Post on 08-Apr-2019
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
DINAS PANGAN ACEH
RENCANA KERJA
(RENJA)
TAHUN 2017
REVIEW
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
KATA PENGANTAR
Ketahanan pangan diartikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga
yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman
merata dan terjangkau (Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan). Untuk
memantapkan dan meningkatkan ketahanan pangan dan penyuluhan di daerah maka dibentuk
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh berdasarkan Qanun Aceh Nomor 5 Tahun
2007 tentang Susunan Organisasi dan Tata Kerja Dinas, Lembaga Teknis Daerah dan Lembaga
Daerah Pemerintah Aceh.
Berkaitan dengan amanah Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah dan Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016 tentang Perangkat
Daerah, maka Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh berubah menjadi Dinas Pangan
Aceh berdasarkan Pergub Aceh Nomor 114 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan
Organisasi, Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan yang memiliki tugas dan fungsi
memantapkan ketahanan pangan.
Untuk mewujudkan tugas dan fungsi Dinas Pangan Aceh, maka Dinas Pangan Aceh
mereview Rencana Kerja (RENJA) Tahun 2017 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Aceh dengan implementasi kegiatannya melalui : 1) Peningkatan Ketahanan Pangan; 2)
Perencanaan Pembangunan Ekonomi; 3) Peningkatan Kesejahteraan Petani.
Demikian Review Rencana Kerja ( RENJA ) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan
Aceh tahun 2017 menjadi Rencana Kerja ( RENJA ) Dinas Pangan Aceh tahun 2017 yang
merupakan 2 dokumen yang tidak terpisahkan dan dikeluarkan untuk menjadi pedoman
penyusunan program, kegiatan dan anggaran.
Banda Aceh, 23 Januari 2017
Kepala
Dinas Pangan Aceh
Ir. LUKMAN, M.Si
Pembina Utama Muda
NIP.19591231 198609 1 005
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR .............................................................................................................. i
DAFTAR ISI ............................................................................................................................ ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………. 1
1.2 Landasan Hukum ………………………………………………………. 3
1.3 Maksud dan Tujuan ……………………………………………………. 5
1.4 Sistematika Penulisan ………………………………………………….. 5
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2015
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun 2015 dan Capaian Renstra
SKPA (Tabel terlampir) ……………….……………………………………. 6
2.2 Analisa Kinerja Pelayanan SKPA (Tabel terlampir) ………………….… 6
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPA………….... 7
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPA………………… …………. 12
2.5 Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat (Tabel ….……. 12
terlampir)
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telahaan terhadap Kebijakan Nasional ………………………………. 13
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPA ……………………………………. 16
3.3 Program dan Kegiatan (Tabel terlampir) ……………………………….. 16
BAB IV PENUTUP ……………………………………………………………….….. 20
LAMPIRAN
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Rencana Pembangunan Tahunan Satuan Kerja Perangkat Aceh, yang selanjutnya
disebut Rencana Kerja Satuan Kerja Perangkat Aceh (Renja-SKPA), adalah dokumen
perencanaan Satuan Kerja Perangkat Aceh untuk periode 1 (satu) tahun. Sebagai
dokumen rencana tahunan Satuan Kerja Perangkat Aceh, Renja Dinas Pangan Aceh
mempunyai arti yang strategis dalam mendukung penyelenggaraan program
pembangunan tahunan pemerintah daerah mengingat beberapa hal sebagai berikut :
1. Renja SKPA merupakan dokumen yang secara substansial penerjemahan dari
visi, misi dan program Satuan Kerja Perangkat Aceh yang ditetapkan dalam
Rencana Strategis (Renstra) Instansi sesuai arahan operasional dalam Rencana
Kerja Pemerintah Aceh (RKPA).
2. Renja merupakan acuan SKPA untuk memasukan program kegiatan kedalam
KUA dan PPAS dan perencanaan program kegiatan yang akan dilaksanakan
dalam Rencana Kerja dan Anggaran (RKA) tahun 2017
3. Renja SKPA merupakan salah satu instrumen untuk evaluasi pelaksanaan
program/kegiatan Instansi untuk mengetahui sejauh mana capaian kinerja yang
tercatum dalam Rencana Kinerja Tahunan sebagai wujud dari kinerja Satuan
Kerja Perangkat Aceh pada tahun 2017 ini merupakan tahun kelima pencapaian
tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan dalam Perencanaan Strategis (Renstra).
Mengingat arti strategis dokumen Renja SKPA dalam mendukung
penyelenggaraan program pembangunan tahunan Pemerintah Aceh, maka sejak awal
tahapan penyusunan hingga penetapan dokumen Renja SKPA harus mengikuti tata
cara dan alur penyusunannya sebagaimana tertuang dalam ........... Peraturan
Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara Penyusunan,
Pengendalian dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan Daerah dan Qanun
Aceh Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh
Tahun 2012-2017 dan Renstra SKPA sesuai dengan tugas pokok, fungsi dan
kewenangan masing-masing SKPA yaitu:
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
1. Disusun berdasarkan evaluasi pelaksanaan Renja tahun sebelumnya dan
mengacu RKPA tahun berkenaan.
2. Program dalam Renja sesuai dengan program prioritas sebagaimana tercantum
dalam Misi RPJMA pada tahun berkenaan.
3. Program dan kegiatan dalam Renja SKPA selaras dengan program dan kegiatan
yang disepakati oleh seluruh pemangku kepentingan dalam forum Musrenbang.
4. Program dan kegiatan dalam Renja dilengkapi dengan indikator kinerja hasil
(outcome), indikator kinerja keluaran (output) dan dilengkapi dengan pendanaan
yang menunjukkan prakiraan maju.
Sejalan dengan Visi Dinas Pangan Aceh tahun 2012 – 2017 yaitu "
Terwujudnya Kemandirian Pangan Aceh ". Maka untuk mendukung terlaksananya
Visi, Misi, Sasaran dan Tujuan, Dinas Pangan Aceh mensinergiskan seluruh
kemampuan dan potensi sumber daya manusia dan sumber daya lainnya untuk
menjawab tantangan dan peluang pembangunan pelayanan di sektor Ketahanan
Pangan di Aceh yang menjadi tugas dan tanggungjawab Dinas Pangan Aceh.
Untuk dapat mewujudkan Sasaran dan Tujuan Dinas Pangan Aceh, maka perlu
disusun Rencana Kerja Tahun 2017 SKPA. Renja SKPA yang telah tercantum dalam
KUA dan PPAS digunakan sebagai dasar dalam penyusunan Rancangan Kerja dan
Anggaran SKPA
1.2 Landasan Hukum
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Dokumen Rencana Kerja
(Renja) Dinas Pangan Aceh yaitu:
1. Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945;
2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;
3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Anggaran
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004, tambahan Lembaran Negara
Republik Indonesia Nomor 4355);
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
4. Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan
Pembangunan Nasional;
5. Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh;
6. Undang-Undang Nomor 16 Tahun 2006 tentang Sistem Penyuluhan Pertanian,
Perikanan, dan Kehutanan;
7. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Panjang Nasional Tahun 2005-2025, (Lembaran Negara Republik Indonesia
Tahun 2007 Nomor 33, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor
4700);
8. Undang-Undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan;
9. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;
10. Peraturan Pemerintah Nomor 68 Tahun 2002 tentang Ketahanan Pangan;
11. Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2004 tentang Keamanan, Mutu dan Gizi
Pangan;
12. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 83 Tahun 2006 Tentang
Pembentukan Dewan Ketahanan Pangan;
13. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Nasional Tahun 2015-2019;
14. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 59 Tahun 2007;
15. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 54 Tahun 2010 tentang Pelaksanaan
Peraturan Pemerintah Nomor 8 Tahun 2008 tentang Tahapan, Tata Cara
Penyusunan, Pengendalian, dan Evaluasi Pelaksanaan Rencana Pembangunan
Daerah;
16. Peraturan Menteri Pertanian Nomor 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang
Standar Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi Kabupaten/Kota;
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
17. Qanun Aceh Nomor 1 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Keuangan Aceh
(Lembaran Daerah Aceh Tahun 2008 Nomor 1, Tambahaan Lembaraan Daerah
Aceh Nomor 11;
18. Qanun Aceh Nomor 2 Tahun 2008 tentang Tata Cara Pengalokasian Tambahan
Dana Bagi Hasil Minyak dan Gas Bumi dan Penggunaan Dana Otonomi Khusus
(Lembaran Daerah Aceh Tahun 2008 No. 12, Tambahaan Lembaraan Daerah
Aceh Nomor 12;
19. Qanun Aceh Nomor 12 Tahun 2013 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Aceh (RPJMA) Tahun 2012 – 2017.
20. Rencana Strstegis (Renstra) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh
Tahun 2012 – 2017.
21. Qanun Aceh Nomor 13 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan
Perangkat Daerah Aceh (Lembaran Aceh Tahun 2016 Nomor 16, Tambahan
Lembaran Aceh Nomor 87);
22. Pergub Aceh Nomor 114 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi,
Tugas, Fungsi dan Tata Kerja Dinas Pangan Aceh.
1.3 Maksud dan Tujuan
Maksud dari penyusunan Rencana Kerja (Renja) Dinas Pangan Aceh Tahun
2017 adalah untuk mendukung perencanaan sesuai dengan Visi, Misi, Sasaran dan
Tujuan dalam bentuk program dan kegiatan Dinas Pangan Aceh yang ditetapkan
dalam Rencana Strategis (Renstra) 2012 – 2017 yang didasari pada Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Aceh (RPJMA) 2012 - 2017. Sedangkan tujuannya
adalah agar rencana Program dan Kegiatan SKPA dapat dialokasikannya anggaran
pada Kebijakan Umum Anggaran dan Prioritas Plafon Anggaran Sementara (KUA-
PPAS) Pemerintah Aceh Tahun Anggaran 2017.
1.4 Sistematika Penulisan
Sistematika penyusunan Rencana Kerja (Renja) Program dan Kegiatan Tahun
Anggaran 2017 Dinas Pangan Aceh adalah sebagai berikut :
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
1.2 Landasan Hukum
1.3 Maksud dan Tujuan
1.4 Sistematika Penulisan
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2015
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun 2015 dan Capaian
Renstra SKPA (Tabel terlampir)
2.2 Analisa Kinerja Pelayanan SKPA (Tabel terlampir)
2.3 Isu-isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPA
2.4 Review terhadap Rancangan Awal RKPA (Tabel terlampir)
2.5 Penelahaan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat (Tabel
terlampir)
BAB III TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telahaan terhadap Kebijakan Nasional
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPA
3.3 Program dan Kegiatan (Tabel terlampir)
BAB IV PENUTUP
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
BAB II EVALUASI PELAKSANAAN RENJA SKPA TAHUN 2015
2.1 Evaluasi Pelaksanaan Renja SKPA Tahun 2015 dan Capaian Renstra SKPA
Dalam upaya pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan di masa yang
akan datang perlu dilakukan evaluasi program dan kegiatan dari Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh berdasarkan tugas dan fungsi yang dilaksanakan.
