Post on 20-Jun-2019
4
ABSRAK
Imam Septo Mardi (09030136), Karakteristik Gaya Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan, Skripsi Program Studi Pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera
Barat, 2017
Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsikan Karakteristik Gaya Belajar
Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan dilihat dari gaya belajar visual, gaya belajar auditory dan gaya
belajar kinestetik.
Jenis penelitian ini adalah deskriptif. Populasi penelitian ini adalah seluruh
siswa di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan yang terdiri dari
enam kelas dengan jumlah siswa 198 siswa. Sampel penelitian diambil dengan
menggunakan teknik proposional random sampling dengan proposi 40% sehingga
sampel berjumlah 75 orang. Pengumpulan data menggunakan angket terbimbing,
analisa yang digunakan adalah statistik deskriptif dengan memakai formula
persentase dan analisis TCR.
Hasil penelitian menunjukkan sebagai berikut: 1) Gaya belajar visual
siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan termasuk kriteria Cukup Baik dengan persentasenya adalah 67,33%, 2)
Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik dengan
persentase 61,55% dan 3) Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS
di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang
baik dengan persentase 58,938%.
35
80
i
5
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis ucapkan kehadiran Allah yang Maha Esa, serta
salawat beserta salam atas Nabi Muhammad SAW, karena dengan rahmat dan
karunianya penulis dapat menyelesaikan Skripsi yang berjudul “Karakteristik
Gaya Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan”. Adapun tujuan penulisan skripsi ini adalah
sebagai persyaratan guna memperoleh gelar sarjana pendidikan pada program
Studi pendidikan Geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Penulis menyadari tulisan ini masih jauh dari kesempurnaan baik dari segi
materi maupun teknik penulisan, berkat bantuan dosen pembimbing dan semua
pihak akhirnya tulisan ini terwujud sebagaimana adanya. Pada kesempatan ini
penulis ucapkan terima kasih kepada yang terhormat:
1. Bapak Drs. Edi Suarto M.Pd sebagai dosen pembimbing I dan Bapak Momon
Dt. Tanamir M.Pd sebagai pembimbing II yang telah banyak memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penulisan skripsi ini
2. Bapak Slamet Rianto, Ibu Nefilinda, SE., M.Si dan dan Ibu Ade Airma
Suryani, M.Pd sebagai penguji yang telah memberikan bimbingan dan saran
penulisan skripsi ini.
3. Ketua Program Studi Pendidikan Geografi Bapak Slamet Rianto, M.Pd dan
sekretaris Program Studi Pendidikan Geografi Ibu Erna Juita, S.Pd, M.Si
ii
6
beserta staf dosen yang telah membantu penulis dalam perkuliahan hingga
penyelesaian skripsi
4. Ibu ketua STKIP PGRI Sumatera Barat beserta staf dan karyawan
5. Bapak atau Ibu UPT Perpustakaan STKIP PGRI Sumatera Barat beserta staf
dan karyawan
6. Bapak Kepala sekolah SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
7. Bapak/i staf pengajar beserta karyawan SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan
8. Teristimewa buat kedua orangtua tercinta yang paling penulis sayangi yang
selalu memberikan doa dan motivator, pendukung baik moril maupun materil
dan pendengar yang baik atas keluh kesah penulis yang juga tak henti-hentinya
memberikan nasehat, motivasi serta selalu ada dikala suka maupun duka serta
doa restunya kepada penulis dalam menyelesaikan penulisan skripsi ini
9. Kepada rekan-rekan seperjuangan yang sama-sama mengikuti proses penulisan
skripsi ini yang telah memberikan bantuan, kritik dan saran dalam penyelesaian
skripsi ini
Akhir kata penulis mengharapkan saran dan masukan dari semua pihak
untuk kesempurnaan skripsi ini dikemudian hari Penulis juga mengharapkan
semoga skripsi ini bermanfaat bagi pembaca dan perkembangan ilmu pengetahuan
pada umumnya Aamiin Ya Rabbal'alamin.
Padang, 06 Maret 2017
Penulis
iii
7
DAFTAR ISI
ABSTRAK ...................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................. iv
DAFTAR TABEL........................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xi
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ...................................................................... 1
B. Batasan Masalah .................................................................................. 6
C. Perumusan Masalah ............................................................................ 6
D. Tujuan Penelitian ................................................................................ 7
E. Kegunaan Penelitian............................................................................. 7
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori ........................................................................................ 8
B. Penelitian Relevan ............................................................................... 27
C. Kerangka Konseptual .......................................................................... 28
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian ..................................................................................... 29
B. Populasi dan Sampel ............................................................................ 29
C. Defenisi Operasional Variabel dan Indikator ....................................... 31
D. Jenis Data, Sumber Data, Alat Pengumpulan Data dan Teknik
Pengumpulan Data ............................................................................... 33
E. Instrumen tasi ....................................................................................... 35
F. Teknik Analisis Data ............................................................................ 35
iv
8
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum .................................................................................... 37
B. Hasil Penelitian .................................................................................... 40
C. Pembahasan .......................................................................................... 81
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ......................................................................................... 85
B. Saran ..................................................................................................... 85
DAFTAR PUSTAKA ...................................................................................... 87
LAMPIRAN ..................................................................................................... 89
v
9
DAFTAR TABEL
Halaman
1. Populasi Siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan .. 30
2. Sampel Responden Penelitian siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan .......................................................................... 31
3. Kriteria Pembobotan Jawaban Responden ................................................ 34
4. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpul Data ................................. 34
5. Kisi-kisi Angket Karakteristik Gaya Belajar Siswa .................................. 35
6. Sarana dan prasrana sekolah ...................................................................... 38
7. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran
dengan Gambar .......................................................................................... 41
8. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Memahami Materi Jika Guru
Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar............................................ 42
9. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku Pelajaran
yang Memiliki Gambar .............................................................................. 43
10. Distribusi Frekuensi Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku Pelajaran
yang Tidak Memiliki Gambar .................................................................... 44
11. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Senang Memahami Materi Ajar
dengan Melihat Proses Belajar Dari Guru ................................................. 46
12. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti Agar Tidak
Terjadi Kesalahan ...................................................................................... 47
13. Distribusi Frekuensi Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses
Pembelajaran Guru .................................................................................... 48
14. Distribusi Frekuensi Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi dalam Belajar . 49
15. Distribusi Frekuensi membaca buku dengan cepat ................................... 50
16. Distribusi Frekuensi Siswa Mengulang Membaca Materi yang ditulis
dalam catatan ............................................................................................. 51
vi
10
17. Rekapitulasi Gaya Belajar Visual Siswa dalam pembelajaran IPS
di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan ......................... 53
18. Distribusi Frekuensi Siswa Memahami Materi dengan Cara
Mendengarkan Guru .................................................................................. 54
19. Distribusi Frekuensi Kurang Paham dengan Materi Apabila
Tidak Diterangkan oleh Guru .................................................................... 55
20. Distribusi Frekuensi Senang Mendengarkan Musik Saat Membaca
Buku Pelajaran .......................................................................................... 56
21. Distribusi Frekuensi S Siswa Senang Membaca dengan Keras
Sambil Mendengarkannya ......................................................................... 57
22. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan
Kata-Kata yang Baik .................................................................................. 58
23. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan Guru
dengan Cara Membacakan ........................................................................ 60
24. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi dalam kelas . 61
25. Distribusi Frekuensi Siswa Kesulitan Mengulang Kembali Pelajaran
yang Telah Diterangkan Guru .................................................................... 62
26. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara
Guru Kurang Jelas ..................................................................................... 63
27. Distribusi Frekuensi Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam
Mengajar Dikelas ...................................................................................... 64
28. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar Auditory siswa
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan ........................................................................................... 65
29. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Mengerti Jika Guru Memperagakan
Materi ........................................................................................................ 66
30. Distribusi Frekuensi Siswa Akan Lebih Mengerti Materi Jika Guru
Memprektekkannya ................................................................................... 68
31. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengikuti Pembelajaran
di Ruang Laboratorium ............................................................................. 69
vii
11
32. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Pelajaran Jika
Guru Menggunakan Bahasa Isyarat .......................................................... 70
33. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan
Menggunakan Gerakan Fisik .................................................................... 71
34. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Berekspresi dalam Pembelajaran
Melalui Gerakan Fisik ............................................................................... 72
35. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat Guru
Menjelaskan Materi Pelajaran ................................................................... 74
36. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran Sambil
Berjalan-jalan di kelas ................................................................................ 75
37. Distribusi Frekuensi Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk
tulisan Guru ............................................................................................... 76
38. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk Diam
Membaca Buku ......................................................................................... 77
39. Distribusi Frekuensi Siswa Ingin Mempraktekkan Materi yang baru
Dipelajari ................................................................................................... 78
40. Distribusi Frekuensi Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas Melukis
Seperti Membuat Peta ............................................................................... 79
41. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar Kinestetik
siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan ......................................................................... 80
viii
12
DAFTAR GAMBAR
Grafik Halaman
1. Kerangka Konseptual.................................................................................... 28
2. Siswa Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar............... 41
3. Siswa Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media
Gambar Ketika Belajar ............................................................................... 43
4. Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki Gambar .. 44
5. Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku Pelajaran yang Tidak Memiliki
Gambar ....................................................................................................... 45
6. Siswa Lebih Senang Memahami Materi Ajar dengan Melihat Proses
Belajar Dari Guru ....................................................................................... 46
7. Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti Agar Tidak Terjadi Kesalahan .......... 47
8. Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses Pembelajaran Guru ..... 49
9. Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi dalam Belajar .................................. 50
10. Siswa membaca buku dengan cepat ......................................................... 51
11. Siswa Mengulang Membaca Materi yang ditulis dalam catatan ............... 52
12. Siswa Memahami Materi dengan Cara Mendengarkan Guru ................... 54
13. Kurang Paham dengan Materi Apabila Tidak Diterangkan oleh Guru ..... 55
14. Senang Mendengarkan Musik Saat Membaca Buku Pelajaran ................. 57
15. Siswa Senang Membaca dengan Keras Sambil Mendengarkannya .......... 58
16. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan Kata-Kata yang Baik ............. 59
17. Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan Guru dengan Cara Membacakan ...... 60
18. Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi dalam Kelas ............................... 61
19. Siswa Kesulitan Mengulang Kembali Pelajaran yang Telah
Diterangkan Guru ....................................................................................... 63
ix
13
20. Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara Guru Kurang Jelas .......... 64
21. Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam Mengajar Dikelas ...... 65
22. Siswa Lebih Mengerti Jika Guru Memperagakan Materi ......................... 67
23. Siswa Akan Lebih Mengerti Materi Jika Guru Memprektekkannya ........ 68
24. Siswa Lebih Suka Mengikuti Pembelajaran di Ruang Laboratorium ....... 69
25. Siswa Sulit Memahami Materi Pelajaran Jika Guru Menggunakan
Bahasa Isyarat ........................................................................................... 71
26. Siswa Menjawab Pertanyaan Guru dengan Menggunakan Gerakan Fisik 72
27. Siswa Suka Berekspresi dalam Pembelajaran Melalui Gerakan Fisik ...... 73
28. Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat Guru Menjelaskan Materi
Pelajaran .................................................................................................... 74
29. Siswa Membaca Buku Pelajaran Sambil Berjalan-jalan di kelas............... 75
30. Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk tulisan Guru ............. 77
31. Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk Diam Membaca Buku ............... 78
32. Siswa Ingin Mempraktekkan Materi yang baru Dipelajari ...................... 79
33. Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas Melukis Seperti Membuat Peta ....... 80
x
14
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran Halaman
1. Instrumen Penelitian................................................................................... 89
2. Tabulasi Data ............................................................................................. 93
3. Deskripsi Data ............................................................................................ 94
4. Dokumentasi Penelitian ............................................................................. 101
5. Peta Administratif Kabupaten Pesisir Selatan............................................ 104
6. Peta Lokasi Penelitian ................................................................................ 105
7. Surat Izin Penelitian..................................................................................... 106
xi
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan sebagai sarana bagi manusia untuk dapat
memperbaiki kualitas diri sebagai upaya untuk pengembangan kehidupan yang
lebih baik. Sejalan dengan itu, upaya meningkatkan mutu penyelenggaraan
pendidikan mesti terus dilakukan secara komprehensif, termasuk salah satunya
adalah mutu lulusan pendidikan.
Peningkatan mutu tersebut mencakup pengembangan dimensi manusia
Indonesia seutuhnya, meliputi aspek kecerdasan, moral, perilaku, keagamaan,
kesehatan, keterampilan dan seni. Hal ini sesuai dengan rumusan pendidikan
dalam Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003:
Pendidikan adalah usaha sadar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik
secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki
kekuasaan spiritual keagamaan, pengendalian diri,
kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan
yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (UU
Sisdiknas No. 20/2003, Pasal 1 ayat 1)
Dalam konteks pengajaran strategi dimaksudkan sebagai daya upaya guru
dalam menciptakan suatu sistim lingkungan yang memungkinkan terjadinya
proses mengajar agar tujuan pembelajaran yang telah dirumuskan dapat tercapai
dan berhasil guna. Dalam konteks membangun masyarakat berpengetahuan dan
berperadaban. Mereka merupakan elemen pokok dalam menyokong terwujudnya
masyarakat madani.
1
2
Ditinjau dari segi tujuan, tujuan pendidikan secara umum adalah mendidik
peserta didik agar mampu berpikir dan menyelesaikan masalah dengan
memberikan pengalaman belajar berpikir rasional, kritis dan abstrak, di samping
perolehan ilmu pengetahuan, (UU No. 2011: 56). Sementara, tujuan utama
pendidikan tinggi adalah: (1) menyiapkan peserta didik menjadi anggota
masyarakat yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, bermoral,
berakhlak mulia, berkemampuan akademik dan profesional yang dapat
menerapkan, mengembangkan atau menciptakan ilmu pengethauan dan teknologi
serta kesenian (2) Mengembangkan dan menyebarkan ilmu pengetahuan,
teknologi atau kesenian serta mengupayakan penggunaannya untuk meningkatkan
kehidupan masyarakat dan memperkaya kebudayaan nasional.
Ditinjau dari segi kebijakan, sesungguhnya telah banyak upaya yang
dilakukan pemerintah maupun lembaga pendidikan tinggi dalam rangka
peningkatan mutu dan daya saing lulusan pendidikan tinggi, baik berupa regulasi
maupun langkah-langkah kebijakan praksis lainnya. Secara konseptual, ada
banyak faktor yang dapat mempengaruhi tinggi rendahnya mutu lulusan
pendidikan tinggi di Indonesia. Salah satu faktor tersebut diantaranya adalah
faktor mutu pembelajaran. Berbicara tentang mutu pembelajaran biasanya selalu
dilihat dari mutu hasil belajar yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada
kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik dari pada metode
mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan dan tidak
menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang dapat dilakukan
3
oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran yaitu atas dasar
pemahaman terhadap gaya belajar siswa.
Sementara, mutu hasil belajar sangat berkaitan erat dengan mutu proses
pembelajaran. Ada asumsi yang mengatakan bahwa hasil belajar yang bermutu
hanya mungkin bisa dicapai melalui proses pembelajaran yang bermutu dan
proses pembelajaran yang bermutu harus di awali dengan desain pembelajaran
yang berkualitas pula. Hal ini sangat mendasar, karena jika proses pembelajaran
tidak optimal, sangat sulit diharapkan terjadinya hasil belajar yang bermutu.
Karena itu pokok permasalahan mutu hasil belajar lebih terletak pada masalah
proses pembelajaran atau proses kegiatan pendidikan.
Strategi mengajar merupakan tindakan guru atau dalam melaksanakan
rencana mengajar yang artinya usaha guru dalam menggunakan beberapa variabel
pengajaran seperti tujuan, bahan ajar, metode dan alat serta evaluasi, agar dapat
mempengaruhi peserta didik mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Agar proses
pembelajaran lebih bermakna bagi siswa terdapat berbagai strategi yang dapat
digunakan guru, pada umumnya berbagai strategi dan model pembelajaran
tersebut digunakan secara sinergis. Artinya dalam proses pembelajaran guru
dituntut mampu memahami dan mengimplementasikan model yang saling
melengkapi untuk meningkatkan keterlibatan siswa.
Berdasarkan fenomena yang ada di lapangan sesuai waktu penulis
melakukan penelitian bahwa guru kurang memperhatikan gaya belajar siswa,
sebagaimana diketahui gaya belajar itu sendiri terdiri dari tiga karakter, yaitu: 1)
gaya belajar visual 2) gaya belajar auditory 3) gaya belajar kinestetik. Gaya
4
belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja dalam belajar.
Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang berbeda.
Berdasarkan beberapa definsi di atas, gaya belajar dapat disimpulkan
sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan tingkat penerimaan
yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain. Setiap orang memiliki gaya
belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar sangat penting. Bagi guru dengan
mengetahui gaya belajar tiap siswa maka guru dapat menerapkan teknik dan
strategi yang tepat baik dalam pembelajaran maupun dalam pengembangan diri.
Hanya dengan penerapan yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi.
Seorang siswa juga harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia
telah memiliki kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui
kebutuhannya.
