Post on 25-Oct-2021
SKRIPSI
ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PT. SEMEN TONASA
KABUPATEN PANGKEP
RIDWAN ANWAR
105720335311
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR
2015
SKRIPSI
ANALISIS EFISIENSI MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT
LIKUIDITAS PADA PT. SEMEN TONASA
KABUPATEN PANGKEP
RIDWAN ANWAR10572 03353 11
Untuk memenuhi persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi padaJurusan Manajemen
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNISUNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
MAKASSAR2015
iv
MOTTO
Rahmat sering datang kepada kita dalam bentuk
kesakitan, kehilangan dan kekecewaan.
Tetapi kalau kita sabar,
kita segera akan melihat bentuk aslinya……
v
ABSTRAK
Ridwan Anwar, Stambuk 10572 03353 11, Analisis Efisiensi ModalKerja Terhadap Tingkat Likuiditas Pada PT. Semen Tonasa KabupatenPangkep, dibimbing oleh H. A. Muhiddin Daweng, SE dan Abdul Muttalib, SE.,MM.
Penelitian ini dilaksanakan pada PT. Semen Tonasa di KabupatenPangkep, Data yang digunakan bersumber dari laporan keuangan mulai dari tahun2011 sampai tahun 2013 yang sekaligus menjadi sampel dalam peneletian ini.Metode analisis data yang digunakan adalah analisis rasio likuiditas, yang terdiridari rasio lancar, rasio cepat, rasio kas, rasio perputaran kas dan Inventory To NetWorking Capital.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa perhitungan rasio lancar dari tahun2011 hingga 2013 dimana perhitungan rasio lancarnya diatas 125 % yangtermasuk dalam kategori sangat baik. Rasio cepat (quick ratio) adalah kemampuanuntuk membayar utang yang harus segera dipenuhi dengan aktiva lancar yanglebih. Pada rasio cepat menunjukkan posisi likuiditas perusahaan baik karenamelebihi 100%. Dari hasil perhitungan rasio kas yang menunjukkan adanyapeningkatan tiap tahunnya sehingga perusahaan tersebut mempunyai ketersediaanuang kas untuk membayar ketersediaan perusahaan tersebut. pada rasio perputarankas memperoleh hasil yang baik sehingga mempunyai kecukupan modal kerjauntuk membayar tagihan dan membiayai tingkat ketersediaan kas untukmembayar tagihan dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan. DanInventory To Net Working Capital menunjukkan hasil yang baik sehinggamenunjukan keadaan modal kerja cukup efisien.
Kata Kunci : Modal Kerja, Likuiditas
vi
KATA PENGANTAR
Tiada kata yang dapat penulis ungkapkan kecuali puji syukur atas
kehadirat Allah SWT, atas Rahmat dan ridho-Nyalah sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini tepat pada waktunya. Skripsi ini merupakan salah satu
syarat untuk mengikuti ujian skripsi Jurusan Manajemen Program Studi Ekonomi
dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis telah melibatkan banyak pihak, baik
secara langsung maupun tidak langsung yang senantiasa memberikan aspirasi dan
motivasi kepada penulis.
Kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih dan penghargaan
kepada :
1. Dr. H. Irwan Akib, MPd. Selaku Rektor Universitas Muhammadiyah
Makassar yang telah memberikan kesempatan untuk menyelesaikan studi
di Universitas Muhammadiyah Makassar.
2. Dr. H. Mahmud Nuhung, MA selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Universitas Muhammadiyah Makassar
3. Moh. Aris Pasigai, SE, MM selaku ketua Jurusan Manajemen
4. Bapak dan Ibu dosen serta para staf dan pegawai Fakultas Ekonomi
khususnya Jurusan Manajemen atas segala ilmu yang telah di berikan.
vii
5. H. A. Muhiddin Daweng, SE dan Abdul Muttalib, SE,.MM selaku
pembimbing yang telah banyak meluangkan waktu untuk membimbing
dan memberikan arahan kepada penulis sejak penulisan proposal hingga
skripsi.
6. Seluruh keluargaku yang tercinta, dan seluruh sahabat Baso Sofyan, Didi
Hidayat, Anang Kasim Fajar, Nur Ishak Abdullah, Nanda Ismunandar,
Baso Safwan Eka Mursal, Jumardi, Septian Irmansyah, Musdalifah, Nur
Hikmah Hasan, Rahayu Suryaningsi, Ulmi Kalsum, Darma Mandatary,
Nur Intan Febryanti, Yustika Dinnur, dan Eddi Wijaya terima kasih
dukungan dan do’anya.
7. Rekan-rekan mahasiswa seperjuangan di Manajemen terkhususnya
Manajemen 08 angkatan 2011, serta semua pihak yang penulis tidak bisa
ucapkan satu-satu, terima kasih segala perhatian dan kebersamaan kita
selama ini, semoga persahabatan dan persaudaraan kita tetap terajut dalam
sebuah jalinan yang begitu kuat dan indah untuk dikenang selamanya.
Insya allah.
8. Kedua orang tua penulis, Alm. Anwar dan Nurhaedah serta saudara-
saudaraku Ariani Anwar dan Ayu Andira Anwar yang tak henti hentinya
mendoakan dan membiayai penulis dengan segenap kemampuan,
keikhlasan dan kasih sayangnya sehingga dalam menyusun skripsi bisa
berjalan dengan lancar.
viii
Kelemahan dan kekurangan skripsi ini mengundang banyak pihak untuk
memberikan saran dan kritik yang membangun. Akhirnya penulis mengucapkan
Alhamdulillahi Rabbil Alamin atas terselesainya laporan akhir ini. Semoga dapat
memberikan manfaat dan inspirasi bagi yang membacanya serta dapat bernilai
Ibadah.
Makassar, Agustus 2015
Ridwan Anwar
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ......................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN ......................................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................... iii
MOTTO ............................................................................................................. iv
ABSTRAK ......................................................................................................... v
KATA PENGANTAR ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI ..................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................. xi
DAFTAR GAMBAR ......................................................................................... xii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang............................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .......................................................................... 4
C. Tujuan Penelitian ........................................................................... 4
D. Manfaat Penelitian ......................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan.................................................................... 6
B. Laporan Keuangan ......................................................................... 8
C. Analisis Laporan Keuangan ........................................................... 12
D. Modal Kerja ................................................................................... 15
E. Rasio Likuiditas ............................................................................. 19
F. Kerangka Pikir ............................................................................... 24
G. Hipotesis ........................................................................................ 25
x
BAB III METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian ......................................................... 26
B. Metode Pengumpulan Data ............................................................ 26
C. Jenis dan Sumber Data ................................................................... 27
D. Populasi Dan Sampel…………………………………………….. 27
E. Definisi Operasional....................................................................... 28
F. Metode Analisis Data .................................................................... 29
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian .............................................................................. 30
B. Pembahasan Hasil Penelitian ......................................................... 49
BAB V SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan ........................................................................................ 55
B. Saran............................................................................................... 57
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
xi
DAFTAR TABEL
Tabel : 4.1. Data perhitungan untuk rasio lancar ................................................ 46
Tabel : 4.2. Data perhitungan untuk rasio cepat ................................................. 46
Tabel : 4.3. Data perhitungan untuk rasio kas..................................................... 47
Tabel : 4.4. Data perhitungan untuk rasio perputaran kas................................... 47
Tabel : 4.5. Data perhitungan untuk Inventory To Net Working Capital ............ 48
Tabel : 4.8. Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas ................................................ 49
xii
DAFTAR GAMBAR
Gambar : 2.1. Alur Kerangka Pikir ..................................................................... 25
Gambar : 4.1. Kantor Pusat PT. Semen Tonasa.................................................. 33
Gambar : 4.2. Semen Portland Type 1 ................................................................ 37
Gambar : 4.3. Semen Portland Komposit............................................................ 38
Gambar : 4.4. Semen Portland Pozzolan............................................................. 39
Gambar : 4.5. Pelabuhan Khusus Biringkassi ..................................................... 41
Gambar : 4.6. Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa ....................................... 42
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Dalam menjalankan kegiatan operasional sehari-hari, setiap perusahaan
selalu membutuhkan modal kerja. Modal kerja merupakan salah satu faktor
produksi yang paling penting dalam menjalankan kegiatan operasional
perusahaan, karena dengan modal kerja segala kebutuhan untuk proses
produksi dapat terpenuhi. Penggunaan modal kerja oleh suatu perusahaan
dalam kegiatan operasional sehari-hari adalah untuk membelanjai operasinya
dalam upaya meningkatkan hasil produksi dengan tujuan untuk memperoleh
laba yang maksimal. Maka dari itu setiap perusahaan memerlukan adanya
modal kerja yang cukup.
Besar kecilnya modal kerja perusahaan tergantung dari jenis perusahaan.
Penentuan jumlah modal kerja sangatlah penting bagi perusahaan, karena jika
kekurangan modal kerja maka perusahaan akan mengalami masalah likuiditas
yaitu tidak bisa membayar kewajiban jangka pendek tepat pada waktunya,
akan mengalami kesulitan dalam membeli bahan baku atau bahan pembantu,
membayar upah buruh, gaji para karyawan, serta biaya-biaya lainnya yang
akan mengakibatkan tidak maksimumnya kegiatan operasional perusahaan.
Sedangkan jika kelebihan modal kerja dapat mengakibatkan kerugian bagi
perusahaan, hal ini dikarenakan adanya idle money yang tidak dialokasikan
untuk pos yang lain. Kelebihan modal kerja berarti menunjukkan adanya dana
2
yang tidak produktif, ini akan mengurangi kesempatan dalam memperoleh
keuntungan.
Uang atau dana yang dikeluarkan itu diharapkan dapat masuk kembali
dalam perusahaan dalam waktu yang pendek melalui hasil penjualan
produksinya maupun untuk jangka panjang melalui investasinya. Uang yang
masuk dari hasil penjualan produk tersebut akan segera dikeluarkan lagi
untuk membiayai operasi selanjutnya. Dengan demikian, maka dana tersebut
akan terus menerus berputar setiap periode-nya.
Untuk kelancaran operasional maka pihak manajemen harus menentukan
modal kerja atau sumber-sumber dana yang akan membantu kelangsungan
hidup perusahaan tersebut. Kecukupan modal kerja berpengaruh terhadap
kelancaran dan efisiensi dalam mengoperasikan perusahaan dan mengurangi
keadaan yang timbul akibat adanya kekacauan keuangan perusahaan. Dengan
menganalisis efisiensi penggunaan modal kerja maka dapat diketahui
bagaimana kebijaksanaan yang akan diambil oleh perusahaan dalam
usahanya mengoperasikan modal yang ada sehingga dapat diketahui tingkat
efisiensi dari modal yang dioperasikan. Suatu perusahaan juga dituntut untuk
berusaha semaksimal mungkin dalam mengelola usahanya khususnya dalam
segi keuangan yaitu bagaimana menyusun laporan keuangan.
