Post on 09-Apr-2016
description
PERANCANGAN FILM ANIMASI 2D LAKON WIRATAPARWA DALAM PEWAYANGAN JAWA SEBAGAI KEWAJIBAN
DALAM MENJALANKAN DHARMA
Tugas akhir diajukan untuk melengkapi persyaratan
pencapaian gelar kesarjanaan
Nama : BAQAL TAZRI VIRGINIAWAN
NPM : 201246500066
PROGRAM STUDI DESAIN KOMUNIKASI VISUALFAKULTAS BAHASA DAN SENI
UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRIJAKARTA 2015
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI
A. TINJAUAN PUSTAKA
1. BARATA YUDHA – SUNARDI D M
Buku yang pertama adalaha Barata Yudha karya Sunardi D M,
yang di terbitkan oleh Balai Pustaka pada tahun 1995. Sunardi D M
adalah seorang wartawan pemimin redaksi harian Berita Yudha
Jakarta a ntara tahun 1960 an samai dengan 1980 an beliau rajin dan
teratur menulis cerita wayang yang di muat di harian Berita Yudha dan
mingguan Bhuana minggu. Demikian juga menulis buku cerita
wayang yang merujuk ke naskah-naskah wayang versi Jawa.dan buku
Baratha Yudha ini adalah salah satu terbitan dari Balai pustaka.
Buku ini memiliki tebal 135 halaman yang berisi cerita
Mahabharata dan terdapat pula gambar dari wayang purwa sebagian
tokoh yang ada di dalamnya. Kisah Barata Yuda ini memilih versi
Indonesia. Yang di sadur dari kakawin Barata Yudha hasil karya empu
Sedah dan empu Panuluh di Zaman Pemerintahan Prabu Jayabaya
Kediri (1135-1157) saduran tersebut di padukan dengan buku-buku
Serat Padalangan Ringgit Purwa jilid 30 (Kalabendana Pejah dan
Kresna Duta), Jilid 31 (Kresna Gugah, tewasnya Bisma dan Seta), jilid
32 ( Tewasnya angka Wijaya, Jayadarta, Burisrawa, Gatot Kacca dan
Dursasana) dan Jilid 33 (Tewasnya Adipati Karna, Prabu Suyudana,
dan lahirnya Parikesit).
Di mana cover dari bbuku ini berwarna oranye bagian atas dan
abu-abu pada bagian bawah serta terdapat gambar tokoh wayang
kresna bersama dengan 4 dewa yang mengikutinya pada lakon kresna
duta. Dengan back cover yang berisikan data dari penulis. Pada buku
ini tidak terbagi menjadi Bab, melainkan terbagi menjadi beberapa
bahasan dengan Judul. Yang pertama yaitu bahasan dengan judul
Pandawa Lima, yaitu membahas tentang siapa Pandawa da nasal-usul
nya. Bagian ini menurut saya adalah sebuah ringkasan dari buku lain
atau cerita lain. Karena pada pembahasan pembahasan tertentu
beberapa tokohnya dibahas secara singkat yang menurut saya kurang
lengkap. Misalnya ketika membahas istri dari Prabu Pandu dewanata
yaitu Dewi Kunti dan Dewi Madrim. Penulis tidak menyebutkan siapa
Dewi Kunhi dan Dewi Madrim, atau dari mana mereka berasal dan
dari keluarga mana mereka. Menurut saya ada baiknya pula membahas
asal-usul Dewi Kunthi dan Dewi Madrim untuk menambah
pengetahuan pembaca, jika tidak dapat membahasnya secara lengkap
setidaknya di bahas keluarganya. Seperti siapa Bapak dan Ibu mereka
sudah cukup membantu menambah pengetahuan pembaca. Selain itu
susunan dan urutan dari rangkaian kejadian yang bermula tidak
berurutan sehingga membuat pembaca menjadi memebuat interpretasi
tersendiri yang memperumit pembaca untuk meresapi apa yang
terkandung, dalam buku ini pula banyak dari kalimat yang di ulang-
ulang sehingga menjadi pemberitahuan ganda, menurut saya lebih baik
jika di tambahkan dengan informasi yang belum ada di buku itu
daripada mengulang-ulang kalimat yang notabene mempunyai isi yg
sama.
2. MAHABHARATA – NYOMAN S PENDIT
Buku Mahabharata ini di tulis oleh budayawan asal bali yang
pernah belajar di salah satu universitas di India. Nyoman s pendit lahir
di Tabanan pada tanggal 26 Juli 1927. Penulis sangat produktif
menulis buku tentang seni budaya, falsafah, agama hindu dan
pariwisata. Yang di terbitkan oleh PT Gramedia Pustaka Utama pada
tahun 2003. Dimana dalam buku Mahabharata ini beliau mengangkat
versi dari kitab hindu dan menjadi cerita versi mahabarata yang asli
sebelum di gubah kedalam bentuk pewayangan. Dimana dalam buku
ini menceritakan dari awal kisah Dushmanta hingga berakhir pada
Parikesit.
Dimana cerita di buku ini menjadi sangat konkrit mengenai peristiwa
dan kejadian dari tokoh yang ada di dalamnya. Yang berisikan delapan
belas ringkasan dari epos atau parwa, akan tetapi dalam buku ini tidak
di berikan pembagian berdasarkan parwa yang melainkan
menceritakan kisah Mahabharata secara utuh, detail dan konkrit, yang
menjadi satu kesatuan tanpa di pisah-pisah mendari bagian cerita atau
parwa.
Sampul buku ini berwarna merah muda dengan gambar seseorang
yang menaiki kereta kuda yang membelakangi dan di depanya terdapat
kereta kuda lainya. Dalam buku karangan Nyoman S Pendit ini
memiliki bahasa yang mudah di mengerti oleh pembaca dan di sertai
dengan percakapan antar tokoh yang membuat kita menjadi terbawa
dalam suasana yang berada di dalam cerita. Dengan gaya penulisan
yang tidak bertele-tele dan jarang terdapat bagian yang di ulang ulang.
