Post on 05-Dec-2014
PROPOSAL PENELITIAN
I. Nama Peneliti : Yudhistira Pemana( G0010200 )
__________________________________________________________________
II. Judul Penelitian :
Pengaruh ekstrak jintan hitam terhadap jumlah trombosit dan waktu pembekuan pada
tikus yang diinduksi kuinin.
__________________________________________________________________
III. Bidang Ilmu : FARMAKOLOGI
__________________________________________________________________
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Trombosit adalah sel darah yang dihasilkan oleh susmsum tulang
dan berfungsi dalam pembentukan sumbat mekanik terhadap cedera
vascular.5 Jumlah trombosit normal yang terdapat dalam sirkulasi adalah
sekitar 150.000-400.000/mm3. Jika terjadi cedera vascular maka akan
terjadi 3 proses utama dalam menyebabkan hemostasis dan koagulasi : (1)
Vasokontriksi sementara; (2) Reaksi trombosit yang terdiri dari adhesi dan
agregasi trombosit (3) aktivasi factor-faktor pembekuan.24 Terdapat
beberapa kelainan jumlah atau fungsi trombosit yang dapat mempengaruhi
koagulasi darah, salah satunya satunya adalah berkurangnya jumlah
trombosit lebih dari 100.000 mm3 atau yang disebut trombositopenia.
Jumlah trombosit yang berkurang ini dikarenakan berkurangnya produksi
atau meningkatnya penghancuran trombosit.24 Salah satu penyebab
trombositopenia di masyarakat yang mempengaruhi gangguan produksi
pada trombosit adalah demam berdarah dengue (DBD). Penyakit demam
berdarah dengue adalah penyakit menular yang ditularkan melalui nyamuk
A. Aegypty dan paling sering terjadi kepada manusia dalam beberapa
tahun terakhir.
Menurut World Health Organization bahwa 2.5 miliar manusia
hidup di daerah berkembangnya virus dengue. Selama dua puluh lima
tahun terakhir ini penyebaran virus dengue semakin meningkat dan
menyebabkan penyakit endemic di Negara tropis khususnya Asia
Tenggara. Pada tahun 2007 di Asia Tenggara, terdapat peningktan
kejadian kasus dengue sekitar 18% dan peningkatan kasus dengue yang
meninggal sekitar 15% disbanding tahun 2006.26
Kasus infeksi dengue pertama kali ditemukan di Indonesia tahun
1968 di Jakarta dan Surabaya, dan terus meningkat sampai tahun 2010.
Jumlah kasus DBD pada tahun 2010 di Indonesia sebanyak 156.086 kasus
dengan jumlah kematian akibat DBD sebesar 1.358 orang. Dengan
demikian, angka insiden DBD pada tahun 2010 adalah 65,7 per 100.000
penduduk dan angka kematian kasus sebesar 0,87%.18 Kasus ini meningkat
secara signifikan jika dibandingkan angka kejadian pada tahun 2008 yang
sebanyak 133.402 kasus dengan angka insiden 58,5/100.000.17
Selain karena infeksi virus, trombositopenia akibat gangguan
produksi juga disebabkan oleh depresi selektif megakariosit karena obat
dan Bone Marrow Failure. Selain itu juga terdapat destruksi trombosit
yang disebabkan oleh autoimun, induksi obat yang dapat menyebabkan
perdarahan.
Pada kasus trombositopenia ini sangat dibutuhkan terapi untuk
meningkatkan produksi trombosit secara cepat, aman dan mudah
didapatkan di masyarakat secara umum. Salah satu terapi herbal yang
mudah didapat dan aman bagi tubuh adalah jinten hitam. Jinten hitam atau
Nigella Sativa adalah salah satu tanaman obat yang termasuk dalam family
Ranunculaceae. Biji dan minyaknya mempunyai aktivitas anti inflamasi,
analgesic, antipiretik, antimikroba, antineoplastik dan dapat menurunkan
tekanan darah serta meningkatkan respirasi.13 Biji Nigella sativa
mengandung 36-38% minyak konstan (fixed oil), protein, alkaloid,
saponin, dan 0.4-2.5% minyak esensial (essential oil).1 Di minyak
essensial, terdapat kandungan seperti thymoquinone, thymohydroquinone,
thymol, dan dihidrothymoquinone.24 Terdapat penelitian yang
membuktikan bahwa ekstrak nigella sativa pada konsentrasi tertentu dapat
menstimulasi proliferasi sel-sel hemopoetik di sumsum tulang. Mekanisme
stimulasi tersebut menunjukan peningkatan cukup bermakna pada jumlah
CFU ( Colony Forming cell Unit), dimana peningkatan tersebut
melibatkan komponen hemapoetik.20 Dalam hubunganya dengan
trombopoesis, komponen yang berperan antara lain CFU Megakariosit,
dan MGF (Megakariosit Growth Factor ) atau trombopoetin.5
Dengan latar belakang tersebut maka akan dilakukan penelitian
pengaruh jinten hitam terhadap jumlah trombosit dan waktu pembekuan
(Clotting Time) tikus wistar model trombositopenia yang diinduksi oleh
quinine. Penelitian ini penting dilakukan untuk mengungkap manfaat
jinten hitam sebagai obat herbal secara lebih jelas. Islam mengajarkan
bahwa dalam berobat hendaklah mencari obat atau dokter yang lebih baik.
