Post on 01-Jul-2019
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.22.02.19.0761 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH
BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN
MELAYANI PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI PADA UNIT
KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Reformasi Birokrasi merupakan salah satu langkah untuk melakukan
penataan terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan yang baik, efektif
dan efisien, sehingga dapat melayani masyarakat secara cepat, tepat, dan
profesional. Dalam perjalanannya, banyak kendala yang dihadapi, di
antaranya adalah penyalahgunaan wewenang, praktek KKN, dan lemahnya
pengawasan.
Sejalan dengan hal tersebut, Pemerintah telah menerbitkan Peraturan
Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand Design Reformasi Birokrasi
yang mengatur tentang pelaksanaan program reformasi birokrasi.
Peraturan tersebut menargetkan tercapainya 3 (tiga) sasaran hasil utama
yaitu peningkatan kapasitas dan akuntabilitas organisasi, pemerintah yang
bersih dan bebas KKN, serta peningkatan pelayanan publik.
Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM) sebagai salah satu
lembaga pemerintah nonkementerian berkomitmen untuk dapat
melaksanakan reformasi birokrasi pada seluruh area perubahan yang telah
ditetapkan dalam reformasi birokrasi. Pelaksanaan reformasi birokrasi
tidak hanya terbatas pada Unit Kerja di BPOM Pusat, tetapi juga di seluruh
Unit Pelaksana Teknis di lingkungan BPOM.
Dengan dasar hal tersebut, maka perlu disusun Pedoman Pelaksanaan
Reformasi Birokrasi dalam Rangka Pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani
-2-
pada Unit Kerja di lingkungan BPOM sebagai panduan maupun acuan bagi
Unit Kerja di lingkungan BPOM dalam melaksanakan reformasi birokrasi.
Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi juga sebagai upaya BPOM
dalam menyiapkan Unit Kerja untuk membangun Zona Integritas pada
masing-masing Unit Kerja terkait.
B. Tujuan dan Sasaran
Tujuan penyusunan pedoman ini adalah untuk memberikan panduan
dan keseragaman pemahaman dan tindakan bagi Unit Kerja di lingkungan
BPOM dalam melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka
pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani.
Adapun sasaran yang diharapkan dengan penetapan pedoman ini
adalah:
a. Meningkatkan komitmen dan konsistensi pimpinan Unit Kerja terhadap
pelaksanaan program reformasi birokrasi di unitnya;
b. Mengelola sumber daya secara efektif, efisien, dan akuntabel (termasuk
pengalokasian anggaran yang sesuai dengan program reformasi
birokrasi) pada Unit Kerja di lingkungan BPOM;
c. Meningkatkan pelayanan internal dan eksternal yang diberikan oleh
Unit Kerja di lingkungan BPOM;
d. Membangun Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Unit Kerja di lingkungan
BPOM; dan
e. Meningkatkan Indeks Reformasi Birokrasi BPOM.
C. Ruang Lingkup
Pedoman RB wajib menjadi acuan Unit Kerja BPOM untuk
melaksanakan reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan ZI Menuju
WBK/WBBM sesuai dengan Road Map RB BPOM.
D. Pengertian Umum
Dalam Pedoman ini yang dimaksud dengan:
1. Reformasi Birokrasi yang selanjutnya disingkat RB adalah upaya untuk
melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem
penyelenggaraan pemerintahan menyangkut aspek mental aparatur,
pengawasan, akuntabilitas, kelembagaan (organisasi), tata laksana,
-3-
sumber daya manusia aparatur, peraturan perundang-undangan, dan
pelayanan publik.
2. Zona Integritas yang selanjutnya disingkat ZI adalah predikat yang
diberikan kepada instansi pemerintah yang pimpinan dan jajarannya
mempunyai komitmen untuk mewujudkan Wilayah Bebas dari Korupsi
dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani melalui reformasi birokrasi,
khususnya dalam hal pencegahan korupsi dan peningkatan kualitas
pelayanan publik.
3. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas adalah
deklarasi/pernyataan dari pimpinan suatu instansi pemerintah bahwa
instansinya telah siap membangun Zona Integritas.
4. Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi yang selanjutnya disingkat Menuju
WBK adalah predikat yang diberikan kepada suatu Unit Kerja yang
memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata
laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan,
dan penguatan akuntabilitas kinerja.
5. Menuju Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani yang selanjutnya
disingkat Menuju WBBM adalah predikat yang diberikan kepada suatu
Unit Kerja yang sebelumnya telah mendapat predikat WBK dan
memenuhi sebagian besar manajemen perubahan, penataan tata
laksana, penataan sistem manajemen SDM, penguatan pengawasan,
penguatan akuntabilitas kinerja, dan penguatan kualitas pelayanan
publik.
6. Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Rangka
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani pada Unit Kerja di Lingkungan
BPOM yang selanjutnya disebut Pedoman RB adalah pedoman yang
digunakan unit kerja di lingkungan BPOM untuk melaksanakan RB
dalam rangka pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM.
7. Unit Kerja di lingkungan BPOM yang selanjutnya disingkat Unit Kerja
BPOM adalah unit organisasi setingkat eselon II dan unit pelaksana
teknis di lingkungan BPOM.
8. Unit Pelaksana Teknis di lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan yang selanjutnya disingkat UPT BPOM adalah satuan kerja
yang bersifat mandiri yang melaksanakan tugas teknis operasional
tertentu dan/atau tugas teknis penunjang tertentu di bidang
pengawasan obat dan makanan, dengan klasifikasi terdiri atas Balai
-4-
Besar Pengawas Obat dan Makanan, Balai Pengawas Obat dan
Makanan, dan Loka Pengawas Obat dan Makanan.
9. Tim Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
selanjutnya disingkat Tim RB BPOM adalah tim yang dibentuk oleh
Kepala BPOM yang terdiri dari Tim Pengarah, Tim Pelaksana (Kelompok
Kerja dan Tim Reformasi Birokrasi Unit Kerja), dan Tim Asesor
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) serta
Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi, yang
memiliki tugas dalam merencanakan, mengoordinasikan,
melaksanakan, dan melakukan monitoring, evaluasi, dan penilaian
mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi di lingkungan BPOM.
10. Tim Penilai Internal Badan Pengawas Obat dan Makanan yang
selanjutnya disingkat TPI BPOM adalah tim yang dibentuk oleh Kepala
BPOM yang mempunyai tugas melakukan penilaian unit kerja dalam
rangka memperoleh predikat Menuju WBK/WBBM.
11. Tim Reformasi Birokrasi Unit Kerja di Lingkungan Badan Pengawas
Obat dan Makanan, selanjutnya disingkat Tim RB Unit Kerja adalah tim
yang dibentuk oleh Kepala Unit Kerja yang memiliki tugas dalam
merencanakan, melaksanakan, dan melakukan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di Unit Kerja.
12. Agen Perubahan adalah individu/kelompok terpilih yang menjadi
pelopor perubahan dan sekaligus dapat menjadi contoh dan panutan
dalam berperilaku yang mencerminkan integritas dan kinerja yang
tinggi di lingkungan organisasinya.
13. Role model adalah individu yang bisa dijadikan contoh dalam prestasi
kerjanya, pola pikirnya (mind set) dan budaya kerjanya (culture set)
dalam proses perubahan.
14. Road Map Reformasi Birokrasi BPOM yang selanjutnya disingkat Road
Map RB BPOM adalah peta jalan reformasi birokrasi yang berisi rencana
pelaksanaan reformasi birokrasi sebagai panduan bagi pengelola
reformasi birokrasi pada tingkat lembaga untuk melakukan langkah-
langkah konkrit memperbaiki kualitas birokrasi pemerintahan.
15. Konsensus adalah proses untuk menghasilkan atau menjadikan
kesepakatan yang disetujui secara bersama-sama.
-5-
16. Lembar Kerja Evaluasi, yang selanjutnya disebut LKE adalah lembar
isian/jawaban atas pertanyaan-pertanyaan yang berhubungan dengan
penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi dalam rangka
pembangunan ZI Menuju WBK/WBBM.
17. Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik yang selanjutnya disingkat
SPBE adalah penyelenggaraan pemerintahan yang memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi untuk memberikan layanan kepada
pengguna SPBE.
BAB II
PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI
A. Pencanangan Pembangunan Zona Integritas
1. Pencanangan Pembangunan ZI dilakukan oleh instansi pemerintah
yang pimpinan dan seluruh atau sebagian besar pegawainya telah
menandatangani Dokumen Pakta Integritas. Penandatanganan
dokumen Pakta Integritas dapat dilakukan secara massal/serentak
pada saat pelantikan, baik sebagai CPNS, PNS, maupun pelantikan
dalam rangka mutasi kepegawaian horizontal atau vertikal.
2. Pencanangan pembangunan ZI dilaksanakan secara terbuka dan
dipublikasikan secara luas dengan maksud agar semua pihak termasuk
masyarakat dapat memantau, mengawal, mengawasi, dan berperan
serta dalam program kegiatan RB khususnya di bidang pencegahan
korupsi dan peningkatan kualitas pelayanan publik.
3. Penandatanganan Piagam Pencanangan Pembangunan ZI di lingkungan
BPOM dilaksanakan oleh Kepala BPOM, pejabat pimpinan tinggi madya,
dan Kepala Unit Kerja.
B. Pembentukan Tim RB Unit Kerja
1. Tim RB Unit Kerja dibentuk dan ditetapkan oleh Kepala Unit Kerja
sesuai format Keputusan Kepala Unit Kerja tentang Pembentukan Tim
Reformasi Birokrasi di Lingkungan Unit Kerja sebagaimana Anak
Lampiran 1.
2. Pelaksanaan tugas Tim RB Unit Kerja mengacu Pola Koordinasi Tim RB
BPOM sebagaimana Anak Lampiran 2.
-6-
3. Dalam hal Unit Kerja telah ditetapkan dan/atau dicanangkan sebagai
Unit yang mengembangkan ZI Menuju WBK/WBBM, Tim RB Unit Kerja
juga berperan sebagai Tim Kerja ZI Menuju WBK/WBBM Unit Kerja di
lingkungan BPOM.
C. Perencanaan Reformasi Birokrasi Unit Kerja
1. Pelaksanaan RB di Unit Kerja difokuskan pada penerapan program
Manajemen Perubahan, Penguatan Tata Laksana, Penguatan Sistem
Manajemen SDM Aparatur, Penguatan Pengawasan, Penguatan
Akuntabilitas Kinerja, dan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik yang
bersifat konkrit.
2. Pelayanan publik meliputi pelayanan yang diberikan oleh Unit Kerja di
lingkungan BPOM, baik pelayanan kepada masyarakat (eksternal)
maupun pelayanan kepada pegawai dan/atau Unit Kerja lainnya di
lingkungan BPOM (internal).
3. Pelaksanaan RB Unit Kerja meliputi komponen pengungkit (proses) dan
komponen hasil. Hubungan keterkaitan antara fokus perubahan dan
komponen perubahan dapat digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1 Hubungan Keterkaitan Komponen Pengungkit dan Komponen Hasil
4. Dalam pelaksanaan RB, setiap Unit Kerja di lingkungan BPOM wajib
menyusun rencana kerja tahunan pelaksanaan RB di Unit Kerja yang
ditetapkan pada akhir tahun sebelumnya, dan/atau paling lambat
ditetapkan pada bulan Januari tahun berjalan sebagai acuan dalam
pelaksanaan RB pada Unit Kerja pada tahun tersebut menggunakan
format sebagaimana Anak Lampiran 3.
-7-
5. Rencana kerja tahunan pelaksanaan RB di Unit Kerja mengacu kepada
Road Map RB BPOM dan diselaraskan dengan kegiatan dalam rencana
kerja tahunan Unit Kerja.
6. Rencana kerja tahunan pelaksanaan RB di Unit Kerja harus mencakup
paling sedikit 6 (enam) area perubahan RB yang wajib dilaksanakan
oleh Unit Kerja, disusun dengan mengacu kepada:
a. Road Map RB BPOM;
b. Rencana kerja Tim RB BPOM; dan
c. Rencana strategis Unit Kerja.
D. Target, Indikator, dan Output Pelaksanaan RB pada Unit Kerja
1. Komponen Pengungkit
Komponen pengungkit merupakan komponen yang menjadi faktor
penentu pencapaian sasaran hasil pelaksanaan RB. Komponen
pengungkit terdiri atas:
Tabel 1 Bobot Komponen Pengungkit
No Komponen Pengungkit Bobot
(60%)
1 Manajemen Perubahan 5%
2 Penataan Tatalaksana 5%
3 Penataan Sistem Manajemen SDM 15%
4 Penguatan Akuntabilitas Kinerja 10%
5 Penguatan Pengawasan 15%
6 Penguatan Kualitas Pelayanan Publik 10%
a. Manajemen Perubahan
Manajemen perubahan bertujuan untuk mengubah secara sistematis
dan konsisten dari sistem dan mekanisme kerja organisasi serta pola
pikir dan budaya kerja individu atau Unit Kerja agar menjadi lebih
baik sesuai dengan tujuan dan sasaran RB. Target, indikator, dan
output Manajemen Perubahan sebagai berikut:
Tabel 2 Target, Indikator, dan Output Manajemen Perubahan
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
komitmen
pimpinan dan
pegawai di Unit
Kerja dalam
melakukan RB
1. Tim Reformasi Birokrasi Unit Kerja:
a. Tim RB Unit Kerja telah
dibentuk;
b. Tim RB Unit Kerja telah
melaksanakan tugas sesuai
rencana kerja Tim RB BPOM
maupun Tim RB Unit Kerja.
Keputusan Kepala Unit
Kerja tentang
Pembentukan Tim
Reformasi Birokrasi di
Lingkungan Unit Kerja.
-8-
Target Indikator Output
2. Dokumen Rencana Kerja RB Unit
Kerja:
a. Dokumen rencana kerja RB Unit
Kerja telah disusun dan
ditetapkan sesuai dengan Road
Map RB BPOM dan rencana
strategis Unit Kerja;
b. Dokumen rencana kerja RB Unit
Kerja telah memuat target
prioritas dan/atau quick wins RB
yang relevan dengan tujuan RB
BPOM maupun RB Unit Kerja;
c. Telah dilakukan sosialisasi dan
internalisasi dokumen rencana
kerja dan Road Map RB BPOM
kepada semua pegawai Unit
Kerja.
a. Dokumen rencana kerja
RB di Unit Kerja yang
mengacu pada Road
Map RB BPOM dan
penetapan target
prioritas dan/atau quick
wins RB Unit Kerja.
b. Laporan dan/atau
pemanfaatan media
komunikasi dalam
sosialisasi dan
internalisasi RB kepada
pegawai Unit Kerja.