Untuk dari pada itu hal tersebut penulis mengangkat buku ini sebagai
sumber data pustaka dikarenakan kelengkapan dari cerita, percakapan,
serta penjabaran visualisasi dalam cerita yang baik dan layak.
1. TINJAUAN KARYA
a. MAHABHARATA COMPILATION
Gambar II.4-7. Adegan film animasi Mahabharata Compilation(Sumber : dokumentasi pribadi)
Animasi 2D berjudul “ Mahabharata Compilation ” ini diproduksi
oleh Urakarek Studio Indonesia pada tahun 2012. Animasi ini
mengadaptasi kisah pewayangan Jawa dan mengambil latar cerita awal
kisah mahabaratha sampai dengan pertempuran barathayuda. Film ini
menjadi referansi untuk penggambaran karakter serta latar dan setting
cerita dalam animasi yang dibuat.
Akan tetapi penggambaran karakter untuk animasi yang dibuat
peneliti menggunakan deformasi dari bentuk wayang purwa, dan
mengambil cirri khas pada wajah wayang, sehingga ciri khas dari
wayang tersebut tidak hilang, sehingga orang yang menikmati nanti
akan langsung mengetahui bahwasannya animasi tersebut adalah
animasi wayang.
b. Naruto Movie The last
Gambar 1 Screen shoot Naruto Movie the Last
(sumber: dokumen pribadi)
Naruto Movie the Last, adalah film animasi yang di buat oleh Pierot Picture
Studio dan karangan Masashi Kishimoto pada tahun 2015.
Dari segi visual dalam karya ini sangatlah bagus serta mudah untuk di
ingat bagi seluruh kalangan yang melihat atau menonton animasi ini. Dari
bentuk penggambaran karakter yang konkrit menyerupai manusia dan
memiliki karakteristik secara detail dan terinci melalui wajah dan watak dapat
menjadi animasi yang sangat baik yang dapat di nikmai oleh penonton.
Dengan pergerakan yang lembut serta image per second yang banyak
membuat animasi ini menjadi animasi 2D yang sangat baik. Dalam karya ini
plot atau alur cerita menggunakan alur maju dan mundur yang di gabungkan
dimana di dalam alur cerita yang maju terdapat sedikit alur dari plot yang
bercerita tentang masa lalu. Dari sisi background dan setting menggunakan
setting dengan gaya jepang yang semi modern, dengan segi pewarnaan yang
jelas dan efek dari cahaya sekitar yang mendukung dan senada dengan warna
serta pencahayaan pada para tokoh membuat nya terlihat menjadi suatu
kesatuan yang utuh. Pewarnaan karakter atau tokoh dalam karya ini hanya
menggunakan satu warna dan bayangan yang menggunakan warna kromatik
dari warna tersebut sehingga menjadi suatu hal yang tidak begitu rumit dan
realistis untuk di tiru, efek yang di gunakan seperti, asap, ledakan, angin,dan
lain-lain sangat mendukung juga dan membaur dengan visual yang terdapat
dalam satu frame. Sangat menarik apabila Pandawa dalam penyamaran di
wirata akan di buat dengan gaya visual serta keseluruhan dari karya Masashi
kishimoto dan pierot picture studio ini. Karena dari kualitas penggambaran
yang baik, proporsional yang bagus serta hal yang telah di jelaskan di atas
menjadi suatu hal yang sangat layak untuk divisualkan
B. LANDASAN TEORI
1. DESAIN KOMUNIKASI VISUAL
Pada dasarnya, ilmu desain komunikasi visual adalah ilmu seni dan
ilmu komunikasi. Kemudian berkembang dengan berbagai ilmu lainnya,
seperti ilmu psikologi, ilmu sosial budaya dan ilmu ekonomi.
Desain komunikasi visual sendiri sebenarnya memiliki berbagai
macam cabang ilmu, salah satunya adalah animasi. Animasi sendiri
sebenarnya memiliki elemen dan prinsip dasar desain dari ilustrasi, yang
kemudian dikembangkan menjadi rangkaian ilustrasi yang bergerak. Ilmu
ilustrasi sendiri digunakan dalam perancangan film animasi yang lebih
menekankan kepada karakter.
Dalam perancangan animasi sendiri dibutuh kan konsep desain seperti
karakter, story line dan story board yang kemudian dilakukan seleksi
untuk membuat rangkaian adegan dalam animasi (Kusrianto, 2007 : 12).
2. FILM
Menurut KBBI film adalah selaput tipis berbahan seluloid yang
dipakai untuk menyimpan gambar (kbbi.web.id diakses pada 12 Oktober
2015). Film menjadi media yang sangat efektif, dikarenakan audio dan
visual secara bersamaan dapat tersajikan. Format yang digunakan pun
lebih menarik, sehingga penyampaian informasi dapat tersampaikan
dengan baik dan mudah diingat.
a. Jenis-Jenis Film
Menurut Onong Uchjana Effendy (2003: 211-217)
terdapat jenis-jenis film, yaitu :
1) Film Cerita (Story Film)
Film cerita adalah jenis film yang sebuah cerita kepada
penontn atau khalayak. Film jenis ini sering diputar di bioskop
dengan pemeran film baik yang terkenal ataupun yang baru
memulai karirnya. Film cerita lebih sering dijadikan bisnis
layaknya barang dagangan.
2) Film Berita (Newsree )
Film berita adalah film mengenai peristiwa yang benar-
benar terjadi. Film yang disajikan kepada publik harus memiliki
nilai berita, karena pada dasarnya film ini memang bertujuan
memberikan informasi yang terjadi.
