Post on 03-May-2019
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
25 Maret 2019 ● Senin, Minggu ke tiga Pra Paskah.
Bukankah Kitab Suci telah mengatakan …
Yohanes 7:37-52 7:37 Dan pada hari terakhir, yaitu pada puncak perayaan itu, Yesus berdiri
dan berseru: "Barangsiapa haus, baiklah ia datang kepada-Ku dan minum!
7:38 Barangsiapa percaya kepada-Ku, seperti yang dikatakan oleh Kitab
Suci: Dari dalam hatinya akan mengalir aliran-aliran air hidup."
7:39 Yang dimaksudkan-Nya ialah Roh yang akan diterima oleh mereka yang
percaya kepada-Nya; sebab Roh itu belum datang, karena Yesus belum
dimuliakan.
7:40 Beberapa orang di antara orang banyak, yang mendengarkan
perkataan-perkata itu, berkata: "Dia ini benar-benar nabi yang akan
datang."
7:41 Yang lain berkata: "Ia ini Mesias." Tetapi yang lain lagi berkata: "Bukan,
Mesias tidak datang dari Galilea!
7:42 Karena Kitab Suci mengatakan, bahwa Mesias berasal dari keturunan
Daud dan dari kampung Betlehem, tempat Daud dahulu tinggal."
7:43 Maka timbullah pertentangan di antara orang banyak karena Dia.
7:44 Beberapa orang di antara mereka mau menangkap Dia, tetapi tidak
ada seorangpun yang berani menyentuh-Nya.
7:45. Maka penjaga-penjaga itu pergi kepada imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi, yang berkata kepada mereka: "Mengapa kamu tidak
membawa-Nya?"
7:46 Jawab penjaga-penjaga itu: "Belum pernah seorang manusia berkata
seperti orang itu!"
7:47 Jawab orang-orang Farisi itu kepada mereka: "Adakah kamu juga
disesatkan?
7:48 Adakah seorang di antara pemimpin-pemimpin yang percaya kepada-
Nya, atau seorang di antara orang-orang Farisi?
7:49 Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah
mereka!"
7:50 Nikodemus, seorang dari mereka, yang dahulu telah datang kepada-
Nya, berkata kepada mereka:
7:51 "Apakah hukum Taurat kita menghukum seseorang, sebelum ia didengar
dan sebelum orang mengetahui apa yang telah dibuat-Nya?"
7:52 Jawab mereka: "Apakah engkau juga orang Galilea? Selidikilah Kitab
Suci dan engkau akan tahu bahwa tidak ada nabi yang datang dari
Galilea."
Renungan.
Durian adalah buah yang disukai dan dihargai oleh banyak orang di
Singapura. Kami melakukan perjalanan jarak jauh, berusaha keras, dan
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
membayar mahal untuk mendapatkan durian berkualitas untuk memenuhi
keinginan pribadi dan juga untuk berbagi dengan teman dan keluarga. Di
sisi lain, durian juga memancing reaksi keras
menyebabkan orang lain menjauhi, dilarang di beberapa tempat, yang
menyebabkan orang-orang muntah. Seorang teman misionaris Amerika
teman saya, pernah menggambarkan durian seperti “popok” karna baunya
seperti popok bekas pakai. Dari uraian di atas, jelas bahwa pendapat orang
terhadap durian tidak pernah seragam atau netral. Sebaliknya, mereka
bervariasi atau seringkali sangat kuat. Ketika Yesus hidup di bumi, orang juga
tidak selalu mengikutinya atau menerima apa yang dikatakanNya.
Beberapa muridNya terpesona dengan Firman-Nya dan mengikutiNya
sepenuh hati. Orang lain seperti para ahli Taurat dan orang-orang Farisi
menolak Firman-Nya, meragukan otoritas-Nya, dan menentang Nya. Hal ini
membagi kepada Yesus dan Firman-Nya tercermin dalam perikop hari ini.
Sementara di sisi lain, Yesus merujuk pada Kitab Suci untuk menawarkan
kehidupan dalam Roh (ayat 37-39), di lain pihak, imam-imam kepala dan
orang-orang Farisi merujuk pada Kitab Suci yang sama untuk mendukung
keraguan dan perpecahan mereka tentang Yesus.
Roh dan Pra Paskah membawa kita kepada Firman yang sebenarnya. Kita
dapat membawa Roh untuk percaya atau Roh untuk curiga pada Firman.
Apa yang kita bawa ke Alkitab mewarnai cara kita membacanya dan juga
menentukan hasil pertemuan dengan Yesus. Lalu bagaimana cara kita
datang menghampiri Firman Tuhan? Apa yang kita bawa dalam pertemuan
kita dengan Tuhan dan Firman-Nya?
Doa.
