Post on 07-Feb-2018
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
PENELITIAN TINDAK LANJUT ENDAPAN LUMPUR DI DAERAH PORONG KABUPATEN SIDOARJO PROVINSI JAWA TIMUR
R. Hutamadi, Edie Kurnia, Danny Z. H., Mangara P. Pohan (Kelompok Program Penelitian Konservasi-Pusat Sumber Daya geologi)
ABSTRAK
Endapan lumpur Porong dengan kandungan bahan padat utama berupa lempung
merupakan bahan galian industri yang dapat digunakan untuk banyak keperluan. Selain pemanfaatan fisik lempung, unsur atau senyawa yang terkandung di dalamnya perlu untuk dicermati kemungkinan adanya kandungan bahan galian bernilai ekonomi tinggi agar bencana endapan lumpur porong berpotensi menjadi sumber daya geologi yang bermanfaat bagi pembangunan.
Secara umum pemboran mencapai tanah dasar, karena faktor teknis pemboran dan keselamatan kerja, pemboran secara sistematis pada masing-masing pond lumpur sulit dilakukan mengingat kondisi endapan lumpur sebagian tergenang air dan masih sangat plastis (lunak).
Analisis major element dan trace element conto endapan lumpur hasil pemboran yang dilakukan pada penelitian tahun yang lalu menunjukkan relatif tidak adanya peningkatan konsentrasi unsur-unsur tersebut terhadap kedalaman lumpur, hal ini menunjukkan kandungan unsur-unsur tersebut sifatnya merata pada endapan lumpur dan tidak terjadi proses konsentrasi unsur-unsur tersebut di bagian bawah (pada kedalaman) endapan lumpur tersebut, sedangkan hasil analisis untuk kegiatan tahun 2008 ini belum diperoleh.
PENDAHULUAN
Semburan lumpur panas di
Kabupaten Sidoarjo yang muncul
pertama kali pada tanggal 29 Mei 2006
bertepatan 2 hari setelah gempa di
Yogyakarta tanggal 27 Mei 2006, terjadi
suatu peristiwa geologi yang pertama
kali terjadi di Indonesia di areal
persawahan Desa Siring, Kecamatan
Porong. Dimulai dari semburan-
semburan kecil di dekat titik
pengeboran, kemudian berhenti, setelah
itu terjadi semburan baru yang muncul
di daerah lain, namun masih berdekatan
dengan lokasi pengeboran, kemudian
berhenti lagi. Sampai kemudian lumpur
muncul di tempat lain, yang sampai
sekarang lumpur ini belum berhenti.
Sampai saat ini semburan
lumpur belum menunjukkan penurunan
tingkat semburannya, meskipun
berbagai penelitian dan hipotesa yang
terkait dengan penyebab semburan telah
dilakukan oleh berbagai instansi serta
melibatkan berbagai bidang disiplin
ilmu. Bahkan jumlah debit semburan
semakin besar, dari awal tanggal 23 Juni
2006 sebesar 50.000 m3/hari sampai
dengan sekarang 120.000 m3/hari. Dari
fenomena geologi yang menantang,
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
peristiwa ini kemudian menjadi
peristiwa sosial yang mengenaskan.
Lebih dari 10.000 jiwa harus mengungsi
karena rumah dan lahan mereka
diterjang lumpur. Ketinggian lumpur
sampai dengan radius 2 km mencapai 2
m, bahkan di beberapa tempat sudah
lebih dari 10 m.
Kegiatan ini dilakukan untuk
mengetahui kandungan unsur logam
yang terdapat dalam lumpur sehingga
dapat dikaji lebih lanjut untuk
kemungkinan pemanfaatannya.
Kegiatan penelitian tindak lanjut
endapan lumpur Porong pada tahun
2008 ini adalah merupakan suatu
rangkaian dan kelanjutan dari kegiat
an penelitian endapan lumpur di
daerah Porong yang telah dilakukan
sebelumnya. Adapun kegiatan yang
dilakukan meliputi pemboran,
pengambilan conto sedimen, conto air di
sepanjang aliran S. Porong hingga ke
muara dan pengambilan conto gas di
sekitar daerah Siring Barat.