Dalam etika kedokteran Islam diajarkan bila ada dua obat yang
kualitasnya sama maka pertimbangan kedua yang harus diambil adalah
yang lebih efektif dan tidak memiliki efek rusak bagi pasien. Itulah
sebabnya rasulullah menganjurkan kita untuk berobat pada ahlinya. Abu
Dawud, An Nasai dan Ibnu Majah meriwayatkan dari hadits ‘Amr Ibnu
Syu’aib, dari ayahnya, dari kakeknya; katanya: Telah berkata Rasulullah
SAW: Barang siapa yang melakukan pengobatan, sedang pengobatannya
tidak dikenal sebelum itu, maka dia bertanggung jawab (atas
perbuatannya). Seorang dokter muslim akan selalu mempertimbangkan
penggunaan obat kepada pasiennya. Untuk penyakit sederhana obatnya
adalah obat sederhana (dengan makanan/obat alamiah). Tidak boleh
memberikan pasien dengan obat kompleks (obat kimia) sebelum
menggunakan obat sederhana dikarenakan obat kompleks bisa memiliki
sifat merusak tubuh pasien.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan, maka diperoleh
rumusan masalah :
1. Apakah pemberian ekstrak jintan hitam dapat berpengaruh terhadap
jumlah trombosit dan waktu pembekuan (clotting time) pada tikus
yang diinduksi oleh kuinin ?
2. Apakah terdapat perbedaan jumlah trombosit dan waktu pembekuan
antara kelompok control, kelompok yang diinduksi dengan kuinin dan
kelompok yang diinduksi dengan kuinin dan diberi jintan hitam
dengan dosis bertingkat ?
C. TUJUAN PENELITIAN
1. Tujuan Umum :
Penelitian ini bertujuaan untuk mengetahui perbedaan jumlah
trombosit dan waktu pembekuan (clotting time) pada tikus yang
diinduksi kuinin setelah diberi jinten hitam dengan dosis bertingkat
yaitu mg/ekor/hari, mg/ekor/hari, mg/ekor/hari dan mg/ekor/hari.
2. Tujuan Khusus :
Mengetahui pengaruh jinten hitam terhadap jumlah trombosit dan
waktu pembekuan (clotting time) pada tikus normal dan tikus
trombositopenia
D. MANFAAT PENELITIAN
1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini dapat member masukan dalam mengembangkan
penelitian tentang jinten hitam sebagai terapi herbal terhadap kasus
trombositopenia
2. Manfaat Praktis
Penelitian dapat memberikan informasi tentang jinten hitam yang
dapat digunakan untuk menstimulasi peningkatan kadar trombosit
pada hewan uji coba.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. LANDASAN TEORI
1. Trombosit
Trombosit adalah fragmen-fragmen sel granular, berbentuk cakram
tidak berinti ; trombosit ini merupakan unsur selular sumsum tulang terkecil
dan penting untuk hemostasis dan system koagulasi.23 Trombosit dihasilkan
oeh sumsum tulang melalui fragmentasi sitoplasma megakariosit. Prekusor
megakariosit-megakarioblas muncul melalui proses differensiasi sel induk
hemopoietik. Megakariosit mengalami pematangan dengan replikasi inti
endomitotik yang sinkron, memperbesar volume sitoplasma sejalan dengan
penambahan lobus inti menjadi kelipatan keduanya. Pada berbagai stadium
( paling banyak stadium delapan), sitoplasma menjadi granular dan trombosit
dilepaskan. Produksi trombosit mengikuti pembentukan mikrovesikel dalam
sitoplasma sel yang membentuk membrane pembatas trombosit. Tiap
megakariosit bertanggung jawab untuk menghasilkan sekitar 4000 trombosit.
Interval waktu semnjak differensiasi sel induk manusia sampai produksi
trombosit berkisar 10 hari.5
Trombopoietin adalah pengatur utama produksi trombosit dan
dihasilkan oleh hati dan ginjal. Trombosit mempunyai reseptor untuk
trombopoietin (C-MPL) dan mengeluarkannya dari sirkulasi, karena itu kadar
trombopoietin tinggi pada trombositopenia akibat aplasia sum-sum tulang dan
sebaliknya. Trombopoietin meningkatkan jumlah maturasi
megakariosit(Hoffbrand, et al, 2005). Konsentrasi normal trombosit dalam
darah ialah antara 150.000-350.000/μl.11
Trombosit mempunyai peranan penting dalam proses awal faal
koagulasi yang akan berakhir dengan pembentukan sumbat trombosit (platelet
plug).6 Proses koagulasi diawali dalam keadaan homeostasis dengan adanya
cedera vascular. Vasokontriksi merupakan respon segera terhadap cedera,
yang diikuti dengan adhesi trombosit pada kolagen di dinding pembuluh yang
terpajan dengan cedera. Setelah itu, ADP dan tromboksan A2 dilepas dan
menyebabkan agregasi trombosit pada tempat cedera vascular.23 ADP
menyebabkan trombosit membengkak dan mendorong membrane trombosit
pada trombosit yang berdekatan untuk melekat satu sama lain. Bersamaan
dengan itu, terjadi reaksi pelepasan lebih lanjut yang melepaskan lebih banyak
ADP dan tromboksan A2 yang menyebabkan agregasi trombosit sekunder.
