Post on 05-Nov-2020
i
SKRIPSI
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA
MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP
PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA
PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN
Oleh :
HENNY MUSTIKA SANTI
NIM : 201502054
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
ii
SKRIPSI
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA
MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP
PERUBAHAN KADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA
PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN
Diajukan untuk memenuhi
Salah satu persyaratan dalam mencapai gelar
Sarjana Keperawatan (S.Kep)
Oleh :
HENNY MUSTIKA SANTI
NIM : 201502054
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
2019
iii
iv
v
vi
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Henny Mustika Santi
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat dan Tanggal Lahir : Madiun, 24 Juni 1991
Agama : Islam
Alamat : Desa Jatisari RT.08 RW.02 Kecamatan Geger
Kabupaten Madiun
E-mail : Nvnnasanty@gmail.com
Riwayat Pendidikan : 1. SDN JATISARI 2 (1997-2003)
2. SMPN 1 GEGER (2003-2006)
3. SMAN 1 DAGANGAN (2006-2009)
4. STIKES BHAKTI HUSADA MULIA
MADIUN (2015-SEKARANG)
Riwayat Pekerjaan : Belum Bekerja
vii
HALAMAN PERSEMBAHAN
Dengan segala puji syukur kepada Allah SWT dan atas dukungan dan do‟a
dari orang-orang tercinta, akhirnya skripsi ini dapat diselesaikan dengan tepat
waktu. Oleh karena itu, dengan rasa bangga dan bahagia saya banyak bersyukur
dan terima kasih ku persembahkan kepada:
Allah SWT, karena atas izin dan karunianyalah maka skripsi ini dapat
dibuat dan selesai tepat waktu. Puji syukur yang tak terhingga pada
Tuhan penguasa alam yang meridhoi dan mengabulkan segala do‟a.
Kedua orang tuaku Bapak Suroto dan Ibu Sri Lestari terima kasih yang
telah memberikan dukungan moril maupun materi serta do‟a yang tiada
kata seindah lantunan do‟a dan tiada do‟a yang paling khusuk selain
do‟a yang terucap dari orang tua. Ucapan terima kasih saja takkan
pernah cukup untuk membalas kabaikan orang tua, karena itu terimalah
persembahan bakti dan cintaku untuk kalian bapak ibu.
Mas Herlian, Mbak Neli, Mbak Rozalina, Adikku Hendra dan Suamiku
Taufan Adhi Pratama yang telah memberi semangat, do‟a dan
dukungan tanpa henti. Serta teruntuk Putriku tercinta Avanti Velishia
Azzahra Terima kasih telah menjadi seseorang yang memberikan
kekuatan dan semangat untuk mama.
Dosen Pembimbing Tugas Akhir
Bapak Cholik Harun R, M.Kes dan Bapak Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes,
selaku pembimbing tugas akhir saya, terima kasih banyak sudah
dibantu selama ini. Serta tidak lupa saya ucapkan kepada Bapak Edy
Bachrun, S.KM., M.Kes selaku penguji skripsi saya. Tidak lupa saya
ucapkan terima kasih kepada dosen Prodi Keperawatan dan seluruh
dosen Stikes Bhakti Husada Mulia Madiun atas semua ilmu, didikan
dan bimbingan yang telah diberikan.
viii
Sahabat-sahabatku
Terima kasih kepada sahabat-sahabatku Mega, Vera, Ratih, Pricyl,
Nickma, Susi, Ridwan, Sofyan, Ilham, Febrian, Donat, Rika. Terima
kasih sudah memberi dukungan, semangat, motivasi dan bantuannya
selama ini. Terima kasih sudah menjadi tempat berkeluh kesah. Semoga
keakraban kita akan selalu terjaga dan kita tidak akan pernah
melupakan semuanya. Love and miss you more guys.
Keperawatan 8B
Teman-temanku satu angkatan Prodi Keperawatan tahun 2015 yang
tidak mungkin saya sebutkan satu persatu terima kasih atas
kekompakan, kegilaan dan kejahilan selama di kelas.
Serta almamaterku SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN.
ix
ABSTRAK
Henny Mustika Santi
PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA
MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS) TERHADAP
PERUBAHANKADAR ASAM URAT (URIC ACID) PADA
PENDERITA HIPERURISEMIA DI WILAYAH KERJA
PUSKESMAS GEGER KABUPATEN MADIUN
130 halaman + 12 tabel + 5 gambar + 19 lampiran
Hiperurisemia menjadi masalah kesehatan masyarakat yang semakin
banyak. Penderita hiperurisemia mengalami peningkatan setiap tahunnya. Di
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun pada tahun 2016 penderita hiperurisemia
sebanyak 223 orang, tahun 2017 sebanyak 241 orang dan pada tahun 2018
sejumlah 264 orang. Selain pengobatan farmakologi juga tersedia pengobatan non
farmakologi dengan memanfaatkan tumbuh-tumbuhan yang diduga mampu
menurunkan kadar asam urat seperti buah sirsak dan nanas. Sirsak dan nanas
mengandung vitamin C sebagai antioksidan yang menghambat pembentukan
enzim xanthine oksidase yang akan menjadi asam urat, selain itu vitamin C juga
mampu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine, sehingga kadar asam urat
dalam darah akan berkurang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui
adanya perubahan dari pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap kadar asam
urat pada penderita Hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun.
Desain penelitian menggunakan Quasi – Experimental dengan Two Group
Pretest – Posttest Control Group. Teknik pengambilan sampel menggunakan
Purposive Sampling dengan jumlah sampel sebanyak 36 orang dari populasi
sebanyak 264 orang, 18 sebagai kelompok intervensi dan 18 sebagai kelompok
kontrol. Alat ukur yang digunakan adalah test asam urat Autocheck GCU. Analisa
data menggunakan Wilcoxon dan Independent t – test.
Hasil analisa menunjukkan terdapat perbedaan kadar asam urat pada
kelompok jus sirsak (p=0,000) dengan rerata selisih penurunan kadar asam urat
1,60 mg/dl dan kelompok jus nanas (p=0,000) dengan rerata selisih penurunan
kadar asam urat 1,16 mg/dl. Dari hasil rerata selisih kadar asam urat, jus sirak
menunjukkan lebih efektif menurunkan kadar asam urat dari pada jus nanas.
Berdasarkan hasil penelitian tersebut, peningkatan informasi tentang upaya
penurunan kadar asam urat sangat diperlukan. Masyarakat diharapkan dapat lebih
memilih menggunakan jus sirsak atau jus nanas dalam upaya menurunkan kadar
asam urat.
Kata Kunci: Kadar Asam Urat, Jus Sirsak, Jus Nanas
x
ABSTRACT
Henny Mustika Santi
THE DIFFERENCE IN EFFECTIVENESS OF SOURSOP JUICE (ANNONA
MURICATA) AND PINEAPPLE JUICE (ANANAS COMOSUS) IN
CHANGING THE LEVEL OF URIC ACID FOR PATIENT
WITH HYPERURICEMIA AT GEGER HEALTH
CENTER, MADIUN REGENCY
130 pages, 12 tables, 5 pictures and 19 enclosures
Hyperuricemia has become a health problem for many people. Patients with
hyperuricemia has been increasing every year. At Geger Healt Center Madiun
regency, in 2016 223 patients have been identified with hyperuricemia and 241
patients in 2017, as well as 264 patients in 2018. Besides pharmacology
treatment, non pharmacology treatment also available to treat this condition by
using plant based treatment that will decrease the level of uric acid such as
soursop and pineapple. Both soursop and pineapple contain vitamin C as an
antioxidant that inhibits the formation of xanthine oxidase enzyme which will
become uric acid. In addition, vitamin C also able to increase uric acid excretion
through urine that will result to uric acid levels in the blood to decrease. The
purpose of this study is to determine the changes of uric acid level in using
soursop juice and pineapple juice for patients with Hyperuricemia at Geger
Health Center, Madiun Regency.
This research used the Quasi-Experimental research method with the Two
Group Pretest – Posttest Control Group. The sampling technique used Purposive
Sampling with a total sample of 36 people drawn from a population of 264 people
with 18 as an intervention group and 18 as a control group. The measuring
instrument use disthe Autocheck GCU uric acid test. Data analysis using
Wilcoxon and Independent t-test.
The result showed that there is a difference in uric acid level of soursop
juice group (p=0,000) with a mean difference in the decrease in urid acid level of
1.60 mg/dl, as for the pineapple juice group (p=0,000) with a mean difference in
the decrease of urid acid level of 1,16 mg/dl. To conclude, compared to pineapple
juice, the soursop juice showed more effective result in decreasing the uric acid
level.
In conclusion, based on the study above, increasing information about the
effort in decreasing the level of uric acid is very necessary. More over, the society
is expected to prefer the use of soursop juice or pineapple juice in order to reduce
uric acid level.
Keywords: Uric Acid Levels, Soursop Juice, Pineapple Juice
xi
DAFTAR ISI
Sampul Depan .......................................................................................................... i
Sampul Dalam ......................................................................................................... ii
Lembar Persetujuan ................................................................................................ iii
Lembar Pengesahan ................................................... Error! Bookmark not defined.
Daftar Riwayat Hidup ............................................................................................. v
Halaman Persembahan .......................................................................................... vii
Abstrak .................................................................................................................. ix
Abstract ................................................................................................................... x
Daftar Isi ............................................................................................................... xi
Daftar Tabel ......................................................................................................... xiv
Daftar Gambar ....................................................................................................... xv
Daftar Lampiran ................................................................................................... xvi
Daftar Singkatan.................................................................................................. xvii
Daftar Istilah....................................................................................................... xviii
Kata Pengantar ..................................................................................................... xix
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ..................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ............................................................................................... 5
1.3 Tujuan penelitian ................................................................................................. 5
1.3.1 Tujuan Umum ......................................................................................... 5
1.3.2 Tujuan Khusus ........................................................................................ 6
1.4 Manfaat Penelitian ............................................................................................... 6
1.4.1 Manfaat Teoritis...................................................................................... 6
2.4.1 Manfaat Praktis ....................................................................................... 6
1.5 Keaslian Penelitian .............................................................................................. 8
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Urat ............................................................................................................ 9
2.1.1 Definisi Asam Urat ................................................................................. 9
2.1.2 Etiologi Peningkatan Asam Urat .......................................................... 10
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat ........................ 11
xii
2.1.4 Penyakit/Masalah Yang Berhubungan Dengan Asam Urat .................. 14
2.1.5 Klasifikasi Hiperurisemia ..................................................................... 17
2.1.6 Tahap-tahap Penyakit Asam Urat ......................................................... 17
2.1.7 Patofisiologi .......................................................................................... 19
2.1.8 Perbedaan Asam Urat dengan Penyakit Radang Sendi Lain ................ 24
2.1.9 Pemeriksaan Asam Urat ....................................................................... 27
2.1.10 Pengobatan Asam Urat secara Farmakologis ....................................... 28
2.1.11 Pengobatan Asam Urat secara Non Farmakologis ............................... 30
2.1.12 Cara Pengukuran Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Stik ......... 33
2.1.13 Pencegahan Asam Urat ......................................................................... 34
2.2 Buah Sirsak (Annona muricata) ........................................................................ 36
2.1.1 Jenis-jenis Sirsak .................................................................................. 37
2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Sirsak ....................................... 40
2.1.3 Teknik Pemberian Jus Sirsak ................................................................ 42
2.3 Buah Nanas (Ananas comosus) ......................................................................... 43
2.3.1 Jenis-jenis Nanas .................................................................................. 43
2.3.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Nanas ....................................... 46
2.3.3 Teknik Pemberian Jus Nanas ................................................................ 48
2.4 Cara Kerja Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat .............. 49
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual ........................................................................................ 51
3.2 Hipotesis ............................................................................................................ 54
BAB IV METODE PENELITIAN
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian ......................................................................... 55
4.2 Populasi dan Sampel .......................................................................................... 56
4.2.1 Populasi ................................................................................................ 56
4.2.2 Sampel .................................................................................................. 56
4.2.3 Kriteria Sampel ..................................................................................... 58
4.3 Teknik Sampling ............................................................................................... 59
4.4 Kerangka Kerja Penelitian ................................................................................. 60
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel ..................................... 61
4.5.1 Variabel Penelitian................................................................................ 61
4.5.2 Definisi Operasional Variabel .............................................................. 61
4.6 Instrumen Penelitian .......................................................................................... 62
xiii
4.6.1 Kelompok bahan pembuatan terapi ...................................................... 62
4.6.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian ........................................ 62
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian ............................................................................. 63
4.8 Prosedur Pengumpulan Data ............................................................................. 63
4.9 Pengolahan Data ................................................................................................ 65
4.10 Analisa Data ...................................................................................................... 67
4.11 Etika Penelitian .................................................................................................. 69
BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian .............................................................................. 71
5.2 Hasil Penelitian .................................................................................................. 73
5.2.2 Data Umum ........................................................................................... 73
5.2.2 Data Khusus Responden ....................................................................... 75
5.3 Pembahasan ........................................................ Error! Bookmark not defined.
5.3.1 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak ............ 78
5.3.2 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas ............ 81
5.3.3 Efektivitas Pemberian Jus Sirsak dan Jus Nanas Terhadap Perubahan
Kadar Asam Urat Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun .................................................. 83
5.4 Keterbatasan Penelitian ..................................................................................... 86
BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan ........................................................................................................ 87
6.2 Saran .................................................................................................................. 88
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 90
LAMPIRAN-LAMPIRAN..................................................................................75
xiv
DAFTAR TABEL
Nomor Judul Tabel Halaman
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian
Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas
Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric
Acid) ................................................................................
8
Tabel 2.1 Kandungan Dalam 100 gram Buah Sirsak (Annona
muricata) ..........................................................................
41
Tabel 2.2 Kandungan Dalam 100 gram Buah Nanas (ananas
comosus) ..........................................................................
47
Tabel 4.1 Skema Desain Penelitian ................................................. 56
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel ......................................... 61
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Usia Pada Bulan Mei – Juni 2019 di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun .....
73
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Jenis Kelamin Pada Bulan Mei – Juni 2019
di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun
74
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun .....
74
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden
Berdasarkan Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun .....
75
Tabel 5.5 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus
Sirsak Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger .............................................................
76
Tabel 5.6 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus
Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger .............................................................
77
Tabel 5.7 Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus
Nanas Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger .............................................................
78
xv
DAFTAR GAMBAR
Nomor Judul Gambar Halaman
Gambar 2.1 WOC Hiperurisemia ....................................................... 22
Gambar 2.2 WOC Metabolisme Asam Urat ....................................... 23
Gambar 2.3 WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar
Asam Urat .......................................................................
50
Gambar 3.1 Kerangka konsep Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus
Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas
Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat
(Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.....
52
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian .............................................. 60
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Ijin Penelitian ......................................................... 93
Lampiran 2 Surat Keterangan Selesain Penelitian .............................. 96
Lampiran 3 Lembar Permohonan Menjadi Responden ...................... 97
Lampiran 4 Pernyataan Menjadi Responden ...................................... 98
Lampiran 5 Lembar Kuesioner Responden ......................................... 99
Lampiran 6 SOP Pemberian Jus& Cara Pembuatan ........................... 100
Lampiran 7 Lembar Observasi ............................................................ 104
Lampiran 8 Lembar Tabulasi Makanan Responden ........................... 106
Lampiran 9 Lembar Tabulasi Data Kadar Asam Urat ........................ 110
Lampiran 10 Jadwal Pemberian Jus....................................................... 112
Lampiran 11 Distribusi Frekuensi ......................................................... 114
lampiran 12 Hasil Uji Normalitas ........................................................ 118
Lampiran 13 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Jus Sirsak ........ 119
Lampiran 14 Hasil Uji Statistik Wilcoxon Kelompok Jus Nanas ........ 120
Lampiran 15 Hasil Uji Statistik Independent t – test Kelompok Jus
Sirsak dan Jus Nanas .......................................................
121
Lampiran 16 Dokumentasi Penelitian ................................................... 122
Lampiran 17 Lembar Konsultasi Bimbingan ........................................ 123
Lampiran 18 Jadwal Penyusunan Skripsi .............................................. 127
Lampiran 19 Lembar Revisi Skripsi ..................................................... 128
xvii
DAFTAR SINGKATAN
RISKESDAS : Riset Kesehatan Dasar
KEMENKES : Kementrian Kesehatan
OAINS : Obat Anti Inflamasi Non Steroid
IXO : Inhibitor Xanthine Oxidase
RAA : Renin Angiotensin Aldosteron
LVH : Left Ventrikel Hypertropy
TGT : Toleransi Glukosa Terganggu
GLUT-9 : Glucose Transporter-9
WOC : Web Of Causation
OHT : Obat Herbal Terstandart
BPOM : Badan Pengawasan Obat dan Makanan
xviii
DAFTAR ISTILAH
Allopurinol : Obat asam urat
Ananas Comosus : Nanas
Annona Muricata : Sirsak
Arthritis : Peradangan persendian
Autocheck GCU : Merk alat cek kadar asam urat
Coding : Pemberian kode
Dependent Variable : Variabel terikat
Drop Out : Subjek cadangan pada penelitian
Fitofarmaka : Obat yang dibuat dari bahan alami
Gout : Penyakit akibat asam urat tinggi
Hiperurisemia : Peningkatan kadar asam urat darah
Hipoxanthine : Enzim hypoxanthine
Independent Variable : Variabel bebas
Inform Concent : Lembar persetujuan menjadi responden
Pre-test : Sebelum dilakukan test
Post-test : Sesudah dilakukan test
Reinforcement : Pemberian ulang informasi
Sampling : Sampel
Simplisia : Herbal dalam bentuk asli berupa daun, akar,
batang, bunga maupun biji-bijian
Tabulating : Penyusunan data dalam bentuk tabel
Uji Paired t-test : Saling berhubungan
Uric acid : Asam urat
Xanthine Oksidase : Enzim flavoprotein dan molibdenum
xix
KATA PENGANTAR
Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberikan rahmat dan karunia-Nya, sehingga penyusunan skripsi dengan judul
“Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas
(Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada
Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun”.
Adapun maksud penulis menyusun skripsi ini adalah memenuhi persyaratan
dalam penyelesaikan Pendidikan Sarjana Keperawatan di STIKES BHAKTI
HUSADA MULIA MADIUN.
Tersusunnya skripsi ini tentu tidak lepas dari bimbingan, saran, dan
dukungan moral kepada penulis. Oleh karena itu, penulis dengan setulus hati
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Drg. Sunu Setyowati selaku Kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun
yang telah memberi izin untuk penelitian ini.
2. Bapak Zaenal Abidin, S.KM., M.Kes selaku Ketua STIKES Bhakti
Husada Mulia Madiun yang telah memberi izin untuk penelitian ini.
3. Ibu Mega Arianti Putri, S.Kep., Ns., M.Kep selaku Ketua Prodi
Keperawatan STIKES Bhakti Husada Mulia Madiun yang telah memberi
izin untuk penelitian ini.
4. Cholik Harun R, M.Kes selaku Pembimbing 1 yang selalu membimbing
dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
5. Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes selaku Pembimbing 2 yang selalu
membimbing dengan penuh kesabaran dan ketelatenan.
6. Seluruh Staf Puskesmas Geger yang telah memberikan ijin dan
kesempatan untuk melakukan penelitian.
7. Keluarga tercinta yang telah memberi dorongan, doa dan semangat tanpa
henti.
8. Responden yang telah berperan dalam penelitian ini.
xx
9. Teman-teman yang telah memberi dorongan dan semangat dalam
penyusunan skrisi ini.
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak
kekurangan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat
membangun selalu diharapkan demi kesempurnaan skripsi ini.
Akhir kata penulis sampaikan Terima Kasih kepada semua pihak yang telah
berperan serta dalam penyusunan skripsi ini dari awal sampai akhir. Semoga
Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. Aamiin.
Madiun, Juli 2019
Penulis
Henny Mustika Santi
201502054
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Tuntutan pekerjaan yang banyak menyita waktu dan harus bergerak cepat,
menyebabkan seseorang tidak sempat untuk mengatur pola hidup dan pola makan
yang baik. Pola makan yang serba cepat dan instan, menjadikan seseorang kurang
memperhatikan asupan-asupan yang masuk ke dalam tubuhnya. Tidak disadari
ternyata makanan yang dikonsumsi merupakan sumber timbulnya penyakit
termasuk peningkatan kadar asam urat. Ditambah lagi banyak orang yang tidak
menyadari kalau dia sudah terkena penyakit asam urat lantaran gejala asam urat
memiliki kesamaan dengan gejala rematik atau penyakit rematik (Safitri, 2012).
Data World Health Organization (WHO) memperkirakansekitar 335 juta
orang di dunia mengalami asam urat tinggi (Bobaya, 2016). Prevalensi
hiperurisemia di Indonesia berdasarkan hasil Riskesdas 2007 sebanyak 11,9% dan
di Jawa Timur adalah 12,1% (Kemenkes RI, 2007). Hasil riskesdas 2013
mengungkapkan bahwa prevalensi hiperurisemia di Indonesia adalah 14% dan di
Jawa Timur adalah 24,7% (Kemenkes RI, 2013). Berdasarkan hasil Riskesdas
2018 prevalensi hiperurisemia di Indonesia sebanyak 18,9% dan di Jawa Timur
sebanyak 26,1% (Kemenkes RI, 2018). Menurut profil kesehatan Kabupaten
Madiun ditemukan 9.750 kasus tentang penyakit pada sistem otot termasuk sendi
yang banyak dilayani pada puskesmas (Profil kesehatan Kabupaten Madiun,
2016). Di Kabupaten Madiun berdasarkan data dari DINKES Kabupaten Madiun
2
pada tahun 2018 kasus asam urat tertinggi di wilayah Puskesmas Geger sebanyak
264 orang, di Puskesmas Pilangkenceng sebanyak 256 orang, dan di Puskesmas
Balerejo sebanyak 247 orang. Di laboratorium Puskesmas Geger tahun 2018
terdapat hasil lab tertinggi yaitu glucosa, cholesterol, dan uric acid. Berdasarkan
data laboratorium Puskesmas Geger Kabupaten Madiun pada tahun 2016
penderita hiperurisemia sebanyak 223 orang, pada tahun 2017 penderita
hiperurisemia sebanyak 241 dan sedangkan tahun 2018 penderita hiperurisemia
sejumlah 264 orang. Dari hasil study pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 10
Januari 2019 dengan melakukan wawancara kepada 10 orang dengan
hiperurisemia, dimana mayoritas hanya memeriksakan diri ketika sudah
mengalami nyeri sendi, 9 dari 10 orang tidak mengetahui bahwa jus sirsak dan jus
nanas mampu menurunkan kadar asam urat tinggi.
