Post on 03-Feb-2018
Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Strategi Pengembangan Kapasitas SDM Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan Pemerintah Daerah dalam Mewujudkan
Transparansi dan Akuntabilitas Transparansi dan Akuntabilitas
Pengelolaan Keuangan DaerahPengelolaan Keuangan Daerah
Seminar Nasional BPKSeminar Nasional BPK
Aidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MAAidinil Zetra, SIP, MA
Jakarta, 22 Juli 2009Jakarta, 22 Juli 2009Jakarta, 22 Juli 2009Jakarta, 22 Juli 2009
Pengantar
Sejak reformasi 1998, telah terjadi beberapa perubahan dalam
sistem politik, pemerintahan, hukum ekonomi Indonesia, di
antaranya:
� Perubahan sistem politik : Dari otoriter ke demokratis
� Hubungan Pusat – Daerah: dari sistem yang sentralistis menjadi lebih
desentalistis,desentalistis,
� Sistem Ekonomi dari yang mengandalkan perencanaan terpusat dan
campur tangan pemerintah berlebihan kepada sistem yang semakin
banyak menggunakan mekanisme pasar dan memasuki persaingan
global dan meningkatnya governance dalam dunia usaha, agar mampu
bersaing di pasar global. (Anwar Nasution)
Perubahan tersebut membutuhkan Transparansi dan Akuntabilitas.
Pemerintah telah melakukan berbagai reformasi pengelolaan keuangan
Reformasi Pengelolaan Keuangan Daerah
Di antara UU yang telah diterbitkan dalam rangka
reformasi pengelolaan keuangan Daerah :
� UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara
� UU No. 1Tahun 2004 Tentang Perbendaharaan Neg.
� UU No. 15 Tahun 2004 Tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tanggungjawab Keu Neg.
� UU No. 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintah Daerah
� UU No. 33 Tahun 2004 Perimbangan Keuangan
antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah
Peraturan Pemerintah
� PP No. 24 Tahun 2005 Tentang Standar Akuntansi
Pemerintah
� PP No 58 Tahun 2005 Tentang Pengelolaan
Keuangan Daerah
� PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian � PP No. 38 Tahun 2007 Tentang Pembagian
Urusan Pemerintahan antara Pemerintah,
Pemerintahan Daerah Provinsi dan Pemerintahan
Daerah Kabupaten/Kota,
� PP No. 3 Tahun 2007 Tentang
Pertanggungjawaban Kepala Daerah kepada
Pemerintah, DPRD dan masyarakat,
Kepres dan Kep/Per Mendagri
� Keputusan presiden No. 74 Tahun 2001
Tentang Tata Cara Pengawasan
Penyelenggaraan Pemerintah daerah.
� Kepmendagri No 29 Tahun 2002, Kepmendagri No 29 Tahun 2002,
Permendagri No. 13 Tahun 2006 Tentang
Pengelolaan Keuangan Daerah yang
direvisi dengan Permendagri No. 59 Tahun
2007
Perubahan Manajemen Keuangan mewujudkan transparansi
dan akuntabilitas pengelolaan keuangan
1. adanya bentuk pertanggungjawaban keuangan
2. Melalui proses akuntansi, disajikan dengan standar akuntansi keuangan pemerintahan
3. Disampaikan kpd DPRD tepat waktu 3. Disampaikan kpd DPRD tepat waktu (selambat-lambatnya 6 (enam) bulan setelah tahun anggaran berakhir)
4. sebelumnya akan diaudit oleh BPK sebagai lembaga pemeriksa eksternal yang independen dan profesional.