3) Film Dokumenter (Documentary Film )
Film dokumenter dilihat dari segi subjek dan
pendekatannya adalah penyajian hubungan manusia yang di
dramatisir dengan kehidupan kelembagaannya, baik lembaga
industri, sosial maupun politik, dan jika dilihat dari segi teknik
merupakan bentuk yang kurang penting dibanding isinya.
4) Film Kartun / Film Animasi (Cartoon Film / Animation
Film)
Titik berat pembuatan film kartun adalah ilustrasi.
Satu perstau gambar ilustrasi dibuat dan apabila rangkaian
ilustrasi digabungkan lalu diputar dalam proyektor film,
maka ilustrasi tersebut menjadi terlihat hidup serta bergerak.
Pada dasarnya film animasi terbagi menjadi 2 unsur,
yaitu film yang berdasarkan pada fotografi dan animsi yang
berdasarkan pada dunia ilustrasi atau gambar. Pada awal
pembuatannya, animasi dibuat dalam berlembar-lembar
kertas gambar tang kemudian diurutkan dan diputar sehingga
memunculkan efek pergerakan pada gambar (Marselli, 1996:
8). Saat ini animasi berkembang menjadi berbagai macam
jenis. Diantaranya jenis animasi yang sering ditemui dan
sering muncul di peredaran adalah animasi 2D, animasi 3D
dan stop motion.
BAB IV
PERANCANGAN
A. OBJEK PENELITIAN
Dalam tahun terakhir masa pengasingan para pandawa di hutan sudah
saat nya bagi mereka untuk melakukan penyamaran dalam waktu satu tahun
terakhir guna memenuhi janji mereka. Di mana negeri yang mereka pilih
adalah negeri Wirata dan Prabu Mastwapati adalah raja di negeri tersebut.
Setelah memilih negara Wirata sebagai tempat penyamaran mereka. Mereka
pun melakukan persiapan penyamaran.
Puntadewa menjadi seorang penasihat Raja Mastwapati dan berganti
nama menjadi Wijakangka. Yang di mana menjadi tugas dari Kangka adalah
menjadi teman bicara saat raja sedang sendiri, membantu membacakan
ramalan, kitab-kitab dan membicarakan wasiat dan hal kenegaraan dan
keroahanian lainya.
Arjuna menjadi seorang guru tari dan guru menyanyi bagi anaka anak
bangsawan di Wirata, dan ia akan mengenakan pakaian wanita dan berganti
nama menjadi Kandhiwratnala. Dan ia pun dapat bersahabat dengan putra
mahkota Uttara
Drupadi istri dari Puntadewa menjadi pelayan pribadi bagi prameswari
negeri Wirata yaitu Prameswari Sudesha, yang berganti nama menjadi
Sailandri, dan drupadi akan melakukan pekerjaan melayani prameswari
Sudesha
Bima yang memiliki badan besar sangat menarik perhatian bahkan
bias bias mudah di ketahui, namun dia menyamarkan dirinya dengan menjadi
seorang juru masak istana dan tukang jagal hewan peliharaan, di karenakan
Bima suka makan dan Masak, serta badanya yang besar ia dapat mencarikayu
bakar dan mengangkatnya sendiri.
Nakula Memilih menjadi pengembala kuda-kuda kerajaan dan
mengganti namanya menjadi Darmagranti sedangkan kembaranya yaitu
Sadewa menjadi seorang penggembala ternak-ternak kerajaan yang mengganti
nama menjadi Tantripala
Setelah hal tersebut mereka mamasuki negeri Wirata. Puntadewa Bima
dan Drupadi berhasil memasuki wilayah istana sesuai dengan pekerjaan yang
mereka minati. Arjuna di terima menjadi seorang guru tari dan guru menyanyi
di sanggar istana. Sedangkan Nakula berhasil menjadi penggembala kuda
pasukan negeri Wirata dan Sadewa berhasil menjadi sorang penggembala
ternak. Di karenakan sadewa sangat cekatan dan sigap jadi ia di sukai di
peternakan.
Waktu demi Waktu mereka lalui. Keturunan Bharata yang seharusnya
menjadi seorang bangsawan yang sangat di hormati kini harus menjalani
hidup yang sangat menyedihkan.
Negeri Wirata terdapat salah seorang mahasenapati perang yang amat
sakti dan di segani di seluruh negeri yang bernama Rajamala. Rajamala adalah
seorang panglima perang yang angkuh dan suka berbuat sewenang wenang di
karenakan jasanya yang dapat menundukan lawan-lawanya.
Hari demi hari berganti Rajamala memperhatikan seorang pelayan
pribaddi dari permainsuri Sudesha yang tidak lain adalah Sailandri, semakin
hari ia pun menjadi sangat tertarik dengan sailandri hingga suatu saat
Rajamala menghampiri sailanri dang menyampaikan perasaaanya kepada
sailandri bahwa Rajamala ingin sekali mempersuntingnya, akan tetapi
Sailandri menolaknya ia bilang bahwa dirinya sudah mempunya suami yang
sseorang raksasa bilamana ia di ganggu akan membasmi orang yang berani
mengganggu nya tersebut.
Akan tetapi rajamala pun tidak gentar dan takut akan ancaman dari
Sailandri tersebut, bahkan dengan congkak nya dia sanggup mengalahkan
suaminya itu. Hari berganti hari Rajamala tiada henti hentinya mengganggu
Sailandri hingga sailandri merasa muak dengan Rajamala dan melaporkan hal
tersebut kepada bima atau Abilawa, dan menyuruh Abilawa untuk menghabisi
Rajamala, dengan datangnya berita tersebut Abilawa menjadi naik pitam dan
inginlangsung menghabisi Rajamala akan tetapi hal tersebut di tahan oleh
Sailandri dan mengatakan harus memiliki rencana agar penyamaran mereka
tidak terbongkar. Hingga mereka memutuskan untuk mengelabui Rajamala di
dekat sanggar tari yang gelap yang bahkan tidak ada cahaya sedikit pun
masuk. Lalu bima pun setuju.
