E-book Allah Pun Taubat

29
Seluruh keuntungan dari penjualan buku ini akan diinfakkan kepada yang berhak menerimanya menurut Alquran (anak yatim, fakir miskin, dll.), kecuali sebagian sekadar kebutuhan penulis/ penerbit. Dengan begitu, saya berharap pembaca memperoleh kebaikan dari buku ini. Seperti halnya para sahabat Nabi Muhammad dahulu, jika ingin mengadakan pembicaraan khusus dengan Rasul, diperintahkan untuk bersedekah. Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakan pembicaraan (khusus) dengan Rasul hendaklah kamu mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum pembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu dan lebih bersih. Jika kamu tiada memperoleh (yang akan disedekahkan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Mujaadilah [58]: 12) Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan, sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allah mengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92) Komentar Pembaca : “Tadinya saya tdk suka dengan judul buku ini tapi setelah separuh dibaca luar biasa isinya. Kajiannya menarik sekali, hampir selesai saya membacanya padahal baru tadi pagi buku ini ada di tangan. Jadi pengen tahu orangnya dimana bisa ketemu?” (081369019xxx) “Barakallahu, selamat. Bagusnya punya ustad, berkafaah syar’i untuk rujukan & referensi”. (081369319xxx) “Sip Mantabb, Bagus, dengan bahasa deskripsi yang mudah dipahami. Merubah cara pandang beberapa hal yang sudah berakar di pemikiran kita selama ini. Bab yang saya paling suka “7 Kerancuan dalam memandang poligami”. (Hmm harusnya semua laki-laki membaca ini)” . (Yunia Amelia). “Saya banyak mendapat ilmu-ilmu baru dari buku itu. Saya mau tanya apa mas farid mengadakan kajian rutin? Kalau ada saya ingin ikut serta”. (08154084xxx) “Saya berterimakasih kepada penulis karena setelah membaca buku ini, gairah untuk beribadah semakin kuat, untuk menutupi dosa-dosa saya selama ini”. (Pertha Lesmana)

description

Di buku ini, anda akan menemukan banyak sekali koreksi atas pemahaman yang telah berkembang luas di kalangan umat islam. Melalui buku ini, penulis ingin meluruskan pemahaman tersebut agar selaras dengan petunjuk yang ada dalam Alquran dan Hadis Nabi. Salah satunya tentang istilah Taubat.Taubat artinya kembali bukan minta ampun. Perumpamaannya jika kita kembali selangkah Allah kembali seribu langkah. Jika kita kembali berjalan, ALLAH kembali berlari. Ada yang lebih penting dari sekedar taubatan nasuha yaitu taubat yang sebenar2nya. Temukan tuntunan taubat yang benar menurut Alquran dalam buku ini.DAFTAR ISI : 1) Kiat-kiat memahami Alquran, 2) Kiat masuk surga tanpa mampir di neraka, 3) Kematian itu indah, 4) Berislam tapi kekal di neraka, 5) Hidup itu Indah, 6) Korupsi dan Zina tidak diampuni Allah, 7) Maksiat yang mengantarkan ke surga dan ibadah yang menjerumuskan ke neraka, 8) Allah pun Taubat, 9) 3 keanehan jilbab, 10) Nabi Ibrahim pun “kafir”, 11) 7 kerancuan dlm memandang poligami, 12) Cara Nabi Muhammad menghadapi penghinaan, 13) Rahasia jepang, China, Zulkarnain, ya’juj dan ma’juj dalam Alquran, 14) Mukjizat Alquran.

Transcript of E-book Allah Pun Taubat

Page 1: E-book Allah Pun Taubat

Seluruh keuntungan dari penjualan buku ini akan diinfakkankepada yang berhak menerimanya menurut Alquran (anak yatim,fakir miskin, dll.), kecuali sebagian sekadar kebutuhan penulis/penerbit. Dengan begitu, saya berharap pembaca memperoleh

kebaikan dari buku ini. Seperti halnya para sahabat NabiMuhammad dahulu, jika ingin mengadakan pembicaraan khusus

dengan Rasul, diperintahkan untuk bersedekah.

“Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu mengadakanpembicaraan (khusus) dengan Rasul hendaklah kamu

mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelumpembicaraan itu. Yang demikian itu adalah lebih baik bagimu

dan lebih bersih. Jika kamu tiada memperoleh (yang akandisedekahkan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi

Maha Penyayang.” (Q.S. Al-Mujaadilah [58]: 12)

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan, sebelum kamumenafkahkan sebagian harta yang kamu cintai. Dan apa saja

yang kamu nafkahkan, maka sesungguhnya Allahmengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92)

Komentar Pembaca :

“Tadinya saya tdk suka dengan judul buku ini tapi setelah separuhdibaca luar biasa isinya. Kajiannya menarik sekali, hampir selesaisaya membacanya padahal baru tadi pagi buku ini ada di tangan.

Jadi pengen tahu orangnya dimana bisa ketemu?”(081369019xxx)

“Barakallahu, selamat. Bagusnya punya ustad, berkafaah syar’iuntuk rujukan & referensi”. (081369319xxx)

“Sip Mantabb, Bagus, dengan bahasa deskripsi yang mudahdipahami. Merubah cara pandang beberapa hal yang sudah

berakar di pemikiran kita selama ini. Bab yang saya paling suka“7 Kerancuan dalam memandang poligami”. (Hmm harusnya

semua laki-laki membaca ini)” . (Yunia Amelia).

“Saya banyak mendapat ilmu-ilmu baru dari buku itu.Saya mau tanya apa mas farid mengadakan kajian rutin?

Kalau ada saya ingin ikut serta”. (08154084xxx)

“Saya berterimakasih kepada penulis karena setelah membacabuku ini, gairah untuk beribadah semakin kuat, untuk menutupi

dosa-dosa saya selama ini”. (Pertha Lesmana)

Page 2: E-book Allah Pun Taubat

Daftar isi .............................................................................iiiKata Pengantar ....................................................................iv

1. Kiat-Kiat Memahami Alquran .......................................12. Kiat Masuk Surga tanpa Mampir di Neraka ................133. Kematian itu Indah ......................................................254. Berislam, tetapi Kekal di Neraka..................................295. Hidup itu Indah.............................................................436. Korupsi dan Zina Tidak Diampuni Allah......................477. Maksiat yang Mengantarkan ke Surga dan Ibadah

yang Menjerumuskan ke Neraka..................................818. Allah pun Taubat...........................................................869. Tiga Keanehan Jilbab..................................................11710. Nabi Ibrahim pun “Kafir”...........................................12111. Tujuh Kerancuan dalam Memandang Poligami......... 15712. Cara Nabi Muhammad Menghadapi Penghinaan .......17213. Rahasia Jepang, China, Zulkarnain, Ya’juj,

dan Ma’juj dalam Alquran.........................................18114. Mukjizat Alquran........................................................199

Doa Penutup.....................................................................210

Riwayat Penulis................................................................212

iii

Daftar Isi

Allah pun Taubat

Penulis :

Muhammad Farid

Penyunting :

Adian Saputra

Desain Sampul :

Setyaji Kuntowibisono

Penerbit:

CV. Anugerah

Jl. Yos Sudarso No.7 Panjang Selatan

Bandarlampung. 35243 Telp.08117200078

Fax.(0721) 341536 Email : [email protected]

Cetakan pertama : September 2009

Peringatan!

Buku yang sebentar lagi Anda baca ini akan mengubah cara

pandang Anda terhadap Islam. Karena itu sebelum membaca

buku ini, mohonlah perlindungan kepada Allah dari godaan

setan yang terkutuk.

Page 3: E-book Allah Pun Taubat

v

Saya tidak berani menambah dan mengubah apa yang

telah tertulis dalamAlquran. Selain itu, istilah itu saya gunakan

untuk membongkar pemahaman yang telah mengakar kuat di

benak umumnya kaum muslimin.

Mulanya saya enggan menuliskan hal-hal yang

berlawanan dengan pandangan pada umumnya. Saya takut

dianggap mencari popularitas, sensasi, dan keuntungan. Saya

bahkan hampir membatalkan tulisan ini karena khawatir akan

membuat umat Islam resah dan akhirnya menjadi

kontraproduktif.

Kemudian saya salat dan mohon petunjuk kepada

Allah apa yang sebaiknya saya lakukan. Apakah mesti

menuliskan hal ini atau membatalkannya. Setelah salat saya

membuka Alquran dan saya menemukan ayat berikut:

“Orang-orang yang menyampaikan risalah-risalah

Allah, mereka takut kepada-Nya dan mereka tiada merasa

takut kepada seorang (pun) selain kepada Allah. Dan cukuplah

Allah sebagai pembuat perhitungan.” (Q.S. Al Ahzab [33]:

39)

Para nabi dan rasul tidak takut menyampaikan ilmu

Allah, maka kita pun sebagai umatnya mesti menyampaikan

ilmuAllah agar masyarakat mengetahuinya. Kemudian dengan

mengucapkan “a’udzubillahi minassyaithaanir rajiim” dan

“bismillahirrahmaanirrahiim”, akhirnya saya pun mulai

menulis buku ini.

Saya mengucapkan rasa terima kasih yang mendalam

kepada kedua orang tua: H. Sukri dan Hj. Siti Marwiyah yang

tidak pernah lelah mencurahkan kasih sayangnya dan

senantiasa sabar menghadapi berbagai ulah anaknya yang satu

ini. Semoga Allah membalas kesabaran beliau berdua dengan

surga.

iv

Kata Pengantar

Salaamu’alaikum (Damai buat Anda)

Segala puji bagi Allah yang telah melimpahkan

karunia-Nya kepada kita dalam menapaki jalan kehidupan.

Salat dan salam kepada Nabi Muhammad saw. Teriring salam

dan doa semoga Allah swt. senantiasa melimpahkan rahmat

dan keberkahan pada kita semua.

Buku ini hadir sebagai ungkapan keprihatinan atas

semakin ditinggalkannyaAlquran sebagai referensi (pedoman)

kehidupan umat Islam. Banyak cendekiawan muslim atau

ulama yang lebih senang mengambil referensi dari kitab-kitab

lainnya ketimbang Alquran. Akibatnya, tanpa disadari, kita

telah disesatkan oleh kitab-kitab tersebut. Sudah saatnya kita

kembali kepada Alquran. Sebab, jika kita tidak kembali pada

Alquran, setan akan senantiasa menyertai kita.

“Barang siapa yang berpaling dari pengajaran Tuhan

Yang Maha Pemurah (Alquran), Kami adakan baginya setan

(yang menyesatkan), maka setan itulah yang menjadi teman

yang selalu menyertainya.” (Q.S. Az Zukhruf [43]: 36)

Dalam buku ini terdapat beberapa hadis Nabi

Muhammad, tetapi saya hanya mengambil hadis yang benar-

benar sahih, yaitu hadis yang sesuai dengan Alquran.

Anda akan menemukan banyak hal baru dalam buku

ini. Termasuk istilah-istilah yang tidak biasa, seperti “Allah

pun bertaubat”, “Nabi Ibrahim pun kafir”, dll. Bukan maksud

saya untuk bombastis, tetapi karena memang begitulah adanya

dalam Alquran.

Page 4: E-book Allah Pun Taubat

Suatu hari saya menjelaskan Alquran kepada salah

seorang teman. Saya menjelaskan sebuah ayat

berdasarkan ayat lainnya. Namun, karena penjelasan

saya berbeda dengan pendapat pada umumnya, dia menolak

argumentasi tersebut dan lebih mengikuti pendapat orang

banyak. Dia pun mengatakan, “Siapa elu? Ngerti bahasa Arab

aja tidak! Hapal Quran juga tidak! Berani-beraninya

menafsirkan Alquran.”

Saya kemudian menjawab, “Kepahaman tentang

Alquran bukan semata-mata berdasar pada kepintaran,

melainkan tergantung pada kehendak Allah. Jika Allah

menghendaki sesuatu, apa pun akan terjadi. Seperti halnya

orang yang diundang naik haji, bukan semata-mata masalah

biaya. Jika Allah sudah menghendaki atau mengundangnya

ke Baitullah, dengan cara apa pun dia bisa berangkat walaupun

dia bukan orang kaya. Sebaliknya, meskipun dia orang yang

berlimpah harta, jika Allah belum berkehendak

mengundangnya, orang kaya tadi tidak akan berangkat.”

