Post on 02-Oct-2015
description
1
Bahan Ajar
PSIKOLOGI SOSIAL
TENTANG INTERAKSI SOSIAL
DISUSUN OLEH:KELOMPOK 3
1. DWI FITRI ASTUTI (1143151014)
2. NURLINA NAZURA (1144651005)
3. NURLIANA ZAFIRA (1144651006)
4. SITI MEY SYARAH AMIR (1143151039)
5. RIKE ULANDARI (1143151035)
REGULER B
JURUSAN PSIKOLOGI PENDIDIKAN DAN BIMBINGAN
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
SUMATERA UTARA
2014
2
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah Hirobbil Alamin, Puji Syukur kehadirat Allah SWT yang telah
memberi rahmat, taufik serta hidayah-Nya sehingga penulis mampu dan dapat
menyelesaikan makalah ini. Makalah ini di buat untuk memenuhi tugas mata kuliah
Psikologi Sosial tentang Interaksi Sosial yang bersumber dari Buku media elektronik.
Penulisan makalah ini dapat selesai dengan baik berkat bantuan bimbingan dan
arahan dari berbagai pihak, maka pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan
terima kasih sebanyak banyaknya kepada :
1. Ibu Kemali Syarif selaku dosen pembimbing.
2. Dan Semua teman teman mahasiswa dan kelas reguler B progam Bimbingan dan
Konseling Unimed, tahun ajaran 2014/2015 dan semua pihak yang terlibat secara
langsung dalam penulisan makalah ini.
Semoga budi baik mereka di terima Allah SWT sebagai amal ibadah dan akan
diberi balasan berupa pahala yang berlipat ganda. Dan penulisan menyadari bahwa
penulis makalah ini masih banyak kekurangannya. Oleh karena itu penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun dari pembaca guna
penyempurnaan makalah ini.
Penulis mengharapkan semoga makalah ini bermanfaat bagi semua pihak yang
memerlukannya.
Medan,24 Oktober 2014
3
DAFTAR ISI
Kata Pengantar..i
BAB I PEMBAHASAN.........................................................................................1
A. Penggertian Interasksi Sosial...............................................................................1
B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial.....................................................3
1.Kontak Sosial....3
2. Komunikasi Sosial....4
3. Tindakan Sosial5
C. Ciri-ciri Interaksi Sosial.......................................................................................5
D. Faktor-faktorInteraksi Sosial..............................................................................6
1. Faktor Internal .........7
2. Faktor Eksternal...7
E. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial........................................9
BAB II MASALAH/KASUS.................................................................................11
BAB III PENYELESAIAN...................................................................................12
BAB IV PENUTUP....14 a. Kesimpulan......................................................................................................14
b. Saran................................................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................16.
4
BAB I
PEMBAHASAN
A. Pengertian Interaksi Sosial
Pengertian Interaksi Sosial Menurut Para Ahli, diantaranya:
1. Menurut Charles P. Loomis mendefinisikan sebagai hubungan timbal balik antar
individu, antarkelompok, atau antar individu, dan kelompok yang slaing
mempengaruhi.
Ciri-ciri interaksi social menurut Charles P. Loomis sebagai berikut :
a. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang
b. Ada komunikasi antarpelaku dengan menggunakan symbol-simbol
c. Ada dimensi waktu yang menentukan sifat aksi yang sedang berlangsung
d. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut
dengan yang diperkirakan pengamat.
2. Menurut Tim Sosiologi (2002), ada empat ciri - ciri interaksi sosial, antara lain
(p. 23) :
a. Jumlah pelakunya lebih dari satu orang
b. Terjadinya komunikasi di antara pelaku melalui kontak social
c. Mempunyai maksud atau tujuan yang jelas
d. Dilaksanakan melalui suatu pola sistem sosial tertentu
3. Menurut Homans mendefinisikan Interaksi sebagai suatu kejadian ketika suatu
aktivitas yang dilakukan oleh seseorang terhadap individu lain diberi ganjaran atau
hukuman dengan menggunakan suatu tindakan oleh individu lain yang menjadi
pasangannya. Konsep yang dikemukakan oleh Homans ini mengandung pengertian
bahwa Interaksiadalah suatu tindakan yang dilakukan oleh seseorang dalam
interaksi merupakan suatu stimulus bagi tindakan individu lain yang menjadi
pasangan.
5
4. Shaw, interaksi sosial adalah suatu pertukaran antarpribadi yang masing- masing
orang menunjukkan perilakunya satu sama lain dalam kehadiran mereka, dan
masing- masing perilaku mempengaruhi satu sama lain.
5. Thibaut dan Kelley bahwa interaksi sosialsebagai peristiwa saling mempengaruhi
satu sama lain ketika dua orang atau lebih hadir bersama, mereka menciptakan suatu
hasil satu sam lain atau berkomunikasi satu sama lain. Jadi dalam kasus interaksi,
tindakan setiap orang bertujuan untuk mempengaruhi individu lain.