Berdasarkan observasi peneliti ditemukakan dua hal pokok berkaitan
dengan proses pembelajaran IPS, yaitu: (1) hasil belajar siswa; berdasarkan
dokumen nilai yang ada bahwa capaian hasil belajar siswa mata pembelajaran
IPSsudah dikatakan baik, di mana rata-rata hasil belajar IPS antara 75-80. Hal ini
berarti bahwa capaian nilai hasil belajar siswa umumnya tinggi, ini menunjukkan
bahwa IPS sebagai suatu konsep sudah dikuasai oleh siswa dengan baik. Namun
dalam nilai hasil belajar yang lain seperti latihan dan nilai ulangan siswa masih
banyak yang ditemukan nilainya kurang dari standar kelulusan, (2) proses
pembelajaran; didalam proses pembelajaran bahwa para siswa masih ada yang
mengabaikan apa yang di terangkan oleh guru disaat proses belajar mengajar
5
berlangsung, oleh sebab itulah masih ada diantara siswa yang nilainya tidak
mencapai standar kelulusan.
Di sisi lain proses pembelajaran masih harus ditingkatkan lagi dari segi
kualitasnya. Pembelajaran merupakan proses interaksi manusiawi yang ditandai
adanya keseimbangan antara kedaulatan subjek didik dengan kewibawaan
pendidik. Peristiwa pembelajaran terjadi apabila subjek didik secara aktif
bekerjasama dan berinteraksi dengan sumber dan lingkungan belajar yang
difasilitasi oleh guru. Tugas utama guru adalah membelajarkan peserta didik,
yaitu mengkondisikan peserta didik agar aktif dan belajar bersama-sama, sehingga
potensi dirinya dapat berkembang dengan maksimal. Dengan adanya keterlibatan
dalam belajar, melalui partisipasi dalam setiap kegiatan pembelajaran, akan
terlatih dan terbentuk kompetensi yaitu kemampuan peserta didik untuk
melakukan sesuatu yang sifatnya positif yang pada akhirnya akan membentuk
lifeskill sebagai bekal hidup dan penghidupannya. Hanya dengan penerapan yang
sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga harus
memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki
kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya.
Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap apa dan
bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran dapat
berlangsung optimal.
Berdasarkan ungkapan-ungkapan di atas maka peneliti ingin mengangkat
judul untuk diteliti lebih mendalam yang akan memberikan kontribusi
pembelajaran yang baik kepada guru dalam mempraktekkan strategi didik
6
sehingga tujuan pembelajaran tercapai dengan baik. Berdasarkan latar belakang
dan gambaran permasalahan yang terjadi, dapat mendorong penulis mengkaji
secara dalam dan komperehensif dengan menggunakan metode ilmiah, melalui
sebuah penelitian yang berjudul “Karakteristik Gaya Belajar Siswa dalam
Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan”.
B. Batasan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas maka penulis membatasi
masalah sebagai berikut:
1. Variabel penelitian ini meliputi gaya belajar visual, auditory dan kinestetik
siswa dalam pembelajaran IPS.
2. Objek yang akan diteliti adalah siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merumuskan masalah
sebagai berikut:
1. Bagaimanakah gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas
VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?
2. Bagaimanakah gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS
dikelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?
3. Bagaimanakah gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan?
7
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas maka penelitian ini bertujuan untuk
mengetahui dan menganalisis:
1. Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
2. Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN
3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
3. Gaya belajar Kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VlIl
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
E. Kegunaan Penelitian
Sehubungan dengan tujuan penelitian yang telah dirumuskan maka hasil
penelitian ini mengharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut:
1. Penambahan ilmu bagi penulis serta sebagai salah satu syarat untuk
menyelesaikan pendidikan stara 1 (S1) Program Studi Pendidikan
Geografi STKIP PGRI Sumatra Barat.
2. Untuk menambah pengetahuan tentang gaya belajar anak serta sebagai
informasi umum bagi masyarakat.
3. Sebagai informasi bagi instansi terkait baik bagi pihak pemerintah
kabupaten Pesisir Selatan maupun bagi pemerintah sebagai bahan untuk
mengambil kebijakan.
4. Dari hasil penelitian ini diharapkan berguna untuk bahan penelitian yang
akan datang yang akan menindak lanjuti penelitian ini.
8
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Teori
1. Gaya Balajar Siswa
a. Pengertian
Gaya belajar siswa merupakan kunci untuk mengembangkan kinerja
dalam belajar. Setiap siswa tentu memiliki gaya belajar yang berbeda.
Mengetahui gaya belajar siswa yang berbeda ini dapat membantu para guru
dalam menyampaikan bahan pembelajaran kepada semua siswa sehingga
hasil belajar akan lebih efektif.
Menurut DePorter dan Hernacki (2000:110-111), “gaya belajar
adalah kombinasi dari bagaimana ia menyerap, dan kemudian mengatur
serta mengolah informasi”. Sedangkan menurut James dan Gardner
(Risnawati, 2013:42), “gaya belajar adalah cara yang kompleks dimana para
siswa menganggap dan merasa paling efektif dan efisien dalam memproses,
menyimpan dan memanggil kembali apa yang telah mereka pelajari”.
Dunn dan Dunn (Sugihartono: 2007:53) menjelaskan bahwa “gaya
belajar merupakan kumpulan karakteristik pribadi yang membuat suatu
pembelajaran efektif untuk beberapa orang dan tidak efektif untuk orang
lain”. Berarti gaya belajar berhubungan dengan cara anak belajar, serta cara
belajar yang paling disukai. Menurut Nasution (2009: 94) “gaya belajar
adalah cara yang konsisten yang dilakukan oleh seorang murid dalam
8
9
menangkap stimulus atau informasi, cara mengingat, berfikir dan
memecahkan soal”.
Berdasarkan beberapa definisi di atas, gaya belajar dapat
disimpulkan sebagai cara seseorang dalam menerima hasil belajar dengan
tingkat penerimaan yang optimal dibandingkan dengan cara yang lain.
Setiap orang memiliki gaya belajar masing-masing. Pengenalan gaya belajar
sangat penting. Bagi guru dengan mengetahui gaya belajar tiap siswa maka
guru dapat menerapkan teknik dan strategi yang tepat baik dalam
pembelajaran maupun dalam pengembangan diri. Hanya dengan penerapan
yang sesuai maka tingkat keberhasilannya lebih tinggi. Seorang siswa juga
harus memahami jenis gaya belajarnya. Dengan demikian, ia telah memiliki
kemampuan mengenal diri yang lebih baik dan mengetahui kebutuhannya.
Pengenalan gaya belajar akan memberikan pelayanan yang tepat terhadap
apa dan bagaimana sebaiknya disediakan dan dilakukan agar pembelajaran
dapat berlangsung optimal.
b. Jenis (tipe Pembelajara siswa)
Jenis atau tipe gaya belajar siswa secara realita jenis gaya belajar
seseorang merupakan kombinasi dari beberapa gaya belajar. Di sini kita
mengenal ada tiga gaya belajar, yaitu: gaya belajar visual, auditory, dan
kinestetik. Masing-masing gaya belajar terbagi dua, yaitu: yang bersifat
eksternal (tergantung media luar sebagai sumber informasi) dan yang
bersifat internal (tergantung pada kemampuan kita bagaimana mengelola
pikiran dan imajinasi) (Didang, 2006).
10
Gaya belajar merupakan kecenderungan siswa untuk mengadaptasi
strategi tertentu dalam belajarnya sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk
mendapatkan satu pendekatan belajar yang sesuai dengan tuntutan belajar di
kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata pelajaran (Slameto, 2003).
Sedangkan DePorter dan Hernacki (2005:12), gaya belajar sesorang hanya
dibagi dalam 3 jenis atau modalitas belajar seseorang yaitu: 1) gaya belajar
visual atau 2) Gaya belajar atau modalitas visual; 2) Gaya belajar auditory
atau kinestetik. Ketiga gaya belajar tersebut dikenal dengan istilah VAK.
Dalam prakteknya masing-masing dari kita belajar dengan menggunakan
ketiga modelitas ini pada tahapan tertentu, kebanyakan orang lebih
cenderung pada salah satu di antara ketiganya.
1) Visual (belajar dengan cara melihat)
Gaya belajar visual (visual learner) menitikberatkan ketajaman
mata/penglihatan. Artinya, bukti-bukti konkret harus diperlihatkan terlebih
dahulu agar siswa paham. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar
visual adalah kebutuhan yang tinggi untuk melihat dan juga menangkap
informasi secara visual sebelum mereka memahaminya. Siswa dengan gaya
belajar visual lebih mudah mengingat apa yang mereka lihat, seperti bahasa
tubuh/ekspresi muka gurunya, diagram, buku pelajaran bergambar dan
video, sehingga mereka bisa mengerti dengan baik mengenai posisi/lokasi,
bentuk, angka, dan warna siswa visual, cenderung rapi dan teratur dan tidak
terganggu dengan keributan yang ada, tetapi mereka sulit menerima
instruksi verbal (Huda, 2013:53).
11
Siswa yang memiliki gaya belajar visual menangkap pelajaran lewat
materi bergambar. Selain itu, ia memiliki kepekaan yang kuat terhadap
warna, disamping mempunyai pemahaman yang cukup terhadap masalah
artistik. Hanya saja biasanya ia memiliki kendala untuk berdialog secara
langsung karena terlalu reaktif terhadap suara, sehingga sulit mengikuti
anjuran secara lisan dan sering salah menginterpretasikan kata atau ucapan
(Huda, 2013:54).
Ketajaman visual, lebih menonjol pada sebagian orang, sanga kuat
dalam diri seseorang. Alasannya adalah bahwa “di dalam otak terdapat lebih
banyak perangkat untuk memproses informasi visual daripada semua indera
lain”. Sedangkan menurut objeknya “masalah penglihatan digolongkan
menjadi tiga golongan, yaitu melihat bentuk, melihat dalam dan melihat
warna” (Huda, 2013:54).
a) Ciri-ciri Gaya Belajar Visual
Ciri-ciri gaya belajar visual yaitu: (1) Bicara agak cepat,
(2) Mementingkan penampilan dalam berpakaian/presentasi, (3) Tidak
mudah terganggu oleh keributan, (4) Mengingat yang dilihat, dari pada yang
didengar, (5) Lebih suka membaca dari pada dibacakan, (6) Pembaca cepat
dan tekun, 7) Seringkali mengetahui apa yang harus dikatakan, tapi tidak
pandai memilih kata-kata, (8) Lebih suka melakukan demonstrasi dari pada
pidato, (9) Lebih suka musik dari pada seni, (10) Mempunyai masalah untuk
mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis, dan seringkali minta bantuan
orang untuk mengulanginya (Sukadi, 2008:96-98).
12
Orang-orang yang memiliki gaya belajar visual mempunyai ciri-ciri
atau karakteristik antara lain: 1) Senantiasa melihat bibir guru yang sedang
mengajar; 2) Menyukai instruksi tertulis, foto dan ilustras untuk dilihat; 3)
Saat petunjuk untuk melakukan sesuatu diberikan biasanya kan melihat
teman-teman lainnya baru dia sendiri bertindak; 4) Cenderung
menggunakan gerakan tubuh untuk mengekspresikan atau mengganti sebuah
kata saat mengungkapkan sesuatu; 5) Kurang menyukai berbicara di depan
kelompok dan kurang menyukai untuk mendengarkan orang lain; 6)
Biasanya tidak dapat mengingat informasi yang diberikan secara lisan; 7)
Menyukai diagram, kalender maupun grafik time-line untuk mengingat
bagian peristiwa; 8) Selalu mengamati seluruh elemen fisik dari lingkungan
belajar; 9) Lebih menyukai peragaan daripada penjelasan lisan; 10)
Biasanya tipe ini dapat duduk tenang di tengah situasi yang ribut atau ramai
tanpa merasa terganggu; 11) Mengorganisir materi belajarnya dengan hati-
hati; 12) Berusaha mengingat dan memahami menggunakan diagram, tabel
dan peta; 13) Mempelajari materi dengan membaca catatan dan membuat
ringkasan (Sumargono, 2010: 4).
Berdasarkan ciri-ciri gaya belajar visual, maka sarana atau media
yang cocok untuk Gaya belajar Tipe Visual Learner ini antara lain: 1) Guru
yang menggunakan bahasa tubuh atau gambar dalam keadaan menerangkan;
2) Media gambar, video, poster dan sebagainya; 3) Buku yang banyak
mencantumkan diagram atau gambar; 4) Flow chart; 5) Grafik; 6) Menandai
bagian-bagian yang penting dari bahan ajar dengan menggunakan warna
13
yang berbeda; 7) Simbol-simbol visual. Oleh karena itu kenali ciri-ciri Gaya
belajar siswa agar guru dapat memilih sarana atau media yang tepat.
b) Strategi untuk mempermudah proses belajar anak visual
Strategi mempermudah proses belajar anak visual yaitu: (1) gunakan
kertas tulis dengan tulisan berwarna dari pada papan tulis. Lalu gantunglah
grafik berisi informasi penting di sekeliling ruangan pada saat anda
menyajikannya, dan rujuklah kembali grafik itu nanti, (2) dorong siswa
untuk menggambarkan informasi, dengan menggunakan peta, diagram, dan
warna. Berikan waktu untuk membuatnya, (3) berdiri tenang saat penyajikan
segmen informasi, bergeraklah diantara segmen, (4) bagikan salinan frase-
frase kunci atau garis besar pelajaran, sisakan ruang kosong untuk catatan,
(5) beri kode warna untuk bahan pelajaran dan perlengkapan, dorong siswa
menyusun pelajaran mereka dengan aneka warna dan (6) gunakan bahan
ikon dalam presentasi anda, dengan mencipkan simbol visual atau ikon yang
mewakili konsep kunci (DePorter, 2005:85).
Visual learning (gaya belajar visual) adalah gaya belajar dengan cara
melihat sehingga mata memegang peranan penting. Gaya belajar secara
visual dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melihat
gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks seperti tulisan, dan
sebagainya. Kecenderungan gaya belajar visual biasanya meliputi
menggambarkan informasi dalam bentuk peta, diagram, garfik, flow chart
dan symbol visual seperti panah, lingkaran, hirarki dan materi lain yang
digunakan instruktur untuk mempresentasikan hal-hal yang dapat
14
disampaikan dalam kata-kata. Hal ini mencakup juga desain, pola, bentuk
dan format lain yang digunkan untuk menandai dan menyampaikan
informasi.
Adapun Strategi belajar untuk gaya belajar tipe visual learner
menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Biarkan mereka duduk di
bangku paling depan, sehingga mereka bisa langsung melihat apa yang
dituliskan atau digambarkan guru di papan tulis. (b) Buatlah lebih banyak
bagan-bagan, diagram, flow-chart dalam menjelaskan sesuatu. (c) Putarkan
film. (d) Minta mereka untuk menuliskan poin-poin penting yang harus
dihapalkan. (e) Gunakan berbagai ilustrasi dan gambar. (f) Tulis ulang apa
yang ada di papan tulis. (g) Gunakan warna-warni yang berbeda pada
tulisan.
2) Gaya belajar Auditory (belajar dengan cara mendengar)
Gaya belajar auditory mempunyai kemampuan dalam hal menyerap
informasi dari telinga/pendengaran. Siswa yang mempunyai gaya belajar
auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi verbal dan
mendengarkan apa yang guru katakan. Siswa auditory memiliki kepekaan
terhadap musik dan baik dalam aktivitas lisan, mereka berbicara dengan
irama yang terpola, biasanya pembicara yang fasih, suka berdiskusi dan
menjelaskan segala sesuatu panjang lebar. Siswa dengan tipe gaya belajar
ini mudah terganggu dengan keributan dan lemah dalam aktivitas visual
(Sukadi, 2008:98).
15
Metode pembelajaran yang tepat untuk pembelajar model seperti ini
harus memperhatikan kondisi fisik dari pembelajar. Anak yang mempunyai
gaya belajar auditory dapat belajar lebih cepat dengan menggunakan diskusi
verbal dan mendengarkan apa yang guru katakan. Pikiran auditory kita lebih
kuat daripada yang kita sadari. Telinga kita terus menerus menangkap dan
menyimpan informasi auditory, bahkan tanpa kita sadari. Dan“ketika kita
membuat suara sendiri dengan berbicara, beberapa area penting di otak kita
menjadi aktif”.
a) Ciri-ciri Gaya Belajar Auditory
Cirri-ciri gaya belajar auditory menurut DePorter, dkk (2005:98)
yaitu: 1) Saat bekerja suka bicara kepada diri sendiri, 2) Penampilan rapi,
3) Mudah terganggu oleh keributan, 4) Belajar dengan mendengarkan dan
mengingat apa yang didiskusikan dari pada yang dilihat, 5) Senang
membaca dengan keras dan mendengarkan, 6) Menggerakkan bibir mereka
dan mengucapkan tulisan di buku ketika membaca, 7) Biasanya ia
pembicara yang fasih, 8) Lebih pandai mengeja dengan keras daripada
menuliskannya, 9) Lebih suka gurauan lisan daripada membaca komik, 10)
Mempunyai masalah dengan pekerjaan-pekerjaan yang melibatkan visual,
11) Berbicara dalam irama yang terpola dan 12) Dapat mengulangi kembali
dan menirukan nada berirama dan warna suara.
