Post on 09-Mar-2018
PROSIDING
SEMINAR NASIONAL KE-III
HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN
SEMARANG, 2 NOVEMBER 2013
VOLUME 4
KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN UNIVERSITAS DIPONEGORO FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN Jl. Prof. Soedarto, SH. Tembalang, Semarang 50275 Tlp/Fax 024-7474698 Web:fpik.undip.ac.id
ii
Perpustakaan Nasional RI : Katalog Dalam Terbitan (KDT)
Seminar Nasional Ke-III : Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan (2013 : Semarang)
Prosiding Seminar Nasional Ke-II Hasil-Hasil Penelitian Perikanan dan Kelautan
Semarang, 10 Juni 2014
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro, 2014
xiii+541 hlm : 21 x 29.7 cm
ISSN 2339-0883
@Hak Cipta dilindungi Undang-undang All rights reserved Editor : Dekan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Prof.Dr.Ir.Muhammad Zainuri, DEA Pembantu Dekan I
Dr. Ir. Suradi W Saputra, MS
Tim Penyusun : Dr. Ir. Haeruddin, M.Si Dr. Ir. Suryanti, M.Si Churun A’in S.Pi, M.Si Ir. Widianingsih, M.Sc Taufik Yulianto, S.Pi, M.Si Desain Sampul : Alfabetian H. Condro,S.Pi,M.Si Layout dan Tata Letak : Robertus Triaji M, S.Kel Diterbitkan oleh : Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan, Universitas Diponegoro Semarang, 2014
Dilarang memperbanyak sebagian atau seluruh isi buku ini tanpa ijin dari Panitia
iii
KATA PENGANTAR
Seminar telah menjadi suatu kebutuhan primer bagi peneliti. Melalui seminar peneliti melaporkan hasil – hasil penelitiannnya, agar diketahui dan dapat bermanfaat untuk masyarakat. Berdasarkan hal tersebut panitia berkeyakinan bahwa pelaksanaan seminar selalu akan mendapat sambutan hangat dari para peserta seminar yang meliputi peneliti, praktisi dan akademisi. Hal ini benar adanya, dengan ditunjukkannya antusiasme calon peserta seminar, yang berasal dari berbagai pelosok tanah air, dari barat maupun timur.
Seminar Nasional Hasil – hasil Penelitian di bidang Perikanan dan Kelautan tahun ini diselenggarakan oleh Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan UNDIP untuk ketiga kalinya dengan tema “Kontribusi Sektor Perikanan dan Kelautan dalam Pembangunan Nasional Berbasis Blue Economy”. Blue Economy adalah suatu pendekatan pembangunan ekonomi yang mencoba menselaraskan kepentingan produksi dan konsumsi dengan pelestarian sumberdaya alam, sebagaimana dipaparkan oleh Prof. Dr. Ir. Tridoyo Kusumastanto sebagai pembicara kunci.
Panitia berharap terbitan Prossiding Seminar Nasional Hasil – hasil Penelitian di bidang Perikanan dan Kelautan Volume 4 ini dapat bermanfaat bagi semua peserta segenap insan perikanan dan kelautan yang ada di tanah air tercinta bahkan segenap bangsa Indonesia. Untuk itu panitia berupaya keras memenuhi permintaan dan masukan berbagai pihak, agar Prosiding ini dapat terbit sesuai harapan. Namun seperti kata pepatah “ Tiada Gading yang Tak Retak”, tetap saja ada kekurangan sana – sini.
Penghargaan tidak terhingga disampaikan pula kepada segenap panitia penyelenggara, pimpinan dan staf FPIK UNDIP, pemakalah dan para peserta atas dukungan dan partisipasinya sehingga seminar ini dapat terselenggara. Semoga Prosiding ini dapat bermanfaat bagi kemajuan ekonomi di Indonesia. Akhir kata, panitia mengucapkan terimakasih kepada pemakalah, peserta dan semua orang yang telah membantu dalam pelaksanaan seminar hingga terbitnya prosiding ini.
Semarang, 10 Juni 2014 Ketua Panitia
Dr. Ir. Haeruddin, M.Si
iv
DAFTAR ISI
PENGELOLAAN DAN PEMANFAATAN SUMBERDAYA PERIKANAN; EKONOMI DAN BISNIS PERIKANAN DAN KELAUTAN; TEKNOLOGI HASIL PERIKANAN
Kode
Judul
Hal
A1 Perikanan Pancing Layang-Layang di Perairan Teluk Banten Diniah, Bagus Jaka Widyaksana, Roza Yusfiandayani.