Rupanya penjelasan saya tersebut membuatnya sedikit

kesal. Dia mengatakan, “Banyak persyaratan yang harus

Kiat-Kiat Memahami Alquran

Kiat-kiat Memahami Alquran - 1vi

Terima kasih pula kepada kakak dan adik-adikku yang

terus memberi motivasi dan dukungan. Mbak Hanifah dan

Bang Samsu. Ida dan Jerry, Nurul dan Yosrimal. Serta adikku

tersayang, Kuni Sholihatun Azizah. Juga keponakanku yang

cantik-cantik, Aisyah Nanda Aulia, Atha Fanny Salsabila dan

Nuri Aulia Faiza. Semoga Allah swt. mengumpulkan kita

semua di surga-Nya.

Kepada Adian Saputra, penulis juga mengucapkan

terima kasih, alhamdulillah jazakallahu khair , atas

suntingannya pada naskah buku ini. Terimakasih juga kepada

Setyaji Kuntowibisono yang telah mendesain sampul buku ini

dengan indah.Akhirnya saya mohon maaf bila dalam penyajian

buku ini ada tulisan yang tidak berkenan di hati pembaca dan

kepada Allah saya mohon ampun. Saya mengharapkan saran

dan kritik demi perbaikan buku ini ke depan. Semoga buku ini

bermanfaat.

Wassalammu’alaikum.

Page 5: E-book Allah Pun Taubat

orang yang mengatakan, “Jangan mempelajariAlquran

jika tidak mengerti bahasa Arab,” berarti tanpa disadari dia

telah menakut-nakuti umat sehingga jauh dari Alquran.

Jika kepahaman tentang Alquran berbanding lurus

dengan bahasa Arab, semua orang Arab pasti memahami

Alquran. Untuk bisa memahami Alquran, kita mesti bertanya

kepada yang menurunkan Alquran yaitu Allah swt. Jika kita

menemukan kesulitan dalam mempelajariAlquran, kembalikan

urusannya kepada Allah karena Allah yang akan memberikan

penjelasan kepada siapa yang dikehendaki-Nya.

“Kemudian, sesungguhnya atas tanggungan kamilah

penjelasannya.” (Q.S. Al Qiyamah [75]: 19)

Allah akan memberikan kapahaman tentang Alquran

dan petunjuk kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya.

“Allah menganugerahkan al hikmah kepada siapa

yang dikehendaki-Nya. Dan barang siapa dianugerahi hikmah,

ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. Dan

hanya orang-orang yang berakallah yang dapat mengambil

pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al Baqarah [2]: 269)

Jadi,Allah memberikan al hikmah bukan kepada orang

Arab atau orang yang pandai berbahasa Arab, melainkan

kepada siapa saja yang dikehendaki-Nya. Karena itu, yang

perlu kita pikirkan ialah bagaimana caranya agar Allah

menurunkan kehendak-Nya berupa kepahaman dan petunjuk

kepada kita. Berikut ini kiat-kiat mendapatkan kepahaman

tentang Alquran:

Pertama, jika ingin memahami Alquran, kita harus

tahu apa tujuan memahami Alquran. Tujuannya ialah untuk

bisa melaksanakan Alquran sehingga Allah rida kepada kita.

Karena itu, sebelum kita mempelajari Alquran, bulatkan tekad

Kiat-kiat Memahami Alquran - 3

dipenuhi untuk bisa memahami dan menafsirkan Alquran.

Salah satu syaratnya harus pandai bahasa Arab.” Karena dia

sudah bicara begitu, saya pun menimpali, “Tidak semua orang

Arab bisa memahamiAlquran.” Untuk mencairkan ketegangan,

saya pun menambahkan, “Orang yang mengerti bahasa Arab

saja belum tentu paham Alquran, apalagi kita yang tidak

mengerti bahasa Arab.”

Maksud saya ialah untuk bisa memahami Alquran

tidak harus belajar dan pandai bahasa Arab terlebih dahulu

karena Allah swt. telah memudahkan Alquran melalui para

ulama yang telah menerjemahkan Alquran dalam bahasa

Indonesia. Berkat usaha mereka kita jadi mudah mengambil

pelajaran dari Alquran.

“Sesungguhnya Kami mudahkan Alquran itu dengan

bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.” (Q.S. Ad

Dukhaan [44]: 58)

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran

untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil

pelajaran?” (Q.S. Al Qamar [54]: 17)

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran

untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil

pelajaran?” (Q.S. Al Qamar [54]: 22)

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran

untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil

pelajaran?” (Q.S. Al Qamar [54]: 32)

“Dan sesungguhnya telah Kami mudahkan Alquran

untuk pelajaran, maka adakah orang yang mengambil

pelajaran?” (Q.S. Al Qamar [54]: 40)

Saya sengaja menulis ayatnya berulang-ulang agar

pembaca tahu bahwa Allah telah menerangkan berulang-ulang

tentang kemudahan mempelajari Alquran. Jika masih saja ada

2 - Allah pun Taubat

Page 6: E-book Allah Pun Taubat

Ada orang-orang yang ingin berpaling atau tidak mau

melaksanakan hukum-hukum atau perintah Allah dalam ayat-

ayat muhkamat tadi. Mereka lebih cenderung mengikuti ayat-

ayat yang hurufnya mirip (mutasyabihat) dengan ayat-ayat

muhkamat. Mereka bermaksud mencari-mencari fitnah, yaitu

menentang ayat-ayat muhkamat tadi dan bermaksud mencari-

cari penjelasan atau pembenaran atas sikap mereka. Padahal

tidak ada yang mengetahui penjelasannya kecuali Allah.

Misalnya, pada masa peperangan Allah menurunkan

ayat atau perintah berjihad dengan jalan berperang. Orang-

orang yang hatinya ada rasa keberatan, berusaha mencari-cari

ayat yang mempunyai akar kata yang sama dengan kata jihad.

Kemudian mereka berkesimpulan bahwa yang dimaksudkan

dengan jihad menurutAllah adalah bersungguh-sungguh dalam

beramal bukan berperang. Mereka mencari ayat-ayat tentang

jihad dengan maksud mencari pertentangan (fitnah) terhadap

perintah perang. Kemudian mereka mencari-cari penjelasan

ayat-ayat tersebut untuk membenarkan sikap mereka.

Contoh lainnya, Allah menurunkan perintah

mendirikan salat untuk mengingat Allah. Maka, orang-orang

yang malas mendirikan salat, mencari ayat-ayat yang

berhubungan tentang zikir (mengingat Allah). Kemudian

mereka berkesimpulan dengan mengingat Allah berarti sudah

mendirikan salat. Karena itu, sebelum mempelajari Alquran,

luruskan niat untuk tunduk dan patuh mencari keridaan Allah.

Selain itu, ada pula orang-orang yang mempelajari

Alquran untuk mencari kebesaran atau ingin dimuliakan orang

lain.

“Sesungguhnya orang-orang yang memperdebatkan

tentang ayat-ayat Allah tanpa alasan yang sampai kepada

mereka, tidak ada dalam dada mereka melainkan hanyalah

Kiat-kiat Memahami Alquran - 5

terlebih dahulu untuk tunduk dan patuh melaksanakan apa pun

yang ada di dalam Alquran, bukan sekadar paham.

Mengapa mempelajari Alquran harus diawali dengan

niat yang benar? Sebab, ada orang yang mempelajari Alquran

dengan maksud mencari pembenaran atas sikapnya yang tidak

mau tunduk dan patuh kepada Allah.

“Dia-lah yang menurunkan Al Kitab (Alquran) kepada

kamu. Di antara (isi)-nya ada ayat-ayat yang muhkamat

(hukum-hukum), itulah ummul kitab (pokok-pokok Alquran)

dan yang lain (ayat-ayat) mutasyabihat (mirip). Adapun orang-

orang yang dalam hatinya ada keberpalingan, maka mereka

mengikuti ayat-ayat yang mutasyabihat (mirip) daripadanya

untuk mencari-cari fitnah (pertentangan) dan mencari-cari

takwilnya (penjelasan ayat-ayat yang mirip), padahal tidak

ada yang mengetahui takwilnya (penjelasannya) melainkan

Allah. Dan orang-orang yang mendalam ilmunya berkata:

’Kami beriman kepada ayat-ayat yang mutasyabihat,

semuanya itu dari sisi Tuhan kami.’ Dan tidak dapat

mengambil pelajaran (daripadanya) melainkan orang-orang

yang berakal.” (Q.S. Ali Imran [3]: 7)

Di antara isi kandungan Alquran ada ayat-ayat

muhkamat, yaitu ayat-ayat yang mengandung hukum-hukum

untuk menyelesaikan semua persoalan manusia. Seperti ayat-

ayat tentang salat, zakat, infak, jihad, sanksi pidana, dll.

Ayat-ayat muhkamat (hukum-hukum) ini merupakan

ummul kitab atau pokok-pokok isi kandungan Alquran yang

harus kita kerjakan. Jadi, ummul kitab bukanlah Surat Al

Fatihah, melainkan ayat-ayat muhkamat. Selain itu, ada juga

ayat-ayat yang mutasyabihat, yaitu ayat-ayat yang hurufnya

mirip dengan ayat-ayat muhkamat tetapi memiliki arti yang

berbeda.

4 - Allah pun Taubat

Page 7: E-book Allah Pun Taubat

“Dan tatkala dia (Yusuf) dewasa, Kami berikan

kepadanya hikmah dan ilmu. Demikianlah Kami memberi

balasan kepada orang-orang yang berbuat baik.” (Q.S. Yusuf

[12]: 22)

“Dan setelah Musa dewasa dan sempurna akalnya,

Kami berikan kepadanya hikmah dan pengetahuan. Dan

demikianlah Kami memberi balasan kepada orang-orang yang

berbuat baik.” (Q.S. Al Qashash [28]: 14)

Perbuatan baik seperti apa yang dikehendaki oleh

Allah sehingga bisa mengundang petunjuk, hikmah, dan ilmu?

Di dalamAlquran Surat Al Baqarah dijelaskan perbuatan baik

yang dikehendaki Allah.

“Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur

dan barat itu suatu kebajikan, akan tetapi sesungguhnya

kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian,

malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan

harta yang dicintainya kepada kerabatnya, anak-anak yatim,

orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan pertolongan)

dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan)

hamba sahaya, mendirikan salat, dan menunaikan zakat; dan

orang-orang yang menepati janjinya apabila ia berjanji, dan

orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan dan

dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar,

dan mereka itulah orang-orang yang bertakwa.” (Q.S. Al

Baqarah [2]: 177)

Barang siapa yang mengharapkan kebaikan atau

karunia yang banyak berupa alhikmah, maka berinfaklah

dengan harta yang dicintai kepada 6 golongan yang telah

disebutkan dalam ayat di atas.

Kiat-kiat Memahami Alquran - 7

(keinginan akan) kebesaran yang mereka sekali-kali tiada akan

mencapainya. Maka mintalah perlindungan kepada Allah.

Sesungguhnya Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

(Q.S. Al Mukmin [40]: 56)

Kedua, sebelum mempelajariAlquran, terlebih dahulu

memohon perlindungan kepada Allah dari godaan setan.

“Apabila kamu membaca Alquran, hendaklah kamu

meminta perlindungan kepada Allah dari setan yang terkutuk.”

(Q.S. An Nahl [16]: 98)

Mengapa kita mesti memohon perlindungan kepada

Allah dari godaan setan? Sebab, setan tidak diam saja melihat

ada orang yang membaca Alquran dengan tujuan mempelajari

dan mengamalkannya. Jika kita hendak mempelajari Alquran,

setan berusaha menghalang-halangi dengan segenap

kemampuan yang mereka miliki. Mereka akan datang dari

segenap penjuru.

(16). Iblis menjawab: “Karena Engkau telah

menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan

(menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus.

(17). Kemudian saya akan mendatangi mereka dari

muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri

mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan

mereka bersyukur.” (Q.S.Al A’raf [7]: 16-17)

Setan mampu membaca Alquran tapi ada satu kalimat

dalamAlquran yang tidak akan dibaca oleh setan yaitu : “Aku

berlindung dari godaan setan yang terkutuk”.

Ketiga, agar diberi petunjuk oleh Allah, kita mesti

berbuat baik karena Allah akan memberi petunjuk, hikmah,

dan ilmu kepada orang yang berbuat baik.

6 - Allah pun Taubat

Page 8: E-book Allah Pun Taubat

Seperti halnya para pemuda Kahfi ketika sedang kebingungan

di dalam gua membaca doa sebagai berikut:

“Wahai Tuhan kami, berikanlah rahmat kepada kami

dari sisi-Mu dan sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang

lurus dalam urusan kami (ini).” (Q.S. Al Kahfi [18]: 10)

Mintalah petunjuk kepada Allah dengan memanggil

nama Allah yang bagus (asmaul husna). Panggil Allah dengan

sebutan Yaa Hadiyy (Maha Memberi Petunjuk), Yaa

Mufashshilul Ayat (Maha Menjelaskan Ayat), Yaa Mubiin

(Maha Menerangkan), Yaa Muallim (Maha Mengajarkan).