6. Bonner interaksi sosial merupakan suatu hubungan antara dua orang atau lebih
individu, dimana kelakuan individu mempengaruhi, mengubah atau mempengaruhi
individu lain atau sebaliknya.
7. Kimball Young dan Raymond, W. Mack, interaksi sosial adalah kunci dari semua
kehidupan sosial, oleh karena tanpa interaksi sosial, tak akan mungkin ada
kehidupan bersama. Dengan kata lain bahwa interaksi sosial merupakan intisari
kehidupan sosial. Artinya, kehidupan sosial dapat terwujud dalam berbagai bentuk
pergaulan seseorang dengan orang lain.
8. Gillin dan Gillin mendefinisikan interaksi sosial sebagai hubungan-hubungan sosial
yang dinamis yang menyangkut hubungan antara orang perorangan, antara
kelompok-kelompok manusia, maupun antara orang perorangan dengan kelompok
manusia.
Bertemunya orang-perorangan secara badaniah belaka tidak akan menghasilkan
pergaulan hidup dalam suatu kelompok sosial. Pergaulan hidup scmacam itu baru akan
terjadi apabila orang-orang atau kelompok-kelompok manusia bekerjasama, saling
berbicara, dan seterusnya untuk mencapai suatu tujuan bersama.
Pengertian Interkasi sosial menurut beberapa ahli tersebut dapat disimpulkan bahwa,
interaksi adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-masing
6
orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.Dalam interaksi juga lebih
dari sekedar terjadi hubungan antara pihak- pihak yang terlibat melainkan terjadi saling
mempengaruhi.
B. Syarat-syarat Terjadinya Interaksi Sosial
Interaksi sosial merupakan hubungan sosial yang dinamis, menyangkut hubungan
antara individu, antara kelompok maupun antara individu dengan kelompok. Dua Syarat
terjadinya interaksi sosial :
1. Adanya kontak sosial (social contact)
Merupakan awal dari terjadinya interaksi sosial dan masing-masing pihak saling
berinteraksi meskipun tidak saling bersentuhan secara fisik.Jadi kontak tidak harus
selalu berkomunikasi. Dalam kehidupan sehari-hari dikenal beberapa macam kontak
sosial yaitu:
a. Menurut cara yang dilakukan
Kontak langsung dan kontak tidak langsung.
b. Menurut proses terjadinya/tingkat hubungannya
Kontak primer, yaitu kontak yang terjadi pada awal komunikasi terjadi
kontak sekunder, yaitu jika pesan yang disampaikan melaui pihak ketiga atau
melalui media komunikasi
c. Menurut sifat
Kontak positif mengarah pada suatu kerja sama
dan kontak negatif mengarah pada suatu pertentangan bahkan berakibat
memutuskan interaksi, contoh perang palestina dan israel.
d. Kontak antar individu, antar kelompok, serta antara individu dan kelompok
Kontak sosial dapat berlangsung dalam tiga bentuk, yaitu antar individu, antar
individu dengan kelompok, antar kelompok.Selain itu, suatu kontak dapat pula
bersifat langsung (face to face) maupun tidak langsung atau sekunder. Yakni kontak
sosial yang dilakukan melaui perantara, seperti melalui telepon, orang lain,
suratkabar, dan lain-lain. Kontak sosial yang bersifat positif mengarah pada suatu
7
kerja sama, sedangkan yang bersifat negatif mengarah pada suatu pertentangan atau
bahkan sama seali tidak menghasilkan suatu interaksi sosial.
2. Adanya Komunikasi Sosial
Merupakan pengiriman pesan dan penerimaan pesan dengan maksud untuk dapat
dipahami. Proses komunikasi terjadi pada saat kontak sosial berlangsung. Berdaya
guna berarti pesan disampaikan secara praktis, efisien, rasional, dan mudah dipahami.
Agar komuniksai dapat berlangsung dengan baik sedikitnya ada 3 komponen yang
dibutuhkan dari persyaratan berikut:
a) Pengirim atau komunikator (sander) adalah pihak yang mengirim pesan dari pihak
lain
b) Penerima atau komunikan (receiver) adalah pihak yang menerima pesan dari
pihak lain
c) Pesan (message) adalah isi atau maksud yang akan disampaikan
d) Ada hubungan timbal balik
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain organisasi
harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti
kebijakan pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir
dari tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan
kelompok dan prosedur keluhan
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang
mengalir melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifat
melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi
Komunikasi Sosialyaitu seseorang memberi arti pada perilaku orang lain,
perasaan-perassaan apa yang ingin disampaikan orang tersebut. Orang yang
bersangkutan kemudian memberi reaksi terhadap perasaan yang ingin disampaikan
8
oleh orang tersebut. Dengan adanya komunikasi tersebut, sikap-sikap dan perasaan
suatu kelompok manusia atau perseorangan dapat diketahui oleh kelompok lain
atau orang lainnya. Hal itu kemudian merupakan bahan untuk menentukan reaksi
apa yang dilakukannya.(http://interaksisosial1.blogspot.com/2012/11/makalah-
interaksi-sosial.html (diakses pada tanggal 22 Oktober 2013)).