1 - 5
A2 Analisis Selektivitas Modifikasi Arad (Modified Small Bottom Trawl) Terhadap Hasil Tangkapan Udang Putih (Penaeus merguiensis) di Perairan Pemalang Jawa Tengah M. Puspito Aji Nugroho, Asriyanto, Aristi Dian PF
6 - 13
A3 Analisis Hasil Tangkapan Alat Tangkap Arad (Genuine Small Bottom Trawl) dan Modifikasi Arad (Modified Small Bottom Trawl) di Perairan Tanjungsari Pemalang, Jawa Tengah Lugas Harjiyanto, Aristi Dian PF, Asriyanto
14 - 21
A4 Analisis Selektivitas Modifikasi Payang (Seine Net) Permukaan dengan Window di Bagian Samping Terhadap Hasil Penangkapan Ikan Pelagis di Kabupaten Kendal Choirul Anwar, Asriyanto, Aristi Dian PF
22 - 30
A5 Analisis Pertumbuhan Sektor Perikanan dengan Indiktor PDRB di Kabupaten Maluku Tengah Fildo de Lima, Aziz Nur Bambang, Jusup Suprijanto
31 - 36
A6 Pengelolaan Berkelanjutan Sumberdaya Ikan Pelagis di Perairan Utara Kabupaten Lamongan Tri Djoko Lelono, Gatut Bintoro, Ri”ayatus Sholihah
37 - 46
A7 Analisis Hasil Tangkapan Penggunaan Window Pada Alat Tangkap Payang Ampera Di Kabupaten Kendal Aristi Dian Purnama Fitri, Asriyanto, Herry Boesono, Abdul Kohar Mudzakir, Trisnani Dwi Hapsari, Indradi Setiarto
47 - 56
A8 Analisis Pendapatan, Biaya dan Keuntungan Modifikasi Arad (Modified Small Trawl) di PPI Tanjungsari Pemalang Jawa Tengah Ambar Rahmawati, Abdul Khohar Mudzakir, Aristi Dian Purnama Fitri
57 - 62
v
A9 Analisis Kelayakan Finansial Usaha Perikanan Tangkap
dengan Alat Tangkap Gill Net Millenium di Kabupaten Rembang D. Wijayanto, AN Bambang, Ismail, BA Wibowo, I.Triarso, F. Kurohman, DANN Dewi, dan BB Jayanto
63 - 69
A10 Profil dan Potensi Kearifan Lokal Lubuk Larangan Bagi Pembangunan Sosial Ekonomi Pedesaan Sumatera Barat Abdullah Munzir
70 - 74
A11 Pengaruh Lama Perebusan dan Perendaman Terhadap Mutu Organoleptik Teripang Hitam (Holothuria atra) Hafiludin, Muhammad Zainuri, Mahmudi
75 - 81
A12 Mutu Dan Rendemen Kecap Ikan Dari Viscera Ikan Dengan Penambahan Tripsin Yang Difermentasi Singkat Ratna Ibrahim, Laras Rianingsih, Apri Dwi Anggo
82 - 87
A13 Analisis Pendapatan Usaha Nelayan Jaring Arad Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya Di Wilayah Perairan Pantai Kab. Batang Sulistyowati, Muhammad Zainuri, Aziz Nur Bambang dan Agung Suryanto
88 – 93
A14 Analisis Efisiensi Usaha Perikanan Tangkap Skala Kecil Di Pelabuhan Perikanan Pantai Tawang Kabupaten Kendal Jawa Tengah Yuanita Wahyu Wijayanti, Imam Triarso dan Abdul Rosyid
94 - 105
vi
OSEANOGRAFI DAN MITIGASI BENCANA; KEANEKARAGAMAN HAYATI PERAIRAN DAN KONSERVASINYA
Kode
Judul
Hal
B1 Kandungan Polisiklik Aromatik Hidrokarbon (PAH) Poliklorobifenil (PCB) dan Pestisida Organoklorin (POC) dalam Air Laut di Teluk Jakarta Edward Kewe dan A. Sediadi
106 - 113
B2
Sebaran Jenis Substrat Sedimen Permukaan Di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan Moh.Yusuf Budiharjo dan Aries Dwi Siswanto
114 - 118
B3 Variabilitas Pola Sebaran Suhu dan Salinitas Secara Horizontal di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan, Madura Eko Bayu Prasetyo dan Aries Dwi Siswanto
119 - 123
B4 Studi Karakteristik Arus di Perairan Selat Madura Aries Dwi Siswanto dan Achmad Facrudin Syah
123 - 126
B5 Struktur Komunitas Makrozoobentos di Perairan Pandansari Kecamatan Sayung Kabupaten Demak Zulfiandi, Muhammad Zainuri dan Retno Hartati
127 - 131
B6 Konsentrasi Letal (LC50-96 jam) Logam Berat Kadmium Pada Penaeus monodon. Heny Budi Setyorini, Sutrisno Anggoro, Bambang Yulianto
132 - 138
B7 Biodiversitas Copepoda di Perairan Teluk Piru, Kabupaten Seram Bagian Barat Hanung Agus Mulyadi
139 - 145
B8 Keanekaragaman Dan Status Burung Laut/Pantai Di Taman Nasional Wakatobi: Kombinasi Metode Pengamatan Transek Dan Jelajah Untuk Inventarisasi Burung Laut/Pantai Di Pulau Kecil Achmad Sahri, Hendro Mulyono, dan Sumaraja
146 - 155
vii
B9 Sebaran Setasea Berdasarkan Pengamatan Insidental
Jangka Panjang di Taman Nasional Wakatobi: Apakah informasi yang diperoleh cukup berarti untuk pengelolaan dan konservasi? Achmad Sahri, Hari Santosa dan Purwanto
156 - 164
B10 Kelimpahan Bulu Babi (Sea Urchin) pada subtract yang berbeda di Legon Boyo Karimunjawa Jepara Suryanti dan Churun A’in
165 - 172
B11 Simulasi Pola Sebaran Horizontal Telur Karang Acropora sp. di Perairan Tejakula, Bali Utara dalam Rangka Penentuan Zona Konservasi Aulia Seto Sandhi Sanova, Johanes Hutabarat dan Muslim
