Post on 11-Feb-2018
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
1/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 1
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah, puji syukur penulis sampaikan kehadirat Allah SWT, karena
atas limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan tugas
Resume ini tepat pada waktunya.
Tugas Resume ini selain disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah
Penelitian Pendidikan Kimia, tetapi lebih dari itu juga sebagai wahana
pembelajaran bagi penulis guna mengetahui dan mengaktualisasikan diri menurut
pengetahuan yang penulis peroleh dari lembaga pendidikan.
Selama penyusunan resume ini, penulis banyak memperoleh bantuan, baik
itu bimbingan, petunjuk maupun arahan dari berbagai pihak. Ucapan terima kasih
secara khusus penulis sampaikan kepada Prof. Dr. H. Fuad Abd. Rachman, M.Pd.
dan Dr. Hartono, M.A. yang telah membantu penulis dalam penyelesaian tugas
Resume ini. Ucapan terima kasih juga penulis sampaikan kepada semua pihak lain
yang telah banyak membantu.
penulis menyadari bahwa tugas Resume ini masih jauh dari tatanan
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun sangat
penulis harapkan serta akan penulis terima dengan hati yang ikhlas dan tangan
terbuka demi bekal pembelajaran dan perbaikan pada masa yang akan datang.
Akhirnya, penulis berharap agar tugas resume Penelitian Pendidikan Kimia
ini dapat bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Palembang, Juni 2013
Penulis,
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
2/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 2
DAFTAR ISI
Kata Pengantar ........................................................................................................ 1
Daftar Isi................................................................................................................... 2
HAKIKAT PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN .................................... 3
PROPOSAL PENELITIAN ............................................................................. 15
SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN ............................. 30
POPULASI DAN SAMPEL ........................................................................... 43
KAJIAN TEORITIS/TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN ................................................................................................ 51
HIPOTESIS PENELITIAN ............................................................................. 64
TEKNIK PENGUMPULAN, PENGOLAHAN , ANALISIS DATA,
PENYUSUN LAPORAN HASIL PENELITIAN ........................................... 74
PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK) ................................................... 85
METODE PENELITIAN DAN PENGEMBANGAN (R&D) .......................100
Daftar Pustaka ...................................................................................................... 106
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
3/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 3
HAKIKAT PENELITIAN DAN JENIS PENELITIAN
A.HAKIKAT PENGETAHUANPengetahuan adalah segala sesuatu yang diketahui manusia.
Cara memperoleh pengetahuan (Sumber Pengetahuan) :
WahyuPengetahuan yang datangnya dari Tuhan melalui kitab suci.
PengalamanDari pengalaman, orang mendapatkan pengetahuan apapun dari yang
dialami akan menjadi pengetahuan. Pengalaman bisa jadi pengetahuan jika
memiliki kepentingan akan dialami. Pengalaman yang banyak tidak
menjamin pengetahuan yang didapat akan banyak pula.
OtoritasOtoritas atau kewenangan atau kepakaran. Jika kita ingin mendapatkan
pengetahuan tentang sesuatu, sebaiknya ditanyakan pada ahlinya, artinya
harus ditelaah terlebih dahulu.
Berpikir Deduktif (umum-khusus)Dari umum ke khusus atau dari sadar ke tidak sadar. Jika pengetahuan
deduktif itu diterapkan, maka pengetahuannya/cara berpikirnya secara
umum. Di mana penalaran deduktif ini memiliki kelemahan yaitu terdapat
banyak pengecualian.
Berpikir Induktif (khusus-umum)Mengambil keputusan dari pengalaman, belajar dari hal-hal yang khusus
atau belajar dari pengalaman. Di mana penalaran induktif ini memiliki
kelemahan yaitu jika tidak dibatasi, maka banyak penyimpangan jadi
harus dilakukan pembatasan populasi.
Metode IlmiahProses untuk mendapatkan pengetahuan dengan dua metode yaitu berpikir
deduktif dan induktif.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
4/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 4
B.KEBENARAN1. KEBENARAN MUTLAK (WAHYU/AGAMA)
YAKIN ------ DIPELAJARI ------ LEBIH YAKIN
Tidak bisa dibantah, bermula dari suatu keyakinan lalu dipelajari agar lebih
meyakinkan
2. KEBENARAN ILMIAH (ILMU/SAINS)
RAGU -------- DIPELAJARI ------- YAKIN
Kebenaran ilmiah (sains/ilmu) adalah:
1. Sesuai dengan akal/pikiran manusia berdasarkan pengetahuan yang ada(rasional/masuk akal)
2. Sesuai dengan hasil penginderaan manusia berdasarkan pengalamanempiris
Sifat Kebenaran ilmiah, yaitu :
a. Relatif artinya tidak mutlak/suatu saat tidak benarb. Tentatif artinya kebenaran itu akan tetap dijadikan kebenaran sebelum ada
yang menyangkalnya (bersifat sementara)
Ciri-ciri Kebenaran Ilmiah
Sesuai dengan rasio/akal manusia berdasarkan pengetahuan yang dimilikiContoh kayu dibakar jadi abu atau arang memang sesuai dengan rasio
pengetahuan manusia.
Sesuai dengan hasil penginderaan/pengalaman empiris(sesuatu yang tidak bisa diamati secara empiris, maka tidak bisa dikatakan
sebagai ilmu)
Umumnya, suatu kebenaran ilmiah dapat diterima dikarenakan oleh tiga hal, yaitu
1) adanya koheren2) adanya koresponden, dan3)pragmatis.
Kebenaran Nonilmiah
Tidak selamanya penemuan kebenaran diperoleh secara ilmiah.
Kadangkala kebenaran dapat ditemukan melalui proses nonilmiah, seperti :
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
5/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 5
a. Penemuan kebenaran secara kebetulanPenemuan kebenaran secara kebetulan tidak lain dari takdir Tuhan. Walaupun
penemuan kebenaran secara kebetulan bukanlah kebenaran yang ditemukan secara
ilmiah, tetapi banyak penemuan tersebut telah menggoncangkan dunia ilmu
pengetahuan
b. Penemuan kebenaran secara common sense(akal sehat)Penemuan sense merupakan serangkaian konsep atau bagan konseptual yang
memuaskan untuk digunakan secara praktis. Akal sehat dapat menghasilkan
kebenaran dan dapat pula menyesatkan
c. Penemuan kebenaran melalui wahyuKebenaran yang didasarkan kepada wahyu merupakan kebenaran mutlak, jika
wahyu datangnya dari Allah melalui Rasul dan Nabi.
d. Penemuan kebenaran secara intuitifKebenaran dapat juga dperoleh berdasarkan intuisi. Kebenaran dengan intuisi
diperoleh secara cepat sekali melaui proses luar sadar tanpa menggunakan
penalaran dan proses berpikir, ataupun melalui suatu renungan.
e. Penemuan kebenaran secara trial and err orBekerja secara trial and erroradalah melalukan sesuatu secara aktif dengan
mengulang-ulang pekerjaan tersebut berkali-kali dengan menukar-nukar cara dan
materi.
f. Penemuan kebenaran melalui spekulasiPenemuan kebenaran dengan spekulasi sedikit lebih tinggi tarafnya dari
penemuan secara trial and error.
g. Penemuan kebenaran karena kewibawaanUmumnya kebenaran karena kewibawaan didasarkan pada logika saja.
Kebenaran karena wibawa dianggap suatu kebenaran yang diperoleh tanpa
prosedur ilmiah.
Fungsi ilmu
MENERANGKAN (EXPLAIN)Yang diterangkan dalam ilmu yaitu kejadian, fenomena, gejala-gejala.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
6/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 6
MERAMALKAN (PREDICTION)Meramalkan sesuatu yang belum terjadi
MENGENDALIKAN (CONTROL)Mengantisipasi terhadap suatu kejadian
Pengertian Hakikat Penelitian
Penerapan pendekatan ilmiah dalam penyelesaian masalah atau suatu
usaha yang sistematis dan obyektif dalam mencari pengetahuan yang dapat
dipercaya. Atau rangkaian kegiatan ilmiah dalam rangka pemecahan suatu
masalah.
Hakikat Penelitian Pendidikan
Sama seperti penelitian pada umumnya, hanya yang dibicarakan adalah
masalah-masalah pendidikan dan pembelajaran.
Penelitian adalah semua kegiatan pencarian, penyelidikan, dan percobaan
sacara ilmiah dalam suatu bidang tertentu, Untuk mendapatkan fakta-fakta atau
prinsip-prinsip baru yang bertujuan untuk mendapatkan pengertian baru dan
menaikkan tingkat ilmu serta teknologi. Kegiatan-kegiatan yang dilakukan dalam
suatu penelitian seperti disebut dalam definisi ini sesuai dengan langkah-langkah
berpikir ilmiah. Adapun langkah-langkah berpikir ilmiah ialah :
1. Merasakan suatu kesulitanTerasa kesenjangan antara alat-alat untuk mencapai suatu tujuan atau
terasa kesulitan menemukan ciri-ciri atau pola dari suatu objek, atau terasa
kesukaran menerangkan sesuatu peristiwa.
2. Menegaskan persoalanSetelah merasakan adanya kesulitan, petlu ditegaskan apa persoalan
sebenarnya.
3. Menyusun hipotesisBila sudah dirumuskan persoalan, disusun kemungkinan pemecahan
persoalan atau menerangkan objek atau peristiwa itu.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
7/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 7
4. Mengumpulkan dataData adalah bahan informasi untuk proses berpikir gamblang atau
eksplisit.
5. Mengambil kesimpulanDari data-data yang sudah diolah diambil kesimpulan untuk menerima atau
menolak hipotesis yang dirumuskan pada langkah berpikir ketiga diatas.
6. Menentukan kegunaan atau nilai umum dari kesimpulanJika pemecahan persoalan itu dapat diterima maka dipertanyakan apa
kegunaannya untuk masa mendatang atau apa nilai pemecahan persoalan
itu untuk kepentingan yang akan datang.
Ruang Lingkup
Penelitian memegang peranan yang sangat penting dalam membantu
manusia memperoleh jawaban atas suatu pertanyaan atau pemecahan atas suatu
masalah. Dalam konteks ini maka fungsi penelitian adalah membantu manusia
meningkatkan kemampuannya untuk menginterpretasikan fenomena-fenomena
masyarakat yang kompleks dan kait-mengait demi kemajuan manusia atau demi
eksistensi manusia itu sendiri.
Kompleksitas masalah pendidikan memang diakibatkan oleh luasnya
ruang lingkup pendidikan itu sendiri. Di dalam hal ini Tyler menyebutkan delapan
wajah yang merupakan peta konseptual pendidikan, yaitu :
1. Mata pelajaran2. Pelajar (kegiatan dan intelengensi mereka)3. Cara mengajar4. Guru5. Sekolah sebagai lambaga sosial6. Lingkungan rumah7. Lingkungan kawan sebaya8. Lingkungan masyarakat
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
8/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 8
Sehubungan dengan penelitian pendidikan dan hasilnya Tyler
mengemukkan lima fungsi penelitian pendidikan yang dapat dilakukan pada masa
kini. Kelima fungsi penelitian itu mencakup :
1. Menunjukkan isi dan cara mengajar serta mengorganisasikan danmenjalankan sekolah.
2. Menilai program, prosedur dan bahan-bahan untuk menunjukkan hasilpendidikan yang telah dicapai, biaya dalam ukuran waktu, usaha dan
bahan-bahan dan keadaan hasil-hasil yang dicapai.
