Post on 15-Oct-2021
SISTEM KLASIFIKASI BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN
POLITEKNIK WILMAR BISNIS INDONESIA
KERTAS KARYA
Diajukan sebagai salah satu persyaratan dalam menyelesaikan Studi untuk
memperoleh gelar Ahli Madya Sains Informasi (A.Md.S.I) dalam bidang
perpustakaan
Disusun Oleh:
MIRANTI ARDILA
172201024
PROGRAM STUDI D-3 PERPUSTAKAAN
DEPARTEMEN ILMU PERPUSTAKAAN DAN INFORMASI
FAKULTAS ILMU BUDAYA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
2020
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
i
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan atas kehadirat Allah S.W.T yang telah
melimpahkan rahmat dan Hidayah- Nya kepada penulis sehingga dapat
menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul. “SISTEM KLASIFIKASI
BAHAN PUSTAKA PADA PERPUSTAKAAN POLITEKNIK WILMAR
BISNIS INDONESIA” . Adapun maksud dan tujuan dari penulisan karya tulis
ilmiah ini adalah untuk memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh gelar Ahli
Madya (Amd) program studi D-III Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera
Utara.
Dalam penulisan Karya Tulis Ilmiah ini baik dari penulis banyak
mendapatkan bantuan baik secara moril maupun material serta saran-saran yang
berguna dari berbagai pihak khususnya dosen pembimbing. Untuk itu dalam
kesempatan ini penulis menyampaikan penghargaan serta Ucapan terimah kasih
yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr. Budi Agustono, M.S selaku dekan Fakultas Ilmu budaya
Universitas Sumatera Utara.
2. Ibu Hotlan Siahaan, S.Sos, M.I. Kom selaku Ketua Program Studi D-
III perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Drs. Dirmansyah selaku sekretaris program studi D-III
perpustakaan Fakultas Ilmu Budaya Universitas Sumatera Utara
4. Bapak Dr. Jonner Hasugian, M.Si, Selaku Dosen pembimbing penulis
yang telah membimbing dan meluangkan waktunya untuk membantu
penulis dalam menyelesaikan kertas karya ilmiah ini.
5. Seluruh staff Pengajar program Studi Ilmu perpustakaan dan Informasi
D3 Fakultas Ilmu Budaya Universitas Simatera Utara.
6. Bapak Edward MH Sijabat, S.SI, selaku kepala perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia beserta staff perpustakaan, yang
telah bersedia untuk diwawancarai dan telah membantu penulis dengan
sabar dalam memberikan informasi mengenai kertas karya yang
penulis kerjakan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
ii
7. Kepada Bapak dan Mamak serta keluarga saya yang telah memberikan
bantuan moril dan maupun material, serta dukungan semangat kepada
penulis hingga kertas karya ini selesai.
8. Ucapan terimah kasih kepada Desy Ratnasari selaku sepupu yang
selalu membantu penulis dan memberikan dukungan kepada penulis
hingga kertas karya ini selesai. Serta sahabat – sahabat tercinta Squad
coa-coa Juli, Palumean, Bilqis, Nurul, Kharin, limbong dan Naliyah
serta rekan – rekan Seperjuangan bersama – sama membantu
membuat tulisan ini.
9. ucapan terimah kasih untuk Nona Aulia satu tim bimbingan, saya
mengucapkan banyak terimah kasih karna telah mau susah payah
saling membantu dalam pembuatan kertas karya ini.
10. Dan Ucapan terimah kasih juga kepada EXO yang menjadi hiburan
penulis dikala lelah.
Penulis menyadari penulisan kertas karya ini masih jauh dari
kesempurnaan. Oleh sebabitu, penulis sangat mengharapkan kritik dan
saran yang sifatnya membangun demi kesempurnaan karya tulis ilmiah ini
pada masa yang akan datang
Akhir kata penulis mengucapkan Terimah kasih dan semoga Kertas
karya ini dapat bermanfaat bagi para pembaca khususnya Mahasiswa Ilmu
perpustakaan.
Medan, September 2020
Penulis
Miranti Ardila
NIM : 172201024
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ............................................................................... i
DAFTAR ISI......................................................... .................................... iii
DAFTAR TABEL...................................................................................... v
DAFTAR GAMBAR......................................................... ........................ vi
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................... 3
1.3 Tujuan Penelitian ..................................................................... 3
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 3
1.5 Ruang lingkup .......................................................................... 3
1.6 Metode pengumpulan data ....................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .............................................................. 5
2.1 Pengertian Klasifikasi ............................................................. 5
2.2 Tujuan Klasifikasi ................................................................... 6
2.3 Fungsi Klasifikasi .................................................................... 7
2.4 Prinsi-prinsip Pengklasifikasian Bahan Pustaka ...................... 7
2.5 Macam-macam Sistem Klasifikasi ........................................... 9
2.5.1 Dewey Decimal Classification (DDC) ... ..................... 10
2.5.1.1 Bagan (Schedule) ............................................ 11
2.5.1.2 Indeks Relative:Volume IV ............................. 14
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
iv
2.5.1.3 Tabel Pembantu ............................................... 15
2.5.2 Electronic Dewey Decimal Classification (E-DDC) .... 18
2.5.2.1Prinsip-prinsip E-DDC edition 23 .................. 19
2.5.2.2fitur dan cara penggunaan E-DDC edisi 23 ... 19
2.5.3 Langkah-langkah Pengklasifikasian ............................. 21
BAB III HASIL & PEMBAHASAN ....................................................... 24
3.1 Sejarah Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia .... 24
3.2 Koleksi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia .... 25
3.3 Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia ........................................................ 26
3.4 Proses Klasifikasi Bahan Pustaka pada Perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia ......................................................... 28
3.5 Kendala-kendala yang Dihadapi dalam Bahan Perpustakaan . 34
BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN................................................... 36
4.1 Kesimpulan............................................................................... 36
4.2 Saran ....................................................................................... 37
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
v
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Koleksi Bahan Pustaka .................................................. 25
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 3.1 DDC elektronik edisi 23 ............................................ 28
Gambar 3.2 Opsi Nomor Klasifikasi .............................................. 30
Gambar 3.3 Data Inventaris di Komputer (a) ............................. 31
Gambar 3.4 Data Invetaris di komputer (b) ................................. 32
Gambar 3.5 Data Inventaris di Komputer (c) ............................. 33
Gambar 3.6 Data Invetaris di komputer (d ) ................................ 36
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Pengorganisasian koleksi perpustakaan merupakan salah satu bagian
terpenting sebelum koleksi dimanfaatkan oleh pemustaka, pengorganisasian
koleksi yang dimaksud disini adalah bagaimana perpustakaan mengelola
bahan perpustakaan dengan baik. Pengertian pengolahan bahan perpustakaan
Standar Nasional Indonesia Bidang Kepustakaan dan Kepustakawanan
pengolahan bahan perpustakaan adalah suatu proses untuk menyiapkan materi
perpustakaan agar nantinya dapat dimanfaatkan oleh pengguna yang berupa
kegiatan registrasi, pengatalogan, klasifikasi, serta penyelesaian fisik materi
perpustakaan.
Kegiatan Klasifikasi merupakan bagian kegiatan yang cukup penting
dalam bidang pelayanan di perpustakaan. Benda - benda yang diklasifikasi
adalah bahan koleksi yang ada di perpustakaan. Koleksi tersebut harus dapat
di manfaatkan dengan sebaik mungkin agar perpustakaan dapat menjalankan
perannya dengan baik.
Klasifikasi adalah pengelompokan yang sistematis dari pada sejumlah
objek, gagasan, buku, atau benda-benda lain ke dalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama. Dalam bidang perpustakaan
pengertian klasifikasi adalah penyusunan sistematis terhadap buku dan bahan
pustaka lain, atau katalog, atau entri indeks berdasarkan subyek, dalam cara
yang berguna bagi mereka yang membaca atau mencari informasi (Sulistyo-
Basuki: 1991). Dari pengertian ini klasifikasi mempunyai fungsi yaitu: sebagai
tata penyusunan buku di jajaran rak, serta sebagai sarana penyusunan entri
bibliografis pada katalog, bibliografi dan indeks dalam tata susunan yang
sistematis.
Selain untuk proses pengaturan di dalam rak, suatu sistem klasifikasi juga
digunakan untuk kemudahan dalam penelusuran informasi atau sistem temu
kembali. Sistem temu kembali informasi bertujuan untuk mengumpulkan dan
mengorganisasikan informasi dalam satu atau lebih wilayah subjek agar
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2
tersedia bagi pengguna atau pemustaka ketika mencari sebuah informasi.
Sesuai dengan hal tersebut pengklasifikasian bahan pustaka perpustakaan
sangatlah penting agar bahan pustaka tertata dengan rapi di rak dan bahan
pustaka tersusun sesuai dengan kelompoknya masing-masing. Ada beberapa
sistem klasifikasi yang biasa digunakan di perpustakaan antaranya adalah
Dewey Desimal Classification (DDC), sistem Universal Desimal
Classifacation (UDC), dan sistem Library Of Congcress Clasification (LCC).
