Post on 25-Jul-2015
0
LEMBAR PERSETUJUAN PROPOSAL
Proposal atas nama:
Nama : Muhammad Asy’ari NIM : 210307160Jurusan : TarbiyahProgram Studi : Pendidikan Agama IslamJudul : Pengembangan Bahan Ajar Visual (Gambar Cetak) dalam
Pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar
Telah diperiksa dan disetujui:
Pembimbing 1
Dr. H. M. Miftachul Ulum, M.Ag Tanggal, ................................NIP. 197403062003121001
Pembimbing II
Kurnia Hidayati, M.Pd Tanggal, .................................NIP. 198106202006042001
Mengetahui,Ketua program studi PAI
STAIN Ponorogo
Dr. H. M. Miftachul Ulum, M.AgNIP. 197403062003121001
PROPOSAL SKRIPSI
PENGEMBANGAN BAHAN AJAR VISUAL (GAMBAR CETAK) DALAM
PEMBELAJARAN AGAMA ISLAM DI SMA NEGERI 1 KEDUNGGALAR
Oleh:
Muhammad Asy’ari
NIM: 210307160
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
JURUSAN TARBIYAH
SEKOLAH TINGGI AGAMA ISLAM NEGERI
(STAIN) PONOROGO 2012
2
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagama-
an, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keteram-
pilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara, pernyataan
tersebut merupakan definisi pendidikan yang terkandung dalam ketentuan
umum Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional.1 Pendidikan merupakan
interaksi antara pendidik dengan peserta didik dalam upaya membantu peserta
didik menguasai tujuan-tujuan pendidikan.
Dalam setiap proses pembelajaran, guru tetap memegang peranan yang
penting. Seorang guru harus menyampaikan dan mengajarkan suatu bahan
kepada murid. Bahan tersebut meliputi pengetahuan, keterampilan, sikap dan
norma atau nilai-nilai yang diharapkan, dimiliki, dan diamalkan.2 Bahan
pelajaran yang diberikan akan lebih terasa manfaatnya bagi siswa jika
dilakukan dalam kehidupan sehari-hari. Bahan belajar merupakan suatu unsur
belajar yang penting mendapat perhatian dari guru. Dengan bahan itu para
siswa dapat mempelajari hal-hal yang diperlukan dalam upaya mencapai
tujuan belajar.3 Bahan ajar tersebut memungkinkan siswa dapat mempelajari
suatu kompetensi atau kompetensi dasar secara runtut dan sistematis sehingga
secara akumulatif mampu menguasai semua kompetensi secara utuh dan
1 Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Bab I: Ketentuan Umum (Pasal 1)
2 Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta, Metode Pengajaran Agama Islam, (TT: TP, 1983), 206.
3 Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran (Jakarta: Bumi Aksara, 2001), 51.
terpadu.4 Oleh karena itu untuk mencapai tujuan pembelajaran yang telah
ditentukan diperlukan bahan ajar sebagai salah satu alat bantu dalam proses
penyampaian materi kepada siswa.
Menurut Oemar Hamalik, bahan pengajaran merupakan bagian yang
penting dalam proses belajar mengajar, yang menempati kedudukan yang
menentukan keberhasilan belajar mengajar yang berkaitan dengan
ketercapaian tujuan pengajaran, serta menentukan kegiatan-kegiatan belajar
mengajar.5 Bahan ajar merupakan segala bentuk bahan yang digunakan oleh
guru untuk membantu menyampaikan materi dalam proses belajar mengajar.
Bahan yang dimaksud bisa berupa bahan tertulis maupun tidak tertulis.6
Berdasarkan penjajagan awal di lapangan, di SMA Negeri 1
Kedunggalar saat kegiatan belajar mengajar Agama Islam (PAI) berlangsung,
masih terdapat siswa yang mengantuk, ramai, melamun, tidak memperhatikan,
dan malu untuk bertanya. Kendala lainnya adalah lemahnya sumber daya guru
dalam mengembangkan sumber bahan ajar.7 Hal ini mengakibatkan siswa sulit
menjelaskan kembali (review) pelajaran yang baru disampaikan, padahal
pelajaran Agama Islam merupakan pelajaran yang penting dalam peningkatan
dan pengembangan pemahaman siswa dalam kehidupan religius sehari-hari
sesuai dengan tujuan yang akan dicapai dari kurikulum pendidikan Islam yaitu
membentuk anak didik berakhlak mulia.8
4 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007), 173.
