Post on 23-Dec-2015
description
Presentasi Kasus
SKIZOFRENIA PARANOID
Oleh:1. Aditya Priherdadi
2. Devi Indra Lestari
3. Erikha Anggrainy
4. Etty Farida Mustifah
5. Nora Indriasary
Pembimbing:
Dr. Erie Darma Irawan Sp, KJ
SMF ILMU KESEHATAN JIWA
RS JIWA ISLAM KLENDER
JANUARI 2010
0
STATUS PSIKIATRI
I. IDENTITAS KLIEN
Nama : Tn. Betaser
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat / tgl lahir : Jakarta, 16 Desember 1979
Usia : 30 tahun
Agama : Kristen Prostestan
Suku Bangsa : Batak
Pendidikan : S1
Status : Belum Menikah
Alamat : Jl. Cipinang Utara RT : 010 RW : 05
Datang ke rumah sakit : 01 Desember 2009
Pukul : 20.00 WIB
Riwayat perawatan :
1. Rawat Jalan : Awal tahun 2004 berobat jalan ke RS Cipto Mangunkusumo,
tahun 2007 berobat jalan ke RS Persahabatan, awal tahun 2009
RS Santa Carolus.
2. Rawat Inap :Akhir tahun 2004 di RSJ Grogol
Akhir tahun 2009 di RSJI Klender
II. RIWAYAT PSIKIATRI
A. Keluhan Utama :
Autoanamnesis : Diambil tanggal 12, 13, 14, 15 Januari 2010.
Alloanamnesis : Diambil tanggal 12 Januari 2010
Keluarga merasa gelisah dan resah dengan sikap pasien yang sering berteriak-teriak keras
di luar rumah tanpa sebab yang jelas dan pasien dibawa ke RSIJ Klender agar pasien bisa
sembuh.
1
B. Keluhan Tambahan :
Pasien dibisiki oleh suara-suara seperti orang mengobrol, pasien merasa orang-orang
disekitarnya membicarakan dirinya.
C. Riwayat Gangguan Sekarang :
Pasien dijemput dari rumahnya dan dibawa ke RSJI Klender hari Selasa tanggal 1
Desember 2009 oleh petugas rumah sakit dikarenakan pasien berteriak-teriak secara spontan
diluar rumah tanpa sebab yang jelas, tanpa disadari oleh pasien. Pasien berteriak-teriak
dikarenakan adanya bisikan-bisikan yang mengganggu dirinya, disaat itu pula pasien keluar
rumah dan dengan spontannya berteriak-teriak.
Pada Awal tahun 2004 pasien memulai untuk membuat skripsinya dan saat itu juga
pasien sering melamun, dan suka menyendiri. Akibat dari sering melamun dan menyendiri ini
secara tanpa disadari oleh pasien tersebut mendengarkan bisikan – bisikan dari telinganya
bisikan berupa orang yang sedang mengobrol dan bisikan itu bukanlah suatu ajakan atau pun
suruhan, pasien lupa tentang hal apa saja yang terbisikan di telinganya. Bisikan itu muncul ketika
pasien sedang melamun dan sedang sendirian. Menurut keluarga pasien. Pasien juga merasa
orang-orang disekitarnya membicarakan dirinya bahkan pernah berpikiran ada orang yang ingin
membunuhnya namun pasien menyadari bahwa bisikan itu tidak benar. Karena kejadian tersebut
sering pasien alami sehingga pasien dibawa keluarganya untuk berobat ke RS. Jiwa Grogol dan
didiagnosis oleh dokter dengan penyakit skizofrenia kemudian pasien dirawat inap selama satu
minggu. Saat pulang dari RS.Grogol Pasien masih sering mendengarkan bisikan – bisikan dari
telinga pasien sehingga pasien berniat untuk bunuh diri dengan cara meminum semua obat yang
diberikan dokter. Setelah minum obat secara banyak pasien terbangun kembali dan tidak terjadi
apa-apa pada pasien tersebut.