Latar Belakang
Dalam penelitian yang dilakukan
pada tahun 2007 yang lalu, bahwa
sebagian lokasi genangan lumpur masih
banyak yang tergenang air terutama di
daerah utara sehingga pengambilan
conto pemboran atau lokasi titik bor
lebih banyak diambil di daerah selatan.
Pada penelitian ini walaupun
masih terdapat juga daerah yang
tergenang air yang cukup luas tetapi
pengambilan contoh tetap dilakukan,
tentunya dengan mempertimbangkan
faktor keamanan dan keselamatan dalam
melakukan pemboran.
Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa kandungan unsur-
unsur logam pada endapan lumpur
Porong relatif kecil, namun terdapat
sedikit peninggian nilai pada beberapa
unsur apabila dibandingkan dengan
kadar yang umum dijumpai pada
batulempung. Kandungan logam pada
endapan lumpur Porong mempunyai
kemungkinan dapat berubah apabila ada
fluida hidrotermal yang terus
mempengaruhi, sehingga terjadi
akumulasi. Kuantitas akumulasi
kandungan logam tergantung pada
karakteristik dan debit larutan
hidrotermal yang keluar.
Untuk lebih mengetahui pola
sebaran vertikal dan lateral dari unsur
logam dasar secara lebih detil, maka
dilakukan kegiatan pemboran endapan
lumpur. Hasil dari kegiatan ini nantinya
dapat digunakan sebagai bahan kajian
untuk mengetahui kandungan unsur
logam dasar dalam lumpur serta
kemungkinan pemanfaatan dan atau
dampak luapan lumpur terhadap
lingkungan.
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
Maksud dan Tujuan
Kegiatan ini dimaksudkan untuk
melengkapi data dan menindak lanjuti
kegiatan sebelumnya secara lebih rinci
dan melakukan pemantuan kualitas
endapan sungai di sepanjang aliran S.
Porong.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk
mengetahui sebaran unsur baik secara
vertikal dan lateral untuk diketahui
pemanfaatannya dan akibat dari
pembuangan lumpur tersebut terhadap
kualitas endapan S. Porong.
Lokasi Penelitian dan Kesampaian
Daerah
Lokasi kegiatan secara
administratif termasuk dalam
Kecamatan Porong, Kecamatan
Tanggulangin Kabupaten Sidoarjo
Provinsi Jawa Timur. Secara geografis
daerah kegiatan terletak diantara 112o
42’ 19.87” – 112o 44’ 0.56” Bujur Timur
dan 7o 31’ 3.20” - 7o 32’ 30.03” Lintang
Selatan.
Daerah kegiatan dapat dicapai
dengan sangat mudah karena adanya
berbagai sarana transportasi baik darat
maupun udara melalui Surabaya, dari
Bandung dapat menggunakan kereta api
atau kendaraan roda empat, atau dapat
pula dengan menggunakan pesawat
terbang ke Surabaya kemudian
dilanjutkan dengan kendaraan roda
empat ke lokasi semburan lumpur di
daerah Porong.
Waktu dan Pelaksana Penelitian
Waktu pelaksanaan kegiatan
lapangan selama 40 hari dari tanggal 19
Agustus 2008 sampai dengan 27
September 2008 dengan pelaksana
kegiatan sebanyak 12 orang petugas
lapangan, yang terdiri dari Ahli Geologi,
Tambang, Surveyor, Teknisi Pemboran
dan Juru Gambar, disamping itu dibantu
seorang petugas pendamping dari Dinas
Lingkungan Hidup dan Pertambangan
Energi Kabupaten Sidoarjo, yaitu Agus
Darsono ST. Kegiatan penelitian di
lapangan senantiasa didampingi pula
oleh petugas Badan Penanggulangan
Lumpur Sidoarjo (BPLS).
Kegiatan penyusunan laporan
dimulai sejak minggu keempat bulan
September membutuhkan sekitar tiga
minggu setelah kembali di Bandung
dilanjutkan penyelesaian laporan akhir
diharapkan sebelum akhir bulan
Desember 2008 hal itu sangat
tergantung pada selesainya hasil analisis
conto laboratorium,.
2. METODOLOGI
Metodologi yang dilakukan
dalam rangka melakukan penelitian
tindak lanjut endapan lumpur Porong
ini, secara umum dapat dibagi menjadi 4
tahapan yaitu :
• Pengumpulan Data Sekunder
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
• Pengumpulan Data Primer dan
Pemercontoan
• Analisis Laboratorium
• Pengolahan Data dan Pelaporan
Pengumpulan Data Sekunder.