3. Tindakan Sosial
Adalah tindakan yang mempengaruhi individu yang mempengaruhi individu lain
dalam masyarakat dan merupakan tindakan bermakna yaitu tindakan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan keberadaan orang lain. Berdasarkan cara dan tujuan yang
akan dilakukan, maka tindakan sosial dapat dibedakan menjadi 4, yaitu :
a. Tindakan rasional instrumental
Adalah tindakan sosial yang dilakukan oleh seorang dengan memperhitungkan
kesesuaian cara yang digunakan lalu tujuan apa yang hendak dicapai dalam
tindakan itu.
b. Tindakan rasional berorientasi nilai
Merupakan tindakan yang begitu memperhitungkan cara.
c. Tindakan tradisional
Merupakan tindakan yang tidak memperhitungkan pertimbangan
rasional.Tindakan ini dilaksanakan karena pertimbangan adat dan kebiasaan.
d. Tindakan efektif
Tindakan efektif seringkali dilakukan tanpa suatu perencanaan matang dan
kesadaran penuh.Tindakan ini muncul karena dorongan perasaan atau emosi
dalam diri pelaku. (http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-
tentang-interaksi-sosial.html (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014))
C. Ciri-Ciri Interaksi Sosial
Sistem sosial dalam masyarakat akan membentuk suatu pola hubungan sosial
yang relatif baku/tetap, apabila interaksi sosial yang terjadi berulang-ulang dalam kurun
waktu relatif lama dan diantara para pelaku yang relatif sama. Pola seperti ini dapat
dijumpai dalam bentuk sistem nilai dan norma. Sejarah pola yang melandasi interaksi
9
sosial adalah tujuan yang jelas, kebutuhan yang jelas dan bermanfaat, adanya kesesuaian
dan berhasil guna, adanya kesesuaian dengan kaidah sosial yang berlaku dan dapat
disimpulkan bahwa interaksi sosial itu memiliki karakteristik sebagai berikut :
1. Ada pelaku dengan jumlah lebih dari satu orang.
2. Interaksi sosial selalu menyangkut komunikasi diantara dua pihak yaitu pengirim
(sender) dan penerima (receiver).
3. Interaksi sosial merupakan suatu usaha untuk menciptakan pengertian diantara
pengirim dan penerima.
4. Ada tujuan-tujuan tertentu, terlepas dari sama atau tidaknya tujuan tersebut. Interaksi
sosial menekankan juga pada tujuan mengubah tingkah laku orang lain yang meliputi
perubahan pengetahuan, sikap dan tindakan dari penerima.
Arah Komunikasi dalam Interaksi Sosial Menurut Gibson (1996) desain organisasi
harus memungkinkan terjadinya komunikasi 4 arah yang berbeda :
1. Komunikasi ke bawah (down ward communication) adalah komunikasi yang
mengalir dari tingkat atas ke tingkat bawah dalam sebuah organisasi seperti kebijakan
pimpinan, instansi/memoresmi.
2. Komunikasi keatas (up ward communication) adalah komunikasi yang mengalir dari
tingkat bawah ke tingkat atas sebuah organisasi seperti kotak saran, pertemuan
kelompok dan prosedur keluhan.
3. Komunikasi horizontal (horizontal communication) adalah komunikasi yang mengalir
melintasi berbagai fungsi dalam organisasi.
4. Komunikasi diagonal (diagonal communication) adalah komunikasi yang bersifat
melintasi fungsi dan tingkatan dalam organisasi.
D. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Terjadinya Interaksi Sosial
Berlangsungnya suatu proses interaksi didasarkan pada beberapa faktor berikut ini.
1. Faktor Internal
Dorongan untuk meneruskan/mengembangkan keturunan. Secara naluriah,
manusia mempunyai dorongan nafsu birahi untuk saling tertarik dengan lawan
10
jenis. Dorongan ini bersifat kodrati artinya tidak usah dipelajaripun seseorang
akan mengerti sendiri dan secara sendirinya pula orang akan berpasang-
pasangan untuk meneruskan keturunannya agar tidak mengalami kepunahan.
Dorongan untuk memenuhi kebutuhan Dorongan untuk memenuhi kebutuhan
manusia memerlukan keberadaan orang lain yang akan saling memerlukan,
saling tergantung untuk saling melengkapi kebutuhan hidup.
