Pp Kurikulum Berbasis Kompetensi

Post on 24-May-2015

11.864 views 5 download

Transcript of Pp Kurikulum Berbasis Kompetensi

Judul : Kurikulum Berbasis KompetensiKonsep, Karakteristik, dan

Implementasi

Karangan : Dr. E. Mulyasa, M.Pd.

Penerbit : PT REMAJA ROSDAKARYA,Bandung

Tahun Terbit : 2004

Pendidikan nasional bertujuan membentuk organisasi pendidikan yang bersifat otonom sehingga mampu melakukan inovasi dalam pendidikan untuk menuju suatu lembaga yang beretika, selalu menggunakan nalar, berkemampuan komunikasi sosial yang positif dan memiliki sumber daya manusia yang sehat dan tangguh.

Standar yang perlu diterapkan dalam sistem pendidikan nasional adalah standar kompetensi minimal. Standar kompetensi pendidikan sangat diperlukan agar tidak terjadi penyimpanan, dan kesalahan dalam menafsirkan dan mengimplementasikan kurikulum.Standar kompetensi pendidikan nasional harus dirumuskan secara kolaboratif melalui konsensus, bukan hanya oleh Depdiknas.

Program Pemerintah dalam Mewujudkan Visi, Misi, Tujuan, dan Standar Kompetensi Pendidikan NasionalBeberapa program pemerintah pusat (Depdiknas) antara lain dengan kurikulum berbasis kompetensi (KBK), broad-based education yang beorientasi life skill (BBE-LE), pemberian block grant, pemberdayaan MKKS dan MGMP, serta lomba-lomba keilmuan (Depdiknas, 2002).

Suatu konsep kurikulum yang menekankan pada pengembangan kemampuan melakukan (kompetensi) tugas-tugas dengan standar perpormasi tertentu, sehingga hasilnya dapat dirasakan oleh peserta didik,berupa penguasaan terhadap seperangkat kompetensi tertentu. KBK diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pemahaman, kemampuan, nilai, sikap, dan minatpeserta didik, agar dapat melakukan sesuatu dalam bentuk kemahiran, ketepatan, dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.

Depdiknas (2002) :1.Menekankan pada ketercapaian kompetensi siswa baik secara individual maupun klasikal.2.Berorientasi pada hasil belajar (learning outcomes) dan keberagaman.3.Penyampaian dalam pembelajaran menggunakan pendekatan dan metode yang bervariasi.4.Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber belajar lainnya yang memenuhi unsur educatif.5.Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dlam upaya penguasaan atau pencapaian suatau kompetensi.

Sumber lain :(1) Sistem belajar dengan modul; (2) Menggunakan

keseluruhan sumber belajar; (3) Pengalaman lapangan; (4) Strategi individual personal; (5) Kemudahan belajar; (6) Belajar tuntas.

7 asumsi yang mendasari KBK :1.Banyak sekolah yang memiliki sedikit guru profesional dan tidak mampu melakukan proses pembelajaran secara optimal. Oleh karena itu KBK menuntut peningkatan kemampuan profesional guru. 2.Banyak sekolah yang hanya mengkoleksi sejumlah mata pelajaran dan pengalaman, sehingga mengajar diartikan sebagai kegiatan menyajikan materi yang terdapat dalam setiap mata pelajaran.3.Peserta didik bukanlah tabung kosong atau kertas putih yang dapat diisi atau ditulis sekehendak guru, melainkan individu yang memiliki sejumlah potensi yang perlu dikembangkan.4.Peserta didik memiliki potensi yang berbeda dan bervariasi, dalam hal tertentu memiliki potensi tinggi, tetapi dalam hal lain mungkin biasa-biasa saja.5.Pendidikan berfungsi mengkondisikan lingkungan untuk membantu peserta didik mengembangkan berbagai potensi yang dimilikinya secara optimal.

