Post on 23-Oct-2015
description
LANGKAH-LANGKAH PSIKOTERAPI TAUBAT
A. PENDAHULUAN
Fenomena masyarakat modern saat ini membuat sebagian pengamat perilaku
dan para ahli ilmu psikologi mengalihkan pandangan bukan hanya pada teori-teori
yang telah berkembang saat ini yang berdasarkan pandangan dunia barat, tetapi juga
mulai dikembangkan pandangan dari dunia Islam. Berbagai perilaku negatif yang
nampak hari ini akibat pola pikir dan cara menjalani hidup yang tidak sesuai dengan
nilai agama dan norma kesusilaan yang berkembang sesuai dengan b udaya local
masyarakat.
Maraknya penyimpan gan perilaku akibat gangguan emosi, kepribadian,
kognitif maupun gangguan yang berkaitan dengan penggunaan zat telah banyak kita
jumpai di masyarakat. Bahkan penyimpangan perilaku sosial yang ber akibat pada
perilaku bunuh diri, kriminalitas, kekerasan d an asusila juga menghiasa berita media
masa setiap hari.
Dalam menghadapi permasalahan-permasalahan tersebut telah banyak solusi
ditawarkan dan bahkan dilakukan oleh berbagai pihak yang terkait, baik dalam
bentuk penyembuhan (pengobatan), pencegahan dan perbaikan keadaan oleh institusi
terkait, masyarakat, keluarga dan individu yang terlibat dalam munculnya masalah
tersebut.
Keluarga sebagai unit terkecil seringkali berupaya mengusahakan
penyembuhan apabila ada anggota keluarganya yang mengalami gangguan-
gangguan,baik dengan cara mengajaknya ke ahli medis, psikologis sampai ke
spiritualis.Berbagai upaya telah dilakukan, ada yang berhasil dan ada pula yang
belum berhasil.
Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakatpun telah memberikan perhatian
yang sangat besar manakala terjadi pen ympangan atau gangguan perilaku dan
mental di lingkungannya sendiri.
Dalam aspek yang lebih luas (makro), terkadang kita jumpai juga upaya
lembaga atau masyarakat yang mengupayakan perbaikan kondisi akibat
penyimpangan perilaku social yang mengarah kepada munculnya ketidakteraturan
masyarakat, bahkan terjadinya bencana dengan mengarahkan kepada jejak spiritual
yaitu mengajak kembali kepada agaman ya masing-masing yang diawali dengan
pertaubatan (taubat nasional).
Hal ini diilhami dari pemikiran bahwa apa yang terjadi dalam masyarakat kita
(ketidakteraturan dan bencana) akibat kesalahan atau dosa yang telah ban yak
diperbuat oleh anggota masyarakatnya, sehingga Tuhan memberikan pelajaran dalam
bentuk peringatan atau cobaan yang ak an diterima oleh semua anggota masyarakat
(sebuah bangsa).
B. Langkah-Langkah Psikoterapi Taubat
Taubat dalam ajaran Islam memiliki pengertian yang sangat luas karena
taubatmenyangkut penataan kembali kehidupan manusia yang sudah berantakan
danperbaikan kembali mental seseorang yang sudah rusak akibat dosa yang
diperbuat.Anjuran dan perintah taubat banyak dijumpai dalam Al-Qur’an dan Hadist
bahkankeutamaannya juga dibahas dalam ilmu syari’ah, tasawuf dan akhlak.
Taubat dapat diartikan meminta ampun kepada Allah atas segala perbuatandosa
dan kesalahannya melebihi dari “istighfar”. Taubat juga diartikan sebagaipengakuan,
penyesalan dan meninggalkan dosa serta berjanji tidak mengulangiperbuatan dosa
tersebut. Taubat bermakna telah meninggalkan perbuatan dosanya danAllah telah
mengampuni dan menyelamatkannya dari kemaksiatan.
Bertobat dapat menumbuhkan suatu harapan selamat dari siksa dan kemenangan
meraih ampunan dan keridhoan Allah swt.“Tobat dapat menghilangkan perasaan berdosa
yang menjadi sebab utama timbulnya kegelisahan dan berbagai bentuk penyakit kejiwaan.”1
Dalam realitas proses terapi yang berbasis ajaran Islam (psikoterapi Islami),
proses pertaubatan dijadikan langkah awal untuk membantu klien (pasien) mendapatkan
kesembuhan atau mengembangkan potensi diri. Praktek yang dilakukan oleh terapis
(studi di Balai Pengobatan Transformasi Malang) memperlihatkan bahwa sebelum klien
1 ?M.Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: Pustaka AlHusna Baru, 2004), h. 377
diterapi ia dan atau keluarganya diminta sholat taubat dulu dan memperbanyak
istighfar. Bagi klien yang masih dapat memandang realitas dengan baik sholat taubat,
sholat hajat dan istighfar dilakukan sendiri, tetapi bagi klien yang tidak mampu lagi
maka keluarga terdekat (keluarga inti) yang memintakan ampunan melalui sholat taubat
dan hajat.