173 - 177
B12 Efek Limitasi Nutrisi Nitrogen dan Fosfor Mikroalga Diatom: Skeletonema marinoi Terhadap Aktivitas Fotosintesis Menggunakan Flourometri PAM (Pulse Amplitude Modulated) Ragil Susilowati, Sebastien Lefebvre, Fabien Dufosse
178 - 185
B13 Eksplorasi Distribusi Spasial Undur-Undur Laut Famili Hippidae Di Perairan Indonesia Ali Mashar dan Yusli Wardiatno
186 - 191
B14 Biokonsentrasi Beberapa Spesies Logam (Pb, Cd, Zn, Ni) dalam Jaringan Lunak Kerang Darah (Anadara granosa Linn) Haeruddin
192 - 196
B15 Keberadaan Populasi Ikan di Ekosistem Mangrove dan Estuaria di Daerah Mangunharjo-Semarang dan Morosari-Demak Ken Suwartimah, Muhammad Zainuri dan Rudhi Pribadi
197 - 204
B16 Studi Pengaruh Kesehatan Terumbu Karang Terhadap Kelimpahan dan Biomassa Ikan Ekonomis dan Ikan Herbivora di Taman Nasional Komodo, Kabupaten Manggarai Barat, Nusa Tenggara Timur Mochamad Iqbal Herwata Putra, Teo Andri Saputra, Julian Saputra
205 - 215
viii
B17 Struktur Komunitas Zooplankton di Perairan Segara Anakan Cilacap Hadi Endrawati, Widianingsih, Retno Hartati
216 - 224
B18 Kajian Pola Arus Permukaan Dan Sebaran Konsentrasi Total Suspended Solid (TSS) Di Perairan Selat Madura, Kabupaten Bangkalan, Madura Evi Rina Shofiyanti, Aries Dwi Siswanto
225 - 229
B19 Pemantauan Kandungan Logam Berat dalam Air Laut di Perairan Muntok, Bangka Barat Agus Sediadi, Edward
230 - 240
B20 Hubungan Antara Fluks Karbon Dioksida (CO2) dan Pola Distribusi Salinitas Di Perairan Timur Sumatera Didi Adisaputro, Lilik Maslukah dan Andreas A. Hutahaean, dkk
241 - 248
B21 Produksi CaCO3 Pada Lambung Echinometra mathaei Sebagai Agen Bioerosi pada Rataan Terumbu Karang di Okinawa, Jepang Cristiana Manullang, Makoto Tshuciya, Ambariyanto dan Diah Permata Wijayanti
249 - 254
B22 Analisis Densitas Teripang (Holothurians) Berdasarkan Jenis Tutupan Karang Di Perairan Karimun Jawa, Jawa Tengah Bambang Sulardiono
255 - 263
B23 Pertumbuhan dan Laju Mortalitas Lobster Batu Hijau (Panulirus homarus) di Perairan Cilacap Jawa Tengah Nurul Mukhlish Bakhtiar, Anhar Solichin, Suradi Wijaya Saputra
264 - 273
B24 Hubungan Deposit Nutrien dengan Bakteri Nitrifikasi dalam Rangka Karang pada Berbagai Kedalaman di Pulau Menjangan Kecil Taman Nasional Karimunjawa Churun A’in, Suryanti dan Prijadi Soedarsono
274 - 282
B25 Kualitas Perairan Sungai Bremi Kabupaten Pekalongan Ditinjau Dari Konsentrasi TSS, BOD, COD dan Struktur Komunitas Fitoplankton Kafin Aulia Mayagitha, Haeruddin, Siti Rudiyanti
283 - 287
ix
B26 Pengaruh Laju Sedimentasi Terhadap Komunitas Rumput
Laut Di Pantai Bandengan Jepara Ruswahyuni, Niniek Widyorini, Supriharyono
288 - 293
B27 Evaluasi Dan Optimasi Pemanfaatan Keruangan Habitat Bagi Pengelolaan Sumberdaya Air Rawapening Berkelanjutan Pujiono WP, Prijadi S, Agus H, Haeruddin dan Churun A’in
294 - 301
B28 Analisis Status Ekosistem Sungai Bremi Di Kabupaten Pekalongan Siti Rudiyanti, Haeruddin, Frida Purwanti, Agung Suryanto dan Max R Muskananfola
302 - 311
B29 Kajian Distribusi Tekanan Parsial Karbon Dioksida (pCO2) dan Hubungannya Dengan Parameter Fisik Kimia Perairan Di Estuari Siak, Sumatera Lilik Maslukah, Didi Adisaputro, Andreas A. Hutahaean
312 - 317
B30 Penentuan Lahan Potensial Bagi Pertumbuhan Mangrove Di Pesisir Kabupaten Tegal, Jawa Tengah Rudhi Pribadi
318 – 326
x
BUDIDAYA PERAIRAN
Kode Judul Hal
C1 Pertumbuhan Rumput Laut Gracillaria sp Hasil Kultur Jaringan yang Dipelihara Dengan Berat Awal Berbeda Menggunakan Metode Long Line Di Tambak Rohama Daud, Badraeni dan Andi Muhammad Farid F
327 - 330
C2 Analisis Indikator Utama Faktor Produksi Budidaya Rumput Laut di Kabupaten Seram Bagian Barat Ivonne R.G Kaya, dan Sahala Hutabarat
331 - 334
C3 Deteksi Dini Infeksi Vibrio harveyi Menggunakan Primer Spesifik Haemolysin IAVh Ince Ayu K Kadriah, Koko Kurniawan, dan Nurbaya
335 - 340
C4 Infeksi Bakteri Vibrio harveyii Terhadap Mortalitas Udang Windu (Penaeus monodon Fabr) dengan Metode Perendaman Endang Susianingsih dan Arifuddin Tompo
341 - 347
C5 Infeksi Vibrio harveyi dengan Konsentrasi Berbeda pada Udang Windu (Penaeus monodon) Secara Penyuntikan Nurhidayah dan Arifuddin Tompo
348 - 351
C6 Deteksi Antibodi Anti Vnn Dari Ikan Kerapu Tikus (Cromileptes altivelis) Yang Divaksinasi Dengan Vaksin Dna VNN Dengan Teknik Elisa Wiwien Mukti A dan Sri Murtini