Pustakawan di perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
menggunakan sistem klasifikasi Dewey Decimal Clasification (DDC) dalam
bentuk elektronik (E-DDC) untuk menentukan nomor kelas bahan pustaka
yang sedang dikelolannya. Kekurangan perpustakaan Politeknik Wilmar
Bisnis Indonesia yaitu seharusnya perputakaan P-WBI juga memiliki DDC
edisi 23 yang tercetak nya juga karena DDC 23 adalah edisi terbaru dari DDC
dan subjek di DDC 23 lebih lengkap. Pemanfaatan E-DDC diperpustakaan
Politeknik Wilmar bisnis Indonesia dalam menentukan nomor klasifikasi
bahan pustaka penggunaannya sudah maksimal. Namun ada beberapa subjek
yang belum masuk di E-DDC tidak selengkap DDC yang tercetak. Dalam
menentukan nomor kelas bahan pustaka jika menemukan judul koleksi yang
sulit untuk menentukan subjeknya maka pustakawan memilih alternatif lain
yaitu dengan menggunakan DDC 22 yang tercetak. Walaupun E-DDC dapat
membantu proses penentuan nomor klas dengan kelebihan efektifitas,
produktifitas, dan kesederhanaan yang ditawarkan tetapi untuk menunjang
penomoran yang lengkap sebaiknnya DDC manual masih menjadi acuan.
Koleksi yang sudah diklasifikasikan oleh perpustakaan Politeknik Wilmar
Bisnis Indonesia berjumlah 2.585 judul bahan pustaka. Perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia memiliki staf yang melatarbelakangin
Pendidikan di bidang perpustakaan.
Dalam Hal ini masalah yang akan dibahas adalah bagaimana proses
Pengklasifikasian pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
Adapun Judul Kertas karya ini adalah “Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka Pada
Perpustakaan Wilmar Bisnis Indonesia”
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
3
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan Latar belakang yang telah ditentukan di atas, maka rumusan
masalah yang peneliti bahas pada penelitian ini yaitu:
Bagaimana proses yang dilakukan pustakawan dalam mengklasifikasi bahan
pustaka sesuai dengan sistem Dewey decimal clssification (DDC) di
Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia?.
1.3 Tujuan Penelitian
Tujuan peneliti pada kertas karya ini adalah untuk mengetahui bagaimana
proses yang dilakukan oleh pustakawan dalam mengklasifikasi bahan pustaka
dengan menggunakan sistem klasifikasi Dewey Decimal Classification (DDC)
pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
1.4 Manfaat Penelitian
Terdapat 2 manfaat penelitian, sehingga dalam penelitian ini juga mempunyai
dua manfaat praktis dan teoritis.
a. Manfaat Teoritis
Manfaat teoritis dari penelitian ini adalah untuk pengembangan
khasanah ilmu pengetahuan di bidang ilmu perpustakaan dan informasi,
khususnya sistem klasifikasi.
b. Manfaat praktis
1. Bagi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dapat menjadi
bahan masukan dalam kegiatan klasifikasi selanjutnya.
2. Bagi pustakawan dapat dijadikan sebagai salah satu rujukan tentang topik
yang sama.
3. Bagi pembaca dapat menjadi suatu pembelajaran tentang klasifikasi.
Terutama pada perpustakaan politeknik wilmar bisnis indonesia.
4. Bagi penulis dapat menambahnkan wawasan pengetahuan tentang sistem
klasifikasi
1.5 Ruang Lingkup
Ruang lingkup pada penulisan Kertas karya ini adalah mengenai proses
klasifikasi menggunakan sistem klasifikasi E-DDC yang meliputi : pengunaan
indeks relatif untuk analisis subjek, penentuan nomor kelas, cara membangun
notasi, cara memadukan notasi dasar dan Tabel pembantu.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
4
1.6 Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data yang penulis gunakan yaitu ;
1. Studi Observasi
Cara memperoleh dan secara langsung agar mendapatkan data mengenai
penggunaan DDC secara akurat dan terpercaya langsung ke Perpustakaan
Politeknik Wilmar Binis Indonesia.
2. Studi lapangan
studi ini d ilakukan dengan wawancara secara langsung kepada
pustakawan di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
3. Studi kepustakaan
studi ini dilakukan dengan cara mempelajari bahan – bahan atau literatur
baik berupa buku, jurnal dan sebagainnya yang ada hubungannya dengan
masalah mengenai proses klasifikasi yang dibahas dalam Tulisan ini.
4. Dokumentasi
Cara memperoleh informasi dengan bentuk foto yang membahas dalam
memperoleh informasi sebanyak mungkin.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Klasifikasi
Di dalam kehidupan sehari-hari, pekerjaan klasifikasi sudah banyak
dilakukan orang. Misalnya di pusat perbelanjaan buah, kita dapat
memperhatikan penjual buah yang memisahkan buah yang sejenis semisal
jeruk dipisahkan dari apel, dipisahkan pula dengan salak, semangka atau buah
yang lainnya. Begitu juga dengan klasifikasi di perpustakaan yang
dimaksudkan untuk memudahkan masyarakat atau pemakai dalam memilih
dan mendapatkan buku atau bahan perpustakaan yang diperlukan secara cepat
dan tepat. Untuk setiap buku yang dimiliki, perpustakaan harus melakukan
proses klasifikasi sebelum dilayankan kepada pemakai.
Klasifikasi adalah suatu proses memilih dan mengelompokkan buku-
buku perpustakaan sekolah atau bahan pustaka laiinya atas dasar tertentu serta
diletakannya secara bersama-sama disuatu tempat. (Ibrahim Bafadal,
2009:51).
Klasifikasi ialah pengelompokkan yang sistematis dari pada sejumlah
objek,gagasan,buku,atau benda-benda lain kedalam kelas atau golongan
tertentu berdasarkan ciri-ciri yang sama agar mudah di temukan kembali jika
diperlukan pemustaka. (Hamakonda, 2008:1).
Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa klasifikasi
merupakan proses pengelompokan, pengumpulan atau penyusunan koleksi-
koleksi buku yang sesuai dengan daftar subjek pada masing-masing judul dan
disusun sesuai dalam satu tempat berdasarkan ciri-ciri yang dimiliki bahan
perpustakaan tersebut.
Pengklasifikasian akan sangat bermanfaat untuk para pemustaka dan
sangat bermanfaat juga untuk para petugas perpustakaan itu sendiri. Untuk
para pemustaka, sistem klasifikasi bahan pustaka akan sangat memudahkan
para pemustaka dalam hal mencari dan menemukan buku yang dibutuhkan.
Sedangkan bagi para petugas perpustakaan, sistem klasifikasi akan sangat
bermanfaat untuk mereka dalam penataan / penyusunan dan juga
penyimpanan buku pada rak.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
6
2.2 Tujuan Klasifikasi
Sebagai alat pengelompokkan, Klasifikasi perpustakaan mempunyai
dua tujuan yaitu membantu pemakai mengenali dan menemukan suatu karya
melalui nomor panggil (nomor kelas) , dan mengumpulkan karya - karya
yang sejenis, yaitu yang mempunyai subjek yang sama dan atau berhubungan.
Menurut Kumar yang dikutip oleh Agus Rifai dalam bukunya yang
berjudul “ Teori dan Praktek Klasifikasi Bahan Pustaka” menjelaskan
tentang tujuan klasifikasi di perpustakaan sebagai berikut:
1. Menghasilkan susunan dokumen yang paling berguna (helpful sequence)
2. Menempatkan dokumen pada tempat yang benar (correct replecement)
3. Penyusunan yang bersifat mekanistik (mechanized arrangement)
4. Penambahan dokumen baru, yaitu bahwa klasifikasi perpustakaan dapat
membantu menemukan dokumen yang terdapat penambahan dokumen
baru.
5. Klasifikasi perpustakaan dapat mempermudah di dalam menarik
dokumen dari tempat atau stocknya.
6. Klasifikasi perpustakaan dapat membantu di dalam organisasi
pemajangan buku.
Suatu sistem klasifikasi adalah skema untuk menyusun bahan
pustaka. Manfaat klasifikasi bahan pustaka menurut Bafadal (2006:50).
a. Dapat mengetahui buku-buku apa saja yang sudah dipergunakan
oleh pemustaka.
b. Dapat menegtahui keseimbangan koleksi agar koleksi menjadi
lengkap
c. Melalui studi dari sistem klasifikasi seseorang akan menemukan
cara berfikir teratur dan sistematis.
d. Sebagaii sistem penempatan buku.
Selanjutnya menurut Towa P. Hamakonda, (1982 : 1) dalam bukunya
Pengantar Klasifikasi Persepuluhan Dewey mengatakan bahwa tujuan
klasifikasi adalah:
1. Menentukan lokasi bahan pustaka didalam jajaran koleksi perpustakaan.
Hal ini dimungkinkan karena setiap bahan pustaka yang diterima
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
7
perpustakaan akan dikelompokkan dan diberi kode penyimpanannya
sesuai dengan subyek yang dibahasnya.
2. Mengumpulkan semua bahan pustaka yang memiliki subyek yang sama
dalam suatu jajaran koleksi.
Agar tujuan-tujuan klasifikasi tersebut dapat tercapai, maka
dokumen yang hendak diklasifikasi harus diteliti dengan sangat hati-hati,
yaitu diteliti mengenai apa dokumen tersebut, apa yang dikehendaki oleh
pengarang dokumen, dan memberikan nomor panggil sesuai di kelas
mana pemakai dapat menemukannya secara mudah.