Dalam mengumpulkan data
sekunder yang menyangkut kegiatan
tindak lanjut ini dititik beratkan pada
penelaahan hasil penelitian endapan
lumpur di daerah Porong yang telah
dilakukan sebelumnya.
Hasil penelitian menunjukkan
bahwa kandungan unsur-unsur logam
pada endapan lumpur Porong relatif
kecil, namun terdapat sedikit peninggian
nilai pada beberapa unsur apabila
dibandingkan dengan kadar yang umum
dijumpai pada batulempung. Kandungan
logam pada endapan lumpur Porong
mempunyai kemungkinan dapat berubah
apabila ada fluida hidrotermal yang
terus mempengaruhi, sehingga terjadi
akumulasi. Akumulasi kandungan logam
tergantung pada karakteristik dan debit
larutan hidrotermal yang keluar.
Pengumpulan Data Primer dan
Pengambilan conto
Pengumpulan data primer pada
penelitian lanjutan ini yaitu meneliti
kandungan lumpur lebih difokuskan
penelitian endapan lumpur secara
vertikal yaitu dengan melakukan
pengamatan fisik endapan lumpur,
pemboran dan pengambilan conto inti
bor.
Disamping itu dilakukan
pengambilan conto sedimen di daerah
sepanjang S. Porong sebelum dan
sesudah pipa pembuangan lumpur
dengan maksud untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pembuangan
lumpur tersebut terhadap komposisi
sedimen S. Porong.
Pengambilan conto air dari
sekitar titik pembuangan sampai di
muara sungai. Untuk pengambilan conto
di sekitar muara dilakukan dengan
menggunakan perahu nelayan setempat.
Selanjutnya conto-conto air tersebut
dianalisis untuk unsur-unsur logam (Cu,
Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, Cr, Hg, As, Sb, Se)
dan unsur I.Daftar conto dan koordinat
lokasi pengambiln conto dapat dilihat
pada Tabel 4.1 dan 4.2.
Analisis Laboratorium
Conto lumpur, sedimen sungai
aktif dan conto gas hasil kegiatan
lapangan dianalisis seperti terlihat pada
Tabel. 1.
GEOLOGI
Kondisi Geologi
Secara fisiografis daerah
kegiatan termasuk ke dalam Zona
Randublatung (Bemmelen, 1949) yang
merupakan zona sempit memanjang
sekitar 250 km dan lebar 10 km dari
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
Semarang sampai Surabaya. (Lihat
Gambar Peta Geologi Daerah jawa
Timur)
Secara struktur subsurface,
Zona Randublatung diindikasikan
sebagai triangle zone, sebuah zona
segitiga yang diapit zona-zona sesar
yang saling berlawanan kemiringan dan
arahnya. Di Jawa Tengah dan Jawa
Timur, Zona Randublatung merupakan
wilayah pertemuan dua buah zone besar
yakni Zona Rembang dan Zona
Kendeng.
Zona Rembang merupakan
daerah paparan dan slope yang dicirikan
dengan dominasi sesar naik yang
mengarah (vergency) ke selatan. Zona
Kendeng merupakan slope dan bathyal
dengan dominasi sesar naik ke arah
utara. Sehingga di daerah pertemuan
tersebut terbentuk sebuah zona sangat
sempit, memanjang dan sangat dalam
yang disebut Zona Randublatung. Pada
Oligo-Miosen zone ini secara isostatik
tenggelam untuk mengkompensasi
pengangkatan di kedua zona
pengapitnya dan menjadi dapur yang
baik untuk terakumulasinya hidrokarbon
selama ada suplai sedimen yang kaya
organik dan diendapkan di dalamnya.
Subsided triangle zone
memberikan implikasi terhadap
pematangan batuan induk dan adanya
sub-thrust structure di bawah zona sesar
naik menjadi perangkap yang baik,
sedangkan reservoir akan tergantung
kepada suplai sedimen berkualitas
reservoir dari daerah yang lebih dangkal.
