Post on 27-Jan-2016
description
Nama : Esa Handayani
Npm : 147215018
Kelas : Budidaya Tanaman Perkebunan
Mata Kuliah : Pemasaran Hasil Perkebunan
ATRIBUT PRODUK
1. Desain Produk
Desain Produk, atau dalam bahasa keilmuan disebut juga Desain Produk Industri, adalah
sebuah bidang keilmuan atau profesi yang menentukan bentuk/form dari sebuah produk
manufaktur, mengolah bentuk tersebut agar sesuai dengan pemakainya dan sesuai dengan
kemampuan proses produksinya pada industri yang memproduksinya.
Desain produk merupakan hal yang sangat penting dalam bidang manufaktur. Desain
produk yang baik akan dapat meningkatkan jumlah dan harga jual dari produk, sehingga
dapat meningkatkan keuntungan secara optimal. Akan tetapi, desain produk yang gagal
mengakibatkan produk tidak terjual di pasaran. Hal ini, akan menimbulkan kerugian tidak
hanya dibidang desain saja, bidang yang lain pun akan terkena imbasnya.
Desain produk yang baik, harus memenuhi 3 (tiga) aspek penting yang sering disebut
segitiga aspek produk, yaitu kualitas yang baik, biaya rendah, dan jadwal yang tepat.
Selanjutnya segitiga aspek produk di atas dikembangkan menjadi suatu persyaratan dalam
desain, yaitu desain harus dapat dirakit, didaur ulang, diproduksi, diperiksa hasilnya, bebas
korosi, biaya rendah, serta waktu yang tepat. Untuk itu dalam mendesain suatu produk, harus
memperhatikan secara detail tentang fungsi-fungsi dari produk yang didesain. Guna
mengetahui secara rinci tentang fungsi produk, dapat dilakukan dengan beberapa metode
pendekatan mikro (MC, MR, Equilibrium), Linier Programming/Dualitas, dan Manajemen
Keuangan (BEP).
Menurut Angiopora (dalam Indra Budi, 2002) Desain adalah totalitas dari keistimewaan
yang mempengaruhi cara penampilan dan fungsi suatu produk dalam hal kebutuhan
langganan.
2. Warna Produk
Warna adalah salah satu dari dua unsur yang menghasilkan daya tarik visual, dan
kenyataannya warna lebih berdaya tarik pada emosi daripada akal. Warna produk membantu
mengurangi hambatan penjualan dan ini merupakan faktor vital dalam menciptakan desain
grafis yang menjual. (sidikartvolushit.blogspot.com)
Pemilihan warna memiliki peranan penting pada desain kemasan dari bisnis yang sedang
dijalankan. Warna mempunyai peran dalam menciptakan suasana pembelian dan
memperkuat image produk, dan meningkatkan citra bisnis. Warna pun mampu
mempengaruhi kenyamanan lingkungan dan menjaga mood.
Studi marketing bahkan menjelaskan bahwa warna dapat mendorong persepsi alam
bawah sadar serta perilaku para konsumen. Setiap warna mempunyai dampak psikologis yang
kuat dan berbeda-beda. Meskipun secara khusus unsur pemilihan desain warna menjadi salah
satu tugas desainer produk, namun menjadi hal yang penting bagi para pelaku bisnis untuk
mengetahui makna psikologis di balik kemasan produk. Mengapa demikian? Karena warna
berpengaruh terhadap hasil desain kemasan produk akan dipasarkan kepada para konsumen.
Peran warna dalam desain kemasan produk sangat penting. Warna dapat dijadikan sebagai
bentuk identitas produk yang memudahkan para konsumen dalam mengenal produk yang kita
jual. Oleh karena itu, sangat direkomendasikan agar pemilihan warna pada desain kemasan
produk harus disesuaikan dengan karakter produk.
3. Merk
Merek adalah sesuatu yang ditujukan untuk mengidentifikasi barang atau jasa dari
seseorang atau kelompok penjual dan untuk membedakannya dari produk penjual dapat
dalam bentuk nama, istilah, tanda, simbol atau rancangan atau kombinasi hal-hal tersebut.
Dalam melakukan pembelian konsumen tidak hanya memperhatikan macam dari produk.
Tapi juga pembeli memperhatikan merek dari produk tersebut, merek lebih dari sekedar
simbol, merek dapat memiliki 6 tingkatan perhatian seperti, Atribut, Manfaat, Nilai, Budaya,
Kepribadian, serta Pemakai.
Merek yang baik adalah merek yang mempunyai karakteristik-karakteristik tertentu,
adapun karakteristik merek yang baik adalah :
a. Mengingatkan suatu tentang karakteristik produk dan kegunaannya.
b. Mudah dieja, dibaca dan diingat.
c. Bisa diadaptasi oleh produk-produk baru yang mungkin ditambahkan dilini
produk.
d. Bisa didaftarkan dan dilindungi hak paten.
