Post on 17-Jan-2016
description
A. Luting, Basis, Cavity Liners, dan Varnishes
Luting
Bahan luting merupakan suatu bahan yang kental yang diletakkan diantara struktur
gigi dengan protesa untuk melekatkan keduanya, yang mengeras melalui reaksi kimia. Kata
luting mengimplikasikan penggunaan suatu bahan yang dapat dibentuk untuk menutup ruang
atau untuk menyemenkan dua komponen menjadi satu. Sejumlah perawatan dental
mengharuskan perlekatan antara gigi dengan protesa dan alat-alat, dengan bantuan bahan
luting.
Basis
Basis merupakan lapisan isolasi, terkadang berupa medikamen, atau semen yang
diletakkan pada bagian dalam preparasi untuk melindungi jaringan pulpa dari injuri thermal
atau kimia. Penggunaannya untuk melidungi pulpa dari injuri termal, galvanic shock, dan
iritasi kimia, tergantung dengan jenis restorasi yang digunakan. Bahan ini harus memiliki
kekuatan yang cukup agar dapat menahan tekanan kondensasi selama peletakan bahan
restorasi.
Cavity Liner
Merupakan lapisan tipis semen yang digunakan untuk melindungi pulpa.
Cavity Varnish
Digunakan untuk menghalangi masukan iritan dari semen atau bahan restorasi lain,
dan untuk mengurangi penetrasi cairan mulut pada interface restorasi dan gigi ke dalam
dentin yang berada dibawahnya. Bahan ini memiliki ikatan dengan struktur gigi dan tidak
boleh digunakan dengan semen adesif yang bertujuan untuk meningkatkan bond strength ke
gigi dan ke restorasi.
B. Dental Semen dan Kegunaannya
Terdapat 2 tujuan utama dipakainya dental semen, yaitu:
1. Sebagai bahan restorasi tunggal maupun gabungan dengan bahan lain
2. Sebagai perekat tambalan atau pesawat cekat didalam mulut.
Dental semen merupakan bahan yang memiliki kekuatan yang rendah dibandingkan dengan
bahan lain. Bahan ini dapat larut dan mengalami desintegrasi didalam cairan mulut. Oleh
karena itu penggunaannya terbatas dan dianggap sebagai bahan restorasi sementara.
Kegunaan dari dental semen, yaitu :
1. Sebagai insulator terhadap thermal shock
2. Sebagai bahan perekat untuk inlay, crown, band ortodontik, dan lain-lain.
3. Sebagai bahan pengisi saluran akar
4. Sebagai bahan tambalan temporer dan permanen untuk restorasi pada gigi desidui
5. Sebagai bahan pulp capping
C. Sifat dan Karakteristik Dental Semen
Beberapa sifat yang perlu diperhatikan pada dental semen, yaitu:
1. Ketebalan film dan konsistensi
Ketebalan film sangat menentukan adaptasi restorasi dengan struktur gigi. Retensi juga dapat
dipengaruhi oleh ketebalan film semen. Konsistensi semen juga mempengaruhi ketebalan
film, karena semakin tinggi konsistensi semen maka semakin tebal film yang terjadi sehingga
kedudukan semen kurang sempurna.
2. Viskositas
Konsistensi semen dapat ditentukan dengan mengukur viskositasnya. Temperatur dan waktu
yang meningkat akan meningkatkan viskositas beberapa semen.
3. Setting time
Setting time semen memiliki kedudukan yang sama pentingnya dengan viskositas. Working
time yang adekuat diperlihatkan dengan setting time yang pas.
4. Strength
Standar konsistensi luting dari dental semen harus memperlihatkan minimal compressive
strength setelah 24 jam sebesar 70 MPa. Hal ini ditetapkan oleh spesifikasi ANSI/ADA
No.96 (ISO 9917).
5. Solubilitas
Solubilitas dalam air dan cairan mulut adalah salah satu sifat dental semen yang juga penting.
Secara umum, semen water-based lebih solubel dibandingkan dengan semen resin-based atau
oil-based.
1. Zink Fosfat
Komposisi
Kandungan utama bubuk semen zink fosfat adalah zinc oxide. Garam metalik
digunakan untuk mengubah karakteristik kerja dan sifat akhir semen. Magnesium oksida
biasanya ditambahkan untukmengurangi proses pada saat proses kalsinasi. Silikon dioksida
merupakan filler inaktif pada bubuk semen. Bismuth trioksida ditambahkan untuk
menghasilkan campuran semen yang halus dan juga untuk memperpanjang setting time.