5 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem (Jakarta: Bumi Aksara, 2002), 139.
6 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 174.7 Hasil observasi di SMA Negeri 1 Kedunggalar Selasa, 3 April 2012 pukul 09.30 wib.8 Prof. Dr. H. Abdullah Idi, M.Ed, Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik
(Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011), 62.
4
Kendala-kendala tersebut mengakibatkan hasil yang dicapai siswa
kurang maksimal, padahal bahan pelajaran merupakan unsur inti yang ada
dalam kegiatan belajar mengajar karena memang bahan pelajaran itulah yang
diupayakan untuk dikuasai oleh siswa.9 Dengan materi atau bahan ajar
tersebut dapat membantu siswa untuk mencapai indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, serta
memudahkan guru dalam menyampaikan materi dan membuat kondisi kelas
tidak monoton. Oleh karena itu guru yang juga sebagai pengembang
kurikulum harus memikirkan sejauh mana sumber bahan ajar yang digunakan
sesuai dengan tujuan belajar yang akan dicapai.
Jelaslah bahwa sumber bahan ajar merupakan alat yang penting dalam
pencapaian tujuan pendidikan. Dalam survey pendahuluan yang peneliti
lakukan, peneliti menemukan bahwa guru Agama Islam di SMA Negeri 1
Kedunggalar juga mengembangkan sumber bahan ajar pada mata pelajaran
Pendidikan Agama Islam dengan menggunakan gambar cetak. Dari temuan
tersebut, maka peneliti mengadakan penelitian dengan judul “Analisis
Pengembangan Bahan Ajar Visual (Gambar Cetak) dalam Pembelajaran
Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar”.
B. Fokus Penelitian
Setelah melihat realitas yang ada di lapangan, maka disitulah fokus
penelitian ini diarahkan. Dalam hal ini peneliti memfokuskan penelitian pada
9 Suharsimi Arikunto, Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi (Jakarta: Rineka Cipta, 1993), 104.
organisasi bahan ajar visual pada mata pelajaran Agama Islam serta
kompetensi yang hendak dicapai oleh guru dalam mengembangkan bahan ajar
Agama Islam.
C. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang dan fokus masalah penelitian di atas, maka
penulis merumuskan masalah menjadi sebagai berikut:
1. Bagaimana organisasi bahan ajar visual (gambar cetak) dalam
pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar?
2. Apakah kompetensi yang hendak dicapai dalam pengembangan bahan
ajar visual (gambar cetak) dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1
Kedunggalar?
D. Tujuan Penelitian
Adapun tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan organisasi bahan ajar visual
(gambar cetak) dalam pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar.
2. Untuk menjelaskan dan mendiskripsikan kompetensi yang hendak dicapai
dalam pengembangan bahan ajar visual (gamber cetak) dalam
pembelajaran PAI di SMA Negeri 1 Kedunggalar.
E. Manfaat penelitian
Dari hasil penelitian ini diharapkan bermanfaat untuk penulis dan
pembaca yaitu:
6
1. Manfaat Teoritis
Dengan penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan
untuk pengembangan khazanah keilmuan dalam Pendidikan Agama Islam
yang dapat diterapkan dalam masyarakat pada umumnya dan terutama
sebagai penunjang kegiatan belajar mengajar di sekolah.
2. Manfaat Praktis
a. Bagi Sekolah
Agar hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai pendorong dalam
usaha peningkatan kualitas pendidikan di lembaga pendidikan tersebut,
serta untuk menentukan langkah-langkah yang tepat dalam
pengambilan kebijakan.
b. Bagi Guru
Diharapkan menjadi masukan bagi guru agar dapat menjalankan
tugasnya dengan baik yang berkaitan dengan kegiatan belajar
mengajar, sehingga dapat mengantarkan peserta didik dalam
pengembangan profesi yang dimiliki.
c. Bagi Peneliti
Selain sebagai syarat formal dalam menempuh sarjana strata 1 (S1),
juga untuk mengembangkan kemampuan intelektual yang telah
diperoleh.
