Post on 06-Aug-2015
PENATALAKASANAAN PADA PASieN KONSTIPASI
By. Kelompok 5
My TEAm My Hero1. Tedy N G1D010034 8. Indah Setya G1D010032
2. Risyawanti G1D010026 9. Arindi G1D010059
3. Dinna R G1D010025 10. Etika N G1D010052
4. Totoh S G1D010002 11. Mega R G1D010022
5. Moch. Cakra G1D010057 12. Isti N G1D010004
6. Gusryanda G1D010014 13. Sahli R G1D010072
7. Tatik N G1D010040
KONSTIPASI
? kelainan sistem pencernaan pada manusia mengalami pengerasan feses yang berlebihan sehingga sulit untuk dibuang / dikeluarkan dan dapat menyebabkan sakit yang hebat.
perlambatan atau retensi pengeluaran isi fekal dari rectum (Smeltzer, 2001).
Penatalaksanaan
1. Non Farmakologi2. Farmakologi
Non Farmakologi
1. Evaluasi Penggunaan ObatEvaluasi yang seksama tentang penggunaan obat-obatan perlu dilakukan untuk mengeliminasi, mengurangi dosis, atau mengganti obat yang diperkirakan menimbulkan konstipasi
2. Pengaturan jadwal buang air besarPada pasien yang mengalami penurunan sensasi akan mudah lupa untuk buang air besar. Membuat jadwal untuk buang air besar merupakan langkah awal yang lebih baik untuk dilakukan pada pasien dan baik juga diterapkan pada pasien usia lanjut yang mengalami gangguan kognitif
1. Non Farmakologi2. FarmakologiNon Farmakologi3. Farmakologi
Cont. . .
3. Pelatihan jasmani•Jalan kaki setiap pagi
•Positioning bagi pasien usia lanjut yang tidak dapat bergerak, meninggalkan tempat tidurnya menuju ke kursi beberapa kali dengan interval 15 menit
•Mengurut perut dengan hati-hati mungkin dapat pula dilakukan untuk merangsang gerakan usus
Cont. . .
4. Cairan
Minum sekurang kurangnya 6-8 gelas sehari (1500 ml cairan perhari) untuk mencegah dehidrasi. Asupan cairan perlu lebih banyak bagi mereka yang mengkonsumsi diuretik tetapi kondisi jantungnya stabil.
Cont . . .
5. Serat
konsumsi serat sekitar 6-10 gram per hariSerat akan memfasilitasi gerakan usus dengan meningkatkan masa tinja dan mengurangi waktu transit ususSerat juga menyediakan substrat untuk bakterikolon, dengan produksi gas dan asam lemak rantai pendek yang meningkatkan gumpalan tinja(Smeltzer, 2001)
FARMAKOLOGI
1. Pencahar pembentuk tinja (pencahar bulk/bulk laxative)
bentuk serat alamiah non-wheat seperti pysilium dan isophagula husk,dan senyawa sintetik seperti metilselulosaBulking agent sistetik dan serat natural sama-sama efektif dalam meningkatkan frekuensi dan volume tinjaObat ini tidak menyebabkan malabsorbsi zat besi atau kalsium (Judith, 2005).
Cont . . .
2. Pelembut tinjaDocusate seringkali direkomendasikan dan digunakan sebagai pencahar dan sebagai pelembut tinja. Docusate sodium bertindak sebagai surfaktan, menurunkan tegangan permukaan feses untuk membiarakan air masuk dan memperlunak feses.3. Pencahar stimulantSenna meningkatkan peristaltik di kolon distal dan menstimulasi peristaltik diikuti dengan evakuasi feses yang lunak. Senna umumnya menginduksi evakuasi tinja 8-12 jam setelah pemberian. Sebaiknya diberikan segera setelah makan pagi secara supositoria untuk mendapatkan efek refleks gastrokolik (Mansjoer, 2000).
Cont. . .
4. Pencahar hiperosmolar Pencahar hiperosmolar terdiri atas laktulosa disakarida dan sorbitol. Di dalam kolon keduanya di metabolisme oleh bakteri kolon menjadi bentuk laktat, asetat, dan asam dengan melepaskan karbondioksida. Glikol polietelin merupakan pencahar hiperosmolar yang potensial yang mengalirkan cairan ke lumen dan merupakan zat pembersih usus yang efektif.
5. Enema
Enema merangsang evakuasi sebagai respon terhadap distensi kolon;hasil yang kurang baik biasanya karena pemberian yang tidak memadaiEnema yang berasal dari kran (tap water) merupakan tipe paling aman untuk penggunaan rutin, karena tidak menghasilkan iritasi mukosa kolon.
Efek Samping Obat Pencahar
Sebagian besar obat pelangsing dapat menimbulkan dampak negatif seperti: gangguan emosi, hiperaktivitas, sulit
tidur, perut kembung dan perih, keletihan terus menerus, depresi, ketagihan, mual,
muntah, dan tubuh gemetar. Ada juga yang menggangu kesuburan dan sikulasi
menstruasi . Penggunaan obat pelangsing yang bersifat pencahan atau laksatif dapat
menyebabkan usus bereaksi lebih aktif menyerap makanan, sehingga membuat
makanan yang dikonsumsi cepat dibuang sebelum diserap.(Patrick, 2005)
Kesimpulan
konstipasi merupakan perlambatan atau retensi pengeluaran isi fekal dari rectum. Penatalaksanaan yang diberikan diantaranya non farmakologi dan farmakologi.SARANSebaiknya konstipasi ditangani dengan penatalaksanaan non farmakologi selama itu masih bisa, karena penggunaan obat pencahar dapat mengakibatkan beberapa efek samping di antaranya diare, mual, muntah, gangguan emosi, tubuh gemetar, dan gangguan menstruasi.
Semoga Bermanfaat
Maturnuwuun . . .
By. Kelompok 5