Pada November 2004 pasien datang ke RS.Cipto dengan keluhan kejang. Kejang dialami
satu kali selama lebih dari 30 menit dan berhenti di RS setelah diberikan obat yang disuntikan
berupa diazepam. Sebelum kejang pasien merasakan adanya bisikan-bisikan yang terus-menerus
dan tidak berhenti. Kejang dalam keadaan tidak sadar dan kejang seluruh anggota gerak tubuh
dan pasien mengeluarkan busa dari mulutnya. Dan pasien hanya di rawat satu hari saja dan
selanjutnya pasien berobat jalan. Pasien menyangkal pernah punya penyakit epilepsi
sebelumnya.
2
Pada tahun 2007 pasien berobat ke RS. Persahabatan dengan keluhan adanya bisikan-
bisikan yang belum menghilang sejak tahun 2004 dan pasien melakukan rawat jalan.
Pada awal 2009 pasien berobat ke RS.Santa Corolus dengan keluhan adanya bisikan-
bisikan yang belum menghilang. Pada saat inilah pasien mulai jarang minum obat karena pasien
merasa obat yang selama ini di minum oleh pasien tidak membawa perubahan pada pasien
tersebut. Dan obat yang diminum membuat pasien mengantuk sehingga pasien tidak bisa
melakukan pekerjaannya secara biasanya.
Pada Akhir tahun 2009 Pasien bercerita sebelum teriak-teriak di luar rumah pasien
mengeluhkan dibisiki oleh suara-suara seperti orang mengobrol dan pasien mengenali suara
obrolan tersebut adalah pejabat-pejabat tinggi negara yang pernah dilihatnya di televisi, selain
itu pasien juga di ajak untuk mengobrol, namun suara bisikan tersebut hanya bisa didengar oleh
pasien sendiri. Bisikan-bisikan tersebut terus didengar oleh dirinya, hingga pasien tidak bisa
tidur, malas makan, dan sangat mengganggu aktivitas sehari-harinya
Pasien juga bercerita melihat langit saat sore hari langit tersebut berdenyut dan berwarna
merah.
D. Riwayat Gangguan Sebelumnya:
Pasien merupakan anak ke dua dari empat bersaudara. Pasien mengaku dirinya seorang
yang perfeksionis, emosional, romatis dan humoris. Pasien sempat mengalami kesulitan dalam
membuat skripsinya sehingga pasien sering melamun dan menyendiri. Pasien menyelesaikan
kuliahnya pada akhir tahun 2004 di sebuah Universitas swasta jurusan sastra Inggris di Jakarta.
Pasien mengaku mempunyai teman banyak, tidak ada masalah dalam dunia kampusnya, pasien
menjadi sebuah pimpinan dalam sebuah organisasi di kampusnya dan dijalani dengan biasa-biasa
saja tanpa tekanan atau beban, teman-temannya pun mendukung dia sewaktu menjabat dalam
kepimpinannya. Pasien pernah berpacaran dengan seorang wanita teman kampusnya, namun
hanya menjalani hingga 1 tahun, dan berpisah secara baik-baik tidak ada masalah yang berarti.
Pasien pun bersikap biasa-biasa saja setelah putus, tidak ada rasa bersalah ataupun cemas. Pasien
mengaku mempunyai ipk 3,85 dan tidak ada kendala dalam menjalani kuliah, namun saat
mengambil skripsi pasien mulai mengeluhkan gejala-gejala yang aneh (keluhan diatas) dan nilai
ipk nya menjadi 3,5. Namun pasien tidak sedih ataupun merasa terganggu, pasien bersikap biasa-
biasa saja.
3
Tahun 2004 juga pasien mendapat penghargaan dari SCTV dan Mabes POLRI atas karya
ilmiahnya, namun pasien bersikap biasa saja. Setelah kejadian itu pasien mulai sering mendengar
bisikan-bisikan tetangganya membicarakan dirinya namun tidak tahu berbicara apa.