Tuhan, tolonglah saya untuk menghampiri Firman-Mu dengan pikiran kritis
yang sehat, tetapi bukan dengan roh kritis dan roh tidak percaya.
Tindakan.
Baca kembali perikop tersebut dan mencari perbedaan antara orang farisi
dan para pemimpin agama lainnya. Apa yang membuatnya berbeda dan
apakah hubungannya tentang Yesus dan Firman-Nya yang dapat kita
pelajari dari-Nya?
Oleh
Dr Calvin Chong
Associate Professor (Practical Teologi)
Singapore Bible College
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
26 Maret 2019 ● Selasa, Minggu ke tiga Pra Paskah.
Bahwa engkau bukan lamban, melainkan Peniru…
Ibrani 5:11—6:12
5:11 Tentang hal itu banyak yang harus kami katakan, tetapi yang sukar untuk
dijelaskan, karena kamu telah lamban dalam hal mendengarkan.
5:12 Sebab sekalipun kamu, ditinjau dari sudut waktu, sudah seharusnya
menjadi pengajar, kamu masih perlu lagi diajarkan asas-asas pokok dari
penyataan Allah, dan kamu masih memerlukan susu, bukan makanan keras.
5:13 Sebab barangsiapa masih memerlukan susu ia tidak memahami ajaran
tentang kebenaran, sebab ia adalah anak kecil.
5:14 Tetapi makanan keras adalah untuk orang-orang dewasa, yang karena
mempunyai pancaindera yang terlatih untuk membedakan yang baik dari
pada yang jahat.
6:1. Sebab itu marilah kita tinggalkan asas-asas pertama dari ajaran tentang
Kristus dan beralih kepada perkembangannya yang penuh. Janganlah kita
meletakkan lagi dasar pertobatan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia,
dan dasar kepercayaan kepada Allah,
6:2 yaitu ajaran tentang pelbagai pembaptisan, penumpangan tangan,
kebangkitan orang-orang mati dan hukuman kekal.
6:3 Dan itulah yang akan kita perbuat, jika Allah mengizinkannya.
6:4 Sebab mereka yang pernah diterangi hatinya, yang pernah mengecap
karunia sorgawi, dan yang pernah mendapat bagian dalam Roh Kudus,
6:5 dan yang mengecap firman yang baik dari Allah dan karunia-karunia
dunia yang akan datang,
6:6 namun yang murtad lagi, tidak mungkin dibaharui sekali lagi sedemikian,
hingga mereka bertobat, sebab mereka menyalibkan lagi Anak Allah bagi diri
mereka dan menghina-Nya di muka umum.
6:7 Sebab tanah yang menghisap air hujan yang sering turun ke atasnya, dan
yang menghasilkan tumbuh-tumbuhan yang berguna bagi mereka yang
mengerjakannya, menerima berkat dari Allah;
6:8 tetapi jikalau tanah itu menghasilkan semak duri dan rumput duri, tidaklah
ia berguna dan sudah dekat pada kutuk, yang berakhir dengan pembakaran.
6:9. Tetapi, hai saudara-saudaraku yang kekasih, sekalipun kami berkata
demikian tentang kamu, kami yakin, bahwa kamu memiliki sesuatu yang lebih
baik, yang mengandung keselamatan.
6:10 Sebab Allah bukan tidak adil, sehingga Ia lupa akan pekerjaanmu dan
kasihmu yang kamu tunjukkan terhadap nama-Nya oleh pelayanan kamu
kepada orang-orang kudus, yang masih kamu lakukan sampai sekarang.
6:11 Tetapi kami ingin, supaya kamu masing-masing menunjukkan
kesungguhan yang sama untuk menjadikan pengharapanmu suatu milik yang
pasti, sampai pada akhirnya,
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
6:12 agar kamu jangan menjadi lamban, tetapi menjadi penurut-penurut
mereka yang oleh iman dan kesabaran mendapat bagian dalam apa yang
dijanjikan Allah.
Renungan.
"Jangan lamban" (Gk: nōthros, 6:12). Dalam bahasa Yunani ini diterjemahkan
"membosankan" (dalam hal mendengarkan 5:11). Ini digunakan untuk
menunjukkan seseorang yang malas dan tidak memiliki etos kerja yang kuat.
Philo, seorang rabi abad pertama, membandingkan siswa malas dengan
patung-patung yang memiliki telinga buatan. Hal ini memberitahukan kita
bahwa siswa yang malas adalah orang yang tidak dapat menerima instruksi
yang diberikan!