Dorongan untuk mempertahankan hidup Dorongan untuk mempertahankan
hidup ini terutama dalam menghadapi ancaman dari luar seperti ancaman dari
kelompok atau suku bangsa lain, ataupun dari serangan binatang buas
Dorongan untuk berkomunikasi dengan sesama Secara naluriah, manusia
memerlukan keberadaan orang lain dalam rangka saling berkomunikasi untuk
mengungkapkan keinginan yang ada dalam hati masing-masing dan secara
psikologis manusia akan merasa nyaman dan tentram bila hidup bersama-sama
dan berkomunikasi dengan orang lain dalam satu lingkungan sosial budaya.
(http://diyo-experience.blogspot.com/2013/12/makalah-tentang-interaksi-
sosial.html(diakses pada tanggal 22 Oktober 2013)
2. Faktor Eksternal
a. Sugest
Sugesti adalah pemberian pengaruh pandangan seseorang kepada orang lain
dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikuti pandangan/pengaruh
tersebut tanpa berpikir panjang. Sugesti biasanya dilakukan oleh orang yang
berwibawa, mempunyai pengaruh besar, atau terkenal dalam
masyarakat. Contoh sugesti salah satunya adalah obat yang harganya mahal
yang merupakan produk impor dianggap pasti manjur menyembuhkan
penyakit.Anggapan tersebut merupakan sugesti yang muncul akibat harga obat
yang mahal dan embel-embel produk luar negeri.
b. Imitasi
Imitasi adalah tindakan atau usaha untuk meniru tindakan orang lain sebagai
tokoh idealnya. Imitasi cenderung secara tidak disadari dilakukan oleh
11
seseorang. Imitasi pertama kali akan terjadi dalam sosialisasi keluarga.
Misalnya, seorang anak sering meniru kebiasaan-kebiasaan orang tuanya seperti
cara berbicara dan berpakaian. Namun, imitasi sangat dipengaruhi oleh
lingkungannya terutama lingkungan di sekolah. Karena seseorang (terutama saat
seseorang sudah menginjak usia remaja) cenderung lebih sering di sekolah dan
bersosialisasi dengan temannya dengan berbagai macam kebiasaan.
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk
menjadi sama dengan orang lain. Identifikasi mengakibatkan terjadinya
pengaruh yang lebih dalam dari sugesti dan imitasi karena identifikasi dilakukan
oleh seseorang secara sadar.
Contoh identifikasi: seorang pengagum berat artis terkenal, ia sering
mengidentifikasi dirinya menjadi artis idolanya dengan meniru model rambut,
model pakaian, atau gaya perilakunya dan menganggap dirinya sama dengan
artis tersebut.
d. Simpati
Simpati adalah suatu proses seseorang yang merasa tertarik pada orang lain.
Perasaan simpati itu bisa juga disampaikan kepada seseorang atau sekelompok
orang atau suatu lembaga formal pada saat-saat khusus. Contoh simpati adalah
pada peringatan ulang tahun, pada saat lulus ujian, atau pada saat mencapai
suatu prestasi.
e. Empati
Empati adalah kemampuan mengambil atau memainkan peranan secara
efektif dan seseorang atau orang lain dalam konsidi yang sebenar-benarnya,
seolah-olah ikut merasakan apa yang dirasakan oleh orang lain tersebut seperti
rasa senang, sakit, susah, dan bahagia. Empat hampir mirip dengan sikap
simpati.Perbedaannya, sikap empati lebih menjiwai atau lebih terlihat secara
12
emosional. Contoh empati adalah saat kita turut merasakan empati terhadap
masyarakat Yogyakarta yang menjadi korban letusan Gunung Merapi.
f. Motivasi
Motivasi adalah dorongan, rangsangan, pengaruh, atau stimulus yang
diberikan seorang individu kepada individu yang lain sedemikian rupa
sehingga orang yang diberi motivasi tersebut menuruti atau melaksanakan apa
yang dimotivasikan secara kritis, rasional, dan penuh tanggung jawab. Contoh
motivasi adalah guru yang memberikan motivasi kepada siswanya supaya
siswanya semakin giat belajar.
Tidak selamanya interaksi berjalan sesuai dengan rencana. Kontak sosial
yang berlangsungkadang-kadang dapat berjalan sesuai dengan apa yang kita
inginkan, namun sebaliknya suatu interaksi akan mengalami gangguan dan
bahkan terhenti seandainya terjadi hal-hal berikut:
1. Subjek-subjek yang terlibat dalam interaksi tidak
mempunyai harapan lagi untuk mencapai tujuan.
2. Interaksi yang terjadi tidak lagi bermanfaat atau tidak mendatangkan
keuntungan.
3. Tidak adanya adaptasi atau penyesuaian antara pihak-pihak yang saling
berinteraksi.
