Post on 28-Jul-2015
Rumah Sehat
Pengertian Rumah
• Adalah tempat untuk tinggal yang dibutuhkan oleh setiap manusia dimanapun dia berada.
• Rumah adalah struktur fisik terdiri dari ruangan, halaman dan area sekitarnya yang dipakai sebagai tempat tinggal dan sarana pembinaan keluarga (UU RI No. 4 Tahun 1992).
Menurut WHO
• Rumah adalah struktur fisik atau bangunan untuk tempat berlindung, dimana lingkungan berguna untuk kesehatan jasmani dan rohani serta keadaan sosialnya baik untuk kesehatan keluarga dan individu
• (Komisi WHO Mengenai Kesehatan dan Lingkungan, 2001).
FungsiRumah
• sebagai tempat untuk melepaskan lelah, tempat bergaul
• membina rasa kekeluargaan diantara anggota keluarga,
• tempat berlindung dan menyimpan barang berharga,
• merupakan status lambang sosial
Syarat Rumah Sehat
• jamban yang sehat, • sarana air bersih, • tempat pembuangan sampah, • sarana pembuangan air limbah, • ventilasi rumah yang baik, • kepadatan hunian rumah yang sesuai • lantai rumah yang tidak terbuat dari tanah
Perumahan Layak
• penyediaan air bersih, • sanitasi pembuangan sampah, • transportasi, • tersedianya pelayanan sosial (Krieger and Higgins, 2002)
Kriteria Rumah Sehat
• didasarkan pada pedoman teknis penilaian rumah sehat Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan Depkes RI tahun 2007. Pedoman teknis ini disusun berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan RI Nomor : 829/Menkes/SK/VII/1999 tentang persyaratan Kesehatan Perumahan.
Syarat Rumah Sehat
1. Lantai Saat ini, ada berbagai jenis lantai rumah. Lantai rumah dari semen atau ubin, kermik, atau cukup tanah biasa yang dipadatkan. Syarat yang penting disini adalah tidak berdebu pada musim kemarau dan tidak becek pada musim hujan. Lantai yang basah dan berdebu merupakan sarang penyakit.
2. Atap Atap genteng adalah umum dipakai baik di daerah perkotaan maupun di pedesaan. Di samping atap genteng adalah cocok untuk daerah tropis juga dapat terjangkau oleh masyarakat dan bahkan masyarakat dapat membuatnya sendiri.
Namun demikian banyak masyarakat pedesaan yang tidak mampu untuk itu maka atap daun rumbai atau daun kelapa pun dapat dipertahankan. Atap seng maupun asbes tidak cocok untuk rumah pedesaan, disamping mahal juga menimbulkan suhu panas di dalam rumah.
3. Ventilasi Ventilasi rumah mempunyai banyak fungsi.
Fungsi pertama adalah untuk menjaga agar aliran udara di dalam rumah tersebut tetap segar. Hal ini berarti keseimbangan O2 yang diperlukan oleh penghuni rumah tersebut tetap terjaga. Kurangnya ventilasi akan menyebabkan kurangnya O2 di dalam rumah yang berarti kadar CO2 yang bersifat racun bagi penghuninya menjadi meningkat. Di samping itu tidak cukupnya ventilasi akan menyebabkan kelembaban udara di dalam ruangan naik karena terjadi proses penguapan cairan dari kulit dan penyerapan.
• Kelembaban akan merupakan media yang baik untuk bakteri-bakteri patogen (bakteri-bakteri penyebab penyakit).
• Fungsi kedua daripada ventilasi adalah membebaskan udara ruangan dari bakteri-bakteri terutama bakteri patogen karena disitu selalu terjadi aliran udara yang terus-menerus. Bakteri yang terbawa oleh udara akan selalu mengalir.
• Fungsi lainnya adalah untuk menjaga agar ruangan rumah selalu tetap di dalam kelembaban (humidity) yang optimum.
• Ada 2 macam ventilasi, yakni :
• Ventilasi alamiah, di mana aliran udara di dalam ruangan tersebut terjadi secara alamiah melalui jendela, pintu, lubang angin, lubang-lubang pada dinding dan sebagainya. Di pihak lain ventilasi alamiah ini tidak menguntungkan karena juga merupakan jalan masuknya nyamuk dan serangga lainnya ke dalam rumah. Untuk itu harus ada usaha-usaha lain untuk melindungi kita dari gigitan-gigitan nyamuk tersebut.
