Post on 27-Dec-2015
PEMANTAUAN DAN PENGENDALIAN PENCEMARAN UDARA
STUDI KASUS PENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN ROADSIDE KOTA PADANG
FAUZIA RAHMI (1110942028)
MUTIARA FAJAR (1110942029)
ELSA FITRIANI (1110942030)
SRI RAHMIWATI Y (1110942032)
WINDY PRATIWI (1110942036)
HESTIA MARIESTA (1110942037)
SHABRINA YUNITA SARI (1110942039)
PUTRI MEKAR k M (1110942040)
DURA VENDELA (1110942043)
WILLSHON SAPUTRA (1110942048)
Latar Belakang
Sumber utama polusi udara kota besar kendaraan bermotor .
kendaraan bermotor emisi tahun kendaraan, jenis bahan bakar yang digunakan, Kecepatan.
Menurut Marlok (1992) yang melakukan uji emisi di Amerika Serikat, (semakin tinggi kecepatan yang digunakan pada suatu kendaraan, maka jumlah CO yang dikeluarkan akan semakin kecil. Hal ini berbanding terbalik dengan NO2)
Emisi yang dikeluarkan oleh kendaraan bermotor tersebut dapat berpengaruh pada kualitas udara ambien pada roadside. Oleh karena itu, makalah ini akan membahas tentang “Pengukuran Udara Ambien Roadside Kota Padang”.
Pemantauan Kualitas Udara Roadside
Berdasarkan SNI 19-7119.9-2005, stasiun pemantauan roadside adalah tipe stasiun hotspot yang berlokasi di daerah yang sangat tajam konsentrasi polutannya dibandingkan dari daerah lainnya.
Lokasi dari stasiun tersebut harus digambarkan secara jelas untuk parameter-parameter di bawah ini, dan perbandingannya hanya dapat dilakukan pada stasiun-stasiun dengan nilai yang setara dengan parameternya.
Stasiun kerbside Jarak dari tengah atau pinggir jalan harus diketahui; Jarak antara bangunan pada masing-masing sisi jalan (bila ada),
dan tinggi dari bangunan harus diketahui; Kepadatan lalu lintas harus diketahui
Stasiun roadside selain dari kerbside Untuk jenis stasiun ini (misalnya: persimpangan jalan,
pedestrian dekat lalu lintas) lingkungan sekitar bisa sangat berbeda sehingga perbandingan langsung antara stasiun mungkin kurang berarti. Pada beberapa kasus, peta yang menunjukkan lokasi sekitarnya secara detail dengan data aliran lalu lintas yang dominan pada jalan tersebut harus disiapkan;
Klasifikasi tipe jalan (lebar, sempit, canyon, toll atau yang lainnya, seperti: persimpangan jalan, halte, dan lain-lain);
Ukur kepadatan lalu lintas dari jalan yang akan di sampling; Klasifikasikan kepadatan lalu lintas(dalam 3 kelas: kurang
dari 2000, 20000-10000, dan lebih dari 10000 kendaraan per hari);
Ukur kecepatan rata-rata kendaraan.
Pemilihan dan Penetapan lokasi pengambilan Sampel pemantauan
kualitas udara roadside
Berdasarkan SNI 19-7119.9-2005, ruang lingkup penentuan titik pengambilan sampel kualitas udara ambien roadside meliputi:
Pemilihan lokasi pengambilan sampel pemantauan kualitas udara ambien dengan kriteria roadside;
Penempatan peralatan pengambilan sampel pemantauan kualitas udara ambien dengan kriteria roadside.
CARA PENENTUAN LOKASI PENGAMBILAN SAMPEL PEMANTAUAN KUALITAS UDARA AMBIEN DENGAN KRITERIA ROADSIDE ADALAH: Prinsip
Pemilihan lokasi dan penentuan titik pengambilan sampel harus mewakili daerah yang sedang dipantau sehingga data hasil pengukuran yang diperoleh menggambarkan kondisi kualitas udara di daerah itu.
Persyaratan penempatan alat pengambilan sampel Persyaratan yang digunakan untuk pemilihan lokasi dan titik
pengambilan sampel adalah: Pilih lokasi pengambilan sampel di stasiun roadside; Tempatkan alat pengambil sampel yang alirannya bebas; Tempatkan alat pengambil sampel yang tidak terpengaruh
oleh peristiwa adsorpsi maupun absorpsi; Tempatkan alat pengambil sampel di tempat yang aman dan
bebas dari pengganggu fisika; Hindari daerah yang rawan kerusuhan, bencana alam seperti
banjir; Perhatikan tipe jalan (lebar, sempit, canyon, atau jalan tol,
demikian juga persimpangan jalan, perhentian kendaraan).
Langkah-langkah pengambilan sampel Tempatkan peralatan pengambilan sampel
pada lokasi yang mempunyai prasarana seperti listrik;
Tempatkan peralatan pengambilan sampel di daerah terbuka (gedung atau bangunan yang rendah dan saling berjauhan);
Penempatan peralatan berjarak 1 m sampai dengan 5 m dari pinggir jalan yang akan diambil sampel dan pada ketinggian 1,5 m sampai dengan 3 m dari permukaan jalan;
Ukur kepadatan lalu lintas dari jalan yang akan diambil sampel kemudian dikategorikan kepadatan lau lintas (kurang 2000, 2000-10000, dan lebih dari 10000 kendaraan per hari).
