Post on 16-May-2022
SKRIPSI
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MAHASISWA UNTUK
MENJADI ENTREPRENEUR ISLAMI
(STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR)
IKA SRI WAHYUNI
105720281610
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
ANALISIS FAKTOR-FAKTOR YANG MEMOTIVASI MAHASISWA UNTUK
MENJADI ENTREPRENEUR ISLAMI
(STUDI KASUS DI FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS
MUHAMMADIYAH MAKASSAR)
IKA SRI WAHYUNI
105720281610
Untuk Memenuhi Persyaratan Guna Memperoleh Gelar Sarjana
Ekonomi Pada Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2014
iii
HALAMAN PENGESAHAN
Skripsi atas nama ika Sri Wahyuni, Nim 10572 02816 10 ini telah diperiksa dan
diterima oleh Panitia Ujian Skripsi Fakultas Ekonomi dan Bisnis dengan surat
keputusan Rektor Universitas Muhammadiyah Makassar Nomor : Tahun 1432
H, 2014 M dan telah dipertahuhkan didepan penguji pada hari Ahad tanggal 08
November 2014, sebagai salah satu syarat gelar memperoleh gelar Sarjana
Ekonomi pada Jurusan Manajemen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 15 Desember 2014
Panitia Penguji :
1. Pengawas Umum : Dr. H. Irwan Akib, M.Pd (.....................................)
(Rektor Unismuh Makassar)
2. Ketua : Dr. H. Mahmud Nuhung, M. A (....................................)
(Dek. Fak. Ekonomi dan Bisnis)
3. Sekretaris : Drs. H. Sultan Sarda, MM (...................................)
(Wakil Dek. 1 Fak. Eko dan Bisnis)
4. Penguji :
a. Dr. H. Mahmud Nuhung, M. A (...................................)
b. Faidhul Adziem, SE (...................................)
c. Hj. Naidah, SE, M.Si (...................................)
d. Ismail Rasulong, SE, MM (...................................)
ii
HALAMAN PERSETUJUAN
Judul Penelitian : Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa
Untuk Menjadi Entrepreneur Islami (Studi Kasus Di
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar )
Nama Mahasiswa : Ika Sri Wahyuni
No. Stambuk : 10572 02816 10
Fakultas : Ekonomi dan Bisnis
Jurusan : Manajemen
Menyatakan bahwa skripsi ini telah diperiksa dan telah diajukan didepan
panitia penguji skripsi strata satu (S1) pada hari ahad 08 November 2014 Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Makassar, 08 Desember 2014
Menyetujui :
Pembimbing I Pembimbing II
Dr. A. Ifayani Haanurat, MM Asri Jaya, SE., MM
Mengetahui :
Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Ketua Jurusan Manajemen
Dr. H. Mahmud Nuhung, MA Moh. Aris Pasigai, SE., MM
KTMA. 497 794 NBM : 1093485
iv
KATA PENGANTAR
Asslamu ‘Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillahirabbilalamin, Segala puji dan syukur kehadirat Allah
SWT, bahwa dengan rahmat dan hidayah-Nya yang telah memberikan kesehatan
dan kesabaran, serta tak lupa penulis panjatkan shalawat kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul
“Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa Untuk Menjadi
Entrepreneur Islami (Studi Kasus Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar)”, yang ditujukan untuk melengkapi
persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi pada Fakultas Ekonomi
Dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar.
Kehidupan ini penuh dinamika, penulis selalu berusaha mencoba untuk
terus belajar dan berproses dimanapun, kapanpun dan dengan siapapun, termasuk
ketika penulis berproses dalam mengerjakan skripsi ini. Dalam proses tersebut
penulis melewati bersama sekian banyak orang-orang tercinta, saudara dan
sahabat terbaik serta teman-teman dekat. Melalui kesempatan ini penulis ingin
mengungkapkan perasaan terdalam kepada semua orang yang telah banyak
membantu dalam penyusunan skripsi ini. Kepada mereka, dengan segenap cinta
dan kerendahan hati, penulis ingin mengucapkan rasa bangga dan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada:
v
1. Dr. A. Ifayani Haanurat, MM dan Asri Jaya, SE., MM yang telah banyak
mengorbankan waktu dan tenaganya untuk berbagi pengalaman dan saran-
saran yang luar biasa kepada penulis.
2. Terima kasih kepada seluruh kalangan yang ada di lingkungan kampus
Universitas Muhammadiyah Makassar terutama Fakultas Ekonomi dan
Bisnis; yang saya hormati Dekan Fakultas ekonomi, Ketua jurusan,
Seluruh staf dosen dan seluruh staf pegawai di Fakultas ekonomi dan
Bisnis Unismuh Makassar.
3. Ucapan terima kasih yang teramat istimewa penulis haturkan kepada
kedua orang tua, yang telah merawat, mendidik, dan menyekolahkan
penulis sehinggga dapat menyelesaikan pendidikan di Perguruan Tinggi.
4. Terima kasih untuk para Mahasiswa(i) Jurusan Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar yang telah mau menyempatkan
waktunya untuk membantu mengisi kusioner penulis sehingga
mempermudah proses penelitian.
5. Kepada rekan-rekan mahasiswa Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar khususnya Manajemen 11.010 khususnya
kepada sahabat saya Awaluddin yang banyak membantu proses pembuatan
skripsi saya.
vi
Akhir kata, penulis berharap agar tugas akhir ini bermanfaat namun
meskipun demikian penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dan
ketidaksempurnaan dari penulisan skripsi ini sehingga setiap krtikan dan masukan
yang membangun akan disambut dengan gembira oleh penulis.
Makassar, November 2014
Ika Sri Wahyuni
vii
ABSTRAK
Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa Untuk Menjadi
Entrepreneur Islami (Studi Kasus Di Fakultas Ekonomi Dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar)
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis dan memperoleh bukti atas
analisis faktor-faktor yang memotivasi mahasiswa yang berjiwaIslami menjadi
entrepreneur. Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan kontribusi
terhadap mahasiswa khususnya di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas
Muhammadiyah Makassar yang berkeinginan menjadi entrepreneur.
Objek dari penelitian ini adalah para mahasiswa Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar sebanyak 100 orang. Analisis data
yang digunakan adalah secara deskriptif untuk menjelaskan data penelitian dan
deskripsi penelitian, sedangkan untuk menganalisis data kuantitatif menggunakan
alat analisis regresi linear berganda.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa keberhasilan diri, toleransi akan
resiko dan kebebasan dalam bekerja berpengaruh terhadap motivasi mahasiswa
yang berjiwa Islami menjadi entrepreneur dengan variabel keberhasilan diri
sebagai variabel yang paling berpengaruh.
Kata kunci: Motivasi, keberhasilan diri, toleransi akan resiko, kebebasan dalam
bekerja dan entrepreneur Islami.
iii
DAFTAR ISI
HALAMA JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
KATA PENGANTAR .................................................................................... iv
DAFTAR ISI ................................................................................................... vii
DAFTAR TABEL ........................................................................................... xi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ..............................................................................1
B. Rumusan Masalah .........................................................................9
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian ....................................................10
BAB II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi ........................................................................................12
B. Wirausaha ....................................................................................17
C. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Menjadi Entrepreneur .............21
1. Keberhasilan Diri Dari Berwirausaha .....................................21
2. Toleransi Akan Resiko ..........................................................25
3. Keinginan Merasakan Kebebasan Dalam Bekerja .................27
D. Entrepreneur Islami .....................................................................30
1. Etos Perdagangan Islami .......................................................37
2. Komitmen Bisnis Dalam Prinsip Islam .................................41
iv
E. Kerangka Pikir .............................................................................42
F. Hipotesis .......................................................................................43
BAB III. METODOLOGI PENELITIAN
A. Metode Penelitian Yang Digunakan ............................................44
B. Tempat Dan Waktu Penelitian ......................................................45
C. Populasi Dan Sampel ...................................................................45
1. Populasi .................................................................................45
2. Sampel ...................................................................................46
D. Teknik Pengumpulan Data ..........................................................47
1. Penelitian Kepustakaan (Library Research) ..........................47
2. Penelitian Lapangan (Field Research) ...................................47
E. Jenis Dan Sumber Data ................................................................48
1. Jenis Data ...............................................................................48
2. Sumber Data ..........................................................................48
F. Teknik Analisis Data ...................................................................48
1. Pengujian Validitas ................................................................48
2. Pengujian Realibilitas ............................................................49
3. Analisis Regresi Linear Berganda ..........................................49
4. Pengujian Hipotesis ...............................................................50
a. Uji T (Uji Parsial) ............................................................50
b. Uji F (Uji Serempak) .......................................................51
5. Analisis Koefisien Determinasi (R2) .....................................51
G. Defenisi Operasional ...................................................................52
v
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden ...................................................... 54
1. Jenis Kelamin ......................................................................... 54
2. Umur ...................................................................................... 55
3. Jurusan ................................................................................... 55
4. Angkatan ................................................................................ 56
B. Analisis Deskriptif ....................................................................... 57
1. Deskripsi Variabel Keberhasilan Diri (X1) ............................ 58
2. Deskripsi Variabel Toleransi Akan Resiko (X2) .................... 59
3. Deskripsi Variabel Kebebasan Dalam Bekerja (X3) .............. 61
4. Deskripsi Variabel Entrepreneur (Y) ...................................... 62
C. Hasil Uji kualitas Data ................................................................. 63
1. Uji Validitas ........................................................................... 64
2. Uji Reliabilitas ....................................................................... 65
D. Analisis Regresi Linear Berganda ............................................... 66
E. Analisis Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 67
F. Pengujian Hipotesis ..................................................................... 68
1. Uji T (Uji Parsial) .................................................................. 68
2. Uji F (Uji Serempak) ............................................................. 70
BAB V. PENUTUP
A. Kesimpulan .................................................................................. 71
B. Saran ............................................................................................ 72
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 73
vi
LAMPIRAN ....................................................................................................... 76
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Pikir ............................................................................... 43
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 4.1 Responden Menurut Jenis Kelamin ................................................. 54
Tabel 4.2 Responden Menurut Umur ............................................................... 55
Tabel 4.3 Responden Menurut Jurusan ............................................................ 56
Tabel 4.4 Responden Menurut Angkatan......................................................... 56
Tabel 4.5 Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Diri ....................... 58
Tabel 4.6 Tanggapan Responden Mengenai Toleransi Akan Resiko .............. 60
Tabel 4.7 Tanggapan Responden Mengenai Kebebasan Dalam Bekerja ........ 61
Tabel 4.8 Tanggapan Responden Mengenai Entrepreneur .............................. 63
Tabel 4.9 Hasil Pengujian Validitas ................................................................ 64
Tabel 4.10 Hasil Uji Relialibilitas .................................................................... 65
Tabel 4.11 Tabel Coefficient Hasil Analisis Regresi Berganda ...................... 66
Tabel 4.12 Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi (R2) .................... 67
Tabel 4.13 Hasil Perhitungan Uji F.................................................................. 70
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di negara maju, para entrepreneur telah memperkaya pasar dengan
produk-produk yang inovatif. Tahun 1980-an di Amerika telah lahir sebanyak 20
juta entrepreneur, mereka menciptakan lapangan kerja baru. Demikian pula di
Eropa Timur, entrepreneur ini mulai bermunculan.Bahkan Negeri China, yang
menganut paham komunis, mulai membuka diri terhadap lahirnya entrepreneur.
Semakin maju suatu Negara semakin banyak orang yang terdidik, dan
banyak pula orang yang menganggur, maka semakin dirasakan pentingnya dunia
entrepreneur. Pembangunan akan lebih berhasi jika ditunjang oleh para
entrepreneur yang dapat membuka lapangan kerja karena kemampuan pemerintah
sangat terbatas. Pemerintah tidak akan mampu menggarap semua pembangunan
karena sangat banyak membutuhkan anggaran belanja, personalia, dan
pengawasan.
Oleh sebab itu, wirausaha merupakan potensi pembangunan, baik dalam
jumlah maupun dalam mutu wirausaha itu sendiri. Sekarang ini kita menghadapi
kenyataan bahwa jumlah Entrepreneur Indonesia masih sedikit dan mutunya
belum bisa dikatakan hebat, sehingga persoalan pembangunan wirausaha
Indonesia merupakan persoalan mendesak bagi suksesnya pembangunan. Jika kita
perhatikan manfaat adanya entrepreneur banyak sekali. Lebih rinci manfaatnya
antara lain (Buchari Alma, 2009):
2
1. Menambah daya tampung tenaga kerja, sehingga dapat mengurangi
pengangguran.
2. Sebagai generator pembangunan lingkungan, bidang produksi, distribusi,
kesejahteraan, dan sebagainya.
3. Menjadi contoh bagi anggota masyarakat lain, sebagai pribadi unggul yang
patut dicontoh, diteladani, karena seorang entrepreneur itu adalah terpuji,
jujur, berani, hidup tidak merugikan orang lain.
4. Selalu menghormati hukum dan peraturan yang berlaku, berusaha selalu
menjaga dan membangun lingkungan.
5. Berusaha memberi bantuan kepada orang lain dan pembangunan sosial sesuai
dengan kemampuannya.
6. Berusaha mendidik karyawan menjadi orang mandiri, disiplin, jujur, tekun
dalam menghadapi pekerjaan.
7. Member contoh bagaimana kita harus bekerja keras, tetapi tidak melupakan
perintah-perintah agama.
8. Hidup secara efisien, tidak berfoya-foya dan tidak boros.
9. Memelihara keserasian lingkungan, baik dalam pergaulan maupun kebersihan
lingkungan.
Melihat banyaknya manfaat adanya entrepreneur diatas, maka terdapat dua
darma bakti para entrepreneur terhadap pembangunan bangsa, yaitu:
1. Sebagai entrepreneur, memberikan darma baktinya melancarkan proses
produksi, distribusi, dan konsumsi. Wirausaha mengatasi kesulitan lapangan
kerja, meningkatkan pendapatan masyarakat.
3
2. Sebagai pejuang bangsa dalam bidang ekonomi, meningkatkan ketahanan
nasional, mengurangi ketergantungan pada bangsa lain.
Demikian besar darma bakti yang dapat disumbangkan oleh para
entrepreneur terhadap pembangunan bangsa, namun masih saja orang kurang
berminat menekuni profesi tersebut. Penyebab dari kurangnya minat ini
mempunyai latar belakang pandangan negatif masyarakat, antara lain sifat agresif,
bersaing, egois, tidak jujur, kikir, sumber penghasilan tidak stabil, kurang
terhormat, pekerjaan rendah, dan sebagainya. Pandangan semacam ini dianut oleh
sebagian besar penduduk, sehingga mereka tidak tertarik dengan dunia wirausaha.
Mereka tidak ingin anak-anaknya terjun di bidang ini, dan berusaha mengalihkan
perhatian anak untuk menjadi pegawai negeri, apalagi bila anaknya sudah
berstatus lulus perguruan tinggi. Mereka mengatakan, “untuk apa sekolah tinggi,
jika hanya mau jadi pedagang.” Pandangan seperti ini sudah berkesan jauh di
lubuk hati sebagian rakyat kita, mulai sejak zaman penjajahan Belanda sampai
beberapa dekade masa kemerdekaan. Pandangan seperti ini menyebabkan rakyat
Indonesia tidak termotivasi terjun ke dunia bisnis. Kita tertinggal jauh dari negara
tetangga, yang seakan-akan memiliki spesialisasi dalam profesi bisnis. Mereka
dapat mengembangkan bisnis besar-besaran mulai dari industry hulu sampai ke
industry hilir, meliputi usaha jasa, perbankan, perdagangan besar (grosir),
perdagangan eceran besar (department store, swalayan), eceran kecil (retail),
eksportir, importir, dan berbagai bentuk usaha lainya dalam berbagai jenis
komoditi.
4
Rakyat Indonesia yang sebagian besar beragama Islam lupa, tidak banyak
mengetahui akan ajaran Islam tentang pekerjaan di bidang bisnis. Pernah
Rasulullah Saw. Ditanya oleh para sahabat, Pekerjaan apakah yang paling baik
ya Rasulullah? Rasulullah menjawab, seseorang bekerja dengan tanganya sendiri
dan setiap jual beli yang bersih (HR. Al-Bazzar). Jual beli yang bersih berarti
sebagian dari profesi bisnis. Selain itu para ulama telah sepakat mengenai
kebaikan pekerjaan dagang (jual beli), sebagai perkara yang telah dipraktikan
sejak zaman Nabi hingga masa kini. Dalam hadis lain Rasulullah bersabda,
pedagang yang jujur lagi terpercaya adalah bersama-sama para Nabi, orang
shadiqiin, dan para syuhada (HR. Tirmidzi dan Hakim). Memang demikian,
menjadi seorang entrepreneur dalam menjalankan kegiatanya (berbisnis) harus
dilandasi dengan kejujuran. Apabila orang berbisnis tidak jujur, maka
tanggunglah kehancuranya. Apabila ia jujur, maka ia akan mendapat keuntungan
dari segala penjuru yang tidak ia duga dari mana datangnya, demikian menurut
ajaran agama.