6. Kurikulum sebagai rencana pembelajaran harus berisi kompetensi-kompetensi potensial yang tersusun secara sistematis, sebagai jabaran dari seluruh aspek kepribadian peserta didik, yang mencerminkan keterampilan yang dapat diterapkan dalam kehidupan.

7. Kurikulum sebagai proses pembelajaran harus menyediakan berbagai kemungkinan kepada seluruh peserta didik untuk mengembangkan berbagai potensinya secara optimal.

KBK memiliki cara yang baik dalam memberikan pelajaran bagi peserta didik dengan menggunakan cara yang tidak monoton tetapi dengan cara yang bervariasi. Dasar dari KBK memang banyak, sehingga KBK merupakan langkah awal pembenahan awal dari Pendidikan yang semakin baik.

Pengembangan KBK memfokuskan pada kompetensi tertentu, berupa paduan pengetahuan, keterampilan, dan sikap yang dapat didemontrasikan peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap konsep yang dipelajarinya.

Tingkat Pengembangaan Kurikulum1. Pengembangan Kurikulum Tingkat NasionalPengembangan kurikulum dibahas dalam lingkup nasional, meliputi jalur pendidikan sekolah dan luar sekolah, baik secara vertikal maupun horisontal dlam rangka merealisasikan pendidikan nasional.2. Pengembangan Kurikulum Tingkat LembagaPengembangan kurikulum untuk setiap jenis lembaga pendidikan pada berbagai satuan dan jenjang pendidikan.3. Pengembangan Kurikulum Tingkat Bidang Studi (Silabus)Pengembangan silabus untuk setiap bidang studi pada berbagai jenis lembaga pendidikan.4. Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Bahasan (Modul)Berdasarkan kompetensi-kompetensi yang telah diidentifikasi dan diurutkan sesuai dengan tingkat pencapaiannya pada setiap bidang studi , selanjutnya dikembangkan program-program prmbrlajaran.

Prinsip-Prinsip Pengembangan KBK

1. Identifikasi KompetensiBerdasarkan pendapat Hall (1976) dan Prihantoro (1999), sedikitnya dapat mengidentifiksi 8 sumber yang dapat digunakan untuk mengidentifikasi kompetensi, yaitu :

[1] daftar yang ada (exiting list);[2] menterjemahkan mata pelajaran (course translation);[3] menterjemahkan mata pelajaran dengan perlindungan

(course translations with safeguard);[4] analisis taksonomi (taxonomic analysis);[5] masukan dari profesi (input from the profession);[6] membangun tiori (theoretical contructs);[7] masukan peserta didik, dan masyarakat (input from

clients, including pupils and the community);[8] analisis tugas (task analysis);

2. Struktur KurikulumStruktur kurikulum berbasis kompetensi telah dikembangkan oleh Depdiknas mencakup Taman Kanak-Kanak dan Raudathul Athfal, Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtibadyah, serta Sekolah Menengah. Struktur kurikulum tersebut masih digondok oleh Pemerintah, dan masih menunggu masukan dari berbagai pihak.

Penegmbangan KBK haruslah merata hingga ke pelosok-pelosok daerah. Agar sistem pendidikan di Indonesia ini dapat merata. Dan juga Struktur Kurikulum harusnya semkain di perbaiki lagi dengan adanya masukan-masukan terutama dari masyarakat yang sebenarnya bertugas sebagi pengawas pendidikan nasional.

Implementasi KBK dapat di definisikan sebagai suatu proses penerapan ide, konsep, dan kebijakan kurikulum (kurikulum potensial) dalam suatu aktivitas pembelajaran, sehingga peserta didik menguasai seperangkat kompetensi tertentu, sebagai hasil interaksi dengan lingkungan. Implementasi kurikulum juga dapat diartikan sebagai akulturasi kurikulum tertulis dalam bentuk pembelajaran.