2. Menurunnya
risiko kegagalan
yang disebabkan
kemungkinan
timbulnya
resistensi
terhadap
perubahan, baik
resistensi oleh
internal Unit
Kerja, maupun
stakeholders
eksternal Unit
Kerja
Pemantauan dan Evaluasi RB Unit
Kerja:
a. Seluruh kegiatan RB Unit Kerja
telah dilaksanakan sesuai dengan
target yang direncanakan;
b. Terdapat monitoring, evaluasi, dan
pelaporan terhadap pelaksanaan
RB Unit Kerja;
c. Hasil monitoring, evaluasi, dan
penilaian RB Unit Kerja telah
ditindaklanjuti.
a. Hasil pemantauan,
monitoring, dan evaluasi
pelaksanaan RB Unit
Kerja (bulanan/
triwulanan/
semesteran/tahunan).
b. Tindak lanjut hasil
monitoring, evaluasi,
dan penilaian
pelaksanaan RB pada
Unit Kerja.
3. Terjadinya
perubahan pola
pikir dan budaya
kerja Unit Kerja
Perubahan Pola Pikir dan Budaya
Kinerja:
a. Terdapat keterlibatan pimpinan
Unit Kerja secara aktif dan
berkelanjutan dalam pelaksanaan
RB, sekaligus berperan sebagai role
model perubahan;
b. Agen Perubahan Unit Kerja telah
melaksanakan tugas dan perannya
sesuai dengan ketentuan;
c. Budaya kerja dan pola pikir positif
telah dibangun di lingkungan Unit
Kerja;
d. Pegawai Unit Kerja telah memahami
RB dan terlibat aktif dalam
pelaksanaan RB.
a. Keputusan Kepala Unit
Kerja tentang
Pembentukan Agen
Perubahan Unit Kerja.
b. Rencana dan laporan
rencana aksi Agen
Perubahan.
c. Perubahan pola pikir
dan budaya kerja yang
positif pada unit kerja
dan peran pimpinan
sebagai role model,
dibuktikan dengan hasil
survei, laporan
gratifikasi pimpinan/
pegawai, LHKPN,
dan/atau opini/
pernyataan pegawai.
b. Penguatan Tata Laksana
Penataan/penguatan tata laksana bertujuan untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas sistem, proses bisnis, dengan prosedur kerja
-9-
yang jelas, efektif, efisien, dan terukur di Unit Kerja. Target, indikator,
dan output Penguatan Tata Laksana sebagai berikut:
Tabel 3 Target, Indikator, dan Output Penguatan Tata Laksana
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
efisiensi dan
efektivitas proses
manajemen
pemerintahan di
Unit Kerja
Proses Bisnis dan Standar Operasional
Prosedur (SOP):
a. SOP Mikro Unit Kerja telah
mengacu kepada peta proses bisnis
BPOM dan SOP Makro BPOM;
b. SOP Makro dan SOP Mikro telah
diimplementasikan di Unit Kerja;
c. SOP Makro dan/atau SOP Mikro di
Unit Kerja telah direview dan
dievaluasi.
a. Penetapan SOP Mikro
yang telah mengacu
pada peta proses bisnis
BPOM dan SOP Makro.
b. Bukti implementasi SOP
dan hasil review/
evaluasi/perbaikan SOP
di Unit Kerja.
2. Meningkatnya
penggunaan
teknologi
informasi dalam
proses
penyelenggaraan
manajemen
pemerintahan di
Unit Kerja
Sistem Pemerintahan Berbasis
Elektronik:
a. Sistem pengukuran kinerja Unit
Kerja telah dilakukan berbasis
sistem informasi;
b. Sistem kepegawaian Unit Kerja
telah dikelola berbasis sistem
informasi;
c. Sistem pelayanan publik Unit Kerja
telah dilaksanakan berbasis sistem
informasi.
Bukti implementasi SPBE
di Unit Kerja paling sedikit
meliputi penggunaan
aplikasi:
a. Implementasi e-
performance.
b. Implementasi aplikasi
kepegawaian.
c. Implementasi aplikasi
pelayanan publik.
3. Meningkatnya
kinerja di Unit
Kerja
Keterbukaan Informasi Publik:
a. Kebijakan tentang keterbukaan
informasi publik telah dilaksanakan
di Unit Kerja;
b. Telah dilakukan monitoring,
evaluasi, dan pelaporan
pelaksanaan kebijakan
keterbukaan informasi publik di
Unit Kerja.
Bukti pelaksanaan
keterbukaan informasi
publik di Unit Kerja.
4. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
arsip Unit Kerja
Kearsipan:
Penataan arsip telah sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-
undangan.
Hasil evaluasi kearsipan
Unit Kerja.
c. Penguatan Sistem Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM) Aparatur
Penataan/penguatan sistem manajemen SDM aparatur bertujuan
untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur Unit Kerja, yang
didukung oleh implementasi sistem merit dalam manajemen SDM
aparatur sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
Target, indikator, dan output Penguatan Sistem Manajemen SDM
Aparatur sebagai berikut:
-10-
Tabel 4 Target, Indikator, dan Output Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
ketaatan dalam
implementasi
sistem merit
dalam
manajemen SDM
aparatur Unit
Kerja sesuai
dengan
ketentuan dalam
peraturan
perundang-
undangan
Perencanaan Kebutuhan Pegawai
sesuai dengan Kebutuhan Organisasi:
a. Unit Kerja telah membuat rencana
kebutuhan pegawai dengan
memperhatikan rasio beban kerja
maupun kualifikasi pendidikan;
b. Unit Kerja telah
mengimplementasikan rencana
kebutuhan pegawai yang telah
disusun;
c. Unit Kerja telah menerapkan
monitoring dan evaluasi terhadap
pemenuhan kebutuhan pegawai
sesuai dengan rencana kebutuhan
pegawai yang telah disusun.
a. Penetapan kebutuhan
pegawai Unit Kerja yang
mengacu kepada peta
jabatan dan hasil
analisis beban kerja.
b. Laporan monitoring dan
evaluasi terhadap
pemenuhan kebutuhan
pegawai sesuai dengan
rencana kebutuhan
pegawai.
2. Meningkatnya
transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan SDM
aparatur Unit
Kerja
Pola Mutasi Internal:
a. Telah menetapkan kebijakan pola
mutasi internal dengan mengacu
kepada kebijakan manajemen
karier BPOM;
b. Telah mengimplementasikan
kebijakan pola mutasi internal yang
telah ditetapkan;
c. Telah melakukan monitoring dan
evaluasi terhadap kebijakan pola
mutasi internal.
a. Laporan penerimaan
pegawai nonPNS di Unit
Kerja yang transparan,
obyektif, akuntabel dan
bebas KKN.
b. Hasil monitoring dan
evaluasi penempatan
pegawai dalam jabatan
maupun dalam unit di
Unit Kerja.
c. Dokumen kebijakan
pola mutasi internal
Unit Kerja.
d. Hasil monitoring dan
evaluasi implementasi
kebijakan pola mutasi
internal di Unit Kerja.
3. Meningkatnya
disiplin SDM
aparatur Unit
Kerja
Penegakan Aturan Disiplin/Kode
Etik/Kode Perilaku Pegawai:
Pelaksanaan aturan disiplin/kode
etik/kode perilaku telah
dilaksanakan/diimplementasikan di
Unit Kerja.
Laporan penegakan aturan
disiplin/kode etik/kode
perilaku pegawai dan
kebijakan reward and
punishment berbasis kinerja
di Unit Kerja.
4. Meningkatnya
efektivitas
manajemen SDM
Aparatur Unit
Kerja
1. Penetapan Kinerja Individu:
a. Telah memiliki penilaian kinerja
individu yang terkait dengan
kinerja Unit Kerja (berbasis
balanced scorecard);
b. Ukuran kinerja individu telah
memiliki kesesuaian dengan
indikator kinerja individu level di
atasnya;
c. Telah melakukan pengukuran
kinerja individu secara periodik;
d. Hasil penilaian kinerja individu
telah dilaksanakan/
diimplementasikan sebagai dasar
dalam manajemen SDM (reward)
mulai dari penetapan,
implementasi, dan pemantauan.
Hasil implementasi
kebijakan manajemen
kinerja organisasi Unit
Kerja maupun semua
pegawai di Unit Kerja.
-11-
Target Indikator Output
2. Sistem Informasi Kepegawaian:
Pelaksanaan sistem informasi
kepegawaian di Unit Kerja telah
dimutakhirkan secara berkala.
a. Implementasi dan
pemanfaatan teknologi
informasi dalam
manajemen SDM
Aparatur oleh semua
pegawai Unit Kerja.
b. Data informasi
kepegawaian telah
dimutakhirkan secara
berkala.
5. Meningkatnya
profesionalisme
SDM aparatur
Unit Kerja
Pengembangan Pegawai Berbasis
Kompetensi:
a. Telah disusun analisis kebutuhan
dan rencana pengembangan
kompetensi pegawai;
b. Telah melakukan upaya
pengembangan kompetensi
(capacity building/transfer
knowledge);
c. Terdapat kesempatan/hak bagi
pegawai Unit Kerja untuk
mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi;
d. Telah dilakukan monitoring dan
evaluasi kegiatan pengembangan
kompetensi.
a. Laporan analisis
kebutuhan dan rencana
pengembangan
kompetensi pegawai
Unit Kerja.
b. Laporan pelaksanaan
pengembangan pegawai
berbasis kompetensi di
Unit Kerja.
d. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Akuntabilitas kinerja adalah perwujudan kewajiban Unit Kerja untuk
mempertanggungjawabkan keberhasilan/kegagalan pelaksanaan
program dan kegiatan dalam mencapai visi, misi dan tujuan
organisasi. Penguatan Akuntabilitas Kinerja bertujuan untuk
meningkatkan kapasitas dan akuntabilitas kinerja Unit Kerja. Target,
indikator, dan output Penguatan Akuntabilitas Kinerja sebagai berikut:
Tabel 5 Target, Indikator, dan Output Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
kinerja Unit
Kerja
Keterlibatan Pimpinan:
a. Pimpinan Unit Kerja terlibat secara
langsung pada saat penyusunan
rencana strategis maupun rencana
kerja Unit Kerja;
b. Pimpinan Unit Kerja terlibat secara
langsung pada saat penyusunan
penetapan kinerja;
c. Pimpinan Unit Kerja telah
memantau pencapaian kinerja
secara berkala.
a. Dokumen perencanaan,
penetapan kinerja yang
berorientasi pada hasil
(output), dan hasil
monitoring dan evaluasi
kinerja yang
menunjukkan
keterlibatan aktif
pimpinan Unit Kerja.
-12-
Target Indikator Output
b. Dokumen Rencana
Strategis, Rencana Kerja
Tahunan, dan
Penetapan Kinerja Unit
Kerja.
c. Penetapan Indikator
Kinerja Utama (IKU)
Unit Kerja.
d. Buku Kinerja BPOM
dalam angka
(triwulanan).
e. Laporan Rencana Aksi
Perjanjian Kinerja Unit
Kerja (RAPK)
triwulanan.
f. Rekapitulasi Hasil
Pelaksanaan Kegiatan
(RHPK) secara berkala.
g. Monev capaian RKP unit
kerja (triwulanan).
h. Laporan Monev Online
unit kerja.
2. Meningkatnya
akuntabilitas
Unit Kerja
Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja:
a. Unit Kerja telah memiliki dokumen
perencanaan;
b. Dokumen perencanaan Unit Kerja
telah berorientasi hasil (output);
c. Indikator kinerja Unit Kerja telah
memiliki kriteria Specific,
Measurable, Acheivable, Relevant
and Time bound (SMART);
d. Unit Kerja telah menyusun laporan
kinerja tepat waktu;
e. Pelaporan kinerja Unit Kerja telah
memberikan informasi tentang
kinerja;
f. Unit Kerja telah berupaya
meningkatkan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja.
a. Rencana Strategis unit
kerja
b. Rencana Kerja Tahunan
(RKT) unit kerja
c. Perjanjian Kinerja unit
kerja
d. Laporan Kinerja unit
kerja yang disusun
tepat waktu.
e. Laporan peningkatan
kompetensi SDM
pengelola akuntabilitas
kinerja.
e. Penguatan Pengawasan
Penguatan pengawasan bertujuan untuk meningkatkan
penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN di Unit
Kerja Target, indikator, dan output Penguatan Pengawasan sebagai
berikut:
-13-
Tabel 6 Target, Indikator, dan Output Penguatan Pengawasan
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
kepatuhan
terhadap
pengelolaan
keuangan negara
di Unit Kerja
Pengendalian Gratifikasi:
a. Telah memiliki kampanye publik
tentang pengendalian gratifikasi;
b. Telah mengimplementasikan
pengendalian gratifikasi.
a. Laporan hasil
kampanye publik
tentang pengendalian
gratifikasi, didukung
dengan media
kampanye yang
digunakan.
b. Bukti implementasi
pengendalian gratifikasi
yang ditetapkan BPOM,
contohnya laporan
pengendalian gratifikasi
secara berkala.
2. Meningkatnya
efektivitas
pengelolaan
keuangan negara
di Unit Kerja
Penerapan Sistem Pengawasan Intern
Pemerintah (SPIP):
a. Telah membangun lingkungan
pengendalian;
b. Telah mengimplementasikan
manajemen risiko di Unit Kerja;
c. Telah mengkomunikasikan dan
mengimplementasikan SPIP kepada
seluruh pihak terkait;
d. Telah dilakukan pemantauan
Penilaian Mandiri Evaluasi
Pengendalian Intern Tingkat Entitas
(PM-EPITE) Unit Kerja.
Dokumen pengendalian
risiko Unit Kerja.
3. Meningkatkan
status opini BPK
terhadap
pengelolaan
keuangan negara
organisasi BPOM
Laporan hasil PM-EPITE
Unit Kerja.
4. Menurunnya
tingkat
penyalahgunaan
wewenang di
Unit Kerja
1. Pengaduan Masyarakat/
stakeholders terkait:
a. Telah mengimplementasikan
kebijakan pengaduan
masyarakat/stakeholders
terkait;
b. Telah melaksanakan tindak
lanjut atas hasil penanganan
pengaduan masyarakat/
stakeholders terkait;
c. Telah melakukan monitoring dan
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat/
stakeholders terkait;
d. Telah menindaklanjuti hasil
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat/
stakeholders terkait.