Menurut Kasmir ( 2014 : 7 ) laporan keuangan adalah laporan yang
menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu
periode tertentu. Maksud laporan keuangan yang menunjukkan kondisi
perusahaan saat ini adalah merupakan kondisi terkini. Kondisi perusahaan
3
terkini adalah keadaan keuangan perusahaan pada tanggal tertentu (untuk
neraca) dan periode tertentu (untuk laporan laba rugi). Biasanya laporan
keuangan dibuat per periode, misalnya tiga bulan, atau enam bulan untuk
kepentingan internal perusahaan. Sementara itu, untuk laporan lebih luas
dilakukan satu tahun sekali. Di samping itu, dengan adanya laporan
keuangan, dapat diketahui posisi perusahaan terkini setelah menganalisis
laporan keuangan tersebut dianalisis. Hal tersebut diatas dapat menjadi
sebuah informasi.
Informasi tersebut dapat bersifat operasional atau strategis, baik
kebijaksanaan modal kerja perusahaan. Secara garis besar neraca memberikan
informasi mengenai sumber dan penggunaan dana perusahaan. Sedangkan
laporan laba rugi adalah laporan mengenai pendapatan, biaya-biaya dan laba
perusahaan selama satu periode tertentu. Dari perhitungan laba rugi dapat
dilihat seberapa besar efisien penggunaan modal aktiva untuk mendukung
penjualan dan seberapa besar efisien dana yang diperoleh dapat digunakan
untuk memberi imbalan kepada pemilik modal dan sebagai sumber modal
untuk investasi.
Konsep likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
melunasi sejumlah utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun.
Dimensi konsep likuiditas mancakup current ratio, quick ratio, cash ratio,
dan net working capital to total assets ratio. Dimensi konsep likuiditas
tersebut mencerminkan ukuran-ukuran kinerja manajemen ditinjau dari
4
sejauh mana manajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai dari
utang lancar dan saldo kas perusahaan.
Likuiditas menjelaskan kesanggupan perusahaan untuk melunasi utang
jangka pendek. Tingkat likuiditas yang tinggi menunjukkan kemampuan
melunasi utang jangka pendek semakin tinggi pula. Current ratio dapat diukur
menggunakan aktiva lancar dibagi utang lancar. Adapun yang dimaksud
aktiva lancar mencakup kas, piutang, surat-surat berharga jangka pendek,
persediaan, dan persekot. Adapun yang termasuk utang lancar adalah utang
dagang, utang wesel, utang gaji, utang pajak, utang obligasi jangka panjang.
Dari uraian tersebut diatas, maka penulis memilih judul “Analisis Efisiensi
Modal Kerja Terhadap Tingkat Likuiditas pada PT. Semen Tonasa
Kabupaten Pangkep. Periode 2011-2013“ .
B. Rumusan Masalah
Apakah efisiensi modal kerja dapat meningkatkan likuiditas pada PT.
Semen Tonasa, Kabupaten Pangkep. Periode 2011-2013?
C. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini, adalah untuk mengetahui efisiensi
penggunaan modal kerja terhadap tingkat likuiditas pada PT. Semen Tonasa,
Kabupaten Pangkep. Periode 2011-2013.
5
D. Manfaat Penelitian
Sedangkan manfaat penelitian adalah :
1. Manfaat teoritis
Hasil penelitian digunakan untuk memperdalam pengetahuan dibidang
manajemen keuangan khususnya penggunaan modal kerja.
2. Manfaat praktis
a. Bagi pihak manajemen, dapat memanfaatkan hasil penelitian ini
sebagai bahan masukan dalam mengevaluasi penggunaan modal kerja.
b. Bagi peneliti, untuk memperdalam pengetahuan dibidang manajemen
keuangan, terutama yang berkaitan dengan analisis modal kerja dan
likuiditas.
6
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Manajemen Keuangan
Upaya meninjau struktur keuangan suatu perusahaan dalam hubungan
dengan aktifitas adalah merupakan kebijaksanaan menejemen keuangan. Hal
ini disebabkan aktifitas muncul sebagai akibat dari kebijaksanaan manajemen
dalam hal memperoleh dana atau modal untuk membiayai kegiatan
perusahaan untuk mencapai tujuannya.
1. Definisi Manajemen Keuangan
Ada beberapa definisi mengenai manajemen keuangan yang
dikemukakan oleh para ahli, yaitu:
Eugene Brigham dalam buku Kasmir, (2010:6) :
mengatakan bahwa, manajemen keuangan adalah seni (art) danilmu (science), untuk me-menage uang, yang meliputi proses,institusi/lembaga, pasar, dan instrumen yang terlibat denganmasalah transfer uang diantara invidu, bisnis, dan pemerintah.
Martono dan D. Agus Harjito, (2007:4) Menajemen keuangan
”Merupakan manajemen (pengelolaan) menegnai bagaimana
memperoleh aset, mendanai aset, dan mengelola aset untuk mencapai
tujuan perusahaan”.
Menurut Sutrisno, (2005:3) : “Manajemen keuangan adalah semua
aktivitas perusahaan yang berhubungan dengan usaha-usaha
7
mendapatkan dana perusahaan dengan biaya yang murah serta usaha
untuk menggunakan dan mengalokasikan dana tersebut”.
Dari beberapa pengertian diatas tentang manajemen keuangan
dapat disimpulkan bahwa aktivitas manajemen keuangan berkaitan erat
dengan pengelolaan keuangan perusahaan, termasuk lembaga yang
berhubungan erat dengan sumber pendanaan dan investasi keuangan
perusahaan serta instrument keuangan.
2. Fungsi Manajemen Keuangan
Dalam menjalankan tugasnya departemen keuangan memilki
banyak tugas agar mencapai sasarannya. Tugas (kewajiban) ini
kemudian dituangkan dalam berbagai kegiatan yang harus
direncanakan, dilaksanakan, diawasi dan dikendalikan, sehingga dapat
memuluskan pencapaian tujuan tersebut. Semua tugas ini lebih banyak
menjadi tanggung jawab manajer keuangan atau direktur keuangan
sebagai pimpinan tertinggi di departemen keuangan.
Fred Weston dalam buku Kasmir, (2010:16) :
Menjelaskan bahwa, fungsi utama manajer keuangan adalahmerencanakan, mencari dan memamfaatkan dana untukmemaksimalkan nilai, perusahaan, atau dengan kata lainaktivitasnya berhubungan dengan keputusan tentang pilihansumber dan alokasi dana.
Perlu diingat bahwa fungsi direktur atau manajer keuangan setara
dengan direktur lainnya, seperti direktur produksi, pemasaran, dan
direktur sumber daya manusia. Dan masing-masing fungsi ini
bertanggung jawab langsung kepada direktur utama. Kemudian masing-
8
masing fungsi memiliki pembantu atau bawahan untuk menjalankan
kegiatan. Dalam hal ini manajer keuangan dibantu oleh bendahara dan
administrasi pembukaan/akutansi.
B. Laporan Keuangan
Laporan keuangan sebagai alat yang sangat penting untuk memperoleh
informasi sehubungan dengan adanya keinginan pihak-pihak tertentu yang
berkepentingan terhadap laporan keuangan tersebut. Laporan keuangan akan
lebih berarti bagi pihak-pihak yang berkepentingan apabila dianalisa lebih
lanjut, sehingga diperoleh informasi yang dapat mendukung kebijakan yang
akan diambil.
Laporan keuangan menggambarkan kondisi keuangan dan hasil usaha
suatu perusahaan pada saat tertentu atau jangka waktu tertentu. Adapun jenis
laporan keuangan yang lazim dikenal adalah Neraca atau Laporan Laba/Rugi,
atau hasil usaha, Laporan Arus Kas, Laporan Posisi keuangan.
1. Definisi Laporan keuangan
Ada beberapa Definisi tentang laporan keuangan yang dikemukakan
oleh para ahli, yaitu:
Menurut Irham Fahmi, (2012:22) : “Laporan keuangan merupakan
suatu informasi yang menggambarkan kondisi suatu perusahaan, dimana
selanjutnya itu akan menjadi suatu informasi yang menggambarkan
tentang kinerja suatu perusahaan”.
9
Menurut Kasmir, (2014:7) : ”Laporan keuangan adalah laporan
yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau
dalam suatuperiode tertentu”.
Menurut Harahap, (2013:105) :
Menyatakan bahwa, laporan keuangan menggambarkan kondisikeuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada saat tertentuatau jangka waktu tertentu. Adapun jenis laporan keuangan yanglazim dikenal adalah neraca atau laporan laba/rugi, atau hasilusaha, laporan arus kas, laporan perubahan posisi keuangan.
Analisa atas laporan keuangan pada hakekatnya adalah untuk
mengadakan penilaian atas keadaan keuangan atau posisi keuangan
perusahaan pada suatu saat dan perubahan posisi keuangan atau
kemajuan-kemajuan suatu perusahaan melalui laporan keuangan yang
bersangkutan.
2. Tujuan Laporan Keuangan
Seperti diketahui bahwa setiap laporan keuangan yang dibuat
sudah pasti memiliki tujuan tertentu. Dalam praktiknya terdapat
beberapa tujuan yang hendak dicapai, terutama bagi pemilik usaha dan
manajemen perusahaan. Disamping itu, tujuan laporan keuangan disusun
guna memenuhi kepentingan berbagai pihak yang berkepentingan
terhadap perusahaan.
Secara umum laporan keuangan bertujuan untuk memberikan
informasi keuangan suatu perusahaan, baik pada saat tertentu maupun
pada periode tertentu. Laporan keuangan juga dapat disusun secara
10
mendadak sesuai kebutuhan perusahaan maupun secara berkala. Jelasnya
adalah laporan keuangan mampu memberikan informasi keuangan
kepada pihak dalam dan luar perusahaan yang memiliki kepentingan
terhadap perusahaan.
Menurut Kasmir, (2014:11) tujuan pembuatan atau penyusunan
laporan keuangan adalah sebagai berikut:
a. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva (harta)
yang dimiliki perusahaan pada saat ini.
b. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan
modal yang dimiliki perusahaan saat ini.
c. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang
diperoleh pada suatu periode tertentu.
d. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang
dikeluarkan perusahaan dalam suatau periode tertentu.
e. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi
terhadap aktiva, pasiva, dan modal perusahaan.
f. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan
dalam suatu periode.
g. Memberikan informasi tentang catatan-catatan atas laporan
keuangan.
11
3. Jenis-jenis Laporan Keuangan
Ada bebrapa jenis keuangan yang telah di kenal dan lazim
digunakan, berikut jenis laporan keuangan utama dan pendukung,
menurut Sofyan Syafri Harahap (2013:106) antara lain :
a. Daftar neraca yang manggambarakan posisi keuangan perusahaan
pada suatu tanggal tertentu.
b. Perhitungan Laba/Rugi yang menggambarkan jumlah hasil, biaya
dan laba/rugi perusahaan pada suatu periode tertentu.
c. Laporan sumber dan penggunaan dana. Di sini dimuat sumber dan
pengeluaran perusahaan dalam satu periode.
d. Laporan arus kas menggambarkan sumber dan penggunaan kas
pada suatu periode tertentu.
e. Laporan harga pokok produksi yang menggambarkan beberapa dan
unsur apa yang diperhitungkan dalam harga pokok produksi suatu
barang.
f. Laporan laba ditahan menjelaskan posisi laba ditaha yang tidak
dibagikan kepada pemilik saham.
g. Laporan perubahan modal amenjelaskan perubahan posisi modal
baik saham maupun modal perusahaan.
h. Dalam suatu kondisi tertentu dapat pula digunakan laoran kegiatan
keuangan. Laporan ini menggan barkan kondisi transaksi laporan
keuangan perusahaan yang memengaruhi kas atau ekuivalen kas.
