Post on 23-Jun-2015
SISTEM ANGGARAN PEMBANGUNAN
Kasmadi S.Pd
SMAN 74 Jakarta
2010
Materi Pokok
DEFINISI
Suatu daftar terperinci mengenai penerimaan dan pengeluaran suatu negara/daerah dalam waktu satu tahun yang telah disetujui oleh Dewan Perwakilan Rakyat
1. Sebagai pedoman penerimaan dan pengeluaran negara/daerah dalam melaksanakan pemerintahan dan pembangunan
2. Sebagai pedoman dalam menentukan target pembangunan yang dilaksanakan oleh pemerintah
3. Dapat mengetahui asumsi-asumsi yang dipakai oelh pemerintah sehingga dapat pembangunan diperkirakan dalam satu tahun ke depan.
TUJUAN
Belanja Pusat
Belanja Daerah
1. Pengeluaran Rutin2. Pembiayaan
Pembangunan
1. Dana Perimbangan2. Dana Otonomi
Khusus dan Penyesuaian
Belanja Pegawai
Belanja Barang
Belanja Modal
Bunga dan Cicilan Utang
Subsidi
Pengeluaran Pengeluaran RutinRutin
Pengeluaran Pengeluaran RutinRutin
Bunga dan Cicilan Utang
PembiayaanPembiayaanPembangunanPembangunan
Pembiayaan Dalam Negeri
Pinjaman Proyek
Pinjaman Program
KEBIJAKAN FISKAL
Kebijakan penyesuaian di bidang pengeluaran dan penerimaan pemerintah untuk memperbai keadaan ekonomi
TUJUAN
Kebijakan fiskal bertujuan untuk memperbaiki keadaan ekonomi, membuka kesempatan kerja dan menjaga kestabilan harga-harga secara umum
KebijakanFiskal
PengelolaanAnggaran
Stabilisasi Anggaranotomatis
Fungsional
Berimbang
Mengambang
Defisit
Jenis-JenisJenis-JenisAnggaranAnggaran
Surplus
DEFINISI
Pajak adalah iuran wajib yang harus dibayarkan wajib pajak berdasarkan undang-undang dan tidak mendapatkan imbalan secara langsung
11BUDGET
22REGULASI
33DISTRIBUSI
Pajak sebagai sumber penerimaan negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan
Pajak sebagai selain sumber pembiayaan juga sebagai alat mengatur kegiatan perekonomian
Pajak sebagai sumber penerimaan negara digunakan untuk membiayai pengeluaran rutin dan pembangunan
Pajak Daerah
Pajak Negara
Pajak Subyektif
Pajak Tak Langsung
Pajak Langsung
Ekonomi
Praktis dan Mudah Kepastian
dan Ketetapan
Azas Pemungutan
PajakKeadilan
DEGRESIF
TETAP
PROGRESIF
PROPORSIONAL
Perbedaan Pajak dengan Retribusi
PAJAK RETRIBUSI
1. Wajib Bagi warga negara yang telah memenuhi syarat wajib pajak
1. Hanya untuk orang-orang tertentu
2. Sifatnya memaksa, berdasarkan undang-undang
2. Sifatnya berkaitan dengan kepentingan ekonomi
3. Lembaga pemungutnya pemerintah pusat dan daerah
3. Lembaga pemungutnya pemerintah daerah
4. Tidak dapat ditunjuk secara lagsung
4. Dapat ditunjuk secara individu
5. Tidak mendapatkan imbalan secara langsung
5. Mendapatkan imbalan secara langsung
1. Pajak Penghasilan (PPh)
Tarif Pajak Penghasilan (UU. No. 17 Thn 2000)
Penghasilan Tarif
Sampai dengan Rp. 25.000.000 5%
Rp. 25.000.000 – Rp. 50.000.000 10%
Rp. 50.000.000 – Rp. 100.000.000 15%
Rp. 100.000.000 – Rp. 200.000.000 25%
Diatas Rp. 200.000.000 35%
Penghasilan Tidak Kena Pajak
1. Wajib Pajak Rp. 13.200.0002. Istri (tidak Bekerja) Rp. 1.200.0003. Anak (max. 3 org) Rp. 1.200.000
Contoh :Mr. Fajar mempunyai penghasilan Rp. 6.000.000/bulan. Ia mempunyai istri yang rajin masak, dan 2 orang anak. Hitunglah PPh Mr. Fajar perbulannya!
