Prosiding Seminar Nasional 2007

1042
ISBN : 978-979-25-0712-6 PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA “ Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global” Yogyakarta, 24 November 2007 Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY dengan Himpunan Matematika Indonesia (Indo-MS) Wilayah Jateng & DIY Jurusan Pendidikan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Yogyakarta 2007

Transcript of Prosiding Seminar Nasional 2007

  • ISBN : 978-979-25-0712-6

    PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA

    TrendPenelitianMatematikadanPendidikanMatematikadiEraGlobalYogyakarta, 24 November 2007

    Penyelenggara : Jurusan Pendidikan Matematika FMIPA UNY dengan Himpunan Matematika Indonesia (Indo-MS) Wilayah Jateng & DIY

    JurusanPendidikanMatematikaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeriYogyakarta2007

  • PROSIDING SEMINAR NASIONAL MATEMATIKA DAN PENDIDIKAN MATEMATIKA 24 November 2007 FMIPA Universitas Negeri Yogyakarta

    Artikelartikeldalamprosidinginitelahdipresentasikandalam

    SeminarNasionalMatematikadanPendidikanMatematika

    padatanggal24November2007

    diJurusanPendidikanMatematika

    FakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlam

    UniversitasNegeriYogyakarta Tim Penyunting Artikel Seminar :

    1. Dr. Hartono 2. Dr. Djaelani 3. Dr. Rusgianto HS 4. Sahid, M.Sc.

    JurusanPendidikanMatematikaFakultasMatematikadanIlmuPengetahuanAlamUniversitasNegeriYogyakarta2007

  • SAMBUTANKETUAPANITIA

    Selamat datang di Seminar Nasional Matematika dan Pendidikan

    Matematika yang diselenggarakan oleh Jurusan Pendidikan Matematika

    FMIPA UNY yang bekerja sama dengan Himpunan Matematika Indonesia

    (INDOMS)wilayahJatengDIY.

    Seminar dengan tema Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan

    MatematikadiEraGlobalbertujuanuntuksalingmempertemukanparapeneliti,

    praktisi,danpemerhatibidang matematikadanpendidikanmatematika,agar

    dapatsalingbertukarpendapatdaninformasi,sertabersinergiuntukkemajuan

    danpengembanganmatematikadanpendidikanmatematika.

    Bookletiniberisisatumakalahutama,susunanacara,kumpulanabstrak,

    dan jadwal sidangkelompokparalel,denganharapandapatmembantupara

    peserta seminar dalammengikuti kegiatan seminar ini. Secara umum, dapat

    kami laporkanbahwaselainmakalahutama,adakurang lebih70 judulkarya

    ilmiah dan hasil penelitian yang akan dipresentasikan dalam seminar ini.

    Makalahmakalahinidikelompokkanmenjadi4,yaituPendidikanMatematika,

    Statistika,MatematikaMurni,MatematikaTerapandanKomputer.

    Dalamkesempatanyangbaik ini,kamisampaikanbanyakterimakasih

    kepada Prof. Suryo Guritno, Ph.D yang telah berkenanmenjadi pemakalah

    utama.Terimakasih jugakamihaturkankepada seluruhpeserta seminar ini

    atas partisipasinya dan kepada semua pihak yang telah membantu

    terselenggaranyaseminarini.Selajutnya,kamipanitiamohonmaafapabilaada

    kekurangankekurangandalampenyelenggaraanseminarini.

    Akhirkata,kamiucapkanselamatberseminar.

    Yogyakarta,22November2007

    KetuaPanitia,

    AtminiDhoruri,M.S

  • DaftarIsi

    TimPenyuntingArtikel

    SambutanKetuaPanitia

    DaftarIsi

    MakalahUtama

    Statistika(IlmuStatistik)UntukPenelitian(SuryoGuritno,GuruBesar

    StatistikaFMIPAUGM)

    MakalahPendidikanMatematika

    Kode Judul Hal

    PM1 UpayaMeningkatkanKemampuanMahasiswaDalamMemecahkanMasalahDenganMengimplementasikanMetodeProblemPosingDalam SettingPembelajaranKolaboratif(AliMahmudi,HimmawatiPujiLestari)

    1

    PM2 Alternatif Media Pembelajaran GeometriRuangDiPerguruanTinggi(A.Prabowo)

    21

    PM3 Upaya Meningkatkan Pemahaman MatematikaMelaluiModel Belajar Kooperatif Tipe Student TeamAchievement Division (Stad), Jigsaw Dan Team GameTournamen(Tgt) Pada Siswa Sekolah MenengahPertama(AsepIkinSugandi)

    39

    PM4 Studi Tentang Strategi Guru Dalam PembelajaranMatematika Menyikapi Pergeseran ParadigmaPendidikan Teacher Centered Ke Student Centered(EndangListyani,DhorivaUW)

    49

    PM5 ModelKlinikMatematikaSMP(Hasratuddin) 65

    PM6 PersepsiSiswaSMA/MA Jurusan IPSTerhadapMataPelajaranMatematika (StudiKasus : SiswaKelasXIISMA/MA Di Kabupaten Sleman Yogyakarta) (MugiSusetyani)

    77

    PM7 PembelajaranKalkulusIYangIntegratifInterkonektifDiFakultasSaintekUinSunanKalijagaYogyakarta(Pengembangan Pembelajaran Dan Bahan Ajar)(KhurulWardati)

    93

    PM8 MathematicalThinkingAcrossMultilateralCulture (ByMarsigit)

    115

  • PM9 KeefektifanPembelajaranKooperatifTipeStadUntukPokokBahasanPersamaanGarisLurusDiKelasVIIISMP(Mujiasih)

    139

    PM10 Pembelajaran Dengan Pendekatan MetakognitifDalamUpayaMeningkatkanKemampuanPemecahanMasalah(NilaKesumawati)

    153

    PM11 Penerapan Model Pembelajaran Problem SolvingDengan Memanfaatkan Alat Peraga UntukMeningkatkanHasil BelajarGeometriDi Klas VII BSMPN2DemakTahun2006/07(Rasiman)

    165

    PM12 PembelajaranDenganPendekatanKontekstualUntukMeningkatkanKemampuanKoneksiMatematikSiswaSMK(RudyKurniawan)

    177

    PM13 Menentukan FPB dan KPK Menggunakan TabelPembagian Bertingkat (Pengajaran MatematikaSekolahDasardanMenengah)(Suprapto)

    195

    PM14 Model Pembelajaran Sentra Untuk Anak Usia PraSekolah Di KBTKIT Salman Al Farisi 2 Yogyakarta(AniDwiLestari)

    203

    PM15 UpayaUpaya Mengembangkan KecerdasanLogical/Mathematical Pada Pembelajaran TerpaduModel Webbed Berbasis Kecerdasan Jamak Di TKITSalman Al Farisi Ii Yogyakarta (Studi Eksplorasi)(Caturiyati,KanaHidayati,HimmawatiPL)

    213

    PM16 Implementasi Model Pembelajaran Kooperatif TipeTeamsGamesTournaments (TGT)GunaMeningkatkanKemandirian Belajar Mahasiswa Pada PerkuliahanStatistikaNonParametrikMahasiswaProgram StudiPendidikan Matematika FMIPA UNY (Elly Arliani,MathildaSusanti,KanaHidayati)

    243

    PM17 Pengembangan Kemampuan Berpikir Kritis DanKreatif Siswa SMP Dalam Matematika MelaluiPendekatan Advokasi Dengan Penyajian MasalahOpenEnded(Ibrahim)

    271

    PM18 ImplementasiPembelajaranMatematikaBerwawasanLingkungan dengan Pendekatan Kooperatif SebagaiUpaya Mengembangkan Sikap Ramah Lingkungandan Meningkatkan Hasil Belajar Siswa di SMAMuhammadiyah 1 Yogyakarta (Kana Hidayati, EllyArliani,HeriRetnawati)

    295

  • PM19 UpayaPeningkatanKualitasPembelajaranKomputasiStatistikMelaluiPerkuliahanOnlinePadaMahasiswaProgram Studi Matematika FMIPA UNY (KanaHidayati,Caturiyati,HimmawatiPujiLestari)

    313

    PM20 Penggunaan Proses Metakognitif Dalam BelajarMatematika(Risnanosanti)

    335

    PM21 Penerapan Pembelajaran Berbasis Masalah PadaPerkuliahanProsesStokastik (The ImplementationOfProblem Based Learning) On Stochastic ProcessesCourse(MathildaSusanti,DhorivaUrwatulWutsqo)

    349

    PM22 Pembelajaran OpenEnded Untuk MeningkatkanKemampuanBerpikirKreatif(SriHastutiNoer)

    365

    PM23 Peningkatan Keaktifan Dalam KBM Dan Prestasi Belajar Siswa Oleh Guru Melalui Teknis Pembelajaran Dua Tinggal Dua Tamu ( Two Stay Two Stray ) Di SMP Negeri 2 Pringkuku, Pacitan (SUGENGSURYANTO)

    387

    PM24 MasalahMasalah Dalam Penerapan PendekatanPembelajaran Dengan Menggunakan KelompokKooperatif(SyarifahFadillah)

    461

    PM25 Pemahaman Faktor Persekutuan Terbesar (FPB) danKelipatan Persekutuan Terkecil (KPK) SiswaKelas 6SekolahDasardi JakartaPusat :StudiKasusdiSDNKramat 07 Petang Jakarta Pusat ( HalolonganSimanjuntak)

    475

    PM26 Pembelajaran Matematika Sekolah YangMemberdayakan Siswa Dalam KehidupanBermasyarakat(Sugiman)

    485

    PM27 Penggunaan Sociomathematical NormsDalamPembelajaranMatematika(Kadir)

    497

    MakalahMatematika

    Kode Judul Hal

    M1 Regresi Kuadrat Terkecil Parsial : Suatu ModelKalibrasiMultirespon(AjiHamimWigena)

    509

    M2 PenangananDataHilangPadaDataDeretWaktu(AjiHamimWigena)

    515

    M3 Ammi Pada Data Cacahan: Model Log-Bilinear (AlfianFutuhulHadi)

    521

    M4 Analisa Kestabilan Sistem Switch Linear (AriSuparwanto,Salmah)

    541

    M5 Van Hiele Dan Geometri ( Apa,Mengapa dan 545

  • Bagaimana)(EponNuraeni)M6 MetodePendeteksianMultiKomponen(Erfiani) 557

    M7 BeberapaMetodePemodelanPadaDataDeretWaktuYangMengandungPencilan(Erfiani)

    563

    M8 PenerapanKestabilanTitikEquilibriumSistemReaksiDifusi Pada Masalah Epidemik Model Sir(HimmawatiPujiLestari,Caturiyati,KanaHidayati)

    569

    M9 ModelResponMultinomialSalingBerkorelasidenganGeneralizedExtremeValue(GEV)(JakaNugraha)

    583

    M10 Identifikasi Parameter dalam Model MultinomialProbit(JakaNugraha)

    601

    M11 PendugaanResikoRelatifPadaPendugaanAreaKecil(Kismiantini)

    615

    M12 Mengembangkan Digital Library Skripsi GunaMengoptimalkan Sumber Daya Skripsi DigitalSebagai Sistem Pendukung Riset Dan ProsesPembelajaran (Maman Fathurrohman, Novaliyosi,NurulAnriani)

    623

    M13 Analisis Survival DanMean Residual Life Penduduk(Novaliyosi,NurulAnriani)

    657

    M14 SimulasiMonte Carlo Dengan Menggunakan SplusUntuk Membangun Interval Konfidensi MeanDistribusi Log Normal (Andi Permana Putera,RohmatulFajriyah,EphaDianaSupandi)

    667

    M15 Lattice Ideal Dan Annihilator Aljabar BCI (YeniSusanti)

    677

    M16 Estimasi Model Regresi Lognormal Pada SampelTersensor Tipe I Dengan Menggunakan MetodeMaximum Likelihood (Arie Ayu Prasasti, TohaSaifudin,Suliyanto)

    687

    M17 Peranan Analisis Correspondence Untuk StrukturEkonomi Di Jawa Timur (Asma Johan, Hery TriSutanto)

    697

    M18 Perbandingan Model Neural Network dan RegresiLogistikpadaKasusMasa StudiMahasiswa JurusanPendidikan Matematika FMIPA UNY ( DhorivaUrwatulWutsqa,SriRezeki)

    715

    M19 GrupTopologis(DiahJuniaEksiPalupi) 731

    M20 Program Nonlinear Fuzzy Probabilistik InteraktifuntukModelInventory(DwiErtiningsih)

    737

  • M21 EstimasiParameterModelRegresiLogGammaPadaSampel Lengkap Dengan Metode MaksimumLikelihood (Erna Purwatiningsih, Toha Saifudin,Suliyanto)

    757

    M22 Aplikasi Estimator Cubic Spline dalam RegresiNonparametrik Multiprediktor dengan ErrorLognormalpadaDataPasienMyeloma (KankerTulang)(FajarAuliaRakhman,NurChamidah,TohaSaifudin)

