Post on 03-Feb-2018
PENGARUH MODEL PROJECT BASED LEARNING
TERHADAP KEMAMPUAN ANALISIS
PADA KONSEP PROTISTA
(Quasi Eksperimen pada Siswa di SMA Negeri 87 Jakarta)
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai
Gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd)
OLEH :
IRMA NURMALASARI
1111016100052
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BIOLOGI
JURUSAN PENDIDIKAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2016
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
Skripsi yang berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista disusun oleh Irma Nurmalasari,
NIM 1111016100052, Program Studi Pendidikan Biologi, Jurusan Pendidikan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta. Telah melalui bimbingan dan dinyatakan sah
sebagai karya ilmiah yang berhak diujikan pada sidang munaqasah sesuai
ketentuan yang ditetapkan fakultas.
Jakarta, 16Maret2076
Yang mengesahkan:
Pembimbing I Pembimbing II
2 001Env S Rosvidatun. S.Si. MANIP. 197s0924 200604 2 001
LEMBAR PENGESAHAN
Skripsi berjudul Pengaruh Model Project Based Learning terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista disusun oleh Irma Nurmalasari,
NIM 1111016100052, diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
(FITK) Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah
dinyatakan lulus dalam ujian munaqasah pada tanggal 10 Mei 2016 dihadapan
dewan penguji. oleh karena itu, penulis memperoleh gelar sarjana Sl (S.pd)
dalam bidang Pendidikan Biologi.
Jakafia,13 Mei 2016
Panitia Ujian Munaqasyah
Ketua Panitia ( Ketua Prodi Biologi)Dr. Yanti Herlanti. M.PdNIP. 197101 19200801 2 010
Penguji IDr. Ahmad So(van. M.PdNIP. 19650115198703 1 020
Penguji IIDr. Yanti Herlanti. M.PdNIP. 197101 19200801 2 010
Mengetahui:
Tanggal
V' st -1^ le
KEMENTRIAN AGAMAUIN JAKARTAF!TKJl. lr. H. Juanda No gS Ciputat 15412 lndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-06-Tgl. Terbit : 1 Maret 2010No. Revisi: : 01
Ha 111
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
Saya yang bertandatangan di bawah ini,
Nama
Tempat/Tgl.Lahir
NIM
Jurusan / Prodi
Judul Skripsi
Irma Nurmalasari
Tangerang, 11 Juni 1994
1 1 1 1016100052
Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Pengaruh Model Project Based Learning terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista
l. Baiq Hana Susanti, M.Sc
2.Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA
Dosen Pembimbing
dengan ini menyatakan bahwa skripsi yang saya buat benar-benar hasil karya sendiri dan
saya bertanggungjawab secara akademis atas apa yang saya tulis.
Pernyataan ini dibuat sebagai salah satu syarat menempuh Ujian Munaqasah.
Maret 2016
NIM.1 1 1 101 61 00052
iv
ABSTRAK
Irma Nurmalasari (1111016100052). Pengaruh Model Project Based Learning
terhadap Kemampuan Analisis pada Konsep Protista (Kuasi Eksperimen
pada Siswa di SMAN 87 Jakarta). Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi,
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2016.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Project Based
Learning terhadap kemampuan analisis pada konsep Protista. Metode penelitian
yang digunakan adalah kuasi ekperimen dengan teknik pengambilan sampel yaitu
simple random sampling. Jumlah sampel sebanyak 69 siswa yang terdiri dari 35
siswa sebagai kelas eksperimen dan 34 siswa sebagai kelas kontrol. Penelitian
dilakukan di SMAN 87 Jakarta pada semester ganjil tahun ajaran 2015/2016
dengan kelas X MIA 3 sebagai kelas eksperimen dengan model Project Based
Learning dan kelas X MIA 4 sebagai kelas kontrol dengan pendekatan saintifik.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu instrumen tes dan non tes. Instrumen
tes berupa soal dalam bentuk uraian berjumlah 9 soal. Sedangkan instrumen non
tes terdiri dari lembar observasi guru dan angket siswa. Teknik analisis data untuk
uji normalitas menggunakan uji Liliefors dan uji homogenitas menggunakan uji
Fisher, dilanjutkan dengan uji hipotesis menggunakan uji t. Hasil uji t diperoleh
thitung sebesar 7,08 dan untuk ttabel pada taraf signifikansi (α = 0,05) sebesar 2,00.
Hal ini menunjukkan bahwa thitung > ttabel, maka hipotesis alternatif (Ha) diterima
dan hipotesis nol (Ho) ditolak, yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis
kelas eksperimen lebih besar dibanding rata-rata kemampuan menganalisis kelas
kontrol. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari
penerapan model Project Based Learning terhadap kemampuan menganalisis
pada konsep Protista.
Kata kunci : Model Project Based Learning, Kemampuan Analisis, Konsep
Protista.
v
ABSTRACT
Irma Nurmalasari (1111016100052). The Influence of Project Based Learning
Model toward Analytical Skill on the Concept of Protists (Quasi Experimental
in SMAN 87 Jakarta). BA Thesis of Biology Education Program Study,
Department of Natural Sciences Education, Faculty of Tarbiya and Teaching
Science, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta, 2016.
The aim of this research study is to determine the influence of project based
learning model toward analytical skill on the concept of Protists. The research
method was used quasi experimental and the samples were taken by simple
random sampling technique. The totals of samples were 69 students which
consisted of 35 students as an experimental group and 34 students as a control
group. This research was conducted at SMAN 87 Jakarta in academic year
2015/2016 with class X MIA 3 as an experimental class (class using the Project
Based Learning model) and X MIA 4 as a control class (class using the scientific
approach). The research instrument includes instrument test and non-test. The
instrument test was an essay test consists of 9 questions. Meanwhile, instrument
non-test consists of observation sheet for teacher and questionnaire for students.
The technique of data analysis used in this research were the normality of the test
through Liliefors test and the homogeneity of the test through Fisher test and
continued by testing the hypothesis of the test through t-test. The result of data
analysis using t-test show that the value of tcount was 7,08 and for ttable at the
significance level (α = 0,05) was 2,00. This show that tcount > ttable, then the
alternative hypothesis (Ha) was accepted and the null hypothesis (Ho) was
rejected, which means the average experimental class analytical skill greater than
the average of the control class analytical skill. It can be concluded that there was
an influence of the implementation of Project Based Learning model toward
analytical skill on the concept of Protists.
Keywords : Project Based Learning Model, Analytical Skill, Protists
Concept.
vi
KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmannirrahiim
Alhamdulillah, puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, yang
telah memberikan rahmat-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Model Project Based Learning terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista”. Shalawat beserta salam semoga
selalu tercurah kepada Baginda Rasulullah Muhammad SAW beserta keluarga,
para sahabat, dan pengikutnya sampai akhir zaman.
Ucapan terima kasih penulis sampaikan kepada semua pihak yang telah
memberikan dukungan dan bantuan dalam penyusunan skripsi ini. Dengan tulus
ikhlas penulis menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ahmad Thib Raya, MA., Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Baiq Hana Susanti, M.Sc., Ketua Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta, sekaligus dosen Penasehat Akademik dan juga
Dosen Pembimbing I yang telah meluangkan waktu untuk memberikan
bimbingan, arahan, serta motivasi kepada penulis dalam menyelesaikan
penulisan skripsi ini.
3. Dr. Yanti Herlanti, M.Pd., Ketua Program Studi Pendidikan Biologi
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta.
4. Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA., Dosen Pembimbing II yang telah
meluangkan waktu untuk memberikan bimbingan kepada penulis.
5. Seluruh Dosen Jurusan Pendidikan IPA Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta yang dengan tulus dan ikhlas memberikan ilmunya
kepada penulis, semoga ilmu yang telah Bapak dan Ibu berikan bermanfaat
dan menjadi amal jariyah yang pahalanya tidak akan terputus.
6. Dr. Diana Vivanti S, M.Si., selaku Kaprodi Pendidikan Biologi
Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yang telah memberikan izin untuk
vii
melakukan validasi instrumen. Dan kepada Dr. Ratna Komala, M.Si.,
selaku validator instrumen soal penelitian ini.
7. Dra. Hasnati Ramli, M.Pd., Kepala Sekolah SMA Negeri 87 Jakarta yang
telah memberikan izin kepada penulis untuk melaksanakan penelitian di
sekolah tersebut. Dan kepada Dra. Hermastuti M.R, selaku guru mata
pelajaran Biologi kelas X di SMA Negeri 87 Jakarta yang telah
memberikan arahan dan saran yang bermanfaat bagi penulis.
8. Seluruh staf dan siswa SMA Negeri 87 Jakarta, khususnya siswa kelas X
MIA 3 dan X MIA 4 yang telah membantu terlaksananya penelitian ini.
9. Teristimewa untuk kedua orang tua tercinta, Bapak Mursid dan Ibu
Mariyanah serta saudara tersayang kakak Tety Murdiyanti dan adik Moh.
Arif Rahman Hakim yang selalu mencurahkan kasih sayang, do‟a,
semangat dan perhatian kepada penulis, semoga Allah memberikan umur
yang panjang dan selalu melimpahkan kasih sayang kepada mereka semua.
10. Mereka yang tersayang, Muhamad Iqbal, Ade Faridah, Rakhil, Erna
Sofyana, Uliyatul Fikriyyah, Retno Wahyuningtyas, Anisa Puteri, Fitri
Fajriani, Lenny Shintiawati, dan Faramudita Dwi, yang telah setia
mendengarkan keluh kesah penulis dan memberikan saran, semangat serta
dukungan sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini.
11. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Biologi 2011 yang tidak bisa
disebutkan satu persatu. Terima kasih atas kerjasama, semangat dan
dukungan selama proses perkuliahan.
12. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, penulis
mengucapkan terima kasih.
Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis dan para pembaca
lainnya. Aamiin yaa Rabbal „Alamiin.
Jakarta, Februari 2016
Penulis
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING ...................................................... i
LEMBAR PENGESAHAN ................................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI ................................................... iii
ABSTRAK ........................................................................................................... iv
ABSTRACT .......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... viii
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xii
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xiv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1
B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 5
C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 5
D. Perumusan Masalah ................................................................................... 6
E. Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
F. Kegunaan Penelitian ................................................................................... 6
BAB II DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori ........................................................................................... 7
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme ............................................... 7
2. Model Project Based Learning ............................................................ 8
a. Definisi Model Project Based Learning .......................................... 8
b. Landasan Teori Model Project Based Learning ............................. 10
c. Karakteristik Model Project Based Learning ................................. 12
d. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning .............................. 14
e. Langkah-Langkah Model Project Based Learning ........................ 15
ix
f. Kelebihan Model Project Based Learning ..................................... 17
g. Kendala dalam Model Project Based Learning .............................. 19
3. Kemampuan Menganalisis .................................................................. 19
a. Definisi Kemampuan Menganalisis ................................................ 19
b. Hubungan Model Project Based Learning dengan Kemampuan
Menganalisis ................................................................................... 22
4. Pembelajaran Biologi .......................................................................... 23
B. Hasil Penelitian yang Relevan ................................................................. 24
C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 26
D. Hipotesis Penelitian .................................................................................. 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 29
B. Metode dan Desain Penelitian .................................................................. 30
C. Populasi dan Sampel ................................................................................ 30
D. Variabel Penelitian ................................................................................... 31
E. Prosedur Penelitian ................................................................................... 31
1. Tahap Persiapan Sebelum Penelitian ................................................... 31
2. Tahap Pelaksanaan Penelitian ............................................................. 31
3. Tahap Penyelesaian Penelitian ............................................................ 32
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 32
G. Instrumen Penelitian ................................................................................. 32
1. Tes ....................................................................................................... 32
2. Angket ................................................................................................. 34
3. Observasi ............................................................................................. 34
H. Kalibrasi Instrumen .................................................................................. 36
1. Uji Validitas ......................................................................................... 36
a. Tes ................................................................................................... 36
b. Non Tes ........................................................................................... 37
2. Uji Reliabilitas ..................................................................................... 38
3. Uji Tingkat Kesukaran ......................................................................... 39
x
4. Uji Daya Beda ..................................................................................... 39
I. Teknik Analisis Data ................................................................................ 40
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 40
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 41
3. Uji Hipotesis ........................................................................................ 41
4. Uji N-Gain ........................................................................................... 42
5. Pengolahan Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based
Learning .............................................................................................. 43
6. Pengolahan Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Project Based
Learning .............................................................................................. 43
J. Hipotesis Statistik ..................................................................................... 44
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian ......................................................................................... 45
1. Hasil Pretest dan Posttest .................................................................... 45
2. Kemampuan Analisis ........................................................................... 47
3. Aspek Kemampuan Analisis ............................................................... 48
B. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dan Angket Siswa .......... 49
1. Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning dalam Kegiatan
Pembelajaran ....................................................................................... 49
2. Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning ........ 51
C. Pengujian Prasyarat Analisis .................................................................. 53
1. Uji Normalitas ..................................................................................... 53
2. Uji Homogenitas .................................................................................. 54
D. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 55
E. Pembahasan ............................................................................................ 56
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ............................................................................................... 64
B. Saran .......................................................................................................... 64
xi
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 66
LAMPIRAN ........................................................................................................ 71
xii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
Tabel 2.1 Karakteristik Model Project Based Learning .................................... 13
Tabel 3.1 Jadwal Penelitian di SMA Negeri 87 Jakarta ..................................... 29
Tabel 3.2 Desain Penelitian ................................................................................ 30
Tabel 3.3 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis ................................. 32
Tabel 3.4 Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model Project
Based Learning ................................................................................... 34
Tabel 3.5 Kisi-Kisi Lembar Observasi Keterlaksanaan Sintaks Model Project
Based Learning ................................................................................... 35
Tabel 3.6 Hasil Uji Validasi Soal Kemampuan Analisis ................................... 37
Tabel 3.7 Kriteria Reliabilitas Instrumen ........................................................... 38
Tabel 3.8 Klasifikasi Daya Pembeda ................................................................. 40
Tabel 3.9 Kategori Nilai N-Gain ........................................................................ 42
Tabel 3.10 Pemberian Skor Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based
Learning ............................................................................................ 43
Tabel 3.11 Kategori Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning ... 43
Tabel 3.12 Kategori Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning ... 44
Tabel 4.1 Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................... 45
Tabel 4.2 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan Analisis ................. 47
Tabel 4.3 Skor Pretest, Posttest, dan N-Gain Aspek Kemampuan Analisis ..... 48
Tabel 4.4 Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning .................... 49
Tabel 4.5 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ....................................................... 51
Tabel 4.6 Data Uji Normalitas Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen dan Kelas
Kontrol ............................................................................................... 54
Tabel 4.7 Hasil Uji Homogenitas Pretest dan Posttest ...................................... 54
Tabel 4.8 Uji Hipotesis Pretest dan Posttest ...................................................... 55
xiii
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
Gambar 2.1 Taksonomi Bloom Revisi ............................................................... 20
Gambar 2.2 Bagan Kerangka Berpikir ............................................................... 27
Gambar 4.1 Diagram Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest dan
Posttest ............................................................................................ 46
Gambar 4.2 Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Analisis ........................ 57
Gambar 4.3 Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis ............................ 58
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Judul Lampiran Halaman
Lampiran 1 Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis ............................. 71
Lampiran 2 Soal Uji Coba Instrumen Penelitian Kemampuan Analisis ........... 92
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Anates .............................................................. 95
Lampiran 4 Soal Pretest dan Posttest ............................................................... 99
Lampiran 5 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Eksperimen ..... 102
Lampiran 6 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Kelas Kontrol ............ 123
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Eksperimen ............................. 142
Lampiran 8 Lembar Kerja Siswa (LKS) Kelas Kontrol ................................... 145
Lampiran 9 Lembar Penilaian Artikel ............................................................... 152
Lampiran 10 Lembar Penilaian Presentasi Kelompok ....................................... 154
Lampiran 11 Angket Respon Siswa ................................................................... 156
Lampiran 12 Skala Penilaian Angket Respon Siswa ......................................... 158
Lampiran 13 Rekapitulasi Keterlaksanaan Model Project Based Learning ..... 160
Lampiran 14 Rekapitulasi Hasil Angket Siswa ................................................. 165
Lampiran 15 Nilai Pretest Kelas Eksperimen .................................................... 168
Lampiran 16 Uji Normalitas Pretest Kelas Eksperimen .................................... 170
Lampiran 17 Nilai Pretest Kelas Kontrol .......................................................... 171
Lampiran 18 Uji Normalitas Pretest Kelas Kontrol .......................................... 173
Lampiran 19 Nilai Posttest Kelas Eksperimen .................................................. 174
Lampiran 20 Uji Normalitas Posttest Kelas Ekperimen .................................... 176
Lampiran 21 Nilai Posttest Kelas Kontrol ......................................................... 177
Lampiran 22 Uji Normalitas Posttest Kelas Kontrol ......................................... 179
Lampiran 23 Uji Homogenitas Pretest .............................................................. 180
Lampiran 24 Uji Homogenitas Posttest ............................................................. 181
Lampiran 25 Uji Hipotesis Pretest ..................................................................... 182
Lampiran 26 Uji Hipotesis Posttest ................................................................... 183
Lampiran 27 Uji N-Gain .................................................................................... 184
Lampiran 28 Perhitungan N-Gain tiap Aspek Analisis ...................................... 186
xv
Lampiran 29 Lembar Kesesuaian Validasi Soal ................................................ 187
Lampiran 30 Surat Bimbingan Skripsi ............................................................... 189
Lampiran 31 Surat Permohonan Izin Validasi ................................................... 191
Lampiran 32 Surat Permohonan Izin Penelitian ................................................ 192
Lampiran 33 Surat Keterangan Riset ................................................................. 193
Lampiran 34 Lembar Uji Referensi ................................................................... 194
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan hal yang penting bagi kehidupan manusia.
Pendidikan diharapkan dapat memberi kontribusi dalam membentuk manusia
yang berakhlak mulia, kreatif, mandiri, serta memiliki keterampilan yang
diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara untuk ikut berpartisipasi
dalam meningkatkan kemajuan bangsa. Hal ini sesuai dengan fungsi
Pendidikan Nasional yang tertera dalam Undang-undang RI No 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional pada bab II pasal 3 yang menyatakan
bahwa:
Pendidikan Nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan
membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka
mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi
peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, dan cakap kreatif,
mandiri, dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung
jawab.1
Pendidikan merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik dapat secara aktif
mengembangkan potensial dirinya.2 Pendidikan tidak hanya berusaha untuk
mencapai hasil belajar akan tetapi bagaimana cara memperoleh hasil atau
proses belajar yang terjadi pada diri anak.
Pembelajaran biologi sebagai salah satu disiplin ilmu sains tidak hanya
membelajarkan fakta, konsep, dan prinsip biologi kepada siswa, melainkan
juga mengharapkan siswa untuk dapat berinkuiri ilmiah untuk membangun
konsep sendiri melalui penjelajahan alam sekitar.3 Karena materi biologi
1 Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional, h. 3,
diakses dari http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016. 2 Ibid., h. 1.
3 Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah, h. 377, diakses dari http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20
No%2022%20Tahun%202006.pdf, pada tanggal 29 Maret 2016.
2
memiliki cakupan yang luas mengenai bagaimana mengenal diri sendiri,
mengenal makhluk hidup di sekitar, mengetahui hubungan antar makhluk
hidup dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
Pembelajaran biologi diarahkan untuk meningkatkan pemahaman siswa
dan keterampilan siswa dalam menganalisis fenomena yang terjadi di
lingkungan sekitar dengan konsep materi biologi yang telah dimiliki. Di dalam
proses pembelajaran, siswa dapat menggali kemampuan analisisnya sehingga
mereka dapat menghubungkan dan menyimpulkan konsep yang sudah
dipelajarinya dengan fenomena yang terjadi di lingkungan sekitar.
Hasil observasi pada saat Praktik Profesi Kegiatan Terpadu (PPKT),
selama proses pembelajaran siswa belum terlatih untuk menganalisis masalah
yang terjadi di lingkungan dan mengaitkannya dengan konsep materi yang
telah dimiliki siswa. Hal ini karena siswa jarang diberikan soal-soal evaluasi
pada jenjang kognitif C4, C5 dan C6. Sehingga siswa hanya memiliki
kemampuan kognitif pada jenjang ingatan, pemahaman, dan aplikasi,
sedangkan untuk kemampuan kognitif jenjang analisis, evaluasi dan mencipta
kurang dikembangkan.
Rendahnya kemampuan analisis siswa Indonesia dapat dibuktikan dengan
hasil Trends in Internastional Mathematics and Science Study (TIMSS) dan
Program for International Student Assessment (PISA). Penilaian TIMSS
tahun 2011 diikuti oleh 600.000 siswa kelas VIII dari 63 negara. Untuk bidang
sains, Indonesia berada di urutan ke-40 dengan skor 406 dari 42 negara yang
siswanya dites. Skor ini mengalami penurunan 21 angka dibandingkan TIMSS
sebelumnya pada tahun 2007.4 Begitu pula dengan hasil PISA tahun 2009,
Indonesia menduduki 10 besar terbawah dari 65 negara. Sedangkan hasil PISA
tahun 2012, Indonesia mengalami penurunan yaitu berada diposisi kedua
terendah dengan skor 382.
4 Ester Lince Napitupulu, Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun, 2012,
diakses dari http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.Matematika.
Indonesia.Menurun, pada tanggal 11 Maret 2016.
3
Rendahnya hasil sains Indonesia pada TIMSS dan PISA diakibatkan
karena karakteristik soal-soal yang diujikan dalam TIMSS dan PISA
merupakan soal-soal yang menguji aspek penalaran dan pemecahan masalah
(problem solving).5 Sehingga siswa yang memiliki kemampuan analisis
rendah akan kesulitan untuk dapat menjawab soal-soal tersebut.
Kemampuan analisis yang masih rendah dan kurang aktifnya siswa
merupakan masalah yang kadang terjadi dalam proses pembelajaran.
Kemampuan analisis dibutuhkan untuk memecahkan berbagai masalah dalam
kehidupan sehari-hari. Kemampuan analisis dapat diartikan sebagai
kemampuan siswa untuk mengidentifikasi suatu masalah, melihat penyebab-
penyebab dari masalah tersebut atau memberi argumen-argumen yang
mendukung suatu pernyataan sehingga siswa dapat memberikan solusi dari
masalah tersebut. Dengan kata lain, pembelajaran biologi sebagai salah satu
ilmu sains merupakan suatu proses untuk menjadikan siswa berinkuiri dalam
rangka menemukan solusi dari masalah nyata di kehidupan sehari-hari.
Permasalahan yang terjadi sampai saat ini adalah masih banyak guru-guru
yang menggunakan pola mengajar yang tradisional yaitu mengajar dengan
menggunakan metode ceramah dan bersifat satu arah yaitu guru berbicara dan
siswa hanya mendengarkan. Hal ini akan membuat siswa cepat merasa bosan
dan jenuh.6 Dengan demikian tugas guru bukan hanya menyampaikan materi
pembelajaran berupa hafalan, tetapi juga mengatur lingkungan dan strategi
pembelajaran yang memungkinkan siswa untuk belajar dan mendapatkan
pengalaman serta pemahaman atas informasi yang diperoleh dari penemuan
atau eksperimen yang siswa lakukan. Sehingga siswa dapat mengembangkan
kemampuan mengamati, mengidentifikasi, memecahkan masalah dan
menganalisis.
5 Asep Sapa’at, Kemana Arah Pendidikan Indonesia?, 2014, diakses dari
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0-kemana-arah-pendidikan
-indonesia, pada tanggal 28 Desember 2015. 6 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan untuk Guru,
Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2014),
Cet. 2, h. 17.
4
Salah satu upaya meningkatkan kemampuan analisis siswa yaitu dengan
menggunakan model pembelajaran yang menarik, membantu siswa dalam
memahami konsep materi dan membantu siswa menghubungkan konsep yang
telah dimiliki dengan dunia nyata. Salah satu model pembelajaran yang sesuai
yaitu dengan model Project Based Learning (PjBL). Model Project Based
Learning memiliki potensi yang besar untuk memberi pengalaman belajar
yang lebih menarik dan bermakna bagi siswa. Model ini merupakan salah satu
pengembangan teori belajar konstruktivisme, dimana manusia sebagai
pembelajar harus membangun pengetahuannya sendiri di dalam konteks
pengalamannya. Dalam pembelajaran berbasis proyek siswa menjadi
terdorong lebih aktif dalam belajar, guru hanya sebagai fasilitator, guru
mengevaluasi produk hasil kinerja siswa meliputi outcome yang mampu
ditampilkan dari hasil proyek yang dikerjakan.7
Pembelajaran berbasis proyek memiliki potensi untuk memberi
pengalaman belajar yang menarik dan bermakna bagi siswa. Fokus
pembelajaran terletak pada prinsip dan konsep dari suatu disiplin ilmu,
melibatkan siswa dalam investigasi pemecahan masalah dan tugas-tugas
bermakna lainnya, memberi kesempatan siswa untuk bekerja secara otonom
dalam mengonstruksi pengetahuan dan untuk menghasilkan produk.8
Model Project Based Learning mengharuskan siswa untuk menghasilkan
produk sebagai solusi dari permasalahan yang terjadi. Dengan demikian siswa
harus menganalisis terlebih dahulu masalah yang terjadi di sekitarnya. Hal ini
tentunya akan menambah daya pikir serta kemampuan siswa di kelas, seperti
kemampuan menganalisis.
Salah satu masalah yang dihadapi siswa adalah masalah-masalah yang
terjadi di lingkungan. Kompleksitas permasalahan lingkungan tidak cukup
7 I Wayan Santyasa, “Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Berbasis Proyek, dan
Orientasi NOS”, Makalah Disampaikan dalam Seminar di Sekolah Menengah Atas (SMA) Negeri
2 Semarapura, 27 Desember 2006, h. 12, diakses dari
http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/indrya/Model%20Pembelajaran%20Menulis/COLLABORATI
VE_MODEL__PROJECT_BASED__DAN_ORIENTASI_NOS.pdf, pada tanggal 16 Januari
2016. 8 Made Wena, Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan Konseptual
Operasional, (Jakarta: PT. Bumi Aksara, 2013), Cet. 8, h. 145.
5
diajarkan pada siswa dengan metode ceramah yang bersifat teacher-centered
learning, namun diajarkan menggunakan metode yang lebih berpusat pada
siswa (student-centered learning). Salah satunya menggunakan model Project
Based Learning.
Berdasarkan uraian tersebut, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian
yang berjudul: “Pengaruh Model Project Based Learning terhadap
Kemampuan Analisis”
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah berdasarkan latar belakang yang telah dijelaskan,
yaitu sebagai berikut:
1. Guru belum menerapkan model pembelajaran yang efektif untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis siswa.
2. Para siswa belum terlatih untuk menganalisis bagaimana cara
menyelesaikan permasalahan yang terjadi di lingkungan sekitar.
3. Kemampuan analisis yang dimiliki siswa masih rendah. Hal ini
berdasarkan hasil TIMSS dan PISA.
C. Pembatasan Masalah
Penelitian ini akan mengkaji pengaruh model pembelajaran terhadap
kemampuan menganalisis siswa, untuk mendapatkan gambaran yang jelas
maka perlu adanya pembatasan masalah. Adapun pembatasan masalahnya
sebagai berikut:
1. Tahapan model Project Based Learning yang digunakan dalam penelitian
ini yaitu menurut Educational Technology Division Ministry of Education.
2. Kemampuan yang diukur yaitu kemampuan menganalisis siswa pada mata
pelajaran Biologi.
3. Mata pelajaran Biologi dibatasi pada konsep Protista.
4. Siswa yang menjadi subjek penelitian yaitu siswa kelas X semester ganjil
tahun ajaran 2015/2016 di SMA Negeri 87 Jakarta.
6
D. Perumusan Masalah
Rumusan masalah dalam penelitian ini adalah “Apakah model Project
Based Learning mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap kemampuan
analisis?”
E. Tujuan Penelitian
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh model Project Based
Learning terhadap kemampuan analisis.
F. Kegunaan Penelitian
Adapun kegunaan dari penelitian ini yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru, dapat dijadikan alternatif model pembelajaran sehingga
diharapkan dapat meningkatkan kualitas pembelajaran sains di Indonesia.
2. Bagi sekolah, dengan mengembangkan model-model pembelajaran yang
lebih inovatif, kreatif, dan menyenangkan diharapkan dapat meningkatkan
mutu kinerja guru dan kemampuan para siswanya.
3. Bagi penulis, dapat mengetahui pengaruh model Project Based Learning
terhadap kemampuan analisis.
4. Bagi para peneliti, dapat dijadikan referensi untuk melakukan penelitian
sejenis dalam upaya meningkatkan kualitas pendidikan sains di Indonesia.
7
BAB II
DESKRIPSI TEORI, KERANGKA PIKIR, DAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Hakikat Pembelajaran Konstruktivisme
Menurut pandangan konstruktivistik, belajar merupakan suatu proses
pembentukan pengetahuan yang harus dilakukan oleh siswa. Siswa harus
aktif melakukan kegiatan, aktif berpikir, menyusun konsep, dan memberikan
makna tentang hal yang sedang dipelajari. Tetapi yang paling menentukan
keberhasilan proses belajar adalah niat belajar siswa, sementara peranan guru
dalam belajar konstruktivistik yaitu membantu agar proses pengkonstruksian
pengetahuan oleh siswa berjalan lancar. Guru tidak mentransfer pengetahuan
yang telah dimiliki, melainkan membantu siswa untuk membentuk
pengetahuannya sendiri.1
Konstruktivisme memandang bahwa pembelajaran merupakan proses
membangun pengetahuan yang dilakukan individu. Dalam pembelajaran
terjadi interaksi antara apa yang sedang diajarkan dengan apa yang sudah
diketahui. Konstruktivisme memandang penting faktor pengalaman siswa
yang berupa pengetahuan dan keyakinan yang dibawa siswa ke dalam
pembelajaran yang cenderung membentuk miskonsepsi. Oleh karena itu,
guru berperan dalam menghubungkan (linking), memonitor (monitoring)
dan mengarahkan (directing) proses membangun pengetahuan, sementara
siswa mengenali (recognise), memadukan (integrate), memperluas
(extend), mengevaluasi (evaluate) dan merekonstruksi konsepsinya.2
Aliran konstruktivisme memahami belajar sebagai suatu proses
pembentukan pengetahuan yang dilakukan oleh siswa dan pengalaman
merupakan kunci utama dari belajar, hal ini tidak akan terwujud hanya dengan
mendengarkan ceramah atau membaca buku tentang pengalaman orang lain.
1 Eveline Siregar dan Hartini Nara, Teori Belajar dan Pembelajaran, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2010), h. 41. 2 Tatang Suratno, “Konstruktivisme, Konsepsi Alternative dan Perubahan Konseptual
dalam Pendidikan IPA”, Jurnal Pendidikan Dasar, No. 10, 2008, h. 1, diakses dari
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-Oktober_2008/
Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Konseptual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF,
pada tanggal 4 Januari 2016.
8
Dengan kata lain, guru ataupun buku teks bukan satu-satunya sumber
informasi dalam pembelajaran. Siswa memiliki banyak sumber informasi yang
dapat mereka gunakan untuk belajar.
Ciri-ciri dari sistem pembelajaran konstruktivisme, yaitu: (a) memandang
sebuah kegagalan atau keberhasilan, kemampuan atau ketidakmampuan dilihat
sebagai interpretasi yang berbeda yang harus dihargai; (b) kebebasan
dipandang sebagai penentu keberhasilan, kontrol belajar dipegang oleh peserta
didik; (c) tujuan pembelajaran menekankan pada penciptaan pemahaman,
yaitu menuntut aktivitas kreatif-produktif dalam konteks nyata.3 Diharapkan
siswa yang dihasilkan dari sistem pembelajaran konstruktivisme adalah siswa
yang mempunyai pengetahuan secara bermakna, aktivitas belajar dalam
konteks nyata, menekankan pada proses, menuntut pemecahan suatu masalah,
dan menekankan proses evaluasi yang merupakan bagian dari belajar. Prinsip
dasar dalam pembelajaran konstruktivisme adalah siswa harus aktif
membangun pengetahuan dan keterampilannya.
Berdasarkan penjelasan para ahli, dapat disimpulkan bahwa belajar
menurut teori konstruktivisme merupakan suatu proses dimana siswa
membangun pengetahuannya karena adanya pengalaman-pengalaman baru
dalam hidupnya. Pengalaman tersebut dapat terjadi melalui interaksi antara
siswa dengan fenomena dan lingkungan belajarnya di sekolah maupun
masyarakat. Di dalam teori pembelajaran konstruktivisme, guru harus
menyediakan lingkungan belajar yang kondusif, yang memungkinkan siswa
untuk mendapatkan proses pembelajaran yang bermakna.
2. Model Project Based Learning
a. Definisi Model Project Based Learning
Model Project Based Learning memiliki beberapa definisi, salah
satunya menurut Educational Technology Division Ministry of Education
yang mengemukakan bahwa:
3 Mubiar Agustin, Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan untuk Guru,
Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan, (Bandung: Refika Aditama, 2014),
Cet. 2, h. 92.
9
Project-based Learning (PBL) is a model for classroom activity that
shifts away from the usual classroom practices of short, isolated,
teacher-centred lessons. PBL learning activities are long-term,
interdisciplinary, student-centred, and integrated with real-world
issues and practices.4
Pernyataan ini mengemukakan bahwa Project Based Learning
merupakan model pembelajaran dengan aktivitas belajar yang bersifat
student-centered dan terkait dengan isu-isu dunia nyata.
Model Project Based Learning merupakan proses pembelajaran untuk
mencapai tujuan pembelajaran tertentu yang dilakukan melalui pengerjaan
proyek dalam jangka waktu tertentu melalui langkah-langkah sebagai
berikut: persiapan/perencanaan, pelaksanaan, pembuatan laporan dan
mengkomunikasikan hasil kegiatan serta evaluasi.5
Pembelajaran berbasis proyek merupakan model pembelajaran yang
memberikan kesempatan kepada guru untuk mengelola pembelajaran di
kelas dengan melibatkan kerja proyek. Kerja proyek tersebut memuat
tugas-tugas yang kompleks berdasarkan kepada pertanyaan dan
permasalahan yang sangat menantang, dan menuntut siswa untuk
merancang, memecahkan masalah, membuat keputusan, melakukan
kegiatan investigasi, serta memberikan kesempatan kepada siswa untuk
bekerja secara mandiri.6 Dengan kata lain, Project Based Learning
merupakan strategi belajar mengajar yang melibatkan siswa untuk
mengerjakan sebuah proyek yang bermanfaat untuk menyelesaikan
permasalahan yang terjadi di masyarakat atau lingkungan.
Permasalahan yang dikaji dalam model Project Based Learning
merupakan masalah yang kompleks dan membutuhkan penguasaan
4 Educational Technology Division Ministry of Education, Project Based Learning
Handbook “Educating the Millennial Learner”, 2006, p. 3, diakases dari http://www.
moe.edu.my/btp/wp-content/uploads/2011/07/Project%20Based%20Learning%20Handbook/2% 2
0-%20Project%20Based%20Learning%20Handbook.pdf, pada tanggal 26 Februari 2016. 5 Stevani Endah Purworini, “Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya
Mengembangkan Habit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS Balikpapan”, Jurnal
Pendidikan Inovatif, 1, 2006, h. 17, diakses dari https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-
1-no-2-stevani-endah-purworini.pdf, pada tanggal 4 Januari 2016. 6 Made Wena, Op. Cit., h. 144.
10
berbagai konsep atau materi pelajaran dalam upaya penyelesaiannya.
Dalam hal ini, siswa dilatih untuk melakukan analisis terhadap
permasalahan, kemudian melakukan eksplorasi, mengumpulkan informasi,
interpretasi, dan penilaian dalam mengerjakan proyek yang terkait dengan
permasalahan yang dikaji.7
Berdasarkan beberapa uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang berpusat
pada siswa agar siswa dapat memahami suatu konsep ataupun prinsip
dengan melakukan investigasi dan mencari suatu solusi yang relevan serta
dapat diimplementasikan dalam sebuah proyek, sehingga siswa mengalami
proses pembelajaran yang bermakna. Project Based Learning memiliki
proses pembelajaran yang panjang dan melibatkan siswa secara aktif,
dimulai dari merancang, membuat dan menampilkan sebuah proyek yang
dikerjakan. Produk yang dihasilkan terkait dengan sebuah penyelesaian
masalah yang terjadi di lingkungan masyarakat.
b. Landasan Teori Model Project Based Learning
Project Based Learning dilandasi pada teori yang dipaparkan oleh
beberapa ahli, di antaranya:
1) Jean Piaget dan Lev Vygotsky
Teori dari model Project Based Learning yang pertama yaitu teori
konstruktivisme.