4. Salah satu pihak atau keduanya tidak bersedia lagi mengadakan interaksi.
E. Bentuk-Bentuk Interaksi Sosial
Hubungan yang terjadi antar warga masyarakat berlangsung sepanjang
waktu.Rentang waktu yang panjang serta banyaknya warga yang terlibat dalam hubungan
antar warga melahirkan berbagai bentuk interaksi sosial.
Di mana pun dan kapan pun kehidupan sosial selalu diwarnai oleh dua
kecenderungan yang saling bertolak belakang. Di satu sisi manusia berinteraksi untuk
saling bekerja sama, menghargai, menghormati, hidup rukun, dan bergotong royong. Di
13
sisi lain, manusia berinteraksi dalam bentuk pertikaian, peperangan, tidak adanya rasa
saling memiliki, dan lain-lain. Dengan demikian interaksi sosial mempunyai dua bentuk,
yakni interaksi sosial yang mengarah pada bentuk penyatuan (proses asosiatif) dan
mengarah pada bentuk pemisahan (proses disosiatif).
a. Proses asosiatif
Interaksi sosial asosiatif adalah bentuk interaksi sosial yang menghasilkan
kerja sama. Ada beberapa bentuk interaksi sosial asosiatif, antara lain sebagai
berikut.
1.Kerja Sama (Cooperation)
Kerja sama adalah suatu usaha bersama antara orang perorangan atau
kelompok manusia untuk mencapai satu atau beberapa tujuan bersama.
Kerja sama timbul apabila orang menyadari bahwa mereka mempunyai
kepentingan-kepentingan yang sama dan pada saat yang bersamaan mempunyai
cukup pengetahuan dan pengendalian terhadap diri sendiri untuk memenuhi
kepentingan-kepentingan tersebut; kesadaran akan adanya kepentingan-
kepentingan yang sama dan adanya organisasi merupakan fakta-fakta yang
penting dalam kerja sama yang berguna.
Ada beberapa bentuk interaksi sosial yang berupa kerja sama, yaitu:
1. Bargaining adalah pelaksanaan perjanjian mengenai pertukaran barang-
barang atau jasa antara dua organisasi atau lebih.
2. Cooptation (kooptasi) adalah suatu proses penerimaan unsur-unsur baru
dalam kepemimpinan atau pelaksanaan politik dalam suatu organisasi untuk
menghindari kegoncangan dalam stabilitas organisasi yang bersangkutan.
3. Coalition (koalisi) adalah kerja sama yang dilaksanakan oleh dua organisasi
atau lebih yang mempunyai tujuan yang sama. Koalisi dapat menghasilkan
keadaan yang tidak stabil untuk sementara waktu, karena dua organisasi atau
lebih tersebut mungkin mempunyai struktur yang berbeda satu sama lain.
4. Join venture adalah kerja sama dengan pengusaha proyek tertentu untuk
menghasilkan keuntungan yang akan dibagi menurut proporsi tertentu. Join
venture jika diterjemahkan akan menjadi usaha patungan.
14
2.Akomodasi (Accomodation)
Akomodasi adalah suatu proses di mana orang perorangan atau
kelompok-kelompok manusia yang mula-mula saling bertentangan, saling
mengadakan penyesuaian diri untuk mengatasi ketegangan-ketegangan.
Bentuk-bentuk akomodasi adalah sebagai berikut:
1. Tolerant participation (toleransi) adalah suatu watak seseorang atau
kelompok untuk sedapat mungkin menghindari perselisihan. Individu
semacam itu disebut tolerant.
2. Compromise (kompromi) adalah suatu bentuk akomodasi di mana masing-
masing pihak mengerti pihak lain sehingga pihak-pihak yang bersangkutan
mengurangi tuntutannya agar tercapai penyelesaiannya terhadap perselisihan.
Kompromi dapat pula disebut perundingan.
3. Coercion (koersi) adalah bentuk akomodasi yang proses pelaksanaannya
menggunakan paksaan. Pemaksaan terjadi bila satu pihak menduduki posisi
kuat, sedangkan pihak lain dalam posisi lemah.
4. Arbitration adalah proses akomodasi yang proses pelaksanaannya
menggunakan pihak ketiga dengan kedudukan yang lebih tinggi dari kedua
belah pihak yang bertentangan. Penentuan pihak ketiga harus disepakati oleh
dua pihak yang berkonflik. Keputusan pihak ketiga ini bersifat mengikat.
5. Mediasi adalah menggunakan pihak ketiga yang netral untuk menyelesaikan
kedua belah pihak yang bertikai. Berbeda dengan arbitration, keputusan pihak
ketiga ini bersifat tidak mengikat.
6. Concilation adalah suatu usaha untuk mempertemukan keinginan yang
berselisih agar tercapai persetujuan bersama. Biasanya dilakukan melalui
perundingan.
7. Ajudication adalah penyelesaian perkara melalui pengadilan. Pada
umumnya cara ini ditempuh sebagai alternatif terakhir dalam penyelesaian
konflik.