Orang-orang kristen Ibrani ini telah diajarkan doktrin dasar Kristen tentang
pertobatan dari kepercayaan di dalam pekerjaan mereka untuk memperoleh
keselamatan (“perbuatan yang sia-sia” ayat 6: 1). Katekisasi mereka ini
sepertinya akan mengubahkan pemahaman mereka tentang ajaran
pembaptisan/penyucian, pengurapan rabi (pentahbisan), pengajaran
tentang kebangkitan orang mati dan penghakiman terakhir (6: 2) di kitab
Perjanjian Lama. Merobek fondasi mereka dan meletakkannya sekali lagi
tidak menghasilkan kedewasaan rohani. Sebaliknya, sungguh-sungguh
mempercayai Kristus dengan melayani sesama kita akan membantu mereka
yang telah diinstruksikan dengan dasar-dasar untuk bertumbuh dalam iman
mereka (6: 11-12).
Apakah Anda bersandar pada pengetahuan dasar Kristen tanpa kehidupan
Kristen? Bagaimanakah dengan pengalaman yang dipenuhi Roh (6: 4-5)?
Bisakah Anda bersandar pada itu saja? Tidak. Kita harus mengindahkan
peringatan ini, bahwa tidak mungkin mengembalikan seseorang seperti itu
untuk bertobat atas kehidupan mereka yang berdosa, terlepas dari Alalh
yang menyirami, karena mereka secara terbuka mempermalukan Allah
(6: 6-8). Coba lihat media sosial. Laporan-laporan tentang kisah-kisah
mengerikan para mantan Kristen dan orang-orang Kristen munafik bersama-
sama lebih berbahaya daripada argumen para Ateisme terhadap Allah.
Jadi, di mana engkau dapat menempatkan imanmu? Tidak ada yang lain
selain dalam Kristus yang disalibkan. Ketika keyakinanmu benar, engkau akan
memiliki "hal-hal yang ada dalam keselamatan" (6: 9), seperti kasih terhadap
sesama, tetangga, dan pengharapan yang terus-menerus di dalam
penebusan Allah. Jadi jangan lamban, teladanilah mereka yang telah
menerima janji Tuhan, Latihlah iman anda.
Doa.
Bapa Surgawi, Setan suka menikmati keuntungan dengan memiliki Adam
lama di dalam saya, yang pada dasarnya terlalu malas, terlalu lamban dan
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
3 | P a g e
terlalu lelah untuk terlibat dalam peperangan rohani seperti ini dan selalu
mundur, sehingga sangat sulit bagi saya untuk berjuang sampai selesai. .
Tolong bantu saya untuk berdoa setiap hari agar terus berjuang dan tidak
mundur ke dalam pencobaan atau menaruh kepercayaan saya pada hal-hal
yang salah. Tuliskan dalam diri saya “hal-hal yang termasuk keselamatan” dan
tolonglah diriku untuk melatih iman saya dengan mewujudkannya dengan
tindakan. Dalam nama Yesus, saya berdoa, Amin.
Tindakan.
Jika Anda ingin "bertumbuh dewasa" (6: 1), Apa cara praktis yang dapat
Anda lakukan untuk melakukan itu? Bagaimana kelihatannya ketika Anda
menaruh kepercayaan kepercayaan engkau pada Kristus melalui tindakan?
Oleh
Rev Dr Samuel Wang
Dosen Trinity Theological College
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
27 MARET 2019 ● RABU MINGGU KE TIGA PRA PASKAH
Jangan engkau melupakan hal-hal yang …
Ulangan 4:1, 5-9
4:1. "Maka sekarang, hai orang Israel, dengarlah ketetapan dan peraturan yang
kuajarkan kepadamu untuk dilakukan, supaya kamu hidup dan memasuki serta
menduduki negeri yang diberikan kepadamu oleh TUHAN, Allah nenek
moyangmu.
4:5 Ingatlah, aku telah mengajarkan ketetapan dan peraturan kepadamu,
seperti yang diperintahkan kepadaku oleh TUHAN, Allahku, supaya kamu
melakukan yang demikian di dalam negeri, yang akan kamu masuki untuk
mendudukinya.
4:6 Lakukanlah itu dengan setia, sebab itulah yang akan menjadi
kebijaksanaanmu dan akal budimu di mata bangsa-bangsa yang pada waktu
mendengar segala ketetapan ini akan berkata: Memang bangsa yang besar ini
adalah umat yang bijaksana dan berakal budi.
4:7 Sebab bangsa besar manakah yang mempunyai allah yang demikian dekat
kepadanya seperti TUHAN, Allah kita, setiap kali kita memanggil kepada-Nya?
4:8 Dan bangsa besar manakah yang mempunyai ketetapan dan peraturan
demikian adil seperti seluruh hukum ini, yang kubentangkan kepadamu pada
hari ini?