Konstruktivisme yang menjelaskan bahwa individu membangun
pengetahuan melalui interaksi dengan lingkungan dan pengetahuan
yang didapat masing-masing individu berbeda. Jadi, dengan cara
melakukan penyelidikan, percakapan atau kegiatan, seseorang belajar
membangun pengetahuan baru dengan mengaitkan pengetahuan yang
telah diketahuinya.8
7 Ridwan Abdullah Sani, Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum 2013,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2014), h. 172. 8 Michael M Grant, Getting a Grip on Project Based-Learning: Theory, Cases, and
Recommendations, Meridian a Middle School Computer Technologies Journal, Vol. 5, 2002, p. 2,
diakses dari https://www.ncsu.edu/meridian/win2002/514/project-based.pdf, pada tanggal 26
Februari 2016.
11
Piaget mengemukakan bahwa anak-anak lahir membawa potensi rasa
ingin tahu dan terus-menerus berusaha untuk memahami dunia sekitarnya.
Pada semua tahap perkembangan, kebutuhan anak untuk memahami
lingkungan akan memotivasi anak untuk menyelidiki dan membangun
pengetahuannya. Piaget mengemukakan bahwa terdapat tiga tahap dalam
proses belajar, antara lain: (1) asimilasi, yaitu proses penyatuan informasi
baru ke struktur kognitif yang sudah ada dalam pikiran anak; (2)
akomodasi, yaitu penyusunan struktur kognitif ke dalam situasi yang baru;
dan (3) ekuilibrasi, yaitu penyesuaian antara asimilasi dan akomodasi.
Vygotsky mengemukakan “Dalam upaya memahami pengalaman baru,
seseorang akan mengaitkan pengetahuan yang didapat dengan
pengetahuan yang telah diketahui sebelumnya dan akan membangun
makna yang baru”. 9
Kesimpulan dari uraian tersebut adalah teori konstruktivisme
beranggapan bahwa seseorang membangun sendiri pengetahuannya. Piaget
mengemukakan bahwa perkembangan anak dalam belajar melalui 3 tahap,
yaitu: asimilasi, akomodasi dan ekuilibrasi. Dimana ketiga proses tersebut
sangat penting dalam perkembangan kognitif anak. Sedangkan menurut
Vygotsky interaksi sosial dengan orang lain akan menambah pengalaman
dan mengembangkan intelektual siswa.
2) John Dewey
Teori pendukung lainnya berasal dari gagasan John Dewey tentang
“learning by doing”,10
yaitu proses perolehan hasil belajar dengan
mengerjakan tindakan-tindakan tertentu sesuai dengan tujuannya, terutama
proses penguasaan anak tentang bagaimana melakukan sesuatu untuk
mencapai suatu tujuan. Dewey memandang sekolah dapat mencerminkan
9 Rusmono, Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu: untuk
Meningkatkan Profesionalitas Guru, (Bogor: Ghalia Indonesia, 2014), Cet. 2, h. 12-13. 10
Michael M Grant, Loc. Cit.
12
masyarakat yang lebih besar dan kelas merupakan laboratorium untuk
penyelidikan kehidupan nyata dan pemecahan masalah.11
3) Jorome Bruner
Teori penemuan atau dikenal dengan Discovery Learning yang
dikemukakan oleh Bruner merupakan model pembelajaran yang
menekankan pentingnya membantu siswa untuk memahami struktur
disiplin ilmu, siswa aktif dalam proses pembelajaran dan pembelajaran
sebenarnya terjadi melalui penemuan pribadi. Bruner juga
mendeskripsikan proses pada saat siswa dibantu untuk menuntaskan suatu
masalah tertentu yang melampaui kemampuan perkembangan siswa itu
melalui bantuan guru atau orang yang lebih menguasai masalah itu.12
Terdapat tiga bentuk penyajian materi ajar, yaitu enaktif, ikonik, dan
simbolik. Penyajian dalam bentuk enaktif memperhatikan pengalaman
langsung, penyajian ikonik dapat dalam bentuk tiruan, sedangkan
penyajian secara simbolik yaitu dalam bentuk simbol, rumus, atau kata-
kata.13
Dapat disimpulkan bahwa dalam proses pembelajaran konstruktivisme
siswa yang membangun pengetahuannya, guru hanya berperan sebagai
pembimbing dan fasilitator, sehingga siswa berpikir dan memecahkan
masalah secara mandiri. Kecuali masalah tersebut melampaui kemampuan
siswa, maka guru harus membantu siswa menuntaskan masalah tersebut.
c. Karakteristik Model Project Based Learning
Fokus pembelajaran pada model Project Based Learning terletak pada
prinsip dan konsep inti dari suatu disiplin ilmu, melibatkan siswa dalam
investigasi pemecahan masalah dan kegiatan tugas-tugas yang lain,
sehingga memberi kesempatan siswa untuk bekerja secara mandiri dalam
11
Rusmono, Op. Cit., h. 12. 12
Ibid., h. 15. 13
Nuryani Rustaman, dkk, Strategi Pembelajaran Biologi, (Jakarta: Universitas Terbuka,
2007), Cet. 1, h. 7.19.
13
mengkonstruksi pengetahuan dan mencapai tujuan akhir untuk
menghasilkan produk nyata.
Project Based Learning memiliki empat karakteristik yang merupakan
ciri yang membedakan model ini dengan model pembelajaran lain.
Karakteristik tersebut disajikan dalam Tabel 2.1 berikut ini:
Tabel 2.1. Karakteristik Model Project Based Learning
Karakteristik utama Project Based Learning
I. ISI: Memuat gagasan orisinil
1. Masalah kompleks
2. Siswa menemukan hubungan antar gagasan yang diajukan
3. Siswa berhadapan pada masalah yang ill-defined
4. Pertanyaan cenderung mempersoalkan masalah pada dunia nyata
II. KONDISI: Mengutamakan otonomi siswa
1. Melakukan inquiry dalam konteks masyarakat
2. Siswa mampu mengelola waktu secara efektif dan efisien
3. Siswa belajar penuh dengan kontrol diri
4. Mensimulasikan kerja secara professional
III. AKTIVITAS: Investigasi kelompok kolaboratif
1. Siswa berinvestigasi selama periode tertentu
2. Siswa melakukan pemecahan masalah kompleks
3. Siswa memformulasikan hubungan antar gagasan orisinilnya untuk
membangun keterampilan yang baru
4. Siswa menggunakan teknologi otentik dalam memecahkan masalah
5. Siswa melakukan umpan balik mengenai gagasan mereka
berdasarkan respon ahli atau dari hasil tes
IV. HASIL: Produk nyata
1. Siswa menunjukkan produk nyata berdasarkan hasil investigasi
mereka
2. Siswa melakukan evaluasi diri
3. Siswa responsive terhadap segala implikasi dari kompetensi yang
dimilikinya
4. Siswa mendemonstrasikan kompetensi sosial, manajemen pribadi,
regulasi belajarnya.14
Berdasarkan pada beberapa karakteristik dalam tabel 2.1, maka dapat
disimpulkan bahwa Project Based Learning memiliki karakteristik yang
14
Santyasa, Op. Cit., h. 11.
14
membedakannya dengan model pembelajaran lain, seperti fokus pada
permasalahan dunia nyata, melakukan investigasi untuk memecahkan
masalah, dan menghasilkan produk nyata sebagai solusi dari sebuah
masalah.
d. Prinsip-Prinsip Model Project Based Learning
Model Project Based Learning memiliki beberapa prinsip, yaitu
Centrality, Driving question, Constructive investigation, Autonomy, dan
Realism.15
Centrality atau keterpusatan, memiliki makna bahwa kerja proyek
dalam model Project Based Learning merupakan inti dari kegiatan
pembelajaran. Dalam Project Based Learning, proyek merupakan strategi
pembelajaran. Melalui proyek tersebut siswa belajar konsep-konsep inti
disiplin ilmu.
Driving question atau berfokus pada pertanyaan atau masalah,
pembelajaran dengan model Project Based Learning berfokus pada
pertanyaan atau masalah yang mampu memotivasi dan menumbuhkan
kemandirian siswa dalam mengerjakan tugas-tugas pembelajaran.
Constructive investigation atau investigasi konstruktif, yaitu proyek
harus disesuaikan dengan kemampuan siswa dan proyek yang dijalankan
harus memberikan keterampilan pengetahuan baru bagi siswa.
Autonomy atau otonomi, pada model Project Based Learning aktivitas
siswa sangat penting. Siswa sebagai pemberi keputusan dan berperan
sebagai pencari solusi (problem solver).
Realism atau realisme, kegiatan siswa difokuskan pada pekerjaan yang
serupa dengan situasi yang sebenarnya. Aktivitas ini mengintegrasikan
tugas otentik dan menghasilkan sikap profesional.
Lima prinsip yang telah dipaparkan tersebut harus ada dalam model
Project Based Learning, karena prinsip itulah yang menunjukkan bahwa
15
John W. Thomas, a Review of Research on Project-Based Learning, p. 3, diakses dari
http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf, pada tanggal 26 Februari 2016.
15
model Project Based Learning mengutamakan aktivitas siswa dalam
menghimpun konsep dan pengetahuannya.
e. Langkah-Langkah Model Project Based Learning
Pelaksanaan Project Based Learning dilakukan melalui beberapa
tahapan. Tahapan tersebut didasarkan pada tahap pembelajaran
konstruktivisme.
Langkah-langah Project Based Learning menurut Educational
Technology Division Ministry of Education, yaitu sebagai berikut: 1) Start
with the Essential Question, pembelajaran dimulai dengan pertanyaan
yang esensial, yaitu pertanyaan yang dapat mengeksplorasi pengetahuan
awal siswa. Dan pertanyaan tersebut dapat melibatkan siswa secara aktif
dalam masalah yang akan diatasi oleh siswa; 2) Design a Plan for the
Project, perencanaan proyek yang dilakukan secara kolaboratif antara guru
dengan siswa dalam menentukan aturan pengerjaan proyek tersebut. Pada
tahap ini, guru membimbing siswa dalam menentukan judul yang tepat
dengan materi dan permasalahannya; 3) Create a Schedule, tahap ini
merupakan tahap dimana guru dan siswa menyusun jadwal kegiatan dalam
pengerjaan proyek. Kegiatan yang dilakukan pada tahapan ini, diantaranya
membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline
penyelesaian proyek, dan membantu siswa untuk dapat mengatur waktu;
dan d) Membantu siswa untuk menyusun jadwal tugas-tugas; 4) Monitor
the Students and the Progress of the Project, pada tahap ini guru
bertanggung jawab untuk memonitor atau mengontrol perkembangan
siswa selama melakukan proyek. Untuk mempermudah proses monitoring,
guru harus membuat rubrik untuk menilai perkembangan kinerja
kelompok dan menilai hasil proyeknya; 5) Assess the Outcome, dilakukan
penilaian produk akhir siswa. Penilaian bertujuan untuk membantu guru
dalam mengukur ketercapaian standar dan tujuan pembelajaran. Penilaian
ini juga dapat membantu guru untuk menyusun strategi pembelajaran
berikutnya agar lebih efektif; dan 6) Evaluate the Experience, pada tahap
16
terakhir ini guru bersama dengan siswa melakukan evaluasi atau refleksi
terhadap aktivitas dan produk akhir dari proyek yang sudah dilakukan.16
Terdapat tahap evaluasi atau refleksi pada tahapan akhir pembelajaran.
Guru meminta siswa untuk mengungkapkan pengalamannya selama
melakukan tugas proyek. Hal ini penting agar seluruh siswa mengetahui
apa saja pengalaman dan kendala yang dihadapi teman-temannya. Selain
itu, dilakukan juga diskusi untuk mengevaluasi kinerja selama proses
pembelajaran, sehingga pada akhir pembelajaran siswa mengetahui apa
kekurangan dalam kegiatan proyek yang telah dikerjakan. Hal ini dapat
menumbuhkan motivasi serta keingintahuan siswa untuk terus mencoba
dan menemukan hal yang baru.
Terdapat 9 tahapan pada model Project Based Learning, yaitu: 1) Guru
mempersiapkan suatu set untuk melakukan proyek yang relevan dengan
kehidupan sehari-hari; 2) Siswa mendesain proyek yang akan dikerjakan;
3) Siswa mendiskusikan dan mengumpulkan informasi yang mendukung
proyek; 4) Guru dan siswa mendiskusikan kriteria untuk mengevaluasi
proyek; 5) Siswa mengumpulkan alat dan bahan yang diperlukan untuk
mengerjakan proyek; 6) Siswa membuat proyek; 7) Siswa mempersiapkan
diri untuk presentasi proyek yang telah dikerjakan; 8) Siswa
mempresentasikan proyek masing-masing; dan 9) Siswa melakukan
refleksi proses dan evaluasi proyek berdasarkan kriteria yang telah
ditentukan.17
Menurut Malaysia Ministry of Education ada empat dasar dalam
melaksanakan model Project Based Learning, diantaranya: 1) Membuat
kelompok dari tiga atau lebih siswa untuk bekerjasama dalam sebuah
proyek dalam waktu yang telah ditentukan; 2) Memperkenalkan siswa
dengan proyek yang akan dilakukan dengan mengajukan pertanyaan awal
yang dapat memancing siswa untuk belajar lebih lanjut dan mengarahkan
16
Educational Technology Division Ministry of Education, Op. Cit., p. 22-25. 17
Andi Stix and Frank Hrbek, Chapter 11: The Nine Steps of Project Based Learning,
2014, p. 166, diakses dari http://www.ascd.org/publications/books /106031/chapters/ The_Nine_
Steps_of_Project-Based_Learning.aspx), pada tanggal 13 Februari 2015.
17
mereka untuk membuat proyek; 3) Susun kalender penyelesaian proyek,
mulai dari membuat rancangan, mewujudkan proyek, sampai presentasi
produk atau memamerkannya; dan 4) Memberikan penilaian dan umpan
balik atas pengerjaan proyek dan produk yang dibuat.18
Berdasarkan beberapa tahapan yang telah dipaparkan, dapat
disimpulkan bahwa secara umum Project Based Learning meliputi tiga
tahap, yaitu perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Tahap perencanaan
merupakan tahap dimana siswa mempersiapkan proyek, merancang
proyek, dan mencari informasi yang mendukung; tahap pelaksanaan yaitu
siswa mengatur jadwal kegiatan dan membuat proyek; tahap evaluasi,
merupakan tahap akhir ketika siswa melakukan presentasi produk
kemudian guru mengevaluasi kekurangan agar siswa dapat
memperbaikinya. Pada tahap ini dilakukan refleksi oleh guru bersama
dengan siswa untuk saling berbagi pengalaman masing-masing.
f. Kelebihan Model Project Based Learning
Beberapa keutamaan yang diperoleh dengan menerapkan model
Project Based Learning, yaitu sebagai berikut: 1) Melibatkan siswa dalam
permasalahan dunia nyata yang kompleks, yang membuat siswa dapat
mendefinisikan isu atau permasalahan yang bermakna bagi dirinya; 2)
Membutuhkan proses inkuiri, penelitian, keterampilan merencanakan,
berpikir kritis, dan keterampilan menyelesaikan masalah dalam upaya
membuat proyek; 3) Melibatkan siswa dalam belajar menerapkan
pengetahuan dan keterampilan dengan konteks yang bervariasi ketika
bekerja membuat proyek; 4) Memberikan kesempatan pada siswa untuk
belajar dan melatih keterampilan interpersonal ketika bekerja sama dalam
kelompok dan orang dewasa; 5) Memberikan kesempatan pada siswa
untuk melatih keterampilan yang dibutuhkan untuk hidup dan bekerja
(mengalokasikan waktu, bertanggungjawab, belajar melalui pengalaman,
dan lain sebagainya); dan 6) Mencakup aktivitas refleksi yang
18
Educational Technology Division Ministry of Education, Op. Cit., p. 18.
18
mengarahkan siswa untuk berpikir kritis tentang pengalaman dan
menghubungkan pengalaman tersebut pada standar belajar.19
Penggunaan model PjBL dapat memberikan keuntungan bagi siswa,
guru, dan perkembangan kualitas sekolah, seperti yang disebutkan berikut:
1) Mempersiapkan siswa berada dalam dunia kerja yang sebenarnya; 2)
Meningkatkan motivasi siswa untuk belajar, dan mendorong kemampuan
siswa untuk melakukan pekerjaan penting; 3) Menghubungkan
pembelajaran di sekolah dengan dunia nyata. Dengan melaksanakan
proyek siswa tidak hanya menghafal fakta, namun juga menghubungkan
dan berpikir bagaimana mengaplikasikan ilmu yang dimilikinya ke dalam
kehidupan sehari-hari; 4) Memberikan kesempatan kolaboratif untuk
membangun pengetahuan. Pembelajaran kolaboratif memungkinkan siswa
untuk mengembangkan keterampilan yang akan diperlukan di tempat
kerja; 5) Meningkatkan kemampuan-kemampuan komunikasi dan sosial;
6) Meningkatkan kemampuan memecahkan masalah; 7) Memberikan
kesempatan untuk berkontribusi ke sekolah atau komunitasnya; 8)
Meningkatkan keterampilan siswa untuk menggunakan informasi dengan
beberapa disiplin ilmu yang dimiliki; 9) Meningkatkan kepercayaan diri
siswa; dan 10) Meningkatkan kemampuan siswa menggunakan teknologi
dalam belajar.20
Keuntungan dari model PjBL yaitu dapat memberikan siswa
pengalaman yang sangat berharga, meningkatkan motivasi serta minat
siswa dalam belajar. Siswa juga dapat meningkatkan kemampuan
memecahkan masalah, kemampuan berpikir kritis, kemampuan mengatur
sebuah proyek dan kemampuan lainnya yang akan dibutuhkan siswa dalam
dunia kerja. PjBL menghubungkan materi di kelas dengan kehidupan
sehari-hari, sehingga akan membuat siswa lebih banyak mengingat
pengetahuan ketika mereka melakukan proyek. Dengan adanya proyek,
19
Sani, Op. Cit., h. 176-177. 20
Jennifer Railsback, Project Based-Instruction: Creating Excitement for Learning, 2002,
p. 9-10, diakses dari http://educationnorthwest.org/sites/default/files/projectbased.pdf, pada
tanggal 19 Agustus 2014.
19
siswa dilatih untuk menggunakan keterampilan berpikir tingkat tinggi
daripada menghafal fakta-fakta.
g. Kendala dalam Model Project Based Learning
Model PjBL juga memiliki beberapa kelemahan, diantaranya: 1)
membutuhkan banyak waktu untuk menyelesaikan masalah dan
menghasilkan produk; 2) membutuhkan biaya yang cukup banyak; 3)
membutuhkan guru yang terampil dan mau belajar; 4) membutuhkan
fasilitas, bahan, dan alat yang memadai; 5) tidak sesuai untuk siswa yang
mudah menyerah dan tidak memiliki pengetahuan serta keterampilan yang
dibutuhkan; 6) kesulitan melibatkan semua siswa dalam kerja kelompok.21
Kekurangan ini dapat diatasi oleh guru dengan cara memaksimalkan
pemanfaatan fasilitas yang ada atau bisa dengan cara mendesain proyek
sesuai dengan keadaan siswa, kelas, dan sekolah masing-masing. Dalam
hal ini, peran guru menjadi sangat penting agar pembelajaran yang
dilakukan dapat tetap bermakna dan memberi motivasi kepada siswa
walaupun dalam kondisi yang kurang memadai.
3. Kemampuan Analisis
a. Definisi Kemampuan Analisis
Kemampuan analisis merupakan kemampuan awal yang perlu
dikembangkan untuk mencapai kemampuan berpikir kritis.22
Hal serupa
ditegaskan dengan pernyataan bahwa salah satu elemen yang harus selalu
ada dalam kemampuan bernalar kritis ini adalah kemampuan analisis.23
Karakteristik yang terdapat pada orang yang berpikir kritis, salah satunya
yaitu dapat menganalisis berbagai pendapat dan bias.
21
Sani, Op. Cit., h. 177-178. 22
Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni, Andreas Priyono Budi Prasetyo, “Pengaruh Pendekatan
Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan terhadap Kemampuan Analisis”,
Unnes Journal of Biology Education, 1 (3), 2012, h. 18, diakses dari
http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/ujbe/1496/1443, pada tanggal 29 Maret 2016. 23
Patrisius Istiarto Djiwandono, Kemampuan Analisis Sebagai Bekal Bernalar Kritis, 2013,
h. 1, diakses dari https://www.academia.edu/4005152 /KEMAMPUAN_ANALISIS_ SEBAGAI_
BEKAL_BERNALAR_KRITIS, pada tanggal 26 Februari 2016.
20
Kemampuan analisis merupakan kemampuan dasar bagi siswa untuk
dapat berpikir kritis dan termasuk salah satu kemampuan kognitif tingkat
tinggi yang penting untuk dikuasai siswa dalam pembelajaran. Adapun
tingkatan dimensi kognitif menurut taksonomi Bloom revisi, kemampuan
menganalisis berada pada tingkatan keempat (C4) setelah mengingat,
memahami, dan mengaplikasikan. Urutan taksonomi Bloom revisi dapat
dilihat pada Gambar 2.1 berikut ini:
Gambar 2.1. Taksonomi Bloom Revisi
Berdasarkan gambar 2.1, dapat dilihat bahwa analyzing (analisis)
dalam ranah kognitif berada di jenjang keempat (C4) setelah mengingat,
memahami, dan mengaplikasikan. Hal tersebut mengindikasikan bahwa
jika siswa bisa melakukan analisis terhadap suatu konsep atau
pengetahuan, maka seharusnya siswa juga telah bisa menghafal,
memahami, dan mengaplikasikan konsep atau pengetahuan tersebut.
Proses-proses kognitif yang termasuk dalam ranah kemampuan
analisis, yaitu membedakan (differentiating), mengorganisasikan
(organizing), dan mengatribusikan (attributing).
Membedakan (differentiating), yakni melibatkan proses memilah-
milah bagian-bagian yang relevan atau penting dari sebuah konsep.
Sehingga siswa dapat menentukan bagian mana saja yang termasuk dalam
materi pelajaran yang relevan. Pada pembelajaran sains, tujuannya ialah
menentukan tahapan pokok dalam cara kerja sesuatu. Contohnya siswa
21
diminta untuk menggambarkan proses terjadinya petir dan kemudian
diperinci menjadi tahapan pokok.
Mengorganisasikan (organizing), yakni melibatkan proses
mengidentifikasi elemen-elemen atau situasi dan proses mengenali
bagaimana elemen ini membentuk sebuah struktur yang koheren. Siswa
mula-mula mengidentifikasi elemen-elemen yang relevan kemudian
menentukan sebuah struktur yang terbentuk dari elemen tersebut. Pada
pembelajaran sains, siswa belajar menganalisis laporan-laporan penelitian
berdasarkan 4 poin, yaitu hipotesis, metode, data dan kesimpulan
kemudian siswa diminta untuk membuat garis besar tentang laporan
penelitian tersebut.
Mengatribusikan (attributing), yakni ketika siswa dapat menentukan
sudut pandang, pendapat, nilai, atau tujuan dibalik komunikasi atau
informasi. Contohnya ketika siswa diberi informasi, siswa dapat
menentukan sudut pandang atau tujuan penulis.24
Pengembangan kemampuan menganalisis bertujuan untuk: 1)
membedakan fakta dari opini; 2) menghubungkan kesimpulan dengan
pertanyaan-pertanyaan pendukungnya; 3) membedakan materi yang
relevan dari yang tidak relevan; 4) menghubungkan ide-ide; 5) menangkap
asumsi-asumsi yang tidak dikatakan dalam perkataan; 6) membedakan ide-
ide pokok dari ide-ide turunannya atau menentukan tema-tema puisi atau
musik; 7) menemukan bukti pendukung tujuan pengarang.25
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa kemampuan
analisis merupakan kemampuan dasar yang harus dimiliki oleh siswa.
Kategori dimensi kognitif tersebut saling terkait, sehingga kemampuan
analisis tidak mungkin dicapai oleh siswa apabila siswa tidak menguasai
aspek-aspek kognitif sebelumnya, seperti pengetahuan, pemahaman dan
24
Lorin W Anderson, David R Krathwohl (eds), Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan Bloom, Terjemahan dari A Taxonomy for
Learning, Teaching, and Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives
oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010), h. 121-124. 25
Ibid., h. 120.
22
aplikasi. Selain itu, kemampuan analisis juga dapat digunakan sebagai
dasar untuk siswa memecahkan suatu permasalahan.
Hal ini sesuai dengan pernyataan bahwa kecerdasan analisis
merupakan komponen pertama dari kecerdasan kesuksesan. Kecerdasan
analisis melibatkan arah sadar proses mental dalam menemukan sebuah
pemecahan masalah dengan berpikir secara mendalam. Diaplikasikannya
kemampuan analisis dalam memecahkan masalah yaitu dengan enam
langkah, sebagai berikut: 1) pengenalan masalah; 2) pendefinisian
masalah; 3) perumusan strategi pemecahan masalah; 4) representasi
informasi; 5) alokasi sumber daya; dan 6) monitoring dan evaluasi.26
b. Hubungan Model Project Based Learning dengan Kemampuan
Analisis
Project Based Learning merupakan model pembelajaran yang melatih
siswa untuk memecahkan masalah sehari-hari dan bekerja dalam tim atau
kelompok.27
Untuk dapat memecahkan masalah, siswa dituntut untuk
memiliki kemampuan berpikir tingkat tinggi, salah satunya yaitu
kemampuan menganalisis.
Kemampuan analisis termasuk problem solving skills yang sangat
dibutuhkan untuk menyelesaikan masalah baik yang kompleks terstruktur
maupun tidak terstruktur. Dalam menyelesaikan masalah siswa dituntut
menggabungkan konsep yang sudah diperoleh dan mengkonstruksi
pengetahuan barunya. Lundeberg menyatakan bahwa “menyelesaikan
masalah membutuhkan pembelajar yang berpikir kritis, analisis,
menggunakan kognitif, reflektif dan mengambil keputusan. Kemampuan
26
Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence Atas IQ, (Bandung: Alfabeta, 2005), h. 257. 27
Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti, Arif Maftukhin, “Penerapan Model Pembelajaran
Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas Siswa MAN I Kebumen”, Jurnal
Radiasi, Vol 3, No 1, 2013, h. 43, diakses dari http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi
/article/download/649/625, pada tanggal 29 Maret 2016.
23
menganalisis yang dikembangkan akan membantu siswa mencapai prestasi
yang maksimal”.28
Kesimpulan berdasarkan uraian tersebut yaitu kemampuan analisis
sangat dibutuhkan dalam proses pembelajaran. Menganalisis dapat
digunakan untuk memecahkan masalah sehingga siswa dapat menemukan
alternatif solusi bagi masalah tersebut. Kemampuan analisis yang
dikembangkan akan membantu siswa mencapai hasil belajar yang
maksimal.
4. Pembelajaran Biologi
Pelajaran IPA mencakup bahan kajian tentang biologi merupakan mata
pelajaran yang dapat menanamkan dan mengembangkan keterampilan, sikap,
dan nilai-nilai ilmiah kepada siswa. Proses pembelajaran IPA menekankan
pada pemberian pengalaman langsung untuk mengembangkan kompetensi
siswa agar memahami alam sekitar secara ilmiah. Pendidikan IPA diarahkan
untuk inkuiri dan berbuat sehingga membantu siswa memperoleh pemahaman
yang lebih mendalam tentang alam sekitar.29
Pembelajaran biologi mengajak siswa untuk mengenal alam sekitar. Guru
dapat melakukannya dengan pemberian pengalaman kepada siswa. Dalam
kegiatan ini siswa dilatih untuk mencari tahu dan melakukan eksperimen,
untuk mengembangkan kemampuannya, salah satunya yaitu kemampuan
analisis.
Selama kegiatan mencari tahu siswa mengembangkan proses keterampilan
penyelidikan, seperti mengamati, mengukur, menggolongkan, mengajukan
pertanyaan, menyusun hipotesis, merencanakan eksperimen,
mengklasifikasikan, mengolah, dan menganalisis data, menerapkan ide pada
situasi baru, menggunakan peralatan sederhana serta mengkomunikasikan
28
Median Agus Priadi, Suciati Sudarisman, Suparmi, “Pembelajaran Biologi Model PBL
Menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Lapangan Ditinjau dari Kemampuan Berfikir
Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan”, Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS,
2012, h. 325, diakses dari http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1097/718,
pada tanggal 29 Maret 2016. 29
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini, Strategi Pembelajaran Sains, (Jakarta:
Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009), h. 46.
24
informasi dalam berbagai cara, yaitu dengan gambar, lisan, tulisan, dan
sebagainya.30
Masalah yang dapat diberikan kepada siswa salah satunya mengenai
lingkungan. Masalah lingkungan merupakan masalah yang kompleks.
Kompleksitas permasalahan lingkungan tidak cukup diajarkan dengan metode
ceramah yang bersifat teacher-centered learning, namun harus diajarkan
dengan metode yang bersifat konstruktivisme sehingga siswa membangun
sendiri pengetahuannya berdasarkan pengalaman langsung. Siswa dapat
mengaitkan konsep yang telah dimiliki dengan fenomena di lingkungan
sekitar, sehingga siswa dapat menemukan pemecahan masalah secara mandiri
dan juga mendapatkan pembelajaran yang lebih bermakna dan menarik.
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Belum ditemukan penelitian yang mengukur pengaruh model PjBL terhadap
kemampuan menganalisis siswa. Tetapi terdapat beberapa hasil penelitian yang
relevan sebagai sumber kajian pustaka, diantaranya:
1. Hasil penelitian oleh Dini, menunjukkan bahwa thitung > ttabel atau 2,79 > 2,00.
Dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima pada taraf kepercayaan 95% hal
ini menunjukkan bahwa terdapat perbedaan signifikan antara skor rata-rata
post-test kelas eksperimen dengan kelas kontrol. Hasil penelitian ini
menyatakan bahwa pembelajaran berbasis proyek dalam konsep bunyi
berpengaruh terhadap hasil belajar fisika dibandingkan dengan kelas kontrol
dengan pembelajaran pendekatan konvensional.31
2. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh S. Atikasari, dapat
disimpulkan bahwa penggunaan pendekatan Problem Based Learning
berpengaruh positif terhadap kemampuan analisis siswa.32
Kelas dengan
30
Ibid., h. 48. 31
Dini Rahmawati, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil Belajar
Fisika Siswa”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan Ilmu Pengetahuan
Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah, Jakarta,
2011, h. 62-63. 32
Atikasari, Op. Cit., h. 24.
25
pembelajaran PBL lebih bisa beradaptasi dengan tipe soal yang memacu
kemampuan analisisnya.33
3. Berdasarkan hasil penelitian Pardjono dan Wardaya, bahwa pembelajaran
berbasis pemecahan masalah dapat meningkatkan kemampuan kognitif tingkat
tinggi siswa berupa kemampuan analisis, sintesis, dan evaluasi dan juga dapat
meningkatkan keaktifan siswa. Kemampuan analisis siswa meningkat akibat
dari penggunaan pembelajaran berbasis pemecahan masalah. Jumlah siswa
yang mengalami peningkatan kemampuan ini 12 orang atau 33,3%.34
4. Berdasarkan hasil penelitian P. Arimbawa, disimpulkan bahwa terdapat
perbedaan kemampuan pemecahan masalah IPA antara kelompok siswa yang
belajar dengan MPBP dan konvensional (F = 166,788; p < 0,05). Nilai rata-
rata kemampuan pemecahan masalah IPA kelompok MPBP yaitu 58,33
dengan kategori cukup sedangkan konvensional yaitu 41,20 dengan kategori
kurang.35
5. Berdasarkan hasil penelitian Dewi, disimpulkan bahwa Project Based
Learning dapat meningkatkan motivasi belajar, kemampuan berpikir kritis dan
kognitif serta melatih kreativitas siswa. Dengan pembelajaran berbasis proyek
siswa menjadi mandiri dalam belajar, memotivasi dan melatih siswa untuk
bekerjasama dalam tim, serta memunculkan ide-ide kreatif, yang pada
akhirnya dari proyek ini siswa menghasilkan produk yang dapat menunjukkan
pemikiran mereka secara kritis. Dengan demikian maka pembelajaran secara
kontekstual melalui pembelajaran proyek dapat membantu pemahaman siswa
33
Ibid., h. 21. 34
Pardjono dan Wardaya, “Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi
Melalui Pembelajaran Problem Solving”, Cakrawala Pendidikan, Th. XXVIII, No. 3, November
2009, h. 267-268, diakses dari https://core.ac.uk/download/files/335/11061713.pdf, pada tanggal 5
Januari 2016. 35
P. Arimbawa, I W. Sadia, dan I N. Tika, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek
(MPBP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Sehari-hari Ditinjau dari Motivasi
Berprestasi Siswa”, e-Journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha Program
Studi IPA, Vol. 3, 2013, h. 9-10, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/852/607, pada tanggal 29 Maret 2016.
26
dan meningkatkan kemampuan kognitif mulai dari menganalisis, mensintesis,
mengevaluasi dan mencipta.36
6. Berdasarkan penelitian Asri Widowati, dapat diambil kesimpulan bahwa
kreativitas mahasiswa dalam membuat media pembelajaran Biologi dapat
dikembangkan dengan baik melalui penerapan pendeketan Project Based
Learning (PBL). Hal ini ditunjukkan dengan terdapatnya delapan kelompok
yang kreativitasnya berkategori baik, dan empat kelompok berkategori
cukup.37
7. Berdasarkan hasil penelitian Milla, dapat disimpulkan bahwa terdapat
pengaruh sigifikan (F= 6,39, db= 1, p= 0,01) dalam penerapan model PjBL
(project based learning) pada materi pengelolaan lingkungan terhadap hasil
belajar kognitif siswa kelas VII di SMP negeri 2 balung serta terdapat
perbedaan yang signifikan (F= 6,89, db= 39,06, p=0,00; F= 3,87, db= 39,33,
p= 0,00) dalam penerapan model PjBL dengan model konvensional pada
materi pengelolaan lingkungan terhadap kemampuan berpikir kreatif dan hasil
belajar afektif.38
C. Kerangka Berpikir
Penerapan model Project Based Learning diharapkan efektif untuk dapat
meningkatkan kemampuan menganalisis berdasarkan kajian teori yang telah
36
Dewi Insyasiska, Siti Zubaidah dan Herawati Susilo, “Pengaruh Project Based Learning
terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir Kritis, dan Kemampuan Kognitif
Siswa Kelas X Mata Pelajaran Biologi di SMAN 1 Batu”, Tesis Progam Pascasarjana UM, 2013,
diakses dari http://karya-ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24805, pada tanggal 31
Maret 2016. 37
Asri Widowati dan Sukarni Hidayati, “Pengembangan Kreativitas Mahasiswa dalam
Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan Project Based Learning”, Makalah
dipresentasikan dalam Seminar Nasional Jurdik Biologi tema “Biologi, Lingkungan, dan
Pembelajarannya” Pada Hari Sabtu, 4 Juli 2009 di FMIPA UNY, h. 9, diakses dari
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319972/Pengembangan%20Kreativitas%20Mahasiswa
%20dalam%20Pembuatan%20Media%20Semnas%20Bio%20FMIPA%20UNY%20200.pdf, pada
tanggal 29 Maret 2016. 38 Milla Minhatul Maula, “Pengaruh Model PjBL (Project Based Learning) terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi Pengelolaan Lingkungan”,
Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu
Pendidikan Universitas Jember, 2014, h. 9, diakses dari http://repository.unej.ac.id/ bitstream
/handle/123456789/59880/Milla%20Minhatul%20Maula%20-%20100210103089_1.pdf? sequenc
e=1, pada tanggal 29 Maret 2016.
27
diuraikan sebelumnya. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat dalam bagan kerangka
berpikir yang disajikan pada Gambar 2.2 berikut ini:
Gambar 2.2. Bagan Kerangka Berpikir
Pembelajaran biologi merupakan pembelajaran yang kompleks. Dalam
pembelajaran biologi siswa tidak hanya sekedar menghafal istilah maupun fakta-
fakta, tetapi juga mengaitkan konsep materi biologi dengan fenomena yang terjadi
di lingkungan sekitar. Karena pada hakikatnya, biologi merupakan pelajaran yang
mengajak siswa untuk mengenal diri sendiri, makhluk hidup lainnya, hubungan
antar makhluk hidup dan hubungan makhluk hidup dengan lingkungannya.
Siswa dilatih kemampuan berpikir tingkat tinggi untuk dapat mengaitkan
informasi yang telah diketahuinya dengan permasalahan yang terjadi di sekitar.
