokumen08.05.1.34
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianPemeriksaan USG Pelvis adalah pemeriksaan dengan menggunakan
gelombang suara ultra yang dilakukan pada pelvis / abdomen bawah
TujuanUntuk melihat struktur anatomi buli-buli dan prostate ( pada laki-laki )
dan buli-buli, uterus dan kedua adnexa ( pada wanita )
Kebijakane. Setiap pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman dokter
f. Expertise foto dilakukan oleh dokter spesialis radiology
Prosedur 1. Pesawat USG dinyalakan
2. Masukkan identitas pasien lalu tekan enter
3. Tekan X-ducer lalu pilih transducer 3,5 MHz atau 7,5 MHz
4. Tekan preset lalu pilih abdominal dan abdo
5. Pasien tidur telentang di atas meja pemeriksaan
6. Lakukan pemeriksaan pada :
- Buli-buli : tansversal dan longitudinal scanning
- Prostate : tansversal dan longitudinal scanning
- Uterus dan adnexa : tansversal dan longitudinal scanning
7. Semua hasil pemeriksaan dicetak pada high glossy printing paper
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PROSEDUR PEMAKAIAN USG COLOUR DOPPLER
No. Dokumen……………….
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal TerbitOktober 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianUSG Collour Doppler adalah suatu alat yang digunakan untuk mendeteksi
kelainan-kelainan pada organ tubuh seperti organ abdomen, jantung dan
pembuluh darah, kelenjer thyroid, mammae serta untuk mendeteksi umur
kehamilan dan kelainan-kelainan yang ada pada kehamilan dengan
menggunakan pantulan gelombang suara dan menampilkan hasil berupa
gambaran berwarna.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat USG Collour
Doppler di Instalasi Radiologi.
KebijakanPesawat USG Collour Doppler dihidupkan / dimatikan oleh radiographer
yang menjadi penanggung jawab ruangan rontgen konvensional
Prosedur 1. Masukkan cok pada arus listrik.
2. Tekan tombol On pada bagian depan bawah monitor, tombol
berwarna hijau bulat.
3. Tunggu sampai akses program benar-benar telah selesai (± 5 menit).
Yang ditandai dengan munculnya tampilan menu pilihan probe yang
akan digunakan.
4. Pilih probe sesuai dengan organ yang akan diperiksa sesuai petunjuk
dokter yang melakukan pemeriksaan.
5. Tekan tombol ID pada key board, ambil menu new ID untuk pasien
baru dan masukkan data identitas pasien pada komputer.
6. Untuk selanjutnya pemeriksaan dilakukan oleh dokter.
7. Setelah selesai matikan pesawat dengan menekan kembali tombol
hijau bulat pada bagian depan bawah pesawat tadi. Tunggu sampai
pesawat mati dengan sendirinya ( ± 5 menit).
8. Cabut Cok dari arus listrik.
9. Pesawat USG Doppler siap untuk disimpan kembali.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMAKAIAN ALAT RONGENT PORTABLE
No. Dokumen
08.05.1.35No. Revisi
1Halaman
1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianAlat rontgen portable digunakan untuk pemeriksaan rontgen terhadap
pasien-pasien yang tidak bisa datang ke Instalasi Radiologi dan untuk
kasus true emergency.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat rontgen
portable
Kebijakan Pesawat Rontgen portablel dioperasikan oleh radiographer
Prosedur 1. Masukkan Cok pada saklar arus listrik.
2. Tekan tombol On pada pesawat.
3. Kaki pesawat yang lebih panjang berada di depan
4. Tube berada dalam posisi nol
5. Tinggi tiang tube setinggi 1 meter
6. Dorong perlahan dengan tekanan biasa, jangan terlalu keras dan
pastikan kabel tidak ada yang tergilas.
7. Waktu mendorong-dorong biasakan merendahkan tube untuk
menghindari beratnya beban ke depan
8. Pada saat memposisikan pastikan kaki pesawat yang lebih panjang
berada di depan
9. Saat mengatur posisi pastikan letak tube dalam keadaan nol
10. Lepaskan dengan perlahan tube untuk meletakkan centrasi pada
pasien .
11. Naikkan dengan perlahan-lahan tube sampai dengan tinggi yang
dikehendaki , lalu lakukan X-Ray
12. Bila sudah selesai , nol-kan tube dan rendahkan tube 1 meter
13. Putar pesawat dan pastikan kaki yang lebih panjang ada di depan
14. Dorong perlahan-lahan sampai pada tempat semula.
15. Tombol ditekan ke arah OFF.
16. Cok di cabut dari arus listrik.
Unit Terkait - Instalasi Radiologi
- Ruangan perawatan lainnya
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMAKAIAN ALAT RONGENT DI ICU / ICCU
No. Dokumen08.05.1.36
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit5 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianAlat rontgen ini digunakan untuk pemeriksaan rontgen terhadap pasien-