    767

    M23 HasilKaliTensorpadaNgrupdanNearring (IndahEmiliaWijayanti)

    773

    M24 MetodeBayesianInformationCriterionUntukModelRegresiPolinomial(HeryTriSutanto)

    783

    M25 Penyelesaian Masalah Nilai Eigen MatriksNonsimetris Dengan Metode SupertriangularizationDilanjutkanDenganMetodeQrMenggunakanMatlab(Maharani)

    795

    M26 Kompresi Citra Berwarna Dengan MenggunakanJaringanSyarafTiruanSelfOrganizingMAPKohonan(Marji)

    815

    M27 DeretEllipsDanLintasElektron(Midjan) 827

    M28 PrinsipInklusiEksklusiLanjut(Midjan) 833

    M29 PenyelesaianAlternatif Persamaan DiffrentialEksak(Midjan)

    849

    M30 EstimasiModel Regresi Cox Dengan Hazard DasarNonparametrik Pada Data Tersensor Tipe I (NovitaAnadia,TohaSaifudin,Suliyanto)

    859

    M31 Estimasi Model Regresi Nonparametrik DenganError Lognormal Berdasarkan Estimator KernelMenggunakanOSSR(NurChamidah,TohaSaifudin,IMadeTirta,BudiLestari)

    871

    M32 Keterkendalian Sistem Linear Atas Ring KomutatifMelalui Pendekatan Model Polinomial (PrimastutiIndahSuryani,SriWahyuni)

    881

    M33 Pengaruh Misspesifikasi Desain Survey PadaPendugaanAreaKecilDenganPendekatanGeneralizedRegression(AnangKurnia,BagusSartono,danRahayuWulandari)

    901

    M34 Aplikasi Estimator Penalized Spline Dalam RegresiNonparametrik Multiprediktor dengan Error

    919

  • Lognormal pada Data Balita di RSU Haji Surabaya(ShofiyatulHidayah,NurChamidah,TohaSaifudin)

    M35 On The Mcshane Integral For RieszSpacesValuedFunctions Defined On Real Line ( Yosephus D.Sumanto,Muslimansori)

    927

    M36 ModelHazard Proporsional Semiparametrik denganHazard Dasar Parametrik (Toha Saifudin danSuliyanto)

    937

    M37 Penggunaan Kuosien Rayleigh Dalam MetodePangkat Guna Mempercepat Perhitungan Pagerank(MZainalArifindanDanielOranova)

    947

    M38 Pendekatan Multidimensional Scaling DalamMengevaluasi Keeratan Hubungan Antar Item Test(DianHandayani,AnangKurnia)

    959

    M39 Diskretisasi Data Kredit Konsumtif MenggunakanMetode EntropyBased Discretization dan Chisquare(BagusSartono,AjiH.Wigena,BayuAlfiansyah)

    967

    M40 Pelabelan Total Super (A,D) Sisi Anti Ajaib Dan(A,D)SisiAntiAjaibDariNp3(DasaIsmaimuza)

    975

    M41 Kriteria Pemilihan Variabel Dengan Msep Dalam Regresi Linear Multiple (Muhamad Sabirin)

    981

    M42 Pembentukan cluster dalam Knowledge Discovery inDatabasedenganAlgoritmaKMeans(SriAndayani)

    991

    M43 Blog sebagai Media Aktualisasi Daya Matematika(BambangSumarnoHM)

    1001

  • Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007

    Statistika(IlmuStatistik)UntukPenelitian

    Oleh:SuryoGuritno

    GuruBesarStatistikaFMIPAUGM

    1.Pendahuluan

    DalamMilenium3padaabadke21, tantanganwaktumendatangyang

    semakinmendekatdantidakakanmungkindihindari,mautidakmauataupun

    tidakdisukai,ditandaidengan erapasarbebasyang telahdimulaipada saat

    diberlakukannya kesepakatan perdagangan bebasAFTA di kawasan negara

    negara ASEAN pada tahun 2003, kemudian dilanjutkan dengan

    diberlakukannyaditingkatnegaranegaraanggotaAPECpadatahun2010,dan

    akandiberlakukannyadi tingkatduniadalam skemaWTOpada tahun 2020.

    Oleh karena saat tersebut pasti akan datang, yang penting untuk untuk

    diperhatikanadalahmemusatkanperhatian terhadapsemuaaspekkehidupan

    yangtelahkitaalamisampaidengansaatini,untukmenentukanpengambilan

    keputusan tentang langkahlangkah yang akan dipersiapkan bagi hari esok

    ataupun saat mendatang yang akan semakin penuh dengan tantangan,

    kompleksitas,danketidakpastian.

    Walaupun tekanan era pasar bebas tersebut adalah dalam bidang ekonomi,

    kiranyadapatdipastikanakanberdampakpulapadabidangbidangilmulain,

    sehinggauntukmenghadapidenganbaikdan cermathalhalyang baru saja

    disampaikan, perlu dilakukan penelitianpenelitian yang pada dasarnya

    terlepasdaribidangilmuyangditekunitetapimungkinsekalisalingterkait.

    Penelitianpenelitian yang dilakukan di bidang ilmu manapun pada

    umumnya mempunyai tujuan sama,yaitumenjawabpertanyaanpertanyaan

  • Suryo Guritno

    yangmunculdarimasalahyangmenarikperhatianpenelitinya.Terlepasdari

    macammacampenelitianyangdapatdilakukan,besarnyaruanglingkupyang

    diteliti selalu terbatas tetapi jawaban yang diinginkan dapat salah satu

    diantara dua alternatif berikut, yaitu : hanya berlakuuntuk ruang lingkup

    yangditeliti tersebut sajaataudapatpulaberlakuuntuk ruang lingkupyang

    lebih luas (dari jawabanyangdiperoleh). Jikahal yangmendapatperhatian

    adalah alternatif kedua, seperti yang dapat dibaca antara lain dalamHicks

    (1982),Hucketal(1974)danKerlinger(1973),makapermasalahanyangakan

    dihadapi adalah bahwa kebenaran hasil yang akan diperoleh tidak dapat

    dijaminmutlak,yaitutidakdapat100% benar.Dengandemikianmasalahini

    perlumendapatperhatiankhusus.

    Bagian 3 dari makalah ini akan membicarakan bagaimana cara

    melakukanperhatiankhusus tersebut,yaitudenganmemanfaatkanStatistika.

    Dalam ruang lingkup Statistika atau Ilmu Statistik, jawabanyangdiinginkan

    adalah jawaban untuk ruang lingkupyang lebih luas (populasi), tetapi

    semuaobyekpenelitianyangditelitiadalah suatu sampel representatifyang

    diambil atau difikirkan dapat diambil dari populasi yangmenarik perhatian

    penelitinya.

    Untuk menjawab pertanyaanpertanyaan yang menarik perhatian

    tersebut, seperti yang terdapat dalam referensi statistika pada umumnya,

    antaralainDaniel(1999),Hinkleetal(1979),Moore(1992),Ott(1984)digunakan

    data,yangakandibicarakandalambagian2,kemudiandatatersebutdianalisis

    dengansalahsatuataubeberapametodestatistikayangakandibicarakan

    dalambagian5.

    Pembahasandalammakalah iniditekankanpadaalternatifkeduayang

    disebutkan di atas, sehingga peranan statistika atau ilmu statistik sebagai

    metodeanalisisdatadalampenelitiandapatditunjukkan.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Makalah Utama : Statistika (Ilmu Statistik) Untuk Penelitian

    2.Data,VariabeldanKonstan

    Menurut Nasoetion (1997) data adalah kumpulan hasil pengamatan,

    perhitunganataupengukuran terhadapobyekobyekyangmenjadiperhatian

    (yang dalam hal ini adalah obyek penelitian).Dengan demikian data dapat

    merupakandatapopulasiataudatasampel,walaupundalammetodestatistika

    yangdimaksuddengandata (=data statistik= statistik)biasanyaadalahdata

    sampel. Data dapat dibedakan paling tidak menurut hasilnya yaitu data

    kualitatifataudatakuantitatif,ataumenurutskalanyayaitunominal,ordinal,

    intervalataurasio.

    Apa yangdiamati,dihitung ataudiukurdisebut variabel jikadatanya

    berbedabeda, dan disebut konstan jika datanya tidak berbedabeda dari

    obyek ke obyek. Sebagai contoh : jika sekelompok pasien kelas tiga suatu

    rumah sakitdiamati,maka jeniskelamin, tinggibadan,beratbadan, tekanan

    darah, dan golongan darah adalah variabelvariabel, sedangkan kelas tiga

    adalahkonstan.Kadangkadangkonstandapatjugadianggapsebagaivariabel

    dengan data tidak berbedabeda dari obyek ke obyek. Variabel dapat

    dibedakan antara lainmenurut hasilnya yaitu variabel diskrit atau variabel

    kontinu, ataumenurutperanannya apabila terdapat lebihdari satu variabel

    danyangsatuataubeberapamenentukanyanglain,yaituvariabelbebasatau

    variabeltakbebas.

    Jika yang menarik perhatian dalam suatu penelitian adalah tentang

    suatu populasi, maka dari populasi tersebut akan ditentukan suatu atau

    beberapa variabel yang menarik perhatian si peniliti. Sebenarnya apabila

    distribusi atau sebarandari hargaharga variabel (yangdalam hal ini adalah

    data populasi) tersebut diketahui, maka jawaban untuk pertanyaan yang

    manapun dalam penelitian tersebut akan dijawab. Dalam keadaan yang

    demikian penelitian terhadap populasi dimungkinkan sehingga penggunaan

    statistika tidak terlalu diperlukan. Sayangnya karena berbagai alasan

    Matematika

  • Suryo Guritno

    efisiensi sepertiwaktu, tenaga dan beaya, atau karenamemang populasinya

    tidak mungkin diteliti, maka hal tersebut tidak akan dilakukan. Akibatnya

    perludifikirkancarauntukmenjawabpertanyaanpertanyaantentangpopulasi

    tanpaharusmenelitipopulasinya.Salahsatucarayangdapatdilakukanadalah

    menggunakan data sampel yang berarti penggunaan statistika diperlukan

    apabilahasilyangdiperoleh ingindapatdipertangungjawabkandenganbaik

    atau secara objektif dan optimal. Berikut ini akan diberikan tiga contoh

    permasalahan untuk menunjukkan bahwa untuk menjawab penelitian

    terhadappopulasipenelitianmenggunakan suatu sampel representatifuntuk

    populasinyamerupakanpilihanyangkiranyatidakdapatditawar:1)penelitian

    terhadappopulasimungkindilakukan tetapi tidakdilakukankarenamasalah

    waktu tenaga dan beaya, misalnya untuk mendapatkan informasi tentang

    prestasi sekelompok mahasiswa yang cukup banyak dalam waktu yang

    terbatas; 2) penelitian terhadap populasimungkin dilakukan tetapi tidak

    akan pernah dilakukan, misalnya evaluasi baik tidaknya kualitas hasil

    produksisuatupabrikmakanankaleng; dan3)penelitian terhadap

    populasi tidak akan pernah dapat dilakukan,misalnya untukmendapatkan

    gambarantentangcurahhujansepanjangmasa.

    Jadi tidaklah terlampauberlebihanuntukmengatakanbahwastatistika

    adalah satusatunya cara yang sebaiknyadigunakan kalaudiinginkanuntuk

    menjawabpopulasitanpaharusmenelitipopulasinya(kecualiadacaralain).

    Selanjutnyaapabiladatasampelyangdigunakanuntukmenyimpulkan

    populasi, beberapa hal yang perlu diperhatikan adalah: bagaimana cara

    mendapatkandata sampel (daripopulasinya)yang representatifuntuk (data)

    populasinya; bahwadata sampel yangdigunakan adalah salah satudiantara

    sekian banyak sampel yang mungkin diambil dari populasinya; beberapa

    ukuransampelyangharusdipilihagarsupayajawabanyangdiinginkandapat

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Makalah Utama : Statistika (Ilmu Statistik) Untuk Penelitian

    diandalkan dan beayanya seminimum mungkin; dan berapa banyaknya

    variabelyangharusmenjadiperhatian.

    Semua hal di atas perlumendapat perhatian dan sangat bergantung

    kepadapemikiranyangterkaitdalampenelitianatautujuanpenelitianmasing

    masing,danbukansematamatapemikiranstatistika.

    3.Statistika

    MenurutNasoetion(1997)statistikaadalahilmupengambilankeputusan

    berdasarkan informasi yang dikumpulkan secara tidak lengkap. Jadi jelaslah

    disinibahwa sebenarnya statistikaadalah ilmu tentang (data) sampel.Dalam

    statistika dipelajari metodemetode statistika yang tepat untuk mengambil

    keputusanagarsupayakesimpulan yangdicapaiuntukpopulasiberdasarkan

    (data)sampeldapatdipertanggungjawabkansecaraobyektif.