Saat ini, banyak anak muda mulai tertarik dan melirik profesi bisnis yang
cukup menjanjikan masa depan cerah. Diawali oleh anak-anak pejabat, para
sarjana dan diploma lulusan perguruan tinggi, sudah mulai terjun ke pekerjaan
bidang bisnis. Kaum remaja zaman sekarang, dengan latar belakang profesi orang
tua yang beraneka ragam mulai mengarahkan pandanganya ke bidang bisnis. Hal
ini didorong oleh persaingan diantara pencari kerja yang mulai ketat. Lowongan
pekerjaan mulai terasa sempit. Posisi pegawai negeri kurang menarik, ditambah
lagi dengan policy zero growth oleh pemerintah dalam bidang kepegawaian. Saat
5
ini orang tua sudah tidak berpandangan negatif lagi pada dunia bisnis. Anak-anak
muda tidak lagi malu berdagang. Bahkan para artis banyak terjun ke dunia bisnis
yang bergerak dalam berbagai komoditi.
Peter Drucker (1993) menyatakan bahwa seluruh proses perubahan
ekonomi pada akhirnya tergantung dari orang yang menyebabkan timbulnya
perubahan tersebut yakni sang “entrepreneur”. Kebanyakan perusahaan yang
sedang tumbuh dan yang bersifat inovatif menunjukan suatu jiwa (spirit)
entrepreneur. Korporasi-korporasi berupaya untuk mendorong para manajer
mereka menjadi orang-orang yang berjiwa entrepreneur, universitas-universitas
sedang mengembangkan program-program entrepreneurship, dan para
entrepreneur individual menimbulkan perubahan-perubahan dramatik dalam
masyarakat. Keberhasilan pembangunan yang dicapai oleh negara Jepang ternyata
disponsori oleh para entrepreneur yang berjumlah 2 % tingkat sedang,
berwirausaha kecil sebanyak 20% dari jumlah penduduknya. Inilah kunci
keberhasilan pembangunan negara Jepang (Heidjrachman Ranu, 1982).
Sejak tahun 1950-an, penelitian psikologi organisasi dalam
menginvestigasi motivasi kerja telah mengalami kemajuan dari model yang statis
ke proses model yang dinamis, dan menggunakan teori proses yang terarah.
Penelitian mengenai kewirausahaan telah mengalami perkembangan secara terus-
menerus dengan cara yang sama, menyesuaikan atau mengadaptasi penemuan
organisasi psikologi untuk memahami lebih baik motivasi untuk menjadi seorang
entrepreneur.
6
Buchari Alma (2009) menyatakan Krisis ekonomi pada akhir abad 20 yang
melanda di berbagai belahan dunia, khususnya Asia Tenggara merupakan krisis
yang mengkibatkan colaps-nya perekonomian di banyak negara. Krisis ini
berdampak pula pada perusahaan-perusahaan di negara-negara tersebut termasuk
Indonesia. Banyak perusahaan besar di Indonesia terpaksa “gulung tikar” karena
tidak sanggup menghadapi krisis ini. Dilain pihak saat krisis ekonomi melanda
ternyata yang lebih mampu menghadapi krisis ialah para entrepreneur yang
kebanyakan modalnya milik pribadi. Mereka ini lebih kuat menghadapi dampak
krisis ekonomi dibandingkan perusahaan-perusahaan besar yang sebagian besar
dari mereka mengandalkan modal gabungan dan pinjaman, sehingga ketika jatuh
tempo mereka kesulitan untuk membayar karena dampak dari nilai dollar yang
menguat dibanding rupiah.
Mengetahui keadaan tersebut, dapat terlihat adanya peluang besar untuk
mengembangkan diri menjadi seorang entrepreneur. Pengembangan ini perlu
dilakukan oleh masyarakat Indonesia khususnya generasi muda, terutama pada
saat mereka menempuh pendidikan. Penumbuh kembangan motivasi wirausaha
dalam pendidikan perguruan tinggi menjanjikan harapan cerah bagi terciptanya
sumber daya manusia yang mandiri dalam berfikir dan bertindak, mampu
menerapkan ilmu yang dipahaminya untuk kesejahteraan diri dan masyarakatnya.
Adanya jiwa entrepreneur sangat diperlukan bagi pengembangan individu dalam
mengarungi kehidupan disamping secara lebih luas lagi yaitu untuk
mengembangkan kemandirian bangsa. Wirausaha bukan sekedar berbisnis apalagi
sekedar berdagang, hal ini penting untuk dimengerti agar tidak terjadi kesalahan
7
arti dan pemahaman yang sempit. Jiwa wirausaha perlu dimiliki oleh semua
mahasiswa dari berbagai disiplin ilmu, yang mana untuk pemanfaatan dan
memajukan kegiatan pada bidang disiplin ilmu masing-masing semua
memerlukan adanya jiwa entrepreneur agar dapat diperoleh kemajuan (inovasi).
Budaya Kewirausahaan yang tumbuh secara alami dalam suatu keluarga
atau kelompok masyarakat Indonesia merupakan suatu aset yang sangat berharga
bagi bangsa Indonesia. Dinamika perekonomian bangsa yang bertumpu pada
pertumbuhan budaya kewirausahaan tradisional ini, perlu diberikan motivasi
dalam suatu kegiatan pendidikan khususnya di perguruan tinggi secara umum,
Program Pengembangan Kewirausahaan dengan memberikan motivasi di
Perguruan Tinggi dilaksanakan untuk menumbuhkembangkan budaya
kewirausahaan di lingkungan perguruan tinggi untuk mendorong terciptanya
entrepreneur baru dengan menerapkan ilmu yang dipelajari dalam berwirausaha.
Menurut Adi Susanto (2000), beberapa motivasi yang dapat mendorong
seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu keinginan merasakan pekerjaan
bebas, keberhasilan diri yang dicapai, dan toleransi akan adanya resiko.
Kebebasan dalam bekerja merupakan sebuah model kerja dimana seseorang
melakukan pekerjaan sedikit tetapi memperoleh hasil yang besar. Berangkat kerja
tanpa terikat pada aturan atau jam kerja formal, atau berbisnis jarang-jarang tetapi
sekali mendapat untung, untungnya cukup untuk dinikmati berbulan-bulan atau
cukup untuk sekian minggu kedepan. Keberhasilan diri yang dicapai merupakan
pencapaian tujuan kerja yang diharapkan, yang meliputi kepuasan dalam bekerja
dan kenyamanan kerja. Toleransi akan resiko, merupakan seberapa besar
8
kemampuan dan kreativitas seseorang dalam menyelesaikan besar kecilnya suatu
resiko yang diambil untuk mendapatkan penghasilan yang diharapkan. Semakin
besar seseorang pada kemampuan diri sendiri, semakin besar pula keyakinanya
terhadap kesanggupan mendapatkan hasil dari keputusanya dan semakin besar
keyakinanya untuk mencoba apa yang dilihat orang lain beresiko.
Saat ini negara kita mulai menyebarluaskan pengetahuan kewirausahaan.
Perguruan tinggi mewajibkan semua jurusan untuk memberikan mata kuliah
kewirausahaan yang bertujuan agar lulusan perguruan tinggi tidak bingung dan
canggung terjun ke masyarakat, mereka memiliki mental seorang entrepreneur
dan dapat mengenal pepohonan wirausaha yang akan dirintis, tidak gelap lagi
seperti melihat hutan rimba, tidak tau arah tujuan. Tidak lagi menyalahkan
perguruan tingginya, yang menghasilkan lulusan menjadi penganggur.
Peneliti melakukan penelitian dengan memilih Universitas
Muhammadiyah Makassar sebagai objek tempat penelitian karena Universitas
Muhammadiyah Makassar merupakan Universitas Swasta dengan jumlah
mahasiswa terbanyak di Sulawesi Selatan telah menghasilkan banyak lulusan.
Selanjutnya peneliti lebih menspesifikan obyek penelitianya kepada Mahasiswa
S1 Fakultas Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Arah dan tujuan pembinaan kemahasiswaan di Fakultas Ekonomi
Universitas Muhammadiyah Makassar diarahkan untuk menumbuhkan tanggung
jawab mahasiswa yang secara esensial adalah mengembangkan kepribadian yang
sehat dan tangguh, taqwa, berkemampuan berpikir analitis dan sintetis, berilmu
tinggi, berketerampilan, bermoral Pancasila dan berbudi luhur. Sebagai
9
penganalisis, mahasiswa bukan semata-mata pemburu ijasah, tetapi seharusnya
penghasil gagasan yang disajikan dalam pemikiran yang teratur sesuai dengan
hakikat ilmu pengetahuan.
Data Jumlah Mahasiwa Terdaftar (JMT) Fakultas Ekonomi Universitas
Muhammadiyah Makassar Tahun 2010 – 2013
Tahun
Program Studi
Jumlah
Manajemen Akuntansi IESP
2010 588 663 56 1307
2011 488 425 62 975
2012 469 477 44 990
2013 557 574 63 1194
Jumlah 2102 2139 225 4466
Sumber: Simak Fakultas Ekonomi dan Bisnis Unismuh 2014
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka yang menjadi rumusan
masalah dalam penelitian ini adalah:
1. Apakah terdapat pengaruh motivasi keberhasilan diri terhadap keinginan
mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
2. Apakah terdapat pengaruh motivasi toleransi akan resiko seorang mahasiswa
terhadap keinginan mahasiswa tersebut untuk menjadi entrepreneur.
3. Apakah terdapat pengaruh motivasi merasakan kebebasan dalam bekerja
terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
10
C. Tujuan Dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan latar belakang dan rumusan masalah, maka tujuan
penelitian ini adalah sebagai berikut :
a. Untuk menganalisis pengaruh motivasi keberhasilan diri menjadi
entrepreneur terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
b. Untuk menganalisis pengaruh motivasi toleransi akan resiko seorang
mahasiswa terhadap keinginannya untuk menjadi entrepreneur.
c. Untuk menganalisis pengaruh motivasi merasakan kebebasan dalam
bekerja terhadap keinginan mahasiswa untuk menjadi entrepreneur.
2. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan berguna bagi:
a. Kegunaan yang bersifat teoritis:
Penelitian ini diharapkan dapat memperluas wawasan dan
memberikan sumbangan informasi bagi para ilmuan ekonomi sehingga
dapat memperkaya dan mengembangkan khasanah ilmu pengetahuan,
khususnya di bidang entrepreneurship.
b. Kegunaan yang bersifat praktis:
1) Bagi Penulis
Untuk menambah pengetahuan dan pengalaman penelitian serta
menguji kemampuan analisis masalah berdasarkan teori yang pernah
di dapat selama studi, khususnya yang berhubungan dengan Sumber
Daya Manusia.
11
2) Bagi Mahasiswa
Memberikan gambaran tentang pembuatan skripsi, khususnya yang
berkaitan dengan faktor-faktor yang dapat memotivasi mahasiswa
untuk menjadi entrepreneur atau berwirausaha sesuai dengan minat
atau bidang keahlian yang ditekuni.
3) Bagi Universitas
Dapat menambah dan memperkaya hasil-hasil penelitian, khususnya
yang berkaitan dengan aspek motivasi dan kewirausahaan.
4) Bagi Masyarakat Luas
Sebagai wacana dan pengetahuan tentang faktor-faktor yang dapat
memotivasi mahasiswa untuk berkeinginan menjadi entrepreneur.
12
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Motivasi
Menjadi seorang entrepreneur sering dipandang sebagai pilihan karir yang
menantang, dimana seseorang menghadapi kehidupan sehari – hari dalam situasi
kerja yang penuh dengan rintangan kerja, kegagalan, ketidakpastian, dan frustasi
yang dihubungkan dengan proses pembentukan usaha yang dilakukan. Gilad dan
Levine dalam Jonathan (2012) mengusulkan dua teori yang berkaitan erat dengan
motivasi menjadi seorang entrepreneur yaitu teori “dorongan” dan teori “tarikan”.
Teori “dorongan” berpendapat bahwa individu didorong kedalam kepengusahaan
oleh dorongan negative dari luar, seperti ketidakpuasan dalam bekerja, kesulitan
dalam menemukan pekerjaan, dan gaji yang tidak memuaskan, atau jadwal kerja
yang tidak fleksibel. Teori “tarikan” berpendapat bahwa individu ditarik kedalam
aktifitas yang berkaitan dengan pengusaha dalam pencarian kebebasan,
pemenuhan diri sendiri, kesejahteraan, dan hasil-hasil lain yang diinginkan.
Morgan dalam Jonathan (2012) mengemukakan bahwa motivasi bertalian
dengan tiga hal yang sekaligus merupakan aspek-aspek dari motivasi. Ketiga hal
tersebut yaitu keadaan yang mendorong tingkah laku (motivating states), tingkah
laku yang didorong oleh keadaan tersebut (motivated behavior), dan tujuan
daripada tingkah laku tersebut (goals or ends of such behavior). McDonald dalam
Sardiman (2007) mendefinisikan motivasi sebagai perubahan tenaga di dalam diri
13
seseorang yang ditandai oleh dorongan efektif dan reaksi-reaksi untuk mencapai
tujuan. Motivasi merupakan masalah komleks karena kebutuhan dan keinginan
setiap orang berbeda satu dengan yang lainya, hal ini disebabkan karena setiap
orang adalah unik secara biologis maupun psikologis, dan berkembang atas dasar
proses belajar yang berbeda pula (Suprihanto dkk, 2003).
Teori motivasi yang dikembangkan oleh Abraham H. Maslow dalam lianto
(2013) pada intinya berkisar pada pendapat bahwa manusia mempunyai lima
tingkat atau hierarki kebutuhan, yaitu:
1. kebutuhan fisiologikal (physiological needs), seperti: rasa lapar, haus,
istirahat dan sex
2. kebutuhan rasa aman (safety needs), tidak dalam arti fisik semata, akan tetapi
juga mental, psikologikal dan intelektual
3. kebutuhan akan kasih sayang (love needs)
4. kebutuhan akan harga diri (esteem needs), yang pada umumnya tercermin
dalam berbagai simbol-simbol status
5. aktualisasi diri (self actualization), dalam arti tersedianya kesempatan bagi
seseorang untuk mengembangkan potensi yang terdapat dalam dirinya
sehingga berubah menjadi kemampuan nyata.
Kebutuhan-kebutuhan yang disebut pertama (fisiologis) dan kedua
(keamanan) kadang-kadang diklasifikasikan dengan cara lain, misalnya dengan
menggolongkannya sebagai kebutuhan primer, sedangkan yang lainnya dikenal
pula dengan klasifikasi kebutuhan sekunder. Terlepas dari cara membuat
14
klasifikasi kebutuhan manusia itu, yang jelas adalah bahwa sifat, jenis dan
intensitas kebutuhan manusia berbeda satu orang dengan yang lainnya karena
manusia merupakan individu yang unik. Juga jelas bahwa kebutuhan manusia itu
tidak hanya bersifat materi, akan tetapi bersifat psikologikal, mental, intelektual
dan bahkan juga spiritual. motivasi seorang individu sangat dipengaruhi oleh
berbagai faktor, baik yang bersifat internal maupun eksternal. Termasuk pada
faktor internal yaitu persepsi seseorang mengenai diri sendiri, harga diri, harapan
pribadi, kebutuhaan, keinginan, kepuasan kerja, dan prestasi kerja yang
dihasilkan.
Menurut Gunarsa (2003), terdapat dua motif dasar yang menggerakan
perilaku seseorang, yaitu motif biologis yang berhubungan dengan kebutuhan
untuk mempertahankan hidup dan motif social yang berhubungan dengan
kebutuhan social.
Menurut McDonald dalam Sardiman (2007), terdapat tiga unsur yang
berkaitan dengan motivasi yaitu:
1. Motif dimulai dari adanya perubahan energy dalam pribadi, misalnya adanya
perubahan dalam system pencernaan dan menimbulkan motif lapar.
2. Motif ditandai dengan timbulnya perasaan (effectif arousal), misalnya karena
seseorang tertarik dengan tema diskusi yang sedang diikuti, maka dia akan
bertanya.
3. Motif ditandai dengan reaksi-reaksi untuk mencapai tujuan.
15
Berangkat dari kenyataan bahwa pemahaman tentang berbagai kebutuhan
manusia makin mendalam penyempurnaan dan koreksi dirasakan bukan hanya
tepat, akan tetapi juga memang diperlukan karena pengalaman menunjukkan
bahwa usaha pemuasan berbagai kebutuhan manusia berlangsung secara simultan.
Artinya, sambil memuaskan kebutuhan fisik, seseorang pada waktu yang
bersamaan ingin menikmati rasa aman, merasa dihargai, memerlukan teman serta
ingin berkembang. Pemikiran Maslow tentang teori kebutuhan tampak lebih
bersifat teoritis, namun telah memberikan fundasi dan mengilhami bagi
pengembangan teori-teori motivasi yang berorientasi pada kebutuhan berikutnya
yang lebih bersifat aplikatif.
Adapun jenis motivasi menurut Davis dan New Strom (2001) adalah
prestasi, afiliasi, kompetensi, dan kekuasaan.
1. Motivasi prestasi (achievement motivation), adalah dorongan dalam diri
seseorang untuk mengatasi segala tantangan dan hambatan dalam mencapai
tujuan. Entrepreneur yang berorientasi dan bekerja keras apabila mereka
memandang bahwa mereka akan memperoleh kebanggaan pribadi atas upaya
mereka, apabila hanya terdapat sedikit resiko gagal, dan apabila mereka
mendapat balikan spesifik tentang prestasi diwaktu lalu.