pasien di ICU/CCU dengan kesadaran / keadaann umumnya tidak bisa
dipindahkan untuk di foto ke Instalasi Radiologi
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat rontgen di
ICU/ICCU
Kebijakan Pesawat Rontgen di ICU / ICCU dioperasikan oleh radiographer
Prosedur1. Pasang tube ke tongkat yang telah disediakan dan dikunci sampai
kuat
2. Pasang kabel untuk aliran listrik
3. Pasang kabel tombol timer
4. Kemudian alat / pesawat didekatkan ke tempat pasien yang di rongent
5. Masukkan Cok pada saklar arus listrik.
6. Tekan tombol On pada pesawat.
7. Atur kondisi pemeriksaan ( KV, MA, S )
8. Hidupkan lampu fokus
9. Atur jarak proyeksi pemeriksaan
10. Operator menggunakan apron dan siap untuk melakukan pemeriksaan
11. Setelah selesai, dorong pesawat perlahan-lahan sampai pada tempat
semula.
12. Tombol ditekan ke arah OFF.
13. Cok di cabut dari arus listrik.
Unit Terkait- Instalasi Radiologi
- ICU/ICCU
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMAKAIAN ALAT RONGENT SIEMENS MULTIMOBILE
10 DI ICU / ICCU
No. Dokumen…………………
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
RADIOLOGI
Tanggal TerbitOktober 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianAlat rontgen ini digunakan untuk pemeriksaan rontgen terhadap pasien-
pasien di ICU/CCU dengan kesadaran / keadaann umumnya tidak bisa
dipindahkan untuk di foto ke Instalasi Radiologi
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat rontgen di
ICU/ICCU
Kebijakan Pesawat Rontgen di ICU / ICCU dioperasikan oleh radiographer
Prosedur1. Posisikan pesawat berada dekat dengan objek pemeriksaan
2. hubungkan pesawat dengan arus listrik yang sudah tersedia
3. hidupkan pesawat dengan menekan tombol ON atau tanda pada meja kontrol, tunggu beberapa saat sampai lampu indikator kV dan mAs tidak berkedip-kedip lagi.
4. posisikan pesawat sesuai dengan objek yang akan diperiksa, atur FFD sesuai dengan kebutuhan, kemudian eratkan kunci stang tabung agar FFD tidak berubah dan tabung tidak jatuh menimpa pasien.
5. hidupkan lampu kolimator untuk menentukan luas lapangan penyinaran dan sentrasi
6. jika posisi pesawat sudah tepat, tekan rem yang terdapat pada bagian belakang bawah pesawat agar pesawat tidak bergerak sewaktu pemeriksaan berlangsung.
7. atur kondisi eksposi (kV, mAs) sesuai dengan objek yang akan diperiksa.
8. setelah persiapan dinyatakan selesai, eksposi dilakukan oleh radiografer dari balik tabir atau memakai aprondengan menekan tombol ready pada handsuit, eksposi dilakukan sampai lampu indikator X-Ray di meja kontrol menyala.
9. pemeriksaan dinyatakan selesai, singkirkan pesawat dari objek pemeriksaan
10. turunkan kondisi eksposi (kV, mAs) yang sudah disetting ke tingkat terendah, selanjutnya baru pesawat dimatikan dengan menekan tombol Off atau tanda pada meja kontrol.
Unit Terkait- ICU/ICCU
- Instalasi Pemeliharan Sarana (IPS)
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PROSEDUR PEMAKAIAN ALAT RONTGEN GIGI
No. Dokumen08.05.1.37
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
Pesawat rontgen gigi adalah suatu alat yang dapat digunakan untuk
Pengertianmelihat kelainan-kelainan yang ada pada gigi –gigi.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat rontgen gigi
di Instalasi Radiologi
Kebijakan Pembuatan rontgen foto gigi dilakukan oleh Radiographer
Prosedur 1. Masukkan Cok pada saklar arus listrik.
2. Tekan tombol On pada pesawat.
3. Atur kondisi pemotretan dengan memilih gambar gigi yang ada pada
pesawat gigi sesuai dengan gigi yang akan di foto.
4. Tempatkan film gigi pada objek gigi yang diinginkan sesuai dengan
permintaan.
5. Lakukan X-Ray
6. Tombol ditekan ke arah OFF.
7. Cok di cabut dari arus listrik.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMAKAIAN ALAT NIS P 2000 JAPAN PROSESSOR
No. Dokumen08.05.1.38
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianNIS P 2000 prosessor adalah alat yang digunakan untuk memproses
pencucian film rontgen yang telah dilakukan pemotoan pada pasien.
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggunaan alat prosessor di
kamar gelap supaya alat dapat berfungsi maksimal dan bertahan lama
KebijakanPetugas kamar gelap bertanggung jawab terhadap penggunaan dan
pemeliharaan alat prosessor
Prosedur1. Masukkan cok pada stop kontak listrik.
2. Tekan tombol On pada pesawat.
3. Jalankan air untuk mencuci setiap film yang masuk.
4. Apabila telah terdengar bunyi tet………. Dan tulisan ready pesawat
siap dioperasikan.
5. Film dimasukan sampai pesawat mengeluarkan bunyi tet…., berarti
film berikutnya boleh dimasukkan.
