Post on 24-Jun-2015
description
RICKY ARDIAN 09402209ANDI RAMDANI FAIZAL RIZA 09402171ADITHIA ANANDIANTO 09402144
Kelompok 7 MIF B4/09
SISTEM MANAJEMEN FILESistem Manajemen FileImplementasi Sistem manajemen file
SISTEM MANAJEMEN FILE
Sistem manajemen file adalah suatu hal yang berkaitan dengan subsistem-subsistem dan komponennya yang saling berhubungan dan bekerja sama dalam pengelolaan file
Sistem File (File System)Sistem file merupakan bagian sistem operasi yang paling tampak. Sistem file menyediakan mekanisme penyimpanan dan pengaksesan secara online (langsung) terhadap data dan program.Sistem file berisi 2 bagian terpisah :1. Kumpulan file yang masing-masing menyimpan data
dan/atau program2. Struktur direktori yang mengorganisasikan dan
menyediakan informasi mengenai file di sistem
File adalah koleksi yang diberi nama dari informasi yang berhubungan yang direkamkan pada penyimpanan sekunder.File mempunyai sifat :
PersistenceSizeSharability
Sasaran dan Fungsi Sistem Manajemen File
SasaranMemenuhi kebutuhan manajemen data bagi pemakaiMenjamin data pada file adalah sah (valid)Optimasi kinerjaMenyediakan dukungan I/O beragam tipe perangkat penyimpanMeminimalkan potensi kehilangan/kerusakan dataMenyediakan sekumpulan rutin interface I/OMenyediakan dukungan I/O banyak pemakai di sistem multi-user.
FungsiMenciptakan, Memodifikasi dan Menghapus fileMekanisme pemakaian file secara bersamaMemiliki kemampuan back-up dan pemulihan (recovery)Dapat menamai file dengan symbolic namePada lingkungan sensitif dikehendaki informasi tersimpan aman dan rahasiaMenyediakan interface yang akrab dengan user
Arsitektur Pengelolaan File
Pengelolaan file biasanya terdiri dari :1. Sistem Akses2. Manajemen File3. Manajemen ruang penyimpan (memori)4. Mekanisme integritas file
Mekanisme program mengakses file dipenyimpanan sekunder
Gambar 1 Cakupan Sistem File
Arsitektur Sistem File
Program Pemakai
Pile Sekuen
Sekuen Berindeks
Berindeks
Majemuk
Hash Multi-ring
Sistem Akses
Pustaka/System Call manipulasi File dan Direktori
Abstraksi File dan Direktori Sistem File
Manajemen Penyimpanan
Disk device driver Tape device driver Manajemen I/O
Gambar 2 Arsitektur sistem file
Sistem File
Pemakai memanipulasi data dengan merujuknya sebagai file atau direktori. Pemakai tidak dibebani dengan masalah penyimpanan, manipulasi perangkat dan sebagainya.
File, abstraksi penyimpanan dan pengambilan informasi di disk, membuat pemakai tidak dibebani cara dan letak penyimpanan informasi, serta mekanisme kerja perangkat penyimpan dataDirektori, berisi informasi mengenai file. Kebanyakan informasi berkaitan dengan penyimpan. Direktori adalah file, namun dimiliki sistem operasi dan dapat diakses dengan rutin-rutin di sistem operasi.
