Post on 09-Apr-2016
description
1
PROPOSAL PRAKTIK KERJA LAPANGAN
STUDI PRODUKSI BENIH PADI (Oryza sativa L.) NON HIBRIDA DI PT. PERTANI (PERSERO) BALI
WIBOWO SETIADY
PROGRAM KEAHLIAN TEKNOLOGI INDUSTRI BENIH
PROGRAM DIPLOMA
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2015
i
LEMBAR PENGESAHAN
Judul : Produksi benih Padi (Oryza sativa L.) non hibrida di PT. PERTANI (PERSERO) Bali
Nama : Wibowo Setiady
NIM : J3G112029
Program Keahlian : Teknologi Industri Benih
Disetujui oleh
Dosen Pembimbing
Anggi Nindita, SP Msi
Mengetahui,
Koordinator Program Keahlian
Teknologi Industri Benih
Dr.Ir. Abdul Qadir, Msi.
NIP. 19620927 198703 1 001
Tanggal disetujui :
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan YME berkat rahmat dan
karunia-NYA yang telah diberikan kepada penulis sehingga penulis memiliki
kesempatan untuk dapat menyelesaikan proposal Praktik Kerja Lapangan yang
berjudul “Produksi benih padi (Oryza sativa L.) non hibrida”. kegiatan praktik
kerja akan dilaksanankan di Pertani (Persero) provinsi Bali
Proposal PKL ini dibuat untuk memenuhi persyaratan PKL yang telah
ditetapkan sebelumnya. Penyelesaian proposal ini telah mendapat dukungan dari
berbagai pihak. Oleh karena itu penulis turut mengucapkan terima kasih yang
sebesar-besarnya kepada :
1. Bapak Dr Ir Bagus P. Purwanto, M Agr. selaku Direktur Program Diploma
IPB.
2. Bapak Dr. Ir. Abdul Qadir, MSi. Selaku Koordinator Program Keahlian
Teknologi Industri Benih.
3. Ibu Anggi Nindita, SP MSi Selaku Dosen Pembimbing PKL
4. Seluruh Tim Dosen Program Keahlian Teknologi Industri Benih.
5. Bapak Efen Indra dan Ibu Etti Susilawati selaku orang tua penulis
6. Teman-teman Teknologi Industri Benih angkatan 49 yang selalu
memberikan dukungan dan motivasinya.
Penulis menyadari bahwa masih banyak terdapat kekurangan dalam proposal ini.
Penulis menerima saran dan kritik pembaca yang membangun. Demikian harapan
penulis, mudah-mudahan proposal ini disetujui dan bermanfaat bagi semua pihak
yang membutuhkan.
Bogor, Januari 2015
Wibowo Setiady
iii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN i
KATA PENGANTAR ii
DAFTAR ISI III
DAFTAR LAMPIRAN IV
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Tujuan 2
METODE PRAKTIK KERJA LAPANG 3
Waktu & Tempat 3
Metode Pelaksanaan 3
Pengamatan dan Pengumpulan Data 4
Analisis Data dan Informasi 4
TINJAUAN PUSTAKA 4
Syarat Tumbuh 5Iklim 5Tanah 5
Benih 6
Produksi Benih Padi Non Hibrida 7
LAMPIRAN 9
DAFTAR PUSTAKA 10
iv
DAFTAR LAMPIRAN
1 Rencana kegiatan praktik kerja lapangan 4
1
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian kuno berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
subtropis. Bukti sejarah memperlihatkan bahwa penanaman padi di Zhejiang
(Cina) sudah dimulai pada 3.000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan
di Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100-800 SM. Selain Cina dan India,
beberapa wilayah asal padi adalah, Bangladesh Utara, Burma, Thailand, Laos,
Vietnam.