Untuk itu hasil evaluasi tersebut akan dilakukan upaya perbaikan pada tahun
selanjutnya.
Pada tahun anggaran 2015 Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh
memperoleh alokasi anggaran Sebesar Rp. 53.662.603.650,- (setelah disahkannya
APBA Perubahan), Dana ini sudah termasuk Tambahan Dana Bagi Hasil (TDBH)
Migas (baik TDBH Migas Aceh maupun TDBH Migas Kab/Kota) dan Otsus Provinsi
dengan rincian sebagai berikut :
a. Reguler Propinsi sebesar Rp. 36.282.539.150,-
b. Otsus Propinsi sebesar Rp. 7.052.826.000,-
c. Migas Propinsi sebesar Rp. 8.821.737.500,-
d. Migas Kab/Kota sebesar Rp. 1.505.501.000,-.
Pelaksanaan program dan kegiatan tahun anggaran 2015 secara umum telah
dikelola dengan baik dan ada yang perlu ditingkatkan lebih lanjut di tahun mendatang.
Hal ini dapat dilihat pada prosentase realisasi fisik dan keuangan yang hampir
mencapai 100 %. Realisasi fisik sebesar 98,61 % yang berarti program dan Kegiatan
hampir seluruhnya dapat dilaksanakan sesuai dengan rencana sedangkan realisasi
keuangan sebesar 94,67 %. Yang berarti bahwa dana yang dialokasikan sudah
digunakan seefektif dan seefesien mungkin untuk melaksanakan program dan
kegiatan yang sudah direncanakan dan sesuai dengan tupoksi yang dimiliki oleh
Badan Ketahanan pangan dan penyuluhan Aceh.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Tabel 2.1.1 Realisasi Fisik dan keuangan Tahun 2015 BADAN KETAHANAN PANGAN DAN PENYULUHAN ACEH REALISASI No. Belanja / Kegiatan ANGGARAN FISIK KEUANGAN (Rp) % Rp %
BADAN KETAHANAN PANGAN
DAN PENYULUHAN ACEH 53,662,603,650 98.61 50,802,360,330 94.67 I BELANJA TIDAK LANGSUNG 12,669,457,772 95.00 11,913,797,205 94.04 Belanja Pegawai 12,669,457,772 95.00 11,913,797,205 94.04 II BELANJA LANGSUNG 40,993,145,878 99.72 38,888,563,125 94.87
A Program Pelayanan Administrasi Kantor 1,959,505,000 98.57 1,689,336,311 86.21
1
Penyediaan Jasa Surat Menyurat 27,400,000
100.00 24,995,000 91.22
2
Penyediaan Jasa Komunikasi, Sumber Daya Air dan Listrik 412,000,000
100.00 319,522,510 77.55
3
Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan perizinan Kendaraan Dinas/ Operasional 35,1400,000 90.00 18,257,900 51.96
4
Penyediaan Alat Tulis Kantor 77,000,000
100.00 76,964,000 99.95
5
Penyediaan Barang cetakan dan Penggandaan 34,575,000
100.00 33,356,000 96.47
6
Penyediaan Komponem Instalasi Listrik / Penerangan bangunan Kantor 15,000,000
100.00 14,990,000 99.93
7
Penyediaan Bahan Bacaan dan Peraturan Perundang-undang 19,990,000
100.00 19,111,500 95.61
8
Rapat-rapat Kordinasi dan Konsultasi ke Luar Daerah
490,800,000 90.00 349,568,401 71.22
9
Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran 847,600,000 97.00 832,571,000 98.23
B
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur 3,556,188,228 99.34 3,414,868,900 96.03
1
Pengadaan Peralatan Gedung Kantor 803,948,228
100.00 801,463,880 99.69
2
Pengadaan Mebeleur Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Kantor
701,200,000 1.537.240.000
100,00 100.00
689.265.000 1.515,062,000
98.30 98.56
3 Pemeliharaan Rutin/ Berkala Kenderaan dinas/ Operasional 471,800,000 95.00 371,573,020 78.76
4 5
Pemeliharaan Rutin/ Berkala Peralatan Kantor 42,700,000
100.00 37,505,000 89.30
C
Program Peningkatan Disiplin Aparatur
179,257,650
100
179,257,650
100.00 1 Pengadaan PakaianDinas 179,257,650 100 179,257,650
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
beserta kelengkapannya 100.00 D
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani 2,855,610,000 100.00 2,756,284,023 96.53
Pelatihan Petani dan Pelaku Agribisnis 2,855,610,000 100.00 2,756,284,023 96.52
E
Program Peningkatan Ketahanan Pangan (Pertanian/Perkebunan) 15,013,486,500 99.58 13,997,623,851 93.23
1
Penanganan Daerah Rawan Pangan 1,981,250,000 100.00 1.946,588,700 98.25
2
Pengembangan Desa Mandiri Pangan 2,033,130,000 100.00 1,977,858,100 97.28
3
Peningkatan mutu dan Keamanan Pangan 391,525,000 100.00 262,066,700 66.93
4
Laboratorium Uji Keamanan Pangan 1,663,655,500 96.50 1,523,112,250 91.55
5 Koordinasi Kebijakan Ketahanan Pangan 488,480,000 70.00 426,297,159 87,27
6
Diversifikasi Pangan melalui Moderisasi Aneka Ragam Pengolahan Pangan 5,294,046,000 100.00 4,841,894,900 91.46
Lokal di Tingkat Rumah Tangga
7
Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) 3,161,400,000 100.00 3,019,806,042 95.52
F
Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan 5,256,175,000 100.00 5,122,778,500 97.46
Kegiatan Penyuluhan Penerapan teknologi Pertanian/Perkebunan 5,256,175,000 100.00 5,122,778,500 97.46
Tepat Guna G
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/ Perkebunan Lapangan 4,003,212,500 100.0 3,870,801,000 96.69
Pendidikan dan Pelatihan bagi Penyuluh 4,003,212,500 100.00 3,870,801,000 96.69
H
Program Pengembangan dan Peningkatan Penyuluhan 6,979,711,00 100.0 6,831,508,990 97.88
Rapat-rapat/Koordinasi Penyuluhan 484,580,000 100.00 398,957,300 82.33
Pengembangan Sarana dan Prasarana Penyuluhan 6,495,131,000 100.00 6,432,551,690 99.04
I
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi 1,190,000,000 100.00 1,026,103,900 86.23
Perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan 1,190,000,000 100.00 1,026,103,900 86.23
Pada tahun 2015 Pemerintah Aceh melalui Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Aceh secara keseluruhan melaksanakan 9 (sembilan) Program dengan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
28 Kegiatan, namun secara teknis/spesifik terdapat 6 Program dengan 14 Kegiatan
Utama dalam rangka Peningkatan Ketahanan Pangan dan Pengembangan Sistem
Penyuluhan di Aceh. Dari sejumlah kegiatan tersebut dapat dijabarkan sebagai
berikut :
PROGRAM PENINGKATAN KESEJAHTERAAN PETANI
Kegiatan Utama melalui Program ini adala berupa PELATIHAN PETANI DAN
PELAKU AGRIBISNIS, yang dalam pelaksanaannya telah dialokasikan sesuai
dengan target Kinerja Tahun 2015 yaitu dalam rangka Peningkatan Kapasitas SDM
Petani dan Pelaku Agribisnis melalui: Pelatihan Usaha Agribisnis dan Pelatihan
Manajerial Kelompok Tani bagi 1.200 orang peserta se Provinsi Aceh, dan sampai
dengan 31 Desember 2015 telah terealisasi seluruhnya (100 %) yang terbagi dalam
40 angkatan. Selain itu melalui kegiatan ini juga telah dilaksanakan serangkaian
kegiatan lainnya yaitu: Lomba Asah Terampil sebanyak 24 kali yang selenggarakan di
Provinsi dan Kab/Kota, Rembug KTNA Aceh 1 kali (30 orang peserta); Rembug
Madya KTNA Nasional 1 kali (30 orang peserta); Rembug Peripurna KTNA dan Ekspo
KTNA Nasional di Provinsi Jawa Tengah dan Rapat Koordinasi Persiapan Penas
Petani Nelayan XV Tingkat Provinsi 2 kali. Adapun rincian dari uraian kegiatannya
sbb.
No Uraian Kegiatan Target 1
Tahun Realisasi Lokasi Ket
1. Lomba Asah Terampil Petani Aceh (LAT-PA) Tk. Provinsi 1 Kali 1 Kali Provinsi
2. Lomba Asah Terampil Petani Aceh (LAT-PA) Tk. Kab/Kota 23 Kali 23 Kali 23 Kab/Kota
3. Pelatihan Usaha Agribisnis 20 Akt 20 Akt 18 Kab/Kota 600 Orang
4. Pelatihan Manajerial Kelompok Tani 20 Akt 20 Akt 18 Kab/Kota 600 Orang
5. Rembug KTNA Aceh 1 Kali 1 Kali Provinsi 30 Orang
6. Rembug Madya KTNA Nasional 1 Kali 1 Kali Provinsi 50 Orang
7. Rembug Paripurna KTNA dan Expo KTNA Nasional 1 Paket 1 Paket Jawa Tengah
8. Rapat Koordinasi Persiapan Penas XV Tahun 2017 3 kali 2 Kali Provinsi
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
PROGRAM PENINGKATAN KETAHANAN PANGAN (PERTANIAN / PERKEBUNAN)
Kegiatan Utama melalui program ini meliputi:
1. PENANGANAN DAERAH RAWAN PANGAN; dalam pelaksanaan kegiatan ini
telah terealisasi berupa Penanganan Rawan Pangan Transien sebanyak 50
kelompok/desa di 6 kab/kota dan Penangannan Rawan Pangan Kronis 15
kelompok/desa di 7 kab/kota, hal ini sesuai dengan sasaran kinerja BKPLuh Aceh
Tahun 2015 yaitu tertanganinya Daerah Rawan Pangan (transient dan kronis) di 65
desa. Adapun rincian hasil pelaksanaan kegiatannya sbb.