2.3 Fungsi Klasifikasi
Adapun fungsi klasifikasi bagi perpustakaan, diantarannya adalah :
Menurut suwarno (2007 : 57) dalam bukunya “dasar- dasar ilmu
perpustakaan” menyatakan manfaat klasifikasi di dalam bukunya :
1. Memudahkan penempatan dan saran temu kembali bahan pustaka
2. Memudahkan pustakawan dalam pengembangan dan penyiangan
koleksi perpustakaannya.
3. Menentukan pustakawan kepada berfikir sistematis teratur.
4. Memudahkan pustakawan dalam membuat bibliografi dalam
bidang tertentu.
5. Menuntun pengguna untuk menentukan subjek-subjek tertentu
yang
sedang dikajinya.
Jadi fungsi Klasifikasi adalah untuk mempermudahkan penyusunan
bahan perpustakaan ke rak, dan juga untuk mempermudah
penelusuran terhadap bahan koleksi yang di klasifikasikan di
perpustakaan tersebut .
2.4 Prinsip-Prinsip Pengklasifikasian Bahan Pustaka
Mengklasifikasi bahan pustaka merupakan salah satu kegiatan dalam
pengatalogan subjek, karena sebelum menentukan nomor kelas suatu bahan
pustaka maka terlebih dahulu di analisa apa isi yang dikandung dalam
sebuah bahan pustaka, yang kemudian dikonsep dan selanjutnya di
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
8
terjemahkan ke dalam pedoman klasifikasi yang menjadikannya dalam
bentuk notasi sehingga menghasilkan nomor kelas bahan pustaka.
Untuk itu sebelum mengklasifikasi bahan pustaka maka perlu di
perhatikan beberapa prinsip dalam melakukan klasifikasi bahan pustaka
secara umum menurut Chan (2006) dalam Habsyi (2012: 43) adalah :
a) Pertimbangkan keterpakaian.
b) Menentukan nomor klasifikasi berdasarkan pertmbangan subyek utama.
c) Jangan mengklasifikasi hanya dari indeks semata.
Menurut Bafadal (2008: 54) ada beberapa prinsip yang perlu di
perhatikan di dalam mengklasifikasi buku-buku perpustakaan yang
menggunakan sistem klasifikasi berdasarkan subyeknya, yaitu:
a) Klasifikasi buku-buku berdasarkan subyeknya, kemudian berdasarkan
bentuk penyajiannya atau bentuk karyanya.
b) Khususnya buku-buku yang termasuk karya umum dan kesusastraan
hendaknya lebih diutamakan pada bentuknya.
c) Didalam mengklasifikasi buku hendaknya memperhatikan tujuan
pengarangnya.
d) Klasifikasilah buku-buku perpustakaan pada subyek yang spesifik.
e) Apabila ada sebuah buku yang membahas dua atau tiga subyek, maka
klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang dominan.
f) Apabila sebuah buku yang membahas dua subyek dengan pertimbangan
subyek yang sama, maka klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang
paling banyak bermanfaat bagi pemustaka.
g) Didalam mengklasifikasi bahan pustaka hendaklah pustakwan
mempertimbangkan keahlian pengarangnya.
h) Apabila ada sebuah buku yang membahas dua subyek yang sama
perimbangannya dan merupakan bagian dari suatu subyek yang lebih
luas, maka klasifikasilah buku tersebut pada subyek yan lebih luas.
i) Apabila ada sebuah buku yang membahas tiga subyek atau lebih, tetapi
tidak jelas subyek mana yang lebih diutamakan oleh pengarangnya, dan
merupakan bagian dari suatu subyek yang lebih luas, maka
klasifikasilah buku tersebut pada subyek yang lebih luas.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
9
Selanjutnya menurut Sumantri (2008: 44) langkah-langkah dalam
melakukan klasifikasi adalah:
a) Tentukan subyek dari buku dengan membaca halam judul, kata
pengantar, pendahuluan, daftar isi, dan jika perlu isi bukunya dalam
garis besar.
b) Tempatkan suatu suyek dari kelasnya yang paling spesifik
c) Karya yang mencakup dua atau tiga subyek, digolongkan pada subyek
umum yang mencakup semua subyek (utama/divisi).
d) Subyek yang dipengaruhi subyek lain, dikelompokkan pada subyek
yang mempengaruhinya.
e) Tempatkanlah suatu karya dalam subyek yang sesuai dengan maksud
pengarang.
2.5 Macam-macam Sistem Klasifikasi
Menurut (Suwarno, 2007), secara umum klasifikasi terbagi ke
dalam dua jenis, yaitu :
1. Klasifikasi Artifisial, yaitu klasifikasi bahan pustaka berdasarkan sifat-
sifat yang kebetulan ada pada bahan pustaka tersebut. Misalnya tinggi
buku atau warna buku.
2. Klasifikasi Fundamental , yaitu Klasifikasi bahan pustaka berdasarkan isi
atau subjek buku pada bahan pustaka tersebut.
Klasifikasi fundamental banyak digunakan oleh perpustakaan besar
maupun kecil. Dalam sistem tersebut buku dikelompokkan berdasarkan
subyek, sehingga memudahkan pemakai dalam menelusur suatu informasi.
Yang termasuk klasifikasi fundamental adalah Klasifikasi DDC (Dewey
Decimal Classification). DDC merupakan sistem klasifikasi yang populer
dan paling banyak pemakainya. Klasifikasi ini dalam pengembangannya
menggunakan sistem desimal angka arab sebagai simbol notasinya.
Selanjutya diberikan penjelasan sistem klasifikasi tersebut sebagai
berikut:
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
10
2.5.1 Dewey Decimal Classification ( DDC)
Sistem klasifikasi DDC di kembangkan oleh Melvile Dewey (1851-
1931) pada tahun 1876. Ide penyusuanan klasifikasi bermula ketika ia masih
berusia 21 tahun dan menjadi asisten di perpustakaan Ambers College,
Massachuseets, pada tahun 1874 sebelum akhirnya ia menerbitkan suatu
pamphlet yang berjudul a classification and subject Index for Cataloging and
Arranging the Books and Phamplet of a Library pada tahun 1876. DDc
diterbitkan oleh OCLC (Online Computer Library, Inc) Lembaga ini
memiliki hak cipta DDC dan melisensi sistem ini dalam berbagai penggunaan
(Rifai, 2013:65).
Saat ini telah terbit edisi XXII tahun 2003 terdiri atas 4 jilid:
Introduction, schedule 000-599, schedule 600-999 dan index Relatif.
Perubahan utama terdapat pada bagan 400 dan 800. Di samping format cetak,
muncul format elektronik dalam bentuk CD ROM (Compat Disc Read Only
Memory) yang dapat memuat 60.000 modul. Di samping edisi lengkap DDC
terbit dalam 2 edisi / versi yaitu edisi lengkap dan ringkas. Edisi ringkas
dimaksudkan untuk digunakan di perpustakaan yang memiliki koleksi di
bawah 20.000 judul. Edisi ringkas ini yang paling banyak digunakan oleh
perpustakaan sekolah dan umum yang koleksinya masih terbatas. (Suwarno,
Wiji, 2007:89-90).
DDC merupakan bagan klasifikasi sistem hirarki yang menganut
prinsip desimal dalam membagi cabang ilmu pengetahuan. DDC membagi
semua ilmu pengetahuan ke dalam 10 klas utama (main class) yang diberi
notasi berupa angka Arab 000-999. Setiap klas utama dibagi secara desimal
menjadi 10 subkelas (division) (Miswan, 2003 : 7).
Sedangkan Menurut Masruri (2006), sistem klasifikasi Dewey
Decimal Classification (DDC) merupakan Klasifikasi berdasarkan disiplin
akademis atau bidang kajian, bukannya berdasarkan subjek. Hasilnya
dimungkinkan subjek yang sama memperoleh tempat kelas dari satu.
Misalnya subjek keluarga mungkin digolongkan ke dalam kelas sosiologi,
Agama , etika , hukum dan lain sebagainnya.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
11
2.5.1.1 Bagan (Schedule)
Bagan merupakan sistem klasisfikasi persepuluhan Dewey yang
berusaha untuk menyusun semua subjek yang mencakup keseluruhan
ilmu pengetahuan manusia kedalam suatu susunan yang sistematis dan
teratur, umumnya terdiri dari sejumlah kelas utama, masing-masing di
perincikan menjadi bagian yang lebih kecil lagi, menurut suatu urutan
yang logis, yang biasanya bersifat umum kepada yang bersifat khusus,
bagan DDC terdiri dari kelas utama, devisi, seksi, subseksi yang masih
dapat diperincikan lagi.
Prinsip Dasar pembagian DDC disebut Desimal. Dengan prinsip
desimal, DDC menyajikan tiga (3) singkatan, masing – masing
menunjukkan 10 kelas utama, 100 divisi dan 1000 seksi dari bagan dasar.
Setiap kelas dari 100 sampai 900 terdiri dari kelompok yang saling
berkaitan.