F. Landasan Teori
Bahan ajar merupakan salah satu komponen dalam perencanaan
pengajaran yang dibuat oleh guru. Bahan ajar merupakan unsur inti yang ada
dalam kegiatan belajar mengajar.
Bahan ajar didefinisikan oleh Abdul Majid sebagai segala bentuk
bahan yang digunakan untuk membantu guru dalam melaksanakan kegiatan
belajar mengajar dikelas. Bahan tersebut bisa disebut bahan tertulis maupun
tidak tertulis.10 Sedangkan bahan ajar didefinisakan oleh Mimin Haryati se-
bagai pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang harus diajarkan oleh guru dan
dipelajari siswa sebagai sarana untuk mencapai indikator-indikator yang telah
ditetapkan dalam standar kompetensi dan kompetensi dasar, kemudian di-
evaluasi dengan menggunakan perangkat penilaian yang disusun berdasarkan
indikator pencapaian hasil belajar.11
Dari pengertian diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa yang dimaksud
dengan bahan ajar adalah segala sesuatu yang hendak dipelajari dan dikuasai
oleh siswa, baik berupa pengetahuan, keterampilan dan sikap sebagai sarana
untuk mencapai indikator-indikator yang telah ditetapkan dalam standar
kompetensi dan kompetensi dasar. Bahan ajar tersebut bisa berupa bahan ter-
tulis maupun tidak tertulis.
Guru dapat memusatkan perhatian pada pengembangan kompetensi
peserta didik dengan menyediakan aneka ragam kegiatan belajar mengajar dan
10 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 174.11 Mimin Haryati, Model dan Teknik Penilaian pada Tingkat Satuan Pendidikan (Jakarta:
Gaung Persada Press, 2007), 10.
8
mengembangkan sumber bahan ajar.12 Sumber bahan ajar ini digunakan agar
dalam penyusunan silabus dapat terhindar dari kesalahan konsep.
Menurut Abdul Majid, sumber bahan ajar secara garis besar dapat
dikelompokkan menjadi beberapa kategori, yaitu:
a. Bahan ajar cetak antara lain handout, buku, modul, lembar kerja siswa,
brosur, leaflet, wallchart, dan foto atau gambar.
b. Bahan ajar audio seperti kaset dan radio.
c. Bahan ajar pandang dengar (audio visual) seperti video atau film, orang
atau narasumber.
d. Bahan ajar interaktif yaitu multimedia yang merupakan kombinasi dari dua
atau lebih media.13
G. Metode Penelitian
1. Pendekatan dan Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan metodologi penelitian dengan
menggunakan pendekatan kualitatif,14 dengan karakteristik-karakteristik (a)
penelitian kualitatif menggunakan latar alami (natural setting) sebagai
sumber data langsung dan peneliti sendiri merupakan instrumen kunci.
Sedangkan instrumen lain sebagai instrumen penunjang, (b) penelitian
kualitatif bersifat deskriptif. Data yang dikumpulkan disajikan dalam bentuk
kata-kata dan gambar-gambar. Laporan penelitian memuat kutipan-kutipan
12 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007), 96.
13 Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran ... , 61.14 Pendekatan kualitatif adalah prosedur penelitian yang menghasilkan data deskriptif
berupa kata-kata tertulis atau lisan dari orang-orang-orang dan perilaku yang dapat dialami. Lihat Lexy Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif (Bandung: PT Remaja Rosda Karya, 2000), 3.
data sebagai ilustrasi dan dukungan fakta pada penyajian. Data ini
mencakup transkrip wawancara, catatan lapangan, dokumen dan rekaman
lainnya. Dan dalam memahami fenomena, peneliti berusaha melakukan
analisis sekaya mungkin mendekati bentuk data yang telah direkam, (c)
dalam penelitian kualitatif proses lebih dipentingkan dari pada hasil. Sesuai
dengan latar yang bersifat alami, penelitian kualitatif lebih memperhatikan
aktifitas-aktifitas nyata sehari-hari, prosedur-prosedur dan interaksi yang
terjadi, (d) analisis dalam penelitian kualitatif cenderung dilakukan secara
analisa induktif, (e) makna merupakan hal yang esensial dalam penelitian
kualitatif.