2. Motivasi afiliasi (affiliation motivation), adalah dorongan untuk berhubungan
dengan orang-orang atas dasar social. Orang-orang yang bermotivasi afiliasi
bekerja lebih baik apabila mereka dipuji karena sikap dan kerja sama mereka
yang menyenangkan.
16
3. Motivasi kompetensi (competence motivation), adalah dorongan untuk
mencapai keunggulan kerja, meningkatkan ketrampilan dalam memecahkan
masalah, dan berusaha keras untuk inovatif. Umumnya, mereka cenderung
melakukan pekerjaan dengan baik karena kepuasan batin yang mereka
rasakan dari melakukan pekerjaan itu dan penghargaan yang diperoleh dari
orang lain.
4. Motivasi kekuasaan (power motivation), adalah dorongan untuk
mempengaruhi orang-orang dan mengubah situasi. Orang-orang yang
bermotivasi kekuasaan ingin menimbulkan dampak dan mau memikul resiko
untuk melakukan hal itu.
Luthan (2006) menyatakan bahwa motivasi adalah proses yang dimulai
dengan defisiensi fisiologis dan psikologis yang menggerakan perilaku atau
dorongan yang ditunjukan untuk tujuan atau insentif. Dengan demikian kata kunci
untuk memahami proses motivasi bergantung pada pengertian dan hubungan
antara kebutuhan, dorongan, dan insentif. Menurut Masrukhin dan Waridin (2006)
motivasi merupakan factor psikologis yang menunjukan minat individu terhadap
pekerjaan, rasa puas dan ikut bertanggungjawab terhadap aktivitas atau pekerjaan
yang dilakukan. Sedangkan Yohanas (2006) menyatakan motivasi adalah faktor
yang kehadiranya dapat menimbulkan kepuasan kerja dan meningkatkan
produktivitas atau hasil kerja dan menimbulkan berbagai perilaku manusia.
17
B. Wirausaha
Menurut Winarso Drajat Widodo dalam Mandala (2012), wirausaha adalah
usaha atau bisnis yang selalu berusaha memindahkan segala sumber daya
ekonomi dari wilayah yang kurang produktif ke wilayah yang lebih produktif
untuk memperoleh penghasilan yang lebih besar, dan semakin besar. Pendapat
lain dari Rambat Lupiyoadi Jero Wacik dalam Mandala (2012) mendifinisikan
bahwa wirausaha adalah kegiatan yang melaksanakan proses penciptaan kekayaan
dan nilai tambah melalui peneloran dan penetasan gagasan, memadukan sumber
daya dan merealisasikan gagasan tersebut menjadi kenyataan. Wirausaha adalah
suatu proses peningkatan kesejahteraan yang dinamis. Kesejahteraan diciptakan
oleh yang menghadapi resiko terbesar dari sisi equity (modal), waktu, dan
komitmen untuk memberi nilai untuk suatu produk atau jasa. (Robert C dalam
Mandala, 2012).
Adapun tahap-tahap melakukan wirausaha secara umum yaitu:
1. Tahap memulai, tahap dimana seseorang yang berniat untuk melakuan usaha
mempersiapkan segala sesuatu yang diperlukan, diawali dengan melihat
peluang usaha baru yang memungkin untuk membuka usaha baru.
2. Tahap melaksanakan usaha, tahap ini seorang enptrepreneur mengelola
berbagai aspek yang terkait dengan usahanya, mencangkup aspek-aspek :
pembiayaan, SDM, kepemilikan, organisasi, kepemimpinan yang meliputi
bagaimana mengambil resiko dan mengambil keputusan, pemasaran, dan
melakukan evaluasi.
18
3. Mempertahankan usaha, tahap dimana entrepreneur berdasarkan hasil yang
telah dicapai melakukan analisis perkembangan yang dicapai untuk
ditindaklanjuti sesuai dengan kondisi yang dihadapi.
4. Mengembangkan usaha, tahap dimana jika hasil yang diperoleh positif,
mengalami perkembangan, dan dapat bertahan maka perluasan usaha menjadi
salah satu pilihan yang mungkin diambil.
Menurut Gede Prama (2004) ada beberapa sifat dasar dan kemampuan
yang dimiliki oleh seorang entrepreneur dalam berwirausaha, diantaranya adalah:
1. Entrepreneur adalah pencipta perubahan (the change creator), disini dituntut
tidak hanya mengelola perubahan, tetapi mampu menciptakan perubahan.
2. Entrepreneur selalu melihat perbedaan baik antara orang maupun antar
fenomena kehidupan sebagai peluang dibanding sebagai kesulitan.
3. Entrepreneur cenderung mudah jenuh terhadap segala kemampuan hidup
untuk kemudian bereksperimen dengan pembaharuan-pembaharuan.
4. Entrepreneur melihat pengetahuan dan pengalaman hanyalah alat untuk
memacu kreativitas.
5. Entrepreneur adalah seorang pakar tentang dirinya sendiri.
Carol Noore dalam Suryana (2003) menyatakan proses wirausaha diawali
dengan adanya inovasi. Inovasi tersebut dipengaruhi oleh berbagai factor, baik
yang berasal dari diri pribadi maupun luar pribadi, seperti pendidikan, sosiologi,
organisasi, kebudayaan dan lingkungan. Faktor-faktor tersebut membentuk control
diri, kreativitas, keinovasian, implementasi, dan pertumbuhan yang kemudian
19
berkembang menjadi wirausaha yang besar. Secara internal, keinovasian
dipengaruhi oleh faktor yang berasal dari individu, seperti toleransi, pendidikan,
pengalaman, dan sopan santun. Sedangkan faktor yang dari lingkungan
mempengaruhi model peran, aktivitas, dan peluang. Oleh karena itu, inovasi
berkembang menjadi sebuah wirausaha melalui proses yang dipengaruhi oleh
lingkungan, organisasi, dan keluarga.
Dalam berwirausaha, entrepreneur perlu memiliki kompetensi seperti
halnya profesi lain dalam kehidupan, kompetensi ini mendukung kearah
kesuksesan. Triton (2007) mengemukakan 10 kompetensi yang harus dimiliki
entrepreneur dalam menjalankan usahanya, yaitu:
1. Knowing your business, yaitu mengetahui usaha apa yang akan dilakukan.
Dengan kata lain, seorang entrepreneur harus mengetahui segala sesuatu yang
ada hubunganya dengan usaha atau bisnis yang akan dilakukan.
2. Knowing the basic business management, yaitu mengetahui dasar-dasar
pengelolaan bisnis, misalnya cara merancang usaha, mengorganisasi dan
mengendalikan perusahaan, termasuk dapat memperhitungkan, memprediksi,
mengadministrasikan, dan membukukan kegiatan-kegiatan usaha.
Mengetahui manajemen bisnis berarti memahami kiat, cara, proses dan
pengelolaan semua sumberdaya perusahaan secara efektif dan efisien.
3. Having the proper attitude, yaitu memiliki sikap yang sempurna terhadap
usaha yang dilakukannya. Dia harus bersikap seperti pedagang, industriawan,
pengusaha, eksekutif yang sungguh-sungguh dan tidak setengah hati.
20
4. Having adequate capital, yaitu memiliki modal yang cukup. Modal tidak
hanya bentuk materi tetapi juga rohani. Kepercayaan dan keteguhan hati
merupakan modal utama dalam usaha. Oleh karena itu harus cukup waktu,
cukup uang, cukup tenaga, tempat dan mental.
5. Managing finances effectively, yaitu memiliki kemampuan untuk mengelola
keuangan secara efektif dan efisien, mencari sumber dana dan
menggunakanya secara tepat, dan mengendalikanya secara akurat.
6. Managing time efficiently, yaitu mengatur waktu seefisien mungkin.
Mengatur, menghitung, dan menepati waktu sesuai kebutuhanya.
7. Managing people, yaitu kemampuan merencanakan, mengatur, mengarahkan
atau memotivasi, dan mengendalikan orang-orang dalam menjalankan
usahanya.
8. Statisfying customer by providing hight quality product, yaitu member
kepuasan kepada pelanggan dengan cara menyediakan barang dan jasa yang
bermutu, bermanfaat dan memuaskan.
9. Knowing method to compete, yaitu mengetahui strategi atau cara bersaing.
Wirausaha harus dapat mengungkapkan kekuatan (Strength), kelemahan
(weaks), peluang (opportunity), dan ancaman (threat), dirinya dan pesaing.
10. Copying with regulation and paper work, yaitu membuat aturan yang jelas
tersurat, bukan tersirat.
Wirausaha merupakan pilihan yang tepat bagi individu yang tertantang
untuk menciptakan kerja, bukan mencari kerja. Memperhatikan kondisi sekarang,
pembekalan dan penanaman jiwa entrepreneur pada mahasiswa dapat memotivasi
21
mahasiswa untuk melakukan kegiatan wirausaha. Pengalaman yang diperoleh di
bangku kuliah khususnya melalui mata kuliah kewirausahaan diharapkan dapat
dilanjutkan setelah lulus, sehingga munculah entrepreneur baru yang berhasil
menciptakan kerja, sekaligus menyerap tenaga kerja.
C. Faktor-Faktor Yang Memotivasi Menjadi Entrepreneur
Menurut Adi Tama dalam analisis faktor-faktor yang memotivasi
mahasiswa berkeinginan menjadi entrepreneur menyebutkan ada 3 faktor yang
memotivasi menjadi entrepreneur yaitu keberhasilan diri, toleransi akan resiko
dan kebebasan dalam bekerja.
1. Keberhasilan Diri Dari Berwirausaha
Ada dua ukuran tentang keberhasilan diri yang mendorong seseorang
untuk berwirausaha. Ukuran pertama dianalogikan dengan harapan, dan
ukuran kedua dianalogikan dengan hasil dari harapan tersebut. Keberhasilan
diri sebagai seorang entrepreneur di sini kemungkinan dari mendapatkan
kesempatan- kesempatan yang diinginkan dan keuntungan pekerjaan atas
pekerjaan yang telah dilakukan.
Lingkungan yang dinamis menyebabkan seorang entrepreneur
menghadapi keharusan untuk menyesuaikan dan mengembangkan diri agar
keberhasilan dapat dicapai. Seorang entrepreneur bukan saja mengikuti
perubahan yang terjadi dalam dunia usaha tapi perlu berubah seseringkali dan
22
dengan cepat memiliki pemikiran yang inovatif dan berorientasi pada masa
depan.
Keberhasilan diri sebagai salah satu wakil dari motivasi untuk menjadi
entrepreneur karena mempercayai bahwa orang-orang mungkin akan
termotivasi untuk menjadi entrepreneur apabila mereka percaya wirausaha
memiliki kemungkinan lebih besar untuk berhasil dari pada bekerja untuk
orang lain untuk mendapatkan hasil yang berharga. Salah satu faktor penting
dan menjadi daya penggerak bagi seseorang untuk menjadi entrepreneur
adalah keinginannya untuk memenuhi kebutuhanya untuk berhasil serta
menjauhi kegagalan. Jika seseorang memiliki kebutuhan tinggi untuk
berhasil, maka orang tersebut akan bekerja keras dan tekun belajar.
Menurut Pearce dalam Winardi (2003) ada beberapa karakteristik
entrepreneur yang berhasil yaitu:
a. Komitmen yang tinggi.
Tingkat komitmen para entrepreneur biasanya dapat terganggu oleh
kesediaan mereka untuk merusak kondisi kemakmuran pribadi mereka,
oleh kesediaan mereka untuk menginvestasi waktu, mentolerir standar
kehidupan lebih rendah, dibandingkan dengan standar hidup yang
sebenarnya dapat dinikmati mereka, dan bahkan pengorbanan waktu
berkumpul dengan keluarga mereka.
b. Dorongan atau rangsangan kuat untuk mencapai prestasi.
23
Salah satu diantara motivator-motivator kuat, yang mendorong para
entrepreneur adalah kebutuhan untuk meraih prestasi. Mereka secara
tipikal dirangsang oleh kebutuhan untuk melampaui hasil-hasil yang diraih
mereka pada masa lampau. Uang makin kurang berarti sebagai motivator,
dan uang lebih banyak dijadikan alat untuk mengukur hingga dimana
pencapaian prestasi mereka.
c. Orientasi kearah peluang-peluang serta tujuan-tujuan.
Para entrepreneur yang berhasil, cenderung memusatkan perhatian mereka
kepada peluang-peluang, yang mewakili kebutuhan-kebutuhan yang belum
terpenuhi atau problem-problem yang menuntut danya pemecahan-
pemecahan.
d. Fokus pengendalian internal.
Para entrepreneur yang berhasil, sangat yakin akan diri mereka sendiri.
Riset yang dilakukan orang telah menunjukan bahwa mereka beranggapan
bahwa meraka sendiri yang mengendalikan nasib usaha mereka, dan bukan
kekuatan-kekuatan luar yang mengendalikan dan menentukan hasil yang
mereka raih. Para entrepreneur yang berhasil juga bersikap sangat realistic
tentang kekuatan serta kelemahan mereka sendiri dan apa saja yang dapat
dilakukan mereka, dan apa yang tidak mungkin dilakukan mereka.
e. Toleransi terhadap ambiguitas.
Para entrepreneur yang baru memulai usaha baru mereka, menghadapi
kebutuhan untuk mengimbangkan pengeluaran-pengeluaran untuk gaji dan
upah karyawan mereka dengan hasil yang diraih. Pekerjaan-pekerjaan
24
secara konstan berubah, para pelanggan silih berganti, dan kemunduran
dan kejutan-kejutan merupakan hal yang tidak dapat dihindari.
f. Kemampuan untuk memecahkan masalah-masalah.
Para entrepreneur yang berhasil mencari problem-problem yang dapat
mempengaruhi keberhasilan mereka, dan mereka berusaha untuk
memecahkanya. Mereka tidak terintimidasi oleh situasi-situasi sulit.
Mereka dapat bersikap desisif (berani mengambil keputusan) dan meraka
dapat menunjukan kesabaran apabila persepsi jangka panjang dianggap
sebagai hal yang tepat.
g. Kemampuan untuk menghadapi kegagalan secara efektif.
Para entrepreneur tidak takut akan kegagalan, memang mereka sangat
mendambakan keberhasilan, tetapi apabila harus, mereka menerima
kegagalan dan memanfaatkanya sebagai suatu cara untuk belajar,
bagaimana lebih baik memanaje pada masa mendatang.
Menurut Baron dalam Mahesa (2012) keberhasilan usaha baru
tergantung pada keadaan perekonomian nasional pada saat bisnis diluncurkan.
Gurol dan Atsan dalam Mahesa (2012) mendefinisikan keberhasilan
berwirausaha sebagai pendorong keinginan seseorang untuk menjadi
entrepreneur, karena persepsi keberhasilan sebagai hasil menguntungkan atau
berharap untuk berakhir melalui pencapaian tujuan dari usahanya. Artinya,
jika seseorang mencapai tujuan usaha yang diinginkan melalui prestasi, ia
akan dianggap berhasil. Indikator keberhasilan yang sesungguhnya bukanlah
25
apa yang dicapai, tetapi apa yang dirasakan. Agar sukses atau berhasil, kita
harus menjadi bahagia.
2. Toleransi Akan Resiko
Dalam pengambilan keputusan pelaku bisnis atau seorang
entrepreneur sebaiknya mempertimbangkan tingkat toleransi akan adanya
resiko. Seorang entrepreneur dapat dikatakan risk averse (menghindari resiko)
dimana mereka hanya mau mengambil peluang tanpa resiko, dan seorang
entrepreneur dikatakan risk lover (menyukai resiko) dimana mereka
mengambil peluang dengan tingkat resiko yang tinggi. Kegiatan akan selalu
memiliki tingkat resiko yang berbanding lurus dengan tingkat
pengembalianya. Apabila anda menginginkan pengembalian atau hasil yang
tinggi, anda juga harus menerima tingginya tingkat resiko. Setiap individu
memiliki tingkat toleransi yang berbeda – beda terhadap resiko, ada yang
senang dengan resiko dengan tingkat pengembalian yang diinginkan dan ada
yang takut akan resiko.
Praag dan Cramer dalam Sitanggang (2012) secara eksplisit
mempertimbangkan peran resiko dalam pengambilan keputusan seseorang
untuk menjadi seorang entrepreneur. Rees dan Shah dalam Sitanggang (2012)
menyatakan bahwa perbedaan pendapatan pada pekerja individu yang bebas
(entrepreneur) adalah tiga kali lipat dari yang didapat oleh individu yang
bekerja pada orang lain, dan menyimpulkan bahwa toleransi terhadap resiko
merupakan sesuatu yang membujuk untuk melakukan pekerjaan mandiri
26
(entrepreneur). Douglas dan Shepherd dalam Sitanggang (2012)
menggunakan resiko yang telah diantisipasi sebagai alat untuk memprediksi
keinginan seseorang untuk menjadi entrepreneur, dinyatakan “semakin
toleran seseorang dalam menyikapi suatu resiko, semakin besar insentif orang
tersebut untuk menjadi entrepreneur.”