Format pembagian bagan DDC adalah sebagai berikut:
1) 10 kelas Utama DDC ( first Summary the ten main classes atau 10
ringkasan pertama )
V 000 − Karya Umum
100 − Filsafat & Psikologi
200 − Agama
300 − Ilmu-Ilmu Sosial
400 – Bahasa
500 − Sains & Matematika
600 − Teknologi
700 − Kesenian & Rekreasi
800− Sastra
900 − Sejarah & Geografi
2) Kelas divisi ( Second Summary the Hundred divisions)
Misalnya diambil dari kelas 000
000 – Ilmu komputer, pengetahuan & sistem
010 – Bibliografi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
12
020 – Ilmu perpustakaan & informasi
030 – Ensiklopedia & dan Buk fakta
040 – [unassigned] sebelumnya biografi
050 − Majalah, jurnal & serial
060 – Asosiasi, organisasi & Museum
070 – Media berita, Jurnalisme & penerbitan
080 – Kutipan
090 – Manuskrip & Buku langka
3) Kelas Seksi (Thrid Summary the thousand sections atau 1000 seksi)
Setiap subkelas (Division) di bagi lagi menjadi sepuluh seksi
(section). Sebagai suatu sistem klasifikasi hirarkhis DDC
menggunakan prinsip pembagian disiplin ilmu atas subjek secara
konsekuen dari topik yang umum menjadi topik yang lebih khusus.
Contoh pembagian divisi “ Ilmu perpustakaan & Informasi kelas 020
020 – Ilmu perpustakaan & informasi
021 – Hubungan dengan Perpustakaan
022 – administrasi pabrik pisik
023 – Managemen personalia
024 – [tidak ditugaskan]
025 – Operasi Perpustakaan
026 – Perpustakaan untuk mata pelajaran tertentu
027 – Perpustakaan Umum
028 – Membaca & menggunakan media informasi laiinya
029 – [tidak ditugaskan]
Dari contoh di atas dapat diambil kesimpulan, bahwa
semakin khusus suatu subjek, semakin panjang notasinya dan
semakin spesifik keilmuan yang dikelompokkan karena banyak
angka yang ditambahkan pada notasi dasarnya, dan pembagiannya
berlangsung dari umum ke khusus.
Di dalam bagan terdapat beberapa catatan dan intruksi,
catatan dan intruksi tersebut berupa pemberian penjelasan kepada
klasifier untuk menentukan notasi yang diinginkan. Aturan-aturan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
13
dalam bagan (schedule) menurut Suwarno, Wiji (2007:89-90)
adalah catatan dan instruksi:
a. Include
Dikatakan Include karena istilah/alasan yang berdekatan
tetapi makna yang berbeda dan memiliki jangkaun yang luas
maka harus dibuat pendefinisian. Include bertujuan memberi
petunjuk kepada pengklasir utuk memahami konsep
subjek/notasi yang sesuai.
Contoh: kelas 401 discource analysis
Including pragmatics disources analysis
Class here content analysis, semiotics
b. Penggunaan “add to base number” (Penambahan ke notasi
dasar)
Add to base number ada karena sebuah subjek yang bisa
bervariasi sampai tak terhingga akibatnya tida mungkin
notasinnya disusun dalam bagan, yang dapat disusun hanya
notasi dasarnya saja sedangkan variasi tak terhingga dibuat
dalam suatu tabel khusus di dalam bagan itu sendiri.
Contoh : 449.01-08 subdivisions of Occitan languange d’oc
Add to base number 449 notation 01-8 from
table 4, e.g.,
Grammar of Occitan 449.5
c. Optional note ( Catatan pilihan)
Dalam berbagai kasus sebuah buku dapat ditempatkan pada
beberapa pilihan nomor kelas. Untuk ini DDC memberikan
catatan pilihan yang akan memudahkan pengklafikasian yang
memilih salah satu nomor kelas yang dianggap tepat dengan
melihat jenis dan kebutuhan perpustakaan. Biasanya “optional
note” itu terdapat pada karya-karya referensi atau dokumen
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
14
yang berhubungan dengan referensi. Misalnya bibliografi
khusus.
Konsekuensi optional note:
Jika kelas berada di depan kemudian diikuti optinal note
maka bentuk penyajiannya berpencar mengikuti subjek
dokumen.
Jika optional note berada di depan kemudian diikuti notasi
kelas maka bentuk penyajiannya terkumpul/tersusun
walaupun dengan subjek yang berbeda. Dalam situasi
seperti ini, pihak perpustakaan lebih baik memilih notasi
kelas karena seluruh bahan perpustakaan yang sejenisnya
akan berada pada satu tempat. Optional dipilih sesuai
dengan kebutuhan perpustakaan
d. Instruksi “Tambahan pada”
Catatan penambahan notasi, khususnya “Tambahkan pada”
merupakan perintah pada bagian DDC yang menyatakan
adanya angka-angka tertentu yang dapat ditambahkan pada
nomor dasar. Hal ini memungkinkan pengklasir
mengembangkan nomor dasar yang terdapat pada bagan atau
subjek-subjek yang lebih khusus.
Contohnya : 155.84 Kelompok ras dan suku bangsa
tertentu.
“Tambahkan pada nomor dasar 155.84 notasi 03-09 dari
table 5,
umpamanya psikologi suku bangsa alfro-Amerika
155.8496073”.
2.5.1.2 Indeks Relative : Volume IV
Untuk membantu mencari notasi suatu subjek dalam
klsifikasi DDC menyediakan relative index atau indeks relatif.
Pada indeks relatif ini terdapat sejumlah istilah yang disusun
berabjad. Istilah- istilah tersebut mengacu ke notasi yang
terdapat dalam bagan. Dalam indeks ini di daftarkan juga
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
15
sinonim untuk suatu istilah, hubungan- hubungan dengan subjek
lain. Namun demikian tidak boleh menentukan klasifikasi
berdasarkan indeks saja. Setelah notasi ditemukan dalam indeks.
Seharusnya diperiksa dalam suatu bagan atau tabel.
Contoh indeks; untuk subjek “Education” terdapat sebagai
berikut:
Education 370
Psychology 370.15
Law 344.07
State aid 379.122
Dengan demikian untuk “Education” terdapat sejumlah notasi
yang dapat mewakili subjek tersebut dan tergantung pada aspek khusus
yang dibahas. Kalau Education secara umum notasinnya kelas 370.
2.5.1.3 Tabel Pembantu
Kecuali pembagian kelas secara desimal dengan notasi yang
terdaftar dalam bagan, DDC juga mempunyai sarana lain. Untuk
membagi/memperluas subyek lebih lanjut, yaitu dengan menyediakan
sejumlah tabel pembantu atau auxiliary tables. Notasi pada tabel-tabel
tersebut hanya dapat digunakan dalam rangkaian dengan notasi yang
terdapat dalam bagan. Dengan kata lain, notasi yang terdapat dalam tabel
tidak pernah berdiri sendiri, selalu dirangkaikan dengan notasi dalam
bagan. Dalam klasifikasi DDC terdapat 7 tabel pembantu/pelengkap,
yakni:
1. Tabel 1: Subdivisi Standar (Standard Subdivisions)
Bila suatu subyek telah ditemukan notasinya dalam bagan,
adakalanya perlu dicantumkan lebih lanjut notasi tambahan “bentuk”
yang diambil dari notasi yang terdapat dalam tabel 1 (standard
subdivision, hal.3-24). Tabel 1 ini bertujuan untuk menjelaskan
bentuk suatu karya, misalnya -03 adalah bentuk kamus dan
ensiklopedi. -05 adalah bentuk terbitan berkala atau majalah.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
16
Adakalanya juga untuk menjelaskan bentuk penyajian intelektual,
misal -01 untuk bentuk penyajian yang bersifat filsafat dan teori, -09
sejarah dan geografi.
Dalam bagan terdapat 5 cara untuk penggunaan tabel 1 ini,
yakni:
a. Tidak ada instruksi
b. Terdapat dalam bagan (lengkap)
c. Terdaftar sebagian
d. Ada instruksi penggunaan dua nol (00)
e. Instruksi penggunaan tiga nol (000)
2. Tabel 2: Wilayah (Geographic Areas, Historical Periods, Persons)
Dapat dapat digunakan bersama-sama dengan setiap angka
dari bagan, atau melalui notasi -09 dari subdevisi standar,
umpamanya partai politik (324.2) di India (-54 dalam tabel ini),
menjadi 3244.254; perbankan (332.1) di Prancis (-44 dalam tabel
ini), menjadi, 332.109 44.)
3. Tabel 3: Subdivisi Sastra (Subdivision for Individual Literatur, for
Specific Literary Forms).
Adalah Tabel pembagian notasi kelas yang khusus
digunakan untuk bentuk penyajian dalam kelompok karya sastra.
Notasi utama yang digunakan ialah -1 sampai -8. Tabel 3 ini dibagi
ke dalam tiga jenis sub tabel yang terdiri dari :
a. Tabel 3-A untuk karya-karya sastra berupa deskripsi, kritik,
biografi dan karya tunggal atau kumpulan dar pengarang
perorangan.
b. Tabel 3-B untuk karya-karya sastra berupa deskripsi, kritik,
biografi dan karya kumpulan dari dua pengarang atau lebih.
Juga berlaku bagi retorika dalam bentuk sastra tertentu.
c. Table 3-C Elemen tambahan yang digunakan dalam
pembentukan nomor dengan tabel 3-B.
4. Tabel 4: Subdivisi bahasa (Subdivisions of Individual Languages)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
17
Dalam 400 (bahasa) dikenal subdivisi khusus bahasa yang
disebut “masing bahasa” (Subdivisions of Individual Languages).