352 - 356
C7 Perkembangan Aeromonas hydrophila pada Berbagai Media Kultur A H Condro Haditomo, Widanarni dan A M Lusiastuti
357 - 364
C8 Pemeliharaan Abalon (Haliotis asinina) Pada Sistem Flow Through Dan Sistem Resirkulasi Disnawati, Johannes Hutabarat dan Bambang Yulianto
365 - 370
xi
C9 The Use of Organic Mineral as Mineral Source For Diet of Juvenile Vannamei Shrimp Penaeus vannamei Asda Laining, Rachmansyah and Muslimin
371 - 376
C10 Peningkatan Produktivitas Tambak Melalui Budidaya Terpadu Ikan Bandeng (Chanos chanos Forks) dengan Ayam Pedaging Rohama Daud
377 - 381
C11 Aplikasi Sari Buah Timun Suri Selama Masa Penurunan Salinitas Media Aklimatisasi Pascalarva Udang Vaname (Litopenaeus Vannamei) Ferdinand Hukama Taqwa, Eka Lidiasari dan Imron Mulyawan
382- 388
C12 Pengembangan Budidaya Udang Vaname, Litopenaeus vannamei dengan Strategi Pengelolaan Pakan yang Efisien Abdul Mansyur, Hidayat Suryanto Suwoyo, dan Suardi Tahe
389- 394
C13 Perbandingan Lemak Hewani dan Lemak Nabati dalam Pakan Terhadap Pertumbuhan, Retensi Lemak dan Kecernaan Lemak Ikan Kerapu Bebek, Cromileptes altivelis Neltje N. Palinggi dan Asda Laining
395 - 400
C14 Murbei (Morus Spp) : Potensi, Nilai Nutrisi Dan Peman-faatannya Untuk Produksi Kepiting Cangkang Lunak (Soft Shell Crab) Di Sulawesi Selatan Herlinah Jompa dan Hidayat Suryanto Suwoyo
401 - 411
C15 Efektifitas Penggunaan Ekstrak Biji Pinang (Arica catechus L.) Terhadap Mortalitas Hama Jembret dan Sintasan Udang Windu di Bak Terkontrol Rohama Daud dan Arifuddin Tompo
412 - 415
C16 Insidensi Bakteri Genus Vibrio Pada Lele Dumbo (Clarias gariepinus) dari Sentral Produksi Provinsi Jawa Tengah Sarjito, Ocky Karna Radjasa, Alfabetian H Condro Haditomo, Slamet Budi Prayitno
416 - 424
xii
BIOTEKNOLOGI PERIKANAN DAN KELAUTAN
Kode Judul Hal
D1 Studi Karakteristik Bakteri Coliform Pada Substrat Sedimen Permukaan di Perairan Selat Madura Eva Ari Wahyuni
425 - 428
D2 Identifikasi Senyawa Metabolit Sekunder Serta Uji Aktivitas Antibakteri dan Antioksidan Ekstrak Metanol Teripang Bohadschia Similis Abdullah Rasyid dan Asep Bayu
429 - 434
D3 Uji Aktivitas Antibakteri Dan Toksisitas Teripang Stichopus ocellatus Asal Perairan Lampung Selatan Abdullah Rasyid
435 - 440
D4 Optimasi Media Regenerasi Rumput Laut Kappaphycus alvarezii Hasil Transformasi Gen Sitrat Sintase Meng-gunakan Agobacterium tumefaciens Secara in vitro Emma Suryati, Andi Tenriulo, Andi Parenrengi
441 - 448
D5 Pemanfaatan Pigmen Yang Dihasilkan Oleh Diatom Biru Haslea ostrearia (Gaillon)-Simonsen Untuk Mengatasi Blooming alga Eko Windarto, Fiddy Semba, Jean-Luc Mouget, Romain Gastineau
449 - 455
D6 Aktivitas Antipatogen dari Bakteri Simbion Karang Terhadap Bakteri yang Berasosiasi Dengan White Plague Pada Karang Masif Porites di Perairan Pulau Panjang, Jepara Jasmine Masyitha Amelia, Agus Sabdono, Diah Permata Wijayanti
456 - 461
D7 Aktivitas Antibakteri dari Bakteri Simbion Karang Terhadap Bakteri yang Berasosiasi Dengan Pink Line Syndrome (PLS) pada Porites sp. Ary Giri Dwi Kartika, Agus Sabdono, Munasik
462 - 466
D8 Aktivitas Antibakteri dari Bakteri Simbion Karang Masif Terhadap Bakteri Penyebab Penyakit Yellow Blocht Disease (YBL) di Perairan Pulau Panjang, Jepara, Jawa Tengah Paiga Hanurin Sawonua, Agus Sabdono, Diah Permata Wijayanti
467 - 475
xiii
D9 Kajian Kualitas Perairan Jepara Terhadap Kelimpahan dan Senyawa Bioaktif Antimikrobia Ekstrak Seaweed Spesies Sargassaceae (Phaeopyceae fucales) M. Zainuddin, Ambariyanto dan Ita Widowati
476 - 483
D10 Skrining Aktivitas Antibakteri Mikroba yang Bersimbiosis Dengan Sponge Reniera sp. Terhadap Bakteri Multi Drug Resistant (MDR) Oktora Susanti, Ocky Karna Radjasa, Agus Trianto
484 - 489
D11 Profil Kontur Pengaruh Kadar Protease, Waktu Fermentasi dan Salinitas Terhadap Aktivitas Antibiotik dari Ekstrak Bakteri Simbion-Spons Rhodobacteraceae bacterium Asep Bayu, Tutik Murniasih, Abdullah Rasyid, Yustian Rovi Alviansah, Febriana Untari
490 - 495
D12 Efek Rumput Laut Euchema cattonii terhadap Kadar Gula Darah, Kualitas dan Kuantitas Spermatozoa Tikus Putih (Rattus norvegicus) Delianis Pringgenies, Leyli Dalima dan Ali Ridho
496 - 503
D13 Skrining Bakteri Endofit Lamun Syringodium isoetifolium Dengan Aktifitas Antimikrofouling dari Perairan Jepara Didha Andini Putri, Ocky Karna Radjasa , Agus Sabdono