Gaya Belajar auditory adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh
karena itu mereka sangat mengandalkan telinganya untuk mencapai
16
kesuksesan belajar, seperti mendengarkan ceramah, radio, berdialog,
berdiskusi dan sebagainya. Gaya belajar ini menggambarkan preferensi
terhadap informasi yang didengar atau diucapkan. Siswa dengan modalitas
ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tipe diskusi kelompok,
bicara dan membicarakan materi. Hal ini mencangkup berbicara dengan
suara keras atau bicara kepada diri sendiri.
Berdasarkan penjelasan di atas, ciri-ciri atau karakteristik gaya
belajar auditory learner antara lain: 1) Mampu mengingat dengan baik apa
yang mereka katakan maupun yang orang lain sampaikan; 2) Mengingat
dengan baik dengan jalan selalu mengucapkan dengan nada keras dan
mengulang-ulang kalimat; 3) Sangat menyukai diskusi kelompok; 4)
Menyukai diskusi yang lebih lama terutama untuk hal-hal yang kurang
mereka pahami; 5) Mampu mengingat dengan baik materi yang
didiskusikan dalam kelompok atau kelas; 6) Mengenal banyak sekali lagu
atau iklan TV dan bahkan dapat menirukannya secara tepat dan komplit;
7) Suka berbicara; 8) Kurang suka tugas membaca (dan pada umumnya
bukanlah pembaca yang baik); 9) Kurang dapat mengingat dengan baik apa
yang baru saja dibacanya; 10) Kurang dalam mengerjakan tugas mengarang
atau menulis; 11) Kurang memperhatikan hal-hal baru dalam lingkungan
sekitarnya seperti: hadirnya anak baru, adanya papan pengumuman yang
baru; 12) Sukar bekerja dengan tenang tanpa menimbulkan suara;
13) Mudah terganggu konsentrasi karena suara dan juga susah
berkonsentrasi bila tidak ada suara sama sekali (DePorter, dkk: 2005:118).
17
b) Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Auditory
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak auditory menurut
DePorter (2005:119) yaitu: 1) Ajak anak untuk ikut berpartisipasi dalam
diskusi baik di dalam kelas maupun di dalam keluarga, 2) Dorong anak
untuk membaca materi pelajaran dengan keras, 3) Gunakan musik untuk
mengajarkan anak, 4) Diskusikan ide dengan anak secara verbal dan 5)
Biarkan anak merekam materi pelajarannya ke dalam kaset dan dorong dia
untuk mendengarkannyasebelum tidur.
Sesuai dengan ciri-ciri tersebut, media atau sarana yang cocok untuk
gaya belajar tipe auditory learning antara lain: 1) Menghadiri kelas;
2) Diskusi; 3) Membahas suatu topic bersama dengan teman; 4) Membahas
suatu topic bersama dengan guru; 5) Menjelaskan ide-ide baru kepada orang
lain; 6) Menggunakan perekam; 7) Mengingat cerita, contoh atau lelucon
yang menarik; 8) Menjelaskan bahan yang didapat secara visual (gambar,
power point dsb).
Adapun strategi belajar untuk gaya belajar tipe auditory learning
menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Gunakan audio dalam
pembelajaran (musik, radio, dan lain-lain), (b) Saat belajar, biarkan mereka
membaca dengan nyaring dan suara keras. (c) Seringlah memberi
pertanyaan kepada mereka. (d) Membuat diskusi kelas. (e) Menggunakan
rekaman. (f) Biarkan mereka menjelaskan dengan kata-kata. (g) Biarkan
mereka menuliskan apa yang mereka pahami tentang satu mata pelajaran.
(h) Belajar berkelompok.
18
3) Gaya Belajar Kinestetik (Belajar dengan Cara Bergerak, Bekerja
dan Menyentuh)
Gaya belajar kinestetik merupakan aktivitas belajar dengan cara
bergerak, bekerja dan menyentuh. Pembelajar tipe ini mempunyai keunikan
dalam belajar yaitu selalu bergerak, aktivitas panca indera, dan menyentuh.
Pembelajar ini sulit untuk duduk diam berjam-jam karena keinginan mereka
untuk beraktifitas dan eksplorasi sangatlah kuat. Mereka merasa bias belajar
lebih baik jika prosesnya disertai kegiatanfisik. Siswa dengan tipe ini suka
coba-coba dan umumnya kurang rapi serta lemah dalam aktivitas verbal
(Sukadi, 2008:99).
a) Ciri-ciri gaya belajar kinestetik
Ciri-ciri gaya belajar kinestetik menurut DePorter, dkk (2005:101)
yaitu: 1) Berbicara perlahan, 2) Penampilan rapi, 3) Tidak terlalu mudah
terganggu dengan situasi keributan, 4) Belajar melalui memanipulasi dan
praktik, 5) Menghafal dengan cara berjalan dan melihat, 6) Menggunakan
jari sebagai petunjuk ketika membaca, 7) Merasa kesulitan untuk menulis
tetapi hebat dalam bercerita, 8) Menyukai buku-buku dan mereka
mencerminkan aksi dengan gerakantubuh saat membaca, 9) Menyukai
permainan yang menyibukkan dan 10) Menyentuh orang untuk
mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung
aksi.
b) Strategi untuk Mempermudah Proses Belajar Anak Kinestetik
Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik menurut
DePorter ( 2005:1221) yaitu: 1) Jangan paksakan anak untuk belajar sampai
19
berjam-jam, 2) Ajak anak untuk belajar sambil mengeksplorasi
lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil bersepeda, gunakan obyek
sesungguhnya untuk belajar konsep baru), 3) Izinkan anak untuk
mengunyah permen karet pada saat belajar, 4) Gunakan warna terang untuk
menghilite hal-hal penting dalam bacaan dan 5) Izinkan anak untuk belajar
sambil mendengarkan musik.
c) Kinestetic atau Tactile Learner
Gaya Belajar Kinestetik Tactile Learner adalah cara belajar yang
dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi dengan melakukan
gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara langsung gaya
belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan simulasi atau nyata,
meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini mencakup
demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai aslinya,
sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi.
Berdasarkan penjelasan di atas, ciri atau karakteristiknya gaya
belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain; 1) Suka menyentuh
segala sesuatu yang dijumpainya; 2) Sulit untuk berdiam diri; 3) Suka
mengerjakan segala sesuatu dengan menggunakan tangan; 4) Biasanya
memiliki koordinasi tubuh yang baik; 5) Suka menggunakan objek yang
nyata sebagai alat bantu belajar; 6) Mempelajari hal-hal yang abstrak
(symbol matematika, peta dsb); 7) Mengingat secara baik bila secara fisik
terlibat aktif dalam proses pembelajaran; 8) Menikmati kesempatan untuk
menyusun atau menangani secara fisik materi pembelajaran; 9) Sering
20
berusaha membuat catatan hanya untuk menyibukkan diri tanpa
memanfaatkan hasil catatan tersebut; 10) Menyukai penggunaan komputer;
11) Mengungkapkan minat dan ketertarikan terhadap sesuatu secara fisik
dengan bekerja secara antusias; 12) Sulit apabila diminta untuk berdiam diri
atau berada disuatu tempat untuk beberapa lama tanpa aktifitas fisik; 13)
Sering bermain-main dengan benda disekitarnya sambil mendengarkan atau
mengerjakan sesuatu (DePorter, 2005:120).
Berdasarkan ciri-ciri tersebut, media atau sarana yang dapat
digunakan untuk gaya belajar Kinestetic atau Tactile Learner, antara lain 1)
Menggunakan seluruh panca indera: penglihatan, sentuhan, pengecap,
penciuman, pendengaran; 2) Laboratorium; 3) Kunjungan lapangan; 4)
Pembicara yang memberikan contoh kehidupan nyata; 5) Pengaplikasian; 6)
Pameran, sampel, fotografi; 7) Koleksi berbagai macam tumbuhan, serangga
dan sebagainya.
Adapun strategi belajar untuk gaya belajar tipe Kinestetic atau
Tactile Learner, menurut Mansur HR adalah sebagai berikut: (a) Perbanyak
praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan langsung
terhadap suatu proses. (c) Membuat model atau contoh-contoh. (d) Belajar
tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam posisi
yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain.
e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghafal sesuatu sambil
bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi
dan role playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
21
c. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Gaya Belajar Siswa
Menurut Dunn (Sugihartono, 2007) pelopor di bidang gaya belajar
yang lain telah menemukan banyak variabel yang mempengaruhi gaya
belajar siswa, diantaranya: fisik, emosional, sosiologis, dan lingkungan.
Sebagian orang dapat belajar dengan baik dalam cahaya yang terang,
sedangkan yang lain baru dapat belajar jika pencahayaan suram. Ada
sebagian orang paling baik menyelesaikan tugas belajarnya dengan
berkelompok, sedangkan yang lain lebih memilih belajar sendiri karena
dirasa lebih efektif. Sebagian orang memilih belajar dengan latar belakang
iringan musik, sementara yang lain tidak dapat belajar kecuali jika dalam
suasana sepi. Ada orang yang memilih lingkungan kerjanya teratur dengan
rapi, tetapi yang lain selalu menggelar segala sesuatunya agar semuanya
dapat terlihat. Sedangkan menurut Kolb (Risnawati, 2013:42), Gaya belajar
siswa dipengaruhi oleh tipe kepribadian, kebiasaan atau habit, serta
berkembang sejalan dengan waktu dan pengalaman.
Berdasarkan penjelasan di atas, banyak faktor yang dapat
mempengaruhi cara dan gaya belajar siswa. Di samping faktor yang ada di
dalam diri orang itu sendiri (faktor intern), banyak pula faktor-faktor yang
berasal dari luar individu.
1) Faktor-faktor intern yang mempengaruhi gaya belajar siswa
a) Faktor jasmaniah
Faktor jasmaniah mencakup dua bagian yaitu kesehatan dan cacat
tubuh. Faktor kesehatan berpengaruh pada kegiatan belajar. Proses belajar
akan terganggu jika kesehatan seseorang terganggu, selain itu juga akan
22
cepat lelah, kurang bersemangat, mudah pusing, mengantuk bila badannya
lemah, kurang darah ataupun ada gangguan pada alat indera serta tubuh.
Sedangkan cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau
kurang sempurna mengenai tubuh. Cacat itu bisa berupa buta, setengah buta,
tuli, setengah tuli, patah kaki, lumpuh dan lain-lain. Keadaan cacat tubuh
demikian juga mempengaruhi kegiatan belajar seseorang.
b) Faktor psikologis
Sekurang-kurangnya ada tujuh faktor yang tergolong ke dalam
faktor psikologis yang mempengaruhi belajar. Faktor-faktor itu adalah
intelegensi, perhatian, minat, bakat, motif, kematangan dan kesiapan.
c) Faktor kelelahan
Kelelahan pada manusia walaupun susah dipisahkan tetapi dapat
dibedakan menjadi dua macam yaitu kelelahan jasmani dan kelelahan rohani
(bersifat psikis). Kelelahan jasmani terlihat dengan menurunya daya tahan
tubuh. Sedangkan kelelahan rohani dapat dilihat dengan adanya kurangnya
minat belajar, kelesuan dan kebosanan untuk belajar, sehingga minat dan
dorongan untuk menghasilkan sesuatu hilang. Faktor kelelahan dalam diri
seseorang berbeda-beda. Oleh karena itu, perlu cara atau gaya belajar yang
berbeda.
2) Faktor-faktor ekstern
a) Faktor keluarga
Seseorang yang belajar akan menerima pengaruh dari keluarga
berupa cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga, suasana
rumah tangga dan keadaan ekonomi keluarga.
23
b) Faktor Sekolah
Faktor sekolah yang akan mempengaruhi cara atau gaya belajar
siswa antara lain metode mengajar, kurikulum, hubungan guru dengan
siswa, hubungan siswa dengan siswa, disiplin atau tata tertib sekolah,
suasana belajar, standar pelajaran, keadaan gedung, letak sekolah, dan
lainnya. Faktor guru misalnya, kepribadian guru, kemampuan guru
memfasilitasi siswa dan hubungan antara guru dengan siswa turut
mempengaruhi cara atau gaya belajar siswa.
c) Faktor masyarakat
Masyarakat merupakan faktor ekstern yang juga mempengaruhi
terhadap gaya belajar siswa. Faktor-faktor masyarakat yang mempengaruhi
cara atau gaya belajar siswa meliputi kegiatan peserta didik dalam
masyarakat, teman bergaul dan bentuk kehidupan masyarakat.
d. Manfaat/Aplikasi Pembelajaran IPS.
Dengan mengetahui gaya belajar peserta didiknya, guru bisa
memilih metode mengajar dan media pendidikan yang cocok bagi peserta
didiknya. Dalam hal ini, dituntut kreativitas guru dalam memvariasikan
metode mengajar dan dalam hal pemilihan media pendidikan. Dengan
demikian, diharapkan perbedaan gaya belajar diantara peserta didik mampu
diakomodir dengan baik.
Nasution (2003:115) menyatakan bahwa, berbagai macam metode
mengajar telah banyak diterapkan dan diujicobakan kepada siswa untuk
memperoleh hasil yang efektif dalam proses pembelajaran. Pada
kenyataannya tidak ada satu metode mengajar yang lebih baik daripada
24
metode mengajar yang lain. Jika berbagai metode mengajar telah ditetapkan
dan tidak menunjukkan hasil yang diharapkan, maka alternatif lain yang
dapat dilakukan oleh guru secara individual dalam proses pembelajaran
yaitu atas dasar pemahaman terhadap gaya belajar siswa.
DePorter dan Hernacki (2003: 110) menyebutkan bahwa mengetahui
gaya belajar yang berbeda telah membantu para guru dimana pun untuk
dapat mendekati semua atau hampir semua murid hanya dengan
menyampaikan informasi dengan gaya yang berbeda-beda. Bagi orang tua
dengan mengetahui gaya belajar anaknya, memungkinkan bagi mereka
untuk menyediakan fasilitas belajar yang sesuai dengan gaya belajar anak-
anak mereka di rumah. Hal ini bisa dilakukan dengan menyediakan buku-
buku serta gambar bagi anak dengan gaya belajar visual, menyediakan
kaset-kaset pelajaran dan sering berdiskusi dengan anak yang bergaya
belajar auditory, dan menyediakan alat-alat praktek bagi anak yang
kecenderungan bergaya belajar kinestetik.
Peserta didik dengan mengetahui gaya belajar sendiri, peserta didik
bisa menciptakan suasana yang disenanginya untuk belajar. Apakah itu
dengan menyetel musik, berdiskusi dengan teman atau orang tua, dan lain
sebagainya. Dengan demikian diharapkan motivasi belajar peserta didik bisa
meningkat.
Sekolah serta tidak menolak kemungkinan menggunakan alat- alat
yang sesuai dengan tuntutan perkembangan zaman. Hal ini juga cendrung
untuk membantu siswa suapaya mereka tidak pasif pada saat pembelajaran
25
berlangsung sehingga pentingnya memakai media untuk menyampaikan
materi yang ingin disampaikan kepada siswa.
2. Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Ahmadi (2003: 3) menyatakan bahwa “Ilmu Pengetahuan Sosial
(IPS) adalah ilmu-ilmu sosial yang dipilih dan disesuaikan bagi penggunaan
program pendidikan di sekolah atau bagi kelompok belajar lainnya, yang
sederajat”. Materi dari berbagai disiplin ilmu sosial seperti Geografi,
Sejarah, Sosiologi, Antropologi, Ekonomi dan lain sebagainya. Di Indonesia
IPS menjadi salah satu mata pelajaran dalam pembaharuan kurikulum SD,
SMP, dan SMA.
Kurikulum 2006, pada pelajaran IPS dimasukan dalam
pengelompokan mata pelajaran wajib dan sekaligus peminatan. Alokasi
waktu yang disediakan untuk mata pelajaran IPS 2 jam per minggu setiap
jenjangnya, baik kelas VII, VIII, maupun IX (Hamid, 2013: 22-23).
Alokasi waktu yang bertambah, pemanfaatan tersebut harus
dimaksimalkan. Dengan adanya penambahan alokasi waktu tersebut
memungkinkan untuk dilakukannya suatu pengembangan dalam motode,
pendekatan, hingga model pembelajaran sebagai langkah dalam
menciptakan pembelajaran IPS yang menarik, bervariasi, namun tetap
bermakna. Adapun jika melihat aspek model pembelajaran, dalam
Kurikulum 2013 standar proses yang semula terfokus pada eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi dilengkapi dengan mengamati, menanya,
mengolah, menalar, menyajikan, menyimpulkan, dan mencipta, dengan
26
demikian proses belajar tidak hanya terjadi di ruang kelas, tetapi juga di
lingkungan sekolah dan masyarakat, dimana guru bukan satu-satunya
sumber belajar dan sikap tidak diajarkan secara verbal, tetapi melalui contoh
dan teladan dari pendidik maupun jajarannya, begitu pula dalam mata
pelajaran IPS.
