Presentasi Kasus Besar Mata Afi Fix

Post on 03-Dec-2015

243 views 8 download

description

presentasi kasus besar mata

Transcript of Presentasi Kasus Besar Mata Afi Fix

Presentasi Kasus Besar

KERATOKONJUNGTIVITIS AKUT ec Virus OsPembimbing : Dr. Siti Asfani, SpM

Afiati1111103000002

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN MATA RSUP FATMAWATI FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS ISLAM NEGERI JAKARTA

Periode 28 Agustus – 23 September 2015

Pendahuluan

Keratokonjungtivitis adalah peradangan pada kornea dan

konjungtiva. Penyebab keratokonjungtivitis antara lain

adalah virus, bakteri, jamur, parasit, klamidia, alergi, dan

hal yang berkaitan dengan penyakit sistemik. Kejadian

keratokonjungtivitis dilaporkan sekitar 30% dari penyakit

mata, dimana etiologi tersering adalah infeksi virus.

Pada konjungtivitis viral akut sering terjadi keratitis epitel

superfisial dan sesekali terdapat kekeruhan di subepitel.

TINJAUAN PUSTAKA

Konjungtiva

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007.h 52.

Kornea

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007.h 89.

Tipe Konjungtivitis

Riordan-Eva P dan Whitcher JP. Vaughan & asbury General Ophtalmology 17th Ed. McGraw-Hill; Chapter 6 Conjunctiva, 2007

Konjungtivitis Virus

Patologi ulkus kornea

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007.h 93.

Tatalaksana

Sesuai etiologi Virus : terapi suportif berupa lubrikan, siklopegik, antibiotik

topikal spektrum luas untuk mencegah infeksi sekunder. Bakteri : antibiotik topikal spektrum luas.

Kloramfenikol 1% atau gentamicin 0.3% eyedrops setiap 3-4 jam sehari. Jika tidak respon dengan antibiotik tersebut, berikan antibiotik topikal ciprofloxacin 0.3% atau ofloxacin 0.3%

Jamur : anti jamur topikal

Polyenes termasuk natamycin, nistatin, dan amfoterisin B. Azoles (imidazoles dan triazoles) termasuk ketoconazole, Miconazole, flukonazol, itraconazole, econazole, dan clotrimazole.

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007.h 57-70.

ILUSTRASI KASUS

Identitas Pasien

Nama : Ny.ESP No.RM : 00190602 Jenis kelamin : Perempuan Umur : 57 tahun Agama : Kristen katolik Pendidikan : Tamat SMP Alamat : Margasatwa, Jakarta Selatan Pekerjaan : Ibu rumah tanga Masuk Poli Mata : 12 Oktober 2015

Anamnesis

• Rasa mengganjal pada mata kiri disertai mata merah sejak 4 hari yang lalu.

Keluhan Utama

• Air mata berlebih dan pandangan terasa silau pada mata kiri.

Keluhan Tambahan

Anamnesis

• Pasien datang ke Poli Mata RSUP Fatmawati dengan keluhan rasa mengganjal pada mata kiri disertai dengan mata merah sejak 4 hari yang lalu. Menurut pasien rasa mengganjal pada mata kiri seperti ada benda asing.

• Pasien juga mengeluh air mata yang berlebih keluar dari mata kiri dan pandangan terasa silau. Pasien mengatakan bahwa pasien tidak sulit untuk membuka kelopak mata, tidak ada keluar belek dari mata kiri, tidak ada nyeri pada mata kiri dan tidak merasa penglihatan menjadi buram.

• Pasien mencoba mengobati keluhan ini dengan membeli salep antibiotik mata erlamycetin di apotek. Pasien memakainya 2 kali dalam sehari yaitu pagi dan sore. Salep sudah dipakai selama 3 hari. Menurut pasien rasa mengganjal pada mata kiri hilang sebentar setelah memakai salep tersebut.

Riwayat Penyakit Sekarang

Anamnesis

• Pasien tidak punya riwayat menggunakan lensa kontak dan tidak ada riwayat menggunakan obat mata sebelumnya.

• Keluhan ini merupakan keluhan pertama kali. Riwayat trauma dan riwayat sakit mata merah sebelumnya tidak ada.