Produsen membuat suatu merek untuk produknya karena ada tujuan-tujuan tertentu yang
dapat diambil manfaatnya oleh penjual (produsen) maupun pembeli (konsumen), ada banyak
manfaat dari pencantuman merek pada suatu produk. Manfaat dari pencantuman merek
adalah : Merek Memberikan Identitas, Membedakan dengan Pesaing, Meningkatkan
Penjualan, Membangun Loyalitas, Membuat Pelanggan Tidak Sensitif Harga, Komunikasi
Pemasaran Jadi Lancar, Terbuka Peluang untuk Waralaba, Magnet bagi Stakeholder
4. KEMASAN
Menurut Christine Suharto (2000) Kemasan dapat didefinisikan sebagai seluruh kegiatan
merancang dan memproduksi wadah atau bungkus atau kemasan suatu produk.
Branding adalah cara untuk mengenalkan kepada seseorang mengenai identitas terhadap
sebuah objek tertentu. Jika saat ini kita berbicara tentang produk, maka branding adalah cara
untuk mengenalkan produk kepada konsumen. Kemasan atau packaging sangatlah berkaitan
erat dengan branding itu sendiri.
Kemasan sebuah produk merupakan salah satu unsur yang mempengaruhi banyaknya
penjualan atau minatnya konsumen terhadap produk tersebut. Beberapa unsur yang
mempengaruhi penjualan produk seperti kualitas produk, pelayanan, pemasaran, dan kemasan
juga saling mendukung satu sama lain.
Dibawah ini ada beberapa hal yang berkaitan dengan sebuah kemasan produk, seperti
fungsi, manfaat, serta strategi marketing.
a. Fungsi
Tujuan atau fungsi utama dari adanya kemasan produk adalah, untuk melindungi produk
dari goresan atau cacat produk yang membuat produk menjadi rusak. Selain itu juga kemasan
produk tidak hanya difungsikan pada saat proses pendistribusian barang dari pabrik ke
beberapa distributor, tapi kemasan produk juga bisa melindungi produk ketika berada di toko-
toko retail.
b. Daya Tarik
Umumnya banyak perusahaan melakukan sebuah riset terlebih dahulu tentang skema
warna, desain, maupun jenis pada sebuah kemasan produk yang akan dipasarkannya. Hal ini
dilakukan agar tingkat pemasaran produknya jauh lebih luas lagi. Jika Anda ingin produk
yang Anda jual banyak peminatnya, maka Anda bisa menyiapkan desain packaging yang
tepat untuk produk Anda. Karena seperti yang sudah disampaikan sebelumnya, salah satu
yang membuat produk tersebut bisa laku adalah kemasan produk yang bisa menjadi daya
tarik bagi pelanggan.
c. Promosi
Sebuah kemasan produk juga berperan penting dalam memberikan informasi produk
seperti, manfaat, kegunaan, tagline, maupun cara pembuatan. Semuanya bisa dicantumkan
pada desain kemasan agar konsumen tahu tentang manfaat dari produk tersebut, yang
terpenting janganlah menyampaikan semuanya hingga desain menjadi penuh dan malah
membuat konsumen menjadi jenuh melihanya.
d. Mendukung keputusan Berbelanja
Anda sebagai pemilik produk bebas mencantumkan informasi apapun yang nantinya bisa
mempengaruhi konsumen untuk melakukan keputusan membeli produk Anda. Akan tetapi
jangan terlalu berlebihan dalam menyampaikan seluruh informasi yang Anda miliki.
e. Diferensiasi
Kemasan juga bisa dijadikan sebagai identitas bagi sebuah produk, misalnya ada
beberapa produk A dan B yang ditata rapi pada sebuah toko, produk tersebut secara fungsi
sama, rasa bisa dikatakan hampir sama, namun karena kemasannya berbeda bisa jadi
konsumen akan lebih cenderung memilih produk yang memiliki kemasan yang menarik
menurutnya.
5. PEMBERIAN LABEL
Pemberian Label (Labeling) Labeling berkaitan erat dengan pengemasan. Label
merupakan bagian dari suatu produk yang menyampaikan informasi mengenai produk dan
penjual. Sebuah label bisa juga bagian dari kemasan, atau bisa juga etiket (tanda pengenal)
yang disertakan pada produk. Dengan demikian, ada hubungan erat antara labeling,
packaging, dan branding. Secara garis besar terdapat tiga macam label yaitu :
1) Brand label, yaitu merek yang diberikan pada produk atau dicantumkan pada
kemasan.