Hal ini sesuai dengan keyakinan bahwa penyakit (gangguan) mental yang terjadi
lebih banyak disebabkan kelalaian atau kedholiman diri (dosa) sehingga ia harus
meminta ampun dan bertaubat dengan sungguh-sungguh untuk membuka hijab menutupi
hati (qalb) sekaligus meminta pertolongan untuk disembuhkan. Proses pertaubatan ini
tidak hanya berhenti melalui permohonan ampunan saja, tetapi bagi klien (dan
keluarganya) yang berpen yakit rin gan dianjurkan untuk memperbanyak ibadah sunnah
di rumah (sholat & puasa) untuk mendekatkan diri kepada Allah agar muncul
keridhaan dalam proses pen yembuhan ini. Terapi kemudian dilanjutkan dengan terapi
doa oleh terapis untuk meminta dimudahkan hilangn ya gangguan mental-psikologis.
Dalam pengalaman selama terapi, klien akan lebih mudah sembuh manakala ada
kesungguhan dalam diri (dan keluarga) untuk lebih mendekat kepada Allah baik melalui
ibadah mahdhoh maupun ghoiru mahdhoh(berinfak, shodakoh dan memperbanyak ibadah
sunnah). Apabila dalam diri klien ditemukan kaitannya atau pengaruhnya dengan fisik
maka terapis akan memberikan ramuan herbal untuk membantu pemulihan fisik. Hal
ini sesuai dengan kaidah ilmu kedokteran yang mengatakan bahwa fisik dan non fisik
senantiasa berhubungan sehingga gangguan salah satu aspek akan mempengaruhi aspek yang
lain.
Psikoterapi Islami yang diterapkan senantiasa menyandarkan diri pada
kesungguhan klien untuk memperoleh kesembuhan disamping pengharapan atas
keridhoan dari Allah SWT, karena kita tidak tahu rencana yang telah disusun oleh
Allah terhadap perjalanan hidup kita, namun sesungguhnya Allah tidak akan merubah
kondisi manusia apabila kita tidak berusaha mengupayakannya.
Berikut ini contoh pengaplikasian proses terapi taubat dengan berzikir:
1. Rilekskan seluruh anggota badan kita (dalam keadaan santai dan tidak usah terburu-
buru)
2. Tarik nafas yang panjang melalui hidung
3. Keluarkan nafas pelan-pelan melalui mulut.
Dalam psikoterapi taubat ada beberapa langkah yang dapat dilakukan di
antaranya (a) kesadaran, (b) pengakuan dosa (al-I’tiraf), (c) penyesalan, (d) komitmen
dan (e) perbuatan yang baik terus-menerus.2
1. Kesadaran
Seseorang yang akan melangkah pada proses pertaubatan yang
sesungguhnyatelah mempunyai pengetahuan yang sebenar-benarn ya tentang
keburukanakibat perbuatan yang telah dilakukan. Pengetahuan ini berasal dari
pengalaman hidup yang telah dijalaninya, perjalanan hidup orang lain
yangmempunyai pengalaman perilaku yang sejenis dan bimbingan spiritual
dariulama yang mengingatkan akibat perilaku tersebut.
Kedalaman pengetahuanyang telah dimiliki ini akan membawa pada
tingkat kesadaran sepenuhnyatentang buruknya perilaku dosa dan maksiat,
penerimaan diri yang sesungguhnya, menata kembali kehidupannya, mengadakan
integrasi diridengan orang lain dan lingkungannya, sehingga pada akhirnya
dapatmenemukan keterpaduan dirinya kembali setelah terpecah akibat perilakudosa
yang tidak ia sadari sebegitu besar pengaruhn ya dalam kehidup an.Kesadaran ini
pula yang akan menuntun seseorang untuk memahamikeberadaan dirinya dan
berpikir tentang Tuhannya untuk segera bertaubat.
2. Pengakuan dosa (al I’tiraf)
Pengakuan dosa merupakan suatu unsur penting dalam proses
pertaubatan.Pengakuan dosa adalah pengungkapan kembali perbuatan dosa dan
kesalah anyang pernah dilakukan secara benar dan jujur. Pengakuan dosa yang
dilakukan secara benar dan jujur sangatpenting dalam usaha mendapatkan
kelegaan batin karena ini berarti ia telahmerelakan perilaku dosa tersebut diakui
secara lisan maupun batin sehinggaakan menghilangkan tekanan kegelisahan
akibat simpanan dosa tersebut.Dalam bahasan psikoanalisa kondisi ini dikenal
dengan istilah katarsis(abreaction) yaitu suatu proses menghilangkan ketegangan
jiwa ataupelepasan suatu perasaan yang terpendam dan pengalaman yang
2 ?Tersedia, http://psikoterapitasawuf.blogspot.com/2011/04/terapi-taubat.html
tidakdisenangi dalam hidup melalui pengungkapan kembali dengan lisan,
tulisanmaupun hati apa yang menjadi kegundahan dan sumber kegelisahan tersebut.