Notasi yang terdapat dalam tabel 4 ini hanya dapat ditambahkan
pada notasi dasar suatu bahasa dalam klas 400. Bila notasi suatu
bahasa terdiri dari 3 angka dan berakhiran dengan 0 (nol), notasi
dasarnya hanya 2 angka pertama. Misal notasi dasar bahasa
Perancis 44- bukan 440, bahasa Itali 47- bukan 470. Cara
penambahan Tabel 4 ini:
a. Terdaftar dalam bagan tetapi belum lengkap
b. Belum terdaftar dalam bagan
c. Kamus dua bahasa. Urutan sitirannya dengan mengutamakan
bahasa yang kurang dikenal kemudian tambahkan -3 (dari
Tabel 4), menyusul notasi bahasa yang lebih dikenal
d. Kamus banyak bahasa. Bagi kamus banyak bahasa, yaitu
mencakup 3 bahasa atau lebih dimasukkan ke dalam kamus
poliglot (polyglot dictionaries).
5. Tabel 5: Ras, Etnik, dan Kebangsaan (Racial, Ethnic, National
Groups).
Dapat digunakan bila melalui notasi subdevisi standar 089
dari Tabel 1 dengan angka mana saja dari bagan klasifikasi,
umpama: 41 Psikologi bangsa (155.84) Australia (-42 dalam tabel
ini) menjadi 155. 842 4; seni kramik (738) orang Arab (-927 dalam
tabel ini) menjadi 738.089 927
6. Tabel Perorangan
Tabel Perorangan ini adalah tabel pembagian notasi kelas yang
digunakan untuk menerangkan jabatan, profesi dan status social
seseorang. Notasi utama yang digunakan adalah -1 sampai dengan -
9.
7. Tabel Bahasa
Tabel Bahasa ini penggunaannya hanya berlaku bagi nomor
dasar yang memiliki perintah untuk menambahkannya. Subdivisi
bahasa dapat ditambahkan pada notasi subdivisi kamus bahasa (-3)
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
18
dari tabel 4 dalam membetuk nomor kelas kamus dua bahasa atau
poliglot.Notasi utama yang digunakan ialah -1 sampai dengan -9.
2.5.2 Electronic-Dewey Decimal Classification (E-DDC)
Aplikasi Electronic-Dewey Decimal Classification adalah
suatu aplikasi perangkat lunak khusus yang dibuat sebagai alternatif
untuk membantu memudahkan pustakawan atau penggiat
perpustakaan dalam menentukan nomor klasifikasi koleksi
perpustakaan berdasarkan sistem Klasifikasi Persepuluhan Dewey,
atau biasa disebut Klasifikasi DDC. Aplikasi E-DDC bersifat gratis,
maka siapa saja yang berkenan menggunakan dan menyebarkan tidak
akan dipungut biaya (Rotmianto, 2014).
E-DDC merupakan software gratis yang dikembangkan oleh
Arek Soerabajja dan dibuat menggunakan HTML complier sehingga
ringan dan compatible dengan hampir semua OS/operating systems,
baik windows maupun Linux. (Dwiyantoro, 2018).
Software e-DDC (electronic Dewey Decimal Classification
adalah freeware yang khusus dikembangkan untuk membatu tugas
pustakawan atau pengelola perpustakaan dalam menentukan nomor
klasifikasi suatu koleksi. Karena sifatnya yang free , maka freeware
ini boleh digunakan dan didistribusikan siapa saja secara bebas demi
kemajuan perpustakaan khususnya di Indonesia. (Sokhibul, 2014).
Walaupun e-DDC adalah freeware, konten atau bagan notasi
penomoran klasifikasi yang disajikan tetap diusahakan selengkap
mungkin berdasarkan bagan klasifikasi DDC edisi terbaru, yaitu
DDC Edisi 23, guna memenuhi kebutuhan pengklasifikasian untuk
semua jenis perpustakaan, mulai dari perpustakaan sekolah,
perpustakaan umum, perpustakaan khusus, bahkan juga sesuai untuk
perpustakaan perguruan tinggi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
19
2.5.2.1 Prinsip-prinsip E-DDC Edition 23
E-DDC dibuat dengan filosofi compatible, user friendly dan
update-able. Ketiga filosofi yang mendasari E-DDC tersebut
mempunyai arti sebagai berikut:
a. Compatible maksudnya bahwa aplikasi E-DDC merupakan
aplikasi yang multi-platform, yaitu dapat dijalankan di komputer
yang menggunakan operating system (sistem operasi) berbasis
Windows maupun Linux.
b. User friendly bahwa aplikasi E-DDC mudah digunakan oleh
siapapun baik pustakawan dan penggiat perpustakaan yang
mempunyai basis ilmu perpustakaan maupun oleh mereka yang
bukan atau bahkan yang belum pernah mendapatkan pendidikan
dan pelatihan yang berkenaan dengan ilmu perpustakaan,
dikarenakan kesederhanaan rancangan maupun cara
penggunaannya.
c. Update-able bahwa aplikasi E-DDC akan selalu di-update baik dari
segi isi atau content dalam hal ini adalah bagan nomor klasifikasi
maupun dari segi tampilannya. Aplikasi E-DDC akan selalu
berusaha menyesuaikan dengan DDC versi cetak.
2.5.2.2 Fitur dan Cara Penggunaan e-DDC Edition 23
Sebagaimana dikemukakan sebelumnya, e-DDC memang
dirancang sesederhana mungkin (sesuai dengan salah satu prinsip
e-DDC yaitu user friendly) agar dapat digunakan oleh siapapun
bahkan mereka yang bukan atau belum pernah mendapatkan
pendidikan dan pelatihan yang berkenaan dengan ilmu
perpustakaan. Tampilan dua kolom tetap dipertahankan sejak e-
DDC versi 1,yaitu kolom kiri dan kolom kanan yang merupakan
tampilan defaultaplikasi berformat. Pada kolom kiri terdapat dua
tab menu utama, yaitu:
1. Menu Content
Seperti halnya bagan Schedule pada DDC cetak, menu Content
dalam e-DDC adalah untuk memuat semua nomor klasifikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
20
DDC mulai 000 sampai 999 beserta tabel-tabel yang disusun
secara hierarkis. Perbedaannya tentu saja apabila Schedule
DDC cetak terdiri dari 2 (dua) volume maka menu Contente-
DDC cukup ditampilkan dalam 1 (satu) halaman scroll down
pada layar komputer. Pada menu Contentjuga terdapat file-
filependukung penggunaan e-DDC atau semacam tutorial untuk
memaksimalkan penggunaanterutamadalam hal menelusur
nomor klasifikasi. Filetutorial tersebut yang sudah integral
dalam aplikasi e-DDC, yaitu pada “How to Use e-DDC” dan
“Quick Guide e-DDC”. Disamping itu terdapat file-
filependukung lainnya seperti “How to Class”, “Thesaurus”,
dan lain-lain
2. Menu Search
Menu Search digunakan untuk melakukan penelusuran nomor
klasifikasi secara lebih cepat. Menu Search dalam e-DDC
adalah seperti fungsi Index Relative pada DDC cetak, namun
dengan cara yang lebih sederhana dalam melakukan pencarian.
Pendek kata, apabila ingin menemukan suatu nomor klasifikasi
menggunakan DDC cetak maka biasanya terlebih dulu
dilakukan pencarian menggunakan Index Relative, dan apabila
suatu notasi sudah ditemukan kemudian diperiksa pada bagan
Scheduleagar benar-benar diperoleh nomor yang tepat. Ada
kalanya diperlukan juga bagan Tables untuk memperlengkap
notasi. Sedangkan pada e-DDC apabila ingin mencari nomor
klasifikasi suatu koleksi, cukup dengan memasukkan kata
kunci dari judul atau tema koleksi tersebut maka hasil
pencarian akan muncul di kolom sebelah kiri. Hasil pencarian
mungkin akan lebih dari satu, namun biasanya urutan paling
atas dianggap yang paling mendekati dengan hasil pencarian.
Hasil pencarian tersebut akan dijabarkan lebih terinci pada
kolom sebelah kanan, seperti layaknya bagan Schedule pada
DDC cetak. Ciri khas e-DDC adalah hasil pencarian akan
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
21
ditunjukkan dalam highlightwarna biru sehingga memudahkan
dalam penggunaan.
2.5.3 Langkah – langkah Pengklasifikasan
Langkah-langkah yang dapat ditempuh oleh pustakawan dalam
mengklasifikasi bahan pustaka pada perpustakaan adalah sebagai
berikut:
1. Menetukan sistem klasifikasi
Langkah pertama di dalam mengklasifikasi bahan pustaka
pada perpustakaan adalah menentukan sistem klasifikasi, misalnya
apakah akan menggunakan UDC (Universal Decimal
Classification), LCC (Library of Congress Classification), DDC
(Dewey Decimal Classification), dan sebagainya. Sistem klasifikasi
yang digunakan untuk mengklasifikasi bahan pustaka pada
perpustakaan harus konsisten. Apabila saat ini menggunakan sistem
klasifikasi persepuluh dewey, maka pada masa – masa berikutnya
setiap menggunakan sistem klasifikasi persepuluh dewey.
2. Menyiapkan Bagan Klasifikasi
Setelah menentukan sistem klasifikasi, langkah berikutnya
adalah menyiapkan bagan klasifikasi. Anggaplah sekarang
pustakawan menetapkan sistem klasifikasi Persepuluhan Dewey
sebagai sistem klasifikasi yang akan digunakan untuk
mengklasifikasi bahan pustaka pada perpustakaan tersebut.