Setelah hal itu Bima pun dapat menghabisi Rajamala hingga tak
berbentuk lagi. Keadaan tersebut membuat Negeri Wirata Gempar bahkan
keseluruh penjuru negeri dan terdengar hingga ke Astina..
Mendengar kabar tersebut prabu Astina Duryudana menduga bahwa
Pandawa berada di negeri Wirata dan yang membunuh Rajamala yang amat
sakti ialah Bima demikian daripada itu Prabu Aastina, Duryudana membuat
pertemuan dengan para raja yang berada di bawah naungannya dengan
maksud menyerang Wirata. Karena Wirata tidak mau tunduk di bawah
perintah Duryudana di karenakan mereka memiliki Rajamala, sehubung
dengan kematian Rajamala Duryudana pun berani menyerang Wirata. Adapun
raja yang mempunyai dendam kepada negeri Wirata adalah Susarma Raja dari
negeri Trigata.
Dengan Rencana bahwa Susarma akan menyerang bagian selatan
negeri Wirata, dengan penyeranganya di bagian selatan dimaksudkan untuk
memancing semua pasukan wirata agar di kerahkan kearah selatan. Sehingga
para kurawa dapat menyerang bagian utara Wirata.
Hari penyerangan pun tiba dan Raja Mastwapati mendapatkan kabar
bahwa bagian selatan Wirata di serang oleh Susarma dan balatentara Trigata,
wijakngka yang mendengar hal tersebut langsung mengajukan permohonan
untuk membantu Prabu Mastwapati dengan mengajukan bahwa ia pun
berpengalaman dalam perang ketika di Indraprastha, dan kangka pun
mengusulkan untuk menyertai Bilawa sang juru masak, Darmagrati sang
tukang kuda dan Tantripala sang penggembala ternak bahwa mereka juga
punya pengalaman perang yang luar biasa. Dan akhirnya di setujui oleh
Mastwapati. Mempertahankan bagian selatan pun di pimpin langsung oleh
prabu Mastwapati sendiri. Sampai sampai pada saat perang prabu mastwapati
dapat di tahan oleh bala tentara Trigata dan Susarma. Kangka pun tidak ambil
diam dia pun langsung memerintahkan Abilawa atau Bima untuk
membebaskan Mastwapati. Dan akhirnya susarma pun dapat di basmi oleh
Abilawa dan pertempuran di daerah selatan di menangkan oleeh pihak Wirata
Ketika wirata sedang di serang dari selatan dan prabu Mastwapati
tidak berada di istana maka Raden Uttara putra mahkota wirata mendapatkan
kabar bahwa bagian utara di serang oleh bala tentara kurawa. dengan
sombong raden Uttara mengatakan dapat menghabisi para bala tentara kurawa
sendirian dan bias sejajar dengan Arjuna, asala ia memiliki sais kereta yang
handal.
Mendengar hal tersebut Sailandri langsung meminta kepada dewi
Uttari adik dari Raden Uttara. Bahwa Kandhiwratnala guru tari tersebut
pernah menjadi sais yang handal dan tau banyak tentang taktik perang dari
Arjuna. Lalu uttari pun menemui Uttara dan menyampaikan pesan dari
Sailandri dan akhirnya di setujui. Di temuinya lah Kandhiwratnala oleh Uttari
dan di suruhnya untuk menjadi sais kereta dari Uttara. Dan berangkatlah
mereka menuju bagian utara negeri.
Sesampai di bagian utara negeri terlihat sosok bayangan yang berbaris
penuh. Tidak lain adalah pasukan para kurawa. yang dimana terdapat Bisma,
Drona, Karna, Kripa, Aswattama, dan duryudana. Melihat barisan pasukan
terkuat kurawa tersebut hati Uttara menjadi ciut dan ketakutan. Ia
memerintahkan Kandhhiwratnala untuk mundur dan memutar keretanya, akan
tetapi brihannala merayu Uttara agar tetap maju dan berusaha membangkitkan
semangat dari Uttara. Akan tetapi Uttara tetap takut dan memilih turun dari
kereta dan berlari. Namun kandhiwratnala mengejar Uttara dan menyuruh nya
menjadi sais nya. Dan biar Kandhiwratnala yang menumpas para kurawa.
dengan demikian iapun melaju keretanya ke sebuah pohon besar yang dimana
di pohon besar itu terdapat senjata sakti para pandawa yg di gantungkan di
atas pohon. Disuruhnya Uttara untuk mengambil kantung tersebut dan
membukanya. Maka ia pun terkejut. Bahwa kantung itu berisi senjata senjata
yang berlapiskan emas. Di ambilnya busur gandiwa dan terompet Dewadatta
oleh Arjuna. Dan Mulai membuka jatidirinya bahwa Kandhiwratnala adalah
Arjuna. Dan di pacunya kereta tersebut dengan menuju barisan kurawa.
terjadilah perang antara kurawa dan Arjuna serta Uttara. Pada akhirnya
wilayah utara negeri Wirata dapat di rebut kembali. ternak ternak yang di
rampas dapat di ambil kembali. Arjuna dan Uttara pun kembali ke istana.
Prabu Mastwapati yang sampai terlebih dahulu ke istana mendengar kabar
bahwa bagian utara yg di serang telah di menangkan oleh putranya Uttara.
Dengan hal tersebut Mastwapati menjadi sanagat senang dan bangga hingga
tak sabar untuk ikut menanti kedatangan putranya kembali.