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang
beredar dalam tubuh manusia diproduksi sendiri oleh tubuh (asam urat endogen)
dan berasal dari makanan (asam urat eksogen). Sekitar 80-85% asam urat
diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan. Perlu
diketahui, kadar asam urat normal wanita dewasa 2,4-5,7 mg/dL, pria dewasa 3,4-
7,0 mg/dL dan anak-anak 2,8-4,0 mg/dL (Lingga, 2012). Ada beberapa faktor
yang turut mempengaruhi naiknya kadar asam urat dalam tubuh, diantaranya
adalah mengonsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan, makanan laut,
daging,dan minuman beralkohol, beberapa kondisi medis seperti kadar lemak,
kolesterol yang tinggi, penyakit ginjal, dll; obat-obatan seperti niacin dan diuretik,
riwayat keluarga dan jenis kelamin (Noormindhawati, 2013). Komplikasi tersebut
3
diantaranya adalah penyakit batu ginjal, kerusakan sendi, penyakit jantung,
hipertensi, diabetes mellitus. Pada penderita asam urat yang disebabkan karena
penurunan fungsi ginjal, ginjal tidak mampu mengekskresi asam urat pada darah
sehingga asam urat menumpuk, maka tidak bisa diberikan terapi untuk
menurunkan kadar asam urat tanpa terapi untuk ginjalnya juga. Sedangkan pada
penderita asam urat yang disebabkan karena mengonsumsi makanan tinggi purin
tanpa menderita gangguan fungsi ginjal, bisa diberikan terapi untuk menurunkan
kadar asam urat saja.
Pengobatan untuk mengatasi asam urat bisa dilakukan secara farmakologis
dan non farmakologis. Pengobatan asam urat secara farmakologis memiliki dua
tujuan utama, yaitu penanggulangan radang sendi yang sakit dan pengendalian
kadar asam urat dalam tubuh agar stabil. Pengendalian kadar asam urat terbagi
dua, yaitu penurunan kadar asam urat dengan mempercepat atau meningkatkan
pengeluaran asam urat lewat kemih dan penurunan kadar asam urat dengan
menekan produksinya. Ada tiga jenis obat yang digunakan untuk mencapai tujuan
tersebut. Pertama, untuk mengatasi peradangan sendi digunakan kelompok obat
anti-inflamasi nonsteroid (OAINS). Kedua, untuk meningkatkan pengeluaran
asam urat digunakan kelompok obat inhibitor xanthine oxidase (IXO). Ketiga,
untuk menghambat produksi asam urat digunakan kelompok obat urikosurik
(Sutanto, 2013). Pengobatan non farmakologis bisa didapatkan dengan
memanfaatkan tanaman disekitar, seperti sirsak dan nanas. Buah sirsak dan buah
nanas mengandung banyak senyawa yang dibutuhkan dalam menumpas asam
urat, buah sirsak dan nanas mengandung vitamin C yang cukup tinggi sehingga
4
dapat membantu meningkatkan ekskresi (pembuangan) asam urat melalui urine.
Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh bisa berkurang.
Menurut penelitian Yuli Yantina (2016) menyatakan bahwa ada pengaruh
konsumsi jus sirsak terhadap penurunan kadar asam urat dalam darah dengan rata-
rata penurunannya adalah 6,7 mg/dl. Menurut penelitian Yuanita Syaiful (2017)
menyatakan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan pemberian jus sirsak
terhadap penurunan kadar asam urat. Menurut penelitian Heni Maryati (2014)
mengalami penurunan kadar asam urat dengan rata-rata kadar asam urat dalam
darah sebesar 8.2 mg/dL dan pada responden kelompok kontrol tanpa perlakuan
sebanyak 16 orang 12 diantaranya mengalami peningkatan dan 2 mengalami
penurunan sehingga rata-rata kadar asam urat dalam darah sebesar 9,7 mg/dL.
Sedangkan menurut penelitian Desi Alvionita Vivit Dwi Sevilia, Mumpuni
Dwiningtyas (2014) menyatakan penurunan kadar asam urat dengan rata-rata
penurunannya adalah 8,4 mg/dL.
Mineral utama yang terkandung pada 100 gr buah sirsak adalah fosfor 27
mg, kalsium 14 mg, keunggulan sirsak terdapat pada lemak yang terkandung
sangat sedikit hanya 0,3 mg, natrium yang rendah yaitu 14 mg sehingga baik
untuk kesehatan, kalium yang tinggi yaitu 278 mg, selain itu vitamin C dalam
buah sirsak juga bisa menghindari resiko terkena asam urat. Vitamin C dikatakan
para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah (Hasnawati, 2012). Selain
itu Bromelin adalah enzim yang diekstrak dari buah nanas, merupakan cyteine
proteinase yang bermanfaat sebagai anti inflamasi. Kemampuannya untuk
menghambat inflamasi sendi sangat menjanjikan. Menurut Walker A.F. et al
5
(2002), suplementasi bromelin efektif untuk mereduksi nyeri akibat gout (Lingga,
2012). Enzim bromelin di dalam jus nanas mampu menyembuhkan asam urat. Jus
nanas juga mengandung banyak vitamin C serta kalium. Vitamin C berfungsi
sebagai antioksidan, yakni untuk melindungi tubuh dari serangan berbagai
penyakit, kalium berperan sebagai menjaga kesehatan otot tubuh
(Noormindhawati, 2013).
Dari uraian diatas, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian yang lebih
lanjut mengenai “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata)
Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric
Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger
Kabupaten Madiun”.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti menyusun rumusan
masalah dalam penelitian ini, yaitu: “Apakah ada perbedaan efektivitas pemberian
jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita
hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun?”
1.3 Tujuan penelitian
1.3.1 Tujuan Umum
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis keefektivan pemberian
jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita
hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.
6
1.3.2 Tujuan Khusus
1. Mengidentifikasi signifikansi perbedaan kadar asam urat sebelum dan
sesudah pemberian jus sirsak
2. Mengidentifikasi signifikansi perbedaan kadar asam urat sebelum dan
sesudah pemberian jus nanas
3. Menganalisis signifikansi perubahan kadar asam urat antara pemberian
jus sirsak dan jus nanas.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi untuk menambah
wawasan peneliti dan meningkatkan kemampuan penelitian dalam
mengumpulkan, mengolah dan menganalisis data yang diperoleh untuk dijadikan
sumber informasi.
2.4.1 Manfaat Praktis
1. Bagi Pelayanan Kesehatan
Pemberian jus sirsak dan jus nanas diharapkan sebagai masukan bagi
pelayanan kesehatan untuk memberikan penyulihan.
2. Bagi Masyarakat
Memberikan informasi kepada masyarakat, khususnya kepada penderita
asam urat, mengenai pengaruh jus sirsak dan jus nanas terhadap
penurunan kadar asam urat di dalam tubuh. Informasi tersebut
7
diharapkan dapat membantu masyarakat yang menderita asam urat agar
lebih patuh dalam mengkonsumsi jus sirsak dan jus nanas.
3. Bagi Institusi Pendidikan
Hasil penelitian yang diadakan hendaknya pengembangan pengetahuan
dalam pendidikan dan perlengkapan bahan pustaka tentang perbedaan
efektivitas jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.
Menjadi referensi tambahan untuk institusi pendidikan.
4. Bagi Responden
Setelah dilakukan penelitian ini diharapkan responden dapat
melakukannya sendiri mengkonsumsi jus sirsak dan jus nanas untuk
menurunkan kadar asam urat.
5. Bagi Peneliti Selanjutnya
Penelitian yang diadakan merupakan hasil pemberdayaan upaya mencari
manfaat bagi diri dan masyarakat pada umumnya, peneliti berharap suatu
saat akan ada penelitian tentang jus sirsak dan jus nanas dengan metode
yang lebih baik lagi dimana dari segi sample diharapkan dapat lebih
besar lagi dan waktu yang digunakan juga diharapkan lebih lama agar
hasilnya lebih maksimal.
8
1.5 Keaslian Penelitian
Tabel 1.1 Keaslian Penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak
(Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap
Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid).
Penelitian
(Tahun) Judul Penelitian Design Studi Variabel Hasil
Heni
Maryati
(2013)
Pengaruh Konsumsi
Jus Buah Sirsak
Terhadap Penurunan
Kadar Asam Urat
Dalam Darah Pada
Penderita Gout Artritis
Pria Usia 46-50
Tahun.
Penelitian ini
menggunakan
design
eksperimen
semu pre-test
dan post-test
dengan
pendekatan
kuantitatif.
Variable
independen: jus
sirsak
Variable
dependen: asam
urat
Terdapat
pengauh
pemberian jus
sirsak terhadap
perubahan
kadar asam urat
dalam darah.
Yuli
Yantina
(2016)
Pengaruh Pemberian
Jus Sirsak Terhadap
Penurunan Kadar
Asam Urat Di Dusun
III Taqwasari Desa
Natar Kecamatan
Natar Kabupaten
Lampung Selatan.
Penelitian ini
dengan design
eksperimen
semu dengan
rancangan Pre-
test Post-test
one group
design dengan
pendekatan
kuantitatif.
Variable
independen: jus
sirsak
Variable
dependen: asam
urat
Terdapat
pengauh
pemberian jus
sirsak terhadap
perubahan
kadar asam urat
dalam darah.
Yuanita
Syaiful
(2017)
Pengaruh Pemberian
Jus Sirsak (Annona
Muricata L) Terhadap
Penurunan Kadar
Purin Pada Penderita
Asam Urat Di Desa
Jubel Kidul
Lamongan.
Penelitian ini
menggunakan
design pre
eksperimental
dengan
rancangan one
group pre-test
post-test
Variable
independen: jus
sirsak
Variable
dependen: kadar
purin
Terdapat
pengauh
pemberian jus
sirsak terhadap
perubahan
kadar asam urat
dalam darah.
Desi
Alvionita
Vivit Dwi
Sevilia
(2014)
Pengaruh Konsumsi
Jus Nanas Terhadap
Penurunan Kadar
Asam Urat Pada
Lansia Di UPT Panti
Werdha Mojopahit
Mojokerto.
Penelitian ini
menggunakan
design pre
eksperimen
dengan
rancangan one
group pre-test
post-test
Variable
independen: jus
nanas
Variable
dependen: asam
urat
Terdapat
pengauh
pemberian jus
nanasterhadap
perubahan
kadar asam urat
dalam darah.
9
Perbedaan penelitian di atas dengan penelitian saya yang berjudul
“Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus Nanas
(Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Di UPT
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun”. Jenis penelitian kuantitatif menggunaan
Quasi Eksperiment Design dengan rancangan Two Group Pre-test Post-test with
Control Group. Pada penelitian ini variabel independennya yaitu jus sirsak dan jus
nanas, untuk variabel dependennya yaitu kadar asam urat.
9
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Asam Urat
2.1.1 Definisi Asam Urat
Asam urat merupakan asam berbentuk kristal putih, tidak berasa dan tidak
berbau, memiliki sifat sulit larut di dalam air, dan merupakan hasil akhir dari
proses metabolisme purin. Kadar asam urat yang normal pada pria dan wanita
ternyata berbeda. Pada pria biasanya antara 3,5 – 7 mg/dL, sedangkan wanita kira-
kira 2,6 – 6 mg/dL dan dikatakan tinggi lebih dari 7 untuk pria dan 6 untuk
wanita, rendahnya kurang dari 3,5 untuk pria dan kurang dari 2,6 untuk wanita
(Noormindhawati, 2013).
Asam urat merupakan produk akhir dari metabolisme purin. Asam urat yang
beredar di dalam tubuh manusia diproduksi sendiri oleh tubuh (asam urat
endogen) dan berasal dari makanan (aam urat eksogen). Sekitar 80 – 85% asam
urat diproduksi sendiri oleh tubuh, sedangkan sisanya berasal dari makanan
(Lingga, 2012).
Asam urat adalah zat hasil metabolisme purin dalam tubuh. Zat asam urat
ini biasanya akan dikeluarkan oleh ginjal melalui urine dalam kondisi normal.
Namun dalam kondisi tertentu, ginjal tidak mampu mengeluarkan zat asam urat
secara seimbang sehingga terjadi kelebihan dalam darah. Kelebihan zat asam urat
ini akhirnya menumpuk dan tertimbun pada persendian-persendian di tempat
lainnya termasuk di ginjal dalam bentuk kristal-kristal (Safitri, 2012).
10
2.1.2 Etiologi Peningkatan Asam Urat
Meningkatnya kadar asam urat dalam tubuh bisa disebabkan oleh konsumsi
makanan berpurin tinggi. Makanan-makanan tersebut diantaranya daging, jeroan,
dan seafood, terutama jika dikonsumsi secara berlebihan. Dampak dari proses
pembuangan asam urat terhambat karena gangguan fungsi ginjal, ginjal tidak
rusak, tetapi kemampuannya membuang asam urat berkurang. Hal ini terjadi
karena faktor keturunan. Selain itu penggunaan obat dapat berpengaruh juga
dalam menghambat pembuangan asam urat dari dalam tubuh. Obat-obatan
tersebut antara lain obat untuk darah tinggi, obat mengandung niasin, dan aspirin
(Sutanto, 2013).
Menurut Noormindhawati (2013), penyebab hiperuricemia dikelompokkan
menjadi tiga, yaitu.
1. Hiperuricemia primer, disebabkan adanya kelainan molekular (99%)
yang mengakibatkan underexcretion (80% - 90%) dan overproduction
(10% – 20%). Underexcretion disebabkan oleh gangguan ginjal maupun
faktor genetik. Kelainan genetik yang bisa menyebabkan underexcretion
adalah penurunan fungsi ginjal dalam proses pengeluaran asam urat. Bisa
pula disebabkan oleh kelainan enzim spesifik, akan tetapi jumlahnya
hanya sekira 1%.
2. Hiperuricemia sekunder, disebabkan oleh konsumsi makanan yang
berkadar purin tinggi.
11
3. Hiperuricemia idiopatik, penyebabnya belum diketahui secara pasti.
Entah karena kelainan genetik, anatomi, atau fisiologi, tidak ada satu
indikator pun yang bisa mengungkapkan dengan jelas.
2.1.3 Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Kadar Asam Urat
Menurut Ariani (2016), ada beberapa faktor yang mempengaruhi naiknya
kadar asam urat di dalam tubuh, diantaranya adalah makanan, minuman keras,
minuman dengan kadar gula tinggi, beberapa kondisi medis, obat-obatan, riwayat
keluarga, serta jenis kelamin. Berikut uraiannya:
1. Faktor makanan
Makanan yang kaya akan zat purine dapat meningkatkan kadar asam urat
di dalam tubuh, makanan yang dimaksud adalah:
a. Jeroan
Bagian yang tergolong jeroan ini meliputi jantung, ginjal, otak, dan
hati.
b. Makanan laut
Makanan laut ini tentu banyak ragamnya, dan tidak semua memicu
terjadinya penyakit asam urat. Adapun makanan laut yang dapat
meningkatkan kadar asam urat dalam tubuh yaitu kerang-kerangan
dan ikan yang berminyak.
12
c. Daging merah
Daging merah juga membuat kadar asam urat dalam tubuh menjadi
lebih tinggi. Daging-daging yang dimaksud diantaranya adalah
daging babi, daging sapi, dan daging kambing.
2. Minuman keras
Jika terlalu banyak mengonsumsi minuman keras, maka produksi asam
urat di dalam hati akan meningkat, selain itu unsur alkohol juga dapat
mengurangi ekskresi asam urat melalui urine. Jenis minuman keras yang
harus diwaspadai antara lain bir dan spirit. Terutama bir, bir mengandung
purin yang tinggi. Sedangkan untuk wine, minuman ini tidak
meningkatkan resiko terkena penyakit asam urat secara signifikan
asalkan diminum hanya satu atau dua gelas per hari.
3. Minuman dengan kadar gula tinggi
Menurut sebuah penelitian, minuman ringan manis ataupun minuman
yang mengandung fruktosa tinggi dapat meningkatkan resiko terkena
penyakit asam urat. Sementara minuman ringan yang kandungan gulanya
rendah, tidak membuat seseorang terkena penyakit ini.
4. Kondisi medis
Ada beberapa kondisi medis yang dapat meningkatkan risiko penyakit
asam urat. Artinya seseorang akan rentan terserang gout jika dirinya
memiliki atau sedang mengidap penyakit seperti berikut.
a. Kadar lemak dan kolesterol yang tinggi dalam darahnya.
b. Penyakit ginjal.
13
c. Osteoatritis pada tangan, lutut dan kaki.
d. Diabetes, baik diabetes tipe 1 maupun tipe 2.
e. Tekanan darah tinggi
5. Obat-obatan
Meningkatnya kadar asam urat serta risiko terkena asam urat dapat
disebabkan oleh beberapa jenis obat, diantaranya adalah sebagai berikut.
a. Niacin
Niacin yaitu obat yang digunakan untuk mengobati koolesterol
tinggi.
b. Diuretik
Diuretik merupakan obat yang digunakan untuk mengobati tekanan
darah tinggi dan juga mengobati penumpukan cairan di dalam tubuh
yang tidak wajar. Obat-obatan pereda tekanan darah tinggi lainyya,
seperti obat penghambat saluran kalsium, obat penghambat enzim
pengubah angiotensin, dan obat penghambat beta.
6. Riwayat keluarga
Sebuah penelitian menyimpulkan bahwa penyakit asam urat merupakan
penyakit turunan. Dalam riset tersebut ditemukan bahwa satu dari lima
penderita memiliki seseorang anggota keluarga yang juga mengidap
penyakit yang sama.
7. Jenis kelamin
Resiko wanita pada masa subur untuk terkena serangan asam urat lebih
rendah dibandingkan dengan pria. Hal tersebut tidak terlepas dari peran
14
hormon esterogen pada wanita yang mampu menurunkan kadar asam
urat dan memperlancar pembuangannya melalui ginjal. Sementara pada
pria, kadar asam urat di dalam tubuh mereka meningkat selama masa
puber, dan tetap lebih tinggi dari wanita hingga dewasa.
Ketika wanita memasuki masa menopause, mereka juga akan berisiko
terkena serangan asam urat, meski peningkatan kadar asam urat mereka
tidak setinggi pria.
2.1.4 Penyakit/Masalah Yang Berhubungan Dengan Asam Urat
Kadar asam urat yang tinggi di dalam darah melebihi batas normal
menyebabkan penumpukan asam urat di dalam persendian dan organ tubuh
lainnya. Penumpukan asam urat inilah yang membuat sendi sakit, nyeri dan
meradang. Pada kasus yang parah, penderita penyakit ini tidak bisa berjalan,
persendian terasa sangat sakit jika bergerak, mengalami kerusakan pada sendi, dan
cacat (Sutanto, 2013).
Adapun penyakit yang berhubungan dengan peningkatan kadar asam urat
darah adalah
1. Penyakit Ginjal
Komplikasi sam urat yang paling umum adalah gangguan pada ginjal.
Hal ini terjadi pada penderita asam urat akut yang terlambat menangani
penyakitnya. Secara garis besar, gangguan pada ginjal yang disebabkan oleh
asam urat mencakup dua hal, yaitu terjadinya batu ginjal (batu asam urat)
dan risiko kerusakan ginjal (gagal ginjal). Batu asam urat terjadi pada
15
penderita yang memilikinasam urat lebih tinggi dari 13 mg/dl. Asam urat
merupakan hasil buangan dri metabolisme tubuh melalui urine diproses di
ginjal, jika kadar di dalam darah terlalu tinggi maka asam urat yang
berlebihan akan membentuk kristal di dalam darah. Apabila jumlahnya
sangat banyak, akan mengakibatkan penumpukan dan pembentukan batu
ginjal. Batu ginjal terbentuk ketika urine mengandung substansi yang
membentu kristal, seperti kalsium oksalat dan asam urat. Pada saat yang
sama, urine mungkin kekurangan substansi yang mencegah kristal menyatu.
Kedua hal ini menjadikannya sebuah lingkungan yang ideal untuk
terbentuknya batu ginjal. Batu ginjal mungkin tidak menampakkan gejala
hingga batu ginjal tersebut bergerak di dalam ginjal atau masuk ke saluran
kemih (ureter), suatu saluran yang menghubungkan ginjal dan kandung
kemih (Sutanto, 2013).
2. Hipertensi
Bila darah mengandung natrium maka darah mengandung banyak air.
Tingginya kadar garam akan meningkatkan volume darah. Volume darah
berbanding lurus dengan tekanan darah. Bila volume darah meningkat maka
meningkat pula tekanan darahnya. Ginjal juga merupakan tempat produksi
hormon Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) dipengaruhi oleh saraf dan
tingginya kadar garam dalam darah. Bila kadar garam dalam darah tinggi,
maka ginjal akan melakukan serangkaian reaksi untuk mengeluarkan
aldosteron dan menyebabkan hipertensi (Ariani, 2016).
16
3. Penyakit Jantung
Kadar asam urat yang tinggi dapat menimbulkan gangguan jantung.
Gangguan itu terjadi secara tidak langsung. Bila penumpukan asam urat
terjadi di pembuluh darah arteri maka akan mengganggu kerja jantung.
Selain itu, hipertensi sangat erat hubungannya dengan ginjal dan jantung.
Hipertensi yang berlangsung lam adapat menyebabkan LVH (Left Ventrikel
Hypertropy) yaitu pembengkakan ventrikel kiri pada jantung (Ariani, 2016).
4. Penyakit Diabetes Mellitus
Penelitian Meera dkk, tahun 2011 melaporkan hubungan
hiperurisemia dengan TGT diperantarai oleh mekanisme hiperinsulinemia
dan resistensi insulin. Resistensi insulin, hipoksia dan kematian sel dapat
menginduksi perubahan xanthine dengan bantuan air dan oksigen akan
berubah menjadi asam urat yang menghasilkan peroksida. Beberapa
penelitian melaporkan hiperurisemia berhubungan dengan stress oksidatif
yang terjadi pada sindrom metabolik. Insulin juga berperan dalam
meningkatkan reabsorbsi asam urat di tubuli proksimal ginjal. Sehingga
pada keadaan hiperinsulinemia terjadi peningkatan reabsorbsi yang akan
menyebabkan hiperurisemia. Glucose transporter-9 (GLUT-9) diduga
kerjanya dipengaruhi oleh insulin yang berperan dalam transpor asam urat
di membran apikal proksimal tubuli ginjal (Nasrul, 2012).