3. Membentuk suatu badan informasi tentang usaha pendidikan yangbermanfaat dalam penyusunan kebijakan dan pengambilan keputusan.
4. Menyediakan pandangan, rangsangan dan penyuluhan yang berhasil untukpembaruan pendidikan.
5. Mengembangkan teori yang lebih memadai dan sahih (valid) tentangproses pendidikan serta pengoperasian usaha.
Tugas dan Jenis Penelitian
Kegiatan di bidang ilmu pengetahuan dan pendidikan adalah dua kegiatan
terpadu erat. maka tugas ilmu pengetahuan dan penelitian dapat dinyatakan secara
terpadu pula sebagai berikut :
1. Mameriksa KeadaanTugas menyandra atau mengadakan deskripsi yaitu memaparkan dengan
gamblang hal-hal yang dipermasalahkan.
2. Menerangkan kondisi yang mendasari peristiwa-peristiwa3. Menyusun teori
Tugas ini mencari dan merumuskan hukum-hukum yang menjelaskan
hubungan antara peristiwa yang satu dengan peristiwa yang lain yang ada
kaitannya.
4. MeramalkanTugas ini memberikan perkiraan-perkiraan, atau proyeksi di masa yang
akan datang atas peristiwa yang diduga bakal terjadi.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
9/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 9
5. Melakukan pengendalianTugas ini berusaha mengendalikan peristiwa-peristiwa, gejala-gejala yang
diperkirakan bakal terjadi.
JENIS-JENIS PENELITIAN
Secara umum penelitian terbagi menjadi dua macam yaitu sebagai berikut:
1. Metode Penelitian KuantitatifMetode penelitian kuantitatif dapat diartikan sebagai metode penelitian yang
berlandaskan pada filsafat positivisme, digunakan untuk meneliti pada populasi
atau sampel tertentu, teknik pengambilan sampel pada umumnya dilakukan secara
random, pengumpulan data menggunakan instrumen penelitian, analisis data
bersifat kuantitatif/statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Filsafat positivisme memandang realitas/gejala/fenomena itu dapat
diklasifikasikan, relatif tetap, konkret, teramati, terukur, dan hubungan gejala
bersifat sebab akibat. Penelitian pada umumnya dilakukan pada populasi atau
sampel tertentu yang representatif. Proses penelitian bersifat deduktif, di mana
untuk menjawab rumusan masalah digunakan konsep atau teori sehingga dapat
dirumuskan hipotesis. Hipotesis tersebut selanjutnya diuji melalui pengumpulan
data lapangan. Untuk mengumpulkan data digunakan instrumen penelitian. Data
yang telah terkumpul selanjutnya dianalisis secara kuantitatif dengan
menggunakan statistik deskriptif atau inferensial sehingga dapat disimpulkan
hipotesis yang dirumuskan terbukti atau tidak. Penelitian kuantitatif umumnya
dilakukan pada sampel yang diambil secara random, sehingga kesimpulan hasil
penelitian dapat digeneralisasikan pada populasi di mana sampel tersebut diambil.
2. Penelitian KualitatifMetode penelitian kualitatif sering disebut metode penelitian naturalistik
karena penelitiannya dilakukan pada kondisi yang alamiah (natural setting);
disebut juga sebagai metode ethnografi, karena pada awalnya metode ini lebih
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
10/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 10
banyak digunakan untuk penelitian bidang antropologi budaya; disebut sebagai
metode kualitatif, karena data yang terkumpul dan analisisnya lebih bersifat
kualitatif
Filsafat postpositivisme sering juga disebut juga sebagai paradigma
interpretif dan konstruktif, yang memandang realitas sosial sebagai sesuatu yang
holistic/utuh, kompleks, dinamis, penuh makna, dan hubungan gejala bersifat
interaktif (reciprocal). Penelitian dilakukan pada obyek yang alamiah. Obyek
yang alamiah adalah obyek yang berkembang apa adanya, tidak dimanipulasi oleh
peneliti dan kehadiran peneliti tidak begitu mempengaruhi dinamika pada obyek
tersebut. Dalam penelitian kualitatif instrumennya adalah orang atau human
instrument, yaitu peneliti itu sendiri. Untuk dapat menjadi instrumen, maka
peneliti harus memiliki bekal teori dan wawasan yang luas, sehingga mampu
bertanya, menganalisis, memotret, dan mengkonstruksi situasi sosial yang diteliti
menjadi lebih luas dan bermakna. Untuk mendapatkan pemahaman yang lebih
luas dan mendalam terhadap situasi sosial pendidikan yang diteliti, maka teknik
pengumpulan data bersifat triangulasi, yaitu menggunakan berbagai teknik
pengumpulan data secara gabungan/simultan. Analisis data yang dilakukan
bersifat induktif berdasarkan fakta-fakta yang ditemukan di lapangan dan
kemudian dikonstruksikan menjadi hipotesis dan teori. Metode kualitatif
digunakan untuk mendapatkan data yang mendalam, suatu data yang mengandung
makna. Makna adalah data yang sebenarnya, data yang pasti yang merupakan
suatu nilai dibalik data yang tampak. Oleh karena itu dalam penelitian kualitatif
tidak menekankan pada generalisasi, tetapi lebih menekankan pada makna.
Generalisasi dalam penelitian kualitatif dinamakan transferability
Menurut penggunaannya1. Penelitian dasar atau penelitian murni (pure research)
LIPI mendefinisikan penelitian dasar sebagai penelitian yang bertujuan
untuk meningkatkan pengetahuan ilmiah atau menemukan bidang
penelitian baru tanpa suatu tujuan praktis tertentu.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
11/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 11
2. Penelitian terapan (applied research)Batasan yang diberikan LIPI :
Penelitian terapan adalah setiap penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan ilmiah dengan suatu tujuan praktis.
Menurut metodenya Penelitian historis Penelitian filosofis penelitian observasional penelitian eksperimental
Menurut sifat permasalahannya Penelitian histories Penelitian deskriptif Penelitian perkembangan Penelitian kasus dan penelitian lapangan Penelitian korelasional Penelitian kausal-komparatif Penelitian eksperimental Penelitian tindakan
1. Penelitian historiesPenelitian ditujukan kepada rekonstruksi masa lampau secara sistematis
dan objektif memahami peristiwa-peristiwa masa lampau.
Kekhususan
1. Data yang dikumpulkan diambil dari hasil observasi orang lain.2. Penelitian dilakukan dengan tertib, sistematis, objektif, dan tuntas.3. Data yang dikumpulkan dari sumber primer yaitu penelitian sendiri
langsung melakukan observasi atas peristiwa-peristiwa yang
dilaporkan.
4. Data yang berbobot adalah data yang diuji secara eksternal dan internal.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
12/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 12
2. Penelitian deskriptifPenelitian deskriptif berusaha memberikan dengan sistematis dan cermat
fakta-fakta aktual dan sifat populasi tertentu.
Kekhususan
1. Bertujuan untuk memecahkan masalah-masalah aktual yang dihadapisekarang.
2. Bertujuan untuk mengumpulkan data atau informasi untuk disusun,dijelaskan dan dianalisis.
3. Penelitian perkembanganPenelitian perkembangan menyelidiki pola dan proses pertumbuhan
sebagai fungsi dari waktu.
Kekhususan
1. Memusatkan perhatian pada ubahan-ubahan dan perkembangan selamajangka waktu tertentu.
2. Penelitian umumnya memakai waktu yang panjang atau bersifatlongitudinal.
3. Bila metoda penelitian yang dipakai dengan pendekatan cross-sectionalmaka sampel yang dipilih harus representatif mewakili populasi
penelitian.
4. Penelitian kasus dan penelitian lapanganPenelitian kasus memusatkan perhatian pada suatu kasus secara intensif
dan terperinci mengenai latar belakang keadaan sekarang yang
dipermasalahkan.
Kekhususan :
a. Subjek yang diteliti terdiri dari suatu kesatuan secara mendalam,sehingga hasilnya merupakan gambaran lengkap atau kasus pada
kesatuan itu.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
13/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 13
b. Selain peneliti hanya pada suatu unit, ubahan-ubahan yang diteliti jugaterbatas, dari ubahan-ubahan dan kondisi-kondisi yang lebih besar
jumlahnya, yang terpusat pada aspek yang menjadi kasus.
5. Penelitian korelasionalPenelitian korelasional bertujuan melihat hubungan antara dua gejala atau
lebih. Misalnya apakah ada hubungan antara status sosial orang tua siswa
dengan prestasi anak mereka.
6. Penelitian hubungan sebab-akibatPenelitian ini bertujuan untuk menyelidiki hubungan sebab-akibat antara
faktor tertentu yang mungkin menjadi penyebab gejala yang diselidiki.
Misalnya sikap santai siswa dalam kegiatan belajar mungkin disebabkan
banyaknya lulusan pendidikan tertentu yang tidak mendapat lapangan
kerja.
Kekhususan
1. Pengumpulan data mengenai gejala yang diduga mempunyaihubungan sebab akibat itu dilakukan setelah peristiwa yang
dipermasalahkan itu telah terjadi.
2. Suatu gejala yang diamati, diusut kembali dari suatu faktor ataubeberapa faktor pada masa lampau.
7. Penelitian eksperimentalPenelitian dengan melakukan percobaan terhadap kelompok-kelompok
eksperimen. Data sebagai hasil pengaruh perlakuan terhadap kelompok
eksperimen diukur secara kuantitatif kemudian dibandingkan. Misalnya
hendak meneliti keefektifan metode-metode mengajar.
Kekhususan
1. Di dalam eksperimen terhadap kelompok yang dikenai perlakuaneksperimental dan kelompok yang dikenai perlakuan pembanding.
2. Menggunakan sedikitnya dua kelompok eksperimen
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
14/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 14
3. Mengusahakan agar pengaruh perlakuan eksperimen menjadi maksimaldan pengaruh ubahan penyangga menjadi minimal.
4. Harus mempertimbangkan kesahihan keluar.
8. Penelitian tindakanPenelitian yang bertujuan untuk mengembangkan keterampilan baru untuk
mengatasi kebutuhan dalam dunia kerja atau kebutuhan praktis lain.
Misalnya, meniliti keterampilan kerja yang sesuai bagi siswa putus
sekolah di suatu daerah.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
15/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 15
PROPOSAL PENELITIAN
PROPOSAL PENILITIAN
Rancangan atau proposal penelitian merupakan pedoman yang berisi
langkah-langkah yang akan diikuti oleh peneliti untuk melakukan penelitiannya.