Padi merupakan tanaman pangan berupa rumput berumpun. Tanaman
pertanian kuno ini berasal dari dua benua yaitu Asia dan Afrika Barat tropis dan
sub tropis. Bukti sejarah menunjukkan bahwa penanaman padi di Zhejiang (Cina)
sudah dimulai pada 3000 tahun SM. Fosil butir padi dan gabah ditemukan di
Hastinapur Uttar Pradesh India sekitar 100 – 800 SM. (Purwono dan
Purnamawati, 2007).
Untuk meningkatkan produksi padi nasional, pemerintah telah melakukan
berbagai upaya, termasuk mendorong penggunaaan teknologi baru seperti varietas
unggul, pemupukan yang tepat, perbaikkan cara bercocok tanam, pengendalian
hama dan penyakit, serta pengairan yang teratur, disamping peningkatan
penyuluhan, penyediaan kredit, pemberian subsidi terhadap sarana produksi dan
perbaikkan pemasaran hasil (Taslim, Partohardjono, dan Djunainah, 2010).
Dalam kurun waktu tahun 1970-2000an, kontribusi peningkatan
produktivitasdan luas areal panen terhadap peningkatan produksi padi nasional
2
masing-masing sekitar 56,1% dan 26,3%. Berbagai kendala fisik maupun sosial
ekonomi menghambat upaya perluasan areal pertanaman padi. Oleh karenanya,
titik tumpu peningkatan produksi padi nasional terletak pada peningkatan
produktivitas, salah satunya melalui pembentukan varietas unggul berdaya hasil
tinggi (Las et al, 2004).
Tujuan
Tujuan yang didapat dari praktik kerja lapang ini yaitu :
Tujjuan praktik kerja lapang ini secara umum bertujuan untuk
meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan professional mahasiswa.tujuan
khusus pelaksanaan praktek kerja lapang ini adalah untuk mempelajari produksi
benih padi di PT. Pertani (Persero), Bali.
3
METODE PRAKTIK KERJA LAPANG
Waktu & Tempat
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini dilaksanakan pada bulam Februari
sampai dengan april 2015 di PT. Pertani (Persero), Bali.
Metode Pelaksanaan
Pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan ini akan dilakukan dengan beberapa
metode, yaitu:
1. Metode wawancara (interview), adalah metode pengumpulan data dengan
melakukan tanya jawab langsung kepada pihak perusahaan di lapangan,
metode ini untuk mendapatkan data yang otentik, tepat dan terpercaya.
2. Metode observasi, adalah metode pengambilan data dengan cara langsung
mengamati produksi benih jagung hibrida di PT. Pertani (Persero)
kemudian mencatat hasil yang diperoleh pada pengamatan tersebut.
3. Studi pustaka, adalah pengambilan data dengan mempelajari literatur
berupa buku-buku, diktat ataupun bentuk lain yang berhubungan dengan
produksi benih jagung hibrida di PT. Pertani (Persero) yang dipelajari.
4. Metode bimbingan, adalah melakukan konsultasi dan bimbingan dalam
melakukan praktik kerja lapangan, pembimbing berasal dari Dosen
Program Diploma IPB dan PT. Pertani (Persero).
5. Metode dokumentasi, adalah mengumpulkan berbagai macam dokumen
yang diperoleh pada saat praktik kerja lapangan seperti foto, video, dan
data-data yang diperoleh dari perusahaan.
6. Metode partisipasi, adalah ikut melakukan kegiatan produksi benih jagung
hibrida di PT. Pertani (Persero).
4
7. Metode analisis dan evaluasi, adalah melakukan analisis dan evaluasi
terhadap data dan informasi yang telah diperoleh dari berbagai sumber.
Pengamatan dan Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan dengan mengumpulkan data primer dan data
sekunder. Pengumpulan data primer dilakukan melalui aktivitas secara langsung
di lapangan yang meliputi pengamatan….dan melakukan wawancara terhadap
pegawai dan staf, serta petani.
Analisis Data dan Informasi
Seluruh data dan informasi yang diperoleh dianalisis secara deskriptif dan
statistik kuantitatif sederhana seperti rata-rata, persentase, analisis korelasi,
evaluasi perbandingan varietas benih padi, menggunakan uji t – student dan
analisis korelasi.