17
2.1.5 Klasifikasi Hiperurisemia
Berdasarkan penyebabnya, hiperurisemia dapat diklasifikasikan menjadi
tiga (Fitriana dalam Setyarini, 2018).
1. Hiperurisemia primer, yakni hiperurisemia yang tidak disebabkan oleh
penyakit lain, biasanya berhubungan dengan kelainan molekul yang belum
jelas dan adanya kelainan enzim.
2. Hiperurisemia sekunder, merupakan hiperurisemia yang disebabkan oleh
penyakit atau penyebab lain.
3. Hiperurisemia idiopatik, yaitu hiperurisemia yang tidak jelas penyebab
primernya, tidak ada kelainan genetik, fisiologi serta anatomi yang jelas.
2.1.6 Tahap-tahap Penyakit Asam Urat
Menurut Teguh Sutanto (2013), proses menumpuknya kristal asam urat di
persendian yang menyebabkan penyakit asam urat terjadi dalam rentang waktu
yang cukup lama, proses tersebut terjadi selama bertahun-tahun. Secara umum,
perkembangan penyakit gout memiliki 4 tahapan, tahapan ini menjelaskan tingkat
keparahan serangan penyakit asam urat.
1. Tahap asimtomatik
Tahap asimtomatikadalah tahap awal terjadinya peningkatan kadar
asam urat yang tinggi di dalam darah (hiperurisemia) tanpa adanya nyeri
atau keluhan lain. penderita dengan kadar asam urat tinggi bisa tidak
merasakan apa-apa selama bertahun-tahun hingga serangan pertama asam
urat datang. Karena tidak menimbulkan gejala yang jelas, orang biasanya
18
mengetahui bahwa dirinya mengalami hiperurisemia setelah melakukan test
darah untuk mengukur kadar asam urat di tubuhnya.
2. Tahap Akut
Pada tahap ini, kondisi hiperurisemia atau kondisi kadar asam urat
yang tinggi menyebabkan penumpukan kristal asam urat di persendian.
Kristal asam urat ini kemudian merangsang pelepasan berbagai mediator
inflamasi yang menimbulkan serangan akut. Pada tahap akut ini, serangan
penyakit gout datang mendadak. Saat serangan terjadi di malam hari,
biasanya penderita akan terbangun karena rasa sakit akibat meradangnya
sendi yang terserang. Serangan akut bersifat monoartikular (menyerang satu
sendi saja) dengan gejala pembengkakan, kemerahan, nyeri hebat, panas,
dan gangguan gerak dari sendi yang terserang mendadak (akut) yang
mencapai puncaknya kurang dari 24 jam. Lokasi yang paling sering menjadi
tempat serangan pertama adalah sendi pangkal jempol kaki. Kebanyakan
kasus, siang hari sampai menjelang tidur seseorang tidak memiliki keluhan
apa-apa, tetapi pada tengah malam penderita mendadak terbangun karena
rasa sakit yang amat sangat.
3. Tahap Interkritikal
Pada tahap ini, penderita tidak mengalami serangan asam urat sama
sekali. Tahap interkritikal adalah tahap jeda, bebas gejala. Tahap ini bisa
berlangsung dari 6 bulan hingga 2 tahun setelah serangan pertama terjadi.
Bahkan pada kasus lain, tahap interkritikal bisa berlangsung 5 sampai 10
tahun. Kebanyakan orang terkecoh, menganggap penyakit asam urat yang
19
dideritanya sudah sembuh. Padahal, pada masa ini penyakit gout masih aktif
dan terus berkembang. Apabila perkembangan asam urat tidak dikelola
dengan baik maka bisa berakibat fatal.
4. Tahap Kronik (tofus)
Tahap kronik adalah tahap terakhir dar serangan penyakit gout, gejala dan
efek yang timbul bersifat menetap. Sendi yang sakit akan membengkak dan
membentuk seperti tonjolan/benjolan. Benjolan tersebut disebut tofus, yaitu
massa kristal urat yang tertimbun dalam jaringan lunak dan persendian
sudah sangat banyak. Umumnya, pada tahap ini penderita akan mengalami
nyeri sendi terus-menerus, luka dengan nanah putih di daerah yang terkena,
nyeri sendi simultan pada berbagai berbagai bagian tubuh, dan fungsi ginjal
memburuk. Persendian juga menjadi sangat sulit digerakkan dan kristal
asam urat tersebut berpotensi untuk membuat tulang di sekitar daerah
persendian menjadi rusak secara permanen dan cacat. Tofus paling sering
berkembang di siku, lutut, jari kaki, dan tendon achilles. Tahap kronik ini
umumnya terjadi setelah 10 tahun atau lebih dari waktu terjadinya serangan
pertama.
2.1.7 Patofisiologi
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi naiknya kadar asam urat dalam
tubuh, diantaranya adalah mengonsumsi makanan tinggi purin seperti jeroan,
makanan laut, daging, dan minuman beralkohol, beberapa kondisi medis seperti
kadar lemak, kolesterol yang tinggi, penyakit ginjal, dll; obat-obatan seperti niacin
20
dan diuretik, riwayat keluarga dan jenis kelamin. Dalam kondisi normal, tubuh
kita mengeluarkan asam urat dalam bentuk feses dan urine. Proses pembuangan
asam urat melalui urine berlangsung dalam tiga tahapan. Pertama, ultrafiltrasi.
Plasma darah berpindah dari glomerulus, kemudian menembus membran filtrasi,
lalu bergerak menuju ruang kapsula bowman. Ultrafiltrasi bisa terjadi karena
adanya perbedaan tekanan antara tekanan darah pada kapiler glomerulus, tekanan
hidrostatik cairan pada kapsula bowman, dan tekanan osmotik pada koloid darah.
Kedua, reabsorbsi tubular. Cairan dalam tubulus renalis berpindah menuju darah
yang terdapat dalam kapiler peritubular. Ketiga, sekresi tubular. Ginjal
meningkatkan kadar konsentrasi zat-zat yang hendak dikeluarkan. Sekresi tubular
dilakukan oleh tubulus ginjal dan terjadi di dalam tubulus distal. Seluruh proses
pengeluaran asam urat tersebut sangat dipengaruhi oleh sekresi renin pada tubulus
ginjal dan ultrafiltrasi pada glomerulus.
Pada sistem pembuangan yang normal, sebanyak 66,67% asam urat yang
terdapat di dalam tubuh akan dibuang melalui ginjal, 6,3% dibuang dalam bentuk
keringat, dan sisanya dibuang dalam bentuk feses. Dan hampir 75% dari penderita
penyakit asam urat disebabkan oleh sistem pembuangannya yang tidak berjalan
dengan normal. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa hiperuricemia bisa
terjadi akibat menurunnya laju pembuangan asam urat atau meningkatnya
produksi asam urat, maupun kombinasi dari keduanya.
Seluruh mekanisme pembuangan asam urat diatur oleh ginjal. Ginjal juga
berperan dalam mengatur keseimbangan kadar asam urat di dalam tubuh. Saat
kadar asam urat di dalam darah jumlahnya berlebihan, ginjal tidak mampu lagi
21
mengaturnya. Akibatnya, akan terjadi penumpukan asam urat pada persendian dan
jaringan. Penumpukan asam urat pada persendian mengakibatkan cairan getah
bening yang fungsinya sebagai pelumas tidak bisa berfungsi normal. Hal inilah
yang kemudian menyebabkan sendi mengalami bengkak, terasa nyeri, dan sulit
digerakkan (Noormindhawati, 2013). Jika kadar asam urat dalam darah terlalu
tinggi maka asam urat yang berlebihan akan membentuk kristal di dalam darah,
apabila jumlahnya sangat banyak akan mengakibatkan penumpukan dan
pembentukan batu ginjal. Selain untuk menyaring darah, ginjal berfungsi
mengatur komposisi darah agar tetap stabil. Komposisi darah secara makro berupa
kalium dan natrium. Bila darah mengandung banyak natrium maka darah
mengandung banyak air. Tingginya kadar garam akan meningkatkan volume
darah. Volume darah berbanding lurus dengan tekanan darah. Bila volume darah
meningkat maka tekanan darah juga akan meningkat. Asam urat menyebabkan
renal vasokonstriksi melalui penurunan enzim nitrit oksidase di endotel kapiler,
sehingga terjadi aktivasi Renin Angiotensin Aldosteron (RAA) lalu terjadi
hipertensi. Bila penumpukan asam urat terjadi di pembuluh darah arteri maka
akan menyebabkan vasokonstriksi arteri koroner sehingga aliran darah jantung
terganggu lalu terjadi serangan jantung.
22
WOC Hiperurisemia
Gambar 2.1 WOC Hiperurisemia
Gangguan
Metabolisme Purin
Pembentukan
kristal
Aktivasi
fagositosis
& mediator
inflamasi
Trjd endapan
Tofi di tulang
rawan & kapsul
sendi
Gout
Kadar Asam
Urat
Asam Urat
diekskresi di
tubulus ginjal
Penumpukan
Asam Urat di
ginjal
Terbentuk kristal
natrium urat di ginjal
Batu Ginjal
Kristal Asam Urat
merusak pemb. darah
koroner
Vasokonstriksi pemb.
Darah koroner
Aliran darah
jantung terganggu
Serangan Jantung
Enzim nitrit
oksidase di
endotel kapiler
Vasokonstriksi
renal
Aktivasi renin
angiotensin
Hipertensi
Penyakit Primer
(penyakit ginjal, Diabetes,
osteoatritis, kolesterol
tinggi, hipertensi)
Sekresi asam urat
Pola makan, alkohol, obat-obatan,
jenis kelamin, riwayat keluarga
Protein & Asam laktat
Produksi asam urat
Terjadi pengendapan kristal
Sumber: Ariani, 2016
23
WOC Metabolisme Asam Urat
Nukleoprotein
Protein Asam Nukleat
Nukleotida
Nukleosida Asam Fosfat
Basa purin / Basa
primidin
Pentosa
Hipoxanthin
Enzim xanthin
oksidase
Xanthin
Asam urat
Sumber: Poedjiadi, 2009
Gambar 2.2 WOC Metabolisme Asam Urat
24
2.1.8 Perbedaan Asam Urat dengan Penyakit Radang Sendi Lain
Ada anggapan salah yang sering muncul yang menyatakan bahwa setiap
gangguan pda sendi adalah asam urat. Penyakit asam urat adalah penyakit yang
radang sendi yang masuk dalam jenis rematik. Rematik sendiri dibedakan menjadi
dua kelompok besar, yaitu rematik artikuler dan rematik nonartikuler. Rematik
artikuler seringkali meninggalkan cacat pada penderitanya, sedangkan yang
nonartikuler tidak. Rematik artikuler atau arthritis/radang sendi adalah gangguan
rematik yang terjadi di dalam sendi. Ada 3 macam rematik artikuler, yaitu
osteoarthritis, arthritis reumathoid, dan arthritis gout atau asam urat. Rematik
nonartikuler (disebut juga dengan extra articular rheumatism) adalah gangguan
rematik yang terjadi di bagian jaringan lunak di luar sendi. Sebagai penyakit yang
sama-sama masuk dalam kelompok radang sendi, penyakit osteoathritis, athritis
reumathoid, dan penyakit asam urat memiliki kesamaan gejala. Namun, ketiganya
juga memiliki perbedaan-perbedaan, baik dari penyebab maupun gejala-gejalanya.
1. Gout Arthritis
Gout arthritis adalah peradangan pada sendi-sendi jari, kaki, dan tangan
akibat penumpukan kristal asam urat yang berlebihan di dalam darah.
Biasanya menyerang pria berusia di atas 40 tahun (Vitahealth, 2009).
2. Osteoathritis
Osteoathritis adalah radang persendian yang disebabkan oleh penipisan dan
kerusakan tulang rawan. Tulang rawan adalah zat protein yang
memungkinkan tulang meluncur di atas satu sama lain dan bertindak
sebagai „bantalan peredam kejut‟. Ketika tulan rawan menipis atau rusak,
25
tulang-tulang akan saling bergesekan tanpa bantalan, hal ini akan merusak
sendi. Osteoathritis dapat mempengaruhi semua sendi di tubuh, tetapi paling
sering pada persendian di pinggul, lutut, tangan, kaki, dan tulang belakang.
Gejala-gejala dari osteoathritis antara lain:
a. Nyeri, ini adalah gejala awal dan akan berkurang saat istirahat.
b. Kekakuan sendi sementara setelah masa istirahat. Kekakuan hilang
ketika dipakai bergerak 5-15 menit.
c. Pembengkakan dan kemerahan pada persendian.
d. Kelemahan otot di sekitar sendi yang terkena.
e. Pengurangan mobilitas dan fleksibilitas sendi.
f. Perasaan atau suara berderak ketika menggerakkan sendi (Sutanto,
2013).
3. Rheumathoid Arthritis
Rheumathoid arthritis adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh
gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup, seperti virus,
bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri. Pada
penyakit rheumathoid arthritis, sistem imun gagal membedakan jaringan
tubuh sendiri,khususnya jaringan sinovium yang merupakan selaput tipis
yang melapisi sendi. Hasilnya dapat menyebabkan sendi bengkak, rusak,
nyeri, meradang, kehilangan fungsi dan bahkan cacat. Rheumathoid arthritis
dapat menyerang hampir semua sendi, tetapi yang paling sering diserang
adalah sendi pergelangan tangan, buku-buku jari, lutut, dan engkel kaki.
26
Sendi-sendi lain yang mungkin diserang yaitu sendi di tulang belakang,
pinggul, leher, bahu, rahang, dan sambungan antar tulang sangat kecil di
telinga bagian dalam. Rheumathoid arthritis juga dapat mempengaruhi
organ tubuh, seperti jantung, pembuluh darah, kulit, dan paru-paru.
Serangan rheumathoid arthritis biasanya simetris, yaitu menyerang sendi
yang sama di kedua sisi tubuh. Gejala rheumathoid arthritis antara lain:
a. Kekakuan sendi di pagi hari selama satu jam.
b. Pembengkakan dan nyeri sendi, nyeri terasa hangat dan lembek bila
disentuh.
c. Nodul (benjolan), peradangan pembuluh darah kecil dapat
menyebabkan nodul atau benjolan di bawah kulit yang berukuran
sebesar kacang hijau terletak di persendian.
d. Penumpukan cairan, cairan dapat terakumulasi terutama di pergelangan
kaki. Dalam beberapa kasus, kantung sendi di belakang lutut
mengakumulasi cairan dan membentuk yang dikenal sebagai kista
baker. Kista ini seperti tumor dan kadang-kadang memanjang ke bawah
bagian belakang betis dan menyebabkan rasa sakit.
e. Gejala seperti flu, kelelahan, penurunan berat badan, dan demam dapat
menyertai awal penyakit rematik. Bedanya, rematik bisa berlangsung
selama bertahun-tahun (Sutanto, 2013).
4. Arthritis Infeksi
Peradangan sendi karena infeksi, misalnya oleh bakteri, jamur, dan virus,
yang biasanya terjadi sebagai komplikasi dari pemakaian antibiotika yang
27
berlebihan, penyakit yang ditularkan melalui hubungan kelamin dan infeksi
lain. penyakit ini dapat terjadi pada sapa saja (Vitahealth, 2009).
2.1.9 Pemeriksaan Asam Urat
Untuk mendapatkan kepastian apakah seseorang menderita asam urat atau
tidak, diperlukan pemeriksaan atau diagnosis. Dalam buku Tanaman untuk
Mengatasi Rematik dan Asam urat, Dr. Prapti Utami membagi diagnosis asam
urat ini ke tiga cara. Diagnosis asam urat dilakukan dengan pemeriksaan melalui
laboratorium, pemeriksaan radiologis dan cairan sendi yaitu sebagai berikut:
1. Pemeriksaan Laboratorium
Seseorang dikatakan menderita asam urat apabila pemeriksaan laboratorium
menunjukkan kadar asam urat dalam darah di atas 7 mg/dL untuk pria dan
lebih dari 6 mg/dL untuk wanita. Selain itu, kadar asam urat dalam purin
lebih dari 760 – 1000 mg/24 jam dengan diet biasa. Di samping itu, sering
juga dilakukan pemeriksaan gula darah, ureum, dan kreatinin, disertai
pemeriksaan profil lemak darah untuk menguatkan diagnosis. Pemeriksaan
gula darah dilakukan untuk mendeteksi ada atau tidaknya penyakit diabetes
mellitus. Ureum dan kreatinin diperiksa untuk mengetahui normal dan
tidaknya fungsi ginjal. Sementara itu, pemeriksaan profil lemak darah
dijadikan penanda ada atau tidaknya gejala aterosklerosis.
2. Pemeriksaan Raadiologis
Pemeriksaan radiologis digunakan untuk melihat proses yang terjadi dalam
sendi dan tulang serta untuk melihat proses pengapuran di dalam tofus.
28
3. Pemeriksaan Cairan Sendi
Pemeriksaan cairan sendi dilakukan di bawah mikroskop. Tujuannya ialah
untuk melihat kristal urat atau monosodium urate (kristal MSU) dalam
cairan sendi. Untuk melihat perbedaan jenis arthritis yang terjadi, perlu
dilakukan kultur cairan sendi (Sutanto, 2013).
2.1.10 Pengobatan Asam Urat secara Farmakologis
Menurut Sutanto (2013), pengobatan penyakit asam urat secara
farmakologis memiliki dua tujuan utama, yaitu penanggulangan radang sendi
yang sakit dan pengendalian kadar asam urat dalam tubuh agar stabil.
Pengendalian kadar asam urat terbagi dua, yaitu penurunan kadar asam urat
dengan mempercepat atau meningkatkan pengeluaran asam urat lewat kemih dan
penurunan kadar asam urat dengan menekan produksinya.
Ada tiga jenis obat yang yang digunakan untuk mencapai tujuan tersebut.
Pertama, untuk mengatasi peradangan sendi digunakan kelompok obat anti-
inflamasi non steroid (OAINS). Kedua, untuk meningkatkan pengeluaran asam
urat digunakan kelompok obat inhibitor xanthine oxidase (IXO). Ketiga, untuk
menghambat produksi asam urat digunakan kelompok obat urikosurik.
1. Obat Anti-Inflamasi NonSteroid (OAINS)
Obat anti-inflamasi non-steroid (OAINS) adalah kelompok obat yang
memiliki efek analgesik, antipiretik, dan anti inflamasi. OAINS ini
berfungsi sebagai sebgai anti nyeri (meredakan atau menghilangkan rasa
nyeri), mengurangi demam, dan mengurangi peradangan (inflamasi). Yang
29
termasuk kelompok obat-obatan ini adalah aspirin, ibuprofen, dan naproxen.
Paracetamol (acetaminofen) memiliki efek anti-inflamasi yang kecil dan
bukan tergolong OAINS.
Efek samping utama terkait penggunaan OAINS adalah menyebabkan
iritasi langsung maupun tidak langsung maupun tidak langsung pada sluran
cerna. Biasanya, pemberian obat OAINS ini disertai dengan pemberian obat
yang dapat melindungi dan mencegah efek samping tersebut.
2. Inhibitor Xanthine Oxidase (IXO)
Obat dalam kelompok IXO berfungsi sebagai penghambat terjadinya
metabolisme purin menjadi asam urat. Artinya, obat ini akan mengurangi
pembentukan asam urat. Pemberian obat IXO bertujuan untuk jangka
panjang, sehingga dosis obat diberikan secara bertahap. Dimulai dengan
dosis kecil, lalu secara bertahap dinaikkan. Tahapan ini bertujuan untuk
menghindari turunnya kadar asam urat dalam darah secara tiba-tiba.
Penurunan kadar asam urat secara drastis justru akan menyebabkan
munculnya serangan gout akut.
Allopurinol adalah salah satu jenis dari kelompok IXO. Obat ini biasa
diberikan dengan dosis 50 – 300 mg per hari. Efek samping dari
penggunaan Allopurinol adalah terjadi alergi ringan, seperti gatal-gatal atau
alergi berat, seperti melepuhnya sebagian kulit tubuh.
3. Obat Urikosurik
Obat dalam kelompok urikosurik berfungsi untuk meningkatkan
pengeluaran asam urat melalui urine. Artinya, urine yang dibuang akan
30
memiliki kandungan asam urat tinggi. Jadi, semakin banyak urine yang
dikeluarkan tubuh, semaik banyak asam urat yang keluar. Ketentuan yang
harus diperhatiakn dari obat urikosurik adalah penderita tidak boleh
mengalami hiperekskresi sebelumnya. Seseorang dikatakan hiperekskresi
jika dalam urine terdapat asam urat melebihi 1000 mg per hari. Pembuangan
asam urat yang berlebihan dapat memicu terbentuknya batu urat dalam
saluran kencing.
2.1.11 Pengobatan Asam Urat secara Non Farmakologis
Pengobatan herbal memiliki khasiat obat dan digunakan untuk
penyembuhan maupun pencegahan penyakit. Beberapa tanaman obat ini
mempunyai efek yang mirip dengan struktur kimia obat-obatan medis, sehingga
sangat bermanfaat dalam proses pengobatan. Dan sebuah keuntungan, tanaman
obat jika dibandingkan dengan obat-obatan medis memiliki efek samping yang
jauh lebih sedikit.
Di antara ragam tanaman obat yang ada di sekitar kita, beberapa jenisnya
memiliki efek positif terhadap penanganan asam urat. Diantaranya mengkudu,
daun salam, sidaguri, mahkota dewa, sirsak, dan lain sebagainya. Tanaman obat
ini dimanfaatkan untuk membantu mengendalikan asam urat (Sutanto, 2013).
