Post on 27-Feb-2018
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
1/14
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Keberhasilan pembangunan khususnya pembangunan manusia dapat dinilai secara parsial
dengan melihat seberapa besar permasalahan yang paling mendasar di masyarakat tersebut dapat
teratasi. Permasalahan-permasalahan tersebut diantaranya adalah kemiskinan, pengangguran, buta
huruf, ketahanan pangan, dan penegakan demokrasi. Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB)
menetapkan suatu ukuran standar pembangunan manusia yaitu indeks pembangunan manusia (IPM)
atauHuman Development Index (HDI). Indeks ini dibentuk berdasarkanempat indikatoryaituangka
harapan hidup, angka melek huruf, rata-rata lama sekolah dankemampuandayabeli.
Seperti diketahui, beberapafaktor penting dalampembangunan yangsangat efektif bagi pembangunan
manusia adalah pendidikandan kesehatan. Duafaktor penting ini merupakan kebutuhandasarmanusia
yang perlu dimiliki agar mampu meningkatkan potensinya. Umumnya, semakin tinggi kapabilitas dasar
yang dimiliki suatu daerah, semakin tinggi pula peluanguntuk meningkatkan potensi daerah itu. Untuk
meningkatkan IPMsemata-mata tidak hanyapada pertumbuhan ekonomikarenapertumbuhanekonomi
baru merupakan syarat agar pertumbuhan ekonomi sejalan dengan pembangunan manusia, maka
pertumbuhan ekonomi harus disertai dengan pemerataan pembangunan. Dengan pemerataan
pembangunan terdapat jaminan bahwa semua penduduk dapat menikmati hasil-hasil pembangunan.
Untuk mempercepat pembangunan manusia dapat dilakukan antara lain melalui dua hal, yaitudistribusi pendapatan yang merata dan alokasi belanja publik yang memadai untuk pendidikan dan
kesehatan.
1.2. Permasalahan
Berdasarkan latar belakangdiatas, permasalahan dapat dirumuskansebagai berikut :
1. Seberapa besar komponen penentu besaran Indeks Pembangunan Manusia di Kabupaten
Lamongan yangmeliputi : Indeks Harapan Hidup, Indeks PendidikandanIndeksDayaBeli.
2. Bagaimana status pembangunan manusia di Kabupaten Lamongan dirinci menurut komponen
penentu meliputi : Indeks Harapan Hidup, Indeks Pendidikan dan Indeks Daya Beli.
3. Bagaimana hasil-hasil pembangunan manusia di Kabupaten Lamongan yang berkaitan
erat dengan komponen-komponen penentu indeks pembangunan manusia.
1.3. MaksuddanTujuan
Hasil akhir penyusunan indeks pembangunanmanusia, diharapkanmenghasilkan buku Indeks
Pembangunan Manusia (IPM) di Kabupaten Lamongan yang berisi mengenai kajian kritis dan analisis
mengenai statuspembangunanmanusia dari aspek pendidikan,kesehatandanstandarhiduplayak.
Tujuan dilakukannya penyusunan Indeks Pembangunan Manusia Tahun 2011, dimaksudkanuntuk mengetahui lebih rinci mengenai status dan tingkat pembangunan manusia di Kabupaten
Lamonganyangmeliputi :
a. Statusdan tingkatkesehatanpenduduk.
b. Statusdantingkat pendidikanpenduduk
c. Status dantingkatstandarhiduplayakpenduduk
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
2/14
1.4. SumberDatadanManfaat
Sumber data utama yang digunakan adalah data Susenas Kor dan Susenas Modul
Konsumsi. Sementara sebagai penunjang digunakan data Supas(Survei Penduduk Antar Sensus),
Proyeksi Penduduk dan Indeks Harga Konsumen (IHK). Selanjutnya hasil dari kegiatan penyusunan
IndeksPembangunanManusia di Kabupaten Lamongan Tahun 2011 lebihdiarahkanuntuk:
a. Dapat dimanfaatkan sebagai alat bantu perencanaan pembangunan daerah (Planning-Tool) yang
lebihmengakomodasi dimensi pembangunanmanusia menuju peningkatankualitas hidupmanusia.
b. Dalam jangka panjang, data IPMdiyakini dapat bermanfaat sebagai planning-toolyang memiliki
keunggulan sebagai alat evaluasi terhadapprosesperencanaan.
c. Sebagai salah satu alat analisis, memiliki beberapa keunggulan karena lebih menggambarkan
pemerataanhasil-hasil pembangunan.