4:9 Tetapi waspadalah dan berhati-hatilah, supaya jangan engkau melupakan
hal-hal yang dilihat oleh matamu sendiri itu, dan supaya jangan semuanya itu
hilang dari ingatanmu seumur hidupmu. Beritahukanlah kepada anak-anakmu
dan kepada cucu cicitmu semuanya itu
Renungan
Kapanpun kata-kata seperti "Ketetapan" atau "aturan" muncul di halaman
Perjanjian Lama, tanpa sadar mungkin perasaan canggung akan muncul dalam
hati sebagian orang Kristen. Pertanyaannya, mungkin tentang keabsahan,
adalah seberapa relevan istilah-istilah itu dengan kehidupan rohani kita karena
kita diselamatkan oleh iman dan bukan oleh hukum. Sesungguhnya “kita
dibenarkan oleh iman” (Roma. 5: 1). Memang kita "dibenarkan oleh iman" tidak
menganggap "Ketetapan dan aturan-aturan" tidak relevan karena mereka
adalah ekspresi dari iman kita; yaitu, standar tentang bagaimana kita harus
menjalani kehidupan Kristen dalam hubungannya dengan Allah dan satu sama
lain. "Ketetapan dan peraturan" yang disebutkan dalam Ulangan 4: 1 mewakili
seluruh hukum (Ulangan 1: 5) yang Allah berikan kepada Israel melalui Musa. Hal
itu diulangi oleh Yesus ketika Dia merangkum seluruh hukum tersebut, "Kasihilah
Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah
sesamamu manusia seperti dirimu sendiri." (Luk 10:27).
Dengan demikian, kita dapat mengatakan bahwa “Ketetapan dan peraturan”
adalah cara untuk membantu kita menunjukkan kasih Kristus ketika kita
“menguasai bumi”. Itulah dasar dari iman kita dan kita perlu bertanya pada diri
sendiri apakah kita secara tidak sadar melupakannya, terutama ketika kita
sedang sibuk, mengubah iman kita menjadi sesuatu yang murni intelektual
tanpa tindakan peduli? Firman dalam Kitab suci renungan hari ini yang dimulai
dengan tantangan, “Dan sekarang”. Memang, kita perlu kembali ke dasar
sekarang jika kita kita lupa akan pengajaran Musa (Ul 4: 5-9) dan, yang lebih
penting, pengajaran Tuhan kita Yesus Kristus, khususnya dalam Yohanes 13: 34-
35, “Aku memberikan perintah baru kepada kamu, yaitu supaya kamu saling
mengasihi; sama seperti Aku telah mengasihi kamu demikian pula kamu harus
saling mengasihi.
13:35 Dengan demikian semua orang akan tahu, bahwa kamu adalah murid-
murid-Ku, yaitu jikalau kamu saling mengasihi."
Doa
Tuhan, jadikan aku alat kasih-Mu dan pelaku Firman-Mu, sehingga dunia tahu
bahwa Engkaulah Tuhan bagi semuanya.
Tindakan
Renungkan dengan berdoa sungguh-sungguh daerah mana, atau dengan
siapa, saya belum menunjukkan kasih Allah yang cukup, dan berdoa untuk
pertolongan Tuhan agar sekarang saya bersedia membuat perbedaan. Biarlah
perubahan saya membawa kemuliaan bagi Tuhan.
OLEH
Rev Canon Dr Titus Chung
Pendeta yang Bertugas
St Andrew’s Cathedral Mandarin
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
28 Maret 2019 ● Kamis, Minggu ke tiga Pra Paskah.
Hari ini, jika engkau mendengar suara-Nya.
Mazmur 95:1-2, 6-11
95:1 Marilah kita bersorak-sorai untuk TUHAN, bersorak-sorak bagi gunung
batu keselamatan kita.
95:2 Biarlah kita menghadap wajah-Nya dengan nyanyian syukur, bersorak-
sorak bagi-Nya dengan nyanyian mazmur.
95:6 Masuklah, marilah kita sujud menyembah, berlutut di hadapan TUHAN
yang menjadikan kita.
95:7 Sebab Dialah Allah kita, dan kitalah umat gembalaan-Nya dan
kawanan domba tuntunan tangan-Nya. Pada hari ini, sekiranya kamu
mendengar suara-Nya!
95:8 Janganlah keraskan hatimu seperti di Meriba, seperti pada hari di Masa
di padang gurun,
95:9 pada waktu nenek moyangmu mencobai Aku, menguji Aku, padahal
mereka melihat perbuatan-Ku.
95:10 Empat puluh tahun Aku jemu kepada angkatan itu, maka kata-Ku:
"Mereka suatu bangsa yang sesat hati, dan mereka itu tidak mengenal
jalan-Ku."
95:11 Sebab itu Aku bersumpah dalam murka-Ku: "Mereka takkan masuk ke
tempat perhentian-Ku."
Renungan.