Sebenarnya pasien menginginkan kuliah di jurusan ekonomi manajemen, namun sang
bapak menginginkan anaknya kuliah di sastra inggris, dan pasien menurutinya tanpa adanya
tekanan dan beban dari dirinya sendiri. Bapak pasien juga mengharuskan pasien untuk membaca
setelah selesai kuliah dan pasien menurutinya degan sikap yang biasa-biasa saja. Menurut pasien
hubungan pasien dengan keluarganya baik tidak ada masalah.
E. Riwayat Penggunaan Psikotik:
Pasien mengaku tidak pernah menggunakan obat-obatan terlarang seperti narkotika tetapi
pasien pernah minum-minuman yang mengadung alkohol atau bir sewaktu ada acara tertentu.
Pasien juga mengatakan bahwa dirinya merokok sejak SMA kelas satu akibat pengaruh dari
teman-temannya. Pasien mulai berhenti merokok semenjak masuk RS. Islam Jiwa Klender.
F. Riwayat Penyakit Medik:
Pasien pernah menderita kejang 4 tahun yang lalu hingga di rawat di RSCM selama satu hari.
Dan pasien mempunyai riwayat penyakit maag sejak masa remaja . Saat ini penyakit Maag
tersebut kambuh jika telat makan.
G. Riwayat Kehidupan Pribadi :
1. Riwayat Masa Prenatal dan Perinatal :
Menurut Ibu Pasien selama kehamilan cukup sehat atau tidak pernah sakit atau hal-hal yang
mempengaruhi tumbuh kembang janin. Ibu pasien tidak pernah mengkonsumsi obat-obatan
yang dapat menggugurkan kandungan. Pasien dilahirkan cukup bulan dengan persalinan
normal tanpa adanya trauma pada jalan lahir dan di tolong oleh dokter di Rumah sakit
Persahabatan.
2. Masa Kanak – Kanak Dini ( 0-3 tahun )
Menurut Ibu Pasien pada masa ini pasien di asuh oleh orang tuanya dan diberi asi hingga dua
tahun. Pasien pernah mengalami kejang pada usia satu tahun tetapi tidak bertambah parah.
4
Pasien tidak pernah mengalami trauma pada kepalanya. Pasien juga tidak pernah mengalami
kesulitan makan dan tidak ada gangguan pada pola tidurnya. Pasien tumbuh normal sesuai
dengan usianya. (baik dalam belajar, berdiri dan berjalan). Pasien cukup baik dalam
presentasi dan bersosialisasi dengan teman-teman seusianya. Pasien juga tidak punya
gangguan perilaku seperti ketakutan dan mimpi buruk
3. Masa Kanak- Kanak Pertengahan (4- 11 tahun )
Menurut ibu pasien secara fisik pasien tumbuh seperti anak seusianya. Pasien termasuk anak
yang penurut pada orang tuanya. Disekolahnya pasien memiliki banyak teman dan tidak
pernah berkelahi dengan temannya. Pasien selama SD pernah sekali tidak naik kelas yaitu
saat duduk di bangku kelas satu. Pasien juga tidak pernah mendapatkan rengking di kelasnya.
Selama usia ini aktivitas pasien sering digunakan dengan teman-teman seusianya.
4. Masa Pubertas dan Dewasa
A. Hubungan Sosial
Hubungan sosial pasien cukup baik dengan lingkungan yang sudah di kenal atau pun
lingkungan baru. Pasien termasuk tipe orang yang mudah bergaul dan mempunyai banyak
teman. Sewaktu SMA pasien sering bermain band dengan temannya. Pasien juga sering
mengatakan bahwa dirinya aktif selama kuliah. Organisasi tersebut antara lain senat, karya
ilmiah, seni musik, seni teater
B. Riwayat Pendidikan Formal
Pasien menyelesaikan pendidikan di SD Cipinang Besar Utama pada usia 6 tahun. Selama di
bangku SD pasien termasuk anak yang tidak menonjol, nilai-nilai pasien pun tidak pernah
membanggakan dan pernah tidak naik kelas satu kali pada saat kelas satu SD. Pasien tidak
tahu kenapa dia tidak naik kelas.