Proses umpan balik positif terus terjadi sehinggga menyebabkan terbentuknya
massa trombosit untuk menyumbat daerah kerusakan endotel. Setelah agregasi
trombosit dan pelepasan tersebut, fosfolipid membrane (faktor trombosit dan
plathelet factor 3) tersedia untuk dua jenis reaksi kaskade koagulasi. Faktor III
trombosit, dari membrane trombosit berfungsi untuk mempercepat pembekuan
plasma. Dengan cara ini, terbentuklah sumbatan trombosit, kemudian segera
diperkuat oleh protein filamentosa yang dikenal sebagai fibrin.Produksi fibrin
dimulai dengan perubahan factor X menjadi Xa, seiring dengan terbentuknya
bentuk aktif suatu factor. Factor X dapat diaktivasi melalui dua rangkaian
reaksi. Rangkaian pertama memerlukan factor jaringan atau tromboplastin
jaringan, yang dilepaskan oleh endotel pembuluh darah pada saat cedera.
Karena factor jaringan tidak terdapat dalam darah, maka factor ini merupakan
factor ekstrinsik koagulasi, dengan demikian disebut jalur ekstrinsik untuk
rangkaian ini.23
Rangkaian lainya yang menyebabkan aktivasi factor X adalah jalur
intrinsik, disebut demikian karena rangkaian ini menggunakan faktor-faktor
yang terdapat dalam system vascular plasma. Dalam rangkaian ini, terjadi
reaksi kaskade aktivasi satu prokoagulan menyebabkan aktivasi bentuk
pengganti. Aktivasi jalur intrinsic dimulai dengan aktivasi factor kontak
(contact factor), yaitu factor XII, HMWK, dan prekalikren. Selanjutnya
terjadi aktivasi factor XI, X, dan IX.6 Dari hal ini, koagulasi terjadi di
sepanjang apa yang dinamakan jalur bersama. Aktivasi factor X terjadi
sebagai akibat reaksi jalur intrinsic dan ekstrinsik. Pengalaman klinis
menunjukan bahwa kedua jalur tersebut berperan dalam hemostasis.12
Selanjutnya pada pembentukan fibrin berlangsung jika factor Xa, dibantu oleh
fosfolipid dari trombosit yang diaktivasi, memecah protrombin, membentuk
thrombin. Selanjutnya thrombin memecahkan fibrinogen membentuk fibrin.
Fibrin pada awalnya merupakan jeli yang dapat larut, distabilkan oleh factor
XIIIa dan mengalami polimerasi menjadi jalinan fibrin yang kuat, trombosit,
dan memerangkap sel-sel darah. Untaian fibrin kemudian memendek (retraksi
bekuan), mendekatkan tepi-tepi dinding pembuluh darah yang cedera dan
menutup daerah tersebut.23
2. Trombositopenia
Trombositopenia adalah keadaan dimana jumlah trombosit dalam
darah kurang dari normal, sehingga jika terdapat perdarahan akibat rusaknya
jaringan darah akan sulit untuk membeku dan menghentikan perdarahan.
Penderita trombositopenia cenderung mengalami perdarahan yang berasal dari
venula-venula atau kapiler-kapiler kecil, bukan dari pembuluh darah yang
lebih besar seperti pada hemofilia. Akibatnya, timbul bintik-bintik perdarahan
di seluruh jaringan tubuh. Kulit penderita menampakkan bercak-bercak kecil
berwarna ungu, sehingga penyakit ini disebut trmbositopenia purpura.