Laporan implementasi,
sosialisasi, dan hasil
evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat
(bulanan/triwulanan/
semesteran/tahunan).
2. Whistle Blowing System:
a. Telah menerapkan whistle
blowing system;
b. Telah melakukan evaluasi atas
penerapan whistle blowing
system;
c. Telah menindaklanjuti hasil
evaluasi atas penerapan whistle
blowing system.
Laporan implementasi,
sosialisasi, dan hasil
evaluasi atas penerapan
whistle blowing system
(bulanan/triwulanan/
semesteran/tahunan).
-14-
Target Indikator Output
3. Penanganan Benturan
Kepentingan:
a. Telah mengidentifikasi benturan
kepentingan dalam pelaksanaan
tugas dan fungsi Unit Kerja;
b. Telah dilakukan sosialisasi
penanganan benturan
kepentingan;
c. Telah mengimplementasikan
penanganan benturan
kepentingan;
d. Telah melakukan evaluasi atas
penanganan benturan
kepentingan;
e. Telah menindaklanjuti hasil
evaluasi atas penanganan
benturan kepentingan.
Laporan implementasi,
sosialisasi, dan hasil
evaluasi penanganan
benturan kepentingan
(bulanan/triwulanan/
semesteran/tahunan).
f. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Peningkatan kualitas pelayanan publik merupakan suatu upaya untuk
meningkatkan kualitas dan inovasi pelayanan publik Unit Kerja secara
berkala sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat dan/atau
pelanggan. Di samping itu, peningkatan kualitas pelayanan publik
dilakukan untuk membangun kepercayaan masyarakat dan/atau
pelanggan terhadap penyelenggara pelayanan publik dalam rangka
peningkatan kesejahteraan masyarakat dan/atau pelanggan dengan
menjadikan keluhan masyarakat dan/atau pelanggan sebagai sarana
untuk melakukan perbaikan pelayanan publik. Target, indikator, dan
output Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik sebagai berikut:
Tabel 7 Target, Indikator, dan Output Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Target Indikator Output
1. Meningkatnya
kualitas
pelayanan publik
(lebih cepat,
lebih murah,
lebih aman, dan
lebih mudah
dijangkau) Unit
Kerja
Standar Pelayanan:
a. Telah memiliki kebijakan standar
pelayanan;
b. Telah memaklumatkan standar
pelayanan;
c. Telah memiliki SOP bagi
pelaksanaan standar pelayanan;
d. Telah melakukan reviu dan
perbaikan atas standar pelayanan
dan/atau SOP.
a. Bukti implementasi
kebijakan dan SOP
pelayanan publik di
Unit Kerja.
b. Maklumat pelayanan
Unit Penyelenggara
Pelayanan Publik.
2. Meningkatnya
jumlah
unit/jenis
layanan yang
memperoleh
standardisasi
Budaya Pelayanan Prima:
a. Telah melakukan
sosialisasi/pelatihan berupa kode
etik, estetika, capacity building
dalam upaya penerapan budaya
pelayanan prima;
a. Inovasi bidang
pelayanan publik di
Unit Kerja.
b. Bukti penerapan
teknologi informasi pada
pelayanan publik di
-15-
Target Indikator Output
pelayanan
internasional di
Unit Kerja
b. Telah memiliki informasi tentang
pelayanan mudah diakses melalui
berbagai media;
c. Telah memiliki sistem reward and
punishment bagi pegawai
pelaksana layanan serta pemberian
kompensasi kepada penerima
layanan bila layanan tidak sesuai
standar;
d. Telah memiliki sarana layanan
terpadu/terintegrasi;
e. Telah melakukan inovasi
pelayanan.
BPOM, antara lain
informasi pelayanan
publik diakses di media
sosial, cetak, dan
elektronik.
c. Bukti dan/atau laporan
pelaksanaan sistem
reward, punishment,
dan kompensasi
pelanggan dalam
pelayanan publik di
Unit Kerja.
3. Meningkatnya
indeks kepuasan
masyarakat
dan/atau
pelanggan
terhadap
penyelenggara
pelayanan publik
oleh Unit Kerja
Penilaian Kepuasan Terhadap
Pelayanan:
a. Telah melakukan survei kepuasan
masyarakat dan/atau pelanggan
terhadap pelayanan;
b. Hasil survei kepuasan masyakat
dan/atau pelanggan dapat diakses
secara terbuka;
c. Telah melakukan tindak lanjut atas
hasil survei kepuasan masyarakat
dan/atau pelanggan.
a. Laporan survei
kepuasan pelanggan
(internal dan eksternal).
b. Pengumuman hasil
survei kepuasan
pelanggan di media
sosial, cetak, dan
elektronik.
c. Laporan tindak lanjut
hasil survei kepuasan
pelanggan.
2. Komponen Hasil
Rincian bobot komponen hasil pelaksanaan RB sebagai berikut:
Tabel 8 Bobot Komponen Hasil
No Unsur Indikator Hasil Bobot
(40%)
1 Terwujudnya Pemerintahan yang Bersih dan Bebas KKN 20%
2 Terwujudnya Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
kepada Masyarakat 20%
3 Meningkatnya Kapasitas dan Akuntabilitas Kinerja
Birokrasi -
Sasaran, indikator, dan output komponen hasil terdiri atas:
Tabel 9 Sasaran, Indikator, dan Output Komponen Hasil Sasaran Indikator Output
1. Terwujudnya BPOM
yang Bersih dan
Bebas KKN
Nilai atau indeks tentang
persepsi korupsi (survei
tentang persepsi korupsi
kepada pengguna layanan
Unit Kerja).
Laporan hasil survei persepsi
korupsi.
-16-
Sasaran Indikator Output
Persentase penyelesaian
Tindak Lanjut Hasil
Pemeriksaan (TLHP) oleh
Inspektorat/BPK/BPKP.
Laporan Monitoring dan Evaluasi
Hasil Pemeriksaan
Inspektorat/BPK/BPKP minimal
70% (tujuh puluh persen) temuan
hasil pemeriksaan
APIP/BPK/BPKP telah
ditindaklanjuti dan berstatus
“Sesuai Saran”.
2. Terwujudnya
Peningkatan
Kualitas Pelayanan
Publik (internal
dan/atau eksternal)
Nilai persepsi kualitas
pelayanan (survei internal
dan/atau eksternal).
Laporan hasil survei eksternal
dan/atau internal tentang
Persepsi dan/atau Indeks Kualitas
Pelayanan di Unit Kerja.
3. Meningkatnya
Kapasitas dan
Akuntabilitas
Kinerja Birokrasi
Nilai Akuntabilitas Kinerja. Laporan nilai hasil evaluasi Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP).
Nilai Kapasitas Integritas
Organisasi (Survei Internal).
Laporan nilai hasil Survei Internal
Kapasitas Integritas Organisasi.
Nilai Kapasitas Integritas
Jabatan (Survei Internal).
Laporan nilai hasil Survei Internal
Kapasitas Integritas Jabatan.
E. Pelaksanaan Reformasi Birokrasi pada Unit Kerja
1. Pelaksanaan RB pada Unit Kerja dilakukan melalui perubahan dan
perbaikan secara konsisten berdasarkan sasaran, indikator, dan output
pada komponen pengungkit dan komponen hasil. Pelaksanaan RB pada
Unit Kerja meliputi area perubahan:
a. Manajemen Perubahan;
b. Penguatan Tata Laksana;
c. Penguatan Sistem Manajemen SDM Aparatur;
d. Penguatan Pengawasan;
e. Penguatan Akuntabilitas Kinerja; dan
f. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik.
2. Dalam pelaksanaan RB, Tim RB Unit Kerja wajib berkoordinasi dengan
Kelompok Kerja Tim Pelaksana RB BPOM untuk menyelaraskan dan
mensinergikan program dan/atau kegiatan RB BPOM dengan program
dan/atau kegiatan RB di Unit Kerja.
-17-
BAB III
MONITORING, EVALUASI, DAN PELAPORAN PELAKSANAAN REFORMASI
BIROKRASI PADA UNIT KERJA
A. Monitoring
1. Monitoring dilakukan untuk mempertahankan agar rencana kerja RB
Unit Kerja sesuai Road Map RB BPOM dapat berjalan sesuai dengan
jadwal, target, dan tahapan sebagaimana telah ditetapkan. Dari proses
monitoring, berbagai hal yang perlu dikoreksi dapat langsung dikoreksi
pada saat kegiatan RB dilaksanakan, sehingga tidak terjadi
penyimpangan dari target yang telah ditentukan.
2. Monitoring dapat dilakukan melalui beberapa media sebagai berikut:
a. Pertemuan rutin dengan pimpinan Unit Kerja untuk membahas
kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian yang perlu
dilakukan untuk merespon permasalahan atau perkembangan
lingkungan strategis.
b. Pertemuan dengan pimpinan Unit Kerja untuk merespon
permasalahan yang harus cepat diselesaikan;
c. Survei terhadap kepuasan masyarakat dan/atau stakeholders
terkait (internal dan eksternal) dan pengaduan masyarakat
dan/atau stakeholders terkait;
d. Pengukuran target kegiatan RB sebagaimana diuraikan dalam Road
Map RB BPOM dengan realisasinya, atau sesuai dengan target dan
indikator capaian RB Unit Kerja;
e. Pengisian LKE monitoring dan evaluasi pelaksanaan RB Unit Kerja;
dan/atau
f. Pertemuan dalam rangka Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi
Birokrasi (PMPRB) Unit Kerja, yang dikoordinasikan oleh Tim Asesor
PMPRB dan Monev RB BPOM.
3. Tim RB Unit Kerja wajib melaksanakan monitoring dan evaluasi
pelaksanaan RB di Unit Kerja paling kurang setiap triwulan dengan
mekanisme dan prosedur yang ditetapkan dengan menggunakan
Lembar Kerja Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RB Unit Kerja
sebagaimana Anak Lampiran 3.
-18-
B. Evaluasi
1. Evaluasi dilakukan untuk menilai kemajuan pelaksanaan RB secara
keseluruhan termasuk tindak lanjut hasil monitoring yang dilakukan
pada saat pelaksanaan kegiatan.
2. Evaluasi dapat dilaksanakan antara lain melalui:
a. Pertemuan yang dipimpin oleh Kepala Unit Kerja untuk membahas
kemajuan, hambatan yang dihadapi, dan penyesuaian kegiatan
yang perlu dilakukan 1 (satu) tahun ke depan, sehingga tidak terjadi
permasalahan yang sama atau dalam rangka merespon
perkembangan lingkungan strategis. Evaluasi dilakukan secara
menyeluruh terhadap seluruh prioritas yang telah ditetapkan.
b. Evaluasi berdasarkan hasil monitoring pelaksanaan RB pada Unit
Kerja;
c. Survei terhadap kepuasan masyarakat dan/atau stakeholders
terkait (internal dan eksternal) dan pengaduan masyarakat
dan/atau stakeholders terkait;
d. Pengukuran target kegiatan RB sebagaimana diuraikan dalam
rencana kerja RB Unit Kerja sesuai road map RB BPOM dengan
realisasinya; dan/atau
e. Pertemuan dalam rangka PMPRB, yang dikoordinasikan oleh Tim
Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM.
3. Evaluasi pelaksanaan RB pada Unit Kerja juga dilakukan melalui
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Penilaian
untuk menentukan tingkat pelaksanaan RB di Unit Kerja berdasarkan
kategori sebagai berikut:
Tabel 10 Kategori Penilaian RB
No. Kategori Nilai
Interprestasi Keterangan Angka
1 AA > 90 - 100 Istimewa Syarat pengusulan unit kerja yang
dapat ditetapkan sebagai WBBM:
1. unit kerja yang sebelumnya telah
mendapatkan predikat WBK;
2. memiliki nilai total (pengungkit dan
hasil) minimal 85;
3. memiliki nilai komponen hasil
“Terwujudnya Pemerintah yang
Bersih dan Bebas KKN” minimal 18,
dengan nilai sub komponen Survei
Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5
dan sub komponen Persentasi TLHP
minimal 3,5;
2 A > 80 - 90 Memuaskan
-19-
No. Kategori Nilai
Interprestasi Keterangan Angka
4. memiliki nilai komponen hasil
“Terwujudnya Peningkatan Kualitas
Pelayanan Publik kepada
Masyarakat” minimal 16.
3 BB > 70 - 80 Sangat Baik Syarat pengusulan unit kerja yang
dapat ditetapkan sebagai WBK adalah:
1. setingkat eselon I sampai dengan
eselon III;
2. memiliki peran dan penyelenggaraan
fungsi pelayanan strategis;
3. dianggap telah melaksanakan
program-program reformasi
birokrasi secara baik;
4. mengelola sumber daya yang cukup
besar;
5. memiliki nilai total (pengungkit dan
hasil) minimal 75;
6. memiliki nilai komponen hasil
“Terwujudnya Pemerintah yang
Bersih dan Bebas KKN” minimal 18,
dengan nilai sub komponen Survei
Persepsi Anti Korupsi minimal 13,5
dan sub komponen Persentasi TLHP
minimal 3,5.
4 B > 60 - 70 Baik, perlu sedikit
perbaikan
5 CC > 50 - 60 Cukup (memadai),
perlu banyak
perbaikan yang
tidak mendasar
6 C > 30 - 50 Kurang, perlu
banyak sekali
perbaikan dan
perubahan yang
sangat mendasar
7 D > 50 - 60 Sangat kurang,
perlu banyak
sekali perbaikan
dan perubahan
yang sangat
mendasar
4. Sebelum Unit Kerja dapat diusulkan untuk mendapatkan predikat
WBK/WBBM, BPOM sebagai instansi harus memenuhi persyaratan:
a. mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian dari BPK atas
opini laporan keuangan (untuk usulan WBK) dan predikat Wajar
Tanpa Pengecualian dari BPK atas opini laporan keuangan selama
minimal 2 tahun berturut-turut (untuk usulan WBBM); dan
b. mendapatkan Nilai Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemeirntah (AKIP)
minimal “CC”.
-20-
5. Tim RB Unit Kerja wajib melaksanakan penilaian mandiri pelaksanaan
RB di Unit Kerja paling singkat 1 (satu) tahun sekali dengan
menggunakan Lembar Kerja Evaluasi (LKE) Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Unit Kerja sebagaimana
Anak Lampiran 4.