15
8. Stalemate adalah suatu akomodasi semacam balance of power (politik
keseimbangan) sehingga kedua belah pihak yang berselisih sampai pada titik
kekuatan yang seimbang. Posisi itu sama dengan zero option (titik nol) yang
sama-sama mengurangi kekuatan serendah mungkin. Dua belah pihak yang
bertentangan tidak dapat lagi maju atau mundur.
9. Segregasi adalah upaya saling memisahkan diri atau saling menghindar di
antara pihak-pihak yang bertentangan dalam rangka mengurangi ketegangan.
10. Gencatan senjata adalah penangguhan permusuhan atau peperangan dalam
jangka waktu tertentu. Masa penangguhan digunakan untuk mencari upaya
penyelesaian konflik di antara pihak-pihak yang bertikai.
3.Akulturasi
Akulturasi adalah suatu proses yang timbul apabila suatu kelompok
manusia dan kebudayaan tertentu dihadapkan dengan unsur-unsur dari
kebudayaan asing dengan sedemikian rupa sehingga unsur-unsur kebudayaan
asing itu lambat laun diterima tanpa menyebabkan hilangnya kepribadian
kebudayaan itu sendiri.
Biasanya unsur-unsur kebudayaan asing yang mudah diterima adalah
unsur kebudayaan kebendaan dam peralatan yang sangat mudah dipakai dan
dirasakan sangat bermanfaat seperti komputer, handphone, mobil, dan lain-
lain.Sedangkan kebudayaan asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan
asing yang sulit diterima adalah unsur kebudayaan yang menyangkut ideologi,
keyakinan, atau nilai tertentu yang menyangkut prinsip hidup seperti paham
komunisme, kapitalisme, liberalisme, dan lain-lain.
16
4.Asimilasi (assimilation)
Asimilasi adalah usaha mengurangi perbedaan yang terdapat di antara
beberapa orang atau kelompok serta usaha menyamakan sikap, mental, dan
tindakan demi tercapainya tujuan bersama. Contoh asimilasi antar dua kelompok
masyarakat adalah upaya untuk membaurkan etnis Tionghoa dengan masyarakat
pribumi.
Faktor-faktor yang dapat mempermudah terjadinya suatu asimilasi antara lain
adalah:
1. Toleransi
2. Kesempatan-kesempatan yang seimbang di bidang ekonomi
3. Sikap menghargai orang asing dan kebudayaannya
4. Sikap terbuka dari golongan yang berkuasa dalam masyarakat
5. Persamaan dalam unsur-unsur kebudayaan
6. Perkawinan campuran (amalgamation)
7. Adanya musuh bersama dari luar
17
Selain beberapa faktor yang mempermudah terjadinya asimilasi, ada pula faktor-
faktor yang menghambat asimilasi. Antara lain sebagai berikut:
1. Adanya isolasi kebudayaan dari salah satu kebudayaan kelompok
2. Minimnya pengetahuan dari salah satu kebudayaan kelompok atas
kebudayaan kelompok lain
3. Ketakutan atas kekuatan kebudayaan kelompok lain
4. Perasaan superioritas atas kebudayaan kelompok tertentu
5. Adanya perbedaan ciri-ciri badaniah
6. Adanya perasaan in-group yang kuat
7. Adanya diskriminasi
8. Adanya perbedaan kepentingan antar kelompok
b. Proses Disosiatif
Interaksi sosial disosiatif merupakan bentuk interaksi sosial yang menghasilkan
sebuah perpecahan. Ada beberapa bentuk interaksi sosial disosiatif, antara lain
sebagai berikut:
a. Persaingan (competition)
Persaingan adalah proses sosial yang ditandai dengan adanya saling berlomba
atau bersaing antar individu atau antar kelompok tanpa menggunakan ancaman atau
kekerasan untuk mengejar suatu nilai tertentu supaya lebih maju, lebih baik, atau
lebih kuat.
Contoh persaingan adalah saat siswa bersaing untuk mendapatkan peringkat
pertama atau pada saat berlangsungnya suatu pertandingan.
b. Kontravensi (contravention)
Kontravensi adalah suatu bentuk proses sosial yang berada di antara persaingan
dan konflik. Bentuk kontravensi ada 5 yaitu:
18
1. Kontravensi yang bersifat umum. Seperti penolakan, keenganan, gangguan
terhadap pihak lain, pengacauan rencana pihak lain, dan perbuatan kekerasan.
2. Kontravensi yang bersifat sederhana. Seperti memaki-maki, menyangkal pihak
lain, mencerca, memfitnah, dan menyebarkan surat selebaran.
3. Kontravensi yang bersifat intensif. Seperti penghasutan, penyebaran desas-desus,
dan mengecewakan pihak lain.