Sifat Fisis dan Karakteristik
1. Sifat Mekanis
Jika semen zink fosfat dimanipulasi dengan tepat maka akan memiliki compressive strength
sampai dengan 104 MPa dan diametral telsile strength-nya sekitar 5,5 MPa. Modulus
elastisitas zink fosfat semen sekitar 13,7 MPa. Sehingga semen ini agak kaku serta digunakan
sebagai bahan luting pada restorasi yang terkena stress pengunyahan yang tinggi.
2. Solubility dan Disintegrasi
Semen ini dapat larut dalam cairan mulut (terutama dalam suasana asam)
3. Keasaman
Karena adanya asam fosfor maka keasaman semen ini cukup tinggi terutama pada saat
pertama kali diletakkan pada gigi.
4. Retensi
Setting semen zink fosfat tidak melibatkan reaksi apapun dengan jaringan keras sekelilingnya
ataupun dengan bahan restorasi.
2. Zinc Oxide Eugenol (ZOE) dan Non-Eugenol
Komposisi
Komposisi utama bubuk semen ini adalah zink oksida. White rosin ditambah untuk
mengurangi kerapuhan semen yang telah set. Zinc stearate ditambahkan sebagai plasticizer,
dan zink asetat untuk meningkatkan kekuatan semen. Eugenol dan olive oil merupakan cairan
semen ini yang berfungsi sebagai plasticizer. Semen zinc oxide non-eugenol biasanya
mengandung suatu aromatic oil dan zinc oxide. Dapat juga dilakukan penambahan bahan lain
seperti olive oil, oleic acid dan beeswax.
3. Zinc Polycarboxilate Cement
Komposisi
Semen polikarboksilat adalah sistem bubuk cairan. Cairannya adalah larutan air dari
asam poliakrilat atau kopolimer dari asam akrilik dengan asam karboksilat lain yang tidak
jenuh. Bubuknya mengandung zink oksida dengan sejumlah oksida magnesium. Oksida
stanium dapat menggantikan oksida magnesium. Bubuk ini juga dapat mengandung sejumlah
kecil stannous flourida yang mengubah waktu pengerasan dan memperbaiki sifat manipulasi.
Sifat Khas Semen Zink Polikarboksilat
Ketebalan lapisan
Ketika semen karboksilat diaduk pada rasio P/L yang benar, adonannya lebih kental daripada
adukan semen zink fosfat. Namun, adukan polikarboksilat diklasifikasikan sebagai
pseudoplastik, dan mengalami pengenceran jika kecepatan pengolesannya ditingkatkan.
Working time dan setting time
Working time untuk semen polikarboksilat jauh lebih pendek daripada semen zink fosfat,
yaitu sekitar 2,5 menit dibandingkan semen zink fosfat sekitar 5 menit. Penurunan temperatur
reaksi dapat meningkatkan waktu kerja yang diperlukan untuk sementasi jembatan cekat.
Waktu pengerasan berkisar 6-9 menit.
Compressive strength
Compressive strength semen polikarboksilat sekitar 55 MPa, lebih rendah daripada semen
zink fosfat. Namun tensile strength sedikit lebih tinggi.
Solubility
Daya larut semen didalam air memang rendah, tetapi jika terkena asam organik dengan pH
4,5 atau kurang, daya larutnya meningkat sangat besar.
Pertimbangan biologis
pH dari semen polikarboksilat lebih tinggi daripada semen zink fosfat pada berbagai interval
waktu. Meskipun semen polikarboksilat pada awalnya bersifat asam, produk ini hanya sedikit
mengiritasi pulpa.
Semen polikarboksilat digunakan untuk sementasi akhir restorasi mahkota dan jembatan.
5. Glass Ionomer Cement
Komposisi
Powder semen mengandung glass aluminosilikat dan cairan semen mengandung
kopolimer polikarboksilat yang dilarutkan didalam air. Komposisinya terdiri dari SiO2, Al2O3,
AlF3, CaF2, NaF, dan AlPO4.
Sifat-sifat dan Penggunaan
Glass ionomer cement memiliki nilai compressive strength antara 90-220 MPa, tensile
strength 4,5 MPa, dan modulus of elasticity 5,4 Gpa. Glass ionomer semen tidak mengiritasi
dan bersifat antikariogenik karena dapat melepaskan flouride.