Tetapi menurut Soeryoko (2011), mengatakan bahwa dalam perdagangan obat
tradisional, ada beberapa bentuk sediaan herbal, misalnya kapsul, tablet, maupun
bahan mentah. Banyaknya bentuk sediaan ini disebabkan karena selera
masyarakat maupun pengaruh kemajuan teknologi. Masyarakat dan yang senang
31
mengonsumsi herbal yang masih utuh/bahan mentah. Namun, tidak sedikit
masyarakat yang menginginkan sediaan yang lebih praktis, yang bisa dibawa ke
mana-mana maupun herbal yang terasa enak. Secara umum, bila dibedakan dari
cara mengonsumsinya, tanaman obat dibedakan menjadi bentuk makanan atau
minuman dan bentuk herbal. Karena perbedaan selera tersebut maka herbal
dibentuk menjadi beberapa jenis antara lain:
1. Simplisia
Simplisia adalah herbal dalam bentuk asli berupa daun, akar, batang, bunga
maupun biji-bijian. Ada juga yang berasal dari hewan maupun mineral
lainnya. Simplisia berasal dari kata “simple” yang artinya sederhana.
Simplisia bisa juga diartikan sebagai herbal dalam bentuk asli/sederhana
yang belum mengalami pengobatan sama sekali. Simplisia mempunyai
kelebihan dibandingkan jamu, OHT maupun fitofarmaka. Simplisia
merupakan bentuk herbal yang paling berpihak pada masyarakat luas karena
semua orang bisa meracik dan menggunakannya sendiri.
2. Jamu
Jamu adalah gabungan beberapa macam tanaman yang berkhasiat obat.
Jamu bisa berbentuk bubuk maupun bahan asli. Untuk mendapatkan label
jamu maka aturan baku yang telah ditetapkan oleh BPOM (Badan
Pengawasan Obat dan Makanan) harus diikuti. Setelah mendapatkan izin
jamu perusahaan diperkenalkan untuk mencantumkan khasiat jamu tersebut.
Jamu tidak memerlukan bukti ilmiah, bukti klinis maupun stansarisasi bahan
yang sangat ketat.
32
3. Obat Herbal Terstandart (OHT)
OHT adalah obat tradisional yang disajikan dari ekstrak atau penyarian
bahan alam yang dapat berupa tanaman obat, binatang maupun mineral.
Untuk mendapatkan izin Obat Herbal Terstandart (OHT) diperlukan syarat
sebagai berikut:
a. Diperlukan bukti preklinis (uji pada hewan). Bukti empiris (pengakuan
khasiat dari masyarakat) tidak cukup dijadikan alasan untuk
mendapatkan izin OHT. Pengujian meliputi khasiat, uji toksisitas dan
lain-lain.
b. Ada standarisasi bahan baku dan produk jadi. Bahan baku harus
seragam. Produk jadi yang dihasilkan pun mempunyai keseragaman
mutu.
c. Aman penggunanya. Keamanan adalah syarat mutlak setelah khasiat.
Aman dalam arti tidak beracun maupun tidak menimbulkan penyakit
lainnya.
4. Fitofarmaka
Fitofarmaka berasal dari kata “fitos” yang artinya tanaman dan “farmakon”
yang artinya obat. Oleh karena itu, fitofarmaka dapat diartikan sebagai obat
yang dibuat dari bahan alami. Lebih sederhana lagi, fitofarmaka berarti obat
alami. Fitofarmaka adalah tingkatan tertinggi herbal. Syarat untuk
mendapatkan predikat sebagai fitofarmaka juga lebih rumit dibandingkan
jamu maupun OHT. Untuk mendapatkan label lulus sebagai fitofarmaka
diperlukan sebagai syarat antara lain:
33
a. Uji toksisitas (uji keamanan)
b. Uji farmakologi (uji khasiat)
c. Uji klinis Fitofarmaka
Berdasarkan syarat-syarat tersebut maka Fitofarmaka mempunyai ketentuan
sebagai berikut:
a. Aman
Aman dalam arti tidak beracun maupun tidak menimbulkan penyakit
lainnya.
b. Terbukti khasiatnya
Fitofarmaka harus terbukti khasiatnya secara preklinis maupun klinis.
Artinya saat diujicobakan pada hewan maupun manusia, keduanya
menunjukkan bahwa Fitofarmaka tersebut berkhasiat.
c. Standar bahan baku dan mutu
Fitofarmaka mempunyai aturan yang sangat ketat dalam bahan baku
maupun produk jadi. Keduanya harus seragam. Beberapa perusahaan
farmasi di Indonesia telah mampu memenuhi syarat-syarat yang telah
ditetapkan tersebut. Kini tercatat ada beberapa Fitofarmaka buatan
Indonesia yang telah diresepkan oleh para dokter.
2.1.12 Cara Pengukuran Kadar Asam Urat Menggunakan Metode Stik
1. Alat dan Bahan
a. Kapas dan alkohol
b. Lanset dan jarum lanset steril
34
c. 1 set elektrodebased biosensor
2. Prosedur Pemeriksaan
a. Alat pengukuran kadar asam urat disiapkan dengan memasang stik
pengukur kadar asam urat pada alat dan memasang jarum lanset steril
pada blood lanset.
b. Ujung jari responden yang akan diperiksa dibersihkan dengan teknik
aseptik menggunakan kapas alkohol.
c. Ujung jari responden yang sudah dibersihkan ditusuk menggunakan
lanset steril hinggat mengeluarkan darah secukupnya.
d. Darah yang keluar kemudian ditempelkan pada stik yang sudah
dipasang pada alat hingga meresap ke dalam stik.
e. Alat akan mendeteksi kadar asam urat dalam waktu 20 detik.
f. Sambil menunggu hasil, usap jari responden yang sudah ditusuk
menggunakan kapas.
g. Setelah hasil keluar, catat angka yang ditampilkan pada layar pengukur.
2.1.13 Pencegahan Asam Urat
Mencegah lebih baik daripada mengobati. Asam urat sangat mungkin untuk
dicegah. Mencegah asam urat dimaksudkan untuk menghindari segala sesuatu
yang dapat menjadi pencetus serangan dan mencegah naiknya asam urat agar
tidak melebihi batas normal yang direkomendasikan yaitu tidak lebih dari 7
mg/dL. Penderita asam urat biasanya memiliki kadar asam urat yang tinggi diatas
7 mg/dL. Semakin lama kadar asam urat dalam darah menjadi semakin tinggi.
35
Jika sudah demikian, kemungkinan untuk tercetusnya penyakit asam urat (gout)
menjadi semakin besar (Sutanto, 2013). Berikut langkah-langkah pencegahan
penyakit asam urat:
1. Pola Makan
Menerapkan pola makan sehat seimbang dengan memilih karbohidrat
kompleks (buah, sayuran, beras merah), protein tanpa lemak (tahu), dan
lemak essensial yang sehat.
2. Kenali makanan rendah purin
Makanan rendah purin seperti, pisang, selada, peterseli, kol merah, kubis,
paprika mesh. Sayuran seperti bayam, asparagus, jamur, kacang polong, dan
kembang kol mengandung purin dalam kadar sedang sehingga tidak terlalu
memengaruhi kadar asam urat dalam darah.
3. Banyak minum air putih
Minum delapan gelas air putih sehari atau ditambah jus buah segar (tomat,
jeruk, nanas, sirsak, dan lain-lain).
4. Olahraga Teratur
Berlatihlah 4-5 kali seminggu selama 30-45 menit setiap latihan. Bisa
memilih latihan yang gampang, seperti jalan kaki atau joging.
5. Kurangi berat badan jika berlebihan.
6. Hindari minum bir dan minuman beralkohol.
7. Hindari makanan tinggi purin seperti, ikan teri, jengki, sarden, ikan hering,
ragi jeroan (ginjal, hati, paru, babat, iso), kacang goreng, ekstrak daging,
dan lain-lain.
36
2.2 Buah Sirsak (Annona muricata)
Sirsak (Annona muricata) merupakan tanmana tropis yang buahnya
memiliki aroma dan rasa khas. Daging buahnya berwarna putih susu, rasanya
mains-asam dan berbiji kecil. Buah ini mudah didapat, mulai dari pasar tradisional
sampai supermarket. Buah sirsakpun bisa diolah menjadi berbagai macam sajian.
Selain bervitamin, sirsak juga banyak mengandung mineral dan zat fitokimia yang
berkhasiat untuk kesehatan. Nam sirsak sendiri berasal dari kata zuurzak
(belanda), namun logat lidah orang Indonesia yang berbedalah yang akhirnya kita
menyebutnya dengan kata sirsak. Tumbuhan sirsak umumnya yang diambil adalah
daging buahnya, namun siapa yang tidak kaget mendengarnya, ternyata daun dari
tanaman sirsak ini bisa dimanfaatkan sebagai obat tradisional penyakit asam urat
(uric acid). Sirsak juga berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat produksi
enzim xantin oxidase. Enzim ini yang berfungsi mengubah purin menjadi asam
urat. Dengan produksinya yang menghambat, kadar asam urat atau gout dalam
darah pun tetap dalam kondisi normal.
Selain itu, vitamin C dalam buah sirsak juga bisa menghindari resiko
terkena asam urat. Buah sirsak, seperti yang telah dijelaskan dalam penjelasan
penjelasan terdahulu, mengandung vitamin C cukup besar. Zat ini mencapai 20
mg dari 100 gram berat buah sirsak. Vitamin C dikatakan para ahli bisa
menurunkan kadar asam urat dalam darah (Mardiana, 2011).
37
2.1.1 Jenis-jenis Sirsak
Menurut Hasnawati (2012), jenis sirsak ada 6 macam.
1. Sirsak biasa
Jenis sirsak ini paling banyak dijumpai di Indonesia. Bisa juga disebut
sirsak lokal. Jenis sirsak ini mempunyai rasa asam dan manis. Adapun
daging buahnya tidak bertepung dan berkadar air tinggi. Biji dalam sirsak
ini juga lumayan banyak. Karena rasanya yang sedikit asam, sebagian orang
tidak suka mengonsumsinya secara langsung. Jenis sirsak ini cocok dibuat
minum jus yang menyegarkan, ataupun dodol sirsak yang lezat. Bagi yang
kurang menyukai rasa asam, bisa mengonsumsi sirsak biasa dengan cara
dibuat jus maupun dodol sirsak terlebih dahulu.
2. Sirsak ratu
Sirsak ini banyak digemari karena rasa manisnya. Keunggulannya
daging ini mempunyai daging yang padat dan hanya memiliki biji yang
sedikit. Ukuran juga lebih besar dari sirsak biasa. Sirsak memiliki ukuran
buah beragam, dari kecil hingga besar. Berat sirsak jenis ini berkisar 200
sampai 1.200 gram.
Secara tampilan buahnya, sirsak ratu tidak memiliki perbedaan
mencolok dengan sirsak biasa. Jenis sirsak ini memiliki permukaan kulit
yang licin dan berduri lunak. Untuk membudidayakan, jenis sirsak ini tidak
terlalu ribet. Itu karena sirsak ratu bisa tumbuh di mana-mana dan tidak
memerlukan perhatian khusus. Di tanah kering, jenis sirsak masih bisa
tumbuh asalkan persediaan air ada.
38
Sesuai namanya, sirsak ratu berasal dari pelabuhan ratu, Jawa Barat.
Namun saat ini penyebaran sirsak ratu telah berkembang ke daerah lain.
seiring dengan perkembangan teknologi, termasuk teknik reproduksi bibit
sirsak, tanaman ini bisa dinikmati kalangan luas. Karena rasanya yang
cukup digemari, banyak orang ingin menanam jenis sirsak ini. Alhasil,
dengan makin banyaknya orang menyediakan bibit sirsak ratu, ketenaran
jenis sirsak ini pun meningkat. Umumnya, orang menanam sirsak ratu
dengan tujuan beragam, bisa untuk kebutuhan sendiri bisa pula untuk
kepentingan bisnis di bidang tanaman buah sirsak.
3. Sirsak mandalika
Sekilas, sirsak mandalika memiliki tampilan yang hampir mirip
dengan buah nona. Jenis sirsak ini berbentuk bulat kecil, seukurang dengan
buah nona. Perbedaan tampilan sirsak mandalika dan buah nona hanya
terletak pada permukaan kulitnya. Jika sirsak mandalika berduri lunak, buah
nona tidak. Namun juka dibandingkan sirsak ratu dan sirsak biasa, dari pada
kulit sirsak mandalika lebih sedikit.
Sirsak mandalika memiliki rasa yang cukup manis, campuran rasa
sirsak dan buah nona. Memiliki daging buah berwarna kuning dan manis
serta memiliki banyak biji. Jenis sirsak yang satu ini sangat cocok diolah
menjadi makanan dan minuman. Awalnya, jenis sirsak ini tergolong
tanaman yang masih tumbuh liar di hutan. Nama mandalika sendiri berarti
makanan kera. Di hutan, sirsak ini menjadi makanan yang disukai kera.
Setelah rasa manis sirsak ini tercium manusia, orang mulai menggemari
39
jenis sirsak ini dan membudidayakan sebagai tanaman kebun. Tempat asal
sirsak mandalika adalah Desa Gembrong, suatu daerah di Kabupaten
Sukabumi. Kini, jenis sirsak ini banyak ditemui di daerah Cianjur dan
Sukabumi.
4. Sirsak bali
Sesuai namanya, sirsak bali atau kemulwa gunung (Annona Montana
Linn) adalah jenis sirsak yang daerah penyebarannya ada di Pulau Dewata
Bali dan sekitarnya. Sirsak bali juga disebut sirsak gundul karena memiliki
kulit yang licin dan tidak berduri. Berat sirsak ini 200 – 300 gram, jika
sudah matang sirsak ini berwarna cokelat kekuningan. Seperti sirsak ratu,
sirsak bali juga memiliki daging buah yang terasa manis.
5. Sirsak sabun
Sirsak sabun bundar sebesar sukun. Kulit buahnya berduri pendek dan
lunak. Sirsak ini memiliki daging buah berwarna kuning dan lembek,
menyerupai mentega. Bila sudah masak, daging buahnya terasa lembek dan
asam. Ada pula jenis sirsak yang mirip sirsak sabun, yaitu sirsak irian.
Sirsak ini termasuk sirsak hutan.
6. Sirsak ido
Sirsak ido ditemukan pertama kali di rumah Pak Ido Rosido, Cirebon,
Jawa Barat. Jenis sirsak ini cukup istimewa karena memiliki rasa yang
sangat manis dan daging buahnya berwarna putih bersih, halus dan empuk.
Sirsak ini cukup lezat jika dikonsumsi langsung. Selain rasanya yang manis,
jumlah daging buahnya juga cukup banyak dan hanya memiliki sedikit biji.
40
Seperti sirsak ratu, sirsak ido juga telah menyebar ke berbagai daerah.
Awalnya, ketenaran sirsak ini baru sebatas tetangga dan kerabat Pak Ido,
lambat laun sirsak ido makin dikenal masyarakat luas. Dengan berbagai
ragam keunggulan yang dimiliki, sirsak ini mulai banyak yang
menyukainya. Itu artinya, semakin banyak pula yang membudidayakannya.
2.1.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Sirsak
Buah sirsak (Annona muricata) mempunyai kandungan vitamin C yang
cukup tinggi merupakan penyedia antioksidan yang sangat baik sehingga dapat
meningkatkan daya tahan tubuh dan memperlambat proses penuaan. Sirsak juga
memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin yang berfungsi sebagai analgetik
(mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang). Salah satu karbohidrat
pada buah sirsak adalah gula preduksi (glukosa dan fruktosa) dengan kadar 81,9 –
93,6% dari kandungan gula total. Vitamin yang paling dominan adalah vitamin C
yakni sekitar 20 mg per 100 gram daging buah sirsak. Sedangkan kebutuhan
vitamin C orang per hari sekitar 60 mg, kebutuhan ini dapat dipenuhi hanya
dengan mengonsumsi 300 gram daging buah sirsak. Kandungan lemak sangat
sedikit hanya 0,3 gram/100 gram. Mineral yang dominan adalah fosfor dan
kalsium, masing-masing sebesar 27 mg dan 14 mg/100gr, kedua mineral tersebut
penting untuk pembentukan massa tulang sehingga berguna untuk menghambat
osteoporosis. Keunggulan sirsak terletak pada rendahnya kadar sodium (natrium)
yang hanya sekitar 14 mg/100 gram, tetpai tinggi potasium (kalium) yaitu 278
41
mg/100 gram, perbandingan kalium dan natrium yang tinggi sangat baik untuk
pencegahan penyakit hipertensi.
Mengkonsumsi 100 gram daging buah sirsak dapat memenuhi 13%
kebutuhan serat pangan harian. Ya, sirsak memang kaya serat pangan (dietary
fiber) yakni mencapai 3,3 gram/100 gram daging buah. Buah sirsak mengandung
banyak senyawa yang dibutuhkan dalam menumpas asam urat. Diantaranya,
kalori, protein, vitamin A, vitamin B, vitamin C, zat besi, fosfor, dan kalsium.
Vitamin C dalam buah sirsak berfungsi sebagai antioksidan yang menghambat
produksi enzim xantin oxidase. Enzim ini yang berfungsi mengubah purin
menjadi asam urat. Dengan produksinya yang dihambat, kadar asam urat dalam
darah pun tetap dalam kondisi normal.
Selain itu, vitamin C dalam buah sirsak juga bisa menghindari resiko
terkena asam urat. Buah sirsak, seperti yang telah dijelaskan dalam penjelasan
terdahulu, mengandung vitamin C sangat besar. Zat ini mencapai 20 mg dari 100
gram berat buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C dikatakan para ahli
bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara meningkatkan kinerja
ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh melalui urine. Dengan
sejumlah itu, mengkonsumsi sirsak bisa mengandalkan penderita asam urat untuk
memperoleh kesembuhannya (Vitahealth, 2006).
Tabel 2.1 Kandungan Dalam 100 gram Buah Sirsak (Annona muricata).
Komponen Kandungan
Energy 65,00 kal
Protein 1,00 gr
Lemak 0,30 gr
Karbohidrat 16,30 gr
Kalsium 14,00 mg
42
Besi 0,60 mg
Vitamin A 1,00 RE
Vitamin B1 0,07 mg
Vitamin B2 0,04 mg
Vitamin C 20,00 mg
Fosfor 27,00 mg
Serat 2,00 gr
Niacin 0,70 mg
Sumber: Redaksi Sehat, 2016
2.1.3 Teknik Pemberian Jus Sirsak
Pembuatan jus sirsak dengan cara diminum, berikut cara menerapkan:
1. Bahan dan alat yang dibutuhkan:
a. 250 gram buah sirsak
b. Air putih matang 100 ml
c. Gelas ukur
d. Blender
2. Cara pemberian jus sirsak
a. Cuci buah sirsak lalu kupas kulitnya
b. buang biji dari daging buahnya
c. Timbang 250 gram
d. Masukan ke dalam blender yang telah disiapkan
e. Tuangkan air putih matang 100 ml
f. Selanjutnya blender hingga merata dan jus siap disajikan.
3. Teknik minum
a. Hasil pembuatan jus sirsak tersebut diminum di pagi dan malam hari
b. Jus sirsak diminum 1 gelas setelah makan pagi dan makan malam
43
2.3 Buah Nanas (Ananas comosus)
Nanas merupakan tanaman dari keluarga bromeliaceae, yakni tanaman
tropika yang berasal dari Amerika Selatan. Nanas merupakan tanaman buah yang
selalu tersedia sepanjang tahun (Manganti, 2017). Nanas memiliki rasa manis
bercampur sedikit asam, dan nanas memiliki permukaan kulit buah yang kasar dan
berduri. Kulit nanas memiliki bagian-bagian sisik, setiap bagian sisik ini
melingkar ke atas dan membentuk ujung tajam. Selain kulit yang tajam, daun
nanas juga tajam, daun-daun ini menumpuk dan tumbuh dari atas buah. Walau
nanas berkulit dan berdaun tajam, daging buah tidak demikian, daging nanas
bertekstur lembut dan banyak mengandung gula. Secara keseluruhan buah nanas
memiliki panjang sekitar 20 – 30 cm dan lebar sekitar 10 – 15 cm. Buah nanas
memiliki nama ilmiah Ananas Comosus (Nugraheni, 2016).
Enzim bromelin di dalam buah nanas mampu menyembuhkan asam urat.
Buah nanas juga mengandung banyak vitamin C serta kalium. Vitamin C
berfungsi sebagai antioksidan, yakni untuk melindungi tubuh dari serangan
berbagai penyakit. Kalium berperan dalam menjaga kesehatan otot tubuh
(Noormindhawati, 2013).
2.3.1 Jenis-jenis Nanas
Menurut Nugraheni (2016), jenis nanas ada 5 macam:
1. Nanas smooth cayenne
Jenis nanas ini lebih dikenal orang, hal ini karena nanas ini tumbuh di
daerah yang memiliki iklim panas atau iklim tropis di seluruh dunia. Nanas
44
ini memiliki duri kulit yang tidak menonjol atau nanas tidak berduri. Oleh
karena itu, nanas ini diberi nama smooth cayenne. Pada umumnya, bagian
luar nanas ini berwarna oranye dan bagian dalam berwarna kuning, daginy
buahnya cukup besar, berat buah normal sekitar 0,907 – 4,535 kg. Meskipun
jenis nanas ini termasuk nanas yang manis dan enak, tapi nanas ini rentan
terhadap hama penyakit, sebaiknya nanas dijual atau dikonsumsi sebagai
buah segar, bisa juga diolah menjadi buah kaleng.
2. Nanas abacaxi
Dalam bahasa Portugis, abacaxi berarti nanas. Nanas abacaxi
merupakan satu varietas nanas yang paling lezat, nanas ini merupakan
varietas dari Brasil. Pada umumnya nanas ini tumbuh dan berkembang di
Bahama, Brasil, dan Florida. Nanas ini berduri, tahan terhadap hama
penyakit, menghasilkan buah yang tinggi, manis, berdaging putih atau
kuning pucat, transparan, lembut, dan berair. Nanas ini memiliki bagian
tengah yang kecil, ukuran nanas ini 0,997 – 4,989 kg.
3. Nanas queen
Nanas queen merupakan varietas nanas kurcaci karena ukuran
tanaman dan buah nanas lebih kecil dan lebih pendek dibandingkan dengan
jenis nanas lain. meskipun begitu, nanas ini lebih tahan terhadap cuaca
dingin dan hama penyakit dibandingkan nanas smooth cayenne. Nanas jenis
ini banyak ditanam dan dikembangkan di Afrika Selatan, Australia, dan
Filipina. Secara umum, tanaman ini mempunyai berat 0,453 – 1,133 kg.