    Landasanpemikiranstatistikasebenarnyaadalahsebagaiberikut:

    Apabiladistribusivariabel(yangmenarikperhatianpenelitiatau

    yang ditentukan oleh populasi) dapat ditentukan berdasarkan

    (data) sampel, maka semua pertanyaanpertanyaan yang ada

    kaitannya dengan variabel tersebut akan terjawab, sehingga

    berartipertanyaanpertanyaantentangpopulasinyaterjawab.

    Ini berarti penelitian populasi sebenarnya identik dengan penelitian

    tentang peubah, vektor peubah, atau data populasi.Dengan demikian akan

    sangatmenguntungkankalaumetodestatistikayangdikembangkanberkaitan

    dengan distribusi yang umum, tetapi dapat ditunjukkanmelalui penelitian

    penelitian Statistika yang berkembang sampai saat ini masalahmasalah

    berkaitandengandiatribusiyangkhusussajasudahdapatmenghasilkancukup

    banyak hasil penelitian,misalnya distribusi normal yang akan tertentu jika

    mean dan variansi tertentu. Disamping itu biasanya penelitian tentang

    Matematika

  • Suryo Guritno

    distribusi yang umum dapat dipastikan akan jauh lebih sulit untuk

    dilaksanakan.

    Untuk memberikan gambaran sederhana tentang bagaimana suatu

    metode statistika digunakan,marilah kita amati suatu contoh yang biasanya

    dilakukandalamtahapanawalbelajarstatistikayaitumengambilkesimpulan,

    menggunakansuatumetodestatistikauntukmenanganisuatumasalahsebagai

    berikut:

    Menentukan estimasi interval untuk mean suatu populasi

    normal dengan variansi tertentu, berdasarkan sampel acak

    sederhanadantingkatkeyakinannya95%.

    Untukinidigunakanmeansampel(= x )sebagaiestimasiuntukmeanpopulasi

    (=).Karenapopulasinyaberdistribusinormaldenganvariansitertentu,maka

    meansampel(distribusisamplinghargamean)iniberdistribusinormaldengan

    mean=danvariansi=2

    n

    ,sehingga

    x 1,96.n x +1,96.

    n

    adalah interval yang memuat dengan keyakinan 95% berdasarkan satu

    sampelrandomsederhanayangdiambildaripopulasinya.

    Contohlainadalahsuatupenelitianberikut:

    Seorang peneliti dibidang kedokteran tertarik untuk

    mengadakan penelitian tentang pengaruh lima metode

    penyembuhan yang berbeda terhadap penyakit yang diderita

    pasien.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Makalah Utama : Statistika (Ilmu Statistik) Untuk Penelitian

    Dalamhal ini, tujuanpenelitianadalahmencarimetodepenyembuhan yang

    akan lebihmempercepat kesembuhanpasiendari sakit yangdiderita.Untuk

    kepentingan tersebut suatu cara yang dapat dilaksanakan adalah masing

    masing metode penyembuhan dicobakan kepada kelompok pasien yang

    berbeda selama suatu periode tertentu, dan pada akhir periode diamati

    perubahan yang terjadi pada kedua kelompok pasien tersebut. Berdasarkan

    hasil tersebut, akandicobauntuk disimpulkanmetodepenyembuhan yang

    lebihmempercepatkesembuhanpasien.

    4.Pembahasan

    Dari contoh sederhana pertama yang disajikan dalam bagian 3, beberapa

    pertanyaan yang dapat diajukan adalah: mengapa mean sampel dipilih sebagai

    estimasi untuk mean populasi; mengapa mean sampel berdistribusi normal; bagaimana

    dalam praktek dapat diyakinkan bahwa anggapan populasi berdistribusi normal dapat

    diterima; mengapa sampelnya adalah sampel random sederhana; bagaimana kalau

    populasi tidak berdistribusi normal; bagaimana kalau sampelnya bukan sampel random

    sederhana.

    Jawabansingkatyangdapatdiberikanuntukpertanyaanpertanyaandi

    atas adalah: estimasi di atas diperoleh dengan salah satumetode pemilihan

    estimasi,yangkemudianditunjukkanbahwaestimasitersebutmemenuhisalah

    satukriteriabaik statistik,yaitu takbias,dan ternyataadalahyang terbaik

    diantara semua estimasi tak bias;mean sampel berdistribusi normal, karena

    populasi berdistribusi normal dengan variansi tertentu. untuk menguji

    kebenaran dari anggapan normalitas distribusi, dapat digunakan uji non

    parametrik, sepertiujiKolmogorovSmirnov ataudenganmetodegrafik atau

    berdasarkanhasilpenelitianyangpernahdilakukan;biasanyakarenaanggapan

    homogenitas populasi yang telah diketahui sebelum sampel diambil dari

    populasinya;sampelmeanbelumtentuberdistribusinormal;danrumusuntuk

    sampelmeanharusdisesuaikandenganjenissampelrepresentatifyangdipilih.

    Matematika

  • Suryo Guritno

    Daricontohkedua,beberapapertanyaanpentingyangdapatdifikirkan

    adalah: apakah tidak ada metode penyembuhan lain, selain kedua metode

    penyembuhan tersebut; apakah tidak ada faktor lain yang dapat

    mempengaruhipenyembuhan terhadapberapapasienmasingmasingmetode

    penyembuhan harus dicobakan; bagaimana cara mencoba metode

    penyembuhan dan caramengumpulkan datanya;manakahmetode analisis

    data yang harus digunakan; dan parameter apa saja yang dapat digunakan

    untukmengukurhasilpenyembuhan.

    Jawabanuntukpertanyaanpertanyaandalamkeduacontohdiatassebaiknya

    dapatdipastikansebelumpenelitiandilakukan.

    5. RancanganPercobaandanAnalisisVariansi

    Dalam contoh kedua, tujuan penelitian adalah mencari metode

    penyembuhanyangmanayanglebihmempercepatkesembuhanpasien.Untuk

    kepentingan tersebut metode pertama dicobakan pada sekelompok pasien

    untuksuatuperiodetertentudanmetodekeduadicobakankepadasekelompok

    pasiensejenisyang lainuntukperiodeyangsama,selanjutnyahalyangsama

    dilakukanuntukmetodemetodeketiga,keempatdankelimadanpadaakhir

    periode diamati bagaimana perubahan pengukur sembuhnya. Kemudian

    berdasarkan data pengukur sembuh yang didapat ini, dicoba untuk

    menyimpulkanmetode penyembuhan yang lebihmempercepat kesembuhan

    pasien.

    Dari contoh percobaan ini, dapat dipikirkan beberapa pernyataan penting

    sebagaiberikut:

    5.1. Apakahtidakadametodelain,selainkelimametodetersebut?

    5.2. Apakahtidakadafaktorlainyangdapatmempengaruhikecepa

    tankesembuhanpasien?

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Makalah Utama : Statistika (Ilmu Statistik) Untuk Penelitian

    5.3. Terhadapbeberapapasienmasingmasingmetodeharusdicoba?

    5.4. Bagaimanacaramemberikanmetodeyangdicoba,danbagaimana

    caramengumpulkandatayangdiharapkan?

    5.5. Metodeanalisisdatamanayangdigunakan?

    5.6. Berapakahperbedaanpercepatankesembuhanyangsignifikan?

    Pertanyaanpertanyaandiatasharuslahdapat terjawabdengan tegassebelum

    percobaan akan dilakukan. Lain dari pada itu telah diketahui bahwa dalam

    melakukan penelitian/percobaan, jika diinginkan untuk mendapatkan

    kesimpulan yang berarti dan obyektif dari hasil penelitian/percobaan,maka

    penerapanmetodestatistikaadalahsuatucarayangdapatdigunakan.

    Dari contoh tersebut dapat pula ditunjukkan bahwa kesimpulan yang

    akan diperoleh sangat bergantung pada data yang dikumpulkan untuk

    kepentingan penelitian atau percobaan, yang dengan sendirinya akan

    bergantungpadabagaimanapenelitianataupercobaantersebutdirancang.

    Dengandemikiandapatdisimpulkanbahwadalamsetiappenelitianada

    2halpentingyangperludiperhatikan,yaitubentukrancanganpercobaandan

    analisis data yang diperoleh. Kedua hal tersebut sangat berhubungan erat,

    sebab analisis data yang diperoleh akan sangat bergantung pada bentuk

    rancanganpercobaanyangditentukan.

    RancanganPercobaan(statisticaldesignofexperiment)adalahsuatucabangilmu

    statistikyangmembicarakanbagaimanaprosesmerencanakanpercobaanagar

    supayadata yang terkumpuldapatdianalisisdenganmetode statistika yang

    cocok,sehinggapengambilankesimpulandapatsah(=valid)danobyektif.

    Empat bentuk rancangan percobaan yang penting untuk dibicarakan

    adalah:

    R.1.RancanganRandomLengkap;

    R.2.RancanganBlokLengkapRandom;

    R.3.RancanganBujurSangkarLatin;

    Matematika

  • Suryo Guritno

    R.4.RancanganBlokTakLengkapRandom.

    Analisisvaiansiadalahmetodestatistikayangdigunakanuntukmenganalisis

    data yang diperoleh berdasarkan bentuk rancangan percobaan yang

    ditentukan.

    Dasar pemikiran dalam analisis variansi adalah mean kelompokkelompok

    bagian yang sangat berbeda, berakibat variansi kelompok gabungan jauh

    berbedadenganmasingmasingvariansikelompokbagian.

    Halhalyangperludiperhatikandalamanalisisvariansiadalah:

    A.1. variansi populasipopulasi yang diselidiki harus sama (homoscedasticity

    assumption);

    A.2.carapemisahanjumlahkuadrat;

    A.3.caramendugavariansipopulasi;

    A.4.caramembandingpendugapendugavariansi.

    6.Kesimpulan

    Dari pembicaraan dalam bagian 2 sampai dengan bagian 4 dapat

    disimpulkan bahwa dalammenentukanmetode statistika yang paling tepat

    untuk digunakan, beberapa hal yang perlu dipertimbangkan adalah sebagai

    berikut: jenis sampel representatif yang harus digunakan; jenis data; jenis,

    jumlahdandistribusivariabel;asumsiasumsiyangadaataudiperlukanuntuk

    populasi yang diteliti; dan pertanyaanpertanyaan yang ingin dijawab dari

    penelitian yang dikembangkan, karena hal ini akan sangat menentukan

    strategipenggunaanstatistikanya.

    Berdasarkanpertimbanganpertimbangan tersebutdiatas,makadalam

    pengambilankeputusandapatdilakukanpemilihan apakahmetodestatistika

    yangakandigunakanadalahsalahsatuataubeberapametodestatistikayang

    dikenal, sepertimetode statistika parametrik atau non parametrik,metode

    analisis regresi atau analisis korelasi,metode analisis variansi untuk suatau

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Makalah Utama : Statistika (Ilmu Statistik) Untuk Penelitian

    rancanganpercobaan,metodeanalisisunivariatatauanalisismultivariat,atau

    metode sampel tetap, sampel dua tahap, sampel tiga tahap, atau metode

    sekuensial(Guritno,1998).

    Daripembicaraanyangdiungkapkandalambagian5dapatdisimpulkan

    bahwa penelitian Statistika pada umumnya dapat difikirkan sebagai suatu

    pengembangandarituntutanpenggunaanStatistika,yangpadaakhirnyaakan

    terlihat bahwa penelitian Statistika adalah penelitian yang sifatnya atau cara

    pendekatannyaanalitis.

    DaftarPustakaDaniel, W.W. (1997). Biostatistics: A Foundation for Analysis In the Health

    Sciences.7thedition.JohnWiley&Sons:NewYork.Dantzig, B.G. (1940). On thenonexistenceof testsofStudentshypothesis

    havingpower functions independentof2. Ann. Math. Stat. 11,186192

    Guritno,S. (1998).PerkembanganStatistikadanProspeknya.Pidatopengukuhan

    GuruBesarUniversitasGadjahMada,21Februari1998.Hicks, C.R. (1982). Fundamental Concepts in the Design of Experiments. 3rd

    edition.Holt,Rinehart&Winston:NewYork.Hinkle, D.E.,Wiersma,W. and Jurs, S.G. (1979). AppliedStatistics for the

    BehavioralSciences.HoughtonMifflinCompany:Boston.Huck,S.W.,Cormier,W.H.andBounds,Jr.W.G.(1974).ReadingStatisticsand

    Research.Harper&Row:NewYork.Kerlinger, F.N. ( 1973). Foundations ofBehavioralResearch. 2nd edition.Holt,

    Rinehart&Winston:NewYork.Lehmann,E.(1950).Mimeographednotesonthetheoryofestimation.University

    ofCaliforniaPress.

    Matematika

  • Suryo Guritno

    Ott, L. (1984). An Introduction to Statistical Methods and Data Analysis.Duxbury:Boston.

    Moore,D.S. (1992).TeachingStatisticsasa respectable subject. InStatistics for

    the TwentyFirst Century. Eds.F.S. Gordon and B.S.P. Gordon, 1425,WashingtonD.C.MathematicalAssociationofAmerica.