No. Uraian Kegiatan Target
1 Tahun Realisasi Lokasi Kegiatan
1. Penanganann Rawan Pangan Transien 50 Klp 50 Klp 6 Kabupaten/Kota
4 Klp 4 Klp Subulussalam
6 Klp 6 Klp Aceh Barat
8 Klp 8 Klp Nagan Raya
7 Klp 7 Klp Aceh Selatan
8 klp 8 Klp Nagan Raya
17 klp 17 Klp Aceh Tengah
2. Penannganan Rawan Pangan Kronis 15 Klp 15 Klp 7 Kabupaten/Kota
1 Klp 1 Klp Kota Langsa
4 Klp 4 Klp Pidie
1 Klp 1 Klp Simeulue
3 klp 3 Klp Aceh Timur
2 klp 2 Klp Kota Lhouksemawe
2 klp 2 Klp Aceh Barat
2 Klp 2 Klp Singkil
2. PENGEMBANGAN DESA MANDIRI PANGAN; melalui kegiatan ini telah
dilakukan Pengembangan Kawasan Mandiri Pangan (KMP) dengan masing-
masing kawasan merupakan 1 kelompok binaan yang masing-masing kelompok
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
meliputi 5 desa, yaitu untuk tahap pesiapan 5 kawasan atau 25 desa binaan
tersebar di 5 kabupaten, dan tahap pengembangan juga 5 kawasan / 5 kelompok
berlokasi di 3 kabupaten, Untuk lebih rinci kegiatan sebagai berikut:
NO. Uraian Kegiatan Target
1 Tahun Realisasi Lokasi Kegiatan
1. Kawasan Mandiri Pangan Tahap
Persiapan 5 kwsn 5 Kwsn 5 Kabupaten
1 Kwsn 1 Kwsn Aceh Barat Daya
1 Kwsn 1 Kwsn Aceh Barat
1 Kwsn 1 Kwsn Nagan Raya
1 Kwsn 1 Kwsn Aceh Tamiang
1 kwsn 1 Kwsn Aceh Tengah
2. Kawasan Mandiri Pangan Tahap
Pengembangan 5 Kwsn 5 Kwsn 3 Kabupaten
1 Kwsn 1 Kwsn Aceh Besar
2 Kwsn 2 Kwsn Aceh Singkil
2 Kwsn 2 Kwsn Simeulue
3. PENINGKATAN MUTU DAN KEAMANAN PANGAN; alokasi kegiatan berupa
Inspeksi Pengawasan Keamanan Pangan Segar dengan harapan terawasinya
produk pangan masyarakat terutama dari residu pestisida diberbagai daerah
sebagaimana yang telah ditargetkan pada sasaran kinerja Tahun 2015 meliputi 18
wilayan kabupten/kota. Namun demikian sesuai dengan alokasi kegiatan yang
tertampung dalam DPA/DPPA TA. 2015 hanya terdapat 15 kabupaten/kota, dan
capaian realisasi juga telah dilaksanakan di 15 kabupaten/kota dengan jumlah
komoditi sampel yang diuji 11 jenis komoditas, penjelasan rinci hasil uji
kandungan residu pestisida sebagai berikut.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
No. KABUPATEN/ KOTA KOMODITI Ket. Hasil Pengujian
1 Sabang Cabai Merah Baik/masih dlm batas toleransi
Tomat Baik/masih dlm batas toleransi
2 Pidie Wortel Baik/masih dlm batas toleransi
Terong Baik/masih dlm batas toleransi
3 Bireuen Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
Terong Belanda Baik/masih dlm batas toleransi
4 Lhokseumawe Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
Terong Baik/masih dlm batas toleransi
5 Langsa Tomat Baik/masih dlm batas toleransi
Wortel Baik/masih dlm batas toleransi
6 Aceh Tamiang Bawang Merah Baik/masih dlm batas toleransi
Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
7 Aceh Tengah Terong Belanda Baik/masih dlm batas toleransi
Wortel Baik/masih dlm batas toleransi
8 Bener Meriah Bawang Merah Baik/masih dlm batas toleransi
Cabai Baik/masih dlm batas toleransi
9 Gayo Lues Bawang Merah Baik/masih dlm batas toleransi
Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
10 Aceh Jaya Pisang Berangan Baik/masih dlm batas toleransi
Mentimun Baik/masih dlm batas toleransi
11 Aceh Barat Melon Baik/masih dlm batas toleransi
Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
12 Nagan Raya Terong Baik/masih dlm batas toleransi
Mentimun Baik/masih dlm batas toleransi
13 Aceh Selatan Bawang Merah Baik/masih dlm batas toleransi
Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
14 Aceh Singkil Kentang Baik/masih dlm batas toleransi
Bawang Merah Baik/masih dlm batas toleransi
15 Aceh Tenggara Gambas Baik/masih dlm batas toleransi
Terong Belanda Baik/masih dlm batas toleransi
4. LABORATORIUM UJI KEAMANAN PANGAN, Adapun Fokus kegiatan
laboratorium uji Keamanan Pangan, program peningkatan ketahanan pangan
(pertanian/perkebunan) tahun 2015 adalah terfasilitasinya kegiatan pengujian
laboratorium keamanan pangan. Kegiatan yang dilakukan adalah penguatan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
kapasitas laboratorium dalam pelaksanaan tugas operasionalnya yang mengacu
pada persyaratan kompetensi laboratorium uji sesuai SNI ISO/IEC 17025, menuju
proses Akreditasi. Adapun rangkaian kegiatan tersebut meliputi: (1) Penataan
sistem Manajemen Mutu ; (2) Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi petugas,
(3) Penambahan peralatan laboratorium dan sarana Penunjang serta (4);
Pengambilan sampel untuk pengujian residu pestisida pada bahan pangan segar.
Kegiatan tersebut dapat dilihat pada tabel berikut :
No
Uraian Kegiatan Target 1 Thn
Realisasi Keterangan
1 Penataan Manajemen Mutu - Pelaksanaan Audit Awal
(Gap Analisis Penguatan Laboratorium
- Bimtek Penyusunan
Dokumen Mutu Sesuai ISO/IEC 17025
- Kalibrasi Peralatan Lab.
1 Pkt 1 Pkt 1 Pkt
1 Pkt 1 Pkt 1 Pkt
Data informasi awal kondisi laboratorium serta rekomendasi untuk bahan masukan dlam proses akreditasi Laboratorium
Telah disusun dokumen mutu: 1. Panduan Mutu Laboratorium 2. Prosedur Kerja Laboratorium 3. Intruksi Kerja (IK) Lab. 4. Formulir-formulir Lab.
Peralatan di kalibrasi: 2 bh timbangan analitik, 1 bh Oven, 2 bh Centrifius, 1 bh evaporator, 2 bh Thermohydrograph, 7 bh Termometer air raksa, 2 bh Termohygromter, 1 bh thermometer digital, 44 bh labu volumetrik, 25 bh pipet, 5 bh gelas ukur dan 1 bh Dispenser Fortuna Optifix solven 1 bh
2 Peningkatan Kemampuan dan Kompetensi petugas - Pelatihan Pemahaman
dan Penerapan ISO/IEC 17025
- Pelatihan Validasi Metoda Uji, Uji Profesiensi dan Uji Banding Antar Lab. ISO/IEC 17025
- Pelatihan Manajerial Laboratorium
- Pelatihan Teknis Laboratorium
- Pelatihan PPC
- Magang Petugas
1 Pkt
1 Pkt
3 org
5 org 1 org
2 org
1 Pkt
1 Pkt
3 org
3 org 1 org
2. org
Terlatih 19 org Petugas UPTB Lab/Staf Bidang Konsumsi Pangan
Terlatih 16 orang Petugas UPTB Lab.
3 orang mengikuti Latihan Managerial di RC Chem Bandung
2 Orang Pelatihan teknis di RC Chem Bandung dan 1 Orang di Jogyakarta
1. Orang pelatihan PPC di Jogyakarta
2. Orang petugas mengikuti Magang di Lab Pengujian Mutu di Cibubur Jakarta :
3
Pengadaan Peralatan dan Sarana Penunjang Laboratorium - Pengadaan Peralatan
Laboratorium
- Pengadaan Reagensia
1 Pkt
1 Pkt
1 Pkt
1 Pkt
1 unit lemari asam, 1 unit elmasonik, 1 unit lemari pengering, 1 unit Autoclave, 3 bh jarum ose platina, 34 bh Scott Botle, 1 bh rotary pipet, 6 pak kelengkapan soxhlet dan sejumlah peralatan gelas.
Bahan kimia untuk Pengujian Laboratorium
4 Pengambilan Sampel untuk Pengujian Residu Pestisida
1 Keg 1 Keg Telah dilakukan uji coba pengujian 65 sampel residu pestisida pd pangan segar
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
5. KOORDINASI KEBIJAKAN KETAHANAN PANGAN ; dalam pelaksanaannya
telah dilakukan sejumlah kegiatan berupa pertemuan, pembinaan serta penilaian
mulai dari pelaksanaan di kabupaten/kota, tingkat provinsi hingga di tingkat pusat.
Dalam penyelenggaraannya kegiatan ini dikoordinasikan Dewan Ketahanan
Pangan (DKP) baik DKP kabupaten/kota maupun provinsi, dengan cakupan
wilayah pembinaan maupun penilaian kabupaten/kota se Provinsi Aceh. Adapun
rincian realisasi pelaksanaan dalam kegiatan ini sbb.
No Uraian Kegiatan Target Realisasi Lokasi
1 2 3.
Pertemuan Koordinasi DKP Koordinasi Pembinaan DKPProvinsi ke Kab/Kota Penilaian/ pemberian penghargaan APN 2015
1 Kali 1 Kali Banda Aceh
1 keg 1 keg 10 Kab/Kota
1 keg 1 Keg 17 Kab/Kota
Dari hasil penilaian dan pemberiaan penghargaan Adhykarya Pangan
Nusantara (APN) Tahun 2015 telah terpilih peserta untuk berhak mengikuti seleksi
Tingkat Nasional, dalam hal ini diraih oleh peserta sebagai berikut.
No Katagori peserta Peraih APN Asal Penghargaan
1
3.
Pelopor Ketahanan Pangan Tahun 2015
Pelaku Ketahanan Pangan Tahun 2015.
Zulkifli, A.Md.