Kemampuan menganalisis merupakan kemampuan dasar untuk siswa dapat
Rendahnya kemampuan analisis siswa
Kurang optimalnya penerapan model pembelajaran yang dapat
melatih dan mengembangkan kemampuan analisis siswa serta
pembelajaran masih bersifat teacher centered.
Pembelajaran IPA di sekolah
Pembelajaran dimulai dengan
suatu permasalahan dimana siswa
diminta untuk memecahkan
masalah tersebut dan merancang
sebuah proyek untuk ditampilkan
diakhir pembelajaran
Membutuhkan model
pembelajaran yang dapat melatih
kemampuan analisis siswa dan
bersifat student centered
Model Project Based
Learning
Kemampuan menganalisis siswa
meningkat
28
memecahkan suatu permasalahan. Untuk dapat meningkatkan kemampuan
analisis, maka dibutuhkan model pembelajaran yang tepat. Salah satunya dengan
model Project Based Learning, yaitu model pembelajaran yang mengajak siswa
untuk membuat sebuah proyek yang berkaitan dengan permasalahan di
lingkungan sekitar. Dengan pembelajaran ini, siswa merancang sebuah proyek,
mengelola informasi yang dikumpulkan untuk dapat menyusun proyek realistis
dan mencapai hasil akhir yaitu menciptakan sebuah produk.
Dengan menggunakan model Project Based Learning diharapkan siswa
mendapatkan proses pembelajaran yang lebih bermakna, suasana belajar yang
efektif dan kondusif, sehingga hasil belajar dan kemampuan menganalisis siswa
dapat meningkat.
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan kerangka berpikir di atas, maka hipotesis penelitian dapat
dirumuskan sebagai berikut: Terdapat pengaruh model Project Based Learning
terhadap kemampuan analisis pada konsep Protista.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMA Negeri 87 Jakarta yang berlokasi di Jl.
Mawar II, Bintaro. Adapun waktu penelitian yaitu pada semester ganjil tanggal 18
November – 14 Desember 2015 tahun ajaran 2015/2016. Jadwal penelitian yang
dilakukan dapat dilihat pada Tabel 3.1 berikut ini:
Tabel 3.1. Jadwal Penelitian di SMA Negeri 87 Jakarta
No Hari, Tanggal Kegiatan
1 Rabu, 18 November 2015 Pretest konsep Protista di kelas kontrol
dan kelas eksperimen
2 Kamis, 19 November 2015
Pertemuan 1 di kelas eksperimen tentang
materi ciri umum Protista dan ciri-ciri,
habitat, reproduksi, klasifikasi serta
peranan Protista mirip hewan (protozoa)
3 Jum’at, 20 November 2015
Pertemuan 1 di kelas kontrol tentang
materi ciri umum Protista dan ciri-ciri,
habitat, reproduksi, klasifikasi serta
peranan Protista mirip hewan (protozoa)
4 Kamis, 26 November 2015
Pertemuan 2 di kelas eksperimen tentang
materi ciri-ciri, habitat, reproduksi,
klasifikasi serta peranan Protista mirip
tumbuhan (algae)
5 Jum’at, 27 November 2015
Pertemuan 2 di kelas kontrol tentang
materi ciri-ciri, habitat, reproduksi,
klasifikasi serta peranan Protista mirip
tumbuhan (algae)
6 Kamis, 3 Desember 2015
Pertemuan 3 di kelas eksperimen tentang
materi ciri-ciri, habitat, reproduksi,
klasifikasi serta peranan Protista mirip
jamur
7 Jum’at, 4 Desember 2015
Pertemuan 3 di kelas kontrol tentang
materi ciri-ciri, habitat, reproduksi,
klasifikasi serta peranan Protista mirip
jamur
8 Senin, 14 Desember 2015 Posttest konsep Protista di kelas kontrol
dan kelas eksperimen
30
B. Metode dan Desain Penelitian
Metode penelitian yang digunakan adalah metode quasi eksperimen
(eksperimen semu). Dalam penelitian quasi eksperimen tidak dilakukan
randominasi untuk memasukkan subjek ke dalam kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol, melainkan menggunakan subjek yang sudah ada sebelumnya.
Dalam metode quasi eksperimen, kelompok kontrol tidak berfungsi secara penuh
untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi pelaksanaan
eksperimen.1
Desain penelitian yang digunakan adalah Nonequivalent Control Group
Design, adapun desain penelitiannya dapat dilihat pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Tabel 3.2. Nonequivalent Control Group Design 2
Kelompok Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O3 X2 O4
Keterangan:
O1 dan O3 : Pretest (tes awal) yang diberikan sebelum dikenai perlakuan
(diberikan pada kelas kontrol dan kelas eksperimen).
X1 : Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik dengan model
Project Based Learning.
X2 : Pembelajaran menggunakan pendekatan saintifik.
O2 dan O4 : Posttest (tes akhir) yang diberikan setelah proses belajar mengajar
berlangsung (pada kelas eksperimen dan kelas kontrol).
C. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.3 Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa SMA Negeri 87 Jakarta, sedangkan populasi terjangkaunya
adalah seluruh siswa kelas X MIA SMA Negeri 87 Jakarta.
1 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
Cet. 13, h. 77. 2 Ibid, h. 79.
3 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2013), h. 173.
31
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.4 Sampel penelitian
diambil menggunakan teknik simple random sampling untuk menentukan 2 kelas
yang akan digunakan dalam penelitian. Dan didapat kelas X MIA 4 sebagai kelas
kontrol dan X MIA 3 sebagai kelas eksperimen.
D. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini terdiri atas dua variabel yaitu Variabel bebas
(X) dan Variabel terikat (Y). Variabel bebas (X) dalam penelitian ini adalah
model Project Based Learning. Sedangkan variabel terikat (Y) adalah
kemampuan analisis siswa.
E. Prosedur Penelitian
Prosedur yang dilakukan dalam penelitian ini meliputi: 1) Tahap persiapan
sebelum penelitian; 2) Tahap pelaksanaan penelitian; dan 3) Tahap penyelesaian
penelitian.
1. Tahap persiapan sebelum penelitian
Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melaksanakan penelitian
adalah sebagai berikut:
1) Menetapkan materi dan alokasi waktu penelitian;
2) Menyusun RPP dan instrumen penelitian sesuai dengan materi yang
telah ditentukan;
3) Mengurus surat izin penelitian dari kampus;
4) Melakukan koordinasi dengan pihak sekolah dan guru Biologi;
5) Menentukan sampel penelitian, yaitu kelas kontrol dan eksperimen.
2. Tahap pelaksanaan penelitian
Tahap pelaksanaan penelitian merupakan tahap kedua setelah tahap
persiapan. Dalam tahap pelaksanaan ini meliputi langkah-langkah sebagai
berikut:
1) Menguji coba instrumen penelitian;
2) Mengolah dan menganalisis data hasil uji coba instrumen;
4 Ibid., h. 174.
32
3) Memberikan pretest pada kelas kontrol dan eksperimen;
4) Melaksanakan proses belajar mengajar di kelas kontrol dan kelas
eksperimen;
5) Memberikan posttest pada kelas kontrol dan eksperimen.
3. Tahap penyelesaian penelitian
Tahap penyelesaian ini merupakan tahap akhir dalam penelitian. Tahap
ini meliputi:
1) Mengolah dan menganalisis data hasil penelitian;
2) Menguji hipotesis penelitian.
F. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data yang akan digunakan pada penelitian ini adalah
teknik tes (soal kognitif) dan non tes (angket dan observasi).
G. Instrumen Penelitian
1. Tes
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk mengukur
fenomena alam maupun sosial yang diamati. Secara spesifik semua fenomena
ini disebut variabel penelitian.5 Instrumen tes digunakan untuk mengetahui
peningkatan kemampuan analisis siswa terhadap konsep Protista yang telah
dipelajari. Tes berupa soal uraian yang diberikan kepada siswa melalui pretest
untuk mengetahui pengetahuan awal siswa dan posttest untuk mengetahui
dampak dari variabel bebas yang diterapkan pada kelas eksperimen. Kisi-kisi
instrumen tes dapat dilihat pada Tabel 3.3.
Tabel 3.3. Kisi-Kisi Instrumen Tes Kemampuan Analisis
No Soal Indikator
pembelajaran
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Konsep 1 Konsep 2
1 1 Mengidentifikasi
ciri-ciri Protista
Ciri-ciri
makhluk
hidup
Ciri-ciri Protista Differentiating
(membedakan)
2 2 Mengklasifikasikan
protista
Ciri-ciri
Protista
Klasifikasi
Protista menjadi
Organizing
(mengorganisasikan)
5 Sugiyono, Op.Cit., h. 102.
33
No Soal Indikator
pembelajaran
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Konsep 1 Konsep 2
berdasarkan ciri-
cirinya
Protista mirip
hewan, Protista
mirip
tumbuhan, dan
Protista mirip
jamur
3 3 Mengidentifikasi
ciri-ciri Protista
mirip jamur
Differentiating
(membedakan)
4 4 Menganalisis
peranan
alga/ganggang
dalam kehidupan
sehari-hari
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam
kehidupan
sehari-hari
Attributing
(mengatribusikan)
5 5a Mengidentifikasi
ciri-ciri, habitat,
dan reproduksi
Protista mirip
hewan (protozoa)
Contoh
Protista
Siklus hidup Differentiating
(membedakan)
6 5b Contoh
Protista
Cara hidup
Protista
Organizing
(mengorganisasikan)
7 6 Menganalisis
solusi pencegahan
atau
penanggulangan
dari dampak yang
ditimbulkan oleh
protozoa
Dampak
Protista
Solusi
penanggulangan
atau
pencegahan
Attributing
(mengatribusikan)
8 7a Menganalisis
peranan dan
dampak yang
ditimbulkan dari
alga/ganggang
Contoh
Protista
Dampak negatif
yang
ditimbulkan
oleh Protista
Organizing
(mengorganisasikan)
9 7b
Organizing
(mengorganisasikan)
10 8a Menganalisis
solusi pencegahan
atau
penanggulangan
dari dampak yang
ditimbulkan oleh
protozoa
Dampak
negatif
Protista
Solusi
penanggulangan
attributingatau
pencegahan
Attributing
(mengatribusikan)
11 8b Attributing
(mengatribusikan)
12 9 Menganalisis
peranan
alga/ganggang
dalam kehidupan
sehari-hari
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam
kehidupan
sehari-hari
Attributing
(mengatribusikan)
34
2. Angket
Angket merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara
memberikan seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya.6 Angket bertujuan untuk mengetahui respon
siswa terhadap pembelajaran dengan model Project Based Learning. Angket
terdiri dari 20 pertanyaan dengan 4 indikator, yaitu untuk mengetahui respon
siswa tentang pelajaran biologi, respon siswa tentang pembelajaran Protista
melalui model Project Based Learning, respon siswa tentang aktivitas
pembelajaran dengan model Project Based Learning, dan respon siswa
terhadap pelaksanaan pembelajaran biologi dengan model Project Based
Learning. Kisi-kisi angket respon siswa dapat dilihat pada Tabel 3.4 sebagai
berikut:
Tabel 3.4. Kisi-Kisi Angket Respon Siswa terhadap Penerapan Model Project
Based Learning
No Indikator Pernyataan
Positif (+) Negatif (-)
1 Mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi 1, 2, 3
2 Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran
Protista melalui model Project Based Learning
4, 5, 7, 9,
10
6, 8
3 Mengetahui respon siswa tentang aktivitas
pembelajaran dengan penerapan model Project
Based Learning
11, 12, 14,
15
13
4 Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan model Project Based
Learning
16, 17, 18,
19, 20
Keterangan:
+ : pernyataan positif
- : pernyataan negatif
2. Observasi
Observasi merupakan suatu proses pengamatan dan pencatatan secara
sistematis, logis, objektif, dan rasional mengenai berbagai fenomena, baik
dalam situasi yang sebenarnya maupun dalam situasi buatan untuk mencapai
tujuan tertentu.7 Observasi bertujuan untuk mengetahui sejauh mana
6 Ibid., h. 142.
7 Zainal Arifin, Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2010), Cet. 2, h. 153.
35
keterlaksanaan sintaks pembelajaran model Project Based Learning yang
telah dilakukan oleh peneliti. Dibutuhkan lembar observasi sebagai pedoman
bagi observer (pengamat) dalam melakukan observasi. Observer atau
pengamat dalam penelitian ini adalah rekan sejawat peneliti. Lembar
observasi ini berisi indikator-indikator yang terdapat dalam sintaks model
Project Based Learning. Kisi-kisi lembar observasi dapat dilihat pada Tabel
3.5.
Tabel 3.5. Kisi-Kisi Lembar Keterlaksanaan Sintaks Model
Project Based Learning
Sintaks
pembelajaran Indikator
Start with the
essential questions
Guru memberikan pertanyaan kepada siswa.
Design a plan for
the project
Guru memberikan penjelasan terkait proyek yang akan
dilakukan siswa.
Guru memberi kesempatan setiap kelompok untuk diskusi
terkait topik bahasan yang akan menjadi judul artikel
mereka.
Create a schedule
Guru bersama siswa membuat jadwal pelaksanaan
proyek.
Guru meminta siswa untuk memberi penjelasan mengenai
pemilihan topik bahasan artikel yang akan dikerjakan.
Monitoring the
students and the
progress of the
project
Guru melakukan pengawasan terhadap pelaksanaan
pengerjaan proyek siswa.
Guru melakukan bimbingan di setiap tahapan proyek
yang dilakukan siswa.
Assess the outcome
Guru melakukan evaluasi lisan mengenai proyek yang
telah dibuat siswa.
Guru melakukan umpan balik terhadap jawaban-jawaban
dari siswa.
Guru meminta siswa untuk mencari informasi tambahan
terkait artikel mereka
Evaluate the
experience
Guru menjelaskan tata cara presentasi proyek.
Guru meminta siswa untuk mengkomunikasikan proyek
yang telah dibuatnya.
Guru meminta siswa untuk mengemukakan kesan-kesan
dan kendala selama pengerjaan proyek.
36
H. Kalibrasi Instrumen
Dilakukan uji instrumen terlebih dahulu sebelum penelitian berlangsung,
diantaranya melalui:
1. Uji Validitas
Validitas suatu instrumen penelitian, tidak lain adalah derajat yang
menunjukkan dimana suatu tes mengukur apa yang hendak diukur.8
Perhitungan validitas menggunakan rumus korelasi product moment atau
dikenal juga dengan korelasi pearson. Rumusnya sebagai berikut:9
Keterangan :
rxy : Koefisien korelasi
n : Jumlah responden uji coba
X : Skor tiap item
Y : Skor seluruh item responden uji coba
Validitas suatu tes dinyatakan dengan angka korelasi koefisien (r). Kriteria
korelasi koefisien adalah sebagai berikut:
- Antara 0,00 sampai 0,20 : Sangat rendah (hampir tidak ada korelasi)
- Antara 0,20 sampai 0,40 : Korelasi rendah
- Antara 0,40 sampai 0,70 : Korelasi cukup
- Antara 0,70 sampai 0,90 : Korelasi tinggi
- Antara 0,90 sampai 1,00 : Korelasi sangat rendah (sempurna)10
a. Tes
Dilakukan dua macam validitas, yaitu validitas logis dan validitas
empirik. Validitas logis pada prinsipnya mencakup validitas isi. Validitas
8 Sukardi, Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya, (Jakarta: PT
Bumi Aksara, 2013), Cet. 13, h. 122. 9 V. Wiratna Sujarweni dan Poly Endrayanto, Statistika untuk Penelitian, (Yogyakarta:
Graha Ilmu, 2012), h. 177. 10
Ngalim Purwanto, Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran, (Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, 2013), Cet. 18, h. 139.
37
isi ialah derajat dimana sebuah tes mengukur cakupan substansi yang ingin
diukur. Validitas isi pada umumnya ditentukan oleh pertimbangan para
ahli.11
Dalam penelitian ini, instrumen tes divalidasi oleh dosen
Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ) yaitu Dr. Ratna
Komala, M.Si atas saran Dr. Diana Vivanti S, M.Si selaku kaprodi
pendidikan biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ). Beliau merupakan
dosen mata kuliah ekologi, ekologi hewan dan juga zoologi. Hasil validasi
isi oleh dosen ahli menyimpulkan bahwa soal yang telah dibuat baik dan
dapat digunakan dengan sedikit revisi.12
Uji validitas empirik dilakukan dengan menggunakan Anates Versi
4.0.4, diperoleh nilai koefisien korelasi sebesar 0,52 dengan kategori
cukup. Dari 12 soal yang diujikan terdapat 8 soal yang valid, yaitu soal
nomor 2, 4, 5a, 5b, 6, 7b, 8b, dan 9. Sedangkan soal yang tidak valid ada 4
soal yaitu soal nomor 1, 3, 7a, dan 8a.13
Selanjutnya dilakukan validitas isi
dan validitas konstruk untuk soal yang tidak valid oleh dosen pembimbing,
yaitu Baiq Hana Susanti, M.Sc dan Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA. Hasil
validasi menyatakan semua soal valid setelah dilakukan revisi pada
keefektifan penyajian wacana pada soal, kesesuaian bahasa yang
digunakan dengan EYD, ketepatan penggunaan gambar dalam soal, dan
ketepatan soal dengan kegiatan dalam Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP). Hasil validasi dapat dilihat pada Tabel 3.6 berikut ini:
Tabel 3.6. Hasil Uji Validasi Soal Kemampuan Analisis
Signifikansi No soal Jumlah Keterangan
Tidak signifikan 1, 3, 7a, 8a 4 Diperbaiki
Signifikan 2, 5b, 6, 7b, 9 5 Digunakan
Sangat signifikan 4, 5a, 8b 3 Digunakan
b. Non tes
Non tes yaitu berupa angket dan lembar observasi guru. Validasi isi
instrumen nontes dilakukan oleh dosen ahli dalam hal ini dosen
pembimbing sehingga disetujui untuk digunakan dalam penelitian.
11
Sukardi, Op. Cit., h. 123. 12
Lampiran 29, h. 187. 13
Lampiran 3, h. 98.
38
2. Uji Reliabilitas
Reliabel artinya dapat dipercaya, dapat diandalkan. Reliabilitas menunjuk
pada satu pengertian bahwa suatu instrumen dapat dipercaya untuk digunakan
sebagai alat pengumpul data karena sudah baik.14
Ada beberapa teknik yang
digunakan untuk mengukur reliabilitas suatu instrumen penelitian, tergantung
dari skala yang digunakan. Dalam penelitian ini digunakan uji Alpha
Cronbach. Rumus Alpha Cronbach sebagai berikut:
Keterangan:
k = Jumlah butir pertanyaan
∑σb2 = Jumlah varians butir
σt2
= Varians total
r11 = Koefisien reliabilitas instrumen15
Kriteria suatu instrumen penelitian reliabel dengan menggunakan teknik
ini, bila koefisien reliabilitas (r11) > 0,60.16
Adapun untuk menginterpretasikan
derajat reliabilitas tes yang diperoleh adalah dengan mengacu pada Tabel 3.7
berikut:
Tabel 3.7. Kriteria Reliabilitas Instrumen
rxy Kriteria
0,80 – 1,00 Sangat tinggi
0,60 – 0,80 Tinggi
0,40 – 0,60 Sedang
0,20 – 0,40 Rendah
0,00 – 0,20 Sangat rendah
Hasil uji reliabilitas yang dilakukan dengan menggunakan Anates Versi
4.0.4 memperoleh hasil reliabilitasnya adalah 0.68, yang berarti instrumen
penelitian reliabel dan berada dalam kategori tinggi.
14
Arikunto, Op. Cit., h. 221. 15
Syofian Siregar, Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan Manual
dan Aplikasi SPSS Versi 17, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2011), Cet. 2, h. 176. 16
Ibid., h. 175.
39
3. Uji Tingkat Kesukaran
Pengujian taraf kesukaran bertujuan untuk mengetahui tingkat mudah atau
sukarnya suatu soal. Tingkat kesukaran soal dipandang dari kesanggupan
siswa dalam menjawab soal. Rumus yang digunakan untuk mengukur tingkat
kesukaran, yaitu:
I =
Keterangan :
I : Indeks kesulitan untuk setiap butir soal
B : Banyaknya siswa yang menjawab benar setiap butir soal
N : Banyaknya siswa yang memberikan jawaban pada soal yang
dimaksudkan.17
Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan Anates Versi 4.0.4 dari 12
soal yang diujikan terdapat 1 soal sangat mudah, 9 soal sedang, dan 2 soal sukar.18
4. Uji Daya Beda
Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan
antara siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan
rendah. Rumus yang digunakan yaitu:
DP = X X
Keterangan :
DP : Daya pembeda
X KA : Rata-rata kelompok atas
X KB : Rata-rata kelompok bawah
Skor maks : Skor maksimum19
Adapun klasifikasi daya pembeda dapat dilihat pada Tabel 3.8 sebagai
berikut:
17
Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012), Cet. 17, h. 137. 18
Lampiran 3, h. 97. 19
Arifin, Op.Cit., h. 133.
40
Tabel 3.8. Klasifikasi Daya Pembeda
Rentang Keterangan
0.00 < DP ≤ 0.20 Jelek (poor)
0.20 < DP ≤ 0.40 Cukup (satisfactory)
0.41 < DP ≤ 0.70 Baik (good)
0.71 < DP ≤ 1.00 Baik sekali (excellent)
-(negative) Semuanya tidak baik
Berdasarkan hasil uji daya beda dengan menggunakan Anates Versi 4.0.4,
dari 12 soal yang diujikan terdapat 1 soal yang tidak baik, 2 soal cukup, 2 soal
baik, dan 7 soal baik sekali.20
I. Teknik Analisis Data
Data yang diperoleh selanjutnya diolah secara statistik dan dianalisis.
Sebelum dilakukan pengujian hipotesis dengan menggunakan Uji-t, terlebih
dahulu diadakan pengujian persyaratan analisis menggunakan Uji Normalitas dan
Uji Homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas data dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang
diteliti berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas dilakukan dengan
menggunakan Uji Lilliefors. Adapun rumusnya adalah sebagai berikut:
Lo = | – |
Keterangan :
Lo : Harga mutlak terbesar
F (Zi) : Peluang angka baku
S (Zi) : Proporsi angka baku
Untuk pengujian hipotesis nol tersebut ditempuh prosedur sebagai berikut:
a) Pengamatan x1, x2, … , xn dijadikan bilangan baku z1, z2, … , zn dengan
menggunakan rumus: X
( X dan s masing-masing merupakan
rata-rata dan simpangan baku sampel)
b) Untuk tiap bilangan baku ini menggunakan daftar distribusi normal baku,
kemudian dihitung peluang F(zi) = P (z ≤ zi)
20
Lampiran 3, h. 97.
41
c) Selanjutnya dihitung proporsi z1, z2, … , zn yang lebih kecil atau sama
dengan zi. jika proporsi ini dinyatakan oleh S(zi), maka rumusnya:
d) Hitung selisih F(Zi)-S(Zi) pada masing-masing data kemudian tentukan
harga mutlaknya
e) Ambil harga paling besar diantara harga-harga mutlak selisih tersebut.
f) Nilai paling besar dinamakan Lhitung.
g) Untuk menolak atau menerima hipotesis nol, Lhitung tersebut dibandingkan
dengan Ltabel pada tabel “nilai kritis L untuk uji Lilliefors” untuk taraf
nyata α yang dipilih. Kriterianya adalah:
- Jika Lhitung < Ltabel, maka Ho diterima yang berarti data berdistribusi
normal
- Jika Lhitung > Ltabel, maka Ho ditolak yang berarti data distribusi tidak
normal.21
2. Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelompok
siswa (eksperimen dan kontrol) dalam penelitian berasal dari populasi yang
homogen atau tidak. Uji homogenitas dilakukan dengan menggunakan Uji
Fisher pada taraf signifikasi 0,05, dengan rumus sebagai berikut:22
1)
2) Jika Fhitung ≥ Ftabel maka Ho ditolak, yang berarti data tidak homogen. Dan
jika Fhitung Ftabel maka Ho diterima, yang berarti data homogen.
3. Uji Hipotesis
Berdasarkan hasil uji normalitas dan uji homogenitas, maka untuk
pengujian hipotesis dapat menggunakan Uji-t, dengan rumus:23
21
Sudjana, Metoda Statistika, (Bandung: Tarsito, 2009), h. 466-467. 22
Ibid., h. 250. 23
Ibid., h. 239.
42
X X
√
Dimana,
dsg = (n1-1)S12 + (n2-1)S2
2
(n1 + n2 – 2)
Keterangan :
t = Uji hipotesis
X1 = Rata-rata kelas eksperimen
X2 = Rata-rata kelas kontrol
n1 = Jumlah sampel pada kelas eksperimen
n2 = Jumlah sampel pada kelas kontrol
S12 = Varians kelompok eksperimen
S22 = varians kelompok kontrol
Kriteria pengujian yaitu jika thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima.
Dan jika thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak.
4. Uji N-Gain
Gain adalah selisih antara nilai pretest dan posttest. Gain menunjukkan
peningkatan pemahaman atau kemampuan siswa setelah pembelajaran
dilakukan oleh guru.24
N- Gain =
Adapun pengkategorian nilai N-Gain dapat dilihat pada Tabel 3.9 sebagai
berikut:
Tabel 3.9. Kategori Nilai N-Gain25
N-Gain Kategori
g ≥ 0,70 Tinggi
0,30 ≤ g < 0,70 Sedang
g < 0,30 Rendah
24
Yanti Herlanti, Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains, 2006, h. 71, diakses
dari http://dhetik.weebly.com/uploads/8/1/1/5/8115637/tanya-jawab-seputar-penelitian-pendidik
an. pdf, pada tanggal 1 Maret 2016. 25
Richard R Hake, Analyzing Change/Gain Scores, diakses dari http://www.physics.
indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, pada tanggal 11 Maret 2016.
43
5. Pengolahan Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based
Learning
Angket respon siswa terhadap model Project Based Learning
menggunakan skala Likert 4. Tabel 3.10 menunjukkan skor yang diberikan
pada tiap tipe jawaban, sesuai orientasi jawaban yang diharapkan.
Tabel 3.10. Pemberian Skor Angket Respon Siswa terhadap Model
Project Based Learning
Jawaban responden Soal berorientasi
jawaban positif
Soal berorientasi
jawaban negatif
Sangat setuju 4 1
Setuju 3 2
Tidak setuju 2 3
Sangat tidak setuju 1 4
Selanjutnya dilakukan perhitungan persentase dengan menggunakan
rumus sebagai berikut:
Persentase =
x 100%
Persentase yang didapat kemudian diinterpretasikan berdasarkan kategori
pada Tabel 3.11.
Tabel 3.11. Kategori Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning
Persentase Kategori
81 – 100% Sangat baik
61 – 80% Baik
41 – 60% Cukup
21 – 40% Kurang
≤ 20% Kurang sekali
5. Pengolahan Lembar Observasi Keterlaksanaan Model Project Based
Learning
Keterlaksanaan model Project Based Learning dikembangkan berdasarkan
observasi yang dilakukan oleh observer. Setiap indikator pada masing-masing
tahapan diberi skor 1, dan jika indikator tersebut tidak muncul dalam proses
pembelajaran maka diberi skor 0. Selanjutnya dihitung persentase skor yang
diperoleh dengan menggunakan rumus berikut:
44
Persentase =
x 100%
Selanjutnya menentukan kategori keterlaksanaan model Project Based
Learning berdasarkan Tabel 3.12.
Tabel 3.12. Kategori Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based
Learning
Rentang indeks Kategori
85 – 100 Sangat baik
70 – 85 Baik
55 – 70 Cukup
40 - 55 Kurang
0 - 40 Sangat kurang
J. Hipotesis Statistik
Secara statistik, hipotesis dinyatakan sebagai berikut:
Ho : µA ≤ µB
Ha : µA > µB
Keterangan :
µA : Rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen yang
menggunakan pendekatan saintifik dengan model Project Based
Learning.
µB : Rata-rata kemampuan menganalisis siswa kelas kontrol dengan
pendekatan saintifik.
Ho : Hipotesis nol
Ha : Hipotesis alternatif
45
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini akan dipaparkan data hasil penelitian, data hasil observasi
kegiatan pembelajaran dan angket siswa, analisis data, pembahasan, serta
keterbatasan penelitian. Data yang telah didapat diolah dengan perhitungan
statistik menggunakan bantuan Microsoft Excel. Hasil pengolahan data digunakan
untuk mengetahui pengaruh model Project Based Learning terhadap kemampuan
analisis siswa kelas X MIA pada konsep Protista dan juga untuk mengetahui
respon siswa terhadap model Project Based Learning serta keterlaksanaan sintaks
dalam kegiatan pembelajaran.
A. Hasil Penelitian
1. Hasil Pretest dan Posttest
Sebelum dilakukan proses pembelajaran pada konsep Protista maka
terlebih dahulu dilakukan pretest. Pretest bertujuan untuk mengetahui
kemampuan analisis siswa sebelum diberikan perlakuan. Setelah diterapkan
model Project Based Learning di kelas ekperimen dan pembelajaran dengan
pendekatan saintifik di kelas kontrol, siswa diberikan posttest untuk
mengetahui kemampuan analisisnya. Hasil pretest dan posttest kedua kelas
tersebut secara lebih rinci dapat dilihat pada Tabel 4.1 berikut ini:
Tabel 4.1. Perbandingan Hasil Pretest dan Posttest Kelas Eksperimen
dan Kelas Kontrol
Data Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest1 Posttest
2 Pretest
3 Posttest
4
Nilai terendah (min) 11 47 11 44
Nilai tertinggi (max) 53 83 47 69
Rata-rata (mean) 30,40 70,32 30,64 56,86
Nilai tengah (median) 31 72 32 58
Modus 31 61 36 47
Standar deviasi 12,28 8,33 9,69 7,41
1 Lampiran 15, h. 168-169.
2 Lampiran 19, h. 174-175.
3 Lampiran 17, h. 171-172.
4 Lampiran 21, h. 177-178.
46
Data pada Tabel 4.1 menunjukkan bahwa rata-rata nilai pretest di kelas
eksperimen lebih kecil yaitu sebesar 30,40 dibandingkan dengan rata-rata
nilai pretest di kelas kontrol yaitu 30,64. Perbedaan nilai rata-rata kelas
kontrol dan kelas eksperimen sebesar 0,24. Nilai minimum dan maksimum
pun tidak berbeda jauh. Berbeda dengan pretest, pada saat posttest rata-rata
nilai kelas eksperimen lebih unggul dibanding kelas kontrol. Rata-rata
posttest kelas eksperimen lebih besar 13,43 poin dibandingkan rata-rata kelas
kontrol. Hal ini dapat dilihat dari nilai maksimum siswa. pada kelas
eksperimen nilai maksimumnya adalah 83 dan ada 14 orang siswa yang
nilainya diatas KKM (≥ 75), sedangkan pada kelas kontrol nilai
maksimumnya belum mencapai KKM yaitu 69.
Adapun perbandingan persentase skor tiap butir soal saat pretest dan
posttest pada kelas eksperimen dan kelas kontrol disajikan dalam diagram
pada Gambar 4.1 berikut ini:
Gambar 4.1. Diagram Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest
dan Posttest
Gambar 4.1 menunjukkan bahwa pada saat pretest nomor soal 1, 2, 3, 5a,
7a, 8a dan 9 persentase di kelas kontrol lebih tinggi dibandingkan kelas
0%
10%
20%
30%
40%
50%
60%
70%
80%
90%
100%
1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
Perbandingan Persentase Tiap Butir Soal Pretest dan Posttest
Pretest Eksperimen Pretest Kontrol Posttest Eksperimen Posttest Kontrol
47
ekperimen. Dan untuk nomor soal 5b, 6, 7b, dan 8b persentase di kelas
eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Sedangkan soal nomor 4
memiliki persentase yang sama antara kelas eksperimen dan kelas kontrol
yaitu sebesar 51%. Sedangkan untuk posttest, soal nomor 3, 7a, dan 8a
persentase di kelas kontrol lebih tinggi dibanding kelas eksperimen. Soal
nomor 4 memiliki persentase yang sama yaitu sebesar 82%. Sedangkan 8 soal
lainnya memiliki persentase lebih tinggi di kelas eksperimen dibandingkan
kelas kontrol.
2. Kemampuan Analisis
Peningkatan kemampuan analisis pada penelitian ini dapat dilihat dari
nilai N-Gain. Nilai N-Gain didapat dari hasil pretest dan posttest yang
dilakukan di kelas eksperimen dan kelas kontrol. Pretest diberikan sebelum
siswa memulai pembelajaran konsep Protista di masing-masing kelas dengan
menggunakan 12 butir soal uraian dalam waktu dua jam pelajaran yaitu ± 90
menit. Sedangkan posttest diberikan setelah pertemuan terakhir pada masing-
masing kelas dengan soal dan lama waktu pengerjaan yang sama dengan
pretest. Skor rata-rata pretest, posttest, dan N-Gain disajikan pada Tabel 4.2
sebagai berikut:
Tabel 4.2. Skor Rata-Rata Pretest, Posttest, dan N-Gain Kemampuan
Analisis5
Kelas Pretest Posttest N-Gain Kriteria
Eksperimen 30,40 70,32 0,58 Sedang
Kontrol 30,64 56,86 0,38 Sedang
Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kelas eksperimen pada saat
pretest memperoleh persentase skor sebesar 30% dan pada saat posttest
meningkat menjadi 70%. Pada pretest kelas kontrol didapat persentase skor
sebesar 31% sedangkan pada saat posttest sebesar 57%. Hal ini menunjukkan
adanya peningkatan kemampuan siswa dari pretest ke posttest. Peningkatan
pengetahuan analisis tersebut terlihat dari nilai N-Gain yang diperoleh. Pada
5 Lampiran 27, h. 184-185.
48
kelas eksperimen nilai N-Gain sebesar 0,58 dan pada kelas kontrol nilai N-
Gain sebesar 0,38. Nilai N-Gain pada kedua kelas tersebut tergolong sedang.
3. Aspek Kemampuan Analisis
Seperti halnya peningkatan kemampuan analisis, adanya peningkatan
kemampuan tiap aspek analisis juga dapat dilihat dari nilai pretest dan
posttest. Dari nilai pretest dan posttest tersebut kemudian dihitung nilai N-
Gain. Aspek pada kemampuan analisis terbagi menjadi tiga aspek, yaitu
Differentiating, Organizing, dan Attributing. Dengan menggunakan nilai N-
Gain tersebut maka dapat diketahui seberapa besar peningkatan tiap aspek
kemampuan analisis sebelum dan sesudah penerapan pembelajaran
menggunakan model Project Based Learning.
Soal nomor 1, 3, dan 5a merupakan soal kemampuan analisis aspek
Differentiating. Soal nomor 2, 5b, 7a, dan 7b merupakan soal analisis aspek
Organizing. Dan soal nomor 4, 6, 8a, 8b, serta 9 merupakan soal analisis
aspek Attributing. Berdasarkan hasil pretest dan posttest didapatkan rata-rata
dan persentase dari skor pretest, posttest dan N-Gain untuk tiap aspek
kemampuan analisis yang disajikan dalam Tabel 4.3 berikut ini:
Tabel 4.3. Skor Pretest, Posttest dan N-Gain Aspek Kemampuan Analisis6
Kelas Aspek
analisis
Pretest Posttest N-Gain
Rerata % Rerata %
Eksperimen
Differentiating 12.33 12% 73.00 70% 0.65
Organizing 30.00 29% 66.50 63% 0.49
Attributing 45.20 43% 80.20 76% 0.59
Kontrol
Differentiating 23.00 22% 63.33 60% 0.49
Organizing 28.25 27% 51.25 49% 0.30
Attributing 38.60 37% 60.20 57% 0.33
Data pada Tabel 4.3 menunjukkan bahwa seluruh aspek analisis baik
pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol mengalami peningkatan. Pada
kelas eksperimen aspek differentiating memiliki nilai N-Gain lebih besar
yaitu sebesar 0,65. Dua aspek lainnya yaitu organizing dan attributing
6 Lampiran 28, h. 186.
49
memiliki nilai N-Gain secara berturut-turut sebesar 0,49 dan 0,59. Begitupun
di kelas kontrol, aspek differentiating memiliki nilai N-Gain terbesar
dibanding keduanya yaitu sebesar 0,49 sedangkan aspek organizing sebesar
0,30 dan aspek attributing sebesar 0,33. Sehingga pada kelas eksperimen
setiap aspek kemampuan analisis mengalami peningkatan yang lebih baik
setelah diberikan perlakuan model Project Based Learning dibanding kelas
kontrol. Kategori untuk nilai N-Gain pada tabel 4.6 yaitu sedang, kecuali
untuk nilai N-Gain kelas kontrol pada aspek organizing yaitu berkategori
rendah.