12
Laporan ini merupakan rekomendasi Trueblood Committe tahun
1974 namun jarang digunakan.
C. Analisis Laporan Keuangan
Analisis laporan keuangan merupakan alat analisis bagi manajemen
kauangan perusahaan yang bersifat menyeluruh, dapat digunakan untuk
mendeteksi/mendiagnosis tingkat kesehatan perusahaan baik yang bersifat
parsial maupun kinerja organisasi secara keseluruhan.
1. Definisi Analisis Laporan Keuangan
Bernstein dalam buku Sofyan Syafri Harahap, (2013:190) :
Menyatakan bahwa, Analisis laporan keuangan mencakup penerapanmetode dan teknik analitis atas laporan keuangan dan data lainnyauntuk melihat dari laporan itu ukuran-ukuran dan hubungan tertentuyang sangat berguna dalam proses pengambilan keputusan.
Menurut Martono dan D. Agus Harjito, (2007:51) Menyatakan
bahwa, “Analisis laporan keuangan merupakan analisis mengenai kondisi
keuangan suatu perusahaan yang melibatkan neraca dan laba-rugi”.
Munawir, (2007 : 36) ada dua metode analisis yang digunakan oleh
setiap penganalisa laporan keuangan, yaitu :
a. Analisis horizontal
analisis horizontal adalah analisis dengan mengadakan
pembandingan laporan keuangan untuk beberapa periode atau
beberapa saat, sehingga akan diketahui perkembangannya. Metode
horizontal ini disebut pula sebagai metode analisis dinamis.
13
b. Analisis vertikal
analisis vertikal yaitu apabila laporan keuangan yang dianalisis
hanya meliputi satu atau satu saat saja, yaitu dengan
memperbandingkan antara pos yang satu dengan pos yang lainnya
dalam laporan keuangan tersebut, sehingga hanya akan diketahui
keadaan keuangan atau hasil operasi pada saat itu saja. Analisis
vertikal ini disebut juga sebagai metode analisis yang statis karena
kesimpulan yang dapat diperoleh hanya untuk periode itu saja tanpa
mengetahui perkembangannya.
2. Tujuan Analisis Laporan keuangan
Bernstein, dalam buku Sofyan Syafri Harahap, (2013:18) analisis
laporan keuangan dilakukan dengan tujuan sebagai berikut :
a. Screening
Analisis dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui situasi dan
kondisi perusahaan dari laporan keuangan tanpa pergi langsung ke
lapangan.
b. Understanding
Memahami perusahaan, kondisi keuangan, dan hasil usahanya.
c. Forecasting
Analisis digunakan untuk meramalkan kondisi keuangan
perusahaan di masa yang akan datang.
14
d. Diagnosis
Analisis dimaksudkan untuk melihat kemungkinan adanya
masalah-masalah yang terjadi baik dalam manajemen, operasi,
keuangan atau masalah lain dalam perusahaan.
e. Evaluation
Analisis dilakukan untuk menilai prestasi manajemen dalam
mengelola perusahaan.
3. Teknik Analisis Laporan Keuangan
Harahap, (2007:209) kegiatan yang selalu lazim dilakukan dalam
analisis laporan keuangan dari berbagai teknik yang akan dilakukan
sebagai berikut :
a. Menghitung rasio, indeks, perbedaan, kenaikan, penurunan, atau
persentase.
b. Membandingkan laporan keuangan baik dengan
menggambarkannya, membuat indeks, membuat angka asli. Angka
ini dibandingkan dengan : periode sebelumnya, perusahaan sejenis,
industrial norm (rasio rata-rata industri).
c. Menilai angka-angka : kenaikan, perbedaan dengan lainnya,
penurunan atau rasio lainnya.
d. Menganalisis hubungan satu sama lain atau mencari kemungkinan
penyebab persoalan yang menyebabkan perbedaan
penurunan/kenaikan.
15
e. Menghubungkan antara satu data dengan data lain baik antara data
kuantitatif dengan data kualitatif misalnya antara kenaikan
penjualan dengan kenaikan biaya. Antara data kuantitatif dengan
data kualitatif misalnya antara angka penjualan dengan kondisi
ekonomi nasional.
f. Menggunakan model atau rumus-rumus tertentu dengan
menggunakan metode interpelasi, mengujinya sekaligus melihat
hasilnya dan membandingkannya dengan kenyataan yang terjadi.
D. Modal Kerja
Istilah lain modal kerja adalah aktiva lancar, sedangkan komponen aktiva
lancar meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar
lainnya. Pengelolaan modal kerja dapat diartikan sebagai pengelolaan
terhadap komponen-komponen aktiva lancar. Dalam konteks ini antara
komponen kas dengan komponen aktiva lancar piutang dan persediaan saling
terkait dan membutuhkan pengelolaan yang memadai sesuai fluktuasi
kebutuhan modal kerja perusahaan.
1. Definisi Modal Kerja
Martono dan D. Agus Harjito, (2007:72) Menyatakan bahwa,
“Modal kerja adalah dana yang di pergunakan untuk membiayai kegiatan
operasi perusahaan sehari-hari”.
Menurut Kasmir, (2014 : 250) ada 3 konsep dalam modal kerja, yaitu :
16
a. Konsep Kuantitatif
Konsep kuantitatif, menyebutkan bahwa modal kerja adalah
seluruh aktiva lancar. Dalam konsep ini adalah bagaimana
mencukupi kebutuhan dana untuk membiayai operasi perusahaan
jangka pendek. Konsep ini sering disebut dengan modal kerja kotor
(gross working capital).
b. Konsep Kualitatif
Konsep kualitatif, merupakan konsep yang menitikberatkan kepada
kualitas modal kerja. Konsep ini melihat selisih antara jumlah aktiva
lancar dengan kewajiban lancar. Konsep ini disebut modal kerja
bersih atau (net working capital).
c. Konsep fungsional
Konsep fungsional menekankan kepada fungsi dana yang dimiliki
perusahaan dalam memperoleh laba. Artinya sejumlah dana yang
dimiliki dan digunakan perusahaan untuk meningkatkan laba
perusahaan. Semakin banyak dana yang digunakan sebagai modal
kerja seharusnya dapat meningkatkan perolehan laba. Demikian pula
sebaliknya, jika dana yang digunakan sedikit, labapun akan menurun.
Akan tetapi, dalam kenyataan terkadang kejadiannya tidak selalu
demikian.
Dalam prakteknya secara umum, modal kerja perusahaan dibagi ke
dalam dua jenis, yaitu :
17
a. Modal kerja kotor (gross working capital)
Modal kerja kotor (gross working capital) adalah semua
komponen yang ada diaktiva lancar secara keseluruhan dan sering
disebut modal kerja. Artinya mulai dari kas, bank, surat-surat
berharga, piutang, sediaan, dan aktiva lancar lainnya. Nilai total
komponen aktiva lancar tersebut menjadi jumlah modal kerja yang
dimiliki perusahaan.
b. Modal kerja bersih (net working capital)
Modal kerja bersih (net working capital) merupakan seluruh
komponen aktiva lancar dikurangi dengan seluruh total kewajiban
lancar (uatng jangka pendek). Utang lancar meliputi utang dagang ,
utang wesel, utang bank jangka pendek (satu tahun), utang gaji,
utang pajak, dan hutang lancar lainnya. Pengertian ini sejalan
dengan konsep modal kerja yang sering digunakan.
2. Penggunaan Modal Kerja
Penggunaan dana untuk modal kerja dapat diperoleh dari kenaikan
aktiva dan menurunnya passiva. Secara umum dikatakan bahwa
penggunaan modal kerja biasa dilakukan perusahaan untuk tujuan :
1. Pengeluaran untuk gaji, upah, dan biaya operasional lainnya
2. Pengeluaran untuk membeli bahan baku atau barang dagangan
3. Untuk menutupi kerugian akibat penjualan surat berharga
4. Pembentukan dana
18
5. Pembelian aktiva tetap (tanah, bangunan, kendaraan, mesin dan lain-
lain)
6. Pembayaran utang jangka panjang (obligasi, hipotek, utang bank
jangka panjang)
7. Pembelian atau penarikan kembali saham yang beredar
8. Pengambilan uang atau barang untuk kepentingn pribadi
Penggunaan modal kerja di atas jelas akan mengakibatkan
perubahan modal kerja, namun perubahan modal kerja tergantung dari
penggunaan modal kerja itu sendiri. Dalam praktiknya modal kerja suatu
perusahaan tidak akan berubah apabila terjadi :
1. Pembelian barang dagang dan bahan lainnya secara tunai.
2. Pembelian surat berharga secara tunai.
3. Perubahan bentuk piutang misalnya dari piutang dagang ke piutang
wesel.
Dikatakan modal kerja tidak mengalami perubahan disebabkan,
pembelian barang secara tunai, posisinya tetap berada di aktiva lancar,
hanya berubah kompenennya saja. Demikian pula dengan pembelian
surat berharga secara tunai tetap tiding mengubah aktiva lancar.
Sedangkan perubahan bentuk piutang, misalnya dari piutang dagang ke
piutang wesel juga tidak mengubah posisi utang lancar.
Laporan sumber dan penggunaan modal kerja sangatlah penting
artinya baik terhadap manajer keuangan maupun terhadap pihak luar
yang akan menanamkan modalnya. Pentingnya analisa aliran modal
19
kerja bagi pihak manajer keuangan untuk mengetahui kemajuan
perusahaan yang telah dicapai dari waktu kewaktu. Sedangkan bagi para
pihak luar seperti para kreditur hal ini penting karena mereka dapat
melihat permintaan kredit yang diajukan kepadanya, yaitu dengan
menilai kemampuan perusahaan akan membayar bunga atau
mengembalikan pinjamannya.
E. Rasio Likuiditas
Ketidakmampuan perusahaan membayar kewajibannya terutama utang
jangka pendek (yang sudah jatuh tempo) disebabkan oleh beberapa faktor.
Pertama, bisa dikarenakan perusahaan sedang tidak memiliki dana sama
sekali. Atau kedua, bisa saja perusahaan memiliki dana, tetapi saat jatuh
tempo perusahaan tersebut tidak memiliki dana (tidak cukup) secara tunai
sehingga harus menunggu dalam waktu tertentu, untuk mencairkan aktiva
lainnya seperti menagih piutang, menjual surat-surat berharga atau menjual
sediaan atau aktiva lainnya.
Penyebab utama kejadian kekurangan dan ketidak mampuan perusahaan
untuk membayar kewajibannya tersebut sebenarnya adalah akibat kelalaian
manajemen perusahaan dalam menjalankan usahanya. Kemudian, sebab
lainnya adalah sebelumnya pihak manajemen perusahaan tidak menghitung
rasio keuangan yang diberikan sehingga tidak mengetahui bahwa sebenarnya
kondisi perusahaan sudah dalam keadaan tidak mampu lagi karena nilai
utangnya lebih tinggi dari harta lancarnya. Seandainya perusahaan sudah
menganalisis rasio yang berhubungan dengan hal tersebut, perusahaan dapat
20
mengetahui dengan mudah kondisi dan posisi perusahaan sebenarnya.