Setelah itu pasien melanjutkan pendidikan di SMP Negeri 243 di Cipinang Besar Utara
selama tiga tahun. Kemudian Pasien melanjutkan pendidikan ke SMA Negeri 50 di Cipinang
Muara. Pada saat kelas tiga SMA pasien mengambil jurusan IPS. Pasien menyelesaikan SMA
selama tiga tahun. Kemudian pasien melanjutkan kuliah di UKI mengambil jurusan bahasa
Inggris. Kuliah di UKI selama enam tahun. Selama di bangku kuliah pasien cukup aktif
5
untuk mengikuti kegiatan organisasi, pasien juga mendapatkan IPK dengan nilai yang
memuaskan.
C. Perkembangan Motorik dan Kognitif
Dalam perkembangan koqnitifnya tidak mengalami gangguan. Pasien tidak menemukan
kesulitan dalam belajar, karena pada dasarnya intelegensinya cukup baik. Dalam
perkembangan motoriknya cukup jelas. Pasien juga dalam batas normal
D. Gangguan Emosi dan Fisik
Menurut ibu pasien, pasien termasuk orang yang mudah bergaul dengan lingkungan yang
sudah ia kenal, tapi cenderung tertutup dengan masalah pribadinya. Dalam perkembangan
fisik pasien terlihat sesuai dengan usianya. Perkembangan emosi pasien pada masa dewasa
cenderung stabil dan tidak pernah berselisih paham dengan anggota atau pun teman. Kalau
pun terjadi perselisihan paham dengan anggota keluarga itu pun hanya omongan saja.
Biasanya tentang pembagian tugas membersihkan rumah.
E. Riwayat Psikoseksual
Dalam hubungan sosialnya dengan lawan jenisnya. Pasien pernah memiliki hubungan dekat
dengan teman wanita. Pasien pernah pacaran satu kali dengan teman wanitanya semasa
kuliah. Hubungan pacaran tersebut hanya berlangsung satu tahun karena pasien tidak cocok
dengan wanita tersebut. Pada awal tahun 2009 pasien dikenalkan oleh saudaranya melalui
no.telp. Saat itu pula pasien mulai menjalin hubungan dengan wanita tersebut melalui
telepon. Wanita tersebut seorang mahasiswi Fakultas Ilmu Komunikasi UI. Pasien belum
pernah bertemu dengan wanita tersebut. Pasien juga berniat untuk menjalin hubungan yang
lebih serius pada wanita tersebut.
5. Masa Dewasa
- Riwayat Pekerjaan
Menurut pasien, semenjak lulus kuliah pasien langsung bekerja di sebuah kantor sebagai
penerjamah bahasa Inggis. Selama tiga bulan. Tidak ada masalah dalam pekerjaannya.
6
- Aktivitas Sosial
Menurut pasien, pasien memiliki banyak teman dan sering bergaul dengan teman-
temannya. Dan setiap ada masalah dengan teman-temannya dapat diatasi.
- Riwayat Pernikahan
Pasien belum menikah.
H. Riwayat Keluarga:
Pasien merupakan anak kedua dari empat bersaudara. Dalam keluarga tidak ada yang
mengalami gangguan jiwa. Ayah pasien adalah seorang pensiunan SMP sejak bulan Oktober
yang lalu dan ibunya sebagai penjual pernak-pernik di depan rumah. Saudara tertua seorang
laki-laki (32 tahun). Adik pertamanya seorang wanita (26 tahun). Sesama anggota keluarga
cukup harmonis dan jarang berselisih paham.
Ket :
= Laki-laki
= Pasien
= Perempuan
F. Mimpi, Khayalan, dan Sistem Penilaian
Mimpi : Tidak Ada
Khayalan : Tidak Ada
Sistem Penilaian : Baik (Penilaian baik dan buruk)
III. STATUS MENTAL
A. Deksripsi Umum:
1. Penampilan
7
Pasien adalah seorang laki-laki perawakan sedang dengan TB = 160 cm dan BB = 50 kg.