    Nasoetion, A.H. (1997). Prinsip dasar StatistikResmi. Harian Kompas, 1Mei

    1997.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007

  • Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007

    UpayaMeningkatkanKemampuanMahasiswaDalamMemecahkanMasalahDenganMengimplementasikanMetodeProblemPosing

    DalamSettingPembelajaranKolaboratif

    Oleh:AliMahmudi

    HimmawatiPujiLestariJurusanPend.MatematikaFMIPAUNY

    Abstrak

    Tujuanpenelitian iniadalahmendeskripsikan implementasimetodeproblemposingdalam settingpembelajarankolaboratif,tanggapanmahasiswa,kemampuanmahasiswadalammemecahkan,danhasilbelajarmahasiswasetelahmengikutikegiatanpembelajaran.

    Ppenelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus dengan subjek Mahasiswa ProdiPendidikanMatematikaFMIPAUNYpadamatakuliahGeometri.Instrumenpenelitianyangdigunakanadalahlembarobservasikegiatanpembelajaran,teshasilbelajar,danangkettanggapanmahasiswa.Datayangdiperolehdianalisissecarakualitatifdankuantitatif. Pembelajarandenganmengimplementasikanmetodeproblemposingdalam setingpembelajarankolaboratif dilaksanakansebagaiberikut.Kegiatanpendahuluan :dosendenganmemberikangambaranmateriyangakandibahas,kegiataninti:suatukelompokpenyajimempresentasikanringkasanmateridansoalsoalbesertapenyelesaiannya,dilanjutkandengan forumdiskusidan tanya jawabantarakelompokpenyaji dengan mahasiswa, dan kegiatan penutup dilaksanakan oleh dosen dengan mereview hasildiskusidanmenyampaikanhalhalyangbelumdipahamimahasiswa.Padasiklus2,ditambahkegiatanpresentasi soal oleh suatu kelompok secara sukareladan pada akhir siklus pembelajarandiisidenganpembahasan soalsoal yang diajukan olehmahasiswa secara berkelompok. Sebagian besarmahasiswamemberikan tanggapanpositif terhadappembelajaran, yaitu sebesar 77,88%.Kemampuanpemecahanmasalahmahasiswameningkat.Hasilbelajarmahasiswadalampembelajarandapatdikatakanmeningkatdarisiklus1kesiklus2. Katakunci:kemampuanmemecahkanmasalah,metodeproblemposing,pembelajarankolaboratif

    1. PENDAHULUAN

    Dalam pembelajaranmatematika diharapkan terdapat keserasian antara

    penekanan pada pemahaman konsep dan keterampilan menyelesaikan soal

    atau pemecahanmasalah. Keterampilan pemecahanmasalahmerupakan hal

    yangperlumendapatperhatianbesardalampembelajaranmatematika.Sampai

    saat ini, kemampuanmahasiswa dalammemecahkanmasalah belum seperti

    yangdiharapkan.

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    Salah satu carayangdapatditempuhuntukmeningkatkankemampuan

    pemecahan masalah adalah dengan memberikan kesempatan untuk

    mengajukan soal atau pertanyaan. Cara ini dikenal dengan problem posing

    (pengajuan soal).Metodepemberian tugas pengajuan soal adalah suatu cara

    penyajianmateriperkuliahandengancaradosenmemberikantugaspengajuan

    soal kepadamahasiswa dalamwaktu yang telah ditentukan danmahasiswa

    mempertanggungjawabkan tugas yang diberikan tersebut dengan

    mempresentasikannya.

    Upaya peningkatan kemampuan pemecahan masalah dipandang akan

    lebih efektif jikadiimplementasikanmelaluiaktivitas interaksi sosial.Melalui

    kerjasamadandiskusiantarmahasiswadiharapkankemampuankemampuan

    pemecahan masalah akan dapat dikuasai mahasiswa dengan baik.

    Memperhatikan hal tersebut, implementasi metode problem posing perlu

    diimplementasikan dalam setting pembelajaran kolaboratif. Pembelajaran

    kolaboratifmerupakansuatupendekatanpembelajarandengansituasipeserta

    didikbelajardalamkelompokkecildengantingkatkemampuanyangberbeda,

    salingmembantuuntukmemahamibahan ajar,memeriksadanmemperbaiki

    jawaban teman, serta kegiatan lainnya dengan tujuan untukmencapai hasil

    belajartertinggi.

    Selanjutnya perlu diteliti implementasi metode problem posing dalam

    setting pembelajaran kolaboratif pada perkuliahan Geometri, kemampuan

    mahasiswa dalam memecahkan masalah, tanggapan mahasiswa terhadap

    kegiatanpembelajaran,danhasilbelajarmahasiswasetelahmengikutikegiatan

    pembelajaran.

    1.1 PerumusanMasalah

    Masalahdalampenelitianinidirumuskansebagaiberikut.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 2

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    1. Bagaimanakah implementasi metode problem posing dalam setting

    pembelajarankolaboratifyangdapatmeningkatkankemampuanmahasiswa

    dalammemecahkanmasalah?

    2. Bagaimanakah tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan pembelajaran

    dengan menerapkan metode problem posing dalam setting pembelajaran

    kolaboratif?

    3. Bagaimanakahkemampuanmahasiswadalammemecahkanmasalahsetelah

    mengikutikegiatanpembelajarandenganmenerapkanmetodeproblemposing

    dalamsettingpembelajarankolaboratif?

    4. Bagaimanakah hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti kegiatan

    pembelajaran dengan dengan menerapkan metode problem posing dalam

    settingpembelajarankolaboratif?

    1.2 TinjauanPustaka

    Bagaimana meningkatkan kemampuan siswa (mahasiswa) dalam

    memecahkanmasalah telah lamamenjadiperhatianparapendidikkhususnya

    dalambidangmatematika.Unjukkerjamahasiswadalammemecahkandapat

    digunakan sebagai tolok ukur untukmengetahui kompetensimereka dalam

    matematika. Terdapat beberapa strategi yang dapat digunakan untuk

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah, diantaranya dikemukakan

    olehPolya(1973).Polyamengembangkankonsepheuristikyangbanyakdikaji

    orang dengan tujuan untuk mempelajari metode dan aturan bagi suatu

    penemuan(discoverydaninvention).DalambukunyayangberjudulHowtosolve

    it,Polya (1973)menawarkan suatu strategiuntukmemecahkanmasalahyang

    terdiriatas4langkah,yaitu:

    1. Memahamimasalah, yaitumenentukan (mengidentifikasi) apa yangdicari

    (tidak diketahui), apa yang diketahui (data), syaratsyarat apa yang

    diperlukan,apasyaratsyaratbisadipenuhi,memeriksaapakahsyaratsyarat

    Pend. Matematika 3

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    yang diketahui mencukupi untuk mencari yang tidak diketahui, dan

    membuatgambar.

    2. Membuat rencana, yaitu memeriksa apakah sudah pernah melihat

    sebelumnya atau melihat masalah yang sama dalam bentuk berbeda,

    memeriksa apakah sudah mengetahui soal lain yang terkait, mengaitkan

    dengan teorema yang mungkin berguna, memperhatikan yang tidak

    diketahuidarisoaldanmencobamemikirkansoalyangsudahdikenalyang

    mempunyaiunsuryangtidakdiketahuiyangsama.

    3. Melaksanakan rencana: melaksanakan rencana penyelesaian, mengecek

    kebenaransetiaplangkahdanmembuktikanbahwalangkahbenar.

    4. Melihat kembali: meneliti kembali hasil yang telah dicapai, mengecek

    hasilnya,mengecek argumennya,mencari hasil itu dengan cara lain, dan

    menggunakan hasil atau metode yang ditemukan untuk menyelesaikan

    masalahlain.

    Bell (Akbar Sutawidjaja, 1998)menyatakan bahwa pemecahanmasalah

    (problem solving) melibatkan kegiatan memilih, mengaitkan sejumlah aturan

    yangmenghasilkansejumlahaturanyanglebihtinggitingkatannyayangtidak

    diketahuiolehsiswa(mahasiswa)sebelumnya.Cars,Perry,danConroy(Akbar

    Sutawidjaja, 1998)menawarkan strategi bagi siswa dan guru dalam konteks

    pemecahan masalah. Strategi untuk meningkatkan kemampuan pemecahan

    masalahyangberkaitandengansiswaadalahsebagaiberikut.

    1. Siswaharusdiberanikanuntukmenerimaketidaktahuandanmerasasenang

    mencaritahu.

    2. Setiap siswa dan kelompok siswa harus diberanikan untukmembuat soal

    ataupertanyaan.

    3. Kadangkadang siswa diperbolehkan memilih masalah dari sejumlah

    masalahyangdiberikanuntukmembuatsoalataupertanyaan.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 4

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    4. Kadangkadang siswa diperbolehkan memilih masalah dari sejumlah

    masalahyangdiberikan,dan

    5. Siswaharusdiberanikanuntukmengambilrisikodanmencarialternatif.

    Sedangkanstrategiuntukmeningkatkankemampuanpemecahanmasalah

    yangberkaitandenganguruadalahsebagaiberikut.

    a. Guru harus menyadari akan sikap positif dan caracara yang dapat

    mengembangkannya.

    b. Guruharusberanimencaridanmengembangkanketerampilansiswadalam

    memecahkanmasalah.

    c. Guru harus mencari masalah yang menarik yang sering muncul secara

    spontan,

    d. Situasidanmateriyangmenarikharusdisediakanbagisiswa.

    e. Guru perlu memperluas situasi belajar dengan bertanya untuk

    menggalakkanjawabandanpenyajiananak,

    Salahsatucarayangdapatdilakukanuntukmenumbuhkankemampuan

    pemecahanmasalah adalah denganmenumbuhkan keberanian siswa untuk

    membuat soal atau pertanyaan. Cara yang demikian selanjutnya disebut

    dengan metode problem posing (pengajuan soal). Metode problem posing

    mempunyaibeberapapengertian.DiantaranyasepertidikemukakanSilver,et

    al (1996:294) bahwa problem posing diartikan sebagai perumusan soal yang

    berkaitan dengan syaratsyarat pada soal yang telah dipecahkan yang

    dimaksudkansebagaipencarianalternatifpemecahanataualternatifsoalyang

    relevan.Disampingitupengajuansoaldapatdiartikansebagaiperumusansoal

    darisituasiyangtersedia.

    MenurutGagne(Orton,1992:93),pemecahanmasalahmerupakanbentuk

    pembelajaran yang paling tinggi. Pemecahan masalah adalah proses yang

    dilakukan olehmahasiswa dalammenemukan kombinasi atas aturanaturan

    yang dipelajari sebelumnya (yang dapat diterapkan) untukmencapai suatu

    Pend. Matematika 5

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    penyelesaiansituasipersoalanyangbaru.Pemecahanmasalahmerupakaninti

    daripembelajaranmatematika,bahkandianggapbahwa isi ilmupengetahuan

    hanyalah alat bagi pemecahan masalah yang aktif. Proses ini merupakan

    tindakan kreatif untuk mencoba menggabungkan aturanaturan yang ada

    (pengetahuan). Bila proses tersebut dapat dipelajari dalam kelas akan

    membentuk pondasi yang kuat bagi materimateri yang lebih abstrak di

    kemudianhari.

    Pengajuan soal oleh mahasiswa merupakan tugas atau kegiatan yang

    dapatmengarah pada sikap kritis dan kreatif. Sebab dalam pengajuan soal,

    mahasiswadimintauntukmembuatpertanyaandariinformasiyangdiberikan.

    Sedangkanbertanyamerupakansalahsatupangkalkreasi.Pengajuansoaljuga

    merupakan sarana untuk merangsang kemampuan matematika mahasiswa.

    Sebab dalam pengajuan soal mahasiswa perlu membaca terlebih dahulu

    informasi yang diberikan danmengkomunikasikan pertanyaan secara verbal

    maupun tertulis. Menulis pertanyaan dari informasi yang diberikan dapat

    menyebabkaningatanmahasiswajauhlebihbaik.Kemudiandalampengajuan

    soal mahasiswa juga diberikan kesempatan menyelidiki atau menganalisis

    informasi untuk dijadikan suatu soal. Kegiatan menyelidiki tersebut bagi

    mahasiswamenentukan apa yang dipelajarinya, berapa lamamereka dapat

    mempertahankanpengetahuanyangtelahdipelajari,kemampuanmenerapkan

    pengetahuan dan perilakunya selama kegiatan pembelajaran. Hal tersebut

    menunjukkan bahwa kegiatan pengajuan soal dapat memantapkan

    kemampuanmahasiswa belajarmatematika. Selain itudalampengajuan soal

    lebihmelibatkanaktivitasmentalmahasiswa.Mahasiswamencobamenyelidiki

    rumusan suatu soal, kemudianmembicarakandanmenyelesaikan suatu soal

    untuk dapat merumuskan suatu soal yang baik dan dapat diselesaikan.

    Melibatkan mahasiswa secara aktif dalam pengorganisasian dan penemuan

    informasi (pengetahuan)ketikapembelajaranakanmenghasilkanpeningkatan

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 6

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    pengetahuan dan meningkatkan keterampilan berpikir (Eggen & Kauchak,

    1988:1).