Kemudian, perusahaan dapat berusaha untuk mencarikan jalan keluarnya.
Analisis keuangan yang berkaitan dengan kemampuan perusahaan untuk
membayar utang atau kewajibannya dikenal dengan nama analisis rasio
likuiditas.
Fred Weston, dalam buku Kasmir (2010:110) :
Menyatakan bahwa, rasio likuiditas (liquidity ratio) merupakan rasioyang menggambarkan kemampuan perusahaan memenuhi kewajiban(utang) jangka pendek. Artinya apabila perusahaan ditagih, maka akanmampu untuk memenuhi utang (membayar) tersebut terutama utangyang sudah jatuh tempo.
Irham Fahmi, (2011:59) “Menyebutkan bahwa, rasio likuiditas adalah
kemampuan suatu perusahaan memenuhi kewajiban jangka pendeknya
secara tepat waktu”.
Menurut Evans (2000), dalam Harmono, (2014:106) “menyatakan bahwa,
rasio likuiditas menjelaskan mengenai kesanggupan perusahaan untuk
melunasi utang jangka pendek”.
Dari pengertian yang telah dikemukakan di atas, maka penulis
menyimpulkan bahwa likuiditas adalah kemampuan suatu perusahaan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya atau yang akan jatuh tempo melalui
sumber informasi tentang modal kerja. Terdapat dua hasil penilaian terhadap
pengukuran rasio likuiditas, yaitu apabila perusahaan mampu memenuhi
kewajibannya, dikatakan perusahaan tersebut dalam keadaan likuid.
Sebaliknya, apabila perusahaan tidak mampu memenuhi kewajiban tersebut,
dikatakan perusahaan dalam keadaan unlikuid.
21
Perhitungan rasio likuiditas memberikan cukup banyak manfaat bagi
berbagai pihak yang berkepentingan terhadap perusahaan. Oleh karena itu,
perhitungan rasio likuiditas tidak hanya berguna bagi perusahaan, namun juga
bagi pihak luar perusahaan. Dalam praktiknya terdapat banyak manfaat atau
tujuan analisis rasio likuiditas yang antara lain untuk mengukur kemampuan
perusahaan membayar kewajiban atau utang yang segera jatuh tempo pada
saat ditagih, mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk
membayar utang, melihat kondisi dan posisi likuiditas perusahaan dari waktu
ke waktu dengan membandingkannya untuk beberapa periode, dan untuk
melihat kelemahan yang dimiliki perusahaan, dari masing-masing komponen
yang ada di aktiva lancar dan utang lancar.
Secara umum tujuan utama rasio keuangan digunakan adalah untuk
menilai kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya. Namun, di
samping itu dari rasio likuiditas dapat diketahui hal-hal lain yang lebih
spesifik yang juga masih berkaitan dengan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi kewajibannya. Semua ini tergantung dari jenis rasio likuiditas
yang digunakan. Dalam praktiknya, untuk mengukur rasio keuangan secara
lengkap.
Jenis-jenis rasio likuiditas yang dapat digunakan perusahaan untuk
mengukur kemampuan, yaitu :
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
Rasio lancar atau (current ratio) merupakan rasio untuk mengukur
kemampuan perusahaan dalam membayar kewajiban jangka pendek atau
22
utang yang segera jatuh tempo pada saat ditagih secara keseluruhan.
Dengan kata lain, seberapa banyak aktiva lancar yang tersedia untuk
menutupi kewajiban jangka pendek yang segera jatuh tempo.
Perhitungan rasio lancar dilakukan dengan cara membandingkan antara
total aktiva lancar dengan total utang lancar.
Rumus untuk mencari rasio lancar (current ratio) dapat digunakan
sebagai berikut :
= Aktiva LancarUtang Lancar2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
Rasio cepat (quick ratio) atau rasio sangat lancar atau acid test
ratio merupakan rasio yang menunjukkan kemampuan perusahaan dalam
memenuhi atau membayar kewajiban atau utang lancar (utang jangka
pendek) dengan aktiva lancar tanpa memperhitungkan nilai sedian
(inventory). Artinya nilai sedian kita abaikan, dengan cara dikurangi dari
nilai total aktiva. Hal ini dilakukan karena sedian dianggap memerlukan
waktu relatif lebih lama untuk diuangkan, apabila perusahaan
membutuhkan dana cepat untuk membayar kewajibannya dibandingkan
dengan aktiva lancar lainnya.
Rumus untuk mencari rasio cepat (Quick Ratio) dapat digunakan
sebagai berikut: =
23
3. Rasio Kas (Cash Ratio)
Rasio Kas atau Cash Ratio merupakan alat yang digunakan untuk
mengukur seberapa besar uang kas yang tersedia untuk membayar utang.
Ketersedian uang kas dapat ditunjukkan dari tersedianya dana kas atau
yang setara dengan kas seperi rekening giro atau tabungan bank (yang
dapat ditarik setiap saat). Dapat dikatakan rasio ini menunjukkan
kemampuan sesungguhnya bagi perusahaan untuk membayar utang-utang
jangka pendeknya.
Rumus untuk mencari rasio Kas (Cash Ratio) dapat digunakan
sebagai berikut : =4. Rasio Perputaran Kas (cash turn over)
Perputaran kas (cash turn over) berfungsi untuk mengukur tingkat
kecukupun modal kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar
tagihan dan membiayai tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan
(utang) dan biaya-biaya yang berkaitan dengan penjualan.
Rumus untuk mencari Rasio Perputaran Kas (cash turn over) dapat
digunakan sebagai berikut : =
24
5. Inventory to Net Working Capital
Inventory to Net Working Capital merupakan rasio yang digunakan
untuk mengukur atau membandingkan antara jumlah sediaan yang ada
dengan modal kerja perusahaan.
Rumus untuk mencari Inventory to Net Working Capital dapat
digunakan sebagai berikut : =F. Kerangka Pikir
PT Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan Timur
Indonesia dengan posisi keuangan yang dihasilkan dari operasional Perseroan
mampu membiayai kebutuhan modal kerja.
Dan untuk menganalisis efisiensi modal kerja dibutuhkan data laporan
keuangan PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep, yang berupa neraca dan
laporan laba rugi periode 2011-2013, dan akan mengetahui aktiva lancar dan
hutang lancar dan dari data laporan keuangan tersebut akan dihitung
menggunakan analisa rasio likuiditas.
Likuiditas digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk
menyelesaikan kewajiban jangka pendeknya. Rasio-rasio ini dapat dihitung
melalui sumber informasi tentang modal kerja yaitu aktiva lancar dan utang
lancar pada PT. Semen Tonasa Kab. Pangkep. Untuk lebih jelasnya dibuat
gambar sebagai berikut :
25
Laporan KeuanganPeriode 2012-2014
Analisis Laporan Keuangan
Tingkat Likuiditas
Penggunaan ModalKerja
PT. Semen Tonasa,Kab. Pangkep
Aktiva Lancar Hutang Lancar
Gambar 2.1
Menganalisis efisiensi modal kerja terhadap tingkat lukiditas pada PT. semen
Tonasa, Kabupaten Pangkep
G. Hipotesis
Berkaitan dengan latar belakang dan masalah yang telah dikemukakan
terdahulu, maka dibuat hipotesis sebagai berikut “ Diduga bahwa dengan
efisiensi penggunaan modal kerja dapat meningkatkan likuiditas perusahaan”.
26
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Lokasi dan Waktu Penelitian
Lokasi penelitian pada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep.
Dalam hal ini penulis mengadakan objek penelitian ke Perusahaan
tersebut, untuk itu penulis menjadikan sebagai obyek penelitian dalam
studi kasus diatas. Waktu penelitian diperkirakan selama kurang lebih dua
bulan, april sampai dengan mei 2015.
B. Metode Pengumpulan Data
Pada penelitian ini untuk memperoleh data yang relevan dalam
menganalisis permasalahan tersebut maka penulis menggunakan dua
metode yaitu :
1. Penelitian Pustaka (Library Research), yaitu pengumpulan data teoritis
dengan cara menelaah berbagai buku literatur, pustaka yang lainnya yang
berkaitan dengan masalah yang dibahas.
2. Penelitian Lapangan (Field Research) yaitu pengumpulan data lapangan
dengan cara sebagai berikut :
a. Observasi, yaitu mengadakan pengamatan secara langsung terhadap
objek yang diteliti dan mengumpulkan data yang diperlukan.
b. Interview, yaitu mengadakan wawancara dan tanya jawab dengan
pimpinan serta karyawan untuk mendapatkan data yang berkaitan
dengan masalah yang dibahas.
27
c. Dokumentasi adalah pengumpulan data yang menyangkut dokumen-
dokumen PT. Semen Tonasa , Kab. Pangkep yang ada kaitannya
dengan masalah yang akan diteliti.
C. Jenis Dan Sumber Data
1. Jenis Data
a. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentuk informasi baik secara lisan maupun secara tertulis.
b. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh dari perusahaan dalam
bentu angka-angka, seperti laporan keuangan
2. Sumber Data
a. Data primer, yaitu data yang bersumber dari hasil observasi dan hasil
wawancara dengan pimpinan dan karyawan perusahaan yang diteliti.
b. Data sekunder adalah data yang diperoleh dari hasil publikasi dan yang
tidak dipublikasikan, jenis data ini data kuantitatif antara lain laporan
keuangan dan data lainnya yang relevan dengan penelitian ini.
D. Populasi Dan Sampel
1. Populasi
Dalam suatu penelitian diperlukan adanya populasi yang bertujuan
untuk mengetahui karakteristik yang dimilikioleh suatu objek/subjek
penelitian menurut Sugiyono (2012:61) populas adalah “wilayah
generalisasi yang terdiri atas objek/subjek yang mempunyai kualitas dan
karakteristik yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan ditarik
28
kesimpulannya”. Populasi dalam penelitian ini adalah laporan neraca dan
laporan laba rugi pada PT. Semen Tonasa Kabupaten Pangkep.
2. Sampel
Menurut Sugiyono (2012:62) pengertian sampel adalah “bagian
dari jumlah dan karekteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut” dan
yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah laporan neraca periode
2011-2013 , dan laporan laba rugi periode 2011-2013 PT. Semen Tonasa
Kabupaten Pangkep.
E. Definisi Operasional
modal kerja adalah aktiva lancar,sedangkan komponen aktiva lancar
meliputi kas dan setara kas, piutang, persediaan, dan aktiva lancar lainnya.
Pengelolaan modal kerja dapat diartikan sebagai pengelolaan terhadap
komponen-komponen aktiva lancar. Dalam konteks ini antara komponen kas
dengan komponen aktiva lancar piutang dan persediaan saling terkait dan
membutuhkan pengelolaan yang memadai sesuai fluktuasi kebutuhan modal
kerja perusahaan.
Likuiditas dapat diartikan sebagai kemampuan perusahaan dalam
melunasi sejumlah utang jangka pendek, umumnya kurang dari satu tahun.
Dimensi konsep likuiditas mancakup, current ratio, quick ratio, cash ratio,
dan net working capital to total assets ratio. Dimensi konsep likuiditas
tersebut mencerminkan ukuran-ukuran kinerja manajemen ditinjau dari
sejauh mana manajemen mampu mengelola modal kerja yang didanai dari
utang lancar dan saldo kas perusahaan.