PETA PEDOMAN ATAU ACUAN DALAM MENENTUKAN SUATU LOKASI PEMANTAUAN KUALITAS UDARA ROADSIDESUMBER: SNI 19-7119.9-2005
PENGELOMPOKAN JALAN BERDASARKAN UU NO. 13 TAHUN 1980 JALAN DAPAT DIKELOMPOKKAN ATAS
Pengelompokan Jalan Umum Menurut Sistem Berdasarkan sistemnya jalan dibedakan atas: Sistem jaringan jalan primer Sistem jaringan jalan primer sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk pengembangan semua wilayah di tingkat nasional, dengan menghubungkan semua simpul jasa distribusi yang berwujud pusat-pusat kegiatan.
Sistem jaringan jalan sekunder Sistem jaringan jalan sekunder sistem jaringan jalan
dengan peranan pelayanan distribusi barang dan jasa untuk masyarakat di dalam kawasan perkotaan.
Pengelompokan Jalan Umum Menurut Peranan Jalan arteri :jalan umum yang berfungsi melayani angkutan utama
dengan ciri perjalanan jarak jauh, kecepatan rata-rata tinggi, dan jumlah jalan masuk dibatasi secara berdaya guna.
Jalan kolektor :jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
pengumpul atau pembagi dengan cirri perjalanan jarak sedang, kecepatan rata-rata sedang, dan jumlah jalan masuk dibatasi.
Jalan lokal :jalan umum yang berfungsi melayani angkutan setempat
dengan ciri perjalanan jarak dekat, kecepatan rata-rata rendah, dan jumlah jalan masuk tidak dibatasi.
Jalan lingkungan :jalan umum yang berfungsi melayani angkutan
lingkungan dengan ciri perjalanan jarak dekat, dan kecepatan rata-rata rendah.
Parameter Arus Lalu Lintas
Kecepatan
Kepadatan
Parameter
Meteorologis
Parameter Meteorologis
Temperatur Udara
Tekanan Udara
Kelembapan Udara
Angin dan Kecepatan Angin
Metoda Pengukuran Pencemar
Metoda Pengukuran Pencemar Partikulat
Teknik impaksi;
Teknik filtrasi;
Metoda Pengukuran
Pencemar Gas
Metoda absorbsi;
Metoda adsorbsi;
Metoda evacueted yaitu pendinginan dan pengumpulan
pada kantong udara (bag sampler atau tube sampler).
Metoda Analisis Metoda Analisis Pencemar Partikulat Metoda Analisis Pencemar Gas
Spektrofotometri; Conductrimetric Analyzers; NDIR Analyzers; Chemiluminescent Analyzers; Gas Chromatografy Fid; Ultraviolet Absorbsion; Flame Photometric Detector;
Analisis Kecepatan, Volume dan Kepadatan Kendaraan
Analisis Regresi dan Korelasi Baku Mutu Udara Ambien
DAMPAK TERHADAP LINGKUNGAN
STUDI KASUSPENGUKURAN KUALITAS UDARA AMBIEN ROADSIDE KOTA PADANG
Tahapan Penelitian Studi literatur Persiapan Awal
Pengumpulan data sekunder Jalan Arteri Primer, Jalan Arteri Sekunder
Pemilihan Lokasi dan Waktu Sampling Penentuan Metode Penelitian Metoda Sampling Gas Sampling Kecepatan Kendaraan Sampling Volume Kendaraan Sampling Kondisi Meteorologi
No Pencemar
gas Metode analisis Alat
Panjang
gelombang (nm)
1 CO Perak Amoniak Spektrofotometer 540
2 NO2 Griess Saltzman Spektrofotometer 550
3 SO2 Pararosanilin Spektrofotometer 575
4 HC Ethanol, H2SO4, dan
K2Cr2O7 Spektrofotometer 395
Analisis Kecepatan, Volume dan Kepadatan Kendaraan
Data kecepatan dan volume kendaraan didapatkan dari sampling yang dilakukan. Data volume kendaraan diperoleh langsung dari penghitungan jumlah kendaraan yang melewati lokasi penelitian. Sedangkan untuk menentukan kepadatan kendaraan dapat menggunakan persamaan 2.4.
Analisis Korelasi Kecepatan, Volume, dan Kepadatan Kendaraan terhadap Konsentrasi Gas Pencemar
Penentuan korelasi antara konsentrasi masing-masing jenis partikulat dengan jumlah kendaraan pada saat sampling ditentukan dengan persamaan regresi.
Koefisien Korelasi Interpretasi
0,001 - 0,200 Korelasi sangat lemah
0,201 – 0,400 Korelasi lemah
0,401 – 0,600 Korelasi cukup kuat
0,601 – 0,800 Korelasi kuat
0,801 – 1,000 Korelasi sangat kuat