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
3/14
BABIII METODOLOGI
3.1 Definisi PembangunanManusia
Menurut UNDP (1990), pembangunan manusia adalah suatu proses untuk
memperbesar pilihan-pilihan bagi manusia (a process of enlarging peoplesschoices). Dari definisi ini
dapat ditarik kesimpulan bahwa fokus pembangunan suatu wilayah adalah manusia sebagai aset
wilayah yangsangat berharga.
3.2 IndeksPembangunanManusia
IPM merupakan indeks komposit yang dihitung sebagai rata-rata sederhana dihitung
sebagai rata-rata dari 3 (tiga) indeks yang menggambarkan kemampuandasar manusia dalam
memperluaspilihan-pilihan,yaitu:
1. IndeksHarapanHidup
2. IndeksPendidikan3. IndeksStandartHidupLayak
3.2.1. IndeksHarapanHidup
Angka ini menunjukkan jumlah tahun yang diharapkan dapat dinikmati penduduk suatu
wilayah.Dengan memasukkan informasi mengenai angka kelahirandankematian per tahun variabel e0
diharapkanakanmencerminkanrata-ratadalamhidup sekaligus hidupsehat masyarakat.
3.2.2. IndeksPendidikan
penghitungan Indeks Pendidikan (IP) mencakup dua indikator yaitu angka melek huruf/Adult
Literacy Rate (Lit) dan rata-rata lama sekolah/Mean Years of Schooling(MYS). Populasi yang
digunakan adalah penduduk berumur 15 tahun ke atas karena pada kenyataannya penduduk usia
tersebut sudah ada yang berhenti sekolah. Batasan ini diperlukan agar angkanya lebih mencerminkan
kondisi sebenarnya mengingat penduduk yang berusia kurang dari 15 tahun masih dalam proses
sekolahatauakansekolah.
3.2.3. Purchasingpowerparity /paritasdayabeli ( PPP)Untuk mengukur daya beli penduduk antar propinsi di Indonesia, BPS menggunakan data rata-
rata konsumsi 27 komoditi terpilih dari Survei Sosial Ekonomi Nasional (SUSENAS) yang dianggap
paling dominan dikonsumsi olehmasyarakat Indonesia dan telah distandarkan agar bisa dibandingkan
antar daerahdan antar waktu yangdisesuaikan denganindeksPPP.
Adapun 27 jenis komoditi standar dapat dilihat pada daftardi bawah ini :
Komoditi Unit1. Beras local Kg
2. TepungTerigu Kg
3. KetelaPohon Kg
4. IkanTongkol Kg
5. IkanTeri Ons
6. DagingSapi Kg
7. Daging Ayam Kampung Kg
8. Telur Ayam Butir
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
4/14
9. Susu Kental Manis 397 Gram
10. Bayam Kg
11. KacangPanjang Kg
12. KacangTanah Kg
13. Tempe Kg
14. Jeruk Kg15. Pepaya Kg
16. Kelapa Butir
17. GulaPasir Ons
18. Kopi Bubuk Ons
19. Garam Ons
20. Merica / Lada Ons
21. Mie Instant 80Gram
22. RokokKretekFilter 10Batang
23. Listrik Kwh
24. Air Minum M3
25. Bensin Liter 26. Minyak Tanah Liter
27. Sewa Rumah Unit
Sumber : BPSRI
3.3. IndikatorKomposit PembangunanManusia
Sebagai indikator komposit, IPM mempunyai manfaat terbatas, terutama kalau
disajikan tersendiri hanya dapat menunjukkanstatus pembangunanmanusiasuatu wilayah.
Namun demikian manfaat yang terbatas tersebut dapat diperluas kalau dilakukanperbandingan
antarwaktudan antar wilayah, sehingga posisi relatif suatuwilayahterhadapwilayah yanglaindapat
diketahui serta kemajuan atau pencapaian dengan wilayah lainjuga dapat dibahas.
Pencapaian pembangunanmanusia dilihat dari dua segi : pertama, terjadi kenaikan IPM secara nilai
absolut yang diukur dengannilai positif dari reduksi shortfalltahunan (annual reductioninshortfall).