4. Kontravensi yang bersifat rahasia. Seperti menumumkan rahasia pihak lain dan
berkhianat.
5. Kontravensi yang bersifat taktis. Seperti intimidasi, provokasi, mengejutkan pihak
lawan, dan mengganggu atau membingungkan pihak lawan.
F. Konflik
Konflik adalah suatu proses sosial di mana orang perorangan atau
kelompok manusia berusaha untuk memenuhi tujuan dengan jalan menantang
pihak lawan yang disertai dengan ancaman atau kekerasan. Faktor-faktor
penyebab terjadinya konflik adalah:
1. Adanya perbedaan individu yang meliputi perbedaan pendirian dan perasaan
2. Berprasangka buruk kepada pihak lain
3. Individu kurang bisa mengendalikan emosi
4. Adanya perbedaan kepentingan antara individu dan kelompok
5. Persaingan yang sangat tajam sehingga kontrol sosial kurang berfungsi
(http://hedisasrawan.blogspot.com/2012/12/interaksi-sosial-materi-
lengkap.html (diakses pada tanggal 22 Oktober 2014)
19
BAB II
MASALAH / KASUS
1. PEMAKSAAN TERHADAP ANAK>< TINDAKAN RASIONAL
INSTRUMENTAL
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga
seorang anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya.
2. CULTUR LAG (KESENJANGAN BUDAYA) >< INTERAKASI ANTAR KELOMPOK
Tawuran antar pelajar adalah permasalahan yang terjadi antara kelompok pelajar lain
yang diikuti dengan tindakan kekerasan fisik pada siswa sehingga akan menimbulnya
korban dan permusuhan antar pelajar.
4. GOSIP >< KOMUNIKASI SOSAL
Gosip atau desas-desus (Inggris: rumors) adalah selenting berita yang tersebar luas
dan sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan atau
merupakan berita negatif. Seprti gosip tentang sifat buruk guru atau teman, sehingga
menimbulkan konflik social dalam lingkungan sekolah.
5. SIFAT DAN KUALITI PROFESIONAL GURU >< KETERATURAN SOSIAL
Seorang guru yang tidak professional dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik
di sekolah. Contohnya kasus JIS di jakarta, bahwa guru tersebur tidak profesional dan
tidak bertanggungjwab terhadap status yang telah disandangnya.
20
BAB III
PEMECAHAN MASALAH
1. PEMAKSAAN TERHADAP ANAK>< TINDAKAN RASIONAL
INSTRUMENTAL ( CHARLES P. LOOMES)
Orang tua yang memaksakan kehendaknya agar anaknya masuk pada suatu jurusan
tertentu dalam kuliahnya merupakan pelanggaran HAM terhadap anak, sehingga seorang
anak tidak bisa memilih jurusan yang sesuai dengan minat dan bakatnya, pemecahan
masalahnya yaitu dengan memberikan kebebasan terhadap anak dalam memilih jurusan
pendidikan sehingga anak akan lebih senang dan menikmati pendidikan sesuai dengan
minat, bakat dan kemampuan yang dimilkinya.
2. CULTUR LAG (KESENJANGAN BUDAYA)>< KOMUNIKASI (CHARLES P.
LOOMES)
Dengan proses asimilasi atau melakukan interaksi social atau komunikasi yang intensif
antara guru dengan siswa yang suka mencontek dan memberikan bimbingan sehingga
menumbuhkan rasa kesadaran pada diri siswa bahwa mencontekadalah suatu kesalahan
dan akan berdampak pada hasil belajar nya pribadi.
3. TAWURAN ANTAR PELAJAR>< COOPERATION
(THIBAUT DAN KELLEY)
Tawuran antar pelajar dapat ditanggulangi dengan kerjasama (cooperation) yang baik
antara sekolah yang satu dengan sekolah yang lain. Seperti mengadakan sebuah kegiatan
yang saling mengundang sekolah lain dan bertujuan agar siswa saling mengenal dan
semakin akrab.
4. GOSIP >< KOMUNIKASI ( THIBAUT DAN KELLEY)
Gosip atau desas-desus (Inggris: rumors) adalah selenting berita yang tersebar luas dan
sekaligus menjadi rahasia umum di publik tetapi kebenarannya diragukan atau
merupakan berita negatif. Seprti gosip tentang sifat buruk guru atau teman, sehingga
menimbulkan konflik social dalam lingkungan sekolah. Adanya komunikasi yang baik
antara guru dan murid. Sehingga adanya hubungan yang baik.
5. SIFAT DAN KUALITI PROFESIONAL GURU>< ADJUDIKASI (HOMANS)
21
Seseorang guru yang bertanggungjawab. Ini penting kerana guru yang mempunyai sifat
dan profesional yang tinggiakan dapat melakukan dan melaksanakan tugasnya dengan
berkesan.