FileTerhadap beragam pandangan mengenai file, yaitu :1. Pandangan pemakai2. Pandangan pemrogram3. Pandangan perancang sistem
Direktorimeski beberapa informasi direktori tersedia bagi pemakai atau aplikasi, informasi itu umumnya disediakan secara tidak langsung. Pemakai tidak dapat mengakses direktori secara langsung meski dalam mode read only
Shared FileShared file adalah file yang tidak hanya diacu oleh satu direktori (pemakai) tapi juga oleh direktori-direktori (pemakai) lain. Sistem file tidak lagi berupa pohon melainkan directed acyclic graph (DAG)
Sistem Akses FileSistem akses merupakan pilihan, yaitu :1. Dapat menjadi bagian dari sistem operasi2. Sistem operasi sama sekali tidak
mempunyai komponen sistem akses
IMPLEMENTASI SISTEM MANAJEMEN FILE
Penyimpanan File Blocking, adalah penyimpanan dan pengaksesan
dari/ke perangkat dalam unit informasi. Blok berisi sekumpulan byte berukuran tetap yang dipindah dari tempat penyimpanan ke memori untuk diolah dan sebaliknya
Pengalamatan Blok (Blocking Addressing)Blok data mempunyai pengalamatan yang berfungsi mengacu blok. Alamat blok disebut block pointer (penunjuk blok), berisi alamat untuk mengakses blok. Terdapat 3 cara pengalamatan blok, yaitu :1. Pengalamatan fisik disk 2. Pengalamatan relatif3. Pengalamatan simbolik
blok berikutnya dapat dicapai dengan waktu singkat jika blok berdekatan dengan blok sebelumnya, begitupun sebaliknya. Tingkat lokalitas ditunjukkan pada tabel berikut :Kuat
Lemah
Blok berikutnya di silinder yang sama
Blok di silinder yang beda, perangkat yang sama
Blok di silinder aktif pada perangkat yang lain
Blok di silinder aktif, perangkat yang bergandengan
Posisi blok tidak diketahui, dikomputasi dengan data di memori
Posisi blok tidak diketahui, diperoleh dengan membaca file bantuan
Blok di komputer lain dalam suatu jaringan tersebar
Blok pada perangkat yang belum on-line
Lokalitas
Penyimpanan file dapat dilakukan dengana) Berurutan
cara ini mempunyai masalah apabila file berkembang dan ruang berikutnya telah ditempati file lain
b) Fixed block perkembangan file dapat diatasi, tapi menentukan ukuran blok merupakan hal yang sulit
Blok-blok bebas yang belum digunakan di disk harus dicatat sehingga dapat dilakukan alokasi blok-blok ke file yang memerlukan. Teknik pencatatan blok-blok bebas dapat dilakukan dengan cara peta bit atau senarai berkait.
Pencatatan ruang disk yang bebas
Kerusakan data lebih mahal dibandingkan dengan kerusakan perangkat keras karena merupakan kehilangan yang tak dapat diganti bila tidak memiliki salinannya.Dilihat dari perangkat penyimpanannya, Biasanya kehilangan file disebabkan oleh Manajemen Blok yang Buruk.Disk biasanya mempunyai blok-blok buruk, yaitu mempunyai cacat sehingga tidak sempurna dalam menyimpan data.
Keandalan Sistem Manajemen File
Pemulihan dari kegagalan disk dapat dilakukan dengan :
1. Back-upMembuat kopian file secara teratur (periodik) dan meletakkan kopian di tempat aman. Agar tidak terjadi pengkopian berulang terhadap file-file yang tidak dimodifikasi pada disk berukuran besar maka dilakukan incremental dump.
2. Transaction-logSetiap transaksi segera dicatat, menghasilkan trancaction log.
Sasaran utama peningkatan kerja sistem manajemen file adalah mereduksi jumlah akses ke disk.cara-cara yang dapat digunakan adalah :
Buffer cachePenempatan data
Kinerja Sistem Manajemen File
Mengakses data dari/ke disk lebih lamban 100.000 kali dibanding dari/ke memori utama (RAM). Karena itu harus diusahakan mereduksi jumlah pengaksesan ke disk. Teknik untuk mereduksi adalah block cache atau buffer cache atau cache. Cara kerja cache, yaitu : Memeriksa permintaan baca untuk menentukan apakah
blok yang diperlukan telah berada di cache Jika sudah ada, permintaan baca dipenuhi dari cache
tanpa pengaksesan disk Jika tidak ada, dilakukan pembacaan dari disk sebanyak
satu blok dan kopikan lebih dulu ke cache. Setelah itu kopikan ke proses yang meminta. Permintaan berikutnya untuk blok yang sama dapat dipenuhi dari cache tanpa perlu pengaksesan disk
Jika cache penuh, suatu blok di cache dipindahkan dan jika blok tersebut telah dimodifikasi maka harus dituliskan ke disk
Buffer Cache
Penempatan data
Penempatan data diusahakan sehingga memperkecil jumlah seek time dan rotasi. Interleave digunakan untuk memperkecil rotasi.
Pada sistem dengan i-node terdapat botleneck disebabkan dua pengaksesan, yaitu :
1. Pengaksesan i-node 2. Pengaksesan blok-blok data
Gagasan Pertama
Biasanya i-node ditempatkan di awal disk. Jarak rata-rata antara i-node dan blok-blok data adalah setengah jumlah silinder, memerlukan seek time yang lama
Gagasan Kedua
Dengan penempatan i-node di tengah-tengah disk maka seek time akan berkurang setengahnya
Gagasan Ketiga
Membagi disk menjadi kelompk-kelompok silinder yang memiliki i-node, blok-blok dan senarai blok bebas terkelompok sendiri