6. Dalam hal diperlukan, Tim Pelaksana RB BPOM dan/atau Tim Asesor
PMPRB dan Monev RB BPOM dapat melakukan evaluasi dan penilaian
pelaksanaan RB Unit Kerja di tempat atau melalui kunjungan lapangan.
C. Pelaporan Pelaksanaan RB
1. Tim RB Unit Kerja wajib menyampaikan laporan hasil pengisian Lembar
Kerja Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan RB setiap 3 (tiga) bulan
kepada Koordinator Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM dilengkapi
dengan data dukung yang relevan dengan jadwal sebagai berikut:
a. Paling lambat tanggal 20 April untuk laporan monitoring dan
evaluasi triwulan I setiap tahunnya.
b. Paling lambat tanggal 20 Juli untuk laporan monitoring dan
evaluasi triwulan II setiap tahunnya.
c. Paling lambat tanggal 20 Oktober untuk laporan monitoring dan
evaluasi triwulan III setiap tahunnya.
d. Paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya untuk laporan
monitoring dan evaluasi triwulan IV setiap tahunnya.
2. Tim RB Unit Kerja wajib menyampaikan laporan hasil PMPRB Unit
Kerja kepada Koordinator Tim Asesor PMPRB dan Monev RB BPOM
paling lambat tanggal 20 Januari tahun berikutnya bersamaan dengan
penyampaian laporan monitoring dan evaluasi triwulan IV.
3. Dalam hal diperlukan, pelaksanaan monitoring, evaluasi, dan PMPRB
Unit Kerja dapat dilakukan dengan memanfaatkan teknologi informasi.
4. Hasil penilaian pelaksanaan RB pada Unit Kerja yang dilakukan oleh
Tim Pelaksana RB BPOM bersama dengan Tim Asesor PMPRB dan
Monev RB BPOM dilaporkan kepada Kepala BPOM untuk kemudian
dapat ditetapkan sebagai hasil evaluasi dan penilaian RB pada Unit
Kerja di lingkungan BPOM.
-22-
ANAK LAMPIRAN 1 KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.22.02.19.0761 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH
BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN
MELAYANI PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
FORMAT KEPUTUSAN KEPALA UNIT KERJA TENTANG PEMBENTUKAN TIM
REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN UNIT KERJA
KEPUTUSAN KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/
BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN)
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR … TAHUN 2019
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN
(UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN)
KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/
BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN)
BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN,
Menimbang : a. bahwa untuk efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi
dalam rangka pembangunan Zona Integritas Menuju
Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi
Bersih dan Melayani (WBBM) pada unit kerja di
lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan perlu
dibentuk Tim Reformasi Birokrasi;
b. bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud
dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Kepala (Unit
Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan
Makanan) tentang Pembentukan Tim Reformasi Birokrasi
di Lingkungan (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan);
-23-
Mengingat : 1. Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang Grand
Design Reformasi Birokrasi 2010-2025;
2. Peraturan Presiden Nomor 80 Tahun 2017 tentang Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2017 Nomor 180);
3. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi
Birokrasi Nomor 30 Tahun 2018 tentang Perubahan atas
Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Pedoman Evaluasi Reformasi Birokrasi Instansi
Pemerintah (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 1220);
4. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 52 Tahun 2014 tentang
Pedoman Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan
Melayani di Lingkungan Instansi Pemerintah (Berita
Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 1813);
5. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road
Map Reformasi Birokrasi 2015-2019 (Berita Negara
Republik Indonesia Tahun 2015 Nomor 985);
6. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 26
Tahun 2017 tentang Organisasi dan Tata Kerja Badan
Pengawas Obat dan Makanan (Berita Negara Negara
Republik Indonesia Tahun 2017 Nomor 1745);
7. Peraturan Badan Pengawas Obat dan Makanan Nomor 12
Tahun 2018 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit
Pelaksana Teknis di Lingkungan Badan Pengawas Obat
dan Makanan (Berita Negara Republik Indonesia Tahun
2018 Nomor 784);
-24-
8. Keputusan Kepala Badan Pengawas Obat dan Makanan
Nomor HK.04.1.22.02.19.0761 Tahun 2019 tentang
Pedoman Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Rangka
Pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari
Korupsi dan Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Pada
Unit Kerja di Lingkungan Badan Pengawas Obat dan
Makanan;
MEMUTUSKAN:
Menetapkan : KEPUTUSAN KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI
BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN) TENTANG
PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI DI
LINGKUNGAN (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/BALAI
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN).
Kesatu : Membentuk dan menetapkan Tim Reformasi Birokrasi di
Lingkungan (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas
Obat dan Makanan), yang selanjutnya disebut Tim RB (Unit
Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan)
dengan susunan keanggotaan sebagaimana tercantum dalam
Lampiran yang merupakan bagian yang tidak terpisahkan
dalam Keputusan ini.
Kedua : Tim RB (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas Obat
dan Makanan) sebagaimana dimaksud dalam diktum Kesatu
mempunyai tugas:
a. merumuskan dan melaksanakan rencana kerja reformasi
birokrasi unit kerja yang menjadi prioritas meliputi
manajemen perubahan, tata laksana, sistem manajemen
SDM aparatur, pengawasan, akuntabilitas kinerja, dan
pelayanan publik sesuai Roadmap Reformasi Birokrasi
Badan Pengawas Obat dan Makanan dan/atau rencana
strategis unit kerja;
-25-
b. mempersiapkan, melaksanakan, dan memonitor quickwins
Badan Pengawas Obat dan Makanan bersama Kelompok
Kerja Tim Pelaksana Reformasi Birokrasi Badan Pengawas
Obat dan Makanan jika salah satu quickwins Badan
Pengawas Obat dan Makanan berada dalam lingkup unit
kerja;
c. menjadi role model dan agen perubahan pelaksanaan
reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di unit
kerja;
d. melakukan internalisasi dan sosialisasi kepada pegawai di
lingkungan unit kerja mengenai pelaksanaan reformasi
birokrasi dalam rangka pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM);
e. melakukan monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan
reformasi birokrasi dalam rangka pembangunan Zona
Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di unit
kerja;
f. melakukan penilaian mandiri pelaksanaan reformasi
birokrasi dalam rangka pembangunan Zona Integritas
Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah
Birokrasi Bersih dan Melayani (WBBM) di unit kerja; dan
g. melaporkan hasil monitoring dan evaluasi serta hasil
penilaian mandiri pelaksanaan reformasi birokrasi dalam
rangka pembangunan Zona Integritas Menuju Wilayah
Bebas dari Korupsi (WBK) dan Wilayah Birokrasi Bersih
dan Melayani (WBBM) di unit kerja kepada Inspektur
Utama selaku Koordinator Tim Asesor Penilaian Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) serta Monitoring
dan Evaluasi (Monev) Pelaksanaan Reformasi Birokrasi.
-26-
Ketiga : Dalam melaksanakan tugas sebagaimana dimaksud dalam
diktum Kedua, Tim RB (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai
Pengawas Obat dan Makanan) mengacu pada Pedoman
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Dalam Rangka Pembangunan
Zona Integritas Menuju Wilayah Bebas dari Korupsi dan
Wilayah Birokrasi Bersih dan Melayani Pada Unit Kerja di
Lingkungan Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Keempat : Tim RB (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas Obat
dan Makanan) sebagaimana dimaksud dalam dictum Kesatu
berkoordinasi dengan Kelompok Kerja Tim Pelaksana
Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan dan
bertanggungjawab kepada Sekretaris Utama selaku Ketua Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan
Makanan.
Kelima : Biaya yang diperlukan dalam pelaksanaan tugas Tim RB (Unit
Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas Obat dan Makanan)
dibebankan pada Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran Satuan
Kerja (nama satuan kerja) Badan Pengawas Obat dan Makanan.
Keenam : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan.
Ditetapkan di …
pada tanggal …
KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI
BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN),
(NAMA PEJABAT)
Tembusan Yth:
1. Sekretaris Utama Badan Pengawas Obat dan Makanan selaku Ketua Tim
Pelaksana Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan;
2. Inspektur Utama selaku Koordinator Tim Asesor PMPRB dan Monev
Reformasi Birokrasi Badan Pengawas Obat dan Makanan; dan
3. Yang bersangkutan.
-27-
LAMPIRAN KEPUTUSAN KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN) BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
NOMOR … TAHUN 2019
TENTANG
PEMBENTUKAN TIM REFORMASI BIROKRASI DI LINGKUNGAN (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN)
SUSUNAN KEANGGOTAAN
TIM RB BPOM DI LINGKUNGAN (UNIT KERJA PUSAT/BALAI BESAR/BALAI
PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN)
1. Ketua : Kepala (Unit Kerja Pusat/Balai Besar/Balai Pengawas
Obat dan Makanan).
2. Sekretaris : Kepala (Kepala Bagian/Subbagian Tata Usaha/Seksi Tata
Operasional atau pejabat yang ditunjuk).
3. Anggota* : (paling sedikit 6 pegawai yang ditunjuk dan mewakili 6
area perubahan RB).
Ket: *ditambah Kepala Loka POM bagi Balai Besar/Balai POM yang
mengoordinasikan Loka POM.
KEPALA (UNIT KERJA PUSAT/BALAI
BESAR/BALAI PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN),
(NAMA PEJABAT)
-28- ANAK LAMPIRAN 2
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.22.02.19.0761 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI
KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI PADA UNIT
KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
POLA KOORDINASI TIM RB BPOM
1. Ketua: Kepala Unit Kerja
2. Sekretaris: Kepala Bagian/Subbagian Tata Usaha/
Seksi Tata Operasional atau pejabat yang ditunjuk
3. Anggota: (paling sedikit 6 pegawai yang ditunjuk dan
mewakili 6 area perubahan RB)
POKJA 5
PENGUATAN
TATA LAKSANA
POKJA 6
PENGUATAN
SISTEM
MANAJEMEN
SDM ASN
POKJA 7
PENGUATAN
PERATURAN
PERUNDANG-
UNDANGAN
POKJA 8
PENINGKATAN
KUALITAS
PELAYANAN
PUBLIK
POKJA 4
PENGUATAN
KELEMBAGAAN
Koordinator:
Kepala PPSDM
POM
TIM RB UNIT KERJA
TIM PENGARAH
TIM PELAKSANA
1. Koordinator: Inspektur Utama
2. Ketua: Inspektur II
POKJA 1
MANAJEMEN
PERUBAHAN
POKJA 2
PENGUATAN
SISTEM
PENGAWASAN
Koordinator:
Kepala Biro
Hukum dan
Organisasi
Koordinator:
Kepala Biro
Umum dan SDM
Koordinator:
Kepala Biro
Hukum dan
Organisasi
Koordinator:
1. Direktur
Pengawasan
Keamanan, Mutu,
dan Ekspor Impor
Obat, NAPPZA
2. Kepala Pusat
Data dan
Informasi OM
POKJA 3
PENGUATAN
AKUNTABILITAS
KINERJA
TIM ASESOR PMPRB DAN
MONEV RB
Pelaporan
hasil monev
RB Unit Kerja
1. Ketua: Kepala BPOM
2. Sekretaris: Sekretaris Utama
3. Anggota: Pejabat Pimpinan Tinggi Madya
1. Ketua: Sekretaris Utama
2. Sekretaris: Kepala Biro Hukum dan Organisasi
Koordinator:
Inspektur II
Koordinator:
Kepala Biro
Perencanaan dan
Keuangan
Koordinator:
Kepala Biro
Hukum dan
Organisasi
29
UNIT KERJA :
TAHUN :
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
1. Tim Reformasi
Birokrasi Unit Kerja:
a. Tim RB Unit
Kerja telah
dibentuk;
b. Tim RB Unit
Kerja telah
melaksanakan
tugas sesuai
rencana kerja Tim
RB BPOM maupun
Tim RB Unit Kerja.
2. Dokumen
Rencana Kerja RB
Unit Kerja:
ANAK LAMPIRAN 3
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.22.02.19.0761 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA
PEMBANGUNAN ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI
DAN WILAYAH BIROKRASI BERSIH DAN MELAYANI PADA UNIT KERJA DI
LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
LEMBAR KERJA MONITORING DAN EVALUASI PELAKSANAAN RB DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK/WBBM PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BPOM
a. Dokumen
rencana kerja RB di
Unit Kerja yang
mengacu pada Road
Map RB BPOM dan
penetapan target
prioritas dan/atau
quick wins RB Unit
Kerja.
b. Laporan
dan/atau
pemanfaatan media
komunikasi dalam
sosialisasi dan
internalisasi RB
kepada pegawai
Unit Kerja.
MANAJEMEN PERUBAHAN
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
1. Meningkatnya
komitmen pimpinan
dan pegawai di Unit
Kerja dalam
melakukan RB
Keputusan Kepala
Unit Kerja tentang
Pembentukan Tim
Reformasi Birokrasi
di Lingkungan Unit
Kerja.
30
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
a. Dokumen
rencana kerja RB
Unit Kerja telah
disusun dan
ditetapkan sesuai
dengan Road Map
RB BPOM dan
rencana strategis
Unit Kerja;
b. Dokumen
rencana kerja RB
Unit Kerja telah
memuat target
prioritas dan/atau
quick wins RB yang
relevan dengan
tujuan RB BPOM
maupun RB Unit
Kerja;
c. Telah dilakukan
sosialisasi dan
internalisasi
dokumen rencana
kerja dan Road Map
RB BPOM kepada
semua pegawai Unit
Kerja.
Pemantauan dan
Evaluasi RB Unit
Kerja:
a. Seluruh kegiatan
RB Unit Kerja telah
dilaksanakan sesuai
dengan target yang
direncanakan;
b. Terdapat
monitoring,
evaluasi, dan
pelaporan terhadap
pelaksanaan RB
Unit Kerja;
a. Dokumen
rencana kerja RB di
Unit Kerja yang
mengacu pada Road
Map RB BPOM dan
penetapan target
prioritas dan/atau
quick wins RB Unit
Kerja.
b. Laporan
dan/atau
pemanfaatan media
komunikasi dalam
sosialisasi dan
internalisasi RB
kepada pegawai
Unit Kerja.
a. Hasil
pemantauan,
monitoring, dan
evaluasi
pelaksanaan RB
Unit Kerja
(bulanan/triwulana
n/
semesteran/tahuna
n).
b. Tindak lanjut
hasil monitoring,
evaluasi, dan
penilaian
pelaksanaan RB
pada Unit Kerja.
