Post on 24-May-2015
description
CUSTOM AUDIT
E-mail : manajemen_produksi@yahoo.co.id
KB / KITE
B E L A J A R S E N D I R I
Seri-2
Belajar Seri-2
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Saya menulis dan share seri-2 Belajar Audit Cukai karena
Melihat respon teman-teman dan pertanyaan yang masuk ke saya.
Dari jenis dan kualitas pertanyaan, ternyata memang banyak perusahaan mulai dari
petinggi sampai karyawannya yang belum begitu “sadar” akan kewajiban tertib Administrasi
yang harus dijalankan. Bahkan ada yang belum “sadar” meskipun lebih dari sepuluh tahun
Menikmasti “fasilitas mewah” dari pemerintah
Juga ada pertanyaan dari teman yang mendapat fasilitas KITE, yang notabene mirip
Dengan fasilitas berikat, namun dari sisi operasional lebih kompleks dan lebih “bahaya”.
audit
Saya coba men-quote dari majalah WBC, tentang fasilitas KITE
agar “tahu+sadar” apa kewajiban yang harus perusahaan lakukan.
FLOW CHART KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 400
Pengawasan KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 400
Pengawasan KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 400
Pengawasan KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 400
Pengawasan KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 400
Pengawasan KB/KITE
Pengawasan KB/KITE
Sumber : Warta BeaCukai Edisi 4014
Audit sebagai masalah besar dan juga ajang mencari kambing
hitam bagi perusahaan yang belum siap & sadar akan
kewajibannya sebagai penerima fasilitas KB/KITE
Audit BC sebagai alat uji kepatuhan dan juga sebagai pembinaan
administrasi adalah benar, jika dari sisi Sistem Kerja dan SDM
perusahaan sudah siap.….
SEBALIKNYA
Mengulang slide dari Seri-1
Q1 : Pak, saya tidak begitu paham dengan logika persamaan yang bapak buat.
Transaksi di Gudang bahan baku kami, pengiriman keluar masuk produksi,
juga ekspor kami tercatat rapi. Semua arus barang keluar masuk tidak ada
selisih. Namun demikian, kenapa dibilang kami ada selisih ..?
A1 : Audit Cukai adalah audit komprehensif (menyeluruh) sehingga kita tidak bisa
hanya melihat secara parsial. Persamaan yang diperlukan tidak boleh hanya
memenuhi syarat untuk satu bagian, tetapi juga seluruh bagian.
Jika 3x + 5y = 21
Maka x=2 y=3, bisa juga x=3 y=12/5, bisa juga yang lain
Tetapi jika 3x + 5y = 21 juga harus memenuhi 6x + 2y = 30
Maka jawabannya Cuma satu x= 27/6, y=3/2
Ini analogi secara matematika.
Persamaan partial benar, tetap jika dilihat melibatkan persamaan
yang lain menjadi salah
Masalah terbesar adalah transaksi
hanya dilihat secara parsial
BahanBahanBahanBahan BakuBakuBakuBaku BarangBarangBarangBarang JadiJadiJadiJadiBahanBahanBahanBahan BakuBakuBakuBaku
BarangBarangBarangBarang SetengahSetengahSetengahSetengah JadiJadiJadiJadi
WareHouseWareHouseArea Produksi
Transaksi keluar masuk Bahan Baku sudah akurat, maupun barang
jadi yang nota bene mudah penghitungannya sudah akurat…….
tidak menjamin bahwa secara total transaksi kita
““““terlihatterlihatterlihatterlihat wajarwajarwajarwajar”””” !!!!!!!!
Padahal kewajaran transaksi melibatkan
Seluruh proses
BahanBahanBahanBahan BakuBakuBakuBaku BahanBahanBahanBahan BakuBakuBakuBakuBahanBahanBahanBahan BakuBakuBakuBaku
WareHouseWareHouseArea Produksi
Kewajaran untuk melihat arus keluar masuk bahan baku di semua
Proses, Sehingga satuan barang setengah jadi dan barang jadi sudah
Tidak ada ..
Q2 : Saya tidak yakin dengan saldo akhir saya yang dipakai untuk periode cut-off.
Karena saat perhitungan stock opname, kami melakukan seadanya.
A2 : Logika persamaan standar untuk alat uji selama audit adalah
Saldo Awal + Pemasukan = Pengeluaran + Saldo Akhir.
→ Saldo awal kita sudah tidak bisa mengubah lagi.
→ Pemasukan masih ada double cek dengan P/O, PIB, INV yang melibatkan
berbagai departemen dan supplier
→ Pengeluaran bisa berupa ekspor pasti ada double cek P/O, PEB, INV yang
melibatkan berbagai departemen dan kustomer, dll
→ Saldo Akhir nyawa terakhir kita saat audit. Apa kita hanya mau data
asal-asalan ??
