Post on 25-Jan-2017
QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DAN
DAN BADAN KEAHLIAN DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
SEKRETARIAT JENDERAL DEWAN PERWAKILAN RAKYAT REPUBLIK INDONESIA
JAKARTA, 2015
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI i
i
QUICK WINS REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL
DAN BADAN KEAHLIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI ii
ii
KATA PENGANTAR
uji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat limpahan
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusunan Quick Wins Reformasi
Birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI dapat kami
selesaikan dengan baik. Quick Wins Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI ini disusun mengacu Permenpan dan RB Nomor 13 Tahun
2011 tentang Pedoman Pelaksanaan Quick Wins.
Dalam rangka pelaksanaan telah banyak upaya pembenahan atau perubahan
sistem yang sudah dilakukan namun demikian Tim Reformasi Birokrasi Sekretariat
Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI menyadari bahwa sebenarnya pekerjaan
terberat dalam perubahan ini adalah memastikan terjadinya perubahan budaya dan
pola pikir segenap pejabat dan pegawai untuk terjadi perubahan perilaku.
Quick wins merupakan sebuah aktivitas nyata dan dirasakan manfaatnya secara
cepat oleh pemangku kepentingan utama, baik secara eksternal maupun internal
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI. Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI telah menetapkan program Quick Wins Reformasi Birokrasi tahun
2016 yaitu Penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang dan
Sistem Informasi Legislasi (Sileg). Penetapan kedua kegiatan ini ke dalam program
Quick Wins merupakan bentuk komitmen Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian
DPR RI untuk senantiasa meningkatkan kinerja secara berkelanjutan dalam
pelaksanaan tugas pokok dan fungsi.
Kami menghargai semua masukan untuk menyempurnakan penetapan Quick
Wins di masa yang akan datang. Akhir kata, semoga dengan penetapan kedua
kegiatan tersebut di dalam program quick wins akan membantu percepatan
peningkatan kualitas kinerja Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian dalam
memberikan dukungan kepada DPR RI
Jakarta, 7 April 2016 Sekretaris Jenderal, Dr. Winantuningtyastiti S., M.Si. NIP. 19561125 198203 2 002
P
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI iii
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI iii
A LATAR BELAKANG 1
B PERUMUSAN QUICK WINS 2
C PENETAPAN KEGIATAN QUICK WINS 3
1 TINGKAT KINERJA SAAT INI 3
2 POTENSI PENINGKATAN KINERJA 4
3 PENYIAPAN SUMBER DAYA 5
4 PENETAPAN KEGIATAN QUICK WINS 7
D RENCANA PELAKSANAAN QUICK WINS 7
E PENUTUP 9
LAMPIRAN 10
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 1
QUICK WINS
REFORMASI BIROKRASI
SEKRETARIAT JENDERAL DAN
BADAN KEAHLIAN
DEWAN PERWAKILAN RAKYAT
REPUBLIK INDONESIA
A. Latar Belakang
Program percepatan (Quick Wins) atau juga sering disebut low-hanging
fruit adalah suatu inisiatif yang mudah dan cepat dicapai yang mengawali
suatu program besar dan sulit. Quick Wins merupakan sebuah aktivitas nyata
dan dirasakan manfaatnya secara cepat oleh pemangku kepentingan utama,
baik secara eksternal maupun internal Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI.
Quick Wins diperlukan untuk memperoleh momentum awal yang positif
dan juga kepercayaan diri yang untuk selanjutnya melaksanakan reformasi
birokrasi secara konsisten dan berkelanjutan, serta memberikan image
positif bagi pelaksanaan reformasi birokrasi sehingga dapat menurunkan
penilaian pesimis tentang pelaksanaan reformasi birokrasi.
Langkah – langkah untuk menyusun sampai menerapkan program
Quick Wins adalah sebagai berikut. 1. Merumuskan; 2. menetapkan; 3.
menyusun rencana pelaksanaan; dan 4. melaksanakan program Quick Wins.
Dokumen ini akan memaparkan langkah 1 sampai 3 yang telah dilakukan
oleh Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI, sedangkan langkah no.
4 (pelaksanaan Quick Wins) akan dilaksankan sesuai dengan jadwal kegiatan
yang sudah dietatapkan. Kegiatan Quick Wins yang diusulkan merupakan
program yang sudah berjalan akan tetapi perlu ditingkatkan keluarannya
guna lebih meningkatkan keterlibatan publik yang dalam hal ini adalah
Anggota DPR RI, mitra kerja DPR RI dan masyarakat, baik dari aspek
ketepatan (akurasi), kecepatan, jenis dan jumlah layanan, maupun
kemudahan dijangkau oleh publik.
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 2
B. Perumusan Quick Wins
Pemangku kepentingan di Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR
RI adalah sebagai berikut:
1. pemangku kepentingan utama adalah DPR RI;
2. pemangku kepentingan pendukung adalah mitra kerja dan masyarakat
luas, serta
3. pemangku kepentingan kunci adalah Sekretariat Jenderal dan Badan
Keahlian DPR RI.
Berdasarkan penetapan pemangku kepentingan tersebut maka
diidentifikasi sejumlah kandidat kegiatan Quick Wins sebagaimana tabel
berikut:
No. Kandidat Quick Wins Keluaran Layanan
1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU
Naskah Akademik dan RUU
2. Sistem Pengaduan Mayarakat Informasi tindak lanjut pengaduan masyarakat
3. Sistem Informasi Administrasi Pegawai (SIAP)
Informasi administrasi pegawai
4. Penyusunan Pointers Rapat Pointers Rapat
5. Penyusunan Referensi APBN Referensi APBN
6. Sistem Administrasi Anggota Dewan (SITANANG)
Informasi administrasi anggota dewan
7. Sistem Informasi Legislasi (SILEG) Informasi sistem legislasi
Adapun identifikasi pemangku kepentingan serta harapannya terhadap
kandidat Quick Wins adalah sebagaimana tabel berikut:
No. Kandidat Quick Wins Pemangku Kepentingan Harapan
1. Penyusunan Naskah
Akademik dan RUU
DPR RI
Mitra Kerja dan
Masyarakat
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
Akses Informasi
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 3
No. Kandidat Quick Wins Pemangku Kepentingan Harapan
2. Sistem Pengaduan
Mayarakat
DPR RI
Mitra Kerja dan
Masyarakat
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
Kepastian
Akses Informasi
3. Sistem Informasi
Administrasi Pegawai
(SIAP)
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
Akses Informasi
4. Penyusunan Pointers
Rapat
DPR RI
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
5. Penyusunan Referensi
APBN
DPR RI
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
6. Sistem Administrasi
Anggota Dewan
(SITANANG)
DPR RI
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
Akses Informasi
7. Sistem Informasi
Legislasi (SILEG)
DPR RI
Mitra Kerja dan
Masyarakat
Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI
Kualitas
Ketepatan
Kecepatan
Akses Informasi
C. Penetapan Kegiatan Quick Wins
Proses penetapan kegiatan Quick Wins melalui beberapa tahap, yaitu
penilaian tingkat kinerja saat ini, potensi peningkatan kinerja, dan penyiapan
sumber daya yangdiperlukan untuk melaksanakan kegiatan.