2. Menurunnya
risiko kegagalan
yang disebabkan
kemungkinan
timbulnya resistensi
terhadap
perubahan, baik
resistensi oleh
internal Unit Kerja,
maupun
stakeholders
eksternal Unit Kerja
1. Meningkatnya
komitmen pimpinan
dan pegawai di Unit
Kerja dalam
melakukan RB
31
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
c. Hasil monitoring,
evaluasi, dan
penilaian RB Unit
Kerja telah
ditindaklanjuti.
Perubahan Pola
Pikir dan Budaya
Kinerja:
a. Terdapat
keterlibatan
pimpinan Unit Kerja
secara aktif dan
berkelanjutan
dalam pelaksanaan
RB, sekaligus
berperan sebagai
role model
perubahan;
b. Agen Perubahan
Unit Kerja telah
melaksanakan
tugas dan perannya
sesuai dengan
ketentuan;
c. Budaya kerja dan
pola pikir positif
telah dibangun di
lingkungan Unit
Kerja;
d. Pegawai Unit
Kerja telah
memahami RB dan
terlibat aktif dalam
pelaksanaan RB.
a. Hasil
pemantauan,
monitoring, dan
evaluasi
pelaksanaan RB
Unit Kerja
(bulanan/triwulana
n/
semesteran/tahuna
n).
b. Tindak lanjut
hasil monitoring,
evaluasi, dan
penilaian
pelaksanaan RB
pada Unit Kerja.
2. Menurunnya
risiko kegagalan
yang disebabkan
kemungkinan
timbulnya resistensi
terhadap
perubahan, baik
resistensi oleh
internal Unit Kerja,
maupun
stakeholders
eksternal Unit Kerja
3. Terjadinya
perubahan pola
pikir dan budaya
kerja Unit Kerja
a. Keputusan
Kepala Unit Kerja
tentang
Pembentukan Agen
Perubahan Unit
Kerja.
b. Rencana dan
laporan rencana
aksi Agen
Perubahan.
c. Perubahan pola
pikir dan budaya
kerja yang positif
pada unit kerja dan
peran pimpinan
sebagai role model,
dibuktikan dengan
hasil survei, laporan
gratifikasi
pimpinan/ pegawai,
LHKPN, dan/atau
opini/pernyataan
pegawai.
32
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Proses Bisnis dan
Standar Operasional
Prosedur (SOP):
a. SOP Mikro Unit
Kerja telah mengacu
kepada peta proses
bisnis BPOM dan
SOP Makro BPOM;
b. SOP Makro dan
SOP Mikro telah
diimplementasikan
di Unit Kerja;
c. SOP Makro
dan/atau SOP
Mikro di Unit Kerja
telah direview dan
dievaluasi.
Sistem
Pemerintahan
Berbasis Elektronik:
a. Sistem
pengukuran kinerja
Unit Kerja telah
dilakukan berbasis
sistem informasi;
b. Sistem
kepegawaian Unit
Kerja telah dikelola
berbasis sistem
informasi;
c. Sistem pelayanan
publik Unit Kerja
telah dilaksanakan
berbasis sistem
informasi.
Keterbukaan
Informasi Publik:
a. Kebijakan
tentang
keterbukaan
informasi publik
telah dilaksanakan
di Unit Kerja;
b. Telah dilakukan
monitoring,
evaluasi, dan
pelaporan
pelaksanaan
kebijakan
keterbukaan
informasi publik di
Unit Kerja.
a. Penetapan SOP
Mikro yang telah
mengacu pada peta
proses bisnis BPOM
dan SOP Makro.
b. Bukti
implementasi SOP
dan hasil review/
evaluasi/ perbaikan
SOP di Unit Kerja.
PENGUATAN TATA LAKSANA
1. Meningkatnya
efisiensi dan
efektivitas proses
manajemen
pemerintahan di
Unit Kerja
2. Meningkatnya
penggunaan
teknologi informasi
dalam proses
penyelenggaraan
manajemen
pemerintahan di
Unit Kerja
Bukti implementasi
SPBE di Unit Kerja.
3. Meningkatnya
kinerja di Unit Kerja
Bukti pelaksanaan
keterbukaan
informasi publik di
Unit Kerja.
33
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Kearsipan:
Penataan arsip
telah sesuai dengan
ketentuan
peraturan
perundang-
undangan.
Perencanaan
Kebutuhan Pegawai
sesuai dengan
Kebutuhan
Organisasi:
a. Unit Kerja telah
membuat rencana
kebutuhan pegawai
dengan
memperhatikan
rasio beban kerja
maupun kualifikasi
pendidikan;
b. Unit Kerja telah
mengimplementasik
an rencana
kebutuhan pegawai
yang telah disusun;
c. Unit Kerja telah
menerapkan
monitoring dan
evaluasi terhadap
pemenuhan
kebutuhan pegawai
sesuai dengan
rencana kebutuhan
pegawai yang telah
disusun.
4. Meningkatnya
kualitas
pengelolaan arsip
Unit Kerja
Hasil evaluasi
kearsipan Unit
Kerja.
PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SUMBER DAYA MANUSIA (SDM) APARATUR
1. Meningkatnya
ketaatan dalam
implementasi sistem
merit dalam
manajemen SDM
aparatur Unit Kerja
sesuai dengan
ketentuan dalam
peraturan
perundang-
undangan
a. Penetapan
kebutuhan pegawai
Unit Kerja yang
mengacu kepada
peta jabatan dan
hasil analisis beban
kerja.
b. Laporan
monitoring dan
evaluasi terhadap
pemenuhan
kebutuhan pegawai
sesuai dengan
rencana kebutuhan.
.pegawai.
34
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Pola Mutasi
Internal:
a. Telah
menetapkan
kebijakan pola
mutasi internal
dengan mengacu
kepada kebijakan
manajemen karier
BPOM;
b. Telah
mengimplementasik
an kebijakan pola
mutasi internal
yang telah
ditetapkan;
c. Telah melakukan
monitoring dan
evaluasi terhadap
kebijakan pola
mutasi internal.
Penegakan Aturan
Disiplin/Kode Etik/
Kode Perilaku
Pegawai:
Pelaksanaan aturan
disiplin/kode
etik/kode perilaku
telah dilaksanakan/
diimplementasikan
di Unit Kerja.
a. Laporan
penerimaan pegawai
nonPNS di Unit
Kerja yang
transparan,
obyektif, akuntabel
dan bebas KKN.
b. Hasil monitoring
dan evaluasi
penempatan
pegawai dalam
jabatan maupun
dalam unit di Unit
Kerja.
c. Dokumen
kebijakan pola
mutasi internal Unit
Kerja.
d. Hasil monitoring
dan evaluasi
implementasi
kebijakan pola
mutasi internal di
Unit Kerja.
2. Meningkatnya
transparansi dan
akuntabilitas
pengelolaan SDM
aparatur Unit Kerja
3. Meningkatnya
disiplin SDM
aparatur Unit Kerja
Laporan penegakan
aturan disiplin/kode
etik/kode perilaku
pegawai dan
kebijakan reward
and punishment
berbasis kinerja di
Unit Kerja.
35
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
1. Penetapan
Kinerja Individu:
a. Telah memiliki
penilaian kinerja
individu yang
terkait dengan
kinerja Unit Kerja
(berbasis balanced
scorecard );
b. Ukuran kinerja
individu telah
memiliki kesesuaian
dengan indikator
kinerja individu
level di atasnya;
c. Telah melakukan
pengukuran kinerja
individu secara
periodik;
d. Hasil penilaian
kinerja individu
telah dilaksanakan/
diimplementasikan
sebagai dasar dalam
manajemen SDM
(reward) mulai dari
penetapan,
implementasi, dan
pemantauan.
2. Sistem Informasi
Kepegawaian:
Pelaksanaan sistem
informasi
kepegawaian di Unit
Kerja telah
dimutakhirkan
secara berkala.
a. Implementasi dan
pemanfaatan
teknologi informasi
dalam manajemen
SDM Aparatur oleh
semua pegawai Unit
Kerja.
b. Data informasi
kepegawaian telah
dimutakhirkan
secara berkala.
4. Meningkatnya
efektivitas
manajemen SDM
Aparatur Unit Kerja
Hasil implementasi
kebijakan
manajemen kinerja
organisasi Unit
Kerja maupun
semua pegawai di
Unit Kerja.
36
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Pengembangan
Pegawai Berbasis
Kompetensi:
a. Telah disusun
analisis kebutuhan
dan rencana
pengembangan
kompetensi
pegawai;
b. Telah melakukan
upaya
pengembangan
kompetensi
(capacity
building/transfer
knowledge) ;
c. Terdapat
kesempatan/hak
bagi pegawai Unit
Kerja untuk
mengikuti kegiatan
pengembangan
kompetensi;
d. Telah dilakukan
monitoring dan
evaluasi kegiatan
pengembangan
kompetensi.
a. Laporan
pelaksanaan
pengembangan
pegawai berbasis
kompetensi di Unit
Kerja.
b. Hasil analisis
kebutuhan
pengembangan
kompetensi pegawai
Unit Kerja.
5. Meningkatnya
profesionalisme
SDM aparatur Unit
Kerja
37
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Keterlibatan
Pimpinan:
a. Pimpinan Unit
Kerja terlibat secara
langsung pada saat
penyusunan
rencana strategis
maupun rencana
kerja Unit Kerja;
b. Pimpinan Unit
Kerja terlibat secara
langsung pada saat
penyusunan
penetapan kinerja;
c. Pimpinan Unit
Kerja telah
memantau
pencapaian kinerja
secara berkala.
1. Meningkatnya
kinerja Unit Kerja
PENGUATAN AKUNTABILITAS KINERJA
a. Dokumen
perencanaan,
penetapan kinerja
yang berorientasi
pada hasil (output ),
dan hasil
monitoring dan
evaluasi kinerja
yang menunjukkan
keterlibatan aktif
pimpinan Unit
Kerja.
b. Dokumen
Rencana Strategis,
Rencana Kerja
Tahunan, dan
Penetapan Kinerja
Unit Kerja.
c. Penetapan
Indikator Kinerja
Utama (IKU) Unit
Kerja.
d. Buku Kinerja
BPOM dalam angka
(triwulanan).
e. Laporan Rencana
Aksi Perjanjian
Kinerja Unit Kerja
(RAPK) triwulanan.
f. Rekapitulasi Hasil
Pelaksanaan
Kegiatan (RHPK)
secara berkala.
g. Monev capaian
RKP unit kerja
(triwulanan).
h. Laporan Monev
Online unit kerja.
38
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Pengelolaan
Akuntabilitas
Kinerja:
a. Unit Kerja telah
memiliki dokumen
perencanaan;
b. Dokumen
perencanaan Unit
Kerja telah
berorientasi hasil
(output) ;
c. Indikator kinerja
Unit Kerja telah
memiliki kriteria
Specific,
Measurable,
Acheivable, Relevant
and Time bound
(SMART);
d. Unit Kerja telah
menyusun laporan
kinerja tepat waktu;
e. Pelaporan kinerja
Unit Kerja telah
memberikan
informasi tentang
kinerja;
f. Unit Kerja telah
berupaya
meningkatkan
kapasitas SDM yang
menangani
akuntabilitas
kinerja.
2. Meningkatnya
akuntabilitas Unit
Kerja
a. Rencana
Strategis unit kerja
b. Rencana Kerja
Tahunan (RKT) unit
kerja
c. Perjanjian Kinerja
unit kerja
d. Laporan Kinerja
unit kerja yang
disusun tepat
waktu.
e. Laporan
peningkatan
kompetensi SDM
pengelola
akuntabilitas
kinerja.
39
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Pengendalian
Gratifikasi:
a. Telah memiliki
kampanye publik
tentang
pengendalian
gratifikasi;
b. Telah
mengimplementasik
an pengendalian
gratifikasi.
Penerapan Sistem
Pengawasan Intern
Pemerintah (SPIP):
a. Telah
membangun
lingkungan
pengendalian;
b. Telah
mengimplementasik
an manajemen
risiko di Unit Kerja;
c. Telah
mengkomunikasika
n dan
mengimplementasik
an SPIP kepada
seluruh pihak
terkait;
3. Meningkatkan
status opini BPK
terhadap
pengelolaan
keuangan negara
organisasi BPOM
d. Telah dilakukan
pemantauan
Penilaian Mandiri
Evaluasi
Pengendalian Intern
Tingkat Entitas (PM-
EPITE) Unit Kerja.
Laporan hasil PM-
EPITE Unit Kerja.
PENGUATAN PENGAWASAN
1. Meningkatnya
kepatuhan terhadap
pengelolaan
keuangan negara di
Unit Kerja
2. Meningkatnya
efektivitas
pengelolaan
keuangan negara di
Unit Kerja
Dokumen
pengendalian risiko
Unit Kerja.
a. Laporan hasil
kampanye publik
tentang
pengendalian
gratifikasi,
didukung dengan
media kampanye
yang digunakan.
b. Bukti
implementasi
pengendalian
gratifikasi yang
ditetapkan BPOM,
contohnya laporan
pengendalian
gratifikasi secara
berkala.
40
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
1. Pengaduan
Masyarakat/
stakeholders terkait:
a. Telah
mengimplementasik
an kebijakan
pengaduan
masyarakat/
stakeholders terkait;
b. Telah
melaksanakan
tindak lanjut atas
hasil penanganan
pengaduan
masyarakat/
stakeholders terkait;
c. Telah melakukan
monitoring dan
evaluasi atas
penanganan
pengaduan
masyarakat/
stakeholders terkait;
d. Telah
menindaklanjuti
hasil evaluasi atas
penanganan
pengaduan
masyarakat/
stakeholders terkait.
2. Whistle Blowing
System:
a. Telah
menerapkan whistle
blowing system ;
b. Telah melakukan
evaluasi atas
penerapan whistle
blowing system ;
c. Telah
menindaklanjuti
hasil evaluasi atas
penerapan whistle
blowing system .
3. Penanganan
Benturan
Kepentingan:
Laporan
implementasi,
sosialisasi, dan
hasil evaluasi atas
penerapan whistle
blowing system
(bulanan/triwulana
n/
semesteran/tahuna
n).
4. Menurunnya
tingkat
penyalahgunaan
wewenang di Unit
Kerja
Laporan
implementasi,
sosialisasi, dan
hasil evaluasi atas
penanganan
pengaduan
masyarakat
(bulanan/triwulana
n/
semesteran/tahuna
n).