Kelima, gunakan akal yang telahAllah berikan karena

Allah akan memberikan petunjuk kepada orang yang

menggunakan akalnya untuk berpikir.

“Sesungguhnya Kami mudahkan Alquran itu dengan

bahasamu supaya mereka mendapat pelajaran.” (Q.S. Ad

Dukhaan [44]: 58)

“...Dan hanya orang-orang yang berakallah yang

dapat mengambil pelajaran (dari firman Allah).” (Q.S. Al

Baqarah [2]: 269)

“....Demikianlah Kami jelaskan ayat-ayat bagi kaum

yang berakal.” (Q.S. Ar Rum [30]: 28)

Dan Allah akan melaknat orang-orang yang tidak

memakai akalnya.

“Dan tidak ada seorang pun akan beriman kecuali

dengan izin Allah. Dan Allah menimpakan kemurkaan kepada

orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya.” (Q.S.

Yunus [10]: 100)

Gunakan akal dengan bertanya dan membaca kitab-

kitab tafsir lainnya sebagai perbandingan. Saya menggunakan

Kiat-kiat Memahami Alquran - 9

“Kamu sekali-kali tidak sampai kepada kebajikan,

sebelum kamu menafkahkan sebagian harta yang kamu cintai.

Dan apa saja yang kamu nafkahkan maka sesungguhnya Allah

mengetahuinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 92)

Karena itu para sahabat nabi ketika ingin melakukan

pembicaraan atau bertanya kepada Nabi Muhammad

diperintahkan untuk bersedekah.

“Hai orang-orang beriman, apabila kamu

mengadakan pembicaraan dengan Rasul, hendaklah kamu

mengeluarkan sedekah (kepada orang miskin) sebelum

pembicaraan itu. Yang demikian itu lebih baik bagimu dan

lebih bersih. Jika kamu tidak memperoleh (yang akan

disedekahkan), maka sesungguhnya Allah Maha Pengampun

lagi Maha Penyayang”. (Q.S. Al Mujaadilah [58]: 12)

Itulah yang mendasari saya mengenakan harga yang

“agak mahal” pada buku ini. Insya Allah sebagian besar

keuntungan buku ini akan saya infakkan kepada yang berhak

menerimanya menurut Alquran. Dengan begitu saya berharap

pembaca buku ini mendapat kebaikan atau karunia yang

banyak berupa al hikmah.

Keempat, dalam mempelajari Alquran kita mesti

bersabar dan jangan tergesa-gesa membacanya sembari terus

berdoa memohon tambahan ilmu pengetahuan dan rahmat.

“Maka Mahatinggi Allah, raja yang sebenar-

benarnya. Dan janganlah kamu tergesa-gesa membaca

Alquran sebelum disempurnakan mewahyukannya kepadamu.

Dan katakanlah: ‘Ya Tuhanku, tambahkanlah kepadaku ilmu

pengetahuan’.” (Q.S. Thaha [20]: 114)

Jika kita mengalami kebuntuan atau kebingungan

dalam memahami Alquran maka berdoalah kepada Allah.

8 - Allah pun Taubat

Page 9: E-book Allah Pun Taubat

memperoleh pemahaman yang menyeluruh dan lengkap.

Usahakan cari penjelasan sebuah dengan ayat lainnya karena

Allah menyatakan bahwa penjelasan atau keterangan sebuah

ayat ada di ayat lainnya.

“Bulan Ramadan, bulan yang di dalamnya diturunkan

(permulaan) Alquran sebagai petunjuk bagi manusia dan

penjelasan-penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda

(antara yang hak dan yang batil).....” (Q.S. Al Baqarah [2]:

185)

Sebaiknya dalam memahami Alquran jangan memakai

prasangka, persepsi atau asumsi (dugaan) apalagi hawa nafsu.

Prasangka atau dugaan tidak akan mengantarkan kita kepada

kebenaran.

“Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang

yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu

dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti

persangkaan belaka. Dan mereka tidak lain hanyalah berdusta

(terhadap Allah).” (Q.S. Al An’am [6]: 116)

“Dan kebanyakan mereka tidak mengikuti kecuali

persangkaan saja. Sesungguhnya persangkaan itu tidak sedikit

pun berguna untuk mencapai kebenaran. Sesungguhnya Allah

Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (Q.S. Yunus

[10]: 36)

Kita seperti menyusun puzzle yang berserakan. Karena

itu, perhatikan satu per satu ayat-ayat tersebut dengan teliti.

Ketujuh, setelah mendapatkan kepahaman tentang

Alquran, laksanakan apa yang diperintahkan Allah dalam

Alquran tanpa pengecualian.

Kedelapan, setelah diamalkan, ajarkan kepada orang

lain, lalu pelajari terus sampai kita masuk ke liang lahat.

Kiat-kiat Memahami Alquran - 11

terjemahanAlquran terbitan Departemen Agama RI dan Tafsir

Al-Misbah karangan Prof. Dr. Quraish Shihab untuk

mengetahui arti dari setiap kata dalamAlquran. Dalam berpikir,

kita mesti menggunakan kaidah-kaidah berpikir yang benar

agar tidak salah dalam mengambil kesimpulan. Kemudian jika

ada yang memberi pengetahuan atau saran, dengarkan dengan

sabar lalu ikuti perkataan yang paling baik.

“Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa

yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang

yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-

orang yang mempunyai akal.” (Q.S. Az Zumar [39]: 18)

Perkataan paling baik menurut Allah ialah Alquran.

“Allah telah menurunkan perkataan yang paling baik

(yaitu) Alquran yang serupa (mutu ayat-ayatnya) lagi

berulang-ulang, gemetar karenanya kulit orang-orang yang

takut kepada Tuhannya, kemudian menjadi tenang kulit dan

hati mereka di waktu mengingat Allah. Itulah petunjuk Allah,

dengan kitab itu Dia menunjuki siapa yang dikehendaki-Nya.

Dan barang siapa yang disesatkan Allah, niscaya tak ada

baginya seorang pemimpin pun.” (Q.S. Az Zumar [39]: 23)

Karena itu, jika ada yang membacakan Alquran,

diamlah dan dengarkan baik-baik agar kita mendapat rahmat.

“Dan apabila dibacakan Alquran, maka dengarkanlah

baik-baik dan perhatikanlah dengan tenang agar kamu

mendapat rahmat.” (Q.S. Al A’raf [7]: 204)

Keenam, kumpulkan semua ayat yang berkaitan

dengan topik yang sedang kita pelajari. Jika kita membahas

masalah salat, kumpulkan ayat-ayat tentang salat dan zikir

(mengingat Allah). Demikian pula dengan pokok bahasan

lainnya, seperti taubat, zakat, infak, dan sebagainya agar kita

10 - Allah pun Taubat

Page 10: E-book Allah Pun Taubat

Kiat Masuk Surgatanpa Mampir di Neraka

Ada dua pesan penting dari Allah swt. yang harus saya

sampaikan. Yang pertama berupa kabar gembira dan

yang kedua adalah sebuah kabar buruk. Saya akan

menyampaikan kabar gembira terlebih dahulu. Kabar gembira

tersebut adalah:

“Dan adapun orang-orang yang berat timbangan

(kebaikan)-nya, maka dia berada dalam kehidupan yang

diridai.” (Q.S. Al Qoriah: 6-7)

Di manakah kehidupan yang diridai tersebut? Dalam

Alquran diterangkan bahwa kehidupan yang diridai adalah

surga.

(21). Maka orang itu berada dalam kehidupan yang

diridai. (22). Dalam surga yang tinggi. (Q.S. Al-Haqqah [69]:

21-22)

KemudianAllah mengulangi kembali pesan atau kabar

gembira ini.

“Timbangan pada hari itu ialah kebenaran. Maka

barang siapa berat timbangan (kebaikan)nya, maka mereka

itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-A’raf [7]: 8)

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 13

“...Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani

karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan

kamu tetap mempelajarinya.” (Q.S. Ali Imran [3]: 79)

Delapan hal itulah yang berusaha saya praktekkan

dalam mempelajari dan memahami Alquran. Pernah suatu

ketika saya mengalami kebuntuan dalam memahami suatu ayat.

Penyebabnya ada seorang ulama yang pandai ilmu nahwu (ilmu

bahasa) yang mengatakan semua orang pasti masuk neraka

kecuali para Nabi dan Rasul. Kemudian dia membacakan ayat,

“Dan tidak ada seorang pun dari kamu, melainkan

mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu

kemestian yang sudah ditetapkan.” (Q.S. Maryam [19]: 71)

Padahal penjelasannya ada di ayat berikutnya yaitu

ayat 72:

“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang

yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di

dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Q.S.Maryam [19]:

72)

Namun, saat itu saya ingin ada penjelasan berupa ayat

lainnya yang bisa lebih meyakinkan ulama tersebut. Tiga jam

saya menadaburi ayat tersebut. Semua ayat yang berkaitan

dengan tema tersebut saya pelajari tetapi tidak juga clear

(jelas). Sampai akhirnya saya tersadar bahwa saya belum

memohon petunjuk kepada Allah dan belum berbuat baik.

Setelah salat dan bersedekah, barulah saya menemukan ayat

lainnya yang menjelaskan ayat dalam Alquran Surat 19 ayat

71 tersebut. Ternyata penjelasannya ada di Q.S. 37: 38-43 dan

Q.S. 37: 127-128.

12 - Allah pun Taubat

Page 11: E-book Allah Pun Taubat

Jadi, kabar gembiranya ialah ternyata tidak hanya para

nabi yang bisa langsung masuk surga. Kita pun bisa langsung

masuk surga tanpa harus mampir ke neraka asalkan kebaikan

(pahala) lebih banyak dari keburukan (dosa).

Namun, kemudian muncul sebuah pertanyaan,

bukankah orang yang berat timbangan kebaikannya tetap saja

masih mempunyai dosa yang harus dipertanggungjawabkan

walaupun sedikit?

Jawabannya ada pada Alquran,

“(Ingatlah) hari (dimana) Allah mengumpulkan kamu

pada hari pengumpulan. Itulah hari ditampakkan kesalahan-

kesalahan. Dan barang siapa yang beriman kepada Allah dan

beramal saleh, niscaya Allah akan menutupi kesalahan-

kesalahannya dan memasukkannya ke dalam surga yang

mengalir di bawahnya sungai-sungai. Mereka kekal di

dalamnya. Itulah keberuntungan yang besar.” (Q.S. At

Taghabun [64]: 9)

Allah akan menutupi kesalahan-kesalahan kita karena

keimanan serta amal saleh yang kita kerjakan. Jadi, bukan

dimasukkan ke neraka dahulu untuk membersihkan dosa-dosa

baru kemudian masuk surga. Semua orang mempunyai

kesalahan tetapi orang yang beriman dan beramal saleh tidak

akan diseret ke neraka karena mereka telah dibersihkan dari

dosa.

(127). Maka mereka mendustakannya, karena itu

mereka akan diseret (ke neraka). (128). Kecuali hamba-hamba

Allah yang dibersihkan (dari dosa). (Q.S. As Shaffat [37]:

127-128)

Menurut ayat tersebut, dosa tidak dibersihkan di

neraka. Orang yang beranggapan bahwa semua orang akan

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 15

Sedemikian pentingnya pesan ini hingga Allah swt.

harus mengulanginya sebanyak tiga kali.

“Barangsiapa yang berat timbangan (kebaikan)-nya,

maka mereka itulah orang-orang yang beruntung.” (Q.S. Al-

Mukminun [23]: 102)

Lebih jelasnya, dalam Alquran Surat Al-Mujaadilah

(58) ayat 22, Allah menyediakan surga bagi orang-orang yang

diridai-Nya sehingga mereka termasuk golongan orang-orang

yang beruntung.

“...Dan dimasukkan-Nya mereka ke dalam surga yang

mengalir di bawahnya sungai-sungai, mereka kekal di

dalamnya. Allah rida terhadap mereka dan mereka pun merasa

rida terhadap (limpahan rahmat)-Nya. Mereka itulah

golongan Allah. Ketahuilah, bahwa sesungguhnya golongan

Allah itu adalah golongan yang beruntung.” (Al-Mujaadilah

[58]: 22)

Dalam perdagangan, orang yang beruntung ialah

mereka yang pemasukannya lebih banyak dari pengeluaran.