TINJAUAN PUSTAKA
Botani Padi
Menurut Steenis (2003), tanaman padi diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom Plantae, divisi Spermatophyta, subdivisi Angiospermae, kelas
Monocotyledoneae, ordo Graminales, family Graminae, genus Oryza, spesies
Oryza sativa L.
Menurut Chevalier dan Neguier padi berasal dari dua benua ; Oryza fatua
Koenig dan Oryza sativa L berasal dari benua Asia, sedangkan jenis padi lainnya
yaitu Oryza stapfii Roschev dan Oryza glaberima Steund berasal dari Afrika
Barat. Padi yang ada sekarang ini merupakan persilangan antara Oryza officinalis
dan Oryza sativa f spontania. Tanaman padi yang dapat tumbuh baik di daerah
5
tropis ialah indica, sedangkan japonica banyak diusahakan di daerah sub tropis
(Pustaka Bogor, 2005).
Secara umum padi dikatakan sudah siap panen bila butir gabah yang
menguning sudah mencapai sekitar 80 % dan tangkainya sudah menunduk.
Tangkai padi merunduk karena sarat dengan butir gabah bernas. Untuk lebih
memastikan padi sudah siap panen adalah dengan cara menekan butir gabah. Bila
butirannya sudah keras berisi maka saat itu paling tepat untuk dipanen (Andoko,
2002).
Syarat Tumbuh
Iklim
Tanaman padi tumbuh di daerah tropis / subtropis pada 45O LU sampai
dengan 45O LS dengan cuaca panas dan kelembaban tinggi dengan musim hujan
empat bulan. rata-rata curah hujan yang baik adalah 200 mm/bulan atau 1500-
2000 mm/tahun (http://www.ristek.go.id, 2008).
Tanaman padi dapat hidup baik di daerah yang berhawa panas dan banyak
mengandung uap air. Curah hujan yang baik rata-rata 200 mm per bulan atau
lebih, dengan distribusi selama 4 bulan, curah hujan yang dikehendaki per tahun
sekitar 1500 – 2000 mm (http://warintek.bantul.go.id. , 2008).
Temperatur sangat mempengaruhi pengisian biji padi. Temperatur yang
rendah dan kelembaban yang tinggi pada waktu pembungaan akan mengganggu
proses pembuahan yang mengakibatkan gabah menjadi hampa. Hal ini terjadi
akibat tidak membukanya bakal biji. Temperatur yang juga rendah pada waktu
bunting dapat menyebabkan rusaknya pollen dan menunda pembukaan tepung sari
(Luh, 1991).
6
Tanah
Tanah yang baik untuk pertumbuhan padi adalah tanah sawah yang
kandungan fraksi pasir, debu dan lempung dalam perbandingan tertentu dengan
diperlukan air dalam jumlah yang cukup. Padi dapat tumbuh dengan baik pada
tanah yang ketebalan lapisan atasnya 18 – 22 cm dengan pH 4,0 – 7,0
(http://warintek.bantul.go.id. , 2008).
Tidak semua jenis tanah cocok untuk areal persawahan. Hal ini
dikarenakan tidak semua jenis tanah dapat dijadikan lahan tergenang air. Padahal
dalam sistem tanah sawah, lahan harus tetap tergenang air agar kebutuhan air
tanaman padi tercukupi sepanjang musim tanam. Oleh karena itu, jenis tanah yang
sulit menahan air (tanah dengan kandungan pasir tinggi) kurang cocok dijadikan
lahan persawahan. Sebaliknya, tanah yang sulit dilewati air (tanah dengan
kandungan lempung tinggi) cocok dijadikan lahan persawahan. Kondisi yang baik
untuk pertumbuhan tanaman padi sangat ditentukan oleh beberapa faktor, yaitu
posisi topografi yang berkaitan dengan kondisi hidrologi, porisitas tanah yang
rendah dan tingkat keasaman tanah yang netral, sumber air alam, serta kanopinas
modifikasi sistem alam oleh kegiatan manusia (Suprayono dan Setyono, 1997).