Jawabannya :
Penghasilan : 6.000.000 x 12 = 72.000.000
Penghasilan Tidak Kena Pajak :1.Wajib Pajak : 13.200.0002.Istri : 1.200.0003.Anak 2 orang : 2.400.000
Jumlah = 16.800.000 _Penghasilan Kena Pajak Mr. Fajar 55.200.000
Pajak Terutang Mr. Fajar :
25.000.000 x 5% = 1.250.00025.000.000 x 10% = 2.500.000 5.200.000 x 15% = 780.000 +
Jumlah = 4.530.000
PPh yang harus dibayar perbulannya :4.530.000 : 12 = 377.500
1. Eko seorang karyawan swasta dengan gaji Rp. 7.000.000/bulan belum mempunyai keluarga. Hitunglah PPh terutangnya tiap bulannya!
2. Diana seorang sekretaris dengan gaji Rp. 8.600.000 mempunyai 3 anak dan 1 suami yang pengangguran. Hitunglah PPh perbulannya!
3. Hitunglah PPh Tuan Iman jika penghasilannya Rp. 12.000.000, ia mendapatkan premi asuransi kecelakaan kerja sebesar 2% dan jaminan kematian 1%, keduanya dari gaji pokok. Biaya jabatan 5% dan iuran pensiun 2%. Iman mempunyai seorang istri dengan satu anak !
Berdasarkan UU N0. 12 Tahun 1994, perhitungan PBB,20% x 0,5% x NJOKP
NJOTKP ditetapkan oleh dirjen pajak dengan ketentuan sebesar Rp. 14.000.000
Contoh :Bu Raden mempunyai tanah seluas 200 m2, dengan harg jual Rp. 700.000/m2 Luas bangunan 150 m2 dengan harga jual Rp. 500.000/m2, pagar sepanjang 15 m2 dengan nilai jual Rp. 150.000/m2. Hitunglah PBB yang harus dibayarkan oleh Bu Raden!
Jawabannya :
Nilai jual objek pajak :-Tanah : 200 x 700.000 = 140.000.000- Bangunan : 150 x 500.000 = 75.000.000- Pagar : 15 x 150.000 = 2.250.000 + Jumlah = 217.250.000Nilai Jual Objek Tidak Kena Pajak = 14.000.000 _Nilai Jual kena pajak = 203.250.000
PBB yang harus dibayar Bu Raden :20% x 0,5% x 203.250.000 = 203.250
Latihan 2 :
1. Anita mempunya lahan seluas 350 m2 dengan nilai jual Rp. 200.000,00 dan luas bangunannya 200 m2 dengan nilai jual Rp. 300.000,00 Hitunglah PBB yang harus dibayar oleh Anita!
2. Rifky mempunyai tanah seluas 1000 m2 dengan nilai jual RP. 500.000/m2 dan pagar yang mngelilinginya sepanjang 500 m2 dengan nilai jual Rp. 100.000,00. Hitunglah nilai PBB yang harus dibayar oleh Rifky!
Sumber Pustaka :
1. Mardiyatmo dkk, Dunia Ekonomi SMA Kelas XI, yudhistira, Jakarta, 2010
2. Situmorang, alam, Ekonomi, SMA Kelas XI, ESIS, Jakarta, 2010
3. Purnastuti, Losina, Ekonomi SMA Kelas XI, Grassindo, Jakarta, 2007
4. Template presentasi : SmileTemplate.com
www.themegallery.com