Dalam bahasan kita kali ini, orang yang beruntung ialah orang

yang lebih banyak kebaikan daripada keburukannya. Jika

seseorang harus masuk ke neraka dulu untuk membakar dosa-

dosanya, tentu ia tidak bisa dikatakan sebagai orang yang

diridai Allah dan beruntung.

JikaAllah telah rida kepada kita, Dia akan menyambut

jiwa kita dengan sebuah panggilan mesra.

(27). “Hai jiwa yang tenang. (28). Kembalilah kepada

Tuhan-mu dengan hati yang rida lagi diridai-Nya. (29). Maka

masuklah ke dalam jemaah hamba-hamba-Ku. (30). Masuklah

ke dalam surga-Ku.” (Q.S.Al-Fajr [89]: 27-30)

14 - Allah pun Taubat

Page 12: E-book Allah Pun Taubat

“....Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu

menghapuskan perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah

peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Q.S. Huud [11]:

114)

Misalnya kita mempunyai timbangan kebaikan 70 dan

timbangan keburukan 20. Maka, keburukan kita akan dihapus

oleh kebaikan yang kita miliki. Dosa 20 dikurangi pahala 70.

Hasilnya tidak ada lagi sisa dosa, sedangkan sisa pahala tinggal

50. Jadilah kita sekarang bersih dari dosa dan masih memiliki

tabungan 50 kebaikan. Dengan begitu wajarlah jika kita bisa

langsung masuk surga tanpa harus terjerumus ke neraka karena

kita tidak memiliki sisa keburukan sedikit pun.

Kebaikan = 70

Keburukan = 20

Keburukan = 0

Kebaikan = 50

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 17

20 Keburukan

70 Kebaikan

Neraca

masuk neraka untuk membersihkan dan mempertanggung-

jawabkan dosanya, mendasarkan pendapatnya pada Alquran

surat Maryam,

“Dan tidak ada seorang pun dari kamu, melainkan

mendatangi neraka itu. Hal itu bagi Tuhanmu adalah suatu

kemestian yang sudah ditetapkan.” (Q.S. Maryam [19]: 71)

Padahal jika mereka teliti, ada pengecualian di ayat

berikutnya yaitu ayat 72,

“Kemudian Kami akan menyelamatkan orang-orang

yang bertakwa dan membiarkan orang-orang yang zalim di

dalam neraka dalam keadaan berlutut.” (Q.S.Maryam [19]:

72)

Yang dimaksud “kamu” pada Surat Maryam ayat 71

bukan semua manusia karena ada pengecualian bagi orang-

orang yang dibersihkan Allah. Penjelasan ayat tersebut ada di

ayat lainnya,

(38). Sesungguhnya kamu pasti akan merasakan azab

yang pedih. (39). Dan kamu tidak diberi pembalasan

melainkan terhadap kejahatan yang telah kamu kerjakan, (40).

Tetapi hamba-hamba Allah yang dibersihkan (dari dosa). (41).

Mereka itu memperoleh rezki yang tertentu, (42). Yaitu buah-

buahan. Dan mereka adalah orang-orang yang dimuliakan,

(43). Di dalam surga-surga yang penuh kenikmatan. (Q.S.Ash

Shaffaat [38]: 38-43)

Jadi, dosa tidak dibersihkan di neraka. Lalu, dengan

apaAllah membersihkan kita dari dosa?Allah akan menghapus

dosa dengan kebaikan yang pernah kita kerjakan asalkan

kebaikan lebih banyak dari keburukan sehingga mencukupi

untuk menghapus semua dosa tersebut.

16 - Allah pun Taubat

Page 13: E-book Allah Pun Taubat

Jadi, menurut Allah, ada dua syarat yang harus kita

penuhi untuk bisa masuk surga. Pertama, beriman. Kedua,

beramal saleh. Keduanya (iman dan amal saleh) merupakan

dua hal yang mesti dipenuhi dan tidak bisa dipisahkan. Seperti

yang difirmankan Allah dalam Alquran:

“Barang siapa yang mengerjakan amal-amal saleh,

baik laki-laki maupun wanita sedang ia orang yang beriman,

maka mereka itu masuk ke dalam surga dan mereka tidak

dianiaya walau sedikit pun.” (Q.S. An-Nisa [4]: 124)

Oleh sebab itu, untuk bisa masuk surga, tidak cukup

sekadar beragama Islam, tetapi harus beriman karena ada

perbedaan antara beriman dengan berislam.

“Orang-orang Arab Badui itu berkata: ‘Kami telah

beriman’. Katakanlah: ‘Kamu belum beriman, tapi katakanlah

‘kami telah berislam’, karena iman itu belum masuk ke dalam

hatimu.’Dan jika kamu taat kepada Allah dan Rasul-Nya, Dia

tidak akan mengurangi sedikitpun pahala amalanmu.

Sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha

Penyayang.” (Q.S. Al-Hujurat [49]: 14)

Mengapa orang-orangArab Badui pada waktu itu baru

dikatakan berislam tetapi belum bisa dikatakan beriman?

Sebab, iman belum masuk ke dalam hati mereka. Mereka

berislam karena ikut-ikutan. Seperti halnya kebanyakan kaum

muslimin yang beragama Islam karena keturunan. Selain itu,

keimanan tidak hanya sebatas ucapan, tetapi harus dibuktikan

dengan perbuatan.

“Apakah manusia itu mengira bahwa mereka

dibiarkan (saja) mengatakan: ‘Kami telah beriman’, sedang

mereka tidak diuji lagi?” (Q.S. Al-Ankabut [29]: 2)

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 19

Kenikmatan surga bagi seseorang yang mempunyai

sisa pahala 50 akan berbeda dengan seseorang yang

mempunyai sisa pahala 5.000. Bisa jadi mereka tinggal di surga

yang sama, namun rasa atau kenikmatannya akan berbeda-

beda. Seperti halnya kita tinggal di bumi yang sama namun

masing-masing orang merasakan kenikmatan yang berbeda-

beda. Di sebuah rumah makan, beberapa orang menyantap

hidangan yang sama tetapi setiap orang merasakan kenikmatan

yang berbeda. Ada yang kepedasan, ada yang keasinan, dan

ada pula yang kemanisan. Ada orang yang tinggal di rumah

mewah tetapi tidak bahagia karena tidak bersyukur. Namun,

ada orang yang tinggal di rumah yang sederhana dan bahagia

karena pandai bersyukur.

Setiap orang mempunyai derajat yang berbeda-beda

di dunia dan akhirat sesuai dengan amal saleh yang pernah

kita lakukan.

“Dan masing-masing orang memperoleh derajat-

derajat (sesuai) dengan apa yang dikerjakannya. Dan

Tuhanmu tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan. (Al-

An’am [6]: 132)

Allah telah menyediakan empat surga bukan tujuh

seperti yang kita pahami selama ini.

(46). Dan bagi orang yang takut akan saat menghadap

Tuhannya ada dua surga. (62). Dan selain dari dua surga itu

ada dua surga lagi. (Q.S. Ar Rahman [55]: 46 dan 62)

Ada yang bertanya, bagaimana jika timbangannya

seimbang? Kebaikan dan keburukannya sama banyaknya.

Jawabnya, Allah tidak akan memungkinkannya karena tidak

ada keterangan dalam Alquran dan Hadis. Selain itu, dari

berjuta kejadian yang kita alami dari lahir hingga meninggal

dunia, kecil sekali kemungkinan untuk seimbang.

18 - Allah pun Taubat

Page 14: E-book Allah Pun Taubat

Jika hanya mengucapkan syahadat lantas bisa masuk

surga, tentu Fir’aun juga semestinya masuk surga karena

menjelang kematiannya dia mengucapkan syahadat.

(90). Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi

laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya,

karena hendak menganiaya dan menindas (mereka), hingga

bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam, berkatalah dia: “Saya

percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang

dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang Islam”.

(91). Apakah sekarang (baru kamu percaya), padahal

sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu. Dan kamu

termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan. (Q.S.Yunus

[10]: 90-91)

Meskipun telah bersyahadat dan masuk Islam, Fir’aun

tidak bisa masuk surga. Mengapa demikian? Sebab, ajalnya

sudah tiba sebelum ia sempat membuktikan ucapannya.

Ternyata mengucap syahadat saja tidak cukup untuk

mengantarkan kita ke surga, tetapi mesti disertai dengan iman

dan amal saleh. Keduanya tidak bisa dipisahkan. Kita tidak

boleh cukup puas dengan beriman saja tanpa beramal saleh.

Sebab, iblis pun beriman tetapi tidak bisa masuk surga.

Iblis yakin sekaliAllah adalah tuhannya karena dahulu

iblis pernah tinggal di surga dan pernah berdialog dengan

Allah. Itu tandanya iblis mempunyai keimanan yang sangat

tinggi. Lebih tinggi dibandingkan kita yang belum pernah

mengetahui surga dan belum pernah berdialog dengan Allah.

Dalam Q.S. Shaad [38] ayat 79 dan 82, iblis berkata:

(79). “ ....Ya Tuhanku, beri tangguhlah aku sampai

hari mereka dibangkitkan. (82). Demi kemuliaan-Mu, aku akan

menyesatkan mereka semuanya.”

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 21

Bagi kita yang merasa yakin masuk surga dengan

hanya bermodal mengucap syahadat, berlaku perkataan sebagai

berikut:

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk

surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)

sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan, serta

digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga

berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya:

Kapankah datangnya pertolongan Allah? Ingatlah,

sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.” (Q.S.Al-

Baqarah [2]: 214)

Menurut riwayat, ayat ini diberikan ketika para sahabat

telah berhijrah dari Mekah ke Madinah tepatnya ketika perang

Al Ahzab. Para sahabat nabi yang keimanannya begitu luar

biasa saja diberi ayat ini, apalagi kita. Dan ternyata setelah

ayat ini turun, banyak sekali cobaan yang harus diterima kaum

muslimin pada saat itu. Dengan cobaan tersebut, Allah hendak

menguji keimanan kita. Siapakah di antara kita yang lebih baik

amal perbuatannya dan siapa yang paling sabar.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk

surga, padahal belum nyata bagi Allah orang-orang yang

berjihad di antaramu dan belum nyata orang-orang yang

sabar.” (Q.S. Ali Imran [3]:142)

Jadi jelaslah, iman itu membutuhkan pembuktian

karena banyak orang yang mengakui Allah sebagai Tuhannya

tetapi tidak mau mematuhi aturan yang digariskan oleh Allah.

Di satu sisi ia mengakui kekuasaan Allah, tetapi di sisi lain ia

mengingkari perintah-Nya.

20 - Allah pun Taubat

Page 15: E-book Allah Pun Taubat

Bagi kita yang merasa telah beriman dan banyak

berbuat amal saleh, jangan pernah lengah. Kita hendaknya

belajar dari pertandingan sepak bola antara Manchester United

(Inggris) dan Bayern Munchen (Jerman) pada pertandingan

final Liga Champions tahun 1999.

Saat itu, Bayern Munchen memimpin 1-0 hingga menit

terakhir. Pada injury time (tambahan waktu) dua menit, mereka

harus mengubur impiannya meraih Piala Champions setelah

gawangnya kemasukan dua gol berturut-turut. Mereka pun

harus menelan pil pahit setelah kalah 1-2 dari Manchester

United. Kekalahan dan penyesalan itu tidak akan terjadi jika

di menit-menit terakhir Bayern Munchen tetap bersemangat

dan tidak lengah.

Karena itu, sebelum kita ditarik keluar dari arena

pertandingan, jangan pernah berhenti berlari. Sebelum nyawa

kita ditarik oleh malaikat, jangan pernah berhenti berbuat baik.

Sebelum peluit panjang ditiup oleh wasit, jangan pernah

merasa telah memenangkan pertandingan. Sebelum sangkakala

ditiup oleh malaikat, jangan pernah merasa telah berhak meraih

piala surga.

Bisa jadi, pada saat-saat permainan kita yang terakhir,

kita membuat kesalahan fatal yang mengakibatkan kita diusir

keluar lapangan oleh sang wasit. Seperti halnya Zinade Zidane

di Piala Dunia 2006 di Jerman, yang diusir keluar lapangan

justru di pertandingan terakhirnya sebagai pemain sepak bola.

Boleh jadi, pada menit-menit terakhir pertandingan kita berbuat

kelalaian sehingga gawang kita kebobolan. Jika itu sampai

terjadi, hanya penyesalan yang akan kita dapatkan.

Semoga tulisan ini dapat memotivasi kita untuk terus

mengejar bola-bola kebaikan dimana saja demi meraih piala

surga.