B. Data Hasil Observasi Kegiatan Pembelajaran dan Angket Siswa
Selain instrumen tes, dalam penelitian ini digunakan pula instrumen non tes
seperti lembar observasi dan angket siswa untuk mendukung data hasil penelitian.
Adapun deskripsi data hasil observasi kegiatan pembelajaran dengan model
Project Based Learning dan juga angket respon siswa adalah sebagai berikut:
1. Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning dalam
Kegiatan Pembelajaran
Model Project Based Learning memiliki sintaks yang harus dilaksanakan
dalam proses pembelajaran, diantaranya 1) Start with the essential question;
2) Design a plan of project; 3) Create a schedule; 4) Monitoring the students
and the progress of project; 5) Assess the outcome; dan 6) Evaluate the
experience. Sintaks dalam model pembelajaran ini harus diobservasi untuk
mengetahui apakah sintaks tersebut terlaksana atau tidak dalam setiap
pembelajaran, sehingga dapat dilihat kemungkinan pengaruhnya terhadap
hasil akhir kemampuan analisis siswa. Berikut adalah data hasil observasi
keterlaksanaan sintaks pembelajaran dengan model Project Based Learning
yang disajikan dalam Tabel 4.4.
Tabel 4.4. Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning7
Sintaks Persentase
keterlaksanaan Kategori
Start with the essential questions 100% Sangat baik
7 Lampiran 13, h. 160-164.
50
Sintaks Persentase
keterlaksanaan Kategori
Design a plan for the project 100% Sangat baik
Create a schedule 100% Sangat baik
Monitoring the students and the
progress of the project
100% Sangat baik
Assess the outcome 100% Sangat baik
Evaluate the experience 66,7% Cukup
Rata-rata 94,5% Sangat baik
Data pada Tabel 4.4 menunjukkan bahwa secara keseluruhan sintaks
pembelajaran Project Based Learning terlaksana dengan persentase 94,5%
yaitu dengan kategori sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa dalam proses
pembelajaran peneliti konsisten menerapkan sintaks model Project Based
Learning.
Pada tahap pertama pembelajaran, guru menampilkan gambar-gambar
untuk menarik perhatian siswa agar fokus terhadap pembelajaran. Hal ini
cukup efektif karena sebagian besar siswa lebih tertarik dengan gambar
ataupun video. Sebelum diberikan tugas proyek, siswa terlebih dahulu dibagi
menjadi 11 kelompok. Kelompok ditentukan oleh guru. Alasannya agar setiap
kelompok heterogen, sehingga masing-masing anggota kelompok dapat
saling melengkapi dan belajar dari anggota kelompok yang lain. Pada saat
pemberian tugas proyek, diberikan LKS sebagai panduan siswa untuk
melaksanakan proyek. Masing-masing kelompok menentukan sendiri topik
yang akan dibahas dalam artikel dan desain artikel kelompoknya.
Pembelajaran dengan model Project Based Learning memberikan
kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara langsung dan bertanggung
jawab penuh atas pembelajaran. Karena semuanya dilakukan berdasarkan
hasil diskusi siswa dengan anggota kelompok maupun dengan guru. Seperti
contohnya deadline penyerahan tugas. Bukan guru yang menentukan deadline
tersebut tetapi didiskusikan bersama-sama antara guru dan siswa. Hal ini agar
siswa tidak merasa terbebani dengan tugas proyek yang mereka kerjakan.
Salah satu tahap dalam Project Based Learning adalah pemberian
evaluasi. Hal ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pemahaman setiap
51
anggota kelompok terhadap proyeknya dan juga untuk memberikan informasi
kepada kelompok lain. Dalam hal ini bukan hanya perwakilan kelompok saja
yang mengerjakan dan menguasai materi proyek tetapi semua anggota
kelompok harus menguasai materi proyek yang dibuatnya. Dengan demikian
siswa akan lebih aktif untuk mencari referensi, membaca dan menganalisis
sumber-sumber yang relevan dengan proyeknya untuk menambah informasi
dan pengetahuan. Tetapi masih ada siswa yang kurang berpartisipasi dalam
kelompok, akibatnya siswa kurang menguasai materi proyek. Hal ini dapat
terlihat pada saat dilakukan evaluasi dan juga saat presentasi hasil proyek.
Pada akhir pembelajaran, siswa secara personal maupun kelompok
diminta untuk memberikan kesan ataupun kendala selama pengerjaan proyek.
Tetapi indikator ini tidak tercapai karena waktu pembelajaran yang telah
ditentukan tidak cukup.
2. Angket Respon Siswa terhadap Model Project Based Learning
Setelah diterapkan model Project Based Learning, seluruh siswa di kelas
X MIA 3 yang berjumlah 35 orang diminta untuk mengisi angket yang berisi
tanggapan siswa tentang penerapan model tersebut. Rekapitulasi skor angket
respon siswa secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel 4.5 berikut ini:
Tabel 4.5. Rekapitulasi Hasil Angket Siswa8
No Indikator Rata-rata Persentase Kriteria
1 Mengetahui respon siswa tentang
pelajaran biologi
3,31 83% Baik
2 Mengetahui respon siswa tentang
pembelajaran Protista melalui model
Project Based Learning
2,82 71% Cukup
3 Mengetahui respon siswa tentang
aktivitas pembelajaran dengan
penerapan model Project Based
Learning
2,87 72% Cukup
4 Mengetahui respon siswa terhadap
pelaksanaan pembelajaran biologi
dengan model Project Based
Learning
2,95 74% Cukup
8 Lampiran 14, h. 165-166.
52
Indikator 1 meliputi pertanyaan nomor 1, 2, dan 3. Indikator kedua
meliputi pertanyaan nomor 4 sampai dengan 10. Untuk indikator ketiga
meliputi pertanyaan nomor 11 sampai 15. Dan untuk indikator keempat
meliputi pertanyaan nomor 16 sampai dengan 20. Adapun penjelasan tiap
pertanyaan pada angket, dapat disimpulkan sebagai berikut:
1) Hampir seluruh siswa menganggap pelajaran biologi bermanfaat bagi
kehidupan sehingga penting untuk dipelajari.
2) Hampir seluruh siswa merasa harus banyak latihan untuk dapat
memahami materi pelajaran biologi.
3) Sebagian besar siswa merasa senang mengikuti pelajaran biologi
dengan menggunakan model Project Based Learning.
4) Sebagian besar siswa merasakan pembelajaran biologi dengan Project
Based Learning memberikan kesempatan untuk memahami materi
dengan baik.
5) Sebagian besar siswa menganggap pembelajaran biologi dengan
model Project Based Learning membuat mereka lebih aktif dibanding
sebelumnya.
6) Sebagian besar siswa menyukai pembelajaran biologi dengan model
Project Based Learning.
7) Sebagian besar siswa menganggap pertanyaan proyek yang diberikan
dalam tugas dapat dijadikan pedoman untuk memahami materi.
8) Sebagian besar siswa menganggap pembelajaran dengan model
Project Based Learning membuat mereka lebih mudah memahami
pelajaran biologi.
9) Sebagian besar siswa setuju bahwa peran guru sangat membantu
ketika siswa mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek.
10) Sebagian besar siswa merasa dengan adanya proyek dapat membuat
mereka lebih kreatif dan memunculkan banyak ide baru dalam
menyelesaikan proyek.
11) Sebagian besar siswa merasa senang apabila selama belajar biologi
ada diskusi dengan teman kelompok.
53
12) Sebagian besar siswa merasa kesempatan berdiskusi dan belajar
kelompok membuat mereka lebih mudah memahami materi.
13) Sebagian besar siswa menyukai berdiskusi dan belajar secara
berkelompok dalam proses pembelajaran.
14) Sebagian besar siswa menganggap melalui proyek dan diskusi sangat
membantu mereka dalam memahami materi pelajaran.
15) Sebagian besar siswa setuju bahwa aktivitas kelompok mendorong
mereka dan teman-teman untuk saling bertanya dan
mengkomunikasikan pendapat.
16) Sebagian besar siswa merasa suasana kelas pada saat pembelajaran
berlangsung menyenangkan.
17) Sebagian besar siswa menganggap arahan-arahan dari guru membuat
mereka lebih aktif.
18) Sebagian besar siswa ingin pembelajaran dengan model Project Based
Learning digunakan dalam pokok bahasan biologi yang lain.
19) Sebagian besar siswa merasa materi Protista lebih menarik dipelajari
dengan menggunakan model Project Based Learning.
20) Sebagian besar siswa setuju bahwa setelah mengikuti pembelajaran
dengan model Project Based Learning mereka menjadi lebih senang
belajar biologi.
C. Pengujian Prasyarat Analisis
Sebelum dilakukan uji hipotesis, maka terlebih dahulu dilakukan pengujian
prasyarat analisis berupa uji normalitas dan uji homogenitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas dalam penelitian ini menggunakan Uji Lilliefors. Uji
normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak, dengan ketentuan data berdistribusi normal bila Lhitung < Ltabel
dengan taraf signifikansi sebesar 0,05.
Uji normalitas pretest dan posttest dihitung dengan menggunakan
Microsoft excel, diperoleh data seperti pada Tabel 4.6 berikut ini:
54
Tabel 4.6. Data Uji Normalitas Pretest dan posttest Kelas Eksperimen dan
Kelas Kontrol
Data
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen9
Kelas
Kontrol10
Kelas
Eksperimen11
Kelas
Kontrol12
Jumlah sampel
(N) 35 34 35 34
Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05
Lhitung 0,09 0,11 0,13 0,14
Ltabel 0,15 0,15 0,15 0,15
Kesimpulan Data berdistribusi normal Data berdistribusi normal
Tabel 4.6 menunjukkan bahwa Lhitung yang diperoleh dari data kelas
eksperimen maupun kelas kontrol lebih kecil dibanding Ltabel, sehingga
keduanya memiliki data berdistribusi normal pada saat pretest maupun
posttest. Hal ini berarti kelas eksperimen maupun kelas kontrol memiliki
komposisi siswa dengan kemampuan yang hampir sama dalam satu kelas.
2. Uji Homogenitas
Setelah kedua sampel dinyatakan berdistribusi normal, selanjutnya dicari
nilai homogenitasnya. Dalam penelitian ini uji yang digunakan yaitu Uji
Fisher. Kriteria pengujian yang digunakan yaitu kedua kelas dikatakan
homogen jika Fhitung < Ftabel. Hasil uji homogenitas pretest dan posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.7 berikut ini:
Tabel 4.7. Hasil Uji Homogenitas Pretest13
dan Posttest14
Data
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Jumlah sampel (N) 35 34 35 34
Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05
Varian 150,90 93,89 69,40 54,84
Db 1 34 34
Db 2 33 33
Fhitung 1,61 1,27
9 Lampiran 16, h. 170.
10 Lampiran 18, h. 173.
11 Lampiran 20, h. 176.
12 Lampiran 22, h. 179.
13 Lampiran 23, h. 180.
14 Lampiran 24, h. 181.
55
Data
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Ftabel 1,78 1,78
Kesimpulan Ho diterima, Data
homogen
Ho diterima, Data
homogen
Hasil perhitungan yang terlihat pada Tabel 4.7, dengan derajat kebebasan
pembilang 34 dan derajat kebebasan penyebut 33 pada taraf signifikansi 0,05
menunjukkan bahwa kelas eksperimen dan kelas kontrol memiliki data yang
homogen baik pada saat pretest maupun posttest, karena memenuhi kriteria
yaitu Fhitung < Ftabel. Selanjutnya data dapat dilanjutkan pada Uji-t untuk
membuktikan hipotesis statistik yang telah dibuat.
D. Pengujian Hipotesis
Setelah dilakukan uji prasyarat analisis, yaitu uji normalitas dan uji
homogenitas ternyata data pada kelas eksperimen maupun kelas kontrol
memenuhi syarat. Keduanya berdistribusi normal dan juga memiliki data yang
homogen baik pada pretest maupun posttest. Dengan demikian maka pengujian
hipotesis dapat dilakukan dengan menggunakan Uji-t, dengan kriteria sebagai
berikut:
- thitung > ttabel, maka Ho ditolak, Ha diterima
- thitung < ttabel, maka Ho diterima, Ha ditolak
Hasil uji hipotesis pretest dan posttest pada kelas eksperimen dan kelas
kontrol dapat dilihat pada Tabel 4.8 sebagai berikut:
Tabel 4.8. Uji Hipotesis Pretest15
dan Posttest16
Data
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Jumlah sampel (N) 35 34 35 34
Taraf signifikansi 0,05 0,05 0,05 0,05
Db 67
Sdgab 11,08 7,89
15
Lampiran 25, h. 182. 16
Lampiran 26, h. 183.
56
Data
Pretest Posttest
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
thitung - 0,04 7,08
ttabel 2,00
Kesimpulan Ho diterima, Ha ditolak Ho ditolak, Ha diterima
Tabel 4.8 menunjukkan bahwa thitung pada saat pretest sebesar -0,04 dan ttabel
sebesar 2,00. Hasil pengujian diperoleh bahwa thitung < ttabel (-0,04 < 2,00) maka
dengan demikian Ho diterima dan Ha ditolak pada taraf signifikansi 0,05. Hal ini
berarti rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat pretest di kelas eksperimen
dengan di kelas kontrol sama.
Sedangkan uji hipotesis hasil posttest diperoleh nilai thitung sebesar 7,08 dan
ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung > ttabel
(7,08 > 2,00) maka dengan demikian Ho ditolak dan Ha diterima. Hal ini berarti
terdapat perbedaan yang signifikan antara kelas eksperimen dengan kelas kontrol,
yaitu rata-rata kemampuan analisis siswa pada saat posttest di kelas eksperimen
lebih tinggi dibanding pada siswa di kelas kontrol.
E. Pembahasan
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 87 Jakarta dengan sampel kelas X
MIA 3 sebagai kelas eksperimen dan X MIA 4 sebagai kelas kontrol. Konsep
biologi yang digunakan dalam penelitian ini yaitu konsep Protista yang diajarkan
pada semester ganjil, tepatnya bulan November-Desember di kelas X MIA.
Pada penelitian ini, dilakukan dua kali tes yaitu tes awal atau pretest dan tes
akhir atau posttest. Sebelum kedua kelas diberi perlakuan, maka terlebih dahulu
dilakukan pretest untuk mengetahui kemampuan analisis awal masing-masing
siswa di kelas eksperimen dan kelas kontrol terhadap konsep yang akan diajarkan
yaitu konsep Protista.
Berdasarkan perhitungan yang dilakukan, hasil ketercapaian rata-rata
kemampuan analisis siswa pada saat pretest secara keseluruhan masih dibawah
50%, yaitu kelas eksperimen sebesar 30% dan kelas kontrol 31%. Nilai tersebut
merupakan nilai kemampuan analisis yang mencakup ketiga aspek, yaitu
57
differentiating, organizing, dan attributing. Dengan demikian dapat disimpulkan
bahwa kemampuan analisis siswa pada saat pretest antara kelas eksperimen dan
kelas kontrol tidak berbeda jauh. Dalam hal ini kelas kontrol lebih unggul 1%
dibanding kelas eksperimen.
Setelah dilakukan pretest, selanjutnya masing-masing kelas mendapatkan
perlakuan yang berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning
dan kelas kontrol dengan pembelajaran saintifik. Setelah keduanya mendapatkan
perlakuan, maka selanjutnya dilakukan tes akhir berupa posttest untuk mengetahui
kemampuan analisis siswa setelah diberikan perlakuan.
Berbeda dengan pretest, pada saat posttest secara keseluruhan hasil
ketercapaian rata-rata kemampuan analisis siswa telah diatas 50%. Persentase
posttest yang dicapai oleh kelas eksperimen lebih tinggi dibanding kelas kontrol,
yaitu sebesar 70% sedangkan kelas kontrol hanya 57%. Data tersebut
menunjukkan bahwa terjadi peningkatan kemampuan menganalisis pada saat
posttest. Hal ini dapat dibuktikan dengan nilai N-Gain. Berdasarkan skor pretest
dan posttest pada masing-masing kelas, diperoleh nilai N-Gain di kelas
eksperimen sebesar 0,58 dan kelas kontrol sebesar 0,38. Nilai N-Gain keduanya
berada pada kategori sedang. Adapun grafik perbandingan nilai N-gain kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada Gambar 4.2 sebagai berikut:
Gambar 4.2. Perbandingan Nilai N-Gain Kemampuan Menganalisis
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
Eksperimen Kontrol
Be
sara
n N
ilai N
-Gai
n
Perbandingan Nilai N-Gain
Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
58
Gambar 4.2 menunjukkan bahwa peningkatan kemampuan menganalisis pada
kelas eksperimen lebih besar dibanding kelas kontrol. Hal ini juga dapat dilihat
dari hasil uji hipotesis menggunakan Uji-t pada taraf signifikansi 0,05. Untuk
data pretest diperoleh nilai thitung = - 0,04 dan nilai ttabel = 2,00, menunjukkan
bahwa (thitung < ttabel) maka Ho diterima dan Ha ditolak, yang berarti rata-rata
kemampuan menganalisis siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol sama.
Sedangkan untuk data posttest, diperoleh thitung = 7,08 dan nilai ttabel= 2,00, hasil
pengujian menunjukkan bahwa (thitung > ttabel) maka Ho ditolak dan Ha diterima,
yang berarti rata-rata kemampuan menganalisis kelas eksperimen lebih besar
dibanding rata-rata kemampuan menganalisis kelas kontrol. Dengan demikian
dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh dari penerapan model Project Based
Learning terhadap kemampuan menganalisis pada konsep Protista.
Selain melihat peningkatan kemampuan menganalisis siswa secara umum,
dari data pretest dan posttest juga dapat terlihat peningkatan pada tiap aspek
kemampuan menganalisis, yaitu aspek differentiating, organizing, dan attributing
dengan cara menghitung nilai N-Gain masing-masing aspek. Peningkatan tiap
aspek kemampuan menganalisis dapat dilihat pada Gambar 4.3 berikut ini:
Gambar 4.3. Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis
0
0.1
0.2
0.3
0.4
0.5
0.6
0.7
Differentiating Organizing Attributing
Eksperimen 0.65 0.49 0.59
Kontrol 0.49 0.3 0.33
Be
sar
Nila
i N-G
ain
Nilai N-Gain Tiap Aspek Kemampuan Analisis
59
Gambar 4.3 menunjukkan bahwa nilai N-Gain pada ketiga aspek kemampuan
analisis berbeda. Kelas eksperimen dengan model Project Based Learning
memiliki nilai N-Gain lebih tinggi dibanding kelas kontrol. Hal ini karena, dalam
model Project Based Learning siswa dituntut untuk mengumpulkan informasi dari
berbagai sumber dan mengolahnya menjadi sebuah data yang relevan dan dapat
dipertanggungjawabkan, dengan demikian siswa akan lebih terlatih untuk
mengembangkan kemampuan berpikirnya.
Menurut Erica Baker, Pembelajaran dengan menggunakan model Project
Based Learning mengarahkan siswa untuk membuat sebuah proyek. Hasil
dari pengerjaan proyek, siswa secara mandiri akan membangun
pengetahuannya, meningkatkan kemampuan memecahkan masalah,
mengembangkan keterampilan berpikir dan komunikasi.17
Adapun penjelasan tiap aspek kemampuan analisis adalah sebagai berikut:
1. Aspek Differentiating
Aspek ini melibatkan proses memilah-milah bagian-bagian yang relevan
atau penting dari sebuah konsep. Sehingga siswa dapat menentukan bagian
mana saja yang termasuk dalam materi pelajaran yang relevan. Pada aspek ini
diperoleh nilai N-Gain tertinggi dibanding dua aspek lainnya, baik pada kelas
eksperimen maupun kelas kontrol. Pada kelas eksperimen sebesar 0,65 dan
pada kelas kontrol sebesar 0,49. Nilai N-Gain pada kedua kelas tersebut berada
pada kategori sedang. Dengan demikian peningkatan kemampuan analisis
siswa terjadi pada kedua kelas tersebut, tetapi kelas eksperimen dengan model
Project Based Learning lebih unggul dibanding kelas kontrol.
2. Aspek Organizing
Aspek ini melibatkan proses mengidentifikasi elemen-elemen atau situasi
dan proses mengenali bagaimana elemen ini membentuk sebuah struktur yang
koheren. Pada aspek ini, nilai N-gain yang diperoleh kedua kelas cukup rendah
dibanding aspek lainnya. Pada kelas eksperimen sebesar 0,49 dengan kategori
sedang dan kelas kontrol sebesar 0,30 dengan kategori rendah. Hal ini
17
Erica Baker, et al., Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century,
2011, p. 1, diakses dari http://www.fishwildlife.org/files/ConEd-Project-based-Learning_-
Model.pdf, pada tanggal 1 Maret 2016.
60
membuktikan bahwa pemberian model Project Based Learning lebih efektif
untuk meningkatkan kemampuan analisis aspek organizing dibanding
pembelajaran saintifik.
3. Aspek Attributing
Aspek ini menekankan kepada siswa untuk dapat menentukan sudut
pandang dari sebuah wacana yang diberikan lalu menyimpulkan informasi
yang terdapat di dalamnya. Aspek ini merupakan aspek yang memiliki selisih
nilai N-Gain tertinggi antara kelas eksperimen dan kelas kontrol. Selisih
nilainya yaitu 0,26 dengan nilai N-Gain kelas eksperimen sebesar 0,59 dan
nilai N-Gain kelas kontrol sebesar 0,33. Dapat disimpulkan bahwa siswa
dengan model Project Based Learning lebih terlatih mengembangkan
kemampuan analisisnya sehingga dapat menentukan sudut pandang dan
menyimpulkan informasi dari sebuah wacana.
Pembelajaran dengan model Project Based Learning lebih efektif untuk dapat
meningkatkan ketiga aspek kemampuan menganalisis siswa pada konsep Protista
dibanding pembelajaran saintifik. Hal ini karena dalam pembelajaran Project
Based Learning siswa dilatih untuk memecahkan masalah dan merancang sebuah
proyek. Menurut Atikasari, “kemampuan analisis dibutuhkan untuk dapat
memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan sehari-hari”.18
Sehingga siswa
yang menggunakan model Project Based Learning akan lebih unggul kemampuan
menganalisisnya dibanding siswa pada kelas kontrol. Hal ini juga sesuai dengan
hasil penelitian Karina yang menyimpulkan bahwa “model pembelajaran berbasis
proyek melalui enam langkahnya yang penting dalam pembelajaran terbukti
memiliki pengaruh yang lebih unggul terhadap kemampuan pemecahan masalah
dan kecerdasan emosional siswa dibandingkan dengan model pembelajaran
konvensional”.19
18
Atikasari, Op. Cit., h.18. 19
N. K. D. Karina, I. W. Sadia, I. W. Suastra, “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan Emosional Siswa SMP”, e-
journal Program Pascasarjana Universitas Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA, Vol 4, 2014,
h. 8, diakses dari http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/810, pada
tanggal 14 Januari 2016.
61
Selain dari hasil analisis statistik, hasil penelitian ini juga didukung oleh
pengamatan yang telah dilakukan selama proses pembelajaran. Digunakan lembar
observasi sebagai pedoman observer untuk melihat konsistensi peneliti dalam
melaksanakan pembelajaran dengan model Project Based Learning. Terdapat
enam sintaks atau tahapan dalam model Project Based Learning. Secara
keseluruhan persentase terlaksananya sintaks tersebut dalam proses pembelajaran
sebesar 94,5% dengan kriteria sangat baik. Dapat disimpulkan bahwa penerapan
model Project Based Learning dalam proses pembelajaran akan melatih siswa
untuk berpikir analisis karena siswa dituntut untuk memecahkan masalah dan
membuat proyek sehingga kemampuan analisis siswa akan meningkat. Selain itu,
penerapan model Project Based Learning secara konsisten juga dapat
meningkatkan motivasi dan keaktifan siswa dalam belajar. Hal ini sesuai dengan
pernyataan Blumenfeld, “ketika guru berhasil melaksanakan model Project Based
Learning, siswa menjadi lebih termotivasi, lebih aktif dalam pembelajaran, dan
menghasilkan produk yang kompleks serta memiliki kualitas kerja yang tinggi”.20
Siswa di kelas eksperimen juga diminta mengisi angket untuk mengetahui
respon siswa terhadap model Project Based Learning. Pada indikator pertama
yaitu mengenai respon siswa tentang pelajaran biologi, memiliki persentase 83%
dengan kriteria sangat baik. Hal ini menunjukkan bahwa hampir seluruh siswa
menganggap pelajaran biologi bermanfaat dan sangat penting dalam kehidupan
sehari-hari sehingga perlu untuk dipelajari.
Indikator kedua mengenai respon siswa tentang pembelajaran Protista
menggunakan model Project Based Learning, nilai persentase yang diperoleh
yaitu 71% dengan kategori baik. Lebih dari setengah siswa dalam kelas
eksperimen menyukai model pembelajaran yang telah dilaksanakan. Siswa juga
menjadi lebih aktif dan kreatif dengan adanya tugas proyek. Tetapi ada pula siswa
yang tidak menyukai pembelajaran dengan menggunakan model Project Based
Learning dan merasa lebih sulit memahami pelajaran biologi dengan model yang
20
Ghokan Bas, Investigating the Effect of Project-Based Learning on Student’s Academic
Achievement and Attitudes towards English Lesson, The Online Journal of New Horizons in
Education, Vol 1, 2011, p. 2, diakses dari http://www.tojned.net/pdf/tojnedv01i04-01.pdf, pada
tanggal 29 Maret 2016.
62
telah dilaksanakan. Salah satu faktor penyebabnya yaitu siswa telah terbiasa
menerima materi pelajaran seutuhnya dari guru sehingga saat diminta untuk
membuat sebuah proyek, beberapa siswa malas mengerjakan dan hanya
mengandalkan teman sekelompoknya, sehingga siswa tersebut akan kesulitan
untuk memahami materi pelajaran karena tidak berpartisipasi dalam kelompok.
Sesuai dengan pernyataan Ghokan bahwa bekerja dalam kelompok, seperti yang
telah dilakukan dalam model Project Based Learning membuat siswa belajar
bertanggungjawab, memberikan motivasi kepada siswa untuk belajar, dan
memungkinkan siswa untuk memperoleh pengetahuan dengan menerima berbagai
ide yang berbeda, serta memahami poin lain dalam pelajaran.21
Indikator ketiga yaitu respon siswa tentang aktivitas pembelajaran dengan
penerapan model Project Based Learning. Pada indikator ini persentase yang
diperoleh 72% dengan kategori baik. Dengan diterapkannya model Project Based
Learning membantu siswa lebih banyak bersosialisasi dengan teman sekelompok,
terampil dalam berdiskusi, aktif bertanya sehingga pada akhirnya akan membuat
siswa lebih mudah memahami pelajaran. Karena PjBL memungkinkan siswa
untuk melakukan aktivitas belajar saintifik berupa kegiatan: 1) bertanya; 2)
melakukan pengamatan; 3) melakukan penyelidikan atau percobaan; 4) menalar;
dan 5) menjalin hubungan dengan orang lain dalam upaya memperoleh informasi
atau data.22
Indikator yang terakhir yaitu mengenai respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan model Project Based Learning, memperoleh
persentase sebesar 74% dengan kategori baik. Dengan model Project Based
Learning, konsep Protista menjadi lebih menarik untuk dipelajari karena untuk
pertama kalinya siswa merancang sebuah proyek secara mandiri. Jika siswa sudah
tertarik untuk belajar maka suasana kelas akan menjadi lebih menyenangkan.
Hasil penelitian Median Agus menyatakan bahwa kemampuan analisis
berpengaruh terhadap prestasi belajar kognitif siswa dimana siswa yang memiliki
kemampuan analisis tinggi mempunyai prestasi ranah kognitif yang lebih baik
21
Ibid., p. 9. 22
Sani, Op. Cit., h. 175
63
dibanding siswa yang memiliki kemampuan analisis rendah.23
Dengan kata lain,
jika siswa sudah terbiasa mengembangkan kemampuan menganalisisnya, maka
siswa akan dengan mudah menjawab soal-soal kognitif bertipe analisis.
Dengan demikian, hasil penelitian pada kelas eksperimen ini menunjukkan
bahwa pembelajaran dengan menggunakan model Project Based Learning pada
konsep Protista untuk taraf signifikansi 0,05 berpengaruh terhadap kemampuan
menganalisis. Pembelajaran dengan model Project Based Learning efektif untuk
meningkatkan kemampuan menganalisis karena dalam proses pembelajarannya
siswa dihadapkan pada sebuah permasalahan sehingga siswa akan terbiasa dan
terlatih menggunakan kemampuan berpikirnya untuk dapat memecahkan masalah.
Salah satu kemampuan yang dibutuhkan untuk memecahkan masalah yaitu,
kemampuan menganalisis.
23
Median Agus Priadi, Op.Cit., h. 326.
64
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data yang telah diuraikan pada bab
sebelumnya, diperoleh rata-rata tes kemampuan analisis siswa pada saat posttest
di kelas eksperimen sebesar 70,32 dan rata-rata posttest di kelas kontrol sebesar
56,86. Hal ini menunjukkan bahwa kemampuan analisis siswa dengan
menggunakan model Project Based Learning lebih tinggi dibandingkan dengan
menggunakan pembelajaran saintifik. Hasil pengujian hipotesis menggunakan uji
statistik (Uji-t) pada taraf signifikansi 0,05 diperoleh nilai thitung sebesar 7,08 dan
ttabel sebesar 2,00. Hasil pengujian yang diperoleh menunjukkan bahwa thitung >
ttabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima, yang berarti rata-rata kemampuan
menganalisis siswa kelas eksperimen (menggunakan pendekatan saintifik dengan
model Project Based Learning) lebih besar dibanding rata-rata kemampuan
menganalisis siswa kelas kontrol (menggunakan pendekatan saintifik). Dengan
demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh penggunaan model Project
Based Learning terhadap kemampuan analisis.
B. Saran
Sebagai tindak lanjut dari hasil penelitian ini, maka dapat diajukan beberapa
saran untuk perbaikan di masa mendatang yaitu sebagai berikut:
1. Bagi guru, model Project Based Learning dapat dijadikan sebagai salah
satu model pembelajaran yang efektif untuk meningkatkan kemampuan
menganalisis, khususnya dalam pembelajaran biologi.
2. Dalam penelitian ini, jenjang kognitif yang dimunculkan dalam LKS
kelas kontrol tidak sesuai dengan tuntutan variabel Y penelitian. Maka
untuk peneliti lain, diharapkan dapat menyusun LKS dengan jenjang
kognitif yang seimbang antara kelas kontrol dengan kelas eksperimen
dan juga sesuai dengan variabel yang hendak diukur..
65
3. Untuk penelitian lebih lanjut, diharapkan dapat menghubungkan model
Project Based Learning dengan ranah kognitif lainnya, ranah afektif dan
psikomotorik, ataupun dengan kemampuan berpikir lain.
66
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, Mubiar. Permasalahan Belajar dan Inovasi Pembelajaran: Panduan
Untuk Guru, Konselor, Psikolog, Orang Tua, dan Tenaga Kependidikan.
Bandung: Refika Aditama, Cet. 2, 2014.
Anderson, Lorin W dan David R Krathwohl (eds). Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran, Pengajaran, dan Asesmen: Revisi Taksonomi Pendidikan
Bloom, Terjemahan dari A Taxonomy for Learning, Teaching, and
Assessing: A Revision of Bloom’s Taxonomy of Educational Objectives oleh
Agung Prihantoro. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2010.
Arifin, Zainal. Evaluasi Pembelajaran: Prinsip, Teknik, Prosedur. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya, Cet. 2, 2010.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: PT.
Rineka Cipta, 2013.
Arimbawa, P, I W. Sadia, dan I N. Tika. Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis
Proyek (MPBP) terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah IPA Sehari-hari
Ditinjau dari Motivasi Berprestasi Siswa. e-Journal Program Pascasarjana
Universitas Pendidikan Ganesha Program Studi IPA. Vol. 3, 2013.
http://pasca.undiksha.ac.id/e-
journal/index.php/jurnal_ipa/article/viewFile/852/607. 29 Maret 2016.
Atikasari, Sandra, Wiwi Isnaeni dan Andreas Priyono Budi Prasetyo. Pengaruh
Pendekatan Problem-Based Learning dalam Materi Pencemaran Lingkungan
terhadap Kemampuan Analisis. Unnes Journal of Biology Education. 1. 3,
2012. http://journal.unnes.ac.id/artikel_sju/pdf/ujbe/1496/1443. 29 Maret
2016.
Baker, Erica, Breanna Trygg, Patricia Otto, Margaret Tudor, and Lynne Ferguson.
“Project Based Learning Model: Relevant Learning for 21st Century”. 2011.
http://www.fishwildlife.org/files/ConEd-Project-based-Learning_-
Model.pdf. 1 Maret 2016.
Bas, Ghokan. Investigating the Effect of Project-Based Learning on Student’s
Academic Achievement and Attitudes towards English Lesson. The Online
Journal of New Horizons in Education. 1, 2011.
http://www.tojned.net/pdf/tojnedv01i04-01.pdf. 29 Maret 2016.
Djiwandono, Patrisius Istiarto. “Kemampuan Analitis Sebagai Bekal Bernalar
Kritis”.
https://www.academia.edu/4005152/KEMAMPUAN_ANALISIS_SEBAG
AI_BEKAL_BERNALAR_KRITIS. 5 Januari 2016.
67
Educational Technology Division Ministry of Education. Project Based Learning
Handbook “Educating The Millennial Learner”. 2006.
http://www.moe.edu.my/btp/wp-
content/uploads/2011/07/Project%20Based%20Learning%20Handbook/2%
20-%20Project%20Based%20Learning%20Handbook.pdf. 26 Februari
2016.
Efendi, Agus. Revolusi Kecerdasan Abad 21; Kritik MI, EI, SQ, AQ & Successful
Intelligence Atas IQ. Bandung: Alfabeta, 2005.
Grant, Michael M. Getting a Grip on Project Based-Learning: Theory, Cases, and
Recommendations. Meridian a Middle School Computer Technologies
Journal. 5, 2002. https://www.ncsu.edu/meridian/win2002/514/project-
based.pdf. 26 Februari 2016.
Hake, Richard R. “Analyzing Change/Gain Scores”
http://www.physics.indiana.edu/~sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf. 20 Januari
2016.
Herlanti, Yanti. “Tanya Jawab Seputar Penelitian Pendidikan Sains”. 2006.
http://dhetik.weebly.com/uploads/8/1/1/5/8115637/tanya-jawab-seputar-
penelitian-pendidikan.pdf. 1 Maret 2016.
Insyasiska, Dewi, Siti Zubaidah dan Herawati Susilo. “Pengaruh Project Based
Learning terhadap Motivasi Belajar, Kreativitas, Kemampuan Berpikir
Kritis, dan Kemampuan Kognitif Siswa Kelas X Mata Pelajaran Biologi di
SMAN 1 Batu”. Tesis Progam Pascasarjana UM, 2013. http://karya-
ilmiah.um.ac.id/index.php/disertasi/article/view/24805. 31 Maret 2016.
Karina, N. K. D, I. W. Sadia dan I. W. Suastra. Pengaruh Model Pembelajaran
Berbasis Proyek terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah dan Kecerdasan
Emosional Siswa SMP. e-journal Program Pascasarjana Universitas
Pendidikan Ganesha, Program Studi IPA. 4, 2014.
http://pasca.undiksha.ac.id/e-journal/index.php/jurnal_ipa/article/810. 14
Januari 2016.
Lindawati, Siska Desy Fatmariyanti dan Arif Maftukhin. Penerapan Model
Pembelajaran Project Based Learning untuk Meningkatkan Kreativitas
Siswa MAN I Kebumen. Jurnal Radiasi. 3. 1, 2013.
http://ejournal.umpwr.ac.id/index.php/radiasi/article/download/649/625. 29
Maret 2016.
Maula, Milla Minhatul. Pengaruh Model PjBL (Project Based Learning) terhadap
Kemampuan Berpikir Kreatif dan Hasil Belajar Siswa pada Materi
Pengelolaan Lingkungan. Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan MIPA Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas
68
Jember. 2014. http://repository.unej.ac.id/ bitstream
/handle/123456789/59880/Milla%20Minhatul%20Maula%20-
%20100210103089_1.pdf? sequenc e=1. 29 Maret 2016.
Napitupulu, Ester Lince. “Prestasi Sains dan Matematika Indonesia Menurun”,
http://edukasi.kompas.com/read/2012/12/14/09005434/Prestasi.Sains.dan.M
atematika.Indonesia.Menurun, 26 Desember 2015.