Kab. Aceh Utara
Tingkat Nasional
UD. Zaintisa
Kab. Simeulue
Tingkat Nasional
6. DIVERSIFIKASI PANGAN MELALUI MODERENISASI ANEKA RAGAM
PENGOLAHAN PANGAN LOKAL DI TINGKAT RUMAH TANGGA;
pada pelaksanaan kegiatan ini telah dilakukan yaitu :
a. Pelaksanaan Lomba Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman (B2SA) dan
Hari Pangan Nusantara (HPS) meliputi :
- Pelaksanaan Lomba Kabupaten / Kota
Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) berbasis Sumber daya Lokal hasil ditargetkan di 23 kabupaten/kota
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
dan realisasinya 23 kabupaten/kota pelaksanaan mulai dari bulan April s/d Mei
2015.
- Pelaksanaan Lomba Tingkat Provinsi
Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) berbasis Sumber daya Lokal yang ditargetkan 23 kabupaten/kota
namun yang mengikuti hanya 20 kabupaten/kota pada tanggal 12 Agustus
2015 di kota Sabang antara lain : Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Pidie
Jaya, Bireun, Aceh Utara, Lhokseumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh
Tamiang, Bener Meriah, Aceh Tengah, Aceh Barat, Aceh Barat Daya, Nagan
Raya, Aceh Selatan, Subulussalam, Aceh Singkil, Aceh Tenggara dan
Simeulue, sedangkan tiga kabupaten yang tidak ikut Lomba B2SA Tahun
2015 Kabupaten Pidie, Aceh Jaya dan Gayo Lues. Adapun yang menjadi
juara Lomba B2SA Tingkat Provinsi Tahun 2015 adalah peserta dari Kota
Sabang.
- Pelaksanaan Lomba Tingkat Nasional dan Hari Pangan Sedunia (HPS)
Pelaksanaan Lomba Cipta Menu Beragam, Bergizi Seimbang dan Aman
(B2SA) berbasis Sumber daya Lokal dan HPS yang dilaksanakan pada
tanggal 17 s/d 20 Oktober 2015 di Jakabaring Sport City, Palembang
(Sumatera Selatan) yang mengambil tema “Pemberdayaan Petani Sebagai
Penggerak Ekonomi Menuju Kedaulatan Pangan” dan untuk Pameran Hari
Pangan Sedunia (HPS) yang ke XXXV Provinsi Aceh pada acara puncak
dihadiri oleh Ibu Gubernur dan didampingi oleh .......... Kepala Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh serta Instansi terkait lainnya.
b. Pelaksanaan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL)
- Pelaksanaan kebun bibit (desa 2014)
Pelaksanaan kebun bibit (desa 2014) kegiatan Kawasan Rumah Pangan
Lestari (KRPL) adalah 25 KWT pada 8 kabupaten/kota (Aceh Besar, Sabang,
Bireun, Lhokseumawe, Aceh Tamiang, Bener Meriah, Aceh Selatan dan Aceh
Singkil), adapun realisasinya adalah 18 KWT pada 6 kabupaten/kota
sedangkan kabupaten Bener Meriah (3 KWT) dan Kota Sabang (4 KWT) tidak
terealisasi karena permasalahan dalam intern kelompok.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
- Pemberdayaan Desa KRPL Tahap Penumbuhan (desa 2015)
Pelaksanaan pemberdayaan Desa KRPL Tahap Penumbuhan (desa 2015)
kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) adalah 50 KWT pada 12
kabupaten/kota (Banda Aceh, Aceh Besar, Sabang, Bireun, Lhokseumawe,
Aceh Utara, Langsa, Bener Meriah, Aceh Barat, Aceh Selatan, Subulussalam
dan Pidie). Sedangkan realisasinya adalah 47 KWT pada 11 kabupaten/kota,
1 (satu) kabupaten Pidie tidak melakukan proses administrasi pencairan
keuangan.
- Evaluasi Pelaksanaan KRPL Tahun 2014-2015
Pelaksanaan evaluasi kegiatan Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) yang
diikutioleh 23 kabupaten/kota dan petugas provinsi. Untuk kegiatan evaluasi
KRPL 2014 jumlah 18 KWT dan 2015 dengan jumlah 47 KWT dan hasil dari
evaluasi pelaksanaan KRPL masih dijumpai kendala dan hambatan
pelaksanaan di lapangan, terutama anggota kelompok mengutamakan
pekerjaan inti (petani dan pekebun).
- Pembangunan Dapur Pangan Aceh
Pelaksanaan pembangunan Dapur Pangan Aceh ditargetkan 1 (satu) unit dan
realisasinya 1 (satu) unit. Rincian target dan realisasi pelaksanaan kegiatan
diatas dapat dijelaskan sebagai berikut.
No. Uraian Kegiatan Target Realisasi Lokasi
1 2 3 4 5
1 Kebun Bibit KRPL (Desa 2014) 25 Desa 18 Desa 8 Kab/Kota
1 Desa 1 Desa Kabupaten
Aceh Tamiang
5 Desa 5 Desa Kabupaten
Bireun
3 Desa 3 Desa Kabupaten
Aceh Selatan
3 Desa 3 Desa Kota
Lhokseumawe
2 Desa 2 Desa Kabupaten
Aceh Singkil
4 Desa 4 Desa Kabupaten Aceh Besar
3 Desa 0 Desa Kabupaten
Bener Meriah
4 Desa 0 Desa Kota Sabang
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
2 Pemberdayaan Desa KRPL
Tahap Penumbuhan (Desa 2015) 50 Desa 47 Desa 12 Kab/Kota
4 Desa 4 Desa Kota
Banda Aceh
5 Desa 5 Desa Kabupaten
Aceh Besar
2 Desa 2 Desa Kota Sabang
3 Desa 3 Desa Kabupaten
Bireun
4 Desa 4 Desa Kota
Lhokseumawe
6 Desa 6 Desa Kabupaten
Aceh Utara
4 Desa 4 Desa Kota Langsa
5 Desa 5 Desa Kabupaten
Bener Meriah
5 Desa 5 Desa
Kabupaten
Aceh Barat
5 Desa
5 Desa
Kabupaten
Aceh Selatan
4 Desa
4 Desa
Kota
Subulussalam
3 Desa 0 Desa Kabupaten
Pidie
3 Penyelenggaraan Lomba Cipta
Menu B2SA dan HPS
- Tingkat Kabupaten/Kota 23 Kab/Kota 23 Kab /
Kota 23 Kabupaten /Kota
- Tingkat Provinsi 1 Kali 1 Kali Provinsi
- Tingkat Nasional 1 Keg 1 Keg Sumatera Selatan
- Penyelenggaraan Hari Pangan
Sedunia (HPS) 1 Keg 1 Keg
Sumatera Selatan
4 Pengadaan Meubelair Dapur
Pangan Aceh 1 Paket 1 Paket Provinsi
5 Pembangunan Dapur Pangan Aceh 1 Paket 1 Paket Provinsi
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
7. PENGEMBANGAN LEMBAGA DISTRIBUSI PANGAN MASYARAKAT (LDPM) ;
melalui kegiatan ini telah dilakukan Pembinaan LDPM Tahap Penumbuhan 5
gapoktan di 5 kabupaten, Pembinaan LDPM Tahap Pengembangan 5 gapoktan
di 5 kabupaten. Adapun rincian kegiatannya sbb :
Selain kegiatan pembinaan diatas melalui kegiatan ini juga telah direalisasikan
pengembangan dan pemberdayaan Lumbung Pangan Masyarakat sebanyak 20
No Uraian Kegiatan Target 1 Tahun Realisasi Lokasi
1. Pembinaan LDPM Tahap Penumbuhan 5 gapoktan 5 Klp 5 Kabupaten
1 gapoktan 1 klp Aceh Besar
1 gapoktan 1 klp Pidie Jaya
1 gapoktan 1 klp Aceh Timur
1 gapoktan 1 klp Aceh Tamiang
1 gapoktan 1 klp Bireuen
2. Pembinaan LDPM Tahap Pengembangan 5 gapoktan 4 Klp 5 Kab/Kota
1 gapoktan 1 klp Aceh Besar
1 gapoktan 1 klp Aceh Barat
1 gapoktan 1 klp Aceh Timur
1 gapoktan - klp Aceh Tenggara
1 gapoktan 1 klp Aceh Tamiang
No. Uraian Kegiatan
Target 1 Tahun
Realisasi
Lokasi
3. Pengembangan Lumbung Pangan 20 Klp 20 Klp 6 Kabupaten
2 klp 2 klp Pidie
3 Klp 2 Klp Aceh Selatan
2 Klp 2 Klp Aceh Utara
2 Klp 2 Klp Aceh Besar
8 Klp 8 Klp Bireuen
3 Klp 3 Klp Aceh Tamiang
4. Pengadaan Cadangan Pangan Beras 100 Ton 105,62
Ton Provinsi
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
lumbung Pangan yang berlokasi di 6 (enam) kabupaten/kota serta pengadaan
Cadangan Pangan Tahun 2015 sebanyak 105.62 ton beras, uraianlebih rinci sebagai
berikut.
Khusus untuk Penyediaan Cadangan Pangan Beras tahun 2015 sesuai dengan
perkembangan sampai dengan posiisi per 31 Desember 2015 tersedia sebanyak
192,55 Ton (96,28 %) dari jumlah stok semestinya yang ditetapkan dalam Setandar
Pelayanan Minimal (SPM) Bidang Ketahanan Pangan. Namun sesuai dengan
sasaran kinerja yang ditargetkan untuk Tahun 2015 yaitu 100 Ton beras, maka
realisasi tahun ini telah melebihi 5,62 Ton . Adapun perkembangan cadangan
pangan Pemerintah Aceh Tahun 2015 adalah sebagai berikut.
No Stok Awal Tahun 2015 Pengadaan Tahun 2015 Salur ke Masyarakat Stok Per 31 Des 2015
1.