Kiat Masuk Surga Tanpa Mampir di Neraka - 23

Dalam ayat tersebut, iblis memuji Allah dengan

mengatakan, “Demi kemuliaan-Mu.” Itu salah satu pertanda

bahwa iblis beriman kepadaAllah. Namun, mengapa iblis yang

mempunyai keimanan yang tinggi tidak bisa kembali ke surga?

Jawabannya ialah karena iblis tidak mau patuh pada perintah

Allah untuk sujud kepada Nabi Adam dan hidupnya selalu

diisi keburukan dengan menyesatkan manusia.

Ternyata iman saja tidak cukup untuk mengantarkan

kita ke surga. Kita membutuhkan syarat kedua, yaitu kebaikan

kita harus lebih banyak dari dosa karena amal kebaikan akan

mampu menghapus dosa-dosa kita.

Karena itu, kita mesti tahu amal saleh apa yang diridai

Allah. Berdoalah kepada Allah agar ditunjukkan amal saleh

yang benar-benar diridai oleh Allah sehingga mampu

menghapus kesalahan-kesalahan kita. Dalam Alquran Surat

Al-Ahqaf, Allah mengajari kita sebuah doa yang bagus:

(15). “...Apabila dia telah dewasa dan umurnya

sampai empat puluh tahun ia berdoa: ‘Ya Tuhanku, tunjukilah

aku untuk mensyukuri nikmat-Mu yang telah Engkau berikan

kepadaku dan kepada ibu bapakku dan supaya aku dapat

berbuat amal yang saleh yang Engkau ridai. Berilah kebaikan

kepadaku dengan (memberi kebaikan) kepada anak cucuku.

Sesungguhnya aku bertaubat kepada Engkau dan

sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’.”

(16). “Mereka itulah orang-orang yang Kami terima

dari mereka amal yang baik yang telah mereka kerjakan dan

Kami lewatkan (hapuskan) kesalahan-kesalahan mereka,

bersama penghuni-penghuni surga, sebagai janji yang benar

yang telah dijanjikan kepada mereka.” (Q.S. Al Ahqaf [46]:

15-16)

22 - Allah pun Taubat

Page 16: E-book Allah Pun Taubat

Kematian itu Indah

Ada sebuah perbincangan yang menarik antara seorang

ustadz muda dengan jemaah pengajiannya. Sang

ustadz bertanya kepada jemaahnya, “Ibu-Ibu mau

masuk surga tidak?” Serempak ibu-ibu menjawab,

“Mauuuu….”

Sang ustadz kembali bertanya, “Ibu-Ibu ada yang ingin

mati tidak?” Tak ada satu pun yang menjawab. Rupanya tidak

ada satu pun yang ingin mati. Dengan tersenyum ustadz

tersebut berkata, “Ibu-Ibu, gimana mau masuk surga kalo gak

mati-mati.”

Ustadz muda itu pun meneruskan pertanyaannya. “Ibu-

Ibu mau saya doakan panjang umur?” Dengan semangat ibu-

ibu menjawab, “Mauuu….” Pak ustadz kembali bertanya,

“Berapa lama ibu-ibu mau hidup? Seratus tahun? Dua ratus

atau bahkan seribu tahun? Orang yang berumur 80 tahun saja

sudah kelihatan tergopoh-gopoh dan sakit-sakitan, apalagi yang

berumur ratusan tahun.”

Sang ustadz menambahkan, “Karena itu, kalau berdoa

jangan minta panjang umur, tapi mintalah kepada Allah sisa

umur yang berkah. Sisa umur yang bisa membuat kita dekat

dengan Allah.”

Kematian itu Indah - 25

“Berlomba-lombalah kamu kepada ampunan dari

Tuhanmu dan surga yang luasnya seluas langit dan bumi, yang

disediakan bagi orang-orang yang beriman kepada Allah dan

rasul-rasul-Nya. Itulah karunia Allah, diberikan-Nya kepada

siapa yang dikehendaki-Nya. Dan Allah mempunyai karunia

yang besar.” (Q.S. Al-Hadiid [57]: 21)

Ada orang yang berkata, “Kita hendaknya beribadah

hanya mengharap keridaan Allah bukan pahala dan surga. Jika

kita beribadah karena mengharap pahala dan surga, berarti

ibadah kita tidak ikhlas karena masih mengharap pamrih.”

Selintas kalimat itu terdengar indah dan benar tetapi

ternyata tidak demikian. Pahala, surga dan keridaan Allah

merupakan satu paket yang tidak bisa dipisah-pisahkan. Allah

menyuruh kita berlomba-lomba meraih piala surga. Jika kita

tidak peduli dengan surga sama artinya kita tidak peduli dengan

perintah Allah tersebut.

24 - Allah pun Taubat

Page 17: E-book Allah Pun Taubat

orang yang paling cerdas adalah orang yang mempunyai visi

jauh ke depan. Orang yang selalu mengingat visi atau tujuan

hidupnya akan selalu bergairah melangkah ke depan. Visi orang

beriman tidak hanya dibatasi oleh kehidupan di dunia ini saja,

tetapi lebih dari itu. Visinya jauh melintasi batas kehidupan di

dunia. Visi seorang muslim ialah kembali dan berjumpa dengan

Allah. Baginya saat-saat kematian adalah saat-saat yang indah

karena sebentar lagi akan berjumpa dengan sang kekasih yang

selama ini dirindukan.

Terkadang kita takut mati karena kematian akan

memisahkan kita dengan orang-orang yang kita cintai. Orang

tua, saudara, suami atau istri dan anak-anak. Ini menandakan

kita lebih mencintai mereka ketimbang Allah. Jika kita benar-

benar cinta kepada Allah, kematian ibarat sebuah undangan

mesra dari Allah.

Biarpun begitu, kita tidak boleh meminta untuk mati.

Mati sia-sia dan tanpa alasan yang jelas justru akan

menjauhkan kita dari Allah. Mati bunuh diri merupakan wujud

keputusasaan atas kasih sayangAllah. Ingin segera mati karena

kesulitan dunia menandakan kita ingin lari dari kenyataan

hidup. Mati yang baik ialah mati dalam usaha menjadi rahmat

bagi seluruh alam semesta. Mati dalam usaha mewujudkan

cita-cita terbesar, yakni perdamaian dan kesejahteraan umat

manusia.

Akhirnya orang yang selamat adalah orang yang

menyadari bahwa semua harta dan kekuasaan adalah sarana

untuk bisa kembali kepadaAllah. Jasadnya mungkin bersimbah

keluh berkuah keringat, banting tulang menundukkan dunia,

tetapi hatinya tetap hanya terpaut pada sang kekasih: Allah

swt. Yang terpenting ialah bagaimana kita bisa kerja keras,

berpikir cerdas, dan berhati ikhlas.

Kematian itu Indah - 27

Rupanya pertanyaan tadi tidak selesai sampai di situ.

Sang ustadz masih terus bertanya, “Ibu-Ibu cinta dengan Allah

tidak?” Jawabannya bisa ditebak. Ibu-ibu serempak menjawab

iya. Sang ustadz kemudian berkata, “Biasanya jika seseorang

jatuh cinta, dia selalu rindu berjumpa dengan kekasihnya.

Apakah ibu-ibu sudah rindu ingin bertemu Allah?” Hening.

Tidak ada yang menjawab.

Kebanyakan dari kita takut membicarakan tentang

kematian. Jangankan membicarakan, membayangkannya saja

kita tidak berani. Penyebabnya karena kita tidak siap

menghadapi peristiwa setelah kematian. Padahal, siap atau

tidak, kita pasti akan menjalaninya. Siap atau tidak, kematian

pasti akan datang menjemput. Daripada selalu berdalih tidak

siap, lebih baik mulai dari sekarang kita mempersiapkan diri

untuk menghadapi kematian.

Yakinkan pada diri kita bahwa kematian merupakan

pintu menujuAllah. Kematian merupakan jalan menuju tempat

yang indah yaitu surga. Dengan selalu mengingat mati kita

akan selalu berusaha agar setiap tindakan yang kita lakukan

merupakan langkah-langkah kebaikan menuju surga yang

penuh kenikmatan.

Hakikat kehidupan manusia ialah sebuah perjalanan

kembali menuju Allah. Dalam perjalanan yang singkat ini, ada

yang kembali dengan selamat tetapi ada yang kembali kepada

Allah dengan membawa kemurkaan. Kita terlalu disibukkan

oleh dunia hingga merasa bahwa dunia inilah kehidupan yang

sebenarnya. Kita seakan lupa bahwa hidup ini sekadar mampir

untuk mencari bekal pulang. Kemilaunya keindahan dunia

membuat kita terlena untuk menapaki jalan pulang.

Rasulullah pernah berkata orang yang paling cerdas

ialah orang yang selalu mengingat mati. Dengan kata lain,

26 - Allah pun Taubat

Page 18: E-book Allah Pun Taubat

Dalam tulisan sebelumnya telah dijelaskan kita bisa

langsung masuk surga tanpa lewat neraka jika kita

beriman dan beramal saleh. Syaratnya, kebaikan kita

harus lebih banyak dari keburukan. Lalu, bagaimana jika yang

terjadi adalah sebaliknya, keburukan kita lebih banyak dari

amal kebaikan? Mari kita simak ayat berikut:

(8). Dan adapun orang-orang yang ringan timbangan

(kebaikan)-nya.(9). Maka tempat kembalinya adalah neraka

Hawiyah. (Q.S. Al Qaari’ah [101]: 8-9)

Allah menegaskan kembali dalam Q.S. Al-A’raf:

“Dan barang siapa yang ringan timbangan

kebaikannya, maka mereka itulah orang-orang yang

merugikan dirinya sendiri, disebabkan mereka selalu

mengingkari ayat-ayat kami.” (Q.S.Al-A’raf [7]: 9)

Yang paling mengerikan adalah ayat berikut ini,

“Dan barang siapa yang ringan timbangan

(kebaikannya), maka mereka itulah orang-orang yang

merugikan dirinya sendiri, mereka kekal di dalam neraka

Jahanam.” (Q.S. Al-Mukminuun [23] : 103)

Berislam tetapi Kekal di Neraka

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 29

Duhai Pemilik dunia...

Ajarkan kami untuk menundukkan dunia, bukan kami

yang tunduk kepada dunia. Bila kilauan dunia menyilaukan

pandangan kami, bila taburan permata dunia mendebarkan hati

kami, ingatkan kami ya Allah. Ingatkan bahwa keridaan-Mu

dan kasih sayang-Mu lebih besar daripada sekadar dunia yang

pasti akan kami tinggalkan.

Jadikan hati ini menjadi hati yang tidak pernah

mengharap selain hanya kepada-Mu. Tidak gentar dan takut

selain kepada-Mu. Tidak merindukan penolong dan pembela

selain pertolongan-Mu. Jadikan hati ini menjadi hati yang

selalu sejuk mengingat-Mu. Hati yang cinta kepada-Mu. Hati

yang rindu ingin segera berjumpa dengan-Mu.

28 - Allah pun Taubat

Page 19: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 31

Mengapa orang yang ringan timbangan kebaikannya

kekal di neraka dan tidak bisa keluar dari sana selama-

lamanya? Bukankah dia masih memiliki timbangan kebaikan?

Bukankah Allah akan memperhitungkan setiap amal kebaikan

kita walaupun sekecil biji zarah? Jawabannya ada padaAlquran

“... Sesungguhnya perbuatan-perbuatan yang baik itu

menghapuskan (dosa) perbuatan-perbuatan yang buruk. Itulah

peringatan bagi orang-orang yang ingat.” (Q.S. Huud [11]:

114)

Menurut ayat di atas, amal kebaikan kita bisa dipakai

untuk menghapus keburukan yang kita perbuat. Jika kebaikan

kita sangat sedikit, maka kebaikan kita tidak cukup untuk

menghapus seluruh keburukan.Akibatnya, kebaikan kita habis

untuk menghapus keburukan. Yang tersisa ialah keburukan.

Itulah yang disebut dengan orang yang merugi.

Dalam perdagangan, orang yang rugi ialah mereka

yang pemasukannya lebih sedikit dari pengeluaran. Dalam

bahasan kita kali ini, orang yang rugi ialah mereka yang

kebaikannya lebih sedikit daripada keburukannya. Jika tidak

ada yang tersisa kecuali keburukan, wajar jika ia tidak bisa

masuk surga. Dia kekal di neraka dan tidak bisa keluar dari

dalamnya.

Hitungan sederhananya adalah sebagai berikut.