Persepsi terhadap resiko berbeda-beda tergantung kepada kepercayaan
seseorang, kelakuan penilainan dan perasaan dan juga termasuk factor-faktor
pendukungnya, antara lain latar belakang pendidikan, pengalaman praktis di
lapangan, karakteristik individu, kejelasan informasi, dan pengaruh
lingkungan sekitar. Terdapat perbedaan persepsi tentang resiko itu sendiri,
meskipun tidak terlalu mencolok, antara lain (Akintoye & Macleod dalam
Sitanggang, 2012):
a. Faktor-faktor yang mempunyai efek merugikan terhadap kesuksesan
pelaksanaan proyek secara financial maupun ketepatan waktu, dimana
factor waktu itu sendiri tidak selalu dapat di identifikasi.
b. Sesuatu keadaan secara fisik, kontrak maupun financial menjadi lebih
sulit daripada yang telah disetujui dalam kontrak.
c. Kesempatan untuk membuat keuntungan diatas kontrak, dimana
kepuasan klien, harga kontrak, dan waktu penyelesaian diutamakan.
d. Suatu kondisi dimana peristiwa-peristiwa yang tidak direncanakan
terjadi.
27
Menurut Suryana (2003) seorang entrepreneur harus mampu
mengambil resiko yang moderat, artinya resiko yang diambil tidak terlalu
tinggi dan tidak terlalu rendah. Keberanian menghadapi resiko yang didukung
komitmen yang kuat, akan mendorong seorang entrepreneur untuk terus
berjuang mencari peluang sampai memperoleh hasil. Hasil-hasil itu harus
nyata atau jelas, dan merupakan umpan balik bagi kelancaran kegiatanya.
Kemauan dan kemampuan untuk mengambil risiko merupakan salah
satu nilai utama dalam berwirausaha. Entrepreneur yang tidak mau
mengambil risiko akan sukar memulai atau berinisiatif. Menurut Yuyun
Wirasasmita (2003) seorang wirausaha yang berani menanggung risiko
adalah orang yang selalu ingin jadi pemenang dan memenangkan dengan cara
yang baik.
3. Keinginan Merasakan Kebebasan Dalam Bekerja
Kebebasan untuk menjalankan usaha merupakan keuntungan lain bagi
seorang entrepreneur. Hasil survey dalam bisnis berskala kecil tahun 1991
menunjukkan bahwa 38% dari orang-orang yang meninggalkan pekerjaannya
di perusahaan lain karena mereka ingin menjadi bos atas perusahaan sendiri.
Beberapa entrepreneur menggunakan kebebasannya untuk menyusun
kehidupan dan perilaku kerja pribadnya secara fleksibel. Kenyataannya
banyak seorang entrepreneur tidak mengutamakan fleksibiltas disatu sisi saja.
Akan tetapi mereka menghargai kebebasan dalam karir kewirausahaan,
28
seperti mengerjakan urusan mereka dengan cara sendiri, memungut laba
sendiri dan mengatur jadwal sendiri (Hendro, 2005).
Schermerhorn dalam Sitanggng (2012) mengatakan terdapat ciri-ciri
khas yang dikaitkan dengan seorang entrepreneur yaitu mampu menentukan
nasibnya sendiri, pekerja keras dalam mencapai keberhasilan, selalu tergerak
untuk bertindak secara pribadi dalam mewujudkan tujuan menantang,
memiliki toleransi terhadap situasi yang tidak menentu, cerdas dan percaya
diri dalam mengunakan waktu yang luang.
Menurut Ranu (1982) beberapa alasan merasakan pekerjaan bebas
dijadikan sebagai motivasi seseorang untuk menjadi entrepreneur yaitu:
a. Fleksibel waktu
Umumnya, bebas mengerjakan tugas kapan saja asal bisa diselesaikan
sebelum batas waktu yang telah ditentukan. Jadi, seorang entrepreneur bisa
libur semaunya dan bisa lebih dekat dengan keluarga dan juga tidak perlu
pergi ke kantor yang mungkin harus melewati kemacetan yang membuat
stress.
b. Tidak perlu mendapatkan tekanan dari atasan atau perusahaan
Seorang entrepreneur bekerja untuk dirinya sendiri, jadi tidak ada atasan
yang akan memarahi atau menyuruh untuk melakukan sesuatu yang tidak
disukai. Tidak ada peraturan perusahaan yang akan menyulitkan dalam
bekerja.
c. Pendapatan yang lebih besar
29
Seorang entrepreneur akan mendapatkan pendapatan yang lebih besar dari
pada orang yang bekerja untuk suatu instansi atau perusahaan karena
semua keuntungan dapat dinikmati sendiri. Seorang entrepreneur bisa
mengatur sendiri besarnya pendapatan yang ingin diterima.
Dalam suatu penelitian di Inggris menyatakan bahwa motivasi seseorang
membuka bisnis adalah 50% ingin mempunyai kebebasan dengan berbisnis
sendiri, hanya 18% menyatakan ingin memperoleh uang dan 10% menyatakan
jawaban membuka bisnis untuk kesenangan, hobi, tantangan atau kepuasan
pribadi dan melakukan kreativitas. Sedangkan penelitian di Rusia 80%
menyatakan mereka membuka bisnis karena ingin menjadi bosdan memperoleh
otonomi serta kemerdekaan pribadi (Buchari Alma, 2009).
Menurut Kiyosaki (2008) dengan mempunyai usaha sendiri, seorang
entrepreneur akan mempunyai jam kerja yang bebas, tidak terikat jam kantor,
serta bebas dari pelanggaran disiplin kantor. Jika bisnis yang dijalankan sudah
berjalan dengan baik tidak perlu setiap hari pergi ke kantor karena bisa
didelegasikan kepada orang lain. waktu bisa dibagi untuk kegiatan bisnis yang
lain atau aktifitas lain. Meski seorang entrepreneur memerlukan disiplin yang
tinggi tetapi dengan memiliki usaha sendiri, dapat mengatur waktu sesuai
keinginan sendiri tanpa diatur oleh orang lain.
30
D. Entrepreneur Islami
Kewirausahaan dan Perdagangan dalam pandangan Islam merupakan
aspek kehidupan yang dikelompokkan kedalam masalah mu’amalah, yaitu
masalah yang berkenaan dengan hubungan yang bersifat horizontal antar manusia
dan tetap akan di pertanggungjawabkan kelak di akhirat. Manusia diperintahkan
untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke arah yang lebih baik serta
diperintahkan untuk berusaha mencari rizki. Semangat kewirausahaan
diantaranya terdapat dalam QS. Hud:61, QS.Al-Mulk:15 dan QS.Al-Jumuh:10,
dimana manusia diperintahkan untuk memakmurkan bumi dan membawanya ke
arah yang lebih baik serta diperintahkan untuk berusaha mencari rizki.
Semangat kewirausahaan terdapat dalam Al-Qur’an yang akan di uraikan
sebagai berikut, QS.Hud ayat 61.
Artinya:
“Dia telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu
Dan kepada Tsamud (Kami utus) saudara mereka shaleh. shaleh berkata: “Hai
kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada bagimu Tuhan selain Dia. Dia
31
telah menciptakan kamu dari bumi (tanah) dan menjadikan kamu pemakmurnya,
karena itu mohonlah ampunan-Nya, kemudian bertobatlah kepada-Nya.
Sesungguhnya Tuhanku amat dekat (rahmat-Nya) lagi memperkenankan (doa
hamba-Nya).”
QS.Al-Mulk ayat 15.
Artinya:
“Dialah Yang menjadikan bumi itu mudah bagi kamu, maka berjalanlah
di segala penjurunya dan makanlah sebahagian dari rezeki-Nya. Dan hanya
kepada-Nya-lah kamu (kembali setelah) dibangkitkan.“
QS. Al-Jummuah ayat 10.
32
Artinya:
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka
bumi; dan carilah karunia Allah dan ingatlah Allah banyak-banyak supaya kamu
beruntung.”
QS. Al-Baqarah ayat 275.
Artinya:
“…Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba“.
Konsep kewirausahaan telah diajarkan oleh Nabi Muhammad SAW, jauh
sebelum beliau menjadi Rasul. Rosulullah telah memulai bisnis kecil-kecilan pada
usia kurang dari 12 tahun dengan cara membeli barang dari suatu pasar, kemudian
menjualnya kepada orang lain untuk mendapatkan keuntungan agar dapat
meringankan beban pamannya. Bersama pamannya, Rosulullah melakukan
perjalanan dagang ke Syiria. Bisnis Rosulullah terus berkembang sampai kemudai
Khadijah menawarkan kemitraan bisnis dengan sistem profitsharing. Selama
bermitra dengan Khadijah, Rosulullah telah melakukan perjalanan ke pusat bisnis
di Hbasyah, Syiria dan Jorash (Ermawati, n.d.).
Islam sangat menganjurkan umatnya untuk melakukan wirausaha. Banyak
ditemukan ayat atau hadits yang mendorong umat Islam untuk berwirausaha,
33
misalnya keutamaan berdagang seperti disebutkan dalam hadits yang artinya:
“Perhatikan olehmu sekalian perdagangan, sesungguhnya di dunia perdagangan
itu ada 9 dari 10 pintu rizki”(HR. Ahmad). Kemudian Pernah Nabi ditanya Oleh
para sahabat: ”pekerjaan apa yang paling baik ya Rasulullah ?”beliau menjawab
“Seorang bekerja dengan tangannya sendiri dan setiap jual beli yang bersih.”
(HR. Al Bazzar). Oleh karena itu, “...apabila shalat telah ditunaikan maka
bertebaranlah kamu di muka bumi dan carilah karunia (rizki) Allah” (QS. al-
Jumu’ah: 10).
Perjalanan bisnis Rosulullah selama bertahun-tahun memberikan hikmah
tentang bagaimana unsur-unsur manajemen usaha Rosulullah SAW. Bahkan
dalam aktifitas penggembalaan kambing yang dilakukan oleh Rosulullah terdapat
nilai-nilai luhur yang terkandung yaitu: pendidikan rohani, latihan merasakan
kasih sayang kepada kaum lemah, serta kemampuan mengendalikan pekerjaan
berat dan besar. Antonio (2007) mengungkapkan hikmah dari kegiatan
menggembala kambing terhadap unsur-unsur manajemen adalah sebagai berikut:
1. Pathfinding (mencari) Mencari padang gembalaan yang subur
2. Directing (mengarahkan) Mencari padang gembalaan yang subur
3. Controlling (mengawasi) kambing Agar tidak tersesat atau terpisah dari
kelompok
4. Protecting (melindungi) kambing gembalaan Dari hewan pemangsa dan
pencuri
5. Reflecting (perenungan) Alam, manusia dan Tuhan
34
Trim (2009) mengungkapkan bahwa kredibilitas dan kapabilitas Nabi
Muhammad SAW terdapat dalam empat karakter unggulnya, yaitu FAST
(Fathonah, Amanah, Shiddiq dan Tabligh) ditambah faktor I, yaitu Istiqomah.
Sifat Fathonah (cerdas) dalam diri Nabi Muhammad SAW dituliskan oleh
Roziah Sidik, seorang penulis asal Malaysia menyebutkan bahwa Rosulullah
adalah seorang jenius dengan bukti kepakaran sebagai 1)ahli politik; 2)ahli
strategi peran; 3) ahli diplomasi; 4) ahli hubungan antar kaum; 5) ahli strategi; 6)
negarawan; 7) pengambil keputusan; 8) ahli perlembagaan; 9) ahli pembangunan
SDM; 10) ahli pembangunan masyarakat; 11) ahli tata keluarga; 12) ahli dakwah.
Sifat amanah (komitmen) tercermin dalam sikap Rosulullah yang
senantiasa menggunakan akad, kesepakatan atau perjanjian bisnis dengan sistem
kesepakatan bersama. Seseorang dianggap melalaikan komitmen apabila tidak
melaksanakan hal-hal yang telah disepakati bersama. Rosulullah SAW bersabda :
“Allah Azza wa jalla berfirman: “Aku adalah pihak ketiga dari kedua belah pihak
yang berserikat selama salah seorang dari keduanya tidak mengkhianati
temannya. Jika salah satu dari keduanya telah mengkhianati temannya, Aku
terlepas dari keduanya.” (HR Abu Dawud).
Sifat Shiddiq (benar dan jujur) dapat tercermin dari beberapa sikap
Rosulullah. Pertama, Rosulullah bersikap baik dan jujur kepada perusahaan atau
pemegang saham. Terbukti, setelah membantu bisnis pamannya, Rosulullah
mampu mengelola bisnis Khadijah ra dengan baik. Kedua, Rosulullah bersikap
baik dan jujur kepada pegawai. Rosulullah pernah menasehati untuk membayar
35
upah seorang pegawai sebelum keringatnya kering. Hal tersebut menunjukkan
bahwa perusahaan tidak boleh menunda-nunda hak seorang pegawai apabila
perusahaan sedang tidak mengalami kesulitan untuk membayar gaji tersebut.
Sifat Tabligh (Komunikatif). Sifat Rosulullah untuk senantiasa bersikap
tabligh sejalan dengan firman Allah SWT dalam QS. An-Nisa ayat 9 yaitu:
Artinya:
“...oleh karena itu, hendaklah mereka bertakwa kepada Allah SWT dan
hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang benar”.
Terakhir adalah sifat Istiqomah (keteguhan hati yang konsisten).
Rosulullah senantiasa istiqomah dalam menjalankan nilai-nilai bisnis Islam
(FAST) untuk dapat menjaga kepercayaan bisnis dari orang lain.
Dari sudut pandang ekonomi, ajaran dan keteladanan yang ditinggalkan
Nabi Muhammad SAW semakin terasa urgensi dan relevansinya jika kita
mencitacitakan terwujudnya masyarakat yang adil dalam kemakmuran, dan
makmur dalam berkeadilan. Prinsip bisnis moderen seperti, efisiensi, transparansi,
persaingan sehat, kredibilitas, memelihara relasi melalui layanan manusiawi,
dapat ditemukan dalam etika dan prilaku bisnis Muhammad sebelum menjadi
36
Rasul. Etika bisnis memegang peranan sangat penting jika seseorang atau
sekelompok orang memegang peranan yang menentukan nasib bisnis lain atau
masyarakat yang lebih luas, dan mereka inilah yang disebut pemimpin atau
lapisan kepemimpinan dunia usaha. Relevansi etika bisnis dan efisiensi dapat
digambarkan secara sederhana. Jika seorang pemimpin menyalahgunakan
wewenang yang dimilikinya pasti ada yang menjadi korban, Karena wewenang
yang dimiliki bersifat publik, maka rakyatlah yang dirugikan, yang pada
gilirannya akan meningkatkan biaya ekonomi yang tinggi. Dalam kurun waktu
sebelum diangkat menjadi Rasul, Muhammad telah meletakkan dasar-dasar etika,
moral dan etos kerja yang mendahului zamannya. Dasar-dasar etika wirausaha
tersebut telah mendapat legitimasi keagamaan setelah beliau diangkat menjadi
Rasul. Prinsip-prinsip etika bisnis wirausaha yang diwariskan beliau dan Islam
semakin mendapat pembenaran akademis.
Sayangnya, umat Islam Indonesia sepertinya tidak begitu tertarik dengan
berwirausaha. Umat kita lebih condong menjadi pegawai negri. Akibatnya,
sebagai umat mayoritas, kita jauh tertinggal dari umat lain dan menjadi bulan-
bulanan dalam bisnis dan sebagai penonton dari kesuksesan wirausaha umat lain.
Dari sudut pandang ekonomi, era global ditandai dengan aktivitas ekonomi baru,
yakni perdagangan bebas dan pasar global. Berbagai kawasan dunia akan menajdi
pasar dagang dan lahan investasi international secara bebas dan terbuka.
Karenanya setiap individu umat Islam harus mulai berpikir dan berinteraksi
dengan individu atau kelompok untuk berwirausaha dan menjalin kerjasama
dalam bentuk kemitraan maupun persaingan sebagaimana saudara-saudara kita
37
dari suku China yang telah sukses dan pengendali wirausaha di negri ini.
Rasulullah SAW bersabda:
“Tiada seorang yang makan makanan yang lebih baik dari makanan dari
hasil usahanya sendiri (wirausaha). Sesunggunya Nabi Allah Daud, itupun makan
dari hasil usahanya sendiri (wirausaha).”(H.R. Bukhari).