504 - 512
D14 Analisis Pigmen R-Fikoeritrin Kultur Mikroalga Porphyridium cruentum Pada Fotoperoid Dan Nutrient Berbeda Robertus Triaji Mahendrajaya, Ocky Karna Radjasa, Ita Widowati, Widianingsih
513 - 518
D15 Pengaruh Bioaktivator Biosca dan EM4 Terhadap Kualitas Pupuk Organik Cair Rumput Laut Eucheuma cottonii Andreas Sigit I.P., W. Farid Ma’ruf, Laras Rianingsih
519 - 524
D16 Potensi Antibakteri pada Sponge dari Perairan Maluku terhadap Bakteri MDR (Multi Drug Resistant) Dian Sari Maisaroh, Agus Trianto dan Ocky Karna Radjasa
525 - 530
D17 Skrining Bakteri Primer Pembentuk Biofilm Pendegradasi
Senyawa Amonium Nitrogen Dari Pertambakan Jepara Ria Azizah N, Bambang Yulianto, Ita Widowati dan Raden Ario
531 - 536
xiv
POSTER
Kode Judul Hal
E1 Kajian Parameter Kualitas Air Pada Tambak Aplikasi Bakterian Vibrio Sp Dan Pemanfaatannya Pada Kondisi Lahan Yang Berbeda Di Kabupaten Bone Sulawesi Selatan Andi Sahrijanna ,Early Septiningsih dan Sahabuddin
537 - 540
E2 Isolasi Hormon Ecdysteroid Dari Ekstrak Daun Murbei,
Morus Spp. Sebagai Molting Stimulan Pada Kepiting Bakau Herlinah Jompa, Andi Tenriulo dan Emma Suryati
541 – 547
E3 Sebaran Jenis Substrat Sedimen Permukaan Di Perairan
Selat Madura, Kabupaten Bangkalan Moh.Yusuf Budiharjo dan Aries Dwi Siswanto
548 – 552
E4 Produksi Larva Ikan Rainbow Kurumoi (Melanotaenia parva)
Dengan Ukuran Induk Berbeda Tutik Kadarini dan Siti Zuhriyyah Musthofa
553 - 558
E5 Optimal Tebar Larva Rainbow Merah (Glossolepis Incisus)
Di Traso Untuk Mendukung Budidaya Semi Intensif Tutik Kadarini
559 - 562
E6 Pemasyarakatan Teknologi Polikultur Udang Windu
(Penaeaus monodon Fabr.), Ikan Bandeng (Chanos chanos forskal) Dan Rumput Laut(Gracillaria Verrucosa) Di Tambak Burhanuddin dan Markus Mangampa
563 - 571
E7 Kualitas Air Media Pemeliharaan Kepiting Soka (Scylla
olivacea) yang Diinjeksi Dengan ekstrak Daun Murbei Early Septiningsih, Herlinah Jompa, Dan Endang Susianingsih
572 - 576
E8 Kajian Dinamika Populasi Bakteri Pada Tambak
Budidaya Udang Vaname Dengan Pola Pergiliran Pakan Markus Mangampa, Early Septiningsih,dan Endang Susianingsih
577 - 580
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
82
MUTU DAN RENDEMEN KECAP IKAN DARI VISCERA IKAN DENGAN PENAMBAHAN TRIPSIN YANG DIFERMENTASI SINGKAT
Ratna Ibrahim, Laras Rianingsih, Apri Dwi Anggo
Program Studi Teknologi Hasil Perikanan Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan
Jl. Prof. H. Soedarto, S.H. Tembalang Semarang,50275 Universitas Diponegoro
Email : ratna_thp@undip.ac.id.
Abstrak Produk ikan asap yang menggunakan ikan Manyung dan ikan Pari di Jawa Tengah tahun 2009 mencapai 13.035 ton per hari yang menghasilkan limbah berupa viscera ikan sebanyak 1300 ton per hari. Limbah tersebut selama ini hanya dimanfaatkan untuk pakan ikan dan belum diproses untuk bahan pangan konsumsi manusia. Di Negara lain viscera ikan bisa diproses untuk makanan konsumsi manusia dengan cara difermentasi. Viscera ikan mengandung protein, lemak, enzim protease dan lipase. Berdasarkan bentuk limbah dari kegiatan pengasapan ikan dan kandungan viscera ikan, maka salah satu cara pengolahan dan pengawetan yang sesuai untuk konsumsi manusia yaitu diproses secara fermentasi menjadi kecap ikan. Namun teknik pengolahan kecap ikan secara tradisional lebih membutuhkan waktu yang lama yaitu 6-12 bulan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mutu dan rendemen kecap ikan dari viscera ikan Manyung (Arius sp.) dengan penambahan enzim tripsin 0, 0,1, 0,2 dan 0,3% (b/b) dengan kadar garam 20% dan lama waktu fermentasi 3 bulan. Penelitian dilakukan secara eksperimental laboratoris dengan rancangan acak lengkap. Data yang diperoleh dianalisis dengan Anova dan perbedaannya diuji dengan uji BNJ. Masing-masing perlakuan diulang tiga kali. Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembuatan kecap ikan tanpa penambahan enzim (kontrol) menghasilkan rendemen sebesar 66,75% dan semakin tinggi kadar enzim yang ditambahkan maka akan semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Nilai rendemen tertinggi pada perlakuan penambahan enzim 0,3% menghasilkan rendemen sebesar 68,44%. Tidak terdapat perbedaan nilai pH pada kontrol dengan perlakukan penambahan enzim. pH perlakuan penambahan enzim 0,3% yaitu 7,62.