1. Tingkat Kinerja Saat Ini
Proses penilaian tingkat kinerja masing–masing kandidiat Quick
Wins saat inidilakukan dengan cara diskusi oleh beberapa pihak yang
terkait dengan kegiatantersebut dan berdasarkan hasil evaluasi kinerja
sebelumnya. Tabel berikut menunjukkan hasil penilaian tingkat kinerja
masing–masing kandidat.
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 4
No. Kandidat Quick Wins Unit Kerja
Tingkat
Pencapaian
Kinerja (1 – 5)
1. Penyusunan Naskah
Akademik dan RUU
Pusat
Perancangan
Undang-Undang
3
2. Sistem Pengaduan
Mayarakat
Biro Hukum 4
3. Sistem Informasi
Administrasi Pegawai
(SIAP)
Biro Organisasi
dan
Kepegawaian
3
4. Penyusunan Pointers
Rapat
Biro
Persidangan
3
5. Penyusunan Referensi
APBN
Pusat Kajian
Anggaran
3
6. Sistem Administrasi
Anggota Dewan
(SITANANG)
Pusat Data dan
Informasi
4
7. Sistem Informasi Legislasi
(SILEG)
Pusat Data dan
Informasi
3
Catatan: nilai 1 berarti buruk sekali sedangkan nilai 5 berarti baik sekali
2. Potensi Peningkatan Kinerja
Berdasarkan hasil penilaian tingkat kinerja masing-masing
kandidiat Quick Wins saat ini sebagaimana tabel di atas maka dilakukan
lagi penilaian potensipeningkatan kinerja dengan cara diskusi oleh
beberapa pihak yang terkait dengan kegiatan tersebut. Tabel berikut
menunjukkan hasil penilaian potensi peningkatan kinerja masing-
masing kandidiat.
No. Kandidat
Quick Wins
Dapat
ditingkatkan
Tingkat
estimasi
perbaikan
Dalam
kendali
Bagian
RB
Kurang
12
bulan
Y/T % Y/T Y/T Y/T
1. Penyusunan
Naskah
Akademik
dan RUU
Y 50% Y Y Y
2. Sistem
Pengaduan
Mayarakat
Y 40% Y Y Y
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 5
No. Kandidat
Quick Wins
Dapat
ditingkatkan
Tingkat
estimasi
perbaikan
Dalam
kendali
Bagian
RB
Kurang
12
bulan
Y/T % Y/T Y/T Y/T
3. Sistem
Informasi
Administrasi
Pegawai
(SIAP)
Y 70% Y Y Y
4. Penyusunan
Pointers
Rapat
Y 30% Y Y Y
5. Penyusunan
Referensi
APBN
Y 30% Y Y Y
6. Sistem
Administrasi
Anggota
Dewan
(SITANANG)
Y 20% Y Y Y
7. Sistem
Informasi
Legislasi
(SILEG)
Y 40% Y Y Y
3. Penyiapan Sumber Daya
Sumber daya yang diperlukan untuk pelaksanaan kandidat Quick
Wins yang telah diidentifikasikan sebelumnya perlu dianalisis. Sumber
daya dapat mencakup ketersediaan sumber daya manusia, biaya dan
juga keahlian. Tabel berikut menunjukkan hasil analisis sumber daya
yang dibutuhkan oleh masing–masing kandidat.
No. Kandidat
Quick Wins
Apa yang
diperbaiki
Bagaimana
memperbaiki
nya
Tingkat
kesulitan
(rendah,
sedang,
tinggi)
Apakah
tersedia
sumberda
ya (orang,
biaya,
keahlian)
1. Penyusunan
Naskah
Akademik dan
Prosedur
kerja
Revisi SOP
menyusun
standar format
rendah tersedia
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 6
No. Kandidat
Quick Wins
Apa yang
diperbaiki
Bagaimana
memperbaiki
nya
Tingkat
kesulitan
(rendah,
sedang,
tinggi)
Apakah
tersedia
sumberda
ya (orang,
biaya,
keahlian)
RUU SDM
dan isi NA dan
RUU
Diklat
2. Sistem
Pengaduan
Mayarakat
Prosedur
kerja
SDM
Revisi SOP
Memperbaiki
prosedur kerja
input data
Diklat
rendah tersedia
3. Sistem
Informasi
Administrasi
Pegawai (SIAP)
Prosedur
kerja
Peralatan
SDM
menyusun
prosedur kerja
Memperbaiki
prosedur kerja
input data
Diklat
rendah tersedia
4. Penyusunan
Pointers Rapat
Prosedur
kerja
SDM
Revisi SOP
Diklat
rendah tersedia
5. Penyusunan
Referensi
APBN
Prosedur
kerja
SDM
Revisi SOP
Diklat
rendah tersedia
6. Sistem
Administrasi
Anggota Dewan
(SITANANG)
Prosedur
kerja
SDM
Revisi SOP
Memperbaiki
prosedur kerja
input data
Diklat
rendah tersedia
7. Sistem
Informasi
Legislasi
(SILEG)
Evaluasi
SOP
prosedur
Kerja
Peralatan
SDM
Revisi SOP
Memperbaiki
prosedur kerja
input data
Pengembangan
aplikasi
Diklat
rendah tersedia
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 7
4. Penetapan Kegiatan Quick Wins
Berdasarkan hasil analisis di atas dan dengan kriteria sebagai
berikut:
merupakan program reformasi birokrasi;
merupakan bagian utama dari peran, tugas, fungsi, dan
karakteristik Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI;
memberikan dampak perubahan yang besar; dan
manfaat perbaikan dan perubahan dapat dirasakan secepatnya
(waktu pelaksanaan kurang dari 12 bulan).