    Hasilpenelitian jugamenunjukkanbahwamenyuruhmahasiswa terlibat

    dalam aktivitas yang terkait dengan pengajuan soal mempunyai pengaruh

    positifterhadapkemampuanmemecahkanmasalahdansikapmerekaterhadap

    matematika(Hashimoto,1987,Keil,1964;Perez,1985;Scott,1987)dalamSilver

    &Cai(1996:522).

    Untuk dapat membuat soal yang baik, yang dapat diselesaikan, tentu

    mahasiswa harus menguasai materi yang terkait. Dengan demikian tugas

    membuat soal secara tidak langsung memaksa mahasiswa untuk

    mempelajarimateridenganbaikdenganmemanfaatkanberbagaireferensiyang

    relavan.Tampak bahwadalamhal inimetodepengajuan soal sesuaidengan

    paham konstruktivisme. Mahasiswa melalui aktivitas pembelajaran

    membangun pemahaman dan mengkonstruksi pengetahuannya melalui

    aktivitastersebut.

    Pembelajaran kolaboratif (collaborative learning) atau sering juga disebut

    pembelajaran kooperatif (cooperative learning) merupakan suatu pendekatan

    pembelajaran dengan situasi peserta didik belajar dalam kelompok kecil

    dengantingkatkemampuanyangberbeda,salingmembantuuntukmemahami

    bahanajar,memeriksadanmemperbaikijawabanteman,sertakegiatanlainnya

    dengan tujuan untukmencapai hasil belajar tertinggi (www.wcer.wisc.edu).

    Sedangkan menurut Deutch (Feng Chun, 2006), pembelajaran kolaboratif

    adalah pembelajaran yang menggunakan kelompokkelompok kecil

    sedemikian sehingga siswa (mahasiswa)bekerja samauntukmemaksimalkan

    hasilbelajarmereka.

    Menurut Feng Chun (2006), terdapat 4 karakteristik pembelajaran

    kolaboratif, yakni: (1) ketergantungan positif, (2) interaksi secara langsung

    Pend. Matematika 7

    http://www.wcer.wisc.edu/

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    (tatap muka), (3) pertanggungjawaban individu dan kelompok, (4) proses

    pembentukankolompoksecarakhusus.

    Pembelajaran kolaboratif tidak hanya diharapkan dapat meningkatkan

    hasil belajar mahasiswa, tetapi lebih jauh diharapkan dapat meningkatkan

    kemampuankemampuanlain,sepertikemampuaninterpersonalpesertadidik.

    1.3 TujuanPenelitian

    Tujuanpenelitianinidirumuskansebagaiberikut.

    1. Mendeskripsikan implementasi metode problem posing dalam setting

    pembelajarankolaboratifyangdapatmeningkatkankemampuanmahasiswa

    memecahkanmasalah

    2. Mendeskripsikan tanggapan mahasiswa dalam mengikuti kegiatan

    pembelajaran dengan menerapkan metode problem posing dalam setting

    pembelajarankolaboratif.

    3. Mendeskripsikan kemampuan mahasiswa dalam memecahkan masalah

    setelah mengikuti kegiatan pembelajaran dengan menerapkan metode

    problemposingdalamsettingpembelajarankolaboratif

    4. Mendeskripsikan hasil belajar mahasiswa setelah mengikuti kegiatan

    pembelajaran dengan menerapkan metode problem posing dalam setting

    pembelajarankolaboratif.

    1.4.ManfaatPenelitian

    Manfaatyangdiharapkandarihasilpenelitianinibagimahasiswasebagai

    calon guru adalah diperolehnya suatu pengalaman melaksanakan metode

    pembelajaran alternatif yang dapat meningkatkan aktivitas mahasiswa,

    kemampuanmahasiswa dalammembuat soal, dan kemampuanmahasiswa

    dalam memecahkan masalah. Pembelajaran ini juga memberdayakan

    mahasiswauntukberkolaborasidanmelatihkerjasamadalamsuatukelompok.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 8

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    Manfaat yang diharapkan bagi dosen adalah diperolehnya suatu inovasi

    pembelajaran dan kesempatan untuk memberdayakan kreatifitas dosen

    mengelolaperkuliahan.

    2. METODEPENELITIAN

    Jenis penelitian ini adalah penelitian tindakan kelas (classroom action

    research) dengan subjek penelitian ini adalah Mahasiswa Program Studi

    Pendidikan Matematika FMIPA UNY yang pada semester gasal Tahun

    Akademik2006/2007menempuhmatakuliahGeometri.

    Untukmemperolehdatapenelitiandigunakan2perangkatpembelajaran

    dan3instrumenpenelitian.Perangkatpembelajarandimaksudadalahrencana

    perkuliahan dan hand out (diktat). Sedangkan instrumen penelitian yang

    digunakan adalah lembar observasi kegiatan pembelajaran, tes hasil belajar,

    danangkettanggapanmahasiswa.

    Rancanganpenelitianyangdigunakandalampenelitianinimengacupada

    rancangan penelitian yang dikemukakan oleh Kemmis danMcTaggart (Tim

    PelatihPTKUNY,1999)yangterdiriatastigatahap,yaknitahapperencanaan,

    tahappelaksanaan(tindakandanobservasi),dantahaprefleksi.

    Data yang diperoleh dianalisis secara kuantitatif dan kualitatif. Teknik

    kualitatif digunakan untuk menentukan keterlaksanaan rencana tindakan,

    mendeskripsikan implementasi pembelajaran dengan menerapkan metode

    problem posing dalam setting pembelajaran kooperatif yang dapat

    meningkatkan kemampuan pemecahan masalah dan mendeskripsikan

    hambatanhambatan yangmuncul dalam pelaksanaan pembelajaran. Teknik

    kualitatif juga digunakan untuk mendeskripsikan kemampuan mahasiswa

    dalam pemecahanmasalah yang dilihat dari jawaban penyelesaian soalsoal

    ujian sisipan 1 dan ujian sisipan 2 untuk soalsoal yang memerlukan

    kemampuan pemecahan masalah (bukan soal konsep). Kemampuan

    Pend. Matematika 9

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    pemecahanmasalah ini dilihat apakah sesuaidengan 4 langkahpemecahan

    masalah menurut Polya, yaitu: memahami masalah, membuat rencana,

    melaksanakanrencana,danmelihatkembali.

    Teknik kuantitatif digunakan untuk mendeskripsikan tanggapan

    mahasiswaterhadapkegiatanpembelajarandanhasilbelajarmahasiswa.

    Untuk mendeskripsikan tanggapan mahasiswa terhadap kegiatan

    pembelajaran digunakan hasil angket yang diberikan kepada mahasiswa

    setelah berakhirnya kegiatan pembelajaran. Hasil angket tersebut dianalisis

    dengan cara sebagai berikut. Mahasiswa dikatakan mempunyai tanggapan

    positif terhadap kegiatan pembelajaran, bila ratarata jumlah persentase

    mahasiswa yang memilih kategori setuju dan sangat setuju lebih besar

    daripada ratarata jumlahpersentasemahasiswayangmemilihkategori ragu

    ragu,tidaksetuju,dansangattidaksetuju.Untukmendeskripsikanhasilbelajar

    mahasiswa dengan menerapkan metode problem posing dengan setting

    pembelajarankolaboratifdapatdilihatdarihasilUjianSisipan1padasiklus1

    danUjianSisipan2padaakhirsiklus2.Hasilbelajarmahasiswadikatakanbaik

    apabilaminimal 75%mahasiswameningkat nilainya dariUjian Sisipan 1 ke

    UjianSisipan2.

    3. HASILDANPEMBAHASAN

    Dengan mempertimbangkan keterbatasan waktu, tim peneliti

    merencanakan pelaksanaan pembelajaran dengan mengimplementasikan

    metodeproblemposingdalam settingpembelajarankolaboratif inidalamdua

    siklus,dengansetiapsiklusnya terdiridariempatkalipertemuan.Padasetiap

    akhirsiklus,dilaksanakanujiansisipandantimpenelitimelakukanrefleksi.

    Pembelajaran dengan mengimplementasikan metode problem posing

    dalam setting pembelajaran kolaboratif ini dilaksanakan sebagai berikut.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 10

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    Kegiatanpendahuluandiisiolehdosendenganmemberikangambaransekilas

    tentangmateriyangakandibahas.Kegiatanintidilaksanakandengankegiatan

    sebagai berikut. Kelompok penyajimempresentasikan ringkasanmateri dan

    beberapa soal yang telah mereka buat beserta penyelesaiannya. Kelompok

    penyajidipandangperluuntukmempresentasikanmateri secara singkatoleh

    karena keterbatasan waktu sehingga tidak ada pertemuan khusus yang

    digunakan untuk penyampaianmateri oleh dosen.Dengan demikian, dalam

    forum diskusi dan tanya jawab, pertanyaan yang diajukan olehmahasiswa

    kepadakelompokpenyajiadayangmengenaimateribukan tentang soaldan

    penyelesaiannya saja.Hal inimengakibatkanwaktuuntukpembahasan soal

    soal dan penyelesaian yang telah dibuat oleh kelompok penyaji menjadi

    berkurang.Hal inimenjadi bahan refleksi pada siklus 1 dan sehingga pada

    siklus 2 dipandang perlu untuk menyediakan waktu khusus untuk

    pembahasansoaldanpenyelesaiannya.

    Keaktifanmahasiswa dalam proses pembelajaran secara umum sudah

    baik.Mahasiswasangatantusiasuntukmengajukanpertanyaanataumemberi

    tanggapan terhadapkelompokpenyaji.Namun, tanggapan terhadapsoalsoal

    yangdipresentasikan oleh kelompokpenyajimasih kurang, karena beberapa

    pertanyaan yang diajukan adalah pertanyaan tentang materi. Hal ini

    sebenarnya jugabukanmerupakanmasalah,karenadapatdipandangbahwa

    mahasiswatersebut jugasedangmembuatsoal.Interaksidalampembelajaran,

    baikantarmahasiswa (dalam forumdiskusidan tanya jawab)maupunantara

    dosendenganmahasiswa cukupbaik.Dalam forumdiskusidan tanya jawab

    tersebut,mahasiswamempunyaikesempatanuntukmengemukakan ideatau

    memberikantanggapanterhadapidemahasiswalain,sehinggakadangkadang

    pembahasan menjadi melebar dan dosen menengahi diskusi tersebut dan

    merencanakanuntukmembahasnyadiakhirpertemuan.Halinidimaksudkan

    agaradalebihbanyaksoal/pertanyaanyangdapatdibahas.

    Pend. Matematika 11

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    Aktivitas diskusi kelompok, seperti keaktifanmahasiswamemberikan

    dan menerima ide, berbagi tugas, dan kepedulian terhadap masalah yang

    dihadapikelompokterlihatcukupbaik.Aktivitasdiskusikelasataupresentasi,

    seperti kejelasan penyampaian, kebenaran konsep, keruntutan penyajian,

    keterbukaan, kemampuan menjawab dan menganggapi pertanyaan,

    kekompakan,danpengelolaanwaktu juga cukupbaik.Namunadabeberapa

    kelompok yang persiapannya dan pengelolaan waktunya masih kurang

    memuaskan.Misalnya,sebelumperkuliahandimulaimerekabelummengecek

    mediapembelajaran,sepertiOHPyangakanmerekagunakanuntukpresentasi.

    Beberapa kelompok juga menggunakan lebih banyak waktunya untuk

    mempresentasikan materi daripada mempresentasikan soal dan

    penyelesaiannya.

    Walupuninteraksiantarmahasiswabaik,namunaktifitasdankerjasama

    dalamkelompokbelumbegitunampak.Untuk itu,pada siklus2pada setiap

    pertemuan ditunjuk suatu kelompok yang khusus membahas soal yang

    diajukan kelokpok penyaji dan setiap kelompok diberi tugas juga untuk

    membuat beberapa soal.Tugaspembuatan soal ini dilaksanakandi luar jam

    perkuliahantatapmuka.

    Beberapa soal yang diajukan oleh mahasiswa ada yang hanya

    mengambil dari handout. Pada siklus 2, dosen mengingatkan kepada

    mahasiswakelebihanmengajukan soalyangdibuat sendiri/diskusikelompok

    daripada hanyamengambil soal yang sudah ada. Pada siklus 2 ini, nampak

    bahwa soal yang diajukan lebih bervariatif, bukan hanya mengambil dari

    handoutsaja.