3. Menyiapkan Bahan pustaka atau Buku
Bahan pustaka atau Buku pada perpustakaan tersebut yang
akan diklasifikasi disiapkan dengan sebaik-baiknya di atas meja.
Buku-buku tersebut telah selesai dicatat atau diinventarisasikan
di dalam buku inventaris atau buku induk. Buku- buku tersebut
telah distempel dengan stempel perpustakaan tersebut sebagai
tanda pengenal dan stempel inventaris.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
22
4. Analisis Subjek
Analisis Subyek adalah suatu kegiatan menganalisa
mengenai apa atau tentang apa suatu dokumen (bahan pustaka).
Kegiatan analisis subyek merupakan hal yang sangat penting dan
memerlukan kemampuan intelektual, karena di sinilah ditentukan
pada subyek apa suatu dokumen ditempatkan. Bila salah atau
keliru, akan menimbulkan kesulitan bagi pemakai dalam
mendapatkan informasi yang dicarinya. Oleh karena itu analisis
ini harus dikerjakan secara akurat dan taat-azas (konsisten).
Untuk melaksanakan kegiatan analisis subyek, pustakawan harus
mengenal jenis konsep dan jenis subyek. Untuk menentukan
subyek buku dapat dilakukan dengan cara menganalisis bagian-
bagian buku, yaitu:
a) Judul dan sub judul buku
Judul buku dan sub judul buku biasanya terdapat pada kulit
buku dan halaman pertama setelah kulit buku. Judul buku dan
sub judul buku ini menggambarkan isi atau persoalan yang
dibahas di dalam buku yang bersangkutan.
b) Daftar isi
Kadang-kadang judul buku itu belum menggambarkan
dengan jelas mengenai isi atau persoalan yang dibahas,
sehinga pustakawan sulit menentukan snbyeknya. Apabila hal
ini terjadi, maka pustakawan bisa menelaah daftar isinya,
Daftar isi memuat rincian persoalan yang dibahas di dalam
buku yang bersangkutan.
c) Kata pengantar
Pada kata pengantar atau prakta seringkali pengarang atau
penyusun menjelaskan latar belakang disusunnya buku
tersebut, tujuan penyusunan, serta sistematika pembahasan.
Oleh sebab itu melalui membaca atau menelaah kata
pengantar atau prakata setiap buku, maka pustakawan dapat
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
23
memperoleh gambaran mengenai subyek atau persoalan
buku yang bersangkutan.
d) Isi sebagian atau keseluruhan
Kadang-kadang walaupun pustakawan telah menelaah judul
buku, daftar isi, dan kata pengantarnya, ia belum
mendapatkan gambaran yang jelas mengenai subyeknya.
Apabila hal ini terjadi, maka hendaknya pustakawan
menelaah isinya. Pertama-tama dibaca sebagian saja,
misalnya pada halaman-halaman pendahuluan, atau
halaman-halaman pertama setiap bab. Apabila belum juga
ditemukan subyeknya, maka bacalah secara keseluruhan dari
halaman pertama sampai dengan halaman terakhir.
3. Menentukan nomor kelas
Setelah subyek buku ditemukan, maka langkah berikutnya adalah
menentukan nomor klasifikasi. Untuk menentukan nomor
klasifikasi, pustakawan bisa berpedoman kepada bagan
klasifikasi sebagaimana telah dipersiapkan pada langkah kedua.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
24
BAB III
HASIL & PEMBAHASAN
3.1 Sejarah Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
Perpustakaan Wilmar Bisnis Indonesia berdiri bersamaan dengan
berdirinya Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia pada tahun 2013 di bawah
naungan Yayasan Murni Sadar. Ketika itu Perpustakaan Wilmar Bisnis
Indonesia berada di Gedung B & G Tower Hotel JW Marriot Lantai 15 Jalan
Putri Hijau No. 10 Medan.
Jumlah koleksi yang dimiliki pada waktu itu sebanyak 83 judul,
246 eksemplar dengan keadaan belum diolah dan ditempatkan dalam satu
ruangan. Mengingat pentingnya sarana dan fungsi perpustakaan pada proses
belajar mengajar, maka diangkatlah seorang pustakawan untuk bertanggung
jawab mengelola dan bertugas melayani civitas akademik.
Pada tanggal 31 Agustus 2015 izin pendirian Politeknik Wilmar
Bisnis Indonesia dikeluarkan oleh Menteri Riset , Teknologi dan Pendidikan
Tinggi Nomor 3/KPT/I/2015. Setelah beberapa bulan kemudian, tepatnya
pada bulan Maret 2015 kampus Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
bersamaan dengan perpustakaan yang selama ini menempati Gedung B & G
Tower Hotel JW Marriot pindah ke gedung baru Jalan Kapten Batu
Sihombing Medan Estate, Percut Sei Tuan Deli Serdang.
Sesuai dengan penempatan gedung baru, saat ini perpustakaan
berbenah memenuhi dan menunjang kebutuhan informasi untuk mencapai
Tridarma Perguruan Tinggi, seperti halnya penambahan 1 Orang tenaga ahli
pustakawan, penambahan peralatan/perlengkapan dan pengembangan koleksi
perpustakaan, dll. Setiap tahunnya koleksi perpustakaan selalu bertambah
guna memenuhi kebutuhan penggunanya.
Dari jumlah koleksi cetak yang tersedia sampai saat ini, dikelompokkan
dengan berdasarkan sistem Dewey Decimal Classification (DDC) mulai dari
kelas 000 – 900, seperti berikut :
000 Generalities
100 philosopy and psychology
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
25
200 Religion
300 Social Science
400 Language
500 Natural science and mathematics
600 Technology and Applied science
700 The Art, Fine and sport
800 Literature and Rhetoric
900 Geography and History
Sistem pelayanan perpustakaan telah terautomasi termasuk katalog,
sirkulasi, pengadaan bahan pustaka baru dan layanan registrasi pengujung.
Katalog perpustakaan juga dapat diakses secara Online di dalam maupun di
luar perpustakaan melalui jaringan internet.
3.2 Koleksi Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
Jumlah koleksi Menurut Nomor kelas di Perpustakaan Politeknik Wilmar
Bisnis Indonesia Yaitu :
Tabel 3.2 Koleksi Bahan Pustaka
NO Kode kelas
klasifikasi
Koleksi Bahan Pustaka Judul Eks
1 000 Komputer, informasi dan referensi
Umum
43 71
2 100 Filsafat dan Psikologi 40 74
3 200 Agama 24 36
4 300 Ilmu Sosial 272 621
5 400 Bahasa 87 128
6 500 Sains dan Matematika 44 90
7 600 Teknologi 655 1431
8 700 Kesenian dan Rekreasi 10 21
9 800 Sastra 49 85
10 900 Sejarah dan Geografi 17 30
JUMLAH 1421 2587
Sumber : Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
26
Dari tabel diatas , dapat dilihat bahwa jumlah koleksi buku teks
adalah sebanyak 1.421 judul dan 2.587 eksemplar jumlah koleksi yang
terbilang besar tersebut dapat memenuhi kebutuhan mahasiswa dan
pengguna perpustakaan yang laiinya.
3.3 Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Wilmar Bisnis
Indonesia
Klasifikasi bahan Pustaka dalam dunia Perpustakaan merupakan
suatu bagian dari kegiatan pengolahan yang keberadaannya sangat penting.
Dengan klasifikasi koleksi dapat dikelompokan menurut subjeknya masing
– masing sehingga pencari informasi dapat dengan mudah melakukan
penelusuran informasi yang dibutuhkan. Dan untuk petugas perpustakaan itu
sendiri Klasifikasi diperuntukan memudahkan mereka dalam hal untuk
mengembalikan koleksi tersebut ditempat semula.
Adapun sistem klasifikasi yang digunakan pada Perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia yaitu Menggunakan Dewey Decimal
Classification (DDC) elektronik edisi 23 dan DDC 22 yang tercetak.
Pustakawan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia juga akan langsung
mengentri ke sistem atau melakukan inventarisasi langsung ke dalam
komputer setelah menentukan nomor klasifikasi. Koleksi yang sudah
diklasifikasi berjumlah 2.585 judul. Koleksi tersebut disediakan bagi
Mahasiswa , Dosen , dan Peneliti sebagai penunjang atau sebagai sumber
Informasi untuk medukung pelaksanaan suatu kegiatan belajar mengajar
dalam lingkungan kampus tersebut.
Dalam sistem klasifikasi ada beberapa indikator yaitu analisis
subyek, penentuan nomor kelas, cara membangun notasi, cara memadukan
antar notasi dasar dan tabel :
1. Analisis Subyek
Analisis suyek merupakan langkah awal dalam kegetian klasifikasi bahan
pustaka. Semua dokumen, baik dalam bentuk cetak, terekam atau dalam
bentuk lainnya sebelum ditentukan nomor kelas atau notasinya, terlebih
dahulu dilakukan analisis terhadap isi yang dikandungnya. Jadi, tujuan
dilakukannya analisis subyek adalah untuk mengetahui isi yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
27
terkandung dalam suatu bahan pustaka sebelum ditentukan nomor kelas
atau notasinya. Pustakawan di perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis
Indonesia dalam menentukan suatu subyek bahan pustaka adalah melalui
judul, namun jika belum bisa ditentukan subyeknya maka pustakawan
biasanya melihat indeks yang ada dihalaman terakhir buku (jika ada).