Maka Tim Reformasi Reformasi Birokrasi Sekretariat Jenderal dan
Badan Keahlian DPR RI menetapkan 2 kegiatan program percepatan
(Quick Wins) Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI untuk
dilaksanakan pada tahun 2016 yaitu:
No. Quick Wins Penanggung Jawab Program
1. Penyusunan Naskah Akademik dan
RUU.
Kepala Pusat Perancangan
Undang-Undang
2. Sistem Informasi Legislasi (SILEG). Kepala Pusat Data dan Informasi
D. Rencana Pelaksanaan Quick Wins
Tahap persiapan untuk melaksanakan kegiatan Quick Wins
sebagaimana tabel berikut sudah mulai dilakukan pada tahun ini.
LANGKAH AKTIVITAS KELUARAN
I
Pembentukan Tim Kerja
Pembentukan Struktur/Organisasi
Kerja
Tim Kerja
Struktur/Organisasi
Kerja
II
Penyusunan Rencana dan Jadwal
Kerja serta Target Penyelesaian
Penyusunan Anggaran
Rencana dan Jadwal
Kerja
Target Penyelesaian
Anggaran
III
Menyusun dan Menetapkan Metode
Monitoring dan Evaluasi
Pelaksanaan Quick Wins
Mekanisme Pelaporan Pelaksanaan
Quick Wins
Metode Monitoring
dan Evaluasi
Rancangan Laporan
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 8
Adapun rencana pelaksanaan dan kegiatan Quick Wins dapat
digambarkan sebagai berikut:
1. Penyusunan Naskah Akademik dan RUU.
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Tahapan
persiapan
(Pembentukan
Tim,
penyusunan
rencana dan
jadwal, target
penyelesaian
dan
penyusunan
anggaran)
x x
2. Evaluasi dan
Pedoman
penyusunan NA
dan RUU
x x x
3. Penyusunan
Pedoman NA
dan RUU
Pedoman
penyusunan NA
dan RUU
x x x
4. Penyempurnaan
SOP dan
Pedoman
penyusunan NA
dan RUU
x x
5. Kegiatan
sosialisasi SOP
penyusunan NA
dan RUU serta
Pedoman
penyusunan NA
dan RUU
x x
6. Pelaksanaan Uji
Coba
x x x x x
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 9
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
7. Evaluasi Hasil
Uji Coba
x
8. Penerapan Hasil
Uji Coba
9. Penguatan SDM x x x x
10. Penguatan
Pendukung
x x
2. Sistem Informasi Legislasi (SILEG).
No. Kegiatan Waktu Pelaksanaan Tahun 2016
Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des
1. Pembentukan
tim
x
2. Penyusunan
rencana kerja
x
3. Sosialisasi x x x
4. Survey x x
5. Perbaikan dan
uji coba aplikasi
x x
6. Launching
aplikasi yang
sudah
diperbaiki
x
E. Penutup
Demikian dokumen ini disusun sebagai bagian dari pelaksanaan
reformasi birokrasi di Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI.
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 10
LAMPIRAN
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 11
PENYUSUNAN
NASKAH AKADEMIK DAN
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
Ringkasan Eksekutif
Penyusunan naskah akademik (NA) dan rancangan undang-undang (RUU)
yang dilaksanakan di Pusat Perancangan Undang-Undang (Pusat PUU) merupakan
salah satu tugas pokok dan fungsi Badan Keahlian DPR RI, sebagai struktur baru
dalam Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR-RI. Saat ini penyusunan NA
belum dapat mendukung pelaksanaan fungsi legislasi DPR RI secara maksimal
karena belum memiliki batasan waktu dan standar pelaksanaan yang tepat.
Substansi NA yang telah diselesaikan belum mencapai hasil yang optimal karena
belum memuat berbagai aspek penting seperti perspektif perbandingan (ROCCIPI,
RIA, dan regulatory cost and benefit analysis); waktu yang belum terstandar; dan
belum ada keseragaman format antara bidang di lingkungan Pusat PUU.
Terkait penyusunan RUU, kebutuhan akan RUU yang sesuai standar menjadi
penting karena dapat menunjang salah satu tugas dan kewenangan DPR RI dalam
fungsi legislasi. Penyusunan RUU harus sesuai dengan ketentuan Undang-Undang
Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan,
baik dalam tahapan maupun teknik perancangannya. Sebuah RUU idealnya
mencerminkan konsep dalam NA (adanya kesesuaian antara NA dan RUU).
Proses penyusunan NA dan draf RUU dinilai masih dapat ditingkatkan lebih
dari 50% (estimasi perbaikannya). Kedua keluaran utama tersebut juga masih
dalam kendali reformasi birokrasi Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI,
tingkat kesulitan melakukan perbaikan kinerja dimaksud dapat dilakukan kurang
dari 12 bulan.
Kegiatan yang dilaksanakan dalam program Quick Wins ini dibagi ke dalam 3
kegiatan besar, yaitu:
1. Pembenahan sistem kerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi;
2. Penguatan Sumber Daya Manusia (SDM); dan
3. Penguatan Pendukung.
Perkiraan anggaran yang dibutuhkan penyelenggaraan Program Quick
Wins penyusunan Naskah Akademik dan Rancangan Undang-Undang berjumlah
Rp. 4.529.902.000,-
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 12
A. Pendahuluan
Peralihan kekuasaan pembentukan peraturan perundangundangan
kepada DPR RI sesuai dengan ketentuan Pasal 20 UUD NRI Tahun 1945
semakin memperkuat fungsi DPR RI di bidang legislasi, selain fungsi anggaran
dan pengawasan yang sudah berjalan. Penguatan fungsi legislasi DPR RI
harus diikuti dengan penguatan sistem pendukung pada bidang legislasi di
DPR RI sendiri, yaitu Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI.
Berdasarkan Peraturan Presiden Nomor 27 Tahun 2015 tentang
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik
Indonesia telah terdapat pembagian tugas dan fungsi dalam mendukung
kinerja DPR RI. Dalam Pasal 4 disebutkan bahwa “Sekretariat Jenderal
mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang dan tugas
Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang administrasi dan
persidangan.” Demikian pula dalam Pasal 29 disebutkan bahwa “Badan
Keahlian mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan wewenang
dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang keahlian.”
Kedua sistem pendukung ini bersama-sama dalam membantu DPR
melaksanakan fungsi legislasi.