Dalam menyusun rancangan penelitian, perlu diantisipasi tentang berbagai sumber
yang dapat digunakan untuk mendukung dan yang menghambat terlaksananya
penelitian.
Penelitian dilakukan berangkat dari adanya suatu permasalahan. Masalah
merupakan penyimpangan dari apa seharusnya dengan apa terjadi,
penyimpangan antara rencana dengan pelaksanaan, penyimpangan antara teori
dengan praktik, dan penyimpangan antara aturan dengan pelaksanaan. Masalah itu
muncul pada ruang (tempat) dan waktu tertentu.
Rancangan penelitian harus dibuat secara sistematis dan logis sehingga
dapat dijadikan pedoman yang betul-betul mudah diikuti. Rancangan penelitian
yang sering disebut proposal penelitian paling tidak berisi empat komponen
utama, yaitu Permasalahan, Landasan Teori dan Pengajuan Hipotesis, Metode
Penelitian, Organisasi, dan Jadwal Penelitian.
Proposal Penelitian Kuantitatif
Proposal penelitian kuantitatif dikemas dalam sistematika seperti berikut:
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUANTITATIF
I. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Identifikasi MasalahC. Batasan MasalahD. Rumusan MasalahE. Tujuan PenelitianF. Kegunaan Hasil Penelitian
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
16/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 16
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN PENGAJUANHIPOTESIS
A. Deskripsi TeoriB. Kerangka BerfikirC. Hipotesis
III. PROSEDUR PENELITIANA. MetodeB. Populasi dan SampelC. Instrumen PenelitianD. Teknik Pengumpulan DataE. Teknik Analisis Data
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi PenelitianB. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Pada bagian ini berisi tentang sejarah dan peristiwa-peristiwa yang sedang
terjadi pada suatu obyek penelitian, tetapi dalam peristiwa itu, sekarang ini
tampak ada penyimpangan-penyimpangan dari standar yang ada, baik standar
yang bersifat keilmuan maupun aturan-aturan. Oleh karena itu dalam latar
belakang ini, peneliti harus melakukan analisis masalah, sehingga permasalahan
menjadi jelas. Melalui analisis masalah ini, peneliti harus dapat menunjukkan
adanya suatu penyimpangan yang ditunjukkan dengan data dan menuliskan
mengapa hal ini perlu diteliti.
B. Identifikasi MasalahDalam bagian ini perlu dituliskan berbagai masalah yang ada pada obyek
yang diteliti. Semua masalah dalam obyek, baik yang akan diteliti maupun yang
tidak akan diteliti sedapat mungkin dikemukakan.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
17/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 17
Untuk dapat mengidentifikasi masalah dengan baik, maka peneliti perlu
melakukan studi pendahuluan ke obyek yang diteliti, melakukan observasi, dan
wawancara ke berbagai sumber, sehingga semua permasalahan dapat
diidentifikasikan.
Berdasarkan berbagai permasalahan yang telah diketahui tersebut,
selanjutnya dikemukakan hubungan satu masalah dengan masalah yang lain.
Masalah yang akan siteliti itu kedudukannya di mana dia antara masalah yang
akan diteliti. Masalah apa saja yang diduga berpengaruh positif dan negatif
terhadap masalah yang diteliti. Selanjutnya masalah tersebut dapat dinyatakan
dalam bentuk variabel.
C. Batasan MasalahKarena adanya keterbatasan, waktu, dana, tenaga, teori-teori, dan supaya
penelitian dapat dilakukan secara lebih mendalam, maka tidak semua masalah
yang telah diidentifikasikan akan diteliti. Untuk itu maka peneliti memberi
batasan, di mana akan dilakukan penelitian, variabel apa saja yang akan diteliti,
serta bagaimana hubungan variabel satu dengan variabel yang lain.
Berdasarkan batasan masalah ini, maka selanjutnya dapat dirumuskan
masalah penelitian.
D. Rumusan MasalahSetelah masalah yang akan diteiti itu ditentukan (variabel apa saja yang
akan diteliti, dan bagaimana hubungan variabel yang satu dengan yang lain), dan
supaya masalah dapat terjawab secara akurat, maka masalah yang akan diteliti itu
perlu dirumuskan secara spesifik. Sebaiknya rumusan masalah itu dinyatakan
dalam kalimat pertanyaan. Jadi pola pikir dalam merumuskan masalah itu ada
empat tahapan yang dapat digambarkan sebagai berikut.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
18/106
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
19/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 19
Latar Belakang Masalah
Berisi tentang sejarah dan peristiwa yang terjadi pada obyek yang akan diteliti,
tetapi peristiwa itu nampaknya ada penyimpangan dari standar keilmuan maupun
aturan. Penyimpangan ini perlu ditunjukkan dalam data. Peneliti juga perlu
menuliskan mengapa hal itu perlu diteliti.
Identifikasi Masalah
Semua masalah yang ada pada obyek penelitian dikemukakan, baik masalah yang
akan diteliti maupun tidak diteliti. Tunjukkan hubungan masalah satu dengan
masalah yang lain. Masalah yang diteliti umumnya merupakan variabel
independen.
Batasan Masalah
Karena keterbatasan waktu, dana, tenaga, teori dan supaya penelitian lebih
mendalam maka penelitian dibatasi pada beberapa variabel saja.
Rumusan Masalah
Dinyatakan dalam kalimat pertanyaan , jelas dan spesifik. Dapat berbentuk
rumusan masalah deskriptif, komparatif, dan asosiatif.
Pola Pikir Dalam Merumuskan Masalah
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
20/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 20
F. Kegunaan Hasil PenelitianKegunaan hasil penelitian merupakan dampak dari tercapainya tujuan.
Kalau tujuan penelitian dapat tercapai, dan rumusan masalah dapat terjawab
secara akurat maka sekarang kegunaanya apa. Kegunaan hasil penelitian ada dua
hal, yaitu:
a. Kegunaan untuk mengembangkan ilmu/kegunaan teoritisb. Kegunaan praktis, yaitu membantu memecahkan dan mengantisipasi
masalah yang ada pada obyek yang diteliti.
II. LANDASAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN PENGAJUANHIPOTESIS
A. Deskripsi TeoriDeskripsi teori adalah teori-teori yang relevan yang dapat digunakan untuk
menjelaskan tentang variabel yang akan diteliti, sebagai dasar untuk memberi
jawaban sementara terhadap rumusan masalah yang diajukan (hipotesis), dan
penyusunan instrumen penelitian.
Teori-teori yang digunakan bukan sekedar pendapat dari pengarang,
pendapat penguasa, tetapi teori yang betul-betul telah teruji kebenarannya secara
empiris. Di sini juga diperlukan dukungan hasil-hasil penelitian yang telah ada
sebelumnya yang ada kaitannya dengan variabel yang diteliti. Jumlah teori yang
dikemukakan tergantung pada variabel yang diteliti. Kalau variabel yang diteliti
ada lima maka jumlah teori yang dikemukakan juga harus ada lima.
B. Kerangka BerpikirKerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang telah diidentifikasi sebagai masalah
yang penting.
Kerangka berpikir yang baik akan menjelaskan secara teoritis pertautan
antar variabel yang akan diteliti. Jadi secara teoritis perlu dijelaskan hubungan
antar variabel independen dan dependen. Bila dalam penelitian ada variabel
moderator dan intervening, maka juga perlu dijelaskan, mengapa variabel itu ikut
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
21/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 21
dilibatkan dalam penelitian. Oleh karena itu pada setiap penyusunan harus
didasarkan pada kerangka berpikir.
C. Hipotesis PenelitianKarena hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian yang diajukan, maka titik tolak untuk merumuskan hipotesis adalah
rumusan masalah dan kerangka berpikir. Kalau ada rumusan masalah: adakah
pengaruh kepemimpinan terhadap motivasi kerja pegawai, kerangka berpikirnya:
jika kepemimpinan baik, maka motivasi kerja akan tinggi maka hipotesisnya
adalah: ada pengaruh yang tinggi/rendah dan signifikan kepemimpinan terhadap
motivasi kerja pegawai.
III. PROSEDUR PENELITIANA. Metode Penelitian
Untuk menjawab rumusan masalah dan menguji hipotesis, diperlukan
metode penelitian. Untuk itu di bagian ini perlu ditetapkan metode penelitian apa
yang akan digunakan, apakah metode survey atau eksperimen.
B. Populasi dan SampelDalam penelitian perlu dijelaskan populasi dan sampel yang dapat
digunakan sebagai sumber data. Bila hasil penelitian akan digeneralisasikan
(kesimpulan data sampel yang dapat diberlakukan untuk populasi) maka sampel
yang digunakan sebagai sumber data harus representatif dapat dilakukan dengan
cara mengambil sampel dari populasi secara random sampai jumlah tertentu.
C. Instrumen PenelitianPenelitian yang bertujuan untuk mengukur suatu gejala akan menggunakan
instrumen penelitian. Jumlah instrumen yang akan digunakan tergantung pada
variabel yang diteliti. Bila variabel yang diteliti jumlahnya lima, maka akan
menggunakan lima instrumen. Dalam hal ini perlu dikemukakan instrumen apa
saja yang akan digunakan untuk penelitian, skala pengukuran yang ada pada
setiap jenis instrumen (Likert, dll), prosedur pengujian validitas dan reliabilitas
instrumen.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
22/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 22
D. Teknik Pengumpulan DataYang diperlukan di sini adalah teknik pengumpulan data mana yang paling
tepat, sehingga betul-betul didapat data yang valid dan reliabel. Jangan semua
teknik pengumpulan data (angket, observasi, wawancara) dicantumkan kalau
sekiranya tidak dapat dilaksanakan. Selain itu konsekuensi dari mencantumkan
ketiga teknik pengumpulan data itu adalah: setiap teknik pengumpulan data yang
dicantumkan harus disertai datanya. Memang untuk mendapatkan data yang
lengkap dan obyektif penggunaan berbagai teknik sangat diperlukan, tetapi bila
suatu teknik dipandang mencukupi maka teknik yang lain bila digunakan akan
menjadi tidak efisien.
E. Teknik Analisis DataUntuk penelitian dengan pendekatan kuantitatif, maka teknik analisis data
ini berkenaan dengan perhitungan untuk menjawab rumusan masalah dan
pengujian hipotesis yang diajukan. Bentuk hipotesis mana yang diajukan, akan
menentukan teknik statistik mana yang digunakan. Jadi sejak membuat rancangan,
maka teknik analisis data ini telah ditentukan. Bila peneliti tidak membuat
hipotesis, maka rumusan masalah penelitian itulah yang perlu dijawab. Tetapi
kalau hanya rumusan masalah itu dijawab maka sulit membuat generalisasi,
sehingga kesimpulan yang dihasilkan hanya dapat berlaku untuk sampel yang
digunakan, tidak dapat berlaku untuk populasi.
IV. ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi Penelitian
Bila penelitian dilaksanakan oleh tim/kelompok maka diperlukan adanya
organisasi pelaksana penelitian. Minimal ada ketua yang bertanggung jawab dan
anggota, sebagai pembantu ketua.