• Ventilasi buatan, yaitu dengan mempergunakan alat-alat khusus untuk mengalirkan udara terebut, misalnya kipas angin dan mesin pengisap udara. Tetapi jelas alat ini tidak cocok dengan kondisi rumah di pedesaan. Perlu diperhatikan disini bahwa sistem pembuatan ventilasi harus dijaga agar udara tidak berhenti atau berbalik lagi, harus mengalir. Artinya di dalam ruangan rumah harus ada jalan masuk dan keluarnya udara.
4. Cahaya • Rumah yang sehat memerlukan cahaya yang cukup,
tidak kurang dan tidak terlalu banyak. Kurangnya cahaya yang masuk ke dalam ruangan rumah, terutama cahaya matahari disamping kurang nyaman, juga merupakan media atau tempat yang baik untuk hidup dan berkembangnya bibit-bibit penyakit. Sebaliknya terlalu banyak cahaya di dalam rumah akan menyebabkan silau dan akhirnya dapat merusakkan mata.
5. Luas Bangunan Rumah • Luas lantai bangunan rumah sehat harus cukup untuk
penghuni di dalamnya, artinya luas lantai bangunan tersebut harus disesuaikan dengan jumlah penghuninya. Luas bangunan yang tidak sebanding dengan jumlah penghuninya akan menyebabkan perjubelan (overcrowded). Hal ini berdampak kurang baik terhadap kesehaan penghuninya, sebab disamping menyebabkan kurangnya konsumsi O2 juga bila salah satu anggota keluarga terkena penyakit infeksi, akan mudah menular kepada anggota keluarga yang lain.
6. Fasilitas-fasilitas di dalam Rumah Sehat • Rumah yang sehat harus mempunyai fasilitas-fasilitas sebagai
berikut: • Penyediaan air bersih yang cukup, • Pembuangan tinja, • Pembuangan air limbah (air bekas), • Pembuangan sampah, • Fasilitas dapur, • Ruang berkumpul keluarga, • Untuk rumah di pedesaan lebih cocok adanya serambi (serambi
muka atau belakang).
• Untuk rumah pedesaan adalah kandang ternak.
• Sebaiknya, demi kesehatan, ternak harus terpisah dari rumah tinggal atau dibuatkan kandang tersendiri.
Rumah Sehat di Indonesia
Depkes RI di tahun 2006 melaporkan bahwa: • kondisi rumah yang memenuhi syarat sehat
untuk tingkat nasional hanya 43,89%. • kondisi pembuangan limbah yang memenuhi
syarat sebanyak 62,11% • kondisi jamban yang memenuhi syarat
46,54%.
7 Kriteria Rumah Sehat
1. Kering • Rumah dikondisikan dengan membangun
sistem bangunan yang dikonstruksi dengan lingkungan dalam ruangan yang terkontrol. Bisa dilakukan dengan menjaga agar sistem saluran air, saluran pembuangan terjaga dengan baik.Begitu pun masalah perembesan dan kebocoran rumah, hendaknya diatur agar tidak terjadi.
2. Bersih • Sistem bangunan yang dimiliki memungkinkan
agar rumah bebas kotoran, debu, asap serta kontaminan lainnya. Rumah yang berada di dekat jalan raya jelas berbeda penangannya dengan rumah yang ada di kompleks persawahan.
3. Aman• Rumah hendaknya dibangun dengan bentuk,
fungsi, dan peralatan yang aman bagi penghuni. Konsep ergonomis di setiap piranti hendaknya juga dipikirkan dengan matang. Sisi keamanan adalah faktor yang penting, demi menghindari terjadinya kecelakaan di dalam maupun di sekitar rumah
4. Bebas Kontaminasi • Gunakan cat rumah dan produk-produk
bangunan yang aman dan tidak mengganggu kesehatan. Jauhi penggunaan formaldehida untuk meminimalisir kontaminasi anggota keluarga.
5. Memiliki Ventilasi • Ventilasi berfungsi untuk memperlancar pertukaran udara segar.
Standardnya harus ada di setiap ruangan. 6. Bebas dari hewan pengganggu • Penghuni hendaknya menjaga agar setiap sudut rumah bebas dari hewan
pengganggu seperti tikus, kecoa, cicak, dll. Hewan-hewan ini selalu berusaha untuk mencari makanan dan sarang di dalam rumah sehingga anda harus benar-benar ekstra bekerja keras untuk mengenyahkannya.