Misalnya pahala kebaikan kita berjumlah 30 dan dosa kita

berjumlah 90. Itu artinya timbangan kebaikan kita lebih ringan

dari keburukan. Lalu apa yang akan terjadi? Seperti yang telah

disebutkan dalam Q.S. 11 :114, amal kebaikan akan menghapus

dosa. Jika keburukan 90 dikurangi pahala 30, akan tersisa

keburukan 60. Sedangkan pahala atau kebaikan kita telah habis

untuk menutupi dosa-dosa kita. Dengan demikian, Allah masih

memperhitungkan amal kebaikan kita.

Ayat tersebut ditujukan kepada kita. Sehingga, yang

dimaksud dengan “mereka” pada ayat di atas adalah orang

yang banyak berbuat keburukan atau dikuasai oleh kejahatan.

Bukan orang kafir seperti yang tercantum dalam catatan kaki

terjemahan Alquran terbitan Departemen Agama RI. Sebab,

Allah tidak akan mengadakan penilaian atau penimbangan bagi

orang kafir.

“Mereka itu orang-orang yang telah kafir terhadap

ayat-ayat Tuhan mereka dan (kafir terhadap) perjumpaan

dengan Dia. Maka hapuslah amalan-amalan mereka dan Kami

tidak mengadakan suatu penilaian bagi (amalan) mereka pada

hari kiamat.” (Q.S.Al-Kahfi [18]: 105)

Orang yang telah dikuasai oleh kejahatan akan kekal

di neraka. Artinya, dia akan tinggal selamanya (abadi) dan

tidak bisa keluar dari neraka. Seperti yang telahAllah tegaskan

dalam Alquran:

(14). Dan sesungguhnya orang-orang yang banyak

berbuat jahat (al-fujjar atau durhaka) benar-benar berada

dalam neraka. (15). Mereka masuk ke dalamnya pada hari

pembalasan. (16). Dan mereka sekali-kali tidak dapat keluar

dari neraka itu. (Q.S. Al Infithaar [82]: 14-16)

Al-fujjar merupakan julukan kepada orang yang

banyak berbuat kemaksiatan (kejahatan). Lawan katanya

adalah al-abror, yaitu orang yang banyak berbuat kebaikan.

Jadi jelas, bagi kita yang banyak melakukan perbuatan

dosa melebihi kebaikan yang dilakukan, tempat kembalinya

adalah neraka. Ironisnya, kita tidak akan bisa keluar dari sana

alias kekal selama-lamanya. Lantas, apa gunanya kita hidup

di dunia ini jika pada akhirnya kita harus menanggung siksa

neraka selama-lamanya? Karena itu perbanyaklah perbuatan

baik agar kita memeperoleh kebahagiaan di dunia dan akherat.

30 - Allah pun Taubat

Page 20: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 33

Dalam Q.S. 23 ayat 103, Allah menyatakan jika

kebaikan kita sedikit, kita termasuk orang-orang yang merugi

(bangkrut) karena kebaikan kita tidak mencukupi untuk

menutupi keburukan (dosa) yang kita kerjakan. Jadilah kita

sekarang tidak mempunyai sisa pahala kebaikan sedikit pun

dan akan menghadap Allah dalam keadaan membawa sisa dosa

dan disebut sebagai orang yang berdosa.

“Sesungguhnya orang-orang yang berdosa kekal di

dalam azab neraka Jahanam.” (Q.S. Az-Zukhruf [43]: 74)

Kita semua pasti mempunyai dosa, lalu apakah dengan

begitu kita akan kekal di neraka? Lalu siapakah yang dimaksud

sebagai orang yang berdosa sehingga kekal di neraka tersebut?

Ayat ini dijelaskan oleh ayat lainnya,

“Sesungguhnya barang siapa datang kepada

Tuhannya dalam keadaan berdosa, maka sesungguhnya

baginya neraka Jahanam. Ia tidak mati di dalamnya dan tidak

(pula) hidup.” (Q.S. Thahaa [20]: 74)

Jadi yang dimaksud orang yang berdosa dan kekal di

neraka adalah orang yang datang kepada Allah dengan

membawa sisa dosa seperti yang telah disebutkan dalam Surat

Almukminuun ayat 103 dan Ali Imran ayat 162-163.

Pemahaman ini sangat penting diketahui oleh umat

Islam agar mereka tidak mudah berbuat dosa karena merasa

telah mendapat jaminan surga. Saya pernah bertanya kepada

salah seorang teman mengapa ia begitu mudahnya berbuat

maksiat. Apakah ia tidak takut neraka? Ia menjawab, “Yang

penting kita tetap beragama Islam. Orang Islam kan dijamin

masuk surga walaupun harus mampir ke neraka dahulu untuk

membersihkan dosa-dosa. Kita bukan nabi jadi tidak lepas dari

dosa. Akan tetapi kita tidak selamanya di neraka. Sebesar apa

pun dosa, pada akhirnya kita pasti akan diangkat ke surga.”

Keburukan = 90

Kebaikan = 30

Keburukan = 60

Kebaikan = 0

Siksaan bagi seseorang yang memiliki sisa keburukan

60, tentu akan berbeda dengan seseorang yang memiliki sisa

keburukan 6 juta.

(162). Apakah orang yang mengikuti kerida-an Allah

sama dengan orang yang kembali membawa kemurkaan dari

Allah dan tempatnya adalah (neraka) Jahanam? Dan itulah

seburuk-buruk tempat kembali. (163). (Kedudukan) mereka

itu bertingkat-tingkat di sisi Allah. Dan Allah Maha Melihat

apa yang mereka kerjakan.(Q.S. Ali Imran [3]: 162-163)

Meskipun demikian, sekecil apa pun sisa dosa mereka,

tetap saja siksaan neraka tidak ada yang ringan. Menurut

sebuah hadis Nabi yang pernah saya dengar, orang yang paling

ringan siksaannya di neraka ialah orang yang kakinya

dipanggang sehingga otaknya meletup karena mendidih. Di

atas semua itu, yang lebih mengerikan ialah kita tidak bisa

keluar dari neraka itu buat selama-lamanya.

90 Keburukan

30 Kebaikan

Neraca

32 - Allah pun Taubat

Page 21: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 35

“Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut,

lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena

hendak menganiaya dan menindas (mereka). Hingga bila

Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia: ‘Saya

percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang

dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang

Islam.” (Q.S. Yunus [10]: 90)

Anggapan kita selama ini bahwa jika ada keimanan

sedikit pasti pada akhirnya masuk surga didasarkan pula pada

sebuah hadis berikut:

Dari Abi Said bahwa Rasulullah saw. bersabda, “Bila

ahli surga telah masuk surga dan ahli neraka telah masuk

neraka, maka Allah swt. akan berkata, ‘Orang yang di dalam

hatinya ada setitik iman, hendaklah dikeluarkan. Maka mereka

pun keluar dari neraka’.” (H.R. Bukhari No. 6.560 dan Muslim

No. 184)

Hadis yang harus kita akui adalah hadis yang sesuai

dengan Alquran. Jika ada hadis yang tidak sesuai dengan

Alquran, perlu diteliti lagi kebenaran periwayatannya, apakah

benar berasal dari Nabi Muhammad? Hadis di atas

menyebutkan jika kita punya setitik iman kita pasti akan masuk

surga, padahal Allah pernah menceritakan ciri-ciri orang

munafik sebagai berikut,

“....Mereka tidak beriman kecuali iman yang sangat

tipis.” (Q.S. An Nisa [4]: 46)

Ayat di atas menceritakan ciri-ciri orang munafik yang

mempunyai keimanan yang tipis (sedikit). Orang munafik juga

salat dan berzikir tapi hanya sedikit dan riya.

“Sesungguhnya orang-orang munafik itu menipu

Allah, dan Allah akan membalas tipuan mereka. Dan apabila

34 - Allah pun Taubat

Rupanya dia merasa mau tidak mau pasti mampir

dahulu ke neraka untuk membersihkan dosa-dosanya dan

kemudian diangkat ke surga yang kekal. Akibatnya neraka

menjadi sesuatu hal yang biasa. Banyak di antara umat Islam

yang mempunyai keyakinan pasti masuk neraka karena sebagai

manusia biasa tidak akan bisa luput dari dosa. Namun, sebesar

apa pun dosanya, mereka juga yakin pada akhirnya akan masuk

surga juga asalkan tetap beragama Islam. Pemahaman inilah

yang menyebabkan mereka tidak takut lagi pada neraka dan

karena itu tidak takut berbuat maksiat. Pokoknya yang penting

tetap beragama Islam.

Mereka mendasarkan pada hadis yang menyebutkan

bahwa barang siapa yang sebelum meninggal dunia

mengucapkan lailahaillallah (tiada Tuhan selain Allah), akan

masuk surga.

“Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda,

‘Dikeluarkan dari neraka orang yang mengucapkan

(Laailahaillallah) dan di dalam hatinya ada seberat biji dari

kebaikan (iman)’.” (H.R. Bukhari 44 dan Muslim 193)

Ada hadis lainnya yang senada dengan redaksi yang

berbeda.

“Dari Anas ra. bahwa Rasulullah saw. bersabda

tentang Allah swt. yang berfirman, ‘Demi izzah-Ku, demi jala-

Ku, demi kesombongan-Ku, dan demi keagungan-Ku, Aku pasti

keluarkan (dari neraka) orang yang mengucapkan

(lailahaillallah).” (H.R. Bukhari)

Jika hanya mengucapkan tiada Tuhan selain Allah

lantas masuk surga, tentu Fir’aun juga masuk surga karena

sebelum matinya ia sempat mengucapkan syahadat. Seperti

yang tertera dalam Alquran,

Page 22: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 37

yang besar tersebut tidak mampu menyelamatkan dia dari

kekalnya azab neraka. Mengapa? Sebab, untuk bisa masuk

surga tidak cukup hanya bermodal iman, tetapi mesti disertai

dengan amal saleh.

Semestinya bila ada masalah, kita cari dahulu di dalam

Alquran baru kemudian mengacu pada hadis. Bukan

sebaliknya, hadis dahulu baruAlquran. Mari kita lihat apa kata

Alquran tentang orang yang mengucapkan pengakuan, “Tiada

Tuhan selain Allah.”

“Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan Tuhan

kami ialah Allah kemudian mereka meneguhkan pendirian,

maka malaikat akan turun kepada mereka dengan mengatakan,

‘Janganlah kamu takut dan janganlah merasa sedih. Dan

gembirakanlah mereka dengan surga yang telah dijanjikan

Allah kepadamu’.” (Q.S. Fushshilat [41]: 30)

Pada ayat lain juga dijelaskan.

(13). Sesungguhnya orang-orang yang mengatakan

Tuhan kami ialah Allah, kemudian mereka tetap istikamah,

maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan mereka

tiada (pula) berduka cita. (14). Mereka itulah penghuni-

penghuni surga, mereka kekal di dalamnya, sebagai balasan

atas apa yang telah mereka kerjakan. (Q.S. Al-Ahqaf [46]:

13-14)

Jadi, menurut Alquran, seseorang masuk surga bukan

karena mengucapkan tiada Tuhan selain Allah semata,

melainkan mesti dibuktikan dengan keteguhan (istikamah)

dalam menghadapi berbagai cobaan atau ujian dari Allah swt.

“Apakah kamu mengira bahwa kamu akan masuk

surga, padahal belum datang kepadamu (cobaan)

sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu?

36 - Allah pun Taubat

mereka berdiri untuk salat mereka berdiri dengan malas.

Mereka bermaksud riya (dengan salat) di hadapan manusia.

Dan tidaklah mereka menyebut Allah kecuali sedikit sekali.”

(Q.S.An Nisa [4]: 142)

Orang-orang munafik itu juga ikut berjihad walaupun

hanya sebentar.

“....Dan mereka tidak mendatangi peperangan

melainkan sebentar.” (Q.S. Al Ahzab [33]: 18)

Lantas, apa balasan Allah terhadap orang-orang

munafik yang tipis imannya, salat tapi malas dan riya, sedikit

mengingat Allah, dan ikut berjihad walaupun hanya sebentar?

“Allah mengancam orang-orang munafik laki-laki dan

perempuan dan orang-orang kafir dengan neraka Jahanam.

Mereka kekal di dalamnya. Cukuplah neraka itu bagi mereka.

Dan Allah melaknati mereka. Dan bagi mereka azab yang

kekal.” (Q.S. At Taubah [9]: 68)

Ternyata keimanan mereka yang sedikit itu tidak

berguna untuk menyelamatkan mereka dari kekalnya azab

neraka. Jangankan mereka yang mempunyai iman yang tipis,

iblis saja yang mempunyai iman yang tinggi tidak bisa keluar

dari neraka.