    Untuk lebih meningkatkan pemahaman mahasiswa, setelah beberapa

    kali pertemuan pada siklus 2, soalsoal yang diajukan mahasiswa secara

    berkelompoktersebutperludibahasolehdosendikelas.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 12

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    Setelah siklus 2 berakhir, mahasiswa diminta untuk memberikan

    tanggapan terhadap pembelajaran dengan mengimplementasikan metode

    problem posing dalam setting pembelajaran kolaboratif ini, dengan mengisi

    angket tanggapanyangdiberikan.Untuk setiapbutirpernyataan,mahasiswa

    dimintauntukmemberikantanggapannyadenganmemilihsalahsatujawaban

    yang sesuai,yaitu SS(sangat setuju), S(setuju),R(raguragu),TS(tidak setuju),

    dan STS(sangat tidak setuju).Mahasiswayangmemilih SSdan S selanjutnya

    dikategorikanmenjadi satudalam kelompok tanggapanpositif, sedangkan

    yangmemilih R, TS, dan STS dikategorikan kelompok tanggapan negatif.

    Kemudian, banyaknya mahasiswa dalam masingmasing kategori tersebut

    dihitungpresentasenya.HasilselengkapnyadapatdilihatpadaTabel1.

    Tabel1.Persentasehasilangkettanggapanmahasiswa

    NO PERNYATAAN POSITIF(%)

    NEGATIF(%)

    1 Sayayakindapatmengikutikegiatanpembelajarandenganbaik 80,92 19,08

    2 Sayayakindapatmemperolehnilaiyangbaikdalamperkuliahan 75,63 24,37

    3 Sayaantusiasmengikutikegiatanpembelajaran 78,37 21,634 Sayaaktifmengikutikegiatanpembelajaran 67,81 32,195 Sayadapatmemfokuskanperhatiandalamkegiatan

    pembelajaran 60,18 39,826 Tugas membuat soal membantu saya memahami

    materipembelajaran 84,68 15,327 Tugasmembuatsoalmendorongsaya lebihbanyak

    mempelajarimateripembelajaran 89,44 10,568 Tugas membuat soal mendorong saya untuk

    mempelajari (mengulang) kembali materiperkuliahan 86,13 13,87

    9 Tugasmembuat soalmembantu sayamemecahkanmasalahmatematika 80,33 19,67

    10 Mengerjakan soal yang dibuat sendiri lebihmenyenangkan. 53,61 46,39

    11 Denganmendiskusikandanmempresentasikansoalyang telah saya buat beserta penyelesaiannya 94,16 5,84

    Pend. Matematika 13

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    membantusayamemahamimateripembelajaran12 Tugaspembuatansoaldanmenyelesaikannyadapat

    meningkatkan kepercayaan diri saya dalammempelajarimateripembelajaran 86,44 13,56

    13 Saya berusahamencari danmempelajari referensiperkuliahanagardapatmembuatsoaldenganbaik 73,33 26,67

    14 Apabila saya tidak dapat mengerjakan soal yangsaya buat maka saya mempelajari materi terkaituntukmenyelesaikannya 88,68 11,32

    15 Saya berminat mengikuti pembelajaran denganpemberiantugaspembuatansoal 68,50 31,50

    Dari Tabel 1 terlihat bahwa untuk setiap butir pernyataan

    persentase kategori tanggapan positif lebih besar daripada persentase

    kategori tanggapan negatif. Hal ini menunjukkan bahwa mahasiswa

    memberikan tanggapan yang positif terhadap pembelajaran dengan

    mengimplementasikan metode problem posing dalam setting pembelajaran

    kolaboratif ini. Terhadap pembelajaran dengan tugas pengajuan soal ini,

    sebagian besar mahasiswa merasa yakin dapat mengikuti kegiatan

    pembelajarandenganbaik(80,92%)danmemperolehnilaiyangbaik(75,63%).

    Sebagianbesarmahasiswaantusias(78,37)danaktif(67,81)mengikutikegiatan

    pembelajaran. Sebagian besarmahasiswa juga setuju bahwa tugasmembuat

    soal ini membantu (84,68%) dan mendorong (89,44%) mereka dalam

    memahamidanmempelajarimateripembelajaran.Tugaspembuatan soal ini

    juga mendorong mahasiswa untuk mengulang mempelajari kembali materi

    (86,13%) danmembantumerekamemecahkanmasalahmatematika (80,33%).

    Denganmendiskusikan danmempresentasikan soal yang telahmereka buat

    besertapenyelesaiannya,sebagianbesar(94,16%)mahasiswasetujubahwahal

    ini dapat membantu mereka memahami materi pembelajaran. Tugas

    pembuatansoaldanmenyelesaikannyadapatmeningkatkankepercayaandiri

    mahasiswadalammempelajarimateripembelajaran(86,44%)sertamendorong

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 14

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    mahasiswa berusaha mencari dan mempelajari referensi perkuliahan agar

    dapatmembuatsoaldenganbaik(73,33%).Sebagianbesar(68,50%)mahasiswa

    berminatmengikutipembelajarandenganpemberiantugaspembuatansoalini.

    Walaupun sebagian besarmahasiswa dapatmemfokuskan diri dalam

    pembelajaran (60,18%)danberpendapatbahwamengerjakansoalyangdibuat

    sendirilebihmenyenangkan(53,61%),namunperbandinganantaramahasiswa

    yangmasuksetujudanyangtidakterhadapduahalinihampirberimbang.Hal

    inimungkinkarenamasihadabeberapamahasiswayangbertipepasifdalam

    pembelajaran,danlebihsenanghanyamendengarkanpenjelasandaridosen.

    Secaraumum, sebagianbesarmahasiswamemberikantanggapanyang

    positif terhadappembelajarandenganmengimplementasikanmetode problem

    posingdalamsetingpembelajarankolaboratifini,denganratarata77,88%.

    Siklus1danSiklus2diakhiridenganmelaksanakanUjianSisipan1dan

    Uijian Sisipan 2 bagi mahasiswa yang hasilnya ditunjukkan pada Tabel 2

    berikut. Selanjutnya hasil kedua ujian ini dianalisa untuk mendeskripsikan

    kemampuan pemecahan masalah dan hasil belajar mahasiswa setelah

    mengikutipembelajarandenganmengimplementasikanmetodepengajuansoal

    dalamsettingpembelajarankolaborasiini.

    Tabel.NilaiUjianSisipan1danUjianSisipan2

    MHSKE USIP1 USIP2

    USIP2>USIP1

    1 43,33 52,50 V2 58,33 57,50 X3 88,33 92,50 V4 75,00 95,00 V5 69,17 85,00 V6 43,33 82,50 V7 77,50 95,00 V8 55,00 60,00 V9 59,17 70,00 V10 56,67 87,50 V

    Pend. Matematika 15

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    11 76,67 82,50 V12 53,33 70,00 V13 61,67 82,50 V14 71,67 15 43,33 72,50 V16 72,50 70,00 X17 59,17 77,50 V18 55,00 77,50 V19 83,33 92,50 V20 61,67 72,50 V21 65,00 70,00 V22 70,83 87,50 V23 74,17 97,50 V24 80,83 92,50 V25 63,33 75,00 V26 64,17 82,50 V27 78,33 90,00 V28 51,67 82,50 V29 66,67 92,50 V30 75,00 62,50 X31 86,67 90,00 V32 75,00 92,50 V33 76,67 62,50 X34 60,00 60,00 X35 80,00 92,50 V36 51,67 77,50 V37 90,83 92,50 V38 75,83 82,50 V39 73,33 85,00 V40 63,33 95,00 V41 78,33 90,00 V42 79,17 92,50 V43 72,50 97,50 V44 65,00 87,50 V45 78,33 95,00 V46 88,33 85,00 X47 77,50 95,00 V

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 16

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    Daripengamatanpenyelesaiansoalujianyangmemerlukanpemecahan

    masalah,terlihatbahwabeberapamahasiswatelahmelakukanbeberapaaspek

    pemecahanmasalahmenurut Polya.Mahasiswa juga semakin banyak yang

    melakukanbeberapaaspekpemecahanmasalah tersebutpadaUjianSisipan2

    dibanding pada Ujian Sisipan 1. Jadi, kemampuan pemecahan masalah

    mahasiswa dapat dikatakan meningkat. Namun, tidak semua aspek dalam

    pemecahanmasalahmenurutPolya inidapat teramatihanyadenganmelihat

    hasiljawabanmahasiswadalamujiansisipan.

    DariTabel2,diperolehbahwarataratanilaiUjianSisipan1adalah68,65

    dan ratarata nilai Ujian Sisipan 2 adalah 83,86. Secara umum nilai yang

    diperolehmahasiswa padaUjian Sisipan 2meningkat dari nilai padaUjian

    Sisipan 1, yaitu sebanyak 89,13% mahsiswa meningkat nilainya. Jadi hasil

    belajar mahasiswa setelah mengikuti pembelajaran dengan

    mengimplementasikan metode pengajuan soal dalam setting pembelajaran

    kolaborasiinidapatdikatakanbaik.

    DariTabel2tersebutterlihatbahwanilaiUjianSisipan1belumbaik.Hal

    inidikarenakan adanyaketerbatasanwaktu, sehinggadalam satupertemuan

    digunakan untuk penyampaian materi maupun pembahasan soal yang

    disampaikan melalui presentasi suatu kelompok. Soalsoal yang dibahas

    terkadang belum variatif karena terkadang mahasiswa berdiskusi atau

    memberitanggapanuntuksuatusoalcukuplamasehinggawaktupembahasan

    untuksoalsoalyanglainmenjadiberkurang.

    DarihasilUjianSisipan1,terlihatbahwadalammeyelesaikansoalbukan

    konsepbeberapamahasiswatelahmelaksanakanbeberapalangkahpemecahan

    masalahmenurutPolya.Padalangkah1,mahasiswatelahmelaksanakanaspek

    menentukan (mengidentifikasi) apa yang dicari (tidak diketahui), apa yang

    diketahui (data), dan membuat gambar. Aspek pada langkah 2 yang telah

    dilaksanakan beberapamahasiswa adalahmengaitkan dengan teorema yang

    Pend. Matematika 17

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    bergunadanmemperhatikanyangtidakdiketahuidarisoal.Sedikitmahasiswa

    juga telah mengecek kebenaran langkah penyelesaian. Hal ini terlihat dari

    merekatelahmenuliskanalasanpadalangkahpenyelesaian.

    Dari hasilUjian Sisipan 2, terlihat bahwa semakin banyakmahasiswa

    yang telah melaksanakan langkah pemecahan masalah menurut Polya.

    Beberapa aspek lagi dalam langkah pemecahanmasalah juga telahmereka

    lakukan. Misalnya memperhatikan syarat yang diperlukan dan ada yang

    mencarihasilnyadengancaralain.

    Secara umum, kendala atau hambatan yang dialami dalam

    melaksanakan pembelajaran ini adanya keterbatasan waktu sehingga suatu

    materihanyadisampaikandalamsatupertemuansaja.Settingkelas,misalkan

    keterbatasan luas ruangan, juga belum memadai agar pembelajaran dapat

    berjalan baik. Selain itu, media pembelajaran OHP juga belum memadai.

    KarenatidaksetiapsaattersediaOHPdikelasatauOHPtersebuttidakdapat

    digunakan, sehingga kelancaran presentasi terganggu dan menyebabkan

    penggunaanwaktuyangbelumoptimal.

    4. SIMPULANDANSARAN

    4.1 Simpulan

    Berdasarkan uraian sebelumnya, dapat disimpulkan beberapa hal

    sebagaiberikut.

    1. Pembelajaran dengan mengimplementasikan metode problem posing

    dalamsetingpembelajarankolaboratif padamahasiswaProgramStudi

    PendidikanMatematika FMIPAUNY yangpada semester gasal tahun

    2007/2008 pada mata kuliah Geometri dilaksanakan sebagai berikut.

    Kegiatan pendahuluan: dosen dengan memberikan gambaran materi

    yang akan dibahas. Kegiatan inti: suatu kelompok penyaji

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 18

  • PM 1 : Upaya Meningkatkan Kemampuan Mahasiswa Dalam Memecahkan..

    mempresentasikan ringkasan materi dan soalsoal beserta

    penyelesaiannya, dilanjutkan dengan forum diskusi dan tanya jawab

    antara kelompok penyaji dengan mahasiswa dan dosen bertindak

    sebagai fasilitator. Kegiatan penutup: dosen dengan mereview hasil

    diskusi danmenyampaikan halhal yang belum dipahamimahasiswa.

    Pada siklus 2,ditambah kegiatanpresentasi soal oleh suatu kelompok

    secara sukarela dan pada akhir siklus pembelajaran diisi dengan

    pembahasan soalsoal yang diajukan oleh mahasiswa secara

    berkelompok.

    2. Sebagian besar mahasiswa memberikan tanggapan positif terhadap

    pembelajaran dengan mengimplementasikan metode problem posing

    dalam seting pembelajaran kolaboratif, dengan ratarata yang

    memberikantanggapanpositif77,88%.

    3. Pembelajaran dengan mengimplementasikan metode problem posing

    dalam seting pembelajaran kolaboratif ini dapat meningkatkan

    kemampuan pemecahan masalah bagi mahasiswa, walaupun tidak

    semuaaspekdalamlangkahpemecahanmasalahdapatteramati.

    4. Hasil belajar mahasiswa dalam pembelajaran dengan

    mengimplementasikanmetodeproblemposingdalamsetingpembelajaran

    kolaboratifinidapatdikatakanmeningkatdarisiklus1kesiklus2.