Reduksi shortfalladalahpeningkatannilai IPMdalam suatuperiode relatif terhadap jaraknilai IPMawal
periodekeIPMsasaran(=100). Kedua, adalah meningkatnya status pembangunan manusia
berdasarkanklasifikasi berikut:
NILAI IPM STATUSPEMBANGUNANMANUSIA
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
5/14
4.1. Kondisi Geografis
Kabupaten Lamo
Lamongan terletak anta
sampai dengan 112 33
Kabupaten Gresik, sebe
BojonegorodanTuban.
Luas Wilayah Ka
dari daratan rendah b
ketinggian 25100msel
100m.
4.2. Kependudukan
Dari hasil Proye
2011 sebanyak 1.185.692
611.936 jiwa atau dengan
4.3.Pendidikan
Salah satu fakto
tersedianya cukup Sumb
baik sarana maupun pra
Untuk mendapa
pendidikan maupun ju
berikut.
KKeeccaammaattaann SSeekkoollaahh//PPTT
2
TKNe eri 2TKSwasta 928SDNe eri 615SD Swasta 18SMPNe eri 48SMPSwasta 85SMANe eri 13SMASwasta 56SMKNe eri 6SMKSwasta 49
RA/BA 183MINe eri 3MI Swasta 525MTs Ne eri 2
BAB IVKONDISI SOSIALEKONOMI
ngan merupakan bagian dari wilayah Jawa Ti
a 6 51 54 sampai dengan 7 23 6 lintan
12 bujur timur, dengan batas wilayah sebala
lah selatan Kabupaten Jombang dan Mojo
bupaten Lamongan 1.812,80 km2 atau setara
rawa dengan ketinggian 0 25 m seluas
as45,68%dansisanya4,15%merupakanda
si Sensus Penduduk 2010, jumlah penduduk
jiwa, terdiri dari laki-laki sebanyak 573.756 ji
rasio jeniskelamin93,76 %.
utama yang menunjang keberhasilan pemban
r Daya Manusia (SDM) yang berkualitas. Ke
sarana akan sangat menunjangdalammening
kan gambaran secara menyeluruh mengen
lah murid dan mahasiswa di Kabupaten Lam
Tabel PerkembanganSekolahdanTahun20102011
22001100 22001111
MMuurriidd//MMaahhaassiiss
wa
SSeekkoollaahh//
PT
MMuurriidd//MMaahhaassiiss
wa3 4 5
187 2 1731316 940 3089164199 617 6247
2433 23 25527060 48 262010962 89 10197987 13 85419862 53 10023185 6 328
16016 53 1622
5330 193 540625 3 67
54695 527 53602081 2 85
ur, secara geografis Kabupaten
g selatan dan antara 112 441
utara Laut Jawa, sebelah timur
erto, sebelah barat Kabupaten
dengan 181.280 ha. Terdiri
50,17 %, daratan dengan
atandenganketinggiandiatas
Kabupaten Lamongan Tahun
iwa dan perempuan sebanyak
gunan di suatu daerah adalah
ersediaan fasilitas pendidikan
atkanmutupendidikan.
i perkembangan fasilitas
ngan dapat dilihat pada tabel
Murid
PPeerruubbaahhaann%%
SSeekkoollaahh//PPTTMMuurriidd//MMaahhaassiisswwaa
6 7
0.00 -4.811.29 -1.360.33 -2.69
27.78 4.890.00 -3.174.71 -6.960.00 6.94
-5.36 1.690.00 3.058.16 1.30
5.46 1.390.00 8.000.38 -1.990.00 -59.15
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
6/14
MTs Swasta 168 21396 175 20672 4.17 -3.38MANe eri 2 2215 2 2178 0.00 -1.67MASwasta 77 10660 73 11028 -5.19 3.45
Per uruan 11 11494 13 11574 18.18 0.70
Jumlah 2,791 281,703 2,832 276,555 1.47 -1.83
Sumber:Dinas Pendidikan Kabu atenLamon an
4.4. Kesehatan
Kondisi kesehatan masyarakat merupakan cerminan tingkat kesejahteraan masyarakat. Semakin
baik keadaan kesehatan masyarakat, menggambarkan kesejahteraan juga semakin baik dan berlaku
sebaliknya. Mengukur tingkat kesejahteraan masyarakat dapat dilihat dari berbagai segi. Salah satu
indikator nyata yang secara langsung dapat dilihat adalah melalui ukuran kesehatan jasmani masyarakat
yangdapat dipertanggung- jawabkansecaramedis.