1. Etos Perdagangan Islami
Etos perdagangan Islami yang paling mendasar adalah adanya
kesadaran bahwa transaksi jual-beli yang dilakukan sama sekali tidak terlepas
dari niat dan semangat ibadah, dalam kerangka mencari ridha Allah Swt. Luth
(2001: 22-24) mengkualifikasi hal-hal yang terkait dengan semangat kerja,
termasuk transaksi jual-beli, sebagai ibadah yaitu sebagai berikut.
a. Ikhlas; menyatunya badan, pikiran dan hati dalam tugas/aktivitas seraya
mensucikan niat karena Allah semata; bukan untuk prestise atau mencari
keuntungan. Ingat bahwa bekerja itu adalah ibadah kepada Allah Swt.,
maka ikhlas harus terpatri didalam kerja tersebut, sebagaimana disebutkan
Allah Swt. Dalam surah Al-Bayyinah (98) ayat 5:
Artinya:
“Padahal mereka itu tidak di suruh kecuali supaya menyembah Allah
dengan memurnikan ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama
38
dengan lurus, dan supaya mendirikan shalat dan menunaikan zakat, dan
dengan demikian itulah agama yang lurus.”
b. Cinta: adanya rasa rindu untuk mendapat ketenangan atau kebahagiaan
bila bertemu dengan yang didamba. Mencintai pekerjaan adalah satu
keharusan, karena didalamnya kita dapat memperoleh nilai tambah secara
material. Kita tidak bisa mungkir bahwa kita dapat menunaikan shalat,
haji, zakat, dan bersedekah karena didukung oleh materi/harta yang kita
miliki. Ini berarti bahwa bekerja untuk memperoleh penghasilan
menempati posisi strategis untuk memperbanyak amal saleh. Dengan
demikian, harapan memperoleh kebahagiaan dunia dan akhirat tidak
mustahil akan kita peroleh. Dalam paradigma yang lebih luas, bekerja
yang baik adalah refleksi psikologis dari kecintaan kita kepada yang Maha
Kuasa, karena Allah Swt memang menyuruh bekerja dan beramal. ketika
perintah bekerja ini dipatuhi berarti kita telah mencintai Dia, sekaligus
mencintai diri kita sendiri.
c. Istiqamah; tetap tekun dengan berpihak pada yang benar. Karena bekerja
adalah ibadah, maka kita harus istiqamah, tidak boleh menghalalkan segala
cara untuk memperoleh penghasilan. Kita harus istiqamah dalam arti tetap
berpihak pada yang benar sesuai dengan apa yang diperintahkan agama.
Hal ini sesuai dengan firman Allah dalam surah Hud (11) ayat 112:
39
Artinya:
“Maka tetaplah kamu pada jalan yang benar, sebagaimana diperintahkan
kepadamu dan (juga) oranng yang telah taubat beserta kamu dan
janganlah kamu melampaui batas. Sesungguhnya Dia Maha Melihat apa
yang kamu kerjakan.”
Sementara dari segi kualifikasi syariahnya, transaksi jual beli terkait
dan terikat erat dengan hukum syara’ itu sendiri, yaitu wajib, sunah, mubah,
makruh, atau haram, sebagai ketentuan syariat yang harus dirujuk dan
dilaksanakan pebisnis. Ketentuan syariat tersebut merupakan nilai utama yang
menjadi payung strategis maupun taktis organisasi bisnis, yang bertujuan untuk
mencapai empat hal utama:
a. target hasil: profit-materi dan benefit non-materi,
b. pertumbuhan, artinya terus meningkat,
c. keberlangsungan, dalammkurun waktu selama mungkin, dan
d. keberekahan atau keridhaan Allah.
Benefit itu sendiri dimaksudkan tidak semata-mata yang memberikan
manfaat kebendaan, tetapi juga dapat bersifat non-materi. Islam memandang
bahwa tujuan suatu amal perbuatan tidak hanya berorientasi pada qimah
madiyah (nilai materi); masih ada tiga orientasi lainnya, yakni qimah
insaniyah, qimah khuluqiyah, dan qimah ruhiyah.
Dengan orientasi qimah insaniyah berarti pengelola perusahaan juga
dapat memberikan manfaat yang bersifat kemanusiaan melalui kesempatan
40
kerja, bantuan sosial (sedekah), Dan lainnya. Qimah khuluqiyah mengandung
pengertian bahwa nilai-nilai akhlaqul karimah (akhlak mulia) menjadi suatu
kemestian yang karus muncul dalam setiap aktifitas pengelolaan perusahaan,
sehingga dalam perusahaan tercipta hubungan persaudaraan yang Islami.
Sementara itu, qimah ruhiyah berarti perbuatan tersebut dimaksudkan untuk
mendekatkan diri kepada Allah Swt. Dengan demikian, amal perbuatannya
bersifat materi, sedangkan kesadaran akan hubungannya dengan Allah Swt.
Ketika melakukaan setiap perbuatan dinamakan dengan ruh. Inilah yang
dimaksud dengan menyatukan antara materi dan ruh; inilah juga yang
dimaksud bahwa setiap perbuatan muslim adalah ibadah (Yusanto, 2002: 18-
21).
Yusanto juga menyoroti aspek pertumbuhan, keberlangsungan, dan
keberkahan dalam berbisnis. Dalam kaitan pertumbuhan, hasil perusahaan akan
terus diupayakan agar tumbuh meningkat setiap tahunnya. Upaya penumbuhan
ini tentu dijalankan dalam koridor syariat, misalnya, dalam meningkatkan
jumlah produksi seiring dengan perluasan pasar, peningkatan inovasi sehingga
bisa menghasilkan produk baru, dan sebagainya. Sementara yang terkai dengan
keberlangsungan; setiap aktivitas untuk menjaga keberlangsungan tersebut
harus dijalankan dalam koridor syariah. Sedangkan dalam kaitan keberkahan;
faktor keberkahan atau orientasi untuk menggapai ridha Allah Swt. Merupakan
puncak kebahagiaan hidup manusia muslim; bila ini tercapai, menandakan
terpenuhinya dua syarat diterimanya amal manusia, yakni adanya elemen niat
ikhlas dan cara yang sesuai dengan tuntutan syariat; karenanya, para pengelola
41
bisnis perlu mematok orientasi keberkahan yang dimaksud agar pencapaian
segala orientasi diatas senantiasa berada di dalam koridor syariat yang
menjamin diraihnya keridhaan Allah Swt.
Selanjutnya, Yusanto memaparkan bahwa bisnis Islami dikendalikan
oleh aturan halal dan haram, baik dari cara perolehan maupun pemanfaatan
harta; sementara bisnis non-Islami tidak memerhatikan aturan halal dan haram
dalam setiap perencanaan, pelaksanaan, dan segala usaha yang dilakukan
dalam meraih tujuan.
2. Komitmen Bisnis Dalam Prinsip Islam
Islam memiliki banyak prinsip dasar yang memberikan frame khusus
pada muamalah. Di antara yang terpenting adalah sebagai berikut.
a. Prinsip tidak boleh merugikan diri sendiri dan orang lain
Islam melarang pengikutnyan untuk melakukan sesuatu yang
mendatangkan bahaya pada orang lain dan mengakibatkan kerusakan di
atas bumi. Rasulullah Saw. Bersabda, “tidak boleh membahayakan diri
sendiri dan membahayakan orang lain.” (Al-Qazwini, Sunan Ibnu Majah,
juz 2, hal. 784)
b. Mengaitkan antara penghasilan dengan kesungguhan dalam bekerja
Islam mengaitkan dengan erat antara keuntungan dan usaha keras
yang telah dilakukan. Tidak akan ada keuntungan tanpa ada usaha keras.
Dan tidak ada usaha keras yang tidak mendatangkan keuntungan. Seorang
entrepreneur akan sangat menyadari prinsip ini. Dia memahami bahwa ada
42
hubungan yang erat antara keuntungan dan ancaman yang mungkin akan
terjadi saat terjadi perputaran modal dalam perdagangan.
c. Hasil yang baik membutuhkan pengorbanan yang tidak sedikit
Kaidah ini termasuk batasan paling penting yang mengendalikan
investor muslim, ketika hendak menginvestasikan hartanya. Barang siapa
yang berani menanggung resiko dari dioperasikannya harta, maka dia
akanm eraih manfaat dan keuntungan dari investasinya.
Maka, tidak dibenarkan jika seseorang menjamin suatu barang
uintuk dirinya. Kemudian dia mendapatkan keuntungan dari pundak orang
lain. Jika pemilik modal dapat meraup keuntungan yang besar saat terjadi
banyak transaksi di pasar, maka sebesar itu pula dia harus memikul beban
kerugian pada waktu sepi, paceklik, dan masa sulit.
E. Kerangka Pikir
Berdasarkan tinjauan dari landasan teori, maka dapat disusun suatu
kerangka pemikiran dalam penelitian ini seperti yang disajikan dalam gambar:
43
Gambar 2.1
Kerangka Pikir
F. Hipotesis
Untuk memberikan arah bagi penelitian ini maka diajukan suatu hipotesis.
Hipotesis adalah suatu pernyataan atau dugaan yang masih lemah kebenaranya
dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya semantara. Adapun hipotesis yang
dapat diajukan dari kerangka pikiran teoritis tersebut adalah sebagai berikut:
H1 : Terdapat hubungan positif antara keberhasilan diri dari wirausaha dengan
motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur.
H2 : Terdapat hubungan positif antara toleransi akan resiko terhadap motivasi
untuk menjadi seorang entrepreneur.
H3 : Terdapat hubungan positif antara keinginan merasakan kebebasan dalam
bekerja dengan motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur.
Keberhasilan Diri
(X1)
Toleransi Akan Resiko
(X2)
Keinginan Merasakan
Pekerjaan Bebas
(X3)
Keinginan Menjadi
Entepreneur
(Y)
44
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Metode Penelitian Yang Digunakan
Menurut Sugiono, (2010.:4) Metode penelitian pada dasarnya merupakan
cara ilmiah untuk mendapatkan data yang valid dengan tujuan dapat ditemukan,
dibuktikan dan dikembangkan suatu pengetahuan sehingga pada gilirannya dapat
digunakan untuk memahami, memecahkan, dan mengantisipasi masalah.
Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
analisis deskriptif dengan pendekatan kuantitatif yaitu hasil penelitian yang
kemudian diolah dan dianalisis untuk diambil kesimpulannya, artinya penelitian
yang dilakukan adalah penelitian yang menekankan analisisnya pada data-data
numeric (angka), dengan menggunakan metode penelitian ini akan diketahui
hubungan yang signifikan antara variabel yang diteliti, sehingga menghasilkan
kesimpulan yang akan memperjelas gambaran mengenai obyek yang diteliti.
Menurut sugiyono (2010:147) metode analisis deskriptif adalah statistik
yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara mendeskripsikan atau
menggambarkan data yang telah terkumpul sebagaimana adanya tanpa bermaksud
membuat kesimpulan yang berlaku untuk umum atau generalisasi.
Sedangkan metode penelitian kuantitatif, sebagaimana dikemukakan oleh
Sugiyono (2010:8) dapat diartikan sebagai metode penelitian yang berlandaskan
pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel
45
tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara random,
pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data bersifat
kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan.
Dari pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa metode deskriptif analisis
dengan pendekatan kuantitatif merupakan metode yang bertujuan menggambarkan
secara sistematis dan faktual tentang fakta-fakta serta hubungan antar variabel
yang diselidiki dengan cara mengumpulkan data, mengolah, menganalisis, dan
menginterpretasi data dalam pengujian hipotesis statistik.
B. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat penelitian ini akan dilaksanakan pada Universitas Muhammadiyah
Makassar yang berlokasi di Jln. Sultan Alauddin dengan waktu penelitian kurang
lebih dua bulan.
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi menurut Sugiyono (2010:115) adalah wilayah generalisasi yang
terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu
yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh mahasiswa
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah Makassar yang
masih aktif berjumlah 4.466 orang.
46
2. Sampel
Sampel menurut Sugiyono (2010:116) adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut. Untuk mengetahui jumlah
sampel dalam penelitian ini dapat menggunakan rumus Slovin:
Dimana:
n = Ukuran sampel
N = Jumlah populasi
e = Presentase kelonggaran ketelitian yang ditoleransi (10%)
Sehingga ukuran sampel yang digunakan adalah sebagai berikut :
Berdasarkan dari perhitungan di atas diperoleh hasil 97,81 kemudian
digenapkan menjadi 100 yang kemudian akan menjadi jumlah sampel dalam
penelitian ini. Teknik pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan
teknik non-random sampling yaitu dimana tidak semua individu/elemen dalam
populasi mendapat peluang/kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel.
47
Jadi bersifat subyektif bergantung kepada selera orang yang akan mengambil
sampel.
D. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan melalui:
1. Penelitian kepustakaan (Library Research)
Penelitian kepustakaan ini dilakukan melalui pengumpulan dan
penelaan literatur-literatur yang relevan dengan permasalahan yang dikaji.
Literatur-literatur tersebut dapat berupa buku, laporan, artikel, Koran atau
majalah dan lain-lain yang dapat dijadikan acuan dalam penelitian ini.
2. Penelitian lapangan (Field Research)
Pengumpulan data melalui penelitian lapangan dilakukan dengan cara
mengadakan pengamatan ke lokasi penelitian. Teknik yang digunakan dengan
cara ini adalah:
a. Observasi yaitu teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengadakan pengamatan langsung untuk melihat kondisi objek lokasi
penelitian.
b. Kuisioner, yaitu pengumpulan data yang dilakukan penelitian melalui
penyebaran kuisioner atau angket yang berupa sejumlah pertanyaan
tertentu yang ditujukan kepada responden.
48
E. Jenis dan Sumber Data
1. Jenis Data
Adapun jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data
kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dalam bentuk angka-angka dan berkaitan
dengan masalah-masalah yang akan dibahas.
2. Sumber Data
Sember data yang diperoleh antara lain:
a. Data primer, yaitu data yang diperoleh penulis secara langsung dari
perusahaan yang diteliti, baik itu melalui observasi, kuesioner, maupun
melalui wawancara secara langsungkepada yang bersangkutan.
b. Data sekunder, yaitu data yang dikumpulkan oleh penulis dari dokumen-
dokumen yang ada diperusahaan tersebut, baik dari hasil penelitian
kepustakaan maupun dari instansi lainnya yang terkait.
F. Teknik Analisis Data
Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan
pengujian validitas, reabilitas, analisis persamaan regresi linier berganda, uji t, uji
F, dan koefisien determinasi. Adapun tahap-tahapnya adalah sebagai berikut:
1. Pengujian Validitas
Pengujian validitas digunakan untuk menguji sejauh mana alat
pengukur dapat mengungkapkan ketepatan gejala yang dapat diukur. Alat
ukur yang digunakan dalam pengujian validitas adalah daftar pertanyaan
yang telah diisioleh responden dan akan diuji hasilnya guna menunjukkan
49
valid tidaknya suatudata. Bila valid, ketetapan pengukuran data tersebut akan
semakin tepat alat ukur tersebut.
2. Pengujian Realibilitas
Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana alat ukur
dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Bila suatu alat pengukur dipakai dua
kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh
relative konsisten, maka alat pengukur reliabilitas ini adalah dengan rumus
koefisien alpha.
3. Analisis Regresi Linier Berganda
Metode analisis dalam penelitian ini menggunakan perhitungan
regresi linier berganda, digunakan untuk bersama-sama persepsi teknologi
informasi, kemudahan, resiko, dan fitur layanan. Model persamaan analisis
regresi penelitian ini adalah analisis regresi linier berganda. Analisis regresi
menggunakan rumus persamaan regresi berganda seperti yang dikutip dalam
Sugiyono (2010:277), yaitu:
Y=α+b1x1+b2x2+b3x3+e
Dimana:
Y = Keinginan menjadi entepreneur (variabel dependen/terikat)
X1 = Keberhasilan diri (variabel independen/bebas)
X2 = Toleransi akan resiko (variabel independen/bebas)
X3 = Keinginan merasakan pekerjaan bebas (variabel independen/bebas)
50
α = nilai konstan atau tetap, yang merupakan rata-rata nilai Y pada saat
nilai X1, X2 dan X3 sama dengan nol
b1 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X1 dengan menganggap X2 dan X3 konstan
b2 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X2 dengan menganggap X1 dan X3 konstan
b3 = koefisien regresi parsial, mengukur rata-rata nilai Y untuk tiap
perubahan X3 dengan menganggap X1 dan X2 konstan
e = standar error
4. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis
statistik menggunakan uji t dan uji F.
a. Uji T (Uji Parsial)
Uji ini digunakan untuk mengetahui signifikansi dari pengaruh
variable independen terhadap variabel dependen secara individual dan
menganggapdependen yang lain konstan. Signifikansi pengaruh tersebut
dapat diestimasidengan membandingkan antara nilai Ttabel dengan nilai
Thitung.
Apabila nilai Thitung> Ttabel maka variabel independen secara
individualmempengaruhi variabel independen, sebaliknya jika nilai Thitung<
Ttabel makavariabel independen secara individual tidak mempengaruhi
variabel dependen.
Thitung> Ttabel berarti H0 ditolak dan menerima H1
51
Thitung< Ttabel berarti H0 diterima dan menolak H1
Uji T juga bisa dilihat pada tingkat signifikansinya:
- Jika tingkat signifikansi < 0,05, maka H0 ditolak dan H1 diterima.
- Jika tingkat signifikansi > 0,05, maka H0 diterima dan H1 ditolak.
b. Uji F (Uji Serempak)
Uji ini digunakan untuk mengetahui pengaruh bersama-sama variable
bebas terhadap varibel terikat. Dimana Fhitung> Ftabel, maka H1 diterima
atau secara bersama-sama variabel bebas dapat menerangkan variabel
terikatnya secara serentak. Sebaliknya apabila Fhitung< Ftabel, maka H0
diterima atau secara bersama-sama variabel bebas tidak memiliki pengaruh
terhadap variabel terikat.Untuk mengetahui signifikan atau tidak pengaruh
secara bersama-sama variable bebas terhadap variabel terikat maka
digunakan probability sebesar 5% (α=0,05).
Jika sig > ά (0,05), maka H0 diterima H1 ditolak.
