qwepqipiow

Post on 12-Jan-2016

214 views 0 download

description

qwemqbmwn

Transcript of qwepqipiow

Tuberkulosis Paru dengan Hemoptisis

Anthea Karista – 112014016Dokter Pembimbing : dr. Ganda SpP

Definisi

• Tuberkulosis adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi Mycobacterium tuberculosis complex.

Etiologi

• Mycobacterium tuberculosis : batang dengan ukuran panjang 1-4/um dan tebal 0.3-0.6/um.

• BTA dinding kuman terdiri atas asam lemak, kemudian peptidoglikan dan arabinomannan.

• Tahan terhadap gangguan kimia dan fisis.

• Dorman kuman dapat tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin.

• Aerob

Epidemiologi

• Sebagian besar dari kasus TB ini (95%) dan kematiannya (98%) terjadi di negara-negara yang sedang berkembang. Di antara mereka 75% berada pada usia produktif yaitu 20-49 tahun. Karena penduduk yang padat dan tingginya prevalensi maka lebih dari 65% dari kasus-kasus TB yang baru dan kematian yang muncul terjadi di Asia.

• Indonesia adalah negeri dengan prevalensi TB ke-5 tertinggi di dunia.

Klasifikasi

Berdasarkan pem. BTA sputum

TB paru BTA (+)• Sekurang-kurangnya 2 dari

3 spesimen dahak menunjukkan hasil BTA positif

• Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan hasil BTA positif dan kelainan radiologi menunjukkan gambaran tuberculosis aktif

• Hasil pemeriksaan satu specimen dahak menunjukkan BTA positif dan biakan positif

TB paru BTA (-)• Hasil pemeriksaan dahak

3 kali menunjukkan BTA negatif, gambaran klinis dan radiologis menunjukkan tuberkulosis aktif

• Hasil pemeriksaan dahak 3 kali menunjukkan BTA negatif dan biakan Myccobacterium tuberculosis positif

Berdasarkan Riw. Pengobatan Sebelumnya

• Kasus Baru : riw. OAT (-) / sdh pernah menelan OAT <1 bln

• Kasus Kambuh : riw. OAT (+) dan telah dinyatakan sembuh/pengobatan lengkap, kemudian kembali lagi berobat dgn hasil pem. BTA (+) / biakan (+)

• Kasus Putus Berobat : telah menjalani pengobatan lbh atau sama dengan 1 bln dan putus berobat 2 bln berturut-turut/lbh sblm masa pengobatan selesai

• Kasus Gagal : BTA (+) yang masih tetap (+) / kembali menjadi (+) pd akhir bulan ke-5 / akhir pengobatan

• Kasus Kronik : hasil pem. BTA masih (+) stlh pengobatan ulang dgn pengobatan kat. 2 dgn pengawasan yg baik

• Kasus Bekas TB : • Hasil pem. dahak 3x = BTA (-) , gambaran

klinis + radiologis menunjukan tb aktif• Hasil pem. dahak 3x = BTA (-) dan biakan

Myccobacterium tuberculosis (+)

Patofisiologi

Diagnosis

Anamnesis

1. Identitas 

2. Keluhan utama

3. Keluhan penyerta

4. Riwayat penyakit sekarang (RPS)

5. Riwayat penyakit dahulu (RPD)

6. Riwayat keluarga

• Adakah batuk? (kering atau berdahak ; berdarah)• Bila berdahak : warna, cair/kental, darah, bau, banyaknya.• Bila berdarah : bercak, banyak/sedikit.

• Kapan saja batuk? (setelah beraktivitas, saat duduk/berdiri/tidur)

• Intensitas batuk? (pagi/siang/malam hari ; cuaca dingin/lembab/panas)

• Sudah berapa lama batuk?

• Apakah disertai nyeri dada? (sifat, berat, lokasi, durasi, intensitas)

• Apakah disertai sesak napas? (mengi)

• Apakah disertai demam, keringat malam, anoreksia, BB menurun, malaise?