Kata Kunci : kecap ikan, viscera ikan, enzim tripsin, mutu, rendemen
Abstract
The Quality And Yield Of Fish Sauce Made From Fish Viscera By Addition Of Trypsin
Fermented In Short Time Smoked fish products using fish Manyung and Pari in Central Java in 2009 reached 13 035 tons per day. From the processing activities, more or less it will produce (9-12%) or 1300 tons of solid waste in the form of abdominal organs (viscera) per day. The waste has been utilized only to feed the fish and unprocessed foodstuffs for human consumption. In Japan viscera of fish could be processed for human food consumption, for example by means of fermented products and mefun shuto. Viscera of fish contains proteins, fats, protease and lipase enzymes. Based on the form of waste from fish smoking activity and content of the viscera of fish, one of processing and preservation suitable for human consumption is processed into fish sauce fermentation. However, fish sauce processing techniques traditionally from trash fish use salt content of 30% or more requires a long time is 6-12 months. This study aims to determine the quality and yield of fish sauce from fish viscera Manyung (Arius sp.) With the addition of the enzyme trypsin 0, 0.1, 0.2 and 0.3% (w / w) with a salt content of 20% and a long period fermentation was 3 months. The study was conducted in an experimental laboratory with a completely randomized design. Data were analyzed by ANOVA and differences were tested with the HSD test. Each treatment was repeated three times. The result show that fish sauce without enzim addition (control) give yield 66,75% and higer addition of enzyme gived higer
A 12
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
83
yield. The highest yield was on 0,3% addition of enzyme and give 70.95 yield. No difference observed in pH and TVBN between the treatment. Keyword: fish sauce, viscera of fish, the enzyme trypsin, quality, yield Pendahuluan Produk ikan asap yg mengunakan ikan Manyung (Arius sp.) dan ikan Pari (Dasyatis sp.) di Jawa Tengah tahun 2009 mencapai 13.035 ton per hari. Dari kegiatan pengolahan tersebut terdapat kurang lebih 1300 ton limbah padat berupa isi rongga perut ikan (viscera) atau (9-12%) dari berat ikan per hari. Limbah dari pengolahan ikan asap ada 2 macam yaitu limbah cair bekas cucian ikan dan limbah padat yang berupa insang dan isi rongga perut ikan (viscera). Limbah padat mengandung zat gizi yang masih dapat dimanfaatkan. Limbah tersebut selama ini hanya dimanfaatkan untuk pakan itik, ikan dan belum diproses untuk bahan pangan konsumsi manusia. Di Jepang isi perut ikan bisa diproses untuk makanan konsumsi manusia dengan cara difermentasi misalnya shuto dan mefun. Viscera ikan mengandung antara lain protein (7-9%), lemak (1-11%), enzim protease dan lipase. Berdasarkan bentuk limbah dari kegiatan pengasapan dan kandungan isi senyawa kimianya maka salah satu cara pengolahan dan pengawetan yang sesuai untuk konsumsi manusia yaitu diproses secara fermentasi menjadi kecap ikan. Kecap ikan adalah cairan berwarna coklat bening hasil hidrolisis dari ikan yang diberi garam. Produk tersebut biasanya digunakan sebagai bumbu penguat rasa atau pengganti garam pada berbagai jenis masakan, karena kecap ikan mengandung asam amino termasuk asam glutamat yang memberi sensasi rasa umami. Umumnya banyak digunakan untuk masakan Cina. Proses pembuatan kecap ikan adalah ikan dicampur dengan garam dengan perbandingan 2:1 atau 3:1 yang kemudian difermentasi pada suhu ruang (30oC-40oC) selama 6-12 bulan atau lebih Selama ini produk tersebut diimpor dari Cina dan Thailand, karena usaha pengolahan kecap ikan di Indonesia masih jarang sebab proses pengolahannya membutuhkan waktu yang lama (Lopetcharat et al., 2001).
Belum banyak data yang bisa diperoleh tentang penelitian mengenai mutu dan rendemen kecap ikan yang menggunakan bahan baku viscera ikan dengan penambahan enzim tripsin dengan lama fermentasi 3 bulan.
Upaya yang dapat dilakukan untuk mempercepat proses fermentasi adalah dengan menurunkan kadar garam dan menambahkan sumber enzim dari luar. Penelitian penambahan enzim untuk percepatan fermentasi kecap ikan sudah dilakukan. Kelemahan dari proses produksi kecap ikan dengan enzim adalah nilai organoleptik produknya yang kurang baik.
Bahan dan Metode Bahan dan alat
Kalium sulfat, Cu sulfat, NaOH, TCA, asam hidroklorit, asam sulfat, magnesium oksida, histamine dihidroklorit, Ringer, PCA dan MRSA dibeli dari Laboratorium Chemix Pratama Yogyakarta.
Persiapan bahan baku
Bahan baku yang digunakan dalam penelitian ini adalah limbah pengasapan ikan dari sentra pengasapan ikan di Bandarharjo dan Krobokan di kota Semarang berupa viscera ikan Manyung (Arius sp.). Viscera tersebut berasal dari ikan Manyung yang berukuran kisaran panjang total (55cm-61cm) dan kisaran berat (1600g-2750g) yang terdiri dari hati, lambung dan usus. Garam (NaCl) berupa garam bata dibeli dari toko sembako. Enzim protease yang digunakan adalah enzim trypsin. Enzim trypsin tersebut dibeli dari laboratorium Chemix Pratama Yogyakarta.
Pembuatan kecap ikan (Modifikasi dari metode Klomklao, S., et.al 2005)
Sampel viscera yang sudah dipotong-potong masing-masing sebanyak 250 gram dicampur dengan garam bata yang sudah dihaluskan dan ditambah enzim tripsin sesuai dengan perlakuan (0% ; 0,1%; 0,2% dan 0,3%) masing-masing dari berat viscera. Campuran dipindahkan ke dalam stoples kaca bertutup putar yang sebelumnya ditutup dulu dengan plastik
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
84
polietilen. Stoples dan campuran difermentasi dalam ruangan laboratorium dengan suhu berkisar 27oC–30oC selama 3 bulan. Setelah proses fermentasi selesai, selanjutnya stoples beserta isinya disterilisasi menggunakan autoclave pada suhu 115oC selama 15 menit. Berikutnya isi stoples disaring melalui 4 tahap. Penyaringan tahap pertama menggunakan saringan berlobang dengan diameter 0,5 cm untuk memisahkan cairan dan ampas kasar, tahap kedua dengan saringan santan, tahap ketiga dengan kain saringan tahu dan tahap keempat dengan kain yang lebih halus. Cairan yang diperoleh kemudian disentrifuse pada kecepatan 5000 rpm selama 15 menit. Pemisahan antara supernatan tersebut merupakan dan padatan yang mengandung lemak dengan kertas saring Whatman no. 1. Supernatan itulah yang disebut dengan kecap ikan. Pengujian sifat kimiawi dilakukan terhadap supernatan dari masing-masing perlakuan.
Analisa TVBN (Conway, 1936)
Prosedur pengujian TVBN adalah sebagai berikut: Vaselin dioleskan pada pinggir cawan Conway. Sampel kecap ikan 5 ml ditambah 15 ml TCA, asam borat sebanyak 1 ml yang sudah ditambahkan indikator screen methyl red, dimasukkan dalam inner cawan Conway. Sampel 1 ml dan larutan K2CO3 sebanyak 1 ml ditambahkan kedalam outer chamber cawan Conway pada sisi yang berbeda. Cawan Conway ditutup dengan penutupnya dan dipasang pada posisi hampir menutup, kemudian 1 ml filtrat ditambahkan kedalam sisi lain dari outer chamber cawan Conway setelah itu cawan Conway ditutup rapat. Cawan Conway tersebut selanjutnya diinkubasi pada inkubator dengan suhu 37◦C selama 2 jam.Sampel dalam cawan Conway dititrasi dengan 1/70 N HCl sampai warna menjadi merah muda.