Batupasir kuarsa Formasi Kerek dan
Merawu yang berumur Middle Miosen
dan sedimen debris kuarsaan dari
Formasi Ngrayong yang berumur
Middle Miosen yang diendapkan ke
Zona Randublatung dan Kendeng,
source-nya banyak mengandung serpih
napalan dan sedimen calcareous
lainnya.
Dengan tatanan geologi yang
demikian menjadikan Zona
Randublatung menjadi daerah prospek
minyak dan gas dan telah dibuktikan
dengan temuan Pertamina di karbonat
Formasi Kujung pada zona ini.
Secara stratigrafi daerah
kegiatan pada Zaman Pleistocene
merupakan daerah marine, Selat Madura
menjorok jauh ke barat hampir sampai
Kota Semarang. Sungai-sungai seperti
Bengawan Solo dan sungai lainnya
bermuara di Selat Madura purba
mengendapkan sedimen seperti pasir
dan lumpur sehingga terbentuk delta
pada pantainya yang selanjutnya
berangsur-angsur terjadi pendangkalan.
Akibat pendangkalan tersebut lama
kelamaan daratan bertambah ke arah
pantai Selat Madura dan terbentuklah
daratan seperti yang terlihat saat ini.
Pada peta geologi regional lembar
Surabaya dan Sapulu dan peta geologi
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
regional lembar Malang yang
dikeluarkan Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, disebutkan
bahwa batuan penyusun daerah kegiatan
adalah endapan aluvial.
Luapan Lumpur Porong
Semburan lumpur panas di
Porong merupakan fenomena geologi
yang menarik dan menjadi perhatian
tidak saja para ahli dari dalam negeri
namun juga dari luar negeri. Awal
semburan terjadi di sekitar Sumur
Banjar Panji 1 (BJP-1), dengan debit
5.000 m3/hari. (Lihat Gambar 3.2)
Lubang semburan terjadi di beberapa
tempat, sebelum akhirnya menjadi satu
lubang yang dari waktu ke waktu
menyemburkan lumpur panas dengan
volume yang terus meningkat. Pada
bulan Mei-Agustus 2006 debit lumpur
telah mencapai 126.000 m3/hari.
Semburan lumpur dari lubang
pemboran yang menembus sampai pada
kedalaman 10.300 kaki membawa bahan
padat dan cair dengan unsur-unsur dan
senyawa terlarut di dalamnya. Bahan
padat berasal dari batuan penyusun
formasi yang ditembus lubang bor,
sedangkan bahan cair sangat tergantung
kondisi geologi dan geohidrologi daerah
di sekitarnya.
Unsur-unsur dan senyawa
terlarut pada fluida yang terbawa keluar
bersama semburan lumpur panas akan
terdispersi dan mempengaruhi
kandungan kimiawi lumpur. Akumulasi
dari unsur-unsur tertentu yang terus
terbawa dalam fluida, pada kurun waktu
yang lama berpotensi menimbulkan
perubahan kandungan kimiawi lumpur
dan lingkungan yang terlewati.
Tingginya suhu lumpur
menimbulkan hipotesa kemungkinan
adanya faktor geotermal yang ikut
berperan pada mekanisme keluarnya
material lumpur panas. Proses geotermal
dapat terbentuk oleh pengaruh magmatik
menghasilkan cairan hidrotermal yang
umumnya mengandung unsur-unsur Cu,
Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, As, Sb, Au, Ag, Hg,
Tl, dan Se.
Untuk mengurangi volume
lumpur yang ada saat ini telah dilakukan
pembuangan lumpur melalui S. Porong
setelah ada rekomendasi dari
Kementerian Lingkungan Hidup.
Kendala yang ada yaitu, karena lumpur
bersifat plastis dan pekat, terjadi
pengendapan di aliran S. Porong.
Menurut Subaktian Lubis (2008),
Karakteristik lumpur Porong mirip
dengan lumpur-lumpur yang umum
dijumpai di muara-pantai atau rawa-
rawa. Lumpur jenis ini sebenarnya
sudah akrab dengan kehidupan manusia
terutama nelayan pantai, bahkan
dimanfaatkan sebagai dasar kolam-
kolam pengendapankristalgaram.
Lumpur ini umumnya tidak berbahaya
atau beracun, kalaupun terkandung
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
mineral logam atau unsur logam berat
maka secara alami akan dinetralkan oleh
media lingkungannya. Terbatasnya
pemahaman tentang karakter lumpur ini
telah mengakibatkan banyaknya
kalangan masyarakat (terutama
pemerhati lingkungan) yang secara tegas
menolak
kehadiranlumpurPorongdiSelatMadura.