    5. Hambatan yangdialamidalammelaksanakanpembelajaran ini adalah

    adanya keterbatasanwaktu sehingga suatumateri hanyadisampaikan

    dalam satu pertemuan saja, keterbatasan ruangan, dan media

    pembelajaranterutamauntukpresentasijugabelummemadai.

    4.2. Saran

    Perlunya dilakukan inovasi pembelajaran danmetode yang bervariasi

    yang dapat meningkatkan keaktifan dan antusiasme mahasiswa dalam

    Pend. Matematika 19

  • Ali Mahmudi, Himmawati PL

    perkuliahandansebagaitambahanpengalamanbagimahasiswasebagaicalon

    tenagapendidik.Pembelajarandenganmengimplementasikanmetodeproblem

    posing dalam seting pembelajaran kolaboratif ini dapat dijadikan alternatif

    metode pembelajaran yang dapat meningkatkan keterlibatan dan keaktifan

    mahasiswadalampembelajaran, sertameningkatkankemampuanpemecahan

    masalahbagimahasiswa.

    DAFTARPUSTAKAAkbar Sutawidjaja. 1998. Pemecahan Masalah dalam Pembelajaran Matematika.

    Makalah disajikan pada Seminar Nasional Pendidikan Matematika diProgrampascasarjanaIKIPMalangpada4April1998.

    Eggen, Paul D & Kauchack, Donald. 1988. Strategies for Teachers. TeachingContentandThinkingSkills.NewJersey:PrenticeHall,EnglewoodCliffs.

    English,LynD.1997.PromotingaProblemPosingClassroom.TeachingChildrenMathematics,November1997,h.172179.

    Feng Chun,Miao. 2006. TrainingModules on Integrating ICT For PedagogicalInnovation.MakalahdisampaikandalamNationalTrainingonIntegratingICT and Taeaching and Learning yang diselenggarakan olehUNESCOBangkokbekerjasamadenganSEAMOLECdiJakarta,610Maret2006.

    Lundgren, Linda. 1994. Cooperative Learning in the Science Classroom. Ohio:Glencoe.

    Polya,G.1973.Howtosolveit.Princeton:PrincetonUniversityPress.Orton,Antony.1992.LearningMathematics,Issues,TheoryandClassroomPractice.

    London:Cassel.Silver, E, MamonaDowns, J., Leung, S.S. & Kenney, I.A. 1996. Posing

    Mathematical Problems : An Exploratory Study. Journal for Research InMathematicsEducation,V.27,N.3,May.293309.

    Silver,E.&Cai,J.1996.AnAnalisisofAritmaticProblemPosingbyMidlleSchoolStudents. Journal for Reasearch in Mathematics Education, V. 27, N.5,November1996,h.521539.

    www.wcer.wisc.edu.CollaborativeLearning.Diunduhpada12Februari2006

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 20

    http://www.wcer.wisc.edu/

  • Dipresentasikan dalam SEMNAS Matematika dan Pendidikan Matematika 2007 dengan tema Trend Penelitian Matematika dan Pendidikan Matematika di Era Global yang diselenggarakan oleh Jurdik Matematika FMIPA UNY Yogyakarta pada tanggal 24 Nopember 2007

    AlternatifMediaPembelajaranGeometriRuangDiPerguruan

    Tinggi

    Oleh

    A.Prabowo

    JurusanMatematika

    FMIPAUniversitasNegeriSemarang

    Telp.0818240132,Email:[email protected]

    Abstrak

    Mahasiswa jurusanmatematikaUNNESmengalamikesulitandalammendefinisikankonsep

    konsep dasar dalam geometri ruang. Hal tersebut sesuai dengan pernyataan Prabowo (2004) bahwa

    geometriadalahsalahsatupokokbahasandalammatematikayangbersifatabstrak.Permasalahandalam

    penelitian iniadalah tertuangdalampertanyaanapakahpembelajaranmemanfaatkanmediaSWiSHmax

    denganpendekatanmathematicsproblemsolvinglebihbaikdibandingkandenganpembelajaranekspositori?

    Tujuan dalam penelitian ini adalah: (1)mengembangkanmedia pembelajaran geometri ruang dengan

    memanfaatkan software SWiSH 2.0 dan SWiSHmax; (2) mengetahui ketertarikan mahasiswa dalam

    pembelajaran denganmemanfaatkan SWiSHmax dengan pendekatanmathematics problem solving dalam

    mata kuliah geometri ruang; dan (3) membuktikan hipotesis yang menyatakan bahwa pembelajaran

    geometri ruangdenganmemanfaatkanSWiSHmaxdenganpendekatanmathematicsproblem solving lebih

    baikdaripadapembelajarangeometriruangdenganekspositori.Berdasarkanperhitungandiperolehhasil

    nilai signifikanF adalah 0,123 > 0,05 artinya tidak signifikan, artinyaVariansdatadianggap tidak ada

    perbedaanyangsignifikan.Dipilihstatistikdenganequalvariansassumed.Nilaisignifikan2tailedadalah

    0,000

    0,05artinyatidaksignifikan,artinyaVariansdatadianggaptidakadaperbedaanyangsignifikan.Dipilih

    statistik dengan equal varians assumed.Nilai signifikan 2tailed adalah 0,613

  • A Prebowo

    1. PENDAHULUAN

    Dalam rangka pengembangan sumber daya manusia maka peran

    matematikamenjadisangatpenting.Matematikamerupakandasardarisemua

    ilmu pengetahuan yang ada. Matematika mengajarkan cara berpikir logis,

    runtut, dan tertib. Kelogisan dan keruntutan tersebut akan membentuk

    kepribadianseseorangdengansendirinya.Orangyangterbiasaberpikirruntut

    dan logis pasti akan berpikir positif dalammemutuskan sesuatu. Selain itu

    berpikir yang logis dan runtut akan membantu orang dalam memutuskan

    sesuatuhaldanjugadapatmeningkatkanoptimismepribadi.

    Semua ilmu pengetahuan yang ada pasti memanfaatkan matematika

    untuk implementasi ilmu pengetahuan tersebut. Fisika, kedokteran, dan

    bahkanekonomimemerlukanmatematikadalamrangkamemenuhiketuntasan

    ilmu tersebut. Keakuratan perhitungan matematis menjadi salah satu jalan

    dalamrangkapengambilankeputusandalambidangilmuyanglain.

    Dalam matematika ada banyak cabang ilmu yang lebih spesifik.

    Geometri adalah salah satu cabang matematika yang berhubungan dengan

    tempat kedudukan suatu titik. Geometri sendiri terbagi menjadi beberapa

    bagian,yaitugeometridatar,geometriruangdangeometrianalitsertageometri

    transformasi.Masingmasing bagian memiliki karakteristik tersendiri dalam

    ilmunya.Dangeometriruangmemilikikekuatandalampengungkapandefinisi

    yangteraturdanruntut.Kesalahandalampemaknaandefinisi,dalamgeometri

    ruangberakibat fatal.Kesalahan tersebut telah terjadipadasaat inidiseluruh

    bagianIndonesia.Contohyangpalingsederhana,ketikaseorangsiswaditanya

    tentangdefinisikubus,makaspontansiswa tersebutakanmengatakanbahwa

    kubusadalahbangun ruangyangmemiliki6 sisiyangmasingmasing sisnya

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 22

  • PM 2 : Alternatif Media Pembelajaran Geometri Ruang. . . . . . .

    samapanjang.Katakatabangun ruangdalamdefinisi tersebut sudah sebuah

    kesalahanyangfatalkarenabangunruangsendiriadalahsebuahdefinisi.

    Olehkarena itulahdipilihlahmatakuliahgeometri ruang sebagaipilot

    projectpenelitianini.Pemilihanmatakuliahgeometriruangsebagaipilotproject

    pembelajaranmatematikadenganmemanfaatkankomputersebagaialatbantu,

    bukan tanpa alasan. Pertama, geometri adalah ilmu yang abstrak (Prabowo,

    2004); kedua, beberapa penelitian menunjukkan hasil yang positif dalam

    pemanfaatan media sebagai jembatan keledai dalam memahami materi

    geometri(Prabowo,2005).

    Pembelajaran geometri yang terjadi selama ini bersifat tradisional,

    artinya tidak banyakmemanfaatkan komputer atau teknologimaju lainnya.

    Alatbantuyangdigunakanmasihsebatasperagamatematikaataualatbantu

    lukislainnya.Untukmengajarkanbagaimanacaramelukis,alatbantutersebut

    cukupefektif.Halinidapatdiketahuidenganhasilkerjamahasiswapadamata

    kuliah geometri sebelumnya. Namun, SWiSHmax dengan pendekatan

    mathematics problem solvingmenitikberatkan kepada penguasaan definisi dan

    teorema,sehinggahasilyangdiinginkanadalahmahasiswadapatmerumuskan

    sendiri definisi dengan tepat dengan bantuan slideslide ShockWafe Flash

    tentangdefinisidanataukonsepkonsepdalamgeometri.

    Mahasiswa jurusan matematika UNNES mengalami kesulitan dalam

    mendefinisikan konsepkonsep dasar dalam geometri ruang. Asumsi ini

    disebutkanberdasarkanpadahasilwawancaradengandosenpengampumata

    kuliah tersebut serta pengamatan secara sederhana terhadap mahasiswa

    peserta kuliah. Selain itu, nilaimahasiswa padamata kuliah tersebut cukup

    rendah. Rerata nilaimahasiswa padamata kuliah tersebut pada tahun 2004

    adalah5,12.Kesulitantersebutterutamadisebabkanolehkeabstrakangeometri

    yang cukup tinggi. Ratarata kemampuan dasar mahasiswa jurusan

    Pend. Matematika 23

  • A Prebowo

    matematika UNNES tidaklah setinggi perguruan tinggi setingkat ITB atau

    UGM, sehingga mahasiswa tetap perlu pendampingan dalam penyusunan

    definisisecaramandiri.HaltersebutsesuaidenganpernyataanPrabowo(2004)

    bahwa geometri adalah salah satu pokok bahasan dalam matematika yang

    bersifatabstrak.

    Dalampenelitiansebelumnya,IstiHidayahdanSugiman(Hidayahdan

    Sugiman,1998) sertaSugiartodan IstiHidayah (SugiartodanHidayah,1999)

    mengemukakanbahwapendayagunaanalatperaga(media)sebagaialatbantu

    ajar dalam pembelajaran matematika membuat pembelajaran menjadi lebih

    bermaknadanmembuatsiswamenjadilebihaktif.Lebihbermaknadalamarti

    siswalebihterfokuspadadosenpadasaatmenerangkandandariketertarikan

    mereka saat diterangkanmakamuncullah ideide untuk bertanya, sehingga

    keaktifan siswa bertambah. Dari ide tentang alat peraga inilah diwujudkan

    sebuahmediapembelajaranSWiSHmax.

    Logikanya, setelah belajar dengan memanfaatkan SWiSHmax,

    mahasiswa dapat merumuskan sendiri definisi atau konsepkonsep dasar

    dalam geometri ruang. Akhirnya dari hal yang tersederhana tersebut

    harapannyamahasiswasecaraperlahandapatmengkonstruksisebuahdefinisi

    tanpabantuanSWiSHmax,lebihcepatdanlebihdapatmemahamidefinisidan

    konsepkonsepdalamgeometridenganbaik.

    Dari uraian di atas muncullah permasalahan. Apakah pembelajaran

    memanfaatkan media SWiSHmax dengan pendekatan mathematics problem

    solvinglebihbaikdibandingkandenganpembelajaranekspositori?

    Dari beberapa alasan di atas, bahwa jika terdapat dua kelas berbeda,

    yaitu kelas yang dalam pembelajarannyamemanfaatkan SWiSHmax dengan

    pendekatan mathematics problem solving dan kelas dengan pembelajaran

    ekspositori, maka diharapkan hasil belajar mahasiswa yang pembelajaran

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 24

  • PM 2 : Alternatif Media Pembelajaran Geometri Ruang. . . . . . .

    memanfaatkanSWiSHmaxdenganpendekatanmathematicsproblemsolvinglebih

    baik daripada mahasiswa yang pembelajarannya menggunakan metode

    ekspositori.

    2. TINJAUANPUSTAKA

    Untuk memahami makalah ini, diberikan beberapa pengertian dan

    istilah,yaitusebagaiberikut.

    2.1 Belajar

    Belajar dan pembelajaranmerupakan kegiatan yang tidak terpisahkan

    dalam kehidupanmanusia.Dengan belajarmanusia dapatmengembangkan

    potensipotensiyangdimilikinya.Tanpabelajarmanusiatidakmungkindapat

    memenuhikebutuhankebutuhannya.

    Winkel dalam Darsono (Darsono, 2000:4) menyatakan belajar adalah

    aktivitasmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

    lingkungan yangmenghasilkanperubahandalampengetahuan,pemahaman,

    ketrampilandannilaisikap.