Dalam penelitian ini, jenis penelitian yang digunakan adalah studi
kasus, yaitu penelitian yang bertujuan untuk mempelajari secara intensif
mengenai unit sosial tertentu, yang meliputi individu, kelompok, institusi
atau masyarakat, dalam penelitian studi kasus akan dilakukan penggalian
data secara mendalam dan menganalisis intensif faktor-faktor yang terlibat
di dalamnya.15
2. Kehadiran Peneliti
Ciri khas penelitian kualitatif tidak dapat dipisahkan dari
pengamatan berperan serta, sebab peranan penelitilah yang menentukan
keseluruhan skenarionya.16 Untuk itu, dalam penelitian ini peneliti bertindak
sebagai instrumen kunci, partisipan penuh sekaligus pengumpul data yang
mana informan mengetahui bahwa peneliti melakukan penelitian agar
15 Yatim Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, (Surabaya: SIC, 2001), 24.16 Moleong, Metodologi ....., 117.
10
mempermudah dalam melakukan pengumpulan data. Adapun instrumen
yang lain hanya sebagai penunjang.
3. Lokasi Penelitian
Penelitian ini berlokasi di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
kedunggalar Ngawi. Alasan pemilihan lokasi ini karena ingin mengetahui
pelaksanaan pembelajaran Agama Islam dan sekaligus pengembangkan
bahan ajar Agama Islam di sekolah serta kompetensi yang hendak dicapai
dalam pengembangan bahan ajar di Sekolah Menengah Atas Negeri 1
kedunggalar Ngawi yang berada di Jln. Raya Solo Km. 12, Trinil – Ngawi.
Telp. (0351) 7705064.
4. Sumber Data
Sumber data utama dalam penelitian kualitatif adalah kata-kata dan
tindakan, selebihnya adalah tambahan seperti dokumen data lainnya.
Sedangkan sumber data tertulis dan statistik adalah sebagai sumber data
tambahan.17
Jadi untuk memperoleh data dalam penelitian kualitatif, peneliti
memanfaatkan dua sumber data yaitu manusia (hasil wawancara) dan non-
manusia yang merupakan dokumentasi yang berkaitan dengan penelitian
(foto, catatan tertulis, dan bahan-bahan lain yang berhubungan dengan
penelitian).
5. Teknik Pengumpulan Data
17 Moleong, Metodologi ....., 112.
Untuk itu teknik pengumpulan data yang digunakan adalah observasi,
wawancara, dan dokumentasi. Teknik tersebut digunakan peneliti, karena
fenomena akan dapat dimengerti maknanya secara baik, apabila peneliti
melakukan interaksi dengan subjek penelitian dimana fenomena tersebut
berlangsung.
a. Teknik Wawancara
Wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Maksud
digunakan wawancara antara lain adalah: (a) menkonstruksi mengenai
orang, kejadian, kegiatan, organisasi, perasaan, motivasi, tuntutan,
kepedulian, dan lain-lain; (b) merekonstruksi kebulatan-kebulatan
demikian sebagai yang dialami masa lalu; (c) memproyeksikan
kebulatan-kebulatan sebagai yang telah diharapkan untuk dialami pada
masa yang akan datang; (d) memverifikasi, mengubah, dan memperluas
informasi yang diperoleh dari orang lain; dan (e) memverifikasi,
mengubah, dan memperluas konstruksi yang dikembangkan oleh peneliti
sebagai pengecekan anggota.18
Dalam penelitian ini, teknik wawancara yang digunakan adalah
wawancara mendalam, artinya metode yang selaras dengan perspektif
interaksionalisme simbolik, karena hal tersebut memungkinkan pihak
yang diwawancarai untuk mendefinisikan dirinya sendiri dan
lingkungannya,19 untuk menggunakan istilah-istilah mereka sendiri
18 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian (Jakarta: Rineka Cipta, 1997), 206.19 Dedi Mulyana, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja Rosdakarya,
2003), 183.
12
mengenai fenomena-fenomena yang diteliti, tidak sekedar menjawab
pertanyaan.