Berdasarkan Pasal 291 Peraturan Sekretariat Jenderal DPR RI Nomor 6
Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Sekretariat
Jenderal Nomor 2 Tahun 2016 disebutkan bahwa “Pusat Perancangan
Undang-Undang mempunyai tugas mendukung kelancaran pelaksanaan
wewenang dan tugas Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia di bidang
legislasi dalam perancangan undang-undang.”
Selanjutnya dalam Pasal 292 Peraturan Sekretariat Jenderal DPR RI
Nomor 6 Tahun 2015 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Sekretariat Jenderal Nomor 2 Tahun 2016, dalam melaksanakan tugasnya,
Pusat PUU menyelenggarakan fungsi:
a. perumusan dan evaluasi rencana strategis Pusat Perancangan Undang-
Undang;
b. perumusan dan evaluasi program kerja tahunan Pusat Perancangan
Undang-Undang;
c. perumusan dan evaluasi rencana kegiatan dan anggaran Pusat
Perancangan Undang-Undang;
d. koordinasi dan pembinaan terhadap pelaksanaan tugas unit organisasi
di lingkungan Pusat Perancangan Undang-Undang;
e. penyiapan bahan perumusan kebijakan di bidang dukungan
perancangan Undang-Undang;
f. pelaksanaan kebijakan di bidang dukungan perancangan Undang-
Undang;
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 13
g. pelaksanaan dukungan evaluasi perancangan Undang-Undang;
h. pelaksanaan dukungan perancangan Undang-Undang;
i. pelaksanaan tata usaha Pusat Perancangan Undang-Undang;
j. penyusunan laporan kinerja Pusat Perancangan Undang-Undang; dan
k. pelaporan pelaksanaan tugas dan fungsi kepada Kepala Badan Keahlian.
Hal ini ditegaskan pula dalam Pasal 3 ayat (1) Peraturan Pimpinan DPR
RI Nomor 1 Tahun 2015 tentang Pelaksanaan Tugas Dukungan Keahlian
Badan Keahlian Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia yang
menyebutkan bahwa Pusat PUU melaksanakan dukungan perancangan
undang-undang meliputi:
a. Penyiapan naskah Program Legislasi Nasional;
b. Penyiapan Naskah Akademik RUU;
c. Penyiapan penyusunan RUU; dan
d. Pendampingan pembahasan RUU.
Mekanisme kerja penyusunan NA dan draf RUU dilaksanakan sesuai
pembidangan yang saat ini terbagi menjadi 3 (tiga) bidang, yaitu bidang
Ekonomi Keuangan dan Pembangunan, bidang Politik Hukum dan HAM, serta
bidang Kesejahteraan Rakyat. AKD dalam hal ini Komisi ataupun Badan
Legislasi menyampaikan permintaan melalui Bagian Sekretariat Komisi
kepada Badan Keahlian DPR RI yang diteruskan kepada Pusat PUU untuk
menyusun NA dan draf RUU.
Penyusunan NA dan draf RUU tenggat waktunya belum terstandar,
sehingga pada pelaksanaannya NA dan draf RUU diselesaikan dalam jangka
waktu yang berbeda-beda di masing-masing RUU. Penyusunan NA dan draf
RUU selama ini hanya diberikan jangka waktu berdasarkan permintaan dari
Pimpinan Komisi yang terkadang sangat singkat, sedangkan untuk
mendapatkan hasil NA dan draf RUU yang memenuhi standar dan berkualitas
harus melewati beberapa tahap dalam penyusunannya.
Dilihat dari sisi SDM, pada saat ini pegawai yang ditempatkan di bagian
pusat PUU berjumlah 55 (lima puluh lima) orang, dengan perincian sebagai
berikut:
Tabel 1
Komposisi Pegawai di Pusat PUU
NO JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN JUMLAH
1. Kepala Pusat IV/c S-3 1 orang
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 14
NO JABATAN GOLONGAN PENDIDIKAN JUMLAH
2. Kepala Sub Bagian
Tata Usaha IIId S-2 1 orang
3. Staf Administrasi Illb s.d. llld SMA - S-1 4 orang
4. Perancang Undang-
Undang llIa s.d. IVa S-1 - S-2 49 orang
Pada tahun 2014, Sekretariat Jenderal DPR RI merekrut tenaga
Perancang Undang-Undang sebanyak 23 (dua puluh tiga) orang, sehingga
total perancang undang-undang dalam Pusat PUU saat ini berjumlah 49
(empat puluh sembilan) orang. Jumlah SDM tersebut belum memenuhi
kebutuhan mengingat setiap tahunnya jumlah Program Legislasi Nasional
(Prolegnas) Prioritas per tahunnya mencapai 40 (empat puluh) RUU.
Target kinerja Pusat PUU tahun 2016 tahun ini adalah menyelesaikan
sedikitnya 24 RUU. Dengan jumlah target tersebut, diperlukan strategi
khusus untuk mencapainya mengingat keterbatasan SDM baik para
perancang undang-undang maupun staf administrasinya. Pola bekerja dan
pembagian jumlah SDM yang tepat sangat diperlukan untuk mendukung
pencapaian target kinerja.
Penyempitan struktural organisasi tersebut menimbulkan dampak yang
cukup signifikan dalam proses penyusunan NA dan RUU. Secara birokrasi
jalur yang singkat ini memang membantu dalam proses penyusunan NA dan
RUU, namun sangat menyulitkan dari segi komposisi pegawai yang
mengerjakan tugas dan fungsi Pusat PUU yang besar tersebut.
Untuk sarana dan prasarana, ruang kerja Pusat PUU pada saat ini masih
terbagi menjadi 3, yaitu di Lantai 6 dan Lantai 7 Gedung Sekretariat Jenderal
DPR RI. Sedangkan untuk ruang rapat hanya tersedia 2 (dua) ruangan saja
yang dirasa sangat kurang untuk aktivitas rapat penyusunan NA dan draf
RUU yang sedemikian banyak.
B. Konsolidasi rencana aksi program dan kegiatan
1. Pencapaian
Tuntutan penyelesaian NA dan RUU dengan cepat, mendorong
Pusat PUU untuk terus meningkatan kapabilitas personal SDM-nya,
khususnya perancang undang-undang melalui pendidikan dan latihan.
Untuk meningkatkan kompetensi pegawai di Pusat PUU sebagian dari
perancang undang-undang telah diikutkan dalam berbagai diklat.