Kulit sawo matang, rambut pendek dan lurus, serta tertata dengan rapi, kuku tangan
tampak pendek dan bersih. Dari penampilan pasien tampak berusia 30 tahun. Pada saat
wawancara pakaian yang dikenakan adalah kaos orange dengan celana pendek berwarna
hitam serta mengenakan sendal jepit
2. Perilaku dan Aktivitas Motorik
Selama wawancara pasien duduk di atas kursi dan bersebelahan dengan dokter muda
bersifat ramah dan terbuka, pasien cukup kooperatif. Diajak wawancara dan sikapnya pun
sopan. Pasien menjawab pertanyaan dokter muda dengan volume suara sedang.
3. Pembicaraan
Volume : sedang.
Irama : teratur
Kelancaran : lancar
Kecepatan : Sedang
Pasien berkontak mata dengan pemeriksa.
4. Sikap terhadap pemeriksaan
Cukup baik
B. Keadaan Afektif
1. Afek : Luas
2. Keserasian : Serasi
3. Mood : Hipertim
C. Gangguan Persepsi:
1. Halusinasi :
8
1. Auditorik : Ada (mendengarkan bisikan-bisikan seperti orang
mengobrol dan pasien mengenali suara obrolan tersebut adalah pejabat tinggi negara
yang pernah dilihatnya di TV selain itu pasien juga diajak mengobrol)
2. Visual : Ada (pasien melihat gambatan langit seperti denyut-
denyut dan berwarna merah)
3. Taktil : Tidak ada
4. Olfaktorik : Tidak ada
5. Gustatorik : Tidak ada
2. Ilusi : Tidak ada
3. Depersonalisasi: Tidak Ada
4. Derealisasi : Tidak Ada
D. Gangguan Pikir
1. Proses Pikir:
a. Produktifitas : Cukup Ide
b. Kontinuitas : Tidak Ada
i. Blocking : Tidak Ada
ii. Asosiasi Longgar : Tidak Ada
iii. Inkoheren : Tidak Ada
iv. Word salad : Tidak Ada
v. Neurologisme : Tidak Ada
vi. Flight of ideas : Tidak Ada
2. Isi Pikiran :
Preokupasi : Tidak Ada
3. Gangguan Isi Pikiran
- Waham
9
i. Waham Referensi : Pasien merasa orang-orang disekelilingnya
membicarakan dirinya
ii. Waham Kejar : Pasien merasa bahwa ada orang yang mau
membunuhnya
- Idea of Preference : Tidak Ada
- Thought echo : Tidak Ada
- Thought broadcasting : Tidak Ada
- Thought withdrawal : Tidak Ada
- Thought Insertion : Tidak Ada
E. Fungsi Kognitif dan Kesadaran :
1. Kesadaran : Compos Mentis
2. Orientasi
1. Waktu : Baik (Pasien dapat menentukan hari dan dapat
membedakan siang dan malam)
2. Tempat : Baik (Pasien mengetahui dimana dia berada)
3. Orang : Baik (Pasien mengetahui bahwa dirinya diwawancarai
oleh dokter muda)
3. Konsentrasi : Baik (Pasien mampu melaksanakan seven serial test)
4. Daya ingat
1. Jangka Panjang : Baik (Pasien mengingat tempat pasien sekolah
sejak SD hingga SMU )
2. Jangka sedang : Baik (Pasien dapat menyebutkan menu makanan
pagi dengan lengkap)
3. Jangka Pendek : Baik (Pasien mampu mengingat tiga nama benda
setelah jedah 10 menit)
4. Jangka Segera : Baik (Pasien mampu mengingat tiga nama benda
segera setelah pewawancara menyebutkan)
5. Pemikiran Abstrak : Baik (Pasien mengartikan peribahasa ada udang di balik batu)
6. Visuospasial : Baik (Pasien mampu menggambarkan dua benda yang
bersinggungan)
10
F. Intelegensia dan Pengetahuan Umum : Baik (Pasien mengetahui presiden saat ini)
G. Daya nilai :
1. Penilaian Sosial : Baik (Pasien mau berbagi makanannya dengan orang lain)
2. Uji Nilai : Baik (Pasien akan mengembalikan dompet ke pemiliknya
apabila pasien menemukan dompet di jalan)
H. Tilikan : Derajat 4 = Pasien sadar bahwa penyakitnya disebabkan
oleh sesuatu yang tidak diketahui pada diri pasien.