Setelah Uttara kembali maka DI beritahukan bahwa mereka yang
menyamar adalah Pandawa. Dan Pandawa akhirnya menyatakan dan
membuka jatidirinya. Prabu Mastwapti pun terkejut dan meminta maaf kepada
para Pandawa atas peerbuatanya selama mereka menyamar dan menyerahkan
negeri Wirata kepada para Pandawa. Pandawa menerima penyerahan tersebut
dan mengembalikanya kembali kepada Mastwapati.
B. KONSEP DASAR PERANCANGAN
1. ANALISIS KHALAYAK
a. SEGMENTASI
1) Geografis
Daerah Ibu kota Jakarta, Dikarenakan Jakarta adalah
dimana pusat dari pemerintahan dan kehidupan perkotaan. Yang
dimana berkumpulnya semua ras dan suku bangsa di Indonesia ini
mempermudah bagi penulis untuk mengangkat cerita wayang
dalam bentuk animasi di karenakan di daerah perkotaan animasi
lebih mudah di terima dan pula untuk melestarikan kebudayaan
kepada para penerus bangsa yang telah melupakan budayanya.
2) Demografis
Segmentasi berdasarkan demografis meliputi segmentasi
usia, gaya hidup, jenis kelamin, ekonomi dan pendidikan. Dari
hal tersebut itulah yang sesuai dan tepat sasaran dengan media
yang di buat. Berikut adalah data dari segmentasi film animasi :
a) Usia : 15-22 tahun
b) Jenis kelamin : Laki-laki dan perempuan
c) Pendidikan : SMP dan SMA
d) Gaya hidup : Gadget, Media Internet
e) Ekonomi : A, B
3) Psikografis
Segmentasi berdasarkan psikografi adalah remaja yang
menyukai animasi dan cerita fantasi action, dan kepahlawanan
b. TARGETING
Para remaja pelajar SMP dan SMA, serta mahasiswa yang
menyukai animasi,film action, dan yang berorientasi kebudayaan
c. POSITIONING
Positioning dari perancangan ini sebagai media informasi
untuk menyampaikan pesan dari film animasi Wirataparwa yang
menyampaikan nilai kewajiban ssesorang dalam menjalankan suatu
kewajiban atau tugas. Sebagai bentuk dari pelestarian dan membantu
menyadarakan akan budaya dari wayang kulit itu sendiri dalam bentuk yang
berbeda dari bentuk pagelaran wayang asli yang mungkin sulit di terima oleh
remaja saat ini.
2. GAYA VISUAL
Gaya visual yang digunakan berupa animasi 2 dimensi. Dengan
perpaduan efek visual dan suara atau musik yang mendukung serta
dengan gaya penggambaran karakter yang merepresentasikan bentuk
dari tokoh tokoh wayang kulit purwa.
Teknik animasi yang digunakan peneliti banyak digunakan oleh
illustrator animasi kebanyakan. Yaitu ilustrasi konvensional yang
dipadukan dengan computer grafis. Dimana peneliti membuat sketch
dan gambar diatas kertas, kemudian di scan dan melakukan pewarnaan
dengan komputer menggunakan program editor gambar. Dan di
lanjutkan dengan pemasukan suara atau sound, serta efek untuk
membuat animasi ini menjadi lebih hidup.
3. SKEMA WARNA
Warana-warna yang di gunakan untuk karakter dalam animasi
menggunakan warna kulit untuk karakter manusia pada umumnya. Dan
untuk atribut menggunakan warna-warna atribut asli yang digunakan
wayang kulit purwa dengan sedikit penyederhanaan.
Gambar IV.1. Skema warna kulit karakter(Sumber : dokumentasi pribadi)
4. JUDUL FILM ANIMASI
Perancangan judul untuk film animasi adalah Santjawa yang
berasal dari dua kata yaitu santjaya (sancaya) dan Pandawa. Santjaya
yang di ambil dalam bahasa sanskerta yang memiliki arti profesi, dan
Pandawa adalah tokoh utama dalam cerita Wirataparwa, secara
keseluruhan Santjawa dapat di artikan profesi dari para Pandawa yang
menyammar di negeri Wirata.
5. KONSEP DASAR PEMILIHAN CERITA
Konsep dasar cerita animsi sendiri berdasarkan atas studi
pustaka dalam kisah pewayangan Mahabarata dan lakon pewayangan
Wirataparwa. Serta hasil observasi lakon Wirataparwa.
Konsep cerita animasi Wirataparwa adalah mengadaptasi dari cerita
pewayangan jawa yang biasanya di adakan pada pagelaran wayang
dengan lakon Wirataparwa, dimana cerita tersebut dapat di buat
berdasarkan dengan studi pustaka dan observasi dari lakon
Wirataparwa.
Dalam animasi ini akan menceritakan tentang kehidupan para
pandawa dalam penyamaran, yang mereka beralih prosfesi dengan
kemampuan mereka masing masing serta mengajarkan kewajiban
dalam menjalankan tugas, menahan rasa emosi dan melatih
kesabaran, serta bertindak tidak gegabah dalam mengambil keputusan
agar apa yang telah kita lakukan selama ini tidak menjadi sia-sia.
Alur yang di gunakan dalam cerita ini menggunakan alur
campuran. Yang di mulai pada segmen 1 yang menampilkan
pertarungan yang sangat sengit antara dua orang kesatria sakti yaitu
Rajamala dan Abilawa, yang di mana dalam pertarungan ini Rajamala
yang memojokan Abilawa namun situasi dapat di balikan oleh
Abilawa yang memojokan Rajamala hingga Rajamala tersungkur.
Dalam keadaan tersadar dan Abilawa menceritakan siapa dirinya.