7. Terawat • Rumah yang sehat adalah rumah yang setiap elemennya terawat dan
terpelihara dengan baik. Para penghuni rumah hendaknya mengatur jadwal khusus untuk saling berbagi tugas melakukan tugas ini demi kepentingan bersama.
Indikator Penilaian Rumah Sehat
•Langit-langit •Dinding •Lantai •Jendela kamar tidur •Jendela ruang keluarga •Ventilasi •Lubang asap dapur •Pencahayaan •Kandang •Pemanfaatan Pekarangan •Kepadatan penghuni.
Indikator Sarana Sanitasi meliputi:
•Sarana air bersih •Jamban •Sarana pembuangan air limbah •Sarana pembuangan sampah
Indikator penilaian Penghuni
•Kebiasaan mencuci tangan•Keberadaan vektor tikus•Keberadaan jentik.
Standar Rumah Indonesia
• Deputi Perumahan Formal Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) Pangihutan Marpaung menjelaskan ketentuan wajib hunian minimal tipe 36 akan berlaku Januari 2012.
• Hal ini sejalan dengan UU No 1 Tahun 2011 soal perumahan pasal 22 ayat 3 berbunyi Luas lantai rumah tunggal dan rumah deret memiliki ukuran paling sedikit 36 (tiga puluh enam) meter persegi.
• Batas minimal 36 m2 maka aturan batas luas terkecil rumah di Indonesia hanya mengakomodir 9 m2 untuk 1 orang atau 36 m2 dengan perhitungan ada 4 orang di dalam rumah. Sementara standar World Health Organization (WHO) memiliki standar rumah layak dengan luas 10 m2 per orang atau dengan total 40 m2.
• "Padahal harusnya internasional itu 12 m2, jadi Standar Minimal Rumah Internasional adalah Tipe 48 m2," katanya.
Lingkungan Sehat
Potensi Bahaya (hazard)
Lingkungan• Potensi bahaya dalam lingkungan
bertanggung jawab atas seperempat dari beban total penyakit di seluruh dunia, dan lebih dari satu per tiga beban di kalangan anak-anak.
• Dampak Kesehatan potensi bahaya lingkungan meliputi lebih dari 80 penyakit & tipe-tipe perlukaan (injury)
Lingkungan yang Lebih Sehat
• Intervensi yang tepat-sasaran mencegah banyak di antara resiko lingkungan ini.
• Di seluruh dunia, dengan perbaikan kesehatan lingkungan, sebanyak 13 juta kematian dapat dicegah setiap tahunnya.
Lingkungan Global & Tantangan Kesehatan
• Medan Elektromagnetik & telefon seluler• Radiasi UV
Bahan Kimia adalah Bagiandari Kehidupan Sehari-hari
• Banyak zat kimia apabila digunakan secara benar, akan bermanfaat untuk peningkatan kualitas hidup, kesehatan & kenyamanan.
• Akan tetapi zat kimia lainnya dapat berpotensi membahayakan dan dapat berdampak negatif bagi kesehatan diri dan lingkungan bila dikelola dengan tidak benar.
10 Bahan Kimia yang merupakan Ancaman
Utama Kesehatan Masyarakat:1. Polusi Udara2. Arsenik3. Asbes4. Benzene5. Cadmium6. Dioxin & substansi mirip dioxin7. Fluorid dengan kadar yang tidak tepat8. Timah9. Merkuri10. Pestisida yang berbahaya
10 FAKTA SANITASI
• Sekitar 2.6 milyar orang di dunia tidak memiliki akses untuk kebersihan (sanitasi) yang cukup.
• Daerah dengan sanitasi terendah adalah kawasan sub-Sahara di Afrika (31%), Asia selatan (36%) dan Oseania (53%).
• Masalah yang mendasari pada banyak negeri ialah infrastruktur yang lemah, dan basis sumber daya manusia yang kurang dan sumber yang langka untuk memperbaiki keadaan.
10 FAKTA SANITASI• Kurangnya fasilitas sanitasi memaksa orang
defekasi di tempat terbuka, di sungai atau dekat tempat anak-anak bermain atau tempat memasak makanan.