Mazmur 95, diawali dengan panggilan untuk penyembahan (ayat 1-6) dan
diakhiri dengan peringatan (ayat 7-11) bahwa tidak ada seorangpun yang
dapat menyembah-Nya dengan hati yang keras. Hal ini menggambarkan
dua tindakan hati yang keras dari bangsa Israel. Pertama, di Rafidim saat
mereka bersungut-sungut kepada Musa.
Yang ke dua, saat di Kadesh-barnea, di penghujung Tanah Perjanjian.
Mereka telah boleh menempatinya. Tetapi mereka bimbang.
Mereka memaksa untuk memata-matai tanah tersebut meskipun Allah telah
berjanji untuk melindungi mereka. Maka dikirimlah 12 orang pengintai. 10
pengintai kembali karena kecil hati. Mereka melaporkan bahwa mereka
kelihatan seperti belalang dibandingkan dengan bangsa Kanaan. Ketika
Kaleb dan Yosua mendesak untuk segera menempati tanah tersebut,
mereka melempari dengan batu. Dengan ketakutan mereka kembali ke
padang belantara di mana mereka berkelana selama 40 tahun. Tanah
Perjanjian hanya berjarak tak jauh dari mereka
Tidak ada alasan bagi ketidak percayaan bangsa Israel. Mereka telah
menyaksikan “pekerjaan Allah” dari mulanya termasuk bagian yang
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
dramatis membelah laut merah dan menyediakan mana dan burung puyuh.
Tidak ada pekerjaan apapun yang hanya sekedar mereka dengar sepintas
atau kedengaran dari jauh. Mereka menyaksikan muzizat itu sendiri. Tapi
mereka masih menolak untuk percaya dan taat pada Allah. Apakah alasan
dari tingkah laku mereka?
Ayat 10 mencatat, “ mereka tidak mengenal jalan-Ku. “ Jika mereka
sungguh-sungguh mengenal jalan Allah, mereka akan berjalan di dalamnya.
Tetapi mereka tidak tahu. Pengabaian mereka tidak termaafkan. Bukan
hanya sekedar mengabaikan, tetapi mengabaikan hal-hal yang seharusnya
mereka ketahui, yang menyebabkan kegagalan mereka. Mereka tidak mau
belajar jalan Allah.
Apakah engkau keras hati sama seperti bangsa Israel? Kapankah terakhir
kali engkau dengan khusus berdoa mencari kehendak dan jalan Allah?
Doa.
Ya Allah, berikan-ku iman yang dalam di dalam-Mu sehingga
memampukan-ku untuk merubah setiap rintangan menjadi kesempatan,
menghadapi setiap cobaan dengan kemenangan, dan melihat setiap
raksasa sebagai belalang. Jauhkan hatiku dari ketidak percayaan, sehingga
ku-dapat percaya dan taat pada-Mu, tidak menjadi masalah apapun yang
kuhadapi di dalam hidup sehari-hari maupun di masa yang akan datang.
Berbelas kasihan padaku, ya Tuhan, kupinta dalam nama yang berkuasa
Yesus, Amin.
Tindakan.
Hari ini jika mendengar suara-Nya, berhentilah sejenak dan renungkanlah:
Mengapa saya tidak mengalami hidup yang berkelimpahan yang Yesus
janjikan bagi barang siapa yang percaya kepada-Nya?
Adalah ketidak percayaan-ku atau ketidak setiaan-ku yang menyebabkan
perwujudan anugerah berputar-putar di padang belantara ?
Oleh
Pendeta Dr Steven Gan
Pendeta Senior
Gereja Amazing Grace Presbyterian
Renungan Harian Pra Paskah.
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
29 Maret 2019 ● Jumat, Minggu ke tiga Pra Paskah
Penderitaan menghasilkan … Harapan.
Roma 5: 1-11
5:1. Sebab itu, kita yang dibenarkan karena iman, kita hidup dalam damai
sejahtera dengan Allah oleh karena Tuhan kita, Yesus Kristus.
5:2 Oleh Dia kita juga beroleh jalan masuk oleh iman kepada kasih karunia
ini. Di dalam kasih karunia ini kita berdiri dan kita bermegah dalam
pengharapan akan menerima kemuliaan Allah.
5:3 Dan bukan hanya itu saja. Kita malah bermegah juga dalam
kesengsaraan kita, karena kita tahu, bahwa kesengsaraan itu menimbulkan
ketekunan,
5:4 dan ketekunan menimbulkan tahan uji dan tahan uji menimbulkan
pengharapan.
5:5 Dan pengharapan tidak mengecewakan, karena kasih Allah telah
dicurahkan di dalam hati kita oleh Roh Kudus yang telah dikaruniakan
kepada kita.