Jika sig < ά (0,05), maka H0 ditolak H1 diterima.
5. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Pada model linear berganda ini, akan dilihat besarnya kontribusi
untuk variabel bebas secara bersama-sama terhadap variabel terikatnya
dengan melihat besarnya koefisien determinasi totalnya (R2). Jika (R
2) yang
diperoleh mendekati1 (satu) maka dapat dikatakan semakin kuat model
52
tersebut menerangkan hubungan variabel bebas terhadap variabel terikat.
Sebaliknya jika (R2) makin mendekati 0 (nol), maka semakin lemah pengaruh
variabel-variabel bebas terhadap variabel terikat. Karena variabel independen
pada penelitian ini lebihdari 2 (dua), maka koefisien determinasi yang
digunakan adalah Adjusted RSquare (Imam Ghozali, 2006). Dari koefisien
determinasi (R2) ini dapat diperoleh suatu nilai untuk mengukur besarnya
sumbangan dari beberapa variabel X terhadap variasi naik turunnya variabel
Y yang biasanya dinyatakan dalam persentase.
G. Defenisi Operasional
1. Keberhasilan diri merupakan pencapaian suatu tujuan usaha yang telah
ditentukan. Adapun indikator variabel ini adalah:
a. Semangat dalam bekerja
b. Orientasi pada tujuan
c. Optimis
d. Tekun atau ulet
e. Kompeten
2. Toleransi akan resiko yaitu berkaitan dengan kemampuan, kreativitas dalam
menyelesaikan besar kecilnya suatu resiko yang diambil untuk mendapatkan
penghasilan yang diharapkan. Adapun indikator variabel ini adalah:
a. Kolektif
b. Tanggungjawab
c. Menyukai tantangan
d. Sabar
53
e. Kontrol diri
3. Kebebasan dalam bekerja merupakan sebuah model kerja dimana seseorang
melakukan pekerjaan untuk dirinya sendiri dan tidak berkomitmen untuk
majikan pada jangka panjang tertentu. Adapun indikator variabel ini adalah:
a. Tidak suka diatur
b. Suka mengambil inisiatif
c. Keras kepala
d. Kebebasan pribadi
e. Bersifat intuisi
4. Motivasi menjadi entrepreneur adalah sesuatu yang melatar belakangi atau
mendorong seseorang melakukan aktivitas dan member energy yang
mengarah pada pencapaian kebutuhan, member kepuasan ataupun
mengurangi ketidakseimbangan dengan membuka suatu usaha atau bisnis.
Adapun indikator variabel ini adalah:
a. Percaya diri
b. Inovatif dan kreatif
c. Memiliki jiwa kepemimpinan
d. Efektif dan efisien
e. Berorientasi pada masa depan
54
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Responden
Penelitian ini mengambil sampel Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar Sebanyak 100 responden. Pengumpulan
data dilakukan dengan mendistribusikan kuisioner. Dari kuesioner yang telah diisi
oleh responden didapat data identitas responden. Penyajian data mengenai
identitas responden untuk memberikan gambaran tentang keadaan diri dari pada
responden.
1. Jenis kelamin
Identitas dari responden yang dipandang patut untuk disajikan adalah
jenis kelamin. Adapun jumlah responden berdasarkan jenis kelamin dapat
dilihat pada Tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Responden Menurut Jenis Kelamin
Jenis Kelamin Frkuensi Persentase
Laki – laki 29 29%
Perempuan 71 71%
Jumlah 100 100% Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.1 menunjukkan identitas responden berdasarkan jenis kelamin
yang menunjukkan bahwa responden didominasi oleh perempuan yaitu
sebanyak 71 orang atau 71% dan laki-laki sebanyak 29 orang atau 29%.
55
2. Umur
Umur merupakan usia dari responden. Dalam keterkaitannya dengan
perilaku individu, umur biasanya menunjukkan gambaran akan pengalaman
dan tanggung jawab individu. Lebih jelasnya dapat dilihat Tabel 4.2 dibawah
ini:
Tabel 4.2
Responden Menurut Umur
Umur (Tahun) Frekuensi Persentase (%)
<20 27 27%
20-25 73 73%
>25 - -
Jumlah 100 100% Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tabel 4.2 menunjukkan karakteristik berdasarkan umur dari responden
menunjukkan bahwa responden yang berusia antara 20–25 tahun adalah
sebanyak 73 orang atau 73%, adalah umur mayoritas dari semua responden.
Sebanyak 27 orang atau 27% berusia < 21 tahun dan tidak ada responden
berusia > 25 tahun.
3. Jurusan
Jurusan adalah program studi yang diambil oleh setiap mahasiswa
Fakultas Ekonomi Dan Bisnis Unismuh yang menjadi responden dalam
penelitian ini.Jurusan yang ada di fakultas ekonomi dan bisnis Unismuh sendiri
terdiri dari tiga jurusan yaitu jurusan Manajemen, jurusan Akuntansi dan
jurusan IESP.
56
Tabel 4.3
Responden Menurut Jurusan
Jurusan Frekuensi Presentase (%)
Manajemen 48 48%
Akuntansi 42 42%
IESP 10 10%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel diatas dapat dilihat bahwa responden atau mahasiswa yang
dijadikan sampel sebanyak 48 orang atau 48% dari jurusan manajemen,
sementara dari jurusan akuntansi sebanyak 42 orang atau 42% dan dari jurusan
ilmu ekonomi dan studi pembangunan sebanyak 10 orang atau 10%.
4. Angkatan
Angkatan adalah tahun masuk mahasiswa mendaftar di Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Muhammadiyah.Mayoritas reponden yang ada
dalam penelitian ini adalah angkatan 2010. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada table 4.4 dibawah ini:
Tabel 4.4
Responden Menurut Angkatan
Angkatan Frekuensi Persentase
2010 56 56%
2011 14 14%
2012 4 4%
2013 26 26%
Jumlah 100 100%
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Dari tabel di atas terlihat bahwa responden yang masuk tahun 2010
sebanyak 56 orang atau 56% dari total responden. Sementara responden yang
57
masuk tahun 2011 sebanyak 14 orang atau 14%.Sementara responden yang
masuk antara tahun 2012 sebanyak 4 orang atau 4 %. Dan untuk angkatan 2013
sebanyak 26 orang atau 26%.
B. Analisis Deskriptif
Pada bagian ini akan dilihat mengenai kecenderungan jawaban responden
atas masing-masing variabel penelitian. Kecenderungan jawaban responden ini
dapat dilihat dari bentuk statistik deskriptif dari masing-masing variabel. Kategori
jawaban responden dapat ditunjukkan dengan nilai rata-rata jawaban responden
tersebut dimana kategori jawaban responden dapat diperoleh sebagai berikut:
Skor tertinggi = 100 x 5 = 500
Skor terendah = 100 x 1 = 100
Sehingga range untuk hasil survey, yaitu:
Jadi range skornya:
100 – 180 = Sangat rendah
181 – 160 = Rendah
261 – 340 = Cukup
341 – 420 = Tinggi
421 – 500 = Sangat tinggi
58
Hasil jawaban dari 100 responden tehadap masing-masing variabel
penelitian diperoleh sebagai berikut:
1. Deskripsi Variabel Keberhasilan diri (X1)
Variabel keberhasilan diri dalam penelitian ini diukur melalui 5
indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel kebrhasilan diri dapat dijelaskan
sebagai berikut:
Tabel 4.5
Tanggapan Responden Mengenai Keberhasilan Diri
No Pertanyaan SS S N TS STS Skor
F % F % F % F % F %
1
Saya mempunyai
semangat bekerja
yang tinggi
30 30% 50 50% 17 17% 3 3% 0 0% 407
2
Saya melakukan
sesuatu untuk
mencapai suatu
tujuan yang telah
saya tetapkan
21 21% 56 56% 17 17% 6 6% 0 0% 392
3 Saya termasuk
orang yang optimis 32 32% 41 41% 22 22% 5 5% 0 0% 400
4
Saya merupakan
orang yang tekun
dan ulet dalam
bekerja
23 23% 41 41% 30 30% 6 6% 0 0% 381
5
Saya sudah
memiliki
kompetensi yang
bagus untuk
bersaing dengan
orang lain dalam
dunia kerja
11 11% 50 50% 30 30% 9 9% 0 0% 363
Rata-rata 388,6
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.5 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan jawaban pada skor 4 (setuju), skor 5
(sangat seuju) dan skor 3 (netral) terhadap indikator-indikator variabel
59
keberhasilan diri. Hal ini menunjukkan adanya bentuk-bentuk pola dan
kemauan untuk memotivasi keberhasilan diri yang besar dan baik dalam diri
mahasiswa. Rata-rata skor indeks variabel keberhasilan diri diperoleh sebesar
388,6.
Meskipun jawaban setuju dan sangat setuju dominan dari hasil
jawaban responden, namun demikian jawaban tidak setuju memiliki jumlah
jawaban yang cukup besar yaitu antara 3 hingga 9 jawaban dari 60 responden.
Hal ini menunjukkan bahwa ada mahasiswa yang menilai bahwa masih sulit
untuk menilai dan memacu keberhasilan diri mereka sendiri.
2. Deskripsi Variabel Toleransi akan resiko (X2)
Hasil tanggapan terhadap variabel toleransi akan risiko dapat
dijelaskan sebagai berikut:
60
Tabel 4.6
Tanggapan Responden Mengenai Toleransi akan resiko
No Pertanyaan SS S N TS STS Skor
F % F % F % F % F %
1
saya selalu berfikir
panjang untuk
menghadapi resiko
yang akan saya
ambil.
35 35% 37 37% 25 25% 3 3% 0 0% 404
2
Saya termasuk
orang yang
memiliki rasa
tanggungjawab
yang besar dalam
melaksanakan
keputusan yang
saya ambil
25 25% 52 52% 16 16% 7 7% 0 0% 395
3
Saya termasuk
orang yang suka
terhadap tantangan
18 18% 46 46% 32 32% 4 4% 0 0% 378
4
Saya tergolong
orang yang sabar
dalam mengatasi
masalah
26 26% 46 46% 24 24% 4 4% 0 0% 394
5
Saya orang yang
suka mengambil
kesempatan-
kesempatan
17 17% 34 34% 29 29% 15 15% 5 5% 343
Rata-rata 382,8
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.6 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan tanggapan “setuju” dan sebagian lagi
meberikan tanggapan “sangat setuju” dan “netral” terhadap item-item
pengukur variabel toleransi terhadap risiko. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa secara umum memiliki toleransi terhadap risiko yang harus
diterima dalam memilih sesuatu. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor
indeks jawaban dari lima indikator variabel toeransi terhadap risiko sebesar
382,8 yang berdasarkan kategori skor indeks jawaban berada pada kategori
tinggi.
61
Skor jawaban untuk “tidak setuju” memiliki jumlah jawaban yang bisa
dikatakan tidak sedikit yaitu berkisar dari 3 hingga 15 jawaban. Dan diikuti
jawaban “sangat tidak setuju” sebanyak 5 jawaban Hal ini menunjukkan
bahwa masih cukup banyak responden mahasiswa yang masih berusaha untuk
menghindari risiko dalam pengambilan keputusan.
3. Deskripsi Variabel Kebebasan dalam Bekerja (X3)
Variabel Kebebasan dalam bekerja pada penelitian ini diukur melalui
5 buah indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel kebebasan dalam bekerja
dapat dijelaskan sebagai berikut:
Tabel 4.7
Tanggapan Responden Mengenai Kebebasan dalam Bekerja
No Pertanyaan SS S N TS STS Skor
F % F % F % F % F %
1
Saya suka
memberontak
terhadap kekuasaan
19 19% 31 31% 16 16% 19 19% 15 15% 320
2
Saya senang
mengambil prakarsa
atau inisiatif
16 16% 46 46% 27 27% 10 10% 1 1% 366
3
Saya kadang kala
bersikap keras
kepala
21 21% 39 39% 27 27% 12 12% 1 1% 367
4
Kebebasan pribadi
sangat penting bagi
saya
19 19% 46 46% 25 25% 9 9% 1 1% 373
5
Saya cenderung
mengikuti bisikan
nurani (bersifat
intuisi)
25 25% 39 39% 22 22% 14 14% 0 0% 375
Rata-rata 360,2
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.7 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan tanggapan “setuju” dan “netral” dan
62
sebagian lagi memberikan jawaban “sangat setuju” terhadap item-item
pengukur variabel kebebasan dalam bekerja. Hal ini menunjukkan bahwa
mahasiswa memiliki pandangan positif atas pentingnya kebebasan
dalammemiliki pekerjaan dan dalam pelaksanaan pekerjaan mereka. Hal ini
ditunjukkan dengan rata-rata skor indeks jawaban dari lima indikator variabel
kebebasan dalam bekerja sebesar 360,2 yang berdasarkan kategori skor
jawaban berada pada kategori tinggi.
Meskipun memiliki rata-rata skor jawaban yang tinggi, namun ada 9
hingga 19 responden yang menyatakan “tidak setuju” adanya kebebasan
dalam bekerja, bahkan jawaban sangat tidak setuju menunjukkan sebanyak 1
hingga 15 jawaban. Hal ini menunjukkan bahwa beberapa mahasiswa
menyatakan keinginan untuk memilih pekerjaan yang cenderung formal yang
diatur oleh sebuah peraturan.
4. Deskripsi Variabel Entrepreneur (Y)
Variabel Entrepreneur pada penelitian ini diukur melalui 5 buah
indikator. Hasil tanggapan terhadap variabel enterpreneur dapat dijelaskan
sebagai berikut:
63
Tabel 4.8
Tanggapan Responden Mengenai Enterpreneur
No Pertanyaan SS S N TS STS Skor
F % F % F % F % F %
1
Saya termasuk
orang yang percaya
diri dalam bertindak
26 26% 55 55% 16 16% 3 3% 0 0% 404
2 Saya selalu berfikir
inovatif dan kreatif 27 27% 47 47% 20 20% 6 6% 0 0% 395
3
Saya tertarik pada
posisi
kepemimpinan
25 25% 48 48% 20 20% 7 7% 0 0% 391
4
Saya senang hidup
secara efektif dan
efisien
20 20% 59 59% 20 20% 1 1% 0 0% 398
5
Saya selalu
berorientasi masa
depan dalam
merencanakan
sesuatu
30 30% 51 51% 14 14% 5 5% 0 0% 406
Rata-rata 398,8
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Tanggapan respoden sebagaimana pada tabel 4.8 menunjukkan bahwa
sebagian besar responden memberikan tanggapan “Setuju” dan “Sangat
setuju” terhadap adanya item-item pengukur enterpreneur. Hal ini
menunjukkan bahwa mahasiswa menyatakan diri memiliki jiwa sebagai
seorang entrepreneur. Hal ini ditunjukkan dengan rata-rata skor indeks
sebesar 398,8 yang berada dalam kategori tinggi.
C. Hasil Uji Kualitas Data
Berdasarkan metode analisis data yang telah dijelaskan pada bagian metode
penelitian, pengujian pertama yang dilakukan pada penelitian ini adalah uji
kualitas data. Uji kualitas data meliputi uji validitas dan uji reliabilitas.
64
1. Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat pengukur yang dipergunakan
untuk mengukur apa yang diukur (Arikunto, 1996). Adapun caranya adalah
dengan mengkorelasikan antara skor yang diperoleh pada masing-masing
item pertanyaan dengan skor total individu. Jika nilai signifikansi (P Value) >
0,05 maka tidak terjadi hubungan yang signifikan. Sedangkan apabila nilai
signifikansi (P Value) < 0,05 maka terjadi hubungan yang signifikan.
Tabel 4.9
Hasil Pengujian Validitas
Pertanyaan
Korelasi item
terhadap total
korelasi
Nilai sig (2-
tailed) Kesimpulan
Keberhasilan Diri (X1)
- Indikator 1
- Indikator 2
- Indikator 3
- Indikator 4
- Indikator 5
0,769
0,748
0,779
0,786
0,639
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Toleransi atas risiko (X2)
- Indikator 1
- Indikator 2
- Indikator 3
- Indikator 4
- Indikator 5
0,723
0,717
0,729
0,821
0,626
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Kebebasan dalam bekerja (X3)
- Indikator 1
- Indikator 2
- Indikator 3
- Indikator 4
- Indikator 5
0,779
0,686
0,784
0,686
0,691
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Enterpreneur (Y)
- Indikator 1
- Indikator 2
- Indikator 3
- Indikator 4
- Indikator 5
0,740
0,792
0,803
0,741
0,736
0,000
0,000
0,000
0,000
0,000
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
65
Berdasarkan tabel 4.9 di atas maka dapat dilihat bahwa seluruh
indikator untuk setiap variabel memiliki status valid.
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui konsistensi alat ukur,
apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap konsisten jika
pengukuran tersebut diulang. Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan
sejauh mana suatu alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang
sama dan hasil pengukurannya relatif sama maka alat ukur tersebut reliabel.