2) Descriptive label, yaitu label yang memberikan informasi obyektif mengenai
penggunaan, konstruksi atau pembuatan, perawatan atau perhatian dan kinerja produk,
serta karateristikkarateristik lainnya yang berhubungan dengan produk.
3) Grade label, yaitu label yang mengidentifikasikan penilaian kualitas produk
(product’s judged quality).
6. HARGA
Harga menurut Basu Swastha adalah “jumlah uang (ditambah beberapa barang kalau
mungkin) yang dibutuhkan untuk mendapatkan sejumlah kombinasi dari barang beserta
pelayanannya” (1990:65). Harga sering digunakan konsumen sebagai indikator penentuan
harga. Konsumen akan memilih barang yang harganya lebih murah, meski selisihnya sedikit
untuk barang yang menurut mereka memiliki kualitas yang sama. Konsumen kadang juga
memilih barang yang lebih mahal untuk jenis barang yang sama dengan mengharapkan
kualitas yang lebih. Pada umumnya perusahaan menentukan harga dengan
mempertimbangkan biaya yang dikeluarkan dan keuntungan yang diharapkan, Basu Swastha
menyatakan bahwa: “harga ditetapkan untuk mendapatkan laba maksimum, mendapatkan
pengembalian investasi yang ditargetkan atau pengembalian pada penjualan bersih, mencegah
atau mengurangi persaingan dan mempertahankan atau memperbaiki market share”
(1984:148-149).
7. KUALITAS PRODUK
Perusahaan selalu berusaha memenuhi kebutuhan konsumen dengan menawarkan produk
yang berkualitas. Produk yang berkualitas adalah produk yang memiliki manfaat bagi
konsumennya. Philip Kotler menyatakan bahwa: “kualitas adalah keseluruhan sifat serta ciri
dari suatu produk/pelayanan yang berpengaruh pada kemampuannya untuk memuaskan
kebutuhan yang dinyatakan/tersurat” (1997:24). MC. Cartny dan Philip Kotler menyatakan
bahwa “kualitas merupakan salah satu atribut produk yang dipertimbangkan konsumen saat
memilih suatu produk” (1998:88).
Fandy Tjiptono menyatakan ada beberapa faktor yang digunakaan untuk menilai kualitas
produk, yaitu:
1) Kinerja (Performance), yaitu karakteristik operasi pokok dari produk inti (core product)
yang dibeli.
2) Ciri-ciri atau keistimewaan tambahan (features), yaitu karakteristik sekunder atau
pelengkap.
3) Keandalan (reliability), yaitu kemungkinan kecil akan mengalami kerusakan atau gagal
pakai.
4) Kesesuaian dengan spesifikasi (conformance to specification), yaitu sejauh mana
karakteristik desain dan operasi memenuhi standar-standar yang ditetapkan
sebelumnya.
5) Daya tahan (durability), berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat
digunakan. Dimensi ini mencakup umur teknis maupun umur ekonomis produk.
6) Serviceability, meliputi kecepatan, kompetensi, kenyamanan, mudah direparasi serta
penangan keluhan yang memuaskan. Misalnya tersedia hotline service yang menangani
keluhan pelanggan.
7) Estetika, yaitu daya tarik produk terhadap panca indra, misalnya: bentuk fisik dan
warna yang menarik serta model/desain yang artistik (1997:25-26).
8. LAYANAN PELENGKAP
Layanan pelengkap (supplementary services) Saat ini produk apapun tidak lepas dari
unsur jasa/pelayanan, baik itu jasa sebagai produk inti (jasa murni) maupun jasa sebagai
pelengkap. Produk inti umumnya sangat bervariasi, tetapi layanan pelengkapnya memiliki
kesamaan. Fandy Tjiptono menyatakan bahwa layanan pelengkap terdiri dari: “informasi,
konsultasi, order taking (pemesanan), hospitality (pelayanan), care taking (perhatian pada
barang bawaan dan belanjaan), exceptions (permintaan khusus), billing (pengajuan rekening),
dan pembayaran” (1999:98).
9. JAMINAN
Jaminan menurut Fandy Tjiptono adalah “janji yang merupakan kewajiban produsen atas
produknya kepada konsumen, dimana konsumen akan memberi ganti rugi bila produknya
tidak dapat berfungsi seperti apa yang diinginkan/diharapkan” (1999:108).
Jaminan bisa meliputi kualitas produk, reparasi, dan atau ganti rugi (uang
kembali/produk ditukar). Jaminan sendiri ada yang bersifat tertulis dan ada pula yang tidak
tertulis. Sekarang jaminan sering dimanfaatkan sebagai aspek promosi, terutama produk
tahan lama.