Selanjutnya untuk mendapatkan gambaran mengenai kondisi fasilitas kesehatan di KabupatenLamongan dapat dilihat padatabelberikut :
TabelJumlahFasilitas KesehatandanParamedis diKabupatenLamongan
No. Fasilitas/Paramedis 2009 2010 2011
1 Puskesmas 33 33 332 PuskesmasPembantu 108 108 108
3 Tempat PraktekDokter 157 157 222
4 Apotek 53 58 60
5 LaboratoriumMedis 3 8 86 Dokter SpesialisAnak 3 3 4
7 Dokter Umum 166 91 178
8 Dokter Gigi 43 40 42
9 Apoteker 11 4 11
10 AnalisKesehatan 68 20 45
11 SarjanaKes. Masyarakat 13 11 16
12 Pengatur Gizi 34 36 43
13 AsistenApoteker 52 49 61
14 Bidan 552 557 633
15 Perawat 915 699 87416 Sanitarian 37 47 62
17 FisioTherapy 7 7 13
18 Perawat Gigi 23 16 17
19 AnalisLaborat 68 20 45
20 DokterObgyn 4 5 6
Sumber : Dinas KesehatanKab.Lamongan
Dalam penanganankesehatan masyarakat tentu tidak terlepas dari bantuan dari pemerintah
terhadap masyarakatnya. Tabel di bawah ini menunjukan rumahtangga yang mendapatkan pelayanan
kesehatan gratis selama enam bulan terakhir menurut jenis kartu yang digunakandi wilayah Kabupaten
Lamongan.
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
7/14
PersentaseRumahtanggayangMendapatkanPelayananKesehatanGratisSelamaEnamBulanTerakhir, Tahun2011.
No JenisKartuYangDigunakanPendudukyang
memiliki Jaminan
Kesehatan1. Jamkesmas 72.96
2. KartuSehat 4.50
3. Surat Miskin/SKTM 3.14
4. JPKM/JPKLainnya 19.40
Sumber Data: SUSENAS2011, BPSKabupatenLamongan
4.5. IndikatorEkonomi
Secara umum kondisi perekonomian Kabupaten Lamongan Tahun 2011 menunjukkan perkembangan
yang semakin baik. Hal ini dapat dilihat dari perolehan angka pertumbuhan ekonomi maupun
pendapatan perkapita penduduk yang semakinmeningkat.
4.5.1. PertumbuhanEkonomi
Tingkat pertumbuhan ekonomi suatu daerah sangat di tentukan oleh faktor lokal dan
eksternal. Faktor lokal meliputi: ketersediaan sumber daya alam, kualitas sumber daya manusia,
kemampuan teknologi, permodalan dan kewirausahaan. Sedangkan faktor eksternal diantaranya
ialah perkembangan situasi perekonomian nasional maupun internasional serta berbagaikebijakanpemerintahbaik yangberkaitandengansektor riil maupunmoneter.
Besarnya pertumbuhan ekonomi suatu daerah, tercermin dari pertumbuhan PDRB atas dasar harga
konstannya. Dari hasil penghitungan PDRB Tahun 2011 telah diketahui bahwa total nilai PDRB (atas
Dasar Harga Konstan) Kabupaten Lamongan sebesar Rp.6.625.823.030.000.- sedangkan Tahun
2010 sebesar Rp.6.191.066.480.000.-, sehingga dari perubahan besaran PDRB pada pada
Tahun 2011 dibandingkan Tahun 2010 diperoleh pertumbuhan ekonomi sebesar 7,02 % pada Tahun
2011,pertumbuhaninimengalami percepatanbila dibanding Tahun2010yangmencapai 6,89%.
4.5.2. StrukturEkonomi
Salah satu tujuan jangka panjang pembangunan ekonomi ialah terjadinya pergeseran struktur
ekonomi yakni dari sektor primer menuju sektor sekunder dan tersier. Dari hasil penghitungan PDRB
atas dasar harga berlaku telah diketahui bahwa, total nilai PDRB Kabupaten Lamongan Tahun 2011
sebesar Rp.13.460.955.000.000.- mengalami kenaikan dibanding Tahun 2010 yang
mencapai
Rp.11.774.155.300.000.- ataunaiksebesar14,33 %.