I. Pengendalian Impuls : Baik
J. Taraf Dapat Dipercaya : Dapat dipercaya
IV. STATUS FISIK
1. Status Internus
1. Keadaaan Umum : Baik
2. Kesadaran : Compos Mentis
3. Tanda Vital :
i. Nadi : 80 x/menit
ii. TD : 120/70 mmHg
iii. Suhu : 36,7 C
iv. RR : 26 x/m
2. Status Neurologis
1. Ganguan Rangsang Meningeal : Tidak Ada
2. Mata :
i. Gerakan : Baik ke segera arah
ii. Persepsi : Baik
iii. Bentuk pupil : Isokor
iv. Rangsang Cahaya : +/+
3. Motorik :
11
i. Tonus : Baik
ii. Turgor : Baik
iii. Kekuatan : Baik
iv. Koordinassi : Baik
v. Refleksi : Baik
vi. Keahlian Khusus : Tidak ada
V. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA
A. Kesadaran : Kompos Mentis
B. RTA : Terganggu
C. Ekspresi afek : Luas
D. Keserasian : Serasi
E. Gangguan persepsi : Halusinasi Auditorial dan halusinasi Visual
F. Gangguan Proses Pikir : Tidak Ada
G. Gangguan Isi Pikir : Waham referensi dan waham kejaran
H. Tilikan : Derajat 4
I. Pengendalian Impuls : Baik
J. Taraf Dapat dipercaya : Dapat dipercaya
VI. FORMULASI DIAGNOSIS
A. Aksis I :
Pasien Tn. B berumur 31 tahun mengalami disstress yang disebabkan hendaya pada :
1. Proses pikir : Waham kejaran dan waham referensi dan gangguan persepsi
(halusinasi auditorik dan halusinasi visual)
2. Perilaku : Berbicara normal, suka melakukan hal-hal yang aneh (seperti
teriak-teriak)
3. Emosi : Afek Luas
Dari adanya 3 gejala tersebut merupakan tanda-tanda RTA terganggu sesuai karena
memenuhi kriteria diagnosis :
12
Menurut PPDGJ III termasuk kedalam diagnosis Skizofrenia paranoid karena
memenuhi kriteria diagnosis :
Kriteria Diagnosis Skizofrenia :
Harus ada sedikitnya satu gejala berikut ini yang amat jelas :
- Thought echo, Thought broadcasting, Thought withdrawal, Thought Insertion
- Delusion of control, delusion of influence, delusion of pasivity, delusional
perseption
- Halusinasi auditorik
- Waham-waham menetap jenis lain yang di anggap penduduk setempat tidak
wajar atau mustahil
Atau paling sedikit dua gejala di bawah ini yang harus selalu ada secara jelas :
- Halusinasi yang menetap dari panca indra apa saja
- Arus pikir yang terputus atau mengalami sisipan yang berakibat inkoherensi
atau neorologisme.
- Perilaku katatonik
- Gejala-gejala negatif
Ada gejala-gejala khas tersebut diatas berlangsung selama kurun waktu satu bulan
atau lebih.
Kriteria diagnosis Skizofrenia Paranoid, yaitu :
o Memenuhi kriteria umum untuk diagnosis skizofrenia sebagai berikut :
o Halusinasi dan atau waham yang harus menonjol :
Halusinasi Auditorik
Halusinasi Visual
Halusinasi Referensi
o Gangguan afektif, dorongan kehendak dan pembicaraan, serta gejala
katatonik secara relatif tidak nyata / tidak menonjol
Aksis II : Tidak ada
Aksis III : Tidak Ada
Aksis IV :
o Masalah Pendidikan :
13
Menurut pasien saat dimana pasien mau menyelesaikan
kuliahnya pasien sempat mengalami kesulitan akibat kehabisan
ide-ide dalam pembuatan skripsinya sehingga pasien sering
melamun dan menyendiri.