Adalah tidak mungkin menahan
lumpur ini di darat menggunakan sistem
dam atau tanggul, karena secara alami
lumpur ini akhirnya akan mengalir ke
laut juga melalui berbagai media, seperti
aliran permukaan, limpasan, aliran
sungai, ataupun banjir. Mengalirkan
luapan lumpur ke Kali Porong sebagai
media aliran, secara teknik masih
mungkin dilakukan sebab debit aliran air
Kali Porong jauh lebih besar dari pada
debit aliran lumpur ini. Demikian pula
kualitas air dan kandungan padatan
tersuspensi Kali Porong di bagian hilir
juga sudah jauh lebih pekat, dicirikan
oleh cepatnya proses pembentukan
delta-delta baru pada muara Kali
Porong. Wacana penempatan lumpur ke
dasar laut perlu mempertimbangkan
debit aliran. Dengan perkiraan debit
rata-rata semburan 50.000 m3/hari maka
volume lumpur padatan yang akan
mengendap di dasar laut mencapai
15.000 m3.
PEMBAHASAN
Hasil Penelitian Pendahuluan
Kegunaan Lumpur
Hasil penelitian yang dilakukan
pada tahun lalu (2007), menunjukkan
kandungan unsur-unsur logam pada
endapan lumpur Porong apabila
dibandingkan dengan kandungan logam
rata-rata yang terdapat pada batu
lempung relatif sama, namun ada sedikit
peninggian nilai pada beberapa unsur.
Uji pemanfaatan lumpur dengan
cara pembakaran, lumpur tersebut dapat
digunakan untuk pembuatan body
keramik dengan pembakaran antara suhu
800-900oC dan untuk pembuatan
keramik hias dengan pembakaran suhu
1400oC serta pembuatan bata dan
genteng.
Hasil penelitian terdahulu
menunjukkan bahwa kandungan unsur-
unsur logam pada endapan lumpur
Porong relatif kecil, namun terdapat
sedikit peninggian nilai pada beberapa
unsur apabila dibandingkan dengan
kadar yang umum dijumpai pada
batulempung. Kandungan logam pada
endapan lumpur Porong mempunyai
kemungkinan dapat berubah apabila ada
fluida hidrotermal yang terus
mempengaruhi, sehingga terjadi
akumulasi. Kuantitas akumulasi
kandungan emas tergantung pada
karakteristik dan debit larutan
hidrotermal yang keluar. Hasil
penelitian sekarang ini belum diperoleh
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
karena conto sedang dianalisis di
laboratorium.
Penelitian Lanjutan Endapan
Lumpur
Sesuai dengan tujuan dari
penelitian lanjutan ini yaitu : untuk
mengetahui sebaran unsur baik secara
vertikal dan lateral dengan melakukan
pemboran endapan lumpur pada lokasi
genangan lumpur untuk diketahui
pemanfaatannya dan mengetahui
kandungan unsur-unsur dari lumpur
tersebut yang terendapkan di aliran S.
Porong.
Adapun kegiatan penelitian
meliputi pekerjaan pemboran endapan
lumpur pada beberapa lokasi terpilih,
pengambilan conto sedimen di
sepanjang aliran S. Porong, dari daerah
Watukosek hingga ke muara sungai, air
permukaan dan pengambilan conto
semburan gas di daerah Siring Barat.
Pemboran Endapan Lumpur
Pemboran dilakukan dengan
menggunakan alat bor yang biasa
digunakan dalam eksplorasi endapan
gambut. Pemilihan jenis bor ini setelah
mempelajari sifat dari endapan lumpur
yang relatif plastis sehingga lubang bor
tidak bisa utuh terbentuk, maka dengan
menggunakan peralatan bor gambut
tersebut pekerjaaan pemboran cukup
efektif.