Buah ini berwarna kuning emas atau kuning tua, kaya akan kandungan air,
45
aromanya harum, dan memiliki sedikit serat. Daging buah cukup tebal
karena inti buah berukuran kecil. Buah ini bisa dimanfaatkan sebagai buah
segar saja, tidak cocok diolah menjadi buah kaleng.
4. Nanas red spanish
Red spanish banyak terdapat di Puerto Rico, Florida, Meksiko,
Venezuela, Hindia Barat. Termasuk nanas yang kuat sehingga tidak mudah
busuk. Kulit nanas ini berduri, begitu pula dengan daunnya, daunnya
berwarna abu-abu kehijauan atau ungu kehijauan. Memiliki bagian luar
yang berwarna merah-oranye dan bagian dalam berwarna kuning atau putih.
Nanas jenis ini berbentuk bundar panjang dan berat sekitar 1,360 – 2,721
kg, ada juga yang memiliki berat 4,082 kg. Rasa dan aroa buah ini enak,
segar dan harum. Daging nanas ini tidak terlalu lembut dan kaya akan serat.
Selain baik dimanfaatkan sebagai buah segar, nanas ini juga bisa diolah
menjadi buah kering.
5. Tanaman nanas hias
Nanas ini digunakan sebagai tanaman hias, dikembangkan oleh para
tukang kebun kreatif. Nanas bisa dihasilkan dari jenis tanaman ini, tetapi
buah tidak terlalu enak dan buah tidak terlalu memiliki rasa. Tanaman nanas
hias bisa dicangkok hingga menghasilkan variasi tanaman nanas hias
berduri dan tanaman nanas hias tidak berduri. Jenis nanas ini memiliki
tinggi sekitar 0,6096 – 0,9144 m dan lebar 0,6096 – 1,2192 m. Warna
tanaman ini bermacam-macam, hijau, abu-abu kehijauan bercampur warna
46
pink, dan warna putih atau kuning bergaris di sepanjang daun. Bunga
berwarna merah atau pink tua.
2.3.2 Kandungan Kimia dan Manfaat Buah Nanas
Nanas termasuk salah satu buah istimewa karena nanas memiliki rasa lezat
dan memiliki kandungan nutrisi yang sangat berguna bagi manusia. Nanas
mengandung banyak vitamin dan berfungsi sebagai tanaman obat. Mulai dari
vitamin A, vitamin C, kalsium, magnesium, natrium, kalium, fosfor, dekstrosa,
sukrosa dan enzim bromelin (Manganti, 2017). Bromelin adalah enzim yang
diekstrak dari buah nanas. Bromelin merupakan cyteine proteinase yang
bermanfaat sebagai anti-inflamasi. Kemampuannya untuk menghambat inflamasi
sendi sangat menjanjikan. Menurut Walker A.F (2002), suplementasi bromelin
efektif untuk mereduksi nyeri akibat gout (Lingga, 2012). Nanas menganung
banyak vitamin C dalam 1 buah nanas sekitar 433 mg, kandungan vitamin ini
lebih banyak jika dibandingkan dengan vitamin lain. Mineral yang terdapat pada
nanas yaitu manganese juga merupakan antioksidan, Vitamin A, dan vitamin C
yang mampu menghambat produksi enzim xantine oxidase. Enzim ini yang
berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Dengan produksinya yang
dihambat, kadar asam urat dalam darah pun tetap dalam kondisi normal. Selain
itu, kandungan pottasium pada mineral nanas membantu tubuh untuk mengontrol
tekanan darah. Copper pada mineral nanas berfungsi membantu pembentukan sel
darah merah. Kandungan air pada buah nanas cukup banyak dapat membantu
mencegah sembelit dan dapat menyehatkan pencernaan. Kandungan protein,
47
sodium (natrium), kolesterol, saturated fat, dan kalori pada nanas yang sangat
rendah.
Buah nanas selain berguna untuk menurunkan kadar asamurat juga mampu
mengatasi nyeri yang diakibatkan oleh asam urat tinggi. Enzim bromelin banyak
terdapat di batang dan di bagian tengah buah nanas. Seperti yang sudah
dijelaskan, enzim bromelin merupakan cyteine proteinase yang bermanfaat
sebagai anti-inflamasi, berfungsi untuk melawan rasa sakit gangguan athritis atau
radang sendi, mengurangi inflamasi atau peradangan (Nugraheni, 2016). Karena
itu, bromelin layak dipilih sebagai suplemen untuk mengatasi gout. Di Indonesia,
suplemen bromelin memang jarang ditemukan di pasaran. Untuk
mendapatkannya, harus membeli di toko obat dan suplemen impor yang biasanya
membuka gerai di pusat-pusat perbelanjaan. Harganya relatif mahal. Karena itu,
dapat menggantinya dengan mengonsumsi jus nanas 200 ml (Lingga, 2012).
Tabel 2.2 Kandungan Dalam 100 gram Buah Nanas (ananas comosus).
Komponen Kandungan
Air 87,24 gr
Energi 45 kkal
Protein 0,55 gr
Karbohidrat 11,82 gr
Gula 8,29 gr
Kalsium 13 gr
Besi 0,25 mg
Magnesium 12 mg
Fosfor 2,849 mg
Potassium 125 mg
Sodium 1 mg
Seng 0,08 mg
Copper 0,081 mg
Mangan 1,593 mg
Vitamin C 16,9 mg
Thiamin 0,078 mg
Riboflavin 0,029 mg
Niacin 0,470 mg
48
Pantothenic acid 0,193 mg
Vitamin B6 0,106 mg
Folat 11 mcg
Choline 5,6 mg
Betaine 0,1 mg
Betakaroten 31 mcg
Sumber: Redaksi Sehat, 2016.
2.3.3 Teknik Pemberian Jus Nanas
Pembuatan jus nanas dengan cara diminum, berikut cara menerapkan:
1. Bahan dan alat yang dibutuhkan:
a. 250 gram buah nanas
b. Air putih matang 100 ml
c. Gelas ukur
d. Blender
2. Cara pemberian jus nanas
a. Kupas buah nanas sampai bersih dan tidak ada yang tersisa di daging
buahnya
b. Cuci menggunakan air matang sampai bersih
c. Potong menjadi beberapa bagian
d. Timbang 250 gram
e. Masukan ke dalam blender yang telah disiapkan
f. Tuangkan air putih matang 100 ml
g. Selanjutnya blender hingga merata dan jus siap disajikan.
3. Teknik minum
a. Hasil pembuatan jus nanas tersebut diminum di pagi dan malam hari
b. Jus nanas diminum 1 gelas setelah makan pagi dan makan malam.
49
2.4 Cara Kerja Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat
Jus sirsak dan jus nanas mengandung vitamin C yang merupakan penyedia
antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthin oksidase, enzim ini yang
merubah hipoxantin menjadi xanthin. Purin yang sudah menjadi xanthin akan
dirubah menjadi asam urat. Selain mengandung antioksidan, vitamin C juga
mampu meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Buah nanas juga
mengandung enzim bromelain, enzim ini merupakan cytein proteinase yang dapat
mencegah peradangan yang ditimbulkan oleh asam urat yang menyerang tubuh,
hal ini disebabkan karena bromelain memiliki kandungan anti-inflamasi yang
dapat mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh
(Mardiana, 2011).
50
WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat
Gambar 2.3 WOC Jus Sirsak dan Jus Nanas Menurunkan Kadar Asam Urat.
Sumber: Mardiana, 2011
Alkaoid
Isquinolin
Jus sirsak Jus nanas
Vitamin C
Antioksidan
Bromelin
Purin &
primidin
Hipoxanthin Enzim xanthin
oksidase Xanthin
Uric acid Ekskresi
ginjal
Kadar asam
urat
Cyteine
proteinase
Menghambat
inflamasi
Nyeri
berkurang
51
BAB III
KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Kerangka konsep suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan
suatu pengertian. Kerangka konsep adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan
atau kaitan antara konsep satu dengan konsep lainnya atau antara variabel yang
satu dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti (Notoatmodjo,
2012).
52
Keterangan:
: Tidak diteliti
: Diteliti
Gambar 3.1 Kerangka konsep Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak
(Annona Muricata) Dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap
Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid).
Konsumsi
makanan purin Purin dan primidin
Penyakit
Hipoxanthin
Xanthin
Uric Acid
Jus sirsak Jus nanas
Enzim xanthin oksidase
Ekskresi
ginjal
Kadar asam
urat
53
Pada gambar 3.1 dijelaskan faktor yang menyebabkan asam urat yaitu:
faktor konsumsi makanan purin, peningkatan purin dan primidin, penyakit, dan
faktor ekskresi ginjal. Dari beberapa faktor tersebut dapat mempengaruhi
metabolisme Hipoxanthin yang diubah oleh Enzim Xanthin Oksidase yang
menjadi Xanthin kemudian berpengaruh pada ekskresi ginjal yang berpengaruh
pada uric acid berhubungan pada kadar asam urat.
Kadar asam urat meningkat atau sering disebut dengan hiperurisemia
dapat diberikan terapi farmakologis dan non farmakologis. Dari terapi non
farmakologis kita dapat memanfaatkan tanaman yang ada disekitar kita contohnya
sirsak dan nanas. Buah sirsak dan buah nanas dapat dimanfaatkan untuk
menurunkan kadar asam urat. Dari buah sirsak dan buah nanas berfungsi sebagai
antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthin oksidase, enzim ini yang
berfungsi mengubah purin menjadi asam urat. Selain itu buah nanas juga
mengandung enzim bromelin, enzim ini merupakan cytein proteinase yang dapat
mencegah peradangan yang ditimbulkan oleh asam urat yang menyerang tubuh,
hal ini disebabkan karena bromelin memiliki kandungan anti-inflamasi yang dapat
mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat dalam tubuh.
Vitamin C yang terkandung dalam sirsak dan nanas juga dapat membantu
meningkatkan ekskresi asam urat melalui urin, dengan kemampuan ini, kadar
asam urat dalam tubuh berkurang (Sutanto, 2013).
54
3.2 Hipotesis
Hipotesis penelitian adalah jawaban sementara dari rumusan masalah atau
pernyataan penelitian (Nursalam, 2016).
Hipotesis yang dapat dirumuskan dalam penelitian ini adalah:
H1 : Ada perbedaan yang signifikan rata-rata penurunan nilai asam urat
antara pemberian jus sirsak dan jus nanas.
55
BAB IV
METODE PENELITIAN
Metode penelitian merupakan cara yang digunakan oleh peneliti dalam
mengumpulkan data penelitiannya. Cara penelitian meliputi desain penelitian,
kerangka kerja, populasi, sampel, tekhnik sampling, identifikasi variabel, definisi
operasional, tekhnik pengumpulan data, pengolahan data, penyajian data, etika
penelitian dan keterbatasan penelitian (Arikunto, 2010).
4.1 Jenis dan Rancangan Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan adalah Experimental yaitu suatu rancangan
penelitian yang digunakan untuk mecari hubungan sebab-akibat dengan adanya
keterlibatan penelitian dalam melakukan manipulasi terhadap variabel bebas
(Nursalam, 2016). Penelitian kuantitatif dengan Quasi - Experimental Design
dengan rancangan Two Group Pre-test Post-test with Control Group. Penelitian
ini bertujuan untuk melihat perbedaan efektivitas jus sirsak dan jus nanas yang
terdiri dari 2 kelompok yang masing-masing kelompok diberikan intervensi yang
berbeda. Pada eksperimen ini membandingkan antara kelompok intervensi
pemberian jus sirsak dengan kelompok kontrol pemberian jus nanas. Dalam
peneitian ini dipilih penderita asam urat yang diawali dengan observasi
melakukan pengecekan kadar asam urat darahnya (pre-test), setelah diberikan
perlakuan responden dilakukan pengecekan kadar asam urat darahnya lagi (pos-
test) (Sugiyono, 2017).
56
Tabel 4.1 Skema Desain Penelitian
Subyek Pra Perlakuan Post
K1 O1 I1 O2
K2 O1 I2 O2
Keterangan:
K1 : Kelompok 1
K2 : Kelompok 2
I1 : Perlakuan Jus Sirsak
I2 : Perlakuan Jus Nanas Sebagai Kontrol
O1 : Pengukuran awal sebelum dilakukan perlakuan (pre test)
O2 : Pengukuran kedua setelah dilakukan perlakuan (post test)
4.2 Populasi dan Sampel
4.2.1 Populasi
Populasi adalah subjek atau objek yang memenuhi kriteria yang diharapkan.
Populasi adalah keseluruhan suatu variabel menyangkut masalah yang diteliti.
Populasi dalam penelitian ini adalah semua penderita hiperurisemia di Wilayah
Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, pada tahun 2018 sejumlah 264
orang.
4.2.2 Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah sebagian penderita hiperurisemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.
57
Besar sampel dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus Federer
(1963) yaitu dapat ditentukan berdasarkan total kelompok (t) yang digunakan
dalam penelitian sehingga t = 2 kelompok maka besar sampel yang digunakan:
(t – 1) (n – 1) > 15
(2 – 1) (n – 1) > 15
1 (n – 1) > 15
(n – 1) > 15/1
n – 1 > 15
n > 16 responden per kelompok
Sehingga dengan menggunakan rumus diatas maka besar sampel yang
diperlukan untuk masing-masing kelompok kontrol adalah n = 16 responden.
Untuk menghindari Drop Out dalam penelitian, maka perlu penambahan
jumlah sampel agar besar sampel tetap terpenuhi dengan rumus berikut:
58
Keterangan:
n‟ : ukuran smapel mengantisipasi Droup Out
n : ukuran sampel asli
1 – f : perkiriaan proporsi Drop Out, yang diperkirakan 10% (f=0,1)
Berdasarkan rumus tersebut, maka jumlah sampel akhir yang dibutuhkan
dalam penelitian ini adalah 36 responden.
4.2.3 Kriteria Sampel
Penentuan kriteria sampel sangat membantu peneliti untuk mengurangi bias
hasil penelitian, khususnya jika terhadap variabel-variabel kontrol ternyata
mempunyai pengaruh terhadap variabel yang kita teliti. Kriteria sampel dapat
dibedakan menjadi dua bagian, yaitu: inklusi dan eksklusi (Nursalam, 2016).
1. Kriteria Inklusi
Kriteria inklusi adalah karakteristik umum subjek penelitian dari suatu
populasi target yang terjangkau dan akan diteliti.
Kriteria inklusi dalam penelitian ini adalah:
a. Penderita asam urat
b. Penderita yang kooperatif
c. Bersedia ikut dalam penelitian
2. Kriteria eksklusi
Kriteria eksklusi adalah menghilangkan/mengeluarkan subjek yang
memenuhi kriteria inklusi dari studi karena berbagai sebab.
Kriteria eksklusi dalam penelitian ini adalah:
59
a. Tidak dalam sakit parah
b. Penderita dengan penyakit gagal ginjal dan gagal jantung
c. Tidak ada riwayat penyakit peptic ulcer
4.3 Teknik Sampling
Metode yang digunakan untuk pengambilan sampel dilakukan dengan Non
probability dengan tekhnik Purposive sampling yaitu didasarkan pada suatu
pertimbangan tertentu yang dibuat oleh peneliti sendiri, berdasarkan ciri atau
sifat-sifat populasi yang sudah diketahui sebelumnya.Mula-mula peneliti
mengidentifikasi semua karakteristik populasi, misalnya menggunakan study
pendahuluan atau dengan mempelajari berbagai hal yang berhubungan dengan
populasi. Kemudian peneliti menetapkan berdasarkan pertimbangan, sebagian dari
anggota populasi menjadi sampel peneliti sehingga teknik pengambilan sampel
secara Purposive ini didasarkan pada pertimbangan pribadi peneliti sendiri
(Notoatmodjo, 2012)
60
4.4 Kerangka Kerja Penelitian
Gambar 4.1 Kerangka Kerja Penelitian
Populasi
Seluruh penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger
Kabupaten Madiun pada tahun 2018 sebesar 264 orang
Sampel
Sebagian penderita kadar asam urat darah yang sesuai kriteria inklusi yang
mengalami hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun berjumlah 36 orang
Teknik sampling
Purposive sampling
Desain penelitian
Eksperimental dengan rancangan penelitian yang digunakan adalah Quasi
eksperimen dengan two group pre-post test with Control Group design.
Pengumpulan data
Mengukur skala kadar asam urat darah sebelum dan sesudah dilakukan terapi
Pre test
Jus sirsak
Post test
Jus nanas
Post test
Pengolahan data
Editing, coding, tabulating
Analisis
Wilcoxon & Independent T-test
Hasil dan Kesimpulan
Penyajian
Kelompok Perlakuan Kelompok Kontrol
61
4.5 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional Variabel
4.5.1 Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini yaitu:
a. Variabel Independent (Bebas)
Variabel independent dalam penelitian ini adalah pemberian jus sirsak
dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat Di UPT Puskesmas
Geger Kabupaten Madiun.
b. Variabel Dependent (Terikat)
Variabel dependent pada penelitian ini adalah perubahan kadar asam urat
pada penderita Hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger
Kabupaten Madiun.
4.5.2 Definisi Operasional Variabel
Tabel 4.2 Definisi Operasional Variabel
Variabel Definisi Operasional Indikator Alat Ukur Skala
Data
Skor
Independent
Variabel
Pemberian
terapi Jus
Jus Sirsak
Jus Nanas
1. Jus sirsak
Pemberian jus
sirsak dengan cara
diblender untuk
menurunkan
kadar asam urat.
2. Jus nanas
Pemberian jus
nanas dengan cara
diblender untuk
menurunkan
kadar asam urat.
Jumlah
masing-
masing
250gr
buah
dan 100
cc air
putih.
Lama
pemberi
an : 7
hari
Waktu :
setiap
pagi
setelah
makan
sahur
Gelas ukur,
timbangan,
check list
Nominal 1. Dikon
sumsi
2. Tidak
dikons
umsi
62
dan
malam
setelah
buka
puasa.
Dependent
Variabel
Kadar asam
urat
Nilai kadar asam urat
pada penderita
hiperurisemia di
Wilayah Kerja
Puskesmas Geger
dengan melakukan
pengukuran kadar
asam urat dalam
tubuh.
Kadar asam
urat dalam
darah
sebelum
dan
sesudah.
Lembar
observasi &
Autocheck
GCU
Rasio Hasil ukur
kadar
asam urat
...mg/dl
4.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian ini dapat dijelaskan sebagai berikut:
4.6.1 Kelompok bahan pembuatan terapi
Pemberian terapi memerlukan 250 gr buah sirsak matang dan 250 gr buah
nanas matang. Untuk pembuatan jus sirsak dan jus nanas memerlukan 250 gr buah
sirsak dan 250 gr buah nanas dan masing-masing dicampur dengan 100 cc air
matang lalu diblender sampai halus.
4.6.2 Instrumen yang digunakan dalam penelitian
Instrumen yang digunakan dalam penelitian adalah alat ukur yang meliputi
gelas ukur, timbangan, blender, lembar tabulasi data, dan alat test kadar asam urat
dalam darah dengan menggunakan metode stik dengan merk AUTOCHECK GCU
digital dengan tingkat ketelitian 2,4-13,2 mg/dL. Pada penelitian ini alat
timbangan dan AUTOCHECK GCU yang digunakan baru maka untuk
mendapatkan hasil yang akurat peneliti melakukan pengecekan kadar asam urat
dalam darah pada dua orang yang sama sebanyak tiga kali setiap satu jam, bila
hasil pengukuran kadar asam urat dalam darah tersebut mendapatkan hasil yang
63
konsistensi maka dapat disimpulkan bahwa alat GCU tersebut memiliki
keakuratan yang baik dan dapat digunakan.
4.7 Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian ini dilakukan di Wilayah kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun, dilaksanakan pada bulan 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019.
4.8 Prosedur Pengumpulan Data
Beberapa langkah-langkah yang dilakukan peneliti dalam pengumpulan data
adalah sebagai berikut:
1. Mengurus surat ijin penelitian dengan membawa surat dari Stikes Bhakti
Husada Mulia Madiun untuk ditujukan kepada BangkesBangpol Kabupaten
Madiun, setelah diizinkan dilanjutkan ke Dinas Kesehatan Kabupaten
Madiun.
2. Setelah mendapatkan ijin dilanjutkan dari Dinas Kesehatan Kabupaten
Madiun dan Kepala Puskesmas Geger Kabupaten Madiun.
3. Setelah mendapatkan ijin dari Kepala Kepala Puskesmas Geger, peneliti
mendatangi rumah responden untuk memberikan penjelasan tentang tujuan
dan informed consent. Setiap responden diberikan kebebasan untuk
memberikan persetujuan atau menolak menjadi subjek penelitian. Setelah
calon responden menyatakan bersedia untuk mengikuti prosedur penelitian,
maka responden diminta untuk menandatangani lembar informed consent
yang telah disiapkan oleh peneliti dan peneliti memberitahukan kepada
64
responden bahwa pemberian jus sirsak dan jus nanas selanjutnya akan
diberikan door to door.
4. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar asam urat (pre-test) pertama kali, hasil
pemeriksaan kadar asam urat tersebut dicatat pada lembar observasi kadar
asam urat.
5. Peneliti menyiapkan jus sirsak dan jus nanas membutuhkan waktu 2 menit
untuk setiap responden selama 7 hari.
6. Terapi dilakukan dengan cara membagi separuh dari setiap kelompok
perlakuan menjadi 18 responden kelompok jus sirsak dan 18 kelompok jus
nanas. Peneliti memberikan penjelasan tentang prosedur pemberian jus sirsak
dan jus nanas tersebut 2x sehari selama 7 hari, diminum setelah makan sahur
dan setelah buka puasa.
7. Peneliti melakukan pemeriksaan kadar asam urat responden setiap sore saat
mengantar jus, setelah itu hasil test kadar asam urat dicatat di lembar
observasi.
8. Apabila sebelum 7 hari kadar asam urat responden sudah turun menjadi
normal maka pemberian jus dihentikan.
9. Setelah 7 hari diberikan terapi jus sirsak dan jus nanas dicek kembali kadar
asam urat dalam darahnya (post-test), hasilnya dicatat pada lembar observasi
kadar asam urat.
10. Mengumpulkan data dan untuk selanjutnya data diolah dan dianalisis.
65
11. Peneliti memberikan reinforcement positif pada semua responden atau
keterlibatannya dalam penelitiannya, berupa ucapan terima kasih dan
bingkisan.