Biasanya perdarahan akan terjadi jika jumlah trombosit pada darah turun di
bawah 50.000/ml.11
Penyebab trombositopenia ini biasanya akibat berkurangnya
produksi trombosit dan meningkatnya penghancuran trombosit. Penurunan
produksi trombosit dapat dijumpai pada kondisi yang mengganggu atau
menghambat fungsi sumsum tulang. Seperti, anemia aplastik, mielofibrosis,
karsinoma metastatic, leukemia akut, dan pada keadaan defisiensi, seperti
difensiasi vitamin B dan asam folat juga dapat mempengaruhi produksi
trombosit. Keadaan yang disebabkan oleh splenomegali, sirosis hati , limfoma
dan penyakit mieloproliferatif dapat meyebabkan trombositopenia karena
penghancuran atau penyimpanan yang berlebihan. Trombosit juga dapat
dihancurkan oleh produksi antibody yang diinduksi oleh obat-obatan, seperti
quinidin, emas atau oleh autoantibody. Antibody ini ditemukan pada penyakit
lupus eritematosus, leukemia limfositik kronis, limfoma tertentu dan purpura
trombositopenik idiopatik (ITP).23
Demam Berdarah Dengue adalah salah satu penyakit yang juga
dapat menyebabkan trombositopenia. Penyakit ini merupakan penyakit
menular yang berbahaya yang dapat menimbulkan kematian dan biasanya
sering ditemukan pada daerah tropis. Penyakit DBD ini dapat menyebabkan
trombositopenia melalu mekanisme: (1) Supresi sumsum tulang. (2) Destruksi
dan pemendekan masa hidup trombosit. Gambaran sumsum tulang pada fase
awal infeksi menunjukkan keadaan hiposeluler dan supresi megakariosit.
Setelah keadaan nadir tercapai akan terjadi peningkatan proses hematopoiesis
termasuk megakariopoiesis. Kadar trombopoietin dalam darah pada saat
terjadi trombositopenia justru menunjukkan kenaikan, hal ini menunjukkan
terjadinya stimulasi trombopoiesis sebagai mekanisme kompensasi terhadap
keadaan trombositopenia.27 Destruksi trombosit disebabkan karena infeksi
virus mempengaruhi system imun. Sensitisasi trombosit oleh autoantibody
menyebabkan disingkirkanya trombosit oleh makrofag system retikuloendotel,
khususnya limpa. Masa hidup trombosit normal yang semula selama 7 hari
tetapi pada keadaan ini, masa hidupnya akan memendek menjadi beberapa
jam 5
Di Indonesia penyakit ini pertama kali dilaporkan pada tahun 1968
di Surabaya dengan jumlah penderita 58 orang dengan kematian 24 orang
(41,3%). Selanjutnya sejak saat itu penyakit DBD cenderung menyebar ke
seluruh tanah air Indonesia dan mencapai puncaknya pada tahun 1988 dengan
insidens rate mencapai 13,45 % per 100.000 penduduk (Siregar, 2004).
Jumlah kasus DBD terus meningkat pada setiap tahunya. Pada tahun 2010 di
Indonesia dilaporkan sebanyak 156.086 kasus dengan jumlah kematian akibat
DBD sebanyak 1.358 orang, dan mempunyai angka insidensi sebesar 65,7 per
100.000 penduduk.18 Kasus ini terus meningkat secara signifikan jika
dibandingkan angka kejadian pada tahun 2008 yang sebanyak 133.402 kasus
dengan angka insiden 58,5/100.000.17
3. Waktu Pembekuan (Clotting Time)
Waktu pembekuan adalah pemeriksaan untuk menentukan lamanya
darah untuk membeku, yang hasilnya akan menjadi ukuran aktivitas factor-
faktor pembekuan darah, terutama factor yang membentuk tromboplastin atau
factor yang berasal dari trombosit.8 Beberapa cara telah dipakai untuk
menentukan waktu pembekuan, cara yang paling banyak dipakai adalah
dengan menempatkan darah dalam tabung gelas reaksi yang bersih, kemudian
menggoyangkan tabung itu setiap 30 detik sampai terbentuk bekuan. Dengan
cara ini, waktu pembekuan normal adalah berkisar selama 6-10 menit.11 Jika
terdapat abnormalitas pada hasilnya, maka itu menunjukan adanya indikasi
kelainan pada jumlah dan fungsi trombosit.
4. Kuinin
Kuinin atau kina adalah alkaloid penting yang diperoleh dari kulit
pohon sinkona. Kina bekerja sebagai skiontosida darah dan gametosida
terhadap plasmodium vivax dan plasmodium malariae. Obat ini bekerja
dengan menghambat heme polymerase, sehingga mengakibatkan penumpukan
at sitotoksik yaitu heme. Sebagai skizontosida, kina kurang efektif dan lebih
toksik dibanding klorokuin, tetapi kina mempunyai fungsi tersendiri dalam
penanganan malaria berat pada daerah plasmodium falciparum yang resisten
terhadap klorokuin.28 Kuinin diabsorbsi dengan cepat pada penggunaan oral
atau intra muskular. Kadar puncak dalam plasma dicapai 1-3 jam setelah
pemberian oral dan waktu paruh sekitar 11 jam.16 Dosis oral pada kuinin
adalah 10 mg/kg berat badan/8 jam selama 4 hari kedua. Intra vena 20 mg/kg
berat badan dalam >4 jam dan dilanjutkan 10 mg/kg dalam >4 jam diberikan
setiap 8 jam sehingga pasien dapat minum obat atau selama 5-7 hari.