Pemboran endapan lumpur
dilakukan pada lokasi-lokasi yang
merupakan lanjutan pemboran tahun
yang lalu, pada pemilihan lokasi
diusahakan mewakili masing-masing
luas endapan lumpur. Pekerjaan
pemboran tetap dilakukan walaupun
beberapa lokasi masih tergenang air
tentunya dengan mempertimbangkan
faktor teknis pemboran dan keselamatan
kerja. Pemboran diupayakan sampai
mencapai kedalaman dasar dari endapan
lumpur yaitu permukaan tanah sebelum
tergenang. (Lihat Foto2)
Hasil pemboran menunjukkan
tidak seluruhnya dapat mencapai titik
dasar karena membentur pondasi atau
bekas puing-puing reruntuhan rumah.
Pada lokasi yang sudah sangat kering
pemboran secara manual ini juga
mengalami kendala untuk mencapai
kedalaman lebih dari 5 m karena alat bor
gambut tersebut sudah mulai
melengkung. Dengan kondisi endapan
lumpur yang ada pada saat itu
kedalaman hanya dapat mencapai
maksimal 8 m. Pengambilan conto inti
bor lumpur umumnya dilakukan dengan
interval kedalaman 1 m. Ada pula yang
hanya pada kedalaman tertentu saja pada
lokasi yang tergenang air karena
berbahaya bagi keselamatan kerja
pemboran.
Selama penelitian berlangsung
telah dilakukan pemboran sebanyak 33
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
lubang bor dengan jumlah kedalaman
110 m dengan jumlah conto yang
didapat 110 conto. Seluruh titik lokasi
pengambilan conto pemboran
koordinatnya diikat dengan GPS. Peta
lokasi pengambilan conto lumpur dapat
dilihat pada Gambar 4.1, daftar conto
dan koordinat pengambilan conto dapat
dilihat pada Lampiran Tabel 4.1.
Seluruh conto lumpur tersebut
selanjutnya dianalisis :
1. Analisis Major Element, guna
mengetahui kandungan unsur-
unsur utama yaitu SiO2, Al2O3,
Fe2O3, CaO, MgO, TiO2, P2O5,
SO3, MnO, H2O, NaO, K2O dan
HD yang terkandung dalam
lumpur tersebut yang dikaitkan
dengan kegunaan dan manfaat
dari lumpur tersebut.
2. Analisis Trace Element, guna
mengetahui kandungan unsur-
unsur Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn,
Fe, Cd, Cr, Hg, As, Sb, Se dan I
Pengambilan conto sedimen dan air di daerah aliran S. Porong Pengambilan conto sedimen
Dalam penelitian ini dilakukan
juga pengambilan conto sedimen di
aliran S. Porong, di daerah sebelum titik
pembuangan lumpur dan daerah setelah
titik pembuangan lumpur hingga ke
muara sungai, telah diambil sebanyak 8
conto. Seluruh titik lokasi pengambilan
conto koordinatnya diikat dengan GPS.
Lokasi pengambilan conto
dipilih mulai daerah sekitar Watukosek
untuk mengetahui rona awal dari
sedimen S. Porong tersebut hingga
muara sungai, untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh pembuangan
lumpur tersebut terhadap komposisi
sedimen S. Porong, khususnya
kandungan unsur-unsur trace
elementnya.
Pada saat dilakukan penelitian
di sekitar titik pembuangan lumpur
kondisi di S. Porong dipenuhi dengan
endapan lumpur, terjadi pengendapan
dan pendangkalan (blocking), endapan
tersebut tidak larut atau mengalir akibat
cuaca musim kering, debit aliran S.
Porong juga sangat jauh berkurang.
(lihat Foto 4.3) Upaya untuk mengatasi
hal tersebut dilakukan pengerukan dan
penggarukan oleh beberapa alat
ekskavator yang telah dilengkapi
ponton.
Peta lokasi pengambilan conto
sedimen S. Porong dapat dilihat pada
Gambar 4.2, daftar conto sedimen dan
koordinat pengambilan conto dapat
dilihat pada Tabel 4.2.
Pengambilan conto air
Pengambilan conto air
dilakukan di 18 lokasi. Pengambilan
conto air dari sekitar titik pembuangan
sampai di muara sungai. Untuk
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
pengambilan conto di sekitar muara
dilakukan dengan menggunakan perahu
nelayan setempat. Selanjutnya conto-
conto air tersebut dianalisis untuk unsur-
unsur logam (Cu, Pb, Zn, Mn, Fe, Cd,
Cr, Hg, As, Sb, Se) dan unsur I.