Penggunaan semen ionomer kaca telah meluas antara lain sebagai bahan perekat
pelapik, bahan restoratif untuk restorasi konservatif kelas I dan II, membangun badan inti,
dan sebagai penutup pit dan fisur.ada 3 jenis semen ionomer kaca berdasarkan formulanya
dan potensi penggunannya, yaitu tipe I untuk bahan perekat, tipe II untuk bahan restorasi, dan
tipe III untuk basis atau pelapik.
5. Semen Ionomer Kaca dengan Modifikasi Logam
Semen ionomer kaca kurang kuat sehingga tidak dapat menahan kekuatan
pengunyahan yang besar. Semen ini juga tidak tahan terhadap keausan penggunaan
dibandingkan bahan restorasi estetik lainnya, seperti komposit dan keramik. Semen ionomer
kaca telah dimodifikasi dengan mengikutkan partikel-partikel logam sebagai bahan pengisi
sebagai usaha untuk meningkatkan kekuatan, ketahanan, terhadap fraktur, dan ketahanan
terhadap keausan. Ada 2 metude modifikasi yang telah dilakukan. Metode I adalah
mencampurkan bubuk logam campur amalgam yang berpartikel speris dengan bubuk
ionomer kaca tipe II. Semen ini disebut sebagai gabungan logam campur perak. Metode II
adalah mencampur bubuk kaca dengan partikel perak dengan menggunakan pemanasan yang
tinggi. Semen ini disebut dengan cermet.
6. Semen Ionomer Kaca dengan Modifikasi Resin
Komposisi dan Reaksi Pengerasan
Komponen bubuk dari bahan yang dikeraskan dengan sinar mengandung kaca yang
dapat melepaskan ion-ion dan inisiator untuk pengerasan dengan sinar atau kimiawi.
Komponen cairan biasanya mengandung air, asam poliakrilat, atau asam poliakrilat dengan
beberapa gugus karboksilik yang dimodifikasi dengan monomeer metakrilat dan hidroksietil
metakrilat. Kedua bahan ini bertanggung jawab untuk polimerisasi. Reaksi pengerasan awal
dari bahan ini ditimbulkan oleh polimerisasi gugus metakrilat. Reaksi asam-basa yang lambat
akhirnya bertanggungjawab untuk proses pematangan yang unik dan kekuatan akhir.
7. Semen Resin
Komposisi Semen Resin Sebagai Luting Alloy Mahkota dan Jembatan, serta Sebagai
Pelekat Restorasi Estetis
Semen self-cured dengan komponen utamanya berupa diacrylate olygomer diluted
dan monomer dimetakrilat berberat molekul rendah. komponen utama lainnya adalah
silanated silica atau glass. Sistem inisiator-aseleratornya adalah amin peroksida.
Semen resin sebagai pelekat restorasi estetis merupakan komposit microfilled atau
hibrid dengan kandungan utama resin Bis-GMA atau urethane dimethacrylate, dan filler silica
atau glass. Pada semen light-cured, fotoinisiatornya adalah sistem champhorquinone-amine.
Penggunaan
1. Sementasi mahkota dan jembatan konvensional
2. Melekatkan keramik estetis, restorasi single composite laboratory, dan jembatan
resin-bonded ke gigi
3. Melekatkan braket ortodontik ke gigi
4. Sementasi restorasi sementara.
8. Calsium Hydroxide
Disediakan dalam bentuk powder yang nantinya akan dicampur dengan air
destilasi atau dengan larutan kloroform. Penggunaannya pada kavitas yang dalam atau
langsung pada pulpa yang terbuka dimana fungsinya sebagai perangsang
pembentukan dentin sekunder.
Manipulasi dan Sifat Fisis
Sebagian besar kalsium hidroksida tersedia dalam bentuk 2 pasta. Tiap pasta dengan
panjang tertentu diletakkan diatas paper pad dan diaduk sampai warnanya sama. Semen light-
cured dipolimerisasi dengan sinar tampak selama 20 detik setiap ketebalan 1 mm.
Kalsium hidroksida memiliki compressive strength 96 MPa dan tensile strength 38
MPa. Semen ini memiliki konduktifitas termal yang rendah. pH dari semen ini berkisar antara
11-12. Setting time bervariasi antara 2-7 menit.