Manifestasi Klinis

Gejala Respiratorik• Batuk > 2 minggu

• Batuk darah

• Sesak napas

• Nyeri dada

Gejala Sistemik• Demam

• Anoreksia

• Keringat malam

• Malaise

• BB turun

Gejala TB Ekstra Paru

• Tergantung organ yang terkena• Limfadenitis TB• Meningitis TB• Pleuritis TB

Pemeriksaan Fisik

1. KU, TTV

2. Inspeksi (bentuk thorax ant, pergerakan dada, keadaan sela iga)

3. Palpasi (ada nyeri atau tidak pd bag. thorax ant, meraba sela iga, pergerakan thorax, pem. vokal fremitus)

4. Perkusi (pekak, redup, hipersonor?)

5. Auskultasi (suara nafas vesikuler, ronkhi kering, wheezing, ronkhi basah halus/kasar, pleural friction rub, amforik, stridor ?)

• Adanya infiltrat yang agak luas : perkusi yang redup dan auskultasi suara napas bronkial + napas tambahan berupa ronki basah kasar, dan nyaring.

• Tetapi bila infiltrat + penebalan pleura : suara napas menjadi vesikuler melemah.

• Terdapat kavitas yang cukup besar : perkusi memberikan suara hipersonor atau timpani dan auskultasi akan menimbulkan suara amforik.

• TB lanjut dengan fibrosis yang luas atrofi dan retraksi otot-otot intercostal.

• Bila TB mengenai pleura, sering terbentuk efusi pleura. Palpasi : paru yang sakit terlihat agak tertinggal dalam pernapasan. Perkusi : pekak. Auskultasi : suara napas yang lemah sampai tidak terdengar sama skali.

Pemeriksaan Penunjang

Pemeriksaan Sputum SPS

• Bahan pemeriksaan :• Dahak• Cairan pleura• Bilasan : bronkus, lambung• Liquor cerebrospinal• Jaringan biopsi/BJH

Penatalaksanaan

Obat Dosis harian

(mg/kgbb/hari)

Dosis 2x/minggu

(mg/kgbb/hari)

Dosis 3x/minggu

(mg/kgbb/hari)

INH 5-15 (maks 300 mg) 15-40 (maks. 900 mg) 15-40 (maks. 900 mg)

Rifampisin 10-20 (maks. 600 mg) 10-20 (maks. 600 mg) 15-20 (maks. 600 mg)

Pirazinamid 15-40 (maks. 2 g) 50-70 (maks. 4 g) 15-30 (maks. 3 g)

Etambutol 15-25 (maks. 2,5 g) 50 (maks. 2,5 g) 15-25 (maks. 2,5 g)

Streptomisin 15-40 (maks. 1 g) 25-40 (maks. 1,5 g) 25-40 (maks. 1,5 g)

Dosis obat antituberkulosis (OAT)

• Pengobatan TBC pada orang dewasa

• Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).Diberikan kepada: • Penderita baru TBC paru BTA positif.• Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.

• Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3Diberikan kepada: • Penderita kambuh.• Penderita gagal terapi.• Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.

• Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Diberikan kepada: • Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.

Komplikasi

Komplikasi yang akan ditimbulkan adalah:

Komplikasi dini : pleuritis, efusi pleura, empiema, laryngitis.

Komplikasi lanjut : obstruksi saluran napas, kerusakan parenkim paru, fibrosis paru, cor pulmonale, karsinoma paru, dan sindrom gagal napas.

Pencegahan

1. Terapi : strategi DOTS mendeteksi pasien, melakukan pengobatan, dan melakukan pengawasan langsung.

2. Imunisasi : Vaksin TB dikenal dengan nama BCG (Bacillus Calmette Guerin). • Sekali seumur hidup, diberikan kepada bayi ≤ 2

bulan.• Tidak dapat mencegah serangan TB, namun

memberikan perlindungan agar TB tidak menyerang bagian vital

• Pengecekan imunitas dari BCG perlu dilakukan setelah periode waktu tertentu (3-5 tahun), sebab kekuatan vaksin dapat menghilang.

Prognosis

Prognosis TB paru bergantung pada tuntasnya pengobatan dan tingkat keparahan dari kerusakan jaringan atau organ yang terkena. Oleh karena itu, pasien TB harus bersungguh-sungguh dalam melakukan pengobatan TB dan menghindari faktor pencetus kekambuhan TB.