Audit Cukai adalah “pesta besar” yang harus dihadapi dengan serius
dan benar. Hentikan seluruh produksi dan transaksi selama sehari
penuh seperti stock opname tahunan yang kita lakukan.
Pastikan data saldo akhir kita akurat.
Jika tidak, “menyesal” kemudian tak berguna hehe
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Q3 : Dari beberapa bahan baku yang saya uji, saya sudah memastikan persamaan
sudah benar dan tidak ada selisih. Tetapi mengapa masih ada temuan selisih ?
A3 : Logika persamaan standar audit adalah
Saldo Awal + Pemasukan = Ekspor + Saldo Akhir.
Namun perlu diingat, persamaan di atas adalah alat uji belaka. Alat uji lain
yang tidak kalah penting adalah pemeriksaan dokumen di bea cukai
berupa PIB, PEB ataupun BAP pemusnahan dan juga laporan mutasi periodik.
Juga dokumen perusahaan berupa pembayaran supplier, Buku besar, slip
transaksi gudang dan sebagainya.
Jadi kalo Pemasukan bahan baku A misalnya selama periode audit
adalah 12,500 buah…maka, dokumen lain juga harus mendukung
angka itu.
Total P/O , pembayaran ke supplier. PIB, laporan mutasi.
Jadi meksipun persamaan tidak ada selisih, tetapi jika
dokumen tidak mendukungnya, berarti ya selisih boss !!
Jika selisih ..ya “patut diduga” …sehingga harus di denda
Sumber : DTSD Modul Pengantar Audit Kepabeanan dan Cukai 2011
Lihatlah bagan di samping kiri,
yang menggambarkan betapa
Komprehensifnya mekanisme
Audit yang dilakukan Bea Cukai
Q4 : Bagaimana cara memastikan, bahwa perusahaan kita saat ini tertib
administrasi atau tidak ?
A4 : Ya mudah aja, lakukan audit internal secara periodik seperti pihak Bea Cukai
melakukan audit kepada kita.
Agar tidak memakan waktu untuk stock opname, peride Cut-off disesuaikan
dengan data yang secara rutin kita setorkan kepada pihak Bea Cukai.
3 Bulanan untuk Berikat, dan 6 bulanan untuk KITE.
Dalam bahan diklat DJBC tentang audit kepabeanan dan cukai tahun 2011
disebutkan bahwa pada prinsipnya proses audit adalah kebalikan dari
proses penyusunan laporan keuangan, seperti bagan di bawah.
Sumber : DTSD Modul Pengantar Audit Kepabeanan dan Cukai 2011
Q5 : Benar seperti kata bapak, kami selalu menjadi kambing hitam dari bos
saat mendapat hasil audit yang “mengecewakan”, apa resepnya
agar kami bisa lepas dari julukan itu.
A5 : Sebenarnya adanya kambing hitam adalah buah dari ketidak-tahuan
perusahaan meng-identifikasi masalah.
Penunjukan kambing hitam, bahkan “penyembelihan” nya pun tidak
akan menyelesaikan masalah, dan hanya akan mencari “calon” kambing
hitam baru.
Untuk bisa lepas dari julukan itu ?
Ya…, anda harus mulai dari identifikasi masalah yang ada di tempat anda.
Belajar dan belajar ….
Saya kira, saat ini sudah banyak lembaga maupun konsultan
yang bisa memberi pengetahuan tentang custom audit ini ..
Bahkan yang free via internet pun ada kan ? Seperti
slide ini !!
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
A5 : Saya sarankan anda mulai belajar dari peraturan dibawah ini.
Jika penerima fasilitas KITE. Apakah anda sudah melaksanakan Pasal 7,
dibawah ? Apakah anda memahami korelasi 7c dan 7b ? Apakah anda
melakukan penyimpanan 7b sesuai dengan 7c. Apakah hanya “sekedar
menyimpan”, dan “sekedar melapor” tanpa anda melakukan pengecekan
apakah anda sudah compliance.??
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Ya, laporan ini adalah self
assesment, jadi anda sendiri
yang harus mengeceknya dengan
cara mengujinya. Karena self
Assesment inilah yang membuat
kita diaudit oleh DJBC
A5 : Untuk penerima fasilitas BERIKAT Apakah anda sudah melaksakan pasal
dibawah ? Apakah laporan 3(tiga) bulanan 1g. Dibawah sudah anda lakukan ?
Jika sudah apakah anda sudah mengecek isinya dan kesesuaian dengan 1a, 1b
sebelum anda menyerahkan laporan tersebut?