Ekskresinya terutama melalui ginjal, sebagian besar sebagai
metabolitnya. Efek samping yang terjadi adalah reaksi neurotoksik.7 Efek
toksiknya adalah hemolitik intravaskuler, hemolitik anemia, trombositopenia,
pansitopenia, dan gagal ginjal.4 Banyak obat lain yang menyebabkan
terjadinya trombositopenia selain kuinin seperti obat anti kanker, asam
valporat karena efek mielosupresif sedangkan obat yang lain, heparin dan
quinine dapat menyebabkan trombositopenia akibat reaksi imun.27 Tetapi
sampai sekarang quinine adalah obat yang paling sering ditemukan
menyebabkan trombositopenia atau DIT (drug induced trombositopenia).2
Pada DIT terjadi 2 mekanisme major untuk menyebabkan
terjadinya trombositopenia yaitu : (1) pengurangan jumlah produksi trombosit
dengan supresi sumsum tulang belakang dan (2) destruksi trombosit yang
biasanya karena mekanisme imun.14,22,30 Pada kuinin mekanisme yang terjadi
adalah drug dependent antibody, yaitu quinine berinteraksi secara non covalent
dengan membrane glikoprotein trombosit dan pada akhirnya terbentuk
antibody igG yang spesifik untuk kuinin yang terikat pada permukaan
trombosit dan menyebabkan aktivasi trombosit.19,31 Biasanya pada DIT
menunjukan manifestasi penurunan trombosit dari yang sedang sampai berat
(trombosit <50.000/ul).10
5.) Jinten Hitam (Nigella Sativa)
Jinten hitam atau nigella sativa adalah salah satu tanaman obat yang
termasuk dalam famili Ranunculacae dan umumnya tanaman ini tumbuh di
benua eropa (tepatnya di dataran Eropa Timur bagian tengah ). Tanaman jinten
hitam juga banyak ditemukan di sepanjang dataran negara pakistan sampai
dengan india.13 Tanaman jintan hitam memiliki kelopak bunga kecil,
berjumlah lima, berbentuk bulat telur, ujungnya agak meruncing sampai agak
tumpul, pangkal mengecil membentuk sudut yang pendek dan besar. Terdapat
juga mahkota bunga yang berwarna putih kekuningan, agak memanjang, lebih
kecil dari kelopak bunga, berbulu jarang dan pendek. Buah jintan hitam seperti
polong, bulat panjang, dan coklat kehitaman. Bijinya kecil, bulat hitam, jorong
bersusut tiga tidak beraturan dan sedikit berbentuk kerucut, panjang 3 mm,
serta berkelenjar.15
Biji atau minyak dari jintan hitam mempunyai aktivitas antiinflamasi,
analgesik, anti piretik, antimikroba dan anti neoplastik. Selain itu minyak jintan
hitam juga menurunkan tekanan darah dan meningkatkan respirasi. Pemberian
ekstrak biji jintan hitam dapat menginduksi perubahan pada hemogram
termasuk peningkatan PCV (Packed Cell Volume) dan hemoglobin, penurunan
kadar kolestrol, trigliserid dan glukosa.1 Kandungan kimia dari biji dan daun
jintan hitam adalah minyak astiri, minyak lemak, melantin (saponin), nigelin
(zat pahit), zat samak, nigelon, thymoquinone.13 Biji jinten hitam juga
mengandung protein, ion kalsium, zat besi, ion natrium, dan kalium. 14
Menurut penelitian Ghosheh OA et al, (1999), komponen utama dari
biji nigella sativa dan yang paling aktif adalah thymoquinone,
dihydrothymoquinone, thymol, dan thymohydroquinone. Pada beberapa
komponen aktif ini thymoquinone mempunyai efek anti oksidan yang paling
besar. Karena efek antioksidanya, thymoquinone mengoksidasi LDL. LDL
yang teroksidasi ini, bersama dengan protein perangsang kinetika monosit dan
megakariosit (monocyte and megakaryocyte chemotactic protein-1)
merangsang regenerasi darn pengumpulan monosit dan megakariosit untuk
bermigrasi ke ruang endothelium dan berubah, masing-masing menjadi
makrofag dan trombosit aktif. 22,25 Hal ini diperkuat dari hasil penelitian pada
cancer and Immuno Biological Laboratory.2 yang mengemukakan bahwa pada
konsentrasi tertentu jintan hitam dapat menstimulasi sumsum tulang dan sel
imun. Mekanisme stimulasi tersebut menunjukan peningkatan yang cukup
bermakna pada jumlah CFU ( Colony Forming cell Unit), dimana peningkatan
tersebut melibatkan komponen-komponen hemopoietik yang juga berhubungan
dengan trombopoiesis.21
B. KERANGKA PEMIKIRAN
= Memacu
= Menghambat
Ekstrak Jintan Hitam
Thymoquinone
Efek Antioksidant
Quinin dosis toksik
Penurunan produksi trombosit
Destruksi trombosit
Clotting time memanjang
Stimulasi sumsum tulang
Trombositopenia
Aktivasi Trombosit dan Makrofag
Tikus
Trombosit meningkat
Clotting time normal
C. HIPOTESIS
Ekstrak jintan hitam atau nigella sativa dapat mempengaruhi jumlah
trombosit dan waktu pembekuan (clotting time ) pada tikus trombositopenia
yang diinduksi oleh kuinin.