Kebijakan Daerah dalam mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas
� Pembaharuan manajemen publik oleh birokrasi pemerintah di daerah penelitian (Sumatera Barat baik di tingkat Propinsi maupun Kabupaten/Kota) yang diteliti telah banyak dilakukan. Langkah-langkah kongkrit yang telah dijalankan untuk mewujudkan tata pemerintahan yang baik dan merespon tuntutan perkembangan masyarakat terutama yang terkait dengan peningkatan kualitas pelayanan publik. Di antara program yang telah dilaksanakan adalah :
� Program peningkatan kinerja pelayanan publik
� Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan � Pengembangan sarana dan prasarana pelayanan
� Peningkatan Akses Masyarakat terhadap Pelayanan
� Program Peningkatan Kompetensi Tenaga dan Standarisasi Lembaga yang memberikan pelayanan publik
� Program Pengembangan Akuntabilitas dan transparansi� Pakta Integritas
� Perda Etika Penyelenggaraaan Pemerintahan
� Klinik Anggaran
� Tender Serentak
� dll
Paradok Sistem A & T
� Dengan A & T kepercayaan dan
dukungan publik thp pemerintah
akan tinggi,
� Pemerintah akan bekerja lebih serius dan disiplin,
� proses perumusan kebijakan
�Transparansi dan akuntabilitas masih belum menjadi semangat, paradigma dan etika dalam pengelolaan pemerintahan. (Aidinil dkk 2008)
�Anggaran Pem belum efisien (hanya 35% anggaran utk
Janji A & T Kondisi di Daerah
� proses perumusan kebijakan publik termasuk perencanaan dan pelaksanaan anggaran pemerintah akan lebih, partisipatif dan pro poor
� kualitas pelayanan publik akan semakin baik dan akan terwujud tata pemerintahan yang baik dan bersih (good governance dan clean government).
(hanya 35% anggaran utk publik) R. Siti Zuhro (2007)
�Tk kepuasan masy thd pelay kes sedang (Aidinil dkk, 2006)
�Perilaku dan sikap aparatur belum mencerminkan pelayanan prima R. Siti Zuhro (2007)
�KKN masih sulit dihapuskan
�Partisipasi masyarakat masih rendah dalam perumusan KP
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
Berdasarkan hasil riset di 10 SKPD di
delapan Kabupaten/Kota di Sumatera
Barat pada tahun 2008 dan awal 2009 ini,
khusus dalam hal mewujudkan khusus dalam hal mewujudkan
transparansi dan akuntabilitas keuangan
publik masih ditemukan beberapa
permasalahan
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
1. Budaya kerja yang transparan dan akuntabel
belum mengakar dalam kehidupan birokrasi
di daerah. (Masih banyak terdapat ketakutan
dan keengganan aparatur dalam membuka
informasi publik kepada masyarakat)informasi publik kepada masyarakat)
2. Hanya sebagian kecil daerah yang sudah
memiliki regulasi (perda) yang mendukung
transparansi dan akuntabilitas publik
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
3. Keterbatasan jumlah dan kemampuan SDM yang siap dalam menyusun dan menyampaikan laporan keuangan mengikuti standar akuntansi pemerintahan (yang sejalan dengan pemerintahan (yang sejalan dengan standar akuntansi sektor publik yang diterima secara internasional sesuai pasal 32 UU No. 17 Tahun 2003 Tentang Keuangan Negara)
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
4. Kekurangseriusan sebahagian besar PPK
(Pejabat Penatausahaan Keuangan) SKPD
dalam melaksanakan proses pengelolaan
keuangan. (Banyak bendahara penerimaan
pada SKPD yang terlambat menyampaikan pada SKPD yang terlambat menyampaikan
laporan pertanggungjawaban bulanan yang
disebabkan antara lain kelalaian Pimpinan
kegiatan atau Pimpinan SKPD dalam urusan
pertanggungjawaban)
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
5. Kesiapan sarana dan prasarana pendukung seperti teknologi informasi baik hardware maupun software dan operatornya. (Masih banyak SKPD terkendala dalam melaksanakan terkendala dalam melaksanakan pengelolaan keuangan karena kekurangan SDM dan sarana pendukung untuk menjalan sistem informasi keuangan secara efektif).
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
6. Proses perencanaan yang mendahului
proses anggaran masih banyak bersifat
formalitas. (partisipasi masy masih banyak
yg semu (elitis), sistem manajemen kinerja
belum berjalan dengan baik. Masih banyak belum berjalan dengan baik. Masih banyak
SKPD terjebak dalam pola lama penyunan
program seperti mengajukan program
sebanyak-banyaknya, dibuat seindah-
indahnya dan tidak berdasarkan sistem
perencanaan yang ada)
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
7. Belum ada daerah yang melakukan
pelaporan keuangan dengan
mengembangkan media informasi melalui
situs daerah yang dapat diakses oleh
masyarakat luas. masyarakat luas.