5:6. Karena waktu kita masih lemah, Kristus telah mati untuk kita orang-orang
durhaka pada waktu yang ditentukan oleh Allah.
5:7 Sebab tidak mudah seorang mau mati untuk orang yang benar--tetapi
mungkin untuk orang yang baik ada orang yang berani mati--.
5:8 Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus
telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
5:9 Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita
pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
5:10 Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah
oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah
diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
5:11 Dan bukan hanya itu saja! Kita malah bermegah dalam Allah oleh Yesus
Kristus, Tuhan kita, sebab oleh Dia kita telah menerima pendamaian itu.
Renungan
Perikop Firman Tuhan yang kita renungkan hari ini membahas tentang
keyakinan inti dari kehidupan Kristiani: pembenaran oleh iman. Jadi tolong
tenangkan tubuh dan pikiran anda di hadapan Tuhan, dan bacalah serta
renungkan ayat ini secara perlahan, teliti, dan pahami.
Pembenaran oleh iman adalah inti dari keseluruhan iman orang Kristen.
Seperti halnya bagaimana Archimedes, seorang filsuf Yunani kuno, yang
menggambarkan prinsip pengungkit - memberinya tempat dan sebuah tuas
untuk berdiri cukup lama, dan ia bisa menggerakkan bumi. Ketika kita
dengan tegas mengetahui dan percaya akan kebenaran Injil melalui
Renungan Harian Pra Paskah.
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
pembenaran oleh iman, maka kita dapat menggerakkan seluruh hidup kita,
mengetahui arah hidup kita bahkan memiliki sukacita dalam penderitaan.
Mengapa orang percaya dapat bersukacita dalam penderitaan?
Jawabannya adalah pembenaran oleh iman! Kita percaya bahwa Yesus
adalah Tuhan yang menyelamatkan orang berdosa, dan tergantung pada
penyelesaian karya penebusan-Nya, dan kita mengatasi dosa, ancaman
terbesar dalam sifat manusia kita. Mengenai pembenaran kita oleh iman
kepada Tuhan Yesus, ada tiga hal penting:
Pertama, ketika orang melanggar prinsip-prinsip moral dan menghadapi
penghakiman Allah, mereka hidup dalam rasa bersalah di bawah
penghukuman dosa. Namun, Yesus menanggung hukuman bagi orang
berdosa dan menghilangkan kutuk dari mereka, sehingga kita tidak lagi
hidup dalam rasa bersalah.
Kedua, ketika orang pergi dari jalan kekudusan, hubungan mereka dengan
Bapa di Surga dihancurkan dan kerusakan terjadi dalam setiap hubungan.
Namun, Yesus mengasihi orang berdosa dan menanggung murka Allah bagi
mereka, sehingga memulihkan hubungan antara manusia dan Allah. Oleh
sebab itu kita dapat diperdamaikan kembali dengan Allah dan orang lain di
dalam kasih.
Terakhir, ketika orang hidup dalam dosa dan berjuang melawan kedaulatan
Allah atas hidup mereka, mereka memandang Allah sebagai otoritas yang
menakutkan. Namun, Yesus menanggung dosa dan maut atas orang
berdosa, sehingga manusia tidak perlu lagi takut akan penghakiman
kedaulatan Allah, tetapi menghormati dan bersukacita di dalam Dia.
Doa
Ya Tuhan Yesus, aku percaya kepada-Mu dengan sepenuh hatiku dan
datang dengan berani di hadapan takhta Allah Bapa Yang Maha kuasa.
Terima kasih bahwa saya sepenuhnya berdamai dengan Bapa karena
darah-Mu yang menghapuskan dosa-dosa saya. Hari ini, Bapa telah
memberi kasih ilahi-Nya yang besar dalam Roh Kudus, sehingga kami
memiliki kuasa untuk mengalahkan dosa dan kematian melalui
pembenaran.
Tindakan.
Apakah saya dibenarkan oleh iman? Jika demikian, bagaimana saya
mewujudkan rekonsiliasi saya dengan Tuhan dan orang lain? Identifikasi
penyebab yang menghancurkan keharmonisan kehidupan, dan selesaikan
konflik Anda dengan orang lain dengan cinta ilahi-Nya melalui Roh Kudus.
Renungan Harian Pra Paskah.
Harapan dalam Kesengsaraan.
3 | P a g e
Oleh
Pendeta Dr Clement Chia
Singapore Bible College
Kepala Sekolah
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
30 Maret 2019 ● Sabtu, Minggu ke tiga Pra Paskah.
Judul: Mari, Kita Kembali kepada Tuhan.