B. Jadwal PenelitianSetiap rancangan penelitian perlu dilengkapi dengan jadwal kegiatan yang
akan dilaksanakan. Dalam jadwal berisi kegiatan apa yang akan dilakukan, dan
berapa lama akan dilakukan.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
23/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 23
C. Biaya PenelitianBiaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya
yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan
pendukungnya, tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian
dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
Proposal Penelitian Kualitatif
Dalam penelitian kuantitatif, karena permasalahan yang diteliti sudah
jelas, realitas dianggap tunggal, tetap, teramati, pola pikir deduktif, maka proposal
penelitian kuantitatif dipandang sebagai blue print yang harus digunakan
sebagai pedoman baku untuk melaksanakan dan mengendalikan penelitian.
Sedangkan dalam metode kualitatif yang berpandangan bahwa, realitas dipandang
sesuatu holistik, kompleks, dinamis, penuh makna, dan pola pikir induktif,
sehingga permasalahan belum jelas, maka proposal penelitian kualitatif yang
dibuat masih bersifat sementara, dan akan berkembang setelah peneliti memasuki
obyek penelitian/situasi sosial.
1. Komponen dan Sistematika ProposalKomponen dalam proposal penelitian tersebut secara garis besarnya terdiri
atas, pendahuluan, landasan teori, metode penelitian, jadwal penelitian, organisasi
penelitian, dan biaya penelitian.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
24/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 24
SISTEMATIKA PROPOSAL PENELITIAN KUALITATIF
I. PENDAHULUANA. Latar BelakangB. Fokus PenelitianC. Rumusan MasalahD. Tujuan PenelitianE. Manfaat Penelitian
II. STUDI KEPUSTAKAANA. ..B. ..C. ..
III.PROSEDUR PENELITIANA. Metode dan Alasan Menggunakan MetodeB. Tempat PenelitianC. Instrumen PenelitianD. Sampel Sumber DataE. Teknik Pengumpulan DataF. Teknik Analisis DataG. Rencana Pengujian Keabsahan Data
IV.ORGANISASI DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi PenelitianB. Jadwal Penelitian
V. BIAYA YANG DIPERLUKAN
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
25/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 25
I. PENDAHULUANA. Latar Belakang Masalah
Walaupun dalam penelitian kualitatif, masalah ini bersifat sementara, namun
perlu dikemukakan dalam proposal penelitian. Dalam latar belakang masalah ini
perlu dikemukakan gambaran keadaan yang sedang terjadi selanjutnya dikaitkan
dengan peraturan/kebijakan, perencanaan, tujuan, teori pengalaman, sehingga
terlihat adanya kesenjangan yang merupakan masalah. Masalah ini perlu
dikemukakan dalam bentuk data, bisa diperoleh dari studi pendahuluan,
dokumentasi laporan penelitian, atau pernyataan orang-orang yang dianggap
kredibel dalam media cetak maupun elektronik.
B. Fokus PenelitianPada penelitian kualitatif, penentuan fokus berdasarkan hasil studi
pendahuluan, pengalaman, referensi, dan disarankan oleh pembimbing atau orang
yang dipandang ahli. Fokus dalam penelitian ini juga masih bersifat sementara
dan akan berkembang setelah penelitian di lapangan.
C. Rumusan MasalahRumusan masalah ini merupakan panduan awal bagi peneliti untuk
penjelajahan pada obyek yang diteliti. Namun bila rumusan masalah ini tidak
sesuai dengan kondisi obyek penelitian, maka peneliti perlu mengganti rumusan
masalah penelitiannya.
Rumusan masalah dalam penelitian kualitatif tidak berkenaan dengan
variabel penelitian, yang bersifat spesifik, tetapi lebih makro dan berkaitan dengan
kemungkinan apa yang terjadi pada obyek/situasi sosial penelitian tesebut.
D. Tujuan PenelitianTujuan penelitian dalam proposal penelitian kualitatif juga masih bersifat
sementara, dan akan berkembang setelah peneliti berada di lapangan. Dalam
proposal tujuan penelitian terkait dengan rumusan masalah, yaitu untuk
mengetahui segala sesuatu setelah rumusan masalah itu terjawab melalui
pengumpulan data.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
26/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 26
E. Manfaat PenelitianUntuk penelitian kualitatif, manfaat penelitian lebih bersifat teoritis, yaitu
untuk pengembangan ilmu, namun juga tidak menolak manfaat praktisnya untuk
memecahkan masalah. Apabila peneliti kualitatif dapat menemukan teori, maka
akan berguna untuk menjelaskan, memprediksikan, dan mengendalikan suatu
gejala.
II. STUDI KEPUSTAKAANStudi berkaitan dengan kajian teoritis dan referensi lain yang terkait dengan
nilai, budaya, dan norma yang berkembang pada situasi sosial yang diteliti,
Terdapat tiga kriteria terhadap teori yang digunakan sebagai landasan dalam
penelitian, yaitu relevansi, kemutakhiran, dan keaslian.
Dalam penelitian kualitatif, teori yang dikemukakan bersifat sementara, dan
akan berkembang atau berubah setelah peneliti berada di lapangan. Selanjutnya
dalam landasan teori, tidak perlu dibuat kerangka berpikir sebagai dasar untuk
perumusan hipotesis, karena dalam penelitian kualitatif tidak akan menguji
hipotesis, tetapi justru menemukan hipotesis.
III. METODE PENELITIANKomponen dalam metode penelitian kualitatif adalah: alasan menggunakan
metode kualitatif, tempat penelitian, instrumen penelitian, sampel sumber data
penelitian, teknik pengumpulan data, teknik analisis data, dan rencana pengujian
keabsahan data.
A. Metode dan Alasan Menggunakan Metode KualitatifPada umumnya alasan menggunakan metode kualitatif karena pemasalahan
belum jelas, holistik, kompleks dinamis, dan penuh makna sehingga tidak
mungkin data pada situasi sosial tersebut dijaring dengan metode penelitian
kuantitatif dengan instrumen seperti tes, kuesioner, dan pedoman wawancara.
Selain itu, peneliti bermaksud memahami situasi sosial secara mendalam,
menemukan pola, hipotesis dan teori.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
27/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 27
B. Tempat PenelitianDalam hal ini perlu dikemukakan tempat di mana situasi sosial tersebut akan
diteliti. Misalnya di sekolah, di perusahaan, di lembaga pemerintahan, di jalan, di
rumah, dan lain-lain.
C. Instrumen PenelitianDalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen utama adalah peneliti
sendiri atau anggota tim peneliti. Untuk itu perlu dikemukakan siapa yang akan
menjadi instrumen penelitian, atau mungkin setelah permasalahannya dan fokus
jelas peneliti akan menggunakan instrumen. Instrumen yang akan digunakan perlu
dikemukakan pada bagian ini.
D. Sampel Sumber DataDalam penelitian kualitatif, sampel sumber data dipilih secarapurposive dan
bersifat snowball sampling. Penentuan sampel sumber data, pada proposal masih
bersifat sementara, dan akan berkembang kemudian setelah peneliti di lapangan.
Sampel sumber data pada tahap awal memasuki lapangan dipilih orang yang
memilikipowerdan otoritas pada situasi sosial atau obyek yang diteliti, sehingga
mampu membukakan pintu ke mana saja peneliti akan melakukan pengumpulan
data.
Situasi sosial untuk sampel awal sangat disarankan suatu situasi sosial yang
di dalamnya menjadi semacam muara dari banyak domain lainnya. Selanjutnya
dinyatakan bahwa, sampel sebagai sumber data atau sebagai informan sebaiknya
yang memenuhi kriteria sebagai berikut:
1. Mereka yang menguasai atau memahami sesuatu melalui prosesenkulturasi, sehingga sesuatu itu bukan sekedar diketahui, tetapi juga
dihayatinya.
2. Mereka yang tergolong masih sedang berkecimpung atau terlibat padakegiatan yang tengah diteliti.
3. Mereka yang mempunyai waktu yang memadai untuk dimintai informasi.4. Mereka yang tidak cenderung menyampaikan informasi hasil
kemasannya sendiri.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
28/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 28
5. Mereka yang pada mulanya tergolong cukup asing dengan penelitisehingga lebih menggairahkan untuk dijadikan semacam guru atau
narasumber.
E. Teknik Pengumpulan DataPada bagian ini dikemukakan bahwa, dalam penelitian kualitatif, teknik
pengumpulan data yang utama adalah observasi partisipan, wawancara mendalam,
studi dokumentasi, dan gabungan ketiganya atau triangulasi. Perlu dikemukakan
kalau teknik pengumpulan datanya dengan observasi, maka perlu dikemukakan
apa yang diobservasi, kalau wawancara, kepada siapa akan melakukan
wawancara.
F. Teknik Analisis DataTeknik analisis data lebih banyak dilakukan bersamaan dengan
pengumpulan data. Tahapan dalam penelitian kualitatif adalah tahap memasuki
lapangan dengan grand tour dan minitour question, analisis datanya dengan
analisis domain. Tahap kedua adalah menentukan fokus, teknik pengumpulan data
dengan minitour question, analisis data dilakukan dengan analisis taksonomi.
Selanjutnya pada tahap selections, pertanyaan yang digunakan adalah pertanyaan
struKtural, analisis data dengan analisis komponensial. Setelah analisis
komponensial dilanjutkan analisis tema.
G. Rencana Pengujian Keabsahan DataUji keabsahan data meliputi uji kredibilitas data (validitas internal), uji
dependabilitas (reliabilitas) data, uji transferabilitas (validitas
eksternal/generalisasi) dan uji konfirmabilitas (obyektivitas). Namun yang utama
adalah uji kredibilitas data yang dilakukan dengan cara: perpanjangan
pengamatan, meningkatkan ketekunan, triangulasi, diskusi dengan teman sejawat,
member check, dan analisis kasus negatif.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
29/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 29
IV. ORGANISASI PENELITIAN DAN JADWAL PENELITIANA. Organisasi
Organisasi penelitian ini perlu dikemukakan, bila penelitian dilakukan oleh
tim. Dalam organisasi penelitian ini terdiri atas ketua tim peneliti, beberapa
anggota peneliti, pengumpul data, bendahara, tenaga administrasi. Masing-masing
perlu dikemukakan uraian tugas dan waktu yang tersedia.
B. Jadwal PenelitianPada umumnya penelitian kualitatif memerlukan waktu yang relatif lama,
antara 6 bulan sampai 24 bulan. Untuk itu perlu direncanakan jadwal pelaksanaan
penelitian yang berisi aktivitas yang dilakukan dan kapan akan dilakukan.