Orang-orang yang dijadikan informan dalam penelitian ini adalah
5 informan yang diambil secara purposive, yaitu sebagai berikut:
1) Wawancara dengan kepala sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kedunggalar.
2) Wawancara dengan wakka kurikulum Sekolah Menengah Atas
Negeri 1 Kedunggalar.
3) Wawancara dengan guru mata pelajaran Agama Islam Sekolah
Menengah Atas Negeri 1 Kedunggalar.
4) Wawancara dengan siswa Sekolah Menengah Atas Negeri 1
Kedunggalar.
5) Observasi dalam kegiatan pembelajaran Agama Islam.
b. Teknik observasi
Observasi adalah sebagai aktivitas untuk memperhatikan sesuatu
dengan menggunakan alat indra, yaitu melalui penglihatan, penciuman,
pendengaran, peraba, dan pengecap.20
Ada beberapa alasan mengapa teknik observasi atau pengamatan
digunakan dalam penelitian ini. Pertama, pengamatan didasarkan atas
pengalaman secara langsung. Kedua, pengamatan memungkinkan
peneliti untuk melihat dan mengamati sendiri, kemudian mencatat
perilaku, dan kejadian sebagaimana yang terjadi pada keadaan
sebenarnya.
20 Suharsimi Arikunto, Prosedur ....., 107.
Dengan teknik ini, peneliti mengamati aktivitas-aktivitas sehari-
hari objek penelitian karakteristik fisik situasi sosial, dan perasaan pada
waktu menjadi bagian dari situasi tersebut. Selama peneliti di lapangan,
jenis observasinya tidak tetap. Dalam hal ini peneliti mulai dari observasi
deskriptif (deskriptif observations) secara luas, yaitu berusaha
melukiskan secara umum situasi sosial dan apa yang terjadi di sana.
Kemudian, setelah perekaman dan analisis data pertama, peneliti
menyempitkan pengumpulan datanya dan mulai melakukan observasi
terfokus (focused observations). Dan akhirnya, setelah dilakukan lebih
banyak lagi analisis dan observasi yang berulang-ulang di lapangan,
peneliti dapat menyempitkan lagi penelitiannya dengan melakukan
obsevasi selektif (selective observations). Sekalipun demikian, peneliti
masih terus melakukan observasi deskriptif sampai akhir pengumpulan
data.
Hasil observasi dalam penelitian ini dicatat dalam catatan
lapangan, sebab catatan lapangan merupakan alat yang sangat penting
dalam penelitian kualitatif. Dalam penelitian kualitatif, peneliti
mengandalkan pengamatan dan wawancara dalam pengumpulan data di
lapangan. Pada waktu di lapangan peneliti membuat “catatan”, setelah
pulang ke rumah atau tempat tinggal barulah menyusun “catatan
lapangan”.
Dapat dikatakan bahwa dalam penelitian kualitatif, “jantungnya
adalah catatan lapangan”. Catatan lapangan pada penelitian ini bersifat
14
deskriptif. Artinya bahwa catatan lapangan ini berisi gambaran tentang
latar pengamatan, orang, tindakan, dan pembicaraan tentang segala
sesuatu yang berhubungan dengan fokus penelitian. Dan bagian
deskriptif tersebut berisi beberapa hal, diantaranya adalah gambaran dari
fisik, rekonstruksi dialog, deskripsi latar fisik, catatan tentang peristiwa
khusus, gambaran kegiatan dan perilaku pengamat. Format rekaman hasil
observasi (pengamatan) catatan lapangan dalam penelitian ini
menggunakan format rekaman hasil observasi.
c. Teknik Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, agenda, dan sebagainya. Dibandingkan dengan
yang lain metode ini agak tidak begitu sulit, dalam arti apabila ada
kekeliruan sumber datanya masih tetap, belum berubah.21
Dokumen merupakan catatan peristiwa yang sudah berlalu.