Dalam segmen 2 menggunakan alur mundur yang dimulai
berceritanya bima kepada Rajamala bahwa siapa dirinya dan apa yang
ia lakukan. Dalam segmen ini menceritakan tentang para pandawa
yang menyamar di negeri wirata, dari hutan kamyaka, tentang
perencanaan menyamar mereka kelak di wirata, ingin menjadi apa dan
bagaimana, serta menampilkan sedikit keseharian dari lima pandawa
Segmen 3 menyambung dari segmen 2 yang terputus di tengah
pertarungan. Tentang tewasnya rajamala dan menyebarnya kematian
rajamala yang sakti itu, hingga perencanaan kerajaan Astina dan
kerajaan trigata untuk menyerang negeri Wirata, karena penyerbuan
negeri Wirata di sebabkan oleh kematian Rajamala dan Kematian
Rajamala disebabkan oleh Pandawa, maka Wijakangka atau
Yudhistira merasa harus memperbaiki kesalahanya itu dengan
menahan penyerbuan tersebut.
Dalam segmen 4 akan di ceritakan perang di sisi selatan dan
utara bagiann negeri Wirata atas penyerangan Astina dan Trigata dan
pembongkaran identitas Pandawa di hadapan banyak orang bahwa
masa setahun dari penyamaranya telah selesai. Dengan hasil yang
memuaskan mereka tidak harus mengulangi masa pembuangan dan
penyamaran itu lagi.
INTI CERITA:
Menceritakan tentang kehidupan para Pandawa dalam Penyamaran, yang
menjalankan kehidupan yang biasa dan tidak mewah serta bukan kebiasaan dari
kehidupan mereka yang awalnya adalah bangsawan dengan harta dan tahta dengan
menampilkan nilai kesabaran dan kewajiban dalam menjalankan perintah, menahan
emosi, ego serta hawa nafsu.
ONELINER:
SEGMEN 1
Hal yang mengganggu dalam melaksanakan suatu kewajiban harus di kesampingkan
terlebih dahulu agar apa yang ingin kita capai dapat terwujud dengan sungguh
sungguh dan maksimal
SEGMEN 2
Sebelum bertindak dan melakukan sesuatu ada baiknya di pertimbangkan sesuai
dengan kemampuan.
SEGMEN 3
Bertanggung jawab atas kesalahan yang terjadi dan harus memperbaikinya
SEGMEN 4
Menyelesaikan suatu kewajiban dengan sebaik baik nya, agar apa yang telah kita
kerjakan dan kita laksanakan tidak menjadi sebuah hal yang sia-sia baik untuk diri
sediri dan orang lain
1. STRUKTUR CERITA
a. SEGMEN 1 Bulan Purnama menyinari malam sunyi.
desah angin dan gesekan dedaunan,
berdiri seorang sosok kesatria dari negeri wirata Rajamala
menunggu kedatangan Sailandri pelayan pribadi dari
prameswari negeri Wirata, mereka berjanji akan bertemu di
belakang sanggar tari yang gelap pada malam hari.
rajamala membalikan badanya untuk melihat siapa yang
datang,
Bima atau Abilawa yang berjalan perlahan menghampiri
Rajamala
Rajamala terkejut bahwa yang menghampirinya adalah bukan
Sailandri
Rajamala melontarkan beberapa pertanyaan kepada pria itu
Bima yang menyamar hanya bungkam seribu bahasa dan tetap
menghampiri Rajamala secara perlahan,
Rajamala pun membuat kesimpulan. Bahwa sosok yang ada di
depanya adalah suami dari Sailandri yang seorang raksasa
Rajamala tanpa pemberitahuan langsung menerjang Bima
dengan gesitnya,
Bima yang sakti tiada tanding, Bima mengelak dari pukulan
Rajamala yang bila terkena bahkan batu pun akan hancur.
Rajamala semangkin jengkel dan kesal. Tanpa ampun dan
membabibuta Rajamala menyerang Bima dengan pukulan,
tendangan, sabetan di leher, dan serangan bertubi tubi lainya.
Bima hanya mengelak dan menangkis seranganya. Beberapa
serangan mengenai bima tapi karena kesaktianya Bima,
serangan Rajamala tiak lebih dari sebuah amukan anak kecil
yang sedang merengek.
Pertempuran terus berlangsung sengit.hingga Rajamala
terpojok dan mengeluarkan semua kekuatanya.
Kondisi pun berbalik. Kini Bima lah yang terpojok oleh
serangan Rajamala, akan tetapi tetap tidak memberikan luka
segorespun kepada bima, hanya saja nafas Bima menjadi
sedikit terengah-engah di karenakan kewalahan mengelak dan
menangkis serangan Rajamala yang kian cepat.
Rajamala melihat kondisi bima yang tidak tergores sedikit pun
heran dan menghentikan seranganya lalu bertanya siapa
sebenarnya kesatria yang menjadi lawanya itu.
Bima sudah cukup bermain-mainnya ia pun mengeluarkan
kuku pancanaka nya yg terkenal sakti mandraguna dan tidak
ada satu benda pun yang tidak bisa di potong oleh pancanaka
nya itu.
Bima menyerang Rajamala dengan pancanakanya, namun
serangan itu dapat di hindari oleh Rajamala.
Bima mempercepat gerakanya dan Rajamala pun kewalahan
melawan kecepatan itu, entah darimana asal kecepatanya itu
dengan tubuh yang besar dan kekar.
Sedikit demi sedikit tubuh Rajamala menjadi penuh dengan
luka goresan yang dalam dari pancanaka, semakin lama dan
semakin cepat gerakan Bima
Bima. Membuat tubuh Rajamala menjadi tumbang dan
tersungkur di tanah.
Dalam keadaan sekarat dan masih tersadar Rajamala menerka
bahwa lawanya itu adalah Bima yang sangat sakti dan tersohor.
b. segmen 2
Bima pun tertunduk melihat kondisi Rajamala yang
menyedihkan itu dan berkata ( )
“Falsh back” Bima dan para Pandawa berada di negeri Wirata
melakukan penyamaran setelah pembuangan mereka selama 12
tahun di dalam hutan kamyaka.