Analisa pH
Penentuan pH dilakukan dengan pH meter merk schott instrument. Alat pH meter dikalibrasi dengan buffer standar pH 4 dan 7. Sampel sebanyak 5 ml disiapkan, kemudian elektroda dicelupkan ke dalam larutan sampel dan pembacaan nilai pH setelah angkanya stabil.
Perhitungan rendemen (Hasnan, 1991) Perhitungannya adalah sebagai berikut :
Analisa statistik Data dianalisis menggunakan ANOVA dengan program SPSS. Apabila hasilnya berbeda
nyata maka dilanjutkan dengan uji Tukey (Gomez, K. A. dan Gomez, A. A., 1995) Hasil Dan Pembahasan
No Kadar enzim (% b/b) 0 0.1 0.2 0.3
Rendemen (%) 66.75a 67.49a 70.66b 70.95b
TVB (mg N/100 g) 210,105a 224,112a 210,105a 238,119a
pH 7,70a 7,65a 7,64a 7,69a
Perhitungan nilai TVBN (mg N/100 g) = (sampel blanko) x 0,2x100/1x100/5
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
85
Rendemen
Gambar 1. Grafik Hasil Rendemen Kecap Ikan dengan Konsentrasi Enzim yang berbeda.
Rendemen kecap ikan dipengaruhi oleh kadar garam. Makin tinggi konsentrasi garam
yang digunakan maka makin tinggi rendemen kecap ikan yang dihasilkan. Hal ini diduga akibat adanya tekanan osmotik yang dipengaruhi oleh garam. Sehingga menghasilkan jumlah rendemen yang cukup banyak. Menurut Astawan (1988), garam dalam jumlah tinggi akan mempunyai tekanan osmotik yang tinggi, sehingga mampu menarik air dalam tubuh ikan keluar. Air yang keluar dari tubuh ikan sudah barang tentu sarat akan zat gizi seperti protein dan mineral. Fungsi garam dalam proses fermentasi menurut Fardiaz (1976), yang pertama adalah untuk menarik kandungan air dari jaringan daging ikan, yang kedua adalah untuk menyeleksi pertumbuhan mikroba sehingga hanya yang berperan pada proses fermentasi saja yang dapat hidup.
Adanya garam menyebabkan lebih mempercepat proses osmosa, sehingga air lebih mudah terlepas dari jaringan daging ikan. Menurut Muliati (1986), secara tradisional kecap ikan dibuat dengan cara fermentasi dengan penggaraman. Kristal garam akan menarik air dalam tubuh ikan dan membentuk larutan garam. Karena terdapat perbedaan tekanan osmotik di dalam dan diluar tubuh ikan, maka cairan tubuh ikan dan larutan garam akan keluar masuk secara bergantian melalui kulit dan jaringan-jaringan lain yang berfungsi sebagai selaput semipermeabel. Semakin banyak larutan garam terbentuk (dalam batas tertentu), maka protein myofibril akan terurai.
Selain dipengaruhi oleh konsentrasi garam, diduga hasil hidrolisat juga dipengaruhi enzim yang berasal dari jaringan ikan itu sendiri. Menurut Hasnan (1991), selama hidrolisis terjadi pelepasan air dari jaringan daging ikan dengan adanya garam. Air membantu proses hidrolisis ikan, mempercepat proses konversi protein jaringan daging ikan menjadi turunan-turunan utamanya seperti peptida, dan asam amino serta terjadinya pemecahan jaringan lemak menjadi asam-asam lemak. Menurut Astawan (1988), proses pembuatan kecap dibantu oleh aktivitas enzim protease dan lipase yaitu enzim yang memecah protein dan lemak ikan menjadi komponen (asam amino dan asam lemak) yang lebih sederhana sehingga mudah diserap oleh tubuh kita. Penambahan enzim akan menyebabkan hidrolisis semakin tinggi dan menghasilkan senyawa sederhana yang semakin tinggi pula. Senyawa sederhana hasil hidrolisis akan keluar dari jaringan dan bercampur dalam cairan yang terbentuk selama proses fermentasi.
Lopetcharat and Park (2002) melaporkan bahwa meningkatnya ekstraksi cairan osmotik dari sampel kecap ikan dipengaruhi oleh garam. Beddows (1985) melaporkan bahwa ekstraksi maksimum fermentasi kecap ikan yang dibuat dari ikan teri terjadi setelah 125 hari fermentasi ikan utuh selama ekstrasi Budu. Penelitian oleh Hjalmarsoon (2006), (Mallotus villosus) kecap ikan dari ikan yang dilakukan pada musim panas sebesar 59,28% selama 270 hari (9 bulan) sedangkan pada musim dingin sebesar 42,43% selama fermentasi 360 hari (12 bulan).
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
86
Selain garam dan enzim, suhu juga berperan penting pada proses fermentasi sampel yang mempengaruhi hasil ekstraksi. Lopetcharat and Park (2002) melaporkan, bahwa peningkatan suhu fermentasi dari 30 oC sampai 50 oC pada sampel yang sebelumnya sudah digiling akan membantu untuk menghasilkan ekstraksi liquid dalam waktu yang singkat. pH
7.617.627.637.647.657.667.677.687.69
7.77.71
0 0.1 0.2 0.3
pH
Konsentrasi Enzim (%)
a
aa
a
Gambar 2. Grafik Nilai pH Kecap Ikan dengan Konsentrasi Enzim yang Berbeda-beda Derajat keasaman biasanya menurun seiring dengan bertambahnya waktu fermentasi.
Data penelitian menunjukkan hasil bahwa pH sampel berkisar pada 7,69 – 7,62. Nilai pH tersebut belum memenuhi persyaratan kecap ikan menurut standar Codex (2011) yaitu 5-6,5. Hal ini mungkin dikarenakan waktu fermentasi yang relatif singkat yaitu 3 bulan. Tingginya nilai pH produk diduga disebabkan oleh senyawa basa nitrogen yang terbentuk sehingga menaikkan nilai pH.