29
F. Metode Analisis Data
Penelitian ini menggunakan metode analisis deskriptif, artinya data yang
diperoleh di lapangan diolah sedemikian rupa sehingga memberikan data yang
sistematis, faktual dan akurat mengenai permasalahan yang diteliti.
Teknik analisis deskriptif yang digunakan untuk menganalisa data yaitu
dengan cara menghitung rasio likuiditas, dengan menggunakan rumus sebagai
berikut:
1. Rasio Lancar (Current Ratio)
= Aktiva LancarUtang Lancar2. Rasio Cepat (Quick Ratio)
= Aktiva Lancar − SediaanUtang Lancar3. Rasio Kas (Cash Ratio)
= Kas − BankUtang Lancar4. Rasio Perputaran Kas (cash turn over)
= Penjualan BersihModal Kerja Bersih5. Inventory to Net Working Capital
= SediaanAktiva Lancar − Utang Lancar
30
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Sejarah PT. Semen Tonasa
PT. Semen Tonasa didirikan sesuai TAP MPRS
No.II/MPRS/1960 tanggal 5 Desember 1960 dengan kepemilikan 100%
pemerintah RI. Tonasa I mulai beroperasi tahun 1968 dengan kapasitas
120.000 ton pertahun. Tahun 1984 Tonasa I dihentikan operasinya
dengan pertimbangan ekonomis. Tahun 1980 Tonasa 2 diremikan dan
beroperasi dengan kapasitas terpasang 510.000 ton pertahun. Tahun 1991
dilakukan Optimalisasi secara swakelolah kapasitas menjadi 590.000 ton
pertahun. Tahun 1985 Tonasa 3 beroperasi dengan kapasitas terpasang
590.000 ton pertahun. Tahun 1996 Tonasa 4 beroperasi dengan kapasitas
2,3 Juta ton pertahun termasuk pembangunan pembangkit listrik 2 x 25
mW. Desember 2007 keputusan RUPS LB SG mengumumkan
persetujuan pembangunan Pabrik Tonasa 5 dengan kapasitas 2,5 Juta Ton
dan pembangkit listrik 2 x 35 mW. Mei 2009 SG menyerahkan
pembangunan pabrik baru ke ST melalui RUPSLB ST.
2. Profil Perusahaan
PT. Semen Tonasa adalah produsen semen terbesar di Kawasan
Timur Indonesia yang menempati lahan seluas 715 hektar di Desa
Biringere, Kecamatan Bungoro, Kabupaten Pangkep, sekitar 68 kilometer
31
dari kota Makassar. Perseroan yang memiliki kapasitas terpasang
5.980.000 ton semen per tahun ini, mempunyai empat unit pabrik, yaitu
Pabrik Tonasa II, III, IV dan V. Keempat unit pabrik tersebut
menggunakan proses kering dengan kapasitas masing-masing 590.000 ton
semen pertahun untuk unit II dan III, 2.300.000 ton semen per tahun untuk
unit IV serta 2.500.000 ton semen untuk unit V.
Perseroan berdasarkan anggaran dasar merupakan produsen semen di
Indonesia yang telah memproduksi serta menjual semen di dalam dan di
luar negeri sejak tahun 1968. Proses produksi perseroan bermula dari
kegiatan penambangan tanah liat dan batu kapur di kawasan tambang
tanah liat dan pegunungan batu kapur sekitar pabrik hingga pengantongan
semen zak di unit pengantongan. Proses produksi perseroan secara terus
menerus dipantau oleh satuan quality control guna menjamin kualitas
produksi.
Lokasi pabrik perseroan yang berada di Desa Biringere Kab.
Pangkep Sulawesi Selatan merupakan daerah strategis untuk mengisi
kebutuhan semen di daerah Indonesia bagian timur. Dengan didukung oleh
jaringan distribusi yang tersebar dan diperkuat oleh sepuluh unit
pengantongan semen yang melengkapi sarana distribusi penjualan, telah
menjadikan perseroan sebagai pemasok terbesar di kawasan tersebut.
Kesepuluh unit pengantongan semen berlokasi di Biringkassi, Bitung,
Palu, Banjarmasin, Ambon, Makassar, Bali, Samarinda, Kendari, dan
Mamuju. Sarana pendukung operasi lainnya yang berkontribusi besar
32
terhadap pencapaian laba perusahaan adalah terdapatnya dua Pembangkit
Listrik Tenaga Uap (PLTU) dengan kapasitas masing-masing 2x 25 MW
dan 2x 35 MW yang berlokasi di Biringkassi, Kabupaten Pangkep, sekitar
17 km dari lokasi pabrik.
Pendapatan utama perseroan adalah hasil penjualan Semen Portland
Tipe I (OPC), Portland Pozoland Cement (PPC) dan Portland Composite
Cement (PCC) yang dipasarkan di wilayah Indonesia dan Luar Indonesia
yang tersebar di wilayah Sulawesi, Kalimantan, Jawa, Bali, Nusa
Tenggara, Maluku, Papua dan Timor Leste. Didukung dengan merk
produk yang solid di Kawasan Timur Indonesia, perseroan berusaha secara
terus menerus mempertahankan brand image produk dengan menjaga
kestabilan pasokan produk di pasar semen, selain itu dukungan sistem
distribusi yang optimal juga merupakan unsur kesuksesan penjualan semen
perseroan. Disamping itu, penjualan ekspor juga dilakukan perseroan jika
terjadi kelebihan produksi setelah pemenuhan pasar dalam negeri.
Sejak 15 September 1995 perseroan terkonsolidasi dengan PT Semen
Indonesia (Persero) Tbk (sebelumnya PT Semen Gresik (Persero) Tbk)
menjadi sebuah holding company. Lebih dari satu dekade perseroan
berbenah dan berupaya keras meningkatkan nilai perseroan di mata
pemegang saham dan stakeholder. Berbagai terobosan strategi dan
program kerja dalam meningkatkan kinerja perseroan secara terintegrasi
terus dipacu untuk mewujudkan visi perseroan menjadi produsen semen
33
yang terefisien dan mempunyai keunggulan yang kompetitif diantara para
produsen semen lainnya.
Di mulai tahun 2009 sampai dengan 2013, perseroan melaksanakan
pembangunan pabrik semen unit Tonasa V dengan kapasitas operasi
2.500.000 ton pertahun yang dukungan dengan powerplant 2 X 35 MW.
Gambar 4.1Kantor Pusat PT. Semen Tonasa
3. Status Perusahaan
Pada awal dimulainya konstruksi perusahaan ini masih dalam status
“proyek” di lingkungan Departemen Perindustrian Dasar dan
Pertambangan yang berlangsung dari tahun 1963 hingga tahun 1968. Dan
dengan selesainya pembangunan dan mulai beroperasinya Pabrik Semen
Tonasa I status proyek ditingkatkan menjadi “pabrik”. Status pabrik ini
berlangsung hingga tahun 1971.
34
Setelah menunjukkan hasil yang dicapai baik, maka status pabrik
ditingkatkan menjadi “Perusahaan Umum (Perum)” berdasarkan peraturan
pemerintah No.54 tahun 1969 dan berlangsung hingga tahun 1976.
Kemudian berubah menjadi PT Persero berdasarkan Peraturan
Pemerintah No. 1 tahun 1975 dan berlangsung hingga sekarang. Untuk
menunjukkan Effisiensi dan Effektivitas perusahaan perseroan serta
memberikan kesempatan kepada masyarakat untuk turut serta dalam
kepemilikan saham-saham perusahaan, maka PT Semen Tonasa telah
menjajaki keikutsertaannya dalam peraturan pemerintah RI No. 55 tahun
1990 tentang perusahaan perseroan yang menjual sahamnya kepada
masyarakat melalui pasar modal (Go Public).
4. Visi, Misi, dan Sasaran Perusahaan
a. Visi PT. Semen Tonasa
Menjadi perusahaan persemenan terkemuka di Asia dengan tingkat
efisiensi tinggi.
b. Misi PT. Semen Tonasa
1) Meningkatkan nilai perusahaan sesuai keinginan stakeholder.
2) Memproduksi semen untuk memenuhi kebutuhan konsumen
dengan kualitas dan harga bersaing serta penyerahan tepat waktu.
3) Senantiasa berupaya melakukan improvement di segala bidang
guna meningkatkan daya saing di pasar dan EBITDA MARGIN
perusahaan.
35
4) Membangun lingkungan kerja yang mampu membangkitkan
motivasi karyawan untuk bekerja secara professional.
c. Sasaran Perusahaan
Untuk mencapai misi tersebut, maka perusahaan mengadakan analisa
dan menetapan sasaran-sasaran antara lain:
1) Sasaran Jangka Pendek
a) Peningkatan kualitas Sumber Daya Manusia serta kondisi
teknis dan keuangan perusahaan.
b) Stabilitas pasokan harga semen dalam menjung pembangunan
pada unit pemasaran, produksi serta peningkatan pelayanan
kepada konsumen.
c) Berpartisipasi dalam program eksport non migas dengan
mengeksport hasil produksi semen pada setiap konsumen luar
negeri.
d) Membantu pengembangan usaha keterkaitan dalam rangka
peningkatan penggunaan hasil produksi dalam negeri dalam
negeri untuk pertumbuhan sektor industri hulu dan hilir
khususnya industri kecil, golongan ekonomi lemah dn
pertumbuhan ekonomi lainnya.
2) Sasaran Jangka Panjang
a) Peningkatan secara terus-menerus kemampuan Sumber Daya
Manusia, kemampuan teknik dan keuangan perusahaan.
36
b) Peningkatan kapasitas produksi secara ekonomis untuk
mengikuti perkembangan kebutuhan semen khususnya di
wilayah pemasaran baik dalam maupun luar negeri.
c) Peningkatan usaha keterkaitan yang lebih luas untuk
pengembangan industri dan ekonomi lainnya.
5. Produk
Produk yang dihasilkan PT. Semen Tonasa antara lain:
a. Semen Portland Type 1
1) Semen Portland jenis I adalah semen hidrolis yang dibuat dengan
menggiling klinker semen dan gypsum. Semen Portland Jenis I
produksi perseroan memenuhi persyaratan SNI No. 15-2049-2004
Jenis I dan ASTM C150-2004 tipe I.
2) Semen jenis ini digunakan untuk bangunan umum dengan kekuatan
tekanan yang tinggi (tidak memerlukan persyaratan khusus)
seperti: bangunan bertingkat tinggi, perumahan, jembatan dan jalan
raya, landasan bandar udara, beton pratekan, bendungan/ saluran
irigasi, elemen bangunan seperti genteng, hollow, brick/batako,
paving block, buis beton, roster dan lain-lain.
37
Gambar 4.2semen Portland Type 1
b. Semen Portland Komposit
1) Semen Portland Komposit produksi PT Semen Tonasa memenuhi
persyaratan SNI 15-7064-2004. Kegunaan semen jenis ini
diperuntukkan untuk konstruksi beton umum, pasangan batu bata,
plesteran dan acian, selokan, jalan, pagar dinding, pembuatan
elemen bangunan khusus seperti beton pracetak, beton pratekan,
panel beton, bata beton (paving block) dan sebagainya.