Contohnya kasus JIS di jakarta, bahwa guru tersebur tidak profesional dan tidak
bertanggungjwab terhadap status yang telah disandangnya. Sehingga pada kasus ini
samapi pada proses Adjudikasi (adjudication), yaitu penyelesaian perkara atau sengketa
melalui pengadilan.
22
BAB IV PENUTUP
KESIMPILAN DAN SARAN
I. KESIMPULAN TEORI
Interaksi sosial adalah hubungan timbal balik anatara dua orang atau lebih, dan masing-
masing orang yang terlibat di dalamnya memainkan peran secara aktif.
Syarat Syarat Interaksi Sosial
a. Kontak Sosial
Kontak sosial adalah hubungan antara satu orang atau lebih dengan oranglain melalui
komuniksi tentang maksud dan tujuan masing masing dalam kehidupan masyarakat.
b. Komunikasi adalah proses penyampaian pesan dari satu pihak kepada pihak lain,
sehinggga terjadi pengertian bersama.
Faktor-faktor terjadinya interaksi sosial
a. Imitasi
Imitasi adalah suatu proses belajar dengan cara meniru atau mengikuti perilaku orang
lain.
b. Sugesti
Sugesti adalah cara pemberian suatu pandangan atau pengaruh oleh seseorang kepada
orang lain dengan cara tertentu, sehingga orang tersebut mengikut i
pandangan/pengaruh tersenbut tanpa berpikir panjang .
c. Identifikasi
Identifikasi adalah kecenderungan atau keinginan dalam diri seseorang untuk menjasi
sama dengan pihik lain.
d. simpati
Simpati adalah perasaan tertarik yang timbul dalam diri seseorang dan membuatnya
merasa seolah-olah berada di dalam keadaan orang lain.
Bentuk-bentuk Interaksi sosial
23
Interaksi sosial dapat digolongkan menjadi dua yaitu :
1. Proses yang Asosiatif (processes of association)
2. Proses yang Disosiatif (processes of dissociation)
Interaksi dalam keluarga sangatlah penting bagi perkembangan seorang remaja, karena
keluarga merupakan lingkungan pertama bagi seorang anak. Hubungan keharmonisan
antara anak dan keluarga khususnya anak dan orang tua merupakan salah satu faktor
keberhasilan interaksi dalam keluarga
II. KESIMPULAN KASUS
A. Pemaksaan terhadap anak dapat dilakukan dengan menggunakan cara tindakan
rasional instrumental
B. Cultur lag ( kesenjanagna Budaya) dapat dilakukan dengan cara komunikasi yang
baik. siswa yang suka mencontek dan memberikan bimbingan dan konseling
sehingga menumbuhkan rasa kesadaran pada diri siswa bahwa mencontek adalah
suatu kesalahan dan akan berdampak pada hasil belajar nya pribadi
C. Tawuran Antar Pelajar dengan cara mengadakan kerjasama antar sekolah dalam
kegiatan positof untuk menghindari konflik tawuran,dll.
D. Gosip dapat diatasi dengan adanya komunikasi yang baik sehinga dapat menghindari
gossip negative yang dapat menimbulkan komflik yang lebih besar.
E. Sifat dan Kualiti professional guru, sebagau contoh kasus JIS di Jakarta yang di
selesaikan dengan cara adjudikasi ataupenyelesaian perkara atau sengketa melalui
pengadilan.
2. SARAN
Melihat fenomena tersebut ada beberapa hal yang dapat kami berikan sebagai
saran. Bagi remaja/siswa, anggaplah keluarga khususnya orang tua sebagai sahabat dan
terbukalah dalam segala hal, dan jangan malu untuk meminta saran karena orang tua
adalah sosok yang lebih berpengalaman.
Sedangkan bagi orang tua, berperanlah layaknya seorang teman bagi anak-
anaknya. Berikanlah kesempatan kepada anak untuk berbicara dan mengutarakan apa
24
yang menjadi keinginan serta keluhan-keluhan apa yang dihadapi seorang anak dalam
pergaulannya.
Apabila yang diutarakan anak tersebut positif, maka hendaknya didukung.
Namun, apabila sesuatu tersebut negatif maka arahkanlah dengan cara-cara yang halus
dan tidak terkesan menggurui.
25
DAFTAR PUSTAKA
Source: http://www.amronbadriza.com/2012/10/cara-membuat-anti-copy-paste-di-
blog.html#ixzz2I6kr0OyB
Posted by sai pol at 7:38 PMNo comments:
Email ThisBlogThis!Share to TwitterShare to FacebookShare to PinterestLinks to this
post
Posted by'Haryanto, S.Pd onFebruary 16, 2011 43
Saripudin, Didin. (2010). Interpretasi Sosiologis dalam Pendidikan. Bandung: Karya
Putra Darwati
KTSP STANDAR.2013.SOSIOLOGI. SURAKARTA: ERA PUSTAKA UTAMA