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
8. Visi dan misi SKPD belum mampu dijadikan
sebagai kekuatan untuk menggerakkan
organisasi menjadi transparan dan
akuntabel.
� Visi dan misi terlalu abstrak dan sulit dipahami
� Staf tidak terlibat dalam perumusan visi dan misi
SKPD
� Kurang dikomunikasikan kepada staf
� Lebih merupakan slogan belaka
Permasalahan dalam Penerapan Transparansi
dan Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Daerah
9. Masih terdapat penyimpangan dalam pelaksanaan anggaran karena sistem anggaran kinerja dianggap oleh sebahagian pejabat sangat kaku dan tidak sensitif terhadap permasalahan tidak sensitif terhadap permasalahan masyarakat seperti bencana alam atau kebutuhan lainnya yang sebelumnya tidak mungkin dapat dianggarkan dalam APBD.
Strategi dan Upaya
Peningkatan SDM Aparatur
dalam rangka meningkatkan dalam rangka meningkatkan
Transparansi dan
Akuntabilitas Keuangan
Literatur Literatur
Review:Review:
Literatur Literatur
Review:Review:
Faktor-faktor
Ketersediaan
AnggaranAturan Hukum
Kemampuan SD
Manusia
Joedono (1974), Streers (1980), Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990),Salim dan Woodward (1992), Bryson (1995), Dwiyanto (1995), Kumorotomo (1996), Soesilo (2000), Atmosoeprapto (2001), Ruky (2001), Yuwono dkk (2002)
Joedono (1974), Streers (1980), Zeithaml, Parasuraman dan Berry (1990),Salim dan Woodward (1992), Bryson (1995), Dwiyanto (1995), Kumorotomo (1996), Soesilo (2000), Atmosoeprapto (2001), Ruky (2001), Yuwono dkk (2002)
Faktor-faktor
Mempengaruhi
Akuntabilitas dan
Transparansi
Sarana dan
Prasarana
Teknologi
Budaya
Kerja
Struktur
Organisasi
Kepemimpinan
Strategi Peningkatan A& T
Strategi Peningkatan A& T
Pendekatan Manajemen PublikPendekatan
Manajemen Publik
Sistem Pengendalian
Manajemen PublikPemacu
Perubahan
Struktur
Proses
SkillsetsKarakteristik
LingkunganParadigma
Sikap,
Budaya Kerja/
Perilaku yang
dirancang melalui
sistem
pengendalian
manajemen
Kerangka Bangunan Budaya Organisasi
Sikap,
Keyakinan,
Etos Kerja
Paradigma
Mindset yang
mendasari
perilaku
aparatur
birokrasi
Strategi Strategi dan Upaya
Peningkatan SDM Aparatur
� Strategi Merespon Perubahan
LingkunganLingkungan
� Redefinisi visi, misi daerah dan SKPD
sesuai tuntutan perubahan
Strategi Strategi dan Upaya
Peningkatan SDM Aparatur
� Strategi Membangunan budaya
organisasi pemerintah daerah yang
transparan dan akuntabel
Penyusunan Perangkat Budaya � Penyusunan Perangkat Budaya
Organisasi dan Internalisasinya
� Penyusunan Perangkat Budaya Kerja
yang transparaan dan akuntabel
Strategi Strategi dan Upaya
Peningkatan SDM Aparatur
� Pembaruan Teknologi Informasi dalam Membangun Jejaring Informasi
� Pembentukan aturan main, agenda dan prosedur mekanisme akuntabilitas dan transparansi keuangan di setiap daerahtransparansi keuangan di setiap daerah
� Peningkatan Manajemen SDM Aparatur dalam pengelolaan keuangan daerah
� Penataan Aparatur Daerah
� Pembentukan Pusat Penilaian Pegawai.
� Pelatihan Pegawai berdasarkan penilaian
� Pembentukan Klinik Anggaran
Terima KasihTerima KasihTerima KasihTerima Kasih