OECD. “Pisa 2012 results in focus: what 15-year-olds know and what they can do
with what they know”. http://www.oecd.org/pisa/keyfindings/pisa-2012-
results-overview.pdf. 21 Januari 2016.
Pardjono dan Wardaya, Peningkatan Kemampuan Analisis, Sintesis, dan Evaluasi
Melalui Pembelajaran Problem Solving. Cakrawala Pendidikan. 3, 2009.
https://core.ac.uk/download/files/335/11061713.pdf. 5 Januari 2016.
Permendiknas No 22 Tahun 2006 Tentang Standar Isi untuk Satuan Pendidikan
Dasar dan Menengah.
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/dokumen/Permendiknas%20No%202
2%20Tahun%202006.pdf. 29 Maret 2016.
Priadi, Median Agus, Suciati Sudarisman dan Suparmi. “Pembelajaran Biologi
Model PBL Menggunakan Eksperimen Laboratorium dan Lapangan
Ditinjau dari Kemampuan Berfikir Analisis dan Sikap Peduli Lingkungan”.
Seminar Nasional IX Pendidikan Biologi FKIP UNS. Surabaya: FKIP UNS,
2012. http://jurnal.fkip.uns.ac.id/index.php/prosbio/article/view/1097/718.
29 Maret 2016.
Purwanto, Ngalim. Prinsip-Prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. Bandung:
PT. Remaja Rosdakarya, Cet. 18, 2013.
Purworini, Stevani Endah. Pembelajaran Berbasis Proyek Sebagai Upaya
Mengembangkan Habit of Mind Studi Kasus di SMP Nasional KPS
Balikpapan. Jurnal Pendidikan Inovatif. 1, 2006.
https://jurnaljpi.files.wordpress.com/2009/09/vol-1-no-2-stevani-endah-
purworini.pdf. 4 Januari 2016.
Rahmawati, Dini. “Pengaruh Model Pembelajaran Berbasis Proyek terhadap Hasil
Belajar Fisika Siswa”, Skripsi Program Studi Pendidikan Biologi Jurusan
Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah. Jakarta: 2011.
Railsback, Jennifer. “Project Based-Instruction: Creating Excitement for
Learning”. 2002.
http://educationnorthwest.org/sites/default/files/projectbased.pdf. 19
Agustus 2014.
69
Rusmono. Strategi Pembelajaran dengan Problem Based Learning itu Perlu
untuk Meningkatkan Profesionalitas Guru. Bogor: Ghalia Indonesia, Cet. 2,
2014.
Rustaman, Nuryani. Strategi Pembelajaran Biologi. Jakarta: Universitas Terbuka,
Cet. 1, 2007.
Sani, Ridwan Abdullah. Pembelajaran Saintifik untuk Implementasi Kurikulum
2013. Jakarta: Bumi Aksara, 2014.
Santyasa, I Wayan. “Pembelajaran Inovatif: Model Kolaboratif, Berbasis Proyek,
dan Orientasi NOS”, Makalah Disampaikan dalam Seminar di Sekolah
Menengah Atas (SMA) Negeri 2 Semarapura. 27 Desember. Semarapura,
2006.
http://web.iaincirebon.ac.id/ebook/indrya/Model%20Pembelajaran%20Men
ulis/COLLABORATIVE_MODEL__PROJECT_BASED__DAN_ORIENT
ASI_NOS.pdf. 16 Januari 2016.
Sapa’at, Asep. “Kemana Arah Pendidikan Indonesia?”,
http://www.republika.co.id/berita/pendidikan/eduaction/14/02/27/n1nns0-
kemana-arah-pendidikan-indonesia. 26 Desember 2015.
Siregar, Eveline dan Hartini Nara. Teori Belajar dan Pembelajaran. Bogor:
Ghalia Indonesia, 2010.
Siregar, Syofian. Statistika Deskriptif untuk Penelitian: Dilengkapi Perhitungan
Manual dan Aplikasi SPSS Versi 17. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,
Cet. 2, 2011.
Sudjana, Nana. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, Cet. 17, 2012.
Sudjana. Metoda Statistika. Bandung: Tarsito, 2009.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Bandung: Alfabeta,
Cet. 13, 2011.
Sujarweni, V. Wiratna dan Poly Endrayanto. Statistika untuk Penelitian.
Yogyakarta: Graha Ilmu, 2012.
Sukardi. Metodologi Penelitian Pendidikan: Kompetensi dan Praktiknya. Jakarta:
PT Bumi Aksara, Cet. 13, 2013.
Suratno, Tatang. Konstruktivisme, Alternative dan Perubahan Konseptual dalam
Pendidikan IPA. Jurnal Pendidikan Dasar. 10, 2008.
http://file.upi.edu/Direktori/JURNAL/PENDIDIKAN_DASAR/Nomor_10-
70
Oktober_2008/Konstruktivisme,_Konsepsi_Alternatif_dan_Perubahan_Kon
septual_dalam_Pendidikan_IPA.PDF. 4 Januari 2016.
Stix, Andi and Frank Hrbek. “Chapter 11: The Nine Steps of Project Based
Learning”.http://www.ascd.org/publications/books/106031/chapters/The_Ni
ne_Steps_of_Project-Based_Learning.aspx. 13 Februari 2015.
Thomas, John W. “A Review of Research on Project-Based Learning”. 2000.
http://www.bobpearlman.org/BestPractices/PBL_Research.pdf. 26 Februari
2016.
Undang-undang RI Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional.
http://kemenag.go.id/file/dokumen/UU2003.pdf. 29 Maret 2016.
Wena, Made. Strategi Pembelajaran Inovatif Kontemporer: Suatu Tinjauan
Konseptual Operasional. Jakarta: PT. Bumi Aksara, Cet. 8, 2013.
Widowati, Asri dan Sukarni Hidayati. “Pengembangan Kreativitas Mahasiswa
dalam Pembuatan Media pada Mata Kuliah TPB dengan Pendekatan Project
Based Learning”. Makalah dipresentasikan dalam Seminar Nasional Jurdik
Biologi tema “Biologi, Lingkungan, dan Pembelajarannya”. 2009.
http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/132319972/Pengembangan%20Kreati
vitas%20Mahasiswa%20dalam%20Pembuatan%20Media%20Semnas%20B
io%20FMIPA%20UNY%20200.pdf. 29 Maret 2016.
Zulfiani, Tonih Feronika, dan Kinkin Suartini. Strategi Pembelajaran Sains.
Jakarta: Lembaga Penelitian UIN Syarif Hidayatullah, 2009.
92
Lampiran 2
SOAL UJI COBA INSTRUMEN PENELITIAN KEMAMPUAN ANALISIS
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Pudding dan agar-agar merupakan makanan yang banyak digemari oleh anak-
anak maupun dewasa. Makanan tersebut terbuat dari ganggang atau yang biasa
dikenal dengan rumput laut. Apakah rumput laut termasuk tumbuhan?
Jelaskan!
Jawab : .......…………………….........……………………............................
………………….......…………………….........………….......…………………….
........…………………….........……………………………........…………………..
.......……………………….........………….………….........……………………….
2. Andi mengamati air kolam yang dibawa dari rumahnya di laboratorium
sekolah. Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, ditemukan
organisme mikroskopik berwarna hijau, berbentuk agak lonjong dan memiliki
flagel di ujung anterior (depan) sebagai alat gerak, tidak memiliki dinding sel,
dan bersifat uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut, organisme apakah yang
ditemukan oleh Andi? Sebutkan kingdom dan filumnya!
Jawab : ………….......…………………….........……………………....................
.......…………………….........…………………….........…………………………..
3. Ada beberapa organisme dalam kingdom Protista yang mirip dengan kingdom
Fungi/jamur, contohnya Saprolegnia sp.. Ciri-ciri apakah yang menjadi
persamaan antara Protista mirip jamur dengan Fungi/jamur?
Jawab: ……………………………………….......…………………….........………
.......…………………….........……………………….......…………………………
.......…………………….........………………………….........……………………..
4. Setujukah Anda jika Chlorella akan menjadi alga hijau yang dianggap sangat
penting di masa yang akan datang? Berikan alasannya!
Jawab : ……………………………………………………………………………..
………………………………………………………………………………………
.......…………………….........…………………………........……………………..
.......…………………….........…………………….........………………………….
.………………………..……………………………………..……………………..
93
5. Perhatikan siklus hidup Plasmodium sp. berikut ini!
Jawab : ……………………………...……………………………………............
………………………………………………………………………………….....
………………………………………...……………………………………...…….
.……………………………………...……………………………………...……..
……………………………………...…………………………………….............
……………………………………...……………………………………...……….
………………………..……………………………………..……………………..
………………………..……………………………………..…………………….
6. Hal apa saja yang dapat Anda lakukan jika di daerah tempat tinggalmu
mengalami wabah penyakit malaria?
Jawab : ……………………………………..……………………………………..
………………………………………………………………………………………
.……………………………………………………………………………………...
………………………..……………………………………..……………………..
7. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar di samping, jawablah
pertanyaan berikut:
a) Tuliskan urutan tahapan pokok
penyebaran penyakit malaria
beserta penjelasannya!
b) Plasmodium sp. menularkan
penyakit malaria melalui gigitan
nyamuk Anopheles betina.
Apakah nyamuk Anopheles
jantan juga dapat menyebarkan
penyakit malaria? Berikan
alasannya!
Berdasarkan gambar di samping,
jawablah pertanyaan berikut ini:
a) Fenomena apakah yang terjadi?
Akibat dari apakah fenomena
tersebut?
Jawab : …………………………….
……………………………………...
….………………………..…………
…………………………..…………
94
b) Adakah dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut? Bila ada, jelaskan
dampaknya!
Jawab : ……………………………………..………………………………………
……………………………………..……………………………………..…………
.………………………..……………………………………..……………………..
8. Bapak Rendi sedang berbahagia karena kehamilan istrinya yang telah
menginjak usia 3 minggu. Ditengah kebahagiaan tersebut, sang istri yang
merupakan pecinta hewan, khususnya kucing merasa resah dengan penyakit
toksoplasmosis yang sering menyerang wanita hamil. Penyakit ini diakibatkan
oleh protozoa dari spesies Toxoplasma gondii yang dapat disebarkan oleh
kucing. Untuk meminimalisir terinfeksinya penyakit tersebut, suaminya
menyarankan untuk menyingkirkan kucing-kucing yang selama ini
dipeliharanya di dalam rumah.
a) Setujukah Anda dengan pendapat Bapak Rendi? Berikan alasannya!
Jawab : ……………………………………..……………………………………..
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
b) Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mencegah penyakit toksoplasmosis
tersebut!
Jawab : ……………………………………...…………………………………….
……………………………………..……………………………………..…………
.………………………..……………………………………..……………………..
………………………..……………………………………..……………………..
9. Ada beberapa alga yang dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik. Setujukah
Anda dengan pemanfaatan alga yang digunakan dalam kosmetik wanita? Jika
setuju/tidak, berikan alasannya!
Jawab : ……………………………………...……………………………………
……………………………………………….……………………………………..
……………….……………………………………………….…………………….
………………………….……………………………………………….………….
…………………………………………………………………………………….
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN TES KEMAMPUAN ANALISIS
Indikator
pembelajaran
Konsep yang dihubungkan No
soal
Aspek kemampuan analisis
Konsep 1 Konsep 2 Differentiating
(membedakan)
Organizing
(mengorganisasikan)
Attributing
(mengatribusikan)
Mengidentifikasi ciri-ciri
Protista
Ciri-ciri
makhluk hidup
Ciri-ciri Protista 1 √
Mengklasifikasikan
protista berdasarkan ciri-
cirinya
Ciri-ciri
Protista
Klasifikasi
Protista menjadi
Protista mirip
hewan, Protista
mirip tumbuhan,
dan Protista
mirip jamur
2
√
Mengidentifikasi ciri-ciri
Protista mirip jamur
3
√
Menganalisis peranan
alga/ganggang dalam
kehidupan sehari-hari
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam kehidupan
sehari-hari
4
√
Mengidentifikasi ciri-
ciri, habitat, dan
reproduksi Protista mirip
hewan (protozoa)
Contoh
Protista
Siklus hidup 5a √
Contoh
Protista
Cara hidup
Protista
5b √
Menganalisis solusi
pencegahan atau
penanggulangan dari
dampak yang
ditimbulkan oleh
Dampak
Protista
Solusi
penanggulangan
atau pencegahan
6
√
71
Indikator
pembelajaran
Konsep yang dihubungkan No
soal
Aspek kemampuan analisis
Konsep 1 Konsep 2 Differentiating
(membedakan)
Organizing
(mengorganisasikan)
Attributing
(mengatribusikan)
protozoa
Menganalisis peranan
dan dampak yang
ditimbulkan dari
alga/ganggang
Contoh
Protista
Dampak negatif
yang
ditimbulkan oleh
Protista
7a √
7b √
Menganalisis solusi
pencegahan atau
penanggulangan dari
dampak yang
ditimbulkan oleh
protozoa
Dampak
negatif Protista
Solusi
penanggulangan
atau pencegahan
8a √
8b
√
Menganalisis peranan
alga/ganggang dalam
kehidupan sehari-hari
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam kehidupan
sehari-hari
9
√
Jumlah soal 12 3 4 5
72
INSTRUMEN TES KEMAMPUAN ANALISIS
Soal Pretest dan Posttest
Materi : Protista
Nama Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta
Kelas/Semester : X/1 (ganjil)
Mata Pelajaran : Biologi
Kompetensi Dasar :
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil
pengamatan dalam bentuk model/ charta/gambar.
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
1 Mengidentifikasi
ciri-ciri Protista
Pudding dan agar-agar
merupakan makanan yang banyak
digemari oleh anak-anak maupun
dewasa. Makanan tersebut terbuat
dari ganggang atau yang biasa
dikenal dengan rumput laut.
Apakah rumput laut termasuk
Ciri-ciri
makhluk
hidup
Ciri-ciri Protista Differentiating
(membedakan)
Rumput laut tidak
termasuk kedalam
tumbuhan, tetapi
salah satu contoh
dari Protista mirip
tumbuhan. Karena
ganggang tidak
3
73
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
tumbuhan? Berikan alasanmu! memiliki akar,
batang, dan daun
sejati, disebut talus.
Selain itu,
ganggang biasa
hidup dan
berkembang di
perairan sedangkan
tumbuhan di darat.
Jawaban tepat
tetapi alasannya
kurang tepat.
2
Jawaban tepat
tetapi tidak
memberi alasan
1
Jawaban tidak
tepat.
0
2 Mengklasifikasikan
Protista
berdasarkan ciri-
cirinya
Andi mengamati air kolam yang
dibawa dari rumahnya di
laboratorium sekolah. Setelah
diamati dengan menggunakan
mikroskop cahaya, ditemukan
organisme mikroskopik berwarna
hijau, berbentuk agak lonjong dan
memiliki flagel di ujung anterior
(depan) sebagai alat gerak, tidak
Ciri-ciri
Protista
Klasifikasi
Protista menjadi
Protista mirip
hewan, Protista
mirip
tumbuhan, dan
Protista mirip
jamur
Organizing
(mengorganisasikan)
Berdasarkan ciri-
ciri yang
dikemukakan,
organisme yang
ditemukan oleh
Andi yaitu
Euglena. Termasuk
ke dalam kingdom
Protista dan filum
3
74
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
memiliki dinding sel, dan bersifat
uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut,
organisme apakah yang
ditemukan oleh Andi? Sebutkan
kingdom dan filumnya!
Euglenophyta.
Menjawab 2 aspek
yang benar.
2
Hanya 1 aspek
yang terjawab
benar.
1
Semua aspek salah. 0
3 Mengidentifikasi
ciri-ciri Protista
mirip jamur
Ada beberapa organisme Protista
yang mirip dengan jamur,
contohnya Saprolegnia sp.. Hal
apakah yang menjadi persamaan
antara Protista mirip jamur
dengan jamur sejati?
Differentiating
(membedakan)
Yang menjadi
persamaannya
Antara lain:
1. Bersifat
eukariotik
2. Tidak memiliki
klorofil
3. Dapat
menghasilkan
spora
4. Bersifat
heterotrof
3
Menyebutkan 3
jawaban yang
tepat.
2
Menyebutkan 1-2
jawaban yang
tepat.
1
75
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
Tidak ada jawaban
yang tepat.
0
4 Menganalisis
peranan
alga/ganggang
dalam kehidupan
sehari-hari
Setujukah Anda jika Chlorella
akan menjadi alga hijau yang
dianggap sangat penting di masa
yang akan datang? Berikan
alasannya!
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam
kehidupan
sehari-hari
Attributing
(mengatribusikan)
Memberikan sudut
pandang
(setuju/tidak
setuju).
Jika setuju,
menyampaikan
alasan berupa
manfaat dari
Chlorella sp.
Jika tidak setuju,
menyampaikan
alasan berupa
efek samping
mengkonsumsi
Chlorella sp.
dalam jangka
panjang.
(Alasan
berdasarkan
fakta/data dan
tepat. Bahasa yang
digunakan baik dan
jelas).
3
Memberikan sudut 2
76
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
pandang, tetapi
alasan kurang
tepat.
Memberikan sudut
pandang, tetapi
tidak memberikan
alasannya.
1
Tidak memberikan
jawaban sama
sekali.
0
5 Mengidentifikasi
ciri-ciri, habitat,
dan reproduksi
Protista mirip
hewan (protozoa)
Perhatikan siklus hidup
Plasmodium sp. berikut ini!
Dari gambar di atas, jawablah
pertanyaan berikut:
a. Tuliskan urutan tahapan
pokok penyebaran penyakit
Contoh
Protista
Siklus hidup Differentiating
(membedakan)
Urutan penyebaran
penyakit malaria:
1. Nyamuk
Anopheles
betina yang
mengandung
sporozoit
menggigit
manusia dan
meninggalkan
sporozoit di
jaringan darah
manusia.
2. Sporozoit masuk
ke jaringan hati
danbereproduksi
3
77
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
malaria beserta
penjelasannya!
secara aseksual
menjadi
merozoit. Dan
menembus sel
darah merah.
3. Merozoit
tumbuh dan
bereproduksi
aseksual
sehingga
menjadi banyak
merozoit, yang
kemudian
disebut
tropozoit.
4. Tropozoit
memecah sel
darah merah lalu
keluar dan
menginfeksi sel
darah merah lain
secara berulang-
ulang, sehingga
penderita
mengalami
demam dan
78
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
menggigil.
5. Dalam jaringan
darah, merozoit
membelah dan
membentuk
mikrogametosit dan
makrogametosi
t. 6. Bila nyamuk
Anopheles
betina lainnya
menggigit
penderita, maka
mikrogametosit
maupun
makrogametosit
berpindah ke
saluran
pencernaan
nyamuk.
7. Mikrogametosit
dan
makrogametosit
fertilisasi
membentuk
79
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
ookinet (2n).
8. Ookinet masuk
ke dinding usus
nyamuk dan
membentuk
oosista.
Didalam oosista
berkembang
ribuan
sporozoit.
9. Sporozoit keluar
dari dinding
usus dan
berpindah ke
kelenjar ludah
nyamuk. Jika
nyamuk
menggigit orang
sehat, maka
siklus tersebut
berulang
kembali.
Penjelasan
berurutan, tepat,
dan jelas (minimal
sampai point ke-4).
2
80
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
Penjelasan
berurutan tetapi
beberapa bagian
kurang tepat.
1
Penjelasan tidak
tepat.
0
b. Plasmodium sp. menularkan
penyakit malaria melalui
gigitan nyamuk Anopheles
betina. Apakah nyamuk
Anopheles jantan juga dapat
menyebarkan penyakit
malaria? Berikan alasannya!
Contoh
Protista
Cara hidup
Protista
Organizing
(mengorganisasikan)
Tidak, nyamuk
Anopheles jantan
bukan penyebar
penyakit malaria.
Karena nyamuk
Anopheles jantan
tidak menghisap
darah manusia
melainkan
menghisap cairan
tumbuhan.
Sedangkan
penyakit malaria
ditularkan melalui
gigitan nyamuk
Anopheles betina,
kemudian hidup di
dalam jaringan
darah dan hati
manusia.
3
81
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
Sedangkan
Jawaban benar
tetapi alasan
kurang tepat.
2
Jawaban benar
tetapi tidak
memberikan
alasan.
1
Jawaban dan alasan
tidak tepat
0
6 Menganalisis
solusi pencegahan
atau
penanggulangan
dari dampak yang
ditimbulkan oleh
protozoa
Hal apa saja yang dapat Anda
lakukan jika di daerah tempat
tinggalmu mengalami wabah
penyakit malaria?
Dampak
Protista
Solusi
penanggulangan
atau
pencegahan
Attributing
(mengatribusikan)
Ada beberapa cara
untuk mencegah
maupun
menghentikan
penyebaran
penyakit malaria,
diantaranya:
1. Menghilangkan
tempat larva
nyamuk tersebut
bersarang.
2. Menutup
tempat-tempat
air.
3. Menimbun
genangan-
3
82
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
genangan air.
4. Menguras bak
mandi atau
tempat
penampungan
air lainnya
minimal
seminggu sekali.
5. Memberantas
vektor dengan
menggunakan
obat pembunuh
serangga.
(jawaban tepat ≥ 5
point)
Menjawab secara
tepat 3-4 point.
2
Menjawab dengan
tepat 1-2 point.
1
Jawaban tidak
tepat.
0
7 Menganalisis
peranan dan
dampak yang
ditimbulkan dari
alga/ganggang
Berdasarkan gambar di bawah
ini, jawablah pertanyaan berikut:
Contoh
Protista
Dampak negatif
yang
ditimbulkan
oleh Protista
Organizing
(mengorganisasikan)
Fenomena yang
terjadi disebut Red
Tide. Red tide
terjadi akibat dari
ledakan populasi
3
83
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
a. Fenomena apakah yang
terjadi? Akibat dari apakah
fenomena tersebut?
(blooming) dari
fitoplankton,
terumata kelompok
Dinoflagellata.
Perubahan warna
yang terjadi dapat
berupa warna
merah, coklat,
ungu, kuning, hijau
dan lain-lainnya
tergantung jenis
fitoplankton yang
meyebabkan
terjadinya red tide
tersebut.
Ada beberapa
faktor yang dapat
menyebabkan red
tide, salah satunya
pengayaan unsur
hara dalam dasar
laut atau
eutrofikasi
sehingga membuat
populasi
fitoplankton
84
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
meningkat.
Menjawab nama
fenomena dengan
benar, tetapi
penyebab
terjadinya kurang
lengkap.
2
Menjawab nama
fenomena dengan
benar tetapi tidak
memberikan
penyebab
terjadinya.
1
Jawaban tidak
tepat.
0
b. Adakah dampak yang
ditimbulkan dari fenomena
tersebut? Bila ada, jelaskan
dampaknya!
Ada. Red tide
dapat berbahaya
bagi organisme laut
dan manusia
karena beberapa
Dinoflagellata
dapat
menghasilkan
racun. Racun
tersebut dapat
menyebabkan
3
85
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
kerusakan syaraf
pada organisme
laut bahkan
menyebabkan
kematian massal
biota laut.
Dampaknya pada
manusia akan
mengalami
gangguan
kesehatan jika
mengkonsumsi
produk laut yang
terkontaminasi
racun tersebut.
Tetapi ada juga
jenis Dinoflagellata
yang tidak
menghasilkan
racun.
Ada. Berbahaya
bagi organisme laut
dan manusia.
(Alasan yang
diberikan kurang
lengkap).
2
86
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
Ada. Tetapi tidak
memberi
penjelasan.
1
Jawaban tidak
tepat.
0
8 Menganalisis
solusi pencegahan
atau
penanggulangan
dari dampak yang
ditimbulkan oleh
protozoa
Bapak Rendi sedang berbahagia
karena kehamilan istrinya yang
telah menginjak usia 3 minggu.
Ditengah kebahagiaan tersebut,
sang istri yang merupakan pecinta
hewan, khususnya kucing merasa
resah dengan penyakit
toksoplasmosis yang sering
menyerang wanita hamil.
Penyakit ini diakibatkan oleh
protozoa dari spesies Toxoplasma
gondii yang dapat disebarkan
oleh kucing. Untuk
meminimalisir terinfeksinya
penyakit tersebut, suaminya
menyarankan untuk
menyingkirkan kucing-kucing
yang selama ini dipeliharanya di
dalam rumah.
a. Setujukah Anda dengan
pendapat Bapak Rendi?
Dampak
negatif
Protista
Solusi
penanggulangan
atau
pencegahan dari
dampak yang
ditimbulkan
Attributing
(mengatribusikan)
Memberikan sudut
pandang
(setuju/tidak
setuju).
Jika setuju,
menyampaikan
alasan terkait
kucing
penyebab
penyakit tsb dan
kebersihan
kucing.
Jika tidak setuju,
menyampaikan
alasan terkait
penyebab lain
penyakit tsb.
(Alasan berdasarkan
fakta/data dan tepat.
Bahasa yang
digunakan baik dan
3
87
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
Berikan alasannya! jelas).
Memberikan sudut
pandang, alasan
kurang tepat.
2
Memberikan sudut
pandang, tetapi
tidak memberikan
alasannya.
1
Tidak memberikan
jawaban sama
sekali.
0
b. Solusi apa yang dapat Anda
berikan untuk mencegah
penyakit toksoplasmosis
tersebut!
Cara pencegahan
penyakit
toksoplasmosis,
antar lain:
1. Menjaga
kebersihan,
selalu mencuci
tangan
sebelum
makan.
2. Mencuci buah
dan sayur
dengan air
mengalir.
3. Pastikan
3
88
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
makanan
dimasak
hingga benar-
benar matang.
4. Jangan biarkan
kucing
peliharaan
berburu tikus
atau burung
liar. Beri
makanan dan
minuman yang
matang.
5. Bersihkan
feses dan air
seni bekas
kucing dengan
air panas dan
disinfektan.
6. Mandikan
kucing
peliharaan
secara teratur
dan lakukan
vaksinasi rutin.
Memberikan 3-4 2
89
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
solusi dengan tepat.
Memberikan 1-2
solusi dengan tepat.
1
Tidak memberikan
solusi yang tepat.
0
9 Menganalisis
peranan
alga/ganggang
dalam kehidupan
sehari-hari
Ada beberapa alga yang
dimanfaatkan dalam pembuatan
kosmetik. Setujukah Anda
dengan pemanfaatan alga yang
digunakan dalam kosmetik
wanita? Jika setuju/tidak, berikan
alasannya!
Contoh
Protista
Peranan Protista
dalam
kehidupan
sehari-hari
Attributing
(mengatribusikan)
Memberikan sudut
pandang
(setuju/tidak
setuju).
Jika setuju,
menyampaikan
alasan terkait
pemakaian
bahan alami
dalam kosmetik.
Jika tidak setuju,
menyampaikan
alasan terkait
dampak
terhadap
lingkungan dan
ekosistem
perairan.
(Alasan berdasarkan
fakta/data dan tepat.
Bahasa yang
3
90
No
soal
Indikator
pembelajaran Soal
Konsep yang dihubungkan Aspek kemampuan
analisis Jawaban Skor
Konsep 1 Konsep 2
digunakan baik dan
jelas).
Memberikan sudut
pandang, alasan
kurang tepat.
2
Memberikan sudut
pandang, tetapi
tidak memberikan
alasannya.
1
Tidak memberikan
jawaban sama
sekali.
0
91
RELIABILITAS TES================
Rata2= 17.41Simpang Baku= 4.38KorelasiXY= 0.52Reliabilitas Tes= 0.68Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
No.Urut No. Subyek Kode/Nama Subyek Skor Ganjil Skor Genap Skor Total 1 1 Radiantya Sap... 12 9 21 2 2 Anastasia Putri 11 9 20 3 3 Syamsul Baldan 9 12 21 4 4 Gifary Ramadhan 3 6 9 5 5 Safira Azizah 4 6 10 6 6 Aditya 5 7 12 7 7 Reymond Habin... 8 9 17 8 8 Vico Trisna 9 11 20 9 9 Raden Yudicko... 7 11 18 10 10 Miftahul Huda 4 10 14 11 11 Reza Kurniawan 6 8 14 12 12 Geru Razwis 7 11 18 13 13 Ahmad Nurodin 9 8 17 14 14 Medina Aurelia 8 11 19 15 15 Anggiasyifa 9 12 21 16 16 Mega Lolita Zai 9 13 22 17 17 Laila Chairun... 8 13 21 18 18 Indyaz Purnama 10 13 23 19 19 Annisa Widyarini 9 9 18 20 20 Raihana Maharani 11 15 26 21 21 M. Haiqal Fauzi 8 13 21 22 22 Ni Wayan Karmita 7 11 18 23 23 M. Rizki Perdana 10 9 19 24 24 Rakhmat Ryan 8 12 20 25 25 Nurul Laila 8 8 16 26 26 Wima Septiani 3 8 11 27 27 Salsabila Azz... 8 6 14 28 28 Renate 5 6 11 29 29 Imron Madjid 5 11 16 30 30 Dinda Maulida 6 12 18 31 31 N. Salmina 4 5 9 32 32 Andhika 9 14 23
KELOMPOK UNGGUL & ASOR======================
Kelompok UnggulNama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 20 Raihana Maharani 26 2 3 2 3 2 2 18 Indyaz Purnama 23 1 1 1 3 2 3 32 Andhika 23 2 2 1 2 2 4 16 Mega Lolita Zai 22 0 1 0 3 2 5 1 Radiantya Sap... 21 3 1 2 2 1 6 3 Syamsul Baldan 21 1 1 2 3 0 7 15 Anggiasyifa 21 1 1 1 3 2 8 17 Laila Chairun... 21 0 1 0 3 2 9 21 M. Haiqal Fauzi 21 1 3 1 2 1 Rata2 Skor 1.22 1.56 1.11 2.67 1.56 Simpang Baku 0.97 0.88 0.78 0.50 0.73
6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10
1 20 Raihana Maharani 26 2 1 1 2 3 2 18 Indyaz Purnama 23 2 2 2 2 2 3 32 Andhika 23 2 1 2 2 3 4 16 Mega Lolita Zai 22 2 2 2 3 2 5 1 Radiantya Sap... 21 1 2 2 2 1 6 3 Syamsul Baldan 21 1 2 3 2 1 7 15 Anggiasyifa 21 2 1 2 2 1 8 17 Laila Chairun... 21 2 2 2 2 2 9 21 M. Haiqal Fauzi 21 2 1 2 2 1 Rata2 Skor 1.78 1.56 2.00 2.11 1.78 Simpang Baku 0.44 0.53 0.50 0.33 0.83
11 12 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 1 20 Raihana Maharani 26 2 3 2 18 Indyaz Purnama 23 2 3 3 32 Andhika 23 1 3 4 16 Mega Lolita Zai 22 2 3 5 1 Radiantya Sap... 21 2 2 6 3 Syamsul Baldan 21 2 3 7 15 Anggiasyifa 21 2 3 8 17 Laila Chairun... 21 2 3 9 21 M. Haiqal Fauzi 21 2 3 Rata2 Skor 1.89 2.89 Simpang Baku 0.33 0.33
Kelompok AsorNama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
1 2 3 4 5 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 1 2 3 4 5 1 10 Miftahul Huda 14 0 1 1 1 0 2 11 Reza Kurniawan 14 1 1 2 1 0 3 27 Salsabila Azz... 14 1 0 3 0 0 4 6 Aditya 12 0 1 1 1 0 5 26 Wima Septiani 11 0 1 0 0 2 6 28 Renate 11 1 0 1 0 0 7 5 Safira Azizah 10 1 0 1 0 0 8 4 Gifary Ramadhan 9 0 1 2 1 0 9 31 N. Salmina 9 1 0 1 1 0 Rata2 Skor 0.56 0.56 1.33 0.56 0.22 Simpang Baku 0.53 0.53 0.87 0.53 0.67
6 7 8 9 10 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 6 7 8 9 10 1 10 Miftahul Huda 14 1 1 3 1 2 2 11 Reza Kurniawan 14 0 1 2 0 1 3 27 Salsabila Azz... 14 0 1 2 2 2 4 6 Aditya 12 0 1 2 1 1 5 26 Wima Septiani 11 2 0 1 1 1 6 28 Renate 11 1 1 1 2 1 7 5 Safira Azizah 10 1 0 2 2 1 8 4 Gifary Ramadhan 9 0 1 1 0 1 9 31 N. Salmina 9 0 0 1 2 2 Rata2 Skor 0.56 0.67 1.67 1.22 1.33 Simpang Baku 0.73 0.50 0.71 0.83 0.50
11 12 No Urt No Subyek Kode/Nama Subyek Skor 11 12 1 10 Miftahul Huda 14 1 2 2 11 Reza Kurniawan 14 2 3 3 27 Salsabila Azz... 14 1 2 4 6 Aditya 12 2 2 5 26 Wima Septiani 11 0 3 6 28 Renate 11 0 3
7 5 Safira Azizah 10 0 2 8 4 Gifary Ramadhan 9 0 2 9 31 N. Salmina 9 0 1 Rata2 Skor 0.67 2.22 Simpang Baku 0.87 0.67
DAYA PEMBEDA============
Jumlah Subyek= 32Klp atas/bawah(n)= 9Butir Soal= 12Un: Unggul; AS: Asor; SB: Simpang BakuNama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
No No Btr Asli Rata2Un Rata2As Beda SB Un SB As SB Gab t DP(%) 1 1 1.22 0.56 0.67 0.97 0.53 0.37 1.81 22.22 2 2 1.56 0.56 1.00 0.88 0.53 0.34 2.92 33.33 3 3 1.11 1.33 -... 0.78 0.87 0.39 -... -7.41 4 4 2.67 0.56 2.11 0.50 0.53 0.24 8.72 70.37 5 5 1.56 0.22 1.33 0.73 0.67 0.33 4.06 44.44 6 6 1.78 0.56 1.22 0.44 0.73 0.28 4.31 40.74 7 7 1.56 0.67 0.89 0.53 0.50 0.24 3.67 29.63 8 8 2.00 1.67 0.33 0.50 0.71 0.29 1.15 11.11 9 9 2.11 1.22 0.89 0.33 0.83 0.30 2.97 29.63 10 10 1.78 1.33 0.44 0.83 0.50 0.32 1.37 14.81 11 11 1.89 0.67 1.22 0.33 0.87 0.31 3.95 40.74 12 12 2.89 2.22 0.67 0.33 0.67 0.25 2.68 22.22
TINGKAT KESUKARAN=================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 12Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Tkt. Kesukaran(%) Tafsiran 1 1 29.63 Sukar 2 2 35.19 Sedang 3 3 40.74 Sedang 4 4 53.70 Sedang 5 5 29.63 Sukar 6 6 38.89 Sedang 7 7 37.04 Sedang 8 8 61.11 Sedang 9 9 55.56 Sedang 10 10 51.85 Sedang 11 11 42.59 Sedang 12 12 85.19 Sangat Mudah
KORELASI SKOR BUTIR DG SKOR TOTAL=================================
Jumlah Subyek= 32Butir Soal= 12Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
No Butir Baru No Butir Asli Korelasi Signifikansi 1 1 0.418 - 2 2 0.527 Signifikan 3 3 -0.003 - 4 4 0.774 Sangat Signifikan 5 5 0.646 Sangat Signifikan 6 6 0.573 Signifikan
7 7 0.548 Signifikan 8 8 0.220 - 9 9 0.492 Signifikan 10 10 0.316 - 11 11 0.726 Sangat Signifikan 12 12 0.510 Signifikan
Catatan: Batas signifikansi koefisien korelasi sebagaai berikut:
df (N-2) P=0,05 P=0,01 df (N-2) P=0,05 P=0,01 10 0,576 0,708 60 0,250 0,325 15 0,482 0,606 70 0,233 0,302 20 0,423 0,549 80 0,217 0,283 25 0,381 0,496 90 0,205 0,267 30 0,349 0,449 100 0,195 0,254 40 0,304 0,393 125 0,174 0,228 50 0,273 0,354 >150 0,159 0,208
Bila koefisien = 0,000 berarti tidak dapat dihitung.
REKAP ANALISIS BUTIR=====================
Rata2= 17.41Simpang Baku= 4.38KorelasiXY= 0.52Reliabilitas Tes= 0.68Butir Soal= 12Jumlah Subyek= 32Nama berkas: C:\USERS\ACER\DESKTOP\UJI VALIDASI.AUR
No No Btr Asli T DP(%) T. Kesukaran Korelasi Sign. Korelasi 1 1 1.81 22.22 Sukar 0.418 - 2 2 2.92 33.33 Sedang 0.527 Signifikan 3 3 -... -7.41 Sedang -0.003 - 4 4 8.72 70.37 Sedang 0.774 Sangat Signifikan 5 5 4.06 44.44 Sukar 0.646 Sangat Signifikan 6 6 4.31 40.74 Sedang 0.573 Signifikan 7 7 3.67 29.63 Sedang 0.548 Signifikan 8 8 1.15 11.11 Sedang 0.220 - 9 9 2.97 29.63 Sedang 0.492 Signifikan 10 10 1.37 14.81 Sedang 0.316 - 11 11 3.95 40.74 Sedang 0.726 Sangat Signifikan 12 12 2.68 22.22 Sangat Mudah 0.510 Signifikan
99
Lampiran 4
Nama :
Kelas :
Kerjakan soal di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Pudding dan agar-agar merupakan makanan yang banyak digemari oleh anak-
anak maupun dewasa. Makanan tersebut terbuat dari ganggang atau yang biasa
dikenal dengan rumput laut. Apakah rumput laut termasuk tumbuhan?