Riwayat Penyakit Sekarang

Anamnesis

• Pasien tidak penah mengalami sakit mata sebelumnya.

• Riwayat menggunakan kacamata baca sejak 5 tahun lalu dengan lensa S+2.00 untuk mata kanan dan mata kiri.

• Pasien tidak memiliki alergi

Riwayat Penyakit Dahulu

• Keluarga pasien tidak ada yang mengalami keluhan mata merah seperti pasien.

Riwayat Penyakit Keluarga

Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Baik

Kesadaran : Compos mentis

Nadi : 88x / menit

Suhu : 36.5 C

Pernapasan : 20x / menit

Status generalis : dalam batas normal

OD OS

Posisi Ortoposisi Ortoposisi

Eksoftalmus -

Endoftalmus -

Kedudukan bola mata

Pergerakan bola mata

  OD OS

Visus 5/10S+1.00 C-1.00 x 1700

5/5 f 2 add S+2.75

5/15S+0.75 C-1.50 x 1400 5/7.5

Add S+2.75

Tajam Penglihatan

Pemeriksaan Oftalmologi

OD OS

OD OS

Edema - -

Spasme - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum - -

Kalazion - -

Ptosis - -

Palpebra Superior

OD OS

Edema - -

Hiperemis

- -

Benjolan - -

Ulkus - -

Fistel - -

Hordeolum

- -

Kalazion - -

Palpebra Inferior

Margo palpebrae superior

OD OS

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

Benjolan - -

Trikiasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

OD OS

Edema - -

Hiperemis - -

Ektropion - -

Entropion - -

Sekret - -

Benjolan - -

Trikiasis - -

Madarosis - -

Ulkus - -

Fistel - -

Margo palpebrae inferior

OD OS

Edema - -

Hiperemis - -

Benjolan - -

Fistel - -

Area kelenjar lakrimal

OD OS

Edema - -

Hiperemis - -

Sekret - -

Epikantus - -

Punctum lakrimalis

OD OS

Kemosis - -

Hiperemis - +

Anemis - -

Folikel - -

Papil - +

Litiasis - -

Simblefaron

- -

Konjuntiva tarsal superior

Konjungtiva tarsal inferior

OD OS

Kemosis - -

Hiperemis - -

Anemis - -

Folikel - -

Papil - -

Litiasis - -

Simblefaron

- -

OD OS

Kemosis - -

Hiperemis - -

Simblefaron - -

OD OS

Kemosis - -

Pterigium - -

Pinguekula - -

Flikten - -

Simblefaron - -

Injeksi konjungtiva - +

Injeksi silier - +

Injeksi episklera - -

Perdarahan subkonjungtiva - -

Konjungtiva fornix superior et inferior

Konjungtiva bulbi

OD OS

Kejernihan Jernih Keruh

Edema - -

Ulkus - -

Flikten - -

Macula - -

Leukoma - -

Leukoma adheren - -

Stafiloma - -

Neovaskularisasi - -

Pigmen iris - -

Bekas jahitan - -

Tes fluoresein Tdk dilakukan

+ warna hijau pada

kornea

Tes sensibilitas + menurun

Kornea

OD OS

Episkleritis - -

Skleritis - -

Palpasi normal normal

Sklera

Tekanan intraokular

OD OS

Arkus senilis - -

Bekas jahitan - -

Limbus kornea

OD OS

Kedalaman Dalam Dalam

Kejernihan Jernih Jernih

Flare - -

Sel - -

Hipopion - -

Hifema - -

Kamera okuli anterior

OD OS

Kejernihan Jernih Keruh

Keratik presipitat - -

Infiltrat - +

Kornea

OD OS

Warna Coklat tua Coklat tua

Gambaran radier Normal Normal

Eksudat - -

Atrofi - -

Sinekia anterior - -

Sinekia posterior - -

Sinekia anterior perifer - -

Iris bombe - -

Iris tremulans - -

OD OS

Bentuk Bulat Bulat

Besar 3 mm 3 mm

Regularitas Regular Regular

Isokoria Isokor

Letak Sentral Sentral

Refleks cahaya langsung + +

Refleks cahaya tak langsung + +

Iris

Pupil

Kejernihan OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Shadow tes - -

Refleks kaca - -

Pigmen iris - -

Luksasi - -