Laporan
implementasi,
sosialisasi, dan
hasil evaluasi
penanganan
benturan
kepentingan
(bulanan/
triwulanan/
semesteran/
tahunan).
41
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
a. Telah
mengidentifikasi
benturan
kepentingan dalam
pelaksanaan tugas
dan fungsi Unit
Kerja;
b. Telah dilakukan
sosialisasi
penanganan
benturan
kepentingan;
c. Telah
mengimplementasik
an penanganan
benturan
kepentingan;
d. Telah melakukan
evaluasi atas
penanganan
benturan
kepentingan;
e. Telah
menindaklanjuti
hasil evaluasi atas
penanganan
benturan
kepentingan.
Standar Pelayanan:
a. Telah memiliki
kebijakan standar
pelayanan;
b. Telah
memaklumatkan
standar pelayanan;
c. Telah memiliki
SOP bagi
pelaksanaan
standar pelayanan;
d. Telah melakukan
reviu dan perbaikan
atas standar
pelayanan dan/atau
SOP.
a. Bukti
implementasi
kebijakan dan SOP
pelayanan publik di
Unit Kerja.
b. Maklumat
pelayanan Unit
Penyelenggara
Pelayanan Publik.
PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK
1. Meningkatnya
kualitas pelayanan
publik (lebih cepat,
lebih murah, lebih
aman, dan lebih
mudah dijangkau)
Unit Kerja
4. Menurunnya
tingkat
penyalahgunaan
wewenang di Unit
Kerja
Laporan
implementasi,
sosialisasi, dan
hasil evaluasi
penanganan
benturan
kepentingan
(bulanan/
triwulanan/
semesteran/
tahunan).
42
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Budaya Pelayanan
Prima:
a. Telah melakukan
sosialisasi/pelatiha
n berupa kode etik,
estetika, capacity
building dalam
upaya penerapan
budaya pelayanan
prima;
b. Telah memiliki
informasi tentang
pelayanan mudah
diakses melalui
berbagai media;
c. Telah memiliki
sistem reward and
punishment bagi
pegawai pelaksana
layanan serta
pemberian
kompensasi kepada
penerima layanan
bila layanan tidak
sesuai standar;
d. Telah memiliki
sarana layanan
terpadu/terintegrasi
;
e. Telah melakukan
inovasi pelayanan.
a. Inovasi bidang
pelayanan publik di
Unit Kerja.
b. Bukti penerapan
teknologi informasi
pada pelayanan
publik di BPOM,
antara lain
informasi pelayanan
publik diakses di
media sosial, cetak,
dan elektronik.
c. Bukti dan/atau
laporan
pelaksanaan sistem
reward,
punishment, dan
kompensasi
pelanggan dalam
pelayanan publik di
Unit Kerja.
2. Meningkatnya
jumlah unit/jenis
layanan yang
memperoleh
standardisasi
pelayanan
internasional di Unit
Kerja
43
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
KegiatanKendala/
Hambatan
Rencana Aksi
Untuk Mengatasi
Kendala/
Hambatan
Triwulan I
Target IndikatorRencana Kerja
TahunanOutput
Triwulan II Triwulan III Triwulan IV
Penilaian Kepuasan
Terhadap
Pelayanan:
a. Telah melakukan
survei kepuasan
masyarakat
dan/atau pelanggan
terhadap pelayanan;
b. Hasil survei
kepuasan masyakat
dan/atau pelanggan
dapat diakses
secara terbuka;
c. Telah melakukan
tindak lanjut atas
hasil survei
kepuasan
masyarakat
dan/atau
pelanggan.
a. Laporan survei
kepuasan pelanggan
(internal dan
eksternal).
b. Pengumuman
hasil survei
kepuasan pelanggan
di media sosial,
cetak, dan
elektronik.
c. Laporan tindak
lanjut hasil survei
kepuasan
pelanggan.
3. Meningkatnya
indeks kepuasan
masyarakat
dan/atau pelanggan
terhadap
penyelenggara
pelayanan publik
oleh Unit Kerja
44
UNIT KERJA :
TAHUN :
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data Dukung
A. PROSES (60)
I. MANAJEMEN PERUBAHAN (5) 5,0 0,00 0,00%
1 1,0 0,00 0,00%
a. Apakah unit kerja telah membentuk tim Reformasi
Birokrasi Unit Kerja?
Y/T Tidak 0 Ya, apabila Tim telah dibentuk di dalam unit kerja
b. Apakah penentuan anggota Tim selain pimpinan dipilih
melalui prosedur/mekanisme yang jelas?
A/B/C C 0 a. Dengan prosedur/mekanisme yang jelas;
b. Sebagian menggunakan prosedur;
c. Tidak diseleksi
2 1,0 0,00 0,00%
a. Apakah ada dokumen rencana kerja RB Unit Kerja yang
mengacu dan sesuai dengan Road Map RB BPOM ?
Y/T Tidak 0 Ya, apabila memiliki dokumen rencana kerja RB yang mengacu dan
sesuai dengan Road Map RB BPOM
b. Apakah dalam dokumen rencana kerja RB Unit Kerja
terdapat target prioritas dan/atau quick wins yang relevan
dengan tujuan RB BPOM maupun RB Unit Kerja?
A/B/C C 0 a. Semua target-target prioritas relevan dengan tujuan RB BPOM dan
tujuan RB Unit Kerja
b. Sebagian target-target prioritas relevan dengan tujuan RB BPOM
dan tujuan RB Unit Kerja
c. Tidak ada target-target prioritas yang relevan dengan tujuan RB
BPOM dan tujuan RB Unit Kerja
c. Apakah terdapat mekanisme atau media untuk
mensosialisasikan dan menginternalisasi RB kepada semua
pegawai di Unit Kerja?
Y/T Tidak 0 Ya, apabila ada media sosialisasi dan internalisasi RB di Unit Kerja
LEMBAR KERJA EVALUASI PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN RB DALAM RANGKA PEMBANGUNAN ZI MENUJU WBK/WBBM PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BPOM
ANAK LAMPIRAN 4
KEPUTUSAN KEPALA BADAN PENGAWAS OBAT DAN MAKANAN
REPUBLIK INDONESIA
NOMOR HK.04.1.22.02.19.0761 TAHUN 2019
TENTANG
PEDOMAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI DALAM RANGKA PEMBANGUNAN
ZONA INTEGRITAS MENUJU WILAYAH BEBAS DARI KORUPSI DAN WILAYAH BIROKRASI
BERSIH DAN MELAYANI PADA UNIT KERJA DI LINGKUNGAN BADAN PENGAWAS OBAT
DAN MAKANAN
PENILAIAN
Tim RB Unit Kerja (1)
Dokumen Rencana Kerja RB Unit Kerja (1)
45
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
3 2,0 0,00 0,00%
a. Apakah seluruh kegiatan RB Unit Kerja sudah
dilaksanakan sesuai dengan rencana ?
A/B/C/D D 0 a. Semua kegiatan RB Unit Kerja telah dilaksanakan sesuai dengan
rencana;
b. Sebagian besar kegiatan RB Unit Kerja telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana;
c. Sebagian kecil kegiatan RB Unit Kerja telah dilaksanakan sesuai
dengan rencana;
d. Belum ada kegiatan RB Unit Kerja yang dilakukan sesuai dengan
rencana
b. Terdapat monitoring dan evaluasi terhadap pelaksanaan RB
Unit Kerja?
A/B/C/D D 0 a. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan
dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja dilakukan bulanan;
b. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan
dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja dilakukan triwulan;
c. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan
dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja dilakukan semesteran;
d. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan
dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja dilakukan tahunan
c. Apakah hasil Monitoring dan Evaluasi RB Unit Kerja telah
ditindaklanjuti?
A/B/C/D D 0 a. Jika semua laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas
persiapan dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja telah
ditindaklanjuti;
b. Jika sebagian besar laporan monitoring dan evaluasi tim internal
atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja telah
ditindaklanjuti;
c. Jika sebagian kecil laporan monitoring dan evaluasi tim internal
atas persiapan dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja telah
ditindaklanjuti;
d. Jika laporan monitoring dan evaluasi tim internal atas persiapan
dan pelaksanaan kegiatan RB Unit Kerja belum ditindaklanjuti
4 1,0 0,00 0,00%
a. Apakah pimpinan berperan sebagai role model dalam
pelaksanaan RB di Unit Kerja ?
Y/T Tidak 0 Ya, jika pimpinan memberi teladan nyata. misalnya mengisi/mencatat
kehadiran setiap hari seperti pegawai lain.
b. Apakah sudah ditetapkan agen perubahan di Unit Kerja ? Y/T Tidak 0 Ya, jika agen perubahan sudah ditetapkan
c. Apakah telah dibangun budaya kerja dan pola pikir positif
di lingkungan Unit Kerja mengacu kepada budaya kerja
organisasi BPOM?
Y/T Tidak 0 Ya, jika telah dibangun budaya kerja dan pola pikir positif pada Unit
Kerja dan telah dilakukan pelatihan budaya kerja dan pola pikir
d. Apakah anggota organisasi terlibat aktif dalam pelaksanaan
RB pada Unit Kerja?
A/B/C/D D 0 a. Jika semua anggota terlibat dalam pelaksanaan RB dan usulan-
usulan dari anggota diakomodasikan dalam keputusan;
b. Jika sebagian besar anggota terlibat dalam pelaksanaan RB;
c. Jika sebagian kecil anggota terlibat dalam pelaksanaan RB;
d. Jika belum ada anggota terlibat dalam pelaksanaan RB.
Pemantauan dan Evaluasi RB Unit Kerja (2)
Perubahan Pola Pikir dan Budaya Kinerja (1)
46
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
II. PENATAAN TATA LAKSANA (5) 5,0 0,00 0,00%
1 1,5 0,00 0,00%
a. Apakah SOP mengacu pada peta proses bisnis BPOM A/B/C/D D 0 a. Jika semua SOP unit kerja telah mengacu pada SOP makro, peta
proses bisnis;
b. Jika semua SOP unit kerja telah mengacu peta proses bisnis;
c. Jika sebagian besar SOP unit kerja telah mengacu peta proses
bisnis;
d. Jika sebagian kecil SOP unit kerja telah mengacu peta proses bisnis
b. Standar Operasional Prosedur (SOP) telah diterapkan di
Unit Kerja
A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja telah menerapkan seluruh SOP yang ditetapkan
organisasi;
b. Jika unit kerja telah menerapkan seluruh SOP yang ditetapkan
organisasi ;
c. Jika unit kerja telah menerapkan sebagian besar SOP yang
ditetapkan organisasi ;
d. Jika unit kerja telah menerapkan sebagian kecil SOP yang
ditetapkan organisasi
c. Standar Operasional Prosedur (SOP) telah direviu dan
dievaluasi
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh SOP Makro dan/atau Mikro telah dievaluasi dan telah
ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan perbaikan SOP
b. Jika sebagian besar SOP Makro dan/atau Mikro telah dievaluasi
dan telah ditindaklanjuti berupa perbaikan SOP atau usulan
perbaikan SOP
c. Jika sebagian besar SOP Makro dan/atau Mikro telah dievaluasi
tetapi belum ditindaklanjuti;
d. Jika sebagian kecil SOP Makro dan/atau Mikro telah dievaluasi
2 2,0 0,00 0,00%
a. Apakah sistem pengukuran kinerja unit kerja sudah
menggunakan teknologi informasi?
A/B/C C 0 a. Jika unit kerja memiliki sistem pengukuran kinerja yang
menggunakan teknologi informasi dan juga melakukan inovasi;
b. Jika unit kerja memiliki sistem pengukuran kinerja terpusat yang
menggunakan teknologi informasi;
c. Belum memiliki sistem pengukuran kinerja yang menggunakan
teknologi informasi
b. Apakah operasionalisasi manajemen SDM Unit Kerja sudah
menggunakan teknologi informasi?
A/B/C C 0 a. Jika unit kerja memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang
menggunakan teknologi informasi dan juga melakukan inovasi;
b. Jika unit kerja memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang
menggunakan teknologi informasi secara terpusat;
c. Belum memiliki operasionalisasi manajemen SDM yang sudah
menggunakan teknologi informasi
c. Apakah pemberian pelayanan publik yang dilakukan Unit
Kerja sudah menggunakan teknologi informasi?
A/B/C C 0 a. Jika pelayanan publik unit kerja dilakukan dengan menggunakan
teknologi informasi dan juga melakukan inovasi;
b. Jika pelayanan publik unit kerja dilakukan dengan menggunakan
teknologi informasi secara terpusat;
c. Belum melakukan pelayanan publik dengan menggunakan teknologi
informasi
Sistem Pemerintahan Berbasis Elektronik (2)
1) Proses Bisnis dan SOP (1,5)
47
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
d. Apakah telah dilakukan monitoring dan dan evaluasi
terhadap
pemanfaatan teknologi informasi dalam pengukuran kinerja
unit, operasionalisasi SDM, dan pemberian layanan kepada
publik?
A/B/C/D D 0 a. Jika laporan monitoring dan evaluasiterhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi
SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan bulanan;
b. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi
SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan triwulan;
c. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi
SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan semesteran;
d. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap pemanfaatan
teknologi informasi dalam pengukuran kinerja unit, operasionalisasi
SDM, dan pemberian layanan kepada publik dilakukan tahunan
3 1,5 0,00 0,00%
a. Kebijakan tentang keterbukaan informasi publik telah
diimplementasikan oleh Unit Kerja
Y/T Tidak 0 Ya, jika kebijakan tentang keterbukaan informasi publik sudah
diterapkan dan diimplementasikan di Unit Kerja
b. Melakukan monitoring dan evaluasi implementasi kebijakan
keterbukaan informasi publik
Y/T Tidak 0 Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi pelaksanaan
kebijakan keterbukaan informasi publik
4
a. Hasil pengawasan kearsipan Indeks (0-100) Penilaian menggunakan hasil pengawasan kearsipan Unit Kerja sesuai
ketentuan perundang-undangan
III. PENGUATAN SISTEM MANAJEMEN SDM APARATUR (15) 15,0 0,00 0,00%
12,0 0,00 0,00%
a. Apakah kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja
mengacu kepada peta jabatan dan hasil analisis beban
kerja untuk masing-masing jabatan?