Aksis V :
o Saat ini :
GAF 70-61 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan
dalam fungsi, secara umum masih baik.
Fungsi Pekerjaan : Pasien mampu mengurus dirinya dan menjaga
kebersihan dirinya.
Fungsi relasi dengan lingkungan : Pasien mampu bersosialisasi dengan
lingkungannya.
VII. EVALUASI MULTIAKSIS
AKSIS I : Skizofrenia Paranoid
AKSIS II : Tidak ada
AKSIS III : Tidak ada
AKSIS IV :
o Masalah Pendidikan :
Menurut pasien saat dimana pasien mau menyelesaikan kuliahnya pasien sempat
mengalami kesulitan akibat kehabisan ide-ide dalam pembuatan skripsinya
sehingga pasien sering melamun dan menyendiri.
AKSIS V :
Saat ini
GAF 61-70 : Beberapa gejala ringan dan menetap, disabilitas ringan dalam fungsi, secara umum
masih baik.
VIII. DIAGNOSIS KERJA
Skizofrenia Paranoid
14
IX. DIAGNOSIS BANDING
Tidak ada
X. DAFTAR PROBLEM
1. Problem organobiologik : Tidak ada
2. Problem patologis dan perilaku :
- Gangguan persepsi berupa halusinasi auditorik dan visual
- Gangguan isi pikir berupa waham
3. Problem keluarga :
- Keluarga mengharuskan pasien untuk membaca setiap kali sesudah kuliah dan
pasien menurutinya.
XI. PROGNOSIS
Dubia ad Malam
a. Faktor yang memperberat :
Onset timbul pada usia muda.
Belum menikah.
Terdapat gejala yang berulang.
Tidak memiliki pekerjaan.
Terdapat pikiran untuk bunuh diri.
b. Faktor yang mendukung ke arah baik :
Pasien mendapat dukungan dari keluarga untuk sembuh.
Respon terapi saat ini baik sehingga gejala berkurang.
Kepatuhan pasien untuk minum obat.
Tidak ada factor herediter.
15
Keinginan pasien untuk sembuh.
XII. RENCANA TERAPI
Farmakoterapi
a. Antipsikotis:
- Haloperidol 2x5 mg
- Klorpromazin 1x100mg
b. Obat untuk menghambat terjadinya EPS
- Trihexaphenidyl 3x2mg
Psikoterapi
a. Suportif
Memberikan dukungan dan perhatian kepada pasien dalam menghadapi masalah serta
memberikan dorongan agar pasien lebih terbuka bila mempunyai masalah dan jangan
memperberat pikiran dalam menanggapi sebuah masalah terlalu serius dan berlebihan.
b. Kognitif
Menerangkan tentang gejala penyakit pasien yang timbul akibat cara berpikir yang salah,
mengatasi perasaan dan sikapnya terhadap masalah yg dihadapi.
c. Keluarga
Menjelaskan kepada keluarga mengenai penyakit yang diderita oleh pasien,
penyebabnya, factor pencetus, dan rencana terapi. Menyarankan keluarga untuk selalu
memberikan dukungan dan perhatian lebih kepada pasien. Memotivasi keluarga pasien
untuk sealu mendorong pasien mengungkapkan perasaan dan berbagi tentang
masalahnya.
d. Sosial-Budaya
- Terapi kerja: Memanfaatkan waktu luang dengan melakukan hobi atau pekerjaan
yang bermanfaat.
16
- Terapi rekreasi : Olahraga ringan, berlibur.
e. Religius
Bimbingan agar pasien selalu menjalankan ibadah sesuai ajaran agama.
f. Terapi kelompok
Terapi kelompok efektif dalam menurunkan isolasi social, meningkatkan rasa persatuan,
dan meningkatkan kemampuan dalam menilai realitas pasien.
17