Tujuan pembelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial menurut ISBN (2007:
338) antara lain sebagai berikut:
a. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau
lingkungan, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah
dan kebudayaan masyarakat.
b. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu
menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial
yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-
masalah sosial.
c. Mamspu menggunakan model-model dan proses berfikir serta
membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah
yang berkembang di masyarakat.
d. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah
sosial, serta mapu membuat analisis yang kritis, dan
selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.
e. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu
membangun diri sendiri agar survive yang kemudian
bertanggung jawab membangun masyarakat. (ISBN 2007:338)
Karateristik mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial dalam ISBN
(2007: 337) antara lain sebagai berikut:
a. Ilmu Pengetahuan Sosial merupakan gabungan dari unsur-unsur
geografi, sejarah, ekonomi, hukum dan politik,
kewarganegaraan, sosiologi, bahkan juga bidang humaniora,
pendidikan dan agama.
b. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS berasal dari
struktur keilmuan geografi, sejarah, ekonomi, dan sosiologi,
yang dikemas sedemikian rupa sehingga menjadi pokok
bahasan atau topik (tema) tertentu.
c. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS juga
menyangkut berbagai masalah sosial yang dirumuskan dengan
pendekatan interdisipliner dan multidisipliner.
27
d. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar dapat menyangkut
peristiwa dan perubahan kehidupan masyarakat dengan prinsip
sebab akibat, kewilayahan, adaptasi dan pengelolaan
lingkungan, struktur, proses dan masalah sosial serta upaya-
upaya perjuangan hidup agar survive seperti pemenuhan
kebutuhan, kekuasaan, keadilan dan jaminan keamanan
e. Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar IPS menggunakan
tiga dimensi dalam mengkaji dan memahami fenomena sosial
serta kehidupan manusia secara keseluruhan (ISBN 2007: 337).
B. Penelitian Relevan
Kajian hasil penelitian yang relevan merupakan bagian yang menguraikan
tentang beberapa pendapat/hasil penelitian yang terdahulu berkaitan dengan
permasalahan yang di teliti. Diantaranya hasil penelitian tersebut adalah:
Zainal Abadi (2009) berjudul: upaya peningkatan kemampuan siswa
dalam memahami konsep pembelajaran IPS dengan menggunakan Media Gambar.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penggunaan media gambar dalam
pembelajaran memperlihatkan adanya peningkatan aktivitas belajar siswa yang
terlihat dari peningkatan persentasi aktivitas.
Desi Efrianti (2008) berjudul: persepsi Siswa tentang Penggunaan Media
Pembelajaran IPS di SMA N 12 Padang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa
penggunaan media dalam pembelajaran cukup, dan manfaat media bagi guru
sangat baik sehingga membantu guru dalam menerapkan materi pembelajaran.
Merisofia (2009) berjudul: gambaran penggunaan media oleh guru dalam
pembelajaran sejarah DI SMA Negeri 1 Kota Solok. Hasil penelitian
menunjukkan bahwa penggunaan media oleh guru sejarah di SMA Negeri 1 Solok
dalam proses pembelajaran media masih kurang. Faktor yang menyebabkan guru
kurang menggunakan media dalam pembelajaran sejarah berdasarkan hasil
28
penelitian tersebut, di antaranya adalah kurangnya pemahaman guru tentang
pentingnya media dan penggunaannya.
C. Kerangka Konseptual
Kerangka berpikir merupakan suatu kerangka dalam mengembangkan
hubungan antar konsep acuan yang diteliti dan dikaitkan dengan teori yang ada,
tujuannya adalah mempermudah penelitian. Peran Media Pengajaran merupakan
salah satu pendorong guru untuk memulai pelajaran. Apabila seorang siswa
mempunyai minat yang tinggi dalam belajar maka akan membantu meningkatkan
aktifitas belajar siswa, dan sebaliknya apabila seorang siswa tidak memiliki minat
belajar dengan baik maka kurang aktifitas siswa dalam menanggapi pelajaran.
Tidak maksimal hasil belajar siswa dalam mengikuti pelajaran IPS dapat
disebabkan oleh faktor-faktor gaya belajar yang meliputi Visual, Audiotory dan
Kinestektik siswa, dalam meningkatkan hasil belajar. Namun masih ada variable
lain yang masih dapat diteli oleh peneliti lainya. Untuk itu lebih jelasnya kerangka
berpikir yang dimaksud dalam penelitian ini, dapat dilihat gambar bawah ini
Gambar 1. Kerangka Konseptual.
Karateristik Gaya Belajar Siswa
Audiotory
Visual Kinestetik
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian deskriptif lebih mengarah pada pengungkapan suatu masalah
pada pengungkapan suatu masalah atau keadaan sebagaimana adanya
pengungkapan fakta-fakta yang ada, walaupun kadang-kadang diberikan
interpretasi atau analisis. Penelitian deskriptif perlu memanfaatkan atau
menciptakan konsep-konsep gejala fisik maupun gejala sosial. Penelitian ini harus
merumuskan dengan tepat apa yang ingin diteliti, hasilnya difokuskan untuk
memberikan gambaran keadaan sebenarnya dari objek yang diteliti (Tika, 2005).
B. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian. Apabila seseorang
ingin meneliti semua elemen yang ada dalam wilayah penelitian, maka
penelitiannya merupakan penelitian populasi. Objek pada populasi diteliti,
hasilnya dianalisis, disimpulkan, dan kesimpulan itu berlaku untuk seluruh
populasi. Penelitian populasi hanya dapat dilakukan bagi populasi terhingga
dan subjeknya tidak terlalu banyak (Arikunto, 2006:130-131).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan than pelajaran 2016/2017. Jumlah siswa
terdiri dari enam kelas atau enam rombongan belajar disebut juga kelas
VIII/1–VIII/6 Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel 1 dibawah ini:
29
30
Tabel 1. Populasi Siswa kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan
No Kelas Jumlah Siswa
1. VIII/1 34 Siswa
2. VIII/2 32 Siswa
3. VIII/3 35 Siswa
4. VIII/4 31 Siswa
5 VIII/5 32 Siswa
6 VIII/6 34 Siswa
Jumlah 198 Siswa
Sumber: Kantor SMPN 3 Bayang Kab. Pesisir Selatan. 2016
2. Sampel Responden
Sampel penelitian adalah sebagian dari populasi yang memiliki sifat
dan karakter yang sama sehingga betul-betul mewakili populasinya. Sampel
adalah sebagian dari populasi terjangkau yang memiliki sifat yang sama
dengan populasi (Nana dan Ibrahim, 1989: 84-85). Penepatan sampel pada
penelitian ini berpedoman pada Arikunto (2006) menyatakan bahwa untuk
sampel penelitian yang populasinya kurang dari 100 lebih baik diambil
semuanya, tetapi apabila jumlah besar dari 100 maka jumlah sampel diambil
5% - 10% atau 15% - 20% atau 25% - 30% atau sesuai dengan kemampuan
peneliti. Maka penilaian sampel responden dalam penelitian ini menggunakan
teknik Proposional Random Sampling. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada
tabel 2 dibawah ini:
31
Tabel 2. Sampel Responden Penelitian siswa kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
No Kelas Jumlah Siswa Proporsi Responden
1. VIII/1 34 40% 13
2. VIII/2 32 40% 12
3. VIII/3 35 40% 13
4. VIII/4 31 40% 12
5 VIII/5 32 40% 12
6 VIII/6 34 40% 13
Jumlah 198 75
Sumber: pengolahan Data Sekunder, 2016
C. Definisi Operasional Variabel dan Indiktor
Variabel dan indicator dalam penelitian ini sebagai berikut:
1. Visiual learning (Gaya Belajar Visual)
Gaya belajar dengan cara melihat sehingga mata memegang peranan
penting. Gaya belajar secara visual dilakukan seseorang untuk memperoleh
informasi dengan melihat gambar, diagram, peta, poster, grafik, data teks
seperti tulisan, dan sebagainya (DePorter, 2005:85).
Indikator:
a. Teratur, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan
b. Mengingat dengan gambar, lebih suka membaca daripada Dibacakan
c. Membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkapdetail,
mengingat apa yang dilihat
d. Menyatakan emosi melalui ekspresi muka
e. Aktivitas kreatif (menulis, menggambar)
2. Gaya Belajar Auditory
Gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi
dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat
mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti
mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya
32
Belajar ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau
diucapkan. Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah,
tutorial, tape diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi. Hal ini
mencakup berbicara dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri
(Sukadi, 2008:98).
Indikator:
a. Perhatiannya mudah terpecah
b. Berbicara dengan pola berirama
c. Belajar dengan cara medengarkan, menggerakkan bibir / bersuarasaat
membaca
d. Berdialog secara internal dan eksternal
e. Mengungkapkan emosi secara verbal melalui perubahan nadabicara /
vokal
f. Aktivitas kreatif (menyanyi, mendongeng, bermain musik, mengobrol
apa saja)
3. Gaya Belajar Kinestetik
Gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh informasi
dengan melakukan gerakan, sentuhan, praktik atau pengalaman belajar secara
langsung Gaya Belajar ini mengarah pada pengalaman dan latihan (simulasi
atau nyata, meskipun pengalaman tersebut melibatkan modalitas lain. Hal ini
mencakup demonstrasi, simulasi, video dan film dari pelajaran yang sesuai
aslinya, sama halnya dengan studi kasus, latihan dan aplikasi (Sukadi,
2008:98).
Indikator.
a. Berhubungan dengan orang lain lewat kontak fisik
b. Belajar dengan melakukan, menunjuk tulisan saat membaca
c. Mengingat sambil berjalan dan melihat
d. Mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh
e. Menyukai kegiatan aktif (sosial maupun olahraga)
33
D. Jenis Data, Sumber Data, Alat Pengumpulan Data dan Teknik
Pengumpulan Data
1. Jenis dan Sumber Data
Jenis data dalam penelitian ini terdiri dari data primer atau sekunder,
data primer adalah data yang diperoleh langsung dari sekolah, sedangkan data
sekunder diperoleh dari siswa SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
yang nantinya data yang diperoleh dapat di olah melalui computer dan
mendukung dalam penulisan hasil penelitian. Sesuai dengan data yang
dikumpulkan, maka instrumen yang digunakan adalah kuisoner yang
diberikan kepada siswa kelas VIII.
2. Alat Pengumpul Data dan Teknik Pengumpul Data
Data primer dikumpul melalui angket dengan menggunakan daftar
pertanyaan atau kuisioner yang telah disiapkan, sedangkan data sekunder
didapat melalui wawancara, observasi dan pencatatan sesuai dengan yang
dibutuhkan dalam penelitian. Selain itu untuk hal-hal tertentu dilakukan
wawancara mendalam dengan responden terpilih sesuai dengan kondisi yang
berkembang dilapangan.
3. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa teknik
pengumpulan data dan instrumen, yaitu kuesioner. Menurut pendapat Sugiono
(2010:199) mengatakan bahwa: “Angket atau kuesioner merupakan tehnik
pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi seperangkat
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawab”. Adapun
jenis angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis penelitian
34
angket tertutup yaitu angket yang alternatif jawabannya sudah disiapkan oleh
peneliti sehingga responden tidak diberi kesempatan untuk jawaban lain,
selain yang disediakan. Teknik angket digunakan untuk mengumpulkan data
mengenai karakteristik gaya belajar siswa dalam mata pelajaran IPS di Kelas
VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Dalam angket setiap item mempunyai alternatif jawaban dan skor, dari
alternatif jawaban tersebut diberikan skor.Ada berbagai skala sikap yang dapat
digunakan untuk penelitian Administrasi, Pendidikan dan Sosial. Variabel
diukur oleh instrumen pengukuran dalam bentuk kuesioner yang memenuhi
pernyataan-pernyataan tipe skala Likert. Skala Likert menurut Sugiono (2007:
134) adalah “digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi
seseorang sekelompok orang tentang fenomena sosial.”
Berdasarkan pendapat tersebut, maka peneliti memberikan skor atas
pilihan jawaban untuk kuesioner yang diajukan adalah
Tabel 3. Kriteria Pembobotan Jawaban Responden
Klasifikasi Positif (+) Negatif (-)
Selalu SL 5 1
Sering SR 4 2
Kadang-kadang KD 3 3
Jarang JR 2 4
Tidak pernah TP 1 5
Tabel 4. Jenis Data, Sumber Data, dan Alat Pengumpul Data
No Jenis data Sumber data Alat pengumpul data
1
Data Primer
a. Visual
b. Audiotory
c. Kinestetik.
Responden
Responden
Responden
Angket
Angket
Angket
2 Data Skunder Wawancara
35
E. Instrumentasi
Penelitian ini menggunakan penelitian kuantitatif dengan tehnik
pengumpulan datanya menggunakan angket dan dokumentasi. Instrument
angket yang digunakan untuk Karakteristik Gaya Belajar Siswa. Agar dapat
merumuskan secara tepat tentang angket yang diinginkan, maka disusunlah
kisi-kisi angket sebagaimana terdapat dalam tabel berikut ini:
Tabel 5. Kisi-kisi Angket Karakteristik Gaya Belajar Siswa
No Indikator Variabel Jumlah
Item
Nomor Item
1.
2.
3.
a. Visual
b. Audiotory
c. Kinestetik.
10
10
12
1,2,3,4,5,6,7
8,9,10,
11,12,13,14, 15,16,
17,18,19, 20,
21, 22,23,24,25,26,26,
27, 28, 29,30,31,32,
Jumlah butir soal 32
F. Teknik Analisis Data
Teknik analisa yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisa
deskriptif dengan menggunakan formula persentase untuk melihat kecendrungan
masing-masing variabel, dengan rumus:
P = ( )
( ) x 100 %
Keterangan: P = persentase
f = frekuensi
n = jumlah responden yang memiliki nilai
(Arikunto: 2006)
.
36
Analisis pencapaian responden terhadap karakteristik gaya belajar siswa
dilakukan dengan rumus yang dikemukakan oleh Sudjana (2001) sebagai berikut:
Ket: Interpretasi skor responden = Tingkat Capaian Responden
Dengan kriteria nilai tingkat pencapaian responden diklasifikasikan
sebagai berikut:
Kategori Pencapaian
90 – 100% Sangat Baik
80 – 89,99% Baik
65 – 79,99% Cukup Baik
55 – 64,99% Kurang Baik
0 – 54,9 Tidak Baik
37
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Temuan Umum
1. Profil Sekolah SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
NPSN : 1001957.
NSS : 201080608039
SK Pendirian. : 0283/0/1991
SK Izin Oprasional : 0283/0/1991
SK Akreditasi. : 62/BAP/-SM/LL/lll/2014
Letak Geografis : Lintang .32,834 Buyur .102,58.
Alamat : Jl Kubang –Kapujan.
Kelurah : Kapujan.
Kabupaten : Pesiir Selatan.
Jarak Kedinas. : 28. km.
Jarak Ke UPTD. : 12. Km.
Jumlah Guru : 32 Orang.
Akreditasi. : B.
a. Visi Sekolah
Berpacu dalam Pretasi Berdasarkan Iman Dan Taqwa Mewujudkan
manusia yang, berkepribadian, cerdas, mandiri dan kompetitif.
b. Misi Sekolah
a. Melaksanaan pembelajaran dan bimbingan iswa secara efrktip
sehingga dapat berkembang sesuai dengan potensi yang dimiki.
b. Menumbuhkan semangat kesungguhan secara kreaktif kepada
warga sekolah.
c. Membentuk peserta didik yang berjiwa agamais
d. Meningkatkan prestasi ekstrakurikuler
e. Menumbuhkan semangat ingin berprestasi pada semua warga
sekolah
f. Mengaktifkan kegiatan MGMP/KKG menuju profesionalisme
41
37
38
g. Menciptakan suasana kekeluargaan dan semangat kerjasama
untuk kebaikan dunia pendidikan.
h. Menerapkan manajeemen partisipatif/manajemen hati nurani.
2. Fasilitas Sekolah
Untuk menjalankan Proses Belajar Mengajar dengan baik haruslah
dilengkapi dengan fasilitas dan ruangan yang dapat mendukung kegiata
proses belajar mengajar dan lainnya seperti yang ada di SMPN 3 Bayang.
Ruangan perpustakaan yang dilengkapi banyak buku, laboratorium, ruang
BK untuk konsultasi siswa, ruang TU dan ruangan lainnya dengan rincian
fasilitas sekolahnya sebagai berikut:
Tabel 6. Sarana dan Prasarana Sekolah Ruang Jumlah
Kelas
Perpustakaan
Kepala Sekolah
Tata Usaha
Majelis Guru
Wakil Kepsek
BK
Koperasi Sekolah
Cafetaria
Mushalla
Osis
Laboraturium Komputer
Laboratorium
Ruang UKS
Kamar wc guru laki-laki
Kamar wc guru wanita
Kamar wc siswa laki-laki
Kamar wc siswa perempuan
Gudang serba guna.
18
1
1
1
1
1
1
4
4
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
39
3. Tata tertib
Sangat penting untuk kelancaran kegiatan belajar mengajar karena
dengan hal ini semua yang telah direncana akan berjalan dengan lancar.