Lensa intraokuler - -

OD OS

Kejernihan Jernih Jernih

Perdarahan - -

Lensa

Badan kaca

Resume

Pasien datang ke Poli Mata RSUP Fatmawati dengan keluhan rasa

mengganjal pada mata kiri disertai dengan mata merah sejak 4 hari yang

lalu. Rasa mengganjal pada mata kiri seperti ada benda asing. Adanya air

mata yang berlebih keluar dari mata kiri dan pandangan silau. Pasien tidak

sulit membuka kelopak mata, tidak ada keluar belek dari mata kiri, tidak

ada nyeri pada mata kiri dan tidak merasa penglihatan menjadi buram.

Pasien mencoba mengobati keluhan ini dengan membeli salep antibiotik

mata erlamycetin di apotek. Pasien memakainya 2 kali dalam sehari yaitu

pagi dan sore. Salep sudah dipakai selama 3 hari. Menurut pasien rasa

mengganjal pada mata kiri hilang sebentar setelah memakai salep

tersebut. Pasien tidak punya riwayat menggunakan lensa kontak, tidak

ada riwayat menggunakan obat mata sebelumnya. Keluhan ini merupakan

keluhan pertama kali. Riwayat trauma dan riwayat sakit mata merah

sebelumnya tidak ada. Keluarga tidak ada yang mengalami keluhan mata

merah seperti pasien. Riwayat menggunakan kacamata baca sejak 5

tahun lalu dengan lensa S+2.00 untuk mata kanan dan mata kiri.

ResumeOD Pemeriksaan OS

5/10

S+1.00 C-1.00 x 1700

5/5 f 2 add S+2.75

Visus s.c

Visus c.c

5/15

S+0.75 C-1.50 x 1400

5/7.5 add S+2.75

Ortoposisi Posisi bola mata Ortoposisi

Bebas ke segala arah Pergerakan bola mata Bebas ke segala arah

Tenang Palpebra Tenang

Tenang Konjungtiva tarsal

superior

Hiperemis, papil (+)

Tenang Konjungtiva fornix Tenang

Tenang Konjungtiva bulbi Injeksi konjungtiva (+) ,

injeksi siliar (+)

Jernih

+

Tidak dilakukan

Kornea

Sensibilitas kornea

Tes fluorescein

Keruh, infiltrat (+)

menurun

+ warna hijau pada

kornea

Diagnosis

Diagnosis Kerja

OD : atigmatisme mikstus

OS : Keratokonjungtivitis akut ec virus

Diagnosis Banding

Keratokonjungtivitis akut ec jamur OS

Rencana Pemeriksaan

OS

Pemeriksaan sitologik dengan pulasan

Giemsa

Pemeriksaan KOH 10%

Tatalaksana

Medikamentosa

Siklopegik : Atropine sulfate 1 % eye drops, S 4 gtt

I OS.

Lubrikan : Cendo protagenta 5 ml, S 6 gtt I ODS

Antibiotik topikal : Gentamicin 0.3% eye drops, S 6 gtt I

OS.

Non Medikamentosa

Kacamata lensa monofokal

Menggunakan kacamata hitam untuk mengatasi fotofobia

Menjaga hieginitas dengan mencuci tangan untuk mencegah

penularan

Prognosis

OD

Ad vitam : bonam

Ad vitam : bonam

OS

Ad visam : bonam

Ad visam : bonam

Diskusi Kasus

Anamnesis

Mata kiri merah 4 hari lalu

Rasa mengganjal

Airmata >>

Fotofobia

PF OS

Visus OS turun

Injeksi konjungtiva

Injeksi siliar

Infiltrat (+) di kornea

Sensibilitas kornea OS menurun

Tes fluorescein OS (+)

Keratokonjungtivitis Akut OS

Kondisi Virus Bakteri Fungi Alergi

Sekret Sedikit Banyak

purulen

Sedikit Sedikit

Air mata Banyak Sedang Sedikit Sedang

Gatal Sedikit Sedikit - Hebat

Injeksi Umum Umum Lokal Umum

Nodul preaurikular Sering Jarang Sering -

Pewarnaan usapan Monosit,

Limfosit

Bakteri, sel

PMN

- Eosinofil

Sakit tenggorokan dan

demam yang menyertai

Kadang Kadang - -

Tabel Diagnosis Banding Konjungtivitis

Sumber : Ilyas S dan Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Ed 4. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013 : 121.