• Keadaan ini meningkatkan This increases resiko penyakit menular: Penyakit yang menular melalui air,
Sanitasi merupakan komponen yang Penting
• Sanitasi merupakan komponen yang penting dalam merespons kedaruratan & usaha rehabilitasi untuk membendung penyebaran penyakit, membangun kembali pelayanan dasar dalam komunitas dan membantu orang-orang kembali ke aktivitas hariannya.
Fasilitas Rawat Inap Kesehatan
• Fasilitas rawat inap kesehatan membutuhkan sanitasi yang layak & harus menerapkan higiene (kesehatan) yang baik untuk mengendalikan infeksi.
• Di seluruh dunia, antara 5% - 30% pasien menderita satu atau lebih infeksi yang seharusnya dapat dihindarkan selama dalam perawatan fasilitas rawat inap.
Sanitasi Mengurangi Angka Kematian Akibat Diare
• Penelitian membuktikan bahwa perbaikan sanitatsi menurunkan angka kematian akibat diare hingga sepertiganya.
• Diare merupakan pembunuh terbesar dan yang sebenarnya dapat dicegah: menyebabkan kematian hingga 1.5 juta orang per tahun, sebagian besar di kalangan balita yang tinggal di negara berkembang.
Higiene, Edukasi & Promosi• Higiene, edukasi & promosi cuci tangan
merupakan cara yang sederhana, mudah, dan murah yang dapat mengurangi kasus diare hingga 45%.
• Bahkan bila sanitasi yang ideal tidak tersedia, menerapkan praktik higiene yang baik dalam masyarakat akan mengarah ke kesehatan yang lebih baik.
• Higiene yang baik bekerjasama dengan perbaikan fasilitas mencegah penyakit.
Kesehatan Sanitasi Air/Water
• Sanitation Health (WSH)WHO bekerja pada aspek- aspek air,
sanitasi dan hygiene, di tempat-tempat di mana beban kesehatan berat, di mana intervensi akan memberi perbedaan yang bermakna & tempat di mana saat ini pengetahuan masih sangat kurang.
Terdapat Enam Aktivitas Inti
• Manajemen kualitas air minum
• Monitoring suplai air dan sanitasi
• Pengawasan & pencegahan kolera
• Air &sSanitasi pada beberapa keadaan yang berbeda
• Manajemen sumber air• Beberapa aktivitas lain (aspek ekonomis aspects,
perubahan iklim, & MDG: Millenium Development Goals).
Perubahan Usia Harapan Hidup
Laporan Pembangunan
manusia
untuk mempertajam program-program
kesejahteraan rakyat
Khususnya pada program
pendidikkan dan kesejahteraan
Usaha Memperbaiki Usia Harapan Hidup
• Wajib belajar 9 tahun• Program kesehatan gratis yang menyeluruh• Program peningkatan kualitas dan kuantitas
pendidikkan- Rehabilitasi gedung sekolah- Penyempurnaan penyaluran dana BOS- Peningkatan kualitas dosen dan guru
Pembangunan Manusia di DKI Jakarta
• Layanan pendidikan dan kesehatan sudah lebih baik dibandingkan dengan pelayanan transportasi dan infrastruktur kota
• Kualitas hidup dan IPM meningkat
Usia Harapan Hidup
Peringkat IPM Tertinggi
1. DKI Jakarta2. Sulawesi Utara3. Riau4. DI Yogyakarta5. Kalimantan Timur
Indeks Pembangunan Manusia(IPM)
• Tiga dimensi:– Pendidikan rata-rata lama sekolah, angka melek
huruf– Kesehatan angka harapan hidup– Kemampuan daya beli rata-rata pengeluaran riil
per kapita
Indikator Pembangunan Manusia
Aspek Pendidikan
Aspek Kesehatan
Aspek Pendidikan
• Dari segi keaskaraan angka meflek huruf relatif stabil dan tinggi
• Telah ditingkatkan dengan program wajib belajar 9 tahun
• Alokasi dana APBD meningkat• Rata-rata sudah menamatkan sekolah hingga
SMP
• Kesempatan memperoleh pendidikan lebih terbuka
• Semakin banyak memperoleh pendidikan tinggi berkualitas akses pekerjaan dan pendapatan yang baik lebih terbuka
Aspek Kesehatan
• Telah meningkat, indikatornya:– Usia harapan hidup– Angka kematian ibu dan bayi– Prevalensi balita kurang gizi