Seperti sekolah lainnya SMPN 3 Bayang yang berusaha meningkatkan
kedisiplinan, bBaik kepada siswa, guru juga kepada pegawai lainnya.
Mulai masuk jam 07.25 wib di sekolah hingga pukul 14.10 wib. Siswa
dituntut untuk berpakaian rapi sesuai dengan aturan sekolah, baju seragam
putih dongker, ikat pinggang hitam, sepatu hitam, kaus kaki putih, rambut
pendek bagi laki-laki dan menggunakan jilbab bagi yang perempuan. Jika
ada yang melanggar hal tersebut maka ia mendapat sanksi secara akademis
ataupun peringatan.
a. Seragam guru
1) Senin-Selasa : Pemda
2) Rabu- Jumat : Baju batik dan baju Kurung
3) Sabtu : Baju olahraga
b. Seragam sekolah siswa
1) Senin - Kamis : Putih dongker
2) Jum’at : Baju batik yang telah ditentukan
3) Sabtu : Baju Pramuka
c. Pelangaran
1) Untuk siswa : Peringatan, panggil orang tua, .
2) Untuk guru : Teguran, peringatan
3) Untuk pegawai : Teguran, peringatan
40
4. Tujuan Sekolah
a. Mempersiapkan peserta didik yang bertakwa kepada Allah Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia.
b. Mempersiapkan peserta didik agar menjadi manusia yang
berkepribadian, cerdas, berkualitas dan berprestasi dibidang olahraga
dan seni.
c. Menanamkan peserta didik sikap ulet dan gigih dalam berkompetensi,
beradaptasi dengan lingkungan dan mengembangkan sikap sportifitas.
d. Membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan teknologi agar
mampu bersaing dan melanjutkan kejenjang pendidikan yang lebih
tinggi.
e. Semua guru telah mengembangkan dan memiliki serta melaksanakan
perangkat mengajar sesuai dengan kurikulum.
f. Diharapkan semua tenaga kependidikan melaksanakan tugasnya sesuai
dengan keahlian yang dimilikinya dan guru melaksanakan pembelajaran
menggunakan CTL, serta melakukan penilaian pembelajaran yang
bermakna.
g. Sekolah memiliki fasilitas pendidikan yang mencukupi.
B. Hasil Penelitian
Hasil penelitian yang akan dikemukakan yaitu hasil penelitian yang
berkaitan dengan gaya belajar, gaya belajar audiotory dan gaya belajar kinestetic
siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan.
41
1. Gaya Belajar Visual Siswa dalam Pembelajaran IPS
Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS dilihat dari teratur,
memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan
gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan, membutuhkan gambaran
dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail mengingat apa yang dilihat,
menyatakan emosi ekspresi muka dan aktivitas kreatif. Gambaran gaya
belajar siswa kelas VIII di SMPN 3 Bayang diuraikan sebagai berikut:
a. Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar
Siswa lebih suka mengingat materi pelajaran dengan gambar pada
pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 7. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengingat Materi
Pelajaran dengan Gambar
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 2 2,66
2 Sering 25 33,33
3 Kadang-Kadang 30 40,00
4 Jarang 18 24,00
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 7 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih suka mengingat materi
pelajaran dengan gambar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai
berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan selalu, 25 responden (33,33%)
menyatakan sering, 30 responden (40,00%) menyatakan kadang-kadang dan
18 responden (24,00%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
42
Gambar Grafik 1. Siswa lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran
dengan Gambar
Berdasarkan tabel dan grafik di atas menunjukkan gambaran kadang-
siswa kadang-kadang lebih suka mengingat materi pelajaran dengan gambar
(40%).
b. Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media Gambar
Ketika Belajar
Siswa lebih memahami materi jika guru menggunakan media gambar
ketika belajar dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 8 Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Memahami Materi Jika
Guru Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 17 22,66
3 Kadang-Kadang 45 60,00
4 Jarang 12 16,00
5 Tidak Pernah 1 1,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 8 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih memahami materi
pelajaran jika guru menggunakan media gambar, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 17 responden (22,66%) menyatakan
2,66
33,33
40,00
24,00
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Lebih Suka Mengingat Materi Pelajaran dengan Gambar
43
sering, 45 responden (60,00%) menyatakan kadang-kadang, 12 responden
(16,00%) menyatakan jarang, 1 responden (1,33%) menyatakan tidak
pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gmbar Grafik 2. Siswa lebih Memahami Materi Jika Guru
Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang lebih memahami materi jika guru menggunakan media gambar
(60,0%).
c. Siswa Lebih Suka Membaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki
Gambar
Siswa membaca isi buku pelajaran yang memiliki gambar pada
pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 9. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih SukaMembaca Isi Buku
Pelajaran yang Memiliki Gambar
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 22 29,33
3 Kadang-Kadang 39 52,00
4 Jarang 14 18,66
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
22,66
60,00
16,00
1,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Lebih Memahami Materi Jika Guru Menggunakan Media Gambar Ketika Belajar
44
Tabel 9 di atas terlihat bahwa siswa membaca isi buku pelajaran yang
memiliki gambar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai
berikut: 22 responden (29,33%) menyatakan sering, 39 responden (52%)
menyatakan kadang-kadang dan 14 responden (18,66%) menyatakan jarang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 3. Siswa Lebih Suka Membaca Isi Buku Pelajaran
yang Memiliki Gambar
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang lebih suka membaca isi buku pelajaran yang memiliki gambar
(52,0%).
d. Siswa Merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak
memiliki gambar
Siswa merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak memiliki
gambar pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
29,33
52,00
18,66
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Frek
uen
si
Siswa Membaca Isi Buku Pelajaran yang Memiliki Gambar
45
Tabel 10. Distribusi Frekuensi Siswa Merasa Bosan Membaca Isi Buku
Pelajaran yang Tidak Memiliki Gambar
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 13 17,33
3 Kadang-Kadang 42 56
4 Jarang 20 26,66
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 10 di atas dapat dilihat bahwa siswa merasa bosan membaca isi
buku pelajaran yang tidak memiliki gambar, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 13 responden (17,33%) menyatakan sering, 42
responden (56,00%) menyatakan kadang-kadang dan 20 responden
(26,66%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
Gambar Grafik 4. Siswa Merasa bosan membaca buku pelajaran kalau
tidak gambar
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang siswa
merasa bosan membaca isi buku pelajaran yang tidak memiliki gambar
(56,0%).
17,33
56,00
26,66
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Merasa bosan membaca buku pelajaran kalau tidak gambar
46
e. Siswa Lebih Senang Memahami materi ajar dengan melihat proses
belajar dari guru
Siswa lebih senang memahami materi ajar dengan melihat proses
belajar dari guru pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 11. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Senang Memahami Materi
Ajar dengan Melihat Proses Belajar Dari Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 3 4,00
2 Sering 58 77,33
3 Kadang-Kadang 12 16,00
4 Jarang 2 2,66
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 11 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih senang memahami
materi ajar dengan melihat proses belajar dari guru, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan
selalu, 58 responden (77,33%) menyatakan sering, 12 responden (16%)
menyatakan kadang-kadang dan 2 responden (2,66%) menyatakan jarang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 5. Siswa Lebih Senang Melihat Proses Pembelajaran
dari Guru
4,00
77,33
16,00
2,66
0
10
20
30
40
50
60
70
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Frek
uen
si
Siswa Lebih Senang Melihat Proses Pembelajaran dari Guru
47
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering lebih
memahami materi ajar dengan melihat proses belajar dari guru (77,33%).
f. Siswa Menjawab soal lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan
Siswa menjawab soal lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan dalam
pembelajaran pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat
dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 12. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Soal Lebih Teliti
Agar Tidak Terjadi Kesalahan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 42 56,00
2 Sering 33 44,00
3 Kadang-Kadang 0 0,00
4 Jarang 0 0,00
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 12 di atas dapat dilihat bahwa siswa ketika menjawab soal ujian
saya lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 42 responden (56%) menyatakan selalu dan 33
responden (44%) menyatakan sering. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat
pada grafik berikut:
Gambar Grafik 6. Siswa menjawab soal ujian lebih teliti agar tidak
terjadi kesalahan
56,00
44,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa menjawab soal ujian lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan
48
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa selalu
menjawab soal ujian dengan lebih teliti agar tidak terjadi kesalahan (56,0%).
g. Siswa Memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru
Siswa memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru
pada pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada
tabel di bawah ini:
Tabel 13. Distribusi Frekuensi Siswa Memperhatikan Penampilan
Dalam Proses Pembelajaran Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 12 16,00
2 Sering 36 48,00
3 Kadang-Kadang 24 32,00
4 Jarang 2 2,66
5 Tidak Pernah 1 1,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 13 di atas dapat dilihat bahwa siswa memperhatikan penampilan
dalam proses pembelajaran guru, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 12 responden (16,0%) menyatakan selalu, 36 responden
(48,0%) menyatakan sering, 24 responden (32,0%) menyatakan kadang-
kadang, 2 responden (2,66%) menyatakan jarang, 1 responden (1,33%)
menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
49
Gambar Grafik 7. Siswa Memperhatikan Penampilan dalam Proses
Pembelajaran Guru
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering
memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru (48,00%).
h. Menyukai tulisan yang rapi dalam belajar
Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar pada pembelajaran
IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 14. Distribusi Frekuensi Siswa Menyukai Tulisan yang Rapi
dalam Belajar
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 10 13,33
2 Sering 48 64,00
3 Kadang-Kadang 13 17,33
4 Jarang 4 5,33
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 14 di atas dapat dilihat bahwa siswa menyukai tulisan yang rapi
dalam belajar, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 10
responden (13,33%) menyatakan selalu, 48 responden (64%) menyatakan
sering, 13 responden (17,33%) menyatakan kadang-kadang dan 4 responden
16,00
48,00
32,00
2,66 1,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nase
(%
)
Siswa memperhatikan penampilan dalam proses pembelajaran guru
50
(5,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik
berikut:
Gambar Grafik 8. Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering
menyukai tulisan yang rapi dalam belajar (64,0%).
i. Siswa membaca buku pelajaran dengan cepat
Siswa membaca buku pelajaran dengan cepat pada pembelajaran IPS
di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 15. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran
dengan Cepat
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 1 1,33
2 Sering 10 13,33
3 Kadang-Kadang 40 53,33
4 Jarang 16 21,33
5 Tidak Pernah 8 10,66
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 15 di atas dapat dilihat bahwa siswa membaca buku pelajaran
dengan cepat, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 1
responden (1,33%) menyatakan selalu, 10 responden (13,33%) menyatakan
13,33
64,00
17,33
5,33
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa menyukai tulisan yang rapi dalam belajar
51
sering, 40 responden (53,33%) menyatakan kadang-kadang, 16 responden
(21,33%) menyatakan jarang, 8 responden (10,66%) menyatakan tidak
pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 9. Siswa Membaca buku pelajaran dengan cepat
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang membaca buku pelajaran dengan cepat (53,33%).
j. Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan
Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan pada
pembelajaran IPS di kelas VIII SMP N 3 Bayang dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 16. Distribusi Frekuensi Siswa Mengulang Membaca Materi
yang ditulis dalam catatan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 9 10,70
3 Kadang-Kadang 46 61,33
4 Jarang 15 20,00
5 Tidak Pernah 6 8,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
1,33
13,33
53,33
21,33
810,66
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Frek
uen
si
Siswa Membaca buku pelajaran dengan cepat
52
Tabel 16 di atas dapat dilihat bahwa siswa mengulang beberapa kali
membaca materi ajar yang ditulis dalam buku catatan, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 9 responden (10,70%) menyatakan
sering, 46 responden (61,33%) menyatakan kadang-kadang, 15 responden
(20,00%) menyatakan jarang, 6 responden (8,00%) menyatakan tidak
pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 10. Siswa mengulang membaca materi yang ditulis
dalam catatan
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang mengulang beberapa kali membaca materi ajar yang ditulis dalam
catatan (61,33%).
Rekapitulasi gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada
tabel berikut :
10,70
61,33
20,0
8,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa mengulang membaca materi yang ditulis dalam catatan
53
Tabel 17. Rekapitulasi Gaya Belajar Visual Siswa dalam pembelajaran
IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
No No.
Item
SL SR KD JR TP Skor
Total
TCR
(%) Kriteria
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
1 1
2 2.7 25 33.3 30 40.0 18 24.0 0 0.0 236 62.93
Kurang
Baik
2 0 0.0 17 22.7 45 60.0 12 16.0 1 1.3 228 60.80
Kurang
Baik
3 0 0.0 22 29.3 39 52.0 14 18.7 0 0.0 233 62.13
Cukup
Baik
4 0 0.0 13 17.3 42 56.0 20 26.7 0 0.0 218 58.13
Kurang
Baik
5 3 4.0 58 77.3 12 16.0 2 2.7 0 0.0 287 76.53
Cukup
Baik
6 42 56.0 33 44.0 0 0.0 0 0.0 0 0.0 342 91.20
Sangat
baik
7 12 16.0 36 48.0 24 32.0 2 2.7 1 1.3 281 74.93
Cukup
Baik
8 10 13.3 48 64.0 13 17.3 4 5.3 0 0.0 289 77.07
Cukup
Baik
9 1 1.3 10 13.3 40 53.3 16 21.3 8 10.7 205 54.67
Kurang
Baik
10 0 0.0 8 10.7 46 61.3 15 20.0 6 8.0 206 54.93
Kurang
Baik
Rerata Variabel 67,33
Cukup
Baik
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 17 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban
responden tentang gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang
responden dengan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang
persentasenya adalah 67,33% termasuk kriteria Cukup Baik.
2. Gaya Belajar Auditory Siswa dalam Pembelajaran IPS
a. Mudah Memahami Materi dengan Cara Mendengarkan Penjelasan
Guru
Siswa mudah memahami materi dengan cara mendengarkan
penjelasan guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
54
Tabel 18. Distribusi Frekuensi Siswa Memahami Materi dengan Cara
Mendengarkan Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 2 2,66
2 Sering 23 30,66
3 Kadang-Kadang 40 53,33
4 Jarang 10 13,33
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 20177
Tabel 18 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih mudah bagi saya
memahami materi pembelajaran yang dijelaskan guru dengan cara
mendengarkannya, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai
berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan selalu, 23 responden (30,66%)
menyatakan sering, 40 responden (53,33%) menyatakan kadang-kadang dan
10 responden (13,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 11. Siswa Memahami materi dengan cara
mendengarkan guru
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang lebih mudah memahami materi pembelajaran yang dijelaskan guru
dengan cara mendengarkannya (53,33%).
2,66
30,66
53,33
13,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Memahami materi dengan cara mendengarkan guru
55
b. Kurang Paham Materi Pelajaran Apabila tidak Diterangkan oleh
Guru
Siswa kurang paham materi pelajaran apabila guru tidak menerangkan
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 19. Distribusi Frekuensi Kurang Paham dengan Materi Apabila
Tidak Diterangkan oleh Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 4 5,33
2 Sering 41 54,66
3 Kadang-Kadang 26 34,66
4 Jarang 3 4,00
5 Tidak Pernah 1 1,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 19 di atas dapat dilihat bahwa siswa kurang paham materi
pelajaran apabila guru tidak menerangkan, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 41
responden (54,66%) menyatakan sering, 26 responden (34,66%)
menyatakan kadang-kadang, 3 responden (4%) menyatakan jarang, 1
responden (1,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 12. Siswa Kurang Paham Materi Apabila tidak
Diterangkan Guru
5,33
54,66
34,66
4,00 1,33
0
10
20
30
40
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Kurang paham materi apabila tidak diterangkan guru
56
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering kurang
paham materi pelajaran apabila guru tidak menerangkan (54,66%).
c. Senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran
Siswa senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 20. Distribusi Frekuensi Senang Mendengarkan Musik Saat
Membaca Buku Pelajaran
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 21 28,00
3 Kadang-Kadang 31 41,33
4 Jarang 17 22,66
5 Tidak Pernah 6 8,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 20 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang mendengarkan
musik saat membaca buku pelajaran, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%) menyatakan sering, 31
responden (41,33%) menyatakan kadang-kadang, 17 responden (22,66%)
menyatakan jarang, 6 responden (8%) menyatakan tidak pernah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
57
Gambar Grafik 13. Siswa mendengarkan musik saat membaca buku
pelajaraan
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang senang mendengarkan musik saat membaca buku pelajaran
(41,33%).
d. Senang membaca dengan keras sambil mendengarkan
Siswa senang membaca dengan keras sambil mendengarkan dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 21. Distribusi Frekuensi Siswa Senang Membaca dengan Keras
Sambil Mendengarkannya
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 3 4,00
3 Kadang-Kadang 29 38,66
4 Jarang 22 29,33
5 Tidak Pernah 21 28,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 21 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang membaca dengan
keras sambil mendengarkan, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan sering, 29 responden
28,00
41,33
22,66
8,00
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Frek
uen
si
Mendengarkan music saat membaca buku pelajaraan
58
(38,66%) menyatakan kadang-kadang, 22 responden (29,33%) menyatakan
jarang, 21 responden (28%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 14. Siswa Senang membaca dengan keras sambil
mendengarkannya
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang senang membaca dengan keras sambil mendengarkan (36,66%).
e. Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 22. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru
dengan Kata-Kata yang Baik
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 26 34,66
3 Kadang-Kadang 40 53,33
4 Jarang 9 12,00
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
4,00
38,66
29,33 28,00
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Senang membaca dengan keras sambil mendengarkannya
59
Tabel 22 di atas dapat dilihat bahwa siswa menjawab pertanyaan guru
dengan kata-kata yang baik, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 26 responden (34,66%) menyatakan sering, 40 responden
(53,33%) menyatakan kadang-kadang dan 9 responden (12%) menyatakan
jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 15. Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-
kata baik
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata yang baik (53,33%).
f. Sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan
Siswa sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
34,66
53,33
12,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se
Siswa Menjawab pertanyaan guru dengan kata-kata baik
60
Tabel 23. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Menjawab Pertanyaan
Guru dengan Cara Membacakan
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 7 9,33
3 Kadang-Kadang 60 80,00
4 Jarang 8 10,66
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 23 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit menjawab pertanyaan
guru dengan cara membacakan, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 7 responden (9,33%) menyatakan sering, 60 responden
(80%) menyatakan kadang-kadang dan 8 responden (10,66%) menyatakan
jarang. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 16. Siswa sulit menjawab pertanyaan guru dengan
cara Membacakan
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara membacakan (80%).