165,17 Ton 105,62 Ton 78,24 Ton 192,55 Ton
PROGRAM PENINGKATAN PENERAPAN TEKNOLOGI PERTANIAN/ PERKEBUNAN
Kegiatan Utama yang direalisasikan yaitu PENYULUHAN PENERAPAN
TEKNOLOGI PERTANIAN/PERKEBUNAN TEPAT GUNA, melalui kegiatan ini telah
dilakukan Pembuatan Demplot Pekarangan BPP pada 267 BPP di 23
kabupaten/kota, Demplot Bawang Merah pada Jambore Nasional di Kabupaten Pidie
sebanyak 4 Unit, Model Pengembangan Hortikultura di bantaran sungai Krueng Aceh
kabupaten Aceh Besar 1 Paket, Demplot Pengembangan Ternak Kambing pada
BPP (Migas Kabupaten Aceh Utara) 22 Unit, Promosi dan Sosialisasi Penyuluhan
melalui Radio sebanyak 10 stasiun radio, Fasilitasi Kegiatan Penyuluhan di BPP
sebanyak 267 BPP, Rakor Persiapan PENAS Tk. Provinsi 1 kali, Rapat Koordinasi
Persiapan PENAS XV Tahun 2017 3 kali, Sewa Mobil Operasional Tim Sekretariat
PENAS 2 Bulan, Grand Design Kegiatan PENAS XV dan Studi Banding dalam
rangka Persiapan PENAS XV 2017 ke Kalimantan Timur 1 Paket. Adapun rincian
dari uraian kegiatan sbb:
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
No Uraian Kegiatan Target 1
Tahun Realisasi Lokasi
1. Demplot Teknologi Pertanian pada Lahan Pekarangan BPP 267 Unit 267 Unit 23 Kab/Kota
2. Demplot Bawang Merah pada Jambore Nasional di Kab. Pidie 4 Unit 4 Unit Kab. Pidie
3. Model Pengembangan Hortikultura di Bantaran Sungai Krueng Aceh Kab. Aceh Besar. 1 Paket 1 Paket Kab. A Besar
4. Demplot Pengembangan Ternak Kambing pada BPP (Migas
Kab. Aceh Utara) 22 Unit 22 Unit Kab. A. Utara
5. Promosi dan Sosialisasi Penyuluhan melalui Radio 10 radio 10 radio Prov/Kab/Kota
6. Fasilitas Kegiatan Penyuluhan di BPP 267 BPP 267 BPP Kab/Kota
7. Rakor Persiapan Penas Tk. Provinsi 1 Paket 1 Paket Provinsi
8. Rapat Koordinasi Persiapan Penas XV Tahun 2017 3 kali 2 Kali Provinsi
9. Sewa Mobil Operasional Tim Sekretariat Penas 2 Bln 2 Bln Provinsi
10. Grand Design Kegiatan Penas XV 1 Paket 1 Paket Provinsi
11. Studi Banding dalam rangka Persiapan Penas XV 2017 1 Paket 1 Paket Kaltim
PROGRAM PEMBERDAYAAN PENYULUH PERTANIAN/PERKEBUNAN
LAPANGAN
Kegiatan Utama yang direalisasikan adalah berupa PENDIDIKAN DAN
PELATIHAN BAGI PENYULUH. Sesuai dengan target Sasaran Kinerja Tahun
2015 dalam upaya meningkatkan Kemampuan dan Keterampilan Tenaga Penyuluh
Tahun 2015 yaitu sebanyak 1.200 orang, maka melalui kegiatan ini telah
direalisasikan sejumlah Diklat Teknis dan Non teknis bagi 1.200 orang Penyuluh
Pertanian dimaksud yang terbagi dalam 40 Angkatan, yaitu masing-masing untuk
Diklat Teknis bagi 720 orang peserta (24 Angkatan) dan Diklat Non Teknis 480
orang peserta (16 Angkatan), yang dilaksanakan di UPTB Balai Diklat Pertanian
(BDP) Saree Aceh. Adapun rincian kegiatan sebagai berikut.
No Uraian Kegiatan Target
1 Tahun Realisasi Keterangan
1 Diklat Teknis Agribisnis Tanaman Pgn & Hortikultur 6 Akt 6 Akt Terlatihnya 180 orang
Penyuluh
2 Diklat Pembekalan Pendamping Kawasan Rumah Pangan Lestari (KRPL) 4 Akt 4 Akt
Terlatihnya 120 orang Penyuluh
3 Diklat Pembekalan Pendamping Swakarsa Kawasan Mandiri Pangan 2 Akt 2 Akt
Terlatihnya 60 orang Penyuluh
4 Diklat Teknis Peningkatan Nilai Tambah Produk Pertanian 4 Akt 4 Akt
Terlatihnya 120 orang Penyuluh
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
5 Diklat Dasar Tenaga Harian Lepas-Tenaga Bantu Penyuluh Pertanian (THL-TBPP) 10 Akt 10 Akt
Terlatihnya 300 orang Penyuluh
6 Diklat TeknisPengendalian Hama Terpadu 4 Akt 4 Akt Terlatihnya 120 orang
Penyuluh
7 Di4klat Teknis Penyuluh Berbasis Syariah 10 Akt 10 Akt Terlatihnya 300 orang
Penyuluh
PROGRAM PENGEMBANGAN DAN PENINGKATAN PENYULUHAN
Kegiatan Utama yang direalisasikan adalah berupa
1. RAPAT-RAPAT KOORDINASI PENYULUHAN; melalui kegiatan ini telah
dilakukan sejumlah agenda pertemuan/rapat baik yang bersifat teknis maupun non
teknis yang dilaksanakan di Provinsi dengan melibatkan peserta 23
kabupaten/kota serta Penyuluh Provinsi, dengan uraian dan volume realisasi
kegiatan sbb.
No Uraian Kegiatan Target 1
Tahun Realisasi Lokasi Ket.
1. Temu Teknis Penyuluhan 1 Keg. 1 Keg. BDP Saree
2. Workshop Pengembangan Database Penyuluhan 1 Keg. 1 Keg.
BDP
Saree
3. Rapat Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan 1 Keg. 1 Keg. BDP Saree
4. Rembuk Penyuluh Provinsi dan Evaluasi Penyelenggaraan Penyuluhan Pertanian 2 kali 2 Kali Provinsi
2. PENGEMBANGAN SARANA DAN PRA SARANA PENYULUHAN; melalui
kegiatan ini telah dilaksanakan sejumlah pekerjaan ditingkat Provinsi dan
Kabupaten/Kota seperti Promosi/Penyebaran Informasi Penyuluhan 1 paket,
Pembuatan Saung tani 20 unit di 10 Kecamatan di Kabupaten Aceh Utara,
Pengadaan Medium Bus Operasional Diklat Pertanian Saree 2 unit, Pengadaan
Kenderaan Operasional Penyuluh Roda 2 sebanyak 150 unit yang dibagikan
kepada penyuluh di 23 kabupaten/kota, Pengadaan Mobileur dan Kelengkapan
Kerja Gedung Balai Pelatihan Petani BPP Kota Bakti kabupaten Pidie,
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
pembangunan Pagar UPTB Balai Diklat Pertanian Saree 1 Paket, dengan uraian
dan volume realisasi kegiatan sebagai berikut :
No Uraian Kegiatan Target 1
Tahun Realisasi Lokasi
1. Promosi/Penyebaran Informasi Penyuluhan 1 Paket 1 Paket Provinsi
2. Pembuatan Saung Tani 20 Unit 20 Unit Aceh Utara
3.
Pengadaan Medium Bus Operasional Diklat Pertanian
Saree 2 Unit 2 Unit BDP Saree
4. Pengadaan Kenderaan Operasional Penyuluh Roda 2 150 Unit 150 Unit Prov/Kab/Kota
5. Pengadaan Mobiler dan Kelengkapan Kerja Gedung Pelatihan Petani BPP Kota Bakti, Kabupaten Pidie 1 Paket 1 Paket Kab. Pidie
6. Pengadaan Perlengkapan dan Mobileur BPP 16 BPP 16 BPP Kab/Kota
7. Aplikasi Database Penyuluh 1 Paket - Provinsi
8. Pembangunan Pagar UPTB. Balai Diklat Pertanian Saree 1 Paket 1 Paket Provinsi
PROGRAM PERENCANAAN PEMBANGUNAN EKONOMI
Kegiatan utama Program ini adalah PERENCANAAN PEMBANGUNAN
KETAHANAN PANGAN, telah dilakukan sejumlah pekerjaan yang dilaksanakan baik
ditingkat kabupaten/kota maupun tingkat provinsi seperti; Pertemuan Koordinasi
Teknis Perencanaan Tingkat Provinsi 1 kali; Pertemuan Penyusunan Program
Kegiatan Tahun 2016 dan Evaluasi Semester I Tahun 2015 diselenggarakan di
Provinsi; Workshop Pemantapan Rencana Kegiatan Tahun 2016 dan Evaluasi Akhir
(semester II Tahun 2015) di Kabupaten Nagan Raya, Disamping itu juga telah
dilaksanakan Pemutakhiran dan Pengumpulan Data dan Informasi Ketahanan Pangan
di 21 kabupaten/kota; Monitoring dan Evaluasi Kegiatan di 21 kabupaten/kota, serta
Pengendalian dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan 1 keg. ke 21 kabupaten/kota
dengan rincian kegiatan sebagai berikut.
No Uraian Kegiatan Target
1 Tahun Realisasi Lokasi
1. Pertemuan Koordinasi Tehnis Perencanaan I Kali 1 Kali Saree Aceh Besar
2. Penyusunan Program Kegiatan Tahun 2015 serta 1 Kali 1 Kali Saree Aceh Besar
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Evaluasi Semester I Tahun 2014
3. Wokshop Pemantapan Perencanaan Tahun 2015
dan Evaluasi Akhir 2014 1 Kali 1 Kali Nagan Raya
4. Pengumpulan Data Informasi KP dan Penyuluhan 1 Keg 1 Keg 21 Kab/Kota
5. Monitoring dan Evaluasi Kegiatan 2014 1 Keg 1 Keg 21 Kab/Kota
6. Pengendalian dan Percepatan Pelaksanaan Kegiatan 1 Keg 1 Keg 21 Kab/Kota
2.2. Analisis Kinerja Pelayanan SKPA
Berdasarkan tugas pokok dan fungsi yang diembankan oleh Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh, maka analisis kinerja pelayanan Satuan Kerja
Pemerintah Aceh Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dalam
melaksanakan tugas umum pemerintahan, pembangunan dan penyiapan bahan
koordinasi, perumusan kebijakan pengimbangan penyediaan, distribusi dan
penganekaragaman konsumsi dan kewaspadaan pangan dan gizi serta fasilitasi
partisipasi masyarakat dan pelaksanaan sistem penyuluhan.
Kewenangan Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh bila dilihat dari
3 aspek ketahanan pangan dan sistem penyuluhan pada tahun 2015 merupakan
tahun tentangan bagi masyarakat khususnya dalam pemantapan ketahanan pangan
yang ditandai adanya bencana gempa, longsor, banjir dan kekeringan, sehingga
berimplikasi pada menurunnya ketersediaan ketahanan pangan. Namun kondisi atau
kejadian tersebut, masih dapat diimbangi dengan penyediaan pangan tidak terganggu,
sehingga kebutuhan pangan masyarakat masih dapat dipenuhi dari produksi dalam
daerah maupun luar daerah. Hal ini menunjukan, bahwa kinerja untuk subsistem
ketersediaan pangan masih dapat diandalkan. Untuk system penyuluhan telah
dilakukan pelatihan bagi penyuluh dalam meningkatan pengetahuan dan ketrampilan
dalam menunjang keberhasilan penyuluhan. Dan secara program dan kegiatan sesuai
dengan target yang telah ditetapkan dalam Renstra dan realisasi capaian dapat dilihat
pada lampiran 2.2.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
2.3. Isu-Isu Penting Penyelenggaraan Tugas dan Fungsi SKPA
Sejalan degan Visi Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang terpilih, yaitu:
“Aceh yang Bermartabat Sejahtera Berkeadilan dan Mandiri Berlandaskan
Undang-Undang Pemerintahan Aceh sebagai Wujud MoU Helsinki.”