Diklat-diklat tersebut antara lain diklat suncang, diklat NA, diklat sanksi
pidana, diklat presentasi, dan diklat metode penelitian.
Pada tahun 2010 telah disusun SOP tentang Penyusunan NA dan
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 15
RUU Usul DPR RI oleh Deputi Perundang-undangan yang kemudian
ditetapkan dengan Keputusan Sekretaris Jenderal DPR RI Nomor
911/SEKJEN/2010. SOP ini masih mengacu kepada struktur organisasi
yang lama di bawah Deputi Perundang-undangan dan dua biro PUU,
yaitu SOP tentang penyusunan NA RUU bidang Polhukhamkesra dan
Ekkuindag.
Pedoman format penyusunan NA dan RUU sebelumnya telah ada
namun masih mengacu pada Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2004
tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan perlu
disempurnakan lagi mengikuti Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011
sebagai undang-undang perubahan atas Undang-Undang Nomor 10
Tahun 2004.
2. Rencana
1. Pembenahan Efektivitas dan Efisiensi Kerja
a) Evaluasi dan Penyusunan SOP
Agar pelaksanaan tugas penyusunan kedua Program
Quick Wins berjalan efektif dan efisien kerja perlu disusun
suatu SOP yang menjadi guidelines proses perancangan
undang-undang. Dalam SOP yang lama, penyusunan NA
dan RUU dilakukan dalam satu SOP dengan melalui
birokrasi yang cukup panjang. Perubahan struktur
organisasi di tubuh BKD dan Sekretariat Jenderal DPR RI
SOP yang telah ada saat ini perlu disempurnakan.
Berangkat dari rencana penyempurnaan SOP
tersebut maka perlu dilakukan evaluasi terhadap SOP
yang telah ada untuk menyempurnakan SOP atau
menyusun SOP yang belum ada, SOP yang diperlukan
untuk disempurnakan dan disusun antara lain:
1) SOP Pembentukan Tim atas Permintaan NA dan RUU
2) SOP Penyusunan NA dan RUU
3) SOP Pengumpulan Data Penyusunan NA dan RUU
4) SOP Diskusi Pakar/ Narasumber dalam Penyusunan
NA dan RUU
5) SOP Uji Konsep NA dan RUU
6) SOP Pendokumentasian Hasil Kerja
7) SOP Pendampingan di Alat Kelengkapan DPR dalam
Pembahasan RUU dengan Pemerintah
8) SOP Pendampingan Penyempurnaan RUU di AKD
9) SOP Pendampingan dalam Harmonisasi,
Pembulatan, dan Pemantapan RUU Usul Inisiatif DPR
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 16
di Baleg
SOP ini akan mengatur lebih rinci mengenai alur
penyusunan NA dan RUU tersebut. Pelaksanaan pekerjaan
dimulai dengan pembentukan tim, dilanjutkan dengan
penyusunan NA, pengumpulan data lapangan, penyusunan
RUU, uji konsep hasil penyusunan NA dan RUU tersebut,
hingga pendampingan di alat kelengkapan dewan (AKD)
dalam penyempurnaan, harmonisasi dan pembahasan RUU
agar siap di bahas di paripurna. Selanjutnya SOP ini akan
mulai dipergunakan sejak pelaksanaan uji coba pada bulan
Juni 2016.
b) Penyusunan pedoman format penyusunan NA dan RUU
Pedoman format penyusunan NA dan RUU yang akan
disusun merupakan penyesuaian dari pedoman format
penyusunan NA dan RUU yang berdasarkan UU 10/2004
menjadi pedoman format penyusunan NA dan RUU yang
berdasarkan UU 12/2011 serta penyempurnaan dari
mekanisme yang telah dilaksanakan.
c) Kegiatan sosialisasi tentang SOP dan pedoman format
penyusunan NA dan RUU dari kedua program Quick Wins.
Kegiatan sosialisasi penting diberikan kepada para
pemangku kepentingan agar setiap pihak memahami dan
dapat melaksanakan kegiatan dengan baik. Untuk
sosialisasi mengenai SOP diberikan kepada pemangku
kepentingan. Untuk sosialisasi mengenai pedoman format
penyusunan NA dan RUU diberikan kepada seluruh SDM di
Badan Keahilan DPR RI yang melaksanakan pekerjaan
penyusunan NA Dan RUU.
d) Pelaksanaan uji coba
Uji coba terhadap SOP dan pedoman format
penyusunan NA dan RUU dilaksanakan untuk memastikan
kegiatan penyusunan kedua Program Quick Wins dapat
berjalan dengan baik dan mencapai sasaran.
e) Evaluasi hasil uji coba
Setelah dilakukan kegiatan uji coba, perlu dilakukan
evaluasi untuk melakukan penyempurnaan terhadap sistem
dan mekanisme kerja agar pada pelaksanaan nanti tidak
ditemukan kendala yang dapat menghambat pencapaian
tujuan. Evaluasi dilakukan oleh Tim Evaluasi. Hasil evaluasi
berupa rekomendasi untuk perbaikan sistem dan
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 17
mekanisme kerja.
f) Penerapan rekomendasi
lmplementasi rekomendasi dilaksanakan oleh para
pemangku kepentingan yaitu seluruh SDM Pusat PUU dan
Sekretariat AKD khususnya. Kegiatan ini akan dilaksanakan
mulai bulan Januari 2017.
2. Penguatan SDM
Badan Keahlian DPR RI perlu melakukan penilaian
(assesment) bagi para pegawai khususnya di lingkungan Pusat
PUU untuk mengetahui kemampuannya di bidang perancangan
undang-undang. Selain itu hasil dari kegiatan penilaian tersebut
juga dapat mengetahui bilamana dibutuhkan penambahan jumlah
tenaga pegawai di Pusat PUU.
Untuk penguatan SDM yang sudah ada diperlukan pula
berbagai diklat penunjang kapasitas perancangan undang-undang,
seperti misalnya diklat pengetahuan Regulatory Impact Assesment
(RIA), Cost and regulatory benefit analysis (CBA), konvensi-
konvensi HAM, sanksi pidana dan sanksi administrasi dalam
undang-undang, teknik presentasi profesional, bahasa inggris:
academic discussion & academic writing, dan teknik
3. Penguatan pendukung
Untuk mendukung kedua kegiatan Quick Wins diperlukan
sarana dan prasarana yang memadai, antara lain:
1) Lean Laptop (untuk semua LD, macbook), printer, scanner,
PC, Mesin Penghacur Kertas;
2) Akses ke jurnal-jurnal internasional, buku-buku baru yang
up to date di perpus;
3) Bank data semua peraturan perundang-undangan dari tahun
45 hingga sekarang (dalam bentuk aplikasi, paling tidak
undang-undang);
4) Bank data Stakeholders: nomer telp dan alamat kementerian,
kanwil, dinas-dinas, dan pakar-pakar penting;
5) Advance: bank data perundang-undangan negara lain (paling
tidak web link nya); dan
6) Web site yang sistematis (bisa digabungkan ke portal dpr
namun harus aplikatif ketika membuka link nya).
Pembuatan database untuk ketersediaan data, kajian,
informasi, guna mendukung substansi penyusunan NA dan RUU,
sehingga proses penyusunan NA dan RUU berjalan lancar dan
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 18
lebih efektif dan efisien, karena mengurangi ketergantungan pada
hasil penelitian ke lapangan. Seluruh kegiatan ini dilakukan
dengan pembentukan tim untuk melakukan koordinasi antar biro
terkait.
3. Kriteria keberhasilan
Sasaran yang ingin dicapai dari penyusunan NA dan draf RUU
adalah penyempurnaan prosedur kerja sehingga output yang dihasilkan
sesuai dengan standar pedoman penyusunan NA dan draf RUU dengan
kualitas yang baik dan waktu yang cukup setelah melalui seluruh
tahapan penyusunan. Sistem pembidangan Perancang Undang-Undang
tetap dilakukan namun dengan penambahan personal sesuai dengan
beban kerja. Untuk mendapatkan keseragaman format penyusunan NA
dan draf RUU dilakukan penyempurnaan terhadap pedoman
penyusunan NA dan draf RUU.
Tabel 2
Kriteria Keberhasilan Penyusunan NA dan draf RUU
OBJEK PENCAPAIAN KRITERIA
KEBERHASILAN
Konsep NA dan draf
RUU NA dan draf RUU
NA dan draf RUU sesuai
pedoman
Waktu Penyelesaian Variatif, sesuai
permintaan 3-4 bulan
Format Penulisan NA
dan draf RUU Belum seragam Seragam
Kriteria keberhasilan penyusunan NA dan RUU adalah sebagai
berikut:
a. Terlaksananya standar format NA dan RUU yang seragam
lingkungan Pusat PUU;
b. Konsep NA yang semakin lengkap (disertai analisis yang memuat
berbagai aspek penting seperti perspektif perbandingan, RIA,
ROCCIPI, cost and benefit analysis).
c. Konsep NA dan RUU yang ideal, saling berkesinambungan, dan
sesuai dengan Undang-Undang Nomor 12 Tahun 2011 tentang
Pembentukan Peraturan Perundang-Undangan; dan
d. Terlaksananya standarisasi waktu penyusunan NA dan RUU.
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 19
4. Agenda prioritas
Pilihan prioritas kegiatan didasarkan pada prinsip urgensi,
mudah, cepat , dan mempunyai dampak terhadap keberhasilan
kegiatan . Prioritas pertama dilakukan dengan melakukan
pembenahan terhadap sistem kerja yang ada saat ini belum
mendukung berjalannya kegiatan program Quick Wins dengan
baik. Hal ini dikarenakan belum adanya petunjuk teknis dan
prosedur kerja dalam bentuk Pedoman Format Penyusunan NA
dan RUU. Sedangkan SOP yang ada saat ini belum sempurna
karena belum seluruh kegiatan perancangan undang-undang
mempunyai SOP.
Prioritas kedua dilakukan dengan melakukan penguatan
SDM, hal ini dipilih karena SDM yang ada saat ini sesungguhnya
sudah memiliki kompetensi yang dibutuhkan. Terhadap masalah
kekurangan pegawai administrasi, penyelesaiannya dapat dilakukan
segera melalui perekrutan. Untuk prioritas ketiga dilakukan
dengan melakukan penambahan dan/atau perbaikan sarana dan
prasarana yang sudah ada.
Prioritas pertama menjadi dasar kerja bagi SDM yang terlibat
di dalam ketiga kegiatan program Quick Wins. Dengan dasar ini,
maka setiap pihak yang terlibat dapat menjalankan tugasnya
dengan terarah. Selanjutnya prioritas kedua dan ketiga menjadi
penguat bagi SDM yang terlibat dalam melaksanakan kegiatannya.
Dengan demikian ketiga prioritas ini merupakan kegiatan yang
saling berkesinambungan dalam mencapai keberhasilan program
Quick Wins.
Langkah-langkah implementasi yaitu:
a. Pembenahan Sistem Kerja dalam rangka efektivitas dan efisiensi.
Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan:
1) Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim
kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target
penyelesaian, penyusunan anggaran;
2) Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU;
3) Penyusunan pedoman format penyusunan NA dan RUU;
4) Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP dan
Pedoman format NA dan RUU;
5) Pelaksanaan uji coba;
6) Evaluasi hasil uji coba; dan
7) Penerapan hasil evaluasi.
b. Penguatan SDM
Pemberian diklat peningkatan kompetisi bagi para perancang
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 20
undang-undang dan penambahan kuantitas jumlah staf di Pusat
PUU, medical dan psychological check up dan character building.
c. Penguatan Pendukung
5. Waktu pelaksanaan dan tahapan kerja
a) Pembenahan Sistem Kerja dalam rangka efektivitas dan
efisiensi. Kegiatan ini dilaksanakan dengan melakukan:
1) Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim kerja,
penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target
penyelesaian, penyusunan anggaran dilakukan pada bulan
Maret 2016
2) Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU akan
dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2016 .
3) Penyusunan standar format dan isi NA dan Draf RUU akan
dilaksanakan pada bulan Maret hingga Mei 2016 .
4) Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP dan manual
standar format dan isi NA dan RUU akan dilaksanakan pada
bulan Mei hingga Juni 2016.
5) Pelaksanaan uji coba Quick Wins akan dilaksanakan pada
bulan Juni s/d Oktober 2016
6) Evaluasi hasil uji coba Quick Wins akan dilaksanakan pada
bulan November 2016.
7) Penerapan hasil evaluasi Quick Wins akan dilaksanakan
mulai bulan Desember 2016.
b) Penguatan SDM
Kegiatan yang dilakukan dalam penguatan SDM antara lain
pemberian Diklat bagi pemangku kepentingan yang terlibat
dalam kegiatan Quick Wins. Pelaksanaan diklat dalam rangka
penyusunan NA dan RUU ini akan dilaksanakan pada bulan April
hingga Juli 2016 dengan waktu terjadwal dan tidak mengganggu
target pekerjaan.
c) Penguatan Pendukung
Kegiatan yang ini dijadwalkan dapat dilaksanakan pada bulan Juni
dan Juli tahun 2016 .
6. Penanggung jawab
Penanggung-jawab perbaikan/ pembenahan penyusunan NA dan
RUU adalah Kepala Pusat PUU dan Kepala Badan Keahlian Dewan.
Berikut kegiatan tambahan beserta penanggung jawabnya, yaitu:
a) Penyusunan petunjuk teknis penulisan, prosedur kerja, dan SOP
dengan penanggung jawab Kepala Bagian Organisasi dan Tata
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 21
Laksana.
b) Pelaksanaan sosialisasi dan diklat dengan penanggung jawab
Kepala Bagian Pendidikan dan Pelatihan.
c) Pengadaan sarana dan prasarana kecuali pengadaan server dan
jaringan LAN dengan penanggung jawab Kepala Bagian
Perlengkapan.
d) Pengadaan server dan jaringan LAN dengan penanggung jawab
Kepala Bidang Data dan Sarana lnformasi.
7. Rencana anggaran
Rencana anggaran yang dipergunakan untuk penyelenggaraan
ketiga Program Quick Wins dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 3
Rencana Anggaran
NO KEGIATAN RENCANA
ANGGARAN
1. Persiapan dan pelaksanaan Program
Quick Wins Rp693.900.000
2. Penyusunan Buku Pedoman dan SOP
Naskah Akademik dan draf RUU. Rp350.160.000
3. Penyempurnaan Buku Pedoman dan
SOP Naskah Akademik dan draf RUU. Rp342.342.000
4.
Kegiatan sosialisasi tentang Pedoman
Penulisan Naskah Akademik dan draf
RUU dan SOP terkait Penyusunan
Naskah Akademik dan draf RUU.
Rp21.400.000
5.
Pelaksanaan Uji Coba penyusunan 3
(tiga) Naskah Akdemik Rancangan
Undang-Undang
Rp1.600.000.000
6.
Monitoring dan Evaluasi Buku
Pedoman dan SOP Naskah Akademik
dan draf RUU.
Rp19.200.000
7.
Pemberian Diklat RIA, CBA, ROCCIPI,
dan metode pengumpulan data bagi
Perancang Undang-Undang.
Rp1.082.900.000
Medical and psychological check up
Character Building Rp420.000.000
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 22
NO KEGIATAN RENCANA
ANGGARAN
8. Penguatan Pendukung
Total anggaran yang direncanakan untuk penyelenggaraan Quick
Wins Penyusunan Naskah Akademik dan Draf Rancangan Undang-
Undang adalah Rp. 4.5293.902,-
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 23
MATRIK PROGRAM PENYUSUNAN NASKAH AKADEMIK DAN RANCANGAN UNDANG-UNDANG
KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE-BERHASILAN
STATUS
WAKTU PELAKSANAAN RENCANA
ANGGARAN PENANG-
GUNG JAWAB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
1. Pedoman Penyusunan NA
2. SOP penyusunan NA dan RUU
3. NA RUU yang sesuai dengan pedoman dan SOP yang terstandar
1. Tahapan persiapan yang meliputi pembentukan tim kerja, penyusunan rencana dan jadwal kerja serta target penyelesaian, penyusunan anggaran;
SK Pembentukan Tim
Rencana Kerja
Anggaran
1. Terbentuknya Pedoman Penyusunan NA RUU yang terstandardisasi
2. Tersusunnya SOP yang mencerminkan efektivitas dan efisiensi dalam penyusunan NA RUU
3. Tersusunnya NA RUU sesuai SOP dan pedoman yang terstandar
Sedang
Rp693.900.000 Kepala Pusat Perancangan Undang-Undang
2. Evaluasi dan Penyusunan SOP NA dan RUU;
SOP Penyusunan NA dan RUU
Sedang
Rp350.160.000
3. Penyusunan Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
Akan
4. Penyempurnaan SOP dan Pedoman penyusunan Naskah Akademik RUU.
SOP dan pedoman penyusunan NA RUU yang telah disempurnakan
Rp342.342.000
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 24
KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE-BERHASILAN
STATUS
WAKTU PELAKSANAAN RENCANA
ANGGARAN PENANG-
GUNG JAWAB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
5. Kegiatan sosialisasi tentang sosialisasi SOP penyusunan NA dan RUU serta Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
Laporan kegiatan sosialisasi SOP penyusunan NA dan RUU serta Pedoman penyusunan Naskah Akademik Rancangan Undang-Undang
Akan Rp21.400.000
6. Pelaksanaan uji coba; 3 (tiga) Naskah Akademik RUU
Akan Rp1.600.000.000
7. Evaluasi hasil uji coba; dan Laporan evaluasi Akan Rp19.200.000
8. Penerapan hasil evaluasi. Naskah Akademik RUU yang terstandar hasil evaluasi
2017
4. Penguatan SDM
1. Pemberian diklat peningkatan kompetisi bagi para perancang undang-undang dan penambahan kuantitas jumlah staf di Pusat PUU.
Diklat Roccipi, RIA, CBA, Pengumpulan Data.
Meningkatnya kompetensi Perancang Undang-Undang dalam menggunakan instrumen-instrumen penyusunan NA (Roccipi, RIA, CBA, Pegumpulan data)
Akan Rp1.082.900.000
Kepala Pusat Diklat
2. Medical dan psychological check up
Laporan Kesehatan
Sehat jasmani, rohani, dan sosial.
3. Character building Outbond Sehat jasmani, rohani, dan sosial.
Rp420.000.000
5. Penguatan Pendukung
1. Laptop (untuk semua LD, macbook), printer, scanner, PC, Mesin Penghacur Kertas,
• Laptop, PC, printer, scanner, PC, Mesin Penghacur Kertas,
Akan
Quick Wins Reformasi Birokrasi
Sekretariat Jenderal dan Badan Keahlian DPR RI 25
KEGIATAN TAHAPAN KERJA OUTPUT KRITERIA KE-BERHASILAN
STATUS
WAKTU PELAKSANAAN RENCANA
ANGGARAN PENANG-
GUNG JAWAB 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11
12
storage dokumen.
2. Ruang kerja dan Ruang rapat
3. Akses ke jurnal-jurnal internasional, buku-buku baru yang up to date di perpus
4. Bank data semua peraturan perundang-undangan dari tahun 45 hingga sekarang (dalam bentuk aplikasi, paling tidak undang-undang)
5. Bank data Stakeholders: nomer telp dan alamat kementerian, kanwil, dinas-dinas, dan pakar-pakar penting
6. bank data perundang-undangan negara lain (paling tidak web link nya)
7. Web site yang sistematis (bisa digabungkan ke portal dpr namun harus aplikatif ketika membuka link nya)
storage dokumen.
• Ruang kerja yang kondusif
• Ruang rapat
• Jurnal
• Bank data
• web site
•
QUICK WINS
SISTEM INFORMASI LEGISLASI
UNTUK REKAM JEJAK
PROGRAM LEGISLASI NASIONAL
RANCANGAN UNDANG-UNDANG
QUICK WINS
Sistem Informasi Legislasi (Sileg)
1. Tersedianya Informasi
Dalam situs dpr.go.id tentang Proses
Legislasi di DPR RI;
2. Dengan Sileg masyarakat dapat
langsung mengakses proses
penyusunan dan pembahasan RUU
di DPR RI.
LATAR BELAKANG
• DASAR HUKUM
1. UU Nomor 14 Tahun 2008 tentang Keterbukaan Informasi Publik
2. UU Nomor 12 Tahun 2011 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan
3. Peraturan Menpan dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
4. Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2014 tentang Tata Tertib
5. Peraturan DPR Nomor 1 Tahun 2012 tentang Tata Cara Penyusunan Prolegnas
6. Peraturan DPR Nomor 2 Tahun 2012 tentang Tata Cara Mempersiapkan RUU
Identifikasi Pemangku Kepentingan
Masyarakat
- Pusat
PUU
- Biro
Humas
Anggota
Dewan
Pemerintah
Set. AKD
(Baleg,Komisi,
Pansus) TA
ANG. TA AKD
LATAR BELAKANG & TUJUAN
• Dalam Penyusunan Rancangan Undang-undang partisipasi masyarakat masih sangat terbatas
• Produk Legislasi yang dihasilkan belum terdokumentasikan secara digital untuk dapat di akses oleh masyarakat
• Bahan dan data masih tersebar di masing-masing Unit
Kondisi Saat ini
• Dapat dengan cepat memperoleh informasi Legislasi
• Terbuka partisipasi masyarakat secara lebih luas dengan adanya penggunaan Informasi Teknologi
• Terintegrasinya dokumen yang dibuat pada saat proses penyusunan Rancangan Undang-undang
• Bahan dan data dapat terpublikasikan Sebagai bentuk akuntabilitas public setelah masuk dalam tahap pembahasan di AKD
Kondisi
Yang di Harapkan
TUJUAN
Mudah Mengakses Informasi terkait Kebijakan yang akan
dibuat oleh Pembentuk Undang-Undang
Mudah Memberikan Masukan terkait Kebijakan atau aturan yang akan mengatur mereka
sebagai Objek dari Suatu Undang-Undang
Mudah Melakukan Pengawasan dan Evaluasi
terkait Proses Pembentukan Kebijakan/Undang-Undang
Terlibat lebih aktif dalam proses pembuatan kebijakan dan turut mengambil peran dalam proses pembuatan
kebijakan dimaksud
MASYARAKAT
TUJUAN
Melibatkan masyarakat secara lebih aktif dan partisipatif dalam proses pembentukan Undang-
Undang (Kebijakan)
Meningkatkan Akuntabilitas, Transparansi, dan Keterbukaan
terhadap Publik
Mendapatkan masukan dan feedback dari masyarakat
sebagai pemangku kepentingan/Steakeholder dalam pembentukan Undang-Undang
Wujud Parlemen Modern yang semakin dekat dengan rakyat
sebagai konstituen
DPR
Langkah-Langkah Pelaksanaan
Quick Wins
Implementasi
SILEG telah
dapat diakses
secara online
Sosialisasi
SILEG kepada
pemangku
kepentingan
terkait
Melakukan
survei untuk
mendapatkan
umpan balik
penggunaan
aplikasi SILEG
Melakukan
penyempurnaan
pada aplikasi
SILEG sesuai
hasil evaluasi Sosialisasi
Evaluasi
Perbaikan
DESIGN SILEG
PENYUSUNAN
HARMONISASI
PEMBAHASAN
PENGESAHAN/
PENETAPAN Undang-Undang
UU No. 12/2011, Psl 1 angka 1
PROLEGNAS
Jangka menengah/
5 tahunan
(long list)
1 tahunan
(anually)
Pasal 16 UU No. 12/2011
Psl 106 TATIB
2
1
3
4
Dikoordinasikan o/ Baleg
(Pasal 20 ayat (2) UU
No. 12/2011)
PROLEGNAS
NA DAN DRAFT RUU
JDIH
HASIL CAPAIAN SILEG
BENTUK SEBELUM SESUDAH
Produk legislasi
Dalam bentuk
kertas/hardcopy
Dalam bentuk
pdf/digital
Waktu Pencarian
Lama
Cepat
Partisipasi Masyarakat Melalui rapat-rapat Melalui IT (web)
PARTISIPASI MASYARAKAT
Masyarakat dapat memberikan masukan
terhadap RUU yang sedang dibahas,
dengan diberikan akses untuk
memberikan masukan (Feedback),
masukan tersebut akan diterima ke
alamat email dari unit kerja yang
menangani pembahasan RUU dan
selanjutnya diteruskan kepada Anggota
yang membahas RUU dimaksud
RENCANA AKSI
NO. TAHAPAN KEGIATAN WAKTU
1. Pembentukan tim April 2016
2. Penyusunan rencana kerja April 2016
3. Sosialisasi Mei – Juli 2016
4. Survey Agustus –
September 2016
5. Perbaikan dan uji coba aplikasi September –
Oktober 2016
6. Launching aplikasi yang sudah
diperbaiki
November 2016
ANGGARAN
Perkiraan anggaran yang dibutuhkan
penyelenggaraan Program Quick Wins
Rp. 450.381.000,00