3. Penyesalan (al Nadam)
Proses pertaubatan ini adalah menyesali perbuatan dosa yang telah
diperbuat dan menyesali telah meninggalkanberbagai perilaku baik lainnya seiring
dengan perjalanan watu yang telahberlalu. Penyesalan (al nadam) merupakan
bagian penting untuk prosesmenuju taubat. Rasul mengatakan bahwa rasa
menyesal adalah arti daritaubat dan dapat menjadi kaffarat bagi dosa seseorang.
Penyesalan akanmengarahkan diri manusia untuk berbuat yang lebih baik dengan
menguatkan danmenyempurnakan keimanan dan ketakwaan. Penyesalan seperti ini
dipahamidapat meluruskan kepribadian seseorang karena adanya sinkronisasi
afeksiantara pengalaman masa lalu, masa sekarang dan masa yang akan datang.
4. Komitmen
Komitmen merupakan sikap yang dimiliki seseorang untuk tetap
beradadalam lingkungannya sebagai hasil interaksi pemahaman danpengalamannya.
Penyesalan yang telah dialami oleh seseorang akan memunculkan keinginan yang
kuat untuk bertahan pada suatu kondisitertentu yaitu keinginan untuk tidak
mengulangi perbuatan dosa yang pernahdilakukan, keinginan untuk lebih
meningkatkan keimanan dan ketakwaan(berpedoman pada nilai agama) serta
keinginan untuk memperbaiki dirimelalui peningkatan amal ibadah yang selama
ini ban yak ditinggalkan.
Komitmen ini memungkinkan seseorang tidak terlalu larut dalam
penyesalanakibat dosa yang ia perbuat tetapi keluar dari diri yang sebelumnya
menjadidiri baru yang seutuhnya. Komitmen akan mendorong seseorang
berperilakupositif menuju hasil yang diinginkannya dan lebih dekat dengan perilaku
baikyang diharapkan.
5 .Perbuatan baik yang terus menerus
Salah satu hasil nyata dari proses pertaubatan adalah berubahnya
perilakuseseorang dari yang negatif menuju positif. Perilaku ini juga diiringi
denganperubahan perasaan dan kesadaran yang positif untuk tetap berpegang
teguhpada tali Allah (agama). Perubahan ini akan nampak pada
meluasnyapandangan hidup yang menempatkan Allah sebagai satu satu Dzat
yangmemberikan dan memelihara kehidupannya, tidak merasa cemas dan tak
utmenjalani hidup, pantang putus asa dan memelihara ketenangan hati.Perubahan
ini juga akan nampak pada penghindaran diri dari perilaku burukyang pernah
dilakukan dan menjaga perilaku baik secara terus menerus baik yang berhubungan
dengan Allah, dirinya sendiri maupun orang lain(lingkungannya) sehingga benar-
benar menampakkan kepribadian yang baru(kembali kepada fitrah).
C. Penutup
1. Kesimpulan
Taubat dapat menghilangkan perasaan berdosa yang menjadi sebab utama
timbulnya kegelisahan dan berbagai bentuk penyakit kejiwaan. Taubat merupakan
usaha mandiriyang dilakukan individu untuk membebaskan dirinya dari perasaan
bersalah dankeinginan sendiri untuk memperbaiki keadaan. Permohonan ampunan
dalam perilakutaubat dianjurkan untuk setiap dosa yang telah dilakukannya,
sehingga manusiamenyadari dengan sebenar-benarn ya tentang konsekuensi
pertaubatan terhadap dosayang telah ia lakukan yaitu tidak mengulangi kembali
perbuatan tersebut.
Dalam bertaubat tersebut ada beberapa langkah yang dapat dilakukan di
antaranya kesadaran, pengakuan dosa (al-I’tiraf), penyesalan, komitmen dan
perbuatan yang baik terus-menerus
2. Saran
Demikianlah pembahasan tentang taubat dan langkah-langkah psikoterapi
taubat. Untuk menambah wawasan pembaca mengenai hal tersebut diharapkan kepada
para pembaca untuk mencari sumber lain. Semoga makalah ini bermanfaat bagi
semua. Amien
DAFTAR PUSTAKA
M.Utsman Najati, Psikologi dalam Perspektif Hadis, (Jakarta: Pustaka AlHusna Baru, 2004),
Tersedia, http://psikoterapitasawuf.blogspot.com/2011/04/terapi-taubat.html