C. PembiayaanBiaya merupakan hal yang sangat penting dalam penelitian. Jumlah biaya
yang diperlukan tergantung pada tingkat profesionalisme tenaga peneliti dan
pendukungnya, tingkat resiko kegiatan yang dilakukan, jarak tempat penelitian
dengan tempat tinggal peneliti, serta lamanya penelitian dilakukan.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
30/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 30
SUMBER MASALAH DAN VARIABEL PENELITIAN
SUMBER MASALAH
Langkah pertama yang harus dilalui oleh seorang peneliti dalan proses
penelitiannya adalah penentuan masalah. Secara umum masalah dapat diartikan
sebagai suatu kondisi yang memerlukan pembahasan, pemecahan, informasi atau
keputusan. Dalam bidang penelitian, secara teknis masalah menyiratkan adanya
kemungkinan dilakukannya suatu penyelidikan empiris, yakni pengumpulan dan
analisis data (McMillan dan Scumacher, 1989). Masalah penelitian perlu
dinyatakan dengan jelas karena melalui prnyataan tersebut peneliti berusaha
mengkomunikasikan kepada pihak lain tentang fokus dan pentingnya masalah,
konteks dan skop kependidikan, serta kerangka kerja laporan penelitiannya.
Masalah dapat diartikan sebagai penyimpangan antara yang seharusnya
dengan apa yang benar-benar terjadi, antara teori dengan praktik, antara aturan
dengan pelaksanaan, antara rencana dengan pelaksanaan. Stonner mengemukakan
bahwa masalah-masalah dapat diketahui atau dicari apabila terdapat
penyimpangan antar pengalaman dengan kenyataan, antara apa yang direncanakan
dengan kenyataan, adanya pengaduan, dan kompetisi.
a. Terdapat penyimpangan antara pengalaman dengan kenyataanDi dunia ini yang tetap hanya perubahan, namun sering perubahan itu tidak
diharapkan oleh orang-orang tertentu, karena akan dapat menimbulkan masalah.
Orang yang bisanya menjadi pimpinan pada bidang pemerintahan harus berubah
ke bidang pendidikan. Hal ini pada awalnya tentu akan memunculkan masalah.
Orang atau kelompok yang biasanya mengelola pendidikan dengan sistem
sentralisasi lalu berubah menjadi desentralisasi, atau dengan Manajemen Berbasis
Sekolah (MBS) maka akan muncul masalah.
b. Terdapat penyimpangan antara apa yang telah direncanakan dengankenyataan
Suatu rencana yang telah ditetapkan, tetapi hasilnya tidak sesuai dengan
tujuan dari rencana tersebut maka tentu ada masalah. Apakah masalahnya
sehingga apa yang telah direncanakan tidak menghasilkan kenyataan. Jadi untuk
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
31/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 31
menemukan masalah dapat diperoleh dengan cara melihat dari adanya
penyimpangan antara yang direncanakan dengan kenyataan.
c. Ada pengaduanDalam suatu organisasi sekolah yang tadinya tenang tidak ada masalah,
ternyata setelah ada pihak tertentu yang mengadukan produk maupun pelayanan
yang diberikan, maka akan timbul masalah dalam organisasi itu. Dengan demikian
masalah penelitian dapat digali dengan cara menganalisis isi pengaduan.
d. Ada kompetisiAdanya saingan atau kompetisi sering dapat menimbulkan masalah besar
bila tidak dapat memanfaatkan untuk kerja sama.
Dalam proposal penelitian, setiap masalah harus ditunjukkan dengan data.
Misalnya penelitian tentang SDM, maka masalah SDM harus ditunjukkan dengan
data. Masalah SDM misalnya, jumlah SDM yang terbatas, jenjang pendidikan
yang rendah, kompetensi dan produktivitas yang masih rendah. Data masalah
dapat diperoleh dari hasil pengamatan pendahuluan terhadap hasil penelitian
orang lain atau dari dokumentasi. Data yang diberikan harus up to date, lengkap
dan akurat.
Pada umumnya peneliti dalam bidang pendidikan memfokuskan kajiannya
pada usaha untuk mendeskripsikan fenomena kependidikan, menjelaskan
(explaining) kejadian yang terobservasi, serta mengembangkan pemecahan
masalah kependidikan. Disamping itu, peneliti juga bisa mengajukan berbagai
pertanyaan baik yang bersifat teoritis maupun praktis di bidang pendidikan. Akan
tetapi, tidak semua pertanyaan dapat digolongkan dalam masalah penelitian,
seperti pertanyaan yang memerlukan penjelasan tentang bagaimana melakukan
sesuatu, berisi masalah mengambang karena terlalu luas, atau pertanyaan tentang
nilai.
Dalam penelitian, masalah yang menjadi fokus harus dinyatakan secara
formal untuk menunjukkan perlunya dilakukan penyelidikan secara empiris.
Dalam penelitian kuantitatif, masalah penelitian dapat dinyatakan dalam bentuk
pertanyaan, pernyataan, atau hipotesis. Pada umumnya masalah penelitian pada
mulanya diidentifikasi melalui topik yang masih umum. Setelah melakukan
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
32/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 32
kepustakaan yang berkenaan dengan topik tersebut kemudian peneliti lebih
memfokuskan topik tersebut sehingga menjadi masalah penelitian yang lebih
spesifik. Sumber-sumber masalah :
1. Observasi terhadap praktek kependidikan, merupakan sumber yang kayaakan masalah penelitian. Dalam kenyataan kependidikan, kebanyakan
keputusan yang dibuat oleh praktisi didasarkan atas praduga tanpa
didukung data empiris, yang kemungkinan mempunyai pengaruh
terhadap siswa, staf pengajar dan administrasi, serta masyarakat.
Masalah penelitian dapat diangkat dari hasil observasi terhadap
hubungan tertentu yang belum atau tidak mempunyai dasar penjelasan
yang memadai.
2. Deduksi dari teori, dapat memunculkan masalah penelitian. Teorimerupakan konsep yang masih berisi tentang prinsip-prinsip umum yang
mana penerapannya dalam kondisi atau pelaksanaan kependidikan
tertentu belum diketahui selama belum diuji secara empiris. Hal ini
karena teori masih berupa konsep tersebut hanya diperoleh dan
dikembangkan dari hasil pemikiran secara rasional.
3. Kepustakaan tentang hasil penelitian juga memberikan rekomendasiperlunya dilakukan replikasi atau penelitian ulang, baik dengan atau
tanpa variasi. Replikasi dapat meningkatkan validitas hasil penelitian
yang lalu dan kemampuannya untuk digeneralisasikan lebih luas. Dalam
penelitian, seringkali subjek yang dipilih sulit atau bahkan tidak
mungkin dipilih secara acak, misalnya dalam eksperimen, sehingga
hasilnya hanya bisa digeneralisasikan secara terbatas.
4. Masalah sosialyang sedang diterjadi dapat memberikan masukan yangberarti bagi peneliti untuk dijadikan masalah penelitiannya.
5. Situasi praktis, terutama dalam kaitannya dengan pembuatan keputusantetentu, seringkali mendesak diadakannya peelitian evaluatif. Masalah
yang muncul dari situasi demikian diantaranya berkenaan dengan
kebutuhan kependidikan yang memerlukan informasi tentang
perencanaan, pengembangan, dan pelaksanaan suatu program.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
33/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 33
6. Pengembangan pribadi dapat memunculkan masalah yang memerlukanjawaban empiris untuk mendapatkan pemahaman yang lebih mendalam
melalui metode kualitatif. Orang yang terlibat secara langsung dalam
situasi tertentu akan lebih peka dalam memahami makna yang berkaitan
dengan situasi tersebut.
Kriteria Pemilihan Masalah
Dalam memilih masalah yang akan diperoleh dari sumbernya, peneliti
hendaknya mempertimbangkan beberapa faktor sebagai kriteria pemilihan, baik
yang sifatnya eksternal maupun personal (Good, 1969 dalam Ibnu Hadjar : 43).
Kriteria eksternal berkenaan dengan, misalnya, masalah yang sedang hangat dan
penting bagi bidang penelitian, tersedianya data, metode, maupun kerja sama
institusional dan admnistratif. Secara lebih detail, kriteria pemilihan masalah
tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Baru un tuk menghindari adanya dupli kasi yang tak per luSuatu penelitian agar dapat memberikan sumbangan yang berarti, salah
satunya dalah agar masalah yang diteliti dapat menyumbangkan informasi baru
yang belum atau masih kurang jelas dapat diperoleh dari penelitian yang pernah
dilakukan oleh peneliti lain. Untuk itu, seorang peneliti hendaknya menghindari
mengangkat masalah yang sudah ada informasi yang jelas dari penelitian ini.
Dengan kata lain, peneliti hendaknya menghindari adanya duplikasi masalah.
2. Ni lai maanfaat bagi bidang kaji an pendidikanPenelitian merupakan suatu aktivitas yang banyak memerlukan tenaga, waktu
dan biaya. Suatu penelitian harus dapat memberikan sumbangan yang berarti
terhadap pengembangan pengetahuan dibidang kependidikan. Dengan demikian
penelitian tersebut tidak hanya menghamburkan tenaga, biaya, dan waktu
3. Menar ik serta menantang secara in telektualDalam sejarah ilmu pengetahuan, penemuan-penemuan yang diperoleh oleh
para sarjana yang memiliki nama besar didapat karena keingintahuan intelektual
yang sangat besar. Motivasi dilakukan penelitian yang berhasil tersebut semata-
mata karena dorongan ingin tahu serta kesenangan dan kepuasan. Oleh karena itu
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
34/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 34
permasalahan yang diangkat harus didasarkan pada minat serta rasa ingin tahu
yang besar sehingga peneliti akan bersedia melakukan penlitiannya dengan senang
hati dan menurahkan perhatiannya secara maksimal.
4. Latihan serta klasif ikasi personalPengembangan bidang pendidikan berutang pada bidang kajian lain, seperti
sosiologi, antropologi, sejarah, dan psikologi. Hal ini karena para peneliti
kependidikan banyak yang menggunakan pendekatan penelitian yang digunakan
dalam bidang lain tersebut untuk memahami dan melakukan penelitian di bidang
pendidikan. Oleh karena itu, seorang peneliti pendidikan juga harus mempunyai
pengethuan dasar dan metodologi penelitian tentang subjek bidang kajian lain
sesuai dengan pendekatan yang digunakan dalam penelitiannya.
5. Tersedianya data dan metode alat khusus serta kondisi kerjaSelanjutnya, dalam memilih masalah peneliti juga harus mempertimbangkan
apakah data yang cukup untuk untuk menjawab masalah dapat diperoleh dan
apakah ada metode yang cocok untuk digunakan.
6. Tersedianya sponsor dan kerj a sama administrati fPenelitian terhadap beberapa masalah, misalnya dalam penelitian eksperimen
dan historis seringkali memerlukan sumber, peralatan, dan kondisi kerja tertentu.
Keberadaan fasilitas tersebut terutama dimaksudkan untuk mempermudah proses
pengamatan melalui kontrol terhadap kondisi, merekam data dengan akurat, atau
mengolah dan menganalisis data yang terkumpul.