Jelaskan!
Jawab : .......………………………………....…………………………………….
……….………………………..……………………………………..……………..
……….………..……………………..………………………..……………………
…………………..……………………..………………………..………………….
2. Andi mengamati air kolam yang dibawa dari rumahnya di laboratorium
sekolah. Setelah diamati dengan menggunakan mikroskop cahaya, ditemukan
organisme mikroskopik berwarna hijau, berbentuk agak lonjong dan memiliki
flagel di ujung anterior (depan) sebagai alat gerak, tidak memiliki dinding sel,
dan bersifat uniseluler. Dari ciri-ciri tersebut, organisme apakah yang
ditemukan oleh Andi? Sebutkan kingdom dan filumnya!
Jawab : .......…………………….....................................................................
………………………………………………..………………………..……………
3. Dalam klasifikasi makhluk hidup terdapat 5 kingdom, diantaranya Monera,
Protista, Fungi, Plantae dan Animalia. Ada beberapa organisme dalam
kingdom Protista yang mirip dengan kingdom Fungi/jamur, contohnya
Saprolegnia sp.. Ciri-ciri apakah yang menjadi persamaan antara Protista mirip
jamur dengan Fungi/jamur?
Jawab : …...…………………….....................................................................
……………………………………………….………………………..…………….
………………………..……………………..………………………..…………….
4. Setujukah Anda jika Chlorella akan menjadi alga hijau yang dianggap sangat
penting di masa yang akan datang? Berikan alasannya!
Jawab : …………………...………………………..……………………………...
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
100
5. Perhatikan siklus hidup Plasmodium sp. berikut ini!
Jawab : ………………...………..…………………………………………………
…………………………………………………………………………................
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………….
……………………………………………………………………………………..
……………………………………………………………………………………...
…………………………………………………………………………………..…
6. Hal apa saja yang dapat Anda lakukan jika di daerah tempat tinggalmu
mengalami wabah penyakit malaria?
Jawab : ……………………………………..……………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
7. Perhatikan gambar berikut!
Dari gambar di samping,
jawablah pertanyaan berikut:
a) Tuliskan urutan tahapan
pokok penyebaran penyakit
malaria beserta
penjelasannya!
b)Plasmodium sp. menularkan
penyakit malaria melalui
gigitan nyamuk Anopheles
betina. Apakah nyamuk
Anopheles jantan juga dapat
menyebarkan penyakit
malaria? Berikan alasannya!
Berdasarkan gambar di atas,
jawablah pertanyaan berikut ini:
a) Fenomena apakah yang terjadi?
Akibat dari apakah fenomena
tersebut?
Jawab : ……………………………
…………………..…………………
…………………………………….
101
b) Adakah dampak yang ditimbulkan dari fenomena tersebut? Bila ada, jelaskan
dampaknya!
Jawab : ……………………………………..……………………………………..
………………………………………………………………………………………
..……………………………………………………………………………………..
………………………………………..…………………………………………….
8. Bapak Rendi sedang berbahagia karena kehamilan istrinya yang telah
menginjak usia 3 minggu. Ditengah kebahagiaan tersebut, sang istri yang
merupakan pecinta kucing merasa resah dengan penyakit toksoplasmosis yang
sering menyerang wanita hamil. Penyakit ini diakibatkan Toxoplasma gondii
yang dapat disebarkan oleh kucing. Untuk mencegah terinfeksinya penyakit
tersebut, bapak Rendi menyarankan untuk menyingkirkan kucing-kucing yang
dipelihara di rumahnya.
a) Setujukah Anda dengan pendapat Bapak Rendi? Berikan alasannya!
Jawab : ……………………………………..……………………………………..
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………..
b) Solusi apa yang dapat Anda berikan untuk mencegah penyakit toksoplasmosis
tersebut!
Jawab : ……………………………………...……………………………………..
……………………………………………….……………………………………...
…………….……………………………………………….……………………….
…..…………………….……………………………………………………………
9. Ada beberapa alga yang dimanfaatkan dalam pembuatan kosmetik. Setujukah
Anda dengan pemanfaatan alga yang digunakan dalam kosmetik wanita? Jika
setuju/tidak, berikan alasannya!
Jawab : ……………………………………...…………………………………….
……………………………………………….……………………………………..
………….……………………………………………….………………………….
…………………….……………………………………………….……………….
……………………………….……………………………………..………………
……………………..……………………………………..……………………….
102
Lampiran 5
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 1 (satu)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum Protista
103
3.5.2 Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya
3.5.3 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip hewan (protozoa)
3.5.4 Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa
3.5.5 Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak
yang ditimbulkan oleh protozoa
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan
dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1 Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri Protista
2. Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya
3. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip hewan (protozoa)
4. Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa
5. Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak yang
ditimbulkan oleh protozoa
6. Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Project Based Learning (PjBL)
- Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok dan studi pustaka
104
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi konsep
Ciri umum Protista
Klasifikasi Protista
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi protozoa
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) protozoa dalam kehidupan
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS dan proyek)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar dan Video
3. LKS
105
B. Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
VII. Proses Belajar Mengajar
Pertemuan : 1 (satu)
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian Guru Siswa
Memberi salam, mengecek
absensi dan menyiapkan
media pembelajaran.
Menjawab salam 3 menit Observasi
Sikap siswa saat
menjawab salam.
Kedisiplinan dan
kerapihan siswa. Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat kembali
materi
sebelumnya.
5 menit
Memberi motivasi awal
kepada siswa dan
mengkomunikasikan tujuan
pembelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
2 menit
106
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
menampilka
n gambar
atau video
macam-
macam
Protista.
Siswa
memperhatik
an gambar
dan video
yang
ditampilkan
oleh guru.
10 menit Observasi
Sikap
ilmiah saat
mengamati
gambar,
kemampua
n siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara baik
dan benar
dan saat
melaporkan
hasil
diskusi atau
LKS.
Portofolio
Laporan
hasil LKS
Questioning Guru
mengajukan
pertanyaan
kepada
siswa,
seperti:
1. Apa yang
kamu
ketahui
tentang
gambar
berikut?”
2. Dimana kita
dapat
menemukan
organisme
tersebut?”
3. Apakah
organisme
tersebut
memiliki
peranan
dalam
kehidupan?”
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru.
Start with
the
essential
question
10 menit
Eksplorasi/
Eksperimen Guru
membagi
siswa
menjadi 11
kelompok,
yaitu:
- Kelompok 1-
4 : kelompok
protozoa
- Kelompok 5-
10 : kelompok
Siswa duduk
sesuai
dengan
kelompokny
a dan
mendengarka
n instruksi
guru.
Design a
plan for
the project
10 menit
107
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
alga
- Kelompok 11
: Protista
mirip jamur.
Guru
membagikan
LKS kepada
setiap
kelompok.
Guru
menjelaskan
prosedur
terkait
pengerjaan
proyek.
Guru
memberi
kesempatan
siswa untuk
bertanya.
Siswa
menerima
LKS.
Siswa
mendengarka
n penjelasan
guru.
Siswa
mengajukan
pertanyaan.
10 menit
Guru
bersama
siswa
mendiskusik
an jadwal
pengerjaan
proyek,
seperti:
1. Membuat
timeline
pengerjaan
proyek.
Menentukan
deadline
pengumpula
n proyek.
Siswa
mengemukan
pendapat
terkait
perencanaan
dan
pengerjaan
proyek.
Create a
schedule
10 menit
Asosiasi Guru
memberi
kesempatan
setiap
kelompok
untuk diskusi
terkait
pemilihan
Setiap
kelompok
berdiskusi
terkait tema
proyek
mereka.
Design a
plan for
the project
35 menit
108
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
topik
bahasan
artikel.
Guru
membimbing
siswa.
Komunikasi Guru
meminta
setiap
perwakilan
kelompok
untuk
mengkomunik
asikan hasil
diskusi
kelompoknya.
Guru
memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
bertanya
terkait materi
pembelajaran
dan tugas
proyek.
Setiap
perwakilan
kelompok
maju ke
depan dan
presentasi.
Siswa yang
belum paham
mengajukan
pertanyaan.
Create a
schedule
30 menit
i
t
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru meminta siswa untuk
membaca materi Protista.
Guru meminta setiap
kelompok untuk membuat
perkembangan pengerjaan
proyek di pertemuan
selanjutnya.
Guru memberikan motivasi
akhir kepada siswa dan
menutup pembelajaran
dengan mengucapkan
salam.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
10 Menit Observasi
Sikap siswa
saat
mendengarkan
tugas dari guru
dan saat
menjawab
salam.
109
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (lisan)
Jakarta, 12 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
110
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 2 (dua)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
111
3.5.2 Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3.5.3 Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak
yang ditimbulkan alga/ganggang
4.5.Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan
dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1 Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip tumbuhan (alga/ganggang)
2. Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3. Menganalisis solusi pencegahan atau penanggulangan dari dampak
yang ditimbulkan alga/ganggang
4. Membuat artikel tentang peranan Protista dalam kehidupan
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Project Based Learning (PjBL)
- Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok dan studi pustaka
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
112
2. Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan
(alga/ganggang)
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) alga/ganggang dalam
kehidupan
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan proyek)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar dan Video
B. Alat Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
VII. Proses Belajar Mengajar
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Memberi salam,
mengecek absensi dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam 3 menit Observasi
Sikap siswa
saat menjawab
salam.
113
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat kembali
materi sebelumnya.
5 menit Kedisiplinan
dan kerapihan
siswa.
Memberi motivasi awal
kepada siswa dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
2 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
menampilka
n gambar
dan video
macam-
macam jenis
alga.
Siswa
memperhat
ikan
gambar
yang
ditampilka
n oleh
guru.
10
menit Observasi
Sikap
ilmiah
saat
mengamat
i gambar,
kemampu
an siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara
baik dan
benar dan
saat
melaporka
n hasil
diskusi
atau LKS.
Portofolio
Laporan
hasil
pengamat
an pada
LKS
Questioning Guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa untuk
bertanya.
Guru
menstimulus
siswa
dengan
memberikan
pertanyaan
seperti:
1. Pernahkah
kalian
makan
pudding?
Terbuat dari
apakah
makanan
tersebut?”
2. Apakah
rumput laut
Siswa
mengajuka
n
pertanyaan.
Siswa
menjawab
pertanyaan
dari guru.
10
menit
114
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
merupakan
jenis
tumbuhan?”
Eksplorasi/
Eksperimen Guru
meminta
siswa untuk
duduk sesuai
kelompok.
Guru
menanyakan
kemajuan
proyek
setiap
kelompok.
Guru
memantau
siswa selama
pengerjaan
proyek
Siswa
duduk
sesuai
dengan
kelompok.
Menunjuk
kan
kemajuan
proyek
mereka.
Siswa
melanjutk
an
mengerjak
an proyek.
Monitoring
the students
and
progress of
the project
35
menit
Asosiasi Guru
memberikan
evaluasi
secara lisan
sebagai
penguatan
terhadap
proyek
siswa.
Guru
memberikan
umpan balik
terhadap
jawaban-
jawaban
siswa.
Guru
meminta
setiap
kelompok
untuk
mencari
informasi
tambahan
terkait
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru.
Siswa
mendenga
rkan
penjelasan
guru.
Siswa
mencari
sumber
informasi
dari buku
maupun
internet.
Assess the
outcome
30
menit
115
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
proyek
mereka.
Komunikasi Guru
membimbin
g siswa
untuk
melanjutkan
pengerjaan
proyeknya.
Guru
meminta
perwakilan
kelompok
untuk
presentasi
sejauh mana
proyek yang
telah
dikerjakan.
Guru
memberi
kesempatan
kepada
siswa untuk
bertanya
terkait
materi
pembelajara
n dan tugas
proyek yang
belum
dimengerti.
Siswa
mulai
melanjutk
an proyek
mereka.
Perwakila
n
kelompok
presentasi.
Siswa
yang
belum
paham
mengajuka
n
pertanyaan
.
Monitoring
the students
and
progress of
the project
30
menit
i
t
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru mengingatkan
setiap kelompok untuk
mmepresentasikan dan
mengumpulkan tugas
proyek pada pertemuan
selanjutnya dan
mempresentasikannya.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru.
10 Menit Observasi
Sikap siswa saat
mendengarkan tugas
dari guru dan saat
menjawab salam.
116
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru memberikan
motivasi akhir kepada
siswa dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (lisan)
Jakarta, 19 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
117
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS EKSPERIMEN
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 3 (tiga)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip jamur
118
3.5.2 Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan
sehari-hari
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1 Mempresentasikan proyek artikel tentang Protista
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip jamur
2. Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan sehari-hari
3. Mempresentasikan proyek artikel tentang Protista
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Model : Project Based Learning (PjBL)
- Metode : Tanya jawab dan presentasi proyek
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) Protista dalam kehidupan
119
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mempresentasikan proyek)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar dan video
B. Alat Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
VII. Proses Belajar Mengajar
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian Guru Siswa
Memberi salam,
mengecek absensi dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam 3 menit Observasi
Sikap siswa saat
menjawab
salam.
Kedisiplinan
dan kerapihan
siswa.
Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat kembali
materi sebelumnya.
5 menit
Memberi motivasi awal
kepada siswa dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
2 menit
120
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
menampilkan
gambar/video
beberapa
contoh Protista
mirip jamur.
Siswa
memperhatikan
gambar/video
yang
ditampilkan
guru.
Evaluate
the
experience
5 menit Observasi
Sikap
ilmiah
saat
mengamat
i gambar,
kemampu
an siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara
baik dan
benar dan
saat
melaporka
n hasil
diskusi
atau LKS.
Portofolio
Laporan
hasil
pengamat
an pada
LKS
Questioning Guru
menjelaskan
tata cara
siswa
presentasi
hasil proyek.
Guru
memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
bertanya.
Siswa
mendengarkan
instruksi dari
guru.
Siswa
mengajukan
pertanyaan.
10
menit
Eksplorasi/
Eksperimen Guru
membimbing
setiap
kelompok
selama
presentasi
hasil proyek.
Guru
memberikan
kesempatan
kepada siswa
lain untuk
bertanya.
Setiap
kelompok
presentasi hasil
proyek mereka.
Siswa
mengajukan
pertanyaan.
60
menit
Asosiasi Guru
memberikan
penguatan
terhadap
jawaban
siswa.
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru.
20
menit
Komunikasi Guru
menanyakan
pengalaman
dan kendala
Siswa bercerita
pengalaman
dan kendalanya
selama
20
menit
i
t
121
Aktivitas pembelajaran Tahap
PjBL
Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
selama
pengerjaan
proyek.
mengerjakan
proyek.
b. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru memberi
kesempatan kepada
siswa untuk
bertanya terkait
materi Protista yang
belum dimengerti.
Guru meminta setiap
kelompok untuk
mengumpulkan
proyeknya diatas
meja guru.
Guru memberikan
motivasi akhir
kepada siswa dan
menutup
pembelajaran
dengan
mengucapkan salam.
Siswa yang belum
paham mengajukan
pertanyaan.
Setiap kelompok
mengumpulkan
proyek mereka.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
10 Menit Observasi
Sikap siswa saat
mendengarkan
tugas dari guru dan
saat menjawab
salam.
122
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (lisan)
c. Penilaian Psikomotorik (rubrik penilaian proyek)
Jakarta, 26 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Dra. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
123
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 1 (satu)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri umum Protista
124
3.5.2 Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya
3.5.3 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip hewan (protozoa)
3.5.4 Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan
dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1 Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.5.2 Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri Protista
2. Mengklasifikasikan Protista berdasarkan ciri-cirinya
3. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip hewan (protozoa)
4. Menganalisis peranan dan dampak yang ditimbulkan dari protozoa
5. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
6. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Metode : Tanya jawab, ceramah, dan diskusi kelompok
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
125
2. Materi konsep
Ciri umum Protista
Klasifikasi Protista
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi protozoa
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) protozoa dalam kehidupan
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
Pengamatan gambar terhadap beberapa contoh protista
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar macam-macam Protista
3. LKS Protozoa
B. Alat dan Bahan Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
126
VII. Proses Belajar Mengajar
Pertemuan : 1 (satu)
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian Guru Siswa
Memberi salam,
mengecek absensi dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam 3 menit Observasi
Sikap siswa saat
menjawab
salam.
Kedisiplinan
dan kerapihan
siswa.
Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat kembali
materi sebelumnya.
2 menit
Memberi motivasi awal
kepada siswa dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran.
Siswa memperhatikan
penjelasan guru.
5 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
membagikan
soal pretest
kepada siswa.
Guru
menampilkan
gambar macam-
macam Protista.
Siswa menerima
soal pretest dan
menjawabnya.
Siswa
memperhatikan
gambar yang
ditampilkan
oleh guru.
15
menit
5 menit
Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati
gambar,
kemampuan
siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara baik
dan benar dan
saat
melaporkan
hasil diskusi
127
Questioning Guru
mengajukan
pertanyaan
kepada siswa,
seperti:
1. Apa yang kamu
ketahui tentang
gambar
berikut?”
2. Dimana kita
dapat
menemukan
organisme
tersebut?”
3. Apakah
organisme
tersebut
memiliki
peranan dalam
kehidupan?”
Siswa
menjawab
pertanyaan
guru.
10
menit
atau LKS.
Portofolio
Laporan hasil
LKS
Eksplorasi/
Eksperimen Guru membagi
siswa menjadi 6
kelompok.
Guru
membagikan
LKS kepada
siswa.
Guru meminta
siswa untuk
mengerjakan
LKS.
Guru memantau
dan
membimbing
siswa selama
melakukan
mengerjakan
LKS.
Siswa duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
Siswa
menerima LKS
dari guru.
Siswa
mengerjakan
LKS.
30
menit
Asosiasi Guru meminta
siswa untuk
berdiskusi jika
ada materi yang
belum
dipahami.
Siswa
berdiskusi.
15
menit
Komunikasi Guru meminta
beberapa orang
Perwakilan
sisiwa
30
128
siswa untuk
mempresentasik
an hasil LKS
yang telah
mereka
kerjakan.
Guru mereview
materi yang
belum dipahami
siswa.
Guru memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk bertanya
terkait materi
pembelajaran.
presentasi
hasil LKS
mereka.
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru.
Siswa yang
belum paham
mengajukan
pertanyaan.
menit
10
menit
i
t
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru meminta
perwakilan sisiwa
untuk memberikan
kesimpulan
pembelajaran hari ini.
Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
LKS yang telah
dikerjakan.
Guru membagikan
LKS untuk pertemuan
selanjutnya dan
meminta siswa untuk
membaca materi
Protista sebelum
masuk kelas.
Guru memberikan
motivasi akhir kepada
siswa dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Perwakilan siswa
menyimpulkan
pembelajaran hari
ini.
Siswa
mengumpulkan
LKS yang telah
dikerjakan.
Siswa menerima
LKS dari guru.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
10 Menit Observasi
Sikap siswa saat
mendengarkan
tugas dari guru
dan saat
menjawab
salam.
129
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (soal LKS)
Jakarta, 13 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
130
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 2 (dua)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip tumbuhan (alga/ganggang)
131
3.5.2 Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan
dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.5.2. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip tumbuhan (alga/ganggang)
2. Menganalisis peranan alga/ganggang dalam kehidupan sehari-hari
3. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Metode : Tanya jawab, diskusi kelompok, dan ceramah
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip tumbuhan
(alga/ganggang)
132
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) alga/ganggang dalam
kehidupan
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar macam-macam Protista
3. LKS Alga
B. Alat Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
VII. Proses Belajar Mengajar
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian Guru Siswa
Memberi salam,
mengecek absensi dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam 3 menit Observasi
Sikap siswa saat
menjawab
salam.
133
Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat
kembali materi
sebelumnya.
5 menit Kedisiplinan
dan kerapihan
siswa.
Memberi motivasi
awal kepada siswa
dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
2 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
menampilkan
gambar
macam-
macam jenis
alga.
Siswa
memperhatikan
gambar yang
ditampilkan oleh
guru.
5 menit Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati
gambar,
kemampuan
siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara baik
dan benar dan
saat
melaporkan
hasil diskusi
atau LKS.
Portofolio
Laporan hasil
pengamatan
pada LKS
Questioning Guru memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
bertanya.
Guru
menstimulus
siswa dengan
memberikan
pertanyaan
seperti:
1. Pernahkah
kalian makan
pudding?
Terbuat dari
apakah
makanan
tersebut?”
2. Apakah
rumput laut
merupakan
jenis
tumbuhan?”
Siswa
mengajukan
pertanyaan.
Siswa
menjawab
pertanyaan dari
guru.
10
menit
Eksplorasi/
Eksperimen Guru meminta
siswa untuk
duduk sesuai
Siswa duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
30
menit
134
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mengerjakan
LKS dalam
kelompoknya.
Guru
memantau dan
membimbing
siswa selama
mengerjakan
LKS.
Siswa
mengerjakan
LKS dari guru.
Asosiasi Guru meminta
siswa untuk
menganalisis
peranan positif
dan negatif
alga/ganggang
dalam
kehidupan.
Guru memberi
penjelasan
terkait materi
yang belum
dipahami
siswa.
Siswa
menganalisis
peranan
alga/ganggang
Siswa
mendengarkan
penjelasan guru
dan mencatat
hal yang
penting.
30
menit
Komunikasi Guru meminta
perwakilan
siswa untuk
mempresentasi
kan hasil LKS
yang telah
dikerjakan.
Guru memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
bertanya.
Guru meminta
siswa untuk
mengumpulka
n LKS di meja
guru.
Siswa
mempresentasi
kan LKS yang
telah
dikerjakan.
Siswa yang
belum paham
mengajukan
pertanyaan.
Siswa
mengumpulkan
LKS.
30
menit
i
t
135
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru meminta
perwakilan siswa
untuk menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
LKS di atas meja
guru.
Guru membagikan
LKS untuk pertemuan
selanjutnya.
Guru memberikan
motivasi akhir kepada
siswa dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Perwakilan siswa
memberi
kesimpulan.
Siswa
mengumpulkan
LKS.
Siswa menerima
LKS dari guru.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
10 Menit Observasi
Sikap siswa saat
mendengarkan
tugas dari guru
dan saat
menjawab
salam.
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (LKS)
Jakarta, 20 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
136
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP) KELAS KONTROL
Sekolah : SMA Negeri 87 Jakarta Selatan
Mata Pelajaran : Biologi
Materi : Protista
Kelas/Semester : X/1
Pertemuan : 3 (tiga)
Alokasi waktu : 3 X 45 menit
I. Kompetensi Inti
KI 1 : Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya.
KI 2 : Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
KI 3 : Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan,
teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
KI 4 : Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
II. Kompetensi Dasar dan Indikator
3.5. Menerapkan prinsip klasifikasi untuk menggolongkan protista
berdasarkan ciri-ciri umum kelas dan perannya dalam kehidupan
melalui pengamatan secara teliti dan sistematis.
Indikator:
3.5.1 Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi
Protista mirip jamur
137
3.5.2 Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan sehari-
hari
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan
peran protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan
dalam bentuk model/ charta/gambar.
Indikator:
4.5.1. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4.5.2. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
III. Tujuan Pembelajaran
Setelah melakukan pembelajaran ini diharapkan siswa mampu:
1. Mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista
mirip jamur
2. Menganalisis peranan Protista mirip jamur dalam kehidupan sehari-hari
3. Melakukan pengamatan gambar beberapa contoh Protista
4. Mengkomunikasikan hasil pengamatan tentang ciri-ciri Protista
IV. Pendekatan, Model dan Metode Pembelajaran
- Pendekatan : Saintifik
- Metode : Tanya jawab, ceramah
V. Materi Pembelajaran
1. Materi Fakta
2. Materi konsep
Ciri-ciri, habitat, reproduksi, dan klasifikasi Protista mirip jamur
3. Materi prinsip
Peranan (menguntungkan dan merugikan) Protista dalam kehidupan
138
4. Prosedur
Pra konsep (siswa mengerjakan LKS)
VI. Media, Alat, dan Sumber Belajar
A. Media pembelajaran
1. Powerpoint
2. Gambar dan video Protista
B. Alat Pembelajaran
1. Whiteboard
2. LCD
3. Spidol
4. Laptop
C. Sumber Belajar
1. Buku Biologi untuk SMA/MA kelas X kurikulum 2013 penerbit
Erlangga, 2010
2. Buku atau sumber lainnya yang relevan
3. Internet
VII. Proses Belajar Mengajar
Waktu : 3 x 45 menit
a. Pendahuluan (10 menit)
Aktivitas Pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian Guru Siswa
Memberi salam,
mengecek absensi dan
menyiapkan media
pembelajaran.
Menjawab salam 2 menit Observasi
Sikap siswa saat
menjawab salam.
Kedisiplinan dan
kerapihan siswa. Mereview materi
sebelumnya.
Mengingat
kembali materi
sebelumnya.
5 menit
139
Memberi motivasi
awal kepada siswa
dan
mengkomunikasikan
tujuan pembelajaran.
Siswa
memperhatikan
penjelasan guru.
3 menit
b. Kegiatan Inti (115 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Kegiatan Guru Siswa
Observasi Guru
menampilkan
gambar atau
video dari
Protista mirip
jamur.
Guru
menampilkan
video Protista.
Siswa
memperhatikan
gambar/video
yang
ditampilkan oleh
guru.
10
menit Observasi
Sikap ilmiah
saat
mengamati
gambar,
kemampuan
siswa
bertanya,
memberi
tanggapan
secara baik
dan benar dan
saat
melaporkan
hasil diskusi
atau LKS.
Portofolio
Laporan hasil
pengamatan
pada LKS
Questioning Guru memberi
kesempatan
kepada siswa
untuk
bertanya.
Guru
menstimulus
siswa dengan
memberikan
pertanyaan
seperti:
1. Apakah
perbedaan
antara
Protista
mirip jamur
dengan
jamur
sejati?”
2. Apa peranan
dari
organisme
tersebut?”
Siswa
mengajukan
pertanyaan.
Siswa
menjawab
pertanyaan dari
guru.
10
menit
Eksplorasi/
Eksperimen Guru meminta
siswa untuk
duduk sesuai
Siswa duduk
sesuai dengan
kelompoknya.
30
menit
140
kelompok.
Guru meminta
siswa untuk
mengerjakan
LKS yang
telah
dibagikan.
Guru
memantau dan
membimbing
siswa selama
mengerjakan
LKS.
Siswa mulai
mengerjakan.
Asosiasi Guru meminta
siswa
berdiskusi
dengan teman
sekelompokny
a untuk
menganalisis
peranan
Protista yang
merugikan dan
menguntungka
n dalam
kehidupan.
Siswa
menganalisis
peranan
Protista.
30
menit
Komunikasi Guru meminta
perwakilan
setiap
kelompok
untuk
mempresentasi
kan hasil LKS.
Guru memberi
kesempatan
siswa untuk
mengajukan
pertanyaan.
Guru
mereview
materi
pelajaran.
Siswa
mempresentasi
kan hasil LKS
mereka.
Siswa
mengajukan
pertanyaan
kepada
kelompok yang
presentasi.
Siswa
mendengarkan
penjelasan
guru.
20
menit
15
menit
141
c. Kegiatan Akhir (10 menit)
Aktivitas pembelajaran Alokasi
waktu Penilaian
Guru Siswa
Guru meminta
perwakilan siswa
untuk menyimpulkan
pembelajaran hari ini.
Guru meminta siswa
untuk mengumpulkan
LKS di atas meja
guru.
Guru memberikan
motivasi akhir kepada
siswa dan menutup
pembelajaran dengan
mengucapkan salam.
Perwakilan siswa
memberi
kesimpulan.
Siswa
mengumpulkan
LKS.
Siswa
mendengarkan
ucapan guru dan
menjawab salam
10 Menit Observasi
Sikap siswa saat
mendengarkan
tugas dari guru
dan saat
menjawab
salam.
VIII. Penilaian
a. Penilaian Afektif (lembar pengamatan sikap siswa)
b. Penilaian Kognitif (soal LKS)
Jakarta, 27 November 2015
Mengetahui,
Guru Biologi SMAN 87 Jakarta
(Drs. Hermastuti Mugi Rahayu)
NIP/NIK: 19561121 198303 2 007
Peneliti
(Irma Nurmalasari)
NIM: 1111016100052
142
Lampiran 7
LEMBAR KERJA SISWA (Proyek Membuat Artikel)
Tujuan Pembelajaran :
Agar siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, habitat, reproduksi dari Protista
dan mampu menganalisis peranan Protista dalam kehidupan sehari-hari serta
memberikan solusi pencegahan maupun penanggulangan terhadap dampak yang
ditimbulkan.
Petunjuk Umum :
1. Bacalah instruksi pengerjaan LKS dengan teliti sebelum mengerjakan
2. Diskusikanlah dengan teman sekelompokmu
3. Carilah sumber literatur lain tentang Protista untuk memperkuat
pemahaman kalian
4. Konsultasikanlah dengan guru jika menemui kesulitan dalam mengerjakan
LKS
5. Presentasikanlah hasil LKS yang telah dikerjakan di depan kelas
Bacalah wacana di bawah ini!
Protista dengan Segala Manfaat dan Dampak yang Ditimbulkan
Protista merupakan organisme eukariot pertama atau yang paling
sederhana. Terdapat sekitar 600.000 spesies yang sudah diketahui. Beberapa
Protista merupakan fotoautotrof karena memiliki klorofil, tetapi ada yang hidup
secara heterotrof dengan cara menyerap molekul organik atau memakan
organisme lain. Protista mudah ditemukan terutama di habitat yang mengandung
air. Ada Protista yang hidup bebas di tanah, sampah, air tawar, air laut, endapan
lumpur, pasir maupun di batuan. Tetapi ada juga Protista yang hidupnya
bersimbiosis dalam tubuh organisme lain secara parasit atau mutualisme. Protista
terbagi menjadi 3 kelompok berdasarkan kemiripan ciri-cirinya dengan organisme
lain, yaitu Protista mirip hewan (protozoa), Protista mirip tumbuhan (alga), dan
Protista mirip jamur.
Kelas/kelompok :
Anggota kelompok :
143
Sebagian besar protozoa dan Protista mirip jamur besifat merugikan.
Protozoa ini dapat menyebabkan berbagai penyakit pada manusia, hewan ternak,
ikan, dan tanaman budidaya. Salah satunya yaitu penyakit malaria yang
disebabkan oleh Plasmodium sp. yang ditularkan melalui gigitan nyamuk
Anopheles betina yang kemudian menyerang sel-sel darah merah. Penyakit
lainnya yaitu toksoplasmosis yang disebabkan oleh Toxoplasma gondii. Penyakit
ini membahayakan ibu yang sedang hamil karena dapat menyebabkan gangguan
pada pertumbuhan janin, bayi mengalami cacat, atau keguguran.
Selain sifatnya yang merugikan, Protista juga memberikan banyak manfaat
bagi kehidupan. Ada beberapa jenis protozoa, seperti Globigerina, yang fosilnya
dimanfaatkan sebagai penunjuk pencarian sumber minyak bumi. Sebagian besar
alga juga menguntungkan karena dapat diolah menjadi makanan dan minuman
bergizi tinggi, seperti contohnya Chlorella sp. yang dapat diproduksi menjadi
makanan suplemen. Ada pula yang dimanfaatkan sebagai bahan agar-agar, jeli,
dan juga es krim yaitu beberapa jenis alga dari filum Rhodophyta.
Mulai dengan pertanyaan pengarah
Dari wacana diatas, buatlah beberapa pertanyaan! (min. 3)
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………
……………………………………………………
Merancang suatu proyek
Tema proyek : …………………………………………………………..
Topik bahasan : …………………………………………………………..
Alasan pemilihan topik : ……………………………………………………….
……………………………………………………………………………………
Membuat jadwal pengerjaan proyek
Waktu pengerjaan : ……. Minggu
Deadline artikel dan presentasi : …………………………………….
144
Buatlah catatan tentang kemajuan proyek pada tabel di bawah ini! (min. 2x
laporan)
No Hari/tanggal Keterangan Paraf
Penilaian Artikel
Aspek yang
dinilai
Keterangan
Isi Isi sesuai dengan judul, benar secara konsep serta sesuai
dengan teori yang ada. Isi mencakup:
1. Ciri-ciri organisme :
- Termasuk dalam filum apa. Jelaskan ciri khusus
filum tersebut secara singkat.
- Meliputi ciri khas organisme seperti: alat gerak (jika
ada), habitat, bentuk tubuh.
- Lengkapi dengan gambar struktur tubuh.
2. Reproduksi :
- Gambar siklus hidup.
- Penjelasan berupa point-point penting.
3. Peranan :
- Keuntungan : jika menghasilkan suatu produk,
jelaskan tahap pembuatannya.
- Kerugian : jika menyebabkan penyakit/kerugian,
jelaskan cara penyebarannya, dampak yang
ditimbulkan, dan solusi pencegahan maupun
penanggulangannya.
Format Sistematis, mudah dipahami alurnya, bentuk huruf mudah
terbaca, letak gambar sesuai dan tidak menggangu
pembaca
Bahasa Baik dan benar, singkat, jelas, dan mudah dipahami
Task commitment Mengumpulkan tepat waktu, kerapihan seluruh tugas
proyek, menerima masukan guru dan melakukan perbaikan
145
Lampiran 8
LEMBAR KERJA SISWA
Protista Mirip Hewan (Protozoa)
Pertemuan : 1 (satu)
Nama :
Kelas :
A. Kompetensi Dasar:
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/ charta/gambar.
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan
dan juga peranan dari Protozoa yang disajikan dalam bentuk tabel.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Protista merupakan organisme yang memiliki ciri-ciri, sebagai berikut:
………………………………………………………………………………
…………..……………………………….……………………………….…
……………………….…….……………………………….………………
2. Protista dikelompokkan menjadi 3 kelompok, yaitu: ………………………
………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………
3. Protozoa diklasifisikan menjadi 4 filum berdasarkan ………………………
No Nama
filum Gambar
Nama
spesies
Alat
gerak
Reproduksi
Seksual Aseksual
1
146
No Nama
filum Gambar
Nama
spesies
Alat
gerak
Reproduksi
Seksual Aseksual
2
3
4
4. Jelaskan cara Amoeba menangkap dan mencerna makanan?
5. Berdasarkan gambar di bawah ini, jelaskan siklus hidup Plasmodium sp.
dengan lengkap!
147
6. Lengkapi tabel di bawah ini!
No Kelompok
Protozoa Contoh spesies Peranan
148
LEMBAR KERJA SISWA
Protista Mirip Tumbuhan (Alga/ganggang)
Nama :
Kelas :
Pertemuan : 2 (dua)
A. Kompetensi Dasar:
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/ charta/gambar.
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan
dan juga peranan dari Alga yang disajikan dalam bentuk tabel.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Perhatikan gambar berikut!
2. Ganggang dapat diklasifikasikan menjadi 6 filum berdasarkan 4 hal,
yaitu: …….……………………….…………….………………….……..
…………………………………………………………………………….
No Filum Contoh
spesies
Pigmen
dominan
Penyusun
dinding
sel
Jenis
cadangan
makanan
Flagella
1
1. Organisme apakah yang
menyebabkan air danau tersebut
berwarna hijau?
Jawab: …………………………….
2. Mengapa hal tersebut dapat terjadi
Jawab: …………………………….
…………………………………….
…………………………………….
…………………………………….
149
No Filum Contoh
spesies
Pigmen
dominan
Penyusun
dinding
sel
Jenis
cadangan
makanan
Flagella
2
3
4
5
6
D. Tuliskan keuntungan atau kerugian dari organisme berikut ini!
No Organisme Peranan
1 Palmaria palmata
2 Eucheuma
spinosum
3 Laminaria digitalis
4 Gymnodinium breve
5 Gonyaulax
6 Alga diatom
7 Chlorella sp.
8 Ulva sp.
9 Gambierdiscus
toxis
10 Coralline officinalis
150
LEMBAR KERJA SISWA
Protista Mirip Jamur
Nama :
Kelas :
Pertemuan : 3 (tiga)
A. Kompetensi Dasar:
4.5. Merencanakan dan melaksanakan pengamatan tentang ciri-ciri dan peran
protista dalam kehidupan dan menyajikan hasil pengamatan dalam
bentuk model/ charta/gambar.