Y/T Tidak 0 Ya, jika kebutuhan pegawai yang disusun oleh unit kerja mengacu
kepada peta jabatan dan hasil analisis beban kerja untuk masing-
masing jabatan
b. Apakah penempatan pegawai hasil rekrutmen murni
mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun
per jabatan?
A/B/C/D D 0 a. Jika semua penempatan pegawai hasil rekrutmen murni mengacu
kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan;
b. Jika sebagian besar penempatan pegawai hasil rekrutmen murni
mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan;
c. Jika sebagian kecil penempatan pegawai hasil rekrutmen murni
mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan;
d. Tidak ada penempatan pegawai hasil rekrutmen murni yang
mengacu kepada kebutuhan pegawai yang telah disusun per jabatan.
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan dan evaluasi
terhadap penempatan pegawai rekrutmen untuk memenuhi
kebutuhan jabatan dalam organisasi telah memberikan
perbaikan terhadap kinerja unit kerja?
Y/T Tidak 0 Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan dan evaluasi terhadap
penempatan pegawai rekrutmen untuk memenuhi kebutuhan jabatan
dalam organisasi telah memberikan perbaikan terhadap kinerja unit
kerja
Keterbukaan Informasi Publik (1,5)
Perencanaan Kebutuhan Pegawai sesuai dengan Kebutuhan
Organisasi (2)
Kualitas Pengelolaan Arsip
48
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
2 2,0 0,00 0,00%
a. Apakah telah ditetapkan kebijakan terkait dengan pola
mutasi internal unit kerja dengan mengacu kepada
kebijakan manajemen karier organisasi BPOM?
Y/T Tidak 0 Ya, jika sudah ditetapkan kebijakan terkait dengan pola mutasi
internal unit kerja dengan mengacu kepada kebijakan manajemen
karier organisasi BPOM
b. Apakah dalam melakukan mutasi pegawai antar jabatan
dan/atau unit organisasi telah memperhatikan kompetensi
jabatan dan mengikuti pola karier dan pola mutasi yang
telah ditetapkan?
A/B/C/D D 0 a. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan dan/atau unit organisasi
telah memperhatikan dan mempertimbangkan kompetensi jabatan
dan mengikuti pola karier yang telah ditetapkan BPOM dan pola
mutasi yang ditetapkan unit kerja;
b. Jika semua mutasi pegawai antar jabatan dan/atau unit organisasi
telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti pola karier
yang telah ditetapkan BPOM dan pola mutasi yang telah ditetapkan
unit kerja;
c. Jika sebagian besar mutasi pegawai antar jabatan dan/atau unit
organisasi telah memperhatikan kompetensi jabatan dan mengikuti
pola karier yang telah ditetapkan BPOM dan pola mutasi yang telah
ditetapkan unit kerja;
d. Jika sebagian kecil semua mutasi pegawai antar jabatan dan/atau
unit organisasi telah memperhatikan kompetensi jabatan dan
mengikuti pola karier yang telah ditetapkan BPOM dan pola mutasi
yang telah ditetapkan unit kerja.
c. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
kegiatan mutasi yang telah dilakukan dalam kaitannya
dengan perbaikan kinerja unit kerja?
Y/T Tidak 0 Ya, jika sudah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan
mutasi yang telah dilakukan dalam kaitannya dengan perbaikan
kinerja
3 3,0 0,00 0,00%
a. Apakah Unit Kerja melakukan analisa kebutuhan dan
rencana pengembangan kompetensi pegawai?
Y/T Tidak 0 Ya, jika sudah dilakukan analisa kebutuhan dan rencana
pengembangan kompetensi untuk seluruh pegawai Unit Kerja
b. Dalam menyusun rencana pengembangan kompetensi
pegawai, apakah mempertimbangkan hasil pengelolaan
kinerja pegawai?
A/B/C/D D 0 a. Jika semua rencana pengembangan kompetensi pegawai
mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai;
b. Jika sebagian besar rencana pengembangan kompetensi pegawai
mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai;
c. Jika sebagian kecil rencana pengembangan kompetensi pegawai
mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai;
d. Belum ada rencana pengembangan kompetensi pegawai yang
mempertimbangkan hasil pengelolaan kinerja pegawai
c. Unit Kerja telah melakukan upaya pengembangan
kompetensi pegawai sesuai dengan analisa kebutuhan dan
rencana pengembangan kompetensi, serta membangun
budaya pembelajaran dalam organisasi
A/B/C/D D 0 a. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan sebesar <25% ;
b. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan sebesar >25%-50% ;
c. Jika sebagian besar kompetensi pegawai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan untuk masing-masing jabatan >50%-
75%;
d. Jika persentase kesenjangan kompetensi pegawai dengan standar
kompetensi yang ditetapkan sebesar >75%-100%
Pola Mutasi Internal (2)
Pengembangan Pegawai Berbasis Kompetensi (3)
49
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
d. Pegawai di Unit Kerja telah memperoleh kesempatan/hak
untuk mengikuti pendidikan, pelatihan maupun
pengembangan kompetensi lainnya.
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi;
b. Jika sebagian besar pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi;
c. Jika sebagian kecil pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi;
d. Belum ada pegawai di Unit Kerja telah memperoleh
kesempatan/hak untuk mengikuti kegiatan pengembangan
kompetensi.
e. Dalam pelaksanaan pengembangan kompetensi, apakah
unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi
kepada pegawai (dapat melalui pengikutsertaan pada
lembaga pelatihan, in-house training , atau melalui coaching ,
atau mentoring, dll) ?
A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi
kepada seluruh pegawai;
b. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi
kepada sebagian besar pegawai;
c. Jika unit kerja melakukan upaya pengembangan kompetensi
kepada sebagian kecil pegawai;
d. Jika unit kerja belum melakukan upaya pengembangan kompetensi
kepada pegawai
f. Apakah telah dilakukan monitoring dan evaluasi terhadap
hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan
perbaikan kinerja?
A/B/C/D D 0 a. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil pengembangan
kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja dilakukan
bulanan;
b. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil
pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja
dilakukan triwulan;
c. Jika laporan monitoring dan evaluasi terhadap hasil
pengembangan kompetensi dalam kaitannya dengan perbaikan kinerja
dilakukan semesteran;
d. Jika laporan monitoring dan evaluasi laporan monitoring dan
evaluasi terhadap hasil pengembangan kompetensi dalam kaitannya
dengan perbaikan kinerja dilakukan tahunan
4 4,0 0,00 0,00%
a. Terdapat penetapan kinerja individu yang terkait dengan
kinerja organisasi (berbasis balanced score card ) di Unit
Kerja
A/B/C/D D 0 a. Jika telah dilakukan penetapan kinerja individu yang terkait
dengan kinerja organisasi pada semua pegawai;
b. Jika telah dilakukan penetapan kinerja individu yang terkait
dengan kinerja organisasi pada sebagian besar pegawai;
c. Jika telah dilakukan penetapan kinerja individu yang terkait dengan
kinerja organisasi pada sebagian kecil;
d. Belum ada penetapan kinerja individu yang terkait dengan kinerja
organisasi
b. Ukuran kinerja individu di Unit Kerja telah memiliki
kesesuaian dengan indikator kinerja individu level di
atasnya
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian
dengan indikator kinerja individu level di atasnya;
b. Jika sebagian besar ukuran kinerja individu telah memiliki
kesesuaian dengan indikator kinerja individu level di atasnya;
c. Jika sebagian kecil ukuran kinerja individu telah memiliki
kesesuaian dengan indikator kinerja individu level di atasnya;
d. Belum ada ukuran kinerja individu telah memiliki kesesuaian
dengan indikator kinerja individu level di atasnya
Penetapan Kinerja Individu (4)
50
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
c. Pengukuran kinerja individu di Unit Kerja dilakukan secara
periodik
A/B/C/D/E E 0 a. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara bulanan
b. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara triwulanan
c. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara semesteran
d. Pengukuran kinerja individu dilakukan secara tahunan
e. Pengukuran kinerja individu belum dilakukan
d. Hasil penilaian kinerja individu telah dijadikan dasar untuk
pemberian reward (pengembangan karir individu,
penghargaan, dll).
A/B/C/D D 0 a. Hasil penilaian kinerja individu seluruhnya telah dijadikan dasar
pemberian reward
b. Hasil penilaian kinerja individu sebagian besar telah dijadikan
dasar pemberian reward
c. Hasil penilaian kinerja individu sebagian kecil telah dijadikan dasar
pemberian reward
d. Hasil penilaian kinerja individu belum dijadikan dasar pemberian
reward
5.3,0 0,00 0,00%
a. Aturan disiplin/kode etik/kode perilaku telah
dilaksanakan/diimplementasikan di Unit Kerja
A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh aturan
disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan BPOM dan juga
membuat inovasi terkait aturan disiplin/kode etik/kode perilaku yang
sesuai dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh aturan
disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian besar aturan
disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian kecil aturan
disiplin/kode etik/kode perilaku yang ditetapkan BPOM
6. 1,0 0,00 0,00%
a. Data informasi kepegawaian unit kerja telah dimutakhirkan
secara berkala.
A/B/C/D D 0 a. Jika data informasi kepegawaian Unit Kerja telah dimutakhirkan
secara bulanan;
b. Jika data informasi kepegawaian Unit Kerja telah dimutakhirkan
secara triwulan;
c. Jika data informasi kepegawaian Unit Kerja telah dimutakhirkan
secara semesteran;
d. Jika data informasi kepegawaian Unit Kerja telah dimutakhirkan
secara tahunan
IV. PENGUATAN AKUNTABILITAS (10) 10,0 0,00 0,00%
1 5,0 0,00 0,00%
a. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat
penyusunan rencana strategis maupun rencanaan kerja
Unit Kerja
Y/T Tidak 0 Ya, jika pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan
perencanaan
b. Apakah pimpinan terlibat secara langsung pada saat
penyusunan Penetapan Kinerja
Y/T Tidak 0 Ya, jika pimpinan terlibat secara langsung pada saat penyusunan
Penetapan Kinerja
c. Apakah pimpinan memantau pencapaian kinerja secara
berkala
Y/T Tidak 0 Ya, jika pimpinan memantau pencapaian kinerja secara berkala
2 5,0 0,00 0,00%
a. Apakah dokumen perencanaan Unit Kerja sudah ada A/B/C C 0 a. Jika unit kerja telah memiliki seluruh dokumen perencanaan
(Rencana Strategis, Rencana Kerja Tahunan dan Penetapan Kinerja);
b. Jika unit kerja hanya memiliki Rencana Strategis dan Penetapan
Kinerja;
c. Jika unit kerja belum memiliki dokumen perencanaan;
Penegakan Aturan Disiplin/Kode Etik/Kode Perilaku
Pegawai (3)
Sistem Informasi Kepegawaian (1)
Keterlibatan pimpinan (5)
Pengelolaan Akuntabilitas Kinerja (5)
51
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
b. Apakah dokumen perencanaan Unit Kerja telah berorientasi
hasil (output )
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh dokumen perencanaan telah berorientasi hasil;
b. Jika sebagian besar dokumen perencanaan telah berorientasi hasil;
c. Jika sebagian kecil dokumen perencanaan telah berorientasi hasil;
d. Belum ada dokumen perencanaan yang berorientasi hasil;
c. Apakah terdapat Indikator Kinerja Utama (IKU) A/B/C C 0 a. Jika unit kerja memiliki IKU yang ditetapkan organisasi dan juga
membuat IKU tambahan yang sesuai dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja memiliki IKU yang ditetapkan organisasi;
c. Jika unit kerja belum memiliki IKU;
d. Apakah indikator kinerja telah memiliki kriteria Specific,
Measurable, Acheivable, Relevant and Time bound (SMART)
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh indikator kinerja unit kerja telah SMART;
b. Jika sebagian besar indikator kinerja unit kerja telah SMART;
c. Jika sebagian kecil indikator kinerja unit kerja telah SMART;
d. Belum ada indikator kinerja unit kerja yang SMART;
e. Apakah laporan kinerja Unit Kerja telah disusun tepat
waktu
Y/T Tidak 0 Ya, jika unit kerja telah menyusun laporan kinerja tepat waktu
f. Apakah pelaporan kinerja Unit Kerja telah memberikan
informasi tentang kinerja
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh pelaporan kinerja telah memberikan informasi tentang
kinerja;
b. Jika sebagian besar pelaporan kinerja telah memberikan informasi
tentang kinerja;
c. Jika sebagian kecil pelaporan kinerja telah memberikan informasi
tentang kinerja;
d. Belum ada pelaporan kinerja yang memberikan informasi tentang
kinerja;
g. Apakah terdapat upaya peningkatan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja
A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja berupaya meningkatkan seluruh kapasitas SDM
yang menangani akuntabilitas kinerja;
b. Jika unit kerja berupaya meningkatkan sebagian besar kapasitas
SDM yang menangani akuntabilitas kinerja;
c. Jika unit kerja berupaya meningkatkan sebagian kecil kapasitas
SDM yang menangani akuntabilitas kinerja;
d. Unit kerja belum berupaya meningkatkan kapasitas SDM yang
menangani akuntabilitas kinerja;
h. Pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh SDM
yang
kompeten
A/B/C C 0 a. Jika pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh seluruh
SDM yang kompeten;
b. Jika pengelolaan akuntabilitas kinerja dilaksanakan oleh sebagian
SDM yang kompeten ;
c. Pengelolaan akuntabilitas kinerja belum dilaksanakan oleh seluruh
SDM yang kompeten;
52
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
V. PENGUATAN PENGAWASAN (15) 15,0 0,00 0,00%
1 3,0 0,00 0,00%
a. Telah dilakukan public campaign tentang pengendalian
gratifikasi di Unit Kerja
A/B/C C 0 a. Public campaign telah dilakukan secara berkala
b. Public campaign dilakukan tidak secara berkala
c. Belum dilakukan public campaign
b. Pengendalian gratifikasi telah diimplementasikan A/B/C C 0 a. Jika unit kerja mengimplementasikan pengendalian gratifikasi
sesuai dengan yang ditetapkan BPOM dan juga membuat inovasi
terkait pengendalian gratifikasi yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja;
b. Jika unit kerja mengimplementasikan pengendalian gratifikasi
sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja belum mengimplementasikan pengendalian
gratifikasi
2 3,0 0,00 0,00%
a. Telah dibangun lingkungan pengendalian di Unit Kerja A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan pengendalian
sesuai dengan yang ditetapkan BPOM dan juga membuat inovasi
terkait lingkungan pengendalian yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja;
b. Jika unit kerja membangun seluruh lingkungan pengendalian
sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja membangun sebagian besar lingkungan
pengendalian sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja membangun sebagian kecil lingkungan pengendalian
sesuai dengan yang ditetapkan organisasi;
b. Telah mengimplementasikan manajemen risiko di Unit Kerja A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja telah mengimplementasikan manajemen risiko pada
seluruh proses pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan
BPOM dan juga membuat inovasi terkait lingkungan pengendalian
yang sesuai dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan manajemen risiko pada
seluruh proses pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang ditetapkan
organisasi BPOM;
c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan manajemen risiko atas
sebagian besar proses pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja telah mengimplementasikan manajemen risiko atas
sebagian kecil proses pelaksanaan kebijakan sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM;
c. Sistem Pengawasan Intern Pemerintah (SPIP) telah
diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh pihak
terkait
A/B/C C 0 a. SPIP telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada seluruh
pihak terkait
b. SPIP telah diinformasikan dan dikomunikasikan kepada sebagian
pihak terkait
c. Belum ada pihak terkait yang mendapatkan informasi dan
komunikasi mengenai SPIP
d. Telah dilakukan pemantauan Penilaian Mandiri Evaluasi
Pengendalian Intern Tingkat Entitas (PM-EPITE) Unit Kerja.