Waktu fermentasi yang digunakan pada peneltian ini adalah 3 bulan sehingga masih menunjukkan nilai pH yang cenderung tinggi. Dissaraphong (2005) menyatakan bahwa selama fermentasi kecap ikan, pH perlahan-lahan akan turun selama bulan pertama fermentasi kemudian akan naik. pH tertinggi diperoleh pada bulan keempat, kemudian akan kembali menurun selama fermentasi. TVB (Total Volatil Base)
190
200
210
220
230
240
250
0 0.1 0.2 0.3
TVB
(mg
N/1
00 g
)
Konsentrasi Enzim (%)
a
a
a
a
Gambar 3. Grafik Nilai TVB Kecap Ikan dengan Konsentrasi Enzim yang berbeda-beda.
Kadar TVB sampel penelitian ini berkisar 210,105–238,119 dan tidak menunjukkan
perbedaan yang nyata dengan bertambahnya kadar enzim. Pembentukan TVB dan TMA biasanya diasosiasikan dengan tumbuhnya bakteri pembusuk spesifik seperti Shewanella putrefacienx, Photobacterium phosphoreum dan Vibrioaceae (Gram dan Huss, 1996). Kenaikan
PSP, Sosek dan Teknologi Hasil Perikanan
SEMINAR NASIONAL KE-III : HASIL-HASIL PENELITIAN PERIKANAN DAN KELAUTAN FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN UNIVERSITAS DIPONEGORO
87
TVB dan TMA sejalan dengan naiknya pH. TMA terjadi karena dekomposisi TMAO oleh bakteri pembusuk dan raksi enzimatis (Hebard et al.,1982). Hasil penelitian Dissaraphong et al., (2006) menunjukkan bahwa pembusukan disebabkan oleh bakteri yang biasanya terjadi pada suhu tinggi selama bertambahnya waktu penyimpanan. Kadar TVB yang diperbolehkan untuk kan segar adalah dibawah mg/100 g sedangkan untuk produk yang diolah menggunakan garam batas maksimum menurut Connel (1975) adalah `200 mg/100 g. Kesimpulan
Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa pembuatan kecap ikan tanpa penambahan enzim (kontrol) menghasilkan rendemen sebesar 66,75% dan semakin tinggi kadar enzim yang ditambahkan maka akan semakin tinggi rendemen yang diperoleh. Nilai rendemen tertinggi pada perlakuan penambahan enzim 0,3% menghasilkan rendemen sebesar 70.95. Tidak terdapat perbedaan nilai pH pada kontrol dengan perlakukan penambahan enzim.
Ucapan terimakasih
Penulis menyampaikan terimakasih kepada Direktur Penelitian dan Pengabdian
Kepada Masyarakat, Direktorat Jendral Pendidikan Tinggi (Ditlitabmas Ditjen Dikti) Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan yang telah membiayai penelitian ini melalui dana DIPA Tahun Anggaran 2013 No. 023.04.2.189815/2013 tanggal 05 Desember 2012. Ucapan terimakasih juga kami sampaikan kepada Ketua Lembaga Penelitian dan Pengabdian Masyarakat UNDIP yang telah merealisasikan dana penelitian. Kami juga menyampaikan terimakasih kepada tiga orang mahasiswa PS THP yang penelitian skripsinya dibiayai dengan dana penelitian ini, serta semua pihak yang telah membantu hingga selesainya penelitian, penyusunan laporan dan publikasi artikal ilmiahnya. Daftar Pustaka AOAC, 2000. Official Method of Analysis, 16th ed. Association of Official Analytical Chemists,
Washington, DC, USA. Astawan, M.W. dan Astawan, M. 1988. Teknologi Pengolahan Pangan Hewani Tepat Guna.
Akademika Pressindo. Jakarta. Connell JJ (1975) Control of quality. Fishing news, Surrey, 177p. Conway, E.J., Byrne, A., 1936. An absorption apparatus for the micro-determination of certain
volatile substances I. The micro-determination of ammonia. J.Biochem. 27, 419-429. Dissaraphong, S., Benjakul, S., Visessanguan, W., Kishimura, H. 2005. The influence of storage
conditions of tuna viscera before fermentation on the chemical, physical and microbiological changes in fish sauce during fermentation. J. Bioresource Technology. 97, 2032-2040.
Fardiaz, S. 1989. Fisiologi Fermentasi. Pusat Antar Uiversitas. Institut Pertanian Bogor. 186. Gomez, K. W dan G, Arturo A. 1995. Prosedur Statistik untuk Penelitian Pertaniah. Edisi kedua.
UI Press. Jakarta. 698 hal. Gram, L., Huss, H.H., 1996. Microbial spoilage of fish and fish products. Inter. J. Food
Microbiol. 33, 121-137. Hebard, C.E., Flick, G.J., Martin, R.E., 1982. Occurrence and significance of trimethulamine
oxide and its derivatives in fish and shelfish. In: Martin, R.E., Flick, G.J., Hebard, C.E., Ward, D.R. (Eds.), Chemistry and Biochemistry of Marine Food Products. AVI Publishing, Westport, CT, pp 149-304.
Klomklao, S., Benjakul, S., Visessanguan, W., Kishimura, H., Simpson, B. K. 2005. Effects of the addition of spleen of skipjack tuna (Katsuwonus pelamis) on the liquefaction and characteristics of fish sauce made from sardine (Sardinella gibbosa). J. Food Chemistry. 98, 440-452.
Lopetcharat, K., Choi, Y. J., Park, J.W., and Daeschel, M. A. (2001). Fish sauce products and manufacturing: a review. Food Reviews International, 17, 65-68.
Lopetcharat, K., Choi, Y. J., Park, J.W., and Daeschel, M. A. (2001). Fish sauce products and manufacturing: a review. Food Reviews International, 17, 65-68.
Lopetcharat, K., Park, J.W. 2002. Characteristic of fish sauce made from Pacific whiting and s urimi by products during fermentation stage. J. Sood Sci. 67, 511-516.