B. Tujuan Pembelajaran
Siswa mampu mengidentifikasi ciri-ciri, klasifikasi, proses perkembangbiakan
dan juga peranan dari Protista mirip jamur yang disajikan dalam bentuk tabel.
C. Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan baik dan benar!
1. Jelaskan alasan mengapa Protista mirip jamur dikatakan mirip jamur? Apa
persamaannya?
2. Jelaskan siklus hidup organisme berikut!
Jamur lendir plasmodial (Myxomycota)
151
Jamur lendir seluler (Acrasiomycota)
3. Sebutkan peranan dari Protista mirip jamur (min.3)!
152
Lampiran 9
LEMBAR PENILAIAN PRODUK (ARTIKEL)
Kelompok Aspek yang dinilai Total
skor Nilai
Isi Format Bahasa Task commitment
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
Keterangan : Skala yang digunakan yaitu 1-4, dengan kriteria yang ada di rubrik
penilaian.
Rubrik Penilaian Artikel Kelompok
Aspek yang
dinilai
Skor Bobot
4 3 2 1 0
Isi
Isi sesuai
dengan judul,
benar secara
konsep serta
sesuai dengan
teori yang ada
Salah
satu
unsur
tidak
terpenuhi
Dua
unsur
tidak
terpenuhi
Tiga
unsur
tidak
terpenuhi
Isi sangat
tidak jelas
50
Format
Sistematis,
mudah
dipahami
alurnya, bentuk
huruf mudah
terbaca, letak
gambar sesuai
dan tidak
menggangu
Salah
satu
unsur
tidak
terpenuhi
Dua
unsur
tidak
terpenuhi
Tiga
unsur
tidak
terpenuhi
Isi sangat
tidak jelas
20
Bahasa
Baik dan benar,
singkat, jelas,
dan mudah
dipahami
Salah
satu
unsur
tidak
terpenuhi
Dua
unsur
tidak
terpenuhi
Tiga
unsur
tidak
terpenuhi
Sangat tidak
jelas
20
Task Mengumpulkan Salah Dua Tiga Tidak 10
153
commitment tepat waktu,
kerapihan
seluruh tugas
proyek,
menerima
masukan guru
dan melakukan
perbaikan
satu
unsur
tidak
terpenuhi
unsur
tidak
terpenuhi
unsur
tidak
terpenuhi
bertanggung
jawab
terhadap
proyek
Total skor maksimum 100
Lampiran 10
LEMBAR PENILAIAN PRESENTASI KELOMPOK
Petunjuk penilaian :
1. Setiap kriteria diberi skor 1-5 (skala 5)
2. Skor 1 = rendah; 2 = cukup; 3 = sedang; 4 = baik; 5 = baik sekali
No Kriteria penilaian Kelompok
Catatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
1
Signifikasi
Seberapa besar tingkat
kesesuaian informasi yang
diberikan dengan topik
yang dibahas
4 4 4 4 4 4 3 3 4 4 5
2
Pemahaman
Seberapa baik tingkat
pemahaman siswa
terhadap materi yang
disampaikan
4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4
3
Argumentasi
Seberapa baik alasan yang
diberikan siswa terkait
pemilihan topik yang
dibahas
4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 4
4 Kemampuan
menanggapi
Seberapa besar kesesuaian
3 3 3 3 3 3 4 4 3 4 3
154
No Kriteria penilaian Kelompok
Catatan 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11
jawaban yang diberikan
siswa terhadap pertanyaan
yang muncul
5
Kerja sama kelompok
- Seberapa besar anggota
kelompok
berpartisipasi dalam
presentasi
5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4
- Tanggung jawab setiap
anggota kelompok
terhadap artikel yang
dibuat
5 4 3 5 5 4 5 5 5 3 4
- Bagaimana penyaji
menghargai pendapat
orang lain
4 4 4 4 3 3 4 3 3 3 4
Skor total 29 26 26 28 26 26 27 26 27 27 28
Nilai :
x 100 83 75 75 80 75 75 77 75 77 77 80
Tangerang selatan, 3 Desember 2015
Penilai
Irma Nurmalasari
15
5
Kisi-Kisi Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model
Project Based Learning
No Aspek yang dilihat Pernyataan
nomor
1 Mengetahui respon siswa tentang pelajaran biologi 1+, 2+, 3+
2 Mengetahui respon siswa tentang pembelajaran
Protista melalui model Project Based Learning
4+, 5+, 6-, 7+,
8-, 9+, 10+
3 Mengetahui respon siswa tentang aktivitas
pembelajaran dengan penerapan model Project
Based Learning
11+, 12+, 13-,
14+, 15+
4 Mengetahui respon siswa terhadap pelaksanaan
pembelajaran biologi dengan model Project Based
Learning
16+, 17+, 18+,
19+, 20+
Keterangan:
+ : pernyataan positif
- : pernyataan negatif
156
Lampiran 11
Angket Respon Siswa Terhadap Penerapan Model Project Based Learning
Keterangan :
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
Berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang anda pilih!
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pelajaran biologi bermanfaat untuk kehidupan
sehingga penting untuk dipelajari
2 Saya harus banyak latihan untuk dapat
memahami pelajaran biologi
3 Saya menyenangi pelajaran biologi dengan
model pembelajaran yang telah dilaksanakan
4
Pembelajaran biologi dengan model
pembelajaran tersebut memberikan saya
kesempatan untuk memahami materi lebih baik
5
Pembelajaran biologi dengan model
pembelajaran tersebut membuat saya lebih aktif
dibanding sebelumya
6
Saya tidak menyukai pembelajaran biologi
dengan model pembelajaran yang telah
dilaksanakan
7
Dengan adanya pertanyaan yang disajikan
dalam LKS menjadi pedoman bagi siswa dalam
pengerjaan proyek
8 Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya
lebih sulit memahami pelajaran biologi
9 Peran guru sangat membantu saya ketika
mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek
10 Dengan adanya tugas proyek membuat saya
lebih kreatif
11 Saya senang apabila selama belajar biologi ada
diskusi dengan teman kelompok
12
Kesempatan berdiskusi dan belajar dengan
teman kelompok membuat saya lebih
memahami materi dan mudah dalam
mengerjakan proyek
13 Saya tidak menyukai diskusi dan belajar secara
berkelompok dalam proses pembelajaran
14 Melalui proyek dan diskusi membantu saya
dalam memahami materi pelajaran
157
No Pernyataan SS S TS STS
15
Aktifitas kelompok mendorong saya untuk
saling bertanya dan mengemukakan pendapat
atau gagasan
16 Suasana kelas pada saat pembelajaran
berlangsung menyenangkan
17 Arahan-arahan dari guru membuat saya lebih
aktif
18 Saya ingin pembelajaran seperti ini digunakan
dalam materi biologi yang lain
19 Materi Protista lebih menarik dengan model
pembelajaran yang telah dilaksanakan
20
Setelah mengikuti pembelajaran dengan model
yang telah dilaksanakan saya menjadi senang
belajar biologi
158
Lampiran 12
SKALA PENILAIAN ANGKET RESPON SISWA
No Pernyataan SS S TS STS
1 Pelajaran biologi bermanfaat untuk kehidupan
sehingga penting untuk dipelajari 4 3 2 1
2 Saya harus banyak latihan untuk dapat
memahami pelajaran biologi 4 3 2 1
3 Saya menyenangi pelajaran biologi dengan
model pembelajaran yang telah dilaksanakan 4 3 2 1
4
Pembelajaran biologi dengan model
pembelajaran tersebut memberikan saya
kesempatan untuk memahami materi lebih baik
4 3 2 1
5
Pembelajaran biologi dengan model
pembelajaran tersebut membuat saya lebih aktif
dibanding sebelumya
4 3 2 1
6
Saya tidak menyukai pembelajaran biologi
dengan model pembelajaran yang telah
dilaksanakan
1 2 3 4
7
Dengan adanya pertanyaan yang disajikan
dalam LKS menjadi pedoman bagi siswa dalam
pengerjaan proyek
4 3 2 1
8 Pembelajaran yang saya ikuti membuat saya
lebih sulit memahami pelajaran biologi 1 2 3 4
9 Peran guru sangat membantu saya ketika
mendapat kesulitan dalam mengerjakan proyek 4 3 2 1
10 Dengan adanya tugas proyek membuat saya
lebih kreatif 4 3 2 1
11 Saya senang apabila selama belajar biologi ada
diskusi dengan teman kelompok 4 3 2 1
12
Kesempatan berdiskusi dan belajar dengan
teman kelompok membuat saya lebih
memahami materi dan mudah dalam
mengerjakan proyek
4 3 2 1
13 Saya tidak menyukai diskusi dan belajar secara
berkelompok dalam proses pembelajaran 1 2 3 4
14 Melalui proyek dan diskusi membantu saya
dalam memahami materi pelajaran 4 3 2 1
15
Aktifitas kelompok mendorong saya untuk
saling bertanya dan mengemukakan pendapat
atau gagasan
4 3 2 1
16 Suasana kelas pada saat pembelajaran
berlangsung menyenangkan 4 3 2 1
17 Arahan-arahan dari guru membuat saya lebih
aktif 4 3 2 1
159
No Pernyataan SS S TS STS
18 Saya ingin pembelajaran seperti ini digunakan
dalam materi biologi yang lain 4 3 2 1
19 Materi Protista lebih menarik dengan model
pembelajaran yang telah dilaksanakan 4 3 2 1
20
Setelah mengikuti pembelajaran dengan model
yang telah dilaksanakan saya menjadi senang
belajar biologi
4 3 2 1
160
Lampiran 13
Rekapitulasi Keterlaksanan Sintaks Model Project Based Learning
Sintaks
pembelajaran Indikator
Keterlaksanaan % Kategori
Ya Tidak
Start with the
essential
questions
Guru memberikan
pertanyaan kepada
siswa.
√ 100%
Persentase 100% Sangat baik
Design a plan
for the project
Guru memberikan
penjelasan terkait
proyek yang akan
dilakukan siswa.
√ 100%
Guru memberi
kesempatan setiap
kelompok untuk
diskusi terkait topik
bahasan yang akan
menjadi judul artikel
mereka.
√ 100%
Persentase 100% Sangat baik
Create a
schedule
Guru bersama siswa
membuat jadwal
pelaksanaan proyek.
√ 100%
Guru meminta siswa
untuk memberi
penjelasan mengenai
pemilihan topik
bahasan artikel yang
akan dikerjakan.
√ 100%
Persentase 100% Sangat baik
Monitoring the
students and
the progress of
the project
Guru melakukan
pengawasan terhadap
pelaksanaan
pengerjaan proyek
siswa.
√ 100%
Guru melakukan
bimbingan di setiap
tahapan proyek yang
dilakukan siswa.
√ 100%
Persentase 100% Sangat baik
Assess the
outcome
Guru melakukan
evaluasi lisan
mengenai proyek
√ 100%
161
Sintaks
pembelajaran Indikator
Keterlaksanaan % Kategori
Ya Tidak
yang telah dibuat
siswa.
Guru melakukan
umpan balik terhadap
jawaban-jawaban
dari siswa.
√ 100%
Guru meminta siswa
untuk mencari
informasi tambahan
terkait artikel mereka
√ 100%
Persentase 100% Sangat baik
Evaluate the
experience
Guru menjelaskan
tata cara presentasi
proyek.
√ 100%
Guru meminta siswa
untuk
mengkomunikasikan
proyek yang telah
dibuatnya.
√ 100%
Guru meminta siswa
untuk
mengemukakan
kesan-kesan dan
kendala selama
pengerjaan proyek.
√ -
Persentase 66,7% Cukup
Rata-rata 94,5% Sangat baik
162
LEMBAR OBSERVASI
Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning
Mata pelajaran : Biologi
Kelas : X MIA 3
Materi pelajaran : Protista
Pertemuan ke : 1
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda.
Sintaks
pembelajaran Indikator
Keterlaksanaan
kegiatan
Keterangan
Ya Tidak
Start with the
essential
questions
Guru memberikan
pertanyaan kepada siswa.
√
Design a plan for
the project
Guru memberikan
penjelasan terkait proyek
yang akan dilakukan siswa.
√
Guru memberi kesempatan
setiap kelompok untuk
diskusi terkait topik
bahasan yang akan menjadi
judul artikel mereka.
√
Create a schedule
Guru bersama siswa
membuat jadwal
pelaksanaan proyek.
√
Guru meminta siswa untuk
memberi penjelasan
mengenai pemilihan topik
bahasan artikel yang akan
dikerjakan.
√
Tangerang selatan, 19 November 2015
Observer
Arfan Amrullah
163
LEMBAR OBSERVASI
Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning
Mata pelajaran : Biologi
Kelas : X MIA 3
Materi pelajaran : Protista
Pertemuan ke : 2
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda.
Sintaks
pembelajaran Indikator
Keterlaksanaan
kegiatan
Keterangan
Ya Tidak
Monitoring the
students and
the progress of
the project
Guru melakukan
pengawasan terhadap
pelaksanaan pengerjaan
proyek siswa.
√
Guru melakukan
bimbingan di setiap
tahapan proyek yang
dilakukan siswa.
√
Assess the
outcome
Guru melakukan evaluasi
lisan mengenai proyek
yang telah dibuat siswa.
√
Guru melakukan umpan
balik terhadap jawaban-
jawaban dari siswa.
√
Guru meminta siswa untuk
mencari informasi
tambahan terkait artikel
mereka
√
Tangerang selatan, 26 November 2015
Observer
Arfan Amrullah
164
LEMBAR OBSERVASI
Keterlaksanaan Sintaks Model Project Based Learning
Mata pelajaran : Biologi
Kelas : X MIA 3
Materi pelajaran : Protista
Pertemuan ke : 3
Berilah tanda (√) sesuai dengan pengamatan anda.
Sintaks
pembelajaran Indikator
Keterlaksanaan
kegiatan
Keterangan
Ya Tidak
Evaluate the
experience
Guru menjelaskan tata cara
presentasi proyek.
√
Guru meminta siswa untuk
mengkomunikasikan
proyek yang telah
dibuatnya.
√
Guru meminta siswa untuk
mengemukakan kesan-
kesan dan kendala selama
pengerjaan proyek.
√
Tangerang selatan, 03 Desember 2015
Observer
Arfan Amrullah
Lampiran 14
REKAPITULASI HASIL ANGKET SISWA
Siswa Nomor pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
A 3 4 4 3 4 2 3 2 3 4 3 4 1 3 3 3 3 3 3 3
B 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
C 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4
D 4 4 4 2 3 2 3 2 4 4 4 4 3 3 4 4 4 4 4 4
E 4 4 2 2 3 2 3 3 2 3 2 1 1 2 3 2 2 3 2 3
F 4 3 2 3 3 2 3 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 3 2 3
G 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
H 3 4 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 2
I 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
J 4 4 4 4 4 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4
K 4 4 3 3 3 3 4 3 4 4 2 2 3 4 4 4 4 4 4 4
L 4 4 3 3 3 3 3 3 4 3 4 3 3 4 3 3 4 3 4 3
M 3 3 3 3 3 2 3 2 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3
N 4 4 3 3 2 3 3 2 4 2 2 3 3 3 3 3 3 3 3 2
O 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 1 2 2 2 3 2 3 3 3 4
P 3 3 3 3 3 3 3 2 4 3 4 3 4 3 3 4 3 3 2 3
Q 4 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2
R 3 4 2 2 3 2 3 3 4 2 3 3 4 3 3 2 3 2 3 3
S 3 4 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
T 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 2 2 3 2 2
16
5
Siswa Nomor pernyataan
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20
U 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 3
V 4 4 4 3 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 3 2 3 3 3 3
W 3 3 3 3 2 3 2 3 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
X 3 3 3 2 3 2 3 2 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 2 3
Y 4 3 3 3 4 3 3 4 4 3 1 1 1 3 1 3 4 3 3 3
Z 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 2 3 3 2 3 3
AA 4 3 3 2 2 3 2 2 2 3 3 3 3 3 2 2 3 2 3 2
AB 4 4 3 3 2 2 3 3 3 3 3 3 2 3 2 2 2 2 3 3
AC 3 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3
AD 3 3 2 2 2 2 3 2 3 2 3 2 2 3 3 3 3 3 3 3
Jumlah 104 105 89 81 85 76 90 77 97 87 84 84 82 91 89 87 92 86 87 90
3.46 3.50 2.97 2.70 2.83 2.53 3.00 2.57 3.23 2.90 2.80 2.80 2.73 3.03 2.97 2.90 3.07 2.87 2.90 3.00
% 87% 88% 74% 68% 71% 63% 75% 64% 81% 73% 70% 70% 68% 76% 74% 73% 77% 72% 73% 75%
Kri
teri
a
Sa
ng
at
ba
ik
Sa
ng
at
ba
ik
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Ba
ik
Cu
ku
p
Ba
ik
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Ba
ik
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Ba
ik
Cu
ku
p
Cu
ku
p
Ba
ik
166
REKAPITULASI TIAP INDIKATOR ANGKET
Indikator Nomor pertanyaan Persentase Kriteria
1 1, 2, 3 83% Baik
2 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10 71% Cukup
3 11, 12, 13, 14, 15 72% Cukup
4 16, 17, 18, 19, 20 74% Cukup
KETERANGAN
≤ 54 % : Kurang Sekali
55 - 59 % : Kurang
60 - 74 % : Cukup
75 - 85 % : Baik
86 - 100 % : Sangat Baik
16
7
Lampiran 15
NILAI PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
1 0 1 1 2 1 3 2 1 2 1 1 1 16 44
2 0 0 0 0 0 0 3 1 2 1 1 1 9 25
3 0 0 1 0 0 2 2 0 2 1 1 1 10 28
4 0 0 0 2 0 2 0 0 1 1 1 2 9 25
5 0 0 0 0 0 0 3 1 2 0 0 0 6 17
6 0 0 0 2 1 3 2 0 2 1 1 1 13 36
7 0 0 0 1 0 0 0 0 1 1 0 1 4 11
8 0 1 0 2 0 2 2 0 2 1 1 2 13 36
9 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 11
10 0 0 1 1 0 2 2 0 3 1 1 2 13 36
11 1 0 0 1 1 0 2 0 1 1 1 2 10 28
12 0 0 0 3 0 2 3 0 3 1 1 2 15 42
13 1 0 0 2 0 0 2 1 1 1 1 2 11 31
14 1 0 1 2 1 2 2 0 2 1 1 2 15 42
15 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 0 4 11
16 0 0 0 1 0 0 0 1 0 1 1 1 5 14
17 1 0 0 1 0 0 0 0 0 1 2 0 5 14
18 1 1 0 1 0 0 0 1 0 0 0 0 4 11
19 0 0 0 3 0 2 2 2 2 2 2 2 17 47
20 0 0 2 2 0 2 2 1 3 2 2 1 17 47
16
8
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
21 0 0 1 2 0 2 2 2 1 1 2 2 15 42
22 0 0 1 2 1 1 2 1 1 1 2 1 13 36
23 0 0 1 2 0 1 2 0 1 1 0 0 8 22
24 0 0 1 2 0 1 2 1 1 1 0 2 11 31
25 0 0 1 2 0 0 0 2 0 1 2 0 8 22
26 0 0 2 0 0 0 1 2 0 1 0 0 6 17
27 0 0 1 3 0 2 2 2 3 1 1 1 16 44
28 0 0 2 3 0 1 2 1 3 1 1 3 17 47
29 1 0 0 2 0 0 2 1 2 1 1 1 11 31
30 0 0 1 2 0 0 1 1 0 1 0 2 8 22
31 0 0 1 0 0 0 2 1 2 1 2 2 11 31
32 0 1 1 0 0 0 2 2 3 1 2 2 14 39
33 0 1 1 2 1 2 2 1 2 1 0 2 15 42
34 0 0 2 2 2 1 2 1 3 1 2 3 19 53
35 0 0 1 2 0 0 2 0 2 1 1 2 11 31
Jumlah 6 5 23 54 8 33 55 29 53 35 36 46 383 1064
Rata-rata 0.171 0.143 0.667 1.543 0.229 0.923 1.571 0.829 1.514 1.000 1.029 1.314 10.943 30.397
Persentase 6% 5% 22% 51% 8% 31% 52% 28% 50% 33% 34% 44% 30% 30%
Standar deviasi 12.284 Modus 31
MAX 53 Median 31
MIN 11
16
9
Lampiran 16
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
1 11 -1.579 0.057 0.114 0.057
2 11 -1.579 0.057 0.114 0.057
3 11 -1.579 0.057 0.114 0.057
4 11 -1.579 0.057 0.114 0.057
5 14 -1.335 0.091 0.171 0.080
6 14 -1.335 0.091 0.171 0.080
7 17 -1.091 0.138 0.229 0.091
8 17 -1.091 0.138 0.229 0.091
9 22 -0.683 0.247 0.314 0.067
10 22 -0.683 0.247 0.314 0.067
11 22 -0.683 0.247 0.314 0.067
12 25 -0.439 0.330 0.371 0.041
13 25 -0.439 0.330 0.371 0.041
14 28 -0.195 0.423 0.429 0.006
15 28 -0.195 0.423 0.429 0.006
16 31 0.049 0.520 0.571 0.052
17 31 0.049 0.520 0.571 0.052
18 31 0.049 0.520 0.571 0.052
19 31 0.049 0.520 0.571 0.052
20 31 0.049 0.520 0.571 0.052
21 36 0.456 0.676 0.686 0.010
22 36 0.456 0.676 0.686 0.010
23 36 0.456 0.676 0.686 0.010
24 36 0.456 0.676 0.686 0.010
25 39 0.700 0.758 0.714 0.044
26 42 0.945 0.828 0.829 0.001
27 42 0.945 0.828 0.829 0.001
28 42 0.945 0.828 0.829 0.001
29 42 0.945 0.828 0.829 0.001
30 44 1.107 0.866 0.886 0.020
31 44 1.107 0.866 0.886 0.020
32 47 1.352 0.912 0.971 0.060
33 47 1.352 0.912 0.971 0.060
34 47 1.352 0.912 0.971 0.060
35 53 1.840 0.967 1.000 0.033
Rata-rata 30,398
SD 12,284
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,091
Dengan nilai kritis L (α = 0,05) =
didapatkan Ltabel =
= 0,150
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,091 < 0,150), maka data
pretest kelas eksperimen berdistribusi normal.
170
Lampiran 17
NILAI PRETEST KELAS KONTROL
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
A 1 1 0 1 1 0 0 1 0 1 0 1 7 19
B 1 0 1 2 0 2 2 1 2 1 0 1 13 36
C 1 0 0 2 0 2 2 1 2 3 1 2 16 44
D 2 0 0 1 0 2 2 0 2 1 1 2 13 36
E 0 1 0 2 0 1 0 0 1 1 0 1 7 19
F 0 1 0 1 0 0 2 0 1 1 1 2 9 25
G 1 0 1 1 0 0 0 1 1 1 0 1 7 19
H 0 0 0 3 2 1 1 0 1 1 1 1 11 31
I 0 0 1 3 1 1 0 2 0 1 1 2 12 33
J 0 0 2 0 1 1 0 1 1 0 0 0 6 17
K 0 0 2 0 2 1 0 0 0 0 1 0 6 17
L 1 1 0 1 0 0 2 0 1 1 0 1 8 22
M 0 0 2 0 1 0 0 0 1 0 0 0 4 11
N 0 0 1 1 1 1 0 1 1 1 1 0 8 22
O 0 0 0 3 0 0 2 0 1 2 1 1 10 28
P 0 0 1 2 0 1 2 0 1 2 1 1 11 31
Q 0 1 0 2 1 0 2 0 1 1 0 1 9 25
R 0 1 0 0 1 1 1 0 1 2 0 1 8 22
S 0 0 1 1 0 0 0 0 1 1 1 1 6 17
T 2 0 1 2 1 0 1 0 1 0 0 2 10 28
171
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
U 2 0 2 2 1 0 0 2 0 1 0 1 11 31
V 1 1 1 2 1 1 2 2 1 1 1 2 16 44
W 0 1 1 2 0 2 0 1 1 1 1 2 12 33
X 1 1 1 2 0 1 1 1 1 1 1 1 12 33
Y 1 1 1 1 0 2 1 2 1 1 1 2 14 39
Z 1 1 1 1 1 1 2 1 1 1 1 1 13 36
AA 0 1 1 1 0 1 1 2 1 1 1 2 12 33
AB 0 1 1 2 0 2 1 2 0 1 1 2 13 36
AC 2 1 1 2 0 0 2 2 0 1 1 2 14 39
AD 1 1 1 2 0 1 1 1 2 1 1 2 14 39
AE 0 1 1 2 1 1 1 1 1 1 1 2 13 36
AF 1 1 2 2 1 2 1 2 1 1 1 2 17 47
AG 1 0 0 2 2 2 3 1 2 1 1 2 17 47
AH 1 1 1 1 1 1 2 2 2 1 1 2 16 44
Jumlah 21 18 28 52 20 31 37 30 34 35 23 46 375 1042
Rata-rata 0.618 0.529 0.824 1.529 0.588 0.912 1.088 0.882 1.000 1.029 0.676 1.353 11.029 30.637
Persentase 21% 18% 27% 51% 20% 30% 36% 29% 33% 34% 23% 45% 31% 31%
Standar deviasi 9.690 Modus 36
MAX 47 Median 32
MIN 11
172
Lampiran 18
UJI NORMALITAS PRETEST KELAS KONTROL
Siswa Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
A 11 -2.027 0.021 0.029 0.008
B 17 -1.407 0.080 0.118 0.038
C 17 -1.407 0.080 0.118 0.038
D 17 -1.407 0.080 0.118 0.038
E 19 -1.201 0.115 0.206 0.091
F 19 -1.201 0.115 0.206 0.091
G 19 -1.201 0.115 0.206 0.091
H 22 -0.891 0.186 0.294 0.108
I 22 -0.891 0.186 0.294 0.108
J 22 -0.891 0.186 0.294 0.108
K 25 -0.582 0.280 0.353 0.073
L 25 -0.582 0.280 0.353 0.073
M 28 -0.272 0.393 0.412 0.019
N 28 -0.272 0.393 0.412 0.019
O 31 0.037 0.515 0.500 0.015
P 31 0.037 0.515 0.500 0.015
Q 31 0.037 0.515 0.500 0.015
R 33 0.244 0.596 0.618 0.021
S 33 0.244 0.596 0.618 0.021
T 33 0.244 0.596 0.618 0.021
U 33 0.244 0.596 0.618 0.021
V 36 0.553 0.710 0.765 0.055
W 36 0.553 0.710 0.765 0.055
X 36 0.553 0.710 0.765 0.055
Y 36 0.553 0.710 0.765 0.055
Z 36 0.553 0.710 0.765 0.055
AA 39 0.863 0.806 0.853 0.047
AB 39 0.863 0.806 0.853 0.047
AC 39 0.863 0.806 0.853 0.047
AD 44 1.379 0.916 0.941 0.025
AE 44 1.379 0.916 0.941 0.025
AF 44 1.379 0.916 0.941 0.025
AG 47 1.689 0.954 1.000 0.046
AH 47 1.689 0.954 1.000 0.046
Rata-rata 30,637
SD 9,690
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,108
Dengan nilai kritis L (α = 0,05) =
didapatkan Ltabel =
= 0,152
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,108 < 0,152), maka data
pretest kelas kontrol berdistribusi normal.
173
Lampiran 19
NILAI POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
1 2 1 2 2 3 2 2 2 1 1 1 3 22 61
2 3 1 3 3 2 3 2 1 1 2 2 3 26 72
3 1 1 2 2 2 2 2 1 1 3 3 2 22 61
4 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 26 72
5 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 28 78
6 1 1 3 2 2 3 2 2 2 2 3 3 26 72
7 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 3 22 61
8 2 1 2 3 3 3 3 1 3 2 2 2 27 75
9 2 1 1 2 3 2 2 2 1 2 2 3 23 64
10 2 1 3 3 3 3 3 2 2 2 2 3 29 81
11 2 1 2 3 3 3 2 2 2 2 2 3 27 75
12 3 1 2 3 2 3 3 2 2 2 3 3 29 81
13 2 1 2 3 3 3 3 2 1 2 2 3 27 75
14 3 1 2 3 3 3 3 2 3 3 2 2 30 83
15 2 1 1 2 2 2 2 1 3 1 2 3 22 61
16 2 1 2 3 2 2 3 2 1 1 2 3 24 67
17 2 1 1 3 1 3 2 2 2 2 2 3 24 67
18 1 1 1 2 1 1 2 1 2 2 1 2 17 47
19 2 1 3 3 3 3 2 1 3 1 2 2 26 72
20 2 1 3 3 3 3 2 1 3 1 3 2 27 75
17
4
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
21 3 1 1 3 3 3 2 2 3 3 3 2 29 81
22 2 1 3 2 3 3 3 2 2 2 3 2 28 78
23 2 1 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 28 78
24 3 1 3 2 3 3 3 2 3 1 3 2 29 81
25 2 1 2 2 1 3 2 1 2 2 2 2 22 61
26 2 1 2 3 1 2 2 1 2 2 1 3 22 61
27 2 1 2 3 2 3 2 2 2 2 2 3 26 72
28 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 3 3 28 78
29 2 1 2 2 3 2 2 1 2 1 2 2 22 61
30 1 1 2 2 1 2 2 1 3 2 2 3 22 61
31 2 1 1 2 2 3 2 3 3 3 1 2 25 69
32 2 1 1 2 2 3 3 2 3 3 1 2 25 69
33 2 1 1 3 2 3 3 3 3 3 2 2 28 78
34 2 1 1 2 2 2 3 3 3 2 1 3 25 69
35 3 1 2 3 1 2 2 1 2 1 2 3 23 64
Jumlah 72 35 68 86 79 92 84 60 79 67 75 89 886 2461
Rata-rata 2.057 1.000 1.943 2.457 2.257 2.629 2.400 1.714 2.257 1.914 2.143 2.543 25.314 70.317
Persentase 69% 33% 65% 82% 75% 88% 80% 57% 75% 64% 71% 85% 70% 70%
Standar deviasi 8.331 Median 72
MAX 83 Modus 61
MIN 47
17
5
Lampiran 20
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN
Siswa Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-
S(Zi)]
1 47 -2.799 0.003 0.029 0.026
2 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
3 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
4 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
5 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
6 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
7 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
8 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
9 61 -1.118 0.132 0.257 0.125
10 64 -0.758 0.224 0.314 0.090
11 64 -0.758 0.224 0.314 0.090
12 67 -0.398 0.345 0.371 0.026
13 67 -0.398 0.345 0.371 0.026
14 69 -0.158 0.437 0.457 0.020
15 69 -0.158 0.437 0.457 0.020
16 69 -0.158 0.437 0.457 0.020
17 72 0.202 0.580 0.600 0.020
18 72 0.202 0.580 0.600 0.020
19 72 0.202 0.580 0.600 0.020
20 72 0.202 0.580 0.600 0.020
21 72 0.202 0.580 0.600 0.020
22 75 0.562 0.713 0.714 0.001
23 75 0.562 0.713 0.714 0.001
24 75 0.562 0.713 0.714 0.001
25 75 0.562 0.713 0.714 0.001
26 78 0.922 0.822 0.857 0.035
27 78 0.922 0.822 0.857 0.035
28 78 0.922 0.822 0.857 0.035
29 78 0.922 0.822 0.857 0.035
30 78 0.922 0.822 0.857 0.035
31 81 1.282 0.900 1.000 0.100
32 81 1.282 0.900 1.000 0.100
33 81 1.282 0.900 1.000 0.100
34 81 1.282 0.900 1.000 0.100
35 83 1.522 0.936 1.000 0.064
Rata-rata 70,317
SD 8,331
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,125
Dengan nilai kritis L (α = 0,05) =
didapatkan Ltabel =
= 0,150
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,125 < 0,150), maka data
posttest kelas eksperimen berdistribusi normal.
176
Lampiran 21
NILAI POSTTEST KELAS KONTROL
Siswa Nomor Pertanyaan
Skor Nilai 1 2 3 4 5a 5b 6 7a 7b 8a 8b 9
A 2 1 2 3 3 2 2 2 0 3 1 2 23 64
B 2 1 3 3 3 2 2 2 0 3 1 2 24 67
C 2 1 3 3 3 3 2 1 1 3 1 2 25 69
D 2 1 3 3 3 2 1 2 0 3 1 2 23 64
E 2 1 1 2 2 2 1 2 0 1 1 2 17 47
F 1 1 3 3 3 3 1 2 1 0 1 2 21 58
G 2 1 3 3 3 3 0 1 1 3 1 2 23 64
H 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 19 53
I 1 0 3 3 3 3 1 1 1 3 1 2 22 61
J 2 1 3 3 3 2 2 2 0 3 1 2 24 67
K 2 1 3 3 3 2 1 2 1 3 1 2 24 67
L 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 18 50
M 1 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 18 50
N 2 1 3 3 3 3 1 1 1 3 1 2 24 67
O 1 1 3 3 3 2 1 1 2 3 1 2 23 64
P 2 1 3 3 3 2 0 1 1 1 3 2 22 61
Q 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 19 53
R 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 19 53
S 1 1 3 3 3 2 1 1 1 2 1 2 21 58
17
7
Standar deviasi 7.405 Median 58
MAX 69 Modus 47
MIN 44
T 1 1 3 3 3 3 1 2 1 0 1 2 21 58
U 1 1 3 3 3 3 1 2 1 1 1 2 22 61
V 2 1 1 2 0 2 2 2 2 2 1 2 19 53
W 2 1 1 2 0 2 1 2 2 1 1 2 17 47
X 0 1 1 2 1 2 1 2 2 2 1 2 17 47
Y 2 1 1 2 0 2 2 2 1 2 1 2 18 50
Z 2 1 1 2 0 2 2 2 2 2 1 2 19 53
AA 0 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 2 17 47
AB 0 1 3 1 1 2 1 2 1 3 1 2 18 50
AC 2 1 1 2 0 0 2 2 0 3 1 2 16 44
AD 2 1 1 2 0 1 2 1 2 2 1 2 17 47
AE 0 1 3 2 3 2 1 2 1 3 1 2 21 58
AF 1 1 1 3 3 2 2 2 1 3 1 2 22 61
AG 2 1 2 3 2 2 3 1 1 2 2 2 23 64
AH 2 1 1 2 2 2 1 2 2 1 1 3 20 56
Jumlah 51 33 68 84 71 72 44 59 41 67 37 69 696 1933
Rata-rata 1.500 0.971 2.000 2.471 2.088 2.118 1.294 1.735 1.206 1.971 1.088 2.029 20.471 56.863
Persentase 50% 32% 67% 82% 70% 71% 43% 58% 40% 66% 36% 68% 57% 57%
178
Lampiran 22
UJI NORMALITAS POSTTEST KELAS KONTROL
Siswa Nilai (Xi) Zi F(Zi) S(Zi) [F(Zi)-S(Zi)]
A 44 -1.737 0.041 0.029 0.012
B 47 -1.332 0.091 0.176 0.085
C 47 -1.332 0.091 0.176 0.085
D 47 -1.332 0.091 0.176 0.085
E 47 -1.332 0.091 0.176 0.085
F 47 -1.332 0.091 0.176 0.085
G 50 -0.927 0.177 0.294 0.117
H 50 -0.927 0.177 0.294 0.117
I 50 -0.927 0.177 0.294 0.117
J 50 -0.927 0.177 0.294 0.117
K 53 -0.522 0.301 0.441 0.140
L 53 -0.522 0.301 0.441 0.140
M 53 -0.522 0.301 0.441 0.140
N 53 -0.522 0.301 0.441 0.140
O 53 -0.522 0.301 0.441 0.140
P 54 -0.387 0.349 0.471 0.121
Q 58 0.154 0.561 0.588 0.027
R 58 0.154 0.561 0.588 0.027
S 58 0.154 0.561 0.588 0.027
T 58 0.154 0.561 0.588 0.027
U 61 0.559 0.712 0.706 0.006
V 61 0.559 0.712 0.706 0.006
W 61 0.559 0.712 0.706 0.006
X 61 0.559 0.712 0.706 0.006
Y 64 0.964 0.832 0.853 0.020
Z 64 0.964 0.832 0.853 0.020
AA 64 0.964 0.832 0.853 0.020
AB 64 0.964 0.832 0.853 0.020
AC 64 0.964 0.832 0.853 0.020
AD 67 1.369 0.914 0.971 0.056
AE 67 1.369 0.914 0.971 0.056
AF 67 1.369 0.914 0.971 0.056
AG 67 1.369 0.914 0.971 0.056
AH 69 1.639 0.949 1.000 0.051
Rata-rata 56,863
SD 7,405
Dari hasil perhitungan didapatkan Lhitung = 0,140
Dengan nilai kritis L (α = 0,05) =
didapatkan Ltabel =
= 0,152
Kesimpulan : Lhitung < Ltabel (0,140 < 0,152), maka data
posttest kelas kontrol berdistribusi normal.