9,33
80,00
10,66
0
10
20
30
40
50
60
70
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Sulit menjawab pertanyaan guru dengan cara Membacakan
61
g. Gelisah saat mengikuti diskusi dalam kelas
Siswa gelisah saat mengikuti diskusi dalam kelas dalam pembelajaran
IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat
pada tabel di bawah ini:
Tabel 24. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Saat Mengikuti Diskusi
dalam Kelas
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 1 1,33
3 Kadang-Kadang 19 25,33
4 Jarang 33 44,00
5 Tidak Pernah 22 29,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 24 di atas dapat dilihat bahwa siswa gelisah saat mengikuti
diskusi dalam kelas, dari 75 responden memberikan tanggapan sebagai
berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan sering, 19 responden (25,33%)
menyatakan kadang-kadang, 33 responden (44%) menyatakan jarang, 22
responden (29,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 17. Siswa selalu gelisah saat diskusi dikelas
berlangsung
1,33
23,33
44,0
29,33
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Selalu gelisah saat diskusi dikelas berlangsung
62
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa Didalam mengikuti
diskusi saya selalu gelisah saat proses pembelajaran dikelas berlangsung.
Pada umunya tanggapan responden jarang (44%).
h. Kesulitan mengulang kembali pelajaran yang telah Diterangkan Guru
Siswa kesulitan mengulang kembali pelajaran yang telah Diterangkan
Guru dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 25. Distribusi Frekuensi Siswa Kesulitan Mengulang Kembali
Pelajaran yang Telah Diterangkan Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 8 10,66
3 Kadang-Kadang 55 73,33
4 Jarang 9 12,00
5 Tidak Pernah 3 4,00
Jumlah 75 100
Sumber : Pengolahan data primer 201
Tabel 25 di atas dapat dilihat bahwa siswa kesulitan mengulang
kembali menjelaskan materi yang baru dijelaskan guru, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 8 responden (10,66%) menyatakan
sering, 55 responden (73,33%) menyatakan kadang-kadang, 9 responden
(12%) menyatakan jarang, 3 responden (4%) menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
63
Gambar Grafik 18. Siswa kesulitan mengulang kembali materi yang
dijelaskan
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang Kesulitan mengulang kembali materi yang dijelaskan (73,33%).
i. Sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas
Siswa sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 26. Distribusi Frekuensi Siswa Sulit Memahami Materi Apabila
Suara Guru Kurang Jelas
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 4 5,33
2 Sering 53 70,66
3 Kadang-Kadang 12 16,00
4 Jarang 6 8,00
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 26 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit memahami materi ajar
apabila suara guru kurang jelas, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 53 responden
(70,66%) menyatakan sering, 12 responden (16%) menyatakan kadang-
10,66
73,33
12,00
4,00
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Kesulitan mengulang kembali materi yang dijelaskan
64
kadang dan 6 responden (8%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 19. Siswa Sulit Memahami Materi Apabila Suara Guru
Kurang Jelas
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering sulit
memahami materi apabila suara guru kurang jelas (70,66%).
j. Senang Saat Suara Guru Lantang dan Jelas dalam Mengajar Dikelas
Siswa senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar
dikelas dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 27. Distribusi Frekuensi Senang Saat Suara Guru Lantang dan
Jelas dalam Mengajar Dikelas
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 15 20,00
2 Sering 49 65,33
3 Kadang-Kadang 10 13,33
4 Jarang 1 1,33
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 27 di atas dapat dilihat bahwa siswa senang guru yang mengajar
suaranya lantang dan jelas, dari 75 responden memberikan tanggapan
5,33
70,66
16,00
8,00
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Sulit memahami materi apabila suara guru kurang jelas
65
sebagai berikut: 15 responden (20%) menyatakan selalu, 49 responden
(65,33%) menyatakan sering, 10 responden (13,33%) menyatakan kadang-
kadang dan 1 responden (1,33%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 20. Siswa senang saat suara guru lantang dan jelas
dalam mengajar dikelas
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering merasa
Senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar dikelas (65,33%).
Rekapitulasi gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 28. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar
Auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN
3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
No No.
Item
SL SR KD JR TP Skor
Total
TCR
(%) Kriteria
Fi % Fi % Fi % Fi %
2 1
2 2.7 23 30.7 40 53.3 10 13.3 0 0.0 242 64.53
Kurang
Baik
2 4 5.3 41 54.7 26 34.7 3 4.0 1 1.3 269 71.73
Kurang
Baik
3 0 0.0 21 28.0 31 41.3 17 22.7 6 8.0 217 57.87
Kurang
Baik
4 0 0.0 3 4.0 29 38.7 22 29.3 21 28.0 164 43.73
Kurang
Baik
20,00
65,33
13,33
1,33
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Senang saat suara guru lantang dan jelas dalam mengajar dikelas
66
5 0 0.0 26 34.7 40 53.3 9 12.0 0 0.0 242 64.53
Kurang
Baik
6 0 0.0 7 9.3 60 80.0 8 10.7 0 0.0 224 59.73
Kurang
Baik
7 0 0.0 1 1.3 19 25.3 33 44.0 22 29.3 149 39.73
Kurang
Baik
8 0 0.0 8 10.7 55 73.3 9 12.0 3 4.0 218 58.13
Kurang
Baik
9 4 5.3 53 70.7 12 16.0 6 8.0 0 0.0 280 74.67
Cukup
Baik
10 15 20.0 49 65.3 10 13.3 1 1.3 0 0.0 303 80.80
Baik
Rerata Variabel 61,55
Kurang
Baik
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 28 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban
responden tentang gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang
responden didapatkan dan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR)
yang persentasenya adalah 61,55% termasuk kriteria kurang baik.
3. Gaya Belajar Kinestetik Siswa dalam Pembelajaran IPS
a. Siswa lebih mengerti materi jika guru memperagakan Materi
Siswa akan lebih mengerti materi jika guru memperagakan materi
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 29. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Mengerti Materi Jika
Guru Memperagakan Materi
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 4 5,33
2 Sering 35 46,66
3 Kadang-Kadang 28 37,33
4 Jarang 8 10,66
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
67
Tabel 29 di atas dapat dilihat bahwa siswa akan lebih mengerti materi
jika guru memperagakan materi, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan selalu, 35 responden
(46,66%) menyatakan sering, 28 responden (37,33%) menyatakan kadang-
kadang dan 8 responden (10,66%) menyatakan jarang. Untuk lebih jelasnya
dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 21. Siswa lebih Mengerti Materi jika Guru
Memperagakan Materi
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan siswa sering akan lebih
mengerti materi jika guru memperagakan materi (46,66%).
b. Siswa lebih mengerti materi jika guru mempraktekkan materi
Siswa lebih mengerti materi jika guru memprektekkan materi dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
5,33
46,66
37,33
10,66
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Lebih mengerti materi jika guru memperagakan
68
Tabel 30. Distribusi Frekuensi Siswa Akan Lebih Mengerti Materi
Jika Guru Memprektekkannya
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 2 2,66
2 Sering 36 48,00
3 Kadang-Kadang 31 41,33
4 Jarang 6 8,00
5 Tidak Pernah 0 0,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 30 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih mudah mengerti
materi ajar jika guru mempraktekkan materi tersebut, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan
selalu, 36 responden (48%) menyatakan sering, 31 responden (41,33%)
menyatakan kadang-kadang dan 6 responden (8%) menyatakan jarang.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 22. Siswa lebih mengerti materi jika guru
mempraktekkan
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering lebih
mudah mengerti materi ajar jika guru mempraktekkan materi tersebut
(48%).
c. Siswa lebih suka mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium
2,66
48,00
41,33
8,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa lebih mengerti materi jika guru mempraktekkan
69
Siswa lebih suka mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 31. Distribusi Frekuensi Siswa Lebih Suka Mengikuti
Pembelajaran di Ruang Laboratorium
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 7 9,33
3 Kadang-Kadang 30 40,00
4 Jarang 33 44,00
5 Tidak Pernah 5 6,66
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 31 di atas dapat dilihat bahwa siswa lebih suka mengikuti
pembelajaran di ruang laboratorium sekolah, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: responden (9,33%) menyatakan sering, 30
responden (40,00%) menyatakan kadang-kadang, 33 responden (44,00%)
menyatakan jarang, 5 responden (6,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 23. Siswa Lebih Suka mengikuti pembelajaran di
ruang Laboratorium sekolah
9,33
40,00
44,00
6,66
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa Lebih Suka mengikuti pembelajaran di ruang Laboratorium sekolah
70
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa jarang suka
mengikuti pembelajaran di ruang laboratorium sekolah (44,0%).
d. Sulit memahami materi pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat
Siswa sulit memahami materi pelajaran jika guru menggunakan
bahasa isyarat dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 32. Distribusi Frekuensi Sulit Memahami Materi Pelajaran
Jika Guru Menggunakan Bahasa Isyarat
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 3 4,00
2 Sering 46 61,33
3 Kadang-Kadang 22 29,33
4 Jarang 3 4,00
5 Tidak Pernah 1 1,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 32 di atas dapat dilihat bahwa siswa sulit memahami materi
pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 3 responden (4%) menyatakan
selalu, 46 responden (61,33%) menyatakan sering, 22 responden (29,33%)
menyatakan kadang-kadang, 3 responden (4%) menyatakan jarang, 1
responden (1,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
71
Gambar Grafik 24. Siswa sulit memahami materi jika guru
menggunakan bahasa Isyarat
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering
kesulitan memahami materi pelajaran jika guru menggunakan bahasa isyarat
(61,33%).
e. Menjawab pertanyaan guru dengan mengunakan gerakan fisik
Siswa menjawab pertanyaan guru dengan mengunakan gerakan fisik
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 33. Distribusi Frekuensi Siswa Menjawab Pertanyaan Guru
dengan Menggunakan Gerakan Fisik
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 21 28,00
3 Kadang-Kadang 49 65,33
4 Jarang 3 4,00
5 Tidak Pernah 2 2,66
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 33 di atas dapat dilihat bahwa siswa menjawab pertanyaan guru
dengan menggunakan berbagai gerakan fisik, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%) menyatakan
4,00
61,33
29,33
4,00 1,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Sulit memahami materi jika guru menggunakan bahasa Isyarat
72
sering, 49 responden (65,33%) menyatakan kadang-kadang, 3 responden
(4%) menyatakan jarang, 2 responden (2,66%) menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 25. Siswa Menjawab pertanyaan guru menggunakan
gerakan fisik
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang menjawab pertanyaan guru dengan menggunakan gerakan fisik
(65,33%).
f. Suka berekspresi dalam pembelajaran melalui gerakan fisik
Siswa suka berekspresi dalam pembelajaran melalui gerakan fisik
dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir
Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 34. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Berekspresi dalam
Pembelajaran Melalui Gerakan Fisik
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 1 1,33
2 Sering 18 24,00
3 Kadang-Kadang 47 62,66
4 Jarang 6 8,00
5 Tidak Pernah 3 4,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
28,00
65,33
4,00 2,66
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Menjawab pertanyaan guru menggunakan gerakan fisik
73
Tabel 34 di atas dapat dilihat bahwa siswa suka berekspresi dalam
kegiatan pembelajaran di kelas melalui gerakan fisik, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan
selalu, 18 responden (24,00%) menyatakan sering, 47 responden (62,66%)
menyatakan kadang-kadang, 6 responden (8,00%) menyatakan jarang, 3
responden (4,00%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 26. Siswa suka berekspresi di kelas melalui gerakan
fisik
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang suka berekspresi dalam kegiatan pembelajaran dikelas melalui
gerakan fisik (62,66%).
g. Suka menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi pelajaran
Siswa suka menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi
pelajaran dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
1,33
24,00
62,66
8,00 4,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Suka berekspresi di kelas melalui gerakan fisik
74
Tabel 35. Distribusi Frekuensi Siswa Suka Mengoyangkan Pena Saat
Guru Menjelaskan Materi Pelajaran
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 34 45,33
3 Kadang-Kadang 31 41,33
4 Jarang 6 8,00
5 Tidak Pernah 4 5,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 35 di atas dapat dilihat bahwa siswa suka mengoyang-
goyangkan pena sambil mendengarkan, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 34 responden (45,33%) menyatakan sering, 31
responden (41,33%) menyatakan kadang-kadang, 6 responden (8,00%)
menyatakan jarang, 4 responden (5,33%) menyatakan tidak pernah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 27. Siswa suka Menggoyangkan pena saat guru
menjelaskan materi Pelajaran
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering
menggoyang-goyangkan pena sambil mendengarkan penjelasan guru
(45,33%).
45,33 41,33
8,00 5,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Suka Menggoyangkan pena saat guru menjelaskan materi Pelajaran
75
h. Membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan dikelas
Siswa membaca dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 36. Distribusi Frekuensi Siswa Membaca Buku Pelajaran
Sambil Berjalan-jalan di kelas
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 1 1,33
3 Kadang-Kadang 20 26,66
4 Jarang 29 38,66
5 Tidak Pernah 25 33,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 36 di atas dapat dilihat bahwa siswa membaca buku pelajaran
sambil berjalan-jalan didalam kelas, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 1 responden (1,33%) menyatakan sering, 20
responden (26,66%) menyatakan kadang-kadang, 29 responden (38,66%)
menyatakan jarang, 25 responden (33,33%) menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 28. Siswa membaca buku pelajaran sambil berjalan-
jalan di Kelas
1,33
26,66
38,66
33,33
0
5
10
15
20
25
30
35
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan di Kelas
76
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa jarang
membaca buku pelajaran sambil berjalan-jalan didalam kelas (38,66%).
i. Ketika membaca buku pelajaran menunjuk tulisan guru
Siswa ketika membaca buku pelajaran menunjuk tulisan guru dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 37. Distribusi Frekuensi Siswa Ketika Membaca Buku
Pelajaran Menunjuk tulisan Guru
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 40 53,33
3 Kadang-Kadang 25 33,33
4 Jarang 8 10,66
5 Tidak Pernah 2 2,66
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 37 di atas dapat dilihat bahwa siswa ketika membaca buku
pelajaran saya menunjuk tulisan guru, dari 75 responden memberikan
tanggapan sebagai berikut: 40 responden (53,33%) menyatakan sering, 25
responden (33,33%) menyatakan kadang-kadang, 8 responden (10,66%)
menyatakan jarang, 2 responden (2,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk
lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
77
Gambar Grafik 29. Siswa Ketika Membaca Buku Pelajaran Menunjuk
Tulisan Guru
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa sering
membaca buku pelajaran sambil menunjuk tulisan guru (53,33%).
j. Gelisah apabila disuruh duduk diam membaca buku
Siswa gelisah dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 38. Distribusi Frekuensi Siswa Gelisah Apabila Disuruh Duduk
Diam Membaca Buku
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 2 2,66
3 Kadang-Kadang 10 13,33
4 Jarang 27 36,00
5 Tidak Pernah 36 48,00
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Tabel 38 di atas dapat dilihat bahwa siswa gelisah apabila disuruh
duduk diam berlama-lama saat membaca buku, dari 75 responden
memberikan tanggapan sebagai berikut: 2 responden (2,66%) menyatakan
sering, 10 responden (13,33%) menyatakan kadang-kadang, 27 responden
53,33
33,33
10,66
2,66
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Frek
uen
si
Axis Title
78
(36%) menyatakan jarang, 36 responden (48%) menyatakan tidak pernah.
Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 30. Siswa gelisah apabila disuruh duduk diam
membaca buku
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa tidak pernah
gelisah apabila disuruh duduk diam berlama-lama saat membaca buku
(48,00%).
k. Ingin mempraktekkan apa yang baru dipelajari
Siswa ingin mempraktekkan apa yang baru dipelajari dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 39. Distribusi Frekuensi Siswa Ingin Mempraktekkan Materi
yang baru Dipelajari
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 21 28,00
3 Kadang-Kadang 46 61,33
4 Jarang 4 5,33
5 Tidak Pernah 4 5,33
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
Dari tabel 39 di atas dapat dilihat bahwa siswa di atas terlihat 75
responden memberikan tanggapan sebagai berikut: 21 responden (28%)
2,66
13,33
36,00
48,00
0
5
10
15
20
25
30
35
40
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Gelisah apabila disuruh duduk diam membaca buku
79
menyatakan sering, 46 responden (61,33%) menyatakan kadang-kadang, 4
responden (5,33%) menyatakan jarang, 4 responden (5,33%) menyatakan
tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 31. Siswa ingin mempraktekkan materi yang baru
dipelajari
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang ingin mempraktekkan materi yang baru dipelajari (61,33%).
l. Tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta
Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta dalam
pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
dapat dilihat pada tabel di bawah ini:
Tabel 40. Distribusi Frekuensi Siswa Tidak Menyenangi Aktivitas
Melukis Seperti Membuat Peta
No Pernyataan Frekuensi Persentase (%)
1 Selalu 0 0,00
2 Sering 4 5,33
3 Kadang-Kadang 48 64,00
4 Jarang 15 20,00
5 Tidak Pernah 8 10,66
Jumlah 75 100
Sumber: Pengolahan data primer 2017
28,00
61,33
5,33 5,33
0
5
10
15
20
25
30
35
40
45
50
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Ingin mempraktekkan materi yang baru dipelajari
80
Tabel 40 di atas dapat dilihat bahwa siswa tidak menyenangi aktivitas
melukis seperti membuat peta, dari 75 responden memberikan tanggapan
sebagai berikut: 4 responden (5,33%) menyatakan sering, 48 responden
(64%) menyatakan kadang-kadang, 15 responden (20%) menyatakan jarang,
8 responden (10,66%) menyatakan tidak pernah. Untuk lebih jelasnya dapat
dilihat pada grafik berikut:
Gambar Grafik 32. Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti
membuat peta
Deskripsi dan grafik di atas menunjukkan bahwa siswa kadang-
kadang tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta. Pada
umunya tanggapan responden Kadang-kadang (64%).
Rekapitulasi gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan dapat dilihat pada
tabel berikut :
5,33
64,00
20,00
10,66
0
10
20
30
40
50
60
Selalu Sering Kadang Jarang Tidak Pernah
Perse
nta
se (
%)
Siswa tidak menyenangi aktivitas melukis seperti membuat peta
81
Tabel 41. Rekapitulasi Jawaban Responden Tentang Gaya belajar
Kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan
No No.
Item
SL SR KD JR TP Skor
Total
TCR
(%) Kriteria
Fi % Fi % Fi % Fi % Fi %
3 1
4 5.3 35 46.7 28 37.3 8 10.7 0 0.0 260 69.33
Cukup
Baik
2 2 2.7 36 48.0 31 41.3 6 8.0 0 0.0 259 69.07
Cukup
Baik
3 0 0.0 7 9.3 30 40.0 33 44.0 5 6.7 189 50.40
Kurang
Baik
4 3 4.0 46 61.3 22 29.3 3 4.0 1 1.3 272 72.53
Cukup
Baik
5 0 0.0 21 28.0 49 65.3 3 4.0 2 2.7 239 63.73
Kurang
Baik
6 1 1.3 18 24.0 47 62.7 6 8.0 3 4.0 233 62.13
Kurang
Baik
7 0 0.0 34 45.3 31 41.3 6 8.0 4 5.3 245 65.33
Kurang
Baik
8 0 0.0 1 1.4 20 28.6 29 41.4 20 28.6 142 37.87
Kurang
Baik
9 0 0.0 40 53.3 25 33.3 8 10.7 2 2.7 253 67.47
Kurang
Baik
10 0 0.0 2 2.7 10 13.3 27 36.0 36 48.0 128 34.13
Kurang
Baik
11 0 0.0 21 28.0 46 61.3 4 5.3 4 5.3 234 62.40
Kurang
Baik
12 0 0.0 4 5.3 48 64.0 15 20.0 8 10.7 198 52.80
Kurang
Baik
Rerata Variabel 58,93
Kurang
Baik
Sumber: Pengolahan Data Primer, 2017
Berdasarkan tabel 17 di atas, terlihat skor rata-rata mengenai jawaban
responden tentang gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di
kelas VIII SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang
responden didapatkan tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang
persentasenya adalah 58,938% termasuk kriteria kurang baik.
C. Pembahasan
Pada pembahasan ini dibahas hasil penelitian tentang Karakteristik Gaya
Belajar Siswa dalam Mata Pelajaran IPS di Kelas VIII SMPN 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan.
82
Pertama, Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden dengan
Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang persentasenya adalah
67,33% termasuk kriteria cukup baik.
Hal ini sesuai Menurut (Slameto, 2003). Gaya belajar merupakan
kecenderungan siswa untuk mengadaptasi strategi tertentu dalam belajarnya
sebagai bentuk tanggung jawabnya untuk mendapatkan satu pendekatan belajar
yang sesuai dengan tuntutan belajar di kelas/sekolah maupun tuntutan dari mata
pelajaran.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa cukup teratur
belajar, memperhatikan segala sesuatu, menjaga penampilan, mengingat dengan
gambar, lebih suka membaca daripada dibacakan tentang materi pelajaran,
membutuhkan gambaran dan tujuan menyeluruh dan menangkap detail,
mengingat apa yang dilihat, menyatakan emosi melalui ekspresi muka dan
Aktivitas kreatif yaitu menulis dan menggambar.
Kedua, Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden
didapatkan dan Tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang
persentasenya adalah 61,55% termasuk kriteria kurang baik
Hal ini sesuai Menurut Sanusi, Ahad, dkk. 2009 Bahwa Gaya Belajar
Auditory adalah gaya belajar yang dilakukan seseorang untuk memperoleh
informasi dengan memanfaatkan indra telinga. Oleh karena itu mereka sangat
mengandalkan telinganya untuk mencapai kesuksesan belajar, seperti
83
mendengarkan ceramah, radio, berdialog, berdiskusi dan sebagainya Gaya Belajar
ini menggambarkan preferensi terhadap informasi yang didengar atau diucapkan.
Siswa dengan modalitas ini belajar secara maksimal dari ceramah, tutorial, tipe
diskusi kelompok, bicara dan membicarakan materi.Hal ini mencangkup berbicara
dengan suara keras atau bicara kepada diri sendiri.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa mudah
terpecah, berbicara tidak memiliki pola irama, belajar tidak bisa dengan
mendengarkan, kurang berdialog, memiliki emosi verbal dan tidak kreatif.
Ketiga, Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan terhadap 75 orang responden
didapatkan tingkat Pencapaian Jawaban Responden (TCR) yang persentasenya
adalah 58,938% termasuk kriteria kurang baik.
Hal ini sesuai Menurut Mansur HR (2007) Adapun strategi belajar untuk
gaya belajar tipe Kinestetic atau Tactile Learner, adalah sebagai berikut: (a)
Perbanyak praktek lapangan. (b) Melakukan demonstrasi atau pertunjukan
langsung terhadap suatu proses. (c) Membuat model ataucontoh-contoh. (d)
Belajar tidak harus duduk secara formal, bisa dilakukan dengan duduk dalam
posisi yang nyaman, walaupun tidak biasa dilakukan oleh murid-murid yang lain.
e) Perbanyak praktek di laboratorium. (f) Boleh menghafal sesuatu sambil
bergerak, berjalan atau mondar-mandir misalnya. (g) Perbanyak simulasi dan role
playing. (h) Biarkan murid berdiri saat menjelaskan sesuatu.
Dari hasil penelitian di atas dapat disimpulkan bahwa siswa kurang
memiliki kontak fisik dengan orang lain, tidak belajar dengan cara melakukan,
84
tidak mengingat, tidak mengungkapkan emosi melalui bahasa tubuh dan tidak
menyukai kegiatan aktif.
85
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan temuan dan pembahasan hasil penelitian, maka
kesimpulan hasil penelitian ini dapat dirumuskan sebagai berikut:
1. Gaya belajar visual siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN 3
Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria Cukup Baik dengan
persentasenya adalah 67,33%.
2. Gaya belajar auditory siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII SMPN
3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik dengan
persentase 61,55%.
3. Gaya belajar kinestetik siswa dalam pembelajaran IPS di kelas VIII
SMPN 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan termasuk kriteria kurang baik
dengan persentase 58,938%.
B. Saran
Dari hasil penelitian dapat dikemukakan beberapa saran-saran sebagai
berikut:
1. Diharapkan Bagi siswa hendaknya dapat memperbaiki gaya belajar,
diantaranya gaya belajar visual, audiotory dan kinestetik sehingga dapat
meningkatkan aktivitas belajar
2. Diharapkan kepada guru untuk mendorong siswa untuk memiliki gaya
belajar yang sesuai dengan kebutuhan belajar
85
86
3. Diharapkan pada pihak sekolah untuk mendorong guru agar
memperhatikan kebutuhan siswa dalam belajar.
87
DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi Khoiru, Amri. 2010. Proses Pembelajaran Inovatif dan Kreatif dalam
Kelas. Jakarta: PT Prestasi Pustakarya.
Arikunto, Suharsimi. 2006 Prosedur Penelitian. Jakarta: Rinika Cipta
Bobby DePorter dan Mike Hernacki, 2005. Quantum Learning. Bandung: Kaifa
Sugihartono, Psikologi Pendidikan. Yogyakarta: UNY Press
Depdikbud. 2012.Dasar-Dasar Ilmu Pedidikan.Jakarta : Dirjen. Dikti.
Depdiknas. 2003. Kurikulum 2004 Standar Kompetensi Mata Pelajaran SMP dan
MTs. Jakarta.
Desi Efrianti. 2008. Persepsi Siswa tentang Penggunaan Media Pembelajaran IPS
di SMA N 12 Padang.
Hariyanto, Suyono. 2011. Belajar dan Pembelajaran. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Merisofia. 2009. Gambaran penggunaan media oleh guru dalam pembelajaran
sejarah di SMA Negeri 1 Kota Solok
Nasution. S. 2003. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.
PT Bumi Aksara
Risnawati, Rini S dan M. Nur Ghufron . 2013, Gaya Belajar: Kajian Teoritik.
Yogyakarta: Pustaka Pelajar
Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-Faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta
Sudjana, Nana. 2002. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung :
Remaja Rosdakarya
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta
Sukadi, 2008. Progresice Learning “Learning by Spirit. Bandung: MQS
Publishing
87
88
Sumargono, 2010. “Paradigma Baru Pendidikan Matematika Dan Aplikasi Online
Internet Pembelajaran. Jurnal Gamatika. No I Nopember 2010
Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Zainal Abadi. 2009. Upaya peningkatan kemampuan siswa dalam memahami
konsep pembelajaran IPS dengan menggunakan Media Gambar
89
Lampiran 1 Instrument Penelitian
KARAKTERISTIK GAYA BELAJAR SISWA DALAM MATA
PELAJARAN IPS DI KELAS VIII SMPN 3
KECAMATAN BAYANG
I. PENGANTAR
Assalamualaikun Wr. Wb
Pertama-tama peneliti mendoakan semoga siswa/i berada pada dalam
keadaan sehat dan selalu dilindungi oleh Allah SWT, sehingga adik-adik dapat
bermurah hati memberikan informasi secara sukarela dan penuh kejujuran. Daftar
pertanyaan ini peneliti susun semata-mata untuk memperoleh informasi yang
dibutuhkan dalam menyelesaikan skripsi/tugas akhir dari pendidikan yang sedang
peneliti ikuti di jurusan pendidikan geografi STKIP PGRI Sumatera Barat.
Oleh sebab itu peneliti mengharapkan sekali kesediaan siswa/i untuk
mengisi angket ini sesuai dengan keadaan sebenarnya. Angket ini bertujuan
sebagai bahan kajian ilmu pengetahuan dan informasi. Untuk itu peneliti
mengharapkan siswa/i mengisi pertanyaan ini dengan jujur dan benar adanya,
sehingga data yang siswa/i berikan tidak akan menimbulka masalah dikemudian
hari.
Atas bantuan dan kesediaan siswa/i dalam membantu suksesnya penelitian
ini, peneliti ucapkan terima kasih
II. IDENTITAS
Nama : ............................................................
Jeni Kelamin : [ ] Laki-Laki [ ] Perempuan
Kelas : .............................................................
Tanggal Pengisian : ........................................
Sekolah : ......................................................
90
III. Petunjuk pengisian angket
Didalam angket ini ananda akan menemukan beberapa pernyataan. Untuk
setiap item pernyataan-pernyataan tersebut disediakan lima pilihan, ananda
memilih salah satu jawaban tersebut dengan memberikan tanda cek () sesuai
dengan kondisi dan kenyataannya.