4.9 Pengolahan Data
Menurut Saryono (2011) langkah-langkah dalam memproses data terdiri dari:
1. Editing
Data yang terkumpul selanjutnya disusun. Editing berfungsi untuk meneliti
apakah hasil data pengecekan kadar asam urat sudah lengkap. Editing dilakukan
di tempat pengumpulan data, sehingga jika ada kekurangan data dapat segera
dilengkapi.
2. Coding
Coding adalah pengkodean atau ”coding”, yaitu mengubah data membentuk
kalimat atau huruf menjadi angka atau bilangan (Notoatmodjo, 2012). Data
demografi usia, jenis kelamin meliputi laki-laki dan perempuan, pendidikan
meliputi tidak sekolah, SD, SMP, SMA, Perguruan tinggi, Pekerjaan meliputi
tidak bekerja, ibu rumah tangga, wiraswasta, buruh tani.
a. Usia:
25 – 35 : diberi kode 1
36 – 45 : diberi kode 2
46 – 55 : diberi kode 3
56 – 65 : diberi kode 4
66 – 75 : diberi kode 5
66
b. Jenis kelamin:
Laki-laki : diberi kode 1
Perempuan : diberi kode 2
c. Pendidikan:
SD : diberi kode 1
SMP : diberi kode 2
SMA : diberi kode 3
Sarjana/Diploma : diberi kode 4
d. Pekerjaan:
Ibu Rumah Tangga : diberi kode 1
Pensiunan : diberi kode 2
Swasta : diberi kode 3
PNS : diberi kode 4
TNI/Polri : diberi kode 5
Buruh/Tani : diberi kode 6
e. Pemberian terapi:
Jus sirsak : diberi kode 1
Jus nanas : diberi kode 2
3. Tabulating
Langkah memasukkan data-data hasil penelitian ke dalam tabel sesuai dengan
kriteria, data dimasukkan ke computer dan dianalisis secara statistik. Data yang
ditabulasi sesuai dengan kriteria penelitian meliputi data usia, jenis kelamin,
67
pendidikan, dan data pengecekan kadar asam urat sebelum dan sesudah, dan
pemberian terapi.
4.10 Analisa Data
Analisa data penelitian ini meliputi:
1. Uji Normalitas
Sebelum dilakukan pengolahan data, terlebih dahulu dilakukan uji
normalitas data menggunakan Shapiro-Wilk karena jumlah sampel <50. Distribusi
data dikatakan normal jika nilai p > 0,05 dan tidak normal jika hasil nilai p <
0,05. Apabila data berdistribusi normal maka bisa dilakukan pengolahan data
dengan Paired t – test dan Independent t – test.
2. Univariat
Analisa univariat bertujuan untuk menjelaskan atau mendeskripsikan
karakteristik setiap variabel karenanya analisa ini juga disebut dengan analisa
deskriptif (Notoatmodjo, 2012). Pada penelitian ini peneliti menganalisa
perbedaan efektivitas jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat
sebelum dan sesudh diberikan terapi semua karakteristik responden dalam
penelitian ini seperti: jenis kelamin, usia, pendidikan, pekerjaan, berbentuk tabel
distribusi frekuensi.
3. Bivariat
Analisa bivariat dilakukan terhadap dua variabel yang diduga berhubungan
atau berkorelasi (Notoatmodjo, 2012). Dalam penelitian ini analisa bivariat
68
digunakan untuk menganalisis keefektifan antara jus sirsak dan jus nanas terhadap
perubahan kadar asam urat darah pada penderita hiperurisemia.
Analisis untuk mengetahui perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah
pemberian jus sirsak dan perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah pada
kelompok pemberian jus nanas menggunakan uji Paired T-Test karena datanya
berpasangan. Apabila nilai p < 0,05 maka ada pengaruh pemberian jus sirsak dan
jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat darah dan jika nilai p > 0,05 maka
tidak ada pengaruh pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar
asam urat darah. Syaratnya data berdistribusi normal, skala data interval/rasio,
kelompok data berpasangan. Jika data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan uji alternatif yaitu Wilcoxon.
Sedangkan untuk mengetahui perbedaan efektivitas antara kelompok jus
sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat menggunakan uji
Independent t – test, karena datanya tidak berpasangan, apabila p signifikansi <
0,05 maka ada perbedaan efektivitas antara dua kelompok tersebut, sedangkan
jika nilai p signifikansi > 0,05 maka tidak ada perbedaan efektivitas diantara dua
kelompok tersebut. Syaratnya adalah skala data interval/rasio, kelompok data
saling bebas atau tidak berpasangan, data berdistribusi normal, varian homogen
atau sama antar kelompok. Jika data tidak berdistribusi normal maka
menggunakan uji alternatif yaitu Mann Whitney. Perhitungan uji statistik
menggunakan perhitungan dengan system komputerisasi.
69
4.11 Etika Penelitian
Dalam melakukan penelitian ini, masalah etika meliputi:
1. Informed Concent (lembar persetujuan)
Merupakan lembar persetujuan memuat penjelasan-penjelasan tentang
maksud dan tujuan penelitian, dampak yang mungkin terjadi selama penelitian.
Apabila responden telah mengerti dan bersedia maka responden diminta
menandatangani surat persetujuan menjadi responden. Namun apabila responden
menolak, maka peneliti tidak akan memaksa.
2. Anonimity (tanpa nama)
Lembar surat persetujuan maupun lembar observasi tidak mencantumkan
nama responden, akan tetapi hanya menuliskan dengan simbol.
3. Confidentiality (kerahasiaan)
Informasi yang diberikan oleh responden serta semua data yang terkumpul
akan disimpan, dijamin kerahasiaannya dan hanya menjadi koleksi peneliti.
Informasi yang diberikan oleh responden tidak akan disebarkan atau diberikan
kepada orang lain tanpa seijin responden.
4. Beneficience (bermanfaat)
Penelitian ini memberikan manfaat secara langsung kepada responden dan
setelah berakhirnya penelitian ini diharapkan dapat diterapkan secara menerus
oleh responden. Namun ketika selama peneliti mendapatkan kondisi responden
yang mengancam jiwa responden, maka peneliti dapat segera menginformasikan
kepada petugas kesehatan (perawat atau dokter) yang bertanggung jawab pada
waktu tersebut agar segera mendapat bantuan.
70
5. Non-maleficience (tidak merugikan)
Penelitian ini dijamin tidak merugikan atau membahayakan responden
sebagai subjek penelitian. Karena dalam penelitian ini tidak memberikan suatu
intervensi atau tindakan yang mengancam keselamatan responden selama
penelitian.
71
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan disajikan hasil dan pembahasan dari pengumpulan data
dengan melakukan pengukuran kadar asam urat darah pada responden.
Pengumpulan data dilakukan pada tanggal 25 Mei sampai 4 Juni 2019. Jumlah
responden sebanyak 36 orang penderita hiperurisemia. Dimana 18 responden
menjadi kelompok pemberian jus sirsak dan 18 responden menjadi kelompok
pemberian jus nanas. Penyajian data dibagi menjadi dua yaitu data umum dan data
khusus. Data umum berisi karakteristik responden meliputi umur responden, jenis
kelamin, pendidikan dan pekerjaan yang disajikan berdasarkan hasil pengukuran
variabel, yaitu kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak dan jus
nanas pada penderita hiperurisemia.
5.1 Gambaran Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Wilayah Kerja Puskesmas Geger yang
berlokasi di Jl. Raya Madiun – Ponorogo No. 48, Kecamatan Geger, Kabupaten
Madiun, Jawa Timur 63171, Indonesia. Puskesmas Geger dibuka setiap hari Senin
– Jumat dari pukul 7.30 sampai 14.00, dimana Puskesmas Geger memiliki tempat
pelayanan kesehatan yang tersebar di seluruh desa yang terdiri dari 19 desa
dengan di setiap desanya memiliki Posbindu, Posyandu Balita dan Posyandu
Lansia yang dilaksanakan setiap 1 bulan sekali. Dalam penelitian ini, peneliti
mengambil tempat penelitian di 4 Desa yang ada di Wilayah Kerja Puskesmas
72
Geger Kabupaten Madiun yang terdapat penderita terbanyak, yaitu Desa Jatisari,
Desa Sumberejo, Desa Purworejo, dan Desa Uteran.
Penelitian ini dilaksanakan pada 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019 dengan jumlah
responden sebanyak 36 orang penderita hiperurisemia. Dimana 18 responden
menjadi kelompok pemberian jus sirsak dan 18 responden menjadi kelompok
pemberian jus nanas. Pada tanggal 25 Mei 2019 – 27 Mei 2019 peneliti
melakukan pengecekan kadar asam urat awal (Pre-test) dengan cara door to door
dan membagi antara kelompok jus sirsak dan kelompok jus nanas. Kemudian pada
tanggal 28 Mei 2019 – 3 Juni 2019 peneliti memberikan terapi jus sirsak dan jus
nanas dengan cara door to door dan dibantu oleh 11 teman, peneliti membuat jus
sirsak pada pukul 16.00 setelah itu pukul 18.00 jus diedarkan ke rumah
responden. Dimana bahan-bahan membuat jus adalah 250 gram daging buah
sirsak yang sudah dibersihkan dari kulit dan bijinya dan 250 gram buah nanas
yang sudah dikupas, masing-masing dicampur dengan air putih matang 100 cc
lalu diblender selama 1 menit. Jus diminum sehari 2 kali pada pagi saat makan
sahur dan sore pada saat buka puasa, jus sirsak dan jus nanas untuk pagi sudah
diberikan pada saat memberikan jus sore. Peneliti mengetes kadar asam urat
responden setiap hari saat mengantar jus ke rumah responden. Tanggal 4 Juni
2019 dilakukan pengecekan kadar asam urat yang terakhir (Post-test). Setelah
diberikan terapi selama 7 hari, responden menyatakan tubuhnya lebih segar dan
tidak merasakan nyeri pada sendi kaki dan tangannya.
73
5.2 Hasil Penelitian
5.2.2 Data Umum
Data umum akan menyajikan mengenai karakteristik responden berdasarkan
sebaran populasi, karakteristik responden berdasarkan usia, karakteristik
responden berdasarkan jenis kelamin, karakteristik responden berdasarkan
pendidikan, karakteristik responden berdasarkan pekerjaan,
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Tabel 5.1 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Usia
Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja Puskesmas Geger
Kabupaten Madiun (n=36)
No. Usia
Kelompok
Jus Sirsak Jus Nanas
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
1. 25 – 35 tahun 1 5,6 5 27,8
2. 36 – 45 tahun 5 27,8 2 11,1
3. 46 – 55 tahun 3 16,7 3 16,7
4. 56 – 65 tahun 7 38,9 4 22,2
5. 66 – 75 tahun 2 11,1 4 22,2
Total 18 100 18 100 Sumber : Data primer 2019
Tabel 5.1 menunjukkan pada kelompok jus sirsak penderita hiperurisemia
terbanyak usia 56 – 75 tahun berjumlah 7 orang (38,9%), sedangkan pada
kelompok jus nanas penderita hiperurisemia terbanyak pada usia 25 – 35 tahun
berjumlah 5 orang (27,8%).
74
2. Distribusi Responden Berdasarkan Jenis Kelamin
Tabel 5.2 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis
Kelamin Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36)
Jenis Kelamin
Kelompok
Jus Sirsak Jus Nanas
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Laki – laki 11 61,1 7 38,9
Perempuan 7 38,9 11 61,1
Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019
Berdasarkan data tabel 5.2 diatas, dapat diketahui bahwa jenis kelamin
responden laki-laki pada kelompok pemberian jus sirsak sebanyak 11 orang
(61,1%) dan responden laki-laki kelompok pemberian jus nanas sebanyak 7 orang
(38,9) dan jenis kelamin responden perempuan pada kelompok pemberian jus
sirsak sebanyak 7 orang (38,9%) dan responden jenis kelamin perempuan pada
kelompok jus nanas sebanyak 11 orang (61,1%).
3. Distribusi Responden Berdasarkan Pendidikan
Tabel 5.3 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36)
Pendidikan
Kelompok
Jus Sirsak Jus Nanas
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
SD 6 33,3 2 11,1
SMP 3 16,7 7 38,9
SMA 6 33,3 4 22,2
Sarjana 3 16,7 5 27,8
Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019
75
Tabel 5.3 menunjukkan bahwa responden pada kelompok jus sirsak dengan
jenjang SD dan SMA masing – masing sebesar 6 orang (33,3%), jenjang SMP dan
Sarjana masing – masing sebesar 3 orang (16,7%). Pada kelompok jus nanas
responden dengan jenjang pendidikan SMP tertinggi yaitu berjumlah 7 orang
(38,9%) dan jenjang pendidikan terendah yaitu SD sebanyak 2 orang (11,1%).
4. Ditribusi Responden Berdasarkan Pekerjaan
Tabel 5.4 Distribusi Frekuensi Karakteristik Responden Berdasarkan
Pendidikan Pada Bulan Mei – Juni 2019 di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun (n=36)
Pekerjaan
Kelompok
Jus Sirsak Jus Nanas
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Frekuensi
(f)
Prosentase
(%)
Ibu Rumah Tangga 7 38,9 9 50,0
Pensiunan 2 11,1 1 5,6
Swasta 4 22,2 4 22,2
PNS - - 2 11,1
TNI/Polri 1 5,6 - -
Buruh/Tani 4 22,2 2 11,1
Total 18 100 18 100 Sumber : Data Primer 2019
Tabel 5.4 menunjukkan bahwa responden pada kelompok jus sirsak dengan
pekerjaan terbanyak pada Ibu Rumah Tangga sebanyak 7 orang (38,9%) pekerjaan
terendah yaitu TNI/Polri sebanyak 1 orang (5,6%). Pada kelompok jus nanas
dengan pekerjaan terbanyak yaitu Ibu Rumah Tangga sebanyak 9 orang (50,0%)
dan pekerjaan terendah yaitu Pensiunan sebanyak 1 orang (5,6%).
5.2.2 Data Khusus Responden
Data penelitian ini menggunakan uji Wilcoxon, uji alternatif untuk
mengetahui apakah data yang didapat berasal dari populasi yang berdistribusi
76
normal atau tidak (Sugiyono, 2013). Hasil uji normalitas menunjukkan semua data
kadar asam urat sebelum dan sesudah pada kelompok jus sirsak dan jus nanas
tidak berdistribusi normal (p < 0,05). Sedangkan untuk mengetahui apakah 2
kelompok data berasal dari varian yang sama (homogen), menggunakan uji
homogenitas (Sugiyono, 2013). Hasil uji homogenitas juga menunjukkan semua
data kadar asam urat pada dua kelompok homogen (p > 0,05).
1. Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak
Tabel 5.5 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak
Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Geger (n=18)
Kadar Asam Urat Sebelum Diberikan
Jus Sirsak
Sesudah Diberikan
Jus Sirsak
Mean 8,75 mg/dl 7,14 mg/dl
Minimal 6,0 mg/dl 4,90 mg/dl
Maksimal 13,10 mg/dl 11,0 mg/dl
Standart Deviasi 1,49 1,26
p value normalitas 0,048 0,027
Negative Ranks 18
p value 0,000 Sumber : Data Primer 2019
Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan
sebaran data tidak normal p < α (α = 0,05), pada data pre-test p = 0,048 dan pada
data post-test p = 0,027 sehingga data diuji menggunakan uji alternatif yaitu
Wilcoxon. Dari hasil analisis terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan
sesudah diberikan jus sirsak. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata (mean) sebelum
diberikan jus sirsak adalah 8,75 mg/dl, kemudian sesudah diberikan jus sirsak
selama 7 hari menurun menjadi 7,14 mg/dl. Dari 18 responden semua mengalami
penurunan kadar asam urat. Selain itu juga dilihat dari p value wilcoxon yang
didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p kurang dari α (α = 0,05), maka hal ini
77
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan
antara kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak.
2. Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas
Tabel 5.6 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas
Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Geger (n=18)
Kadar Asam Urat Sebelum Diberikan
Jus Nanas
Sesudah Diberikan
Jus Nanas
Mean 8,03 mg/dl 6,87 mg/dl
Minimal 6,70 mg/dl 5,60 mg/dl
Maksimal 11,70 mg/dl 9,60 mg/dl
Standart Deviasi 1,18 0,95
p value normalitas 0,005 0,096
Negative Ranks 18
p value 0,000 Sumber = Data Primer 2019
Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan
sebaran data tidak normal p < α (α = 0,05), pada data pre-test p = 0,005 dan pada
data post-test p = 0,096 sehingga data diuji menggunakan uji alternatif yaitu
Wilcoxon. Dari hasil analisis terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan
sesudah diberikan jus nanas. Hal ini dapat dilihat dari nilai rerata (mean) sebelum
diberikan jus nanas adalah 8,03 mg/dl, kemudian sesudah diberikan jus nanas
selama 7 hari menurun menjadi 6,87 mg/dl. Dari 18 responden semua mengalami
penurunan kadar asam urat. Selain itu juga dilihat dari p value wilcoxon yang
didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p kurang dari α (α = 0,05), maka hal ini
berarti H0 ditolak dan H1 diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan
antara kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus nanas.
78
3. Penurunan Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas
menggunakan Uji Independent t-test
Tabel 5.7 Kadar Asam Urat Antara Kelompok Jus Sirsak dan Jus Nanas
Pada Bulan Mei – Juni 2019 Di Wilayah Kerja Puskesmas
Geger (n=36)
Kadar Asam Urat Jus Sirsak Jus Nanas
Mean 1,60 mg/dl 1,16 mg/dl
SD 0,41 0,49
N 18 18
p value normalitas 0,117 0,087
p value homogenity 0,564
p value Independent t-test 0,007 Sumber = Data Primer 2019
Setelah dilakukan uji normalitas menggunakan Shapiro-Wilk didapatkan
sebaran data normal p > α (α = 0,05), pada kelompok jus sirsak p = 0,117 dan
pada kelompok jus nanas p = 0,087 sehingga data dapat diuji menggunakan
Independent t - test. Dari uji homogenitas dengan uji levine statistic selisih,
didapat hasil sebesar 0,564 dimana p value > 0,05 berarti data tersebut bersifat
homogen. Dari hasil analisis menggunakan uji independent t – test nilai p value =
0,007 yaitu lebih kecil dari α (α = 0,05) berarti ada perbedaan yang signifikan
antara pemberian jus sirsak dan jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.
Jika dilihat dari nilai rerata selisih, kelompok jus sirsak didapatkan hasil sebesar
1,60 mg/dl dan untuk kelompok jus nanas didapatkan rerata selisih sebesar 1,16
mg/dl sehingga dapat diartikan jus sirsak lebih efektif dari jus nanas.
5.3 Pembahasan
5.3.1 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Sirsak
Menurut tabel 5.5 didapatkan hasil sebagai berikut, dari hasil penelitian
menunjukkan rerata kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan jus sirsak
79
terdapat perbedaan. Berdasarkan analisa penelitian sesudah diberikan jus sirsak
terdapat penurunan kadar asam urat antara sebelum dilakukan terapi dan sesudah
dilakukan terapi jus sirsak. Pengaruh jus sirsak terhadap perubahan kadar asam
urat telah dilakukan uji statistik menggunakan wilcoxon dengan p value = 0,000
lebih kecil dari nilai α (α = 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada
perbedaan yang signifikan pada pemberian jus sirsak terhadap perubahan kadar
asam urat.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Yuli
Yantina (2016) yang berjudul Pengaruh Pemberian Jus Sirsak Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Di Dusun III Taqwasari Desa Natar Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan bahwa hasil penelitiannya pada kelompok
pemberian jus sirsak menghasilkan penurunan. Penelitian Heni Maryati (2013)
yang berjudul Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak Terhadap Penurunan Kadar
Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout Artritis Pria Usia 46-50 Tahun
menghasilkan penurunan kadar asam urat.
Banyak kandungan dalam buah sirsak salah satunya adalah antioksidan,
sirsak juga memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin yang berfungsi sebagai
analgetik (mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti radang). Vitamin yang
terkandung dalam buah sirsak salah satunya adalah vitamin C, yakni sekitar 20
mg/100 gram buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C dikatakan para ahli
bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara meningkatkan kinerja
ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh melalui urine
(Vitahealth, 2006).
80
Terapi pemberian jus sirsak merupakan terapi yang tidak membutuhkan
banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti pada 25 Mei 2019 – 4 Juni 2019
didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan kadar asam urat darah sebelum dan
sesudah pemberian terapi jus sirsak. Peneliti menerapkan dengan 250 gr daging
buah sirsak yang sudah dipisah dengan kulit dan biji dan 100 cc air putih
kemudian diblender. Setelah tercampur kemudian minum jus sirsak 2 kali sehari
setiap sahur dan buka puasa. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar
observasi yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji
statistik, sehingga terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah
diberikan terapi jus sirsak dengan nilai mean pre test 8,7 mg/dl dan post test 7,1
mg/dl.
Kadar asam urat pada pre test penelitian ini melebihi 7 mg/dl untuk laki-
laki, 6 mg/dl untuk perempuan. Penyebab asam urat yang paling utama adalah
makanan atau faktor dari luar. Asam urat dapat meningkat dengan cepat antara
lain disebabkan karena nutrisi dan konsumsi makanan dengan kadar purin tinggi.
Adapun faktor dari dalam adalah terjadinya proses penyimpangan metabolisme
yang umumnya berkaitan dengan faktor usia (manula), beresiko besar terkena
asam urat. Responden menyukai terapi jus sirsak karena rasanya manis, mudah
dibuat, dapat ditemukan di mana-mana. Penurunan asam urat juga dipengaruhi
oleh makanan yang rendah purin. Jus sirsak dapat menurunkan kadar asam urat
karena adanya kandungan vitamin C yang bersifat sebagai antioksidan dan
penghambat terbentuknya enzim xanthine oksidase yang akhirnya menjadi asam
urat. Selain itu, senyawa aktif alkoid insquinolin yang berfungsi sebagai analgetik,
81
anti inflamasi. Vitamin C yang terkandung dalam buah sirsak mampu
meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui
urine sehingga asam urat dalam tubuh berkurang.