2. Penentuan Nomor Kelas
Dalam menentukan nomor kelas suatu bahan pustaka yang dilakukan
pustakawan pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia,
walaupun sudah menggunakan E-DDC dalam mengklasifikasi pustakawan
tetap memperhatikan notasi yang spesifik untuk dijadikan nomor kelas
suatu bahan pustaka. Pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis
Indonesia yang menggunakan E-DDC dalam menentukan notasi atau
nomor kelas bahan pustaka. Pustakawan menganggap bahwa penggunaan
E-DDC dalam menentukan notasi atau nomor kelas suatu bahan pustaka
akan lebih mudah dan praktis dibandingkan dengan menggunakan DDC
manual serta mempercepat proses klasifikasi bahan pustaka.
3. Cara membangun notasi
Membangun notasi merupakan bagian yang tidak terlepas dari
pembentukan nomor kelas. Karena dalam mengklasifikasi satu bahan
pustaka tidak hanya terdapat satu notasi untuk nomor kelas bahan pustaka
tersebut, akan tetapi bisa saja terdapat dua nomor kelas atau terdapat
penggunaan penambahan dari tabel-tabel pembantu. Pada perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia cara yang dilakukan pustakawan
dalam membangun notasi suatu bahan pustaka adalah Pada saat
mengklasifikasi dan jika sudah menemukan nomor kelas yang tepat untuk
subyek yang dikandung bahan pustaka, maka akan langsung di tetapkan
notasi tersebut untuk dijadikan nomor klasifikasi pada bahan pustaka,
dengan tetap memperhatikan penambahan tabel-tabel pembantu jika ada.
Namun jika menemukan bahan pustaka yang memiliki dua subyek dan dua
notasi, maka hanya mengambil notasi yang terdapat dalam E-DDC.
4. Cara memadukan antara notasi dasar dan tabel
Dalam mengklasifikasi biasanya pustakawan menemukan bahan pustaka
yang dalam menentukan notasi yang tepat untuk dijadikan nomor panggil
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
28
harus menggunakan penambahan tabel-tabel pembantu agar menghasilkan
notasi yang lebih spesifik, bahwa tabel-tabel yang terdapat dalam E-DDC
dapat ditambahkan jika ada penambahan dari tabel pembantu. Pada
perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dalam mengklasifikasi
bahan pustaka, pustakawan juga menggunakan penambahan tabel-tabel
pembantu dalam menentukan nomor klasifikasi suatu bahan pustaka dalam
menentukan notasi yang lebih spesifik. Karena pustakawan pada
perpustakaan sangat memperhatikan penambahan notasi dari tabel-tabel
pembantu yang ada dalam E-DDC.
Berikut ini adalah hasil dokumentasi DDC elektronik 23 yang
digunakan oleh perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia :
Gambar 3.1 DDC elektronik edisi 23
3.4 Proses Klasifikasi Bahan Pustaaka pada perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia
Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia dalam
menetukan nomor Klasifikasi menggunakan E-DDC 23.
Proses yang dilakukan dalam mengklasifikasi Koleksi Perpustakaan adalah :
1. menyiapkan bahan pustaka (buku) yang akan diklasifikasikan.
2. Selanjutnya pustakawan mengecek data bahan pustaka (buku) tersebut
pada katalog komputer
3. Menentukan subjek bahan pustaka subyek apa yang dibahas dalam buku
tersebut, sudut pandang yang dianut penulisnya dan bentuk
penyajiaanya. Dalam menganalisa subjek buku yang akan diklasifikasi
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
29
pustakawan terlebih dahulu ialah melihat dari judul buku, jika dari judul
buku masih belum diketahui buku yang akan diklasifikasi membahas
tentang apa langsung melihat isi buku dan jika belum ditemukan di
samakan dengan buku yang judulnya ada kemiripan guna
meyeragamkan dalam mengelompokkan buku.
4. Menentukan notasi sesuai dengan subyek/disiplin ilmu yang terkandung
dalam bahan pustaka berdasarkan pedoman DDC. Akan tetapi jika
subyek bahan pustaka tidak terdapat dalam E-DDC, maka pustakawan
mengambil alternatif lain dengan menggunakan DDC 22 yang tercetak.
5. Mencari dan menemukan kata kunci yang mewakili isi utama yang
terkandung dalam bahan pustaka. Kata kunci yang digunakan untuk
entri indeks subjek.
6. Setelah menentukan nomor klasifikasi yang dianggap tepat. Lalu nomor
langsung diketik ke dalam komputer dan di cetak agar ditempel pada
punggung buku sebelah bawah.
Contoh Mengklasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia.
657.45 Notasi Klasifikasi
WIL William, C Boynton
M Modern Auditing
Ket:
657.45 : No Klas
WIL : Nama Pengarang
M : Judul Buku
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
30
Langkah – langkah Berikutnya :
Gambar 3.2 Opsi Nomor Klasifikasi 650 – 659
1. Langkah pertama, masukkan subjek buku yang ingin dicari pada
kolom pencarian yang terletak disebelah kiri atas, contoh subjek
“Auditing”
2. Kemudian klik tombol display, akan muncul beberapa pilihan
kelompok nomor kelas yang berkaitan dengan subjek yang dicari.
3. Pilih nomor kelas 650-659 “Manajemen dan Ilmu yang Berkaitan”,
kemudian akan muncul hasil yang berupa nomor-nomor kelas dan
pilih nomor mana yang sesuai dengan subjek yang kita inginkan.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
31
4. Didalam opsi nomor klasifikasi nomor 650-659 terdapat beberpa
pilihan yang sesuai dengan subjek yang dicari, petunjuk yang
mengatakan bahwa 657.45 (Auditing/Audit Keuangan,
Pemeriksaan Keuangan), jadi pustakawan mengambil nomor kelas
657.45 untuk subjek dari judul buku “Modern Auditing”.
Contoh Klasifikasi yang dilakukan oleh perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia yang telah Diinventaris di dalam Komputer :
Gambar 3.3 data inventaris di komputer (a)
Tittle : Perpajakan :edisi terbaru 2018
Author(s) : Mardiasmo
Statement of Responsibility : -
Edition : -
Specific Detail Info : -
Item(s) code batch generator : -
Item(s) Data : 2019:0241
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
32
Gambar 3.4 data inventaris di komputer (b)
GMD : -
Content Type : -
Media Type : -
Carrier Type : -
Frequency :-
ISBN/ISSN : 978- 979-6794-4
Publisher : Penerbit Andi
Publishing Year : 2018
Publishing Place : Yogyakarta
Collection : xvi, 404 p. : ill ; 23 cm.
Series tittle : -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
33
Gambar 3.5 data inventaris di komputer (c)
Clasification : 336.2
Call Number : 336.2 MAR p
Subject (s) : TAXATION
Language : Indonesia
Abstract/ Notes : -
Image : -
File attachment : -
Relate Biblio Data : -
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
34
Gambar 3.6 data inventaris di komputer (d)
Hide in Opac : Show
Promote to Homepage : Promote
Label : -
Dari Contoh di atas dapat disimpulkan bahwa pada pengolahan
klasifikasi di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia cukup sangat
cepat karena pustakawan memakai E-DDC dan langsung mengentri dokumen
kedalam komputer atau database agar bahan pustaka tertata dengan rapi. Pada
perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia, dalam mengklasifikasi
pustakawan sudah mengikuti pedoman – pedoman yang telah ditentukan
3.5 Kendala – Kendala yang Dihadapi dalam Bahan Perpustakaan
Suatu Perpustakaan akan mampu menjalankan tugas dan
fungsinnya dengan baik, apabila pustakawan atau pengelola perpustakaan
bekerja dengan baik. Keberadaan pustakawan dalam mengelola sekaligus
mengolah bahan pustaka merupakan wujud dari rasa peduli pustakawan
terhadap tanggung jawabnya sebagai seorang pustakawan dalam
mengerjakan tugas nya. Maka untuk mewujudkan masa depan perpustakaan
yang baik juga dibutuhkan pengelolaan perpustakaan atau pustakawan yang
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
35
memiliki kompetensi di bidang ilmu perpustakaan. Khususnya
pengelompokkan bahan pustaka atau klasifikasi bahan pustaka .
Dalam melakukan pengolahan bahan pustaka, ada hambatan yang
akan dihadapi oleh pengelola perpustakaan terutama dalam
mengklasifikasi.pada perpustakaan Politeknik Wimar Bisnis Indonesia ada
beberapa hambatan yang dihadapi pustakawan dalam mengklasifikasi bahan
pustaka. Kendala – kendala tersebut sesuai dengan pengamatan dan
wawancara penulis dengan pustakawan pada perpustakaan tersebut ialah :
1. Analisis Subjek
Dalam menganalisis subjek pustakawan akan mengalami kesulitan
jika kemampuan dari segi bahasa yang dimiliki masih kurang. Karena
kegiatan ini membutuhkan ketelitian dan ketangkasan untuk menentukan
subjek yang dikandung suatu bahan pustaka. Sebelum menentukan notasi
bahan pustaka terlebih dahulu harus diketahui makna, arti dan kandungan
agar memudahkan dalam penentuan subjek.