7. Tersediannya sponsor dan kerja sama administrati fPenelitian kependidikan sering kali harus melibatkan beberapa pihak yang
berkepentingan, misalnya sekolah, Departemen Pendidikan dan Kebudayaan,
konsultan atau pembimbing. Dalam memilih masalah, peneliti harus
mempertimbangkan kemungkinan adanya sponsor atau pihak lain yang dapat dan
bersedia mendukung pelaksanaan penelitiannya.
8. Biaya dan hasilPenelitian memerlukan biaya yang mahal. Dalam memilih masalah,
hendaknya peneliti memperhatikan sumber biaya yang diperlukan untuk
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
35/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 35
kebutuhan penelitiannya. Bila biaya terbatas, masalah yang diangkat hendaknya
tidak terlalu luas sehingga dapat mencukupi untuk penyelesaiannya.
9. BahayaDalam memilih permasalahan, peneliti hendaknya juga memperhatikan
bahaya tertentu yang mungkin bisa timbul terhadap perorangan, kelompok,
maupun profesi, baik bahaya fisik, mental maupun sosial. Oleh karena itu jika
masalah yang diajukan kemungkinan akan membahayakan, hendaknya peneliti
meninjaunya kembali.
10.WaktuBeberapa penelitian naturalistik, historis, eksperimen, dan longitudinal
seringkali memerlukan waktu yang cukup panjang untuk menyelesaikannya. Bila
waktu yang tersedia bagi peneliti hanya terbatas kemungkinan besar ia tidak bisa
merampungkan penelitiannya dengan baik. Oleh karena itu, dalam memilih
permasalahan peneliti harus mempertimbangkan waktu yang tersedia.
Rumusan Masalah
Rumusan masalah berbeda dengan masalah. Masalah merupakan
kesenjangan antara yang diharapkan dengan yang terjadi, maka rumusan masalah
itu merupakan suatu pertanyaan yang akan dicarikan jawabannya melalui
pengumpulan data. Namun demikian terdapat kaitan erat antara masalah dan
rumusan masalah, karena setiap rumusan masalah penelitian harus didasarkan
pada masalah.
Bentuk-Bentuk Rumusan Masalah Penelitian
Bentuk-bentuk rumusan masalah penelitian dikembangkan berdasarkan
penelitian menurut tingkat eksplanasi (level of explanation). Bentuk masalah
dapat dikelompokkan ke dalam bentuk masalah deskriptif, komparatif dan
asosiatif.
a. Rumusan Masalah DeskriptifRumusan masalah deskriptif adalah suatu rumusan masalah yang berkenaan
dengan pertanyaan terhadap keberadaan variabel mandiri, baik hanya pada satu
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
36/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 36
variabel atau lebih (variabel yang berdiri sendiri). Jadi dalam penelitian ini
peneliti tidak membuat perbandingan variabel itu dengan variabel lain. Penelitian
semacam ini untuk selanjutnya dinamakan penelitian deskriptif.
Contoh rumusan masalah deskriptif:
1) Seberapa baikkinerja Departemen Pendidikan Nasional?2) Bagaimanakah sikap masyarakat terhadap perguruan tinggi negeri
Berbadan Hukum?
3) Seberapa tinggi efektivitas kebijakan Manajemen Berbasis Sekolah diIndonesia?
4) Seberapa tinggi tingkat kepuasan masyarakat terhadap pelayananpemerintah daerah di bidang pendidikan?
5) Seberapa tinggi tingkat produtivitas dan keuntungan finansial UnitProduksi pada Sekolah-sekolah Kejuruan?
6) Seberapa tinggi minat baca dan lama belajar rata-rata per hari murid-murid sekolah di Indonesia?
Dari beberapa contoh di atas terlihat bahwa setiap paertanyaan penelitian
berkenaan dengan satu variabel atau lebih secara mandiri.
b. Rumusan Masalah KomparatifRumusan masalah komparatif adalah rumusan masalah penelitian yang
membandingkan keberadaan satu variabel atau lebih pada dua atau lebih sampel
yang berbeda, atau pada waktu yang berbeda.
Contoh rumusan masalah komparatif:
1). Adakah perbedaan prestasi belajarantara murid dari sekolah negeri dan
swasta? (variabel penelitian adalah prestasi belajar pada dua sampel yaitu
sekolah negeri dan sekolah swasta).
2). Adakah perbedaan disiplin kerja guru antara sekolah di Kota dan di Desa?
(satu variabel dua sampel).
3). Adakah perbedaan, motivasi belajardan hasil belajarantara murid yang
berasal dari keluarga Guru, Pegawai Swasta dan Pedagang? (dua variabel
tiga sampel).
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
37/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 37
c. Rumusan Masalah AsosiatifRumusan masalah asosiatif adalah rumusan masalah penelitian yang bersifat
menanyakan hubungan antara dau variabel atau lebih. Terdapat tiga bentuk
hubungan, yaitu: hubungan simetris, hubungan kausal, dan
in trakti f/r esiprocal/timbal balik.
1) Hubungan simetrisHubungan simetris adalah hubungan antara dua variabel atau lebih yang
kebetulan munculnya bersama. Jadi bukan hubungan kausal maupun
interaktif.
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan simetris:
1. Adakah hubungan antara jumlah es yang terjual dengan kejahatanterhadap murid sekolah?
2. Adakah hubungan antara rumah yang dekat rel kereta denganjumlah anak?
3. Adakah hubungan antara warna rambut dengan kemampuanmemimpin sekolah?
Contoh judul penelitiannya adalah sebagai berikut:
1. Hubungan antara jumlah es yang terjualdengan jumlah kejahatanterhadap murid sekolah
2. Hubungan antara rumah yang dekat rel kereta api dengan jumlahanak
3. Hubungan antara warna rambut dengan kemampuan memimpinsekolah
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
38/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 38
2) Hubungan KausalHubungan kausal adalah hubungan yang bersifat sebab akibat. Jadi di
sini ada variabel independen (variabel yang mempengaruhi) dan
variabel dependen (variabel yang dipengaruhi).
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan kausal:
1. Adakah hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajaranak? (pendidikan orang tua varibel independen dan prestasi belajar
variabel dependen)
2. Seberapa besar pengaruh kepemimpinan kepala SMK terhadapkecepatan lulusan memperoleh pekerjaan? (kepemimpinan variabel
independen dan kecepatan memperoleh pekerjaan variabel
dependen).
3. Seberapa besar pengaruh kurikulum, media pendidikan dan kualitasguru terhadap kualitas SDM yang dihasilkan dari suatu sekolah?
(kurikulum, media pendidikan dan kualitas guru sebagai variabel
independen dan kualitas SDM sebagai variabel dependen)
Contoh judul penelitiannya:
1. Hubungan pendidikan orang tua terhadap prestasi belajaranak diSD Kabupaten Alengkapura.
2. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kecepatan lulusanmemperoleh pekerjaan pada SMK di Provinsi Indrakila.
3. Pengaruh kurikulum, media pendidikan, kualitas guru terhadapkualitas SDMyang dihasilkan dari suatu sekolah.
3) Hubungan interaktif/reciprocal/timbal balikHubungan interaktif adalah hubungan yang saling mempengaruhi. Di
sini tidak diketahui mana variabel independen dan dependen.
Contoh rumusan masalah asosiatif hubungan interaktif:
1. Hubungan antara motivasi dan prestasi belajar anak SD diKecamatan A. (Di sini dapat dinyatakan motivasi mempengaruhi
prestasi tetapi juga prestasi dapat mempengaruhi motivasi).
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
39/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 39
2. Hubungan antara kecerdasan dengan kekayaan. (kecerdasan dapatmenyebabkan kaya, demikian juga orang yang kaya dapat
meningkatkan kecerdasan karena gizi terpenuhi).
VARIABEL PENELITIAN
Variabel penelitian pada dasarnya adalah segala sesuatu yang berbentuk
apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh
informasi tentang hal tersebut, kemudian ditarik kesimpulannya.
Secara teoritis variabel dapat didefinisikan sebagai atribut seseorang atau
obyek yang mempunyai variasi antara satu orang dengan yang lain atau satu
obyek dengan obyek yang lain. Variabel juga dapat merupakan atribut dari bidang
keilmuan atau kegiatan tertentu. Tinggi, berat badan, sikap, motivasi,
kepemimpinan, disiplin kerja, merupakan atribut-atribut dari setiap orang. Berat,
ukuran, bentuk, dan warna merupakan atribut-atribut dari setiap obyek. Struktur
organisasi, model pendelegasian, kepemimpinan, pengawasan, koordinasi,
prosedur dan mekanisme kerja, deskripsi pekerjaan, kebijakan merupakan contoh
variabel dalam kegiatan administrasi pendidikan.
Dinamakan variabel karena ada variasinya. Misalnya, berat badan dapat
diakatakan variabel, karena berat badan sekelompok orang itu bervariasi antara
satu orang dengan yang lain. Demikian juga prestasi belajar karena prestasi
belajar dari sekelompok murid tentu bervariasi. Jadi kalau peneliti akan memilih
variabel penelitian baik yang dimiliki orang, obyek, maupun bidang kegiatan dan
keilmuan tertentu, maka harus ada variasinya. Variabel yang tidak ada variasinya
bukan dikatakan sebagai variabel. Untuk dapat bervariasi maka penelitian harus
didasarkan pada sekelompok sumber data atau obyek yang bervariasi.
Kerlinger (1973) menyatakan bahwa variabel adalah konstrak (constructs)
atau sifat yang akan dipelajari. Diberikan contoh misalnya, tingkat aspirasi,
penghasilan, pendidikan, status sosial, jenis kelamin, golongan gaji, produktivitas
kerja, dan lain-lain. Di bagian lain Kerlinger menyatakan bahwa variabel dapat
dikatakan sebagai suatu sifat yang diambil dari suatu nilai yang berbeda (different
values). Dengan demikian variabel itu merupakan suatu yang bervariasi.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
40/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 40
Selanjutnya Kidder (1981), menyatakan bahwa variabel adalah suatu kualitas
(qualities) di mana peneliti mempelajari dan menarik kesimpulan darinya.
Berdasarkan pengertian-pengertian di atas, maka dapat dirumuskan di sini
bahwa variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat atau nilai dari orang,
obyek atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang ditetapkan oleh
peneliti untuk dipelajari dengan kemudian ditarik kesimpulannya.
Macam-macam Variabel
Menurut hubungan antara satu variabel dengan variabel yang lain maka
macam-macam variabel dalam penelitian dapat dibedakan menjadi sebagai
berikut:
a. Variabel IndependenDalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas. Variabel
bebas adalah variabel yang mempengaruhi atau menjadi sebab
perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Dalam SEM
(Structural Equation Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural), variabel
independen disebut sebagai variabel eksogen.
b. Variabel DependenDalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel terikat. Variabel
terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang menjadi akibat,
karena adanya variabel bebas. Dalam SEM (Structural Equation
Modeling/Pemodelan Persamaan Struktural), variabel dependen disebut
sebagai variabel indogen.