Dokumen biasa berbentuk tulisan, gambar atau karya-karya monumental
dari seseorang.22 Teknik dokumentasi ini digunakan untuk mengum-
pulkan data dari sumber non insani, sumber ini terdiri dari dokumen dan
rekaman. Rekaman sebagai tulisan atau pernyataan yang dipersiapkan
oleh atau untuk individual atau organisasi dengan tujuan membuktikan
adanya suatu peristiwa. Sedangkan “dokumen” digunakan untuk
mengacu atau bukan selain rekaman, yaitu tidak dipersiapkan secara
21 Riyanto, Metodologi Penelitian Pendidikan, 80.22 Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif, (Bandung: Alfabeta, 2007), 240.
khusus untuk tujuan tertentu, seperti surat-surat, buku harian, catatan
khusus, foto-foto, dan sebagainya.
Teknik dokumentasi ini sengaja digunakan dalam penelitian ini
sebab: Pertama, sumber ini selalu tersedia dan murah terutama ditinjau
dari konsumsi waktu. Kedua, rekaman dan dokumen merupakan sumber
informasi yang stabil, baik keakuratannya dalam merefleksikan situasi
yang terjadi di masa lampau, maupun masa depan, dan dianalisis kembali
tanpa mengalami perubahan. Ketiga, rekaman dan dokumen merupakan
sumber informasi yang kaya, secara kontekstual relevan dan mendasar
dalam konteksnya. Keempat, sumber ini sering merupakan pernyataan
yang legal yang dapat memenuhi akuntabilitas. Hasil pengumpulan data
melalui cara dokumentasi ini, dicatat dalam format rekaman
dokumentasi.
6. Analisis Data
Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara sistematis
data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan bahan-
bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami dan temuannya dapat
diinformasikan kepada orang lain. Analisis data dilakukan dengan
mengorganisasikan data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, menyusun ke dalam pola, memilih mana yang penting dan yang
akan dipelajari dan membuat kesimpulanya dapat diceritakan kepada orang
lain.
Pengumpulan Data
Reduksi Data
Penyajian Data
Kesimpulan
16
Teknik analisis data yang digunakan dalam penelitian ini
menggunakan konsep yang diberikan Miles & Huberman yang
mengemukan bahwa aktivitas dalam analisis data kualitatif dilakukan secara
interaktif dan berlangsung secara terus-menerus pada setiap tahapan
penelitian sehingga sampai tuntas, dan datanya sampai jenuh. Aktivitas
dalam analisis data, meliputi data reduction, data display, dan conclusion.
Langkah-langkah analisis ditunjukkan pada gambar berikut:23
Keterangan:
a. Reduksi Data (Data Reduction)
Mereduksi data dalam konteks penelitian yang dimaksud adalah
merangkum, memilih hal-hal yang pokok, memfokuskan pada hal-hal
yang penting, membuat kategori. Dalam penelitian ini setelah seluruh
data yang berkaitan dengan pengembangan bahan ajar visual dalam
pembelajaran Agama Islam terkumpul, maka akan memudahkan
melakukan analisis data-data yang masih kompleks tersebut dipilih dan
difokuskan sehingga menjadi lebih sederhana. Dengan demikian data
yang telah direduksikan memberikan gambaran yang lebih jelas dan
mempermudah penelitian untuk melakukan pengumpulan data
selanjutnya.
23 Miles, A Huberman, Analisa data Kualitatif (Jakarta: UI-Press, 1992), 20.
b. Penyajian Data (Data Display)
Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
menyajikan data untuk menyajikan data ke dalam pola yang dilakukan
dalam bentuk uraian singkat. Setelah seluruh data tentang
pengembangan bahan ajar visual dalam pembelajaran Agama Islam
terkumpuldan melalui proses reduksi data, maka data tersebut kemudian
disusun secara sistematis agar lebih mudah dipahami.
c. Kesimpulan (Conclusion)
Langkah yang terakhir dalam penelitian ini adalah penarikan
kesimpulan dan verifikasi. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang
diharapkan adalah temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Temuan dapat berupa diskripsi atau gambaran suatu obyek yang
sebelumnya masih remang-remang atau gelap sehingga setelah diteliti
menjadi jelas.24
7. Pengecekan Keabsahan Temuan
Keabsahan data merupakan konsep penting yang diperbaharui dari
konsep keshahihan (validitas) dan keandalan (realibilitas).25 Derajat
kepercayaan keabsahan dan (kredibilitas data) dapat diadakan pengecekan
dengan teknik pengamatan yang tekun dan triangulasi.