Padi sawah menghendaki tanah lumpur yang subur dengan ketebalan 18 -
22 cm. Keasaman tanah antara pH 4,0-7,0. Pada padi sawah, penggenangan akan
mengubah pH tanam menjadi netral (7,0). Pada prinsipnya tanah berkapur dengan
pH 8,1-8,2 tidak merusak tanaman padi. Karena mengalami penggenangan, tanah
sawah memiliki lapisan reduksi yang tidak mengandung oksigen dan pH tanah
sawah biasanya mendekati netral. Untuk mendapatkan tanah sawah yang
memenuhi syarat diperlukan pengolahan tanah yang khusus
(http://www.ristek.go.id, 2008).
Benih
Benih adalah biji yang dipersiapkan untuk tanaman, telah melalui proses
seleksi sehingga diharapkan dapat mencapai proses tumbuh yang besar. Benih
siap dipanen apabila telah masak. Ada beberapa fase untuk mencapai suatu tingkat
7
kemasakan benih, yaitu fase pembuahan,fase penimbunan zat makanan dan fase
pemasakan. Fase pertumbuhan dimulai sesudah terjadi proses penyerbukan, yang
ditandai dengan pembentukan-pembentukan jaringan dan kadar air yang tinggi.
Fase penimbunan zat makanan ditandai dengan kenaikan berat kering benih, dan
turunnya kadar air. Pada fase pemasakan, kadar air benih akan mencapai
keseimbangan dengan kelembaban udara di luar; dan setelah mencapai tingkat
masak benih; berat kering benih tidak akan banyak mengalami perubahan.
Tolok ukur yang umumnya dijadikan patokan untuk menilai tingkat
kemasakan benih adalah warna, bau, kekerasan kulit, rontoknya buah (benih),
pecahnya buah, kadar air dan lainnya.
Benih dikatakan masak secara fisiologis dan siap untuk dipanen, apabila
zat makanan dari benih tersebut tidak lagi tergantung dari pohon induknya, yang
umum ditandai dengan perubahan warna kulitnya. Waktu yang paling baik untuk
pengumpulan benih adalah segera setelah benih itu masak. Masaknya buah
(benih) umumnya terjadi secara musiman, walaupun cukup banyak juga jenis-
jenis pohon yang menghasilkan buah masak tetapi tidak mengikuti musim yang
jelas.
Produksi Benih Padi Non Hibrida
Untuk dapat mengelola produksi benih padi bersertifikat terdapat beberapa
proses yang harus dilakukan dengan seksama dan teliti.
a. Persyaratan Lahan
Lahan hendaknya merupakan bekas tanaman lain atau lahan yang diberakan, dapat
bekas tanaman padi, asalkan varietas yang ditanam sama dengan varietas yang
ditanam sebelumnya, Ketinggian lahan disesuaikan dengan daya adaptasi varietas
tanaman, umumnya padi beradaptasi di dataran rendah, Lahan relatif subur, Ph
5,4-6, dan memiliki lapisan keras sedalam 30 cm agar sawah tidak lekas kering.
b. Benih Sumber
Benih sumber yang digunakan hendaknya dari kelas yang lebih tinggi. Kebutuhan
benih sumber per hektar diperkirakan sebanyak 10 kg benih penjenis untuk
menghasilkan benih dasar, 25 kg benih dasar untuk menghasilkan benih pokok;
8
dan 25 kg benih pokok untuk menghasilkan benih sebar. Varietas yang ditanam
hendaknya selain disesuaikan dengan kebutuhan konsumen, memperhatikan pula
aspek kecocokan lahan, umur tanaman, dan ketahanan terhadap hama serta
penyakit.
c. Penyemaian
Ukuran bedeng pesemaian umumnya 5% dari luas lahan penanaman. Misalnya,
lahan penanaman direncanakan seluas satu hektar maka bedengan persemaian
yang diperlukan sekitar 500m2.