Pengembangan ProgramPengembanagn kurikulum berbasis kompetensi (KBK) mencakup pengembangan program tahunan, program smester, program modul (pokok bahasan), program mingguan dan harian, program pengayaan dan remidial, serta program bimbingan dan konseling.

Pembelajaran pada hakekatnya adalah proses interaksi antara peserta didik dengan lingkungannya sehingga terjadi perubahan perilaku ke arah yang lebih baik. Umumnya pelaksanaan pembelajaran mencakup tiga hal : pre tes, proses, dan post tes.

Evaluasi Hasil BelajarEvaluasi hasil belajar dalam implementasi KBK dilakukan dengan penilaian kelas, tes kemampuan dasar, penlaian akhir satuan pendidikan dan sertifikasi, bench-marking, dan penilaian program.

Peningkatan Kualitas PembelajaranDalam implementasi KBK, terdapat berbagai upaya yang dapat dilakukan untuk meningkatkan kualitas pembelajaran. Hal tersebut antara lain peningkatan aktivitas dan kreatifitas peserta didik, peningkatan disiplin belajar, dan peningkatan motivasi belajar.

Implementasi KBK dapat mengembangkan ke mandirian siswa karena implementasi merupakan akulturasi kurikulum, dan juga dapat menjalin hubungan yang baik dengan lingkungan.

Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang dikembangkan berdasarkan pisikologi behavioristik sangat menekankan dan memperhatikan perbedaan serta karakteristik peserta didik. Sedikitnya terdapat lima perbedaan peserta didik yang perlu diperhatikan dalam kurikulum berbasis kompetensi (KBK), yaitu tingkat kecerdasan, kreatifitas, cacat fisik, kebutuhan, dan perkembangan kongnitif.

Dalam pengembangan KBK peserta didik daapt di klasifikasikan ke dalam 3 kelompok, yaitu : (a) normal, (b) sedang, dan (c) tinggi. KBK yang didiversifikasi untuk masing-masing kelompok peserta didik mempunyai tujuan sebagi berikut :1.Kelompok Normal-Mengembangkan pemahaman tentang prinsip dan praktikal aplikasi.-Mengembangkan kemampuan praktikal akademik yang berhubungan dengan alam pekerjaan.

2.Kelompok Sedang-Mengembangkan kemahiran berkomunikasi, kemahiran menggali potensi diri, dan aplikasi pratikal.-Mengembangkan kemahiran akademik dan kemahiran praktikal sehubungan dengan tuntutan dunia kerja ataupun untuk melanjutkan program pendidikan profesional.

3. Kelompok Tinggi- Mengembangkan pemahaman tentang prinsip, teori, dan

aplikasi.- Mengembangkan kemampuan akademik untuk memasuki

pendidikan tinggi.

Pengelompokan peserta didik tersebut perlu dijadikan bahan pertimbangan dan diperhatikan dalam menyusun silabus, baik yang dikembangkan oleh Dinas Pendidikan setempat meupunn oleh sekolah.

Dalam KBK siswa di berikan pelajaran sesuai dengan tingkat kecerdasannya masing-masing agar setiap siswa mampu untuk menerima semua palajaran sesuai dengan tingkat kemampuan berfikirnya.

Implementasi kurikulum berbasis kompetensi menuntut perubahan terhadap berbagai aspek pendidikan, termasuk reformasi sekolah (school refrom). Reformasi sekolah merupakan suatu konsep perubahan ke arah peningkatan mutu pendidikan. Reformasi sekolah tersebut harus dilakukan untuk merespon kondisi pendidikan dewasa ini yang dinilai semakin terpuruk.

Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni berlangsung setiap saat, begitu cepatnya perkembangan tersebut sehingga sulit diikuti oleh “ mata telanjang ”.

Perkembangan penduduk yang cepat membutuhkan pelayanan pendidikan yang besar.

Sumber daya manusia yang berkualitas merupakan modal dasar sekaligus menjadi kunci keberhasilan pembangunan nasional.