Ketekunan pengamatan adalah menemukan ciri-ciri dan unsur-unsur
dalam situasi yang relevan dengan persoalan dan isu yang sedang dicari.26
24 Tim Penyusun, Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin) Kuantitatif, Kualitatif, Kajian Pustaka (Ponorogo: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2009), 35.
25 Moleong, Metode Penelitian Kualitatif, 17126 Ibid, 177.
18
Ketekunan ini dilaksanakan peneliti dengan cara mengadakan pengamatan
dengan teliti dan rinci secara berkesinambungan terhadap hal-hal yang
berhubungan dengan pengembangan bahan ajar visual (gambar cetak) dalam
pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar.
Teknik triangulasi adalah teknik pemeriksaan keabsahan data yang
memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data untuk keperluan pengecekan
atau sebagai pembanding terhadap data tersebut.27
Perpanjangan keikutsertaan peneliti akan memungkinkan peningkatan
derajat kepercayaan data yang dikumpulkan. Karena dengan keikutsertaan
yang diperpanjang, peneliti akan lebih memahami kondisi di lokasi
penelitian dan dapat menguji ketidak benaran informasi yang ada.
8. Tahapan-Tahapan Penelitian
Dalam proses penelitian, peneliti akan melalui tahapan-tahapan
penelitian sebagai berikut:
a. Tahap Pra Lapangan, dalam tahap ini peneliti melakukan serangkaian
kegiatan yaitu: menyusun rancangan penelitian, memilih lapangan
penelitian, mengurus perijinan, menjajaki dan menilai keadaan lapangan,
memilih informan, dan menyiapkan perlengkapan penelitian.
b. Tahap Pekerjaan Lapangan, yang meliputi: memahami latar penelitian
dan persiapan diri, memasuki lapangan dan berperan serta sambil
mengumpulkan data.
c. Tahap Analisis Data, dalam tahap ini peneliti melakukan analisis
terhadap data-data yang telah dikumpulkan dari hasil wawancara,
27 Ibid, 178.
observasi, dan dokumentasi. Pekerjaan analisis ini meliputi: mengatur
dan mengorganisasi data, menjabarkannya ke dalam unit-unit, melakukan
sintesa, memilih mana yang penting dan membuat kesimpulan.
d. Tahap Penulisan Laporan, pada tahap ini peneliti menuangkan hasil
penelitian ke dalam suatu bentuk laporan penelitian yang sistematis
sehingga dapat difahami dan diikuti alurnya oleh pembaca.
H. Sistematika Pembahasan
Pada penyusunan penelitian kualitatif ini terdapat lima (5) bab
pembahasan yang saling berkaitan antara satu dengan lainnya:
Pada bab I yaitu pendahuluan, pendahuluan ini berfungsi sebagai pola
dasar pemikiran penulis dalam menyusun skripsi. Dalam bab ini akan
membahas tentang; pertama, latar belakang mengapa peneliti mengambil
judul skripsi tersebut, kedua, fokus penelitian yaitu membahas batasan atau
fokus penelitian yang terdapat dalam situasi sosial. Ketiga, rumusan masalah
yaitu membahas rumusan-rumusan masalah yang diambil dari latar belakang
dan fokus penelitian. Keempat, tujuan penelitian yaitu membahas sasaran yang
akan dicapai dalam proposal penelitian, sesuai dengan fokus penelitian yang
telah dirumuskan dalam rumusan masalah. Kelima, manfaat penelitian yaitu
membahas manfaat penelitian baik secara teoritis maupun praktis. Keenam,
metodologi penelitian yaitu membahas metode-metode yang digunakan untuk
menyusun teori-teori yang meliputi pendekatan dan jenis penelitian, instrumen
penelitian, sumber dan teknik pengumpulan data, analisis data, pengecekan
kredibilitas data, dan tahapan penelitian. Ketujuh, sisitematika pembahasan
20
menjelaskan tentang alur bahasan sehingga dapat diketahui logika penyusunan
skripsi dan koherensi antara bab satu dengan bab yang lain.