Puntadewa anak sulung dari Pandawa menjadi seorang
penasihat Raja Mastwapati dan berganti nama menjadi
Wijakangka.
Bima menyamarkan dirinya dengan menjadi seorang juru
masak istana dan tukang jagal hewan peliharaan, di karenakan
Bima suka makan dan Masak, serta badanya yang besar ia
dapat mencari kayu bakar dan mengangkatnya sendiri. Dan
mengganti nama menjadi Abilawa
Arjuna menjadi seorang guru tari dan guru menyanyi bagi anak
anak bangsawan di Wirata,
arjuuna akan mengenakan pakaian wanita dan berganti nama
menjadi Kandhiwratnala. Dan ia pun dapat bersahabat dengan
putra mahkota Uttara
Nakula Memilih menjadi pengembala kuda-kuda kerajaan dan
mengganti namanya menjadi Darmagranti
sedangkan kembaranya yaitu Sadewa menjadi seorang
penggembala ternak-ternak kerajaan yang mengganti nama
menjadi Tantripala
Drupadi istri dari Puntadewa menjadi pelayan pribadi bagi
prameswari negeri Wirata yaitu Prameswari Sudesha, yang
berganti nama menjadi Sailandri, dan drupadi akan melakukan
pekerjaan melayani prameswari Sudesha
Mereka menjalani kehidupan penyamaran dengan penuh sabar
Rajamala berniat mempersunting Sailandri atau Drupadi,
namun Sailandri atau Drupadi menolak tawaran dari Rajamala
tersebut di karenakan tidak mungkin ia menikah dengan
Rajamala,
Drupadi pun merasa resah dan Rajamala harus di tumpas demi
kebaikan Pandawa.
Drupadi menanyakan hal tersebut kepada Pandawa, dan
Pandawa pun akhirnya setuju bahwa Rajamala harus di
tumpas.
Rajamala menjadi geram karena merasa di permainkan oleh
pelayan itu dan yang menyebabkan ia menjadi seperti ini.
Dengan geram, tubuh yang sekarat itu masih bisa bangun dan
menyerang Abilawa
Abilawa langsung mgnhunus pancanakanya kearah Rajamala
dan tewas lah ia tercabik cabik oleh pancanaka.
keesokan harinya di pagi hari ketika penjaga keraton sedang
berkeliling untuk melihat keadaan, seorang penjaga
menemukan seongok mayat yang tercabik cabik di belakang
sanggar tari tempat Kandhiwratnala mengajar tari para putri
bangsawan.
Mayat Rajamala sang panglima Sakti dari negeri Wirata,
kejadian yang menggegerkan tersebut membuat hati dari raja
Mastwapati menjadi senang bercampur duka
c. segmen 3
Hari demi hari berganti hingga kabar itu terdengar sampai
negeri Astina, Prabu Duryudana sang raja Astina sudah lama
ingin menaklukan Wirata dan menjadikan Wirata sebagai
kerajaan yang berada di bawah kendalinya
karenakan Rajamala yang merepotkan hidup Wirata menjadi
sangat susah untuk di taaklukan. Karena matian Rajamala itu
Astina mngadakan pertemuan bagi para raja di bawah naungan
nya.
dalam pertemuan besar itu Susarma raja dari negeri kecil yang
bernama Trigata bersiap untuk bertempur melawan Mastwapati
di karenakan Susarma pun memiliki dendam kepada
Mastwapati, hingga terjadi rencana penyerbuan negeri WIrata
bala tentara negeri Trigata akan menyerang Wirata dari bagian
selatan, dan ketika Susarma menyerang dari bagian Selatan,
maka para kurawa dan bala tentara Astina akan menyerang dari
bagian Utara.
Penyerangan dari sisi selatan oleh Susarma
Prajurit yang menyampaikan kabar kepada Prabu Mastwapati
bahwa dari sisi selatan terdapat penyerbuan
Prabu Mastwapati mengerahkan bala tentara Wirata untuk
menangani penyerangan dari sisi selatan
Wijakangka mendengar tentang penyerangan tersebut dan
meminta agar ikut serta dalam pertempuran
Serta mengusulkan Abilawa, Damagrantika, dan Tnatripala
untuk ikut berperang, dengan alas an mereka pernah menjadi
kesatria dan berperang untuk pandawa
Prabu Mastwapati menyetujui usul Wijakangka
Tentara Wirata, Prabu Mastwapati, Wijakangka,
Damagrantika, serta Tantripala pergi perang menuju selatan
negeri
Terjadilah pertempuran antara negeri Trigat dan negeri Wirata
Mastwapati yang berhasil di kepung dan di tahan oleh Susarma
Wijangkaka memerintahkan Abilawa untuk menyelamatkan
Mastwapati
Abilawa yang kesal ketika mendengar perintah dari kangka,
langsung ingin mencabut sebuah pohon besar
Namun Kangka menahan Abilawa untuk mencabut pohon
besar itu, dan memerintahkan untuk bertarung layaknya
kesatria biasa yang menaiki kuda dan membawa senjata
Abilawa pun menaiki kuda dan memegang senjata guna
membebaskan Mastwapati.
Selagi Abilawa menyerang, Darmagrantika dan Tantri pala
membuka pertahanan untuk di tembus oleh Abilawa
Hingga Prabu Mastwapati berhasil di bebaskan oleh Abilawa,
dan Susarma pun terbunuh.