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
41/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 41
c. Variabel ModeratorAdalah variabel yang mempengaruhi (memperkuat atau memperlemah)
hubungan antara variabel independen dan variabel dependen. Variabel ini
juga disebut sebagai variabel independen kadua
d. Variabel InterveningAdalah variabel yang secara teoritis mempengaruhi hubungan antara
variabel independen dengan variabel dependen menjadi hubungan yang
tidak langsung dan tidak dapat diamati dan diukur.
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
Suasana Belajar
(Variabel Moderator)
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Gaya Belajar Siswa
(Variabel Intervening)
Prestasi Belajar
(Variabel Dependen)
Suasana Belajar
(Variabel Moderator)
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
42/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 42
e. Variabel KontrolAdalah variabel yang dikendalikan atau dibuat konstan sehingga hubungan
variabel independen terhadap variabel dependen tidak dipengaruhi oleh
faktor luar yang tidak diteliti.
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Motivasi Belajar
(Variabel Independen)
Waktu belajar, fasilitas kelas,
pokok bahasan
(Variabel Kontrol)
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
43/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 43
POPULASI DAN SAMPEL
A. PopulasiPopulasi adalah kelompok subjek yang ingin dikenai generalisasi hasil
penelitian. Menurut Sugiyono Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas: objek/subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untukdipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Jadi populasi bukan hanya orang, tetapi juga subjek dan benda-benda alam
yang lain. Populasi juga bukan sekadar jumlah yang ada pada objek/subjek yang
dipelajari, tetapi meliputi seluruh karakteristik/sifat yang dimiliki oleh subjek atau
objek itu.
Karakteristik Populasi
Karakteristik populasi menentukan luas atau sempitnya generalisasi dan
heterogenitas populasi.
1. Karakteristik sempit/sedikitGeneralisasi lebih luas, lebih heterogen
2. Karakteristik luas/banyakGeneralisasi lebih sempit,lebih homogeny
A. SampelMenurut Sugiyono, sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik
yang dimiliki oleh populasi tersebut. Bila populasi besar, dan peneliti tidak
mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya karena
keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan sampel
yang diambil dari populasi itu. Apa yang dipelajari dari sampel itu,
kesimpulannya akan diberlakukan untuk populasi. Untuk itu sampel yang diambil
dari populasi harus betul-betul representatif (mewakili).
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
44/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 44
Syarat Sampel
1. Representatif; mewakili populasi; karakteristiknya harus mencerminkankarakteristik populasi.
2. Yang diteliti adalah populasi, yang diambil datanya adalah data sampel.3. Kesimpulan yang diambil adalah untuk populasi.
Tujuan Pengambilan Sampel (Sampling)
1. Mereduksi objek penelitian2. Ingin melakukan generalisasi3. Menyederhanakan tugas penelitian4. Efektivitas dan efisiensi
LangkahLangkah Dalam Pengambilan Sampel
1. Tentukan luas populasi sebagai daerah generalisasi2. Penegasan sifat dan ciri populasi3. Tentukan besarnya sampel4. Tentukan teknik samplingnya
D. Teknik Sampling
1. Probabil ity SamplingProbability samplingadalah teknik sampling (teknik pengambilan sampel
yang memberikan peluang yang sama bagi setiap unsur (anggota) populasi
untuk dipilih menjadi anggota sampel. Semua anggota populasi
mempunyai kesempatan yang sama untuk dijadikan sampel.
a. Simple Random SamplingDikatakan simple (sederhana) karena pengambilan sampel anggota
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen.
1. Undian dengan pengembalian atau undian tanpa pengembalian2. Penggunaan tabel bilangan random3. Sistematik random
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
45/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 45
b. Disproportionate Strati fied Random SamplingTeknik ini dugunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi
berstrata tetapi kurang proporsional. Misalnya pegawai dari unit kerja
tertentu mempunyai; 3 orang lulusan S3, 4 orang lulusan S2, 90 orang
S1, 800 orang lulusan SMU, 700 orang lulusan SMP, maka tiga orang
lulusan S3 dan empat orang lulusan S2 itu diambil semuanya sebagai
sampel. Karena kedua kelompok ini terlalu kecil bila dibandingkan
dengan kelompok S1, SMU dan SMP.
1. Strata berdasarkan usia2. Strata berdasarkan jenjang pendidikan3. Strata berdasarkan jenis kelamin4. Strata berdasarkan status perkawinan5. Strata berdasarkan status sosial ekonomi6. Strata berdasarkan asal sekolah7. Strata berdasarkan jenjang kepangkatannya atau jenjang jabatan
c. Proportionate Stratif ied Random Sampli ngTeknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang
tidak homogen dan berstrata secara proporsional. Suatu organisasi
yang mempunyai pegawai dari latar belakang pendidikan yang
berstrata, maka populasi pegawai tersebut berstrata. Misalnya jumlah
pegawai yang lulus S1=45, S2=30, STM=800, ST=900, SMEA=400,
SD=300. Jumlah sampel yang harus diambil meliputi strata pendidikan
tersebut. Jumlah sampel dan teknik pengambilan sampel diberikan
setelah bagian ini.
d. Cluster Sampli ng (Ar ea Sampling)Teknik ini digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan
diteliti atau sumber data sangat luas, misal penduduk dari suatu negara,
propinsi atau kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang
akan dijadikan sumber data, maka pengambilan sampelnya
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
46/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 46
berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan. Teknik ini sering
digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap pertama menentukan sampel
daerah, dan tahap berikutnya menentukan orang-orang yang ada pada
daerah itu secara sampling juga. Sampling berdasarkan pada
kelompok-kelompok masyarakat :
1. Berdasarkan profesi/pekerjaan2. Berdasarkan tempat tinggal3. Berdasarkan tempat pekerjaan4. Berdasarkan area/wilayah/daerah
2. Non Probabil ity SamplingNon probability sampling adalah teknik pengambilan sampel yang tidak
memberi peluang/kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota
populasi untuk diplih menjadi sampel.
a. Sampling SistematisSampling sistematis adalah teknik pengambilan sampel berdasarkan
urutan dari anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya
anggota populasi yang terdiri dari 100 orang. Dari semua anggota itu
diberi nomor urut, yaitu nomor 1 sampai dengan nomor 100.
Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan lima.untuk ini maka yang diambil
sebagai sampel adalah nomor 1, 5, 10,15, 20, dan seterusnya sampai
100.
b. Quota SamplingSampling quota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi
yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (quota) yang
diinginkan.
1. Mengambil sampel yang punya karakteristik/ciri tertentu sertajumlah/quota yang harus diambil (misalnya: mahasiswa semester V
dari berbagai PT yang kuliah sambil bekerja atau kuliah tapi sudah
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
47/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 47
berkeluarga). Dicari yang paling mudah dihubungi. (ciri-ciri yang
dicari tidak merupakan representasi dari populasi secara
keseluruhan).
2. Kalau pengumpulan data belum didasarkan pada quota yangdiinginkan maka penenlitian dipandang belum selesai, karena
belum memenuhi quota yang ditentukan.
c. I ncidental Sampli ngTeknik ini adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan,
yaitu siapa saja yang secara kebetulan bertemu dengan peneliti dapat
digunakan sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan
ditemui itu cocok sebagai sumber data.
1. Pengambilan sampel seketemunya saja2. Tidak representatif3. Jumlahnya tidak ditentukan secara pasti4. Mudah dilakukan5. Sulit untuk diambil generalisasi6. Digunakan untuk menemukan suatu isu/hal-hal yang menjadi topik
pembicaraan masyarakat
d. Purposive SamplingSampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu. Misalnya, akan melakukan penelitian tentang
kualitas makanan, maka sampel sumber datanya adalah orang yang
ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan untuk penenlitian
kualitatif.
1. Memilih sampel berdasarkan tujuan tertentu2. Memiliki ciri-ciri yang esensial dari populasi3. Misalnya untuk mengetahui kualitas pendidikan suatu daerah;
sampelnya dari orang tua, guru, kadinas, pengawas, dst.
4. Tidak terikat dengan jumlah sampel
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
48/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 48
e. Snowball Sampli ngSnowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula
jumlahnya kecil, kemudian membesar. Ibarat bola salju yang
menggelinding yang lama-lama menjadi besar. Dalam penentuan
sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang, kemudian dua orang
ini disuruh memilih teman-temannya untuk dijadikan sampel.
1. Dimulai dari kelompok kecil2. Masing-masing anggota kelompok memilih kawannya (satu atau
dua orang) untuk dijadikan sampel,
3. Kawannya memilih kawannya lagi untuk dijadikan sampel, begituseterusnya sampai diperoleh jumlah sampel yang diinginkan
4. Sampel tidak boleh lebih dari 100 orang5. Menyelidiki hubungan antar manusia dalam hubungan yang akrab
f. Sampling JenuhSampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila
jumlah populasi relatif kecil, kurang dari 30 orang. Istilah lain sampel
jenuh adalah sensus, dimana semua anggota populasi dijadikan sampel.
E. Pertimbangan-pertimbangan dalam Menentukan Teknik Sampling
1. Tujuan penelitian: generalisasi, kesan-kesan umum dalam waktu singkat2. Pengetahuan tentang populasi3. Kesediaan seseorang untuk dijadikan sampel4. Jumlah biaya yang tersedia5. Besarnya target fasilitas yang tersedia
F. Besar Sampel
1. Tidak ada ketentuan yang pasti2. Jika homogen, sampel tidak perlu banyak3. Semakin heterogen populasi, jumlah sampel semakin banyak4. Untuk penelitian di sekolah, biasanya diambil sampel kelas
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
49/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 49
G. Menentukan Ukuran Sampel
Jumlah anggota sampel sering dinyatakan dengan ukuran sampel. Jumlah
sampel yang 100% mewakili populasi adalah sama dengan jumlah anggota
populasi itu sendiri. Jadi bila jumlah populasi 1000 dan hasil penelitian itu akan
diberlakukan untuk 1000 orang tersebut tanpa ada kesalahan, maka jumlah sampel
yang diambil sama dengan jumlah populasi tersebut yaitu 1000 orang. Makin
besar jumlah sampel mendekati populasi, maka peluang kesalahan generalisasi
semakin kecil dan sebaliknya makin kecil jumlah sampel menjauhi populasi, maka
makin besar kesalahan generalisasi (diberlakukan umum).
Berapa jumlah anggota sampel yang paling tepat digunakan dalam
penelitian? jawabannya tergantung pada tingkat kesalahan yang dikehendaki.
Tingkat kepercayaan yang dikehendaki sering tergantung pada sumber dana,
waktu dan tenaga yang tersedia. Makin besar tingkat kesalahan maka akan
semakin kecil jumlah sampel yang diperlukan, dan sebaliknya, makin kecil tingkat
kesalahan, maka akan semakin besar jumlah anggota sampel yang diperlukan.
Berikut ini diberikan tabel penentuan jumlah sampel dari populasi tertentu
yang dikembangkan dari Isaac dan Michael, untuk tingkat kesalahan, 1%, 5%, dan
100%. Rumus untuk menghitung ukuran sampel dari populasi yang diketahui
jumlahnya adalah sebagai berikut :
sampeljumlahsdQP
kesaahantarafdkdengan
QPNd
QPNs
05,0.5,0
%.10%,5%,1,1
..)1(
...