Sumber : Cronau H, Kankanala RR, et al. Diagnosis and management of red eye in primary care. Ohio : American family physician; Januari 2015; 81(2) : 138.

Kondisi Infeksi bakteri /

jamur

Infeksi virus

Sakit Tidak ada sampai

hebat

Rasa benda asing

Fotofobia Bervariasi Sedang

Visus Menurun mencolok Menurun ringan

Tabel Diagnosis Banding Lesi Kornea

Sumber : Ilyas S dan Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Ed 4. Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013 : 168.

Penurunan visus terjadi karena kornea merupakan media refraksi, lesi pada kornea akan mengaburkan pembiasan cahaya sehingga penglihatan kabur, terutama bila letak lesi di pusat

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007. h 68.

Pemeriksaan sensibilitas kornea

Pada infeksi virus hasilnya akan menurun karena virus akan menyebar ke ujung saraf sensori pada ganglion trigeminus melalui sel epitel kornea yang terinfeksi. Infeksi pada neuron sensori ini menimbulkan reaksi inflamasi sehingga akan menurunkan sensibilitas kornea.

Yun H, Alexander MR, et al. Reversible Nerve Damage and Corneal Pathology in Murine Herpes Simplex Stromal Keratitis. Pennsylvania: Journal of virology; April 2014 ; 88(14): 146

Anamnesis

Mata kiri merah 4 hari lalu

Rasa mengganjal

Airmata >>

Fotofobia

PF OS

Visus OS turun

Injeksi konjungtiva

Injeksi siliar

Infiltrat (+) di kornea

Sensibilitas kornea OS menurun

Tes fluorescein OS (+)

Keratokonjungtivitis Akut ec Virus OS

Tatalaksana- Atropine sulfate 1% eye

drops- Protagenta 5ml eye drops- Gentamicin 0.3% eye

drops

Atropine sulfate 1% eye drops, 4 kali sebanyak 1 tetes dalam sehari untuk mencegah sinekia posterior, dapat meningkatkan suplai darah ke anterior uvea dengan menurunkan tekanan arteri siliaris anterior.

Lubrikan untuk melindungi kornea yaitu cendo protagenta 5 ml , 5-6 kali sebanyak 1 tetes dalam sehari.

Antibiotik topikal untuk mencegah infeksi sekunder Gentamicin 0.3 % eye drops, 6 kali sebanyak 1 tetes dalam sehari.

Riordan-Eva P dan Whitcher JP. Vaughan & asbury oftalmologi umum; alih bahasa, Brahm U. Pendit; editor edisi bahasa indonesia, Diana Susanto.Ed 17.Jakarta: EGC, 2009. h 97-139.

Daftar Pustaka

Ishiko H, Shimada Y, Konno T, et al. Human adenovirus causing nosocomial epidemic keratoconjungtivitis. J Clin Microbiol. Jun 2008; 46(6) : 2002-8.

Riordan-Eva P dan Whitcher JP. Vaughan & asbury oftalmologi umum; alih bahasa, Brahm U. Pendit; editor edisi bahasa indonesia, Diana Susanto.Ed 17.Jakarta: EGC, 2009. h 97-139.

Khurana AK. Comprehensive ophtalmology. 4th Ed. New Delhi: New Age International (P) Limited, 2007. h 51-80, 89-113.

Ilyas S dan Yulianti SR. Ilmu Penyakit Mata. Ed 4.Jakarta: Badan Penerbit Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia; 2013. h 120-68.

American Academi of Ophtalmology.external disease and cornea, basic and clinical science course. AAO. 2011. h 131-130.

Klotz SA, Penn CC, et al. Fungal and parasitic infection of the eye. American Society for microbiology; October 2000; 13 (4): 662-85.

Yun H, Alexander MR, et al. Reversible Nerve Damage and Corneal Pathology in Murine Herpes Simplex Stromal Keratitis. Pennsylvania: Journal of virology; April 2014 ; 88(14): 146.

Cronau H, Kankanala RR, et al. Diagnosis and management of red eye in primary care. Ohio : American family physician; Januari 2015; 81(2) : 138.