BAB III
METODE PENELITIAN
A. JENIS PENELITIAN
Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorium pre-test and post-test
control group design.
B. LOKASI PENELITIAN
Penelitian dilakukan di laboratorium farmakologi Universitas Sebelas
Maret Surakarta.
C. SUBYEK PENELITIAN
Subyek yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah tikus wistar
jantan usia dua sampai tiga bulan dengan berat badan 150-300 gram. Sampel
yang digunakan sebanyak 50 ekor dibagi dalam 5 kelompok, masing-masing
kelompok terdiri dari 10 ekor tikus. Jumlah ini diperhitungkan menurut
rumus federer 26 yaitu :
(k-1) (n-1) ≥ 15
Keterangan :
k : Jumlah kelompok
n : Jumlah sampel dalam kelompok
D. TEKNIK SAMPLING
Penelitian ini menggunakan random sederhana sebagai teknik
sampling.
E. RANCANGAN PENELITIAN
Rancangan penelitian ini adalah the post tes only control group design
(Taufiqqurohman, 2003).
K : (X) O
P1 : (X1) O1
P2 : (X2) O2
P3 : (X3) O3
P4 : (X4) O4
Keterangan :
K : Kelompok kontrol, terdiri dari 10 ekor tikus
P1 : Kelompok perlakuan 1, terdiri dari 10 ekor tikus
P2 : Kelompok perlakuan 2, terdiri dari 10 ekor tikus
P3 : Kelompok perlakuan 3, terdiri dari 10 ekor tikus
P4 : Kelompok perlakuan 4, terdiri dari 10 ekor tikus
X : Tidak diberi perlakuan
X1 : Pemberian quinin dosis 100mg/kg/bb
X2 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jintan hitam
oral dosis 2 X 0.067 ml per hari
X3 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jinten hitam
oral dosis 2 X 0.134 ml per hari
X4 : Pemberian quinin oral dosis 100mg/kg/bb dan ekstrak jinten hitam
oral dosis 2 X 0.268 mml per hari
O : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok kontrol
O1 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok
perlakuan 1
O2 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok
perlakuan 2
O3 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok
perlakuan 3
O4 : Pengamatan trombosit dan waktu pembekuan pada kelompok
perlakuan 4
F. IDENTIFIKASI VARIABEL PENELITIAN
Variabel bebas : Ekstrak jintan hitam (Nigella Sativa)
Variabel terikat : Hitung trombosit dan waktu pembekuan
(clotting time)
Variabel luar :
Variabel luar dari penelitian ini adalah sebagai berikut.
Variabel luar yang dapat dikendalikan : Usia, jenis kelamin, berat badan,
jenis makanan.
Varibel luar yang tidak dapat dikendalikan : Kondisi psikologis tikus
G. DEFINISI OPERASIONAL VARIABEL PENELITIAN
1. Variabel bebas : Ekstrak jintan hitam (Nigella Sativa )
Dosis dari ekstrak jintan hitam yang direkomendasikan adalah 2.5
ml-5 ml untuk sediaan cair, 2-3x per hari dapat diberikan sebelum maupun
sesudah makan.14 Pada penelitian ini akan diambil nilai tengah dari dosis
tersebut, sehingga didapatkan hasil 3.75 ml.
Dosis pada manusia tersebut dikonversikan ke tikus, yaitu :
1) Perbandingan konversi manusia ke tikus adalah 1 : 0.018
Dosis pada manusia = 3.75 ml
Dosis tikus = 3.75 X 0.018
= 0.067 ml
Jadi didapat dosis pertama 2 X 0.067 ml/ekor/hari, dosis kedua dua
kali dosis pertama 2 X 0.134 ml/ekor/hari dan dosis ketiga dua kali dari
dosis kedua 2 X 0.268 ml/ekor/hari.
2. Variabel terikat : Hitung trombosit dan waktu pembekuan (clotting time )
A. Hitung trombosit
Hitung trombosit diperoleh dari jumlah yang diperoleh dari
pengambilan darah subyek penelitian sebelum, selama dan sesudah
pemberian jintan hitam. Setiap 5 hari sekali tikus diambil darah untuk
dilihat jumlah trombosit dengan menggunakan Hematology Analyzer
B. Waktu pembekuan (clotting time)
Waktu pembekuan (clotting time) diperoleh dari pengukuran darah
subyek penelitian sebelum, selama, dan sesudah pemberian angkak
dengan cara memotong ekor tikus, lalu darah diteteskan pada objek
glass dan ditunggu sampai membeku kemudian dicatat lamanya waktu
pembekuan.