Tentara Wirata berhasil memukul mundur musuh dan
memenangkan peperangan dengan terbunuhnya raja dari pihak
Trigata.
d. segmen 4
Ketika bala tentara dan prabu Mastwapati masih di sisi bagian
selatan, dan telah memenangkan peperangan, dari sisi utara
terjadi penyerbuan yang dilakukan oleh kurawa dan di pimpin
oleh prabu Duryudana
Hayna tinggal raden Uttara yang berada di keraton.
Prameswari sudehsa memerintahkan Uttara untuk menghadang
penyerangan dari utara.
Dengan sombong Raden Uttara yang pengecut
menyanggupinya dengan syarat harus ada seorang sais handal
yang mengendarai kereta kudanya.
Sailandri memberitahukan kepada raden Uttara bahwa
Kandhiwratnala pernah menjadi sais dari Arjuna. Dan
memohon agar raden Uttara mengajak Kandhiwratnala
Raden Uttara menyetujuinya dan langsung pergei menemui
Kandhiwratnala
Kandhiwratnala menyetujui permintaan raden Uttara untuk
menjadi sais keretanya
Pergilah raden Uttara dan Kandhiwratnala ke bagian utara
negeri. Untuk menghadang para kurawa
Sesampainya mereka di bagian utara negeri, terlihat barisan
dari bala tentara Kurawa dengan para petinggi dan panglima
yang sangat sakti,
Melihat hal itu membuat nyali dari raden Uttara menjadi ciut
dan memerintahkan Kandhiwratnala untuk memutar baik arah
kereta kudanya
Akan tetapi Kandhiwratnala mencoba membujuk raden Uttara
untuk tetap maju dan bersikap tenang.
Namun Uttara memilih turun dari kereta dan berlari kembali ke
keraton.
Kandhiwratnala mengejar raden Uttara dengan memutar balik
kereta
Kandhiwratnala membujuk Uttara agar untuk menjadi sais
keretanya dan biar Kandhiwratnala yang maju untuk bertempur
dan mengatakan bahwa semuanya akan baik baik saja.
Raden Uttara menyetujuin nya dan menjadi sais keretanya
Kandhiwratnala meminta agar raden Uttara pergi menuju
sebuah pohon yang di tunjuk oleh Kandhiwratnala
Dalam perjalanan menuju pohon itu Kandhiwratnala
menceritakan pengalaman perangnya,
Raden Utara bertanya Tanya bahwa siapa sebenarnya
Kandhiwratnala itu.
Kandhiwratnala membuka jatidirnya bahwa ia adalah Arjuna
Uttara diam dan terpana mendengar bahwa yang ada di
depanya adalah Arjuna dari pandawa, lalu ia pun bersimpuh
dan meminta maaf atas perbuatanya selama ini.
Arjuna pun tidak mempermasalahkanya.
Sesampainya di pohon yang besar Arjuna pun meminta Uttara
untuk memanjat pohon dan mengambil bungkusan besar yang
berisi senjata dan pakaian dari para Pandawa.
Diambil nya senjata panah gandiwa dan terompet dewadata.
Arjuna mengganti pakaianya dengan pakaian perang
Uttara melaju keretanya menuju medan perang sisi utara.
Berhadapanlah mereka dengan bala tentara kurawa,
Arjuna memberikan penghormatan kepada para sesepuh Astina
seperti Bhisma, Durna, Karna, dan Kripa yang masih
merupakan kerabat. Dengan memanahkanya ke depan kaki
mereka sebagai bentuk penghormatan. Dan meniup trompet
dewadata
Tanpa basa basi kurawa meluncurkan ribuan anak panah
kearah Arjuna
Terjadilah pertempuran dan Kurawa berhasil merampas ternak
yang berada di Wirata kemudian mereka mundur.
Arjuna mengejar kurawa yang membawa ternak yang di
rampas. Dan mengabaikan sisanya, karena Arjuna hanya
mengambil kemenangan
Ternak pun berhasil di rebut kembali oleh Arjuna dan Uttara
dan membawa baju perang milik tentara Kurawa sebagai bukti
kemenangan.
Pada saat bersamaan dengan kemenangan bahwa sisi utara Di
menangkan oleh raden Uttara. Prabu Mastwapati sudah berada
di dalam Keraton. Dan senang mendengar bahwa Uttara
berhasil mengusir para kurawa.
Dengan adanya hal itu Mastwapati ingin mengadakan pesta
dan perayaan yang besar untuk merayakan kemenangan putra
mahkotanya itu.
Namun Kangka menyangkal bahwa yang mengalahkan kurawa
adalah Kandhiwratnala
Mastwapatih kesal dan melemparkan kocokan dadu kearah
Kangka
Keluar lah darah putih yang mengalir.
Darah putih iti di tadangi oleh sailandri.
Setelah upacara perayaan itu. Uttara di panggil untuk
menceritakan segalanya. Dan pandawa membuka jati diri
mereka
1. PEMILIHAN HURUF
Jenis huruf yang digunakan pada perancangan film animasi
Wirataparwa menggunakan huruf decorative yang peniliti buat
sendiri. Gaya huruf tebal tebal dan di buat menyerupai sanskerta
dengan stem yang tebal. Peneliti menggunakan huruf tersebut
diperuntukan agar terlihat modern dan cocok bagi target dan
kemudahan dalam membaca.
Gambar IV.2 (dokumentasi pribadi)
2. PENENTUAN KARAKTER
Perancangan karakter animasi menggunakan referensi dari
wayang kulit purwa, yang kemudian di deformasi kedalam bentuk
penyederhanaan manusia. Dimana bentukan wajah dan atribut
mengambil cirri khas dari wayang purwa itu sendiri.
Hal ini bertujuan agar cirri khas dari wayang purwa tersebut
tetap melekat pada karakter visual yang digunakan. Sekaligus agar
penikmat nantinya bisa langsung mengetahui bahwasannya
karakter tersebut adalah karakter tokoh wayang kulit purwa.