2) Semen Portland Komposit adalah bahan pengikat hidrolis hasil
penggilingan bersama terak semen Portland dan gypsum dengan
satu atau lebih bahan anorganik, atau hasil pencampuran bubuk
semen Portland dengan bubuk bahan anorganik, atau hasil
pencampuran bubuk Semen Portland dengan bubuk bahan
anorganik lain
38
Gambar 4.3Semen Portland Komposit
c. Semen Portland Pozzolan
Semen Portland Pozzolan adalah semen hidrolis yang terdiri dari
campuran homogen antara semen Portland dan Pozzoland halus yang
diproduksi dengan menggiling klinker semen Portland dan Pozoland
bersama-sama atau mencampur secara rata bubuk semen Portland dan
Pozzoland atau gabungan antara meng-giling dan men-campur, dimana
kadar pozzoland 15% - 40% massa Semen Portland Pozzolan.
Semen Potland Pozzolan produksi perseroan memenuhi
persyaratan SNI 15-0302-2004 type IP-U. Kegunaan: bangunan
bertingkat (2-3 lantai), konstruksi beton umum, konstruksi beton massa
seperti pondasi plat penuh dan ben-dungan, konstruksi bangunan di
daerah pantai, tanah berair (rawa) dan bangunan di lingkungan garam
sulfat yang agresif, serta konstruksi bangunan yang memerlukan
kekedapan tinggi seperti bangunan sanitasi, bangunan perairan, dan
penampungan air.
39
Gambar 4.4Semen Portland Pozzolan
6. Pembangunan Sarana Penunjang
a. Packing Plant
Untuk membantu kelancaran operasi produksi dan pemasaran
Semen Tonasa di Kawasan Timur Indonesia, maka pada tahun 1995
PT. Semen Tonasa mulai membangun unit pengantongan semen atau
terminal Packing Plant di beberapa daerah pelabuhan di Indonesia
Bagian Tengah dan Indonesia Bagian Timur, antara lain:
1) Packing Plant Bitung (Sulawesi Utara)
2) Packing Plant Makassar (Sulawesi Selatan)
3) Packing Plant Ambon (Maluku)
4) Packing Plant Celukang Bawang (Bali)
5) Packing Plant Samarinda (Kalimantan Timur)
6) Packing Plant Banjamasin (Kalimantan Selatan)
7) Packing Plant Palu (Sulawesi Tengah)
Dengan adanya unit pengantongan semen di daerah, hambatan
pemasaran PT Semen Tonasa seperti keterlambatan pengiriman semen
dapat diatasi dengan baik. Di samping itu, PT Semen Tonasa juga
40
membangun pembangkit listrik tenaga uap atau Boiler Turbine
Generator (BTG) di Pelabuhan Biringkassi dengan kapasitas 2x25 MW
yang dikerjakan oleh Chenda Chemical Engineering Corporation of
China (CCECC).
b. Pelabuhan Khusus Biringkassi
Pelabuhan Khusus Biringkassi yang berjarak 17 km dari lokasi
pabrik dibangun sendiri oleh PT Semen Tonasa. Pelabuhan ini
berfungsi sebagai jaringan distribusi antar pulau maupun ekspor dan
dapat disandari kapal dengan muatan di atas 17.500 ton. Pelabuhan ini
juga digunakan untuk bongkar muat barang-barang kebutuhan pabrik
seperti : batu bara, gypsum, slag, kertas kraf, suku cadang, dan lain-
lain. Untuk kelancaran operasi, pelabuhan ini dilengkapi dengan
rambu-rambu laut dan moringbuoy.
Pelabuhan Biringkassi dilengkapi 5 (lima) unit packer dengan
kapasitas masing-masing 100 ton per jam serta 7 unit shop loader, 4
unit digunakan untuk pengisian semen zak dengan kapasitas masing-
masing 100-200 ton per jam, atau sekitar 4000 ton per hari, 3 unit
lainnya digunakan untuk pengisian semen curah dengan kapasitas
masing-masing 500 ton perjam atau 6000 ton per hari.
Panjang dermaga Pelabuhan sekitar 2 kilometer diukur dari garis
pantai ke laut sedangkan panjang dermaga untuk standar kapal adalah :
Dermaga I sebelah utara 429 kilometer dengan kedalaman 10,5 meter
(LWL), sebelah selatan 445,50 meter dengan kedalaman 7,5 meter
41
(LWL). Dermaga II adalah 65 meter dengan kedalaman 5 meter
(LWL).
Gambar 4.5Pelabuhan Khusus Biringkassi
7. Struktur dan Job Deskription
Adanya struktur organisasi yang baik merupakan salah satu syarat
yang penting agar perusahaan dapat berjalan baik. Suatu perusahaan akan
berhasil mencapai prestasi kerja yang efektif dari karyawan apabila
terdapat sistem kerjasama yang baik, di mana fungsi-fungsi dalam
organisasi tersebut mempunyai tugas, wewenang, dan tanggung jawab
yang telah dinyatakan dan diuraikan secara jelas.
Struktur organisai perusahaan PT. Semen Tonasa mengikuti
metode atau prinsip organisasi dimana fungsi-fungsi di dalamnya telah
dinyatakan dan diuraikan dengan menekankan pada pembagian tugas,
wewenang dan tanggung jawab secara jelas dan tegas. Untuk lebih
memahami kesatuan oarganisasi perusahaan sebaimana terlampir.
Sesuai dengan Anggaran Dasar perusahaan, PT.Semen Tonasa
diurus dan dipimpin oleh direksi yang terdiri dari seorang direktur utama
42
dan tiga orang direktur. Dalam melakukan tugasnya direksi diawasi oleh
dewan komisaris dan direksi diangkat oleh Rapat Umum Pemegang
Saham. (RUPS), yang masing-masing untuk Jangka waktu 3 tahun bagi
Dewan Komisaris dan 5 tahun bagi Direksi. Tugas dan wewenag dewan
komisaris dan direksi diatur dalam Anggaran Dasar Perusahaan.
Manajemen PT.Semen Tonasa menyusun unit organisasi sebagai berikut:
a. Struktur
Gambar 4.4Struktur Organisasi PT. Semen Tonasa
STRUKTUR ORGANISASI PT. SEMEN TONASA
Dept. Jaminan Mutu& Lingkungan/MR
Dept. Pengadaan &PP
Dept. Distribusi &Transportasi
Dept. Penjualan
Dept. ProduksiTonasa 5
Dept. CSR & Umum
SekretarisPerusahaan
Direktur Produksi
Dept. Produksi BahanBaku
Dept. ProduksiTonasa 2/3
Dept. ProduksiTonasa 4
Dept. Internal Audit
Direktur Utama
Direktur KeuanganDirektur Komersial
Dept. PerencaanTeknik
Dept. Pembangkit
Dept. Akuntansi &Keuangan
Dept. SDM
Staf Dir.Utama
43
b. Job Deskription
1) Dewan Direksi
Sesuai dengan Anggaran Dasar Perusahaan PT. Semen
Tonasa (Persero) diurus dan dipimpin oleh direksi dari seorang
Direktur Utama dibantu tiga orang direktur lainnya. Dalam
menjalankan tugasnya Dewan Direksi bertanggung jawab sekaligus
diawasi oleh Dewan Komisaris sebagai wakil pemegang saham.
Dewan Direksi diangkat berdasarkan Rapat Umum
Pemegang Saham (RUPS) dengan lama masa jabatan 5 tahun.
Dewan Direksi terdiri atas :
a) Direktur Utama
Direktur Utama bertanggung jawab atas kelancaran
jalannya perusahaan. Direktur Utama juga mempunyai tugas
dan tanggung jawab terhadap bidang-bidang yang mendapat
pengawasan secara langsung yaitu bidang umum, bidang
sumber daya manusia, bidang satuan pengawas intern dan
bidang usaha sampingan (Yayasan Dana Pensiun dari Hari Tua,
YKST, PT. PKM, Koperasi, Dharma Wanita, Bengkel Kendari)
serta perwakilan Jakarta.
b) Direktur Keuangan dan Komersial
Bertanggung jawab atas semua aktivitas perusahaan. Tugas
Direktur Keuangan dan Komersial adalah :
44
(1) Pembuatan anggaran pendapatan dan belanja perusahaan
serta mengadakan pengawasan terhadap pelaksanaan dari
anggaran pendapatan dan belanja perusahaan.
(2) Menyusun pendistribusian hasil produksi semen yang
dilakukan dengan cara menyusun strategi pemasaran di
seluruh daerah pemasaran termasuk pengangkutannya.
(3) Merencanakan kegiatan pengadaan suku cadang, bahan
baku, bahan pembantu, dan mesin-mesin lainnya sebagai
kelengkapan dalam kegiatan produksi.
c) Direktur Produksi
Tugas Direktur Produksi adalah :
(1) Terselenggaranya kelancaran operasi pabrik Unit II, pabrik
Unit III, dan pabrik Unit IV.
(2) Terselanggaranya pemeliharaan fasilitas yang meliputi
perumahan karyawan, gedung pabrik, dan gedung lainnya
serta pelabuhan khusus Biringkassi.
d) Direktur Penelitian dan Pengembangan (Litbang)
Tugas Direktur Litbang adalah melaksanakan kegiatan
untuk merealisasikan tujuan perusahaan dengan baik meliputi :
(1) Terselenggaranya semua aktivitas perencanaan pelaksanaan
proyek-proyek perluasan termasuk di dalamnya pengurusan
sumber dana untuk proyek-proyek yang dimaksud.
45
(2) Penelitian terhadap efisiensi semua peralatan unit produksi
yang ada dan yang akan di gunakan baik dalam unit yang
telah ada maupun dalam proyek perluasan yang telah
direncanakan.
2) Kepala Departemen atau Bidang
Dalam struktur organisasi PT. Semen Tonasa (Persero)
terdapat 12 departemen. Tugas dari departemen tersebut adalah :
a) Departemen Hubungan Luar
Bertugas menangani masalah kehumasan yang menyangkut
perwakilan PT. Semen Tinasa (Persero) di Makassar dan
masalah hubungan dengan para pemegang saham. Selain itu
bertanggung jawab terhadap perwakilan PT. Semen Tonasa
(Persero) di Jakarta.
b) Departemen Umum
Bertugas menyelenggarakan kegiatan yang bersifat umum,
pengamanan instalasi dan kompleks perusahaan, pengurusan
masalah tanah dan izin, serta kegiatan yang menyangkut
hukum dan kesekretariatan.
c) Departemen Satuan Pengawasan Intern
Bertanggung jawab dan kelancaran pengelolaan tugas
Departemen Satuan Pengawasan Intern yang meliputi
pengawasan finansial dan pengawasan operasional serta tugas-
tugas lainya yang diberikan direksi.
46
d) Departemen Pemasaran
Bertugas merencanakan perencanaan dan analisis pasara
untuk kelancaran pemasaran dan distribusi semen. Disamping
itu, bertanggung jawab terhadap pengantongan di Banjarmasin,
Samarinda, Bitung, Celukan Bawang dan Ambon.
e) Departemen Logistik
Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi
pelaksanaan prosedur pengadaan dan manajemen pergudangan.
f) Departemen Akuntansi dan Keuangan
Bertugas memimpin dan mengkoordinir pengelolaan tugas-
tugas akuntansi dan keuangan perusahaan.
g) Departemen Operasi I
Bertugas merencanakan, mengkoordinir, dan mengawasi
pengoperasian pabrik unit II dan unit III sesuai RKAP secara
efektif, efisiensi, ekonomis, aman terhadap personil dan
peralatan serta ikut menjaga kelestarian lingkungan hidup
h) Departemen Operasi II
Bertugas merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi
pengoperasian aset perusahaan dalam memproduksi semen,
termasuk pengangkutan dan pemuatan seman ke atas kapal
pelabuhan Biringkassi dan Makassar dengan biaya serendah
mungkin dan aman terhadap personil peralatan serta kelestarian
lingkungan hidup.