3. Variabel luar
a. Variabel luar yang dapat dikendalikan
1. Usia
Usia tikus pada penelitian ini adalah dua sampai tiga bulan.
2. Jenis kelamin
Jenis kelamin tikus yang akan digunakan adalah jantan
3. Berat badan
Berat badan pada tikus yang akan digunakan penelitian adalah
150-300 gram
4. Jenis makanan
Makananya berupa pellet dan minuman dari air PAM.
b. Variabel luar yang tidak dapat dikendalikan : kondisi psikologis tikus
Kondisi psikologis tikus dipengaruhi oleh lingkungan sekitar,
pemberian perlakuan yang berulang kali, dan perkelahian antar tikus
dapat mempengaruhi kondisi psikologis dari tikus.
H. ALAT DAN BAHAN PENELITIAN
A. Alat yang digunakan adalah :
1. Alat dan bahan pengambilan darah :
i. Eppendorf
ii. EDTA
iii. Gunting
iv. Kapas alkohol
2. Alat dan bahan pemeliharaan tikus serta sonde lambung untuk pemberian
jintan hitam.
3. Alat untuk mengukur jumlah trombosit yaitu Hematology analyzer.
4. Alat untuk mengukur waktu pembekuan (clotting time ) yaitu objek glass,
lidi dan stopwatch.
B. Bahan penelitian :
1. Kuinin
2. Ekstrak jintan hitam
3. Makanan hewan percobaaan (pellet)
4. Aquades
5. Hewan uji coba ( 50 ekor tikus galur wistar)
I. Cara Kerja
1. Sebelum perlakuan
a. Kandang tikus disiapkan, 1 kandang 1 kelompok tikus.
b. Tikus diadaptasikan di lingkungan selama 7 hari.
c. Tikus sebanyak 50 di kelompokan secara acak menjadi 5 kelompok
berbeda.
2. Perlakuan
a. Kelompok kontrol hanya diberi diet standart dan air minum selama
penelitian berjalan sebagai kontrol
b. Kelompok perlakuan 1 diberi diet standar dan diinduksi oleh kuinin.
c. Kelompok perlakuan 2 diberi diet standar dan diinduksi oleh kuinin dan
diberi ekstrak jintan hitam 2 x 0.067 ml/hari/ekor
d. Kelompok perlakuan 3 diberi standar, diinduksi oleh kuinin dan diberi
ekstrak jintan hitam 2 x 0.134 ml/hari/ekor
e. Kelompok perlakuan 4 diberi standar, diinduksi oleh kuinin dan diberi
ekstrak jintan hitam 2 x 0.268 ml/hari/ekor
3. Setelah perlakuan
Setiap hari ke 7 diperiksa darah dari tikus, diperiksa trombosit dan
waktu pembekuanya.
Tikus galur wistar
Trombositopenia
Kuinin 100 mg/kg/bb/hari
Normal (kontrol, 10 ekor)
Trombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.067 ml/hari 10 ekorTrombositopenia 10 ekorTrombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.134 ml/hari 10 ekorTrombositopenia + ekstrak jintan hitam 2 x 0.268 ml/hari 10 ekor
Hitung trombosit dan waktu pembekuan (clotting time)
Analisis statistik
J. ALUR PENELITIAN
K.ANALISIS DATA
Data berupa jumlah penghitungan trombosit dan waktu pembekuan
(clotting time) dari masing-masing kelompok ditabulasi dan dianalisis dengan
menggunakan analisis data yang sesuai yaitu One Way Anova dilanjutkan dengan
LSD untuk melihat perbedaan antar masing-masing kelompok dan uji beda Paired
T Test untuk melihat perbedaan sebelum dan setelah perlakuan dari tiap-tiap
kelompok.
L. JADWAL PENELITIAN
No
.Kegiatan
Minggu ke-
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1
3 14
1 Mahasiswa
mengumpulkan
topik
2 Dibahas tim skripsi
3 Bimbingan dan
konsultasi
4 Proposal siap
5 Ujian proposal
6 Pengumpulan data
7 Penulisan skripsi
8 Ujian skripsi
M. DAFTAR PUSTAKA
1. Ali B.H. dan Blunden G.2003. Pharmacological and toxicological properties of
nigella sativa. www.ncbi.nlm.nih.gov/sites/entrez?
Db=PubMed&Cmd=ShowDetailView&TermToSearch (2 Februari 2013)
2. Anonim. (2004). Nigella sativa. www.wikipwdia.com (15 Maret 2013)
3. Aster RH, Bougie DW. Drug-induced immune thrombocytopenia. N Engl J Med.
2007;357: 580-587
4. Aster RH.1993 Quinine-sensitivity: a new cause of the hemolytic uremic. Annals
of Internal Medicine 119: 243-224
5. A.V. Hoffbrand, J.E. Pettit, P.A.H. Moss. (2005). Kapita Selekta Hematologi.
Jakarta: EGC
6. Bakta IM (2006). Hematologi Klinik Ringkas (Edisi I). Jakarta: EGC
7. Ernst M. 1991. Dinamika Obat. Ed ke-5. Widianti MB dan Ranti AS,
penerjemah.Bandung: ITB. Terjemahan dari : Arzneimittelwirkungen,s Vollig.