2
22
2
H. Menentukan Anggota Sampel
Di dapan telah dikemukakan terdapat dua teknik sampling, yaitu
probability sampling dan nonprobability sampling. Probability sampling adalah
teknik sampling yang memberi peluang sama kepada anggota populasi untuk
dipilih menjadi anggota sampel. Cara demikian sering disebut dengan random
sampling, atau cara pengambilan sampel secara acak.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
50/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 50
Pengambilan sampel secara random/acak dapat dilakukan dengan bilangan
random, komputer, maupun dengan undian. Bila pengambilan dilakukan dengan
undian, maka setiap anggota populasi diberi nomor terlebih dahulu, sesuai dengan
jumlah anggota populasi.
Karena teknik pengambilan sampel adalah random, maka setiap anggota
popuasi mempunyai peluang sama untuk dipilih menjadi anggota sampel. Untuk
contoh di atas peluang setiap anggota populasi = 1/100. Dengan demikian cara
pengambilannya bila nomor satu telah diambil, maka perlu dikembalikan lagi,
kalau tidak dikembalikan peluangnya menjadi tidak sama lagi. Misalnya nomor
pertama tidak dikembalikan lagi maka peluang berikutnya menjadi 1 : (1001) =
1/99. Peluang akan semakin besar bila yang telah diambil tidak dikembalikan.
Bila yang telah diambil keluar lagi,dianggap tidak sah dan dikembalikan lagi.
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
51/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 51
KAJIAN TEORITIS/TINJAUAN PUSTAKA DALAM PENELITIAN
PENDIDIKAN
Kajian teoritis atau tinjauan pustaka atau landasan teori perlu ditegakkan
agar penelitian mempunyai dasar yang kokoh dan bukan sekedar perbuatan coba-
coba (trial and error). Adanya landasan teori ini merupakan ciri bahwa penelitian
itu merupakan cara ilmiah untuk mendapatkan data.
Semua penelitian bersifat ilmiah, oleh karena itu semua peneliti harus
berbekal teori. Dalam penelitian kuantitatif, teori yang digunakan harus sudah
jelas, karena teori di sini akan berfungsi untuk memperjelas masalah yang diteliti,
sebagai dasar untuk merumuskan hipotesis, dan sebagai referensi untuk menyusun
instrumen penelitian. Oleh karena itu landasan teori dalam proposal penelitian
kuantitatif harus sudah jelas teori apa yang akan dipakai.
Deskripsi teori dalam suatu penelitian merupakan uraian sistematis tentang
teori (dan bukan sekedar pendapat pakar atau penulis buku) dan hasil-hasil
penelitian yang relevan dengan variabel yang diteliti. Berapa jumlah kelompok
teori yang perlu dikemukakan/dideskripsikan, akan tergantung pada luasnya
permasalahan dan secara teknis tergantung pada jumlah variabel yang diteliti. Bila
dalam suatu penelitian terdapat tiga variabel independen dan satu variabel
dependen, maka kelompok teori yang perlu dideskripsikan ada empat kelompok
teori, yaitu kelompok teori yang berkenaan dengan tiga variabel independen dan
satu kelompok teori yang berkenaan dengan variabel dependen. Oleh karena itu,
semakin banyak variabel yang diteliti, maka akan semakin banyak teori yang
perlu dikemukakan.
Deskripsi teori paling tidak berisi tentang penjelasan terhadap variabel-
variabel yang diteliti, melalui pendefinisian dan uraian yang lengkap dan
mendalam dari berbagai referensi, sehingga ruang lingkup, kedudukan dan
prediksi terhadap hubungan antar variabel yang akan diteliti menjadi lebih jelas
dan terarah.
Teori-teori yang dideskripsikan dalam proposal maupun laporan penelitian
dapat digunakan sebagai indikator apakah peneliti menguasai teori dan konteks
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
52/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 52
yang diteliti atau tidak. Variabel-variabel penelitian yang tidak dapat dijelaskan
dengan baik, baik dari segi pengertian maupun kedudukan dan hubungan antar
variabel yang diteliti, menunjukkan bahwa peneliti tidak menguasai teori dan
konteks penelitian.
Untuk mnguasai teori maupun generalisasi-generalisasi dari hasil
penelitian, maka peneliti harus rajin membaca. Orang harus membaca dan
membaca, dan menelaah yang dibaca itu setuntas mungkin agar ia dapat
menegakkan landasan yang kokoh bagi langkah-langkah berikutnya. Membaca
merupakan keterampilan yang harus dikembangkan dan dipupuk.
Untuk dapat membaca dengan baik, maka peneliti harus mengetahui
sumber-sumber bacaan. Sumber-sumber bacaan dapat berbentuk buku-buku teks,
kamus, ensiklopedia, jurnal ilmiah, dan hasil-hasil penelitian. Bila peneliti tidak
memiliki sumber-sumber bacaan sendiri, maka dapat melihat di perpustakaan,
baik perpustakaan lembaga formal maupun perpustakaan pribadi.
Sumber bacaan yang baik harus memenuhi tiga kriteria, yaitu relevansi,
kelengkapan, dan kemutakhiran (kecuali penelitian sejarah, penelitian ini justru
menggunakan sumber-sumber bacaan lama). Relevansi berkenaan dengan
kecocokan antara variabel yang diteliti dengan teori yang dikemukakan,
kelengkapan berkenaan dengan banyaknya sumber yang dibaca, kemutakhiran
berkenaan dengan dimensi waktu. Makin baru sumber yang digunakan, maka
akan semakin mutakhir teori tersebut.
Hasil penelitian yang relevan bukan berarti sama dengan yang akan
diteliti, tetapi masih dalam lingkup yang sama. Secara teknis hasil penelitian yang
relevan dengan apa yang akan diteliti dapat dilihat dari permasalahan yang diteliti,
waktu penelitian, tempat penelitian, sampel penelitian, metode penelitian, analisis,
dan kesimpulan.
A. Pengertian dan TujuanPenelitian pendidikan tidak pernah dapat dipisahkan dengan pengetahuan
kependidikan karena pada hakikatnya merupakan alat untuk mendapatkan
informasi baru yang berguna untuk mengisi kekosongan atau menguji
pengetahuan yang telah ada. Oleh karena itu, agar dapat mengetahui bagaimana
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
53/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 53
hubungan dan di mana posisi pengetahuan yang telah ada, perlu adanya ulasan
terhadap bahan-bahan pustaka yang relevan dengan topik masalah yang diangkat.
Ulasan kepustakaan akan memungkinkan pembaca meningkatkan
cakrawala nya dari segi tujuan dan hasil penelitian. Ulasan kepustakaan sering
juga disebut rasional penelitian karenamemberikan landasan rasional tentang
mengapa penelitian tersebut perlu dilakukan dalam kaitannya dengan kerangka
pengetahuan. Ulasan kepustakaann ini tidak hanya sekedar untuk menghasilkan
anotasi atau catatan bibliografi tentang masalah yang diangkat (Lindvall, 1969
dalam Ibnu Hadjar : 76).
Ulasan terhadap bahan kepustakaan yang berkaitan dengan topik
penelitian tersebut juga bukan dimaksudkan untuk menunjukkan bahwa masalah
penelitian yang diangkat belum pernah diteliti oleh peneliti yang lain. Tujuan
utama dari penulisan ulasan kepustakaan adalah untuk mengorganisasikan
penemuan-penemuan penelitian yang pernah dilakukan sehingga pembaca akan
memahami mengapa masalah yang diangkat mempunyai nilai penting serta
menunjukkan bagaimana masalah tersebut dikaitkan dengan hasil penelitian dan
pengetahuan yang lebih luas) McMillan dan Schumacher, 1989; Lindvall, 1969
dalam Ibnu Hadjar : 76).
Dengan mengetahui hasil-hasil penting dari penelitian yang pernah
dilakukan, peneliti dapat melihat bagaimana masalah penelitian dan penemuannya
akan dapat dihubungkan dengan hasil penentuan penelitian lain dan bagaimana
kombinasi penemuan tersebut dan penemuannya dapat membantu memberikan
gambaran atau potret pengetahuan yang lebih utuh dan komplit tentang bidang
tersebut. Ulasan kepustakaan juga dapat dipandang sebagai kontribusi terhadap
penyusunan teori penelitian.
Salah satu kelemahan dalam bidang kependidikan adalah kurang adanya
kerangka teori yang dijadikan landasan masalah penelitian. Keterbatasan kerangka
teori dalam bidang tersebut mungkin terjadi karena kompleksnya hubungan-
hubungan yang ada dalam masalah yang harus dikaji. Untuk menyusun kerangka
tersebut, peneliti dapat melakukan dengan cara menyusun hasil-hasil penelitian
7/23/2019 Resume Penelitian Buku
54/106
Nursaid Fitria (06101410022) Page 54
yang telah ada, menunjukkan bagaimana hasil-hasil tersebut saling berhubungan
sehingga memberikan suatu organisasi pengetahuan yang telah ada.
Dengan cara ini peneliti memberikan kerangka yang memperlihatkan di
mana masalah penelitiannya akan dapat mengisi kekurangan dalam pengetahuan
yang ada. Hal ini akan memberikan alasan logis manfaat dari masalah yang
diangkat dan menunjukkan bagaimana ia dapat membantu melengkapi hasil
penelitian lain untuk memperluas pengetahuan dalama bidangnya. Lebih lanjut
kepustakaan tersebut berguna untuk menunjukkan signifikansi masalah,
mengembangkan desaian mendahului serta rekomendasi untuk penelitian lebih
lanjut. Secara rinci hal tersebut dijelaskan :
a. Menentukan dan membatasi permasalahan penelitianb. Meletakkan penelitian pada prespektif sejarah dan asosional.c. Menghindari replikasi yang tidak disengaja dan tidak perlud. Memilih metodologi yang tepate. Menghubungkan penemuan dengan pengetahuan yang ada usulan
untuk penelitian lebih lanjut.
Kepustakaan adalah bahan-bahan yang secara nyata relevan dengan permasalahan
seperti hasil penelitian yang pernah dilakukan yang menyelidiki pertanyaan yang
serupa atau variabel yang sama; rujukan terhadap teori dan pengujian empiris
terhadap teori; dan kajian dari bidang lain, seperti penelitian sosiologi tentang
interaksi kelompok kecil, penelitian psikologi tentang perkembangan intelektual
pada anak.
Banyak sedikitnya kepustakaan ini bergantung pada topik dan tujuan
penelitian. Dalam topik yang sudah banyak dilakukan penelitian, ulasan
kepustakaan biasanya berisi sumber hasil penelitian yang secara langsung
berhubungan dengan penelitian yang diangkat yakni menyelidiki masalah yang
serupa.
B. Sumber Ulasan kepustakaanPada dasarnya ulasan kepustakaan dalam penelitian harus didasarkan pada
sumber asli yang di