    Aaron Quinn Sartain (Darsono, 2000:4) menyatakan bahwa belajar

    didefinisikan sebagai suatu perubahan perilaku sebagai hasil pengalaman.

    Perubahan tersebut antara lain ialah cara merespon suatu sinyal, cara

    menguasai suatu keterampilan dan mengembangkan sikap terhadap suatu

    objek.

    W.S. Winkel (Darsono, 2000:4) menyatakan bahwa belajar adalah

    aktivitasmental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dengan

    lingkungan yangmenghasilkanperubahandalampengetahuan,pemahaman,

    keterampilandannilaisikap.

    Belajar akan mengubah perilaku mental mahasiswa yang belajar

    (DimyatidanMudjiono,2002:5).Perubahanitubisaterjadidengansengajabisa

    Pend. Matematika 25

  • A Prebowo

    juga tidak sengaja, bisa lebih baik juga bisa lebih buruk.Agar belajar dapat

    berkualitasdenganbaik,perubahanituharusdilahirkanolehpengalamandan

    olehinteraksiantaraorangdenganlingkungannya.

    Prestasi belajar adalah hasil belajar seseorang yang dicapai dengan

    kemampuan maksimal yang akhirnya mangalami perubahan tingkah laku

    secaratetapbaikkognitif,afektifdanpsikomotorik.

    Usahausaha yang perlu dilakukan oleh guru untuk meningkatkan

    prestasi belajar mahasiswa dengan memanfaatkan fasilitasfasilitas serta

    kelebihankelebihan yang ada baik di lingkungan sekolah antara lain : (a)

    Meningkatkan ketrampilan dosen ataumahasiswa dalammenggunakan alat

    bantuajar; (b)Meningkatkanketrampilandosendalammenggunakanmetode

    yangtepat;(c)Memanfaatanalatataubahanyangtersediadanmudahdidapat

    sebagaisumberbelajar.

    2.2 PendekatanMathematicsProblemSolving

    PemanfaatanmediaSWiSHmaxdalampembelajarangfeometriruangdi

    perguruan tinggi secaraotomatisakanmenggunakanpendekatanmathematics

    problem solving dalam proses pembelajarannya. Pada dasarnya, mathematics

    problemsolvingmemilikitujuanagarmahasiswadapat:(a)menginvestigasidan

    memahami konsep matematika dengan kepercayaan diri tinggi; (b)

    mengkombinasikan strategistrategi penyelesaian matematik untuk mencari

    solusi terbaik tentang permasalahan dalam matematika atau di luar

    matematika;(c)memahamidanmerumuskanpermasalahandisekitarnyayang

    berkaitan dengan langsung dengan matematika atau yang tidak berkaitan

    langsung dengan matematika; dan (d) mengaplikasikan proses modeling

    matematikakedalampermasalahandunianyata.

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 26

  • PM 2 : Alternatif Media Pembelajaran Geometri Ruang. . . . . . .

    Mathematics Problem Solving hampir dapat disamakan dengan doing

    mathematics. Mathematics problem sangat bermanfaat untuk membedakan

    konsep,prosedur,dan tujuandari sebuahpokokbahasandalammatematika.

    Problem solving dapat juga dimanfaatkan untuk mendewasakan mahasiswa.

    Penerapan pendekatan ini sejak level awal pendidikan dapat membuat

    mahasiswasadarmatematika.Kesadaranmatematika inidapatmeningkatkan

    motivasimereka secaraalamidanharapannyamahasiswadapatberkembang

    logika berpikirnya. Problem solving lebih luas jika dibandingkan dengan

    mengaplikasikan teknik khusus dalammenyelesaikan sebuah permasalahan.

    Problem solving juga lebih luas jika dibandingkan dengan bermain katakata

    dalampenyelesaianpermasalahan.Problemsolvingadalahsebuahprosesyang

    penuhmatematis dalam rangkamengkonstruksi danmenguatkan (construct

    andreinforced).

    Konsekuensi logisbagimahasiswayangbelajardenganpendekatan ini

    adalah kesadaran mahasiswa akan matematika. Mathematics problem solving

    tidak hanya dapatmemberikan solusi dalam permasalahan seharihari, atau

    pertanyaandalam ilmusosial, ilmusains tapidapat jugadimanfaatkanuntuk

    melayani teori matematika itu sendiri. Seorang mahasiswa yang dapat

    membuktikansebuahteoremadanmahasiswayangdapatmenyelesaikansuatu

    permalasahan dengan teknik khusus, memiliki level yang berbeda dalam

    mathematicsproblemsolving(NCTM,1989)

    Konsep dasar mathematics problem solving adalah pemberian

    permasalahandanaplikasinyauntukmengenalkansebuahkonsepbarudalam

    matematika.Permasalahandanaplikasi tersebutmembantumahasiswadalam

    menyusunkerangkaberpikirnya,memahamikonsepdanmemberikanfasilitas

    dalam prosedur berpikir sertamereview kembali konsepkonsep yang telah

    dipelajari, dalam rangkamemberikan penguatan dalam pemahaman konsep

    Pend. Matematika 27

  • A Prebowo

    barutersebut.Prosesbelajartersebutmemaksamahasiswauntukmenganalisis

    situasi berdasarkan pengetahuannya,membangun sebuah teknikmatematik,

    danakhirnyamemanfaatkantekniktersebutuntukmenyelesaikanmasalahnya.

    Proses review juga akan memantapkan pengalaman mahasiswa dalam

    menyesaikanmasalahdanprosespengendapanpengetahuan.

    Penerapan pendekatan ini dalam proses belajar mengajar akan

    membutuhkanwaktu beberapa hari bahkan beberapa bulan. Pendekatan ini

    juga membutuhkan kerjasama antar siswa dalam kelompokkelompok kecil

    (NCTM,1989).

    2.3 SWiSHmax

    SWiSHmax dalam pembahasan ini berupa sebuah media yang

    mengarahkanmahasiswa agardapatmelakukanpenyusunan konsepdefinisi

    dan teorema oleh mahasiswa sendiri dengan tepat. Pada penerapannya,

    mahasiswa di tunjukkan sebuah tampilan produk SWiSH, kemudian

    mahasiswa berdiskusi dengan kelompoknya sehingga definisi yang di

    maksudkandapatdituliskandenganlengkapdanjelas.

    Penguasaandefinisidanteoremadalamgeometriruangsangatpenting.

    Sistemaksiomadalamgeometritelahtersusunruntut.Satusajarantairuntutan

    tersebut terputus maka runtutan berikutnya tidak akan dapat terpahami.

    Artinya, jika satu saja teorema tak terpahami, maka teoremateeorema

    selanjutnyaakanlebihsulitdipahami.

    Seperti uraian di atas bahwa definisi tentang objek amatan dalam

    geometri sangatlah penting. Seorangmahasiswa akan kesulitanmenjelaskan

    definisi lingkaran jika tanpa bantuandosen. Sebagian besarmahasiswa akan

    mengatakanbahwalingkaranadalahbangundataryangdanseterusnya.

    Mahasiswa mengatakan bahwa lingkaran adalah sebuah bangun datar,

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 28

  • PM 2 : Alternatif Media Pembelajaran Geometri Ruang. . . . . . .

    merupakansatukesalahanyangsangatvital.Definisi tersebutmunculkarena

    paradigma mahasiswa yang salah. SWiSHmax dapat pula digunakan untuk

    meluruskan paradigma yang terlanjur salah tersebut. Definisi tentang

    lingkaran akanmudahdipahamidengan melihat tampilanSWiSHmax,yaitu

    tempat kedudukan titiktitik yang berjarak sama terhadap satu titik tertentu.

    Pada implementasi bagian ini nanti, mahasiswa akan ditunjukkan sebuah

    tampilandenganmenampakkan1titiktertentupadabagianslide,lalutitiktitik

    lainyangberjarak samamuncul secaraberurutandanperlahanlahan sampai

    dengan titiktiotkik tersebut rapat dan membentuk lingkaran. Dari sini

    harapannya siswa sudah dapat menyusun definisi sendiri berdasarkan

    tampilantersebut.

    Ilustrasi di atas menggambarkan pemanfaatan SWiSHmax dalam

    geometridatar.Pada implementasinanti,SWiSHmaxakandimanfaatkanpada

    mata kuliah geometri ruang yang cenderung lebih sukar dipahami secara

    verbal.

    3. METODE

    Artikelhasilpenelitianinimenggunakanmetodeyangterjabarkan

    sebagaiberikut.

    3.1 PopulasidanSampel

    Populasidalampenelitianiniadalahmahasiswasemestergenapjurusan

    matematika Universitas Negeri Semarang tahun akademik 2006/2007 yang

    terdiridari7kelas.Selanjutnyadipilihduakelasyangmemilikikemampuan

    setarasebagaisubyekpenelitianinisebagaisampelpenelitian.Pemilihankelas

    dilakukan berdasarkan kesetaraan didasarkan pada hasil perhitungan uji

    homogenitashasilujiangeometridasarpadasemestersebelumnya..

    Pend. Matematika 29

  • A Prebowo

    Dari dua kelas sampel yang terpilih sebagai subjek penelitian, satu

    kelas diberikan pembelajaran menggunakan media SwiSHmax sebagai kelas

    eksperimen dan kelas lain sebagai kelas kontrol dilakukan pembelajaran

    denganmodelpembelajaranekspositori.Penentuankelasmenggunakanteknik

    randomsampling..

    3.2 DesainPenelitian

    Penelitian iniakanmengkajikemampuanmahasiswadalammenangkap

    idedasardarikonsepgeometri ruangdari animasihasilproduk SWiSHdan

    mengkaji keefektifanpembelajaranmatematikadenganmemanfaatkanmedia

    pembelajaran SWiSHmax dengan pendekatan mathematics problem solving.

    Dalamhalinikepadakelaseksperimendiberikanpembelajarandenganmedia

    SWiSHmax dengan pendekatanmathematics problem solving dan kelas kontrol

    diajardenganpembelajaranekspositori.Penelitianinitermasukjenispenelitian

    quasiexperimentalresearch.Sebelumdiadakaneksperimendiberikanpretesdan

    setelaheksperimendiberikanposttes.

    Rancangan yang digunakan dalam penelitian ini meliputi tiga tahap,

    yaitu:pretes,perlakuan(pembelajarandenganSWiSHmaxdenganpendekatan

    mathematics problem solving dan pembelajaran ekspositori), dan posttes. Tes

    awaldigunakan untukmengetahuikemampuan awalmahasiswa.Pada saat

    tes awal jugadiberikan angketkepadamahasiswauntukmelihatpandangan

    mahasiswa terhadap matematika sebelum dilakukan pembelajaran dengan

    media SWiSHmax dengan pendekatanmathematics problem solving. Pada saat

    perlakuan,dilakukanpengamatan:bagaimanamahasiswamembangunkonsep

    matematika denganmedia SWiSHmax. Eksperimen dilakukan selama 8 kali

    pertemuan. Selanjutnya dilakukan tes akhir untukmengetahui penguasaan

    materi yang digunakan dalam pembelajaran. Pada akhir pembelajaran

    SEMNAS Matematika dan Pend. Matematika 2007 30

  • PM 2 : Alternatif Media Pembelajaran Geometri Ruang. . . . . . .

    diberikan angket kepada mahasiswa berkaitan dengan motivasi dan

    pandangannya terhadap matematika dan dilakukan wawancara terhadap

    beberapamahasiswatentangpemecahanmasalahterhadapsoalyangdiajukan.

    Rancanganinidapatdigambarkandalamtabel1sebagaiberikut.

    Tabel1.RancanganPenelitian

    Kelompok Pretes Treatment Postes

    Eksperimen

    T1 T2

    Kontrol T1 T2

    Perbedaanperlakuan(X:pembelajarandenganmemanfaatkanSWiSHmax

    sebagai model pembelajaran geometri ruang di prguruan tinggi)

    diperhitungkanmelaluiperbedaanantaraT2T1kelompokeksperimendanT2

    T1kelompokkontrol.

    3.3 MetodePengumpulanData

    Datadalampenelitian inidapatdigolongkandalamduamacam,yakni:

    data kuantitatif dan data kualitatif. Data kuantitatif berwujud skor tes

    mahasiswa. Data kualitatif berwujud: data proses pembelajaran, data hasil

    wawancara,dandatahasilangket.

    Metodepengumpulandatadalampenelitian iniadalah sebagaiberikut.

    (a)Metode Dokumenter,Metode ini digunakan untukmengumpulkan data

    kemampuan awal mahasiswa yang menjadi sampel penelitian. Data yang

    diperoleh dianalisis untuk menentukan homogenitas antar antar kelompok

    eksperimen dan kontrol. (b) Metode Tes dan Nontes, Metode ini untuk

    mengumpulkan data hasil belajar matematika setelah pembelajaran dengan

    Pend. Matematika 31

  • A Prebowo

    memanfaatkan media SWiSHmax pada mata kuliah Geometri Ruang

    dilaksanakan.

    3.4 InstrumenPenelitian

    Instrumen penelitia