Pengambilan conto semburan gas di sekitar Siring Barat
Pengambilan conto semburan
gas di daerah Siring Barat telah
dilakukan sebanyak 4 tabung conto,
terutama di lokasi kemunculan gas yang
sudah ditangani oleh BPLS dimana
sudah dipasang instalasi penyaluran dan
pembuangannya. Di luar daerah itu
berupa semburan liar yang berhubungan
langsung dengan udara terbuka dan
umumnya kemunculan gas disertai
semburan air keatas sehingga tidak
mungkin diambil contonya karena sudah
terkontaminasi. Seluruh titik lokasi
pengambilan conto koordinatnya diikat
dengan GPS.
Hasil pengamatan di lapangan
sifat gas yang keluar berbau dan mudah
terbakar. Kemunculan gas ini di
beberapa tempat telah dimanfaatkan
oleh penduduk setempat sebagai bahan
bakar untuk memasak.
KESIMPULAN
Kesimpulan sementara
penelitian tindak lanjut ini, berdasarkan
pengamatan di lapangan adalah :
1. Pekerjaaan pemboran cukup
efektif dengan menggunakan
peralatan bor gambut.
Kedalaman pemboran maksimal
yang dapat dicapai sekitar 8 m.
2. Meskipun beberapa lokasi
masih tergenang air kegiatan
pemboran tetap dilakukan.
Pemboran telah dilakukan
sebanyak 33 titik dengan jumlah
kedalaman 110 m.
3. Pemboran secara sistematis sulit
dilakukan pada lokasi yang
masih tergenang air.
4. Pengambilan conto disepanjang
S. Porong berupa conto air
sebanyak 18 conto dan conto
sedimen sebanyak 8 conto.
Pengambilan conto dilakukan di
daerah sebelum titik
pembuangan lumpur dan daerah
setelah pembuangan hingga ke
muara sungai.
5. Analisis major element dan
trace element conto endapan
lumpur hasil pemboran yang
dilakukan pada penelitian tahun
yang lalu menunjukkan relatif
tidak adanya peningkatan
konsentrasi unsur-unsur tersebut
terhadap kedalaman lumpur, hal
ini menunjukkan kandungan
unsur-unsur tersebut sifatnya
merata pada endapan lumpur
dan tidak terjadi proses
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
konsentrasi unsur-unsur tersebut
di bagian bawah (pada
kedalaman) endapan lumpur
tersebut, sedangkan hasil
analisis untuk kegiatan tahun
2008 ini belum diperoleh.
6. Pengambilan conto gas
sebanyak 4 tabung diambil di
sekitar desa Siring Barat. Gas
yang keluar bersifat berbau dan
mudah terbakar, sehingga perlu
penanganan yang serius.
DAFTAR PUSTAKA
Davis Jr, R., 1983, Depositional System ; A Genetic Approach to Sedimentary Geology,
Prientice Hall Inc.
Kep. Men. LH No 42 Thn 1996, tentang Baku Mutu Limbah Cair Bagi Kegiatan Minyak
dan Gas Serta Panas Bumi.
Keputusan Gubernur Jawa Timur No.45 Tahun 2002, tentang Baku Mutu Limbah Cair
Bagi Industri atau Kegiatan Industri Lainnya di Jawa Timur.
Peraturan Pemerintah, PP No.18 tahun 1999, tentang Pengelolaan Limbah Bahan
Berbahaya dan Beracun.
Pettijohn, 1975, Sedimentary Rocks, Harper and Row Publisher.
Santosa, S dan Suwarti, T., 1992. Geologi Lembar Malang, Jawa. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Geologi, Bandung
Sabtanto, J.S., Gunradi, R., Ramli, Y.R., 2007, Geokimia Sebaran Unsur Logam Pada
Endapan Lumpur Sidoarjo, Pusat Sumber Daya Geologi..