Dengan kata lain, reliabilitas menunjukkan konsistensi suatu alat ukur dalam
mengukur gejala yang sama. Suatu instrumen penelitian dapat disebut reliabel
apabila nilai cronbach’s alpa> 0,60 dan apabila nilai cronbach’s alpa< 0,60
maka instrumen penelitian tersebut dikatakan tidak reliabel. Adapun hasil dari
pengujian reliabilitas adalah sebagai berikut:
Tabel 4.10
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach’
s Alpha ><
Standar
Realibilitas Keterangan
Keberhasilan Diri 0,799 > 0,60 Realiabel
Toleransi akan Resiko 0,756 > 0,60 Realiabel
Kebebasan dalam Bekerja 0,769 > 0,60 Realiabel
Enterpreneur 0,818 > 0,60 Realiabel Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Berdasarkan tabel 4.10 di atas terlihat bahwa seluruh variabel
penelitian memiliki nilai Alpha Cronbach yang lebih besar dari 0,60 sehingga
66
dapat disimpulkan bahwa semua variabel yang digunakan dalam penelitian
ini berstatus reliabel.
D. Analisis Regresi Linier Berganda
Penelitian ini menggunakan model regresi linier berganda untuk pembuktian
hipotesis penelitian. Perhitungan statistik dalam analisis regresi linier berganda
yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan bantuan
program komputer SPSS for Windows versi 18. Hasil pengolahan data dengan
menggunakan program SPSS selengkapnya ada pada lampiran dan selanjutnya
diringkas sebagai berikut:
Tabel 4.11
Tabel Coefficient Hasil Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,963 1,848 ,521 ,603
Keberhasilan diri ,502 ,072 ,512 6,988 ,000
Toleransi akan resiko ,281 ,071 ,296 3,959 ,000
Kebebasan dalam bekerja ,213 ,057 ,267 3,728 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Model persamaan regresi yang dapat dituliskan dari hasil tersebut dalam
bentuk persamaan regresi sebagai berikut:
Y = 0,963+0,502X1 +0,281X2 +0,213X3+1,848
67
Diperoleh bahwa ketiga variable tersebut memiliki koefisien regresi dengan
arah positif. Hal ini berarti bahwa peningkatan keberhasilan diri, semakin toleran
teradap risiko dan semakin tinggi kebebasan dalam bekerja akan meningkatkan jiwa
seorang entepreneur dalam diri mahasiswa.
E. Analisis Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi mengukur seberapa jauh kemampuan model dalam
menerangkan variasi variabel dependen. Berikut ini Tabel koefisien determinasi
yang dihasilkan dalam penelitian:
Tabel 4.12
Hasil Perhitungan Nilai Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
dimension0
1 ,729a ,532 ,517 2,07369
a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam bekerja, Keberhasilan diri,
Toleransi akan resiko
b. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Hasil perhitungan regresi dapat diketahui bahwa koefisien determinasi
(adjusted R2) yang diperoleh sebesar 0,517. Hal ini berarti 51,7% variabel
dependent yaitu keinginan menjadi enterpreneur dapat dijelaskan oleh variabel
independentnya yaitu keberhasilan diri, toleransi akan risiko dan kebebasan dalam
bekerja dan 48,3% keinginan menjadi enterpreneur lainnya dapat dijelaskan oleh
variabel lainnya yang tidak diajukan dalam penelitian ini.
68
F. Pengujian Hipotesis
Uji hipotesis dalam penelitian ini dilakukan terhadap hipotesis statistik
menggunakan uji t dan uji F.
1. Uji T (Uji Parsial)
Uji t ini dimaksudkan untuk mengetahui pengaruh secara parsial
(individu) variabel-variabel independen (keberhasilan diri, toleransi akan
resiko dan kebebasan dalam bekerja) terhadap variabel dependen (motivasi
menjadi entrepreneur) atau menguji signifikansi konstanta dan variabel
dependen. Hasil perhitungan uji t dapat dilihat di tabel 4.11.
a. Tes Hipotesis Pengaruh Keberhasilan Diri (X1) terhadapMotivasi Menjadi
Entrepreneur (Y)
Dikemukakan hipotesis:
H1: Terdapat hubungan positif antara keberhasilan diri dari wirausaha
dengan motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur.
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 6,988 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat dari nilai signifikansi
yang kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan H1 diterima, artinya bahwa
ada pengaruh variabel keberhasilan diri terhadap motivasi menjadi
entrepreneur
69
b. Tes Hipotesis Toleransi Akan Resiko (X2) terhadap Motivasi Menjadi
Entrepreneur (Y)
Dikemukakan hipotesis:
H2: Terdapat hubungan positif antara toleransi akan resiko terhadap
motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur.
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 3,959 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat dari nilai signifikansi
yang kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan H2 diterima, artinya bahwa
ada pengaruh yang sangat berarti terdapat pengaruh toleransi akan resiko
terhadap motivasi menjadi entrepreneur.
c. Tes Hipotesis Kebebasan Dalam Bekerja (X3) terhadap Motivasi Menjadi
Entrepreneur (Y)
Dikemukakan hipotesis:
H3: Terdapat hubungan positif antara keinginan merasakan kebebasan
dalam bekerja dengan motivasi untuk menjadi seorang entrepreneur.
Dari hasil perhitungan didapat nilai t hitung sebesar 3,728
dengantingkat signifikansi sebesar 0,000. Apabila dilihat dari nilai
signifikansi yang kurang dari 0,05 maka dapat disimpulkan H3 diterima,
artinya bahwa ada pengaruh yang sangat berarti variabel kebebasan dalam
bekerja terhadap motivasi menjadi entrepreneur.
70
2. Uji F (Uji Serempak)
Uji F menunjukkan apakah semua variabel independen yang
dimasukkan ke dalam model mempunyai pengaruh secara bersama-sama
terhadap variabel dependen. Hasil perhitungan uji F adalah sebagai berikut:
Tabel 4.13
Hasil Perhitungan Uji F
ANOVAb
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1 Regression 468,822 3 156,274 36,341 ,000a
Residual 412,818 96 4,300
Total 881,640 99
a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam bekerja, Keberhasilan diri, Toleransi akan resiko
b. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
Sumber: Data primer yang diolah, 2014
Kriteria yang digunakan adalah:
Ho: Tidak ada pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan
kebebasan dalam bekerja terhadap motivasi menjadi entrepreneur.
H1: Ada pengaruh keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan kebebasan
dalam bekerja terhadap motivasi menjadi entrepreneur.
Dari hasil perhitungan didapat nilai F hitung sebesar 36,341 dengan
probabilitas signifikansi mendekati nol (P value = 0,000), Dengan demikian
Ho ditolak, artinya bahwa variabel keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan
kebebasan dalam bekerja secara bersama-sama mempunyai pengaruh yang
berarti terhadap motivasi menjadi entrepreneur.
71
BAB V
SIMPULAN & SARAN
A. Kesimpulan
Dari pembahasan yang telah diuraikan, maka dapat ditarik kesimpulan
sebagai berikut:
1. Keberhasilan diri memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
enterpreneur. Keberhasilan diri lebih besar yang diperoleh mahasiswa dapat
meningkatkan jiwa entrepreneur dalam diri mahasiswa. Keberhasilan diri juga
tercermin dalam pribadi entrepreneur Islami seperti sifat istiqamah dan sifat
amanah.
2. Toleransi akan resiko memiliki pengaruh positif dan signifikan terhadap
enterpreneur. Toleransi yang lebih besar terhadap risiko akan memberikan
jiwa entrepreneur Islami yang lebih besar dalam diri mahasiswa. Seperti yang
digambarkan dalam prinsip muamalah yaitu prinsip tidak boleh merugikan
diri sendiri dan orang lain.
3. Kebebasan melakukan pekerjaan memiliki pengaruh positif dan signifikan
terhadap enterpreneur Islami. Kebebasan yang lebih besar dalam pemilihan
pekerjaan akan memberikan jiwa entrepreneur yang lebih besar dalam diri
mahasiswa. Kebebasan ini dicerminkan dalam prinsip entrepreneur Islami
memilih yang baik dan menjauhi yang haram seperti tidak berbisnis pada
barabg-barang atau jasa yang dilarang syariat.
72
4. Keberhasilan diri, toleransi akan resiko dan kebebasan dalam pekerjaan
memiliki pengaruh yang signifikan terhadap keinginan mahasiswa untuk
menjadi seorang entrepreneur Islami dengan seluruh variabel memberikan
kontribusi sebesar 51,7%.
B. Saran
Saran-saran yang dapat diberikan sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian
adalah sebagai berikut:
1. Berkaitan dengan faktor Keberhasilan diri, aspek kompetensi dalam bekerja
nampaknya masih menjadi hal yang paling kurang diperhatikan oleh
mahasiswa. Untuk itu dalam banyak hal mahasiswa harus lebih mengasah
keterampilan dan bakat untuk meningkatkan skill atau kompetensi yang
dimiliki.
2. Berkaitan dengan toleransi akan resiko, kontrol diri yang dimiliki mahasiswa
dapat memperkecil toleransi resiko yang dipupuk. Untuk itu tidak ada
salahnya untuk mencoba mengikuti berbagai kesempatan-kesempatan yang
ada untuk menambah pengalaman.
3. Berkaitan dengan kebebasan dalam bekerja, perilaku tidak suka diatur
biasanya disebabkan mereka memiliki aturan atau standar mereka sendiriyang
berbeda dengan yang lain sehingga tidak mudah megikuti sebuah aturan
kecuali sesuai dengan aturan dan standar tinggi yang mereka miliki. Untuk itu
selalu mencoba yang terbaik dan pantang menyerah untuk mencapai tujuan
serta tak mudah berpuas hati dan mencari kesempatan-kesempatan yang lain.
73
DAFTAR PUSTAKA
Alma, Buchari. 2009. Kewirausahaan. Alfa Beta. Bandung.
Adi Tama, Angki. 2010. Analisis Faktor-Faktor Yang Memotivasi Mahasiswa
Berkeinginan Menjadi Entrepreneur. Studi Pada Mahasiswa S1 Fakultas
Ekonomi Universitas Diponegoro Semarang. Skripsi Fakultas Ekonomi
UNDIP. Semarang.
A.M., Sardiman. 2007. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. PT. Raja
Grafindo Persada. Jakarta.
Antonio, Syafi’i. 2007. Muhammad saw: The Super Leader Super Manager.
ProLM. Jakarta.
Darmawi, Herman. 2007. Manajemen Resiko. Bumi Aksara. Jakarta.
Davis, Keith &Newstrom, John W. 2001. Perilaku dalam Organisasi. Penerjemah
Agus Dhanna, Edisi kedua. Jilid I. Penerbit Erlangga. Jakarta.
Djaelani, Bisri. 2004. Teknik menulis Skripsi dan Tesis. Hanggar Kreator.
Yogyakarta.
Drucker, Peter. 1996. Inovasi dan Kewiraswastaan. Erlangga. Jakarta.
Ebert, Ronald. 2007. Bisnis. Erlangga. Jakarta.
Ermawati, tuti. n.d. Kewirausahaan dalam Islam. Pustaka LIPI E-Library
http://www.pdii.lipi.go.id/repository/index.php/record/view/21185.
Ferdinand, Augusty. 2006. Metode Penelitian Manajemen. Badan Penerbit
Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2006. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program SPSS.
Badan Penerbit Universitas Diponegoro. Semarang.
Ghozali, Imam. 2007. Manajemen Resiko. Badan Penerbit Universitas
Diponegoro. Semarang.
Hadi, Sutrisno. 2000. Statistik. ANDI. Yogyakarta.
Hadi, Sutrisno. 2004. Statistik jilid 2. ANDI. Yogyakarta.
Hendro. 2005. How to become a smart entrepreneur and to start a new business.
Penerbit Adi. Yogyakarta.
74
Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo. 2002. Metodologi Penelitian Bisnis.
Fakultas Ekonomi Universitas Gajahmada. Yogyakarta.
Jusmaliani, dkk. 2008. Bisnis Berbasis Syariah. Bumi Aksara. Jakarta.
Kiyosaki, Robert. 2008. The Cashflow Qudrant. Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Lianto. 2013. Aktualisasi Teori Hierarki Kebutuhan Abraham H. Maslow Bagi
Peningkatan Kinerja Individu Dalam Organisasi. Sekolah Tinggi Ilmu
Ekonomi Widya Dharma Pontianak. Pontianak.
Luthans, Fred. 2006. Perilaku Organisasi. (Alih Bahasa V.A Yuwono, dkk). Edisi
Bahasa Indonesia. ANDI. Yogyakarta.
Madura, Jeff. 2001. Pengantar Bisnis. Salemba Empat. Jakarta.
Mahesa, Aditya Dion. 2012. Analisis Faktor-Faktor Motivasi Yang
Mempengaruhi Minat Berwirausaha.Universitas Diponegoro. Semarang
Mandala, Ardy. 2012. Peran Pendidikan, Pengalaman, Dan Inovasi Terhadap
Produktivitas Usaha Kecil Menengah. Universitas Diponegoro. Semarang.
Muhammad Dawwabah, Asyraf. 2009. Menjadi Entrepreneur Muslim Tahan
Banting. Ziyad Visi Media. Solo.
Muiz, Niam. 2006. Entrepreneur Milenium. Penerbit Galia Indonesia. Bogor.
Pandojo, Heidjrachman Ranu. 1982. Wiraswasta Indonesia: sebuahrenungan.
BPFE. Yogyakarta.
PB, Triton. 2007. Entrepreneurship: Kiat Sukses Menjadi Pengusaha. Tugu
Publiser. Yogyakarta.
Prama, Gede. 2004.Catatan Konsultan, Sukses dan Sukses, Sukses di Perjalanan,
Sukses di Tempat Tujuan. PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia.
Jakarta.
Rahmadewi, Asri T. Analisi Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Keputusan
Pembelian Mie Instan Merek Indomie (studi kasus pada Mahasiswa Fakultas
Ekonomi Reguler 2 UNDIP.Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.
Robins, Stephen P. 2008. Perilaku Organisasi. Salemba Empat. Jakarta.
Satriyo N, Crisdiawan. 2010. Analisi Pengaruh Pencitraan, Promosi, dan Kualitas
Pelayanan Terhadap Minat Kuliah di Diploma III Fakultas Ekonomi UNDIP.
Skripsi Fakultas Ekonomi UNDIP. Semarang.
Singgih D, Gunarsa.2003. Psikologi Perkembangan. BPK Gunung Mulia. Jakarta.
75
Sitanggang, Jonathan Ade Putra. 2012. Analisis Faktor Yang Memotivasi
Karyawan Berkeinginan Menjadi Wirausaha (Entrepreneur).
Skripsi.Universitas Indonesia. Depok.
Sudarmanto, Gunawan. 2005. Analisis Regresi Linier Berganda Dengan SPSS.
Graha Ilmu. Yogyakarta.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Bisnis. Alfabeta. Bandung.
Suprihanto John, dkk., (2003). Perilaku Organisasional. Sekolah Tinggi
IlmuEkonomi YKPN.Yogyakarta.
Suryana. 2003. Kewirausahaan. Penerbit Salemba Empat. Jakarta.
Susanto, Adi. 2000. Kewirausahaan. Ghalia Indonesia. Jakarta.
Suyitno, Ade & Anom, Slamet Nur. 2013. Sharia Green Entrepreneurship. Karya
Ilmiah Al-Qur’an MTQ Nasional DIKTI 2013. Padang.
http://ekonomi.kompasiana.com/wirausaha/2013/06/30/islamic-
entrepreneurship-kewirausahaan-islam-569797.html
Trim, bambang. 2009. Briliant Enterpreneur Muhammad saw. Salamadani..
Bandung.
Winardi. 2003. Entrepreneur dan Entrepreneurhip. Kencana. Bogor.
Wirasasmita, Yuyun. 2003. Komunikasi Bisnis. PT Gramedia Pustaka Utama.
Jakarta.
Wongso, Andre. 2005. Wisdom Success. Media Komputindo. Jakarta.