47
i) Departemen Litbang
Mengkoordinasikan kegiatan pelaksanaan penelitian proses
teknologi penyelenggaraan studi pengembangan perusahaan
sistem manajemen perusahaan.
j) Departemen Pengembangan dan Energi
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta
mengevaluasi pengoperasian asset perusahaan yang meliputi
mesin, pembangkit tenaga listrik, alat-alat berat/kecil dan alat-
alat tambang, mesin-mesin dan peralatan unit pemecah batu
kapur tanah liat dan pasir silica, sehingga kondisinya tetap
terpelihara untuk menunjang kelancaran proses produksi.
k) Departemen Sumber Daya Manusia
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi serta
mengevaluasi pengoperasian asset perusahaan dalam
penyediaan, pemeliharaan, perawatan, pembinaan dan
pengembangan sumber daya manusia agar tercapai
produktivitas tenaga kerja yang optimal.
l) Departemen Teknik
Merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan
pembuatan, pabrikasi perhitungan teknis dan finansial untuk
modifikasi dan renovasi peralatan serta pembuatan bangunan,
sarana dan prasarana di lingkungan pabrik, perumahan,
48
pelabuhan Biringkassi dan terminal-terminal pengantongan
semen secara efektif dan efisien.
3) Kepala Biro
Tugas kepala biro ini adalah membantu kepala departemen
atau kepala bidang dalam menangani pekerjaan sehari-hari.
Penentuan kepala biro berdasarkan pada jenis pekerjaan yang akan
di tangani pada masing-masing bidang.
4) Kepala Seksi
Tugas kepala seksi adalah membantu Kepala Biro dalam
melaksanakan tugas sehari-harinya. Dan bertanggung jawab penuh
secara teknis terhadap semua kegiatan yang langsung dibawahinya
49
B. Pembahasan hasil penelitian
1. Rasio Lancar, dengan menggunakan rumus sebagai berikut :
Rasio lancar =Aktiva Lancar
X 100%Utang Lancar
Tabel 4.1. Data perhitungan untuk rasio lancar
Uraian 2011 2012 2013
Aktiva Lancar 1.237.682.866 1.594.864.239 1.988.250.545
Utang Lancar 661.895.112 1.056.532.734 1.057.553.048Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
Tahun 2011 =1.237.682.866
= 1,86 X 100% = 186%661.895.112
Tahun 2012 =1.594.864.239
= 1,50 X 100% = 150%1.056.532.734
Tahun 2013 =1.988.250.545
= 1,88 X 100% = 188%1.057.553.048
2. Rasio cepat, dengan rumus sebagai berikut :
Rasio Cepat =Aktiva Lancar – Sediaan
X 100%Utang Lancar
Tabel 4.2. Data perhitungan untuk rasio cepat
Uraian 2011 2012 2013
Aktiva Lancar 1.237.682.866 1.594.864.239 1.988.250.545
Utang Lancar 661.895.112 1.056.532.734 1.057.553.048
Sediaan 494.288.980 481.519.053 526.326.104Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
Tahun 2011 =1.237.682.866 - 494.288.980
= 1,12 X 100% = 112%661.895.112
50
Tahun 2012 =1.594.864.239 - 481.519.053
= 1,05 X 100% = 105%1.056.532.734
Tahun 2013 =1.988.250.545- 526.326.104
= 1,38 X 100% = 138%1.057.553.048
3. Rasio Kas, dengan rumus sebagai berikut :
Rasio Kas =Kas + Bank
X 100%Utang Lancar
Tabel 4.3. Data perhitungan untuk rasio kas
Uraian 2011 2012 2013
Utang Lancar 661.895.112 1.056.532.734 1.057.553.048
Kas 324.933.779 503.076.307 679.733.602
Bank - 87.001.746 215.920.359Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
Tahun 2011 =324.933.779
= 0,49 X 100% = 49%661.895.112
Tahun 2012 =503.076.307 + 87.001.746
= 0,55 X 100% = 55%1.056.532.734
Tahun 2013 =679.733.602 + 215.920.359
= 0,84 X 100% = 84%1.057.553.048
4. Rasio perputaran Kas, dengan rumus sebagai berikut :
Rasio PerputaranKas
=Penjualan Bersih
Modal Kerja Bersih
Tabel 4.4. Data perhitungan untuk rasio perputaran kas
Uraian 2011 2012 2013
Penjualan Bersih 1.075.834.616 1.416.435.531 1.615.743.389
Modal Kerja Bersih 575.787.754 538.331.505 930.697.497Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
51
Tahun 2011 =1.075.834.616
= 1,86 kali575.787.754
Tahun 2012 =1.416.435.531
= 2,63 kali538.331.505
Tahun 2013 =1.615.743.389
= 1,73 kali930.697.497
5. Inventory To Net Working Capital, dengan rumus sebagai berikut :
Inventory To NWC =Sediaan
X 100%Aktiva Lancar - Utang Lancar
Tabel 4.5. Data perhitungan untuk Inventory To Net Working Capital
Uraian 2011 2012 2013
Aktiva Lancar 1.237.682.866 1.594.864.239 1.988.250.545
Utang Lancar 661.895.112 1.056.532.734 1.057.553.048
Sediaan 494.288.980 481.519.053 526.326.104Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
Tahun 2011 =494.288.980
= 0,85 X 100% = 85%1.237.682.866 - 661.895.112
Tahun 2012 =481.519.053
= 0,89 X 100% = 89%1.594.864.239 - 1.056.532.734
Tahun 2013 =526.326.104
= 0,56 X 100% = 56%1.988.250.545 - 1.057.553.048
52
2. Analisis Hasil Perhitungan Rasio Likuiditas
Tabel 5.6. Hasil perhitungan rasio likuiditas
Rasio 2011 2012 2013
Rasio Lancar 186% 150% 188%
Rasio Cepat 112% 105% 138%
Rasio Kas 49% 55% 84%
Rasio Perputaran Kas 1,86 kali 2,63 kali 1,73 kali
Inventoryt to NWC 85% 89% 56%
Sumber : data PT.Semen Tonasa Kabupaten Pangkep
a. Rasio Lancar
Untuk rasio lancar pada PT. Semen Tonasa dari tahun 2011
hingga tahun 2013. Dari tahun 2011 hingga tahun 2013 perusahaan
mempuyai kemampuan untuk memenuhi kewajiban jangka
pendeknya dengan hasil terendah di tahun 2012 dengan hasil
150%. Dan untuk tahun 2011 dan tahun 2013 mempunyai hasil
perbandingan yang sedikit yaitu tahun 2011 senilai 186% dan
untuk tahun 2013 senilai 188% dengan hasil selisih 2%. Diantara
ketiga tahun tersebut tahun 2012 mempunyai tingkat operasional
yang baik dibandingkan dengan tahun 2011 dan tahun 2013 karena
adanya endapan dana yang besar yang tidak beroperasi.
b. Rasio Cepat
Hasil rasio cepat pada PT. Semen Tonasa pada periode
2011 hingga 2013 adalah untuk tahun 2011 adalah 112% dan untuk
tahun 2012 senilai 105%. Sempat menurun dari tahun 2011 ke
tahun 2012 dengan selisih 7%. Dan ada peningkatan sebanyak 33%
di tahun 2013 dengan hasil 138% hal ini mengatakan bahwa
53
perusahaan tersebut dapat membayar kewajiban jangka pendek
atau utang yang segera jatuh tempo.
c. Rasio Kas
Dalam rasio kas pada PT. Semen Tonasa adalah untuk
tahun 2011 senilai 49% dan di tahun 2012 meningkat senilai 16%
dengan hasil 55% dan meningkat di tahun 2013 sebesar 29%
dengan hasil 84%, jika rata-rata industri untuk kas rasio adalah
50%, maka untuk tahun 2012 hampir mendekati rata-rata industri,
walaupun di bawah rata-rata industri. Apabila rasio kas di bawah
rata-rata industri, maka kondisi kurang baik di tahun tersebut,
karna untuk membayar kewajiban jangka pendek masih
memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar.
Berbeda dengan tahun 2012 dengan hasil 55% dan tahun 2013 84%
nilai kedua tahun tersebut di atas rata-rata industri sehingga hal ini
mengatakan bahwa perusahaan tersebut mempunyai ketersediaan
uang kas untuk membayar ketersediaan perusahaan tersebut.
d. Rasio Perputaran Kas
Hasil rasio perputaran kas pada periode 2011 hingga tahun
2013 pada PT. Semen Tonasa dengan hasil di tahun 2011 sebanyak
1,86 kali dan di tahun 2012 meningkat dengan hasil 2,63 kali dan
untuk tahun 2013 senilai 1,73 kali perputaran kas. Dengan hasil
perhitungan di atas dapat dikatakan bahwa, hasil yang di peroleh
dari tahun 2011 hingga 2013 adalah diatas 1 kali maka perusahaan
54
tersebut mempunyai kecukupan modal kerja perusahaan yang
dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai tingkat
ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang
berkaitan dengan penjualan.
e. Inventory to Net Working Capital
Untuk Inventory to Net Working Capital dapat di lihat dari
table diatas Dapat dilihat bahwa Dengan hasil pada 2011 jumlah
rasio INCW adalah 85% dan pada tahun 2012 berjumlah 89% dan
terjadi penurunan di tahun berikutnya sebesar 56% hal ini berarti
pada tahun 2011 jumlah sediaan terserap 85% untuk modal kerja
dan untuk tahun 2012 sebesar 89% dan di tahun berikut turun
menjadi hanya 56%.
55
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. SIMPULAN
Berdasarkan hasil analisis perhitungan yang telah dilakukan terhadap
laporan keuangan yang telah diperoleh dari PT. Semen Tonasa Kabupaten
Pangkep, periode pada tahun 2011 sampai dengan tahun 2013 dengan
menggunakan analisis rasio likuiditas, maka dapat diambil kesimpulan
diantaranya sebagai berikut:
Pada rasio likuiditas menggunakan lima rasio diantaranya rasio lancar,
rasio cepat, rasio kas, rasio perputaran kas, dan Inventory To Net Working
Capital. Pada rasio lancar yang telah diperoleh hasil pada tahun 2011 senilai
186%, tahun 2012 senilai 150% dan pada tahun 2013 senilai 188%, diantara
ketiga tahun diatas, pada tahun 2012 mempunyai tingkat operasional yang
baik dibandingkan dengan tahun 2011 dan tahun 2013 karena adanya endapan
dana yang besar yang tidak beroperasi. Dan standar efisiensi dalam
penggunaan modal kerja adalah 125%, dan hasil perhitungan yang telah
dipaparkan sebelumnya memperoleh hasil > 125%, hal ini dapat ditarik
kesimpulan bahwa PT. Semen Tonasa mempuyai kemampuan untuk
memenuhi kewajiban jangka pendeknya.