179
180
Lampiran 23
UJI HOMOGENITAS PRETEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
Pretest
Mean kelas eksperimen 30,400
Mean kelas kontrol 30,640
Beda mean -0,240
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 34
SD kelas eksperimen 12,284
SD kelas kontrol 9,690
Varians terbesar 150,903
Varians terkecil 93,890
F =
F =
F = 1,607
Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan uji fisher didapatkan hasil
Fhitung sebesar 1,607. Pada taraf signifikansi 0,05 dengan df untuk pembilang (N1 =
n-1) yaitu (35-1 = 34) dan df penyebut (N2 = n-1) yaitu (34-1 = 33), maka didapat
Ftabel sebesar 1,783. Dengan demikian Fhitung < Ftabel (1,607 < 1,783) maka Ho
diterima, yang berarti data homogen.
181
Lampiran 24
UJI HOMOGENITAS POSTTEST KELAS EKSPERIMEN DAN
KELAS KONTROL
Posttest
Mean kelas eksperimen 70,320
Mean kelas kontrol 56,860
Beda mean 13,460
N kelas eksperimen 35
N kelas kontrol 34
SD kelas eksperimen 8,331
SD kelas kontrol 7,405
Varians terbesar 69,398
Varians terkecil 54,835
F =
F =
F = 1,266
Hasil perhitungan uji homogenitas menggunakan uji fisher didapatkan hasil
Fhitung sebesar 1,266. Pada taraf signifikansi 0,05 dengan df untuk pembilang (N1 =
n-1) yaitu (35-1 = 34) dan df penyebut (N2 = n-1) yaitu (34-1 = 33), maka didapat
Ftabel sebesar 1,783. Dengan demikian Fhitung < Ftabel (1,266 < 1,783) maka Ho
diterima, yang berarti data homogen.
182
Lampiran 25
Uji Hipotesis Statistik (Uji t) Pretest
X X
√
dengan dsg2 =
–
dsg2 =
–
=
=
=
= 122,822
s = 11,080
t = X X
√
=
√
=
=
thitung = -0,038
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan
hasil thitung sebesar -0,038 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat
kebebadasan (db = 67) didapatkan ttabel sebesar 1,996. Maka thitung < ttabel (-
0,038 < 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat pretest rata-rata
kemampuan analisis siswa kelas eksperimen sama dengan rata-rata siswa kelas
kontrol.
183
Lampiran 26
Uji Hipotesis Statistik (Uji t) Posttest
X X
√
dengan dsg2 =
–
dsg2 =
–
=
=
=
= 62,225
s = 7,888
t = X X
√
=
√
=
=
thitung = 7,082
Hasil perhitungan uji hipotesis statistik menggunakan uji t didapatkan
hasil thitung sebesar 7,082 pada taraf signifikansi 5% (α = 0,05) dengan derajat
kebebadasan (db = 67) didapatkan ttabel sebesar 1,996. Maka thitung > ttabel (7,082
> 1,996) sehingga dapat disimpulkan bahwa pada saat posttest rata-rata
kemampuan analisis siswa kelas eksperimen lebih besar dibandingkan rata-rata
siswa kelas kontrol. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh model
Project Based Learning terhadap kemampuan analisis siswa pda konsep
Protista.
Lampiran 27
Hasil Uji N-Gain Kelas Eksperimen dan Kelas Kontrol
Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest N-Gain Kriteria Pretest Postest N-Gain Kriteria
1 11 47 0.40 Sedang 11 44 0.37 Sedang
2 11 61 0.56 Sedang 17 47 0.36 Sedang
3 11 61 0.56 Sedang 17 47 0.36 Sedang
4 11 61 0.56 Sedang 17 47 0.36 Sedang
5 14 61 0.55 Sedang 19 47 0.35 Sedang
6 14 61 0.55 Sedang 19 47 0.35 Sedang
7 17 61 0.53 Sedang 19 50 0.38 Sedang
8 17 61 0.53 Sedang 22 50 0.36 Sedang
9 22 61 0.50 Sedang 22 50 0.36 Sedang
10 22 64 0.54 Sedang 22 50 0.36 Sedang
11 22 64 0.54 Sedang 25 53 0.37 Sedang
12 25 67 0.56 Sedang 25 53 0.37 Sedang
13 25 67 0.56 Sedang 28 53 0.35 Sedang
14 28 69 0.57 Sedang 28 53 0.35 Sedang
15 28 69 0.57 Sedang 31 53 0.32 Sedang
16 31 69 0.55 Sedang 31 54 0.33 Sedang
17 31 72 0.59 Sedang 31 58 0.39 Sedang
18 31 72 0.59 Sedang 33 58 0.37 Sedang
19 31 72 0.59 Sedang 33 58 0.37 Sedang
20 31 72 0.59 Sedang 33 58 0.37 Sedang
184
Siswa Kelas Eksperimen Kelas Kontrol
Pretest Postest N-Gain Kriteria Pretest Postest N-Gain Kriteria
21 36 72 0.56 Sedang 33 61 0.42 Sedang
22 36 75 0.61 Sedang 36 61 0.39 Sedang
23 36 75 0.61 Sedang 36 61 0.39 Sedang
24 36 75 0.61 Sedang 36 61 0.39 Sedang
25 39 75 0.59 Sedang 36 64 0.44 Sedang
26 42 78 0.62 Sedang 36 64 0.44 Sedang
27 42 78 0.62 Sedang 39 64 0.41 Sedang
28 42 78 0.62 Sedang 39 64 0.41 Sedang
29 42 78 0.62 Sedang 39 64 0.41 Sedang
30 44 78 0.61 Sedang 44 67 0.41 Sedang
31 44 81 0.66 Sedang 44 67 0.41 Sedang
32 47 81 0.64 Sedang 44 67 0.41 Sedang
33 47 81 0.64 Sedang 47 67 0.38 Sedang
34 47 81 0.64 Sedang 47 69 0.42 Sedang
35 53 83 0.64 Sedang
Rata-rata 30.40 70.32 0.58 Sedang 30.64 56.86 0.38 Sedang
Persentase 30% 70% 0.59 Sedang 31% 57% 0.38 Sedang
Max 53 83 0.66 Sedang 47 69 0.44 Sedang
Min 11 47 0.40 Sedang 11 44 0.32 Sedang
185
186
Lampiran 28
Perhitungan N-Gain tiap Aspek Analisis
Kelas Aspek
analisis
Pretest Posttest N-
Gain Kriteria
Skor Rerata %***
Skor Rerata %***
Eksperimen
Differentiating 37 12.33 12% 219 73.00 70% 0.65 Sedang
Organizing 120 30.00 29% 266 66.50 63% 0.49 Sedang
Attributing 226 45.20 43% 401 80.20 76% 0.59 Sedang
Kontrol
Differentiating 69 23.00 23% 190 63.33 62% 0.49 Sedang
Organizing 113 28.25 28% 205 51.25 50% 0.30 Rendah
Attributing 193 38.60 38% 301 60.20 59% 0.33 Sedang
Keterangan :
Aspek Kemampuan Analisis Differentiating Organizing Attributing
Soal nomor 1, 3, 5a 2, 5b, 7a, 7b 4, 6, 8a, 8b, 9
Jumlah soal 3 4 5
Skor maksimal tiap butir
soal
Eksperimen 3* x 35 orang = 105
Kontrol 3* x 34 orang = 102
Skor maksimal tiap aspek
analisis**
Eksperimen 315 420 525
Kontrol 306 408 510
* Merupakan skor tertinggi tiap soal sesuai dengan rubrik yang telah dibuat.
** Didapat melalui perhitungan : Skor maksimal tiap soal x Jumlah soal tiap aspek.
*** Didapat melalui perhitungan
x 100%
18
6
187
Lampiran 29
LEMBAR VALIDASI SOAL
Judul penelitian : Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) terhadap
Kemampuan Menganalisis Siswa pada Konsep Protista
Peneliti : Irma Nurmalasari
NIM : 1111016100052
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Nama Validator : Dr. Ratna Komala, M,Si
Petunjuk:
Berilah tanda check list (√) pada kolom penelitian yang sesuai dengan penilaian
Bapak/Ibu terhadap instrumen soal.
No Aspek yang Diamati
Kesesuaian Hasil
Pengamatan
Ya Tidak
1 Kesesuaian soal dengan kompetensi dasar
yang harus dicapai √
2 Kesesuaian antara soal yang diberikan dengan
aspek kemampuan analisis √
3 Menggunakan bahasa yang sederhana dan
mudah dimengerti √
4 Kalimat yang digunakan tidak mengandung
makna ganda √
6 Soal yang diberikan dapat meningkatkan
pemahaman siswa mengenai konsep Protista √
7
Jawaban dari soal yang diberikan
memungkinkan siswa mengkonstruk
pengetahuan sehingga tidak terpaku pada buku
teks
√
Kesimpulan Validator/Penilai
Lingkari jawaban berikut ini sesuai dengan kesimpulan anda:
A. Soal Essai ini:
1. Sangat baik
2. Baik
3. Kurang baik
B. Soal Essai ini:
1. Dapat digunakan tanpa revisi
2. Dapat digunakan dengan sedikit revisi
188
3. Dapat digunakan dengan banyak revisi
4. Belum dapat digunakan
Komentar dan Saran:
Secara umum instrumen tes kemampuan analisis sudah cukup baik namun
beberapa ada yang perlu diperbaiki antara lain : konsistensi bahasa, kesesuaian
antara soal dan jawaban, ketetapan penggunaan kalimat dan urutan soal.
Tangerang Selatan, 22 Oktober 2015
Validator
KEMENTERIAN AGAMA
affi, urN JAKARTA
LQTD] 1,.',![r*.r" *. ns ciputat 1s412 tndonesia
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Ha 111
SL,,RAT BIMBINGAN SKRIPSI
Norror : LJn,O I iF. I /KM.01 .3 / d1s120l 5
Larnp. : -
I{al : I}inrbingan Sl<ripsi
Narna
NIM
Jurusar.r
Serrester
Judul Sl<ripsi
Tcmbusan:l. Dekan FITK2. Mahasiswa ybs.
Jakarla, 13 Maret 2015
I(epada Yth.
Baiq lJana Susanti, M.Sc
Pcrnbimbing SkripsiIra.l<ultas Ilmu Tarbiyah dan l(eguruanU lN Syarif HidayatullahJakarta.
As s alamtt' alaikum w r.wb.
Dengan ini diharapl<an kesediaan Saudara untuk menjadi pembinibing l/ll(rrateri/teknis) penulisan skripsi mahasiswa:
Irrna Nurr.nalasat'i
11il016r00052
Pendidikan Biologi
8
Pengaruh Model Project Based Learning (PjBL) Terlradap
I(enr arlpuan Ir4 engana! i sis S isrva Pada K onsep Protista.
Judtrl iersebLrt telah disetu_iLri oieh Jui'usan yang bersangl<utan pada tanggal 20 Februari2015, abstraksi/ozrl/ure te:'lanrpir. SaLrclarar dapat melakukan perubahan redal<sionalpada jLrdul lerscbut..Apabila perubahan substansial dianggap petlu, nrolion perribirnbingnrenghubungi Jurusan terlebih dahulu.
Birnbirrgan skripsi ini diharapkan selesai dalanr rvalctu 6 (enaur) bulan, dan ciapat
diperpanjaug selarna 6 (enarn) bulan berikutnya tanpa surat perpanjangan.
Atas pcrhatian dan kerja sarna Saudara, karni ucapkan terirna kasih.
Wqs s alam u' alqi kul w r.w b.
M.Sc2 001
rcirjqr';ffi
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lt. H Juanda No 95 Cipulal 15412 lndonesia
FoRM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-081
Tgl. Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi: : 01
Ha 111
SURAT BIMBINGAN SKRIPSI
Nornor : Un.O l/F. l/KM.O| 3l.QAfl2Tt sLamp. : -Ilal : Ilinrbingan Sl<ripsi
Narna
NIM
Jurltsan
Scnrester
Jirdul Sl<ripsi
l,tas perhatian dan
Ll/as s a lottt rt' a lai ktun wr.w b
-fcnrbusan:
l. Dekan I]ITK2. Mahasisr.va ybs.
l(epacla Ytlr.
l}r1' S. I{osvcltttrn. N4A
Penibintbing Sl<ripsiFakultas llrnu'l-arbiyah dan l(egrlruanU IN Syarif Ilida1,31sll311Jakarta.
As s a I a ntu' al a i kunt y, r.v b.
Dengan ini diharapkan kesediaan Saudara untuk rnenjadi pembimbing I/ll(rrateri/tekn i s) pen ul isan skri psi rnahas iswa:
Jakarta, l3 Maret 2015
kerja sama Saudara, kami ucapkan terirna kasih.
M.Sc3 2 00r
Inna Nurnralasari
1111016100052
Pendidikan Biologi
8
Pengaruh li4odel Project Basecl l,earning (PjBL) Terhadap
Kcnranlpuan Menganalisis Sisrva I)ada I(onsep Protista.
Jtrcitrl tersebLrt telah clisetujLri oleh Jurusan yang bersangl<utan pada tanggal 20 Februari2015 , abstral<si/orirline terlampir. Saudara dapat rnelakul<au perubahan redal<sionalpaCa.iLrdtrl tersebLrt. Apabila perubahan substansial dianggap pcrlu, rnohon pernbimbingnrcneh ubLrngi Jr-rrusan terlebi h dahuI u.
Biurbirrgan skripsi ini diharaplcan selesai dalam wal<tu 6 (enarn) bulan, dan dapatdiperpanjang selama 6 (enarn) br-rlan belikutnya tanpa surat perpanjangan.
KEMENTERIAN AGAMAUIN JAKARTAFITKJl. lr. H- Juatda Na 95 Cipubt 1&12 lldoresia
FOR[ur (FR]
No Dokumen : FITK-FR-AKD-082
Tgl Terbit : 1 Maret 2010
No. Revisi : 01
Ha 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN VALIDASI
Nomor : Un.O I /F. l/I(M.O r.:1.!3!.VZO r S
Lamp. : Insffumen PenelitianHal : Validasi Instrumen Penelitian
JakartU 13 Oktober 2015
Kepada Yth.
Kaprodi Pendidikan Biologi Universitas Negeri Jakarta (UNJ)
diTenrpat
As s alam u' al aikum w r.w b.
Dengar horniai Lami saflpaikan bahrva,
Nama
NIM
: Irma Nurmalasari
:1111016100052
Jurusan/Prodi : Pendidikan IPA/Pendidikan Biologi
Semester : 9 (sembilan)
Judul Skripsi : "Pengaruh Model Project Based LearningTerhadap Kemampuan
Menganalisis Siswa Pada Konsep Protista"
adalah benar mahasiswa/i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan sehubungan dengan penyelesaian skripsi,mahasiswa tersebut memerlukan validasi instrumen penelitian dengan pihakterkait. Oleh karena itu, mohon kesediaan Saudara untuk menerime mahasiswatersebut dan memberikan bantu anflya..
demikianlah, atas perhatian dan bantuan Saudara kami ucapkan terima kasih.
Was s alamu' alaikum w r. w b.
a.n. DekanKaj IPA
Baiq i. M.ScNIP. 1 200003 2 001
Temhusan:Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
KEMENTERIAN AGAMA
^@r UIN JAKARTA
E{trJ li.',!f;r""*" *"nsciputat 1s412 tndorcE
FORM (FR)
No. Dokumen : FITK-FR-AKD-082Tgl. Terbit : 'l Maret 2010No. Revisi: : 01
Ha 1t1
SURAT PERMOHONAN IZIN PENELITIAN
Nomor : Un.0 1,1F. 1/KM.0 1.3/ ........1201 5Lamp. : Outline/ProposalHal : Permohonan Izin Penelitian
Tcmbusan:l. Det:an FITK2 Pcrrbantu Dckan Bidang Akadcmik3. Nlarasiswa yang bersangkutan
J akarta, I 2 Novemb er 201 5
Kepada Yth.
Kepala SMA Negeri 87 Jakarta
diTempat
A ssal amu' al aikum w rw b.
Dengan hormat kami sampaikan bahwa,
Irlama ; Irma Nurmalasari
NIM : 1111016100052
Jurusan : Pendidikan IPA
Semester : 9 (sembilan)
Judul Skripsi : '?Fengaruh Model Project Based LeorningTerhadap Kemampuan
Menganalisis Siswa Pada Konsep Protista"
adalah benar mahasiswa./i Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Jakartayang sedang menyusun skripsi, dan akan mengadakan penelitian (riset) diinstansi/sekolah/madras ah y ang Saudara pimpin.
Untuk itu kami mohon Saudara dapat mengizinkan mahasiswa torsebutnrelaksanakan penelitian dimaksud.
Atas perhatian dan kerja sama Saudara, kami ucapkan terima kasih.
lVas s al amu' al aikum w r.w b.
a,n. DekanIPA
M.Sc200003 2 001
JAYA^RAYAI
PEMERINTAH PROVINSI DAERAH KHUSUS IBUKOTA JAKARTADINAS PENDIDIKAN
SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 87Jl" Mawar ll Kel. Bintaro, Kec. pesanggrahan Jakarta selatan
Telepon 73881969 Fax 73gg7g55JAKARTA
Kode Pos: 12330
SURAT KETERANGAN RISET
NOMOR: 55 / -1.851.6
Berdarsarkan surat dari Dekan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta nomorUn.01/F.1/KM.01.3114831215 tanggal 4 September 2015 tentang permohonan izinmelaksanakan penelitian atas nama mahasiswa berikut ini, dengan ini Kepala SMANegeri 87 Jakarta menerangkan bahwa :
Nama Lengkap : lrma Nurmalasari
Nomor ldentitas : 1111016100052
Program/Jurusan : Fakultas llmu Tarbiyah dan Keguruan Program pendidikan
Biologi, Jurusan Pendidikan IPA ulN syarif Hidayatullah
Jakarta
Yang bersangkutan diberikan izin dan telah melaksanakan penelitian gunapenyusunan Skripsi. Kegiatan tersebut dilaksanakan Tanggal 18 November s.d. 14
Desember 2015 di SMA Negeri 87 Jakarta.
Demikian surat keterangan ini dibuat untuk dapat dipergunakan sebagaimana
mestinya.
Jakarta, 20 Januari 2016
AEPALA SEKOI-AH
4//,/,,,/f,/' D_ra. Hj. Hasnati Ramli, M.Pd,
,.,,,NtP. 195601191994032001
Lampiran 34
Nama
NIM
Fak/Jur
Judul Skripsi
Pembimbing ke-l
Pembimbingke-2
LEMBAR UJI REFERENSI
Irma Nurmalasari
1 l I 1016100052
FITK/IPA-Biologi
Pengaruh Model Project Based Learning Terhadap
Kemampuan Analisis pada Konsep Protista.
: Baiq Hana Susanti, M.Sc
: Eny S. Rosyidatun, S.Si, MA
No BAB I PENDAIITLUAN ParafPembirnhingl I Pembimbine2
1 Undang-undang RI Nomor 20Tahun 2003 Tentang SistemPendidikan Nasional, h. 3, diaksesdarihttp :/,4<emenag. eo. idfi le/dokumen/UU2003.p€ pada tanggal 29Iviaret 2A\6.
(/
2 Permendiknas. No 22 T ahrn 2006Tentang Standar Isi untuk SatuanPendidikan Dasar dan lrlenengah,h.377, diakses darihtrp://sdm. data.kemdikbud. go.id/SNP/dokumen/P ermen diLn as %2 0N oyAOZZ'l,ZOmnunYA0nOe.palgrda tangg al 29 Marct 201 6.
V
J Ester Lince Napitupulu, PrestcisiSains dan Matematika lruJonesiaMenurun, 2012, diakses darihttrr ://edukasi.kompas-com/read/2 0I 2/1 2/1 4/0900543 4/Prestasi. S ains. dan.Matematika. Indonesi a.Menurun,pada tanggal I I Maret 2016.
9-
4 OECD, Pisa 2012 resalts infocus:what l|-year-olds htow and whatthey can do with what they know,2014,p.5, diakses darih ttplwww.q ecd. o r dpisa&gyfild1pgsipisa-2 0 1 2 -resul ts-overvi ew.pdf,padatanggal 12 Januari 2015.
q
) Asep Sapa'at, Kemana ArahPendidiknn Indonesia?, 207 4,diakses darihttp ://www.republika. co. idlberita/pendidikan/ eduaction/ I 4 I 02 I 27 I nl wts 0-kemana- arah-p endi dikan-indonesia, pada tanggal 28Desember 2015.
YlD
6 I Wayan Santyasa, "PembelajaranInovatif: Model Kolaboratif,Berbasis Proyek, dan OrientasiNOS", Makalah Disampaikandalam Seminar di SekolahMenengah Atas (SMA) Negeri 2S emarapur a, 27 D esember 2006,h.12, diakses darihttpj/ /wgb. iaincirebon. ac.iClebook/indr v al Mo delo/o2 0P emb el aj ar anYoT 0Menuli siCOLLAB ORATIVE_MODEL:PROJECT BASED:DAN:oRIENTASI NOS.pdl padatanggal 16 Januari 2016.
U,
1 Made Wena, Strategi I
Pembelajaran Inovatif I
Kontemporer: Suatu TiKonseptual OperasionPT. Bumi Aksara,2013145.
NoBAB II DESKRIPSI TEORI,KERANGKA PIKTR, DAN
HIPOTESIS
Paraf
Pembimbing 1 Pembimbing 2.l
Eveline Siregar dan Hartini Nara,Teori Belajar dan Pembelajaran,(Bogor: Ghalia Indonesia, 2010), h.4t.
?2 Tatang Suratno, "Konstruktivisme,
Altemative dan PerubahanKonseptual dalam PendidikanIPA", Jurnal Pendidikan Dasar,No. 10, 2008, h. 1, diakses darihttp ://fi le.upi. edu/Direktori/JURNAL/P ENDID IKAN:DA S AR/Nomor:lqOktob er:2 00 8/Konstruktivisme.:Konsepsi Alternatif dan Perubahan
-KsuscpDal dalam Pendidikan Ip
(/o
A.PDF, pada tanggal4 Januai20t6.Mubiar Agustin, Permas alahanBelajar dan Inovasi Pembelajaran:Panduan Untuk Guru, Konselor,Psikolog, Orang Tua, dan TenagaKependidikan, (Bandung: Refi ka
2AA\ Cet.2.h. 92.Educational Technology DivisionIv{inistry Of Education, ProjectBased Learning Handbook"Educating The MillennialLearner", 2006, p.3, diakases dari
content/uploadsl 20 I 1 I 07 / P rojectYo20B ased%2 0learning762 0Handb ookl2%20-o/o20P rc j e ct%o20 as e do/o2 0L e arnil, tg%20Handbook.pdf, p ada tanggal 26Februari 2015.
Stevani Endah Purworini,"Pe,mbelaj aran Berbasis ProyekS ebagai Upaya MengembangkanHabit oJ Mind Sfudi Kasus di SMpNasional KPS Balikpapat", JurnalPendidikan Inovatif, 7. 2A06, h. 17,diakses darihttps :/jumaljpi.fi les.wordpress. com/2009i09/vol- 1 -no-2-stevani-endah-purworini.pdf pada tan ggal4 Januari 2016.
Ridwar Abdullah Sani,Pembelajaran Saintifik LlntukImplementasi Kurikulum 2013,(Jakarta: Bumi Aksara, 20i4), h.'r72.
Michael M Glant, Getting a Gripon Project Based-Leaming: Theory,Cases, and Recommendations,Meridicn a Middle SchoolComputer Technologies Journcl,Vol. 5, 2002, p. 2, diakses darihttps://www.ncsu. edu/meridi anlwin
Made Wen4 Op. Cit.,h.l44.
I
tanggal 26Februai2016.9 Rusmono, S tr at e gi P emb e laj ar an
Dengan Problem Based LearningItu Perlu Untuk MeningkatkanProfe s ionalitas Guru, (Bogor:Ghalia Indonesia, 2014), Cet.2,h.t2-t3.
r t*t/ j.
10 Michael M Grant, Loc. Cit. v11 Rusmono, Op. Cit., h. 12. v h"-l2 Ibid.,h.15. U^
V
13 Nuryani Rustarrran, dl<k, Str ate giP embelaj ar an B i o I o gi, (Jakarta :
Universitas Terbuka, 2007), Cet. 1,
h_7.19.? \r
14 | Santyasa, Op. Cit.,h.11. ?15 John W. Thomas, A Review of
Reseo.rch on Proj eci-Bas edLeaming,2000, p. 3, diakses darihrp://wwrtLbob pearlman.orgBestPractices/PB L:Research.pdfl paciatarrggal 26 Febmari 2016.
q
16 Ministry Of Education, Op. Cit., p.22r.s.
e{I
17 Andi Stix and Frank Hrbek,Chapter I l: The lrline Steps ofPraject Based Leaning, 2014, p.166, diakses darihtF://www. ascd. ordpublications/bookVl 0603 I /chapters/The Nine _S1eps olProject-BasedJearning. aspx, pada tanggal13 Februari 2015.
Vu
18 Ministry Of Education, Op. Cit., p.l8- ?
1,9 Sani, Op. Cit.,h. 176-177. ? \l-1
20 Jennifer Railsback, Project Based-Instructi on : Creating ExcitementFor Learning, 2002,p. 9-10,diakses darihttp://educ ati onnorthwest. orslsites/
{ t.,
t
I
I
in
\
t
l.I l--)-tJ /-
t
default/fi les/proj ectbased.prif, padatanggal 19 Agustus 2014.
2I Sani, Op. Cit., h. 177-178. ?22 Sandra Atikasari, Wiwi Isnaeni,
Andreas Priyono Budi Prasetyo,"Pengaruh Pendekatan Problem-Based Learning dalam MateriP encemaran Lingkungan terhadapKemampuan Analisis", (Jnnes
Journal of Biolog Education, I(3,),2012, h. 18, diakses darihttp ://j ournal.unnes. ac.id/artikel sjtil p df I ujb el I 49 6 I 1 443, pada tanggal29 Maret2016.
?
23 Patrisius Istiarto Djiwandon o,Kemampuan Analitis Sebagai BekqlBernalar Kritis,2013, h. 1, diaksesdarihttps ://www. academia.e du/ 4005 I 52/T,EMAMPUAN_ANALIS IS SEBAGAI_B EKAL_B ERNALAR_ KR ITIS, pada tanggal26 Februari2016.
r24 Lorin W Anderson, David R
Krathwohl (eds), KerangkaLandasan Untuk Pembelajaran,Pengajaran, don Asesmen: RevisiTal<sonomi Pendidiknn Bloom,Terjemahan dart A Taxonomy forLearning, Teaching, and Ass essing :A Revision of Bloom's Taxonomy ofEducational Objectives oleh AgungPrihantoro, (Yogyakarta: PustakaPelaiar, 201 0), h. l2l-124.
?
25 Ibid.,h.120. v26 Agus Efendi, Revolusi Kecerdasan
Abad 21; Kritik MI, EI, 58, AO &Successful Intelligence Atas IQ,(Bandung: Alfabeta, 2005), h.257.
? \q-\t u-
27 Lindawati, Siska DesyFatmariyanti, Arif Maftukhin,"Penerapan Model Panbelaj aranProject Based Learning UntukMeningkatkan Kreativitas Siswa
q
Ii
\,
Man I Kebumen", Jurnal Radiasi,Vol3. No 1, 2013,h.43, diaksesdarihttp ://eiournal.umowr. ac.idlindex.p
\
I
Whp lr adtasil articlel downlo adl 6 49 I 62
5, pada tanggal 29 Maret 2016.28 Median Agus Priadi, Suciati
Sudarisman, Suparmi,"Pernbelajaran Biologi Model PBIMenggunakan EksperimenLaboratoriurr dan LapanganDitinjau dari Kemanlpuan BerfikirAnalisis dan Sikap PeduliLingkungan", SeminarNasionalIX Pendidikan Biologi FKIP UNS,2012, h. 325, diakses darihUCa urnat.n<ip. uns. ac.pl pro sbto I articie I vi ew I I 097 / 7 1 8,pada tanggal 29 Maret 201 5.
?
29 Ztifiani, Tonih Feronika, danKinkin Suartini, StrategiPembelajaran Sains, (Jakarta:Lembaga Penelitian UIN SyarifHi<iayatullah, 2009), h. 48
? \^
30 rbid., h.48. r \
31 Dini Rahmawali, "Pengaruh ModelPanbelajaran tserbasis Proyektelhadap Hasil Belajar FisikaSisrva", Slwipsi Program StudiPendidikan Biologi JurusanPendidikan Ilmu PengeiahuanAlam Fakultas Ilmu Tarbiyah danKeguruan Universitas Islatr NegeriSyarif Hidayatullah, J akarta, 2011,h.62-63.
32 Atikasari, Op. Cit., h.24. ?JJ Ibid.,h.2t. v
\
34 Pardjono dan Wardaya,"Peningkatkan KemampuanAnalisis, Sintesis, dan EvaluasiMelalui P embelaj aran ProblernSolving", Calcrawala Pendidikan,Th. XXVIII, No. 3, November2009, h. 267, diakses darihttps ://core. ac.uk/download/fi les/3 35 / I 10617 13.pdf , pada tanggal 5Januari 2015.
35 P. Arimbawa, I W. Sadia, dan I N.Tika, "Pengaruh ModelPembelaj aran Berbasis Proyek(MPBP) terhadap Kem ampuanPemecahan N,Iasalah IPA Sehari-hari Ditinjau dari MotivasiBerprestasi Siswa", e-JournalProgram Pascasa4' ana UniversitasPendidikan Ganesha Program StudiIPA, Vol. 3,2013,h.9-1C, diaksesdari http ://pasca.undiksha.ac.idle-j ournal/iniiex.php/j urnaljp a/arti cl e/viewF 1lel 852/ 507, pada tanggal 29Maret 2016.
7 /l!a- Iut^ I
I
I
I
I
--lI
LI
36 Dewi Insyasiska, Siti Zubaidah danHerawati Susilo, "Pengar.rh proj ectB a s e d L e a'inin g terhadap MotivasiBelajar, Kreativitas, KemampuanBerpikir Kritis, dan KernampuanKognitif Siswa Kelas X MataPelajaran Biologi di SMAN 1
Batu", Zesls Progam PascasarjanaUI|d,2013, diakses daribtbiruarya-i lmiah. um. ac. idlindex.phi-r,/di sertasi/article I view I 2480 5, pada tanggal 3 1
Maret 2016.
E
J/
Pembelajararnya" Pada Hari Sabtu,4 Juli 2009 di FMIPA LII\IY, h. 9,diakses darihttp ://staff.unlr. ac. idlsites/default/fi Ie s I I 3 23 I 9 9 7 2 I P engemb an gan%o2}Kreativitas%2 OMahasi swa%2OdalaMPlenWmnas%2 OBio %2 OFMIPA%2 0tINyo/o20200.pdf
, pada tangg al 29 Maret20t6.
<//
No BAB III ME'fODOLOGIPENELITIAN
ParafPembimbins I Pembimbins 2
1 Sugiyono, Metode PenelitianKuantitatif Kualitatif dan R&D,(Bandrpg; Alfabeta, 2011), Cet. 13,h.77.
C/
2 Ibid,h.lg. ? 'r!,-J Suharsimi Arikunto, Pros edur
P enelitian : Suaht P endekatanPraktik, (Jakarta: PT. Rineka Cipta,2013),h.173. r \
Ll-=
4 Ibid.,h. t74. ?5 Sugiyono, Op. Cit., h. 102. ?
L/\
6 Ibid.,h. t42. ? ! "./'
7 Zainal Arifin, EvaluasiPembelajaran: Prinsip, Teloik,Prosedur, (Bandung: PT RernajaRosdakarya, 2010), Cet. 2,h. 1 53.
?8 Sukardi, Metodolo gi P enelitian
P endidikan : Komp etens i danPraktinya, (Jakarta: PT BumiAksara, 2013), Cet. 13, h.122.
\
it-.
n
9 -\/.. Wiratna Sujarweni dan polyEndrayanto, Statistika UntukPenelitian, (Yogyakarta: GrahaIlmu,20I2),h. 177.
r/
10 Ngalim Purwanto, Prinsip-PrinsipDan Teknik Evaluasi Pengajaran,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2013), Cet. 18, h. 139.
r i
\^
t1 Sukardi, Op. Cit.,h. 123. O.l2 Lampiran 29,h.187. v13 Lampiran 3, h. 98. q/
\t4 Arikunto, Op. Cit., h. 221. q' \TL
15 Syofian Siregar, StatistikaD es icrip tif untuk P eneliti an :Dilengkapi Perhitungan Manualdan Aplikas, ^tPS^l Yersi 17,(Jakarta: PT Raja Grafindo persada,
20ll), Cet.2,h. ll6.
V
16 Ibid.,h. t75. rt1 Nana Sudjana, Penilaian Hasil
Proses Belajar Mengajar,(Bandung: PT Remaja Rosdakarya,2012), Cet. 17,h. 137.
v \h,-
18 Lampiran 3,h.97. ?t9 Arifin, Op.Cit.,h. 133. c. U==20 Lampiran 3,h.97. 9.2t Sudjana, Metoda Statis tika,
(Bandung: Tarsito, 2009), h. 466-467. ?
\9---
22 rbid., h.250. r23 Ibid.,h.23g. v ln24 Yanti Herlanti, Tanya Jawab
S eputar P enelitian P endidikanSains,2006,h. 71, diakses darihttp ://dhetik.weebl),. com/uplo ads/8/I I 1 I 5 I 8 I 1 5 637 / tany a-jaw ab -
s eputar-p eneliti an-p endidikan.p dlpada tanggal 1 Maret 2016.
v
t
I
\ t1/' I
')v
I
\^
25 Richard R Hake, AnaLyzingChangelGain Scores, diakses darihttp ://www.physics.indiana. edl/-sdi/AnalyzingChange-Gain.pdf, padatanggal11 Maret 2016.
r \
itr
NoBAB IV HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASANParaf
Pembimbins 1 Pembimbine 21 Lampiran 15, h. 168-169. I2 Lampiran 19, h. i74-175. 9/ C
)LJ Lampiran 17, h. 17 I -t72. ?4 Lampiran 21,h. 117 -778. t/ \-.5 Lampiran 27, h. 1 84-1 85. 1/6 Lampiran 28, h. 186.
7 Lampiran 13, h. 160-164.,9. \t-a
U
8 Lampiran 14, h. 165-166. Y9 Lampiran 76,h.770. * 1
10 Lampiran 18,h.773. ?11 Lampiran 20,h.176. C/ l^12 Lampiran 22,h.779. ?13 Lampiran 23,h.180. / ,h14 Lampiran 24,h.I81. ? \15 Lampiran 25,h.182. k t16 Lampiran 26,h.183. {17 Erica Baker, et al., Project Based
Learning Model: RelevantLearning for 2l't Century, 2017, p.l, diakses darihttp ://www.fi shwildlife.orelfiles/Co
7nEd -Proj ect-b as ed-Learni n gL-Model.pdl pada tanggal 1 Maret2076.
18 Atikasari, Op. Crt., h.18. VI9 N. K. D. Karina, I. W. Sadia, dan I.
W. Suastra, "Pengaruh ModelPembelajaran Berbasis ProyekTerhadap Kemampuan P emecahan
[9-"
\
t
\
\j--
I Masalah Dan KecerdasanEmosional Siswa Sfiip", e-journalProgram Pascasarj ana UniversitasPendidikan Ganesha, Programstudi IPA, Yol4,2074,h. g,
diakses darihttp ://pasca. undiksha. ac. idle-i ournal/index.php/jurnal_ipalarticle/81i0, pada tanggal 14 Januari 20L6.
,P
20 Ghokan Bas, Investigating theEffect of Project-Based Learningon Student's AcadernicAchievement and Attitudes towardsEnglish Lesson, The OnlineJournal of Netu Horizons inEducation, Vol 1, 2077,p.2,diakses darihttp ://www.tojned.net/pdf/toinedvOI i0a-0 1 .pdf, pada tanggal 29 Maret2016.
Y
2t Ibid.,p.9.(-
22 San, Op. Cit.,h.l75 7 \|"23 Median Agus Priadi, Op.Cit.,h.
326. r
Pembimbing I
Yang Mengesahkan;
Jakarta, 16Maret2016
Pembimbing II
S RNidatun. S.Si, MANIP. 19750924 200604 2 0012 001