Dari penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa penurunan kadar asam
urat pada penelitian ini disebabkan adanya kandungan vitamin C sebagai
antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthine oksidase, enzim ini yang
mengubah purin menjadi asam urat, selain itu senyawa aktif alkoid isquinolin
yang berfungsi sebagai analgetik, anti inflamasi, dan vitamin C yang mampu
mencegah penyakit asam urat dengan cara meningkatkan ekskresi ginjal dalam
membuang asam urat dalam tubuh melalui urine. Sehingga penderita
hiperurisemia memerlukan terapi pemberian jus sirsak.
5.3.2 Kadar Asam Urat Sebelum dan Sesudah Diberikan Jus Nanas
Menurut tabel 5.6 menunjukkan bahwa kadar asam urat sesudah dilakukan
terapi jus nanas terdapat perbedaan. Berdasarkan analisa penelitian sesudah
diberikan terapi jus nanas terdapat penurunan kadar asam urat darah antara
sebelum dilakukan terapi dan sesudah dilakukan terapi jus nanas. Pengaruh
pemberian terapi dilakukan uji statistik menggunakan uji wilcoxon dengan
bantuan spss 16 didapatkan hasil p = 0,000. Karena nilai p value lebih kecil dari
nilai α (α = 0,05), maka H0 ditolak dan H1 diterima, yaitu ada perbedaan yang
signifikan pada pemberian jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat.
Hasil penelitian tersebut sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Desi
Alvionita Vivit Dwi Sevilia (2014) yang berjudul Pengaruh Konsumsi Jus Nanas
82
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto bahwa hasil penelitiannya menghasilkan penurunan.
Hal ini didukung dari teori yang menyatakan perubahan kadar asam urat
dalam darah pada jus nanas dipengaruhi oleh vitamin C bersifat sebagai
antioksidan yang dapat menghambat pembentukan enzim xanthine oksidase.
Dalam 100 gram buah nanas mengandung vitamin C sekitar 16,9 mg. Vitamin C
dalam buah nanas juga mampu membantu meningkatkan ekskresi asam urat
melalui urine. Dengan kemampuan ini, kadar asam urat dalam tubuh dapat
berkurang (Sutanto, 2013). Selain itu buah nanas juga mengandung enzim
bromelin, manfaat dari enzim bromelin adalah sebagai anti inflamasi yang
mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat, ini dapat dijadikan
sebagai salah satu alternatif pengobatan untuk mengatasi asam urat (Lingga,
2012).
Terapi pemberian jus nanas merupakan terapi yang tidak membutuhkan
banyak dana. Hasil yang dilakukan oleh peneliti pada 25 Mei 2019 sampai dengan
4 Juni 2019 didapatkan hasil bahwa terdapat perubahan kadar asam urat darah
sebelum dan sesudah pemberian terapi jus sirsak. Peneliti menerapkan dengan 250
gr buah nanas yang sudah dipisah dengan kulit dan 100 cc air putih kemudian
diblender. Setelah tercampur kemudian minum jus nanas 2 kali sehari setiap sahur
dan buka puasa. Hasil perbedaan tersebut diperoleh dari hasil lembar observasi
yang dilakukan pada responden kemudian dianalisis menggunakan uji statistik,
sehingga terdapat hasil perbedaan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan
terapi jus nanas dengan nilai mean pre test 8 mg/dl dan post test 6,8 mg/dl.
83
Responden menyukai terapi jus nanas karena baunya segar, rasanya yang asam
manis, mudah dibuat, dapat ditemukan di mana-mana dan tidak musiman.
Penurunan asam urat juga dipengaruhi oleh makanan yang rendah purin. Jus nanas
dapat menurunkan kadar asam urat karena adanya kandungan vitamin C yang
bersifat sebagai antioksidan dan penghambat terbentuknya enzim xanthine
oksidase yang akhirnya menjadi asam urat. Sehingga penderita hiperurisemia
memerlukan terapi pemberian jus nanas. Selain itu, enzim bromelin yang
berfungsi sebagai anti inflamasi. Vitamin C yang terkandung juga mampu
meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat dalam tubuh melalui
urine sehingga asam urat dalam tubuh akan berkurang.
Dari penelitian di atas, peneliti berpendapat bahwa penurunan kadar asam
urat pada penelitian ini disebabkan adanya kandungan vitamin C sebagai
antioksidan yang menghambat produksi enzim xanthine oksidase, enzim ini yang
mengubah purin menjadi asam urat, selain itu terdapat enzim bromelin yang
berfungsi sebagai anti inflamasi, dan vitamin C yang mampu mencegah penyakit
asam urat dengan cara meningkatkan ekskresi ginjal dalam membuang asam urat
dalam tubuh melalui urine. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi
pemberian jus nanas.
5.3.3 Efektivitas Pemberian Jus Sirsak dan Jus Nanas Terhadap Perubahan
Kadar Asam Urat Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja
Puskesmas Geger Kabupaten Madiun
Berdasarkan tabel 5.7 menunjukkan bahwa ada perbedaan yang signifikan
antara kadar asam urat darah yang diberikan jus sirsak dan jus nanas
84
menggunakan uji independent t – test. Didapatkan p value = 0,007 kurang dari
nilai α (α = 0,05), sehingga dapat dikatakan H0 ditolak dan H1 diterima yang
berarti ada perbedaan efektivitas yang signifikan antara pemberian jus sirsak dan
jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita hiperurisemia di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun. Berdasarkan analisa
didapatkan hasil rerata penurunan kadar asam urat dengan terapi jus sirsak sebesar
1,60 mg/dl dan jus nanas sebesar 1,16 mg/dl, hal ini menunjukkan bahwa
pemberian terapi jus sirsak lebih efektif untuk menurunkan kadar asam urat.
Hasil perubahan kadar asam urat darah dari kelompok jus sirsak dan jus
nanas dari lembar tabulasi dan daftar makanan, semua responden mengalami
penurunan kadar asam urat darah. Tetapi beberapa responden masih memiliki
kadar asam urat yang masih diatas 7 mg/dl. Hal ini mungkin disebabkan karena
adanya konsumsi makanan yang mengandung tinggi purin. Jika seseorang
memakan makanan tinggi purin maka akan mempengaruhi metabolisme
Hipoxanthin yang diubah oleh Enzim Xanthin Oksidase yang menjadi Xanthin
kemudian menjadi asam urat (Sutanto, 2013).
Didukung dari teori yang menyatakan kandungan dalam buah sirsak salah
satunya adalah antioksidan, sirsak juga memiliki senyawa aktif alkaoid isquinolin
yang berfungsi sebagai analgetik (mengurangi rasa sakit) dan anti inflamasi (anti
radang). Vitamin yang terkandung dalam buah sirsak salah satunya adalah vitamin
C, yakni sekitar 20 mg/100 gram buah sirsak (Noormindhawati, 2013). Vitamin C
dikatakan para ahli bisa menurunkan kadar asam urat dalam darah dengan cara
85
meningkatkan kinerja ginjal dalam membuang asam urat yang ada di dalam tubuh
melalui urine (Vitahealth, 2006).
Perubahan kadar asam urat dalam darah pada jus nanas dipengaruhi oleh
vitamin C bersifat sebagai antioksidan yang dapat menghambat pembentukan
enzim xanthine oksidase. Dalam 100 gram buah nanas mengandung vitamin C
sekitar 16,9 mg. Vitamin C dalam buah nanas juga mampu membantu
meningkatkan ekskresi asam urat melalui urine. Dengan kemampuan ini, kadar
asam urat dalam tubuh dapat berkurang (Sutanto, 2013). Selain itu buah nanas
juga mengandung enzim bromelin, manfaat dari enzim bromelin adalah sebagai
anti inflamasi yang mencegah peradangan dan dapat menurunkan kadar asam urat,
ini dapat dijadikan sebagai salah satu alternatif pengobatan untuk mengatasi asam
urat (Lingga, 2012).
Berdasarkan hasil penelitian di atas diketahui bahwa kedua terapi tersebut
terbukti sama-sama efektif karena memiliki kandungan yang sama berpengaruh
terhadap kadar asam urat, namun jika dilihat dari rata-rata penurunan kadar asam
urat menunjukkan lebih banyak terapi jus sirsak dalam menurunkan kadar asam
urat dalam darah. Sehingga penderita hiperurisemia memerlukan terapi pemberian
jus sirsak untuk menurunkan kadar asam urat.
86
5.4 Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini peneliti mengakui adanya kelemahan
dan kekurangan. Dalam penelitian ini mempunyai keterbatasan yaitu variabel luar
tidak dapat dikontrol peneliti sehingga kemungkinan dapat mempengaruhi hasil
penurunan kadar asam urat.
87
BAB VI
KESIMPULAN DAN SARAN
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian berjudul Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus
Sirsak (Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap
Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di
Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, dapat disimpulkan :
1. Terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan
jus sirsak pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Geger Kabupaten Madiun dengan rerata sebelum diberikan terapi
8,75 mg/dl menjadi 7,14 mg/dl dengan nilai signifikansi p value =
0,000.
2. Terdapat perubahan kadar asam urat sebelum dan sesudah diberikan
jus nanas pada penderita hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas
Geger Kabupaten Madiun dengan rerata sebelum diberikan terapi
8,03 mg/dl menjadi 6,87 mg/dl dengan nilai signifikansi p value =
0,000.
3. Terdapat perbedaan efektivitas yang signifikan antara jus sirsak dan
jus nanas terhadap perubahan kadar asam urat pada penderita
hiperurisemia di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun dengan rerata pada jus sirsak 1,60 mg/dl dan jus nanas 1,16
mg/dl dengan nilai signifikansi p value Independent t – test = 0,007,
88
hal ini menunjukkan bahwa trend pemberian jus sirsak lebih efektif
dari pada pemberian jus nanas untuk menurunkan kadar asam urat.
6.2 Saran
Berdasarkan hasil penelitian Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak
(Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan
Kadar Asam Urat (Uric Acid) Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah
Kerja Puskesmas Geger Kabupaten Madiun, terdapat saran terkait dengan
hasil penelitian tersebut, antara lain :
1. Bagi Penderita Hiperurisemia
Penderita hiperurisemia dapat memilih jus sirsak atau jus nanas
sebagai obat alami untuk menurunkan kadar asam urat tinggi
tergantung buah apa yang sedang musim.
2. Bagi Institusi Pendidikan
Bagi institusi pendidikan dalam memberikan terapi jus sirsak dan jus
nanas juga bisa sebagai upaya promosi kesehatan dalam
meningkatkan tambahan ilmu bagi profesi keperawatan dalam
pengembangan ilmu dan skill yang dapat memberikan manfaat bagi
masyarakat luas.
3. Bagi Peneliti Selanjutnya
Untuk peneliti berikutnya perlu dilakukan penelitian untuk
menurunkan kadar asam urat dengan menggunakan metode yang
lain, cara penyimpanan agar kandungan di dalam jus tidak rusak,
89
dapat mengontrol variabel luar dan memberikan dosis serta frekuensi
terapi jus sirsak dan jus nanas yang lebih sesuai.
90
DAFTAR PUSTAKA
Ariani, S. 2016. Stop! Gagal Ginjal. Yogyakarta: Istana Media.
Arikunto. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta.
Bobaya, P. 2016. Hubungan Tingkat Stress Dengan Kejadian Gout Arthritis Di
Puskesmas Tobelo Kecamatan Tobelo Kabupaten Halmahera Utara. Jurnal
Keperawatan Vol. 4.
Depkes. 2007. Riset Kesehatan Dasar 2007. Jakarta: Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI.
Depkes. 2013. Riset Kesehatan Dasar 2013. Jakarta: Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI.
Depkes. 2018. Riset Kesehatan Dasar 2018.. Jakarta: Badan Litbangkes
Kementrian Kesehatan RI.
Desi A.V.D.S, Mumpuni D. 2014. Pengaruh konsumsi Jus Nanas Terhadap
Penurunan Kadar Asam Urat Pada Lansia Di UPT Panti Werdha
Mojopahit Mojokerto. Stikes Pemkab Jombang.
Hasnawati, E. 2012. Keajaiban Sirsak Menumpas 7 Penyakit: Kanker, Tumor,
Jantung, Diabetes, Kolesterol, Asam Urat, dan Hipertensi. Yogyakarta:
Easy Media.
Heni M, Andreas S, Mas I.A.A. 2013. Pengaruh Konsumsi Jus Buah Sirsak
Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Dalam Darah Pada Penderita Gout
Artritis Pria Usia 46-50 tahun. Stikes Pemkab Jombang.
Lingga, L. 2012. Bebas Penyakit Asam Urat Tanpa Obat. Jakarta: PT. Agro
Media Pustaka.
91
Manganti, I. 2017. Tanaman Obat Untuk Menurunkan Kolesterol Dan Mengobati
Asam Urat. Yogyakarta: Araska.
Mardiana, L. 2011. Ramuan & Khasiat Sirsak. Jakarta: Penebar Swadaya
Nasrul, E. Safitri. 2012. Hiperurisemia Pada Pra Diabetes. Jurnal Kesehatan
Andalas. http://jurnal.fk.unand.ac.id/index.php/jka/article/download/49/44
diunduh pada 9 Januari 2019 pada pukul 11.00 WIB.
Noormindhawati, L. 2013. Jus Sakti Tumpas Penyakit Asam Urat. Jakarta:
Pustaka Makmur.
Notoatmodjo, S. 2012. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta.
Nugraheni. 2016. Sehat Tanpa Obat Dengan Nanas. Yogyakarta: Rapha
Publishing.
Nursalam. 2016. Metodologi Penelitian Ilmu Keperawatan: Pendekatan Praktis.
Jakarta: Salemba Medika.
Poedjiadi, A. 2009. Dasar – Dasar Biokimia. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia (UII Press).
Redaksi Sehat. 2016. Stop! Gagal Ginjal. Yogyakarta: Istana Media.
Safitri, A. 2012. Deteksi Dini Gejala Pencegahan & Pengobatan Asam Urat.
Yogyakarta: Pinang Merah.
Saryono. 2011. Metodologi Penelitian Kesehatan. Yogyakarta: Mitra Cendekia
Press.
Silbernagl, S. Lang F. 2006. Teks dan Atlas Berwarna Patofisiologi. Jakarta:
EGC.
Soeryoko. 2011. 20 Tanaman Obat Paling Berkhasiat Penakluk Asam Urat.
Yogyakarta: C.V Andi Offset.
92
Sugiyono. 2017. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif Dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sutanto, T. 2013. Asam Urat Deteksi, Pencegahan, Pengobatan. Yogyakarta:
Buku Pintar.
Vitahealth. 2006. Asam Urat. Jakarta: Gramedia Pustaka Utara.
Yuanita S, Mar‟atus S. 2017. Pengaruh Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata
L) Terhadap Penurunan Kadar Purin Pada Penderita Asam Urat Di Desa
Jubel Kidul Lamongan. Jurnal Sains. Vol 7.
Yuli Y. 2016. Pengaruh Pemberian Jus Sirsak Terhadap Penurunan Kadar Asam
Urat Di Dusun III Taqwasari Desa Natar Kecamatan Natar Kabupaten
Lampung Selatan. Jurnal Kesehatan Holistik. Vol 10,: 32-35.
93
Lampiran 1
SURAT IJIN PENELITIAN
94
95
96
Lampiran 2
SURAT KETERANGAN SELESAI PENELITIAN
97
Lampiran 3
LEMBAR PERMOHONAN MENJADI RESPONDEN
Kepada Yth:
Calon responden penelitian
Di Tempat
Dengan hormat,
Yang bertandatangan di bawah ini Mahasiswa Stikes Bhakti Husada Mulia
Madiun Program Studi S1 Keperawatan
Nama : Henny Mustika Santi
NIM : 201502054
Alamat : Desa Jatisari RT.08 RW.02 Kecamatan Geger Kabupaten Madiun
Sebagai persyaratan tugas akhir saya akan melaksanakan penelitian yang
berjudul “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus
Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid)
Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun”. Dengan tujuan untuk mengetahui pemberian jus sirsak dan jus nanas
terhadap kadar asam urat pada penderita hiperurisemia (asam urat tinggi).
Saya mohon kesediaan Bapak/Ibu untuk bersedia menjadi responden
dalam penelitian yang akan saya lakukan. Kerahasiaan data pribadi Bapak/Ibu
akan sangat kami jaga dan informasi yang kami dapatkan akan saya gunakan
untuk kepentingan penelitian, oleh karena itu penulis berharap responden
memberikan jawaban sesuai yang dikehendaki. Atas perhatian dan kerja sama
untuk menjadi responden, penulis mengucapkan Terima Kasih.
Hormat saya,
Henny Mustika Santi
201502054
98
Lampiran 4
PERNYATAAN MENJADI RESPONDEN
Dengan menandatangani lembar ini, saya:
Nama :
Usia :
Alamat :
Memberikan persetujuan untuk menjadi responden dalam penelitian yang
berjudul “Perbedaan Efektivitas Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) Dan Jus
Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam Urat (Uric Acid)
Pada Penderita Hiperurisemia Di Wilayah Kerja Puskesmas Geger Kabupaten
Madiun”. Saya telah dijelaskan bahwa pemberian jus sirsak/jus nanas dan
dilakukan pengecekan kadar asam urat sebelum dan sesudah ini hanya digunakan
untuk keperluan penelitian dan saya secara suka rela bersedia menjadi responden
penelitian ini.
Madiun, April 2019
Peneliti Responden
(Henny Mustika Santi) ( )
99
Lampiran 5
LEMBAR KUESIONER RESPONDEN
Nama :
Usia :
Pekerjaan :
Pendidikan Terakhir :
Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu)
Berapa Lama Menderita Asam Urat :
Dalam Pengobatan Asam Urat : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu)
Makanan Yang Sering Dikonsumsi : (Beri Tanda Cek)
o Daging
o Jeroan
o Kacang-kacangan
o Lain-lain Sebutkan :
Mempunyai riwayat penyakit gagal gnjal : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu)
Memunyai riwayat penyakit peptic ulcer : Ya / Tidak (Coret yang tidak perlu)
Catatan Responden
Berat Badan :
Kadar Asam Urat
Pre-Test Post-Test
100
Lampiran 6
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PERMBERIAN JUS SIRSAK (Annona Muricata) DAN JUS NANAS (Ananas
Comosus)
STANDARD OPERATING PROCEDURE
(SOP)
Pengertian Pemberian terapi yang menggunakan jus sirsak daan jus
nanas sebagai media utamanya, dengan menggunakan
metode diminum.
Tujuan 1. Mengurangi produksi purin dalam tubuh.
2. Menurunkan kadar asam urat darah.
Prosedur I. Persiapan Alat
1. Jus sirsak dan jus nanas 1 gelas
2. Lembar observasi
3. Autocheck GCU
4. Alkohol swab
II. Persiapan Responden
1. Pastikan identitas klien
2. Kaji kondisi klien
3. Pasien diberi penjelasan tentang tindakan
yang akan dilakukan.
4. Menjelaskan tujuan dan prosedur terapi.
5. Klien dipersilahkan duduk.
III. Pelaksanaan
1. Satu hari sebelum pemberian jus dicek dulu
kadar asam urat darahnya
a. Posisi pasien duduk
b. Siapkan stik atau alat cek
c. Bersihkan salah satu jari klien dengan
alkohol swab
d. Tusukkan jarum pada jari yang sudah
dibersihkan
e. Darah yang keluar dimasukkan pada
alat cek
101
f. Hasil muncul
g. Bersihkan jari klien
2. Setelah satu hari sesudah dicek kadar asam
uratnya responden diberikan jus sirsak/jus
nanas.
a. Waktu : 2 kali hari setelah sarapan
pagi dan setelah makan malam
b. Jenis : jus sirsak dan jus nanas
c. Menyiapkan jus sirsak/jus nanas
d. Minum jus 1 gelas
3. Setelah satu hari sesudah diberikan jus sirsak
selama 2 kali selama 7 hari ditest lagi kadar
asam urat klien.
IV. Tahap Terminasi
1. Berpamitan dengan klien
2. Membereskan alat
3. Mencuci tangan.
102
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PEMBUATAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA)
1. Bahan:
250 gram buah sirsak matang
100 cc air putih matang
2. Alat-alat:
Gelas ukur
Pisau
Blender
Timbangan
3. Cara Membuat Jus Sirsak (Annona Muricata)
a. Cuci buah sirsak sampai bersih
b. Kupas kulit sirsak
c. Keluarkan biji dari daging buahnya
d. Masukkan sirsak dan air ke dalam blender yang telah disiapkan
e. Blender hingga merata dan siap untuk disajikan.