Oemar, Yohanas. 2006. Pengaruh Motivasi Terhadap Kinerja Karyawan Pada
Bank Riau. Jurnal Eksekutif.
http://www.google.co.id/search?q=entrepreneur&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a.
http://www.google.co.id/search?q=pengertian+motivasi&ie=utf-8&oe=utf-
8&aq=t&rls=org.mozilla:en-US:official&client=firefox-a
http://m-haritsyah.blogspot.com/2012/06/kewirausahaan-dalam-islam.html
www.google.com
Uji Validitas
Keberhasilan diri (X1)
Correlations
Item x1.1 Item x1.2 Item x1.3 Item x1.4 Item x1.5 Total
Item x1.1 Pearson Correlation 1 ,510** ,506
** ,442
** ,437
** ,769
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x1.2 Pearson Correlation ,510** 1 ,477
** ,540
** ,273
** ,748
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,006 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x1.3 Pearson Correlation ,506** ,477
** 1 ,553
** ,333
** ,779
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x1.4 Pearson Correlation ,442** ,540
** ,553
** 1 ,354
** ,786
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x1.5 Pearson Correlation ,437** ,273
** ,333
** ,354
** 1 ,639
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,006 ,001 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation ,769** ,748
** ,779
** ,786
** ,639
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Toleransi akan resiko (X2)
Correlations
Item x2.1 Item x2.2 Item x2.3 Item x2.4 Item x2.5 Total
Item x2.1 Pearson Correlation 1 ,472** ,406
** ,557
** ,231
* ,723
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,021 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x2.2 Pearson Correlation ,472** 1 ,369
** ,576
** ,234
* ,717
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,019 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x2.3 Pearson Correlation ,406** ,369
** 1 ,626
** ,311
** ,729
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,002 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x2.4 Pearson Correlation ,557** ,576
** ,626
** 1 ,290
** ,821
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,003 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x2.5 Pearson Correlation ,231* ,234
* ,311
** ,290
** 1 ,626
**
Sig. (2-tailed) ,021 ,019 ,002 ,003 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation ,723** ,717
** ,729
** ,821
** ,626
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
Kebebasan dalam bekerja (X3)
Correlations
Item x3.1 Item x3.2 Item x3.3 Item x3.4 Item x3.5 Total
Item x3.1 Pearson Correlation 1 ,345** ,646
** ,323
** ,332
** ,779
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,001 ,001 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x3.2 Pearson Correlation ,345** 1 ,446
** ,429
** ,380
** ,686
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x3.3 Pearson Correlation ,646** ,446
** 1 ,355
** ,364
** ,784
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x3.4 Pearson Correlation ,323** ,429
** ,355
** 1 ,498
** ,686
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item x3.5 Pearson Correlation ,332** ,380
** ,364
** ,498
** 1 ,691
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation ,779** ,686
** ,784
** ,686
** ,691
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Motivasi menjadi entrepreneur (Y)
Correlations
Item y.1 Item y.2 Item y.3 Item y.4 Item y.5 Total
Item y.1 Pearson Correlation 1 ,473** ,535
** ,413
** ,423
** ,740
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item y.2 Pearson Correlation ,473** 1 ,525
** ,464
** ,511
** ,792
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item y.3 Pearson Correlation ,535** ,525
** 1 ,565
** ,406
** ,803
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item y.4 Pearson Correlation ,413** ,464
** ,565
** 1 ,456
** ,741
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Item y.5 Pearson Correlation ,423** ,511
** ,406
** ,456
** 1 ,736
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
Total Pearson Correlation ,740** ,792
** ,803
** ,741
** ,736
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 100 100 100 100 100 100
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
Uji Realibilitas
Keberhasilan diri (X1)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,799 5
Toleransi akan resiko (X2)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,756 5
Kebebasan dalam bekerja (X3)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,769 5
Motivasi menjadi entrepreneur (Y)
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
,818 5
Regresi Berganda
Variables Entered/Removedb
Model Variables
Entered
Variables
Removed Method
1 Kebebasan
dalam bekerja,
Keberhasilan
diri, Toleransi
akan resikoa
. Enter
a. All requested variables entered.
b. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
Model Summaryb
Model
R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
dimension0
1 ,729a ,532 ,517 2,07369
a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam bekerja, Keberhasilan diri,
Toleransi akan resiko
b. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 468,822 3 156,274 36,341 ,000a
Residual 412,818 96 4,300
Total 881,640 99
a. Predictors: (Constant), Kebebasan dalam bekerja, Keberhasilan diri, Toleransi akan resiko
b. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,963 1,848 ,521 ,603
Keberhasilan diri ,502 ,072 ,512 6,988 ,000
Toleransi akan resiko ,281 ,071 ,296 3,959 ,000
Kebebasan dalam bekerja ,213 ,057 ,267 3,728 ,000
a. Dependent Variable: Motivasi menjadi entrepreneur
TABEL TABULASI
No Keberhasilan diri (X1) Toleransi akan resiko (X2) Kebebasan dalam bekerja (X3)
Motivasi menjadi entrepreneur
(Y)
1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total 1 2 3 4 5 Total
1 4 4 4 4 4 20 5 4 5 5 4 23 4 5 4 5 3 21 4 4 4 4 3 19
2 4 4 5 4 5 22 4 4 4 4 5 21 4 4 5 4 5 22 4 4 5 5 4 22
3 3 4 5 3 4 19 5 5 5 5 3 23 4 4 4 5 4 21 5 5 4 4 5 23
4 4 4 4 5 4 21 5 5 5 5 4 24 5 5 5 4 5 24 4 5 5 5 4 23
5 5 4 4 5 5 23 4 5 5 4 5 23 2 2 3 2 4 13 5 4 4 4 4 21
6 3 2 2 2 2 11 3 2 3 3 3 14 3 2 3 3 4 15 3 3 2 3 2 13
7 4 4 4 4 4 20 3 2 3 3 3 14 4 3 4 4 5 20 4 4 4 5 4 21
8 4 4 4 4 4 20 4 3 5 3 3 18 4 5 5 5 5 24 4 4 4 5 4 21
9 5 4 4 3 4 20 3 4 4 3 5 19 5 2 5 4 4 20 5 5 3 4 5 22
10 4 4 4 5 2 19 4 3 4 4 3 18 2 2 2 3 2 11 3 4 4 4 2 17
11 4 4 4 4 3 19 5 4 5 5 3 22 4 5 5 5 4 23 5 5 3 4 3 20
12 4 4 4 4 4 20 5 5 3 5 4 22 5 4 4 4 4 21 4 2 4 5 4 19
13 3 3 3 3 3 15 3 4 3 3 4 17 3 2 3 3 2 13 4 3 3 4 3 17
14 4 3 4 3 4 18 5 4 3 4 5 21 2 5 3 4 4 18 5 3 4 4 4 20
15 3 4 4 3 3 17 5 4 5 4 4 22 4 4 5 4 5 22 4 5 5 5 5 24
16 3 4 4 4 4 19 3 3 5 3 3 17 4 5 4 4 5 22 4 4 4 4 3 19
17 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 19 3 4 4 5 4 20
18 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 3 3 3 3 2 14 3 3 3 4 5 18
19 3 4 3 3 3 16 2 2 2 2 2 10 4 4 5 4 4 21 2 2 2 3 2 11
20 4 3 4 3 3 17 4 5 4 5 5 23 5 5 5 4 4 23 5 5 5 5 5 25
21 3 3 3 4 3 16 5 3 3 3 4 18 3 4 4 4 4 19 4 3 4 4 4 19
22 4 3 3 4 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 3 5 3 5 5 21
23 3 4 5 5 5 22 3 2 3 2 3 13 4 3 4 3 2 16 5 4 4 3 5 21
24 3 4 3 4 3 17 5 5 4 5 5 24 5 4 4 4 5 22 4 4 5 4 4 21
25 4 4 5 5 3 21 3 3 2 3 2 13 3 4 3 4 2 16 4 3 4 3 4 18
26 4 4 4 2 4 18 4 4 4 4 4 20 4 4 4 3 2 17 3 3 4 4 5 19
27 4 2 3 3 3 15 3 5 3 5 3 19 4 4 4 4 5 21 4 4 4 3 4 19
28 3 4 3 3 3 16 3 5 3 3 3 17 4 4 4 4 5 21 4 4 3 4 4 19
29 4 4 5 4 3 20 4 4 4 4 4 20 2 3 3 3 3 14 4 3 2 4 4 17
30 2 2 4 4 2 14 5 5 5 5 5 25 4 3 4 3 3 17 3 4 3 3 3 16
31 4 5 5 5 4 23 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 3 5 4 4 5 21
32 3 2 3 3 4 15 4 4 4 4 4 20 4 4 4 5 4 21 4 5 4 4 4 21
33 5 5 4 4 5 23 3 2 3 3 3 14 5 5 5 4 4 23 4 5 5 4 4 22
34 4 5 5 5 3 22 2 4 4 4 4 18 4 3 4 3 4 18 4 3 4 4 4 19
35 2 3 3 3 3 14 3 5 3 3 3 17 4 4 5 4 5 22 4 4 4 4 4 20
36 5 4 5 5 4 23 5 5 4 4 5 23 5 3 4 3 4 19 4 4 5 4 5 22
37 5 4 5 5 4 23 3 3 4 4 3 17 5 4 5 4 4 22 4 4 3 3 5 19
38 4 3 3 3 3 16 3 3 3 3 3 15 3 4 3 4 4 18 4 2 4 4 4 18
39 4 3 2 2 2 13 2 2 3 3 2 12 4 4 4 4 3 19 2 2 2 2 2 10
40 3 3 2 2 3 13 3 2 2 2 3 12 3 2 3 4 3 15 3 2 3 3 3 14
41 4 3 4 3 4 18 5 4 4 4 5 22 5 4 5 5 4 23 5 3 4 5 4 21
42 3 2 3 3 3 14 4 4 4 4 4 20 4 3 3 3 3 16 2 3 2 3 3 13
43 3 4 3 4 5 19 5 5 4 4 5 23 5 5 5 4 4 23 5 4 5 5 5 24
44 4 3 4 3 4 18 4 4 3 4 4 19 3 4 3 3 3 16 3 3 2 3 3 14
45 5 4 5 5 4 23 5 5 3 5 5 23 5 3 4 4 4 20 5 5 5 4 5 24
46 4 3 3 3 4 17 4 4 3 4 3 18 5 3 5 4 5 22 5 4 5 4 4 22
47 4 4 3 3 2 16 3 4 4 4 4 19 4 3 4 3 5 19 5 4 5 4 4 22
48 4 3 4 3 3 17 4 4 4 4 4 20 5 3 5 4 4 21 4 3 2 3 4 16
49 3 4 3 4 3 17 4 3 3 3 3 16 4 4 4 3 2 17 4 4 5 3 3 19
50 4 4 4 4 4 20 5 4 4 3 3 19 5 4 5 5 5 24 5 5 4 4 4 22
51 5 4 5 3 4 21 5 5 5 5 5 25 4 4 4 5 4 21 3 5 5 4 5 22
52 4 3 3 4 5 19 4 5 4 5 5 23 5 5 4 5 5 24 5 4 5 5 4 23
53 2 4 2 3 2 13 4 3 4 4 4 19 3 4 3 3 3 16 3 2 3 3 3 14
54 5 2 5 3 5 20 5 5 5 5 5 25 4 3 3 3 3 16 4 3 3 3 3 16
55 3 3 3 3 2 14 4 3 3 3 3 16 5 3 5 4 5 22 5 3 5 4 4 21
56 3 3 3 3 4 16 3 4 3 3 3 16 5 5 4 4 5 23 4 4 4 4 3 19
57 4 4 4 4 4 20 3 3 4 4 3 17 5 5 5 4 5 24 4 4 4 4 2 18
58 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20 3 2 3 3 3 14 4 4 5 4 5 22
59 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 3 18 4 4 3 4 3 18 4 3 3 4 4 18
60 5 5 5 4 4 23 5 3 5 5 5 23 4 5 4 4 5 22 4 5 5 4 5 23
61 4 3 4 4 4 19 3 3 4 4 4 18 1 4 2 2 4 13 4 4 4 4 4 20
62 4 4 5 3 3 19 3 4 3 3 3 16 1 3 3 4 3 14 4 4 3 3 4 18
63 4 4 5 4 2 19 5 4 3 5 2 19 1 4 2 3 4 14 5 4 3 4 5 21
64 4 5 5 4 2 20 5 4 4 5 2 20 1 2 2 4 4 13 4 5 4 4 5 22
65 4 5 4 4 4 21 5 3 4 3 4 19 1 4 2 5 5 17 4 4 4 4 4 20
66 5 4 4 5 4 22 4 4 4 5 4 21 1 4 4 1 2 12 4 4 4 4 5 21
67 5 5 5 5 4 24 5 5 5 5 3 23 1 4 3 3 4 15 5 5 5 5 5 25
68 5 5 5 5 4 24 5 4 4 4 1 18 1 5 5 5 5 21 5 5 4 5 5 24
69 5 4 5 4 3 21 5 4 3 4 4 20 1 3 2 4 4 14 4 3 4 3 3 17
70 5 5 5 5 3 23 5 4 4 4 4 21 1 2 1 3 3 10 4 4 4 4 5 21
71 5 4 4 4 3 20 4 4 3 4 1 16 1 3 3 2 2 11 4 3 4 4 4 19
72 4 4 5 3 3 19 3 4 3 3 3 16 1 3 3 4 3 14 4 4 3 3 4 18
73 4 4 5 3 3 19 3 4 3 3 3 16 1 3 3 4 3 14 4 4 3 3 4 18
74 4 4 4 3 3 18 4 3 3 4 3 17 1 1 3 3 3 11 3 3 3 4 4 17
75 4 4 3 3 3 17 3 3 3 3 2 14 1 3 2 2 4 12 3 3 3 3 3 15
76 5 5 3 4 4 21 4 4 3 3 3 17 5 5 4 4 4 22 4 4 5 4 4 21
77 4 4 4 4 4 20 4 4 4 4 4 20 4 4 3 4 4 19 4 4 4 4 4 20
78 5 4 4 4 4 21 5 5 4 4 2 20 4 4 2 2 4 16 4 4 4 5 4 21
79 5 5 4 4 5 23 4 4 5 5 5 23 4 4 5 4 5 22 5 5 4 4 5 23
80 5 5 5 5 5 25 5 5 5 5 3 23 3 5 5 5 5 23 5 5 5 5 5 25
81 5 4 5 5 4 23 3 4 4 4 2 17 3 3 2 3 2 13 4 4 4 4 4 20
82 5 5 4 5 4 23 5 5 4 4 4 22 3 4 4 4 3 18 5 5 5 4 4 23
83 5 5 5 5 4 24 4 4 4 4 1 17 3 3 3 5 4 18 4 4 4 4 4 20
84 4 4 4 4 4 20 5 4 4 4 4 21 3 4 4 2 2 15 5 4 4 4 4 21
85 4 4 3 4 3 18 5 4 3 4 2 18 3 4 4 5 3 19 4 4 4 4 4 20
86 4 4 4 4 4 20 5 4 4 5 4 22 2 4 4 4 5 19 5 5 4 4 5 23
87 4 5 4 4 4 21 5 4 4 5 5 23 2 4 4 5 5 20 3 4 4 4 5 20
88 4 4 4 5 4 21 3 4 4 3 4 18 2 4 3 4 3 16 4 4 4 4 4 20
89 4 4 5 5 4 22 3 5 4 4 2 18 2 3 2 3 3 13 3 4 3 3 4 17
90 5 5 4 4 4 22 4 5 4 4 2 19 2 4 4 2 4 16 4 5 5 5 4 23
91 5 4 4 4 4 21 4 5 4 5 4 22 2 4 4 4 4 18 4 5 4 5 4 22
92 5 4 5 5 4 23 4 4 4 4 4 20 2 4 4 5 3 18 4 4 4 4 4 20
93 5 5 5 5 4 24 5 4 5 5 1 20 2 4 2 5 5 18 5 5 5 5 5 25
94 5 5 5 5 4 24 4 5 5 5 2 21 2 3 2 4 4 15 5 5 5 4 4 23
95 5 5 4 4 5 23 4 4 4 4 2 18 2 4 3 4 4 17 4 5 4 5 5 23
96 5 5 5 5 5 25 5 5 2 2 2 16 2 4 4 4 2 16 5 5 5 4 4 23
97 4 4 5 4 4 21 5 4 4 4 2 19 2 2 4 3 4 15 4 4 4 4 4 20
98 5 4 2 3 3 17 4 4 3 4 1 16 2 3 4 2 2 13 4 4 4 4 5 21
99 4 4 4 3 3 18 4 4 5 5 4 22 2 3 3 3 3 14 4 4 3 4 5 20
100 4 5 4 4 3 20 4 4 3 4 4 19 2 3 4 2 2 13 4 4 4 4 4 20
Kuesioner Penelitian
I. Identitas Responden
1. Nama :
2. Usia :
3. Jenis Kelamin :
4. Angkatan :
5. Fakultas/Jurusan :
6. Daerah Asal :
II. Daftar pertanyaan
Berilah tanda silang (X) pada kolom yang tersedia, untuk jawaban yang sesuai
dengan pendapat saudara.
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
A. Keberhasilan diri (X1)
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Saya mempunyai semangat bekerja yang tinggi
2 Saya melakukan sesuatu untuk mencapai suatu
tujuan yang telah saya tetapkan
3 Saya termasuk orang yang optimis
4 Saya merupakan orang yang tekun dan ulet
dalam bekerja
5 Saya sudah memiliki kompetensi yang bagus
untuk bersaing dengan orang lain dalam dunia
kerja
B. Toleransi akan resiko (X2)
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 saya selalu berfikir panjang untuk menghadapi
resiko yang akan saya ambil.
2 Saya termasuk orang yang memiliki rasa
tanggungjawab yang besar dalam melaksanakan
keputusan yang saya ambil
3 Saya termasuk orang yang suka terhadap
tantangan
4 Saya tergolong orang yang sabar dalam
mengatasi masalah
5 Saya orang yang suka mengambil kesempatan-
kesempatan
C. Kebebasan dalam bekerja
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Saya suka memberontak terhadap kekuasaan
2 Saya senang mengambil prakarsa atau inisiatif
3 Saya kadang kala bersikap keras kepala
4 Kebebasan pribadi sangat penting bagi saya
5 Saya cenderung mengikuti bisikan nurani
(bersifat intuisi)
D. Motivasi menjadi entrepreneur (Y)
No Pertanyaan SS S N TS STS
1 Saya termasuk orang yang percaya diri dalam
bertindak
2 Saya selalu berfikir inovatif dan kreatif
3 Saya tertarik pada posisi kepemimpinan
4 Saya senang hidup secara efektif dan efisien
5 Saya selalu berorientasi masa depan dalam
merencanakan sesuatu