Hosea 5:15–6:6
5:15 Aku akan pergi pulang ke tempat-Ku, sampai mereka mengaku
bersalah dan mencari wajah-Ku. Dalam kesesakannya mereka akan
merindukan Aku:
6:1. "Mari, kita akan berbalik kepada TUHAN, sebab Dialah yang telah
menerkam dan yang akan menyembuhkan kita, yang telah memukul dan
yang akan membalut kita.
6:2 Ia akan menghidupkan kita sesudah dua hari, pada hari yang ketiga Ia
akan membangkitkan kita, dan kita akan hidup di hadapan-Nya.
6:3 Marilah kita mengenal dan berusaha sungguh-sungguh mengenal
TUHAN; Ia pasti muncul seperti fajar, Ia akan datang kepada kita seperti
hujan, seperti hujan pada akhir musim yang mengairi bumi."
6:4. Apakah yang akan Kulakukan kepadamu, hai Efraim? Apakah yang
akan Kulakukan kepadamu, hai Yehuda? Kasih setiamu seperti kabut pagi,
dan seperti embun yang hilang pagi-pagi benar.
6:5 Sebab itu Aku telah meremukkan mereka dengan perantaraan nabi-
nabi, Aku telah membunuh mereka dengan perkataan mulut-Ku, dan
hukum-Ku keluar seperti terang.
6:6 Sebab Aku menyukai kasih setia, dan bukan korban sembelihan, dan
menyukai pengenalan akan Allah, lebih dari pada korban-korban bakaran.
Renungan.
Kitab Hosea menggambarkan gambaran kasih Allah, anugrah, belas
kasihan, dan penghakiman. Israel dianggap sebagai umat perjanjian.
Sebagai umat perjanjian, mereka menyembah Yahweh dan taat pada
perintah-perintah-Nya. Namun seringkali mereka tidak menaati Allah dan
tidak setia dengan dengan melanggar perjanjian. Meskipun mereka
melanggar ketentuan perjanjian, perjanjian itu masih berlaku.
Nabi menjelaskan bahwa dosa Israel adalah akar kehancuran mereka.
Mereka berzinah dengan menyembah berhala dan mengesampingkan
Allah yang pengasih. Meskipun para nabi memperingatkan mereka akan
bahaya kehancuran yang akan datang, namun Israel tidak memiliki
pertobatan sejati. Mereka tidak berbalik hati mereka dari berhala atau
menyesali dosa-dosa mereka dan melakukan upaya yang disengaja untuk
membuat perubahan dalam cara mereka hidup.
Ritual didirikan bagi umat Allah untuk menghubungkan mereka dengan
Allah mereka. Itu diberikan untuk mempertahankan hubungan yang nyata
dan tulus dengan Allah sebagai umat perjanjian. Ritual menjadi tidak berarti,
Renungan Harian Pra Paskah 2019.
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
dan merosot menjadi ritualisme bila mereka tidak memberi diri untuk
berubah. Ritual menjadi sebuah pertunjukan saja bila tanpa kesetiaan
kepada Tuhan. Dalam konteks ini Allah yang pengasih mengundang mereka
untuk bertobat dan perubahan total dalam sikap mereka dan menyesuaikan
gaya hidup mereka sedemikian rupa sehingga mereka akan menyelaraskan
diri dengan panggilan mereka sebagai umat perjanjian.
Masa Pra Paskah adalah waktu untuk introspeksi diri; untuk melihat ke dalam
apakah kita sebagai umat Allah berada di jalan yang benar bersama Tuhan
kita. Yesus Kristus memulai pelayanan umumnya dengan undangan untuk
memasuki kerajaan Allah melalui pertobatan dan percaya kepada Injil
(Markus 1: 14). Pertobatan sesungguhnya berarti memberikan perubahan
dalam pandangan, sikap, dan gaya hidup kita. Masa Pra Paskah ini adalah
waktu untuk memeriksa dan mencari tahu di mana perubahan yang harus
dilakukan menuju kehidupan yang kudus.
Doa
Bapa Surgawi, terima kasih sudah memanggil kami sebagai umat-Mu. Kami
mengaku bahwa kami telah sesat dari-Mu dengan tidak mematuhi perintah-
Mu dan dengan sengaja tidak kembali kepada-Mu dalam pertobatan. Kami
mengakui bahwa kami telah jatuh ke dalam ritualisme dan kami berdoa
mohon anugrah-Mu untuk menyembah Engkau dalam roh dan kebenaran
dan mengikuti Engkau lebih dekat.
Tindakan
Tuliskan hal-hal yang dapat menghalangi Anda memiliki hubungan yang
benar dengan Allah, dan melalui doa, temukan cara untuk mengatasinya.