d. Penyiapan lahan dan penanaman
Penanaman padi menghendaki tanah sawah yang berstruktur lumpur dengan
kedalaman sekitar 15-30 cm. untuk memperoleh struktur tanah demikian, lahan
beberapa kali direndam dengan air. Kegiatan selanjutnya yaitu pengaturan jarak
tanam jarak tanam dibuat 22 cm x 22 cm bila penanaman pada musim kemarau
dan 30 cm x 15 cm bila penanaman pada musim hujan. Sebelum ditanam, bibit
dipotong kira-kira 20 cm dari pangkal batang. Tujuannya untuk mengurangi
penguapan agar bibit tidak lekas layu. Penanaman bibit sebaiknya 2-4 tanaman
per rumpun sedalam ± 2-3 cm.
e.Pemeliharaan
Kegiatan pemeliharaan yang dilakukan meliputi pemupukan, penyulaman,
penyiangan, pengairan, pengendalian hama dan penyakit serta rouging yaitu
melakukan penyeragaman dengan cara membuang bagian tanaman yang berbeda.
f. Pemanenan dan perlakuan pasacapanen
Pemanenan padi untuk benih dilakukan setelah pemeriksaan lapangan terakhir dan
telah dinyatakan lulus oleh BPSB. Waktu panen ditentukan jika umur berbunga
telah mencapai optimal.
g. Perlakuan PascaPanen
Padi yang telah dipanen masih ada beberapa tahap perlakukan agar siap digunakan
sebagai benih. Perlakuan tersebut antara lain perontokan, pengeringan,
pengolahan, serta penyimpanan. Proses pengolahan benih merupakan proses yang
cukup kritis. Jika saat di lahan, orientasi produksi maksimal merupakan tujuan
utama, maka pada proses pengolahan benih, orientasi mutu maksimal merupakan
prioritasnya. Jika produksi di lapang harus lulus standar lapang maka proses
9
pengolahan benih pun harus lulus standar laboratorium. Benih yang telah kering
dan bersih dikemas dalam karung atau kemasan siap salur dan kemudian disimpan
di dalam ruang penyimpanan. Ruang penyimpan benih diusahakan mempunyai
ventilasi yang baik agar kualitas benih dapat terjaga. Lama penyimpangan benih
hendaknya memperhatikan masa berlakunya label benih. Masa berlakunya label
benih padi 6 bulan sejak selesainya pengujian dan paling lama 9 bulan setelah
tanggal panen. Sebelum disimpan, pada umumnya benih diberi berbagai
perlakuan pelapisan benih (seed coating),kemudian benih-benih tersebut akan
diuji dengan berbagai peralatan modern.
LAMPIRAN
Tabel 1 Rencana kegiatan Praktik Kerja Lapangan
No. KegiatanFebruari Maret April
MingguI II III IV I II III IV I II
1 Pengenalan Keadaan Umum Perusahaan
2 Kuliah Umum 3 Pengenalan Kondisi Lapangan 4 Pengamatan Kegiatan Produksi
benih dan Mengikuti Kegiatan Produksi
5 Wawancara dan Studi Pustaka 6 Pengumpulan data 7 Evaluasi
10
DAFTAR PUSTAKA
Purwono, dan H.Purnamawati. 2007. Budidaya 8 Jenis Tanaman Pangan Unggul. Penebar Swadaya. Bogor.
Taslim, H. dan A.M. Fagi. 1988. Ragam Budidaya Padi. Dalam Padi Buku 1.Puslitbangtan. Bogor.
Taslim, H., Partohardono, S. dan Djunainah. 2010. Bercocok Tanam Padi Sawah.Padi Buku 2. Bogor (ID) : Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor, hlm. 481-505.
Taslim H., Partohardono S. dan Subandi. 2010. Pemupukan Padi Sawah. Padi Buku 2. Pusat Penelitian dan Pengembangan Tanaman Pangan Bogor,hlm. 445-479.