Dan Program Prioritas Kepala Daerah dan Wakil Kepala Daerah yang terpilih periode
2012 - 2017 yang berkaitan dengan sektor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan,
antara lain yaitu:
1. Ketahanan Pangan dan Nilai Tambah;
2. Pengurangan kemiskinan dan pengangguran;
3. Optimalisasi pemanfaatan sumber daya alam berkelanjutan;
4. Peningkatan kualitas lingkungan dan pengurangan resiko bencana
5. Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola
Berdasarkan Visi dan Program Prioritas Kepala Daerah, maka terdapat isu-isu
penting pada sektor Ketahanan Pangan dan Penyuluhan di Aceh yang perlu
mendapatkan perhatian dan dukungan semua pihak terkait, karena dapat mendukung
terwujudnya tujuan dan sasaran pembangunan Pemerintah Aceh. Seiring dengan
perubahan paradigma yang begitu cepat sehingga dituntut lebih tanggap perubahan
tersebut. Untuk itu pelaksana atau penyelenggara tugas dan fungsi Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh harus mampu menyingkapi lebih cepat sehingga dapat
mewujudkan ketahanan pangan dan penyuluhan sesuai dengan isu-isu yang
berkembang baik secara nasional maupun daerah. Isu yang berkembang saat ini
antara lain:
1. Lemahnya kapasitas dan petani dan penyuluh
Kondisi organisasi petani saat ini lebih bersifat budaya dan sebagian besar
berorentasi hanya untuk mendapatkan fasilitas pemerintah, belum sepenuhnya
diarahkan untuk memanfaatkan peluang ekonomi melalui pemanfaatan
akselibritas terhadap berbagai informasi teknologi, permodalan dan pasar yang
diperlukan bagi pengembangan usaha tani dan usaha pertanian. Disisi lain,
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
kelembagaan usaha yang ada dipedesaan, sepertinya koperasi belum dapat
sepenuhnya mengakomodasi kepentingan petani / kelompok tani sebagai wadah
pembinaan teknis. Berbagai kelembagaan petani yang sudah ada seperti
kelompok tani, gabungan kelompok tani, perhimpunan petani pemakai air dan
subak diharapkan pada tantangan ke depan untuk merevitalisasi diri dari
kelembagaan yang saat ini lebih dominan hanya sebagai wadah pembinaan teknis
dan sosial menjadi kelembagaan yang juga berfungsi sebagai wadah
pengembangan usaha yang berbadan hukum atau dapat berintegrasi dalam
koperasi yang ada di pedesaan.
2. Belum berjalannya diversifikasi pangan dengan baik
Pola konsumsi pangan masyarakat masih didominasi oleh beras, sebagaimana
digambarkan pada tahun 2015 tingkat konsumsi beras sebesar 102,2
kg/kapita/tahun. Dengan semakin bertambahnya jumlah penduduk, kebutuhan
beras untuk konsumsi masyarakat akan semakin bertambah dan apabila keadaan
ini terus berlangsung serta tidak ada upaya diversifiksasi pangan, maka akan
membebani masyarakat dan negara serta mengacam ketahanan pangan
nasional. Belum optimalnya upaya diversifikasi pangan, disebabkan antara lain
belum berkembangnya pangan lokal berbasis teknologi pengolahan pangan, pola
konsumsi pangan masyarakat serta belum optimalnya dukungan dari program
sektor lain dalam percepatan diversifikasi pangan.
3. Laboratorium Keamanan Pangan Segar belum optimal
Banyak makanan beredar sekarang dalam masyarakat jenis pangan segar diduga
terjadi pencemaran dari bahan kimia berbahaya, sehingga untuk mengantisipasi
hal tersebut perlunya pengujian dan perlunya peralatan yang memandai pada
laboratorium keamanan pangan segar.
4. Meningkatnya daerah rawan pangan
Kondisi Provinsi Aceh yang terletak pada posisi katulistiwa sehingga dikatagorikan
merupakan daerah rawan akan bencana gempa bumi, Tsunami, longsor dan Aceh
juga rawan terhadap bencana banjir/kemarau, maka akan menyebabkan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
kerusakan akan lahan pertanian serta menyebabkan kekurangan pangan pada
daerah yang terjadi bencana. Untuk itu kemungkinan terjadi rawan pangan akan
terjadi pada daerah yang dikatagorikan rawan pangan sesuai dengan peta rawan
pangan, maka untuk mengantisipasi hal tersebut perlu penanggulangan pada
daerah rawan pangan tersebut.
5. Pengembangan Desa Mandiri Pangan belum optimal
Desa Mandiri Pangan adalah desa / kelurahan yang masyarakatnya mempunyai
kemampuan untuk mewujudkan ketahanan pangan dan gizi melalui
pengembangan subsistem ketersediaan, subsistem distribusi, dan subsistem
konsumsi pangan dengan memanfaatkan sumberdaya setempat secara
berkelanjutan. Pengembangan Desa Mandiri Pangan (Demapan) untuk
meningkatkan keberdayaan masyarakat miskin perdesaan dalam mengelola dan
memanfaatkan sumberdaya yang dimiliki atau dikuasainya secara optimal dalam
mencapai kemandirian pangan rumah tangga dan masyarakat.
6. Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (LDPM) belum optimal
Penguatan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat (Penguatan–LDPM)
merupakan pemberdayaan Gapoktan agar mampu mengembangkan unit usaha
distribusi pangan dan unit pengelola cadangan pangan, antara lain dalam hal : (a)
mengembangkan sarana penyimpanan (gudang) sendiri, (b) menyediakan
cadangan pangan (gabah / beras dan / atau pangan pokok lokal spesifik lainnya)
minimal bagi kebutuhan anggotanya disaat menghadapi musim paceklik, dan (c)
menjaga stabilitasi harga gabah / beras dan / atau jagung disaat panen raya
melalui kegiatan pembelian-penjualan. Dan mengembangkan usaha ekonomi di
wilayah melalui peningkatan usaha pembelian dan penjualan gabah / beras dan /
atau jagung ; dan juga meningkatkan nilai tambah produk petani anggotanya
melalui kegiatan; penyimpanan / pengolahan / pengemasan dan memperluas
jejaring kerja sama distribusi / pemasaran yang saling menguntungkan.
7. Diversifikasi pangan melalui moderisasi aneka ragam pengelolahan pangan lokal
di tingkat rumah tangga
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Meningkatkan partisipasi masyarakat atau kelompok wanita tani dalam
memanfaatkan lahan kawasan (kecamatan, dusun, desa) dalam menghasilkan
pangan yang berbasis sumber daya lokal dan kelompok wanita tani juga mampu
sebagai penyedia sumber pangan keluarga melalui pemanfaatan pekarangan
dengan menghasilkan sumber karbohidrat, vitamin, mineral dan protein untuk
konsumsi keluarga dan mampu menghasilkan produk olahannya sebagai sumber
karbohidrat non beras dan non terigu.
Tujuan dari diversifikasi adalah meningkatkan motivasi, partisipasi dan aktivitas
masyarakat dan anak usai dini dalam penganekaragaman konsumsi pangan.
Fasilitasi dan mendorong terwujudnya pola konsumsi pangan beragam, bergizi,
seimbang dan aman.
8. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
Peningkatan mutu dan keamanan pangan merupakan tanggung jawab bersama
antara pemerintah dan produsen bahan pangan. Keterlibatan tersebut sangat
berpengaruh terhadap keberhasilan pengembangan sistem mutu dan keamanan
pangan. Jumlah produk pangan yang tidak memenuhi persyaratan mutu pangan.
Produk pangan umumnya dibuat menggunakan bahan tambahan pangan yang
dilarang atau melebihi batas penggunaan: merupakan pangan yang tercemar
bahan kimia atau mikroba; pangan yang sudah kadaluwarsa; pangan tidak
memenuhi standard mutu dan komposisi serta makanan impor yang tidak sesuai
persyaratan. Dari sejumlah pangan yang dihasilkan banyak menggunakan bahan
kimia sehingga cukup menghawatirkan.
9. Perencanaan pembangunan ketahanan pangan
Perencanaan pembangunan ketahanan pangan tidak terlepas dari pengembangan
ketersedian pangan dan penanganan rawan pangan, sistem distribusi pangan,
stabilitas harga pangan dan konsumsi pangan yang merupakan masalah belum
optimal dilaksanakan, hal ini perlu dilaksanakan baik sesuai Permendagri maupun
Permentan sebagaimana yang telah ditetapkan dalam Standard Pelayanan
Minimal (SPM) maupun yang telah ditetapkan dalam Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Aceh.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
10. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis perlu ditingkatkan
Pelatihan petani dan pelaku agribisnis perlu ditingkatkan, bahwa petani itu sendiri
sebenarnya merupakan bagian dari sistem agribisnis, petani dengan usaha
taninya berada di sektor primer.
Dalam sistem agribisnis tersebut, tampak jelas bahwa posisi petani sangat
strategis, namun kenapa justru kemampuan menawarkan relatif rendah dan nilai
tambah usahanya paling kecil. Partisipasi dan kontribusi petani terhadap agribisnis
sangat besar, terlebih untuk komoditi pangan. Lemahnya posisi terutama
disebakban pemilikan modal yang kecil, penggunaan teknologi yang rendah,
pemilikan lahan yang sempit, produk yang cepat rusak, ancaman iklim seperti
banjir dan kekeringan, gangguan hama dan penyakit tanaman, serta akses yang
sangat kecil terhadap sumberdana dan informasi. Semua hal itu merupakan ciri
umum sebagian besar petani yang berada di Aceh.
11. Peningkatan penerapan teknologi pertanian/perkebunan tepat guna
Penerapan teknologi pertanian tepat guna terus berkembang secara bertahap dan
teknologi tersebut merupakan upaya untuk meningkatkan taraf hidup masyarakat.
Penerapan teknologi tepat guna pada masyarakat sudah sangat mendesak untuk
dilakukan guna peningkatan produksi baik kualitatif maupun kuantitatif.