Tim Penelitian Tindak Lanjut, 2007, Laporan Penelitian Tindak Lanjut Endapan Lumpur
di daerah Porong Kab. Sidoarjo, Prov. Jawa Timur, PMG, Badan Geologi,
Bandung.
www.detiknews.com
www.esdm.go.id
www.hotmudflow.wordpress.com
www.iagi.co.id
www.rovicky.wordpress.com
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
Tabel 1. Jenis dan Analisis yang Dilakukan
Jenis Conto Jumlah Metoda Unsur yang dianalisis
Lumpur 110 Analisis Basah
Major Element : SiO2, Al2O3, Fe2O3, CaO, MgO, TiO2, P2O5, SO3, MnO, H2O, NaO, K2O dan HD
Lumpur 110 AAS Trace Element : Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, Cr, Hg, As, Sb, Se dan I
Sedimen Sungai
8 AAS Trace Element : Au, Ag, Cu, Pb, Zn, Mn, Fe, Cd, Cr, Hg, As, Sb, Se dan I
Gas 4 H2, O2, + Ar, N2, CH4, CO2, SO2, H2S, HCl, NH3, H2O
Lokasi Penelitian
Gambar 1. Lokasi Penelitian
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
Gambar 2. Peta Geologi Daerah Jawa Timur
Gambar 3. Sketsa Penampang Terjadinya LUSI (Sumber : Hot Mud Flow in East Java- www.hotmudflow.wordpress.com)
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
0 0,5 1
kilometers
Daerah Penelitian
JAWA TIMUR
PETA INDEK
SIDOARJO
Keterangan :
Titik Bor
Titik Tanggul
Titik Ga, air dan lumpur
PETA KERJA PENANGGULANGAN LUMPUR PETA LOKASI TITIK BOR DI DAERAH LUMPUR SIDOARJO
Bor 30
Bor 31
Bor 27
GAS/2
AIR/3A/L/4
GAS/5
Bor 28
Bor 29
Bor 22
Bor 26
Bor 32
Bor 25
Bor 24
Bor 23
Bor 21
Bor 19
Bor 20
Bor 18
Bor 16
Bor 17
Bor 08A/G/1
Bor 15
Bor 01
Bor 05Bor 06
Bor 09
Bor 02
Bor 03
Bor 07
Bor 04Bor 14
Bor 10
Bor 13
Bor 11
Bor 12
(Sumber : Peta Genangan Lumpur Agustus 2008, BPLS)
Gambar 4. Peta Lokasi Titik Bor
0 2,5
kilometers5
6950
00
7000
00
7050
00
9165000
9170000 6900
00
9160000
6850
00
Daerah Penelitian
PETA INDEK
JAWA TIMUR
LPD/S/01
LPD/S/02
LPD/S/03
LPD/S/05
LPD/S/04
LPD/A/S/08LPD/A/06
LPD/A/07 LPD/A/S/09
LPD/A/L/10
LPD/A/11
LPD/A/12
LPD/A/14
LPD/A/13 LPD/A/17LPD/A/15
LPD/A/16
LPD/A/18
LPD/A/19
LPD/A/21
LPD/A/22
LPD/A/23
LPD/L/20
LPD/A/S/24
-7 30'
112 45'
-7 30'
((((
Bor 25
Bor 24
Bor 23
Bor 29
A/ L/ 4
((Bor 30Bor 31
A/ G / 1
G AS/ 2
AI R/ 3G AS/ 5
(Bor 32
((((
Bor 26
Bor 27
Bor 28Bor 33
Bor 19 ((((((Bor 17
Bor 18
Bor 20Bor 21
Bor 22
(
((
((
Bor 01
Bor 09
Bor 15Bor 16
((((Bor 02
Bor 03
Bor 07
Bor 08(
Bor 05
((Bor 04
Bor 06
Bor 14(Bor 12
Bor 11
Bor 13
Bor 10
(
((
(((((
Titik Lokasi
Sungai
Titik Bor
PETA LOKASI CONTODI SUNGAI PORONG SIDOARJO Pusat semburan
Keterangan :
Jalan Tol
Rel Kereta Api
Jalan raya
SELAT MADURA
Sumber Peta dari Dem
Gambar 5. Peta Lokasi Conto Sedimen dan conto air di S. Porong
PROCEEDING PEMAPARAN HASIL-HASIL KEGIATAN LAPANGAN DAN NON LAPANGAN TAHUN 2008, PUSAT SUMEBR DAYA GEOLOGI
Foto 1. Pusat semburan lumpur Foto 2. Pemboran endapan lumpur
Foto 3. Pembuangan lumpur di S. Porong terjadi pengendapan dan pendangkalan sungai (September 2008)
Foto 4. Pemanfaatan kemunculan gas untuk memasak di Pamotan