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
8/14
Distribusi PersentasePDRBAtasDasarHargaBerlakuKabupatenLamonganTahun20072011(%)
LAPANG AN U SAH A 2007 2008 2009 2010*) 2011**)
I PRIMER 47,84 46,43 46,06 45,16 42,78
1 Pertanian
2 Pertambangan & Penggalian
47,61
0,23
46,21
0,22
45,85
0,21
44,95
0,21
42,57
0,21
II SEKUNDER 8,83 8,81 8,63 8,56 8,71
3 Industri Pengolahan
4 Listrik, Gas & Air Bersih
5 Bangunan
4,93
0,86
3,04
4,91
0,82
3,08
4,97
0,78
2,88
5,04
0,79
2,73
5,20
0,78
2,73
III TERSIER 43,33 44,76 45,31 46,28 48,51
6 Perdagangan, Hotel & Rest.
7 Pengangkutan & Komunikasi
8 Keu. Persew., & Jasa Persh.
9 Jasa-Jasa
28,34
1,97
3,29
9,73
29,71
2,10
3,32
9,63
30,60
2,10
3,30
9,31
31,34
2,11
3,48
9,35
33,48
2,07
3,57
9,39
T O T A L 100,00 100,00 100,00 100,00 100,00
*) Angka Diperbaiki
**) Angka Sementara
Dari tabel di atas dapat diketahui bahwa selama lima tahun terakhir, struktur perekonomian
KabupatenLamonganbelummengalami perubahan yangberarti. Sektor Pertaniancenderung menurun,
tetapi Sektor Industri Pengolahan yang menghasilkan komoditi strategis (tradeable) cenderung
stagnan, sementarayang berkembangadalahsektor tersier(untradeable).
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
9/14
BAB V
HASIL DAN PEMBAHASAN IPM
5.1. SKORIPMKABUPATENLAMONGAN
Telah disebutkan pada bab sebelumnya, bahwa IPMmerupakan indeks komposit yang terdiri
dari 3 indikator, yaitu : 1) Indikator Kesehatan; yangdiwakili oleh komponen Angka Harapan Hidup(life
expectancy at age 0: e0), 2) Indikator Pendidikan; yang diwakili oleh komponen Angka Melek Huruf
orang dewasa(adult literacy rate: Lit) dan Rata-rata Lama Sekolah (mean years school, MYS)dan 3)
Indikator Daya Beli(Purchasing Power Parity, PPP) merupakan ukuranyang sudahdisesuaikan dengan
paritasdayabeli. Sehingga analisis yang dilakukan tidak hanya gradual atau skor IPMsecara total,
tetapi perlu juga ditinjau komponen- komponen penyusun skor IPM tersebut. Perkembangan IPM
KabupatenLamongansemakin baikdari tahunketahunAdapun dari hasil pengolahan data, diperoleh tabel IPMselama periode Tahun 2007 - 2011,
sebagai berikut :
Tabel IPMKabupatenLamonganTahun20072011
Tahun Indeks
KesehatanIndeks
Pendidikan
IndeksDayaBeli
IPM
2007 71,21 72,76 59,68 67,88
2008 71,41 72,77 60,82 68,33
2009 71,71 73,61 61,77 69,03
2010*) 72,00 74,08 62,82 69,63
2011**) 72,26 74,81 63,31 70,13
Keterangan : * Angka Diperbaiki** Angka Sementara
Angka Indeks Pembangunan Manusia (IPM) juga dapat dijadikan dasar dalam penentuan
klasifikasi status pembangunan manusia. Jika merujuk pada klasifikasi tersebut, IPM Kabupaten
Lamongan yangmencapai 70,13 termasuk dalamlevel menengah atas.
Tabel Perkembangan Indeks Pembangunan ManusiaAntar Kabupaten Sekitar
Tahun 2011**)
Kabupaten IHH IP PPP IPM
Bojonegoro 70.48
72.29 62.22
68.33
Tuban 71.85 73.00 62.85 69.23
Lamongan 72.26 74.81 63.31 70.13
Gresik 77.14 82.72 65.76 75.21
Jawa Timur 74.68 75.54 66.24 72.15
Sumber : BPSKeterangan : **) angka sementara
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
10/14
5.2. INDEKSKESEHATAN
Indikator kesehatan yang diwakili oleh komponen Angka Harapan Hidup (AHH) diharapkan dapat
mencerminkan lama hidup sekaligus status kesehatan suatu masyarakat. Harapan hidup suatu
masyarakat salah satu diantaranya dipengaruhi oleh tingkat perekonomian daerah tersebut. Berbagai
bukti secara demografis dan epidemiologis memberi dukungan adanya keterkaitan antara
perkembanganekonomi suatu wilayahdengan tinggi rendahnyaharapanhidup.