8. Gandasoebrata. R .(2004). Penuntun Laboratorium Klinik. Dian Rakyat: Jakarta
9. Ghosesh OA, Houdi AA, Crooks PA. High Performance liquid chromatographic
analysis of the pharmacologically active quinones and related compounds in the
oil of the black seed (nigella sativa L). J pharm Biomed Anal 1999;19: 757-62.
10. Greinacher A, Eichler P, Lubenow N, Kiefel V. Drug-Induced and drug-
dependent immune thrombocytopenias. Rev Clin Exp Hematol. 2001;5(3):166-
200.
11. Guyton, A.C & Hall. (2006). Buku Ajar Fisiologi Kedokteran (Edisi XI). Jakarta:
EGC
12. Handin RJ: Bleeding. In Braunwald E et al, editors: Harisson’s principles of
internal medicine, ed 15, New York, 2001, McGraw-Hill.
13. Hargono D. 1952. Tanaman Obat Indonesia Jilid I. Depkes RI. Hal 65
14. Hendrik. 2005. Habbatus sauda’ , Thibbun Nabawiy Dalam Menangani Berbagai
Penyakit dan Memelihara kesehatan Tubuh. Surakarta: Pustaka Al Ummat, pp:
77-110
15. Hilman RS, Ault KA, Rinder HM. Hematology in clinical practice. New York,
NY: McGraw Hill; 2005
16. Hutapea, JR. 1994. Inventaris Tanaman Obat Indonesia (III): Badan Penelitian
dan Pengembangan Kesehatan, Depkes RI. Hal 163-165
17. Kakkilaya BS. Antimalarial drugs. Dr B.S. Kakkilaya’s Malaria Web Site.
www.geocities.com/HotSprings/Resort/5403/Antimalaria. (10 Maret 2013)
18. Karyanti MR, Hadinegoro SR. (2009) Perubahan Epidemiologi Demam Berdarah
Dengue Di Indonesia. Departemen Ilmu Kesehatan Anak Rumah Sakit Dr. Cipto
Mangunkusumo FKUI Jakarta.
19. Kementrian Kesehatan Republik Indonesia. Profil Kesehatan Indonesia 2010.
Jakarta Kementrian Kesehatan Republik Indonesia, 2011
20. Kenney B, Stack G. Drug-Induced Thrombocytopenia. Arch Pathol Lab Med.
2009: 133
21. Medenica, Radjko D. (1996). Use of Nigella sativa to increase immune function.
www.glonds.net/natumed-co-za/nigella_sativa.asp. (10 Maret 2013)
22. Nurhidayat, N. (2002). Angkan Meningkatkan Jumlah Trombosit, Hikmah
suplemen, Pikiran Rakyat Khusus Keluarga.
www.pikiran-rakyat.com/cetak/0304/21/hikmah/lainya05.htm (10 Februari
2013).
23. Patmode NM, Gandhi Pj. Drug –Induced thrombocytopenia in the coronary care
unit. J Thromb Thrombolysis. 2000;10:155-167
24. Price & Wilson. (2006). PATOFISIOLOGI Konsep Klinis Proses-Proses
Penyakit. Jakarta: EGC.
25. Ragheb A, Attia A, Eldin SW, Elbarbry F, Gazarin S, Shoker A. (2009). The
Protective of thymoquinone, an anti-oxidant and anti inflammatory Agent, againts
Renal Injury: A review. Saudi J kidney Dis Transpl 2009; 20 (5): 741-752
26. Ria Puspitawati, Harun A. Gunawan, Dewi F. Suniarti dan Aynie Yuunita. 2008.
Pengaruh Musik Terhadap Penurunan Kadar Mineral Permukaan Email Pada
Kondisi Defisiensi Protein. Makara, Kesehatan 12(1):1-7
27. Sapir DG, Schimmer B. Dengue fever: new paradigms for changing
epidemiology. Emerging themes in Epidemiology 2005;2-1 – 10.
28. Setiabudy RD.2007. Hemostasis dan Trombosis. Ed ke-3. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI.
29. Suhendro. (2001). Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam, Jilid III. Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia. Jakarta
30. Tracy JW, Webster LT. Drugs Used In Chemotherapy of Protozoa Infections.
Dalam: Hardman JG, Gilman AG, Limbird LE. Penyunting. Goodman &
Gilman’s the Pharmalogical Basis of Therapheutics. Edisi ke-9. New york: Mc
Milan 1996. H. 965-85
31. Visentin GP, Liu CY. Drug-Induced Thrombocytopenia. Hematol Oncol Clin
North Am. 2007;21:685-696, vi.
32. Wedner H.J. Drugallergy: Danile P. Stites et al. Medical Immunology,
4th.Appleton & Lange: Houston-Texas 1997 : 433-443.
.