Apakah anda sudah menguji dengan sampling bahwa laporan IVA, IVB dan IVC
tidak ada selisih ? Belajarlah dari sini !!
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Q6 : Pak, saya baru mendapat DTS yang jumlahnya besar sekali. Manajemen
juga heran kenapa bisa muncul angka sebesar ini ? Kami juga diberi waktu
7 hari untuk memberikan tanggapan ke auditor. Hasil Audit nya terlihat mem-
bingungkan bagi kami dan terlihat tidak masuk akal ! Saya harus bagaimana
pak ??
A6 : Saya cukup prihatin mendengarnya. Namun demikian saya kira banyak yang
mengalami seperti anda. Menurut pengalaman saya, kita harus melihat secara
positif bahwa DTS yang “tidak masuk akal” besarnya adalah “cermin” dari
ketidak-tertiban administrasi kita sendiri, atau dermin dari respon kita terhadap
data-data dan pertanyaan yang diminta auditor yang “kurang bagus”.
Ya, kita merasa jadi korban…padahal kita sendiri terlibat dan membuat keluar
DTS yang menurut kita tidak masuk akal.
Saya yakin auditor mengeluarkan DTS tidak berani sembarangan.
Mereka melakukan pengujian dan membuat KKA
berdasar data/informasi yang kita berikan.
Whay you give is what you get !!
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
A6 : Biasanya didalam surat tugas, mereka hanya diberi waktu 3 bulan untuk
menyelesaikan auditnya. Bayangkan cuma 3 bulan, dengan dokumen
kita yang berkardus-kardus yang harus diperiksa. Dan parahnya kita kadang
asal saja memberikan “dokumen/data” tanpa melakukan “penyortiran”
agar auditor bisa menemukan dokumen yang diperlukan dengan cepat dan
benar.
Anyway,..nasi sudah menjadi bubur, DTS sudah keluar dan anda harus
menyiapkan tanggapannya.
Mintalah KKA yang berhubungan dengan DTS tersebut dan pelajari.
Jika anda tidak mengerti, janganlah ragu untuk selalu berkomunikasi dengan
auditor dan berkonsultasi dengan mereka yang sudah paham.
Jika waktunya tidak mencukupi, anda bisa melakukan sampling
dari beberapa temuan di DTS, dan anda buktikan sanggahan anda.
Sekali lagi, sanggahan tidak cukup dengan teori-teori “omdo”
saja, tapi lampirkan juga dokumen2x resmi yang
mendukungnya.
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Sumber : DTSD Modul Pengantar Audit Kepabeanan dan Cukai 2011
Menurut pengalaman saya,
Dengan waktu audit yang
terbatas, seyogyanya DTS
merupakan buah dari hasil
diskusi, komunikasi dan
kerjasama kita yang baik
dengan auditor.
Sehingga DTS bisa dikatakan
90% LHA, dan kita menyisa-
kan 10% di tanggapan 7 hari
kerja.
Q7 : Saya sedang mendapat pemberitahuan akan mendapat audit.
Kami bingung mulai dari mana ?
A7 : Saran saya :
1. Bentuk tim untuk meng-handle audit. Auditor saja punya tim, maka
auditee juga harus punya.
2. Tim Auditee harus berisi orang/pimpinan lintas departemen yang
berhubungan dengan audit. Accounting, Exim, PPIC, Pembelian, Gudang,
Teknik. Ya, kesalahan umum hanya menganggap audit custom
tanggung jawab departemen tertentu saja dan tidak melibatkan yang lain
3. Tunjuk juru bicara dari auditee, dari mereka yang paling
mengerti tentang audit. Berkomunikasilah secara efisien
dan efektif dengan auditor agar audit bisa selesai sesuai
waktu yang ditetapkan
4. Berikan prioritas lebih pada kegiatan audit ini, selama
periode audit. Ingat ini adalah konsekuensi paket
dari fasilitas “mewah” yang kita dapat
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
Q8 : Saya tertarik dengan penjelasan bapak, apakah bapak bisa memberikan
training dan pelatihan di tempat kami ?
A8 : Silakan menghubungi dan mengajukan pertanyaan serta konsultasi
via e-mail ke saya secara G R A T I S !!
Saya akan berusaha membalas secepatnya, sesuai dengan yang saya tahu.
Selama bisa gratis, mengapa harus bayar ? Namun jika memang dibutuhkan,
dan waktunya memungkinkan saya siap membantu.
Dibuat berdasar pengalaman pribadi dan pandangan subjectif penulis
manajamen_produksi@yahoo.co.id
Pertanyaan / Saran :