Y/T Tidak 0 Ya, jika telah dilakukan pemantauan Penilaian Mandiri Evaluasi
Pengendalian Intern Tingkat Entitas (PM-EPITE) Unit Kerja
Pengendalian Gratifikasi (3)
Penerapan SPIP (3)
53
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
3 3,0 0,00 0,00%
a. Kebijakan pengaduan masyarakat/stakeholders telah
diimplementasikan
A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja mengimplementasikan seluruh kebijakan pengaduan
masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan BPOM dan juga membuat
inovasi terkait pengaduan masyarakat yang sesuai dengan
karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja telah mengimplementasikan seluruh kebijakan
pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian besar
kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan
BPOM;
d. Jika unit kerja telah mengimplementasikan sebagian kecil
kebijakan pengaduan masyarakat sesuai dengan yang ditetapkan
BPOM;
b. Hasil penanganan pengaduan masyarakat/stakeholders
telah ditindaklanjuti
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat
ditindaklanjuti oleh unit kerja;
b. Jika sebagian besar hasil penanganan pengaduan masyarakat
ditindaklanjuti oleh unit kerja;
c. Jika sebagian kecil hhasil penanganan pengaduan masyarakat
ditindaklanjuti oleh unit kerja;
d. Jika seluruh hasil penanganan pengaduan masyarakat belum
ditindaklanjuti oleh unit
c. Telah dilakukan monitoring dan evaluasi atas penanganan
pengaduan masyarakat/stakeholders
A/B/C/D D 0 a. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat dilakukan bulanan;
b. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat dilakukan triwulan;
c. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat dilakukan semesteran;
d. Jika monitoring dan evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat dilakukan tahunan
d. Hasil evaluasi atas penanganan pengaduan masyarakat
telah ditindaklanjuti
A/B/C C 0 a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
b. Jika sebagian hasil evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
c. Jika belum ada hasil evaluasi atas penanganan pengaduan
masyarakat yang ditindaklanjuti unit kerja
4 3,0 0,00 0,00%
a. Apakah Whistle Blowing System sudah diinternalisasi ? Y/T Tidak 0 Ya, jika Whistle Blowing System telah diinternalisasi di unit kerja
b. Whistle Blowing System telah diterapkan A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistle Blowing
System sesuai dengan yang ditetapkan BPOM dan juga membuat
inovasi terkait pelaksanaan Whistle Blowing System yang sesuai
dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja menerapkan seluruh kebijakan Whistle Blowing
System sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja menerapkan sebagian besar kebijakan Whistle
Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja menerapkan sebagian kecil kebijakan Whistle
Blowing System sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
Pengaduan Masyarakat (3)
Whistle-Blowing System (3)
54
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
c. Telah dilakukan evaluasi atas penerapan Whistle Blowing
System
A/B/C/D D 0 a. Jika evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dilakukan
bulanan;
b. Jika evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dilakukan
triwulan;
c. Jika evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dilakukan
semesteran;
d. Jika evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System dilakukan
tahunan
d. Hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System telah
ditindaklanjuti
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing System
telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
b. Jika sebagian besar hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing
System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
c. Jika sebagian kecil hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing
System telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
d. Jika belum ada hasil evaluasi atas penerapan Whistle Blowing
System yang ditindaklanjuti unit kerja
5 3,0 0,00 0,00%
a. Telah terdapat identifikasi/pemetaan benturan kepentingan
dalam tugas fungsi utama
Y/T Tidak 0 Ya, Jika unit kerja telah mengidentifikasi/memetakan benturan
kepentingan dalam tugas fungsi utama
b. Penanganan benturan kepentingan telah
disosialisasikan/internalisasi, dan dipahami oleh anggota
Unit Kerja
A/B/C/D D 0 a. Jika penanganan Benturan Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisasikan ke seluruh anggota dan dipahami
oleh seluruh anggota unit kerja
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisasikan ke sebagian besar anggota dan
dipahami oleh sebagian besar anggota unit kerja;
c. Jika penanganan Benturan Kepentingan
disosialiasikan/diinternalisasikan ke sebagian kecil anggota dan
dipahami oleh sebagian kecil anggota unit kerja
d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum
disosialiasikan/diinternalisasikan ke seluruh anggota dan belum
dipahami oleh seluruh anggota unit kerja
c. Penanganan Benturan Kepentingan telah
diimplementasikan
A/B/C/D D 0 a. Jika penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke
seluruh unit kerja
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke
sebagian besar unit kerja;
c. Jika penanganan Benturan Kepentingan diimplementasikan ke
sebagian kecil unit kerja
d. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum diimplementasikan
ke seluruh unit kerja
d. Telah dilakukan evaluasi atas Penanganan Benturan
Kepentingan
A/B/C C 0 a. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi secara berkala
oleh unit kerja;
b. Jika penanganan Benturan Kepentingan dievaluasi tidak secara
berkala oleh unit kerja;
c. Jika penanganan Benturan Kepentingan belum dievaluasi oleh unit
kerja
Penanganan Benturan Kepentingan (3)
55
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
e. Hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan
telah ditindaklanjuti
A/B/C/D D 0 a. Jika seluruh hasil evaluasi atas Penanganan Benturan Kepentingan
telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
b. Jika sebagian besar hasil evaluasi atas Penanganan Benturan
Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
c. Jika sebagian kecil hasil evaluasi atas Penanganan Benturan
Kepentingan telah ditindaklanjuti oleh unit kerja;
d. Jika belum ada hasil evaluasi atas Penanganan Benturan
Kepentingan yang ditindaklanjuti unit kerja
VI. PENINGKATAN KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (10) 10,0 0,00 0,00%
1 3,0 0,00 0,00%
a. Terdapat kebijakan standar pelayanan A/B/C C 0 a. Jika unit kerja memiliki kebijakan standar pelayanan yang
ditetapkan BPOM dan juga membuat inovasi terkait standar
pelayanan yang sesuai dengan karakteristik unit kerja ;
b. Jika unit kerja memiliki kebijakan standar pelayanan yang
ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja belum memiliki kebijakan standar pelayanan
b. Standar pelayanan telah dimaklumatkan A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja memaklumatkan seluruh standar pelayanan sesuai
dengan yang ditetapkan BPOM dan juga membuat inovasi terkait
maklumat standar pelayanan yang sesuai dengan karakteristik unit
kerja;
b. Jika unit kerja memaklumatkan seluruh standar pelayanan sesuai
dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja memaklumatkan sebagian besar standar pelayanan
sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja telah memaklumatkan sebagian kecil standar
pelayanan sesuai dengan yang ditetapkan organisasi c. Terdapat SOP bagi pelaksanaan standar pelayanan A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM dan juga membuat inovasi terkait SOP yang sesuai
dengan karakteristik unit kerja;
b. Jika unit kerja menerapkan seluruh SOP sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja menerapkan sebagian besar SOP sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM;
d. Jika unit kerja menerapkan sebagian kecil SOP sesuai dengan yang
ditetapkan BPOM;
d. Dilakukan reviu dan perbaikan atas standar pelayanan
dan/atau SOP
A/B/C C 0 a. Jika unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas standar
pelayanan dan SOP sesuai dengan yang ditetapkan BPOM dan juga
unit kerja berinisiatif melakukan reviu dan perbaikan atas standar
pelayanan dan SOP ;
b. Jika unit kerja melakukan reviu dan perbaikan atas standar
pelayanan dan SOP sesuai dengan yang ditetapkan BPOM;
c. Jika unit kerja belum melakukan reviu dan perbaikan atas standar
pelayanan dan SOP
2 3,0 0,00 0,00%
a. Telah melakukan sosialisasi/pelatihan berupa kode etik,
estetika, capacity building dalam upaya penerapan budaya
pelayanan prima
A/B/C/D D 0 a. Seluruh sosilisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya
penerapan budaya pelayanan prima
b. Sebagian besar sosialisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya
penerapan budaya pelayanan prima
c. Sebagian kecil sosialisasi/pelatihan telah dilakukan dalam upaya
penerapan budaya pelayanan prima
d. Seluruh sosilisasi/pelatihan belum dilakukan dalam upaya
penerapan budaya pelayanan prima
Standar Pelayanan (3)
Budaya Pelayanan Prima (3)
56
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
b. Informasi tentang pelayanan mudah diakses melalui
berbagai media
A/B/C C 0 a. Informasi pelayanan dapat diakses melalui berbagai media (misal:
papan pengumuman, website, media sosial, media cetak, media
televisi, radio dsb)
b. Informasi pelayanan dapat diakses melalui beberapa media (misal:
papan pengumuman, selebaran, dsb)
c. Informasi pelayanan sulit diakses melalui berbagai media
c. Telah terdapat sistem punishment (sanksi)/reward bagi
pelaksana layanan serta pemberian kompensasi kepada
penerima layanan bila layanan tidak sesuai standar
A/B/C C 0 a. Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar dan sudah diimplementasikan;
b. Telah terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar ada namun belum diimplementasikan;
c. Belum terdapat sistem sanksi/reward bagi pelaksana layanan serta
pemberian kompensasi kepada penerima layanan bila layanan tidak
sesuai standar;
d. Telah terdapat sarana layanan terpadu/terintegrasi A/B/C/D D 0 a. Apabila seluruh pelayanan sudah dilakukan secara terpadu
b. Apabila sebagian besar pelayanan sudah dilakukan secara terpadu
c. Apabila sebagian kecil pelayanan sudah dilakukan secara terpadu
d. Apabila tidak ada pelayanan yang dilakukan secara terpadu
e. Terdapat inovasi pelayanan A/B/C/D D 0 a. Jika unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang seluruhnya
berbeda dengan unit kerja lain;
b. Jika unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan yang sebagian
besar sama dengan unit kerja lain;
c. Jika unit kerja telah memiliki inovasi pelayanan sama dengan unit
kerja lain ;
d. Jika unit kerja belum memiliki inovasi pelayanan
3 4,0 0,00 0,00%
a. Dilakukan survei kepuasan masyarakat/stakeholders
terhadap pelayanan
A/B/C C 0 a. Survei kepuasan masyarakat/stakeholders terhadap pelayanan
dilakukan secara berkala
b. Survei kepuasan masyarakat/stakeholders terhadap pelayanan
tidak berkala
c. Belum ada survei kepuasan masyarakat terhadap pelayanan
b. Hasil survei kepuasan masyarakat/stakeholdesr dapat
diakses secara terbuka
A/B/C C 0 a. Hasil survei kepuasan masyarakat /stakeholders dapat diakses
melalui berbagai media (misal: papan pengumuman, website, media
sosial, media cetak, media televisi, radio dsb)
b. Hasil survei kepuasan masyarakat/stakeholders dapat diakses
melalui beberapa media (misal: papan pengumuman, selebaran, dsb)
c. Hasil survei kepuasan masyarakat/stakeholdesr sulit diakses
melalui berbagai media
c. Dilakukan tindak lanjut atas hasil survei kepuasan
masyarakat/stakeholders
A/B/C/D D 0 a. Dilakukan tindak lanjut atas seluruh hasil survei kepuasan
masyarakat/stakeholders
b. Dilakukan tindak lanjut atas sebagian besar hasil survei kepuasan
masyarakat/stakeholders
c. Dilakukan tindak lanjut atas sebagian kecil hasil survei kepuasan
masyarakat/stakeholders
d. Belum dilakukan tindak lanjut atas hasil survei kepuasan
masyarakat/stakeholders
60,0 0,00 0,00%TOTAL PENGUNGKIT
Penilaian kepuasan terhadap pelayanan (4)
57
Pilihan
JawabanJawaban Nilai % Keterangan Data DukungPENILAIAN
B. HASIL (40)
I. PEMERINTAH YANG BERSIH DAN BEBAS KKN (20) 20,0 0,00 0,00%
1. Nilai Survei Persepsi Korupsi (Survei Eksternal) (15)15,0 0-4 0,00 0,00%
Diisi dengan nilai hasil Survei Eksternal atas Persepsi Korupsi
2.5,0 0-100% 0,00 0,00%
II. KUALITAS PELAYANAN PUBLIK (20) 20,0 0,00 0,00%
1. Nilai Persepsi Kualitas Pelayanan (Survei Eksternal) (20)20,0 0-4 0,00 0,00%
Diisi dengan Nilai Hasil Survei Eksternal Kualitas Pelayanan
III. KAPASITAS DAN AKUNTABILITAS KINERJA BIROKRASI
1. Nilai Akuntabilitas Kinerja0-100
Diisi dengan nilai hasil evaluasi Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi
Pemerintah (SAKIP)
2. Nilai Kapasitas Integritas Organisasi (Survei Internal)0-4 Diisi dengan nilai hasil Survei Internal Kapasitas Integritas Organisasi
3. Nilai Kapasitas Integritas Jabatan (Survei Internal)0-4 Diisi dengan nilai hasil Survei Internal Kapasitas Integritas Jabatan
20,0 0,00 0,00%
0,00
Persentase temuan hasil pemeriksaan (Internal dan eksternal)
yang ditindaklanjuti (5)
TOTAL HASIL
NILAI EVALUASI REFORMASI BIROKRASI