Pemerintah harus memperhatikan faktor lain seperti skill, kemampuan serta
keahlian.
12. Pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh
Pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh sangat diperlukan, penyuluh merupakan
sebagai ujung tombak dalam meningkatkan ketrampilan petani. Namun saat ini
penyuluh di lapangan masih kurang mendapat bimbingan terhadap berbagai
teknologi tepat guna sebagai upaya peningkatan produksi pertanian. Pendidikan
dan pelatihan bagi penyuluh masih sangat memprihatinkan, karena dalam upaya
meningkatkan pendidikan bagi penyuluh masih dibatasi oleh anggaran yang masih
minim, sedangkan penyuluh yang telah mendapatkan pendidikan dan pelatihan
banyak beralih fungsi ke struktural. Untuk itu agar Pemerintah Aceh dan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Pemerintah Pusat dapat memperhatikan pendidikan dan pelatihan lebih intensif
kepada penyuluh dan melengkapi berbagai sarana pendukung.
13. Koordinasi penyuluhan dan pengembangan sarana dan prasarana
Koordinasi penyuluhan dan pengembangan sarana dan prasarana sangat penting
untuk dilaksanakan sebagai upaya dalam memfasilitasi dan melakukan
pembinaan dalam penyelenggaraan penyuluhan pertanian, perikanan dan
kehutanan. Koordinasi penyuluhan merupakan pemantapan dalam upaya
mensinkronkan penyelenggaraan penyuluhan baik di Provinsi maupun di
Kabupaten / Kota. Dalam pemantapan penyelenggaraan koordinasi penyuluhan
perlu didukung oleh sarana dan prasarana penyuluhan yang memadai.
2.4. Review terhadap Rancangan Awal RKPA
Dalam memantapkan ketahanan pangan dan penyuluhan Aceh rancangan
program dan kegiatan yang diusulkan atau diajukan merupakan program dan kegiatan
sesuai dengan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh
dengan mengacu pada Renstra yang telah ditetapkan dan merupakan salah satu
rancangan dalam memantapkan ketahanan pangan dan penyuluhan di daerah, baik
yang prioritas maupun non prioritas. Untuk lebih jelasnya rancangan program dan
kegiatan dapat dilihat pada lampiran 2.4.
2.5. Penelaahan Usulan Program dan Kegiatan Masyarakat
Dasar usulan Program dan kegiatan yang dilakukan berdasarkan program
prioritas dan non prioritas dan dilakukan penelahaan usulan program dan kegiatan
masyarakat yang mendukung pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan dalam
Renstra SKPA dan RPJMA Tahun 2012 – 2017 sehingga mampu memberikan
lapangan kerja bagi masyarakat khusus petani dan mampu menyediakan pangan
yang cukup bagi masyarakat dalam kecukupan pangan di tingkat rumah tangga.
Di samping itu program dan kegiatan Badan Katahanan Pangan dan Penyuluhan
Aceh lainnya yang juga sangat mendukung dalam pemantapan ketahanan pangan
dan sistem penyuluhan dapat dilihat pada lampiran 2.5.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
BAB III
TUJUAN, SASARAN, PROGRAM DAN KEGIATAN
3.1 Telaahan terhadap Kebijakan Nasional
Berdasarkan penalahaan terhadap kebijakan nasional dalam pelaksanaan pencapaian
RPJM (2015-2019) ditujukan untuk menunjukkan prioritas dalam jalan perubahan
menuju Indonesia yang berdaulat secara politik, mandiri dalam bidang ekonomi, dan
berkepribadian dalam kebudayaan, dirumuskan sembilan agenda prioritas.
Kesembilan agenda prioritas itu disebut NAWA CITA. yaitu :
1. Menghadirkan kembali negara untuk melindungi segenap bangsa dan
memberikan rasa aman kepada seluruh warga negara.
2. Membuat Pemerintah selalu hadir dengan membangun tata kelola pemerintahan
yang bersih, efektif, demokratis, dan terpercaya.
3. Membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan
desa dalam kerangka negara kesatuan.
4. Memperkuat kehadiran negara dalam melakukan reformasi sistem dan penegakan
hukum yang bebas korupsi, bermartabat, dan terpercaya.
5. Meningkatkan kualitas hidup manusia dan masyarakat Indonesia.
6. Meningkatkan produktivitas rakyat dan daya saing di pasar Internasional sehingga
bangsa Indonesia bisa maju dan bangkit bersama bangsa-bangsa Asia lainnya.
7. Mewujudkan kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor-sektor strategis
ekonomi domestik.
8. Melakukan revolusi karakter bangsa.
9. Memperteguh kebhinekaan dan memperkuat restorasi sosial Indonesia.
Sedangkan arah kebijakan Nasional lima tahun (2015-2019) diarahkan untuk
Meningkatkan Pertumbuhan Ekonomi yang Inklusif dan Berkelanjutan.
Rencana Strategis (Renstra) Kementrian Pertanian Tahun 2015 – 2019 masih
dalam tahap proses penyusunan, namun bila dilihat pada Renstra Kementan yang lalu
maka diversifikasi pangan merupakan satu strategi untuk mencapai ketahanan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
pangan. Upaya peningkatan diversifikasi pangan adalah melalui percepatan
penganekaragaman konsumsi pangan adalah tercapainya pola konsumsi yang
beragam, bergizi seimbang dan aman.
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dengan memperhatikan
Renstra Kementerian Pertanian, maka program dan kegiatan sesuai renstra tersebut
lebih difokuskan pada pemantapan ketahanan pangan yaitu : (1) Pengembangan
ketersediaan pangan dan penanganan daerah rawan pangan; (2) Pengembangan
sistem distribusi dan stabilitas harga pangan; dan (3) Pengembangan
penganekaragaman konsumsi pangan dan peningkatan keamanan pangan segar.
Sedangkan untuk pemantapan penyuluhan lebih diarahkan pada pengembangan
sumberdaya pertanian dan kelembagaan petani yaitu ; (1) pemantapan sistem
pelatihan pertanian; (2) pemantapan sistem penyuluhan pertanian; dan (3)
Pengembangan reorientasi pendidikan pertanian
Kebijakan merupakan suatu langkah yang dilakukan untuk memberi arah dalam
pelaksanaan pembangunan yang efektif dan efisien serta tepat sasaran, agar
pembangunan yang dilaksanakan secara cepat dapat menyelesaikan berbagai
permasalahan pembangunan daerah. Selain itu, pembangunan diharapkan dapat
berkesinambungan dan menciptakan kemandirian masyarakat dan pemerintah
daerah.
Mekanisme pelaksanaan pembangunan sedapat mungkin melibatkan peran
masyarakat berdasarkan potensi dan kemampuan yang dimilikinya. Demikian juga
peran pemerintah dapat lebih berdaya guna dan berhasil guna dalam memfasilitasi
pelaksanaan pembangunan, pemanfaatan sumber daya alam dan pengembangan
sumber daya manusia yang didukung oleh penyediaan akses modal dan akses pasar.
Salah satu arah kebijakan Pembangunan Jangka Menengah Aceh dalam
mewujudkan Misi Pemerintahan Aceh (2012-2017) adalah : Memantapkan Ketahanan
Pangan dan Meningkatkan Nilai Tambah Produk Pertanian. Sedangkan kebijakan
berkaitan dengan ketahanan pangan dan penyuluhan tidak sepenuhnya wewenang
berada pada Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh, melainkan sebagian
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
besar kebijakan strategis tersebut berada dalam kewenangan di luar Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan.
Namun melalui Dewan Ketahanan Pangan dalam hal ini tingkat provinsi diketuai
langsung oleh gubernur dan dibantu oleh tim ahli pokja sebagai pemberi masukan
dalam pemantapan ketahanan pangan dan penyuluhan serta instansi terkait akan
melakukan beberapa kebijakan sebagai upaya untuk mencapai misi pada Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dengan langkahnya adalah sebagai berikut
:
1. Kebijakan dalam peningkatan ketersediaan dan pencegahan kerawanan pangan,
ditujukan untuk : (1) pengembangan kapasitas produksi pangan bertumpu pada
sumberdaya lokal; (2) peningkatan efisiensi usaha pangan; (3) peningkatan
optimalisasi lahan; (4) kebijakan insentif produksi; (5) pemantapan cadangan
pangan untuk antisipasi penyediaan pangan; (6) peningkatan cadangan pangan
bertumpu produksi dalam negeri; (7) pengembangan cadangan pangan
masyarakat; (8) pencegahan kerawanan pangan; (9) penanggulangan kerawanan
pangan.
2. Kebijakan dalam peningkatan distribusi pangan, diarahkan untuk : (1)
meningkatkan kualitas pelayanan informasi distribusi, harga dan akses pangan;
(2) mengoptimalkan sinergi antar instansi terkait dalam perumusan dan
implementasi kegiatan distribusi, stabilitas harga dan akses pangan; dan (3)
memberdayakan kelembagaan masyarakat dibidang distribusi, stabilisasi harga
dan akses pangan dan; Pengembangan Lembaga Distribusi Pangan Masyarakat
(LDPM).
3. Kebijakan dalam peningkatan konsumsi dan keamanan pangan, ditujukan untuk :
(1) Peningkatan konsumsi energi sesuai AKG (1.896 Kkal/kap/hari); .... (2)
Peningkatan konsumsi protein sesuai AKP (94,8 gr/kap/hari); (3) Konsumsi pangan
menuju Pola Pangan Harapan (PPH) dengan skor 80; (4) Peningkatan
keanekaragaman pangan berbasis sumberdaya, kelembagaan, dan budaya lokal;
(5) Pengembangan teknologi pengolahan dan produk olahan pangan lokal; (6)
Peningkatan kesadaran masyarakat terhadap konsumsi pangan beragam, bergizi
seimbang dan aman; (7) Peningkatan keamanan produk pangan segar; (8)
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Peningkatan kemitraan dengan pemangku kepentingan (swasta, LSM, perguruan
tinggi).