Jika hanya bermodal keimanan lantas bisa masuk

surga, iblis paling pantas masuk surga. Ketika iblis diusir keluar

dari surga, dia berdoa,

“Ya Tuhanku, beri tangguhlah kepadaku sampai hari

kebangkitkan.” (Q.S. Al-Hijr [15] : 36)

Doa iblis tersebut menandakan dia beriman kepada

Allah. Bahkan keimanan iblis lebih besar dari kita karena dia

pernah merasakan kehidupan di surga. Tetapi keimanannya

Page 23: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 39

(80). Dan mereka berkata,’”Kami sekali-kali tidak

akan disentuh oleh api neraka, kecuali selama beberapa hari

saja”.’Katakanlah, “Sudahkah kamu menerima janji dari

Allah sehingga Allah tidak akan memungkiri janji-Nya,

ataukah kamu hanya mengatakan terhadap Allah apa yang

tidak kamu ketahui?”

(81). (Bukan demikian), yang benar: Barang siapa

berbuat dosa dan ia telah diliputi oleh dosanya, mereka itulah

penghuni neraka, mereka kekal di dalamnya.” (Q.S. Al

Baqarah [2]: 80-81)

Bagi kita yang sudah terlalu banyak berbuat dosa,

jangan putus harapan. Selagi napas masih dikandung badan,

Allah menyediakan dua fasilitas berupa maghfirah (ampunan)

yang besar dan kaffarah yang akan menghapus seluruh dosa-

dosa kita, tidak peduli sebesar apa dosa itu. Syaratnya hanya

dua: memohon ampun dan bertaubat.

“Dan hendaklah kamu meminta ampun kepada

Tuhanmu dan bertaubat kepada-Nya,niscaya Dia akan

memberi kenikmatan yang baik kepadamu sampai kepada

waktu yang telah ditentukan dan Dia akan memberikan kepada

tiap-tiap orang yang mempunyai keutamaan- keutamaannya.

Jika kamu berpaling, maka sesungguhnya aku takut kamu akan

ditimpa siksa hari kiamat.” (Q.S. Huud [11]: 3)

“Hai orang-orang yang beriman, bertaubatlah kepada

Allah dengan taubatan nasuha (taubat yang semurni-

murninya). Mudah-mudahan Tuhan-mu akan menutupi

kesalahan-kesalahanmu dan memasukkanmu ke dalam surga

yang mengalir di bawahnya sungai-sungai....” (Q.S.At Tahrim

[66]: 8)

Kita tidak cukup hanya memohon ampun, tetapi mesti

bertaubat.Ada perbedaan antara mohon ampun dengan taubat.

38 - Allah pun Taubat

Mereka ditimpa oleh malapetaka dan kesengsaraan,

serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan)

sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman

bersamanya: Kapankah datangnya pertolongan Allah?

Ingatlah, sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.”

(Q.S.Al-Baqarah [2]: 214)

Ucapan Fir’aun yang mengakui tiada Tuhan selain

Allah tidak diterima karena ia tidak mempunyai waktu lagi

untuk membuktikan keimanannya.

Sebenarnya bukan hanya Fir’aun yang bertobat dan

mengucap syahadat menjelang kematiannya. Ketika malaikat

maut datang menjemput, semua orang akan menyadari

kesalahannya dan bertobat kepada Allah.

“Dan tidaklah taubat itu diterima Allah dari orang-

orang yang mengerjakan kejahatan (yang) hingga apabila

datang ajal kepada seseorang di antara mereka, (barulah) ia

mengatakan: ‘Sesungguhnya saya bertaubat sekarang’. Dan

tidak (pula diterima taubat) orang-orang yang mati sedang

mereka di dalam kekafiran. Bagi orang-orang itu telah Kami

sediakan siksa yang pedih.”

Namun, kalimat taubat apa pun yang terucap dari

mulut kita pada saat itu tidak akan diterima karena waktunya

sudah habis. Time is over.

Jadi, jelas, mengucap syahadat saja tidak cukup untuk

meraih surga. Selama ini saya pun terkadang ringan melakukan

dosa karena merasa telah menggenggam jaminan surga walau

harus membersihkan dosa terlebih dahulu di neraka. Kini saya

sadari bahwa itu keliru. Ternyata pemahaman seperti itu pernah

muncul pada jaman Nabi Muhammad saw., tapi dibantah oleh

Allah melalui firman-Nya dalam Alquran.

Page 24: E-book Allah Pun Taubat

Berislam tetapi Kekal di Neraka - 41

Pada saat itu kita akan memohon untuk dikembalikan

ke dunia walau sebentar agar kita dapat berbuat baik, berlainan

dengan perbuatan yang selama ini kita kerjakan..

“Dan jika sekiranya kamu melihat mereka ketika

orang-orang yang berdosa itu menundukkan kepalanya di

hadapan Tuhannya, (mereka berkata): ‘Ya Tuhan kami, kami

telah melihat dan mendengar, maka kembalikanlah kami (ke

dunia), kami akan mengerjakan amal saleh. Sesungguhnya

kami adalah orang-orang yang yakin’.” (Q.S. As-Sajadah

[32]: 12)

Coba pejamkan mata Anda sejenak. Jika selama ini

kita membayangkan bahwa kita pasti masuk surga, maka saat

ini bayangkan kita sedang diseret dan dihadapkan pada neraka

yang membara. Kita akan masuk di dalamnya untuk selama-

lamanya karena banyaknya kesalahan yang kita perbuat selama

di dunia. Kita menyesal dan yakin tidak ada yang bisa

menyelamatkan kita dari panasnya api neraka kecuali Allah.

Kita pun memohon, “Ya Allah, kami telah melihat dan

mendengar, kami telah yakin, maka kembalikanlah kami ke

dunia barang sebentar saja, kami berjanji akan beramal saleh.

Hari ini kami mengakui kesalahan dan keingkaran kami. Apa

pun akan kami lakukan asalkan kami bisa kembali ke dunia

untuk menebus kesalahan-kesalahan kami selama ini.

Kasihanilah kami hari ini. Kepada siapa lagi kami harus

meminta belas kasihan selain hanya kepada-Mu”.

Sekarang buka mata Anda. Rasakan bahwa Allah

mengabulkan permohonan Anda. Hari ini Allah telah

mengembalikan Anda ke dunia untuk menebus semua

kesalahan yang pernah dilakukan. Tunggu apa lagi? Allah telah

memberikan kesempatan kepada kita untuk bertaubat dan

beramal saleh. Perlukah kita menyesal untuk yang kedua

40 - Allah pun Taubat

Untuk lebih jelasnya, silakan baca tulisan yang berjudul Allah

pun Taubat.

Mari kita pergunakan kesempatan yang masih tersisa

ini. Jangan menunda taubat karena kita tidak tahu kapan ajal

akan menjemput. Jika malaikat maut datang menjemput

sementara kita belum sempat bertaubat, yang tersisa ialah

penyesalan. Sebuah penyesalan yang sangat besar karena kita

akan memasuki api neraka untuk selama-lamanya.

“Dan kalau setiap diri yang zalim itu mempunyai

segala apa yang ada di bumi ini, tentu dia menebus dirinya

dengan itu. Dan mereka membunyikan penyesalannya ketika

mereka telah menyaksikan azab itu. Dan telah diberi keputusan

di antara mereka dengan adil, sedang mereka tidak dianiaya.”

(Q.S. Yunus [10]: 54)

Begitu hebatnya rasa takut kita melihat neraka itu,

sehingga kita bersedia membayar dengan apa pun yang kita

miliki asalkan kita tidak masuk ke dalamnya. Bahkan kita

bersedia menebusnya dengan anak atau keluarga yang selama

di dunia kita cintai dan kita utamakan lebih dari segalanya.

(11). Sedang mereka saling memandang. Orang yang

berdosa ingin kalau sekiranya dia dapat menebus (dirinya)

dari azab hari itu dengan anak-anaknya. (12). Dan istrinya

dan saudaranya.(13). Dan keluarganya yang melindunginya

(di dunia). (14). Dan orang-orang di atas bumi seluruhnya,

kemudian (mengharapkan) tebusan itu dapat menyelamatkan-

nya. (15). Sekali-kali tidak dapat, sesungguhnya neraka itu

adalah api yang bergolak. (16). Yang mengelupas kulit kepala.

(17). Yang memanggil orang yang membelakang dan berpaling

(dari agama). (18). Serta mengumpulkan (harta benda) lalu

menyimpannya. (Q.S. Al-Ma’arij [70]: 11-18)

Page 25: E-book Allah Pun Taubat

Hidup itu Indah - 43

Birunya langit dan putihnya awan

Menjadikanku tertegun tertawan

Lambaian pohon, oh menari-nari

Mengajak daku mengingat Ilahi

Lantunan nasyid The Fikr di atas membuat saya

merenung sejenak. Begitu banyak karunia Allah yang

menjelma dalam berbagai bentuk dan terlukiskan dalam

berbagai peristiwa. Namun, mengapa banyak di antara kita

yang tidak bisa merasakan sentuhan kasih sayang Allah

tersebut?

Saya jadi teringat sebuah kisah tentang seorang

pemuda yang meneteskan air mata karena terharu melihat bulan

purnama. Ketika ditanya mengapa ia menangis, pemuda

tersebut menjawab, “Aku terpesona oleh gerakan Allah.”

Berapa banyak bulan purnama yang telah kita lihat, berapa

banyak keindahan alam semesta yang telah kita saksikan?

Namun, biasanya kita hanya terpesona kepada fenomena

keindahan alamnya belaka. Padahal di balik itu semua ada

Allah, Sang Maha Penggerak Yang Mahaindah dan Maha

Memesona.

Hidup itu Indah

42 - Allah pun Taubat

kalinya di hari perhitungan nanti? Pada saat itu malaikat akan

bertanya:

(8). Hampir-hampir (neraka) itu terpecah-pecah

lantaran marah. Setiap kali dilemparkan ke dalamnya

sekumpulan (orang-orang kafir), penjaga-penjaga (neraka itu)

bertanya kepada mereka, “Apakah belum pernah datang

kepada kamu (di dunia) seorang pemberi peringatan?”

(9). Mereka menjawab, “Benar ada. Sesungguhnya

telah datang kepada kami seorang pemberi peringatan, maka

kami mendustakannya dan kami katakan, ‘Allah tidak

menurunkan sesuatu pun. Kamu tidak lain hanyalah di dalam

kesesatan yang besar.”

(10). Dan mereka berkata, “Sekiranya kami

mendengarkan atau memikirkan (peringatan itu) niscaya

tidaklah kami termasuk penghuni-penghuni neraka yang

menyala-nyala.”

(11). Mereka mengakui dosa mereka. Maka

kebinasaanlah bagi penghuni-penghuni neraka yang menyala-

nyala. (Q.S. Al-Mulk [67]: 6-11)

Saksikanlah, bahwa hari ini saya telah menyampaikan

peringatan.

Page 26: E-book Allah Pun Taubat

Hidup itu Indah - 45

Pujian maupun cacian baginya sama saja, tidak akan

pernah bisa melukai hatinya. Diberi kenikmatan atau musibah,

hatinya tetap suka kepada Allah. Ada hujan ia tidak mengeluh

karena ia bisa menikmati bau tanah yang khas tersiram percikan

air hujan. Kepanasan pun tidak mengeluh karena ia sadar

bahwa panas ini juga perbuatan Allah. Kalau orang lain

mengeluh, ia malah menikmati rasa panas sebagai sarana

membakar kalori seperti yang dilakukan oleh orang-orang di

sauna (pemandian uap).

Ada bau tak sedap, bukannya berkeluh kesah,

melainkan malah bersyukur karena masih diberi penciuman

yang tajam. Itu tandanya Allah masih sayang padanya. Dalam

hatinya tak tersisa ruang untuk iri dan dengki. Alhasil,

hidupnya selalu dipenuhi oleh keikhlasan dan optimisme.

Salah satu ciri orang yang dikaruniai kenikmatan hidup

seperti ini ialah senantiasa tenang dalam menghadapi masalah.

Senyumnya senantiasa menghiasi wajahnya. Ia tidak pernah

khawatir karena yakin Allah senantiasa bersamanya. Indah

bukan? Hidup hanya sekali dan sebentar, mengapa harus diisi

dengan penderitaan dan kekecewaan.

Saya pun menyadari diri ini masih jauh dari apa yang

telah saya gambarkan. Saya hanya menceritakan kondisi

seorang hamba yang diselimuti oleh kasih sayang Allah.