Pada bab II Landasan Teori. Karena dalam penelitian kualitatif
bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas dan
berakhir dengan suatu teori, oleh karena itu ditulis berdasarkan data yang
ditemukan melalui proses penelitian (Proses induktif).
Pada bab III Temuan Penelitian, yaitu membahas gambaran umum
lokasi penelitian di lapangan yang meliputi bagaimana organisasi bahan ajar
visual dalam pembelajaran Agama Islam di SMA Negeri 1 Kedunggalar dan
kompetensi apa yang hendak dicapai dalam pengembangan bahan ajar visual
tersebut.
Pada bab IV Analisis, pada bab ini akan analisis dalam pengembangan
bahan ajar visual di SMA Negeri 1 Kedunggalar.
Pada bab V Penutup, pada bab ini akan membahas mengenai
kesimpulan sebagai jawaban dari pokok-pokok permasalahan dan saran-saran
yang berhubungan dengan penelitian sebagai masukan-masukan untuk
berbagai pihak yang terkait.
DAFTAR RUJUKAN
Arikunto, Suharsimi. Manajemen Pengajaran Secara Manusiawi. Jakarta: Rineka Cipta, 1993.
Arikunto, Suharsimi. Prosedur Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta, 1997.
Hamalik, Oemar. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: Bumi Aksara, 2001.
Hamalik, Oemar. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem. Jakarta: Bumi Aksara, 2002.
Idi, Abdullah. Pengembangan Kurikulum: Teori & Praktik. Jogjakarta: Ar-Ruzz Media, 2011.
Majid, Abdul. Perencanaan Pembelajaran: Mengembangkan Standar Kompetensi Guru. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2007.
Miles, A Huberman. Analisa data Kualitatif. Jakarta: UI-Press, 1992.
Mulyana, Dedi. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2003.
Proyek Pembinaan Perguruan Tinggi Agama/IAIN di Jakarta. Metode Pengajaran Agama Islam. TT: TP, 1983.
Riyanto, Yatim. Metodologi Penelitian Pendidikan. Surabaya: SIC, 2001.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif. Bandung: Alfabeta, 2007.
Susilo, Muhammad Joko. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan. Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2007.
Tim Penyusun. Buku Pedoman Penulisan Skripsi (Syariah, Tarbiyah, Ushuluddin) Kuantitatif, Kualitatif, Kajian Pustaka. Ponorogo: Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri, 2009.
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional. Bab I: Ketentuan Umum (Pasal 1)
DAFTAR WAWANCARA
A. Wawancara dengan Kepala Sekolah
22
1. Bagaimana peran pihak sekolah dalam meningkatkan bahan ajar Agama
Islam di sekolahan ini?
B. Wawancara dengan Waka Kurikulum
1. Bagaimana kondisi obyektif bahan ajar Agama Islam?
2. Kendala apa saja yang dihadapi guru dalam mengembangkan bahan ajar
Agama Islam?
C. Wawancara dengan Guru Mata Pelajaran Agama Islam
1. Bagaimana kondisi obyektif bahan ajar Agama Islam?
2. Bagaimana bahan ajar tersebut disusun?
3. Bagaimanakah pengorganisasian bahan ajar Agama Islam?
4. Kompetensi apa yang ingin dicapai oleh guru Agama Islam dalam
mengembangkan bahan ajar Agama Islam?
D. Wawancara dengan Siswa
1. Manfaat apa yang dirasakan ketika guru menggunakan bahan ajar dalam
kelas?
2. Metode apa saja yang digunakan guru dalam menyampaikan materi?
GUIDE OBSERVASI
No. List Ada Tidak Keterangan
1. Pelatihan
2. Workshop
3. KBM
4. Bahan Ajar
5. Lain-lain
24
DAFTAR DOKUMENTASI
No Bentuk Dokumentasi Jenis Dokumentasi
1. Tulisan Letak Geografis SMA Negeri 1 Kedunggalar
2. Tulisan Visi dan Misi SMA Negeri 1 Kedunggalar
3. Bagan Struktur Organisasi SMA Negeri 1 Kedunggalar
4. Tulisan Kurikulum SMA Negeri 1 Kedunggalar
5. Tulisan Sarana dan Prasarana SMA Negeri 1 Kedunggalar