4. Kebijakan dalam pelaksanaan manajemen pembangunan yang bersih, peduli,
transparan, dan bebas KKN ditujukan untuk : (1) meningkatkan kesejahteraan
pegawai disertai dengan penerapan reward dan punishemen; (2) peningkatan
pemahaman masyarakat terhadap upaya pemantapan ketahanan pangan; (3)
peningkatan pelayanan dokumentasi, kearsipan, manajemen ketahanan pangan;
(4) penyelarasan pembangunan ketahanan pangan antar sektor, dan wilayah; (5)
melaksanakan tertib administrasi pelaksanaan kegiatan anggaran; (6) peningkatan
keterbukaan dalam penyusunan kebijakan dan manajemen pembangunan
ketahanan pangan; (7) penyusunan kebijakan dan manajemen pembangunan
ketahanan pangan; (8) penguatan kelembagaan Dewan Ketahanan Pangan (DKP);
(9) perumusan kebijakan yang mengatur dan mendorong penerapan produk
hukum yang berpihak petani; (10) pengembangan sistem dan mekanisme kerja
yang aktif, efisien dan akuntabel dan (11) peningkatan evaluasi, pengawasan dan
pengendalian, manajemen pembangunan ketahanan pangan.
5. Kebijakan dalam meningkatkan kapasitas dan pemberdayaan SDM pertanian
diarahkan untuk : (1) peningkatan kompetensi dan moral SDM aparatur pertanian
dan; (2) peningkatan kemampuan keterampilan pengelola keuangan dan
perlengkapan.
6. Kebijakan dalam meningkatkan akses pangan masyarakat di daerah rawan
pangan kronis diarahkan untuk: (1) penyelenggaraan pendidikan pertanian bagi
petani, dan (2) penanganan daerah rawan pangan kronis.
3.2 Tujuan dan Sasaran Renja SKPA
Tujuan dan sasaran disusunnya Rencana Kerja (RENJA) SKPA disusun berdasarkan
Visi dan Misi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh 2012 – 2017 yaitu
“Terwujudnya Kemandirian Pangan Aceh dan Sistem Penyuluhan Yang Handal”.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Visi tersebut diwujudkan melalui upaya-upaya yang akan dilaksanakan oleh SKPA
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh melalui 8 (delapan) Misi yang
dilaksanakan dalam kurung waktu dari tahun 2012 – 2017 sebagai berikut :
1. Melaksanakan birokrasi pelayanan yang professional, bersih dan memiliki
integritas kerja yang tinggi;
2. Memantapkan ketersedian dan cadangan pangan yang berkelanjutan.
3. Meningkatkan sistem distribusi dan akses pangan untuk mengantisipasi
terjadinya gejolak harga dan keberdayaan dan kemandirian masyarakat/petani
untuk membangun ketahanan pangan berbasis sumber daya lokal;
4. Meningkatkan mutu konsumsi yang berbasis Beragam, Bergizi, Seimbang dan
Aman (B2SA), melalui diversifikasi pangan yang berbasis bahan baku pangan
lokal dan kewaspadaan pangan untuk mengantisipasi terjadinya kerawanan
pangan, meningkatkan pengembangan mutu dan keamanan pangan
masyarakat;
5. Meningkatkan kemampuan dan peran serta kelembagaan petani dalam
pelaksanaan penyuluhan dan melaksanakan Pekan Nasional Kelompok Tani
Nelayan Andalan (KTNA) ke XV yang akan dilaksanakan di provinsi Aceh pada
tahun 2017;
6. Mengembangkan sistem penyuluhan pertanian, perikanan dan kehutanan
sesuai kearifan lokal dan kebutuhan petani, nelayan dan masyarakat;
7. Mengembangkan sistem pelatihan managemen, kepeminpinan, kewirausahaan
dan teknis agribisnis yang handal;
8. Mengembangkan program dan informasi penyuluhan pertanian, pangan segar
dan harga produk pertanian.
3.3 Program dan Kegiatan
Program dan Kegiatan merupakan wujud dari tujuan dan sasaran yang
dirancang secara konseptual, analitis, realistis, rasional, dan komprehensif.
Dalam rencana program dan kegiatan, indikator kinerja, kelompok sasaran dan
pendanaan indikatif yang akan dilaksanakan oleh Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Aceh yaitu : 3 (tiga) program umum dan 6 (enam) Program
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
Spesifik/program wajib Satuan Kerja Pemerintah Aceh (SKPA) Badan ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh.
3.3.1 Program
Untuk mencapai tujuan dan sasaran dalam pembangunan ketahanan pangan
dan penyelenggaraan penyuluhan telah ditetapkan berbagai Program sebagai berikut :
A. Program Umum SKPA
1. Program Pelayanan Administrasi Perkantoran
Program pelayanan administrasi perkantoran bertujuan untuk menunjang
kelancaran administrasi dalam rangka memperlancar pelaksanaan tugas dan
fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh.
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur
Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Aparatur bertujuan untuk
memfasilitasi sarana dan prasarana kebutuhan dalam rangka menjalankan tugas
dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dalam upaya
mendorong terciptanya lingkungan kerja yang memadai.
3. Program Peningkatan Disiplin Aparatur
Program Peningkatan Disiplin Aparatur bertujuan untuk peningkatan disiplin
aparatur dalam melaksanakan tugas dan fungsi Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Aceh dalam upaya mendorong terciptanya disiplin kerja.
B. Program Spesifikasi SKPA/Program Urusan Wajib
1. Program Peningkatan Ketahanan Pangan
Program Peningkatan Ketahanan Pangan diarahkan untuk memfasilitasi
pemberdayaan masyarakat dalam ketahanan pangan umumnya khususnya
keluarga petani miskin yang merupakan kelompok terbesar dalam komposisi
penduduk miskin serta memfasilitasi upaya peningkatan koordinasi.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
2. Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi
Program Perencanaan Pembangunan Ekonomi diarahkan untuk memantapkan
perencanaan Ketahanan Pangan sebagai bahan kebijakan Badan Ketahanan
Pangan dan Penyuluhan Aceh dalam upaya memantapkan ketahanan pangan
ke depan.
3. Program Peningkatan Kesejahteraan Petani
Program Peningkatan Kesejahteraan Petani diarahkan untuk memfasilitasi
peningkatan kemampuan petani dalam memproduksi pangan sebagai pelaku
subsistem ketersediaan sekaligus konsumen pangan.
4. Program Peningkatan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan
Program Peningkatan Penerapan Tehnologi Pertanian/Perkebunan bertujuan
untuk mendorong peningkatan dan percepatan produksi pangan
masyarakat/petani di daerah yaitu terdiri dari kegiatan penyuluhan penerapan
teknologi pertanian/perkebunan tepat guna.
5. Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan
Program Pemberdayaan Penyuluh Pertanian/Perkebunan Lapangan adalah
merupakan upaya meningkatkan sumber daya manusia (SDM) petugas/penyuluh
di dalam upaya meningkatkan produktifitas petani untuk menghasilkan pangan di
daerah yang kegiatannya terdiri dari pendidikan dan pelatihan bagi penyuluh.
6. Program Pengembangan dan Peningkatan Penyuluhan
Program Pengembangan dan Peningkatan Penyuluhan adalah merupakan
upaya mengoptimalkan penyelenggaraan penyuluhan melalui fasilitasi prasarana
dan sarana penyuluhan dan memperkuat programa penyuluhan dalam rangka
mendorong penguatan kelembagaan penyuluhan di lapangan.
i. Kegiatan Anggaran Pembangunan Belanja Aceh (APBA)
Kegiatan Anggaran Pembangunan Belanja Aceh (APBA)
1. Penyediaan Jasa Surat Menyurat
2. Penyediaan Jasa Komunikasi Sumberdaya Air dan Listrik
3. Penyediaan Jasa Pemeliharaan dan Perizinan Kenderaan Dinas.
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
4. Penyediaan Alat Tulis Kantor
5. Penyediaan Barang Cetakan dan Penggandaan
6. Penyediaan Komponen Instalasi Listrik
7. Penyediaan Bahan Bacaan & Peraturan Perundang-undangan
8. Rapat-rapat Koordinasi & konsultasi ke Luar Daerah
9. Peningkatan Pelayanan Administrasi Perkantoran
10. Pembangunan Gedung Kantor
11. Pengadaan Peralatan Gedung Kantor
12. Pengadaan Mebeleur
13. Pemeliharaan Rutin/Berkala Gedung Kantor
14. Pemeliharaan Rutin/Berkala Kenderaan Dinas Operasional
15. Pemeliharaan Rutin/Berkala peralatan Kantor
16. Pengadaan Pakaian Dinas & Beserta Perlengkapan
17. Pelatihan petani dan pelaku agribisnis
18. Pekan Nasional (PENAS) Kelompok Kontak Tani Nelayan
19. Penanganan Daerah Rawan pangan
20. Pengembangan Desa Mandiri Pangan
21. Peningkatan mutu dan keamanan pangan
22. Laboratorium Uji Keamanan Pangan
23. Koordinasi Kebijakan Ketahanan Pangan
24. Diversifikasi Pangan melalui Moderisasi Aneka Ragam Pengelohan Pangan
Lokal di Tingkat Rumah Tangga
25. Pengembangan Lembaga Usaha Distribusi Pangan Masyarakat (LUDPM)
26. Penyuluhan Penerapan Teknologi Pertanian/Perkebunan Tepat Guna
27. Pendidikan dan Pelatihan bagi Penyuluh
28. Rapat-Rapat Koordinasi Penyuluhan
29. Pengembangan sarana dan prasarana penyuluhan
30. Perencanaan Pembangunan Ketahanan Pangan
i I1 Review RENJA Dinas Pangan Aceh, 2017
BAB IV
PENUTUP
Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Tahun
Anggaran 2017 ini merupakan rencana kerja tahunan berdasarkan Renstra Badan
Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Tahun 2012 –2017 dalam menunjang
tercapainya Visi dan Misi Pemerintah Aceh serta Target dan Sasaran Pembangunan
yang dioperasionalkan melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Aceh
(RPJMA 2012 – 2017).
Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh dalam menjabarkan Renja
yang menjadi dasar dalam penyusunan usulan rencana kerja program dan kegiatan
adalah Renstra Badan Ketahanan Pangan dan Penyuluhan Aceh Tahun 2012 – 2017
dan untuk program dan kegiatan akan direncanakan anggarannya bersumber dari
APBA/APBN Tahun Anggaran 2017. Untuk penjabaran anggaran 2016 terlebih dahulu
dilakukan evaluasi pada tahun 2015 untuk dilihat sejauhmana tingkat capaian kinerja
yang telah dilakukan.
Dengan tersusunnya Rencana Kerja (Renja) Badan Ketahanan Pangan dan
Penyuluhan Aceh Tahun Anggaran 2017, maka penetapan prioritas pembangunan
yang merupakan upaya penjabaran visi dan misi instansi diharapkan akan lebih
terkoodinasi, terintegrasi dan sinergis serta berkelanjutan dengan sesama Satuan
Kerja Pemerintah Aceh lingkup Pemerintah Aceh maupun dengan satuan Kerja
Pemerintah Aceh yang membidangi fungsi lain.