PPT

Post on 12-Aug-2015

125 views 36 download

Transcript of PPT

Lapsus ABSES SUBMANDIBULA

DARI INFEKSI GIGI

Pembimbingdr. Ahmad Rofii, Sp.THT

Oleh :  M. Ramly S

Diah Ayu Puspita SNi Luh Wita A.W

Abses Submandibula

Infeksi Gigi

THT RSUD Ulin Banjarmasin 26

Oktober 2012 - 3 November 2012

PENDAHULUAN

ANATOMI

DEFINISI

abses yang berlokasi pada submandibular space

salah satu komponennya sebagai kelanjutan infeksi dari daerah kepala leher

Ballenger dkk (1991) nyeri tenggorok, demam dan terbatasnya gerakan membuka

mulut.

Epidemiologi

Tahun 1997 sampai 2002,, Abses submandibula (15,7%) merupakan kasus terbanyak ke dua setelah abses parafaring (38,4), diikuti oleh angina Ludovici (12,4%), parotis (7%) dan retrofaring (5,9%) (Huang dkk)

Selama Januari 1991-Desember 1993 di bagian THT FKUI-RSCM , ruang potensial yang tersering adalah submandibula sebanyak 27 kasus, retrofaring 3 kasus dan parafaring 3 kasus. (Fakhruddin)

bersumber dari gigi, dasar mulut faring, kelenjer liur atau kelenjer limfa submandibula dan infeksi leher dalam lainnya

Kuman aerob Streptococcus sp, Staphylococcus sp, Neisseria sp, Klebsiella sp, Haemophillus sp.

Kuman anaerob, Bacteroides melaninogenesis, Eubacterium Peptostreptococcus dan yang jarang adalah kuman Fusobacterium

Etiologi

Hasil Kultur Bakteri Pada Abses Dari Ruang Parafaringeal, Submandibular Dan Parotis di Singapura Berdasarkan Lee Y Q dkk (2011).

virulensi kuman,

daya tahan tubuh dan

lokasi anatomi

foramen apikal gigi ke daerah sekitarnya

Nekrosis pulpa

karena karies Odontogen

(perkontinuitatum,

hematogenous dan

limfogen)

Abses submandib

ula

Patogenesis

Anamnesis

Pemeriksaan

Fisik

Pemeriksaan Penunjang

Diagnosis

• Demam, • Disfagia• Trismus• Pembengkakan di

daerah submandibular yang tampak hiperemis, menonjol dan trismus

• Mungkin didapatkan riwayat infeksi atau cabut gigi. Pembengkakan dapat berfluktuasi atau tidak

• Nyeri tekan dan keras pada perabaan (seperti kayu)

• Dasar mulut membengkak, dapat mendorong lidah ke atas belakang

Pemeriksaan Fisik

Foto Polos Jaringan Lunak Leher Anteroposterior

Foto polos toraks

Tomografi Komputer (TK) atau CT-Scan

Magnetic resonance Imaging / MRI

Pemeriksaan Penunjang

Ultrasonografi (USG)

• Foto panoramik

• Analisis gas darah

• Kultur Darah

Komplikasi

Keterlambatan diagnosis, terapi yang tidak tepat dan tidak

adekuat

Perberat dengan diabetes mellitus, adanya kelainan hati

dan ginjal dan kehamilan

Hematogen, limfogen atau langsung

(perkontinuitatum)

Insisi abses submandib

ula dan Drainage

Medikamentosa

TRAKEOSTOMI ????

Terapi

Prognosis

DUBIA

LAPORAN KASUS

Nama Pasien : Tn. Gajali RahmanUmur : 41 tahunJenis Kelamin : Laki-lakiSuku : BanjarPendidikan : SMAPekerjaan : PedaganagAlamat : Desa Ujung Batu RT 3 Tanah LautMRS : 26 Oktober 2012

KU: Bengkak dipipi kiri.RPS: Bengkak dipipi kiri, nyeri (+), terasa menggigit, menjalar ke bagian kiri kepala. Keluar cairan pada bagian dalam pipi kiri berupa nanah bercampur darah, bau amis. Trismus (+). Demam (-). Disfagia (+), Disphonia (+). Nyeri menggerakkan rahang (+). Deafness (-), otalgia (+), Pasien telah merokok lebih dari 15 tahun yang lalu. Pasien rajin menggosok gigi 2 kali sehariRPD: Mag (+), Gigi berlubang di geraham bawah kiri dan nyeri 2 bulan SMRSRPK : Tidak ada keluarga yang mengalami sakit seperti pasien.Riwayat Pengobatan:Pengobatan 6 bulan (-), pengobatan dalam jangka panjang (-).

