PPT KROM

Post on 19-Jan-2016

152 views 14 download

Transcript of PPT KROM

TOKSIKOLOGI

KROM (Cr)

DISUSUN OLEH KELOMPOK 4:

1. Rr. Ajeng Weda P2. Siti Marlina3. Tiana Lestari4. Titis Indrawati5. Tuntas Wiji P6. Wida Arnita S7. Wida Nur R8. Yekti Octalina9. Zeni Shinta D

SUMBER

A. Dari makanan :- daging (terutama hati dan daging

organ lain)- ragi bir- biji-bijian tak disosoh- kacang-kacangan- keju roti- Gandum- Sereal- bir dan anggur.

B. Dari alam :

Kromium tidak ditemukan sebagai logam

bebas. Selain ditemukan dalam bijih

kromit, kromium juga dapat ditemukan

dalam PbCrO4, yang merupakan mineral

kromium dan banyak ditemukan di Rusia,

Brazil, Amerika Serikat, dan Tasmania.

Selain itu, kromium juga dapat ditemukan

di matahari, meteorit, kerak batu dan air

laut.

Kromium merupakan elemen yang secara

alamiah ditemukan dalam konsentrasi yang

rendah di batuan, hewan, tanaman, tanah,

debu vulkanik dan juga gas. Kromium

terdapat di alam dalam beberapa bentuk

senyawa yang berbeda. Bentuk yang paling

umum adalah kromium (0), kromium (III)

dan kromium (VI). Kromium (VI) dan

kromium (0) umumnya dihasilkan dari

proses industri

Toksisitas

1. Karsinogenik

Pada umumnya paparan Cr berasal dari

industry kromium yang pigmennya dapat

menyebabkan kanker pada alat penapasan

dan paru – paru pada pekerja karena

terhirup debu Cr. Berdasarkan resiko

timbulnya kanker apabila manusia

menghirup udara yang mengandung Cr 1,2

x 10 -2 µg/m3. 

2. Alat Pencernaan

Toksisitas akut Cr melalui alat pencernaan

bisa menyebabkan nekrosis tubulus

renalis. Mencerna makanan yang

mengandung kadar Cr ( VI ) tinggi bisa

mengganggu pencernaan seperti sakit

lambung, muntah perdarahan, liuka

lambung, kerusakan ginjal, hati bahkan

menyebabkan kematian.

3. Alat Pernapasan

Gejala akut yang terjadi seperti napas

pendek, batuk – batuk, kesulitan

bernapas. Sementara itu gejala kronisnya

berupa bronchitis, penurunan fungsi paru

– paru dan berbagai gejala pada alat

pernapasan.

4. Kulit dan mata

Paparan Cr melalui kulit bisa berasal dari

berbagai produk yang mengandung Cr

seperti kayu yang diawetkan

menggunakan Cr dikromat. Paparan di

kulit dapat menyebabkan kemerahan dan

pembengkakan. Paparan akut dapat

menyebabkan terbakarnya kulit.

5. Plasenta

Darah wanita hamil yang terpapar di

tempat kerja bisa menurun kepada bayi.

Kadar Cr dalam darah bayi bahkan bisa

lebih tinggi daripada kadar Cr dalam

darah ibu. Hal ini menunjukkan bahwa Cr

bisa ditransportasikan dari ibu ke bayinya

langsung maupun melalui ASI.

Mekanisme

1. Absorbsi

Krom dalam bentuk Cr3+ diabsorbsi

sebanyak 10% hingga 25%. Bentuk lain

krom hanya diabsorbsi sebanyak 1%.

Mekanisme absorbsi belum diketahui

dengan pasti. Absorbsi dibantu oleh asam-

asam amino yang mencegah krom

mengendap dalam media alkali usus halus.

2. Distribusi

Setelah bahan kimia diserap dan dalam

darah, maka dengan cepat akan

disebarkan ke seluruh tubuh dan akan

tertimbun di target organ. Metabolisme

semua bahan toksik akan diproses dan

dilakukan dalam liver. Setelah melalui

proses di dalam tubuh sisanya akan

diekskresi.

3. Metabolisme

Seperti halnya besi, krom diangkut oleh

transferin yang terdapat pada

mitokondria hati, mikrosom, dan

sinositol. Bila tingkat kejenuhan

transferin tinggi, krom dapat diangkut

oleh albumin.

4. Ekskresi

Jumlah yang diabsorbsi tetap hingga

konsumsi sebanyak 49 ug, setelah itu

ekskresi melalui urin meningkat.

Ekskresi melalui urin meningkat akibat

oleh konsumsi gula sederhana yang

tinggi, aktivitas fisik berat atau trauma

fisik.

Penyerapan kromium oleh tubuh

cenderung lamban, tetapi keluarnya dari

tubuh malah sebaliknya, sangat mudah.

Karena itu resiko kelebihan atau

keracunan jarang terjadi. Kemampuan

tubuh menyerap kromium hanya 2 %

sehingga sedikitnya diperlukan 100-200

mcg kromium per hari dari makanan.

Pemeriksaan Laboratorium

1. Sampel : 10 mL urine; 5 g rambut

2. Stabilitas Sampel : Urine 3 bulan pada

suhu < 10 °C

3. Metode : Inductively-Couple Argon

Plasma-Atomic Emission Spectroscopy

(ICP-AES)

4. Nilai Rujukan : 0,01 ppm (mg/L)

Cara Mengatasi Keracunan

A. Penanganan Fisik:

1. Bawa penderita segera ke RS jika tidak sadar.

2. Bila zat terkena kulit cuci segera dengan

sabun dan air mengalir. Jika kena mata cuci

dengan air.

3. Jika penderita tidak bernapas dan badannya

masih beri napas buatan sampai penderita dapat

bernapas sendiri.

4. Jika racun tertelan dalam batas 4 jam,

cobalah dimuntahkan dengan catatan si

penderita sadar.

5. Bila sadar penderita diberikan norit yang

dihaluskan sebanyak 40 tablet di larutkan

dalam air minum secukupnya.

6. Simpanlah muntahan dan urin (jika dapat

ditampung) untuk pemeriksaan selanjutnya.

Terima Kasih