Ppt bu ayu

Post on 03-Jul-2015

96 views 0 download

Transcript of Ppt bu ayu

Disusun oleh :

SHINTA

KARUNIA

1302300054

REPTUR PERENIUM DAN

MENEJEMEN ASUHAN

KEBIDANAN

DEFINISI Ruptur Perineum adalah robekan yang terjadi

pada saat bayi lahir baik secara spontan maupun dengan menggunakan alat atau tindakan. Robekan perineum umumnya terjadi pada garis tengah dan bisa menjadi luas apabila kepala janin terlalu cepat. Robekan perineum terjadi pada hampir semua primipara (Winkjosastro,2005).

Ruptur perineum adalah robekan yang terjadi pada perineum yang biasanya disebabkan oleh trauma saat persalinan (Maemunah, 2005).

Robekan perineum terjadi pada hampir semua persalinan pertama dan tidak jarang juga pada persalinan berikutnya (Prawirohardjo,2007).

Faktor-faktor yang

mempengaruhi sehingga terjadi robekan

Faktor predisposisi

Faktor janin

Faktor persalinan pervaginam

Faktor penolong persalinan

Klasifikasi Ruptur PerineumMenurut buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008), derajat ruptur perineum dapat dibagi menjadi empat derajat, yaitu :

Ruptur perineum derajat satu, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :

A. Mukosa VaginaB. Komisura posteriorC. Kulit perineum

Ruptur perineum derajat dua, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :

A. Mukosa VaginaB. Komisura posteriorC. Kulit perineumD. Otot perineum

Ruptur perineum derajat tiga, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :

A. Sebagaimana ruptur derajat duaB. Otot sfingter ani

Ruptur perineum derajat empat, dengan jaringan yang mengalami robekan adalah :

A. Sebagaimana ruptur derajat tigaB. Dinding depan rectum

Penanganan Ruptur Perineum

Penanganan ruptur perineum

diantaranya dapat dilakukan dengan

cara melakukan penjahitan luka lapis

demi lapis, dan memperhatikan jangan

sampai terjadi ruang kosong terbuka

kearah vagina yang biasanya dapat

dimasuki bekuan-bekuan darah yang

akan menyebabkan tidak baiknya

penyembuhan luka. Selain itu dapat

dilakukan dengan cara memberikan

antibiotik yang cukup.

Meminimalkan Derajat Ruptur Perineum

Menurut Buku Acuan Asuhan Persalinan Normal (2008) kerjasama dengan ibu dan penggunaan perasat

manual yang tepat dapat mengatur ekspulsi kepala,

bahu, dan seluruh tubuh bayi untuk mencegah

laserasi atau meminimalkan robekan pada perineum.

Cara-cara yang dianjurkan untuk meminimalkan

terjadinya ruptur perineum diantaranya adalah

Saat kepala membuka vulva (5-6 cm), penolong

meletakkan kain yang bersih dan kering yang dilipat

sepertiganya di bawah bokong ibu dan menyiapkan

kain atau handuk bersih di atas perut ibu, untuk mengeringkan bayi segera setelah lahir.

Bahaya dan Komplikasi Ruptur Perineum

1. Perdarahan pada ruptur perineum dapat menjadi hebat khususnya pada ruptur derajat dua dan tiga atau jika ruptur meluas ke samping atau naik ke vulva mengenai clitoris.

2. Laserasi perineum dapat dengan mudah terkontaminasi feses karena dekat dengan anus. Infeksi juga dapat menjadi sebab luka tidak segera menyatu sehingga timbul jaringan parut.

Perawatan Reptur Perenium

Perawatan khususnya perineum bagi

wanita setelah melahirkan mengurangi rasa

ketidaknyamanan, kebersihan, mencegah

infeksi dan meningkatkan penyembuhan.

Proses Manajemen Asuhan

Kebidanan

Pengertian menejemen

kebidanan

Manajemen kebidanan adalah

pendekatan yang di gunakan oleh bidan

dalam menerapkan metode pemecahan

masalah secara sistematis mulai dari

pengkajian, analisa data, diagnosis

kebidanan, perencanaan, pelaksanaan

dan evaluasi.

Tahapan dalam Manajemen

Kebidanan

Menurut Varney (2008) proses

manajemen kebidanan dalam tujuh

langkah yang pada waktu tertentu dapat

diperluas dan diperbaharui. Hal ini mulai

dengan pengumpulan data dasar dan di

akhiri dengan evaluasi. Tujuh langkah itu

adalah :

Langkah I : Identifikasi dan analisa Data

Langkah II : Merumuskan Diagnosa/Masalah Aktual

Langkah III : Identifikasi Diagnosa/ Masalah potensial

Langkah IV : Perlunya Tindakan Segera/ Kolaborasi

Langkah V : Rencana Asuhan Kebidanan

Langkah IV: Implementasi Asuhan Kebidanan

Langkah VII : mengetahui sejauh mana tingkat keberhasilan asuhan yang diberikan kepada

Pendokumentasian Asuhan

Kebidanan

Menurut Simatupang E.J (2006), metode

empat pendokumentasian yang di sebut

soap ini dijadikan proses pemikiran

penatalaksanaan kebidanan. Dipakai

untuk mendokumentasikan hasil klien

dalam rekaman medis klien sebagai

catatan perkembangan kemajuan yaitu:

a) Subjektif (S)

Apa yang dikatakan, disampaikan, dikeluhkan oleh bidan

b) Objektif (O)

Apa yang dilihat dan di raba, dirasakan oleh bidan saat

melakukan pemeriksaan, serta pemeriksaan laboratorium.

c) Assesment (A)

Kesimpulan apa yang di buat berdasarkan data subjektif

dan objektif sebagai hasil pengambilan keputusan klinis

terhadap klien tersebut.

d) Planning (P)

Apa yang dilakukan berdasarkan hasil kesimpulan dan

evaluasi terhadap keputusan klinis yang diambil dalam

rangka mengatasi masalah klinis klien atau memenuhi

kebutuhan klien.

TERIMA KASIH