1. Selalu (SL) 2. Sering (SR) 3. Kadang-Kadang (KDD)
4. Jarang (JR) 5. Tidak Pernah (TP)
No Pertanyaan Alternatif jawaban
SL SR KD JR TP
A. Gaya Belajar Visual
1 Ketika guru mengajar saya lebih suka
mengingat materi pelajaran dengan
gambar
2 Di dalam memahami materi pelajaran
saya lebih suka apabila guru
menggunakan media gambar
3 Kalau saya membaca isi buku pelajaran
lebih suka ada gambarnya
4 Saya merasa bosan membaca buku
pelajaran kalau tidak ada gambarnya
5 Di dalam memahami materi ajar saya
lebih senang melihat proses pembelajaran
dari guru
6 Ketika menjawab soal ujian saya lebih
teliti agar tidak terjadi kekeliruan
7 Saya memperhatikan penampilan dalam
proses pembelajaran guru
8 Ketika guru mengajar saya menyukai
tulisan yang rapi dalam belajar
9 Saya membaca buku pelajaran dengan
cepat
10 Saya mengulang beberapa kali membaca
materi ajar yang ditulis dalam buku
catatan
B. Gaya belajar audio
11 Akan lebih mudah bagi saya memahami
materi pembelajaran yang dijelaskan guru
dengan cara mendengarkannya
91
No Pertanyaan Alternatif jawaban
SL SR KD JR TP
12 Saya kurang paham materi pelajaran
apabila guru tidak menerangkannya
13 Saat membaca buku pelajaran saya lebih
senang mendengarkan musik dari pada
diam sendirian
14 Didalam membaca buku pelajaran saya
lebih suka membaca dengan keras sambil
mendengarkannya
15 Pertanyaan yang diajukan guru dapat
saya jawab dengan menyusun kata – kata
baik
16 Bagi saya sulit untuk menjawab
pertanyaan guru dengan cara
membacakannya
17 Didalam mengikuti diskusi saya selalu
gelisah saat proses pembelajaran di kelas
berlangsung
18 Didalam mengulang kembali
menjelaskan materi pelajaran yang baru
dijelaskan guru saya merasa kesulitan
19 Bagi saya sulit memahami materi ajar
apabila suara guru kurang jelas
20 Bagi saya akan lebih senang kalau guru
yang mengajar suaranya lantang dan jelas
C. Gaya belajar kinestetik
21 Kalau saya akan lebih mengerti materi
pelajaran jika guru memperagakannya
22 Akan mudah mengerti bagi saya kalau
materi ajar itu mempraktekkannya oleh
guru
23 Bagi saya lebih suka mengikuti
pembelajaran diruang laboratorium
sekolah
24 Sulit bagi saya memahami materi
pelajaran jika guru menggunakan bahasa
isyarat
25 Saya menjawab pertanyaan guru dengan
menggunakan berbagai gerakan fisik
untuk menjelaskannya
26 Saya suka berekspresi dalam kegiatan
pembelajaran dikelas melalui gerakan
fisik
92
No Pertanyaan Alternatif jawaban
SL SR KD JR TP
27 Saat guru menjelaskan materi pelajaran
saya menggoyang-goyangkan pena
sambil mendengarkan
28 Saya membaca buku pelajaran sambil
berjalan-jalan di dalam kelas
29 Ketika membaca buku pelajaran saya
menunjuk tulisan guru
30 Saya gelisah apabila disuruh duduk diam
berlama-lama saat membaca buku
31 Saya ingin mempraktekkan apa yang baru
dipelajari
32 Saya tidak menyenangi aktivitas melukis
seperti membuat peta
Peneliti: IMAM SEPTO MARDI 09030136
Selamat Bekerja dan Terima Kasih
93
Lampiran 2. Tabulasi Data Penelitian
TABULASI DATA
ITEM PERTANYAAN
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26 27 28 29 30 31 32 Total
1 4 4 3 4 2 1 2 2 5 3 4 2 5 3 3 3 4 5 2 2 3 3 4 4 3 2 2 5 3 5 3 5 105
2 2 4 4 4 3 2 2 2 3 3 4 2 4 2 3 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 5 5 5 5 3 3 98
3 3 3 3 3 1 1 2 2 3 4 3 2 4 4 2 3 4 3 1 1 3 2 2 2 3 4 3 5 2 4 3 3 88
4 3 3 2 3 2 2 3 2 3 3 3 2 4 3 3 3 4 2 3 2 2 3 3 2 3 3 3 4 3 5 3 4 93
5 2 3 3 3 2 2 3 3 3 3 2 2 3 3 2 3 3 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 3 4 5 2 2 86
6 2 2 2 3 2 1 2 2 4 3 3 2 4 3 2 3 4 3 2 2 3 4 4 2 2 2 3 4 2 5 2 2 86
7 3 4 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 3 3 4 4 3 2 2 2 2 3 4 3 2 3 3 4 2 4 2 2 91
8 3 3 2 3 3 2 2 3 3 3 3 2 3 5 3 3 5 3 2 2 2 2 4 3 3 3 3 5 3 5 3 4 98
9 2 2 2 3 2 1 2 2 2 2 3 3 3 4 3 4 4 3 3 2 2 3 5 2 3 3 2 5 2 5 2 5 91
10 3 4 3 2 3 2 3 2 3 4 3 2 2 4 2 2 4 3 3 2 2 2 4 2 2 3 2 3 2 4 3 3 88
11 4 3 3 4 2 2 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 4 3 4 2 2 3 2 4 2 5 3 3 95
12 2 4 2 3 4 2 3 3 1 5 3 1 4 5 4 2 5 3 4 1 1 1 3 1 4 4 4 4 5 4 2 3 97
13 2 3 3 4 2 1 2 2 4 3 4 3 2 5 2 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 4 3 4 5 3 5 96
14 3 3 3 3 2 1 2 4 4 3 3 2 4 4 3 4 5 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 4 3 5 2 4 97
15 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 2 3 3 2 3 2 2 2 3 3 3 4 3 4 3 3 89
16 3 3 4 4 2 2 3 2 2 3 3 2 3 3 2 2 3 3 2 2 2 4 4 2 3 3 3 5 2 5 3 4 93
17 4 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 2 4 2 3 3 2 3 3 4 4 3 90
18 3 3 2 2 3 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 3 3 4 2 2 2 2 4 3 3 4 3 4 2 5 3 3 94
19 3 2 3 3 2 1 2 2 3 3 2 3 2 3 2 3 5 3 2 2 2 3 4 2 3 3 2 3 2 4 3 2 84
20 2 4 2 3 2 1 2 2 3 4 3 2 3 3 4 3 4 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 3 2 4 3 3 88
21 2 2 2 2 1 2 2 2 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 2 3 2 3 4 3 3 3 2 4 3 4 4 3 85
22 2 2 4 3 2 1 2 3 3 4 4 2 3 5 4 3 5 4 1 1 3 2 3 2 3 3 2 4 5 5 5 5 100
23 3 3 2 4 3 1 2 1 5 5 3 2 5 5 2 3 5 3 2 2 2 2 5 2 3 2 3 4 3 5 3 3 98
24 3 2 2 3 2 1 1 1 3 3 3 2 4 5 3 3 4 3 2 2 2 2 3 3 3 4 3 5 3 5 3 5 93
25 2 2 3 4 2 1 2 1 5 3 3 2 2 5 2 3 5 2 3 2 2 2 3 3 3 4 4 5 4 5 3 5 97
26 3 3 4 4 2 2 3 2 4 3 3 5 2 3 2 3 4 3 2 2 3 3 3 5 5 5 3 5 3 3 5 5 107
27 3 3 2 3 2 2 2 2 5 5 3 4 2 2 3 3 3 4 2 1 3 3 2 2 3 2 2 5 3 5 3 3 92
28 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 5 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 85
29 4 2 3 3 2 2 3 2 4 3 3 2 2 4 3 4 5 4 4 1 2 2 4 4 3 3 2 2 3 5 3 3 96
30 2 3 2 3 2 1 2 3 3 3 2 3 4 3 3 3 4 3 2 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 3 3 4 85
31 3 5 4 3 3 2 2 2 4 3 2 2 5 5 2 3 5 3 2 2 2 2 3 3 2 3 2 5 2 5 3 3 97
32 2 2 2 3 2 2 3 3 3 4 4 3 3 4 3 3 4 4 2 2 3 2 3 1 3 2 3 4 4 5 3 3 94
33 3 3 2 4 2 2 3 2 4 4 3 2 5 5 4 3 3 3 2 2 4 2 5 1 3 4 4 4 2 3 4 3 100
34 2 3 3 2 2 1 1 2 3 2 2 3 2 4 3 4 5 3 3 2 3 3 4 2 3 2 3 4 2 3 2 3 86
35 1 3 2 3 2 1 2 2 3 3 2 2 3 4 2 3 4 3 2 2 2 3 4 2 2 3 3 5 3 5 3 3 87
36 3 4 4 3 1 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 3 3 2 2 3 2 3 2 2 3 2 5 3 3 2 3 86
37 2 3 3 3 2 1 1 1 5 5 2 3 3 5 2 2 4 4 2 2 2 3 5 3 2 3 2 5 2 5 3 3 93
38 4 3 3 4 2 1 2 1 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 1 1 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 4 3 85
39 3 3 4 3 2 2 3 2 5 5 3 3 5 5 3 3 5 3 2 1 3 3 2 2 3 3 2 5 2 5 2 3 100
40 4 3 3 2 3 2 2 2 2 3 2 2 3 3 3 3 4 3 2 3 3 3 3 2 3 3 2 4 2 4 3 4 90
41 3 3 3 4 2 1 1 2 5 4 3 3 4 5 3 3 4 3 4 2 2 2 3 2 3 3 4 4 3 4 3 3 98
42 1 3 3 4 2 1 1 1 3 3 1 1 5 4 3 3 5 3 2 1 1 2 3 2 3 3 2 5 3 4 2 4 84
43 4 4 3 4 2 1 1 1 2 5 4 1 3 5 2 2 5 3 3 1 1 1 5 2 3 3 3 5 2 5 3 4 93
44 4 3 3 3 2 2 2 2 3 3 3 2 2 4 3 4 4 3 2 2 3 4 4 3 2 2 3 3 2 4 3 3 92
45 3 2 2 3 3 1 3 2 4 3 3 2 2 3 3 3 4 3 2 2 3 3 4 2 3 3 3 4 2 4 3 4 91
46 3 3 4 3 2 2 2 2 3 4 2 2 3 4 4 3 4 3 2 3 2 2 4 3 3 2 2 4 2 3 2 3 90
47 4 3 3 4 2 1 3 2 3 4 3 3 4 5 2 3 3 4 2 3 2 4 4 2 2 2 3 5 3 4 3 5 100
48 2 3 3 2 2 1 1 2 3 3 2 2 2 3 3 3 3 2 3 2 2 2 3 3 2 3 2 3 2 4 3 3 79
49 2 2 2 3 2 1 2 2 4 4 3 3 3 5 2 3 5 4 4 2 2 2 4 2 3 3 3 4 4 4 2 4 95
50 3 3 3 2 2 1 2 2 2 2 3 2 3 3 3 3 4 3 2 1 2 3 3 2 4 5 5 5 2 5 2 3 90
51 2 3 3 2 2 1 2 3 4 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 2 2 2 3 2 3 3 2 3 2 4 3 4 86
52 3 4 4 3 2 2 2 3 3 3 2 3 2 3 3 3 4 3 2 3 3 4 4 2 3 3 2 3 2 4 2 3 92
53 2 2 3 3 2 2 1 2 3 2 2 2 4 5 3 3 5 3 1 1 4 2 4 2 2 1 3 5 2 5 3 3 87
54 3 4 4 3 2 1 2 2 3 3 2 3 3 4 3 3 3 3 2 3 3 4 3 2 3 3 2 4 2 4 3 3 92
55 4 3 3 4 2 1 5 3 5 4 4 3 3 3 4 3 5 4 3 3 2 2 2 3 3 3 5 5 2 5 5 3 109
56 2 3 2 3 3 1 4 3 3 3 2 2 2 5 3 3 4 5 2 1 1 2 3 2 3 3 3 3 2 4 2 3 87
57 4 3 3 4 3 2 3 2 4 3 2 3 3 4 2 2 4 3 2 2 3 2 3 3 3 3 2 3 4 5 2 3 94
58 4 3 3 4 2 1 2 2 4 3 3 2 3 4 3 3 4 3 3 2 3 3 4 4 2 3 3 3 4 5 3 4 99
59 4 3 3 4 2 2 3 3 2 3 3 2 3 3 3 3 4 3 2 2 3 2 2 3 3 3 2 4 3 2 2 3 89
60 4 4 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 4 2 3 3 2 2 2 3 2 4 3 3 2 2 3 4 5 3 3 90
61 2 3 3 3 2 1 3 2 3 3 4 3 3 4 3 3 4 3 2 2 2 3 3 2 2 3 3 4 2 5 3 3 91
62 2 3 3 3 2 2 2 1 3 3 3 2 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 3 4 2 3 88
63 4 3 4 3 2 1 2 2 3 2 3 2 3 3 4 3 3 3 2 2 2 3 4 2 3 3 3 4 3 2 3 3 89
64 3 2 3 3 2 1 1 1 3 3 2 3 4 3 2 3 3 3 3 3 2 3 3 3 3 3 2 4 2 3 3 3 85
65 4 3 3 3 2 1 1 1 4 3 1 1 2 4 2 3 5 3 2 1 2 3 4 2 3 2 3 5 3 4 2 4 86
66 4 3 3 4 2 1 3 2 4 3 3 3 4 3 2 3 4 3 2 1 2 3 3 2 5 5 5 5 2 5 5 3 102
67 2 2 2 3 2 1 2 2 3 3 2 3 4 5 3 3 4 5 2 1 2 2 3 2 3 2 2 3 3 4 2 3 85
68 3 3 4 3 3 2 3 2 3 2 3 3 4 5 2 3 5 3 2 4 4 3 4 2 2 2 3 4 2 5 3 3 99
69 4 3 3 4 2 1 3 2 3 4 2 3 4 5 3 4 5 3 2 2 3 2 3 3 2 2 4 5 2 5 3 4 100
70 3 3 2 3 2 2 3 3 3 2 3 3 3 4 3 3 4 3 2 2 3 2 3 2 3 3 2 3 3 4 3 3 90
71 3 4 3 2 2 2 3 2 3 3 2 2 2 3 2 3 3 3 2 3 3 2 4 2 3 3 2 4 3 3 3 4 88
72 3 2 2 2 2 2 3 2 3 3 3 2 2 4 3 3 4 3 2 2 2 2 4 3 3 2 2 3 2 5 3 3 86
73 3 3 4 3 4 2 4 4 5 3 3 2 4 5 4 3 5 3 4 2 4 3 3 3 4 3 3 5 2 5 2 3 110
74 2 2 3 3 2 2 1 2 3 3 4 4 3 4 3 2 3 3 2 2 3 2 3 2 3 3 3 4 2 3 3 3 87
75 2 3 3 2 2 1 2 2 4 3 2 2 3 3 3 3 5 2 2 2 3 3 4 3 2 2 2 3 2 4 3 3 85
Resp
94
Lampiran 3. Deskripsi Data Visual_1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 18 24.0 24.0 24.0
Kadang-kadang 30 40.0 40.0 64.0
Jarang 25 33.3 33.3 97.3
Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3
Sering 12 16.0 16.0 17.3
Kadang-kadang 45 60.0 60.0 77.3
Jarang 17 22.7 22.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 14 18.7 18.7 18.7
Kadang-kadang 39 52.0 52.0 70.7
Jarang 22 29.3 29.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 20 26.7 26.7 26.7
Kadang-kadang 42 56.0 56.0 82.7
Jarang 13 17.3 17.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 2 2.7 2.7 2.7
Kadang-kadang 12 16.0 16.0 18.7
Jarang 58 77.3 77.3 96.0
Tidak Pernah 3 4.0 4.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
95
Visual_6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Jarang 35 46.7 46.7 46.7
Tidak Pernah 40 53.3 53.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3
Sering 2 2.7 2.7 4.0
Kadang-kadang 24 32.0 32.0 36.0
Jarang 36 48.0 48.0 84.0
Tidak Pernah 12 16.0 16.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 2 2.7 2.7 2.7
Kadang-kadang 13 17.3 17.3 20.0
Jarang 50 66.7 66.7 86.7
Tidak Pernah 10 13.3 13.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 9 12.0 12.0 12.0
Sering 18 24.0 24.0 36.0
Kadang-kadang 40 53.3 53.3 89.3
Jarang 7 9.3 9.3 98.7
Tidak Pernah 1 1.3 1.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Visual_10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 6 8.0 8.0 8.0
Sering 14 18.7 18.7 26.7
Kadang-kadang 46 61.3 61.3 88.0
Jarang 9 12.0 12.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
96
Audio_1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 10 13.3 13.3 13.3
Kadang-kadang 40 53.3 53.3 66.7
Jarang 23 30.7 30.7 97.3
Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3
Sering 3 4.0 4.0 5.3
Kadang-kadang 26 34.7 34.7 40.0
Jarang 41 54.7 54.7 94.7
Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 6 8.0 8.0 8.0
Sering 17 22.7 22.7 30.7
Kadang-kadang 31 41.3 41.3 72.0
Jarang 21 28.0 28.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 21 28.0 28.0 28.0
Sering 22 29.3 29.3 57.3
Kadang-kadang 29 38.7 38.7 96.0
Jarang 3 4.0 4.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 9 12.0 12.0 12.0
Kadang-kadang 40 53.3 53.3 65.3
Jarang 26 34.7 34.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
97
Audio_6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 8 10.7 10.7 10.7
Kadang-kadang 60 80.0 80.0 90.7
Jarang 7 9.3 9.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 22 29.3 29.3 29.3
Sering 33 44.0 44.0 73.3
Kadang-kadang 19 25.3 25.3 98.7
Jarang 1 1.3 1.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0
Sering 9 12.0 12.0 16.0
Kadang-kadang 55 73.3 73.3 89.3
Jarang 8 10.7 10.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0
Kadang-kadang 11 14.7 14.7 22.7
Jarang 54 72.0 72.0 94.7
Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Audio_10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 1 1.3 1.3 1.3
Kadang-kadang 10 13.3 13.3 14.7
Jarang 49 65.3 65.3 80.0
Tidak Pernah 15 20.0 20.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
98
Kinestetik_1
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0
Kadang-kadang 28 37.3 37.3 45.3
Jarang 37 49.3 49.3 94.7
Tidak Pernah 4 5.3 5.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_2
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Sering 6 8.0 8.0 8.0
Kadang-kadang 31 41.3 41.3 49.3
Jarang 36 48.0 48.0 97.3
Tidak Pernah 2 2.7 2.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_3
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 5 6.7 6.7 6.7
Sering 33 44.0 44.0 50.7
Kadang-kadang 30 40.0 40.0 90.7
Jarang 7 9.3 9.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_4
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 1 1.3 1.3 1.3
Sering 3 4.0 4.0 5.3
Kadang-kadang 22 29.3 29.3 34.7
Jarang 46 61.3 61.3 96.0
Tidak Pernah 3 4.0 4.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_5
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 2 2.7 2.7 2.7
Sering 3 4.0 4.0 6.7
Kadang-kadang 49 65.3 65.3 72.0
Jarang 21 28.0 28.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
99
Kinestetik_6
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0
Sering 6 8.0 8.0 12.0
Kadang-kadang 47 62.7 62.7 74.7
Jarang 18 24.0 24.0 98.7
Tidak Pernah 1 1.3 1.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_7
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 4 5.3 5.3 5.3
Sering 6 8.0 8.0 13.3
Kadang-kadang 31 41.3 41.3 54.7
Jarang 34 45.3 45.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_8
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 25 33.3 33.3 33.3
Sering 29 38.7 38.7 72.0
Kadang-kadang 20 26.7 26.7 98.7
Jarang 1 1.3 1.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_9
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 3 4.0 4.0 4.0
Sering 8 10.7 10.7 14.7
Kadang-kadang 25 33.3 33.3 48.0
Jarang 39 52.0 52.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_10
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 36 48.0 48.0 48.0
Sering 27 36.0 36.0 84.0
Kadang-kadang 10 13.3 13.3 97.3
Jarang 2 2.7 2.7 100.0
Total 75 100.0 100.0
100
Kinestetik_11
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 4 5.3 5.3 5.3
Sering 4 5.3 5.3 10.7
Kadang-kadang 46 61.3 61.3 72.0
Jarang 21 28.0 28.0 100.0
Total 75 100.0 100.0
Kinestetik_12
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent
Valid Selalu 8 10.7 10.7 10.7
Sering 15 20.0 20.0 30.7
Kadang-kadang 48 64.0 64.0 94.7
Jarang 4 5.3 5.3 100.0
Total 75 100.0 100.0
101
Lampiran 4. Dokumentasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian SMP Negeri 3 Bayang Kabupaten Pesisir Selatan.
Dokumentasi Penelitian, 2017
Gambar 2. Observasi dengan Kepala Sekolah SMP Negeri 3 Bayang Kabupaten
Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017
102
Gambar 3. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017
Gambar 4. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017
103
Gambar 5. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017
Gambar 6. Proses Pembelajaran Mata Pelajaran IPS di SMP Negeri 3 Bayang
Kabupaten Pesisir Selatan. Dokumentasi Penelitian, 2017