Namun, sepatutnya dalam hati kecil kita ada keinginan untuk

seperti itu. Minimal dalam diri kita ada keinginan untuk bisa

dekat dengan Allah. Tidak sulit bagi Allah mengubah orang

yang tadinya bergelimang maksiat menjadi orang yang

tersungkur sujud kepada-Nya. BukankahAllah pernah berjanji,

selangkah kita mendekat kepada-Nya, seribu langkah Allah

mendekat kepada kita? Bukankah itu sebagai pertanda Allah

sangat suka kepada orang yang berusaha mendekat kepada-

Nya tidak peduli sebesar apa pun dosanya?

44 - Allah pun Taubat

Pantas saja banyak di antara kita yang menggantung-

kan kecintaan kepada materi, ternyata penyebabnya ialah kita

tidak bisa melihat keindahan Allah di balik suatu materi dan

kejadian. Kalau saja kita bisa selalu merasakan sentuhan kasih

sayang Allah, tentulah kita tidak bisa lagi berpaling ke “lain

hati”. Bagaimana bisa berpaling kalau ternyata kasih sayang

Allah itu melebihi kasih sayang ibu terhadap anaknya.

Walaupun kita sering lalai menjalankan perintah-Nya

dan tidak pernah merasa takut atau malu melakukan larangan-

Nya, Allah tetap saja memberi kita tubuh yang sempurna

bahkan masih menutupi aib-aib kita. Apa susahnya bagi Allah

mengambil salah satu ginjal kita atau membeberkan aib-aib

kita di hadapan orang banyak.

Ada seseorang yang harus mengeluarkan jutaan rupiah

dari kantongnya hanya karena matanya yang sebelah tidak

bisa berkedip. Terhadap mata ini saja, kita tidak pernah

bersyukur. Jangankan bersyukur, terkadang kita malah sering

mempergunakan karunia Allah tersebut untuk memandang

sesuatu yang dilarang-Nya. Memang, tidak ada yang kurang

dari pemberian Allah, hanya satu, yaitu kita yang kurang ajar

terhadap Allah.

Akan halnya dengan orang yang selalu berusaha

mendekat pada-Nya. Setiap hari hatinya selalu dipenuhi oleh

kecintaan kepada Allah dan ciptaan-Nya. Apakah itu manusia

atau semut sekali pun. Ia tidak pernah merasa lebih tinggi dari

siapa pun. Ia tahu Allah paling tidak suka kepada orang yang

menyombongkan diri sekecil apa pun. Hatinya selalu dijaga

dari sesuatu yang bisa mengotori. Ia sadar tidak akan bisa

merasakan manisnya perbuatanAllah kecuali dengan hati yang

bening. Tidak ada yang bisa melukai hatinya karena hatinya

sudah terbebas dari kedengkian.

Page 27: E-book Allah Pun Taubat

210 - Allah pun Taubat

Doa Penutup

Segala puji hanya milik-Mu. Tak pantas kiranya kami

menyandang pujian. Salat dan salam kami kepada Nabi

Muhammad saw.

Maha Suci Engkau sedang kami hanyalah makhluk

yang zalim dan penuh dosa, karena itu ampunilah dosa kami,

dosa kedua orangtua kami serta dosa saudara-saudara kami

yang beriman kepada-Mu. Ampuni guru-guru kami yang

menjadi jalan ilmu bagi kami. Ampuni pula para pahlawan

bangsa kami yang menjadi jalan kemerdekaan bagi bangsa

kami. Jika Engkau tidak mengampuni dan menyayangi kami,

niscaya kami termasuk golongan orang-orang yang merugi.

Yaa Rahman, Tunjukkan kami jalan yang lurus. Yaitu

jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan nikmat.

Jalan para Nabi, siddiqiin, syuhada dan orang-orang saleh. Dan

kami mohon perlindungan kepada-Mu dari godaan setan yang

terkutuk.

Ya Allah, Tambahkanlah kepada kami ilmu

pengetahuan dan berikanlah rahmat kepada kami dari sisi-Mu

serta sempurnakanlah bagi kami petunjuk yang lurus dalam

urusan (agama) kami. Jangan Engkau biarkan hati kami

condong kepada kesesatan setelah Engkau beri petunjuk

kepada kami. Tuangkan kesabaran dalam diri kami.

Sesungguhnya tiada kesabaran melainkan karena pertolongan-

Mu. Alhamdulillahi rabbil ‘alamin.

46 - Allah pun Taubat

Duhai Allah...

Bukakan hati kami. Jadikan hati ini menjadi hati yang

dapat mengenal-Mu, sehingga apa pun yang kami lihat dan

kami dengar membuat kami semakin yakin akan kebesaran

dan keagungan-Mu. Jadikan lisan kami menjadi lisan yang

selalu basah menyebut nama-Mu. Jadikan pendengaran kami

menjadi pendengaran yang selalu rindu mendengarkan

tuntunan-Mu. Alhamdulillahi rabbil ‘aalamiin.

Page 28: E-book Allah Pun Taubat

Riwayat Penulis - 213

Prinsip dalam hidupnya ialah “Laa ilaha illallah”

(tiada sesuatu yang riil kecuali Allah). Sebuah ikrar yang

berasal dari sebuah kesaksian. Ya, Farid telah menyaksikan

bahwa tiada sesuatu yang riil (nyata) kecuali Allah. Kesaksian

inilah yang menjadi modalnya untuk terus bergerak

meneruskan perjuangan Nabi Muhammad saw., mengingatkan

manusia agar tidak melakukan penghambaan kepada Thagut

(selain Allah) sehingga ketaatan hanya untuk Allah swt. Farid

ingin semua orang bisa merasakan nikmatnya bersandar kepada

Allah. Sebuah kenikmatan yang tidak bisa tergantikan oleh

dunia dan seisinya.

Tentang Editor

Adian Saputra lahir di Tanjungkarang, 27 Januari

1979. Menempuh pendidikan di SDN 2 Rawa Laut, SMPN 2

Tanjungkarang, SMAN 2 Tanjungkarang, Fakultas Ekonomi

Universitas Lampung, dan STIE Satu Nusa Bandar Lampung.

Mulai serius menekuni dunia jurnalistik saat aktif di Pers

Mahasiswa Pilar Ekonomi Fakultas Ekonomi Unila.

Sejak 1999, aktif menulis artikel opini, resensi buku,

cerpen, dan cerita anak di beberapa media. Menulis dan

menyunting beberapa buku, antara lain Panduan Rakyat

Memberantas Korupsi, Dari Lampung Melawan Korupsi,

Tingkat Kesadaran Masyarakat terhadap Bahaya Korupsi, dan

Setengah Abad Alzier. Abah Gundul, sapaan akrab Adian, juga

acap menjadi instruktur penulisan artikel.

Kini, sehari-hari bekerja di Departemen Bahasa Harian

Umum Lampung Post dan aktif sebagai sekretaris di Aliansi

Jurnalis Independen (AJI) Bandar Lampung. Sedang

menyelesaikan novel Gandaru. Menikah dengan Sekar Sari

Indah Cahyani dan dikaruniai seorang putra: Nuh Muzaffar

Quthuz. Berkorespondensi di [email protected] dan

telepon 0813-69591133.

Riwayat Penulis

212 - Allah pun Taubat

Penulis lahir di Bandar Lampung, 15

Oktober 1978. Anak kedua dari

pasangan H. Sukri dan Hj. Siti

Marwiyah ini biasa disapa Mas Farid.

Setelah tamat dari SMPN 2

Tanjungkarang, ia melanjutkan sekolah

di SMU Al-Islam 1 Surakarta, sembari

nyantri di Pesantren Alquraniyy

Surakarta. Mulai aktif di dunia jurnalistik sejak SMU dan

pernah diamanahkan sebagai pemimpin umum majalah

sekolah, Aktivis. Hobi menulis ini dilanjutkan di masa kuliah

dengan menjadi redaktur pers kampus Pilar Ekonomi Fakultas

Ekonomi Unila. Pria yang gemar berorganisasi ini juga pernah

diamanahkan sebagai ketua umum HMI Cabang Bandar

Lampung Komisariat Ekonomi Unila. Kini sedang

menyelesaikan studi di Fakultas Ekonomi Universitas

Lampung. Ia juga berwirausaha sebagai direktur CVAnugrah.

Farid mengakui dirinya bukan pribadi yang istimewa.

“Saking tidak istimewanya”, ia pernah tidak naik kelas di SMU.

Meski demikian, banyak hal yang membuatnya senantiasa

bersyukur. Di antaranya adalah perjumpaannya dengan

beberapa orang guru yang luar biasa. Mereka semua

mempunyai visi memimpin dan mengubah dunia ke arah yang

lebih baik. Ibarat lebah, Farid berusaha mengambil yang

terbaik yang ada pada diri mereka. Di antara beberapa guru

tersebut, ada satu guru yang sungguh luar bisa dan berkesan

dalam hatinya. Dia adalah Allah swt. Dia-lah Sang Rabbi

(Guru) sejati yang membimbingnya, kapan pun dan di

manapun.

Page 29: E-book Allah Pun Taubat

Resensi Buku6. Korupsi dan Zina Tidak Diampuni Allah.......................47

Dosa besar jika dilakukan terus menerus masuk dalamkategori syirik, karenanya tidak diampuni Allah. Tapi...

7. Maksiat yang Mengantarkan ke Surga dan Ibadahyang Menjerumuskan ke Neraka..................................81Tidak semua ibadah akan mengantarkan pelakunya kesurga. Begitu pula sebaliknya, tidak semua maksiat akan

menjerumuskan ke neraka. Lantas maksiat seperti apa yangmembuat pelakunya bisa masuk surga?

8. Allah pun Taubat...........................................................86Selama ini kita hanya kenal istilah “Allah terima taubat”.

Padahal di Alquran ada proses yang lebih penting dari itu.yaitu “Allah taubat” kepada kita. Temukan proses taubatnya Allah kepada kita dalam tulisan ini.

9. Tiga Keanehan Jilbab..................................................117Tiga keanehan dan salah kaprah tentang jilbab yangsering kita temukan dalam keseharian.

10. Nabi Ibrahim pun “Kafir”...........................................121Ternyata menurut Allah, orang Kristen, Yahudi, Budha,Hindu dll belum tentu kafir dan karenanya bisa masuksurga asal tidak berbuat syirik.

11. Tujuh Kerancuan dalam Memandang Poligami......... 157Menurut Alquran, jumlah pria dan wanita itu seimbang.

12. Cara Nabi Muhammad Menghadapi Penghinaan ......172

13. Rahasia Jepang, China, Zulkarnain, Ya’juj,dan Ma’juj dalam Alquran.........................................181Ternyata yg membangun tembok Cina adalah org islam

14. Mukjizat Alquran........................................................1994 Mukjizat Alquran yang baru terbukti di abad ini.

Jika Anda ingin mengundang diskusi atau bedah buku,

juga kritik dan saran, silakan hubungi :

Muhammad Farid

Jl. Soekarno-Hatta No.1 Srengsem, Panjang,

Bandar Lampung. 35242 atau ke [email protected]

telepon : 085758888878 , Telp: (0721) 31892

Blog : masfarid.blogspot.com

“Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas

ajakan-ajakan itu. Upahku tidak lain hanyalah dari Tuhan

semesta alam.” (Q.S. Asyu’ara [26]: 109, 27, 45, 164, 180)

“....Katakanlah: ‘Aku tidak meminta kepadamu sesuatu

upah pun atas seruanku kecuali kasih sayang dalam

kekeluargaan’.” (Q.S. Asy Syuraa [42]: 23)

“Mereka itulah orang-orang yang telah diberi petunjuk

oleh Allah. Maka ikutilah petunjuk mereka. Katakanlah:

‘Aku tidak meminta upah kepadamu dalam menyampaikan

(Alquran)’. Alquran itu tidak lain hanyalah peringatan

untuk seluruh umat.” (Q.S. Al An’am [6]: 90)

“Ikutilah orang yang tiada minta balasan kepadamu, dan

mereka adalah orang-orang yang mendapat petunjuk.”

(Q.S.Yaasin [36]: 21)

“Katakanlah: ‘Aku tidak meminta upah sedikit pun padamu

atas dakwahku dan bukanlah aku termasuk orang-orang

yang mengada-adakan’.” (Q.S. Shaad [38]: 86)

Buku bisa diperoleh di :Toko Buku Gramedia, Gunung Agung, dll.

Harga : Rp. 60.000,-Jika buku ini bermanfaat, silahkan

rekomendasikan buku ini kepada orang-orang yang anda kasihi. Dan jika ada yangsalah, saya mohon doanya agar Allah SWT

mengampuni kesalahan saya.