6. Apabila sudah selesai tekan tombol OFF pada pesawat untuk
mematikan.
Perawatan :
a. Dijaga agar sirkulasi air berjalan lancar
b. Cairan developer dan fixer jangan sampai tercampur atau menetes
ke bagian lain
c. Pembersihan rol secara berkala
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PENGGANTIAN CAIRAN PENCUCI FILM
No. Dokumen08.05.1.39
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCairan pencuci film adalah bahan yang digunakan untuk memproses
terjadinya film dari bayangan laten ( yang tidak terlihat mata ) menjadi
foto rontgen
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah penggantian cairan pencuci
film
KebijakanPetugas kamar gelap bertanggung jawab terhadap penggantian cairan
pencuci film
Prosedur 1. Matikan mesin pencuci film
2. Buang cairan yang lama ke tempat yang telah disediakan
3. Bersihkan kotoran yang ada di dalam bak pencuci film
Cara membuat cairan fixer
1. Isi air bersih ke dalam jirigen fixer sebanyak 15 liter
2. Masukkan cairan merk A dan B ke dalam jirigen yang telah diisi
air bersih tadi
3. Kemudian di adu-aduk sampai rata
4. Sesudah itu dibagi 5 liter ke bak mesin pencuci dan 15 liter ke
jirigen fixer yang di bawah
Cara membuat developer
1. Isi air bersih ke jirigen developer sebanyak 15 liter
2. Masukkan cairan developer yang ada merk A , B dan C ke dalam
jirigen yang telah diisi air
3. Kemudian adu-aduk sampai rata
4. Sesudah itu dibagi 5 liter ke dalam bak developer dan 15 liter ke
jirigen developer yang di bawah
Setelah itu hidupkan mesin pencuci film sampai nampak lampu developer
kelap-kelip , baru boleh mencuci film
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPEMBERSIHAN I.S. ( INTENSIFYING SCREEN )
No. Dokumen08.05.1.40
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianIntensifying Screen ( I.S. ) berfungsi untuk menggandakan sinar X yang
digunakan dalam pembuatan foto rontgen
TujuanSebagai acuan penerapan langkah-langkah untuk pembersihan
Intensifying Screen
KebijakanI.S. dibersihkan oleh radiographer yang menjadi penanggung jawab
ruangan rontgen konvensional
Prosedur 1. Sediakan air bersih, sabun dan kapas
2. Basahkan kapas dengan air sabun
3. Kemudian kaset dibuka , I.S. di olesi dengan kapas bersabun sampai
rata dan jangan tergores
4. Setelah itu di lap dengan kapas kering, jangan sampai ada air yang
tertinggal
5. Setelah kering, kaset boleh diisi film
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANG PEMAKAIAN LAMPU SOROT
No. Dokumen08.05.1.41
No. Revisi1
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
Tanggal Terbit05 Agustus 2002
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianLampu sorot digunakan untuk membantu penerangan waktu pemeriksaan
khusus yang perlu dibantu dengan penerangan yang khusus.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah-langkah pemakaian lampu sorot
Prosedur 1. Angkat alat ke tempat yang diperlukan
2. Masukkan Cok pada saklar arus listrik.
3. Putar ON- OFF
4. Atur jarak yang diperlukan
5. Atur penerangannya
6. Tombol ditekan ke arah OFF.
7. Cok di cabut dari arus listrik.
Unit Terkait Instalasi Radiologi
RUMAH SAKITYOS SUDARSO
PADANGPROSEDUR PEMERIKSAAN
CT SCAN ABDOMEN
No. Dokumen…………….
No. Revisi0
Halaman1 / 1
PROSEDUR TETAP
RADIOLOGI
Tanggal TerbitOktober 2007
DitetapkanDirektur,
Dr. Rinal Fendy, MARS
PengertianCT Scan Abdomen dilakukan untuk mendiagnosa kelainan-kelainan yang
ada pada Abdomen.
Tujuan Sebagai acuan penerapan langkah - langkah pemeriksaan CT Scan
Abdomen
Kebijakan- Setiap permintaan pemeriksaan radiologi harus ada surat pengiriman
dokter
- Pemeriksaan radiologi dengan zat kontras dilaksanakan oleh Dokter
Spesialis Radiologi
- Setiap pemeriksan dengan zat kontras harus menggunakan infomed
consent
- Expertise foto dilakukan oleh Dokter Spesialis Radiologi
Prosedur1. Persiapan alat : Pesawat dihidupkan sesuai dengan prosedur yang
ada
2. Persiapan Pasien : Tanpa persiapan .
3. Teknik Pemeriksaan :
Potongan pre kontras :
axial antara 5-10mm dari hepar sampai buli-buli.
4. Indikasi kontras :
Tumor,
Kontras intra vena ( non ionic contras ) 20-40 cc, kontras oral 600-
800 cc.
Potongan dengan kontras:
axial 5-10mm dari hepar sampai buli-buli.
F.O.V. 160-200mm, tanpa dan dengan bolus kontras.
Unit Terkait Instalasi Radiologi