ANGKA HARAPAN HIDUP TAHUN 2011
Tabel Perkembangan Angka Harapan HidupAntar Kabupaten Sekitar
Tahun 2009 2011
Kabupaten 2009 2010 2011
Bojonegoro 67.01 67.15 67.29
Tuban 67.56 67.78 68.11
Lamongan 68.02 68.20 68.36
Gresik 70.73 70.98 71.28
Jawa Timur 69.35 69.60 69.81
Sumber : BPSKeterangan : **) angka sementara
Adanya peningkatan angka harapan hidup pada Tahun2011 (68,36 tahun) dibandingkan
dengan angka harapan hiduptahun-tahunsebelumnya merupakan sinyalpositif yangtelah dilakukan oleh
pemerintahKabupaten Lamongan di bidang kesehatan. Ini menunjukkanbahwa adapeningkatan yangpositif
dalampenangananmasalahkesehatanyang telahdilakukanoleh pemerintah. Tetapi pencapaianangka
harapanhidupKabupaten Lamongan bila dibanding dengandaerah lain di Jawa Timur masihtergolong
rendah. Hal ini patut menjadi perhatian bagi pemerintah KabupatenLamongan
Tabel PerkembanganIndeksHarapanHidupAntarKabupatenSekitar
Tahun2009- 2011
Kabupaten 2009 2010 2011
Bojonegoro 70.02 70.24 70.48
Tuban 70.94 71.31 71.85
Lamongan 71.71 72.00 72.26
Gresik 76.22 76.63 77.14
JawaTimur 73.92 74.34 74.68
Sumber : BPSKeterangan: **) angkasementara
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
11/14
5.3. INDEKSPENDIDIKAN
komponen yang digunakan dalam menghitung Indikator Pendidikan (IP) adalah Angka Melek Huruf
(Lit) danRata-rata lamasekolah (MYS).Angka melek huruf merupakan arti kebalikan dari angka buta huruf yang telah dikenal masyarakat.
Sedangkan rata- rata lamasekolah merupakan rata-rata lamanya penduduk mengenyampendidikandi
bangkusekolah.
Dari data yang ada, diketahui bahwa angka melek huruf di Kabupaten Lamongan
Tahun2011adalahsebesar 88,07persen. Artinya sekitar 88,07 persen dari penduduk berusia
15 tahun ke atas di Kabupaten Lamongan telah mempunyai kemampuan membaca dan
menulis, baik huruf latin saja, huruf lainnya sajaataukedua-duanya
PersentaseAngkaButaHuruf danMelekHurufPendudukUmur15tahunkeatas
AntarKabupatenSekitarTahun2011
Kabupaten ABH(%) AMH(%)
Bojonegoro 14.21 85.79
Tuban 12.38 87.62
Lamongan 11.93 88.07
Gresik 4.91 95.09
Jawa Timur 11.21 88.79
Sumber : BPS
Keterangan : **) angka sementara
Gambar Rata-rata Lama SekolahTahun 2007 - 2011
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
12/14
Dari data yang ada diketahui bahwa angka rata-rata lama sekolah penduduk usia 15
tahun keatas di Kabupaten Lamongan mencapai 7,24 tahun. Berarti angka rata-rata lama
sekolah di Kabupaten Lamongan mengalami kenaika,jika disbanding Tahun 2010 yang
mencapai 7,19 tahun.
Tabel Rata-rataLamaSekolahPendudukUsia15keatasAntarKabupatenSekitar
Tahun20092011
Kabupaten 2009 2010 2011
Bojonegoro 6.53 6.66 6.79
Tuban 6.22 6.41 6.56Lamongan 7.03 7.19 7.24
Gresik 8.49 8.53 8.70
JawaTimur 7.20 7.24 7.36Sumber : BPSKeterangan: **)angkasementara
Seperti halnyadenganangkamelek huruf, rata-rata lama sekolah di KabupatenLamongan dari
tahun ke tahun juga mengalami kenaikan. Kenaikan angka rata-rata lama sekolah tersebut antara lain
disebabkan oleh penurunan angka putus sekolah dan angka mengulang, disamping ditunjang dengan
programPaketBdanPaketC.