2. Penentuan nomor kelas
Dalam menentukan nomor kelas bahan pustaka biasanya pustakawan
menemukan kesulitan menentukan notasi yang tepat apabila bahan
pustaka memiliki lebih dari satu subjek yang dikandung didalamnya.
3. Kurangnya Tenaga perpustakaan
Hanya Ada dua kelompok personil yang bekerja di perpustakaan
tersebut. Maka bahan pustaka pada perpustakaan tersebut masih ada yang
belum diklasifikasi.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
36
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil dari observasi yang telah dilakukan Penulis ke
perpustakaan Politeknik wilmar Bisnis Indonesia, Maka penulis dapat
menarik kesimpulan sebagai berikut :
1. Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia menggunakan
sistem klasifikasi Dewey Decimal Clasification (DDC) berbentuk
elektronik edisi 23 dan juga menggunakan DDC 22 tercetak sebagai
alternatif lain. Proses yang dilakukan dalam mengklasifikasi Koleksi
Perpustakaan adalah :
a. menyiapkan bahan pustaka (buku) yang akan diklasifikasikan.
b. Selanjutnya pustakawan mengecek data bahan pustaka (buku)
tersebut pada katalog komputer
c. Menentukan subjek bahan pustaka subyek apa yang dibahas
dalam buku tersebut, sudut pandang yang dianut penulisnya dan
bentuk penyajiaanya. Dalam menganalisa subjek buku yang akan
diklasifikasi pustakawan terlebih dahulu ialah melihat dari judul
buku, jika dari judul buku masih belum diketahui buku yang akan
diklasifikasi membahas tentang apa langsung melihat isi buku dan
jika belum ditemukan di samakan dengan buku yang judulnya ada
kemiripan guna meyeragamkan dalam mengelompokkan buku.
d. Menentukan notasi sesuai dengan subyek/disiplin ilmu yang
terkandung dalam bahan pustaka berdasarkan pedoman DDC.
Akan tetapi jika subyek bahan pustaka tidak terdapat dalam E-
DDC, maka pustakawan mengambil alternatif lain dengan
menggunakan DDC 22 yang tercetak.
e. Mencari dan menemukan kata kunci yang mewakili isi utama yang
terkandung dalam bahan pustaka. Kata kunci yang digunakan
untuk entri indeks subjek.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
37
f. Setelah menentukan nomor klasifikasi yang dianggap tepat. Lalu
nomor langsung diketik ke dalam komputer dan di cetak agar
ditempel pada punggung buku sebelah bawah.
2. Kendala – Kendala Yang dihadapi dalam pelaksanaan pengelolaan
di Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia :
a. Dalam menetukan subjek pustakawan masih mengalami kesulitan.
b. Pustakawan juga masih mengalami kesulitan dalam menentukan
nomor klasifikasi yang tepat jika buku memiliki tajuk subjek yang
lebih dari 1.
c. Kurangnya tenaga kerja di Perpustakaan Politeknik wilmar bisnis
indonesia
4.2 Saran
Dalam memberikan hasil terbaik dalam klasifikasi bahan pustaka, maka
penulis memberikan saran sebagai berikut:
1. Sebaiknnya pustakawan pada perpustakaan Pliteknik Wilmar Bisnis
Indonesia lebih sering menggunakan DDC tercetak saja dan juga
menggunakan DDC 23 yang tercetak juga karena DDC 23 adalah
edisi terbaru dari DDC dan subjek yang dikandung lebih lengkap.
ataupun juga melakukan pemakaian LCSH (Library of Congress
Subject Heading) yang merupakan standar internasional dalam
pencarian subyek yang tepat pada bahan pustaka. karena tidak semua
item yang ada dalam DDC terdapat dalam E-DDC.
2. Apabila pustakawan sulit dalam menentukan nomor kelas pada
bahan pustaka. Hendaknya pustakawan melihat nomor kelas dan
subyek dengan mengelompokkan judul yang akan di klasifikasi pada
OPAC Perpustakaan Nasional.
3. Menambhakan jumlah tenaga pustakawan untuk pengolahan. Agar
dapat mempercepat kinerja proses pengklasifikasian bahan pustaka
pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
DAFTAR PUSTAKA
Andi. Rotmianto, Mohamad. 2010. ”Perancangan Software Aplikasi E-DDC
Untuk Memudahkan Penentuan Nomor Klasifikasi Koleksi Di
Perpustakaan Menggunakan Macromedia Dreamweaver 8.02 Dan HTML
Compiler, Ponorogo.
Ansor, Sokhibul (2014). “ Electronic- Dewey Decimal Classification (E-DDC) :
sebagai Pedoman Klasifikasi Bahan Pustaka”. Jurnal Universitas Negeri
Malang.
Bafadal,Ibrahim. (2006) . “ Pengelolaan Perpustakaan Sekolah “ . Jakarta:Bumi
Aksara
Basuki, Sulistyo. (1991) . “Pengantar Ilmu Perpustakaan”, Jakarta: Gramedia
Dwiyantoro & Sudiar, Nining & Amelia, Vita (2018). “Evaluasi Penggunaan e-
ddc dalam mengklasifikasi bahan pustaka di lingkungan perpustakaan
Universitas Lancang Kuning”. Jurnal Pustaka Budaya [vol. 5 no. 1]
Fatona (2015) “ Analisis Klasifikasi Bahan Pustaka di Perpustakaan Berdasarkan
Dewey Desimal Classication di erpustakaan Universitas Hasanuddin
Makassar “ . skripsi Fakultas Adab Dan HumanioraUniversitas Islam
Negari Alauddin Makassar
Habsyi, Siti Husaeba Pattah. (2012) . “Pengantar Tajuk Subjek dan Klasifikasi “.
Makassar: Alauddin University Press.
Hasram, Ita Andriyani (2016). “Analisis Sistem Klasifikasi Bahan Pustaka di
Perpustakaan Fakultas Ushuludin dan Filsafat Universitas Islam Negeri
Alauddin Makasar” . skripsi Fakultas Adab Dan HumanioraUniversitas
Islam Negari Alauddin Makassar
Masruri, A (2006). “ Teori dan Aplikasi DDC dalam penentuan Nomor
Klasifikasi Koleksi Perpustakaan : Sebuah pengantar. FIHRIS : jurnal
Ilmu Perpustakaann dan Informasi, vol. I no 2 (juli-Desember) 133-146
Miswan, klasifikasi dan katalogisasi : sebuah pengantar. Purwokerto : Workshop
perpustakaan dan kearsipan yang oleh STAIN. 2003.
Mutia, Nanda & Suherman (2018). “ Analisis Kemampuan Mahasiswa dalam
Menentukan Notasi Berdasarkan Sistem Klasifikasi DDC ( Dewey
Decimal Clasification) sebagai sumber pembuatan Call Number (studi
Kasus Pada Mahasiswa Prodi S1 Ilmu Perpustakaan Angkatan 2014) “ .
Jurnal LIBRIA [ Vol 10 No. 1 Juni 2018]. Universitas Islam Negeri (UIN)
Ar-Raniry Banda Aceh
Rifai, Agus. (2013). “ Teori dan Praktek Klasifikasi Bahan pustaka.Jakarta “:
UIN Jakarta Press.
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Siahaan, Hotlan S.Sos., M.I.Kom & Dr. Irawaty A kahar, M.Pd (2019). “Modul
Praktik Klasifikasi”. Program Studi Ilmu Perpustakaan Fakultas sastra
Universitas Sumatera Utara
Subrata, Gatot (2009). “ Klasifikasi Bahan Pustaka” Jurnal Perpustakaan UM
Sumantri, M.T. (2008) . “ Panduan Penyelenggaraan Perpustakaan Sekolah
“.Bandung: Remaja Rosdakarya.
Suwarno, wiji. (2007). “Dasar-dasar Ilmu Perpustakaan “, Yogyakarta: Ar-Ruzz
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
LAMPIRAN
Lampiran 1
Butir-butir Pertanyaan Wawancara
1. Bagaimana sejarah berdirinya Perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis
Indonesia?
2. Berapa jumlah anggota pada perpustakaan Politeknik Wilmar Bisnis
Indonesia?
3. Berapa jumlah Koleksi Bahan Pustaka Di perpustakaan Politeknik wilmar
Bisnis Indonesia?
4. Sistem Klsifikasi apa yang digunakan oleh perpustakaan politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia?
5. Bagaimana proses pengklasifikasian yang dilakuan oleh perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia?
6. apakah pustakawan saat melakukan pengklasifikasian lebih sering
menggunakan E-DDC 23 atau DDC 22 yang tercetak?
7. Apakah kekurangan atau kelebihan dari 2 penggunaan sistem klasifikasi
tersebut?
8. Apakah dalam penggunaan E-DDC pustakawan menggunakan tabel
pembantu ?
9. Meminta contoh dari hasil pengklasifikasian di perpustakaan Politeknik
Wimar Bisnis Indonesia
10. Kendala-kendala apa saja yang dihadapi oleh Pustakawan dalam proses
pengklasifikasian ?
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Lampiran 2
Gambar E- DDC 23
Gambar DDC edisi 22
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar susunan koleksi berdasarkan nomor klas di rak perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
Gambar Kondisi rak di Perpustakaan Politeknik
Wilmar Bisnis Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
Gambar proses wawancara dengan pustakawan di Perpustakaan
Politeknik Wilmar Bisnis Indonesia
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA