Post on 02-Dec-2015
LAPORAN PENELITIAN
UPAYA MENINGKATKAN KEMAMPUAN PROFESIONAL GURU PADA
PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA DI SEKOLAH DASAR
MELALUI KEGIATAN LESSON STUDY
DI SEKOLAH DASAR NEGERI 1 PETAHUNAN
PADA SEMESTER I
TAHUN PELAJARAN 2010/2011
OLEH
LATIP NASRUDIN
PENGAWAS TK / SD UPK PEKUNCEN
KABUPATEN BANYUMAS
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh Subhanahu wata’alaatas rahmat dan hidayah yang
dilimpahkan sehingga laporan penelitian yang berjudul “ Upaya Meningkatkan Kemampuan
Profesional Guru Pada Pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar Melalui Kegiatan
Lesson Study di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Pada Semester I Tahun Pelajaran 2010
/2011” dapat selesai tersusun.
Laporan penelitian ini disusun berdasarkan pada kegaiatan penelitian yang dilaksanakan
di sekolah Dasar yang merupakan sekolah binaan Peneliti sebagai pengawas . Kegiatan
penelitian dimaksud dilaksanakan selama Bulan Juli sampai dengan bulan Oktober 2010.
Dengan tersusunnya laporan penelitian ini peneliti mengucapkan terima kasih kepada :
1. Kepala Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Banyumas
2. Kepala Bidang Pendidikan Dasar Dinas Pendidikan Nasional Kabupaten Banyumas.
3. Kepala Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen.
4. Semua pihak yang membantu dalam kegiatan penelitian ini.
Laporan penelitian ini masih jauh dari kesempurnaan , untuk itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan. Harapan Peneliti mudah-mudahan penelitian ini ada
manfaatnya.
Peneliti
ABSTRAK
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Kemampuan professional Guru pada pembelajaran mata Pelajaran Bahasa Indonesia melalui kegiatan Lesson Study. Metode yang digunakan adalah deskriptif komparatif.
Data diambil dengan menggunakan observasi, dan dokumentasi. Populasi sebanyak 6 orang guru kelas di Sekolah dasar Negeri 1 Petahunan UPKPekuncen Kabupaten Banyumas.
Hasil Penelitian menunjukan bahwa kemampuan professional guru sebelum diadakan kegiatan Lesson Study masih tidak tampak maksimal dengan rata-rata 1,6 poin. Setelah melakukan kegiatan Lesson Study hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,7 point dan ketika pengawas bertindak sebagai nara sumber pada siklus II hasilnya meningkat menjadi rata-rata 2,81 poin.
Dari hasil kegiatan penelitian ini disarankan agar kepala sekolah membuat kegiatan Lesson Study di sekolah bagi para guru untuk membentuk komunitas belajar. Guru hendaknya selalu berusaha memecahkan persoalan pembelajaran dengan diskusi pada teman sejawat. Pengawas sekolah hendaknya memotivasi sekolah-sekolah binaannya untuk terbentuknya komunitas belajar yang baik demi peningkatan profesionalitas secara berkelanjutan.
DAFTAR ISI
BAB Hal
JUDUL ................................................................................................
KATA PENGANTAR
ABSTRAK .........................................................................................
DAFTAR ISI .......................................................................................
DAFTAR TABEL ...............................................................................
DAFTAR LAMPIRAN ......................................................................
i
ii
iii
iv
v
vi
I. PENDAHULUAN ..............................................................................
A. Latar Belakang .............................................................................
B. Rumusan Masalah dan Rencana Pemecahannya ..........................
C. Tujuan Penelitian ..........................................................................
D. Manfaat Penelitian ........................................................................
1
1
3
3
4
II. KAJIAN TEORI ...........................................................................
A. Kajian Teori ..................................................................................
B. Kerangka Pikir ..............................................................................
C. Hipotesis Tindakan ........................................................................
5
5
8
9
13
III. PROSEDUR PENELITIAN ..............................................................
A. Setting Penelitian ..........................................................................
B. Sumber Pengumpul Data ...............................................
C. Alat Pengumpul Data ..................................................................
D. Proses Triangulasi Data
E. Validasi Data
F. Prosedur Penelitian ........................................................................
Siklus I .........................................................................................
Siklus II ........................................................................................
10
10
12
13
15
15
15
16
17
IV. HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ..................................
A. Lokasi Penelitian
B. Hasil Penelitian ............................................................................
B. Pembahasan ..................................................................................
19
19
19
28
V. SIMPULAN DAN SARAN ...............................................................
A. Simpulan ......................................................................................
B. Saran ............................................................................................
30
30
31
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................... 32
LAMPIRAN-LAMPIRAN................................................................... 33
viii
DAFTAR TABEL
Tabel Hal
1 Daftar Kepala Sekolah dan Guru …………………………. 10
2 Rekap TarafSerap Kurikulum Semester II Th 2009/2010
SDN 1 Petahunan
11
3
4
5
6
7
8
Instrumen Supervisi Guru
Daftar Hasil Kinerja guru sebelum kegiatan Lesson Study
Daftar Hasil Kinerja Guru Siklus I
Perbandingan data awal dan siklus I
Data hasil kinerja guru siklus II
Perbandingan Data Awal, Siklus I dan Siklus II
14
20
20
24
24
27
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Mendidik dan mengajar adalah suatu proses yang berkelanjutan. Keberhasilan
seorang guru dalam mengajar dan mendidik siswa-siswanya tergantung pada banyak factor
baik dari dalam diri siswa maupun kemampuan dan kesiapan guru bertatap muka dalam
kegiatan belajar mengajar di hadapan siswa.
Kemampuan guru berinteraksi dengan siswa dalam proses belajar mengajar sangat
dipengaruhi oleh kemampuan kepala sekolah dan pengawas sekolah dalam melakukan
pembinaan terhadap guru-guru yang ada di lingkungan kerjanya. Kepala sekolah yang selalu
melaksanakan supervise terhadap guru dalam kegiatan belajar mengajar akan menemukan
permasalahan yang dihadapi oleh guru dan akhirnya guru akan mengetahui apa yang
menjadi kekurangan guru tersebut dalam proses pelaksanakaan pembelajaran di hadapan
para siswanya. Sulit kiranya guru mengetahui akar permasalahan yang dihadapi oleh diri
para guru dalam mengetahui kelemahan-kelemahan yang ada dalam diri sendiri.
Dari hasil supervise pengawas sekolah ketika melaksanakan kunjungan ke sekolah –
sekolah sering memperoleh keluhan dari para guru sulitnya mengajar Bahasa Indonesia
karena materi pembelajarannya yang ada di buku sangat sedikit. Guru sering mengalami
kesulitan mengajar dan kehabisan bahan ajar pada kompetensi yang diajarkan kepada
siswanya. Siswapun sering merasa jenuh ketika diajar oleh guru yang selalu memberikan
tugas-tugas . Banyak keluhan siswa yang sering didengar oleh guru dari siswa “ LKS lagi, LKS
lagi…!” itu kata sebagian siswa yang memang mau mengungkapkannya. Gurupun sering
terjebak pada pembelajaran bahasa Indonesia yang mengarah pada teori-teori bahasa dan
bukan pada pengembangan kemampuan penguasaan berbahasa Indonesia yang lancar.
Guru jarang di supervise dan diberi pembinaan kemampuan mengajar dan
mengembangkan pembelajaran yang baik dan berkualitas. Pihak atasan seperti Kepala
sekolah dan pengawas jarang melakukan diskusi pembinaan professional terhadap para
guru sebagai wilayah kerjanya. Hal ini juga diiyakan oleh pengawas sebagai peneliti.
Pengawas sekolah mensupervisi guru ketika ada peristiwa penting seperti kegiatan
kenaikan angka kredit bagi guru yang mengajukan. Kegiatan penilaian oleh pengawas dalam
pengajuan angka kredit ini dilaksanakan atas dasar pengusulan pada PNS yang bersangkutan
dalam kenaikan tingkat atau pangkat. Kegiatan ini otomatis tidak terjadi proses pembinaan
guru karena pada kegiatan ini hanya berlaku penilaian pada guru yang akan memperoleh
rekomendasi lolos atau tidak.
Penilaian professional guru pada kegiatan belajar-mengajar banyak disimpulkan
bahwa kategori kemampuan guru dalam mengajar masih dalam kategori cukup. Penilaian ini
akan berakibat pada kebijakan pengawas yang tidak meloloskan guru dalam pengajuan
angka kreditnya dan ditunda pada semester berikutnya. Keadaan yang demikian ini akhirnya
mendorong peneliti untuk melakukan kajian awal melelui kegiatan supervise penilaian
kemampuan professional guru dalam mengajar. Pada penilaian ini peneliti memfokuskan
pada penilaian pembelajaran Bahasa Indonesia yang ada di salah satu sekolah Dasar yaitu
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen Kabupaten
Banyumas.
B. Rumusan Masalah
Dari latar belakang permasalahan di atas dapat di kelompokan latar belakang
sebagai berikut :
1. Rendahnya kemampuan guru dalam mengembangakan
kemampuan professional pada proses Belajar Mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia.
2. Kurangnya kegiatan diskusi antar guru dalam mengembangkan
profesionalitas dalam pembelajaran.
3. Kurangnya pembinaan professional terhadap para guru di
sekolah menyangkut pengembangan potensi guru.
4. Nilai kemampuan guru dalam mengajar bahasa Indonesia masih
dalam kategori rendah.
Karena keterbatasan peneliti maka membatasi masalah sebagai berikut: “ Apakah melalui
kegiatan Lesson Study dapat meningkatakan kemampuan professional guru dalam
pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia pada Kegaiatan Belajar Mengajar Bahasa
Indonesia di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Kecamatan Pekuncen ?
C. Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah meningkatkan kegaiatan pengembangan profesiaonal
guru dalam belajar dengan teman sejawat di lingkungan kerjanya.
D. Manfaat
Manfaat dari penelitian ini bagi peneliti adalah peneliti menjadi tahu apakah
kegiatan lesson study dapat meningkatkan kemampuan guru dalam meningkatkan
professional pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia pada proses belajar mengajar.
Apabila hasil penelitian ini positif maka peneliti akan mengembangkan di sekolah lain yang
menjadi derah binaanya.
Manfaat tindakan ini bagi guru, dapat meningkatkan kemampuan dalam
mengembangkan bahan ajar mata pelajaran bahasa Indonesia dalam kegiatan Belajar
Mengajar , sehingga akan berdampak bagi siswa yaitu tercipta pembelajaran yang
berkualitas dengan mengedepankan pada kegiatan belajar yang menyenagkan bagi siswa
dan meningkatkan prestasi belajar siswa-siswanya.
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Kajian Teori
Guru mempunyai tugas pokok yaitu merencanakan proses pembelajaran, melaksanakan
kegiatan Belajar Mengajar di hadapan siswa dan juga mengevaluasi hasil pembelajaran. Salah
satu factor keberhasilan dalam proses Belajar Mengajar adalah jika guru mampu
mengembangkan materi pelajaran dan juga bahan ajar yang akan disampaiakan kepada siswa
di dalam kelas.
Mutu pembelajaran akan diperoleh jika guru memiliki kreatifitas yang tinggi dan juga
memiliki rasa bangga dan puas jika seorang guru berhasil mengajar dengan baik dihadapan
para siswa. Guru sebagai manusia memiliki kebutuhan yang harus dipenuhi. Menurut Maslow
( Stoner, 1986 : 13), kebutuhan seseorang terdiri dari lima tingkatan yaitu : (1) fisiologis,
meliputi kebutuhan udara, air, makan dan seks; ( 2 ) rasa aman, mencakup kebutuhan akan
keselamatan, ketertiban, dan bebas dari rasa takut dari ancaman;( 3 ) rasa memiliki dan cinta
atau kebutuhan social, meliputi kebutuhan akan cinta, afeksi,rasa memiliki, dan hubungan
manusiawi; ( 4 ) penghargaan, mencakup kebutuhan akan harga diri,prestasi, dan rasa
hormat dari orang lain ; ( 5 ) akualisasi diri, meliputi kebutuhan untuk berkembang, untuk
merasa terpenuhi, dan untuk menyadari potensi diri seseorang.
Guru saat ini sudah mulai sejahtera dengan adanya tunjangan sertifikasi sehingga gaji
guru akan dapat mencukupi kebutuhan pada tingkat yang pertama, sehingga akan berusaha
untuk mencapai pada tingkatan berikutnya. Kebutuhan yang belum terpenuhi adalah
kebutuhan pada tingkatan yang kelima yaitu kebutuhan untuk aktualisasi diri, atau
kebutuhan untuk mengembangkan diri dari potensi yang dimiliki.Jika kebutuhan terakhir ini
terpenuhi maka akan berpengaruh pada kepuasan kerja. Kepuasan kerja ini bagi seorang
guru akan berpengaruh pada prestasi kerjanya yaitu melaksanakan tugas mengajar
dihadapan para siswanya sesuaidengan potensi yang dimilikinya. Dikatakan Hoppeci, bahawa
kepuasan kerja merupakan penilaian dari pekerja yaitu seberapa jauh pekerjaannya secara
keseluruhan memuaskan kebutuhannya( Anoraga, 2001:81)
Potensi guru yang diharapkan muncul adalah kemampuan-kemampuan yang
dibutuhnan sebagai guru.Menurut Arikunto ( 1993: 293-295 ) guru membutuhkan
kemampuan : ( 1 ) memahami perkembangan dan cara berpikir siswa, ( 2 ) Memahami
perbedaan siswa, (3) berkomunikasi dan mengkomunikasikan hasil didikan siswa kepada guru
lain, ( 4 ) melakukan eksperimen, (5 ) melakukan demonstrasi dalam mengajar, ( 6 )
membimbing siswa dalam menggunakan alat secara individual ( 7 ) memilih atan atau
membuat alat-alat pelajaran, ( 8 ) melakukan metode proyek, dan ( 9 ) melaksanakan
program remedial.
Jika guru dimotivasi dan memiliki motivasi intrinsic yang kuat maka diharapkan guru
dapat memenuhi kebutuhannya dalam pelaksanaan tugasnya di hadapan para siswa yaitu
ketika melakukan pembelajaran. Orang yang memiliki kewajiban untuk mendorong motivasi
guru adalah pembina guru yang salah satunya adalah pengawas sekolah. Salah satu kegiatan
atau tugas dalam unsure kepengawasan bagi pengawas sekolah atara lain memberikan
contoh pelaksanaan tugas guru dalam meleksanakan proses pmbelajaran / bimbingan ( : (1)
Observasi dan analisa kinerja, (2 ) menyarankan wilayah perkembangan, ( 3 ) menunjukan
metode yang menarik, ( 4 ) menyuruh bawahan mencoba metode yang menarik, ( 5 )
melanjutkan bimbingan atau terus melakukan bimbingan ( Cullen, 2004 : 120-140 ). Langkah
– langkah yang baik tersebut untuk dicobakan kepada para guru untuk terus belajar dan
diharapkan dapat membentuk komunitas belajar secara kolaboratif.
Slamet Mulyana ( 2007 ) memberikan rumusan tentang lesson Study sebagai salah satu
model pembinaan professional pendidik melalui pengkajian pembelajaran secara kolaboratif
dan berkelanjutan berlandaskan pada prinsip-prinsip kolegalitas dan mutual learning untuk
membangun komunitas belajar.
Bill Cerbin & Bryan Kopp (Goglle :2010) mengemukakan bawa lesson Study memiliki empat
tujuan utama, yaitu untuk : (1) memperoleh pemahaman yang lebih baik tentang bagaimana
siswa belajar dan guru mengajar; ( 2 ) Memperoleh hasil-hasil tertentu yang dapat
dimanfaatkan oleh para guru lainnya, diluar peserta lesson Study; ( 3 ) meningkatkan
pembelajaran secara sistematis melalui inkuari kolaboratif ( membangun sebuah
pengetahuan pedagogis, dimana seseorang guru dapat menimba pengetahuan dari guru
lainnya.
Jika kesulitan para guru dalam melakukan pembelajaran didiskusikan dan dicari
alternative pemecahan di sekolah antar para guru maka proses Belajar Mengajar di suatu
sekolah akan terpecahkan. Guru akan melakukan yang terbaik untuk para siswanya demi
suksesnya pembelajaran.
B. Kerang Kerangka Berfikir
Dalam penelitian ini peneliti mengambil langkah langkah kerja berdasarkan teori
yang tertera diatas adalah sebagai berikut :
Keterangan :
1. Kondisi awal pengawas dan guru belum melaksanakan tindakan leasson study sehingga hasil kinerja sekolah rendah.
2. Kepala Sekolah dan guru melaksanakan kegiatan Lesson Study pada siklus I 3. Hasil dari perbaikan siklus I belum mencapai hasil yang diharapkan maka
pengawas merevisi kembali rencana tindakan untuk perbaikan siklus II.4. Pada siklus II pengawas melaksanakan langkah dan strategi perbaikan dari siklus
sebelumnya yaitu siklus I dan pengawas bertindak sebagai nara sumber .Instrumen yang digunakan adalah instrument penilaian yang sama dengan siklus sebelumnya.
Kondisi awal
Action
Kondisi Akhir
Pengawas Belum melaksanakan tindakan
Hasil kinerja Guru rendah
Pengawas melaksanakan
tindakan
Siklus I
Menerapkan kegiatan leasson Study tanpa nara
sumber
Siklus II
Menerapkan kegiatan leasson
Study dengan pembimbingan
pengawas sebagai nara sumber
Diduga melalui kegiatan leasson study dapat
meningkatkan hasil kinerja Guru dalam Kegiatan
Pengembangan bahan ajar pada KBM
C. Hipotesis Tindakan
Berasumsi pada kerangka berfikir yang didasari dari kajian teori yang tertulis di
atas , maka peneliti mengajukan hipotesis :
“ Melalui kegiatan leasson study secara efektif dapat meningkatkan kinerja guru
dalam meningkatkan profesionalitas pembelajaran pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia dalam kegaitan belajar mengajar di kelasnya.”
BAB III
PROSEDUR PENELITIAN
A. Seting Penelitian
Tempat melakukan penelitian adalah di Sekolah Dasar Negeri 1 petahunan Unit
Pendidikan Kecamatan Pekuncen yang merupakan salah satu sekolah yang berada di
daerah binaan peneliti. Alasan memilih Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan adalah karena
guru-guru yang ada di sekolah itu adalah guru yang relative baru karena guru yang
kebanyakan adalah guru PNS yang baru 3 – 4 Th dan banyak terdapat guru wiyata bhakti.
Nilai rata-rata UASBN pada mata pelajaran Bahasa Indonesia Tahun Pelajaran 2009/2010
adalah 6,23 Termasuk kategori C
Letak geografis SD Negeri Petahunan adalah berada di desa yang terletah di
pinggirang wilayah kecamatan Pekuncen dengan jarak kira-kira 6 Km dari Kantor UPK
Pekuncen. Jumlah Sekolah yang ada di Desa Pekuncen adalan berjumlah 3 Sekolah Dasar
yaitu SDN 1 Petahunan, SDN 2 Petahunan dan MIMA Petahunan.
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan terdiri dari 6 Rombongan belajar dengan jumlah
Guru kelas adalah 6 orang guru kelas dan 1 orang kepala Sekolah. Data selengkapnya lihat
tabel di bawah ini.
Tabel 1 : Data Kepala Sekolah Dan Guru SDN 1 Petahunan
No Nama Guru / NIP Jenis guru
Pendidikan
Tgl Lahir
Gol./ Ruang
Tugas Mengajar
Ket
1 Iriyanto, S.Pd.SD
196205051983041006
Gr. Kls
D.2 5/5/1962
IV.a Mapel PKn
KS
2 Purbayu Budi S, A.Ma
198005132006041019
Gr. Kls
D.2 13/3/1980
II.b V
3 Supriyono,A.Ma
198107232006041010
Gr. Kls
D.2 23/7/1981
II.b IV
4 Tarsudi, A.Ma.Pd
196812062007011010
Gr. Kls
D.2 6/12/1968
II.a VI
5 Ari Rumyani,A.Ma.Pd
991163301
Gr. Kls
D.2 27/2/1985
- I GWB
6 Dwi Haryanti,A.Ma.Pd
991163302
Gr. Kls
D.2 17/10/1984
- II GWB
7 Andi Purwanto, A.Ma.Pd Gr.Kls
D.2 8/3/1982
- III GWB
Keterangan :
1. Gr. Kls = Guru Kelas2. KS = Kepala Sekolah3. GWB = Guru Wiyata Bhakti
Data siswa dan rata-rata taraf serap Kurikulum Tahun 2009/2010 Sekolah Dasar Negeri 1
Petahunan adalah sebagai berikut :
Tabel 2 : Nilai Rata-rata Taraf Serap Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
Semester II Tahun Pelajaran 2009 / 2010 SDN 1 Petahunan
No Kelas Jumlah Siswa Rata-rata Taraf Serap Kurikulum Semester II Mata Pelajaran Bhs. Indonesia
Ket
1 I 33 58.8
2 II 28 66,2
3 III 31 62,9
4 IV 32 57,1
5 V 25 61,0
6 VI 29 67,5
Jumlah 178 373,5
Rata-rata Nilai 62,3
Sedangkan subyek yang akan diberi tindakan adalah guru kelas I s.d Kelas VI Sekolah
Dasar Negeri 1 Petahunan khususnya pada proses Pembelajaran Bahasa Indonesia di
masing-masing kelas.
Sebagai pelaku yang memberikan tindakan pemberian pembinaan adalah peneliti yaitu
pengawas sekolah. Sedangkan sebagai kolaborator dan yang membantu observasi adalah
kepala sekolah dan pengawas sejawat. Waktu penelitian sesudah proposal disetujui yaitu
pada akhir Januari 2010 dan diharaapkan selesai awal bulan April 2010.
Jadwal penelitian adalah sebagai berikut :
No Uraian Kegiatan Waktu pelaksanaan
Semester I Th 2010/2011
7 7 8 9 10 10
01 Menyusun Proposal PTS X
02 Menyusun Instrumen Penelitian X
03 Pengumpulan Data dengan melakukan tindakan:
a. Siklus 1b. Siklus 2
X X
04 Analisis Data X
05 Pembahasan/Diskusi X
06 Meyusun laporan Hasil Penelitian X
B. Sumber Pengumpul Data
Data diambil dari rata-rata skor lembar pengamatan yang diisi oleh kepala sekolah
(selaku kolaborator) tentang tindakan pembinaan dengan partisipasi aktif yang dilakukan
peneliti untuk guru kelas 1 SDN 1 Petahunan, setiap siklus, berarti ada 12 data pembinaan.
Selain itu, peneliti juga mengambil data hasil pembinaan dari rata-rata skor hasil angket
yang diisi oleh guru (subyek penelitian) sebagai validasi data. Jumlah data hasil pembinaan
ini ada 2 siklus x 6 data = 12 data.
Skor setiap komponen yang diamati pada masing-masing data tersebut terdiri dari 3
option yaitu skor 3 jika nampak maksimal, skor 2 jika nampak kurang maksimal, dan skor 1
jika tidak nampak/nampak tidak maksimal. Rata-rata skor diperoleh dari menghitung jumlah
skor setiap lembar pengamatan, dibagi jumlah butir indikator pengamatan. Sehingga data
tiap-tiap lembar pengamatan bergerak antara 1 sampai 3.
C. Alat Pengumpul Data
Alat Pengumpul data adalah bentuk instrumen supervisi dan yang dilaksanakan
melalui studi dokumen dan juga hasil wawancara pada subyek penelitian.
Teknik pengumpulan data kedua variabel menggunakan teknik non tes yaitu
dengan pengamatan atau observasi. Data mutu pembelajaran dan tindakan
pembimbingan dengan partisipasi aktif oleh pengawas dikumpulkan dengan alat yaitu
lembar pengamatan.
Kisi-kisi instrumen lembar pengamatan mutu pembelajaran didasarkan pada
standar isi , meliputi 15 butir indikator yang diamati, setiap butir memiliki 3 option, yaitu
nampak baik skor 3, nampak sedang skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak baik skor 1,
sehingga skor maksimal 15 x 3 = 45
Kisi-kisi instrumen untuk mengamati tindakan pembinaan dengan partisipasi
aktif didasarkan pada teori yang telah dikemukakan pada Bab II dan indikator
keberhasilan (lihat tabel 1.1). Terdiri dari 15 butir indikator yang diamati. Masing-
masing butir terdiri dari 3 option yaitu nampak maksimal skor 3 nampak kurang
maksimal skor 2, dan tidak nampak/nampak tidak maksimal skor 1, sehingga skor
maksimal 15 x 3 = 45. Instrumen yang digunakan adalah :
INSTUMEN SUPERVISI KINERJA GURU Lampiran 1
A. Instrumen Perencanaan KBM :
No Kegiatan Kategori Ket
1. Penyusunan Silabus 1 2 3
2. Penyusunan RPP
3. Penyusunan Rangkuman Materi
4. Penyusunan Soal
B. Instrumen Pelaksanaan KBM
No Kegiatan Kategori
1 2 3
1 Apersepsi
2. Kegiatan Inti
a. Penguasaan Materi
b. Penggunaan Metode
c. Media / Sumber
d. Penggunaan Alat Peraga
e. Interaksi Belajar Mengajar
f. Penguatan / Motivasi
3. EVALUASI
a. Prosedur
b. Alat Tes
c. Hasil Akhir
4 KEGIATAN AKHIR
a. Kongklusi / Kesimpulan
b. Tindak lanjut
5 PENDUKUNG KBM
A. Penampilan Guru
b. Penggunaan Bahasa
c. Bimbingan
d. Ketertiban Siswa
JUMLAH
RATA-RATA
C. Instrumen Kegiatan Evaluasi
No Kegiatan Kategori
1 2 3
1. Menentukan bentuk-bentuk prosedur dan teknik
2. Menyusun Alat penilaian
3. Hasil Evaluasi
Jumlah
Rata-rata
D. Proses Triangulasi Data
Untuk keabsahan data pealaksanaan penelitian, maka proses triangulasi atau
validasi data dilakukan dengan mencocokkan data lebih dari satu sumber. Data mutu
pembelajaran yang diperoleh melalui pengamatan oleh peneliti terhadap guru,
divalidasi dengan data yang diperoleh dari pengamatan oleh kepala sekolah. Data hasil
pembimbingan dengan partisipasi aktif yang diperoleh dari pengamatan kolaborator
yaitu kepala sekolah terhadap peneliti, divalidasi melalui hasil pengamatan yang
dilakukan oleh guru yang diteliti. Data tersebut kemudian dirata-rata.
E. Validasi Data
Analisis data menggunakan cara dengan membandingkan antara skor data awal, data
akhir siklus 1 dan data akhir siklus 2. Jika besar data mutu pembelajaran meningkat,
berarti tindakan lesson study berperan dalam meningkatkan mutu pembelajaran.
Keberhasilan dapat diketahui dengan meningkatnya skor data pengamatan proses
kegiatan lesson study pada akhir siklus 2 dibanding siklus 1.
F. Prosedur Penelitian
Prosedur penelitian tindakan sekolah ini akan dilakukan dalam dua siklus, lama
setiap siklus kurang lebih satu bulan. Sebelumnya peneliti menyusun proposal dan
instrmen penelitian. Prosedur secara lengkap per siklus sebagai berikut:
Siklus I
1. Perencanaan tindakan
a.Mengadakan pertemuan dengan kepala sekolah dan guru untuk membuat jadwal
pelaksanaan tindakan, observasi, dan refleksi
b. Peneliti mempersiapkan materi standar proses , Contoh silabus dan, contoh RPP.
c.Membuat dan memperbanyak instrumen baik angket maupun lembar observasi.
d. Peneliti mencari dokumen data awal penilaian proses pembelajaran yang lalu bagi
guru yang akan diberi tindakan khususnya pada pembelajaran mata pelajaran Bahasa
Indonesia..
2. Pelaksanaan tindakan
a. Peneliti melakukan tindakan supervise Kegiatan Belajar Mengajar secara individu
terhadap guru kelas 1 s.d 6 SDN 1 Petahunan diamati kepala sekolah.
b. Guru melakukan pembelajaran sesuai dengan yang direncanakan diamati oleh
peneliti dan kepala sekolah.
c. Guru melakukan kegiatan lesson Study bersama-sama guru yang lain dengan diamati
oleh peneliti dan Kepala Sekolah.
3. Observasi dan evaluasi
a. Peneliti bersama Kepala sekolah mengobservasi guru ketika melakukan tindakan
Lesson Study dengan partisipasi aktif menggunakan lembar observasi (lampiran I).
b. Peneliti dan kepala sekolah melakukan observasi pada kegiatan pembelajaran guru
yang telah melakukan lesson Study dengan menggunakan lembar observasi
(lampiran III).
c. Peneliti memberikan angket kepada guru (subjek penelitian) sesuai (lampiran II)
d. Dari hasil lembar observasi dan angket tersebut kemudian dianalisis dan dievaluasi.
4. Refleksi
Mengadakan pertemuan antara peneliti, kepala sekolah, dan guru melakukan diskusi
tentang keberhasilan dan kelemahan hasil tindakan yang telah dilakukan. Hal ini
untuk menentukan langkah selanjutnya pada siklus ke 2.
Siklus II
1. Perencanaan Tindakan
a.Merencanakan tindakan kegiatan lesson Study dengan Keikut sertaan Pengawas
( Peneliti sebagai nara sumber / pembimbingan) berdasarkan hasil evaluasi pada
siklus I.
b. Mempersiapkan instrumen pengamatan dan angket.
c.Membuat jadwal pertemuan untuk memberikan tindakan, observasi dan refleksi.
2. Pelaksanaan Tindakan
a.Peneliti melakukankegiatan leasson Study bersama guru dan pengawas bertindak
sebagai nara sumber terhadap guru kelas 1, 2,3,4,5,dan 6 SDN 1 Petahunan diamati
oleh kepala sekolah sebagai kolaborator.
b. Guru menerapkan hasil kegiatan lesson Study pada kegiatan Proses Belajar Mengajar
dan diamati oleh peneliti dan kepala sekolah.
3. Observasi dan Evaluasi
a.Kepala sekolah melakukan pengamatan terhadap peneliti ketika berperan sebagai nara
sumber pada kegiatan Lesson Study..
b. Peneliti dan kepala sekolah melakukan pengamatan Proses Belajar Mengajar
kemudian memberikan angket kepada guru.
c.Hasil pengamatan dari kepala sekolah dan peneliti serta hasil angket yang diisi guru
dianalisis dan dievaluasi.
4. Refleksi
Pada tahap ini dapat disimpulkan bersama antara peneliti, kepala sekolah, dan
guru tentang hasil kegiatan Lesson Study pada kegiatan pengembangan bahan Ajar
mata pelajaran Bahasa Indonesia di kelas masing-masing.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan Unit Pendidikan
Kecamatan Pekuncen Kabupaten Banyumas. Sekolah tersebut adalah sekolah yang
merupakan sekolah binaan peneliti sebagai pengawas daerah binaanya.
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan merupakan sekolah yang berada di paling ujung di
wilayah Unit Pendidikan Kecamatan Pekuncen dengan jumlah rombongan belajar
berjumlah 6 kelas dengan jumlah guru kelas 6 Orang dan jumlah Siswa adalah 178 siswa.
Pendidikan yang dimiliki para Guru yaitu S1 berjumlah 1 Orang; dan 6 Orang Guru
berpendidikan DII. Dengan rata – rata berusia 30 Th. Sedangkan Kepala Sekolah Berusia 47
Th.
B. Hasil Penelitian
a. Kondisi Awal
Data di bawah ini adalah data yang diperoleh dari hasil kolaborasi dengan Kepala Sekolah .
Adapun data hasil supervise kinerja guru sebelum dilakukan penelitian adalah :
Tabel 4 :. Data sebelum diadakan kegiatan Lesson Study
No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-
rata
Ket
A B C
1 Guru I 1 1 2 1 4 1,3
2 Guru II 2 1 2 1 4 1,3
3 Guru III 3 2 2 1 5 1,6
4 Guru IV 4 1 1 1 3 1
5 Guru V 5 1 2 2 5 1,6
6 Guru VI 6 1 2 2 5 1,6
Jumlah 7 11 8 26 8,4
Rata-rata 1,1 1,8 1,3 2 1,6
Keterangan :
1. Aspek yang dinilai :
A. Menyusun Perencanaan PembelajaranB. Melaksanakan PembelajaranC. Menilai Hasil Pembelajaran
2. Skor Yang diperoleh
1. Tidak Tampak Maksimal
2. Tampak Cukup Maksimal
3. Tampak Maksimal
Data tersebut adalah data yang diperoleh sebelum diadakan kegiatan Lesson Study dari
hasil supervise kepala sekolah dan pengawas yang dilaksanakan dimasing-masing kelas pada
kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia. Dari data tersebut diatas dileroleh
gambaran bahwa kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar Bahasa Indonesia masih
tergolong rendah.
b. Deskripsi Hasil Siklus I
1. Perencanaan
Berdasarkan rumusan hipotesis yang telah dibuat dan melihat hasil data yang ada maka
peneliti menyiapkan rencana tinda sebagai daerah pembinaan kan untuk memperbaiki
kinerja gur dalam proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study. Skenario dilakukan
secara kolaboratif antara Peneliti dan Kepala Sekolah agar data yang diperoleh lebih akurat
dan obyektif.
Perencanaan yang lebih konkret adalah dengan cara peneliti melakukan wawancara dan
diskusi dengan Kepala Sekolah SD Negeri 1 Petahunan untuk melaksanakan penyusunan
rencana kerja kegiatan lesson study dalam upaya peningkatan mutu pembelajaran bagi para
gurunya. Langkah-langkah yang dibuat adalah :
- Membuat Jadwal Pelaksanaan kegiatan Lesson Study dan kegiatan supervise
pelaksanaan pembelajaran.
- Peneliti dan Kepala Sekolah menelaah instrument yang diperlukan dalam
mengelola Kegiatan Belajar Mengajar.
Terkait dengan rencana perbaikan kinerja guru dalam pelaksanaan pembelajaran
peneliti perlu menyiapkan bahan-bahan yang diperlukan sesuai hipotesis yang telah dipilih
seperti pada bentuk instrument supervise.
2. Pelaksanaan
Kepala Sekolah menyelenggarakan rapat dewan guru untuk menjelaskan langkah-
langkah program yang sudah disusun dengan peneliti. Kegiatan itu antara lain pada proses
pengumpulan data dan juga bahan-bahan kegiatan lesson study. Kegiatan ini dilakukan tanpa
peran pengawas sebagai nara sumber dengan tujuan guru dan kepala sekolah ada kolaborasi
untuk membentuk budaya membangun komunitas belajar yang baik.
3. Observasi
Observasi dilakukan peneliti pada saat proses pelaksanaan kegiatan lesson study antara
guru dan kepala sekolah. Setelah melalui tahapan kegiatan sesuai perencanaan kegiatan lesson
study dan kegiatan pembelajaran dengan hasil observasi Kegiatan Belajar Mengajar sebagai
tertera dalam tabel 5.
Tabel 5 : Data sesudah dilaksanakankegiatan Lesson Study ( siklus I )
No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-rata
Ket
A B C
1 Guru I 1 2 2 1 5 1,6
2 Guru II 2 2 2 2 6 2
3 Guru III 3 3 2 2 7 2,2
4 Guru IV 4 2 2 2 6 2
5 Guru V 5 2 3 2 7 2,2
6 Guru VI 6 2 3 3 8 2,6
Jumlah 13 14 12 39 12,3
Rata-rata 2,2 2,3 2 6,5 2,7
Keterangan :
1. Aspek yang dinilai :
A. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
B. Melaksanakan Pembelajaran
C. Menilai Hasil Pembelajaran
2. Skor Yang diperoleh
1. Tidak Tampak Maksimal
2. Tampak Cukup Maksimal
3. Tampak Maksimal
Jika dilihat dari data yang telah diperoleh maka terlihat adanya perbaikan nilai pada
masing-masing aspek penilaian Kegiatan Belajar Mengajar. Hasil kinerja guru dalam kegiatan
Belajar Mengajar terlihat ada peningkatan dari 1,6 pada data awal menjadi 2,7 pada siklus I.
Kategori yang diperoleh pada kinerja guru tampak cukup maksimal. Peningkatan ini juga
tampak pada semua aspek yaitu dari penyusunan perencanaan pembelajaran, pelaksanaan
pembelajaran dan juga pada kegiatan penilaian. Berdasarkan perubahan peningkatan yang
dilaksanakan ini maka perlu diadakan tindakan lebih lanjut agar terjadi peningkatan yang lebih
baik lagi.
4. Refleksi
Hasil kinerja guru pada saat kondisi awal terlihat tidak maksimal oleh karena itu
dilakukan siklus I yang diharapkan mampu memperbaiki kinerja guru pada proses
Pembelajaran. Setelah dilakukan analisis ternyata peningkatan yang terjadi terlalu signifikan.
Tabel dan gambar perbandingan antara sebelum kegiatan Lesson Study dengan setelah
kegiatan Lesson Study ( siklus I ) Data yang dimaksud adalah :
Tabel 6 : Perbandingan data awal dengan rata-rata Siklus I
No Nama Guru Data Awal Rata-rata Siklus I
1 Guru I 1,3 1,6
2 Guru II 1,3 2
3 Guru III 1,6 2,2
4 Guru IV 1 2
5 Guru V 1,6 2,2
6 Guru VI 1,6 2,6
Jumlah 8,4 12,3
Rata-rata 1,6 2,7
Peneliti perlu melakukan tindakan lanjutan yang dilakukan dengan disertai keterlibatan
pengawas sebagai nara sumber pada kegiatan lesson Study.
c. Deskripsi Siklus II
Pada siklus II peneliti melakukan langkah-langkah yang sama sesperti pada kegiatan
siklus I. Kegiatan-kegiatan yang dimaksud yaitu :
1. Perencanaan / Planning
Berdasarkan hasil refleksi siklus pertama dan rencana tindak lanjut untuk perbaikan
kinerja Guru pada proses Pembelajaran melalui kegiatan Lesson Study diadakan revisi kembali.
Hasil observasi tercatat perlu adanya keterlibatan pengawas dalam kegiatan lesson Study demi
peningkatan hasil kinerja guru. Dalam kegiatan siklus II ini pengawas akan bertindak sebagai
nara sumber pada kegiatan Lesson Study antara guru dan Kepala Sekolah. Adanya kesempatan
yang diberikan oleh pengawas untuk berkreasi bagi para guru beserta Kepala Sekolah kurang
dimanfaatkan dengan sebaik-baiknyA. Karena itu pengawas terlibat langsung dalamkegaiatan
Lesson Study antara para guru dan Kepala Sekolah.
2. Tindakan / Acting
Pelaksanaan Lesson Stady pada siklus yang kedua pengawas terlibat secara langsung
dan bertindak sebagai nara sumber. Pengawas menyediakan bahan-bahan diskusi dan juga
menanggapi persoalan-persoalan yang muncul selama pelaksanaan Lesson Study. Kegiatan ini
dilakukan dengan maksud akan memperjelas dan memecahkan persoalan-persoalan yang
dihadapi para guru dan kepala sekolah agar mampu melaksanakan kegiatan pembelajaran
secara maksimal dan juga guru termotivasi untuk melaksanakan langkah-langkah pembelajaran
yang sudah direncanakan secara tepat dan benar tanpa ada keragu-raguan..
3. Pengamatan / Observasi
Setelah melalui dua tahap perencanaan dan pelaksanaan, serta pengamatan langsung
peneliti memperoleh data atau hasil dari pelaksanaan pembelajaran siklus II sebagai berikut :
Tabel 7 : Data hasil supervise Kegiatan Belajar Mengajar disertai pembimbingan ( siklus II )
No Kode Guru Kelas Aspek Yang dinilai Jumlah Rata-rata
Ket
A B C
1 Guru I 1 3 2 2 7 2,3
2 Guru II 2 3 3 3 9 3
3 Guru III 3 3 3 3 9 3
4 Guru IV 4 3 2 3 8 2,6
5 Guru V 5 3 3 3 9 3
6 Guru VI 6 3 3 3 9 3
Jumlah 18 16 17 51 17
Rata-rata 3 2,7 2,8 8,5 2,83
Keterangan :
1. Aspek yang dinilai :
A. Menyusun Perencanaan Pembelajaran
B. Melaksanakan Pembelajaran
C. Menilai Hasil Pembelajaran
2. Skor Yang diperoleh
1. Tidak Tampak Maksimal
2. Tampak Cukup Maksimal
3. Tampak Maksimal
4. Refleksi.
Dari hasil supervise yang dilakukan pada siklus II dengan menggunakan instrument yang
sama seperti pada siklus I peningkatan yang dihasilkan sangat sedikit. Ini terlihat pada data
table di atas. Hal ini dimungkinkan karena para guru tidak mengalami kesulitan yang berarti
pada kegiatan siklus I.Perubahan yang dimaksud dapat terlihat secara eksplisit dalam penelitian
di atas. Berikut adalah perbandingan rata-rata hasil kenerja guru pada proses Pembelajaran
mata pelajaran Bahasa Indonesia secara keseluruhan ( Data Awal, Siklus I dan Siklus II ) yang
terangkum dalam table di bawah ini.
Tabel 8: Perbandingan Data Awal Supervisi, Siklus I dan Siklus II.
No Kode Guru Data Awal Rata-rata Siklus I Rata-rata siklus II
1 Guru I 1,3 1,6 2,3
2 Guru II 1,3 2 3
3 Guru III 1,6 2,2 3
4 Guru IV 1 2 2,6
5 Guru V 1,6 2,2 3
6 Guru VI 1,6 2,6 3
Jumlah 8,4 12,3 16,9
Rata-rata 1,6 2,7 2,81
Keterangan :
1. Data Awal : 1,6 kategori Tampak Kurang maksimal
2. Data siklus I: 2,7 kategori Tampak Cukup Maksimal
3. Data Siklus II: 2,81 kategori Tampak Cukup Maksimal
B. Pembahasan Setiap Siklus
1. Kondisi Awal
Kondisi awal yaitu kondisi kegiatan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia
sebelum dilaksanakannnya kegiatan Lesson Study oleh para guru dan Kepala Sekolah.
Kondisi ini bias jadi berbeda antara guru kelas yang satu dengan kelas yang lain dan juga
pada sekolah yang berbeda. Peneliti mengumpulkan terlebih dahulu data-data yang
mencerminkan kinerja pembelajaran yang dilakukan oleh para guru di Sekolah dasar Negeri
1 Petahunan. Hal ini diperoleh dari hasil supervise yang dilakukan oleh Kepala Sekolah dan
juga hasil supervise yang dilakukan oleh Pengawas Sekolah sebagai peneliti.Data awal ini
sangat penting untuk menentukan tindakan-tindakan yang akan dilakukan pada tahap-
tahap selanjutnya.
Dari data awal yang ada terlihat kinerja guru dalam proses Belajar Mengajar pada
Mata Pelajaran Bahasa Indonesia tidak tampak maksimal. Pengawas sbagai peneliti perlu
mengadakan tindakan agar kinerja pembelajaran pada Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
menjadi lebih baik. Kegiatan Lesson Study menjadi alternative yang baik dan tepat dalam
meningkatkan kinerja guru dan Kepala Sekolah dalam upaya meningkatkan profesionalitas
guru dalam meningkatkan kegiatan Proses Belajar Mengajar.
2. Siklus I
Siklus I merupakan tindakan kegiatan Lesson Study yang dilakukan oleh para guru
dan Kepala sekolah untuk meningkatkan kemampuan Guru dalam mengajar mata pelajaran
Bahasa Indonesia dihadapan Para siswa di kelas. Dalam siklus I Pengawas hanya bertindak
sebagai obsever dan tidak terlibat dalam kegiatan Lesson Study. Hal ini dalam rangka
memupuk kreatifitas para guru dan Kepala Sekolah untuk mengapresiasikan kreativitasnya
sesuai potensi masing-masing guru dan Kepala Sekolah.
Kegiatan ini terbukti meningkatkan kinerja guru dalam Proses Belajar Mengajar mata
pelajaran Bahasa Indonesia walaupun belum mencapai titik maksimal.
3. Siklus II
Siklus II merupakan perbaikan dari siklus I.Hasil yang belum maksimal dalam
kegiatan siklus I diperbaiki dengan cara meningkatkan efektivitas kegiatan Lesson Study
bagi para guru dan Kepala Sekolah. Pengawas Sekolah sebagai peneliti ikut terlibat dalam
kegaiatan Lesson Study dan bertindak sebagai nara sumber. Adanya kerterlibatan Pengawas
Sekolah dalam kegaiatan Lesson Study pada siklus II terbukti dapat meningkatkan kinerja
guru dalam Kegiatan Proses Belajar Mengajar di kelas masing-masing. Hal ini terlihat
perubahan skor meningkat walaupun belum sampai pada kategori Tampak Maksimal.Rata-
rata kinerja guru dalam Kegiatan Pembelajaran Bahasa Indonesia mencapai 2, 81 ( kategori
Tampak Cukup Maksimal ) . ( Lihat Pada Tabel data siklus II )
BAB V
SIMPULAN DAN SARAN
A. Simpulan
Dari analisis data hasil observasi pada kegiatan Lesson Study oleh para guru di
Sekolah Dasar Negeri 1 Petahunan dapatdiambil kesimpulan bahwa kegiatan Lesson
Study dapat meningkatkan kemampuan profesionalitas guru dalam pembelajaran
Bahasa Indonesia . Pernyataan ini terbukti karena pada analisis data terbukti jika dilihat
dari meningkatnya kinerja guru pada siklus I dan juga pada siklus II. Keterlibatan
Pengawas dalam kegiatan Lesson Study juga menambah peningkatan kemampuan
profesional guru jika dilihat dari peningkatan pada siklus I ke siklus II.
Sebagai catatan bahwa peningkatan professional guru pada pembelajaran mata
pelajaran Bahasa Indonesia dapat ditingkatkan melalui kegiatan Lesson Study oleh para
guru dan Kepala Sekolah . Dalam penelitian ini peningkatan terlihat sangat signifikan
yaitu rata-rata kinerja guru sebelum diadakan kegiatan Lesson Study adalah 1,6
meningkat menjadi 2,7 setelah diadakan kegiatan Lesson Study. Keterlibatan Pengawas
Sekolah pada kegiatan Lesson Study juga meningkatkan profesionalitas guru yaitu dari
2,7 pada siklus I menjadi 2,81 pada siklus II. Dari data hasil penelitian tersebut maka
kegiatan Lesson Study dapat meningkatkan kemampuan professional guru pada
pembelajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.
B. Saran
Sesuai hasil penelitian yang telah dilakukan maka dapat disarankan :
1. Kepala Sekolah.
- Menciptakan suasana kerja para guru di sekolahnya menjadi sebuah
komunitas belajar dalam rangka peningkatan kemampuan professional dalam
proses pembelajaran di kelas.
- Mengembangkan segala potensi yang ada untuk peningkatan kemampuan
professional guru.
2. Guru.
- Melakukan komunikasi antar guru dengan baik untuk memecahkan persoalan
yang dihadapi pada proses pembelajaran.
- Meluangkan waktu untuk berdiskusi demi membentuk komunitas belajar
antar guru dalam suatu sekolah.
3. Pengawas Sekolah.
- Membentuk kelompok-kelompok diskusi di derah binaannya demi
membentuk komunitas belajar untuk menyelesaikan persoalan-persoalan
pembelajaran yang dihadapi para guru.
- Melakukan pendampingan pada kegiatan Lesson Study di sekolah-sekolah
untuk menjadi nara sumber dan motivator kegiatan di sekolah-sekolah.
DAFTAR PUSTAKA
Anoraga, Pandji, (2001). Psikologi Kerja. Jakarta: Rineka Cipta.
Arikunto S, (1993). Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta.
Cullen, Jack., Len D’Innocenzo, (terjemahan), 2004. Memaksimalkan Kinerja. Yogyakarta: Tugu Publisher.
Dirjendikdasmen, (2000). Keputusan Mendiknas Nomor 020/U/1998 tentang Petunjuk Teknis
Pelaksanaan Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan Angka Kreditnya. Jakarta: Depdiknas.
Gogle (2010) Slamet Mulyana( 2007 ) Pengertian Lesson Study.
Goggle ( 2010 ) Bill Cerbin & Bryan Koop : Tujuan Lesson Study
Hardani Widhiastuti, (2002). Dinamika Sosial Budaya. Volume 4 Nomor 2.
Keputusan Menpan Nomor 91/KEP/M.PAN/10/2001 tentang Jabatan Fungsional Pengawas Sekolah dan
Angka Kreditnya.
Yapsir Candhi Wirawan, (1997). Insentif bagi Guru Sekolah Dasar. Yogyakarta: Dirjendikti.