Perkembangan teknologi informasi yang cepat pada abad 21 yang menimbulkan berbagai pemikiran.

Untuk menuju ke Pendidikan yang lebih baik lagi masyarakat haruslah mau menerima setiap perubahan-perubanhan menuju kebaikan dan juga harus adanya suber daya yang memadai.

KURIKULUM 1994

Menggunakan pendekatan penguasaan ilmu pengetahuan, yang menekankan pada isi atau materi, berupa pengetahuan, pemahaman, aplikasi, analisis, sintesis, dan evaluasi yang diambil dari bidang-bidang ilmu pengetahuan.

Standar akademis yang diterapkan secara seragam bagi setiap peserta didik.

Guru merupakan kurikulum yang menentukan segala sesuatu yang terjadi dalam kelas.

Evaluasi nasional yang tidak dapat menyentuh aspek-aspek kepribadian peserta didik.

Pembelajaran cenderung hanya dilakukan di dalam kelas, atau dibatasi oleh empat dinding kelas.

Materi yang dikembangkandakan dan diajarkan disekolah seringkali tidak sesuai dengan potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

KBK

Menggunakan pendekatan kompetensi yang menekankan pada pemahaman kemampuan atau kompetensi tertentu di sekolah, yang berkaitan dengan pekerjaan yang ada di masyarakat.

Standar kompetensi yang memperhatikan perbedaan individu, baik kemempuan, kecepatanbelajar, meupun konteks sosial budaya

Guru sebagai fasilitator yangb bertugas mengkondisikan lingkungan untuk memberikan kemudahan belajar peserta didik.

Evaluasi berbasis kelas, yang menekankan pada proses dan hasil belajar.

Pembelajaran yang dilakukan mendorong terjalinnya kerja sama antara sekolah, masyarajkat, dan dunia kerja dalam membentuk kompetensi peserta didik.

Sekolah diberi keleluasaan untuk menyusun dan mengembangkan silabus mata pelajaran sehingga dapat mengakomodasi potensi sekolah, kebutuhan dan kemampuan peserta didik, serta kebutuhan masyarakat sekitar sekolah.

Menurut saya Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) dalam segala hal menunjukan lebih baik dibandingkan dengan kurikulum 1994 karena Guru maupun Peserta didik harus lebih mandiri lagi. Belajar mengajar tidak harus selalu di dalam kelas tetapi dapat terjadi di luar kelas.

KEPALA SEKOLAH Perencanaan dan Evaluasi Pengembangan Kurikulum Pengembangan Pembelajaran Pengelolaan Ketenagaan Pengelolaan Sarana dan Sumber Belajar Pengelolaan Keuangan Pelayanan Siswa Hubungan Sekolah dengan Masyarakat Penciptaan Iklim Sekolah

GURUAgar Implementasi KBK berhasil memperhatikan perbedaan individual guru haruslah :

Mengurangi metoda ceramah Memberikan tugas yang berbeda pada peserta didik Mengelompokan peserta didik berdasarkan kemampuannya Bahan harus dimodifikasi dan diperkaya Jangan ragu untuk berhubungan dengan spesialist, bila ada peserta didik yang mengalami kelainan Gunakan prosedur yang bervariasi dalam membuat penilaian dan membuat laporan Ingat bahwa peserta didik tidak berkembang dalam kecepatan yang sama Usahakan mengembangkan situasi belajar yang memungkinkan setiap anak bekaerja sesuai dengan kemampuannya Usahakan untuk melibatkan peserta didik dalam berbagai kegiatan

Dalam mengembangkan KBK kepala sekolah maupun guru mempunyai perannya masing-masing untuk kemajuan Pendidikan.

Nama : SANTY NUR TRIRATNASARIKelas : 2-AProdi : PENNDIDIKAN EKONOMINIM : 20080211444

TUGAS : KURIKULUM DAN PEMBELAJARAN

UNIVERSITAS KUNINGAN