Dan pada rasio cepat dengan hasil perhitungan pada tahun 2011 dengan
hasil 112%, pada tahun 2012 senilai 105% dan pada tahun 2013 senilai 138%,
56
hal mengatakan bahwa PT. Semen Tonasa dapat membayar kewajiban jangka
pendek atau utang yang segera jatuh tempo.
Dalam rasio kas pada PT. Semen Tonasa adalah untuk tahun 2011 senilai
49% dan di tahun 2012 senilai 55% dan pada tahun 2013 senilai 84%, jika
rata-rata industri untuk kas rasio adalah 50%, maka pada tahun 2011
dinyatakan kurang baik karena untuk membayar kewajiban jangka pendek
masih memerlukan waktu untuk menjual sebagian dari aktiva lancar. Berbeda
dengan tahun 2012 dengan hasil 55% dan tahun 2013 84% nilai kedua tahun
tersebut di atas rata-rata industri sehingga hal ini mengatakan bahwa
perusahaan tersebut mempunyai ketersediaan uang kas untuk membayar
ketersediaan perusahaan tersebut.
Pada rasio perputaran kas dari hasil perhitungan yang telah dilakukan di
peroleh hasil untuk tahun 2011 senilai 1,86 kali , pada tahun 2012 senilai 2,63
kali dan pada tahun 2013 senilai 1,73 kali. Dengan hasil perhitungan di atas
dapat dikatakan bahwa perusahaan tersebut mempunyai kecukupan modal
kerja perusahaan yang dibutuhkan untuk membayar tagihan dan membiayai
tingkat ketersediaan kas untuk membayar tagihan dan biaya-biaya yang
berkaitan dengan penjualan.
Untuk Inventory to Net Working Capital, Dapat dilihat bahwa Dengan
hasil pada 2011 jumlah rasio INCW adalah 85% dan pada tahun 2012
berjumlah 89% dan terjadi penurunan di tahun berikutnya sebesar 56% hal ini
berarti pada tahun 2011 jumlah sediaan terserap 85% untuk modal kerja dan
57
untuk tahun 2012 sebesar 89% dan di tahun berikut turun menjadi hanya
56%.
Kesimpulan dalam penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan modal
kerja telah efisien sehingga dapat meningkatkan likuiditas dalam tahun 2011
hingga 2013, hal ini menunjukkan bahwa likuiditas PT. Semen Tonasa
Kabupaten Pangkep dikatakan baik.
B. SARAN
Berdasarkan hasil analisis yang dilakukan dan simpulan yang telah
diambil, maka dapat penulis ajukan saran yang sekiranya dapat
dipertimbangkan oleh perusahaan untuk lebih baik dimasa yang akan datang.
Adapun saran tersebut, dari hasil perhitungan yang menunjukkan bahwa rasio
likuiditas perusahaan tersebut dikatakan baik, maka penulis memberikan saran
kepada perusahaan untuk dapat lebih meningkatkan dalam
mengoperasionalkan modal kerja yang dimiliki agar aktifitas perusahaan
berjalan dengan baik dan likuiditas perusahaan tetap terjaga.
DAFTAR PUSTAKA
Fahmi, Irham. 2012. Analisis Kinerja keuangan. Cetakan kesatu, Penerbit: CV.Alfate. Bandung
Fahmi, Irham. 2014. Pengantar Manajemen keuangan. Cetakan ketiga, Penerbit:Alfabeta. Bandung
Harahap, Sofyan S. 2007. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Kesatu.Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harahap, Sofyan S. 2013. Analisis Kritis atas Laporan Keuangan. Edisi Keseblas,Penerbit : PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta.
Harmono, 2009. Manajemen Keuangan. Cetakan pertama, Penerbit: PT. BumiAksara. Jakarta
Marton Dan D.Agus Harjito. 2007. Manajemen Keuangan. Cetakan Keenam,Penerbit : EKONISIA. Yogyakarta.
Kasmir, 2013. Pengantar Manajemen Keuangan. Edisi Ketiga. Penerbit: PrenadaMedia Group. Jakarta
Kasmir. 2014. Analisis Laporan Keuangan. Edisi Ketujuh, Penerbit: RajawaliPers. Jakarta.
Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan. Edisi Keempat, Penerbit:Liberty. Yogyakarta.
Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Bisnis. Penerbit: Alfabeta.Bandung
Sutrisno. 2005. Manajemen Keuangan Teori, Konsep, dan Aplikasi. Penerbit :Ekonisia. Yogjakarta
(Dalam ribuan rupiah)
ASET 2011 2012 2013
Aset lancar
Kas dan setara kas 324.933.779 503.076.307 679.733.602
Kas dan setara kas yang dibatasi penggunaannya 12.191.922 6.639.304 506.443
Investasi jangka pendek - -
Piutang usaha - net
- Pihak ketiga 356.494.626 516.935.996 578.330.488
- Pihak-pihak yang berelasi 14.853.947 43.586.243 159.540.366
Piutang lain-lain - net
- Pihak ketiga 4.870.852 8.619.009 15.617.936
- Pihak berelasi 5.383.388 25.475.935 15.374.324
Persediaan - net 494.288.980 481.519.053 526.326.104
Uang muka 7.400.983 3.957.673 9.518.938
Beban dibayar di muka 4.091.664 5.054.719 3.302.342
Pajak dibayar di muka 13.172.725 - -
Jumlah aset lancar 1.237.682.866 1.594.864.239 1.988.250.545
Aset tidak lancar
Piutang lain lain pihak berelasi - - -
Investasi saham tidak tercatat di bursa - - -
Aset pajak tangguhan 42.261.885 27.912.614 -
Aset tetap - net 3.985.888.879 5.654.385.232 6.077.056.935
Uang muka proyek 106.993.038 52.448.173 32.833.766
Aset lain-lain 2.016.948 2.016.948 27.183.985
Jumlah aset tidak lancar 4.137.160.750 5.736.762.967 6.137.074.687
JUMLAH ASET 5.374.843.616 7.331.627.206 8.125.325.232
(Dalam ribuan rupiah)
LIABILITAS DAN EKUITAS 2011 2012 2013
Liabilitas jangka pendekHutang bank jangka pendekUtang usaha
- Pihak ketiga 120.494.697 281.795.214 249.542.293 - Pihak berelasi 42.848.096 170.095.415 154.952.484
Utang lain-lain- Pihak ketiga 226.917.806 250.243.315 167.308.194 - Pihak berelasi 100.925.282 58.202.135 19.298.830
Beban yang masih harus dibayar 16.158.669 13.135.430 26.674.995 Liabilitas imbalan kerja 88.956.497 110.224.278 155.491.093 Utang pajak 26.905.691 76.626.707 46.082.946 Uang muka penjualan 11.903.650 4.324.222 12.834.140 Utang jangka panjang yang
jatuh tempo dalam satu tahun- Pinjaman dari Pemerintah
Republik Indonesia 1.790.930 - - - Utang bunga dan denda 19.381.110 - - - Utang Bank - 87.001.746 215.920.359 - Utang sewa pembiayaan 5.612.684 4.884.272 9.447.714
Jumlah liabilitas jangka pendek 661.895.112 1.056.532.734 1.057.553.048
Liabilitas jangka panjangUtang lain-lain
- Pihak ketiga 813.442 2.437.162 89.681 - Pihak berelasi 19.017.495 22.330.660 15.146.087
Utang deviden 626.930.301 937.071.707 1.173.109.010 Liabilitas pajak tangguhan - - 5.406.686 Liabilitas imbalan kerja 112.632.014 112.336.568 131.211.149 Utang jangka panjang - setelah
dikurangi bagian yang jatuh tempodalam satu tahun- Utang bank 1.690.763.263 2.535.526.332 2.644.608.454 - Pinjaman dari Pemerintah
Republik Indonesia - - Utang bunga dan denda - - - - Utang sewa pembiayaan 21.301.260 16.416.988 22.600.228
Liabilitas tidak lancar lainnya 3.212.146 3.083.533 13.800.861 13.800.861
Jumlah liabilitas jangka panjang 2.474.669.921 3.629.202.950 4.005.972.156
Jumlah liabilitas 3.136.565.033 4.685.735.684 5.063.525.204
Ekuitas
Ekuitas yang dapat diatribusikan
kepada pemilik entitas indukModal saham - nilai nominal 304.000.500 304.000.500 304.000.500 Tambahan modal disetor 468 468 468 Tambahan modal lainnya 97.772.620 135.380.240 164.136.765 Selisih penilaian kembali aktiva tetap - - - Cadangan atas lindung nilai arus kas 3.697 1.094 3.883 Saldo laba - dicadangkan 641.152.869 910.034.001 1.263.219.150 Saldo laba - belum dicadangkan 1.195.348.429 1.296.475.219 1.330.439.262
Jumlah ekuitas 2.238.278.583 2.645.891.522 3.061.800.028
JUMLAH LIABILITAS DAN EKUITAS 5.374.843.616 7.331.627.206 8.125.325.232
- - (0)
(Dalam ribuan rupiah)
Laba Rugi 2011 2012 2013
Pendapatan 3.039.863.341 3.753.269.551 4.965.375.235
Beban pokok pendapatan (1.964.028.725) (2.336.834.200) (3.349.631.845)
Laba kotor 1.075.834.616 1.416.435.351 1.615.743.389
Beban penjualan (148.021.099) (232.496.555) (173.970.495)
Beban administrasi dan umum (192.871.925) (239.650.820) (247.155.225)
Kerugian selisih kurs - bersih (3.657.741) (2.795.475) 344.794
Penghasilan lain-lain - bersih 5.571.810 5.334.984 6.884.897
Beban operasi (338.978.955) (469.607.866) (413.896.029)
Laba operasi 736.855.661 946.827.485 1.201.847.361
Penghasilan bunga 13.445.887 12.372.103 23.403.297
Beban bunga (8.245.805) (78.469.037) (281.335.517)
Laba sebelum pajak penghasilan 742.055.743 880.730.551 943.915.141
Beban pajak penghasilan (197.761.954) (238.575.734) (267.796.281)
Laba tahun berjalan 544.293.789 642.154.817 676.118.860
Pendapatan/Beban komprehensif
lain setelah pajak 595.099 (2.603) 2.789
Jumlah laba komprehensif 544.888.888 642.152.214 676.121.649
RIWAYAT HIDUP
RIDWAN ANWAR, Lahir di Pangkep, Kecamatan
Segeri. Pada tanggal 25 Agustus 1991. Anak Pertama
dari 3 Bersaudara, anak dari pasangan Alm. Anwar
dan Nurhaedah.
Penulis menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) pada tahun 1999 di SD
Nurul Huda 1 Yapis Jayapura, di SMP Negeri 1 Jayapura dan tamat pada
Tahun 2006, kemudian melanjutkan pendidikan ke jenjang Sekolah Menengah
Atas (SMA) di SMA Negeri 2 Jayapura dan tamat pada tahun 2009, pada tahun
2011 penulis melanjutkan pada Program Strata Satu (S1) pada Fakultas
Ekonomi dan Bisnis di Universitas Muhammadiyah Makassar (UNISMUH
Makassar) melalui jalur penerimaan Mahasiswa Baru.