4. Teknik Minum
a. Hasil pembuatan jus sirsak tersebut di minum 2 kali sehari @200
cc setiap kali minum
b. Jus sirsak diminum setelah sarapan pagi dan setelah makan malam
c. Jus sirsak diminum selama 7 hari
103
STANDARD OPERATING PROCEDURE (SOP)
PEMBUATAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS)
5. Bahan:
250 gram buah nanas matang
100 cc air putih matang
6. Alat-alat:
Gelas ukur
Pisau
Blender
Timbangan
7. Cara Membuat Jus Nanas (Ananas Comosus)
a. Kupas kulit nanas sampai bersih dan tidak ada yang tersisa di
daging buahnya
b. Cuci menggunakan air matang sampai bersih
c. Potong menjadi beberapa bagian, jangan terlalu besar
d. Masukkan 250 gram nanas dan 100 cc air matang ke dalam blender
yang telah disiapkan
e. Blender hingga merata dan siap untuk disajikan
8. Teknik Minum
d. Hasil pembuatan jus nanas tersebut di minum 2 kali sehari @200
cc setiap kali minum
e. Jus nanas diminum setelah sarapan pagi dan setelah makan malam
f. Jus nanas diminum selama 7 hari
104
Lampiran 7
LEMBAR OBSERVASI
Test Harian Pemberian Jus Sirsak (Annona Muricata) dan Jus Nanas (Ananas Comosus) Terhadap Perubahan Kadar Asam
Urat (Uric Acid)
Nama
(Inisial) Kelompok Pre Test
Hari Ke - Post Test
1 2 3 4 5 6 7 G Jus Sirsak 9,0 8,9 8,7 8,5 8,6 8,3 8,0 7,7 7,4
D Jus Sirsak 13,1 12,8 12,7 12,5 12,2 11,7 11,5 11,2 11,0
S Jus Sirsak 8,4 8,5 8,3 8,2 7,9 7,6 7,4 7,3 7,0
K Jus Sirsak 8,1 7,9 7,7 8,0 7,7 7,5 7,2 7,0 6,7
S Jus Sirsak 8,0 8,0 7,7 7,5 7,2 6,9 6,6 6,4 6,2
M Jus Sirsak 9,0 9,0 8,7 8,6 8,4 8,2 8,4 8,3 8,0
S Jus Sirsak 8,5 8,3 8,0 7,8 7,5 7,2 7,0 6,8 6,7
E Jus Sirsak 7,5 7,4 7,2 6,9 6,7 6,5 6,4 6,2 6,1
W Jus Sirsak 10,7 10,5 10,2 9,9 9,6 9,2 8,8 8,4 8,0
H Jus Sirsak 9,2 9,2 9,0 8,7 8,6 8,3 7,9 7,5 7,2
A Jus Sirsak 8,7 8,5 8,2 7,9 7,7 7,5 7,4 7,2 7,1
W Jus Sirsak 6,0 6,1 5,8 5,6 5,5 5,3 5,1 5,0 4,9
A Jus Sirsak 9,1 9,0 8,7 8,6 8,6 8,4 8,3 8,0 7,9
G Jus Sirsak 7,0 6,9 6,7 6,4 6,8 6,6 6,2 5,9 5,7
K Jus Sirsak 7,9 8,0 7,7 7,4 7,3 7,0 6,7 6,6 6,4
P Jus Sirsak 8,8 8,8 8,6 8,3 8,1 7,8 7,6 7,6 7,3
105
K Jus Sirsak 9,7 9,9 9,6 9,3 9,2 8,8 8,4 8,0 7,6
S Jus Sirsak 8,8 8,6 8,4 8,1 7,9 7,7 7,7 7,6 7,4
M Jus Nanas 7,3 7,3 7,2 7,0 6,9 7,0 7,2 7,0 6,9
S Jus Nanas 7,9 8,0 7,9 7,7 7,5 7,3 7,0 6,2 6,5
S Jus Nanas 7,0 6,9 6,7 6,6 6,7 6,5 6,3 6,0 5,6
H Jus Nanas 8,3 8,2 8,0 7,9 7,7 7,5 7,6 7,4 7,3
D Jus Nanas 7,0 6,8 6,8 6,6 6,4 6,3 6,1 5,9 5,7
D Jus Nanas 6,7 7,0 6,8 6,5 6,4 6,3 6,1 6,0 5,9
S Jus Nanas 7,2 7,2 7,0 6,9 6,8 6,9 6,7 6,4 6,3
Y Jus Nanas 7,2 7,5 7,2 7,1 7,0 6,9 6,7 6,6 6,5
T Jus Nanas 8,7 8,6 8,5 8,3 8,4 8,3 8,1 7,9 7,7
S Jus Nanas 8,2 8,2 8,0 8,1 7,9 7,9 7,7 7,6 7,5
A Jus Nanas 8,3 8,1 8,0 7,8 7,9 7,7 7,5 7,4 7,1
D Jus Nanas 8,9 8,8 8,6 8,4 8,2 8,0 8,1 8,0 8,0
N Jus Nanas 7,8 7,9 7,6 7,4 7,1 6,8 6,6 6,5 6,3
S Jus Nanas 7,0 6,9 6,7 6,4 6,2 6,0 5,7 6,0 6,1
S Jus Nanas 8,2 8,1 7,8 7,6 7,7 7,5 7,2 7,0 6,8
S Jus Nanas 9,4 9,2 9,1 8,8 8,5 8,2 7,9 7,6 7,0
H Jus Nanas 7,9 7,7 7,6 7,3 7,1 6,9 7,1 7,0 6,9
S Jus Nanas 11,7 11,5 11,2 11,0 10,7 10,5 10,2 9,9 9,6
106
Lampiran 8
Lembar Tabulasi Makanan Responden
Nama
(Inisial)
Makanan Yang Dikonsumsi Penurunan
1 2 3 4 5 6 7
G Rawon Sop, Tempe Sayur asem,
ayam
Pecel, tempe Ayam goreng Nasi goreng,
telur
Mie instan 1,6
D Nasi jotos,
telur
Pecel Sayur lodeh,
ikan asin
Sayur bayam Pecel, tempe Oseng sawi Sayur asem,
tahu
2,1
S Ca
kangkung,
udang
goreng
Ayam
panggang
Nasi pecel,
rempeyek
Sayur asam,
ayam goreng
Sayur terong,
tempe
Mie goreng Soto daging 1,4
K Pecel, tempe Sayur sop Sayur sawi,
ikan asin
Tahu, tempe,
terong
Nasi goreng Tumis wortel,
tempe
Telur, nasi
jotos
1,4
S Tumis
kangkung,
sop, tempe
Pecel, tempe Sayur asem,
tahu
Sop, ayam
goreng
Nasi padang,
pecel, tempe,
ayam goreng
Nasi jotos,
nasi pecel,
telur
Nasi goreng,
telur
1,8
M Sop, tempe,
tahu
Soto ayam Pecel, tempe,
sop
Ayam goreng,
sayur lodeh
Rawon, telur Nasi padang,
sayur asem,
ayam goreng
Udang, sayur
sawi
1,0
S Mie goreng,
telur, sate
kambing
Nasi goreng,
bakso, telur
Sop, tempe
goreng
Sayur asem,
pepes ikan
Pecel, tempe,
garang asem
ayam
Garang asem
ayam, sop,
tempe
Ca angkung,
tahu kukus
1,8
E Ikan tuna Sayur sop,
tahu
Soto ayam Ayam, telur Sayur terong,
pepes ikan
Mie goreng,
telur
Sayur
rebung, ikan
tuna
1,4
107
W Ayam
goreng,
tempe
Soto daging Sayur sop,
ayam goreng
Ayam goreng Ayam
panggang
Soto kudus Mie instan 2,7
H Ikan asin,
tempe
Sayur asem,
ayam goreng
Sop , ayam
goreng
Sayur lodeh,
ikan tuna
Ayam goreng,
nasi pecel
Rawon Nasi pecel 2,0
A Sayur sop,
ayam goreng
Sayur lodeh,
tahu
Pecel, tempe Sayur labu,
ayam
Sayur sop,
perkedel
Tumis sawi,
telur
Ayam, ikan
salmon
1,6
W Tumis
kacang
panjang, ikan
asin
Nasi jotos,
telur
Sayur
nangka, tahu
Sayur asem,
tempe
Tumis
kangkung,
udang
Nasi goreng,
telur
Sayur terong,
ayam
1,1
A Mie goreng,
telur
Nasi pecel,
tempe
Ayam
goreng
Sate ayam,
sayur sop,
tempe
Nasi jotos,
telur
Sayur terong,
tempe
Sayur tahu 1,2
G Mie goreng,
telur
Sayur
bayam,
tempe
Sayur sop,
ayam
Tumis kacang
panjang,
tempe, ikan
asin
Sayur rebung,
ayam
Pecel, tempe Soto, ayam 1,3
K Sayur
nangka, tahu
Sayur
rebung,
tempe
Pecel, tempe Rawon Ayam goreng,
sayur tempe
Sayur sop,
tempe goreng
Pecel, tempe 1,5
P Sayur tempe,
ikan asin
Nasi jotos,
telur
Nasi goreng,
telur
Bebek goreng Sayur bayam,
tahu
Sayur terong,
ikan salmon
Rawon 1,5
K Hati ayam, Tumis sawi
kacang
panjang, ikan
asin
pecel Soto, sayur
sop, tahu
Pecel, tempe Sayur nangka,
ayam
Ayam
goreng
2,1
S Sayur
bayam, ayam
goreng
Sayur pepaya Sayur lodeh,
ikan tuna
Bubur ayam Nasi jotos,
telur
Tumis sawi,
tempe
Ayam
goreng
1,4
108
M Pecel, tempe Telur Nasi jotos Sayur asem,
tahu
Sayur kacang,
ayam goreng
Ayam, sayur
sop
Sayur terong,
ikan tuna
0,4
S Pecel, tempe,
tumis
kangkung
Sop, ayam Sayur lodeh,
ayam
Nasi jotos,
sayur bayam,
ayam
Semur ayam Sayur bayam,
ikan tuna
Sayur sop,
tempe
1,4
S Soto, ayam Sayur
nangka,
tempe
Ayam
goreng
Tumis kacang
panjang,
buncis, tempe,
ikan teri
Sop, tahu,
ayam
Pecel, tempe,
telur
Sayur lodeh,
tempe
1,4
H Nasi jotos,
telur
Sayur asem,
tahu
Telur, pecel Sayur sop,
ayam
Soto ayam Tempe, telur,
sayur sawi
Sate ayam 1,0
D Sayur tahu Pecel, tempe Hati ayam Nasi jotos,
telur
Ayam goreng Sop, ayam Sayur
rebung, tahu
1,3
D Sayur sop,
tempe
Pecel, tempe,
emping
Telur, sayur
nangka
Soto, nasi bali Lontong tahu,
sayur sop,
tempe
Sayur tempe Tumis
kangkung
0,8
S Tumis
wortel, nasi
goreng
Ayam,
pisang
Mie instan,
nasi pecel
Bubur ayam Sayur lodeh,
ikan asin
Gado-gado,
nasi goreng
Tumis sawi,
tempe
0,9
Y Pecel, ayam
goreng
Tumis sawi,
ikan asin
Sayur lodeh,
tempe
Mie goreng,
telur
Bebek goreng,
sayur sop
Sayur bayam,
tempe, tahu
Sayur sop,
ayam goreng
0,7
T Mie instan,
nasi goreng
Telur, ayam
goreng
Sayur asem,
tempe
Sayur rebung,
tempe
Tumis buncis,
tempe
Sayur sop,
ayam goreng
Mie goreng,
telur
1,0
S Pecel, tempe Tumis
wortel, ikan
asin
Sayur sawi,
tumis wortel,
tempe
Mie instan Nasi goreng Telur, ayam
goreng
Sayur
bayam,
tempe
0,7
A Nasi bali,
sayur sop,
tempe
Sayur tempe,
ikan tuna
Ayam
goreng
Belut goreng Tahu tek, nasi
pecel
Ayam goreng,
tempe
Sayur sop,
tempe
1,2
D Pecel, tempe Ayam Gado-gado Nasi jotos Sayur tahu Sayur tempe Sayur 0,9
109
goreng rebung, ikan
tuna
N Mie instan,
telur
Sayur lodeh,
tahu
Sop, ayam Sayur tahu Mie instan Nasi goreng,
telur
Nasi jotos 1,5
S Ikan tuna Sayur
bayam, tahu
Sayur
rebung,
tempe
Sayur lodeh Mie goreng,
telur
Nasi pecel,
tempe, sayur
sawi
Nasi pecel,
tempe
0,9
S Mie goreng Nasi goreng,
telur
Urap, ikan
asin
Ayam goreng Bakso goreng Sayur sop,
tempe
Sayur asem,
tempe
1,4
S Sayur sop,
ayam goreng
Sayur tahu Sayur tempe Sayur lodeh,
tempe
Sayur bayam,
ayam
Pecel Telur 2,4
H Mie instan,
telur
Urap, ayam Nasi jotos Nasi goreng,
telur
Nasi bali Sayur asem,
tempe
Sayur lodeh,
ayam
1,0
S Nasi jotos,
telur
Nasi pecel,
tempe
Sayur tahu Sayur sop,
ayam
Rawon Bakso Mie, ayam 2,1
110
Lampiran 9
Lembar Tabulasi Data Kadar Asam Urat
Nama
(Inisial) Umur JK Pekerjaan Pendidikan Kelompok Pre Test Post Test Selisih
G 27 L Swasta Sarjana Jus Sirsak 9,0 7,4 1,6
D 60 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Sirsak 13,1 11,0 2,1
S 56 L TNI/Polri SMA Jus Sirsak 8,4 7,0 1,4
K 65 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 8,1 6,7 1,4
S 48 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Sirsak 8,0 6,2 1,8
M 65 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 9,0 8,0 1,0
S 56 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 8,5 6,7 1,8
E 40 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Sirsak 7,5 6,1 1,4
W 50 L Swasta SMA Jus Sirsak 10,7 8,0 2,7
H 61 L Pensiunan S1 Jus Sirsak 9,2 7,2 2,0
A 42 L Swasta SMA Jus Sirsak 8,7 7,1 1,6
W 41 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 6,0 4,9 1,1
A 54 L Buruh/Tani SMA Jus Sirsak 9,1 7,9 1,2
G 68 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Sirsak 7,0 5,7 1,3
K 38 L Swasta SMP Jus Sirsak 7,9 6,4 1,5
P 65 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Sirsak 8,8 7,3 1,5
K 68 L Pensiunan S1 Jus Sirsak 9,7 7,6 2,1
S 39 L Buruh/Tani SD Jus Sirsak 8,8 7,4 1,4
M 73 P Ibu Rumah Tangga SD Jus Nanas 7,3 6,9 0,4
S 61 L Buruh/Tani SD Jus Nanas 7,9 6,5 1,4
S 48 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 7,0 5,6 1,4
111
H 53 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 8,3 7,3 1,0
D 49 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,0 5,7 1,3
D 25 P Swasta Sarjana Jus Nanas 6,7 5,9 0,8
S 32 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,2 6,3 0,9
Y 28 P PNS Sarjana Jus Nanas 7,2 6,5 0,7
T 32 L Swasta Sarjana Jus Nanas 8,7 7,7 1,0
S 74 L Pensiunan SMP Jus Nanas 8,2 7,5 0,7
A 65 L Swasta SMA Jus Nanas 8,3 7,1 1,2
D 40 L Swasta D3 Jus Nanas 8,9 8,0 0,9
N 35 P Ibu Rumah Tangga SMA Jus Nanas 7,8 6,3 1,5
S 64 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 7,0 6,1 0,9
S 74 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 8,2 6,8 1,4
S 68 P Ibu Rumah Tangga SMP Jus Nanas 9,4 7,0 2,4
H 36 L PNS Sajana Jus Nanas 7,9 6,9 1,0
S 56 L Buruh/Tani SMP Jus Nanas 11,7 9,6 2,1
112
Lampiran 10
JADWAL PEMBERIAN JUS
JADWAL PEMBERIAN JUS SIRSAK (ANNONA MURICATA)
NO. Nama
(Inisial)
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
P S P S P S P S P S P S P S
1. G
2. D
3. S
4. K
5. S
6. M
7. S
8. E
9. W
10. H
11. A
12. W
13. A
14. G
15. K
16. P
17. K
18. S
113
JADWAL PEMBERIAN JUS NANAS (ANANAS COMOSUS)
NO. Nama
(Inisial)
H1 H2 H3 H4 H5 H6 H7
P S P S P S P S P S P S P S
1. M
2. S
3. S
4. H
5. D
6. D
7. S
8. Y
9. T
10. S
11. A
12. D
13. N
14. S
15. S
16. S
17. H
18. S
114
Lampiran 11
DISTRIBUSI FREKUENSI
1. Data Umum Responden
Berdasarkan Usia
1. Kelompok Jus Sirsak
kategori umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 1 5.6 5.6 5.6
2 5 27.8 27.8 33.3
3 3 16.7 16.7 50.0
4 7 38.9 38.9 88.9
5 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
2. Kelompok Jus Nanas
kategori umur
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid 1 5 27.8 27.8 27.8
2 2 11.1 11.1 38.9
3 3 16.7 16.7 55.6
4 4 22.2 22.2 77.8
5 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
115
Berdasarkan Jenis Kelamin
1. Kelompok Jus Sirsak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki – laki 11 61.1 61.1 61.1
Perempuan 7 38.9 38.9 100.0
Total 18 100.0 100.0
2. Kelompok Jus Nanas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Laki – laki 7 38.9 38.9 38.9
Perempuan 11 61.1 61.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
116
Berdasarkan Pendidikan
1. Kelompok Jus Sirsak
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 6 33.3 33.3 33.3
SMP 3 16.7 16.7 50.0
SMA 6 33.3 33.3 83.3
SARJANA 3 16.7 16.7 100.0
Total 18 100.0 100.0
2. Kelompok Jus Nanas
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid SD 2 11.1 11.1 11.1
SMP 7 38.9 38.9 50.0
SMA 4 22.2 22.2 72.2
SARJANA 5 27.8 27.8 100.0
Total 18 100.0 100.0
117
Berdasarkan Pekerjaan
1. Kelompok Jus Sirsak
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IBU RUMAH TANGGA 7 38.9 38.9 38.9
PENSIUNAN 2 11.1 11.1 50.0
SWASTA 4 22.2 22.2 72.2
PNS 1 5.6 5.6 77.8
BURUH/TANI 4 22.2 22.2 100.0
Total 18 100.0 100.0
2. Kelompok Jus Nanas
PEKERJAAN_RESPONDEN_NANAS
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid IBU RUMAH TANGGA 9 50.0 50.0 50.0
PENSIUNAN 1 5.6 5.6 55.6
SWASTA 4 22.2 22.2 77.8
PNS 2 11.1 11.1 88.9
BURUH/TANI 2 11.1 11.1 100.0
Total 18 100.0 100.0
118
Lampiran 12
UJI NORMALITAS
1. Kelompok Jus Sirsak
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE_TEST .215 18 .027 .896 18 .048
POST_TEST .194 18 .071 .881 18 .027
a. Lilliefors Significance Correction
2. Kelompok Jus Nanas
Tests of Normality
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
PRE_TEST .190 18 .084 .837 18 .005
POST_TEST .128 18 .200* .913 18 .096
a. Lilliefors Significance Correction
*. This is a lower bound of the true significance.
3. Efektivitas Jus Sirsak dan Jus Nanas
Tests of Normality
KELOMPOK_PERLA
KUAN
Kolmogorov-Smirnova Shapiro-Wilk
Statistic df Sig. Statistic df Sig.
SELISIH JUS SIRSAK .172 18 .169 .928 18 .177
JUS NANAS .188 18 .093 .910 18 .087
a. Lilliefors Significance Correction
119
Lampiran 13
HASIL UJI STATISTIK
UJI WILCOXON KELOMPOK JUS SIRSAK
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRE_TEST 18 8.7500 1.49833 6.00 13.10
POST_TEST 18 7.1444 1.26827 4.90 11.00
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POST_TEST - PRE_TEST Negative Ranks 18a 9.50 171.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 18
a. POST_TEST < PRE_TEST
b. POST_TEST > PRE_TEST
c. POST_TEST = PRE_TEST
Test Statisticsb
POST_TEST - PRE_TEST
Z -3.730a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
120
Lampiran 14
UJI WILCOXON KELOMPOK JUS NANAS
Descriptive Statistics
N Mean Std. Deviation Minimum Maximum
PRE_TEST 18 8.0389 1.18080 6.70 11.70
POST_TEST 18 6.8722 .95536 5.60 9.60
Ranks
N Mean Rank Sum of Ranks
POST_TEST - PRE_TEST Negative Ranks 18a 9.50 171.00
Positive Ranks 0b .00 .00
Ties 0c
Total 18
a. POST_TEST < PRE_TEST
b. POST_TEST > PRE_TEST
c. POST_TEST = PRE_TEST
Test Statisticsb
POST_TEST - PRE_TEST
Z -3.729a
Asymp. Sig. (2-tailed) .000
a. Based on positive ranks.
b. Wilcoxon Signed Ranks Test
121
Lampiran 15
UJI INDEPENDENT T – TEST
KELOMPOK JUS SIRSAK DAN JUS NANAS
Group Statistics
KELOMPOK_PERLAKUAN N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
SELISIH JUS SIRSAK 18 1.6056 .41934 .09884
JUS NANAS 18 1.1667 .49349 .11632
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality of
Variances t-test for Equality of Means
F Sig. t Df
Sig. (2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence Interval of
the Difference
Lower Upper
SELISIH Equal
variances
assumed
.339 .564 2.875 34 .007 .43889 .15264 .12869 .74909
Equal
variances
not
assumed
2.875 33.137 .007 .43889 .15264 .12839 .74939
122
Lampiran 16
DOKUMENTASI PENELITIAN
123
Lampiran 17
Lembar Konsultasi Bimbingan
124
125
126
127
Lampiran 18
Jadwal Penyusunan Skripsi
No Kegiatan Bulan
Desember Januari Februari Maret April Mei Juni Juli
1. Pengajuan dan konsul judul
2. Penyusunan proposal
3. Bimbingan proposal
4. Ujian proposal
5. Revisi proposal
6. Pengambilan data (Penelitian)
7. Penyusunan skripsi
8. Ujian skripsi
128
Lampiran 19
LEMBAR REVISI SKRIPSI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI
NIM : 201502054
JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK
(ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS
COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM
URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN
MADIUN.
NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI
1.
2.
3.
4.
5.
71
78 – 83
86
88
90
V
V
V
VI
-
Penambahan proses eksperimen
Penambahan tulisan tabel pada
pembahasan
Keterbatasan Penelitian diganti
Saran bagi peneliti selanjutnya
ditambahi
Penulisan spasi daftar pustaka
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Madiun, Juli 2019
Ketua Dewan Penguji
Edy Bachrun, S.KM., M.Kes
NIS. 20050003
129
LEMBAR REVISI SKRIPSI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI
NIM : 201502054
JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK
(ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS
COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM
URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN
MADIUN.
NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI
1.
2.
3.
86
88
88
V
VI
VI
Keterbatasan penelitian diganti
Saran bagi peneliti selanjutnya
ditambahi
Saran untuk responden ditambah
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Madiun, Juli 2019
Dewan Penguji I
Cholik Harun R, M.Kes
NIS. 20050006
130
LEMBAR REVISI SKRIPSI
PROGRAM STUDI KEPERAWATAN
STIKES BHAKTI HUSADA MULIA MADIUN
NAMA : HENNY MUSTIKA SANTI
NIM : 201502054
JUDUL : PERBEDAAN EFEKTIVITAS PEMBERIAN JUS SIRSAK
(ANNONA MURICATA) DAN JUS NANAS (ANANAS
COMOSUS) TERHADAP PERUBAHAN KADAR ASAM
URAT (URIC ACID) PADA PENDERITA HIPERURISEMIA DI
WILAYAH KERJA PUSKESMAS GEGER KABUPATEN
MADIUN.
NO HALAMAN BAB MASUKAN REVISI
1.
2.
86
88
V
VI
Keterbatasan penelitian diganti
Saran bagi peneliti selanjutnya
ditambahi
Sudah
Direvisi
Sudah
Direvisi
Madiun, Juli 2019
Dewan Penguji II
Priyoto, S.Kep., Ns., M.Kes
NIS. 20150115