PEMERIKSAAN FISIK

Darah rutin (26 Oktober 2012):

• Leukosit meningkat (35.900/ul) N {4.000-10.500 (/ul)}• Trombosit meningkat (939.000/ul) N {150.000-450.000 (/ul)}

Darah lengkap (29 Oktober 2012):

• Leukosit meningkat (31.200/ul) N {4.000-10.500/ul}• Trombosit meningkat (1.010.000/ul) N {150.000-450.000/ul}• GDP meningkat (106 mg/dl) N {70-105 mg/dl}• SGPT meningkat (112 U/I) N {0-45 U/I}• Granulosit meningkat (24.10) N {2.50-7.00 ribu/ul}

PEMERIKSAAN penunjang

LABORATORIUM

Foto Roentgen thorax (29 Oktober 2012)

• bronchitis dan tidak tampak cardiomegali.

CT scan kepala Head (29 Oktober 2012)

• Lesi hipodens batas tegas tepi semi reguler di daerah bukal kiri abses soft tissue.• Hipertrofi konka inferior dan septum deviasi.

DIAGNOSIS

• Abses submandibula dari infeksi gigi

PLANNING

• Insisi abses

FOLLOW UP 26 Oktober 2012 - 3 Oktober 2012.

• trismus (+) 1 cm• H(6) Insisi Abses• Trismus 1 cm Trismus 4 cm• IVFD RL:D5% = 2:1 20tts/mnt.• Drip metronidazole 3x500 mg.• Inj. Ceftriaxone 2x1 gr.• Inj. Antrain 3x1 amp.• Inj. Ranitidin 2x1 amp.• Diet cair. Kumur tantum verde gargle.• Posisi berbaring kepala lebih rendah dari pada kaki.• Rawat luka, ganti kasa 2x/hari, spuil drain dengan H 2O2 2x/hari.

PEMBAHASAN

DIAGNOSIS

ANAMNESIS

PEMERIKSAAN FISIK

PENUNJANG

Tumor atau suatu proses inflamasi di daerah

submandibula

muscle guarding

otot temporalis, masseter, pterygoid medial dan pterygoid

lateral

ABSESOR

SELULITIS????

PEMERIKSAAN FISIK

leukositosis trombositosis granulositosis Ct-scan

PENUNJANG

PERKENI (2010), diabetes apabila kadar gula darah

puasa >126 mg/dl dan gula darah sewaktu >200

mg/dl

komplikasi pada semua tingkat sel

dan semua tingkatan anatomik

penurunan fungsi respons imun

infeksi pyogenik akut

gold standard Insisi dan drainage

• KULTUR??????

Kultur Mikroorganisme Pada Abses Submandibula Berdasarkan Paolo Boscolo-Rizzo dkk di Kanada Submandibula

IVFD RL:D5% = 2:1 20tts/mnt.Drip metronidazole 3x500 mg.Inj. Ceftriaxone 2x1 gr.Inj. Antrain 3x1 amp.Inj. Ranitidin 2x1 amp.Diet cair. Kumur tantum verde gargle.Posisi berbaring kepala lebih rendah dari pada kaki.Rawat luka, ganti kasa 2x/hari, spuil drain dengan H2O2 2x/hari

Co.penyakit DalamCo. Dokter gigiTerakhir perawatan keluhan (+)

Why????

Penutup

Telah dilaporkan laporan kasus Tn.G umur 41 tahun dengan keluhan bengkak di pipi kiri. Berdasarkan anamnesis, pemeriksaan fisik dan pemeriksaan penunjang didapatkan diagnosis Abses Submandibula. Pada pasien ini dilakukan insisi abses submandibula dan dilanjutkan dengan dressing luka 2x/hari. penatalaksanaan yang diberikan yaitu Inj.Ceftriaxon, Metronidazol infus, Inj. Antrain dan posisi badan trendelenburg.Pasien datang dan dirawat di ruang Kemuning RSUD Ulin sejak tanggal 26 Oktober 2012 dan dilakukan insisi abses tanggal 30 Oktober 2012. Selama perawatan post insisi pasien menunjukkan keadaan yang semakin membaik , tetapi edema dan pus masih terlihat di daerah submandibula pasien. Kemudian pasien pulang atas permintaan sendiri tanggal 3 November 2012

HIDUPLAH DENGAN BAHAGIA