Programsubsidi pemerintah antara lain Bantuan Operasional Sekolah (BOS), Bantuan Khusus
Murid Miskin (BKMM), Bantuan Operasional Manajemen Mutu (BOMM) ditujukan untuk meringankan
biayapendidikanyangdipikulmasyarakatkhususnyabagimasyarakatmiskin.
Tabel Perkembangan Indeks PendidikanAntar Kabupaten Sekitar
Tahun 2009 2011
Kabupaten 2009 2010 2011
Bojonegoro 70.90 71.33 72.29
Tuban 70.86 71.44 73.00
Lamongan 73.61 74.08 74.81
Gresik 81.77 81.94 82.72
Jawa Timur 74.53 74.98 75.54Sumber : BPS
Keterangan : **) angka sementara
5.4. INDEKS PPP
Paritas daya beli menunjukkan seberapa besar jumlah barang/jasa yang mampu untuk dapat
dibeli oleh masyarakat yang disesuaikan dengan jumlah pendapatan (uang) yang ia terima/miliki.
Setiap orang mempunyai kemampuan untuk membeli berbeda-beda, tergantung pada pendapatan dan
kebutuhannya. Pada intinya, semakin tinggi kemampuan daya beli seseorang berarti semakin banyak
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
13/14
ragam barang/jasa yang dapat atau mampuiabeli (=ceterisparibus).
Dari hasil pengolahan diperoleh rata-rata penge-luaran per kapita riil yang disesuaikan
(adjustedreal per capitaexpenditure) Tahun2011mencapai Rp.633.980-. Apabila tersebut dibandingkan
dengan keadaan tahunsebelumnya (2010 = Rp.631.840,-), dapat dikatakan adanya perbaikan ekonomi
masyarakat. Trend peningkatan perekonomian masyarakat Lamongan yang tercermindari peningkatan
pengeluaran per kapita tersebut secara lebihdetail terlihat padagambar. 6berikut.
Tabel Perkembangan Indeks Paritas Daya BeliAntar Kabupaten Sekitar
Tahun 2007 2011
Kabupaten 2009 2010 2011
Bojonegoro 58.21 59.19 62.22
Tuban 61.25 62.19 62.85
Lamongan 61.77 62.82 63.31
Gresik 63.94 64.84 65.76
Jawa Timur 64.74 65.54 66.24Sumber : BPS
Keterangan : **) angka sementara
5.5. TRENDALOKASI APBD
Keseriusan penanganan pembangunan manusia, khususnyadibidangkesehatan danpendidikan
dapat terlihat dari alokasi pembiayaan kedua bidang tersebut pada APBN atauAPBD. Semakin besar
persentase alokasi untuk kedua bidang tersebut mengindikasikan besarnya perhatian Pemerintah
Kabupaten yang berarti akansemakinmempercepat laju pembangunanmanusia
Dengan meningkatnya anggaran pemerintah untuk bidang kesehatan diharapkan akan
meningkatkan pelayanan kesehatan, baik jangkauan maupun kualitasnya kepada masyarakat. Kondisi
yang demikian akan berdampak pada kondisi kesehatan masyarakat yang akan terus membaik.
Membaiknya kondisi kesehatan masyarakat akan berdampak pada meningkatnyaharapanhidup
masyarakatLamongan.
Demikian juga bila anggaran pendidikan dapat terus ditingkatkan, tentunya kualitas
pendidikan yang diterima masyarakat Lamongan akan semakin membaik. Pada ujungnya
diharapkan angka buta huruf bisa semakin ditekan. Disamping itu diharapkan juga akan diikuti oleh
7/25/2019 Resume IPM Lamongan
14/14
meningkatnyapartisipasi
Gambar di baw
tahunanbidangkesehata
ekolah bagi anak-anakusiasekolah.
ah ini akan memperlihatkan naik turunnya
dan pendidikanterhadaptotalanggaranpengel
Gambar Persentase Belanja LangsuPendidikan dan Kesehatan Kabup
Lamongan Tahun 2011
er-sentase alokasi anggaran
luaranpembangunan.
ng Urusanten