Oleh
Pendeta Dr Alex Thomas
Vikaris
Gereja Mar Thoma di Singapura
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
1 | P a g e
31 Maret 2019 ● Minggu ke empat Pra Paskah
Judul: Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa,
supaya dalam Dia …
II Korintus 5:16-21
5:16. Sebab itu kami tidak lagi menilai seorang jugapun menurut ukuran
manusia. Dan jika kami pernah menilai Kristus menurut ukuran manusia,
sekarang kami tidak lagi menilai-Nya demikian.
5:17 Jadi siapa yang ada di dalam Kristus, ia adalah ciptaan baru: yang
lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.
5:18 Dan semuanya ini dari Allah, yang dengan perantaraan Kristus telah
mendamaikan kita dengan diri-Nya dan yang telah mempercayakan
pelayanan pendamaian itu kepada kami.
5:19 Sebab Allah mendamaikan dunia dengan diri-Nya oleh Kristus dengan
tidak memperhitungkan pelanggaran mereka. Ia telah mempercayakan
berita pendamaian itu kepada kami.
5:20 Jadi kami ini adalah utusan-utusan Kristus, seakan-akan Allah menasihati
kamu dengan perantaraan kami; dalam nama Kristus kami meminta
kepadamu: berilah dirimu didamaikan dengan Allah.
5:21 Dia yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya menjadi dosa karena
kita, supaya dalam Dia kita dibenarkan oleh Allah.
Renungan
Dari Kristus yang tidak berdosa menjadi korban dosa
Dari Pengasingan menjadi pendamai.
Dari Kesalahan menjadi kebenaran.
Ketika seseorang menderita sebuah bencana, merana dalam kesakitan,
atau menderita dalam pencobaan, mungkin salah satu hal yang diharapkan
yaitu mengembalikan keadaan. Orang tersebut mungkin ingin waktu dapat
kembali, untuk menjadikan keputusan yang salah menjadi benar.
Pembalikan keadaan agar semuanya bisa dikembalikan seperti keadaan
semula. Dalam masalah hubungan, orang akan berpendapat bahwa yang
bersalah harus mengambil inisiatif, menawarkan permintaan maaf, dan
berusaha untuk memperbaiki kesalahan. Biasanya orang tidak
mengharapkan pihak yang terluka atau tersinggung untuk mengambil
inisiatif dalam proses perdamaian. Namun itulah yang dilakukan Tuhan.
Menurut Roma 3:23, kita semua telah berdosa dan telah kehilangan
kemuliaan Allah. Allah adalah pihak yang tersinggung. Tetapi Dia
mengambil inisiatif, menjangkau kita dengan mengutus Anak-Nya yang
tunggal untuk mati menggantikan kita, sehingga kita dapat diperdamaikan
dengan-Nya. Komentator menulis bahwa di dunia kuno, diplomasi akan
melibatkan kekuatan politik yang lebih rendah mengirim duta besar kepada
Renungan Harian Pra Paskah 2019
Harapan dalam Kesengsaraan.
2 | P a g e
kekuatan politik yang lebih besar untuk mengajukan permohonan untuk
kasus mereka. Tetapi perikop ini memberitahu kita bahwa otoritas tertinggi di
surga mengutus duta-duta-Nya untuk membuat permohonan-Nya dalam
mencari perdamaian dengan ciptaan-Nya yang telah jatuh (subyek). Suatu
pembalikan! Kristus yang tidak berdosa menjadi korban dosa. Keadaan kita
yang terasing dari Tuhan diubah menjadi berdamai dengan Allah.
Sesungguhnya bila menghitung pelanggaran kita, Dialah yang memberikan
kebenaran itu bagi kita.
Apakah ada pengharapan dalam pencobaan dan kesengsaraan atau
pergumulan kita sehari-hari ? Benar! Dalam pendamaian, hubungan kita
dengan Allah dipulihkan. Hubungan yang dipulihkan berarti kita tidak
sendirian. Kita memiliki akses kepada Allah yang mahakuasa, penuh kasih
karunia, kekuatan, dan pertolongan-Nya.
Doa
Tuhan, saya berterima kasih pada-Mu yang telah menjangkau saya dan
mendamaikan saya dengan Engkau. Di tengah keadaan dan tantangan
saya, kiranya saya ingat bahwa saya tidak sendirian. Saya mungkin lemah,
tetapi karena hubungan kita yang telah dipulihkan, saya dapat memperoleh
kekuatan dan menemukan pengharapan di dalam Engkau. Dalam nama
Yesus saya berdoa.
Tindakan
Pikirkanlah seseorang yang perlu dipulihkan hubungannya dengan Allah. Dia
bisa jadi orang yang belum percaya atau orang yang telah terjatuh dalam
dosa. Berdoalah agar Tuhan memakaimu sebagai duta-Nya untuk
membagikan pesan pendamaian-Nya.
Rev Dominic Yeo
Senior Pastor, Trinity Christian Centre
General Superintendent, Assemblies of God of Singapore